BAB 2 TINJAUAN TEORETIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Analisa Laporan Keuangan A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan, kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholder) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya (Rahardjo, 2005:1). Menurut Martono dan Harjito (2010:51), laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan atau laporan laba rugi. B.Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut (Harahap, 2004:18) tujuan laporan keuangan adalah:
10
11
1. Screening Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi kerusakan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung kelapangan. 2. Understanding Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. 3. Forcasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang akan terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah dalam perusahaan. 5. Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Selain itu laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau menggambarkan pertanggung jawaban dari manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. C. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:17), laporan keuangan yang lengkap biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang
12
berkaitan dengan laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi, yang masingmasing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu. D.Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2002:9), laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standart nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya,
sehingga
kenaikan
volume
penjualan
yang
13
dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. 4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkanberbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya. E. Isi Laporan Keuangan Menurut Harahap (2007:4) isi dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Daftar Neraca Daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu. 2. Perhitungan Laba Rugi Perhitungan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/rugi, perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. 3. Laporan dan Sumber Penggunaan Dana Sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dan bisa diartikan kas biasa juga modal kerja.
14
4. Laporan Arus Kas Laporan ini merupakan iktisar Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembayaran. 2.1.2
Kinerja Keuangan Perusahaan
A. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam
bentuk
angka-angka
keuangan.
Menurut
Husnan
(2003:44)
kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara terus menerus pada suatu lembaga atau institusi. Untuk dapat memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan perlu dilakukan evaluasi akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja keuangan. Sudut utama yang diambil dalam melaksanakan analisis kinerja keuangan adalah dari sudut pandang manajemen, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Masing-masing sudut pandang tersebut diuraikan sesuai dengan karakteristik rasio-rasio dan ukuran pokok yang umum diterapkan dalam analisis kinerja keuangan perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan yang melakukan merger. Untuk mengukur kinerja keuangan biasanya menggunakan analisis rasio dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan.
15
B. Penilaian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja keuangan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan perlu dilaksanakannya analisa laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan interprestasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Kinerja keuangan merupakan kemampuan atau prestasi, prospek pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menunjukkan usahanya yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif (Mulyadi, 2001:428): 1. Segi kualitatif adalah suatu kinerja keuangan yang tidak dapat diukur seperti keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakkan tim, kepatuhan terhadap masyarakat. 2. Segi kuantitatif adalah kinerja keuangan perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan analisa tertentu saperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara
efektif
dan
efisien
maka
tinggi
rendahnya
kinerja
keuangan
16
perusahaantersebut bisa menjadi dasar pertimbangan guna memilih tujuan investasi oleh para investor pada umumnya. C.Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan Menurut Supriono(2001:385) menyatakan bahwa tujuan pengukuran kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk menilai prestasi manajer devisi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan 2. Untuk mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi manajer devisi yang telah ditentukan 3. Untuk menentukan besarnya kontribusi devisi dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan 4. Untuk membuat saran dan keputusan tindakan perbaikan atas situasi yang diluar kendali 5. Untuk memotivasi para manajer devisi dalam meningkatkan prestasi 2.1.3 Merger A. Pengertian Merger Merger adalah penggabungan dua badan usaha atau lebih dimana satu diantaranya masih tetap survive. Misalnya perusahaan A dan perusahaan B bergabung menjadi satu dimana yang timbul hanya perusahaan A sementara perusahaan B hilang (Awat, 1999:363).Martono dan Harjito(2010:346) menyatakan bahwa, merger didefinisikan sebagai kombinasi atau penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan kehilangan eksistensinya menjadi satu kesatuan. Perusahaan yang bertahan mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan
17
(merged company). Istilah merger digunakan untuk penggabungan dua perusahaan yang besarnya relatif sama. B.Jenis-jenis merger Secara umum penggabungan usaha dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu penggabungan atau merger horisontal, vertikal, congeneric, dan konglomerat, yaitu: 1. Merger horisontal Merger secara horisontal terjadi apabila satu perusahaan menggabungkan diri dengan perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama. Misalnya perusahaan perbankan merger dengan perbankan. 2. Merger vertikal Merger secara vertikal adalah penggabungan perusahaan yang memiliki keterkaitan antara input-output maupun pemasaran. Misalnya perusahaan pengecoran baja melakukan penggabungan dengan supplier seperti perusahaan tambang. 3. Congeneric merger Congeneric merger yaitu penggabungan dua perusahaan yang sejenis atau dalam industri yang sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun tidak ada keterkaitan suppliernya. Misalnya perusahaan pengemasan air merger dengan perusahaan pembuatan teh dalam kemasan.
