BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Ekowisata Ekowisata atau ecotourism mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an sebagai
sebuah strategi kreatif untuk konservasi, ekowisata merupakan industri yang berkembang dengan tantangan yang cukup besar, banyak usaha yang di lakukan untuk mengembangkan sebuah ekowisata, di antaranya menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas dan organisasi lingkungan serta bagaimana mempertahankan praktek lingkungan yang baik ( Paul Herbig , 1997 ) dan kini, ekowisata telah berkembang menjadi sebuah industri besar. Salah satu definisi ekowisata secara luas
adalah salah satu yang
dikembangkan oleh Ceballos-Lascuráin pada tahun 1983, yang berfokus pada pentingnya daerah alam, domain kognitif dan afektif, dan perilaku. Perjalanan ke daerah alam yang secara relatif tidak terganggu atau tidak terkontaminasi dengan tujuan spesifik dari penelitian, pengaguman, dan penikmatan pemandangan dan tumbuhan dan hewan liar, serta manifestasi budaya apapun yang ada (baik masa lalu maupun sekarang) yang ditemukan di daerah ini (Ceballos-Lascuráin 1987, van der Merwe di 1996). Meskipun ada beberapa definisi ekowisata, sebagian besarmerangkul tema umum dari perjalanan untuk pengalaman lingkungan, misalnya, mendefinisikan ekowisata sebagai "perjalanan bertanggung jawab yang melestarikan lingkungan alam dan memelihara kesejahteraan masyarakat setempat". Freedman (1995) secara serupa mendefinisikan ekowisata sebagai sebuah segmen industri perjalanan yang menarik untuk sadar lingkungan dan memiliki dampak yang rendah pada daerah sekitartapi memberi kontribusi terhadap ekonomi lokal. Menurut Cater dan Lowman , 1994 ekowisata seharusnya dapat : a. Menarik wisatawanke lingkungan alam yang unik dan dapat diakses; b. Digunakan untuk meningkatkan konservasi alam melalui pendidikan; c. Menyebabkan perubahan sikap di masyarakat dan pemerintah lokal; dan d. Menyediakan lapangan kerja dan peluang kewirausahaan bagi masyarakat lokal.
11
12 Dalam penelitian lain, Pedersen membayangkan ekowisata sebagai lima kriteria utama yang memuaskan: perlindungan daerah alam; produksi pendapatan; pendidikan; dan partisipasi dan keterlibatan lokal,selain dari pada itu, Wallace dan Pierce (1996) memberikan gambaran yang lebih panjang dari struktur dasar ekowisata. Mereka menunjukkan bahwa ekowisata dapat : a. Meminimalkan dampak; b. Meningkatkan kesadaran; c. Memberikan kontribusi untuk pelestarian; d. Memungkinkan masyarakat lokal untuk membuat keputusan sendiri; e. Mengarahkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal; dan f. Memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk menikmati daerah alam (david.a.Fennel, 2010) Diatas merupakan beberapa definisi dari ekowisata, dan salah satu contoh ekowisata yang di jadikan sebagai objek penelitian disini adalah Taman Wisata Alam Mangrove , Angke Kapuk, Jakarta Utara. Taman Wisata Alam ( TWA ) Mangroove Angke Kapuk, Jakarta Utara merupakan kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam dan berpusat pada pengembangan ecotourism. Di tempat ini terdapat beberapa fasilitas dan aktifitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan , antara lain : 1. Konservasi dan penanaman hutan bakau Di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, wisatawan dapat merasakan sendiri pengalaman menanam bibit mangrove / bakau. Dengan menanam mangrove dapat membantu dalam pencegahan abrasi (pengikisan bibir pantai oleh air laut) serta mencegah terjadinya intrusi air laut (merembesnya air laut ke daratan hingga ke sungai). Dalam ekosistem hutan bakau, mangrove merupakan satu dari beberapa jenis pohon
yang
merupakan
penyusun
utama
dalam
ekosistem
tersebut..Terdapat tiga jenis utama pohon mangrove, yaitu : api-api (Avicennia), bakau (Rhizophora sp.), dan pidada (Sonneratia acida). 2. Wisata hutan Wisatawan dapat melakukan kegiatan fotografi di lingkungan hutan tersebut , karena hutan ini memiliki tempat-tempat yang sangat bagus dan cocok untuk di jadikan lokasi pemotretan, namun tempat ini
13 memiliki peraturan , wisatawan tidak diperbolehkan menggunakan kamera selain kamera handphone, melakukan
karena jika pengunjung ingin
kegiatan fotografi menggunakan model dan kamera
profesional, seperti kamera SLR atau kamera pocket, Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk menetapkan kebijakan memasang tarif harga sebesar satu juta rupiah kepada setiap pengunjung.
