10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori - Teori Database / Basis Data 2.1.1
Sistem Konsep sistem mendasari seluruh proses bisnis serta pemahaman atas informasi dan teknologi. Konsep sistem akan membantu untuk menjelaskan konsep lainnya atas penggunaan teknologi, aplikasi, pengembangan, dan pengolahan. Menurut Marakas(2008, hal. 24) Sistem didefinisikan sebagai suatu set komponen yang saling terkait dengan batasan yang jelas dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan memproduksi output dalam proses transformasi yang terorganisir. Jadi dapat disimpulkan sistem itu adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan dan membentuk kesatuan atau bisa juga orang, mesin, dan metode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi.
11
2.1.2
Informasi Informasi dan data saling berkaitan erat, dan dalam keseharian digunakan secara bergantian. Informasi digunakan dibanyak perusahaan yang berfungsi sebagai sumber pengetahuan bagi perusahaan untuk menentukan proses bisnis dan dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis. Menurut Laudon(2007, hal. 381)Informasi didefinisikan sebagai data yang dibuat menjadi bentuk yang dapat dimengerti dan berguna bagi manusia. Menurut Marakas(2008, hal. 579) Informasi didefinisikan sebagai data yang ditempatkan dalam konteks yang bermakna dan berguna untuk pengguna akhir. Jadi dapat disimpulkan informasi itu adalah Hasil akhir dari proses pengolahan data yang dapat digunakan sebagai pengetahuan yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan banyak orang.
2.1.3
Diagram Konteks Menurut Fadlil, Firdausy, & Hermawan(2008, hal. 68) diagram konteks merupakan diagram yang menggambarkan kondisi sistem yang ada baik input maupun output serta menyertakan terminator yang terlibat dalam penggunaan sistem.
12
2.1.4
Data Flow Diagram (DFD) Menurut Fadlil, Firdausy, & Hermawan(2008, hal. 69)data flow diagram merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan aliran data secara logis dari sistem. Menurut Wijaya(2007, hal. 50)data flow diagram adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam obyek kemudian melewati suatu proses yang mentransformasikan ke tujuan yang lain, yang ada pada objek lain.
2.1.5
Data Sejarahnya, data disebut sebagai fakta-fakta tentang objek dan peristiwa yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Menurut Indrajani(2008, hal. 48) data merupakan sebuah fakta mentah tentang orang, tempat, kejadian, dan apapun yang penting bagi perusahaan yang harus dikontrol dan dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi perusahaan. MenurutHarlinda(2008, hal. 372) data merupakan representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, peristiwa, konsep dan sebagainya yang direkam dalam gambar atau kombinasinya. Menurut Laudon(2007, hal. 375) data merupakan kumpulan faktafakta kasar yang menunjukkan kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum fakta tersebut diolah dan ditata menjadi bentuk yang dapat dipahami.
13
Jadi dapat disimpulkan data itu adalah, kumpulan dari objek dan peristiwa yang akan dikontrol dan dikelola yang disimpan untuk kemudian menjadi sebuah informasi. 2.1.6
Basis Data Dalam dua dekade terakhir ini Basis Databanyak digunakan semakin berkembang. Basis Data dapatdigunakan sebagai menyimpan, memanipulasi, dan menerima data dari semua tipe bisnis. Seperti misalnya : perusahaan, bidan kesehatan, pemerintahan, dan perpustakaan. Menurut Cahyono (2009, hal. 83)Basis Data adalah satu komponen sistem informasi yang mempunyai posisi yang sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan suatu sistem informasi Menurut O'Brien(2005, hal. 696)Basis Data adalah kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis Data mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah. Menurut Fadlil, Firdausy, & Hermawan(2008, hal. 70) Basis Data adalah kumpulan file-file yang saling berelasi. Jadi dapat disimpulkanBasis Dataitu adalah koleksi dari data terkait yang formatnya standar dan dirancang untuk bisa diakses beberapa pengguna.
14
2.1.7
Database Administrator Dalam pengolahan Basis Data, tentu dibutuhkan tenaga kerja yang dibutuhkan keterampilannya dalam mengolah data-data tersebut.Itulah yang disebut dengan database administrator. Menurut Harlinda(2008, hal. 377) Database Administrator dapat disimpulkan sebagai orang yang mempunyai kekuasaan sebagai pusat pengontrolan terhadap seluruh sistem baik data maupun program. Menurut
Kroenke(2006,
Administratordidefinisikan
sebagai
hal. orang
atau
648)Database sekelompok
yang
merespon peraturan dan prosedur untuk mengontrol dan melindungi basis data. Bertugas juga untuk mengolah data, melakukan perawatan terhadap DBMS. Jadi dapat disimpulkan database administrator itu adalah seorang pakar yang bertanggung jawab untuk memelihara standart untuk pengembangan, pemeliharaan, dan keamanan database organisasi.
2.1.8Database Management System (DBMS) 2.1.8.1 DBMS Data yang telah dikumpulkan menjadi satu kemudian akan disimpan dalam sebuah sistem yang mampu menampung ribuan bahkan lebih data, sistem ini yang kemudian digunakan untuk mengolah data, merawat, dan kemudian akan menghasilkan sebuah informasi. Inilah yang disebut dengan Database Management System (DBMS).