18
4. Merger konglomerat Merger konglomerat yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan dari industri yang berbeda. Misalnya perusahaan pengeboran minyak membeli perusahaan penerbangan atau real estate. C.Alasan-alasan dilakukan merger Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan perusahaan melakukan merger, antara lain: 1. Peningkatan penjualan dan penghematan operasi Dengan adanya peningkatan penjualan berarti pangsa pasar perusahaan bertambah sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan secara berkesinambungandan dapat mendominasi pasar. Penghematan operasi dapat dicapai dengan merger melalui penghapusan fasilitas-fasilitas yang sama, mengkonsolidasikan kegiatan pemasaran, akuntansi, pembelian dan kegiatan operasi lainnya. 2. Perbaikan manajemen Perusahaan yang dikelola secara tidak efisien, yang ditunjukkan oleh menurunnya keuntungan akan lebih baik jika dilakukan restrukturisasi manajemen. Alasan ini berarti perusahaan-perusahaan dengan keuntungan yang rendah lebih sesuai dilakukan penggabungan. Namun apabila hal ini dilakukan maka harus dapat menunjukkan adanya kemungkinan perubahan keuntungan melalui perbaikan manajemen tersebut. 3. Pengaruh informasi Peningkatan nilai tercipta jika diperoleh informasi baru akibat restrukturisasi perusahaan. Informasi ini merupakan informasi yang dimiliki manajemen namun
19
tidak dimiliki pasar. Jika manajemen merasa penilaian saham dilakukan dibawah nilai seharusnya (undervalued) maka dengan restrukturisasi, perusahaan memberikan informasi yang positif sebagai isyarat bahwa perusahaan akan lebih baik sehingga akan terjadi peningkatan harga saham. 4. Pertumbuhan perusahaan Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat atau cukup seimbang melalui perluasan atau pertumbuhan internal sehingga perlu dilakukan perluasan eksternal melalui penggabungan, hal ini mungkin terjadi karena perluasan internal. Demikian juga biasanya lebih mudah memperoleh produkbaru dan fesilitas baru dengan penggabungan. 5. Pengalihan kekayaan Penggabungan juga terjadi karena alasan pengalihan kekayaan dari para pemegang saham kepada para pemegang hutang, atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena dengan merger memungkinkan dapat mengurangi perubahan relatif (variabilitas) arus kas. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa, setiap kegiatan yang mengurangi risiko arus kas, seperti merger, akan mengakibatkan pengalihan kekayaan dari pemegang saham pada pemegang hutang. Sedangkan restrukturisasiyang
meningkatkan
risiko
relatif,
seperti
pelepasan
atau
peningkatan leverage keuangan, akan mengakibatkan perpindahan kekayaan dari pemegang hutang kepada pemegang saham (ekuitas). 6. Alasan-alasan pajak Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi karena
perusahaan
tidak
pernah
memperoleh
laba
maka
tidak
dapat
20
memanfaatkannya. Untuk itu lebih baik menggabungkan dengan perusahaan lain yang memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang profitable lebih kecil. 7. Diversifikasi Didalam beberapa merger, diversifikasi merupakan motif dilakukannya merger tersebut. Dengan pengambilalihan perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu perusahaan dapat mengurangi ketidakstabilan siklus laba. Dengan diversifikasimaka risiko yang dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham yang lain, dengan demikian risiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil. Pendapat ini dengan asumsi bahwa investor berdifat risk averterdan investor dapat melakukan diversifikasi dengan efisisen. 8. Keuntungan-keuntungan leverage Dalam restrukturisasi perusahaan, penggunaan leverage keuangan mengalami peningkatan. Jika hal ini terjadi, penciptaan nilai bagi pemegang saham akan terjadi. Ada timbal balik antara pengaruh pajak perusahaan, pajak pribadi, biaya kebangkrutan dan agensi serta pengaruh insentif. Restrukturisasi perusahaan dapat menyebabkan perubahan leverage keuangan yang kemudian menyebabkan perubahan nilai. 9. Alasan pribadi Dalam perusahaan yang dimiliki secara perseorangan (tertutup), maka pemilik mempunyai keinginan perusahaannya diambil alih oleh perusahaan lain yang telah memiliki saham-saham yang mapan. Para pemilik perusahaan tersebut kemungkinan besar memiliki kekayaan yang terikat pada perusahaannya.