3. Wisata air Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk menyediakan fasilitas wisata air,
wisatawan dapat menikmati pemandangan alam dengan
menggunakan perahu kayu dan perahu karet, keduanya dapat disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Untuk fasilitas perahu karet wisatawan akan dibantu oleh pemandu untuk diajak menjelajahi taman wisata alam jalur air, wisatawan dapat melihat hewan khas daerah danau dari dekat dan bagi pecinta fotografi lokasi wisata air sangat bagus untuk sebagai objek pemotretan yang suasananya sangat jarang ditemukan di kota Jakarta. Dan sebagai alternatif lain, wisatawan juga dapat menjelajahi wisata air dengan mengayuh sendiri menggunakan jasa perahu kano.
4. Penginapan Taman Wisata Alam Angke Kapuk juga menyediakan fasilitas penginapan untuk wisatawan yang ingin bermalam, pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang asri dan tenang di tengah hiruk pikuk perkotaan Jakarta, selain itu, pengunjung juga dapat menikmati terbitnya matahari (sunrise) hingga tenggelam (sunset) yang dapat diselingi dengan berbagai kegiatan seperti penanaman mangrove, fotografi, permainan air, dan kegiatan lainnya. Penginapan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk terbagi menjadi beberapa pilihan , diantaranya : rumah tenda ( camping ground ), rumah permanen dan di atas air, villa pondok alam dan villa honeymoon cottage.
14 2.2
Marketing Dalam Pariwisata
2.2.1
Pengertian pemasaran Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu atau
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain ( Kotler dan Keller, 2009 : 5 ) Sementara itu menurut American Marketing Association (AMA , 2007) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Pemasaran adalah sebuah kegiatan, seperangkat lembaga, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, mengantar, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.( Yudi Fernando, 2012).
2.2.2
Pengertian jasa Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaikan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik (Kotler, 1997).
2.3
Media Baru
2.3.1
Definisi Media Baru Media baru disebut sebagai media elektronik dan identik dengan teknologi
yang berbasis komputer, misalkan internet, email dan kabel digital sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan jangkauan yang sangat luas bahkan bisa menghubungkan seluruh masyarakat dari seluruh dunia agar bisa berkomunikasi tanpa terhambat oleh ruang dan waktu sehingga menjadikan kegiatan informasi yang dilakukan menjadi lebih efisien . Internet merupakan teknologi yang digunakan oleh media baru untuk memungkinkan masyarakat bisa saling bertukar informasi digital, teknologi internet pada akhirnya memunculkan banyaknya teknologi baru lainnya seperti e-mail, layanan chatting online dan media sosial, hal ini terbentuk karena internet mengisi kekosongan komunikasi yang tidak bisa diciptakan oleh media tradisional misalkan meminimalisir waktu untuk menyampaikan suatu pesan sehingga hasil yang tercapai
15 akan lebih efisien karena adanya penghematan dari berbagai aspek. Adapun ciri-ciri media baru adalah sebagai berikut: 1. Pesan individual dapat dikirimkan ke sejumlah orang yang tak terbatas, secara bersamaan, dan 2. Setiap orang yang terlibat dalam suatu isi media dapat mengontrol timbal balik atas konten tersebut. (Crosbie vin, 2002). Hadirnya media barusecara konsekuensi membuatnya berbeda dengan sistem media massa, proses komunikasi media massa maupun massa audiens yang telah ada sebelumnya. Setidaknya ada dua konsekuensi yang timbul dari hadirnya media, yaitu ubiquitas daninteraktivitas (Leah A. Liverouw dan Sonia Livingstone. 2006). Ubiquitas (ubiquity), menurut McLuhan adalah kenyataan bahwa teknologi yang dibawa oleh media baru mempengaruhi setiap orang di masyarakat di mana mereka bertempat tinggal, walau tentunya tidak semua orang di tempat tersebut benar-benar menggunakan teknologi tersebut.Sedangkan, interaktivitas (interactivity) bermakna hadirnya media baru membuat para penggunannya dapat menyeleksi dari mana saja sumber informasi yang akan dia pilih dan juga dengan siapa saja dia akan berinteraksi langsung. Kesimpulan dari teori diatas adalah media baru merupakan jembatan bagi para audiens untuk bisa menyaring informasi dan memungkinkan seluruh audiens untuk menjadi sumber informasi bagi semua orang dan manfaat yang paling bisa dirasakan oleh audiens adalah penghematan waktu dan lebih efektif dalam menyampaikan dan menerima sebuah informasi.
