BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1
Pengertian Strategi Menurut Rangkuti (2006, p183), strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Ward (2002, p69) strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tindakan-tindakan terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing Dalam buku analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Rangkuti (2006, p3-5) mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, diantaranya:e 1.
Chandler, Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam hubungannya denga tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
2.
Karned, Christiansen, Andrew dan Gutt, Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada.
3.
Argyris, Mintzberg, Steiner dan Meiner, Strategi merupakan respon secara terus menerus adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi.
4.
Porter, Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
5.
Andrews dan Chaffe, Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, 7
8
konsumen, komunitas pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. 6.
Hamel dan Prahalad, Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan, dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dengan “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan perencanaan bersama untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
2.1.2
Pengertian Bisnis Bisnis adalah sesuatu yang berasal dari perusahaan yang dikenali secara legal didalam sebuah negara yang bebas berekonomi yang dirancang untuk menjual barang dan/atau jasa kepada konsumen, biasanya untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Hughes dan Kapoor (2003, p20), menyatakan bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
9
2.1.3
Pengertian Strategi Bisnis Suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut: •
Vision , adalah pencapaian dari sebuah misi, atau dapat diartikan sebagai sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis, yang menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.
•
Mission , adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.
•
Bussiness Driver , beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.
•
Objectives , adalah sasaran – sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
•
Strategies , kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perubahan sebagai alat untuk mencapai tujuan dna memenuhi misinya.
•
Critical Success Factors (CSFs), adalah beberapa area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan dengan baik’ sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai.
•
Bussiness Area Plans, adalah perncanaan dari berbagai cara bisnis yang ada berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.1.4
Pengertian Informasi •
Menurut Potter (2006, p5), informasi adalah mengacu pada data yang telah diolah sehingga dapat memiliki arti dan nilai bagi penerima informasi.
•
Menurut James A. O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.
•
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya.
10
2.1.5
Pengertian Teknologi Informasi Menurut Williams dan Sawyer (2005, p3), teknologi informasi adalah ketentuan umum yang menggambarkan tiap teknologi yang membantu untuk memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyebarkan informasi. Menurut James O’Brien (2005 p7) teknologi informasi merupakan hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemprosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi merupakan alat yang potensial untuk digunakan dalam menciptakan atau menambah nilai – nilai dan teknologi informasi dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di rantai nilai. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan perangkat keras (hardware), perangat lunak (software) dengan sistem informasi yang dapat membantu pengguna dalam hal memproses data, mengelola data, serta memanipulasi data.
2.1.6
Pengertian Sistem Menurut James A. O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Menurut Jogiyanto (2005, p2), Sistem adalah kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan elemen-elemen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
11
2.1.7
Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005, p5) sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang – orang, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Kenneth C. dan Jane Price Laudon (2007, p14), dapat didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang saling terhubung yang mengumpulkan atau mendapatkan, proses, penyimpanan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan, koordinasi, dan kontrol dalam organisasi. Selain itu, dapat juga membantu manajer
dan
karyawan
lainnya
untuk
menganalisa
masalah,
memvisualisasikan subyek yang kompleks, dan membuat suatu produk baru. Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2006, p6), sistem informasi merupakan
sebuah
proses
mengumpulkan,
mengolah,
menyimpan,
menganalisa, dan menyebarluaskan informasi untuk tujuan spesifik biasanya IS yang terkomputerisasi. Jadi sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen seperti sumber daya manusia, data, hardware, software, dan jaringan yang saling berhubungan dan melakukan kegiatan untuk tujuan tertentu.
2.2
Teori Khusus 2.2.1
Analisis PEST Menurut Ward (2002,p71) Tabel 4 dimensi PEST adalah analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, teknologi. PEST digunakan untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman bagi perusahaan.
12
Table 2.1 Empat dimensi PEST
1. Politik Kondisi politik yang terbaik, baik dunia maupun dalam negeri sangat memberi pengaruh besar bagi perkembangan perdagangan yang sekarang maupun yang akan datang. Jika kondisi politik suatu Negara tidak stabil, sangat menutup kemungkinan untuk menjamin adanya perbaikan perekonomian dinegara itu sendiri apabila jika Negara tersebut berencana melakukan perdagangan dunia.semua faktor-faktor politik tersebut sangat berpengaruh pada suatu perdagangan atau bisnis, maka perlu mengetahui faktor-faktor apa saja sehingga bisa dianalisis untuk membuat suatu strategi yang dapat mendukung perusahaan dalam membuat keputusan demi memajukan perusahaan,
2. Sosial Dampak dari kondisi politik Negara yang tidak stabil dan perekonomian yang buruk, semakin memperburuk kondisi sosial Negara, terutama kehidupan bangsa yang semakin terperosot. Ini disebabkan meningkatnya tingkat pengangguran yang tinggi yang disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, juga
13
banyaknya perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawan demi mengoptimalkan
perusahaan.
Semua
faktor
diatas
dapat
mempengaruhi posisi perusahaan didalam dunia bisnis, maka perlu menganalisi factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan dalam mengambil strategis untuk mengatasi permasalahan yang ada.
3. Ekonomi Jika kondisi perekonomian yang kurang tinggi yang disebabkan oleh beberapa factor seperti terjadinya inflasi, tingkat suku bunga dari bank, nilai tukar mata uang yang rendah, sangat menghambat perkembangan perdagangan yang ada dan dapat menyebabkan beberapa perusahaan mengalami collapse dikarenakan biaya produksi yang tinggi serta terlilit hutang. Dan perekonomian yang buruk juga dapat menyebabkan para investor beralih dan memilih Negara berkembang lain yang perekonomiannya lebih baik.
4. Teknologi Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada, sangat membantu suatu perusahaan dalam menciptakan suatu inovasi produk, meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan, menciptakan peluang bisnis baru bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan kreatifitas dan performa kerja para karyawan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan teknologi yang canggih dan didukung aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan sangat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis dan membuat perencanaan strategi-strategi bisnis.
14
2.2.2
Model Bersaing Porter Perusahaan menggunakan model tekanan kompetitif Porter untuk mengembangkan strategi untuk menambah batasan daya saing. Model Porter juga menjelaskan bagaimana teknologi informasi dapat membuat perusahaan lebih kompetitif. Model Porter mengidentifikasi lima macam tekanan yang dapat membahayakan posisi perusahaan dalam industrinya.
Gambar 2.1 Lima Daya Saing Porter
Lima faktor kekuatan Porter dapat dijelaskan sebagai berikut (Wheeken dan Hunger, 2006, p83-p86): 1. Ancaman pesaing sejenis Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai dengan industri yang lemah. Ketika tingkat persaingan tinggi, keuntungan akan menjadi cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut porter tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas dan hambatan keluar.
15
2. Ancaman pendatang baru Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor-faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri, yaitu : skala ekonomi, differensial produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses kesaluran distribusi dan peraturan pemerintah. 3. Ancaman produk pengganti Ketika tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka keuntungan organisasi menjadi rendah dan pelanggan akan berubah ketika harga produk kita menjadi tinggi. Pelanggan akan lebih memilih untuk menggunakan produk subtitisi apabila harga produk kita tinggi. Ancaman produk subtitusi menjadi lebih kuat apabila konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit jika produk subtitusi itu mempunyai harga menjadi lebih kuat apabila konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. 4. Kekuatan tawar-menawar pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi
perusahaan
untuk
menurunkan
harga
produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Hal ini tergantung sensitivitas harga pembeli dan kemampuan mempengaruhi tawar-menawar pembeli. 5. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.
16
2.2.3
Value Chain Menurut Porter (2006, p68), Value Chain adalah konsep yang dapat membantu menganalisis di mana dan bagaimana cara mengaplikasikan kemampuan strategis teknologi informasi. Value Chain membantu melihat perusahaan sebagai rangkaian, atau jaringan aktivitas dasar yang menambah nilaiproduk dan jasanya, sehingga akhirnya dapat menambah margin nilai bagi perusahaan.
Gambar 2.2 Value Chain Aktivitas Utama 1. Inbound logistics Aktivitas yang berhubungan dengan menerima, menyimpan dan penyebaran masukan untuk produk-produk dan jasa 2. Operations Aktivitas yang berhubungan dengan mentranformasikan masukan ke dalam produk dan jasa akhir 3. Outbound logistics Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan dan mendistribusikan secara fisik produk-produk dan jasa
17
4. Marketing and sales Aktivitas dimana pembeli dapat membeli produk dan membujuk mereka untuk membeli 5. Service Aktivitas yang menyediakan pelayanan untuk meningkatkan atau memelihara nilai dari produk-produk dan jasa
Aktivitas Pendukung 1. Procurement Berkaitan dengan proses akuisisi input ataupun sumber daya 2. Technology Development Pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam mentransformasi produk dari input menjadi output 3. Human Resource Management Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian 4. Firm Infrastructure Terdiri
dari
departemen-departemen
ataupun
fungsi-fungsi
(akuntansi, keuangan, perencanaan, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
2.2.4
Pengertian Enterprise dan Enterprise Architecture Menurut Bernard (2005, p31), Enterprise adalah suatu area tempat dimana segala aktifitas dan tujuan-tujuannya dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi. Sedangkan Enterprise Architecture adalah sebuah management program dan documentation method yang mengkoordinasikan tindakan dalam pandangan ke arah enterprise strategic, Business service, information flows dan penggunaan sumber daya. (Bernard, 2005, p33).
18
EA dimaksudkan untuk membantu pembaca mengingat perbedaan jelas antara EA dan jenis lain dari perencanaan IT, bahwa EA didorong oleh tujuan strategis dan kebutuhan bisnis.
EA = S + B + T Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
Salah satu tantangan terbesar yang banyak perusahaan terus hadapi adalah bagaimana mengidentifikasi komponen bisnis dan teknologi dari inisiatif strategis. bagian besar dari tantangan ini adalah teknologi, teknologi informasi khususnya, secara historis belum dipandang sebagai aset strategis. Contohnya
seperti
kegiatan
perencanaan
sering
terfokus
pada
pengembangan solusi teknologi individu untuk memenuhi kebutuhan organisasi tertentu.
Gambar 2.3 Elemen EA Documentation EA Documentation dicapai melalui elemen enam dasar, yaitu EA documentation framework dan impelementasi metodologi yang membantu terbentuknya arsitektur sekarang dan masa depan, juga pengembangan dari EA management plan untuk mengatur trasisi enterprise dari sekarang
19
menuju arsitektur masa depan. Juga terdapat beberapa area yang dapat disebut sebagai ancaman. Arsitektur
masa
depan
dokumen
tersebut
diperbaharui
atau
dimodifikasi komponen EA yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung inisiatif strategis baru, persyaratan operasional, atau solusi teknologi. Arsitektur masa depan didorong baik di tingkat strategis dan taktis dalam tiga cara, yaitu arah dan tujuan baru, perubahan prioritas bisnis, dan teknologi yang muncul. EA tidak dapat mencerminkan perubahan dalam arsitektur masa depan kecuali tim kepemimpinan perusahaan itu memberikan perubahan arah strategis dan tujuan, garis manajer bisnis dan manajer program memberikan perubahan dalam proses bisnis dan prioritas yang diperlukan untuk mencapai tujuan baru, dan staff pendukung mengidentifikasi teknologi yang layak dan staff solusi untuk memenuhi kebutuhan bisnis baru.
Gambar 2.4 Driver of Change
2.2.4.1 Goal and Initiatives Goal dan initiatives adalah kekuatan pendorong dibelakang arsitektur. Tingkatan atas dari kerangka arsitektur perusahaan mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan dan memberikan gambaran yang jelas bahwa IT akan membuat dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
20
2.2.4.1.1
Strategic Plan Menurut Scott A.Bernard (2005, p292) Strategic Plan
adalah
kebijakan
tinggi
dan
dokumentasi
perencanaan
perusahaan yang digunakan untuk menentukan kemana arahnya, strategi bersaing, tujuan yang penting, dan program – program serta
proyek
–
proyek
yang
memungkinkan
(Strategy
Initiatives).
2.2.4.1.2
Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2006, p18), analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namum secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threats).
Gambar 2.5 SWOT
21
Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu : 1. Strength, merupakan suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing, kekuatan yang dimiliki dari dalam organisasi. 2. Weakness, merupakan keterbatasan serta kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya perusahaan, keuangan,
kemampuan
manajemen,
ketrampilan
pemasaran merupakan sumber dari kelemahan. 3. Opportunity, merupakan peluang dari organisasi dan memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang. 4. Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat ancaman eksistensi organisasi dimasa mendatang. 2.2.4.1.3
Matriks SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategis
perusahaan
adalah
Matrik
SWOT.
Matrik
ini
dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 2.2 Matriks SWOT IFAS EFAS
Strength (S)
Weakness (W)
Daftar faktor kekuatan internal
Daftar faktor kelemahan internal
Strategi SO
Strategi WO
Opportunities (O) Daftar peluang eksternal
Ciptakan
strategi
yang Ciptakan
strategi
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan memanfaatkan peluang
yang
kelemahan
–
kelemahan untuk memanfaatkan peluang
22
Threats (T) Daftar ancaman eksternal
Strategi ST Ciptakan
strategi
Strategi WT yang Ciptakan
strategi
yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman
menghindari ancaman.
Penjelasan tabel Matriks SWOT : • Strategi SO : Menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang – peluang eksternal • Strategi WO : Memperbaiki kelemahan internal dengan cara memanfaatkan peluang – peluang yang ada • Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengatasi atau mengurangi ancaman – ancaman eksternal • Strategi WT : Strategi ini digunakan pada saat berada dalam situasi yang genting yaitu dengan meminimalkan kelemahan – kelemahan internal dan menghindari ancaman – ancaman lingkungan.
Diagram Analisis SWOT Diagram analisis SWOT menunjukan titik koordinat dari posisi SWOT seperti yang ditujukan pada
Gambar 2.6 Analisis SWOT (Rangkuti,2000,p19)
23
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan
cara
strategi
diverifikasi (produk atau pasar). Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala ataupun kelemahan
internal.
Fokus
strategi
perusahaan
ini
adalah
meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.2.4.1.4
Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks
faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Analysis Summary). Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) : a.
Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman).
b.
Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor
24
– faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan
memberikan
skala
mulai
dari
4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misal jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4
d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor
yang
nilainya
bervariasi
mulai
dari
4,0
(outstanding) sampai 1,0 (poor).
e.
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukkan
bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis eksternalnya.
Total
skor
ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
25
2.2.4.1.5
Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor – faktor
strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor – faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut : a.
Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b.
Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing faktor
dengan
memberikan
skala
mulai
dari
4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
(semua
variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1
sampai
dengan
+4
(sangat
baik)
dengan
membandingkan rata – rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan
variabel
yang
bersifat
negatif
kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata – rata industri nilainya adalah 4.
d.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
26
hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing faktor
yang
nilainya
bervariasi
mulai
dari
4,0
(outstanding) sampai 1,0 (poor).
e.
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan
ini
dengan
perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.2.4.1.6
Concept of Operations Scenarios Perusahaan
mungkin
akan
membantu
untuk
mengembangkan rinci saat ini dan masa depan “Konsep operasi” (CONOPS) scenario yang mencakup beberapa tahun kegiatan operasi, dan yang memperhitungkan kombinasi account yang berbeda dari driver internal dan eksternal yang diidentifikasi dalam analisis SWOT.
2.2.4.1.7
Concept of Operations Diagram Grafik CONOD sangat penting untuk perusahaan, seperti
yang menjelaskan dalam satu gambar semua kegiatan utama dalam CONOD saat ini, serta hubungan kegiatan-kegiatan.
27
Gambar 2.7 CONOD Diagram 2.2.4.1.8
Competitive Strategy Daerah ini dari rencana strategis mengidentifikasi
bagaimana perusahaan akan mencapai keberhasilan dalam mengejar arah dinyatakan strategis
2.2.4.1.9
Key Performance Indicator Menurut Ramos dan Layton (2009, p8), KPI adalah
sebuah indikator yang memandu dan mengukur performa kita terhadap target dari bisnis yang kita jalankan, serta mendukung strategi untuk keputusan bisnis yang kita ambil. Menurut Arlen (2009, p2), KPI adalah metrik yang mengindikasikan kemajuan untuk mencapai tujuan strategis, di mana metrik tersebut terdiri dari pengukuran proses yang memiliki nilai.
28
2.2.4.1.10 Critical Success Factor Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), mendefinisikan Critical Sucess Factor (CSF) sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, aka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah kunci dimana 'sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar', sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang. CSF dibedakan menjadi 4 jenis. Yaitu: a.
Faktor penentu aktif. Disini menjelaskan bahwa manajer mapu secara langsung mempengaruhi keberadaan faktor penentu tersebut. Selain itu, manajer juga menentukan informasi yang dapat membantu dalam mengidentifikasi kegiatan pengontrolan.
b.
Faktor penentu pasif. Disni menjelaskan bahwa manajer tidak dapat mempengaruhi penentu
c.
secara langsung.
Faktor penentu internal. Merupakan faktor-faktor yang menonjol yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan itu sendiri.
d.
Faktor penentu eksternal. Merupakan faktor-faktor yang menonjol yang berasal dari luar lingkungan.
2.2.4.2 Product and Service Menurut Bernard (2005, p106), Ini adalah area arsitektur yang dimaksudkan mempengaruhi area primer. Tingkat kedua dari kerangka EA mengidentifikasi produk bisnis layanan dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut.
29
2.2.4.2.1
Business Plan Menurut Bernard (2005, p297), Sebuah Rencana bisnis
yang memberikan gambaran garis besar tentang bisnis dan fungsi bisnis tingkat tinggi, dan sebuah strategi keuangan yang akan menyelesaikan tujuan strategis dan inisiatif.
2.2.4.2.2
Swim Lane Process Diagram Menurut Bernard (2005, p299), Diagram aktivitas
stakeholder yang menunjukkan stakeholder (mereka yang memiliki kepentingan dalam perusahaan)
terlibat dengan
jalannya proses bisnis, dan interaksi waktu. Diagram ini menggunakan format ‘jalur arus’ untuk mengatur susunan stakeholder dan mengatur kolom sesuai kerangka waktu lalu kegiatan dilapisi dengan flowchart.
Gambar 2.8 Swimlane Diagram
30
2.2.4.2.3
Business Process Diagram Menurut Bernard (2005, p300), Diagram proses bisnis
yang memperlihatkan secara detail suatu laporan kegiatan, termasuk bagaimana menggunakan suatu kegiatan yang saling berhubungan dengan yang lain. Diagram B-4 mengikuti IDEF-0 untuk memperlihatkan teknik modeling yang terdiri dari input, kontrol, output dan sebuah mekanisme untuk menggunakan proses tersebut. -
Input : Alat untuk memulai / alat untuk memicu aktifitas untuk perubahan.
-
Kontrol : Sebuah panduan untuk mengatur kegiatan terutama menunjukkan kapan/ bagaimana proses tersebut dilakukan.
-
Output : Sebuah hasil yang diproduksi berdasarkan sebuah kegiatan; suatu alasan agar proses tersebut dilakukan.
-
Mekanisme : Sistem dan peralatan yang dipakai untuk melakukan kegiatan tersebut.
31
Gambar 2.9 Business Process Diagram
2.2.4.2.4
Usecase Narrative & Diagram Menurut Bernard (2005, p302), Use case naratif sebagai
format
bahasa
pemodelan
terpadu
(UML)
untuk
mengidentifikasi suatu bisnis, konteks, aktor, dan aturan bisnis untuk berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi pengembangan.
sebagai
solusi
teknologi
untuk
kebutuhan
32
Gambar 2.10 Usecase Diagram Notasi-notasi pada Usecase Diagram : •
System Boundary Merupakan
lingkup
system
berinteraksi dengan usecase.
dimana
actor
33
Gambar 2.11 System Boundary
•
Usecase Merupakan gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun.
Gambar 2.12 System Usecase • -
Actor Merupakan SDM yang menggunakan system.
Gambar 2.13 Actor usecase
34
2.2.4.3 Data and Information Menurut Bernard (2005, p107), Data mengoptimalkan dan menukarkan informasi adalah tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka EA dimaksudkan untuk mendokumentasikan pengambilan informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan terlihat bagaimana informasi masa depan. 2.2.4.3.1
Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2005, p306), Diagram state transition
menggunakan suatu notasi sebuah model bahasa terpadu untuk menunjukkan bagaimana sebuah siklus spesifikasi data objek. Diagram ini menunjukkan suatu perubahan atribut, penghubung, dan behavior dari objek yang merupakan hasil dari sebuah aktivitas system internal dan eksternal yang memicu suatu perubahan.
Notasi StateChart Diagram : •
State menggambarkan keadaan dari suatu state.
•
Initial State menggambarkan titik awal dari suatu state.
•
Final State menggambarkan titik akhir dari suatu state.
•
Transition menggambarkan alur dari suatu state, disertai dengan kondisi yang ditulis diatas garis tersebut.
Gambar 2.14 Simbol Object State Transition Diagram
35
2.2.4.3.2
Logical Data Model Menurut Bernard (2005, p308), Sebuah model data
semantic yang bisa dikembangkan dengan menggunakan metode tradisional
terstruktur
dan
simbologi
(entitas
diagram
hubungan), atau satu yang bisa dapat digunakan untuk metode berorientasi objek dan simbologi untuk model bahasa terpadu (UML),menggunakan metode berorientasi objek dan simbologi dari model bahasa terpadu yang menghasilkan diagram kelas atau diagram objek.
Gambar 2.15 Logical Data Model
2.2.4.3.3
Activity / Entity Matriks Menurut Bernard (2005, p310), Sebuah aktivitas/kesatuan
matrix yang dikembangkan dari pemetaan yang dipengaruhi
36
oleh data entitas yang terkait dengan deretan aktivitas bisnis. Sering juga disebut ‘CRUD’ karena matrix itu mengidentifikasi tipe dasar yang dilakukan untuk perubahan suatu data (create, read, update, delete) melalui proses bisnis.
Gambar 2.16 Activity-entity Matrix
37
2.2.4.3.4
Data Dictionary Menurut Scott A.Bernard (2005, p311) Data Dictionary
mendukung kelengkapan dari entitas data yang dikumpulkan dan dijaga oleh perusahaan, termasuk standart untuk atribut, kunci, dan hubungan.
Tabel 2.3 Data Dictionary FIELD NAME
DATA TYPE
FIELD LENGTH
KEY
DESCRIPTION
ID_bahan_baku
Char
11
PK
Identifikasi bahan baku
Jenis_bahan_baku
Char
20
Jenis bahan baku
Harga_bahan_baku
Int
12
Harga satuan bahan baku
Jenis_aksesoris
Char
20
Tipe-tipe aksesoris
Tgl_masuk_bahan_baku
Date
-
Tanggal bb masuk
Tgl_pengeluaran_bahan_baku
Date
-
Tgl bb keluar
2.2.4.4
System and Aplication Menurut Bernard (2005, p107), Data mengoptimalkan dan
menukarkan informasi adalah tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka EA dimaksudkan untuk mendokumentasikan pengambilan informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan terlihat bagaimana informasi masa depan.
38
2.2.4.4.1
System Communication Description Menurut Bernard (2005, p313), Sebuah S-1 Sistem
interface diagram menyediakan sebuah deskripsi bagaimana sebuah data dikomunikasikan antara sistem seluruh perusahaan, termasuk sistem tentang link, jalur, jaringan, dan media.
2.2.4.4.2
System Data Flow Diagram Menurut Bernard (2005, p315), Sebuah Sistem data flow
diagram dikenal lebih baik sebagai “Data Flow Diagram” dan dimaksudkan untuk menunjukkan sebuah proses dengan sistem pertukaran data dan bagaimana pertukaran mereka dapat terjadi. Sebuah SA-4 artifak compliments dengan diagram proses bisnis, dan akan bisa didekomposisi untuk menunjukkan perincian tambahan. Notasi DFD : •
Data Flow Menggambarkan aliran data di dalam gambaran DFD.
Gambar 2.17 Aliran Data, notasi DFD
•
Proses Menggambarkan suatu proses di dalam DFD
Gambar 2.18 Proses dalam notasi DFD
39
•
Entitas Menggambarkan Entitas di dalam DFD.
Gambar 2.19 Entitas dalam notasi DFD •
Data Store Menggambarkan tujuan dari alur proses di dalam DFD.
Gambar 2.20 Data Store dalam notasi DFD
2.2.4.5
Network and Infastructure Menurut Bernard (2005, p107), Ini adalah tulang punggung
arsitektur. Tingkat kelima dari kerangka EA dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan yg tediri dari suara, data, dan jaringan video bahwa perusahaan menggunakan untuk sistem host, aplikasi situs web, dan database.
2.2.4.5.1
Network Connectivity Diagram Menurut Bernard (2005, p321), Sebuah Diagram Jaringan
konektivitas menunjukkan sebuah koneksi fisik antara sebuah perusahaan suara, data, dan video jaringan, termasuk ekternal wide area network (WAN) dan local area network (LAN) yang juga disebut ekstranet dan intranet.
40
Gambar 2.21 Network Connectivity Diagram
2.2.4.6 Security Menurut Bernard (2005, p109), Keamanan lebih efektif di saat bagian integral itu adalah EA program management dan metodologi dokumentasi. Secara menyeluruh IT program keamanan terdiri dari beberapa area, termasuk: informasi, personal, operasi, dan fasilitas. Untuk lebih baik lagi, keamanan IT harus bekerja di seluruh level khususnya di kerangka EA dan semua kompenen EA.
2.2.4.6.1
Security Plan Menurut
Bernard
(2005,
p328),
Sebuah
rencana
pengamanan tingkat tinggi yang menyediakan baik dari gambaran rinci sebuah program keamanan yang mempunyai efek di dalam seluruh perusahaan, termasuk pemeriksaan fisik, data, personal, elemen dan prosedur operasi keamanan.
41
2.2.4.7 Standards Menurut Bernard (2005, p109), Salah satu yang terkenal dari fungsi EA sendiri ialah menyediakan teknologi standar yang berhubungan dengan semua level dalam kerangka EA. EA harus mempromosikan standar industri secara internasional, nasional, untuk memakai hak milik komersil dari komponen EA.
2.2.4.7.1
Technology Forecast Menurut Bernard (2005, p334), Sebuah ramalan teknologi
mendukung dan menghubungkan dengan ST-1 teknologi standar profil.Sebuah dokumen ramalan teknologi diharapkan merubah semua standar yang ada di dalam ST-1 artifak. Dimana masa yang terjadi sekarang atau yang terjadi kapan saja. •
Tangkapan diharapkan merubah suatu teknologi yang berhubungan dengan standard dan konvensi.
•
Identifikasi critical teknologi standar,
kelemahan dan
dampak dari perubahan sebuah arsitektur. •
Berisi prediksi spesifik
tentang ketersediaan suatu
kemunculan standar, dan hubungan tentang spesifik suatu sistem/ kerangka elemen aplikasi.
2.2.4.8 Workforce Menurut Bernard (2005, p109), Salah satu sumberdaya terhebat perusahaan untuk manusia. Salah satunya dengan memastikan bahwa IT berhubungan dengan staf, kemampuan, dan kebutuhan latihan untuk mengidentifikasi semua level yang ada di dalam kerangka EA, dan yang sesuai dengan solusi yang mempengaruhi masa depan arsitektur.
42
2.2.4.8.1
Workforce Plan Menurut Bernard (2005, p335), Sebuah rencana kerja
yang menyediakan gambaran level untuk bagaimana manusia memanage modal di setiap perusahaan. Rencana kerja termasuk strategi
untuk
memperkerjakan,
menyimpan,
dan
pengembangan pelaksanan yang profesional, management, dan staf di level setiap perusahaan.
2.2.4.9 EA Management Plan 2.2.4.9.1
EA Program Management Menurut Bernard (2005, p83), EA Management Plan
mendukung kebijakan dalam pengembangan pengambilan keputusan dan menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. EA Program Management dibagi menjadi beberapa aktivitas, yaitu : 1. Kebijakan dan Aturan Di bagian dokumen ini berisi tentang menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang terjadi bersamaan dengan program Enterprise Architecture (EA). 2. Mendukung Strategi dan Bisnis Di bagian ini, menjadi salah satu tujuan utama dari program EA dalam mendukung dan meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan bisnis. 3. Peran dan tanggung jawab EA Di dokumen ini menjelaskan peran orang-orang yang berkepentingan dalam program EA yang akan menjalankan dan mempertanggungjawabkan sesuai peran masing-masing. 4. Anggaran program EA Di bagian dokumen ini menjelaskan anggaran untuk program EA setiap tahun dan keseluruhan dalam perputaran. 5. Mengukur kinerja program EA
43
Di bagian dokumen ini menjelaskan seberapa efektif dan efisien pada program EA yang akan diukur. Di sini terdapat 2 tipe pengukuran yaitu outcome dan output.
2.2.4.9.1.1
Support for strategy and business Menurut Bernard (2005, p178), support for strategy
and
business
digunakan
untuk
mendukung
dan
meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan bisnis serta mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat dibantu dengan komponen EA.
2.2.4.9.1.2
EA Program Budget Menurut Bernard (2005, p179), EA program
Budget menggambarkan biaya untuk EA program per tahunnya dan total keseluruhan siklusnya, jadi total kepemilikan biaya teridentifikasi.
2.2.4.9.2
EA Current Architecture Summary
2.2.4.9.2.1
Strategic Goals and Initiatives Menurut Bernard (2005, p181), strategic goals and
initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program dan komponen spesifik EA mendukung pencapaian tujuan strategis dan inisiatif perusahaan.
2.2.4.9.2.2
Business Services and Information Flows Menurut Bernard(2005, p183), business services and
information flows Mengidentifikasi dan menekankan peran pengguna EA dalam mendukung analisis proses bisnis
dan
perbaikan,
serta
mengidentifikasi
mengoptimalkan arus informasi diantara proses-proses.
dan
44
2.2.4.9.2.3
System and Application Menurut
Bernard
(2005,
p184),
system
and
application mengidentifikasi bagaimana komponen EA saat ini dan artifak sistem dan aplikasi pada tingkat EA framework mendukung arus informasi yang dibutuhkan untuk LOB pada seluruh perusahaan.
2.2.4.9.2.4
Teknology Infrastructure Menurut
Bernard
(2005,
p184),
teknology
infrastructure membahas tentang suara, data, video komponen EA, dan artifak yang membentuk teknologi infrastruktur pada tingkat EA framework.
2.2.4.9.2.5
IT Security Menurut Bernard (2005, p184), IT security
membahas tentang pendekatan umum untuk keamanan TI pada semua tingkat EA framework. Keamanan TI harus menjadi bagian dari tujuan strategis atau initiative yang bergantung pada akurasi, pengesahaan informasi yang benar.
2.2.4.9.2.6
EA Standards
Menurut
Bernard
(2005,
p181),
EA
standards
menyediakan standar dokumen EA untuk data, video, suara, dan keamanan TI yang digunakan selama pengembangan komponen EA.
45
2.2.4.9.2.7
Workforce Requirements Menurut
Bernard
(2005,
p185),
workforce
requirements menjelaskan pendekatan untuk perencanaan tenaga kerja TI dan pelatihan bahwa perusahaan mengeluarkan manajemen modal manusia (human capital management).
2.2.4.9.3
EA Future Architecture Summary
2.2.4.9.3.1
Future Operating Scenarios Menurut Bernard (2005, p186), future operating
scenario ditampilkan bersama dengan deskripsi
narasi
tujuan scenario dan lingkungan operasi yang menanggapi scenario.
2.2.4.9.3.2
Planning Assumptions Menurut Benard (2005, p161), planning assumptions
merupakan asumsi perencanaan dari scenario yang dibahas lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan prioritas perusahaan
karena
menerapkan
EA
untuk
ke
depannya.asumsi mengidentifikasi kemampuan yang baru dan sumber daya yang akan diperlukan jika perusahaan sukses di masing-masing scenario.
2.2.4.9.3.3
Updating Current & Future Views Menurut Bernard (2005, p186), updating current &
future
views
merupakan
dokumentasi
perubahan
perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang akan menciptakan pandangan EA dimasa depan pada setiap framework.