21
Sehingga melalui penggabungan dengan perusahaan yang dimiliki masyarakat (go publik), mereka akan mendapatkan perbaikan yang nyata dalam likuiditas mereka, yang memungkinkan mereka menjual beberapa sahamnya dan mendiversifikasi investasinya. D. Keuntungan dan Kelemahan merger Beberapa alasan yang membuat merger dicari karena, beberapa diantaranya bermanfaat bagi pemegang saham dan beberapa diantaranya tidak, salah satu keuntungan merger adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat mengguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut atau perusahaan yang terancam akan bangkrut. Beberapa keuntungan melakukan merger adalah: 1. Merupakan alternatif yang murah untuk menguasai teknologi dibandingkan dengan mengembangkan secara internal. 2. Merupakan alternatif yang murah untuk memasuki pasar. 3. Merupakan alternatif yang cepat untuk memasuki pasar. 4. Pengambilalihan
melalui
merger
lebih
sederhana
dan
lebih
murah
dibandingkan pengambilalihan yang lain. Sebaliknya, Adapun beberapa kekurangan dari melakukan merger antara lain sebagai berikut: 1. Perbedaan budaya, nilai, dan kebiasaan dari dua negara yang berbeda akan menyebabkan kesulitan dalam penggabungan secara lancar. 2. Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan yang membutuhkan waktu lama.
22
2.1.4 Analisis Rasio A.Pengertian Analisis Rasio Salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Dengan melakukan perbandingan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relantionship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis yang berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir,2002:64).Menurut Sartono (2001:11), analisis rasio keuangan adalah merupakan analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang finansial yang dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang.Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan (Syafri, 2007:297). Menurut Kasmir (2013:104) rasio keuangan merupakan kegiatan yang membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
23
1.Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Sofyan, 2007:301). Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. a. Current ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar rasio lancar berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.Perusahaan
yang
melakukan
merger
diharapkan
dapat
meningkatkan aktiva lancarnya dari kewajiban jangka pendeknya sehingga current ratio juga ikut meningkat. b. Cash ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar hanya dengan menggunakan kas atau setara kas.Semakin besar rasio lancar berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya dengan kas atau setara kas.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan kas dari kewajiban jangka pendeknya sehingga cash ratio juga ikut meningkat. 2.Profitabilitas Menurut Moin (2004:137) rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Ukuran profitabilitas mestinya dikaitkan dengan tingkat resiko usaha, artinya belum tentu sebuah perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi lebih baik dari perusahaan
24
yang tingkat profitabilitas yang rendah jika tidak melihat resiko masing-masing usaha. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola total pendapatan yang dihasilkan dalam rangka menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin tinggi kemampuasn perusahaan dalam mendapatkan laba bersih. Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan laba bersih lebih besar dari total pendapatan sehingga net profit margin semakin meningkat. b. Return On Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang ada dalam menghasilkan keuntungan atau lab bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan dalam memutar aktiva dan meraih laba. Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat meningkatkan laba bersih setelah pajak lebih besar dari total aktiva sehingga return on assets semakin meningkat. c. Return On Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan sberapa besar laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan
dalam
pemilik.Perusahaan
meraih yang
laba
melakukan
bersih
diukur
merger
dari
diharapkan
modal dapat
meningkatkan laba bersih setelah pajak lebih besar dari total equity sehingga return on equity semakin meningkat.