2.3.2
Media Sosial
2.3.2.1 Definisi Media Sosial Dalam pengertian sederhana, new media terdiri dari dua kata, yaitu newdanmedia. New yang berarti baru, dan Media yang berarti perantara.Jadi new media merupakan sarana perantara baru yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan internet pada khususnya.Baru dalam arti di sini dilihat dari segi waktu, manfaat, produksi, dan distribusinya. Dari media baru tersebut hadirlah sebuah media sosial. Media sosial sebagai channel untuk penyaluran iklan karena media sosial mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu bisa disampaikan ke berbagai
16 komunikan dan komunikasi melalui media sosial dihasilkan oleh berbagai macam pihak seperti penjual, konsumer, dan masyarakat, dan dalam pelaksanaannya sosial media sangat memegang peranan penting dalam kegiatan memasarkan suatu produk karena memiliki akses yang mudah dan akan diingat dalam jangka waktu yang panjang (Powell, Groves, Dimos, 2011: 1). Media sosial bukan hanya bagian dari komunikasi massa akan tetapi juga merupakan bagian dari media baru karena media baru mepunyai teknologi bernama internet dan salah satu teknologi yang diciptakan untuk bisa berjalan bersama internet adalah media sosial. Dalam prakteknya banyak sekali media sosial yang sudah ada dan beberapa diantaranya adalah Facebook, Twitter ,Instagram , youtube, linkedin,slideshare , flickr dan sebagainya ( Zarela : 2010). Facebook merupakan salah satu media sosial yang memungkinkan masyarakat untuk bisa melakukan interaksi dan berdiskusi satu per satu dengan orang sekitar, facebookdidukung oleh fitur-fitur yang mendukung seperti testimonial, mengunduh foto dan video.Sesama pengguna facebook pun dapat saling berinteraksi secara langsung dengan memberikan pendapat (comment) di dinding halaman (wall) si pengguna media tersebut.Setelah Facebook ada media sosial lain yang menghubungkan kita dengan orang-orang banyak yaitu Twitter, media sosial ini tidak mempunyai batasan pertemanan atau biasa disebut dengan followers, perbedaanya dengan Facebook adalah Twitter hanya bisa menulis sampai dengan 140 karakter. Selanjutnya adalah media sosial instagram, adalah sebuah aplikasi dari SmartPhone, media sosial yang merupakan salah satu dari media digital yang mempunyai
fungsi yang hampir sama dengan Twitter, namun perbedaannya
instagram hanya fokus kepada foto dan video saja, instagram sekarang ini sudah mulai banyak digunakan oleh perusahaan sebagai tempat promosi, berpromosi menggunakan instagram sangat menguntungkan selain biaya yang murah dan mudah, instagram juga dapat menampilakan konten-konten foto dan video yang menarik, selain itu instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi pengguna nya dan juga dapat meningkatkan kreatifitas, dikarenakan instagram mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus. Selanjutnya adalah Youtube merupakan media digital pertama dalam bentuk video untuk berbagi informasi, pendapat, gagasan maupun ide, hiburan dan juga sering digunakan untuk kegiatan promosi secara gratis.Youtube menjadi media digital
17 dalam berbagi video yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, telah banyak masyarakat yang telah terkenal melalui media digital tersebut. Berikutjumlah pengguna media sosial di Indonesia per bulam maret 2015 menurut wearesosial.sg
Gambar 2.1Jumlah Pengguna Internet di indonesia Sumber :wearesocial.sg,2015
Gambar 2.2 Top Active Sosial Platform Sumber :wearesocial.sg,2015
Melalui beberapa media sosial di atas, telah terjadi komunikasi secara dua arah dan terjadi secara interaktif, saat ini pun media sosial dapat dijadikan sebuah strategi promosi untuk memperkenalkan produk atau jasanya kepada masyarakat terutama pengguna akun media sosial.Dalam hal ini peneliti akan membahasa secara empirikbagaimana pengaruh dan hubungan media sosial tersebut terhadap peningkatan kesadaran merek atas Taman Wisata Alam Mangrove , Jakarta Utara
18 2.4
Social Media Engagement Framework Powell, Groves, Dimos (2011: 85) menyatakan bahwa
semua media
mempunyai framework tersendiri yang bertujuan untuk menggapai audiens, tidak terkecuali media sosial. Framework dari media sosial terdiri dari 3 segmen yaitu: 1. Influencers Merupakan segmen yang bertujuan untuk menggapai audiens agar terpengaruh untuk menggunakan suatu produk melalui media social. Cara untuk mempengaruhi audiens dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan memberikan informasi yang berkualitas kepada audiens dengan harapan audiens merasa terpengaruh dan pada akhirnya memakai produk itu. Kesimpulannya adalah apabila segmen influencers diturunkan maka akan tercapai titik quality yaitu seberapa berkualitas konten yang dihasilkan oleh media sosial tersebut sehingga bisa membuat audiens menggunakan produk tersebut.
2. Consumers Memasarkan produk melalui media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan media sosial lainnnya pmempunyai efek hebat untuk memancing kesadaran audiens. Selanjutnya agar bisa memberikan informasi yang bersifat persuasif, perlu melakukan riset terlebih dahulu mengenai pesan apa yang mempunyai prospek bagus saat diterima oleh audiens sehingga bisa membawa audiens ke tahap mempunyai keinginan untuk menggunakan produk atau jasa yang dipasarkan oleh akun media sosial dari suatu produk. Kesimpulan yang bisa diambil adalah apabila segmen consumers diturunkan maka akan tercapai titik awareness yaitu dimana konsumer akan menyadari keberadaan merek tersebut karena mendapatkan atau melihat pesan yang disampaikan oleh akun media sosial tersebut. 3. Individuals Dalam memasarkan suatu produk tentunya harus melakukan pendekatan kepada audiens dengan cara melakukan interaksi dalam memberikan informasi atau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh audiens melalui media sosial sehingga bisa tercapai keintiman dan berdampak
19 pada keinginan audiens untuk menggunakan produk atau jasa yang dipasarkan oleh akun media sosial produk tersebut, kesimpulannya adalah apabila segmentasi inviduals diturunkan maka akan tercapai titik interactions and feedback, yaitu dimana admin dari media sosial suatu produk melakukan pertukaran informasi atau tanya jawab dengan audiens atau individu
melalui media sosial sehingga memancing keinginan
audiens untuk menggunakan produk tersebut.
2.5
Brand Awareness Menurut Aaker, brand awareness adalah kesanggupan calon pembeli untuk
bisa mengenali dan mengingat kembali produk dari kategori tertentu,misalkan ketika seseorang ditanya mengenai suatu produk minuman kaleng, maka dia akan menyebutkan produk seperti coca-cola ataupun minuman kaleng lainnya yang berada di pikiran orang tersebut (Rangkuti,2009 :39).Tingkat kesadaran suatu brand dapat digambarkan melalui piramida berikut ini.
Gambar 2.3 Piramida Brand Awareness Sumber: Rangkuti (2009:40)
1. Top of Mind Pada tahap ini konsumer sudah mengingat dan mengenali merek sepenuhnya, misalkan saat diminta untuk menyebutkan beberapa merek maka merek pertama yang disebut merupakan produk yang berada didalam top of mind konsumen tersebut karena dari sekian banyak produk yang disebutkan adalah produk yang paling dingat.
20 2. Brand Recall Pada tahap ini konsumer sudah mengenali dan mengingat merek tersebut, apabila diminta untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk tertentu konsumer bisa menyebutkan tanpa harus dibantu dengan cara menyebutkan keseluruhan karakter dari merek tersebut. Misalkan dengan hanya menyebutkan logo konsumen sudah bisa mengingat merek yang dimaksud. 3. Brand Recognition Konsumer sudah mengenali merek tersebut tetapi dalam batas yang paling minimal, biasanya terjadi saat seseorang memilih produk saat melakukan pembelian, sehingga konsumen harus membandingkan produk yang satu dengan produk lainnya dan memerlukan pengingatan lebih keras untuk bisa mengenali produk yang akan dipakai 4. Unaware of Brand Tingkat paling rendah dalam suatu brand awareness, pada tahapan ini konsumer tidak menyadari atau mengenali keberadaan brand tersebut. Sehingga perlu dilakukan penggalian terhadap informasi tersebut secara mendalam mengenai produk tersebut agar peningkatan terhadap kesadraan merek ke tahapan selanjutnya bisa terjadi.
2.6
Technologi Acceptance Model ( TAM )
Behavior Belief
Attitude towards Behavior
Intentiont to Behave
Normative
Subjective
belief
Norms
Gambar 2.4Model TRA Sumber : Fishbein dan Azjen 1980
Behaviour
21 Model Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dan dikembangkan dari model TheTheory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Fishbein dan Azjen (1980), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusiaberperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yangtersedia. Dalam TRA ini,Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilakutersebut. Lebih lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms). Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan (beliefs). Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs). Technology Acceptance Model (TAM) sendiri dikembangkan untuk menjelaskan perilaku penggunaan teknologi. Model TAM yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989) dan merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian teknologi informasi. dan telah terbukti menjadi model teoritis yang sangat berguna dalam membantu memahami dan menjelaskan perilaku pemakai dalam implementasi sistem informasi (Legris.et.al, 2003). Reaksi dan persepsi pengguna teknologi dan informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam penggunaan teknologi tersebut, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna tehadap kemanfaatan , dan kemudahan pengggunaan informasi teknologi sebagai suatu tindakan beralasan dalam penggunaan teknologi.
22
Perceived Usefulness Attitude toward Use
Behavioral Intention to
Perceived Ease
Use
of Use Gambar 2.5Struktur Model TAM Sumber : Davis ,1980
Model TAM di dasarkan teori psikologi untuk menjelaskan prilaku pengguna teknologi informasi yang berlandaskan pada kepercayaan (belief) , sikap (attitude), minat (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan internet dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya internet oleh si pengguna (user). Model ini menempatkan faktor kepercayaan dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefullness) dan kemudahan pengguna (ease of use). Secara empiris model ini telah terbukti memberikan gambaran pada aspek prilaku pengguna teknologi informasi. Perceived uselfullness didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan manfaat sistem bagi penggunanya yang berkaitan dengan produktifitas, efektifitas dan overall uselfullnes. Sedangkan perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa pengguna sistem informasi ini mudah digunakan dan tidak memerlukan usaha yang keras.
23 2.7
Kerangka Berfikir Technology acceptances model (TAM) • Perceived usefulness • Perceived ease of use Brand Awareness
SOSIAL MEDIA • • • •
Quality Feedback and interactions Awareness Word of mouth Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
Penjelasan Kerangka Pemikiran Dari bagan diatas dijelaskan bahwa technology acceptances model memiliki duavariable yaitu Perceived usefulness (kemanfaatan) dan Perceived ease of use ( kemudahan pengguanaan)kemudian muncullah sebuah media sosial yang merupakan bagian dari sebuah teknologi baru yang diturunkan menjadi beberapa indikator : a. Quality untuk mengetahui seberapa besar kualitas konten yang di post oleh media sosial sosial Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. b. Feedback and interactions untuk mengetahui bagaimana
respon dan
interaksi melalui perbincangan di media sosial dalam penukaran informasi tentang Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. c. Awareness untuk mengetahui media sosial secara garis besar apakah mempunyai hubungan dalam meningkatkan kesadaran merek Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. d. Worth of mouth ( WOM ) melihat bagaimana pengaruh dari worth of mouth dalam membangun kesadaran merek Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk.
24 2.8
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal kesimpulan sementara
hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian. Dari kerangka analisis diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
:
H1 = Manfaat (perceived usefulness) penerimaan teknologi yang digunakan (Technology acceptances model/TAM) berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. H2 = Kemudahan dalam penggunaan (Perceived ease of use) (Technology acceptances model/TAM) berpengaruh positif dan signifikan dalam menigkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. H3 = Faktor kualitas dalam perbincangan di media sosial berpengaruh positif dan signifikan dalam menigkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. H4 = Umpan balik (Feedback) dan interaksi (interactions) dalam menggunakan media sosial berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan dalam menigkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. H5 = Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dalam menggunakan media sosial berpengaruh positif dan signifikan dalam menigkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. H6 = Media sosial seperti facebook, twitter, instagram, path dan youtube berpengaruh positif dan signifikan meningkatkan Brand Awareness Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk.