BAB 2 Landasan Teori
2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wiley dan Sons (2011, p80), An Accounting information system collects and processes transaction data and then disseminates the financial information to interested parties. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Suatu sistem informasi akuntansi mengumpulkan dan memproses data transaksi dan kemudian menyebarkan informasi keuangan ke berbagai bagian sistem informasi. Menurut Turner dan Weickgenannt (2013, p4), The Accounting Information system comprises the processes, procedures, and systems that capture accounting data from business processes; record the accounting data in the appropriate records; process the detailed accounting data by classifying, summarizing and consolidating; and report the summarized accounting data to internal and external users. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari proses, prosedur, dan sistem yang menangkap data akuntansi dari proses bisnis; merekam data akuntansi dalam rekaman yang sesuai, memproses data akuntansi rinci dengan mengelompokkan, meringkas dan mengkonsolidasikan, dan melaporkan data akuntansi diringkas ke internal dan pengguna eksternal. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan dan memproses data transaksi akuntasi menjadi sebuah informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan.
2.1.2 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Hall (2008, p635), System Analysis is actually a two-step process involving an initial survey of the current system and then an analysis of the user’s needs. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Analisis Sistem sebenarnya adalah dua langkah proses yang melibatkan survei awal dari sistem saat ini dan kemudian analisis kebutuhan pengguna. Menurut Satzinger, et al (2005, p4), System Analysis means the process of understanding and specifying in detail what the information system should do. Yang 8
9
diterjemahkan sebagai berikut : Sistem Analisis berarti proses memahami dan menentukan secara rinci apa yang sistem informasi harus lakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Analisis Sistem adalah sebuah proses yang di dalamnya itu terdapat perincian mengenai apa saja yang sistem kerjakan dan kebutuhan sistem seperti ada yang diperlukan.
2.1.3 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Whitten dan Bantley (2009, p33), System design is the specification or construction of technical, computer based solution for the business requirement identified in a system analysis. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Perancangan sistem adalah spesifikasi atau perwujudan dari solusi teknis berbasiskan komputer untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan di sistem analis. Menurut Satzinger, et al (2005, p4), System Design means specifying in detail how the many components of the information system should be physically implement. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Design System berarti menentukan secara rinci bagaimana banyak komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan secara fisikal. Jadi dapat disimpulkan bahwa Perancangan Sistem adalah aktifitas mendesain sebuah sistem untuk mendapatkan spesifikasi sistem sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan fungsional.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Sistem Informasi Penjualan
Menurut Considine, et al (2012, p25), The Revenue Cycle is central to an organization’s ability to generate case. It covers selling goods to customers and turning
10
these sales into case receipts as soon as possible. Yang dapat di terjemahkan sebagai : Siklus Pendapatan merupakan pusat kemampuan organisasi untuk menghasilkan kasus. Ini mencakup menjual barang kepada pelanggan dan mengubah penjualan tersebut menjadi penerimaan kasus sesegera mungkin. 2.2.2 Pengertian Laporan
Menurut Connolly dan Begg (2010, p235), Reports are a special type of continous form designed specifically for printing. Yang dapat diterjemahkan sebagai : laporan adalah formulir sinambung yang direncanakan khusus untuk dicetak. Menurut Rama dan Jones (2008, p250), laporan adalah penyajian data yang terpola dan tersusun. Jadi dapat disimpulka bahwa laporan merupakan formulir yang digunakan untuk menyajikan data yang terpola dan tersusun secara khusus untu dicetak.
2.2.3 Pengertian Jurnal
Menurut Warren, et al (2014, p57), Using the rules of debit and credit, transactions are initially entered in a record called a journal. Yang dapat diterjemahkan sebagai : Menggunakan aturan debet dan kredit, transaksi pada awalnya dimasukkan dalam catatan yang disebut jurnal.
2.2.3.1 Jurnal Umum
Menurut Weygandt , et al (2011, p 56), A general journal has spaces for dates, account titles and explanations, references and two amount columns. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Jurnal mempunyai ruang untuk tanggal, judul account dan penjelasannya, referensi dan dua kolom nilai.
11
2.2.3.2 Jurnal Khusus
Menurut Weygandt , et al (2011, p 87), Special Journals summarize transactions possessing a common characteristic (e.g., cash receipt, sales, purchases, cash payments). As a result, using them reduces bookkeeping time. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Jurnal khusus mencatat transaksi yang memiliki karakteristik umum (contoh:
penerimaan kas, penjualan, pembelian,
pembayaran tunai). Hasil dari penggunaaan jurnal khusus yaitu untuk mengurangi waktu pembukuan.
2.2.3.2.1 Jurnal Penerimaan Kas
Menurut Reeve, et al yang diterjemahkan oleh Damayanti Dian (2009, p231), Seluruh transksi yang melibatkan penerimaan kas dicatat di jurnal penerimaan kas (cash receipts journal).
2.2.4 Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Keller
(2009, p386), A service is any act or
performance one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Yang dapat diartikan sebagai berikut : Jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
2.2.5 Pengertian Perusahaan Jasa
Menurut Hery (2011, p49), Perusahaan jenis ini tidak menjual barang tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Contohnya perusahaan jasa, diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan transportasi (jasa angkot), pelayanan kesehatan (rumah sakit), jasa konsultasi, telekomunikasi dan sebagainya.
12
2.2.6 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Object Oriented Analysis and Design
2.2.6.1 Pengertian UML (Unified Modeling Languange)
Menurut Satzinger, et al (2005, p48), Unified Modeling Language (UML) is a standart set of model constructs and notations developed specifically for objectoriented. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Unified Modeling Language (UML) seperangkat standar model konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk object-oriented. Menurut Whitten dan Bentley (2009, p371), Unified Modeling Language (UML) is a set of modeling conventions that is used to specify or describe a software system in terms of objects. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Unified Modeling Language (UML) adalah satu sekumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah kumpulan dari beberapa model diagram yang digunakan untuk menentukan dan menggambarkan suatu sistem informasi secara terstruktur.
2.2.6.2 Pengertian Activity Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p144), An activity diagram is simply a workflow diagram that describe the various user (or system) activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these activities. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Activity Diagram adalah diagram alur kerja sederhana yang menggambarkan aktifitas-aktifitas dari beberapa pengguna, orang yang melakukan setiap kegiatan, dan alur sequential dari kegiatan tersebut.
13
2.2.6.3 Event and Classes 2.2.6.3.1 Event Table 2.2.6.3.1.1 Pengertian Event Table
Menurut Satzinger, et al (2005,p174), Event table is a catalog of use cases that lists events in rows and key pieces of information about each event in columns. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Event Table adalah katalog kasus penggunaan yang berisi daftar acara dalam bentuk baris dan informasiinformasi penting mengenai setiap peristiwa dalam kolom.
2.2.6.3.1.2 Komponen dalam Event Table
Menurut Satzinger, et al (2005, p175) terdapat 6 komponen yang ada di dalam event table, antara lain: 1. Event, is an occurance at a specific time and place that can be described and is worth remembering. Yang dapat diterjemahkan sebagai : Event adalah sebuah kejadian pada waktu dan tempat tertentu yang dapat dijelaskan dan perlu untuk diingat. 2. Trigger, a signal that tells the system that an event has occurred, either that arrival of data needing processing or a point in time. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Sinyal yang memberitahukan system bahwa suatu peristiwa telah terjadi, baik itu penerimaan data yang membutuhkan pengolahan atau titik waktu. 3. Source, an external agent that supplies data to the system. Yang diterjemahkan sebagai berikut : agen eksternal yang memasok data ke dalam sistem. 4.
Use Case, what does the system do when the event occurs and the reaction to the event. Yang diterjemahkan sebagai berikut : apa yang sistem lakukan ketika suatu peristiwa terjadi dan reaksi terhadap kejadian tersebut.
14
5. Response, an output, produced by the system, that goes to a destination. Yang diterjemahkan sebagai berikut : output atau hasil yang dihasilkan oleh sistem, yang masuk ke tujuan. 6. Destination, an external agent that receives data from the system. Yang diterjemahkan sebagai berikut : agen eksternal yang menerima data dari sistem.
2.2.6.3.2 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger , et al (2005, p184), Domain Model Class Diagram is a UML diagram that shows the things that are important in the users work; the problem domain classes, their associations, and their attributes. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Domain Model Class Diagram adalah sebuah UML yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam kegiatan pengguna, kelas domain masalah, asosiasi mereka, dan atribut mereka.
2.2.6.3.3 State Chart Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p214), Statechart diagram describes the collection of states of each object. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Statechart diagram menggambarkan kumpulan status masing-masing objek.
2.2.6.4 Use Cases 2.2.6.4.1 User Goals
Menurut Satzinger, et. al (2005, p166), User goals identifying use cases by focusing on users and their goals. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : user goals mengidentifikasi dengan berfokus pada pengguna dan tujuan mereka.
15
2.2.6.4.1 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, et. al (2005, p213), Use Case a diagram showing the various user roles and the way those users interact with the system. The use case diagram serves as a kind of contents for the business events activities that must be supported by the system. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Use Case adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara pengguna berinteraksi dengan sistem. Use Case Diagram berfungsi seperti isi dalam kegiatan bisnis yang harus didukung oleh sistem.
2.2.6.4.2 CRUD Matrix
Menurut Satzinger, et al (2005, p199), CRUD Matrix also serves an additional purpose when initially identifying use case and domain classes. Yang diterjemahkan sebagai berikut : CRUD Matrix juga memiliki tujuan tambahan ketika pada awalnya mengidentifikasi use case dan kelas domain.
2.2.6.4.3 Detailed Levels of Use Case 2.2.6.4.3.1 Use Case Description 2.2.6.4.3.1.1 Brief Use Case Description
Menurut Satzinger, et al (2005, p220), A brief description used in a conjuction with an activity diagram adequately describes a simple use case. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Sebuah deskripsi singkat digunakan dalam hubungannya dengan diagram aktivitas cukup menggambarkan kasus penggunaan yang sederhana.
2.2.6.4.3.1.2 Intermediate Use Case Description
Menurut Satzinger, et al (2005, p221), The Intermediate-level use case description expands the brief description to include the internal flow of activities for the use case. Yang diterjemahkan sebagai berikut : The Intermediatelevel use case description memperluas penjelasan singkat untuk menyertakan aliran internal kegiatan untuk kasus penggunaan.
16
2.2.6.4.3.1.3 Fully-Developed Use Case Description
Menurut Satzinger, et al (2005, p221), The fully developed description is the most formal method for documenting a use case. Yang diterjemahkan sebagai berikut : The fully developed description adalah metode yang paling formal untuk mendokumentasikan kasus penggunaan.
2.2.6.4.3.2 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p315), Design process and sequence diagrams are used to explain object interactions and document design decisions. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Proses dan urutan desain diagram digunakan untuk menjelaskan interaksi objek dan keputusan desain dokumen.
2.2.6.5 Support Service Architecture and Deployment Environment 2.2.6.5.1 Desain Network
Menurut Satzinger, et al (2005, p284), During network design, the analyst expands the information content of these document to include processing locations, communication protocols, middleware and communication capacity. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Selama jaringan desain, analis memperluas isi informasi dokumen ini untuk mencakup lokasi proses, protokol komunikasi, middleware dan kapasitas komunikasi.
2.2.6.6 Software Architecture
Menurut Satzinger, et al (2005, p277), Simple deployment environment, such as a single centralize computer with video display terminals, can be matched to relatively simple software architecture. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Lingkungan penyebaran sederhana, seperti komputer yang terpusat dengan terminal tampilan video, yang dapat disesuaikan dengan arsitektur perangkat lunak.
17
2.2.6.7 Use Case Realization 2.2.6.7.1 First-Cut Design Model Class Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p309), The first-cut design class diagram is developed by extending the domain model class diagram. It requires two steps: 1. Elaborating the attributes with type and initial value information and 2. Adding navigation visibility arrows. Yang diterjemahkan sebagai berikut: The first-cut design class diagram dikembangkan dengan memperpanjang domain model diagram kelas. Hal ini membutuhkan dua langkah: 1. Menguraikan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal dan 2. Menambahkan navigasi visibilitas panah.
2.2.6.7.2 Design System Sequence Diagram 2.2.6.7.2.1 Domain Layer Design System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p319), The development of the first-cut sequence diagram focuses on the classes in the domain layer however in system design we must also design the user interface classes and, when appropriate, the data access classes. Yang diterjemahkan sebagai berikut : The development of the first-cut sequence diagram berfokus pada kelas dalam lapisan domain namun dalam desain sistem kami juga harus merancang kelas antarmuka pengguna dan, bila sesuai, akses kelas data.
2.2.6.7.2.2 View Layer Design System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p320), The view layer involves human computer interaction and requires designing the user interface for each use case. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : The view layer melibatkan interaksi manusia komputer dan membutuhkan merancang antarmuka pengguna untuk setiap kasus penggunaan.
18
2.2.6.7.2.3 Data Access Layer Design System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, et al (2005, p322), On smaller systems, two layers design exist, in which the SQL statement to access a database are embedded within the business logic layer. Yang di terjemahkan sebagai berikut : Pada sistem yang lebih kecil, desain dua lapisan yang ada, di mana pernyataan SQL untuk mengakses database yang tertanam dalam lapisan logika bisnis.
2.2.6.7.3 Communication Diagram
Menurut Satzinger , et al (2005, p334) Communication Diagrams are useful for showing a different view of the use case- one that emphasizes coupling. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Communication Diagrams berguna untuk menunjukkan pandangan yang berbeda dari penggunaan kasus-yang menekankan pengadaan.
2.2.6.7.4 Updated Design Model Class Diagram
Menurut Satzinger , et al (2005, p337), Design class diagram can now be developed for each layer. In the view layer and the data access layer, several new classes must be specified. Yang diterjemahkan sebagai berikut: Desain Class Diagram sekarang dapat dikembangkan untuk setiap lapisan. Pada lapisan tampilan dan lapisan akses data, beberapa kelas baru harus ditentukan.
2.2.6.7.5 Package Diagram
Menurut Satzinger , et al (2005, p339), A Package Diagram in UML is simply a high level diagram that allows designers to associate classes or related groups. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : A package Diagram di dalam UML adalah hanya sebuah diagram tingkat tinggi yang memungkinkan desainer untuk mengasosiasikan kelas atau kelompok-kelompok yang terkait.
19
2.2.6.8 Rancangan Database 2.2.6.8.1 Pengertian Rancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), Database Design is the process of a creating a design that will support the enterprise’s mission statement and missions objectives for the required database system. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut : Database Design adalah proses untuk menciptakan sebuah rancangan yang akan mendukung misi dan tujuan perusahaan untuk sistem database yang diperlukan.
2.2.6.8.2 Pengertian SQL
Menurut Deliana, et al (2009, p6), SQL (Structured Query Languange) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Menurut Connlly & Begg (2010, p184), SQL (Structured Query Language) is the example of transform-oriented language or language in relation to design by using transform inputs into output. Yang diterjemahkan sebagai berikut : SQL adalah contoh dari transform-oriented language atau bahasa yang di desain dengan menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang di desain untuk mengakses dan menginput data menjadi output yang diinginkan.
20
2.2.6.9 Interfaces 2.2.6.9.1 User Interfaces
Menurut Satzinger, et al (2005, p442), User interfaces is the part of an information system requiring user interaction to create inputs and outputs. Yang diterjemahkan sebagai berikut : User Interfaces adalah bagian dari suatu sistem informasi memerlukan interaksi pengguna untuk membuat input dan output.
2.2.6.9.2 Story Board
Menurut Satzinger, et al (2005, p460), Storyboarding is a technique used to document dialog designs by showing a sequence of sketches of the display screen. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Storyboarding adalah teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan desain dialog dengan menunjukkan urutan sketsa tampilan layar.
2.2.6.9.3 System Output
Menurut Satzinger, et al (2005, p498), In object oriented approach, outputs are indicated by messages in sequence diagrams that originate from an internal system object and are sent to an external actor. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Dalam pendekatan berorientasi objek, output yang ditunjukkan oleh pesan dalam diagram urutan yang berasal dari suatu objek sistem internal dan dikirim ke seorang aktor eksternal.
2.2.6.10 System Security and Control 2.2.6.10.1 Integrity Control
Menurut Satzinger, et al (2005, p507) Integrity Control is a mechanisms and procedures that are built into an application system to safeguard information contained within it. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Integrity Control adalah mekanisme dan prosedur yang dibangun ke dalam sistem aplikasi untuk menjaga informasi yang terkandung di dalamnya.
21
2.2.6.10.2 Security Control
Menurut Saztinger, et al (2005, p513), Secruity Controls is mechanisms usually provided by the operating system or environement to protect the data and processing system from malicious attack. Yang diterjemahkan sebagai berikut : Secruity Control adalah mekanisme yang biasanya diberikan oleh sistem operasi atau lingkungan sekitarnya untuk melindungi data dan sistem pengolahan dari serangan yang berbahaya.
22
2.3 Kerangka Pikir
Menentukan Ruang Lingkup Penulisan
Melakukan Observasi, Survey dan Wawancara kepada Perusahaan
Menentukan Perusahaan
Membuat Project Planning
Membuat Perancangan Sistem Berbasis Object Oriented (OO) Membuat Analisis Sistem Informasi Perusahaan
Membuat Rancangan Sistem Informasi Perusahaan
Pembuatan Aplikasi
Testing / Pengujian Aplikasi
Implementasi Program
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penulisan Skripsi