25
3.Solvabilitas Rasio solvabilitas adlah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya (Sofyan, 2007:303), rasio yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah: a. Debt to assets ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi utang-utang pihak luar dengan aktiva. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil resiko perusahaan dalam tak tertagihnya suatu utang. Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat menurunkan total hutang dari pada total aktiva supaya debt to asset ratio juga ikut menurun. b. Debt to equity ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi utang-utang kepada pihak luar dengan modal pemilik.Semakin kecil rasio ini maka kondisi perusahaan semakin baik karena berarti resiko tak tertagihnya suatu utang kecil.Perusahaan yang melakukan merger diharapkan dapat menurunkan total hutang dari pada total modal supaya debt to equity ratio juga ikut menurun. B.Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2007:298) keunggulan analisis rasio keuangan antara lain sebagai berikut: 1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
26
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir ukuran perusahaan. Selain keunggulan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2007:298) antara lain: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 3. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. 4. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan. Analisis rasio adalah salah satu alat yang umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan. Namun dengan beberapa keterbatasan penggunaan analisis rasio harus lebih berhati-hati. Rasio-rasio yang memiliki pos-pos sesuai dengan penggunaan akan lebih mudah untuk dipahami. 2.1.5
Pengertian Bank
Menurut Darmawi (2011:1), bank adalah salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningktakan taraf hidup masyarakat banyak. Hal ini juga dijelaskan
27
dalam undang-undang no. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Lembaga perbankan indonesia terdiri atas bank sentral, bank umum dan bank perkreditan rakyat. 2.1.6 Penelitian Terdahulu Beberapa studi sudah pernah dilakukan untuk analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger. Dalam sub bab ini akan dijelaskan persamaan dan perbedaan antara yang diteliti oleh penulis dengan peneliti sebelumnya. Berikut penelitian terdahulunya: 1. Nugraheni wijayanti (2014) dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Bank Sebelum dan Sesudah Merger (Studi kasus pada bank CIMB Niaga Tbk). a. Persamaan 1) Sama-sama meneliti perusahaan yang melakukan merger. 2) Sama-sama menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger. b. Perbedaan 1) Penelitian terdahulumenggunakan sampel 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel 4 tahun sebelum dan 4 tahun sesudah merger. 2. Suwardi (2008) dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger pada PD. BPR BKK Purwodadi. i.
Persamaan
1) Sama-sama meneliti kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger. 2) Sama-sama menggunakan sampel 4 tahun sebelum dan sesudah merger. ii.
Perbedaan
28
1) Penelitian terdahulu menggunakan ROA, BOPO, NIM, dan LDR sedangkan penelitian sekarang menggunakan rasio likuiditas meliputi current ratio dan cash ratio. rasio profitabilitas meliputi net profit margin, return on assets, return on equity. rasio solvabilitas meliputi debt to asset ratio dan debt to equity ratio. 3. Ariangga putra (2014) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger tahun 2008 (studi kasus pada bank CIMB Niaga Tbk periode tahun 2003-2013). a. Persamaan 1) sama-sama meneliti kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger. b. Perbedaan 1) Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan menggunakan analisis Du Pont, sedangkan penelitian sekarang bertujuan untuk mengetahui analisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dengan menggunakan rasio likuiditas meliputi current ratio dan cash ratio. rasio profitabilitas meliputi net profit margin, return on assets, return on equity. rasio solvabilitas meliputi debt to asset ratio dan debt to equity ratio.
4. Tri andy kurniawan (2011) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi (pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2003-2007).
29
a. Persamaan 1) Sama-sama menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger b. Perbedaan 1) Penelitian terdahulu menggunakan CR, DER, TATO, ROA, ROE sedangkan penelitian sekarang menggunakan rasio likuiditas meliputi current ratio dan cash ratio. rasio profitabilitas meliputi net profit margin, return on assets, return on equity. rasio solvabilitas meliputi debt to asset ratio dan debt to equity ratio.
30
2.2
Rerangka Pemikiran
PT. BANK OCBC NISP TBK Sebelum merger
Merger
Sesudah merger
Laporan keuangan
Laporan keuangan
Neraca
Neraca
Laba rugi
Laba rugi
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas
Kinerja keuangan perusahaan
Uji beda dua rata-rata berpasangan
Kinerja keuangan perusahaan
Kesimpulan Gambar 1 Rerangka Pemikiran Kinerja keuangan mencerminkan kondisi dan perkembangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diketahui melalui analisis rasio keuangan. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Untuk rasio likuiditas dan rasio profitabilitas dinyatakan bahwa semakin tinggi nilai rasio maka kinerja keuangan perusahaan
31
lebih baik, tetapi untuk rasio solvabilitas semakin tinggi nilai rasio yang dihasilkan maka kinerja keuangan perusahaan semakin buruk. 2.3
Rumusan Hipotesis
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger. 2. Hi: terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger.