BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Komunikasi Massa 2.1.1.1
Definisi Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittneryakni “Komunikasi adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”. Menurut De Fluer dalam buku Understanding Mass Communication menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sutu proses dimana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara
terus
menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan
dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara (Djalaludin, Psikologi Komunikasi, 2003). Definisi komunikasi massa menurut Joseph A. Devito (Nurudin, 2007)yaitu pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, pada khalayak yang sangat banyak. Ini tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, majalah, film, buku dan pita).Selain itu, pengertian komunikasi massa juga didefinisikan oleh Wright,
11
12 “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristics; it is directed toward relatively large, heterogenous and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times to reach most audience members simultaneously and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within; a complex organization that may involve great expense”. Yaitu diamana bentuk komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu; diarahkan pada khalayak yang relativebesar, heterogin dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak; bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar(Nawiroh Vera, 2010). Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan memperjelas apa yang dimaksud dengan komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal berikut: 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengtahui satu sama lain. Anomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
13 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atay nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui media massa. Hal ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi,kelompok atau public dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi
lain,
umpan
balik
bisa
bersifat
langsung.
Misalnya,
dalamkomunikasi antar persona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed) (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2004).
2.1.1.2
Ciri-Ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan
komunikasi lain. Ciri-ciri dari komunikasi massa itu diungkapkan dalam sebuah
14 buku pengantar komunikasi massa (Nurudin, 2007), dalam buku tersebut dijabarkan bahwa ciri-ciri komunikasi massa antara lain adalah sebagai berikut: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem.
Sebagaimana
kita
ketahui
sistem
itu
adalah
“Sekelompok
orang,pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komuniksn dalam komunikasi massa bersifat heterogen atau beragam. Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Perbedaan ini yang menjadikan komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen menjadi salah satu ciri-ciri dari media massa. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
15 4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung
memberikan
respons
kepada
komunikatornya
(media
massa
yang
bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubric surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback) 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Komunikasi ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu saja bersifat relative. Majalah atau media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar kotabaru pukul 6 pagi. Ini hanyalah masalah teknis semata. Namun, harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secara bersamaan oleh para pembacanya. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan pada khalayaknya sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (LIVE), dan bukan siaran yang direkam (recorded).
16 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau
yang
biasa
sering
disebut
penapis
informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Sebagaimana telah kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa, atau data yang menjadi bahan mentah pesan yang akan disiarkan media massa beragam dan sangat banyak. Tentu tidak semua bahan tersebut bisa dimunculkan. Di sinilah perlu ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan. Gatekeeper yang dimaksud
antara
lain
reporter, editor film/surat kabar/buku,
manajer
pemberitaan, penjaga rubric, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesanpesan dari media massa masing-masing.
2.1.1.3
Fungsi Komunikasi Massa Dalam buku pengantar komunikasi (Nawiroh Vera, 2010)menyebutkan
fungsi komunikasi massa terdiri dari bermacam pendapat, banyak definisi mengenai fungsi komunikasi massa, beberapa ahli membedakan antara fungsi komunikasi massa bagi individu dan fungsi komunikasi massa bagi masyarakat. Membicarakan fungsi komunikasi massa tidak bisa lepas dari media massa karena media massa adalah alat untuk menyampaikan pesan dari komunikasi massa. Di sini akan dijelaskan beberapa fungsi komunikasi massa yang dirangkum dari berbagai pendapat, antara lain Dennis McQuail, Harold D. Lasswell, Charles Robert Wright, Jay Black dan Frederick C, Whitney, Onong Uchjana Effendy, John Vivian, dan