15
Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 66) DBMS merupakan sebuah sistem software yang
memungkinkan pengguna untuk
menjelaskan, membuat, memelihara dan mengontrol akses dalam database. Menurut Hoffer, Prescott, & McFadden (2005, hal. 7) DBMS adalahsebuah sistem yang berguna untuk membuat, merawat, dan mengontrol akses untuk pengguna database. Menurut Laudon(2007, hal. 376) DBMS merupakan peranti lunak khusus untuk membuat dan memelihara basis data dan memungkinkan aplikasi bisnis individu mengambil data yang dibutuhkan tanpa harus membuat basis data berbeda. Jadi dapat disimpulkan DBMS itu adalah seperangkat program komputer
yang
mengendalikan
pembuatan,
pemeliharaan,
dan
penggunaan database organisasi. 2.1.8.2 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 99-104), fungsi daripada DBMS antara lain : 1. Menyimpan, menampilkan, dan mengubah data Sebuah DBMS harus menyediakan pengguna kemampuan untuk menyimpan, menampilkan, dan mengubah data di dalam basisdata. DMBS menyembunyikan detil implementasi fisikal internal DBMS dari pengguna lainnya.
16
2. Sebuah user-accessible catalog (katalog data untuk pengguna) Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah katalog dimana deskripsi data disimpan di dalamnya dan apakah data tersebut dapat diakses oleh pengguna. Biasanya yang disimpan dalam sistem katalog, yaitu: a) Nama, tipe, dan ukuran data b) Nama hubungan c) Batasan integritas dalam data d) Nama pengguna yang memiliki hak akses ke basisdata e) Data yang dapat diakses pengguna dan tipe hak akses f) Skema eksternal, konseptual, internal serta pemetaan antar skema g) Statistik pemakaian 3. Mendukung transaksi Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi telah terjadi untuk penguna. 4. Layanan kontrol konkurensi Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa basisdata telah diubah dengan benar ketika beberapa pengguna sedang mengubah basisdata secara bersamaan. 5. Layanan perbaikan Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basisdata dengan cara apapun pada saat basisdata bermasalah.
17
6. Layanan otorisasi Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki otorisasi yang dapat mengakses basisdata. 7. Mendukung komunikasi data Sebuah DBMS harus mampu berintegrasi dengan perangkat lunak untuk komunikasi data. 8. Layanan integritas Sebuah DBMS harus menyediakan cara untuk memastikan bahwa baik data dalam basisdata dan perubahan data mengikuti peraturan yang berlaku. 9. Memberi kemampuan independensi data Sebuah DBMS harus memiliki fasilitas untuk mendukung independensi program dari struktur basisdata. 10. Layanan utilitas Sebuah DBMS harus menyediakan sekumpulan layanan utilitas, seperti : a) Fasilitas Import data b) Fasilitas monitoring c) Program analisis statistik d) Fasilitas pengaturan ulang indeks e) Garbage collection dan realokasi
18
2.1.8.3 Fasilitas DBMS Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 66)fasilitas yang disediakan oleh DBMS antara lain : a. Data Definiton Language (DDL) yang memungkinkan pengguna untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data, serta batasan pada data yang disimpan dalam basisdata. b. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, menghapus, dan menampilkan data dari basisdata. c. Kontrol akses ke sebuah basisdata . Contohnya : 1. Sistem keamanan yang mencegah pengguna yang tidak memiliki hak akses untuk mengakses basisdata. 2. Sistem integritas yang menjaga konsistensi data yang disimpan. 3. Sistem kontrol konkurensi yang mengijinkan pembagian akses basisdata. 4. Sistem kontrol perbaikan yang mengembalikan basisdata ke kondisi awal jika terjadi masalah pada perangkat lunak atau perangkat keras. 5. Katalog deskripsi data yang berisi deskripsi data yang ada dalam basisdata. d. Mekanisme view yang berguna untuk menampilkan data yang hanya diperlukan oleh pengguna.
19
2.1.8.4 Komponen – komponen DBMS Dalam lingkungan DBMS, DBMS sendiri memiliki komponenkomponen yang membantu proses berjalannya DBMS. Ini yang menyebabkan keberhasilan perangkat lunak ini dalam kerjanya. Semakin bagus penggunaan komponen akan semakin berhasil suatu DBMS tersebut. Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 69) komponen-komponen yang ada dalam DBMS : - Hardware (Perangkat Keras) DBMS tentu membutuhkan perangkat keras untuk berjalan.Perangkat keras diperkirakan dari komputer tunggal untuk sebuah mainframe atau jaringan dari komputer. -
Software (Perangkat Lunak) DBMS juga membutuhkan perangkat lunak sebagai
pembantu darimana kegunaan DBMS ini. Perangkat lunak yang dimaksud disini adalah C++, C#, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, dan lain-lain. -
Data Ini adalah komponen yang paling penting dalam
lingkungan DBMS.Tentu dari sudut pandang terakhir dari pada pengguna adalah data. -
Prosedur Prosedur mengacu pada instruksi dan aturan yang
mengatur desain dan penggunaan database. Pengguna dari sistem
20
dan anggota yang mengelola membutuhkan dokumentasi prosedur tentang cara untuk menjalankan dan menggunakan sistem.Dan berikut langkah dalam menggunakan sistem : •
Masuk kedalam DBMS
•
Gunakan fasilitas atau program aplikasi
•
Mulai dan berhenti DBMS
•
Membuat cadangan database
•
Menangani perangkat lunak atau perangkat lunak yang rusak.
•
Mengubah struktur tabel, mengelola database silang, menambah performa, membuat data cadangan.
-
People Manusia adalah komponen terakhir, dimana manusia
berhadapan langsung dengan sistem.Ada juga yang berperan sebagai Database Administator dan Data Administrator. 2.1.8.5Arsitektur Aplikasi DBMS Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 108) Arsitektur dalam DBMS terdiri atas : •
Arsitektur aplikasi Teleprosesing Aplikasi teleprosesing adalah aplikasi komputer yang dapat dijalankan hanya pada satu komputer.Database dan programnya menjadi satu didalam komputer tersebut.
21
• Arsitektur Aplikasi File – Server Aristektur aplikasi file-server didasarkan pada hal sederhana yaitu komputer yang berbeda melakukan tugas yang berbeda. Aplikasi dipecah-pecah ke dalam dua komponen utama kemudian bekerja sama mencapai satu tujuan. • Arsitektur Aplikasi two-tier client-server Arsitektur
aplikasi
yang
dijalankan
pada
sisi
client.Mengandung kode yang menampilkan data dan berinteraksi dengan user. • Arsitektur Aplikasi three-tier client-serve Peran database disini adalah mengakses dan meng-update data.Client bertanggung jawab menampilkan data kepada pengguna dan mengirimkan input dari pengguna. Tingkat ini merupakan sebuah objek yang berada diantara aplikasi client dan server. 2.1.8.6 KeuntunganDBMS Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 77) keuntungan dalam menggunakan DBMS : a. Mengendalikan pengulangan data(data redudancy) Database merupakan alat pengendali untuk meniadakan pengulangan dari data dengan cara mengintegrasikan file sehingga bermacam-macam copy dari data yang sama tidak tersimpan
22
dalam database, akan tetapi hal ini tidak menghilangkan semua pengulangan yang ada di database secara menyeluruh, akan tetapi hanya membuat jumlah pengulangan data dalam database dapat dikontrol. b. Konsistensi Data Dengan mengeleminasi atau mengontrol redudansi, dapat mengurangi resiko terjadinya ketidakkonsistenan yang terjadi. Jika data yang disimpam hanya sekali dalam database, maka berbagai perubahan bagi nilai data tersebut juga hanya dibuat satu kali, nilai tersebut harus tersedia kepada semua pengguna secara cepat. c. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama. Dengan
mengintegrasikan
memungkinkan
perusahaan
data
untuk
operasional, memperoleh
dapat
informasi
tambahan dari data yang sama. d. Pembagian data (Sharing of data) Database merupakan bagian dari keseluruhan organisasi dan dapat dibagikan oleh semua pengguna yang memiliki wewenang. Dalam hal pengguna dapat membagikan lebih banyak data. e. Meningkatkan Integritasdata Integritas data mengacu pada validitas dan konsistensi data yang disimpan, integritas biasanya diekspresikan dalam istilah batasan, yang berupa aturan konsisten yang tidak boleh dilanggar oleh
database,
dan
dapat
memungkinkan
DBA
untuk
23
menjelaskan, dan memungkinkan DBMS untuk membuat batasan integritas. f. Meningkatkan keamanan data Dengan keamanan database dapat memproteksi database dari user yang tidak diberi kuasa. g. Penerapan standarisasi Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan membuat standard yang diperlukan. Standarisasi ini termasuk standarisasi departemen, organisasi, nasional, dan internasional dalam hal format data, dan berguna untuk memfasilitasi pertukaran data antara sistem, ketepatan, penamaan standarisasi dokumentasi, prosedur update, dan aturan pengaksesan h. Pengurangan biaya Dengan memusatkan semua data operasional organisasi ke dalam database dan pembuatan aplikasi yang berkerja pada satu sumber data dapat menghasilkan pengurangan biaya. Jadi dengan penyatuan biaya untuk pengembangan dan pemeliharan sistem pada setiap departemen akan menghasilkan total biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah. Sehingga sisa biaya yang merupakan penghematan sebelumnya dapat digunakan untuk hal lain yang dapat meningkatkan performa organisasi.
bagi kebutuhan
24
i. Menyeimbangkan konflik kebutuhan Setiap pengguna mempunyai kebutuhan yang mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Oleh karena itu database dikendalikan oleh DBA(Database Administrator), DBA pun yang akan membuat keputusan berkaitan dengan perancangan dan
penggunaan
operasional
database
yang
menyediakan
penggunaan terbaik dari sumberdaya bagi keseluruhan organisasi. j. Meningkatkan kemampuan pengaksesan dan respon pada data Dengan mengintegrasikan data yang melintasi batasan departemen dapat langsung diakses oleh pengguna akhir, hal ini dapat menyediakan sebuah sistem dengan lebih banyak fungsi. Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 77) keuntungan dalam menggunakan DBMS : a. Kompleksitas Ketentuan dari fungsi yang diharapkan dari DBMS yang baik membuat DBMS menjadi sebuah software yang sangat kompleks, perancang dan pengembang database, DA, dan DBA, serta pengguna
akhir
harus
memahami
fungsi
tersebut
untuk
mendapatkan banyak keuntungan dari DBMS tersebut. b. Ukuran data yang besar Fungsi yang kompleks dan luas membuat DBMS menjadi software yang sangat besar,sehingga memerlukan banyak ruang hardisk dan jumlah memori yang digunakan menjadi sangat besar untuk berjalan dengan efisien.
25
c. Biaya dari DBMS Biaya DBMS bervariasi tergantung pada lingkungan dan fungsi yang disediakan. Padahal tersebut tedapat biaya pemeliharaan tahunan yang juga dimasukan dalam daftar harga DBMS. d. Biaya penambahan perangkat keras. Kebutuhan tempat penyimpanan bagi DBMS dan database sangat membutuhkan pembelian tempat penyimpanan tambahan lebih lanjut untuk mencapai performa yang diperlukan, dan akan membutuhkan spesifikasi perangkat keras yang lebih muktahir dan sebagainya yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tergantung pada spesifikasi perangkat keras yang diperlukan. 2.1.9Struktur Data Relasional Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 144), struktur data relasional terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Relasi Suatu relasional adalah suatu tabel dengan kolom dan baris. 2. Atribut Suatu atribut adalah sesuatu yang dinamakan kolom sebuah relasi. 3. Domain Suatu domain adalah satuan nilai-nilai yang bisa diijinkan untuk satu atribut atau lebih. 4. Tuple Suatu tuple adalah suatu baris suatu relasi.
26
5. Degree Cardinalitty suatu hubungan adalah banyaknya tuples yang berisi. 6. Cardinality Cardinality adalah suatu relasi banyaknya tuples yang berisi. 7. Relasional Database Suatu koleksi dari relasi yang telah dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda. 8. Relation Schema Suatu yang dinamakan relasi didefinisikan oleh gugus atribut dan namadomain yang menyebut pasangan. 9. Bagan Database Relasional Suatu bagan gugus relasi, masing-masing dengan suatu nama yang berbeda 2.1.9.1. Sifat-sifat Relasi Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 148-149), relasi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Nama relasi yang berbeda dengan satu sama lain dalam skema relasional 2. Setiap sel dari relasi memiliki satu nilai atomik 3. Setiap atribut memiliki nama yang berbeda 4. Nilai satu atribut berasal dari domain yang sama 5. Setiap tuple pasti berbeda, dan tidak ada duplikasi tuple
27
2.1.10 Entity Relationship Modeling Entity Relationship Modelinggambaran sebuah model yang menunjukan
hubungan antara entitas dari data yang terdapat di
organisasi atau area bisnis dan ada pengertian dari beberapa sumber yang menyatakan maksud dari Entity Relationship Modeling antara lain: Menurut Cahyono (2009, hal. 84)Entity Relationship Modeling adalah cara penyajian data dan hubungan antar data dalam basis data yang dibangun berdasarkan kenyataan bahwa dunia nyata terdiri atas sejumlah obyek yang saling berhubungan. Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 371)Entity Relationship Modeling merupakan top-down approach dalam database design dengan mengidentifikasi
data
yang
penting
yang
disebut
entities
dan
relationships diantara data yang memberi gambaran dalam bentuk model. Jadi
kesimpulan
yang
di
dapatkan
adalah
Entity
RelationshipModeling adalah gambaran yang menjelaskan hubungan antara entity yang ada di sebuah organisasi atau suatu area bisnis. Entity merupakan objek yang memiliki properti yang sama dan memiliki pengaruh dalam proses bisnis sebuah organisasi, dan beberapa pengertian dari beberapa sumber antara lain: Menurut Cahyono (2009, hal. 84)Entity adalah sebutan untuk suatu obyek atau suatu yang mempunyai eksistensi dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.
28
Jadi kesimpulan yang didapatkan adalah entity merupakan sekumpulan objek yang memiliki pengaruh dalam proses bisnis dalam organisasi atau area bisnis. Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 372)Entity Type merupakan sekumpulan objek dengan properti yang sama, yang di identifikasi oleh perusahaan memiliki keberadaan yang idependen Menurut Hoffer, Prescott, & McFadden (2005, hal. 96)Entity Type merupakan kumpulan entitas yang berbagi properti umum atau karakteristik. Jadi kesimpulan yang didapatkan adalah EntityType merupakan kumpulan objek yang memiliki properti umum yang diidentifikasi oleh perusahaan yang memiliki keberadaan yang independen. 2.1.10.1Relationship Type Dalam merancang hubungan antara entity Menurut
Connolly
dan
Begg(2010,
hal.
374)Relationship Type merupakan satu set asosisasi yang bermakna diantara tipe entitas. Menurut Hoffer, Prescott, & McFadden(2005, hal. 108)Relationship Type merupakan sebuah hubungan bermakna diantara tipe entitas. Jadi dapat disimpulkan relationship type adalah satu set hubungan antara entitas yang saling bermakna. 2.1.9.2Attributes
29
Menurut
Connolly
dan
Begg(2010,
hal.
379)Attributes merupakan sebuah properti dari entitas atau tipe relasi Menurut Hoffer, Prescott, & McFadden(2005, hal. 101)Attributes
merupakan
sebuah
properti
atau
karakterisktik dari suatu tipe entitas yang menarik bagi perusahaan.
30
2.1.10.2 Key -
Candidate key Menurut
Connolly
dan
Begg(2010,
hal.
381)Candidate key merupakan set minimal atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan suatu tipe entitas. -
Primary key Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 381)
Primary key merupakan sebuah candidate key yang dipilih secara unik dengan mengidentifikasi setiap tipe entitas. -
Composite key MenurutConnolly
dan
Begg(2010,
hal.
382)
Composite key merupakan sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 2.1.11 Normalisasi Menurut Indrajani (2008, hal. 57) Normalisasi merupakan suatu teknik dengan
pendekatan
bottom-up
yang
digunakan
untuk
membantu
mengidentifikasikan hubungan. Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 416) Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu set hubungan dengan sifat yang diinginkan, memberikan kebutuhan data pada perusahaan. Jadi yang dapat disimpulkan normalisasi metode yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan data pada data perusahaan. Proses Normalisasi adalah:
31
-
Suatu teknik formal untuk menganalisis relasi berdasarkan primary key dan fungsi depedensi antar atribut yang ada.
-
Dieksekusi dalam beberapa cara. Setiap cara mengacu ke bentuk normal tertentu, sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
-
Setelah normalisasi diproses, relasi akan secara bertahap lebih terbatas/kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan anomali pada setiap update.
Gambar 2.1Tahapan Normalisasi Sumber : Connolly & Begg(2010, hal. 429) -
Unnormalized Form(UNF) Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010,
hal.
439),
unnormalized form(UNF) yaitu sebuah tabel yang berisikan satu atau lebih kumpulan data yang berulang. Untuk membuat tabel UNF yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom, jika ada atribut yang multivalue akan masuk kedalam kondisi unnormalized.
32
-
First Normal Form(1NF) Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 439), First
Normal Form adalah sebuah relasi yang dimana sebuah titik pertemuan antara setiap baris dan kolom yang berisi satu dan hanya satu nilai. -
Second Normal Form(2NF) Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 439), Second
Normal Form adalah sebuah relasi yang terdapat didalam 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung pada primary key. -
Third Normal Form(3NF) Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 439), Third
Normal Form adalah sebuah relasi yang terdapat pada bentuk normalisasi pertama dan kedua, yang mana atribut primary key bergantung pada primary key. Proses normalisasi meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a) First normal form (1NF) Sebelum membahas tentang first normal form, ada tahap sebelum memulai proses 1NF yaitu unnormalized form (UNF). UNF merupakan tabel yang mengandung satu atau lebih grup yang berulang (repeating grup). Sebelum mentransformasi tabel tidak normal ke bentuk normal pertama (1NF), terlebih dahulu mengidentifikasi repeating group yang terdapat pada tabel
33
relasi. Kemudian menghilangkan repeating group untuk menghilangkan data rangkap. b) Second normal form (2NF) Second normal form (2NF) merupakan relasi yang terdapat dalam bentuk 1NF dan tiap atribut yang bukan primary key sifatnya bergantung penuh secara fungsional pada primary key(full functional dependency). c) Third normal form (3NF) Third normal form merupakan relasi yang terdapat pada 1NF dan 2NF, dimana tidak ada atribut bukan primary key yang bergantung transitif terhadap primary key. Bentuk normal ketiga ini,
berdasarkan
pada
konsep
peralihan
ketergantungan
(transitive dependency).Transitive dependency adalah kondisi di mana A, B, dan C adalah atribut dari sebuah relasi bahwa jika A→B dan B→C, maka C adalah transitiveindependent pada A melewati B (menyatakan bahwa A bukan merupakan functional dependent pada B atau C). Pada bentuk normal ketiga, sebuah relasi pada bentuk normal pertama dan kedua serta di mana tidak ada atribut non-primary key secara transitif bergantung transitivelydependent pada primary key. d) Boyce-Codd Normal Form (BCNF) Suatu relasi bisa dikatakan BCNF bila didalamnya berisi atribut yang berfungsi sebagai candidate key sehingga salah satu dari candidate key tersebut menjadi primary key.
34
e) Fourth normal form (4NF) Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari satu multivalued attribute. f) Fifth normal form (5NF) Bentuk normal 5 NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yang lebih kecil. 2.1.12 Tahapan Perancangan Database Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 320)
mendefinisikan
perancangan database adalah proses menciptakan desain untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan,
metodologi
perancangan basis data dalam tiga tahapan, yaitu: a. Perancangan Basis Data Konseptual Tahap perancangan basis data konseptual diawali dengan pembuatan model data konseptual perusahaan, yang secara keseluruhan tidak bergantung pada pada detail-detail implementasi seperti target DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform perangkat keras, masalah kinerja dan pertimbangan fisikal lainnya. Tujuan dilakukannya tahap perancangan konseptual adalah untuk membuat model data konseptual dari data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Model data konseptual didukung oleh dokumentasi, termasuk diagram ER dan sebuah kamus data, yang dihasilkan melalui pengembangan dari model itu. Tahap ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi Tipe Entity
35
Langkah awal dalam membangun model data konseptual adalah dengan mendefinisikan objek-objek utama yang dibutuhkan oleh pengguna. Objek-objek ini adalah tipe-tipe entitas untuk model tersebut. Untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi dari kebutuhan pengguna. 2) Mengidentifikasi Tipe Relasi Setelah mengidentifikasi entitas, selanjutnya yaitu mengidentifikasi semua relasi (relationship) yang ada di antara entitas-entitas ini. 3) Mengidentifikasi dan Menghubungkan Atribut-atribut dengan Entitas atau Relasi Langkah berikutnya pada metodologi ini adalah mengidentifikasi tipe-tipe fakta tentang entitas dan relasi yang pilih untuk dimasukan ke dalam database. 4) Menentukan Domain Atribut Sebuah domain adalah kumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut-atribut yang di ambil nilainya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan domain dari semua atribut-atribut yang ada pada model data konseptual. 5) Menentukan Atribut dari Candidate dan Primary Key Fokusdari langkah ini adalah mengidentifikasi candidate key dari suatu entitasdan kemudian memilih salah satu sebagai primary key. Candidate key adalah sekumpulan atribut-atribut dari sebuah entitas yang secara unik mengidentifikasi setiap kegiatan dari entitas
36
tersebut. Candidate key dapat diidentifikasikan lebih dari satu, dan harus dipilih satu menjadi primary key, mengingat candidate key merupakan key alternative. 6) Mempertimbangkan
Penggunaan
Konsep
Enhanced
Modeling(langkah optional) Pada langkah optional ini, terdapat pilihan untuk melanjutkan pengembangan model ER dengan menggunakan konsep model lanjutan, seperti spesialisasi/generalisasi, agregasi dan komposisi. 7) Mengecek Model Terhadap Redudansi Dalam langkah ini, dilakukan pemeriksaan adanya redudansi terhadap model konseptual dan menghilangkan redudansi tersebut. Ada dua kegiatan dalam langkah ini, yaitu: a) Memeriksa ulang relasi one to one (1:1) b) Menghilangkan relasi redundancy. 8) Memvalidasi Model Konseptual Terhadap Transaksi Pengguna Tujuan utamanya yaitu memastikan model konseptual yang dibuat mendukung transaksi yang diperlukan untuk view. Dua pendekatan untuk memastikan model konseptual: a) Pendeskripsian transaksi. b) Menggunakan jalur transaksi (transaction pathways). 9) Meninjau Kembali Model Data Konseptual Bersama Pengguna Sebelum menyelesaikan tahap pertama, diperlukan untuk meninjau kembali
model
data
konseptual
bersama
pengguna
untuk
memastikan bahwa model tersebut telah menjadi gambaran yang
37
tepat. Model data konseptual berisi diagram ER dan dokumen pendukung yang mendeskripsikan data model. Jika terjadi anomali di dalam data model, maka harus melakukan perubahan yang diperlukan, dengan mengulangi langkah-langkah sebelumnya yang dibutuhkan. b. Perancangan Basis Data Logical Sasaran utama dari langkah ini, yaitu membangun sebuah model data logikal dari model data konseptual yang memberi gambaran dari kebutuhan perusahaan dan kemudian memvalidasi model ini untuk memastikan bahwa secara struktur benar (menggunakan teknik normalisasi) dan memastikan model ini mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang ada pada perancangan basis data logical ini antara lain: 1) Menentukan relasi untuk model data logikal Pada tahap awal, model konseptual dibuat untuk memberi gambaran kebutuhan perusahaan. Namun, model data tersebut memiliki kemungkinan mengandung beberapa struktur yang tidak mudah dimodelkan oleh relasi konvensional DBMS. Pada langkah ini dilakukan transformasi struktur-struktur tersebut kedalam sebuah bentuk yang sesuai dengan sistem. Sasaran dari langkah ini adalah untuk:
38
a) Membuat relasi antara strong entity yang ada. Untuk atribut composite seperti nama, cantumkan yang penting saja seperti fName(nama depan) dan lName(nama belakang). b) Pada tipe weak entity, primary key-nya diturunkan dari setiap owner entity. c) Pada tipe relasi biner one-to-many, apabila terdapat mandatory participation pada kedua sisi, gabungkan entitas yang terlibat menjadi satu tabel dan pilih salah satu primary key dari entitas asalnya menjadi primary key yang lainnya, digunakan sebagai alternate key. Apabila terdapat mandatory participation pada sisi pertama, maka yang harus dilakukan adalah menentukan entitas induk dan anak dari kedua tabel. Primary key pada tabel induk akan menjadi primary key juga pada tabel anak. Dan apabila terjadi optional participation pada kedua sisi, maka harus ditentukan primary key dari tabel mana yang akan disalin ke tabel lain yang berhubungan. d) Memeriksa relasi biner one-to-one, apabila terdapat mandatory participation pada kedua sisi, gabungkan entity yang terlibat dalam satu tabel dan pilih salah satu primary key dari entity asalnya menjadi primary key pada tabel yang baru. Dan primary key yang lainnya digunakan sebagai alternate key e) Memeriksa relasi biner recursiveone-to-one f) Pada tipe relasi superclass/subclass, identifikasi superclass sebagai entitas induk dan entitas subclass sebagai entitas anak.
39
g) Pada tipe relasi binermany-to-many, buat sebuah tabel untuk merepresentasikan relasi dan beberapa atribut yang menjadi bagian dari relasi tersebut. Letakan primary key dari entitas yang berhubungan ke tabel baru sebagai foreign key. Foreign key tersebut akan menjadi primary key pada tabel yang baru. h) Pada relasi kompleks, buat sebuah tabel yang merepresentasikan relasi dan beberapa atribut yang menjadi bagian dari relasi tersebut. Kemudian letakkan primary key dari entitas yang memiliki relasi kompleks ke dalam tabel yang baru dibuat sebagai foreign key. Foreign key yang mewakili relasi many, misalnya 0…* atau 1…* akan membentuk primary key juga pada tabelyang baru. i) Pada
atribut
multi-valued,
buat
sebuah
tabel
yang
merepresentasikan atribut multi-valued dan primary key dari tabel yang lama menjadi foreign key pada tabel yang dibuat. 2) Memvalidasi Relasi Menggunakan Normalisasi Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan property yang diinginkan yang akan memberi kebutuhan data bagi perusahaan. Normalisasi digunakan untuk menyempurnakan model sehingga menghindari berbagai kendala dan adanya duplikasi data. Normalisasi memastikan bahwa model data yang dihasilkan adalah model yang memiliki gambaran terdekat mengenai perusahaan, konsistensi, dan memiliki sedikit redundancy dan stabilitas yang maksimal.
40
3) Memvalidasi Relasi Terhadap Transaksi Pengguna Sasaran utamanya adalah untuk memvalidasi model data logikal untuk memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi yang dibutuhkan,
sebagai
spesifikasi
kebutuhan
pengguna
yang
terperinci. 4) Mendefinisikan Kendala Integritas Kendala integritas merupakan kendala-kendala yang akan diatasi untuk mencegah database menjadi tidak konsisten. Ada lima tipe kendala integritas yaitu required data, atribut domain constraints, entity integrity, referential integrity dan enterprise constraint. 5) Meninjau Kembali Model Data Logikal Bersama Pengguna Langkah ini bertujuan untuk mengetahui bahwa model-model data logikal yang dibuat menjadi dokumen pendukung yang memberi gambaran yang benar dari kebutuhan perusahaan. 6) Memeriksa Pertumbuhan Masa Depan Tujuan dari langkah ini adalah untuk menemukan apakah ada kemungkinan perubahan-perubahan yang signifikan dalam waktu dekat dan apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan-perubahan ini.
41
c. Perancangan Basis Data Fisikal Pada tahap perancangan basis data fisikal ini merupakan sebuah proses pembuatan deskripsi dari implementasi databasesecondary storage yang menjelaskan basis relasi, organisasi file dan index yang digunakan untuk memperoleh akses data yang efisien, dan masalah integritas lainnya yang berkaitan, serta menentukan mekanisme security. Tahap ini, memungkinkan perancang untuk menentukan bagaimana database diimplementasikan. Oleh karena itu, rancangan fisikal dibuat untuk DBMS yang khusus. Antara rancangan logikal dan fisikal terdapat keterkaitan, hal ini disebabkan karena keputusan yang diambil selama perancangan fisikal untuk meningkatkan kinerja bisa mempengaruhi logical data model. Tujuan utama model relasional ini meliputi: 1) Membuat kumpulan tabel relasional dan constraint pada tabel tersebut dari informasi yang didapatkan dalam model data logikal. 2) Mengidentifikasikan struktur penyimpanan tertentu dan metode akses terhadap data untuk mencapai performa yang optimal dari basis data. 3) Merancang proteksi keamanan sistem
42
Berikut ini adalah langkah-langkah penting yang dilakukan pada proses perancangan basis data fisikal: 1) Menterjemahkan Model Data Logikal Terhadap Target DBMS Aktivitas pertama yang dilakukan pada perancangan basis data fisikal melibatkan penerjemahan relasi pada model data logikal ke dalam suatu bentuk yang bisa dikembangkan ke dalam DBMS yang ditentukan. Pada langkah ini terdapat tiga aktivitas, meliputi: a)
Merancang relasi dasar Tujuannya
adalah
untuk
menentukan
bagaimana
merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasi ke dalam model data logikal pada DBMS yang ditentukan informasi yang akan disusun dan diolah dapat diambil dari kamus data dan definisi relasi yang dideskripsikan menggunakan database design language (DBDL). b)
Merancang representasi data yang diperoleh Tujuannya
adalah
untuk
menentukan
bagaimana
merepresentasikan data yang diperoleh pada model data logikal ke dalam DBMS yang ditentukan. c)
Merancang batasan umum Sasaran dari langkah ini adalah merancang batasan umum untuk DBMS target.
43
2) Merancang Representasi Fisikal Langkah ini bertujuan untuk menentukan optimalisasi file perusahaan untuk menyimpan relasi dasar dan index yang diperlukan untuk mencapai performa yang diharapkan sementara itu relasi dan tuples akan disimpan ke dalam penyimpanan sekunder. Aktivitas pada langkah ini meliputi: a) Analisa transaksi Untuk memahami fungsionalitas dari transaksi yang akan dijalankan di dalam database dan menganalisa transaksi penting. b) Memilih organisasi file Langkah ini bertujuan untuk menentukan organisasi file setiap relasi, menyimpan dan mengakses data secara efisien. c) Memilih index Untuk
memastikan
apakah
penambahan
index
akan
meningkatkan performa sistem. d) Mengestimasi kebutuhan kapasitas disk Untuk mengestimasi jumlah kapasitas disk yang dibutuhkan oleh database. e) Merancang user views Merancang user views yang diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan analisa pada siklus hidup aplikasi database relasi.
44
f) Merancang mekanisme keamanan Merancang mekanisme keamanan untuk database yang ditetapkan oleh pengguna. 2.1.13Database Application Lifecycle (Siklus hidup Basis Data) Menurut Connolly dan Begg(2010, hal. 313) tahap perancangan basis data berdasarkan siklus hidup seperti tergambar di bawah ini:
Gambar 2.2 Gambar Siklus Hidup Aplikasi Basis Data Sumber : Connolly dan Begg (2010, hal. 314)
45
2.1.13.1 Database Planning Database
Planningsebuah
aktivitas
manajemen
yang
mengijinkan tahapan aplikasi basisdata direalisasikan secara efisien dan seefektif mungkin. 2.1.13.2 System Definition System Definition merupakan penjelasan cakupan dan batasan-batasan dari sistem database dan pandangan pengguna utama. 2.1.13.3 Requirement Collection and Analysis Requirement Collection and Analysis merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari perusaahan yang harus didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini untuk mengindentifikasi kebutuhan dari sistem yang baru. 2.1.13.4 Database Design Database design merupakan proses membuat desain yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database yang di perlukan. 2.1.13.5 DBMS Selection DBMS Selection melibatkan pemilihan yang cocok untuk sistem basis data.
46
2.1.13.6 Application Design Application Design merupakan pendesainan user interface dan program aplikasi yang digunakan dan diproses database. 2.1.13.7 Prototyping Prototyping memungkinkan pembangunan sebuah model kerja dari sistem basis data, dimana memungkinkan perancang atau pengguna untuk merealisasikan dan mengevaluasi sistem tersebut. 2.1.13.8 Implementation Implementation merupakan realisasi fisik dari sebuah basis data dan desain aplikasi. 2.1.13.9 Data Conversion and Loading Data memindahkan
Conversion data
ke
and
Loading
dalam
database
merupakan yang
proses
baru
dan
mengkonversikan setiap aplikasi yang ada untuk dapat dijalankan ke dalam database yang baru. 2.1.13.10 Testing Testing merupakan proses menjalankan sistem database untuk menemukan kesalahan. 2.1.13.11 Operational Maintenance Operational Maintenance merupakan proses memantau dan memelihara sistem database yang telah di instalasi.
47
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pendidikan Menurut Sudarminta (2007, hal. 148)Pendidikan merupakan suatu perbuatan fundamental yang mengubah dan menentukan hidup manusia, yang didalamnya terkandung hubungan manusiawi yang bersifat dialogis dan dinamis antara pendidik sebagai pembimbing dan anak didik sebagai yang dibimbing. Menurut K & Suriani (2009, hal. 119) Pendidikan merupakan suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik di dalam suatu masyarakat. Jadi dapat disimpulkan pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang diajarkan oleh pendidik terhadap peserta didik agar peserta didik dapat memperoleh ilmu sebelum terjun ke dunia kerja. 2.2.2 Kurikulum Menurut Riadi (2008, hal. 52) Kurikulum merupakan rancangan mata pelajaran bagi suatu kegiatan jenjang pendidikan tertentu agar dapat dinyatakan lulus dan berhak memperoleh ijasah Jadi dapat disimpulkan kurikulum merupakan proses pembelajaran selama kurun waktu tertentu untuk dapat lulus. 2.2.3 Administrasi Secara etimologi, kata administrasi berasal dari bahasa Latin, ad + ministrare. Ad berarti intensif, sedangkan ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Administrare adalah kata kerja, sedangkan kata bendanya adalah administration. Administratio diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi administration, dalam bahasa Belanda menjadi administratie, dan dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.
48
Jadi, administrare berarti melayani secara intensif. Administrasi sebagai tugas (kewajiban) dalam konteks pendidikan disebut juga administrasi sekolah yang antara lain meliputi empat hal, yaitu : 1. Administrasi peserta didik 2. Administrasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta struktur organisasinya 3. Administrasi keuangan 4. Administrasi sarana prasarana 5. Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat 6. Administrasi layanan khusus (bimbingan konseling unit kesehatan siswa, unit koperasi sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler). Husaini Usman (Husaini Usman : 2006). 2.2.4 Penilaian Menurut Junus (2006, hal. 56)Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, dilaksanakan secara ongoing, dan didesain untuk memberikan informasi kepada guru dan siswa tentang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Jadi dapat disimpulkan penilaian merupakan hasil yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang dapat selama satu kurikulum.