BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Kualitas
Pengertian kualitas atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang luas, relatif,berbeda – beda dan berubah – ubah, sehingga definisi dari kualitas tersebut memiliki banyak arti dan kriteria sehingga sangat bergantung pada konteksnya terutama dilihat dariakhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai pihak yang dihasilkan produk tersebut.Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas,secara pula sesuai dengan standar kualitas yang di miliki masing – masing. Oleh karena itu, definisi kualitas dapat di artikan dari dua perspektif,yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen.Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian,keseluruhan ciri – ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen. Kualitas yang baik menurut konsumen adalah apabila produk yang di hasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan yang diminta konsumen maka dengan spesifikasi standar yang telah di tentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang jelek adalah bilamana produk yang dihasilkan tidak sesuai yang di inginkan dengan standar yang telah ditentukan maka produk di nyatakan NG atau produk gagal. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga harus memperhatikan keinginan konsumen,sebab tanpa memperhatikan itu produk yang di hasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan yang lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen dan kualitas produk.Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen. Sebagaian telah menciptakan tantangan bisnis yang semakin besar, yaitu kompetisi (competition) yang semakin tinggi, teknologi (technology) yang semakin canggih, peraturan dan perundang-undangan (legislation) yang lebih ketat, serta pelanggan (costumer) yang semakin berpengetahuan. Proteksi yang sebelumnya menjadi benteng bagi produk dalam negeri, akan hilang diterjang arus liberalisasi. Produk dari luar negeri akan bebas masuk ke pasar domestik yang merupakan bagian dari pasar global. Tantangan seperti ini, menghadapkan para pelaku bisnis maupun produsen pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau keluar arena kompetisi tanpa dibebani perubahan dan perbaikan. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena kompetisi tidak berarti luput dari hempasan gelombang globalisasi.Malahan boleh jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung dalam arena kompetisi tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagaimana sikap yang paling tepat bagi pelaku bisnis dalam menghadapi persaingan yang sangat tinggi (hyper competition) dan tantangan bisnis yang semakin besar tersebut?Sikap pelaku bisnis seharusnya sudah jelas, yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan menggunakan strategi bersaing yang paling dapat diandalkan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif strategi bersaing (strategy in competition) yang tepat agar perusahaan tetap memilliki growth, strength, competitiveness, profitability, dan prosperity (GSCPP) = (pertumbuhan, kekuatan, kemampuan bersaing, keuntungan dan prospek) secara berkesinambungan. Kesalahan memilih strategi bersaing dapat berakibat GSCPP hanya ada dalam harapan tanpa dapat direalisasikan. Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada penggunaannya.Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling popular adalah yang dikembangkan oleh pakar kualitas tingkat internasional, yaitu:
Scherkenbach (1991) : “Kualitas ditentukan oleh pelanggan, pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut”.
Elliott (1993) : “Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan”.
JM. Juran (1962) : “Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya”.
Philips B. Crosby (1979) : “Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainbility, dan cost effectiveness”.
Edward Deming (1982) : “Kualitas harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa datang”
Feigenbaum (1991) : “Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing,engineering,manufacture.
Beberapa persepsi kualitas ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam Total Quality Management (TQM), yang merupakan isu sentral dalam aktifitas bisnis.Goetsch Davis, 1994 membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pendekatan yang dikemukakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses, dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas. Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena konsumen biasanya terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan hasil, karena konsumen umunya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut dihasilkan oleh proses yang berkualitas.
2.2.