17 Joseph R. Dominick. Fungsi dari komunikasi massa itu antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informasi Yang dimaksud dengan fungsi informasi adalah komunikasi massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang terdapat di dalam masyarakat, baik nasional maupun internasional. Informasi adalah memberitahukan hal-hal penting yang terjadi di seluruh dunia. Fungsi informasi menyangkut berbagai bidang, semua peristiwa bisa menjadi sumber informasi, dalam media massa bentuknya bermacam-macam seperti, berita; politik, ekonomi, kesehatan, Iptek. Iklan juga dapat dikatagorikan sebagai informasi. Informasi dapat diketahui melalui berbagai macam cara, tetapi yang paling efektif melalui media massa baik cetak maupun elektronik. 2. Pendidikan Fungsi mendidik dalam komunikasi massa merupakan fungsi yang dilakukan komunikasi massa dalam memberikan dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk berpikir kritis dan memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial-budaya, termasuk pembinaan moral dan pendidikan budi pekerti. Dalam menjalankan fungsi ini media massa biasanya mengemas acara dalam bentuk drama, talkshow, artikel dan lain-lain. 3. Hiburan Fungsi menghibur dalam komunikasi massa dimaksudkan bahwa media massa menyajikan program hiburan bagi masyarakat terutama untuk relaksasi, pengalihan perhatian, dan meredakan ketegangan sosial. Acara-acara hiburan seperti film, musik, komedi yang lebih banyak diminati. Di Indonesia fungsi hiburan paling banyak dilakukan oleh media elektronik terutama televisi dan
18 radio, hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih menjadikan televisi dan radio sebagai media hiburan untuk seluruh keluarga. Sedangkan media massa cetak seperti Majalah dan Surat Kabar lebih banyak menjalankan fungsi informasi,
walaupun
ada
juga
hiburan
dalam
media
cetak
tetapi
presentasinyalebih kecil. Contoh hiburan dalam media cetak yaitu; cerpen, tekateki silang dan karikatur. 4. Fungsi Meyakinkan a. Mengukuhkan sikap Menjadikan kepercayaan, sikap, nilai dan opini seseorang semakin kuat. b. Mengubah sikap Mengubah sikap seseorang yang netral agar mengikuti kehendak pihakpihak tertentu melalui tayangan-tayangan atau tulisan-tulisan media massa. c. Menggerakkan Dilihat dari sudut pandang pemasang iklan, fungsi terpenting dari media adalah menggerakkan para konsumen untuk bertindak (membeli). d. Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu Dengan mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan tertentu dari suatu norma yang berlaku, media merangsang masyarakat untuk mengubah situasi. e. Menganugrahkan status Seseorang yang namanya sering dimuat di media maka ia menjadi begitu penting dan terkenal. Sebalikanya orang penting yang namanya jarang dimuat di media lambat laun akan hilang dan terlupakan.
19 5. Fungsi Membius (Narcotizing) Fungsi ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Lazaefeld dan Robert K. Merton (Nurudin, 2003). Fungsi narcotizing berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius kedalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik. 6. Menciptakan Rasa Kebersamaan Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. 7. Fungsi Integrasi dan Empati Masyarakat Indonesia yang majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaan masing-masing. Dengan banyaknya media massa seperti radio, TV, surat kabar, majalah dan film menjadi semakin terbuka peluang-peluang untuk saling mengenal, saling memahami budaya antar berbagai suku bangsa. Dari situlah akan terjadi perubahan citra (image) di kalangan masyarakat. Media massa dapat juga menjadikan khalayak memiliki rasa empati sosial yaitu dengan dipublikasikannya informasi atau cerita tentang kehidupan di daerah tertentu maka masyarakat memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. Dengan munculnya rasa empati dapat membantu menjalankan peran sosial bagi masyarakat. 8. Transmisi Budaya Komunikasi massa melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sosial dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Melalui proses sosialisasi, anggota baru suatu masyarakat dapat belajar suatu peranan orang lain di dalam masyarakat,
20 sekaligus dapat mengerti posisi sosial dan menempatkan dirinya secara tepat didalam pergaulan sosial. 9. Surveillence (pengawasan) Joseph R. Dominick menyatakan pengertian surveillence merujuk kepada pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar kita atau dapat dikatakan media massa sebagai alat untuk memonitor apa yang terjadi disekitar masyarakatnya. Yang dimaksud pengawasan media massa yaitu media menyajikan informasi yang diperoleh dari hasil pengawasan media yang tidak dapat dilakukan masyarakat (Domminck, 1983). Surveillance dibagi ke dalam dua bagian: a. Pertama, beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari bencana alam (banjir, gunung meletus,dll), kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b. Kedua,
instrumental
surveillance
(pengawasan
instrumental),
yaitu
penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapatmembantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya berita tentang harga kebutuhan pokok sehari-hari sangat berguna bagi masyarakat, produk-produk baru yang muncul dipasaran, perkembangan fashion, resep masakan dan sebagainya. 10. Meningkatkan aktivitas politik Dengan seringnya seseorang mengkonsumsi media massa baik cetak maupun elektronik maka pengetahuannya akan bertambah, tak terkecuali dalam bidang politik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran mereka untuk melakukan
21 aktivitas politik. Juga sebagai sarana sosialisasi politik. Masyarakat dapat belajar tentang seluk beluk politik lewat media massa. Juga aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan politik(Domminck, 1983).
