BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi menurut Turban et al. (2008,p.53), “A process that collects, process, stores, analyzes, and disseminates information for a specific purpose. ” Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan khusus. Pengertian Sistem Informasi menurut O’Brien (2005,p.5), Sistem Informasi dapat merupakam kombinasi teratur apa pun dari orang – orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. 2.1.2 Komponen Sistem Informasi Komponen Sistem Informasi menurut O’Brien (2005,p.34), bahwa semua sistem informasi menggunkan sumber daya manusia, hardware, software, data, dan jaringan untuk melakukan aktivitas input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. 1. Sumber daya manusia Manusia dibutuhkan untuk pengoprasian semua sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar SI: a. Pemakai Akhir atau Klien Orang-orang
yang
menggunakan
sistem
informasi
atau
informasi yang dihasilkan sistem tersebut. Mereka dapat berupa pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, staff administrasi, akuntan atau para manager. b. Pakar SI Orang-orang yang mengembangkan dan mengoprasikan sistem informasi. Mereka meliputi analisis sistem, pembuat software, operator sistem dan personel tingkat managerial, teknis dan staff administrasi SI lainnya. 6
7
2. Hardware Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tapi juga semua media data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, dari lembaran kertas sehingga disk magnetis atau optikal. Contoh-contoh hardware dalam sistem informasi berbasis komputer adalah: a. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi pemroses mikro, dan berbagai peralatan periferal yang saling berhubungan. Contohnya adalah sistem komputer, palmtop, laptop, atau desktop, sistem komputer berskala menengah dan sistem mainframe besar. b. Periferal komputer, yang berupa peralatan seperti keyboard atau mouse elektronik untuk input data dan perintah, layar video, atau printer untuk output informasi, dan disk magnetis atau optikal bentuk menyimpan sumber daya data. 3. Software Sofware meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software tidak hanya rangkaian perintah informasi yang disebut program, dengan hardware komputer untuk pengendalian dan langsung, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang. Berikut ini adalah contohcontoh sumber daya software: a. Software sistem seperti program sistem operasi, yang mengendalikan serta mendukung operasi sistem komputer. b. Sofware aplikasi yang memprogram pemrosesan langsung bagi penggunaan tertentu komputer oleh pemakai akhir. c. Prosedur, yang mengoprasikan perintah bagi orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi. 4. Sumber daya data Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manager dan pakar sistem informasi. Data berupa banyak bentuk, termasuk data alphanumeric
8
tradisional yang terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks, terdiri dari kalimat dan paragraph yang digunakan dalam menulis informasi, data gambar seperti bentuk grafik dan angka, serta gambar video grafis dan video; serta data audio, suara manusia dan suara-suara lainnya, juga merupakan data yang penting. Sumber daya sistem informasi umumnya diatur, disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data kedalam: a. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur. b. Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya, seperti fakta, peraturan, dan contoh kasus mengenai praktik bisnis yang berhasil baik. 5. Sumber daya jaringan Sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi. Teknologi telekomunikasi dan jaringan seperti internet, intranet, dan ekstranet telah menjadi hal mendasar bagi operasi e-business dan ecommerce yang berhasil, untuk semua jenis organisasi dan dalam sistem informasi berbasis komputer. Sumber daya jaringan meliputi: a. Media komunikasi. Contohnya meliputi kabel twisted-pair, kabel tembaga, dan kabel optikal fiber, serta teknologi gelombang mikro, selular, dan satelit near yang nirkabel. b. Dukungan jaringan. Kategori umum ini menekankan bahwa banyak hardware, software, dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan komunikasi. Contohnya meliputi pemroses komunikasi seperti modem dan prosesor antara jaringan, serta software pengendali, seperti software sistem operasi jaringan dan penjelajah internet. 2.1.2.1
Peran Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005,p.10) terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis semua teknologi informasi. 1.
Mendukung proses bisnis. Sebagai seorang pelanggan; anda harus berhubungan secara teratur dengan sistem informasi
9
yang mendukung proses dan operasi bisnis dibanyak tempat retail anda berbelanja. 2.
Mendukung pengambilan keputusan. Sistem informasi juga membantu para manager dan praktisi bisnis lainnya untuk membuat keputusan yang lebih baik.
3.
Mendukung kelebihan
keunggulan
strategis
atas
kompetitif.
para
pesaing
Mendapatkan membutuhkan
penggunaan yang inovatif atas teknologi informasi. 2.1.2.2
Fungsi Sistem Informasi Menurut
O’Brien
(2005,p.10)
Manajemen
sistem
informasi dan teknologi yang berhasil menyajikan berbagai tantangan besar bagi para manajer bisnis dan praktisi bisnis. Jadi fungis sistem informasi mewakili: 1.
Area fungsional dari bisnis yang penting dalam keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
2.
Kontributor
penting
dalam
efisiensi
operasional,
produktivitas, dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan. 3.
Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis.
4.
Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global.
5.
Peluang berkarir yang dinamis, memuaskan serta menantang bagi jutaan pria dan wanita.
6.
Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
2.1.3
Pengertian Teknologi Informasi
10
Menurut Rainer (2011, p.7) Teknologi Informasi terkait dengan alat berbasis komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan informasi dan untuk mendukung kebutuhan informasi dan pemrosesan informasi dari sebuah organisasi. Meskipun ini adalah istilah yang berbeda, dalam praktiknya mereka biasanya digunakan secara bergantian. Misalnya, organisasi yang mengacu kepada fungsi MIS sebagai informasi Jasa Departemen, departemen Sistem Informasi, dan departemen teknologi informasi, antara lain. Pengertian teknologi informasi menurut Williams (2010, p.4) adalah istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarkan informasi. Berdasarkan definisi diatas bahwa teknologi informasi adalah seperangkat alat yang berbasis komputer yang digunakan individu atau kelompok untuk mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan serta membantu suatu kegiatan menjadi lebih efektif dan efisien.
2.1.4 Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Alex Kane (2009, p.1) adalah melakukan penanaman uang atau sumber daya lainnya saat sekarang dengan harapan menuai keuntungan dimasa depan. Misalnya seorang individu bisa membeli saham untuk memperoleh keuntungan dimasa depan dari penanaman saham yang terikat serta resiko investasi.
2.1.5 Pengertian Investasi Teknologi Informasi Menurut Fitzpatrick (2007, p.28), “An IT investment consist of the total lif cycle cost of an entire project or project chunk that involves IT, including the post-project operating cost of the system that was implemented. The investment ceases to exist when it is replaced or eliminated for any reason.” Investasi teknologi informasi terdiri biaya total lifecycle dari keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk didalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah diimplementasikan. Pendapat lain dari Schniederjans (2010, p.9), “The investment decision of allocating all types (i.e., human, monetary, physical) of resources to an MIS” Definisi tersebut dijelaskan investasi teknologi adalah suatu keputusan
11
informasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari manajemen sistem informasi termasuk diantaranya manusia dan uang. Sedangkan dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, kata investasi tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
2.1.6 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi Tujuan investasi teknologi informasi menurut Indrajit (2004, p.30) adalah sebagai berikut: 1. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan, bahwa teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. 2. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan. 3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.
Manfaat investasi teknologi informasi adalah sebagai berikut: 1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement). 2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance). 3. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis). 4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact analysis).
2.1.7 Pengertian Proses Bisnis Menurut Jones dan Rama (2008,p.22) Proses bisnis merupakan seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan, serta menjual barang dan jasa. Suatu cara penting untuk mempelajari proses bisnis perusahaan adalah dengan berfokus pada siklus transaksi. Proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama: 1.
Siklus pemerolehan/pembelian (acquisition/purchasing) mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.
2. Siklus konversi ( Convertion cycle) mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang – barang dan jasa. 3. Siklus pendapatan ( Revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan.
12
2.1.8 Teknik Pengumpulan Data 2.1.8.1 Wawancara Menurut Anwar Sanusi (2011,p.105), Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Pada saat mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, juga bisa melalui alat komunikasi, misalnya pesawat telepon. Banyak kelebihan yang dapat dipetik dari wawancara langsung dengan responden antara lain yang penting adalah sebagai berikut : 1. Peneliti dapat menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin tentang fenomena atau masalah yang sedang dikaji.
Terkadang
pada
wawancara,
pembicaraan
berkembang sedemikian rupa sehingga tiba – tiba muncul jawaban yang menarik dari responden dan jawaban ini sebenarnya diluar dugaan peniliti. 2. Peneliti dapat menjelaskan lebh leluasa kepada responden tentang apa tujuan peneilitian yang sedang dilakukan itu, sehingga persoalan yang kompleks sekali pun dapat dicari jawabannya melalui pengetahuan,
pengalaman, dan
keterampilan responden dibidang yang melatarbelakangi masalah penilitian. 3. Peneliti atau pengumpul data dapat melihat ekspresi responden pada saat diwawancarai. Indikasi ini dapat dijadikan pertimbangan yang berarti bagi peneliti terhadap minat masyarakat terhadap permasalahan yang sedang diteliti. 4. Bila peneliti mampu menghindari respons bias dalam proses wawancara langsung, data yang dihasilkan dari
13
wawancara langsung biasanya lebih akurat dibanding wawancara lewat pesawat telepon. Selain keuntungan yang bisa dipetik, wawancara langsung juga memiliki kekurangan diantaranya yang menonjol adalah sebagai berikut: 1. Wawancara memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi tertentu bukan hanya pengusaaan terhadap materi wawancara, tetapi juga terampil dan berpengalaman dalam mengorganisasikan pertanyaan yang diajukan. Selain itu, kemampuan dalam mencatat informasi yang terbebas dari pengaruh subjektifitas merupakan hal yang tidak kalah penting. 2. Wawancara memerlukan sumber daya keuanganan dan tenaga yang cukup besar terutama bila ukuran samplenya besar
dan
lokasi
responden
berpencar
–
pencar.
Bayangkan, biaya yang dibutuhkan untuk wawancarai, misalnya 1.000 responden, atau sedikit responden, tetapi lokasinya adalah di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dsb. 2.1.8.2 Kuesioner Menurut Anwar Sanusi (2011,p.109), Pengumpulan data sering tidak memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan (kuesinoer) yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu. Kuesinoer dapat diberikan kepada responden melalui beberap cara : 1. Disampaikan secara langsung oleh peniliti kepada responden. 2. Dikirim bersama – sama dengan barang lain, seperti paket, majalah, dan sebagainya. 3. Ditempatkan di tempat- tempat yang ramai dikunjungi orang. 4. Dikirim melalui pos, faksimili, atau komputer(e-mail).
14
2.1.8.3 Ukuran Pemusatan 2.1.8.3.1 Rata-Rata (Mean) Menurut Richard Lungan (2006, p.62) Rata-rata hitung (biasanya hanya disebut rata-rata) dihitung dengan rumus:
= Nilai pengamatan ke-i X = Rata-rata n = Banyaknya unsur data Jika yang dihitung nilai tengah populasi (rataan), maka simbol X diganti dengan µ.
2.1.8.3.2 Median Median adalah suatu nilai yang tepat pada pertengahan data yang telah diurutkan menurut tingkat nilai-nilainya. Dengan kata lain, median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua bagian yang sama. Dalam perhitungan, median dibedakan atas median data tak berkelompok dan median data berkelompok. 1. Median Data Tak Berkelompok Md =
, untuk n = 2k-1 (n ganjil)
Md =
, untuk n = 2k (n genap) = Nilai yang terletak pada urutan ke-k data
diurutkan = Nilai yang terletak pada urutan ke-k+1 Seperti rumusan tersebut di atas, langkah langkah yang perlu untuk menentukan median dari data tak berkelompok ialah: a.
Urutkan data dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar sebaliknya.
15
b.
Jika banyaknya unsur data (unit data) ganjil, maka nilai yang tepat pada pertengahan merupakan median.
c.
Jika banyaknya unsur data genap, maka rata-rata dari kedua nilai yang terletak di tengah urutan data merupakan median.
2. Median Data Berkelompok Data berkelompok merupakan data yang telah disusun dalam tabel frekuensi. Data berkelompok dibedakan atas data diskrit dan data kontinyu. Perhitungan
median
data
berkelompok
dapat
didasarkan pada frekuensi relatif. Median data diskrit ialah nilai data yang mempunyai frekuensi kumulatif Median
data
.
berkelompok
yang
kontinyu
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
T
= Tepi bawah kelas median.
P
= Panjang kelas median.
N
= Banyaknya unsur data.
= Frekuensu kumulatif dari kelas satu tingkat lebih rendah dari kelas median. = Frekuensi kelas median. Kelas Median = Kelas yang mencakup frekuensi kumulatif 2.1.8.3.3 Modus Modus adalah nilai atau kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam suatu deretan (kelompok) data. Modus
dapat
digunakan
untuk
menyatakan
ciri
pengamatan baik yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.
16
Jika data dikelompokkan dalam tabel frekuensi kelas, maka modus dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
= Tepi bawah kelas modus. Kelas modus yaitu kelas yang mempunyai panjang frekuensi tertinggi. P
= Panjang selang kelas modus. = Frekuensi kelas modus. = Frekuensi kelas satu tingkat lebih rendah dari
kelas modus. = Frekuensi kelas satu tingkat lebih tinggi dari kelas modus.
2.1.8.3.4 Skala Likert Menurut Sugiyono (2004,p.86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata – kata antara lain: 1. Sangat setuju ; setuju ; ragu – ragu ; tidak setuju 2. Sangat baik ; baik ; cukup ; kurang
17
Untuk analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor misalnya: 1. Sangat setuju atau setuju baik diberi skor 4; 2. Setuju atau baik diberi skor 3; 3. Ragu – ragu atau cukup diberi skor 2; 4. Tidak setuju atau kurang diberi skor 1.
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Evaluasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008,p.384), evaluasi adalah proses, cara, perbuatan memberikan penilaian (mengevaluasi). Sedangkan dalam kamus Oxford (2008,p.183), “evaluation function is a procedure that use in domain knowledge to determine a perceived value of a situation during a search process.” Fungsi evaluasi merupakan sebuah prosedur yang digunakan dalam pengetahuan utama untuk menentukan nilai yang dirasakan dari situasi selama proses pencarian. Jadi, evaluasi adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk memberikan penilaian atau menentukan nilai yang dirasakan dari situasi selama proses pencarian.
2.2.2 Cost Benefit Analysis Menurut Schniederjans (2010,p144) “Cost benefit analysis involves the estimation and evaluation of the net benefits associated with alternative courses of action.This Technique often entails comparing the present value of benefits associated with an investment to the present value of the costs of the same investement.”Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisa biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan termasuk didalam pengambilan keputusan investasi IT. Menurut Edmund W.Fitzpatrick (2007,p.55) “This approach analyzes a proposed IT investment to identify and evaluate its benefits, costs, and
18
risks.” Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis investasi TI yang diusulkan dan
mengidentifikasi serta mengevaluasi manfaat, biaya, dan
risiko. Selain itu, Cost Benefit Analysis cenderung untuk menempatkan penekanan lebih besar pada efisiensi (misalnya, penghematan biaya) dari pada efesienesi atau menciptakan nilai, dan beberapa jenis risiko umumnya telah diabaikan. 2.2.2.1 Net Present Value (NPV) Menurut Schniederjans (2010,p123) Net Present Value (NPV) “is another way of carrying out present value analysis. NPV is the present value of cash flows minus the initial investment cost.” Net Present Value (NPV) adalah cara lain untuk melakukan analisis nilai sekarang. NPV adalah nilai sekarang dari arus kas dikurangi biaya investasi awal dan dapat dihitung sebagai:
Dimana:
= Investasi Awal = Arus Kas yang Diharapkan r = Tingkat Diskonto n = Jumlah periode waktu
Kriteria yang dipergunakann dalam penilaian NPV adalah sebagai berikut: 1. Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas). 2. Jika NPV = - (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) dibawah tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai. 3. Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut menguntungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga (bagi hasil) yang dipakai. 2.2.2.2 Profitability Index (PI)
19
Menurut Schniederjans (2010,p126) Profitability Index (PI) is a ratio that can be used to rank projects when the size of the initial investment varies for the alternative investement in a mutually exclusive set. PI is the ratio of NPV to then cost of the initial investement.” Profitability Index (PI) adalah rasio yang dapat digunakan untuk menentukan peringkat proyek ketika ukuran investasi awal bervariasi untuk Investasi yang ditanamkan alternatif dalam satu set saling eksklusif. PI adalah rasio NPV untuk kemudian biaya dari awal atau Investasi yang ditanamkan:
Dimana: PI = Profitability Index/Indeks Keuntungan NPV = Net Present Value Investement Cost = Pengeluaran Kas Awal Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan adalah menerima proyek jika PI lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika PI kurang dari 1,00. 1. Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak 2. Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak 3. Jika PI =1, maka investasi dikatakan Break Event Point(BEP) 2.2.2.3 Payback Period Menurut Schniederjans (2010,p90) “The Payback Period is the amount of time required to recover the cost of the initial investment. “ adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian biaya investasi awal. Oleh
karena
kriteria
ini mengukur kecepatan proyek
dalam
pengembalian biaya investasi awal, maka ia menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuntungan akuntansi. Tabel 2.1.Data for a payback period problem
Pengeluaran Kas Awal ($)
Alternative A
Alternative B
Computer System
Computer System
40,000
40,000
30,000
20,000
Arus masuk kas tahunan bersih Tahun 1 ($)
20
2 ($)
15,000
10,000
3 ($)
25,000
30,000
4 ($)
35,000
40,000
= 1,8 Tahun atau 1 tahun 8 bulan Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan payback period adalah apabila payback period lebih kecil dari periode investasi, maka usulan investasi layak dilanjutkan. Sebaliknya apabila payback period lebih besar dari periode investasi, maka usulan investasi itu tidak layak dilanjutkan. Metode ini pada umumnya digunakan untuk memilih dari berbagai alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat kembali secepat mungkin. Kelemahan dari metode ini adalah : 1. Tidak dapat menganalisis penghasilan usaha setelah modal kembali. 2. Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang 2.2.2.4 Return On Investment Menurut Schniederjans (2010,p129) “Return On Investment (ROI) methodology is another technique traditionally used in capital budgeting where the rate of return of an investment is compared to the opportunity cost of capital.” Return On Investment (ROI) metodologi adalah teknik yang digunakan dalam keputusan penganggaran modal, dimana tingkat pengembalian investasi akan dibandingkan dengan biaya peluang modal. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan
menggunakan aktiva untuk memperoleh
efektifitas
manajemen
pendapatan.
dalam
21
ROI =
Kriteria ROI untuk suatu proyek TI, adalah: 1. Jika ROI >1 maka investasi diterima 2. Jika ROI 1 maka investasi ditolak
Tabel 2.2 Scoring, Economic Impact Score
Simple ROI
0
Zero or Less
1
1% - 299%
2
300% - 499%
3
500% - 699%
4
700% – 899%
5
Over
Kelebihan ROI, antara lain : 1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi. 2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masingmasing
produk
yang
dihasilkan
oleh
perusahaan.
Dengan
menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing. 3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsipprinsip akutansi yang ada.
22
Dan kelemahan ROI,antara lain: 1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain. 2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.
2.2.3 Benefit (Manfaat) Menurut Schniederjans (2010.p.148), “A benefit is a positive consequence of undertaking an IT investment. Benefits often arise from making an
improvement
in
the
way
an
organization
performs
necessary
tasks.”Manfaat merupakan konsekuensi positif dari adanya investasi IT. Manfaat sering timbul dari akibat melakukan perbaikan dalam cara organisasi melaksanakan tugas – tugas yang diperlukan. Ada dua jenis manfaat,yaitu : 1. Tangible Benefits Tangible Benefits adalah manfaat yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik berupa pengurangan atau penghematan biaya (cost). Peningkatan efektivitas atau produktivitas kinerja para karyawan maupun peningkatan pendapatan (revenue) 2. Intangible Benefits Intangible Benefits adalah manfaat yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki kolerasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan. Table 2.3 Tangible Benefits and Intangible Benefits Tangible
Intangible
Peningkatan produktifitas
Peningkatan penggunaan asset dan pengendalian dalam sumber daya
Pengurangan biaya operasional
Peningkatan perencanaan
Mengurangi tenaga kerja
Peningkatan fleksibiltas
Rendahnya biaya komputer
Ketersediaan informasi lebih tepat
23
waktu dan informasinya lebih berkualitas Rendahnya biaya untuk vendor luar
Peningkatan kepuasan kerja dan operasi
Rendahnya biaya untuk tenaga kerja
Peningkatan kepuasan pelanggan
professional Rendahnya biaya pengembangan
Pengingkatan dan mempercepat
perusahaan
pengambilan keputusan
Mengurangi tingkat pertumbuhan beban
Peningkatan kinerja operasional yang lebih baik
Rendahnya biaya fasilitas
Menciptakan citra yang baik bagi perusahaan
Mengurangi beban software
Pengurangan tingkat kesalahan
2.2.4 SAP 2.2.4.1 Sejarah SAP Menurut Hernandez et al. (2006,p.1), “SAP AG started in 1972 and became succesfull In the 1980s with their SAP R/2 solution. The company name, SAP, stands for Systems, Applications and Productss in data processing. After the introduction of SAP R/3 in 1992, SAP AG became the worlds lidding vendor of standard application software. ” SAP
AG
mulai beroperasi pada tahun 1972 dan menjadi sukses di tahun 1980an dengan solusi dari SAP R/2nya. Nama perusahaan, SAP kepanjangan dari Systems, Appliactions, and Product in data processing. Setelah memperkenalkan SAP R/3 pada tahun 1992, SAP AG menjadi vendor terkemuka di dunia dari standard aplikasi perangkat lunak.SAP R/3 merupakan solusi bisnis yang ditempatkan di SAP dan menyebabkan perusahaan menjadi sukses di era tahun 1990an. Pengenalan rilis 3.1 R/3 pada tahun 1996 disediakan pertama kali oleh SAP dengan solusi berbasis internet. Pada tahun 1998 SAP ditransformasi dari perusahaan produk tunggal ke perusahaan solusi bisnis global. Pertama kali dari strategi mySAP.com diperkenalkan pada tahun 1990. Tahun pertama di era millennium baru (2001 -2003) merupakan satu dari mySAP.com yang
24
mengadaptasi dan menciptakan kembali dengan fondasi teknologi yang kokoh dikembangkan dengan memperkenalkan SAP Web Application Server, yang memungkinkan menjalankan program di dalam ABAP maupun Java Engine (J2EE). Selama tahun ini mySAP.com pun juga siap mengembangkan dan meyebarluaskan produk mereka dan keuntungan yang ditawarkan oleh arsitektur berbasis Web Service yang disajikan oleh platform yang terintegrasi yang dikenal dengan SAP Netweaver. SAP NetWeaver didefinisikan oleh SAP sebagai integrasi berbasis web dan platform aplikasi yang digunakan diseluruh solusi SAP. Umumnya, SAP Netweaver merupakan realisasi dari apa yang dimaksud pada tahun 1999 oleh strategi mySAP.com. Sejarah SAP adalah sebuah evolusi dari sebuah perusahaan ERP tradisional, terpadu, dan solid software untuk satu perusahaan yang dapat menawarkan set lengkap bisnis, integrasi, dan solusi kolaborasi dan sevices dalam dunia usaha yang terbuka dan global. 2.2.4.2 Produk – Produk SAP Menurut Hernandez et al. (2006,p.10 – p.12), Adapun beberapa produk yang dikenalkan oleh SAP: 1. SAP for
Didasarkan pada SAP industry solution sebelumnya dan untuk sebagian besar masih didasarkan pada SAP R/3 (4.6c) yang dimigrasi pertama kali ke Enterprise R/3 dan ke SAP Web Appliaction Server dan juga mempunyai elemen dari SAP NetWeaver. a. mySAP Business Suite, menyajikan sekumpulan dari semua produk SAP lintas industri dan di dasarkan pada integrasi platform SAP Netweaver. Beberapa solusi di dalam Business Suite adalah mySAP CRM, mySAP SCM, dan mySAP ERP. b. SAP xApps, Berasal dari SAP Cross Appliacation, juga merupakan pengembangan khusus yang didasarkan pada Java yang didasarkan pada SAP NetWeaver yang
25
mengijinkan integarasi dari fungsi yang spesifik dari beberapa solusi SAP.
2. SAP Smart Business Solution Ditargetkan untuk segmen pasar dari bisnis yang kecil dan menengah.Produk didalam solusi ini meliputi: a. mySAP
All-in-One
merupakan
paket
khusus
yang
didasarkan pada sistem SAP R/3 yang telah ditingkatkan dengan fungsi dan aplikasi dari SAP solution lainnya. b. SAP Business One merupakan produk khusus yang tidak secara langsung didasarkan pada sistem SAP R/3 tetapi ditambahkan fungsi yang kritis yang dibutuhkan oleh bisnis kecil dan menengah seperti accounting dan warehouse management
26
2.2.4.3 Modul – Modul SAP ECC 6.0
Gambar 2.1 Modul – Modul SAP SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut : 1. Modul Sales & Distribution (SD): membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing). 2. Modul Materials Management (MM) : membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventori.
27
3. Modul Production Planning (PP) : membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan. 4. Modul Quality Management (QM) : membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik 5. Modul Plant Maintenance (PM) : suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis. 6. Modul Human Resources (HR) : mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai. 7. Modul Financial Accounting
(FI) : mencakup standard
accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting. 8. Modul Controlling (CO): mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas. 9. Modul Asset Management (AM) : membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling 10. Modul Project System (PS) : mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan control 11. Modul Workflow (WF) : digunakan untuk mengotomatisasi beberapa aktifitas dalam R/3 seperti analisa alur tugas. 12. Modul Insudtry Solutin ( IS) : berisi pengaturan konfigurasi R3 yang ada di SAP. Pengaturan ini mempermudah implementasi R/3 dan membiarkan pembeli mendapat keuntungan dari best practice SAP. 2.2.5 SAP ECC 6.0 SAP AG, perusahaan yang menyediakan solusi perencanaan sumber daya perusahaan telah meningkatkan paket dan meluncurkannya dengan nama SAP ECC 6.0 pada tahun 2005. ECC merupakan singakatan dari ERP Central
28
Component. Tujuan dari posisi sebagai ECC adalah untuk memungkinkan SAP untuk membangun dan mengembangkan lingkunagn produk lain yang dapat berfungsi di atas dasar komponen.
2.2.6 Modul Financial Accounting 2.2.6.1 Pengertian Modul Financial Accounting Menurut Hernandez et al. (2006,p.10 – p.31), merupakan modul aspek operasional dari akuntansi umum dan informasi keuangan bagi perusahaan. Mereka menghubungkan dan mengintegrasikan dengan modul keuangan lainnya seperti treasury dan pengendalian, serta bagian dari sumber daya manusia, seperti gaji dan biaya perjalanan. Juga, transaksi piutang dan hutang secara langsung berhubungan dengan penjualan dan distribusi dan modul pembelian. 2.2.6.2 Modul – Modul Financial Acoounting Menurut Hernandez et al. (2006,p.) Modul-modul Financial dan Controlling yang terdapat didalam SAP sbb: 1. FI-Financial Accounting, Modul bisnis SAP ditujukan untuk menyediakan pengukuran secara kontinyu terhadap profitabilitas perusahaan. Modul FI juga mengukur kinerja keuangan perusahaan, berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal.Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya. 2. CO-Controlling, Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan operasional: Pengendalian capital investment, pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan merencanakan pembayaran, pengendalian pendanaan terhadap procurement, pengadaan dan penggunaan dana di setiap area, pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas perusahaan. 3. IM-Investment Management, Fungsi dari modul IM ini overlapping dengan fungsi yang dijalankan oleh modul TR, namun
29
modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan. 4. EC-Enterprise Controlling, Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller kepada Information Warehouse
mengenai
hal-hal
berikut:
Kondisi
keuangan
perusahaan, hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan, investasi, maintenance dari aset perusahaan, Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan, Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share, competitor performance, Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, sepertistruktur produksi, struktur biaya, financial accounting dan profitability analysis. 5. TR-Treasury, Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan. 2.2.7 Gap Analysis 2.2.7.1 Pengertian Gap Analysis Menurut
pendapat
Bens
(2005,p160)
Gap
Analysis
yaitu
mengidentifikasi langkah – langkah yang hilang, yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Gap Analysis adalah alat perencanaan yang
menciptakan pandangan bersama tentang apa yang perlu dilakukan untuk menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dan masa depan yang diinginkan. 2.2.7.2 Tujuan Gap Analysis Tujuan Gap Analysis adalah untuk mendorong review realistis dari sekarang dan dapat membatu mengidentifikasi hal – hal yang perlu dilakukan untuk sampai pada keinginan masa depan. Gap Analysis bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan pengguna terhadap sistem dan mengidentifikasi apakah ada fit atau gap antara kebutuhan dan pengguna dengan sistem. Fit berarti kebutuhan (requirement) terpenuhi oleh sistem. Sedangkan, Gap berarti kebutuhan (requirement) tidak terpenuhi oleh sistem.
30
Tujuan dari Fit Gap Analysis adalah : 1. Mengumpulkan requirement dari perusahaan. 2. Langkah awal untuk menentukan penyesuaian (customization) yang diperlukan. 3. Memastikan sistem yang baru memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan. 4. Memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi “best practice”. 5. Mengidentifikasi permasalahan yang membutuhkan perubahan kebijakan. 2.2.7.3 Langkah – Langkah Dalam Analisa Fit/Gap 2.2.7.3.1 Ranking Requirement Requirement
(kebutuhan)
harus
diidentifikasi
berdasarkan level prioritasnya. Hal ini memungkinkan tim dan sponsor proyek untuk memastikan bahwa seluruh proses
bisnis
yang
penting
diakomodasi
selama
implementasi sistem baru. Ini memungkinkan tim proyek untuk berfokus pada area yang paling penting bagi organisasi dan menekankan dimana fungsionalitas dapat menambah nilai bisnis yang tengah berjalan guna meningkatkan proses bisnis, mewujudkan efisiensi atau memperbaiki pelaporan. Tingkatan kebutuhan di bawah ini diambil dari Projects Implementasion Requiremenets Document. Inisial-inisial dibawah ini mengidentifikasi kode yang digunakan pada kolom rank dari laporan analisis fit/gap : Tabel 2.4 Fit/Gap Requirement dalam analisis Fit/Gap Rank
Description
High / Kebutuhan Kritis Atau Tujuan
Adalah kebutuhan yang sangat penting terhadap tujuan diperlukan untuk operasi dan tanpanya organisasi tidak dapat berfungsi. Kebutuhan ini juga mencakup pelaporan internal dan eksternal.
Medium / Kebuthan Nilai Tambah
Adalah kebutuhan yang, jika dipenuhi,
31
akan meningkatkan proses bisnis secara signifikan;
kebutuhan
ini
seringkali
merupakan proses bisnis yang sedang berjalan dan tidak penting terhadap bisnis organisasi, namun jika dipenuhi akan memberikan
manfaat
biaya
yang
signifikan bagi organisasi. Low / Kebutuhan Yang Diinginkan
Adalah kebutuhan yang baik jika dimiliki dan hanya akan menambah sedikit nilai terhadap proses bisnis dan daat dicapai melalui berbagai solusi atau perubahan atas proses bisnis.
2.2.7.3.2 Degree Of Fit Inisial-inisial berikut ini menjelaskan kode yang digunakan dalam menentukan tingkatan kesesuaian (FIT) atas laporan FIT/GAP. Tabel 2.5 Degree of fit dalam analisis fit/gap Kode F
Penjelasan FIT
Kebutuhan telah dipenuhi seutuhnya oleh sistem.
G
GAP
Sistem tidak memenuhi kebutuhan ini sama sekali. Komentar ditambahkan dan alternatif
yang
diusulkan
akan
diidentifikasi serta suatu rekomendasi dibuat;
dapat
berujung
untuk
mengusulkan customization atas sistem. P
Partial Fit
Sistem
memiliki
fungsionalitas
yang
mencukupi kebutuhan. Solusi, pelaporan modifikasi data customization akan tetap diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan secara penuh.