Dimensi Kualitas
Berdasarkan perspektifkualitas, David Garvin mengembangkan dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti 2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan 3. Reliability (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian 4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah di tetapkan sebelumnya. 5. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan 6. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk 7. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Karakteristik dari suatu produk sangat multidimensional,karena produk dapat memberikan kepuasan dan nilai kepada pelanggan dalam banyak cara. Karakteristik beberapa produk secara kuatitatif mudah ditentukan, seperti berat, panjang dan waktu penggunaan. Tetapi beberapa karakteristik yang lain, seperti daya tarik produk adalah bersifat kualitatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Joseph S. Martinich, 1997.mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan dapat dikelompokkan dalam lima dimensi, yaitu : 1. Performance. Hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan diberikan dengan cara yang benar. 2. Range and Type of Features. Selain fungsi utama dari suatu produk dan pelayanan, pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan. 3. Reliability and Durability. Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan. 4. Maintainability and serviceability. Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti. 5. Ethical Profile and Image. Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan layanan. Dimensi kualitas di atas dapat dijadikan dasar bagi pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan antara harapan dan kenyataan yang mereka terima. Harapan pelanggan sama dengan keinginan pelanggan yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu, dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini menunjukan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya. Berbagai bentuk kesenjangan antara keinginan dan harapan, penyebabnya dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan akan dibahas pada bagian model kualitas jasa pelayanan.
2.3
Model Kualitas Pelayanan
Persepsi konsumen merupakan penilaian subyektif terhadap pelayanan yang memperoleh kualitas. Harapan konsumen merupakan referensi standar kinerja pelayanan, dan sering kali di formulasikan berdasarkan keyakinan konsumen tentang apa yang akan terjadi. Harapan konsumen bersumber dari faktor pemasaran dan berkulitas yang terkendali seperti harga, promosi dan faktor-faktor yang sulit dikendalikan oleh departemen produksi seperti kebutuhan konsumen, komunikasi dari mulut ke mulut, pengalaman masa lalu, penawaran dari pesaing dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.4
TQC (Total Quality Control)
TQC atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan Pengendalian Mutu Terpadumerupakan konsep pendekatan manager pula ala Jepang (berasal dari Amerika) dikembangkan dan disesuaikan dengan kultur Jepang. Secara definisi pengertian Pengendalian Mutu Terpadu adalah sebagai berikut : “Berbagai kegiatan didalam penyelidikan dan pengembangan (R & D), produksi, penjualan, dan pelayanan purna jual dengan cara rasional untuk mencapai ekonomis”. 2.4.1
Pemastian Mutu (Quality Assurance)
Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik – teknik statistik sering kali tidak dilayani oleh struktur pengembalian keputusan yang ada. Pengendalian mutu (quality control) berkembang menjadi pemastian mutu (quality assurance). Bagian pemastian mutu difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu.Pemastian mutu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggung jawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian. 2.4.2
Produk Yang Dihasilkan Dapat Dipertanggungjawabkan
Dengan semakin meningkatnya mutu produk yang dihasilkan, maka perusahaan akan nampak semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Selain itu, pihak perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang begitu besar hanya untuk memberikan jaminan terhadap produk yang ditawarkan tersebut.Arti Kualitas menurut manajemen TQC : Kualitas mencakup :
Kualitas produk / jasa itu (Products / Service Quality)
Kualitas kegiatan atau proses kerja (Process Quality)
Kualitas penjualan yang mencakup harga (cost Prince) dan kualitas purna jual (after sales) yang akan menyangkut kegiatan maintenance serta pengadaan peralatan suku cadang
Kualitas ketetapan waktu dan cara penyampaian / penyerahan barang ke tangan konsumen yang membutuhkannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kualitas keselamatan (Safety) serta moral / semangat kerja setiap individu yang terlihat dalam proses produksi
Kualitas pengumpulan dan pengolahan data, pembukuan data, dan lain-lain
2.5
Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas merupakan aktifitas teknik dan manajemen.Melalui pengukuran karakteristik kualitas dari produk maupun jasa, kemudian membandingkan hasil pengukuran ini dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan hasil antar kinerja aktual dengan standar yang ada. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kualitas merupakan suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kualitas serta meneruskan dan menginterprestasikan pengukuran – pengukuran yang menjelaskan tenang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan (Gasperz, 2001). Dengan menggunkan rumus PDCA yang sangat berpengaruh dengan kualitas dan pengecekan yang dapat di lihat di bawah.
Action (Tindakan)
Plan (Rencana)
Check (Teliti)
Do (Kerjakan)
Gambar 2.1 Diagram PDCA /Diagram Deming
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengertian Dasar Lingkaran “PDCA” PLAN
:
Membuat rencana sebelum melakukan Deming
DO yang telah
:
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana
ditetapkan sebelumnya. CHECK
:
Meneliti apakah pekerjaan telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, mengukur performa output dan
membandingkan dengan standar kualitas yang ditetapkan / standar yang digunakan. ACTION :
Bilamana diperlukan tindakan perbaikan dari penyimpangan standar yang ditemukan, hal ini akan dijadikan
dasar rencana selanjutnya. Dalam menyelesaikan permasalahan penulisan tugas akhir ini. Teori-teori tersebut telah disusun dalam laporan ini.dandalam pengendalian kualitas terdapat tiga bentuk pengendalian (kontrol) yaitu :
Pencegahan cacat
Melakukan tindakan – tindakan guna mencegah terjadinya defect maupun defect yang berkepanjangan. Karena pada dasarnya defect tidak dapat dihindarkan, tetapi bagaimana caranya mengurangi dan mencegah defect tersebut berkepanjangan.
Mencari kerusakan/sumber permasalahan yang mengakibatkan cacat
Suatu proses analisa untuk mencari sumber-sumber penyimpangan terhadap tolak ukur / standar yang digunakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa dan Tindakan Koreksi
Melakukan analisa tindakan / proses yang menjadi penyebab terjadinya ketidaksesuaian, serta melakukan tindakan perbaikan / koreksi supaya tidak terjadi hal yang serupa di kemudian hari.Maintenance, dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Dalam sistem pengendaliannya, dikenal apa yang disebut dengan “Lingkaran Deming” karena yang pertama kali memperkenalkan adalahW. Edward Deming. Dalam sistem ini dikenal dengan sistem PDCA (Plan-Do-Check-Action).
2.6
Sistem 8 langkah dalam pengendalian mutu
Pengertian pengendalian dalam manajemen pengendalian mutu dengan memutar daur ulangPlant-Do-Check- Action atau yang disebut dengan lingkaran deming (PDCA). Lingkaran Deming (PDCA) ditentukan oleh W.Edward Deming. Berikut adalah uraian 8 langkah pemecahan masalah dan alat bantu : 1. Mencari masalah utama Pada langkah pertama dalam mencari masalah utama ini, alat bantu yang dapat digunakan adalah : -
Check sheet
-
Diagram Pareto
-
Control Chart
2. Mencari penyebab – penyebab masalah Pada langkah mencari penyebab permasalahan ini, alat bantu yang dapat digunakan adalah diagram sebab akibat dan teknik 5W + 1H yaitu : -
What
:
apa yang menjadi penyebab masalah
-
Why
:
mengapa penyebab masalah tersebut timbul
-
Who
:
siapa yang mengatasi masalah tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
When
:
kapan penyebab tersebut ditanggulangi
-
Where :
tempatnya dimana
-
How
:
bagaimana cara mengatasi peyebab tersebut.
3. Menentukan penyebab penyebab Pada langkah menentukan penyebab yang sangat berpengaruh, dapat menggunakan alat bantu diagram pareto. 4. Menyusun rencana penanggulangan dan menetapkan sasaran Pada langkah menyusun rencana penanggulangan dapat menggunakan metode 5W dan 1H 5. Melaksanakana rencana perbaikan Pada langkah melaksanakan rencana ini yang dapat dilakukan adalah dilakukanya pengendalian dengan mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan sebaik – baiknya sehingga sasaran dapat tercapai. 6. Evaluasi hasil penanggulangan Pada langkah evaluasi hasil penanggulangan ini dapat menggunakan alat bantu diagram pareto, control chart, chech sheet. 7. Membuat standar Pada langkah ini setelah rencana tercapai maka dilakukan standarisasi, dan jika ada kesalahan ataupunpenyimpangan dibuat tindakan koreksi. 8. Memecahkan masalah berikutnya Padalangkah ini jika terdapat persoalan yang mungkin belum terselesaikan maka untuk menanggulangi persoalan tersebut. Untuk lebih jelasnya dilihat dalam table berikut :
Tabel 2.1 8Langkah Masalah dan Alat Bantu Siklus
Langkah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Alat Bantu
1. Mencari masalah utama
9. Check sheet 10. Diagram pareto
2. Mencari penyebab
11. Control chart 12. Diagram sebab akibat
Plant
13. Teknik 5W + 1H 3. Mencari penyebab yang paling dominan 4. Menyusun rencana penanggulangan
Do
14. Diagram pareto
15. Tehnik 5W + 1H
5. Melaksanakan rencana 6. Evaluasi hasil penaggulangan
Check
16. Check sheet 17. Diagram pareto 18. Control chart
7. Membuat pencegahan dan standar kerja Action 8. Memecahkan masalah berikutnya Sumber : Perbaikan PDCA
2.7 Ruang Lingkung Pengendalian kualitas Pelaksanaan pengendalian kualitas pada suatu perusahaan adalah sangat penting, dimana pihak manajemen harus mengetahui faktor – faktor yang menentukan dan berpengaruh terhadap kualitas produk yang di hasilkan secara garis besar pengen diliat kualitas dapat di kelompokan dalam tiga hal yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan dasar yang besar pengarunya terhadap kualitas produk yang dihasilkan, dimana bahan baku ini menjadi penentu utama atas kualitas hasil akhir suatu produk.
Pengendalian Kualitas Proses Produksi
Proses produksi menurut Sofyan Assuari (1978) menyatakan “cara metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dengan menggunakan sumber – sumber seperti tenaga kerja, mesin, bahan – bahan dan biaya yang ada”. Maka bahan baku yang dapat mempengaruhi kualitas produk, kualitas suatu produk juga ditentukan pada saat proses produksi, walaupun kualitas bahan bakunya baik tetapi jika tidak disertai dengan pengendalian pada saat proses produksinya maka akan menghasilkan produksi yang berkualitas rendah.
Pengendalian Kualitas Produk Jadi
Pengawasan terhadap bahan baku dan proses produksi bukan merupakan jaminan bahwa kualitas hasil akhir produk tidak terdapat cacat atau rusak. Untuk menghindari produk rusak atau produkpotongan jelek sampai ke tangan konsumen, maka perlu juga dilakukan pengawasan terhadap produk akhir. 2.8
Diagram Pareto
Diagram pareto yang merupakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Vilfredo Pareto adalah alat yang di pergunakan untukmembandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukuranya untuk menentukan pentingya atau prioritas kategori kejadian – kejadian atau sebab – sebab kejadian yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut untuk ditangani terlebih dahulu. Pada prinsipnya diagram pareto ini untuk mengadakan perbaikan dalam berbagai aspek dan biasanya digunakan untuk mengetahui variabilitas yang paling merugikan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.2 Diagram Pareto Sumber : Diagram Pareto
Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pembentukan diagram pareto adalah : a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian dan sebagainya b. Menentukan satuan yang digunakan untuk urutan karakteristik, dan sebagainya c. Mengumpulkan data d. Merangkum data membuat ranking dari kategori data e. Membuat diagram batang, menunjukan tingkat kepentingan dari masing masing masalah.
2.9
Diagram Sebab Akibat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diagram ini digunakan untuk menganalisa suatu masalah dan faktor – faktor yang menimbulkan persoalan tersebut dengan prinsip sebab akibat atau tiap masalah pasti ada penyebabnya. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) juga disebut ishikawa diagram karena di kembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut fishbone diagram karena berbentuk seperti kerangka ikan. Dalam proses produksi di perusahaan didukung beberapa faktor antaralain: 1) Bahan baku 2) Tenaga kerja 3) Mesin 4) Metode kerja 5) Lingkungan kerja Manfaat diagram sebab akibat tersebut antara lain : 1) Dapat menggunakan kondisi sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk 2) Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk dan keluhan pelanggan 3) Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan 4) Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar2.3Diagram Sebab Akibat Sumber : Dok Pribadi
Adapun langkah – langkah untuk membuat diagram tersebut adalah : a. Tentukan karakteristik mutu, mengingat masalah mutu pada perusahaan sangat banyak, karakteristik ini yang akan diperbaiki dan dikendalikan, tulis karakteristik mutu tersebut disisi kanan b. Kemudian tuliskan faktor utama yang menjadi penyebab dengan mengelompokan factor – faktor penyebab yang mempunyai kemungkinan besar terhadap kejadian dalam item – item seperti bakan baku, mesin (peralatan) metode kerja, pekerja dan lingkungan. Dimana setiap grup individu akan membuat cabang, kemudian disetiap cabang dituliskan kedalamnya faktor – faktor rinci yang dianggap sebagai penyebab. c. Setelah semua selesai, periksalah untuk memastikan bahwa semua item yangmungkin menjadi penyebab telah tercantum dan hubungan sebab akibat telah di gambarkan dengan tepat. Tabel 2.2 Tidak memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan Janji Terlalu Tinggi
Komunikasi Horisontal yang Kurang memadai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Promosi yang berlebihan
Komunikasi antara pihak pemasaran dan pihak operasi yang lemah
Personal selling yang berlebihan
Ketidaksesuaian antara promosi dengan operasi
Penampakan Fisikal yang berlebihan
Kebijakan dan prosedur yang tidak konsisten di antara unit-unit
Sumber : Dok Pribadi
2.10
Teknologi Mesin
2.10.1 CNC Laser CuttingTrumatic TCL 3040 Tahap produksi dari sebuah benda selalu dimulai dengan pemrosesan datar. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin laser atau mesin punching.Laser , yaitu sebuah radiasi yang (tergantung jenisnya) memancarkan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara panjang gelombang ultraviolet dan infra merah yaitu sekitar 5.10-5 cm sampai 2.10-1 cm ( frekuensi 5.1012 – 8.1015 Hz ), dengan sinar yang terfokus tajam, saat terimbas ( terinduksi ) energi. Tidak seluruh pancaran radiasi laser dapat terlihat mata manusia (antara 400 -750 mm). Ada beragam jenis laser yaitu yang menghasilkan pulsa cahaya pendek,sampai jenis laser dengan sinar yang kontinyu. Gas laser yang umum digunakan adalah helium (He) dan neon (Ne) sehingga dikenal dengan helium neon laser.
2.10.2 Pemotongan Dengan Laser Laser cutting merupakan salah satu proses pemesinan nonkonvensional yang lebih dikenal dengan Laser Beam Machining, yaitu suatu proses termoelektrik dimana terjadi penguapan material pada daerah pemotongan, walaupun pada beberapa material yang terbuang itu dalam bentuk cairan. Pemotongan dengan laser sekarang merupakan aplikasi laser yang paling banyak digunakan di bidang industri. Ini karena kemampuannya untuk memotong dengan kecepatan tinggi dengan kualitas yang lebih tinggi dibanding proses pemesinan secara nonkonvensional lainnya. Keuntungan dari laser cuting ini adalah pada karakteristik kualitas pemotongan dan karakteristik proses.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.11
Karakteristik Kualitas Pemotongan
Adapun karakteristik kualitas pemotongan diantaranya adalah: 1. Pemotongan menghasilkan kerf ( lebar daerah pemotongan ) yang sangat tipis sehingga dapat menghemat pemakaian material. 2. Pemotongan sudut dapat berbentuk persegi dan bukan bulat seperti bila dilakukandengan teknik pemotongan secara proses termal lainnya. 3. Pinggiran potong berbentuk halus dan bersih. Pemotongan dihitung untukpemotongan akhir, sehingga tidak dibutuhkan pembersihan atau perlakuan lanjut. 4. Pinggiran potongannya bersih sehingga bisa langsung dilas. Tidak ada pinggiranberduri (edge burr) seperti bila dilakukan dengan proses pemesinan konvensional. Melekatnya kotoran dapat dihindari. Daerah HAZ ( Heat Affected Zone ) yang sangat kecil terutama pemotongan pada daerah yang bersih dari kotoran maupun karat 5. Pemotongan tanpa perencanaan yang baik dapat dilakukan terutama untuk materialyang tidak mudah menguap seperti kayu atau akrilik. Kedalaman potong terbatas dan tergantung pada daya laser. Untuk kualitas tinggi biasanya sampai 20 mm. 2.12
Karakteristik Proses
Laser cutting merupakan salah satu proses pemotongan tercepat.Adapun karakteristik prosesnya diantaranya adalah:
Benda kerja tidak perlu dijepit, walaupun biasanya disarankan untukmenghindaripergeseran akibat pergerakan meja dan menempatkan benda kerja saat persiapan bilamenggunakan CNC program. Tidak ada pemakaian perkakas, sehingga tidak adakontak fisik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pemotongan dapat dilakukan pada semua arah, tetapi tidak pada arah polarisasi sinarLevel kebisingan adalah nol
Proses dapat diatur dengan mudah, dengan prospek yang bagus untuk pengontrolanyang sesuai di masa depan
Pertukaran pahat tidak ada. Untuk pemotongan benda kerja pada ketebalannya ataumaterial berbeda hanya perlu penyesuaian dengan mengubah program, sehinggaprosesnya sangat fleksibel. Pada beberapa material dapat terjadi timbunan akibatpemotongan, namun ini baru menjadi masalah apabila akan dilas antara lapisan.
Hampir semua material dapat dipotong termasuk material yang gampang menyatu kembali seperti alumunium atau perunggu, yang dipotong dengan kontrol sinar yang sesuai. Saat memproses suatu material dengan laser, kemampuan laser untuk terpusat secara sama sangat kritis, karena kemampuan fokus yang baik berarti ukuran titik (spot) yang sangat kecil dan lebih dalam. Jika kemampuan terpusatnya baik, pemusatan optik dengan panjang fokus yang lebih dapat digunakan untuk mengarahkan pada pembuatan jarak antara kerja (work clearence) yang lebih besar. Kemampuan sinar laser untuk terpusat ini dikenal sebagai kualitas sinar.
2.13
Kualitas Dimensi
Beragam atau bervariasi merupakan sifat umum bagi produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi. Proses duplikasi produk dengan sempurna tidak akan dihasilkan, melainkan hanya mungkin dihasilkan produk yang berbeda-beda karakteristiknya. Kecil besarnya perbedaan ini bergantung pada sejauh mana masalah ini dinilai. Untuk itulah toleransi perlu diperhitungkan pada saat maksimum dan minimum dalam sebuah proses pengerjaan sebuah produk.
2.14
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Terlepas dari komponen yang dijadikan objek pengukuran kualitas,secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklarifikasikan sebagai berikut: a. Kondisi mesin yang layak pakai b. Peralatan dan perlengkapan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Bahan baku matrial d. Operator dan pekerjaan Secara khusus factor – faktor yang mempengaruhi kulitas diuraikan sebagai berikut: 1) Pasar dan tingkat persaingan Pesaingan sering merupakan penentu dalam menetapkan tingkat kulitas output suatu perusahaan,makin tinggi tingkat persaingan akan memberikan pengaruh pada perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam era bebas yang akan datang konsumen dapat berharap untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang murah. 2) Disain produk Cara mendisain produk pada awalnya dapat menentukan kualitas itu sendiri. 3) Proses prodiksi Prosedur untuk produksi produk dapat juga menentukan kualitas produk yang dihasilkan. 4) Kualitas input Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar,tenaga kerja tidak terlatih,ataupun perlengkapan yang digunakan tidak tepat akan berakibat pada produk yang dihasilkan. 5) Perawatan dan perlengkapan Apabila perlengkapan tida terawat secara tepat atau suku cadang tidak tersedia maka kualitas produakan kurang dari semestinya. 6) Standar kulitas Jika perhatian pada kualitas tidak tampak,maka tidak ada inspeksi,maka ouput yang berkualitas tinggi akan sulit tercapai. Dari berbagai macam faktor khusus yang menentukan kualitas tersebut di atas,sering dijumpai perusahaan menetapkan secara tanggungjawab kualitas seorang atau kelompok hal ini dibidangnya,hal ini menunjukan bahwa pengawasan kualitas produk sangat penting.dalam hal ini terdapat alasan mengapa pengawasan kualitas diperlukan: a) Untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan dan perbaikan b) Untuk mejaga atau menaikkan kualitas sesuai standar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c) Untuk mengurangi keluhan konsumen d) Untuk mentaati peraturan e) Untuk menaikkan atau menjaga perusahaan
2.15
Operator Quality / Kualitas Kontrol
Secara umum operator bertanggung jawab untuk membuat produk,mengecek dan mengendalikan kualitas produk yang pertama di buatnya dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan konsumen.
2.16
Pembelajaran Individu, Kelompok, dan Organisasi
Suatu organisasi dituntut untuk selalu baru, gesit, lincah, dan mau mengadakan pembaruan atau perubahan.Pemilihan yang harus diambil organisasi dalam menghadapi lingkungan yang berubah adalah mau mengikuti perubahan yang terjadi atau mati.Hal ini tentu membawa konsekuensi pada para personil yang menjadi anggota organisasi tersebut.Para personil organisasi tersebut juga harus sanggup mengadakan perubahan dan pembaharuan.Pembelajaran itu sendiri merupakan alat dalam pengelolahan yang paling relevan dan cocok digunakan (Poell et al., 2000). Dalam ilmu mengenai perilaku keoganisasian juga dikatakan bahwa output sumber daya manusia yang meliputi produktivitas tingkat absen perputaran kerja, dan tingkat kepuasan kerja karyawan dapat dicapai melalui tiga tingkatan, individu, kelompok,maupun organisasi. Perilaku orang dalam kelompok lebih dari sekedar jumlah total tindakan individu dengan berbagai cara yang dilakukannya. Seseorang yang masuk ke dalam suatu organisasi pasti akan membawa karakteristik individual yang akan bepengaruh dalam perilakunya pada organisasi tersebut. Di sisi lain, perilaku keorganisasian akan mencapai level tertinggi dalam pengalaman ketika didalamnya ditambahkan struktur formal, dalam pengetahuan individu dan perilaku kelompok (Robbins, 1996). Untuk dapat mewujudkan pembelajaran dalam organisasi memang dibutuhkan individu dan kelompok yang dapat mendukung pembelajaran. Selain itu diperlukan juga struktur organisasi, teknologi, dan proses kerja, budaya seleksi, pelatihan, penilaian performance kerja, dan sebagainya yang juga mendukung kelancaran inovasi dan kreativitas individu dan kelompok. Konsep pembelajaran individu, kelompok, dan organisasi dapat diliat pada table 2.3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam gambaran kog dan humanistic pembelajaran Nampak secara mendasar sebagai usaha individu.pendekatan kognitif merupakan pengembangan konsep pembelajaran indivdu. Sementara pendekatan humanistik merupakan pembelajaran pada pertumbuhan personil, dan pendekatan prugmatik memfokuskan pembelajaran pada kelompok, penciptaan pembelajaraan organisasi merupakan porses perubahan dalm organisasi dan transformasi organisasi dengan keterlibatan budaya, struktur, dan yang terpenting hubungan organisasi dengan lingkungan politik (Finger dan Brand, 1990). Berikut ini adalah salah satu konsep pembelajaran yang bersumber dari Finger and Brand yang dibuat pada tahun 1999. Tabel 2.3Konsep pembelajaran Gambaran Pembejaran
Pembejaran Individu
Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran Organisasi
Kognifitif
Pengembangan pengetahuan & asumsi
Kondisi yang membantu pertumbuhan personil (budaya belajaran)
Evolusi organisasi berdasar pengetahuan
Pertumbuhan personil Humanistik
Siklus pembelajaran berdasar pengalaman
Siklus pembelajaran kelompok
Kondisi yang membantu pertumbuhan personil (budaya belajaran) Kondisi yang membantu siklus pembelajaran
Pragmatik Sumber : Modul Pembelajaran Manajemen Pembelajaran organisasi mentransfer informasi dari pembelajaran individu ke dalam fenomena organisasi.Pembelajaran organisasi mengandung perspektif budaya yang mencakup aspek perubahan perilaku dan kesadaran seseorang (Tsang, 1997). Kesulitan umum yang sering dialami individu yang melakukan pembelajaran adalah perasaan mapan sehingga takut posisinya menurun, ketakutan yang timbulkarena ketidaktahuan, dan malu bila mereka harus mengakui kemampuan atau kelebihan orang lain.MenurutArgyrisdanSchon (1978). Individu adalah agen atauperantara pembelajaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
internal, dimana pembelajaran dalam organisasi akan terjadi para anggota secara individu mendeteksi ketidaksesuaian antara hasil yang diharapkan dengan yang sesungguhnya dan mencoba mengoreksi kesalahan atau keraguan dengan asumsi – asumsi tertentu(Hong, 1999). Pembelajaran dalam organisasi menuntut kreatifitas baik individu maupun organisasi.Ada beberapa karakteristik individu dan organisasi yang kreatif. Hal ini ditunjukan seperti table 2.4. Tabel 2.4 Karakteristik Organisasi dan Individu yang kreatif
Organisasi Kreatif
Individu Kreatif
Penjabaran
Komitmen Pendekatan terfokus
Kegiatan dengan inisiatif sendiri
Tidak tergantung Ketekunan Kekuatan
Kegiatan yang tidak terstruktur
Percaya diri Tidak ada kesesuaian
Kesanggupan untuk menemukan sesuatu
Bermain secara penuh Ingin tahu Penemuan yang tidak terlalu diatur
Rangsangan yang berbeda
Keterbukaan berpendapat Pengaruh konseptual Bemacam – macam manfaat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komunikasi dalam organisasi
Kompetensi sosial Perasaan / emosi yang diungkapkan Orang yang mencintai
Sumber : Modul Pembelajaran Manajemen Dari tabel 2.4 tersebut Nampak bahwa kreativitas individu akan sejalan dengan kreativitas organisasi. Penjabaran secara jelas mengenai visi dan misi organisasi atau perusahaan akan mendorong individu untuk memberikan komitmennya dengan memfokuskan pada visi dan misi tersubut. Kegiatan yang otonom dan tidak terlalu terstruktur atau birokratis dalam arti negatif, juga akan memancing individu untuk percaya diri, menggunakan kekuatannya sendiri dan tidak menggantungkan pada orang lain. Selain itu, rangsangan yang diberikan dengan kesanggupan untuk menemukan sesuatu telah membuat individu mau terlibat secara penuh, mempunyai rasa ingin tahu,terbuka, dan mau menikmati perbedaan yang ada untuk perbaikan. Yang terakhir, komunikasi dalam organisasi atau perusahaan yang berjalan dengan baik juga akan memungkinkan individu mau mengungkapkan perasaan atau emosinya, mau mengasihi orang lain, dan mampu bersosialisasi dengan semua orang.
2.17
Spesifikasi Mesin
Dimana kualitas produk yang berkualitas salah satunya dari mesin yang berteknologi dan ditunjukan dengan tingkat potongan yang bagus tidak barridan permukaan matrial yang tidak karat ataupun banyak mengandung karbon, dengan Hasil analisa varian menunjukkan bahwa kecepatan potong, laju pemakanan, kekerasan benda kerja dan pemotongan secara statistik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekerasan matrial.Permukaan dan kulit matrial juga berpengaruh pada parameter pemesinan terhadap kualitas potongan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.5 Gambaran Umum Mesin Sumber : PT Duta laserindo Metal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.6 Jalannya Sinar Laser yang di Pantulkan Mirror Sumber : PT Duta laserindo Metal
http://digilib.mercubuana.ac.id/