BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
pihak lain atau diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan yang dijadikan obyek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor perbankan menurut kelompok BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) tahun 2012. Penelitian ini mengambil data tersebut karena ingin mengetahui apakah ada pengaruh tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC terhadap return saham perbankan go public di BEI. Perusahaan yang terdaftar di BEI digunakan sebagai objek penelitian karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan (annual report) kepada pihak luar perusahaan sehingga memungkinkan data tersebut dapat diperoleh dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian yaitu 2011-2012 diperoleh dari website BEI langsung yaitu http://www.idx.co.id. 3.2
Penentuan Jumlah Sampel
3.2.1
Populasi Populasi adalah kumpulan dari semua orang-orang, benda-benda, dan
ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menurut kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) pada tahun 2012.
61 61
3.2.2
Sampel Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu populasi yang akan
dijadikan sampel atau dalam menentukan sampel, yaitu penentuan sampel disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah a.
Perusahaan perbankan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 dan tetap terdaftar sampai dengan tahun 2012.
b.
Perusahaan dengan kelengkapan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
c.
Capital Adequacy Ratio pada bank melebihi batas minimal tingkat kesehatan bank yaitu 8 %. Semakin besar Capital Adequacy Ratio, maka semakin bagus tingkat kesehatan bank. Ketentuan rasio ini sesuai dengan PBI No.5/8/2003.
d.
Bank yang termasuk dalam ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 mengenai Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) yaitu sebagai berikut: a) BUKU 1 : modal inti ≤ 1 triliun b) BUKU 2 : modal inti 1 triliun sampai ≤ 5 triliun c) BUKU 3 : modal inti 5 triliun sampai ≤ 30 triliun d) BUKU 4 : modal inti > 30 triliun Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan diatas, maka perusahaan
perbankan yang go public diambil sebagai sampel untuk penelitian yaitu:
62
Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) Desember 2012 Modal Inti Ket
Nama Perusahaan (Company Name)
(dalam jutaan rupiah)
BUKU 1
BUKU 2
PT. Bank Bumi Arta, Tbk
390.848
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk
413.725
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
609.752
PT. Bank Agroniaga, Tbk
332.954
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
445.263
PT. Bank QNB Kesawan, Tbk
834.090
PT. Bank Capital Indonesia, Tbk
574.472
PT. Bank Of India Indonesia, Tbk
318.852
PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk
620.980
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
1.647.535
PT. Bank Bukopin, Tbk
4.286.366
PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk
2.481.240
PT. Bank Mutiara, Tbk
1.018.363
PT. Bank Sinarmas, Tbk
1.673.322
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
1.481.308
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk
4.580.255
PT. Bank Victoria Internasional, Tbk
1.280.514
63
BUKU 3
BUKU 4
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
9.073.935
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
19.102.863
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
19.380.760
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
7.349.104
PT. Bank Mega, Tbk
5.334.598
PT. Bank OCBC NISP, Tbk
8.336.047
PT. Bank Permata, Tbk
10.065.779
PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
12.771.608
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional,Tbk
6.564.146
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
35.071.733
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
49.488.488
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
55.168.146
PT. Bank Central Asia, Tbk
41.018.288
Sumber: www.bi.go.id 3.2.3
Metoda Pengumpulan Sampel Metoda pengumpulan sampel dalam penelitian ini diperoleh dari
beberapa cara yaitu: a.
Penelitian Kepustakaan Adalah pengumpulan dengan cara membaca dan mempelajari literature seperti buku-buku, jurnal, dan berbagai macam sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
b.
Dokumentasi Adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah , dan sebagainya.
c.
Website/Situs
64
Penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), dan sebagainya. 3.2.4
Metoda Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data statistik deskriptif,
uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20 dan Microsoft Excel 2010. 3.2.5
Metode Penyajian Data Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk tabel atau grafik. Tujuan
dari penggunaan tabel atau grafik yakni untuk membantu pemahaman terhadap data dan hasil perhitungan serta mempermudah dalam melakukan perbandingan data-data yang ada. 3.2.6
Uji Statistik
3.2.6.1
Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran bank
yang akan dijadikan sampel dengan cara menganalisis dan menyajikan data kuantitatif. Pengukuran yang dilakukan dalam analisis ini yaitu nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Maksimum dan minimum digunakan untuk mengetahui jumlah atribut paling banyak dan paling sedikit yang diungkapkan di sektor perbankan. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang dianalisis. Standar deviasi adalah angka yang menggambarkan sebaran data terhadap nilai rata-rata. 3.2.6.2
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antar variabel penelitian yang ada dalam model regresi. Pengujian yang
65
dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik ini menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Berikut penjelasan mengenai masing-masing uji dalam uji asumsi klasik yang telah disebutkan. 3.2.6.2.1
Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data.
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual dalam model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian data observasi apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Cara yang digunakan dalam mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan grafik normal probability plot dan grafik histogram. Di dalam normal probability plot, data dikatakan normal apabila menyebar mendekati garis diagonal. Sedangkan untuk grafik histogram, data dikatakan normal apabila membentuk kurva seperti bel yang simetris. Normality probability plot sering digunakan untuk menguji secara informal apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan normality probability plot. Dasar pengambilan keputusan dalam analisis grafik: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
66
3.2.6.2.2
Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas atau independen (Ghozali, 2009). Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. 3.2.6.2.3
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain.
Untuk
menguji
ada
tidaknya
heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (sumbu X = Y hasil prediksi) dengan residualnya yang merupakan variabel terikat / dependen (sumbu Y = Y prediksi – Y rill). Cara pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu: 1. Jika nilai Sig.(2-tailed)<0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas. 2. Jika nilai Sig.(2-tailed)>0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah heteroskedastisitas. 3.2.6.2.4
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin
67
Watson (Suliyono, 2011). Uji Durbin Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Kriteria pengujian dengan hipotesis ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1.
Nilai d berkisar antara 0 dan 4, yaitu 0 ≤ d ≤ 4.
2.
Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi.
3.
Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif.
4.
Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif.
Pengujian ini dinilai baik jika tidak terjadi autokorelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. 3.2.6.3
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau
penolakan suatu hipotesis. Pengujian hipotesis ini untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode RGEC terhaddap return saham dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan pengujian signifikansi parameter individual (uji statistik t). Berikut penjelasannya. 3.2.6.3.1
Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linier berganda merupakan prosedur yang dipergunakan untuk
melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan juga memprediksi nilai variabel tergantung berskala interval dengan menggunakan variabel bebas yang berskala interval. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara Profil risiko (Risk Profile), Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Cost Of Loanable Fund (COLF), dan Interest Rate terhadap Price Earning Ratio (PER). Alat bantu SPSS
68
(Statistical Product and Service Solutions) for Windows version 20.0 digunakan untuk mempermudah perhitungan. Persamaan regresi dengan menggunakan 4 variabel dapat dinyatakan dalam persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan: Y
= Return Saham
X1
= Profil Risiko (risk profile)
X2
= Good Corporate Governance (GCG)
X3
= Rentabilitas (earning)
X4
= Permodalan (capital)
a
= Konstanta
b1,b2,b3,b4
= Koefisien regresi untuk masing-masing variabel
e
= standart error atau kesalahan
3.2.6.3.2
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0 maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen atau hubungan kedua variabel semakin kuat.
69
3.2.6.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dengan melihat nilai signifikansi F. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila F hitung < F tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.2.6.3.4
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
vrariabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Prosedur pengujiannya adalah pertama melakukan perhitungan terhadap t hitung dan kedua membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Apabila t hitung > t tabel, berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila t hitung < t tabel, berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.2.7
Operasionalisasi Variabel Pada dasarnya variabel merupakan objek penelitian atau segala sesuatu
yang menjadi titik perhatian yang dapat diberi nilai. Variabel dalam penelitian ini
70
dibagi menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut penjelasannya. 3.2.7.1
Variabel Dependen Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari
besaran variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu return saham. Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Sedangkan capital gain merupakan selisih harga (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya, maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. 3.2.7.2
Variabel Independen Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini meliputi:
3.2.7.2.1 Profil Risiko (risk profile) Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8(delapan) risiko yaitu: 1. Risiko kredit: risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
71
2. Risiko pasar: risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Faktor-faktor standar risiko pasar meliputi risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas. 3. Risiko
operasional:
risiko
yang
antara
lain
disebabkan
adanya
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan
sistem,
atau
adanya
problem
eksternal
yang
mempengaruhi operasional bank. 4. Risiko likuiditas: risiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai. 5. Risiko strategik: risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank atau pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. 6. Risiko kepatuhan: risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko yang dapat timbul akibat ketidakpatuhan ini dapat berupa sanksi dari regulator atau sanksi hukum, kerugian finansial yang material atau kehilangan reputasi. 7. Risiko hukum: risiko yang timbul karena ketidakmampuan manajemen perusahaan dalam mengelola munculnya permasalahan hukum yang dapat menimbulkan kerugian atau kebangkrutan bagi perusahaan, ketiadaan peraturan perundangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
72
8. Risiko reputasi: risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Risiko Reputasi dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis bank sebagai berikut: 1) Kejadian-kejadian yang telah merugikan reputasi bank, misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah. 2) Hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan-kelemahan pada tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik bisnis bank. 3.2.7.2.2
Good Corporate Governance (GCG)
Menurut IICG (2008), konsep Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku
kepentingan
(stakeholders).
Good
Corporate
Governance
dapat
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal yang berkaitan dengan perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. 3.2.7.2.3 Rentabilitas (earning) Penilaian ini menunjukkan kemampuan bank dalam menciptakan laba. Sementara rasio yang digunakan untuk menilai rentabilitas adalah rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Rasio BOPO). Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat perbandingan antara biaya opersional yang ditanggung
73
bank dengan pendapatan operasional yang diperoleh bank. Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus:
BOPO =
beban operasional pendapatan operasional
x 100%
3.2.7.2.4 Permodalan (capital) Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka perbankan harus mempunyai CAR minimal 8% (PBI No. 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1). Menurut Peraturan Bank Indonesia (2001), bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8%, maka bank tersebut dalam pengawasan khusus Bank Indonesia. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
CAR =
Modal bank × 100 % Aktiva tertimbang menurut risiko
74