2.1.1.4
Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, efek
primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) danperubahan perilaku (menerima dan memilih)(Stamm & Bowes, 1990). 1. Efek Primer Efek primer terjadi ketikaseseorang yang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Efek primer terjadi ketika pesan diterima oleh audience dan menyita perhatian audience tersebut. 2. Efek Sekunder Efek sekunder terjadi ketika seorang individu menggunakan isi media untuk memenuhi tujuan mereka didalam usaha menikmati media massa. Tujuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu masingmasing. Jika kebutuhan sudah terpenuhi melalui saluran komunikasi massa, berarti individu sudah mencapai tingkat kepuasannya.
2.1.2. 2.1.2.1
Media Massa Definisi Media Massa Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak,sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
22 (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanisme seperti surat kabar, film, radio, dan televisi(Cangara, 2003). Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi(Effendy O. , 2000). Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang bersamaan (Nurudin, 2007).
2.1.2. 2
Efek Media Massa
Efek adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh sebab/perbuatan. Efek komunikasi massa adalah hasil yang ditimbulkan sebagai akibat diterimanya suatu pesan melalui media massa. Donald K. Robert mengungkapakan “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena itu fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh media massa (Nawiroh Vera, 2010).
23 1. Efek Media Massa Sebagai Objek Fisik Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenal sebagai efek komunikasi massa (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2004). Menurut Steven M. Caffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan dan perilaku Dampak Pesan MediaDalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, secara sengaja maupun tidak sengaja,. Oleh karena itu Stamm menyatakan “efek komunikasi massa terdiri atas primary effect (efek primer) dan secondary effect (efek sekunder) (Stamm & Bowes, 1990). Efek primer adalah efek media massa pda khalayak pada tataran terpaan, perhatian dan pemahaman. Efek sekunder yaitu efek yang pada perubahan tingkat kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). Adapun efek pesan media massa meliputi dampak kognitif, dampak afektif serta dampak konatif. a. Dampak Kognitif Dalam dampak kognitif ini akan membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
24 Dampak prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti mengenai bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. b. Dampak Afektif Ketika dampak kognitif hanya sampai pada tahap pengetahuan, maka dampak afektif sudah melibatkan perasaan atau emosi. Dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada dampak kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, senang dan sebagainya. c. Dampak Konatif Dampak pesan media massa yang berupa pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku yang dapat diamati, adalah dampak pesan media massa yang telah sampai pada tahap konatif. Dampak ini timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. 2. Efek Sosial Media Massa Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini public untuk membawakannya pada perubahan yang signifikan. Dominick menyebutkan mengenai dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan (Nurudin, 2007).
25 2.1.2.3
Jenis Media Masssa
1. Surat Kabar Surat kabar atau sering disebut sebagai Pers disinyalir sebagai media massa tertua di dunia, munculnya surat kabar dimulai dengan ditemukannya mesin cetak pleh Guttenberg. Nama lain dari surat kabar adalah Koran yang berasal dari bahasa belanda: Krant, dari bahasa Perancis: courant (Nurudin, 2007). KORAN, sebuah publikasi yang muncul secara teratur dan sering, dan membawa berita tentang berbagai kejadian terkini. Organisasi seperti serikat pekerja, kelompok agama, perusahaan atau klub mungkin memiliki surat kabar mereka sendiri, tetapi istilah ini lebih sering digunakan untuk merujuk pada publikasi harian atau mingguan yang membawa berita kepentingan umum bagi sebagian besar masyarakat di daerah geografis tertentu (Stephens, 1988). 2. Majalah Majalah adalah publikasi atau terbitan berkala tetapi bukan setiap hari yang memuat berbagai artikel, berita, cerita, dongen, mitos serta legenda untuk umum. Definisi majalah menurut Wilcox (2005) yaitu “media cetak yang diterbitkan setiap minggu, setiap bulan atau triwulan dengan publikasi yang menampilkan kedalaman subyek daripada Koran(Nawiroh Vera, 2010). 3. Radio Guglielmo Marconi (seorang ahli mesin dari Itali) pada tahun 1896 menciptakan alat penyiaran radio dengan gelombang elektromagnetik. Pada awalnya radio lebih banyak untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Awalnya radio lebih banyak digunakan oleh militer dan urusan kepemerintahan untuk kepentingan kenegaraan (ideologi, politik) secara umum.
26 Radio public/komersial/radio siaran, dimulai tahun 1920 oleh stasiun radio KDKA Pittsburg di Amerika Serikat. Perkembangannya sampai sekarang sangat pesat, di Indonesia saat ini terdapat lebih kurang 2000-an stasiun radio yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Radio merupakan media auditif. Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak. Secara psikologis suara adalah sensasi yang terpersepsikan dalam kemasan auditif. Menurut Stanley R. Alten dalam bukunya Audio in Media:suara adalah suatu efek benturan molekul yang didorong oleh transmisi elastic. Suara memiliki komponen visual yang bisa menciptakan gambar dalam benak pendengar. Berbicara tentang radio, berarti berbicara tentang semua orang (all about people) sebab radio adalah media suara yang merakyat(Masduki, 2004). 4. Televisi Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti “jarak” dan visi (bahasa Latin)yang berarti “citra atau gamvar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Televisi dijelajahi hiburan, berita dn iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis terutama melalui televisi kabel. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi, kini sedikitnya terdapat
lima
metode
dikembangkan:Over
the
penyampaian air
reception
program of
televisi
network
and
yang local
telah station
program,Cable, Digital Cable, Wireless Cable, Direct Broadcas Satellite (DBS)(Badjuri, 2010).
27
5. Film Definisi Film Menurut UU 8/1992 adalah: “Karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan sistem lainnya. (Sumber: LN 1992/32; TLN NO. 3473) Definisi film berbeda di setiap Negara, di Prancis ada pembedaanantara film dan sinema. “filmis” berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya misalnya sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, film dikenal dengan istilah Cinema yang merupakan singkatan dari Cinematograph (nama kamera dari Lumiere bersaudara). Ada juga istilah lain yang berasal dari Bahasa Inggris, movies berasal dari kata move, gambar bergerak atau gambar hidup. Film lebih dulu menjadi media hiburan disbanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi menjadi aktivitas popular bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika(Effendy H. , 2002). 6. Internet Saat ini media baru (internet) sudah menjangkau hampir seluruh masyarakat dunia, media baru tersebut dapat dikatakan turut memberi andil yang besar pada perubahan struktur sosial masyarakat. Juga pada sistem komunikasi massa.
28 Tetapi menurut Dennis McQuail saat itu, belum bisa menyimpulkan secara komprehensif kaitan media baru ini dengan konteks media massa. Membutuhkan teori baru jika implikasi dari perkembangan teknologi tersebut mengakibatkan perubahan secara mendasar pada pola organisasi sosial dalam teknologi media dan hubungan sosial masyarakat yang terlibat didalamnya. Aspek mendasar dari perkembangan media baru ini adalah: a. Digitalisasi, yaitu pesan yang dikonstruksi dalam bentuk teks kemudian diubah menjadi serangkaian kode-kode digital dan dapat diproduksi, dikirimkan pada penerima maupun disimpan. b. Konvergensi, yaitu penyatuan semua bentuk dan fungsi media yang selama ini brerdiri
sendiri-sendiri
baik
dalam
proses
organoisasinya,
distribusi,
penerimaan, regulasi maupun fungsi sebagai sumber informasi dan hiburan (McQuail, 2005).
2.1.2.4
Peran Media Masssa Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat
modern tidak ada yang menyangkal, menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000: 66), ada enam perspektif dalam hal melihat peran media. Pertama, melihat media massa seabagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di
29 masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Ketiga, memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian. Keempat, media massa acapkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternative yang beragam Kelima, melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik. Keenam, media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Pendeknya, semua itu ingin menunjukkkan, peran media dalam kehidupan social bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada
30 di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media massa (Afdjani, 2007).
2.1.3 Televisi 2.1.3.1
Definisi Televisi Istilah televisi terdiri dari kata tele dan visi. Tele berarti jauh dan visi berarti
penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip. Sedang segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam gambar bergerak atau gambar diam. Televisi merupakan media massa elektronik yang memiliki keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio secara bersamaan. Karena merupakan media elektronik, maka dalam menyajikan pesan-pesannya televisi sangat bergantung kepada energy listrik, artinya tanpa listrik tidak akan dapat menyampaikan pesan (Morissan, 2005).
2.1.3.2
Sejarah Televisi Televisi merupakan media massa yang populer. Sejak kemunculannya di
awal abad ke-19 sampai dengan hari ini, di tengah – tengah persaingannya dengan internet dan media baru lainnya, televisi tetap muncul sebagai media massa yang digemari. Hal ini terbukti dari orang-orang yang menghabiskan waktunya lebih
31 banyak menonton televisi (1633 jam per orang per tahun atau 5,4 jam setiap harinya, pada tahun 2010) dibandingkan menghabiskan waktunya untuk media yang lain (Pavlik & S, 2004). Sementara itu di Indonesia siaran televisi secara resmi dimulai pada tahun 1962 yaitu saat TVRI (Televisi Republik Indonesia) menayangkan siaran langsung Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Pada tahun 1989 lahirlah stasiun televisi swasta untuk pertama kalinya, yaitu RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Disusul oleh SCTV (Surya Citra Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Keluarga Indonesia), Anteve (Andalas Televisi) dan Indosiar (Indosiar Visual Mandiri). Pada tahun 1998 melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan No. 286/ SK/ Menpen/ 1999 diberikan izin kepada lima perusahaan TV swasta baru, yaitu Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia), TV 7 (PT. Kompas Gramedia Group), Global TV (PT. Global Informasi Bermutu), Lativi (PT. Pasar raya Mediakarya), dan Metro TV (Koran Media Indonesia). 2 Surat keputusan tersebut dibarui dengan Undang-Undang Penyiaran (UU no. 32 tahun 2002) yang memberikan kelonggaran mengenai pendirian stasiun – stasiun televisi yang baru. Kemunculan undang-undang ini memacu pertumbuhan televisi-televisi lokal baik yang berskala propinsi, kabupaten maupun kota(Nawiroh Vera, 2010).
32 2.1.3.3
Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi antara lain: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibanding media penyiaran lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, hal ini dikenal dengan istilah audiovisual. 2. Berpikir dalam gambar Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual, serta merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya jauh lebih rumit dan harus dilakukan oleh orangorang terampil dan sudah terlatih(Ardianto, Komala, & Karlinah, 2004). Pendapat
lain
mengenai
karakteristik
televisi
dikemukakan
oleh
Frank
Jefkins(Jefkins, 1992), yaitu: 1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna. 2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun di beberapa Negara berkembang, televisi merupakan simbol status sosial seseorang. 3. Pembuatan program televisi lebih lama dan lebih mahal, apabila dibandingkan dengan pembuatan program radio. 4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang Nampak harus dibuat semenarik mungkin. 5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal. 6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
33 7. Komunikasinya bersifat satu arah. 8. Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.1.3.4
Fungsi Televisi Dari berbagai pendapat mengenai fungsi atau kegunaan televisi diantaranya
sebagai berikut: Menurut Ardianto dan Komala dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar, menjelaskan bahwa “fungsi televisi hampir sama atau tidak jauh berbeda dengan media massa lainnya seperti
surat kabar maupun radio, yaitu
memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Akan tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi” (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2004). Sedangkan menurut Onong Uchjana dalam bukunya “Televisi Siaran Teori Dan Praktik” mengungkapkan bahwa fungsi televisi dibagi menjadi 3 yaitu: penerangan, pendidikan, dan hiburan. 1. Penerangan a. Immediacy yang berarti langsung dan dekat. Fungsi ini ditujukan terutama kepada pemirsa, dimana pemirsa bisa langsung menyaksikan kejadian yang sedang terjadi, sekalipun kejadian tersebut berada jauh dari rumah. b. Realism dimana pemirsa bisa lihat dan mendengarkan sendiri secara langsung melalui perantaraan kamera dan microphone, sesuai kenyataannya. 2. Pendidikan Sebagai media elektronik yang banyak menayangkan program-program yang mengandung pendidikan seperti ceramah, sandiwara, film, dan sebagainya.
34 3. Hiburan Beberapa jenis hiburan yang bisa ditayangkan oleh televisi antara lain adalah music, kuis, variety show, talk show, dan sebagainya(Effendy P. D., 1993).
2.1.3.5
Jenis Program Acara Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak serta beragam jenisnya. Pada dasarnya apa saja yang dapat dijadikan suatu program acara untuk dapat ditayangkan di televisi selama program itu mampu menarik perhatian penonton serta tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Dari berbagai macam program yang disiarkan oleh stasiun televisi, jenis program suatu acara dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Program Informasi Yaitu segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada khalayak (audience). a. Berita Keras (Hard News) Merupakan segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh audience secepatnya. b. Berita Lunak (Soft News) Merupakan sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan (contohnya seperti news magazine, talk show features danlainlain)
35 2. Program Hiburan Segala bentuk siaran yang dibentuk untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game). Berikut yang termasuk dalam kategori hiburan tersebut. a. Drama Merupakan pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenaikehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sintron dan film. b. Sinetron Merupakan
drama
yang
menyajikan
cerita
dari
berbagai
tokoh
secarabersamaan, masing-masing tokoh memilki alur cerita mereka sendirisendiritanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulkan. c. Program permainan (game show) Merupakan program yang memberihadiah uang dalam jumlah besar selalu menarik minat audien yang menjadipemenang kepada audien. 3. Permainan atau game show Bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan memenangkan permainan. Dibagi menjadi 3 jenis yaitu: a. Quiz Show Permainan ini melibatkan peserta dari kalangan biasa atau anggota masyarakat, namun terkadang khusus melibatkan orang-orang terkenal (selebritis).
36 b. Ketangkasan Peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan fisiknya untuk melewati sesuatu rintangan. c. Reality Show: Program ini mencoba menyajikan satu keadaan yang nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa, namun pada dasarnya reality show merupakan permainan (game). d. Variety Show Merupakan format acara televisi yang mengkobinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, kuis, game show, music concert, drama dan komedi situasi. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman (Naratama, 2006).
2.1.3.6
Program Acara Musik Televisi Menciptakan program musik pop atau dangdut dapat menggunakan berbagai
macam format, yang paling umum biasanya digunakan adalah format musik klip. Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voice-nya merupakan format klip yang konvensional. Sementara itu, untuk sekedar lagu-lagu yang bukan sekedar bercerita tentang cinta dapat diciptakan suasana yang lebih kreatif. Format lain biasanya menggunakan live show. Stage atau panggung, baik indoor didalam gedung, maupun outdoor di suatu lapangan, dengan tata pencahayaan yang warna-warni dibuat lebi heboh dengan laser dan kamera movement yang sangat cepat geraknya. Dalam hal ini yang perlu dipikirkan penonton di rumah tidak hanya ingin menonton suasana
37 melainkan juga artisnya. Dalam live show digunakan beberapa kamera yang memungkinkan sajian gambar menjadi sangat bervariasi. Format lain untuk sajian musik adalah format feature dan magazine, biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pecinta jenis musik itu. Program musik dapat ditampilkan dengan dua format yaitu video klip atau konser. Program musik konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) atau didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemapuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara maupun juga berdasarkan bagaimana pengemas menampilkan agar menjadi kelihatan lebih menarik(Wibowo, 2007). Berpijak kepada berbagai diskusi yang diselenggarakan membahas tentang program televisi, seperti yang dikemukakan oleh Arief Suditomo (2007) bahwa televisi tidak mungkin lari dari khalayak pemirsa yang dominan, meskipun merekapara pekerja televisi mengetahui bahwa acara tersebut lebih didominasi oleh unsur hiburan belaka (Susanto, 2009).
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Strategi Produksi 2.2.1.1
Pengertian Strategi Defenisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
bisnis bisa berupa perluasan geografis, difersifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, diventasi, likuidasi dan join venture(David, 2004).
38 Pengertian strategi adalah “Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan
keunggulan
strategis
perusahaan
dengan
tantangan
lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaaan yang tepat oleh organisasi. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: 1. Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2. Pengertian Khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti dalam bisnis yang dilakukan(F, 1989).
2. 2.1.2
Tahapan Produksi Program Televisi
Dalam produksi programLIVE memiliki 4 tahap: pra produksi, set up and rehearsal, produksi, dan paska produksi. 1. Pra Produksi
Tahapan ini meliputi 3 bagian, sebagai berikut: (Wibowo, 2007). Penemuan Ide: Menemukan ide dan gagasan, membuat riset dan menulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sebuah riset.
39 Planning: Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives) serta mempersiapkan rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Adanya penetapan jangka waktu kerja (time schedule), menyempurnakan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew, estimasi biaya, dan rencana alokasi. Persiapan: Latihan para artis, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang digunakan. 2. Set Up and Rehearsal Setup merupakan tahapan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota ini bersama kerabat kerjannya, sejak dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan didalam maupun diluar studio, sampai mempersiapkan
denah
untuk
seting
lampu,
microfon
maupun
tata
dekorasi.Rehearsal (latihan) tidak saja berlaku bagi para artispendukungnya, tetapi sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja, sejak dari switcher, penata lampu, penata suara, floor director, cameramen sampai ke pengarah acaranya sendiri. Dalam latihan ini dipimpin sendiri oleh pengarah acara(Wurtzel, 1989). 3. Produksi a. Organizing: Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai denga tujuanorganisasi,
sumberdaya
yang
dimiliki
dan
lingkungan
yang
melingkupinya. b. Actuating:
Memberikan
pengaruh
(penggerak)
mencakup
usaha
untukmempengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dalam proses ini(Wibowo, 2007).
40
c. Controling Mengarahkan dan memotifasi aggota-anggota organisasi untuk menuju kearah pencapaian tujuan organisasi, termasuk menciptakan iklim yang mendukung, membimbing dan meneladani anggota dalam melakukan pekerjaan. Suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan tidak baik dan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari rancangan semula. Maka diperlukan koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini dikerjakan untuk mengadakan peningkatkan pada masa yang akan datang.Tahap ini mencoba mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script)(Wibowo, 2007). 5. Paska Produksi
Evaluating: Executive producer, producer, tim creative dan seluruh bagian yang terkait dalam program acara mengevaluasi setiap program acara yang sudah perlangsung. Tahap ini meiliki tiga langkah yang utama, yaitu editing offline, editing online dan mixing (Morissan, 2005).
41
2.3
Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir