BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Judul 1. Perancangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1164), perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang. Perancangan merupakan bukan sekedar menyatukan susunan dari benda-benda yang telah standar, melainkan merupakan kreasi baru dari bentuk-bentuk benda yang diciptakan dan dipadukan dengan fungsi, bentuk ruang, dan elemen-elemen lain dari ruang. (Suptandar, 1999: 12) 2. Interior Interior adalah bagian di dalam gedung/ruang yang dibatasi oleh lantai, dinding, dan plafon. (KBBI, 2008: 560) Desain interior adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan
sosial
yang
diwujudkan
dalam
gaya-gaya
kontemporer. (Suptandar, 1999: 11) 3. One Stop One Stop yang berarti suatu pemberhentian adalah sebuah penyedia sumber tunggal barang atau jasa. (http://id.termwiki.com/EN:one-stop) One Stop merupakan tempat yang menyediakan berbagai barang dan jasa, sehingga tidak harus pergi ke tempat yang berbeda atau meminta orang yang berbeda (Cambridge Business English Dictionary) 4. Wedding
7
Wedding atau pernikahan adalah ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hokum dan ajaran agama. (kamus besar bahasa Indonesia) Perkawinan ialah lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yanga Maha Esa (UU. No 1 Tahun 1974) 5. Center Center atau pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan hal, dan sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1988) Pusat pertokoan berarti tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang mudah di kunjungi pembeli dari berbagai lapisan masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2.2 Tinjauan Perancangan 2.2.1 Persyaratan Pembangunan Toko Beradasarkan Pasal 1 butir 5 Perpres 112/2007 jo Pasal 1 butir 5 Permendag 53/2008 yang dimaksud dengan ritel modern atau toko modern yaitu toko dengan system pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran
yang
berbentuk
Minimarket,
Supermarket,
Department
Store,
Hypermarket, ataupun grosir berbentuk Perkulakan. Sedangkan, ritel tradisional dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang menjual barang eceran selain berbentuk ritel modern. Bentuk dari perusahaan ritel tradisional adalah perusahaan kelontong yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang berada di wilayah perumahan, pedagang kaki lima, pedagang yang berjualan di pasar tradisional. Izin yang diperlukan untuk mendirikan ritel modern/toko modern atau ritel tradisional adalah sebagai berikut :
A.
RITEL MODERN/ TOKO MODERN a.
Mendirikan badan hukum untuk yang akan menjalankan toko modern 8
Setiap toko modern dapat berbentuk suatu badan usaha badan hukum atau badan usaha bukan badan hukum. Adapun, karakteristik badan usaha berbadan hukum atau badan usaha tidak berbadan hukum dapat Anda lihat pada jawaban kami sebelumnya yaitu Jenis-jenis Badan Usaha dan Karakteristiknya.
b. Izin Usaha Toko Modern ("IUTM") Persyaratan IUTM berdasarkan Pasal 12 dan 13 Perpres 112/2007 jo Pasal 12 Permendag 53/2011, yaitu: (i) Copy Surat Izin Prinsip dari Bupati/Walikota atau Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta; (ii) Hasil Analisa Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat serta rekomendasi dari instansi yang berwenang; (iii) Copy Surat Izin Lokasi dari Badan Pertanahan Nasional; (iv) Copy Surat Izin Undang-Undang Gangguan (HO); (v)
Copy Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
(vi) Copy Akta pendirian perusahaan dan pengesahannya; (vii) Rencana Kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha kecil; (viii) Surat
Pernyataan
kesanggupan
melaksanakan
dan
mematuhiketentuan yang berlaku; dan (ix) Studi
Kelayakan
termasuk
analisis
mengenai
dampak
lingkungan, terutama sosial budaya dan dampaknya bagi pelaku perdagangan eceran setempat. c. Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”) Setiap perusahaan perdagangan wajib memiliki SIUP, SIUP itu sendiri dibagi menjadi SIUP Kecil, SIUP Menengah, SIUP Besar. d. Tanda Daftar Perusahaan (“TDP”) Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Permendag 36/2007, setiap perusahaan wajib untuk mendaftarkan daftar perusahaannya yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran 9
perusahaan. Perusahaan dapat berbentuk, antara lain : (i)
PT;
(ii)
Persekutuan Komanditer (CV);
(iii)
Firma;
(iv)
Perorangan;
(v)
Bentuk lainnya; dan
(vi)
Perusahaan asing dengan status Kantor Pusat, Kantor Tunggal,
Kantor
Cabang,
Kantor
Pembantu,
Anak
Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Republik Indonesia. e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atas toko Modern Setiap orang yang akan mendirikan bangunan wajib mengikuti persyaratan administratif yaitu salah satunya memiliki Izin Mendirikan Bangunan gedung sebagaimana dimaksud Pasal 7 UU 28/2002 dan peraturan pelaksanaannya pada Pasal 14 PP 36/2005. Izin Mendirikan Bangunan gedung diberikan oleh pemerintah daerah.Setiap daerah memiliki peraturannya masing-masing.Sebagai contoh untuk Provinsi Jakarta diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun 2010. f. Surat Keterangan Domisili Perusahaan Diajukan permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan kepada kelurahan setempat lokasi toko modern. g. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (bila pendirian dilakukan melalui perjanjian waralaba) Apabila dalam membangun ritel modern/toko modern yang merupakan hasil dari perjanjian waralaba maka berdasarkan PP 42/2007 harus memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba. h. Izin Gangguan Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009, yang dimaksud dengan Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat 10
usaha/kegiatan kepada orang pribadi/badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
B.
TOKO RITEL TRADISIONAL a. Mendirikan badan usaha yang akan menjalankan toko ritel tradisional Pada dasarnya, tidak ada kewajiban bentuk badan usaha untuk menjalani toko ritel tradisional. Bentuk badan usaha yang akan didirikan yaitu sesuai dengan visi misi toko ritel yang akan didirikan, bahkan perusahaan perorangan pun dapat melakukan usaha ritel tradisional. b. Surat Izin Usaha Perdagangan ("SIUP") Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdangangan wajib untuk memilki SIUP. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf c Permendag 46/2009, terdapat pengecualian kewajiban memiliki SIUP terhadap Perusahaan Perdagangan Mikro dengan kriteria: (i) Usaha Perseorangan atau persekutuan; (ii) Kegiatan
usaha
diurus,
dijalankan,
atau
dikelola
oleh
pemiliknya atau anggota keluarga terdekat; dan (iii) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. c. TDP Apabila bentuk perusahaan yang akan dibentuk adalah perusahaan perorangan, maka berdasarkan Pasal 6UU 3/1982 jo Pasal 4 Permendag 36/2007 terdapat pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan daftar perusahaan bagi perusahaan perorangan yang merupakan perusahaan kecil, namun apabila perusahaan kecil tetap dapat memperoleh TDP untuk kepentingan tertentu, apabila perusahaan kecil tersebut menghendaki. Lebih lanjut yang dimaksud dengan perusahaan kecil adalah: (i) Perusahaan yang dijalankan perusahaan yang diurus, dijalankan, 11
atau dikelola oleh pribadi, pemiliknya sendiri, atau yang mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri; (ii) Perusahaan yang tidak diwajibkan memiliki izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; atau (iii) Perusahaan yang benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi keperluan nafkah sehari-hari pemiliknya. d. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atas toko ritel tradisional Setiap orang yang akan mendirikan bangunan wajib mengikuti persyaratan administratif yaitu salah satunya memiliki Izin Mendirikan Bangunan gedung sebagaimana dimaksud Pasal 7 UU 28/2002 dan peraturan pelaksanaannya pada Pasal 14 PP 36/2005. Izin Mendirikan Bangunan gedung diberikan oleh pemerintah daerah.Setiap daerah memiliki peraturannya masing-masing.Sebagai contoh untuk provinsi Jakarta diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi Khusus Ibukota Jakarta No. 7 Tahun 2010. e. Surat Keterangan Domisili Perusahaan Diajukan permohonan Surat Keterangan Domisili Perusahaan kepada kelurahan setempat lokasi toko ritel tradisional. f. Izin Gangguan Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Permendagri 27/2009, yang dimaksud dengan Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi/badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
12
2.3 Tinjauan Umum Pernikahan 2.3.1 Pengertian Pernikahan Terdapat beragam pendapat dari para ahli yang menjelaskan tentang pengertian pernikahan. Duvall & Miller (1985) mendefinisikan pernikahan sebagai berikut : “Marriage is a socially recognized relationship between a man and awoman that provides for sexual relation, legitimized childbearing and establishing a division of labour between spouses” Pernikahan dikenali sebagai hubungan antara pria dan wanita yang yang memberikan hubungan seksual, keturunan, membagi peran antara suami-istri. Dalam dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 ( Undang-undang perkawinan, www.sdm.ugm.ac.id) Bab I pasal 1, perkawinan diartikan sebagai:“Perkawinan adalah ikatan batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.” Beberapa sumber lain menjelaskan bahwa pernikahan adalah ikatan atau komitmen emosional dan legal antara seorang pria dengan seorang wanita yang terjalin dalam waktu yang panjang dan melibatkan aspek ekonomi, sosial, tanggungjawab pasangan, kedekatan fisik, serta hubungan seksual. (Regan, 2003; Olson & DeFrain, 2006; Seccombe & Warner, 2004) Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti membatasi pengertian pernikahan sebagai ikatan yang bersifat kontrol sosial antara pria dan wanita yang didalamnya diatur mengenai hak dan kewajiban, kebersamaan emosional, juga aktivitas seksual, ekonomi dengan tujuan untuk membentuk keluarga serta mendapatkan kebahagiaan dan kasih berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. a. Alasan Melakukan pernikahan
13
Menurut Stinnett (dalam Turner & Helms, 1987) terdapat Berbagai alasan yang mendasari mengapa seseorang melakukan pernikahan. alasan-alasan tersebut antara lain : 1. Komitmen. Pernikahan sebagai suatu simbol dari komitmen, dengan melakukan pernikahan seseorang ingin menunjukkan kepada pasangannya mengenai komitmennya terhadap hubungan yang ada. 2. One-to-one relationship. Melalui
pernikahan
seseorang
membentuk
one-to-one
relationship. Individu dapat memberikan afeksi, rasa hormat pada pasangannya. 3. Companionship and sharing. Dengan
pernikahan
seseorang
dapat
mengatasi
rasa
kesepiannya dengan berbagi segala hal pada pasangannya. 4. Love. Hal ini merupakan alasan utama seseorang melakukan pernikahan. Karena pada dasarnya pernikahan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar tentang cinta. 5. Kebahagiaan. Banyak orang yang menganggap bahwa dengan melakukan pernikahan mereka akan mendapatkan kebahagiaan 6. Legitimasi hubungan seks dan anak. Pernikahan memberikan status legitimasi sebuah hubungan seksual hingga akhirnya memperoleh keturunan. b. Fungsi-fungsi Pernikahan Dalam sebuah pernikahan perlu adanya fungsi-fungsi yang harus dijalankan dan bila fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan atau tidak terpenuhi maka tidak ada perasaan bahagia dan puas pada pasangan (Soewondo, dalam 2001). Duvall & Miller (1985) menyebutkan
14
setidaknya terdapat enam fungsi penting dalam pernikahan, antara lain: 1. Menumbuhkan dan memelihara cinta serta kasih sayang. Pernikahan memberikan cinta dan kasih sayang diantara suami dan istri, orang tua dan anak, dan antar anggota keluarga lainnya. Idealnya pernikahan dapat memberikan kasih sayang pada kedua orang tua dan anaknya sehingga berkontribusi terhadap perkembangan kesehatan mereka. 2. Menyediakan rasa aman dan penerimaan. Mayoritas orang mencari rasa aman dan penerimaan, serta saling melengkapi bila melakukan kesalahan sehingga dapat belajar darinya dan dapat menerima kekurangan pasangannya. 3. Memberikan kepuasan dan tujuan. Berbagai tekanan yang terdapat pada dunia kerja terkadang menghasilkan ketidakpuasan. Ketidakpuasan tersebut dapat diatasi dengan pernikahan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama anggota keluarga. Dengan pernikahan juga seseorang dipaksa untuk memiliki tujuan dalam hidupnya. 4. Menjamin kebersamaan secara terus-menerus. Melalui
pernikahan
rasa
kebersamaan
diharapkan
selalu
didapatkan oleh para anggota keluarga. 5. Menyediakan status sosial dan kesempatan sosialisasi Sebuah keluarga yang diikat oleh pernikahan memberikan status sosial pada anggotanya. Anak yang baru lahir secara otomatis mendapatkan status sosial sebagai seorang anak yang berasal dari orang tuanya. 6. Memberikan pengawasan dan pembelajaran tentang kebenaran Dalam pernikahan, individu mempelajari mengenai aturanaturan,
hak,
kewajiban
serta
tanggungjawab.
Pada
pelaksanaannya individu tersebut akan mendapatkan pengawasan dengan
adanya
aturan-aturan 15
tersebut.
Individu
dalam
pernikahan juga mendapatkan pendidikan moral mengenai hal yang benar atau salah.
2.3.2 Sejarah Pernikahan di Indonesia Keinginan masyarakat Indonesia untuk memiliki hukum perkawinan secara tertulis yang isinya merupakan wujud dari hukum-hukum perkawinan yang telah berlaku di dalam masyarakat tersebut, baik itu hukum perkawinan adat maupun hukum perkawinan menurut ketentuan agama yang ada. Keinginan ini sudah muncul pada masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, dan seterusnya sampai pada masa kemerdekaan. Harapan memiliki hukum perkawinan tertulis tersebut baru dapat terwujud pada awal tahun 1974, dengan disahkannya Undang-Undang No: 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. A. Masa Kerajaan di Indonesia Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa dahulu di Indonesia pernah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu yang mempunyai pengaruh di pulau Jawa, Sumatera dan Bali, sedangkan di daerah lain mendapat pengaruh dari zaman “Malaio polynesia”, yaitu : Suatu zaman dimana nenek moyang kita masih memegang adat istiadat asli yang dipengaruhi oleh alam yang serba kesaktian. Pada zaman Hindu ini tumbuh beberapa kerajaan yang dipengaruhi oleh hukum agama Hindu serta hukum agama Budha yang dibawa oleh para pedagang (khususnya dari Cina). Di antara kerajaan-kerajaan tersebut adalah kerajaan Sriwijaya, Singosari dan Majapahit. Pada zaman Majapahit hukum adat mendapat perhatian berkat usaha Mahapatih Gajah Mada, diantara usaha yang dilakukan patih Gajah Mada yaitu : membagi bidangbidang tugas pemerintahan dan keamanan negara. Misal : soal perkawinan, peralihan kekuasaan, ketentaraan Negara. Keputusan pengadilan pada masa itu disebut : Jayasong (Jayapatra), Gajahmada mengeluarkan suatu kitab UU, yaitu : “Kitab Hukum Gajah Mada”.
16
Setelah kerajaan-kerajan bercorak hindu dan budha tersebut runtuh, kemudian di Nusantara berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Islam. Agama Islam masuk ke bumi Nusantara ini secara damai pada abad ke – 7 masehi atau bertepatan dengan abad ke- 1 hijriah, ada juga yang berpendapat pada tahun ke-30 hijriah atau bertepatan dengan tahun 650 masehi. Ketika wilayah Nusantara dikusai oleh para sultan, hukum
Islam diberlakukan di
dalam wilayah
kekuasaanya dan sultan sendiri sebagai penanggung jawabnya. Sultan berperan aktif sebagai piñata agama Islam dengan cara mengangkat penghulu sebagai kadi syariah dan pemberi fatwa – fatwa agama. Manifestasi dari ketentuan ini dapat dilihat dari bentuk pemerintahan pada waktu itu, yaitu adanya alun-alun yang dikelilingi oleh
pendopo
kabupaten,
Masjid
Agung
dan
Lembaga
Pemasyarakatan. Hukum Islam sebagai hukum yang bersifat mandiri telah menjadi satu kenyataan yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Bahwa kerajaan-kerajaan
Islam
yang
berdiri
di
Indonesia
telah
melaksanakan Hukum Islam dalam kekuasaannya masing-masing. Pada abad ke 13 M, Kerajaan Samudra Pasai di Aceh Utara menganut hukum Islam Mazhab Syafi’i. Kemudian pada abad ke 15 dan 16 M di pantai utara Jawa, terdapat Kerajaan Islam, seperti Kerajaan Demak, Jepara, Tuban, Gresik dan Ngampel. Fungsi memelihara agama ditugaskan kepada penghulu dengan para pegawainya yang bertugas melayani kebutuhan masyarakat dalam bidang peribadatan dan segala urusan yang termasuk dalam hukum keluarga/perkawinan. Sementara itu, di bagian Timur Indonesia berdiri pula kerajaan-kerajaan Islam seperti Gowa, Ternate, Bima dan lain-lain. Masyarakat Islam di wilayah tersebut diperkirakan juga menganut hukum Islam Mazhab Syafi’i.
17
B. Masa Penjajahan di Indonesia Ketika Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596 melalui Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), kebijakan yang telah dilaksanakan oleh para sultan tetap dipertahankan pada daerah-derah kekuasaanya sehingga kedudukan hukum (keluarga) Islam telah ada di masyarakat sehingga pada saat itu diakui sepenuhnya oleh penguasa VOC. Bahkan dalam banyak hal VOC memberikan kemudahan dan fasilitas agar hukum Islam dapat terus berkembang sebagaimana mestinya. Bentuk-bentuk kemudahan yang diberikan oleh VOC adalah menerbitkan buku-buku hukum Islam untuk menjadi pegangan para Hakim Peradilan Agama dalam memutus perkara. Adapun kitab-kitab yang diterbitkan adalah “al-Muharrar” di Semarang, “Shirathal Mustaqim” yang ditulis oleh Nuruddin arRaniry di Kota Raja Aceh dan kitab ini diberi syarah oleh Syekh Arsyad al-Banjary dengan judul “Sabilul al-Muhtadin” yang diperuntukkan untuk para Hakim di Kerapatan Kadi di Banjar Masin, kemudian kitab “Sajirat al- Hukmu” yang digunakan oleh Mahkamah Syar’iyah di Kesultanan Demak, Jepara, Gresik dan Mataram. Terakhir VOC menghimpun hukum Islam yang disebut dengan Compendium Freijer, mengikuti nama penghimpunnya. Kemudian membuat kumpulan hukum perkawinan dan kewarisan Islam untuk daerah Cirebon, Semarang, dan Makasar (Bone dan Gowa). Pada awalnya Belanda melalui VOC masuk ke Indonesia dengan membawa serta hukum negaranya utuk menyelesaikan masalah diantara mereka sendiri. Untuk lebih memantapkan posisinya, mereka berupaya pula untuk menundukkan masyarakat jajahannya pada hukum dan badan peradilan yang mereka bentuk. Namun pada kenyataannya badan peradilan bentukan Belanda ini tidak dapat berjalan, maka akhirnya Belanda membiarkan lembaga-lembaga asli yang ada dalam masyarakat terus ber jalan, sehingga selama hampir 18
2 abad masa VOC hukum perkawinan dan hukum kewarisan Islam dalam masyarakat muslim berjalan sebagaimana mestinya. Masa VOC berakhir dengan masuknya Inggris pada tahun18001811. Setelah Inggris menyerahkan kembali kekuasaannya kepada pemerintahan Belanda, pemerintah kolonial Belanda kembali berupaya mengubah dan mengganti hukum di Indonesia dengan hukum Belanda. Namun melihat kenyataan yang berkembang pada masyarakat Indonesia, muncul pendapat dikalangan orang Belanda yang dipelopori oleh L.W.C. Van Den Berg bahwa hukum yang berlaku bagi orang Indonesia asli adalah undang-undang agama mereka, yaitu Islam. Teori ini kemudian terkenal dengan nama teori “Recepcio in Complexu” yang sejak tahun 1855 didukung oleh peraturan perundang-undangan Hindia Belanda melalui pasal 75, 78 dan 109 RR 1854 (Stbl. 1855 No.2). Dalam perjalanannya ternyata Cristian Snouck Hurgronje tidak sependapat dengan teori ini, menurutnya hukum yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia bukan hukum Islam, melainkan hukum adat. Teori Hurgronje ini terkenal dengan nama teori “Receptie”. Dampak dari teori ini, Pemerintah Kolonial Belanda tidak lagi mengakui hukum Islam yang berlaku untuk masyarakat Indonesia, melainkan
hukum
adatlah
yang
diakui.
Dalam
Indesche
Staatsregeling pasal 131 ayat 6 ditulis : ”Sebelum hukum untuk bangsa Indonesia ditulis di dalam undang-undang, bagi mereka itu akan tetap berlaku yang sekarang berlaku bagi mereka, yaitu hukum adat” Pada
saat
itu
walaupun
wewenang
Penghoeluegerecht
(Pengadilan Agama) dalam bidang munakahat (perkawinan) tidak turut dihapus, namun dengan lahirnya peraturan ini jelas sangat merugikan umat Islam Indonesia. Seandainya ajaran Islam telah menjadi adat kebiasaan di suatu daerah, maka tentu tidak terlalu 19
banyak menjadi persoalan. Seorang Muslim juga masih bisa melangsungkan pernikahan melalui Penghoeluegerecht. Namun bagimana dengan seorang muslim atau muslimah yang tinggal di lingkungan yang tidak agamis atau tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya non muslim, maka apakah juga harus melangsungkan pernikahan menurut adat daerah tersebut yang mungkin bertentangan dengan hukum Islam? Dalam Indesche Staatsregeling (IS) pasal 131 ayat 2 ditulis; ”Untuk golongan bangsa Indonesia asli dan Timur Asing, jika ternyata
kebutuhan
kemasyarakatan
mereka
menghendakinya,
dapatlah peraturan-peraturan untuk bangsa Eropa (Burgerlijk Wetboek/ BW/ Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dinyatakan berlaku bagi mereka, baik seutuhnya maupun dengan perubahanperubahan...”. Kemudian dalam ayat 4 disebutkan; ”Orang Indonesia asli dan orang Timur Asing, sepanjang mereka belum ditundukkan dibawah
suatu
peraturan
bersama
dengan
bangsa
Eropah,
diperbolehkan menundukkan diri pada hukum yang berlaku untuk bangsa Eropa...” Menurut peraturan ini siapapun bisa menundukkan diri terhadap undang-undang Eropa, baik karena kehendak mereka sendiri maupun secara bersama. Ini artinya seorang muslim atau muslimah boleh menikah dengan menggunakan BW sebagai landasan hukumnya, sementara BW/ KUH-Perdata sendiri tidak mengatur
tentang
hukum nikah beda agama. Maka dapat disimpulkan bahwa undangundang yang ada ketika itu tidak protektif terhadap umat Islam, karena membuka peluang bagi terjadinya nikah beda agama dan pemurtadan melalui pernikahan, baik untuk muslim maupun muslimah. Walaupun wewenang Penghoeluegerecht (Pengadilan Agama) dalam bidang munakahat (perkawinan) tidak turut dihapus, namun tidak ada peraturan yang bersifat megikat dan memaksa bahwa umat 20
Islam
harus
mengurus
masalah
pernikahannya
melalui
penghoeluegerecht. Yang ada malah kelonggaran untuk menundukan diri pada hukum Belanda/BW/ KUH Perdata sendiri adalah kitab undang-undang yang secara asal dibuat untuk golongan warga negara bukan asli (Indonesia), yaitu untuk golongan warga yang berasal dari Tionghoa dan Eropa yang mana perundang-undangannya disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku di Negeri Belanda. Dalam Indesche Staatsregeling pasal 131 diantaranya berbunyi; ”Untuk golongan bangsa Eropah dianut (dicontoh) perundang-undangan yang berlaku di Negeri Belanda (asas konkordansi)”. Sementara Belanda sendiri mayoritas penduduknya beragama Kristen, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung, kebijakan hukumnya pasti terpengaruh/ mendukung dengan ajaran Kristen. Sebagai contoh kita bisa lihat dalam Bab IV (Tentang Perkawinan) dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Bagian Kedua (tentang acara yang harus mendahului perkawinan), pasal 53 berbunyi; ”...Pengumuman tidak boleh dilangsungkan pada hari Minggu; dengan hari Minggu dalam hal ini dipersamakan: hari Tahun Baru, hari Paskah dan Pantekosta kedua, kedua-duanya hari Natal dan hari Mikhrad Nabi”. Contoh lain adalah pada pasal 27 dalam bab yang sama pada bagian pertama (tentang syarat-syarat perkawinan) yang intinya sama sekali melarang poligami. Pada Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta mengusulkan kepada Pemerintah Belanda agar segera disusun undang-undang perkawinan, namun mengalami hambatan dan mengganggu kekompakan dalam mengusir penjajah. Pada permulaan tahun 1937 Pemerintahan Hindia Belanda menyusun rencana pendahuluan Ordonansi Perkawinan tercatat (onwerpordonnantie op de ingeschrevern huwelijken) dengan pokokpokok isinya sebagai berikut: Perkawinan berdasarkan asas 21
monogami dan perkawinan bubar karena salah satu pihak meninggal atau menghilang selama dua tahun serta perceraian yang diputuskan oleh hakim. Menurut
rencana
rancangan
ordonansi
tersebut
hanya
diperuntukkan bagi golongan orang Indonesia yang beragama Islam dan yang beragama Hindu, Budha, Animis. Namun rancangan ordonansi tersebut di tolak oleh organisasi Islam karena isi ordonansi mengandung hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Suara perkumpulan-perkumpulan kaum Ibu yang setuju ternyata tidak cukup kuat hingga rencana ordonansi tersebut tidak jadi dibicarakan dalam Volksraad (Dewan Rakyat). Sampai berakhirnya masa penjajahan, Pemerintah Hindia Belanda tidak berhasil membuat undang-undang yang berisi hukum material tentang perkawinan yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia. Perturan hukum materiil tentang perkawinan yang dibuat dan ditinggalkan oleh Pemerintah Kolonial, hanyalah berupa perturan hukum perkawinan yang berlaku untuk golongan-golongan tertentu yaitu : Ordonansi Perkawinan Kristen (HOCI) yang berlaku bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama Kristen, Kitab undangundang Hukum Perdata (BW) yang berlaku bagi warga keturunan Eropa dan Cina, kemudian peraturan perkawinan Campuran (Staatsblad 1898 No. 158) atau GHR. Sedangkan peraturan hukum perkawinan bagi umat Islam yang sempat ditinggalkan oleh Pemerintah Kolonial hanyalah berupa peraturan hukum formal yang mengatur tata cara perkawinan sebagai mana terdapat dalam kitab-kitab fikih yang dikarang oleh ulamaulama di kalangan ummat Islam.
C. Masa Setelah Kemerdekaan 1. Masa Orde Lama
22
Pemerintahan dimasa pasca kemerdekaan adalah pemerintahan dalam kepemimpinan orde lama (1945 – 1965), di era orde lama ini keinginan memiliki undang-undang perkawinan yang berlaku bagi seluruh bangsa Indonesia, ternyata belum juga terwujud. Beberapa peraturan hukum perkawinan peninggalan pemerintah Kolonial Belanda masih tetap diberlakukan bagi bangsa Indonesia menurut golongannya masing-masing. Hukum perkawinan yang berlaku adalah sebagai berikut : 1. Bagi orang-orang Indonesia asli berlaku hukum Adat. 2. Bagi orang-orang Indonesia asli beragama Islam berlaku hukum perkawinan Islam. 3. Bagi orang-orang Indonesia asli beragama Kristen berlaku Ordonansi Perkawinan Kristen (HOCI). 4. Bagi warga Negara keturunan Eropa dan Cina berlaku Kitab undang-undang Hukum Perdata (BW). 5. Bagi perkawinan campuran berlaku peraturan perkawinan Campuran (Staatsblad 1898 No. 158) atau GHR. Karena golongan Kristen dan warga Negara keturunan (Eropa dan Cina) telah memiliki kodifikasi hukum perkawinan, maka dalam peraktik, jarang dijumpai permasalahan-permaslahan yang sulit dalam perkawinan mereka. Ini berbeda dengan golongan Islam yang belum memiliki kodofikasi hukum perkawinan. Hukum perkawinan yang dipedomani oleh ummat Islam masih tersebar dalam beberapa kitab fikih munakahat karya mujtahid dari Timur Tengah seperti imam Syafi’I misalnya. Pemahaman ummat Islam Indonesia terhadap kitab-kitab fikih munakahat tersebut sering tidak seragam, sehingga muncul kasus-kasus perkawinan seperti misalnya, perkawinan anakanak, kawin paksa, serta penyalah gunaan hak talak dan poligami. Tahun 1952 akhir, panitia telah membuat suatu Rancangan Undang- Undang Perkawinan yang terdiri atas peraturan umum, yang berlaku untuk semua golongan dan agama dan peraturan-perraturan 23
khusus yang mengatur hal-hal yang mengenai golongan agama masing-masing. Selanjutnya pada tanggal 1 Desember 1952 panitia menyampaikan Rancangan Undang-Undang Perkawinan Umum kepada semua organisasi pusat dan lokal dengan permintaan supaya masing-masing memberikan pendapat atau pandangannya tentang soal-soal tersebut paling akhir pada tanggal 1 Februari 1953. Rancangan yang dimajukan itu selain berusaha kearah kodifikasi dan unifikasi, juga telah mencoba memperbaiki keadaan masyarakat dengan menetapkan antara lain : 1. Perkawinan harus didasarkan kemauan bulat dari kedua belah pihak, untuk mencegah kawin paksaan ditetapkan batas-batas umur 18 bagi laki-laki dan 15 bagi perempuan Suami isteri mempunyai hak dan kedudukan yang seimbang dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. 2. Poligami diizinkan bila diperbolehkan oleh hukum agama yang berlaku bagi orang yang bersangkutan dan diatur sedemikian hingga dapat memenuhi syarat keadilan; 3. Harta bawaan dan harta yang diperoleh selama perkawinan menjadi milik bersama; 4. Perceraian
diatur
dengan
keputusan
Pengadilan
Negeri,
berdasarkan alasan-alasan yang tertentu, mengenai talak dan rujuk diatur dalam peraturan Hukum Islam; 5. Kedudukan anak sah atau tidak, pengakuan anak, mengangkat dan mengesahkan anak, hak dan kewajiban orang tua terhadap anak, pencabutan kekuasaan orang tua dan perwalian. 6. Kedudukan anak sah atau tidak, pengakuan anak, mengangkat dan mengesahkan anak, hak dan kewajiban orang tua terhadap anak, pencabutan kekuasaan orang tua dan perwalian. Tanggal 24 April 1953 diadakan hearing oleh Panitia Nikah, Talak dan Rujuk dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan, yang dalam rapatnya bulan Mei 1953 Panitia memutuskan untuk 24
menyusun
Undang-Undang
Perkawinan menurut sistem yang
berlaku : 1. Undang-Undang
Pokok yg berisi semua peraturan yang
berlaku bagi umum bersama-sama
(uniform), dengan tidak
menyinggung agama. 2. Undang-Undang Organik, yang mengatur soal perkawinan menurut agama masing-masing, yaitu bagi golongan Islam, Kristen Katolik, dan golongan Kristen Protestan; 3. Undang-Undang untuk golongan netral, yaitu yang tidak termasuk suatu golongan agama agama. Sampai pemerintahan orde lama berakhir, undang-undang perkawinan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia belum juga terbentuk, kendatipun tuntutan untuk segera dibentuk undangundang perkawainan terus bermunculan, baik yang dating dari pihak pemerintah sendiri maupun yang datang dari organisasi kemasyarakatan seperti misalnya dari Kongres Wanita Indonesia, Musyawarah Nasional Untuk Pekerja Sosial (1960), Musyawarah Kesejahteraan Keluarga (1960), dan Konferensi BP4 Pusat (1962).
2. Masa Orde Baru Pada
periode orde baru, dalam masa sidang 1967-1971
Parlemen (DPR-GR) membahas kembali RUU perkawinan, yaitu : i. RUU Perkawinan Umat Islam berasal dari Departemen Agama, yang diajukan kepada DPR-GR bulan Mei 1967. ii. RUU ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan dari Departemen Kehakiman, yang diajukan kepada DPR-GR bulan September 1968. Setelah mengalami perubahan-perubahan atas amandemen yang masuk dalam panitia kerja maka RUU tentang perkawinan yang diajukan oleh pemerintah pada tanggal 22 Desember 1973 tersebut diteruskan
dalam
Sidang 25
Paripurna
DPR-RI,
sebagaimana
pembicaraan tingkat empat di atas, untuk disahkan menjadi undangundang. Dalam sidang tersebut semua Fraksi mengemukakan pendapatnya, demikian juga pemerintah yang diwakili menteri Kehakiman meberikan kata akhirnya. Pada hari itu juga RUU tentang perkawinan itu disahkan oleh DPR-RI setelah memakan waktu pembahasan tiga bulan lamanya. Pada tangga 2 Januari 1974 diundangkan sebagai Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. LN Nomor 1 tahun 1974, tambahan LN Nomor 3019/1974. Untuk
terlaksananya
UU
tersebut
maka
pemerintah
mengeluarkan PP Nomor 9 Tahun 1975 sebagai peraturan pelaksana dari UU perkawinan tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya ternyata Pengadilan Agama sebagai lembaga yuridis yang menangani masalah perkawinan antara orang-orang Islam ternyata dalam putusannya banyak yang disparitas dalam menerapkan hukum, oleh karena ada hal-hal yang tidak tercover dalam UU perkawinan dan PP peraturan pelaksananya, untuk menghendel hal tersebut maka melaui Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang pemberlakuan Kompilasi Hukum Islam sebagai acuan baku bagi para Hakim Peradilan Agama dalam memutus perkara.
3. Masa Reformasi Pada era reformasi hukum perkawinan mendapat suatu perubahan yang sangat fenomenal dengan diubahnya bunyi pasal 43 ayat (1) Undang-undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 oleh Mahkamah Konstitusi. Tepatnya Jumat 17 Februari 2012 Masehi, bertepatan dengan tanggal 24 Rabiul Awal 1433 Hijriah, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan yang revolusioner sepanjang sejarah MK di Republik ini. Sebagaimana dilangsir vivanews.com, Mahfud menilai putusan MK ini sangat penting dan revolusioner. Sejak MK 26
mengetok palu, semua anak yang lahir di luar perkawinan resmi, mempunyai hubungan darah dan perdata dengan ayah mereka. Di luar pernikahan resmi yang dimaksud Mahfud ini termasuk kawin siri, perselingkuhan, dan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau samen leven. Dalam daripada itu pemerintah sebagai penggagas sejak enam tahun yang lalu telah mengusulkan RUU tentang Hukum Materiil Peradilan Agama bidang Perkawinan dan baru dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2010. RUU tentang Hukum Materiil Peradilan Agama (RUU HMPA) terdiri dari 25 BAB dan 156 pasal, yang pada pokoknya mengatur tentang Perkawinan, dalam RUU ini akan terjadi perubahan yang cukup signifikan karena ada beberapa hal yang tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo PP Nomor 9 tahun 1975 tetapi diatur dalam RUU tersebut.
2.3.3 Tradisi Pernikahan di Indonesia Tradisi pernikahan secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tradisional dan internasional. Untuk pernikahan secara adat tradisional sendiri tidak dapat dikatakan sedikit mengingat banyaknya suku bangsa yang ada di negara kita, Indonesia ini A. Tradisional Momen pernikahan yang dikemas dengan tata adat senantiasa memancarkan pesona tersendiri. Keunikan citra seni budaya dalam kekayaan nilai filosofi dan histori yang membentuk daya tarik abadi sepanjang masa, yang tentunya akan diminati setiap pasangan pengantin pada dasarnya terdiri dari bebrapa tahap, yaitu Tahap Awal, Tahap Persiapan, Tahap Puncak Acara dan Tahap Akhir. Tetapi kini tak semua orang yang menyelenggarakan pesta pernikahan selalu melakukan semua tahapan itu. Beberapa rangkaian dari tahapan itu saat ini sudah mengalami perubahan seiring dengan tata nilai yang berkembang saat ini. 27
Adapun berbagai, macam acara serta upacara yang harus dilakukan menurut perkawinan ada Jawa adalah: 1. Lamaran Jika keduanya sudah merasa cocok, maka orangtua pengantin laki-laki mengirim utusan ke orangtua pengantin perempuan untuk melamar puteri mereka. Orangtua dari kedua pengantin telah menyetujui lamaran perkawinan. Biasanya orangtua perempuan yang akan mengurus dan mempersiapkan pesta perkawinan. Mereka yang memilih perangkat dan bentuk pernikahan. Setiap model pernikahan itu berbeda dandanan dan pakaian untuk pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Kedua mempelai harus mengikuti segala rencana dan susunan pesta pernikahan. 2. Persiapan Perkawinan Segala persiapan tentu harus dilakukan, seperti mengurus dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta pernikahan. Karena upacara pernikahan adalah pertunjukan yang besar, maka dibentuk pula Panitia kecil terdiri dari teman dekat, keluarga dari kedua mempelai. 3. Pemasangan Dekorasi
Biasanya sehari sebelum pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orangtua wanita dihias dengan dekorasi tumbuhan, Yang terdiri dari pohon pisang, buah pisang, tebu, buah kelapa dan daun beringin yang memiliki arti agar Pasangan pengantin akan hidup baik dan bahagia dimana saja. Pasangan pengantin saling cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga mereka. Dekorasi yang lain yang disiapkan adalah kembang mayang, yaitu suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon kelapa. 4. Serah-Serahan 28
Kedua keluarga menyetujui pernikahan. Mereka akan menjadi
besan.
Keluarga
dari
pengantin
laki-laki
berkunjung ke keluarga dari pengantin perempuan sambil membawa hadiah. Dalam kesempatan ini, kedua keluarga beramah tamah.
Gambar 2.1 Serah-serahan Sumber : (Google Search)
5. Upacara Ijab Kabul Upacara Ijab merupakan syarat yang paling penting dalam mengesahkan pernikahan. Pelaksanaan dari Ijab sesuai dengan agama dari pasangan pengantin. Pada saat ijab orang tua pengantin perempuan menikahkan anaknya kepada pengantin pria. Dan pengantin pria menerima nikahnya
pengantin
wanita
yang
disertai
dengan
penyerahan mas kawin bagi pengantin wanita. Pada saat ijab ini akan disaksikan oleh Penghulu (bagi umat Islam) atau pendeta/pastur/biksu atau pejabat pemerintah yang akan mencatat pernikahan mereka.
29
Gambar 2.2 Ijab Kabul Sumber : (Google Search)
6. Tukar cincin Pertukaran cincin pengantin simbol dari tanda cinta.
Gambar 2.3 Tukar Cincin Sumber : (Google Search) 7. Pesta pernikahan Setelah upacara pernikahan selesai, selanjutnya diakhiri dengan pesta pernikahan. Menerima ucapan selamat dari para tamu dan undangan. Mungkin ini bagian dari kebahagiaan ke dua mempelai dengan para tamu, keluarga serta para undangan.
B. Internasional Gaya pernikahan internasional biasanya tidak terikat dengan
adat tradisional daerah manapun. Tetapi kadang juga masih ada pengantin yang memilih untuk tetap memasukkan sedikit tata cara 30
dalam upacara tradisional dan ketika resepsi mereka mengambil tema internasional. Hal itu dikarenakan di satu sisi mereka masih ingin tetap bisa menikmati kesakralan dan kekhidmatan upacara tradisional, namun di sisi lain mereka tidak ingin terlalu menghamburkan banyak waktu, tenaga serta dana untuk menjalani tata cara dalam upacara tradisional yang terkesan cukup rumit.
Gambar 2.4 Pernikahan Internasional Sumber : (Google Search)
C. Pernikahan Menurut Agama-agama yang Diakui di Indonesia 1. Islam
Dalam pandangan Islam pernikahan adalah akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidzan) yang dilakukan secara sadar oleh seorang laki – laki dan seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak. Karena itu, pernikahan bukanlah ibadah dalam arti kewajiban, melainkan hubungan sosial kemanusiaan semata. Pernikahan akan bernilai ibadah, jika diniatkan untuk mencari rida Allah Swt. Pandangan ini didasarkan pada : a. Imam Syafi’i berpendapat bahwa nikah itu bukanlah ibadah ( la min al-qurubat ), tetapi sesuatu kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat seksualnya ( min alsyahwat ). Pendapat Imam Syafi’i ini didasarkan pada Al’Quran, yang menyatakan : ”Dijadikan indah pada 31
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa – apa yang diingini, yaitu perempuan – perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang – binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran [3] : 14) b. Pernikahan hanyalah transaksi sosial biasa seperti makan dan minum, bernilai ibadah apabila diniatkan untuk rida Allah Swt. c. Pernikahan bukan wajib, tetapi sebuah pilihan hidup yang sangat asasi (hak nonderongable). Seseorang bebas untuk menikah atau tidak. QS.Al- Ahzab [33] : 7, dan alNisaa’[4]:154. Dalam pernikahan Islam, disyaratkan adanya wali bagi wanita. Islam mensyaratkan adanya wali bagi wanita sebagai penghormatan bagi wanita, memuliakan dan menjaga masa depan mereka. Apabila tidak ada wali, maka pernikahan tidak sah. Dalam upacara perkawinan, suatu perjanjian antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan ditandatangani dengan disaksikan oleh dua saksi laki-laki. Pernikahan juga dianggap tidak sah apabila tidak ada saksi dalam pernikahan tersebut, oleh dua saksi laki-laki. Pernikahan juga dianggap tidak sah apabila tidak ada saksi dalam pernikahan tersebut.
2. Katolik Perkawinan adalah persatuan seumur hidup, yang diikat oleh perjanjian, antara seorang pria dan seorang wanita. Melalui perkawinan mereka menjadi suami-istri, berbagi kehidupan secara utuh, saling mengembangkan diri secara penuh dan dalam cinta melahirkan dan mendidik anak-anak Pengertian pernikahan Kristiani secara lebih spesifik adalah suatu persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita yang terjadi karena persetujuan pribadi, yang tak dapat ditarik kembali dan harus diarahkan kepada saling mencintai sebagai suami 32
isteri dan kepada pembangunan keluarga dan oleh karenanya menuntut kesetiaan yang sempurna, dan tidak mungkin dibatalkan 5
lagi oleh siapapun, kecuali oleh kematian Pernikahan dalam pandangan iman Katolik memiliki sifat-sifat yaitu: a. Monogami Satu isteri satu suami dengan cinta yang utuh dan tidak terbagi b. Tak terceraikan Menghindari perceraian dan menyadari hakekat pernikahan Katolik sebagai persekutuan hidup sampai mati c. Heteroseksual Penyatuan dua orang berbeda jenis kelamin sehingga bisa saling melengkapi dan menyempurnakan d. Terbuka akan hadirnya anak: anak adalah anugerah dari Tuhan tetapi bukan sebagai keharusan. Tidak adanya anak tidak bisa dijadikan alasan untuk
bercerai
atau
berpoligami
Pernikahan
Katolik
merupakan sebuah sakramen, artinya perkawinan tersebut terlaksana antar dua orang yang sudah dibaptis (sah). 3. Kristen Protestan Dalam pandangan Kristen, pernikahan secara hakiki bukan hanya sesuatu yang bersifat kemasyarakatan, tapi juga mempunyai aspek kekudusan. Pernikahan dilihat sebagai suatu persekutuan badaniah dan rohaniah antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk suatu lembaga. Dalam pandangannya, saat sepasang suami-isteri Kristen menikah, mereka sedang membuat sebuah statement kepada dunia bahwa dengan pernikahan tersebut terlihatlah kasih perjanjian Allah yang Ia nyatakan pada gerejaNya, kasih yang tak akan dapat dipatahkan. Dengan pernikahan, sepasang suami-isteri dianggap memberitakan kasih Allah yang tak berkesudahan terhadap umatNya. Pada prinsipnya makna perkawinan dalam agama Kristen (Protestan) 33
memiliki makna kesamaan, namun dalam ritus dan peraturannya berbeda. 4. Hindu Dalam pandangan Hindu, sebagaimana tercantum dalam Kitab Manusmriti, pernikahan bersifat religius karena ia adalah ibadah dan sebuah kewajiban. Pernikahan dikaitkan dengan kewajiban seseorang untuk mempunyai keturunan maupun untuk menebus dosa-dosa orang tua dengan menurunkan seorang putra. Pernikahan, yang dikenal dengan wiwaha, diidentikkan dengan samskara (mirip sakramen dalam Katolik). Ia merupakan sesuatu yang religius, sehingga lembaga pernikahan ditempatkan sebagai lembaga yang tidak terpisah dengan hukum agama atau dharma. Pengesahan suatu pernikahan dalam agama Hindu harus dilakukan oleh seorang Pedande yang memenuhi syarat untuk itu.
5. Budha Dalam pandangan Biksu Prajnavira Mahasthavira, sesuai dengan ajaran Buddha yang universal, perkawinan adalah sebuah dharma. Yang paling diutamakan adalah agar perkawinan tidak lepas dari ajaran moral. Konsep perkawinan dalam agama Budha tidak secara tegas dibahas. Perjodohan atau pernikahan tidak begitu dipaksakan. Masalah perjodohan dan perkawinan diserahkan kepada pribadi masing-masing. Bagi pribadi yang mau melaksanakan perjodohan, pernikahan, dipersilahkan dan bagi pribadi yang tidak mau, juga tidak ada paksaan. Karena ada pandangan dalam agama Budha yang menyatakan bahwa untuk memutus siklus reinkarnasi atau mempercepat hilangnya daur samsara dalam kehidupan dunia, maka salah satunya adalah dengan tidak menikah. Namun perkawinan dalam Budha dapat dirumuskan sebagai hubungan suami-istri untuk memperoleh kesucian (vimakirti 34
sutra). Salah satu pesan moral dari Lima Aturan yang menjadi pedoman moral setiap umat Budha adalah “Mereka tidak boleh menyalahgunakan seks”.
2.4.
Tinjauan Umum One Stop Wedding Center Dalam merencanakan sebuah upacara pernikahan banyak hal yangharus diperhatikan. Tidak hanya persiapan (pra pernikahan) tetapi juga pelaksanaan upacara pernikahan, yaitu berkaitan dengan dimana upacara tersebut akan dilangsungkan. Tuntutan gaya hidup serba praktis, namun efektif dan efisien yang berkembang dalam masyarakat saat ini, khususnya Yogyakarta, menjadikan segala aspek pemenuhan kebutuhan diharapkan dapat berjalan selaras. Tidak terkecuali kebutuhan akan pernikahan. Bisnis pernikahan yang mulai banyak berkembang di kota Yogyakarta membutuhkan sarana fasilitas yang menunjang, sehingga bisnis pernikahan dapat lebih merespon kebutuhan masyarakat akan efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Persiapan dan pelaksanaan pernikahan merupakan dua kegiatan yang penting, namun kedua kegiatan ini sangat berhubungan erat. Pra pernikahan termasuk di dalamnya kegiatan memilih, memesan, atau menyewa segala perlengkapan pernikahan dari beberapa vendor yang ada. Sedangkan pelaksanaan yaitu tempat dimana upacara pernikahan dilangsungkan. Untuk itu dibutuhkan suatu wadah yang dapat menampung seluruh rangkaian kegiatan pernikahan tersebut dalam konsep One Stop Service yaitu Wedding Center. Wedding Center merupakan sebuah wadah dengan konsep One Stop Service yang dapat menjadi alternatif bagi pasangan yang akan menikah untuk melangsungkan seluruh kegiatan pernikahan secara terpadu dan praktis mulai dari kegiatan persiapan hingga perayaan pernikahan. Dalam Wedding Center terdapat berbagai fasilitas, di antaranya : •
Bridal Store
•
Wedding Organizer
•
Studio Foto 35
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk datang ke One Stop Wedding Center, yaitu : •
Faktor Gaya Hidup Dimasa gaya hidup seperti sekarang dimana masyarakat Indonesia lebih modern, lebih mementingkan pekerjaannya sehingga tidak perlu memusingkan urusan-urusan pernikahan yang memiliki aspek yang kompleks. Serta pola dan gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dan individualis. Karena hal tersebut
banyak calon pengantin yang
menyewa jasa di Wedding center . Namun dari gaya hidup tersebut masyarakat Indonesia tidak melupakan gaya hidup classic atau tradisional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka wedding center lah yang menjadi jawabannya. •
Faktor Psikologis Pada saat kan melksanakan pernikahan pasangan calon pengantin memiliki mental yang kurang baik, sepert gugup menjelang hari pernikahn, gugup jika ada aspek dalam pernikahan yang tertinggal, belum lagi memikirkan pekerjaan yang belum terselesaikan dan lainlain. Untuk menghindari hal tersebut di butuhkan lah jasa di wedding center untuk mengurangi beban sang calon pengantin.
•
Faktor Ekonomi Semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin tinggi pula eksepetasi dalam pernikahan mereka, atau disebut dengan dream wedding. Karena mereka menganggap dengan ekonomi mapan, mereka dapat membiayai semua biaya pernikahan sehingga tercapai lah pernikahan yang di ingininginkan oleh kedua calon pengantin.
2.4.1
Bridal Store Store atau toko adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya
terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku, toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi 36
ekonomi, istilah “toko” sesungguhnya hampir sama dengan “kedai” atau “warung”. Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Secara fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur bangunannya daripada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang yang dijual dan proses transaksinya. Bridal store sendiri merupakan sebuah toko retail yang menyediakan berbagai macam gaun pengantin mulai dari yang tradisional atau adat maupun internasional. Pelayanan yang tersedia dalam sebuah bridal store bermacam-macam tergantung dari toko itu sendiri, ada beberapa bridal store yang hanya menyediakan gaun untuk disewakan tapi ada juga bridal store yang bersedia untuk membuat design gaun yang baru. Pada umumnya, gaun-gaun yang tersedia pada sebuah bridal store bukanlah design dari bridal store itu sendiri, melainkan design dari designer lain yang sudah bekerja sama dan menaruh busana pengantinnya pada bridal store tersebut. Pelayanan yang diberikan oleh karyawan bridal store mempunyai peranan yang penting agar pelanggan merasa senang. Karyawan juga harus berinteraksi kepada pelanggan dengan baik dan menawarkan gaun pengantin yang cocok untuk calon pengantin tersebut. Pelayanan dari karyawan dimulai dari mengetahui karakteristik dari calon pengantin dan apa jenis yang diinginkan agar bisa menemukan busana pengantin yang cocok untuk digunakan oleh calon pengantin tersebut. Serta bridal store jga menyediakan mini salon, yang digunakan untuk merias wajah dan rambut untuk kebutuhan pre wedding atau pun pada saat hari pernikahn. 2.4.2
Wedding Organizer Wedding Organizer atau lebih sering disingkat sebagai WO
adalah sebuah bisnis yang saat ini menjadi tren. Pernikahan sebagai sebuah perayaan yang diharapkan berlangsung sekali seumur hidup untuk calon pengantin rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit. 37
Memberikan detail yang terjaga rapih agar setiap tamu dan juga pengantin sendiri menyimpan kesan yang mendalam dan tidak terlupakan. Detail ini membutuhkan perhatian yang tidak sedikit. Sementara calon pengantin sendiri membutuhkan ketenangan batin dan pikiran agar bisa mempersiapkan mental dalam menyongsong rumah tangganya. Maka disinilah letak peranan pentingkehadiran sebuah jasa Wedding Organizer. Wedding Organizer adalah sebuah kegiatan manajemen berprofit yang menggagas kegiatan dalam dunia pernikahan dan membuatnya menjadi sebuah acara yang terkonsep dan terorganisir. Seperti membantu mencari tempat resepsi pernikahan, entertainment saat pernikahan, dekorasi, catering, mengatur vendor busana serta vendor photography. Banyak detail dari keinginan pasangan pengantin haruslah terwujud sempurna, sebab untuk inilah mereka dipekerjakan. Wedding organizer merupakan usaha yang dijalankan bersamaan dengan kebutuhan manusia akan segala sesuatu yang tak merepotkan dan dianggap membantu. a. Tujuan Wedding Organizer Tujuan dari sebuah wedding organizer adalah membuat customer lebih tenang karena memiliki pendamping dengan tim yang berpengalaman untuk diajak diskusi, dimintai saran, dan masukan. Untuk itu tim dari wedding organizer ini sendiri harus mengerti dan mengutamakan keinginan klien, agar tercipta hubungan kerja yang baik.
b.
Tugas Wedding Organizer Tugas wedding organizer pada sebuah pernikahan adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan perencanaan acara (Planning), membantu rundown acara.
2.
Melakukan perencanaan anggaran (Budgeting). 38
3.
Mendampingi
dan
mengatur
jalannya
acara
(Directing) dari acara lamaran sampai ke resepsi. 4.
Perencanaan dan peimilihan vendor seperti gedung, catering, dekorasi, make-up dan busana pengantin, make-up
dan
busana
keluarga,
undangan,
dokumentasi, fotografi, video, souvenir, pengisi acara, live music, upacara adat, dan lain sebagainya. 5.
Mengawasi jalannya acara dan kesiapan vendor dalam mendukung jalannya acara (Directing, Monitoring, time-keeping, dan check-listing). Dalam setiap saatnya menuju lajur acara seperti yang disebutkan pada poin fasilitas wedding, panitia yang berasal dari tim dan pihak keluarga juga melakukan rembukan di beberapa pertemuan sebelum hari H seperti technical meeting yang dipimpin dan dipersiapkan
oleh
pihak
wedding
organizer,
mengkoordinasi acara dengan pihak keluarga (Family briefing), dan melakukan gladi resik.
2.4.3 Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" yang berarti cahaya, dan "Grafo" yang berarti melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fotografi adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Fotografi juga diartikan sebagai proses pembuatan gambar dengan lensa atau film, atau alat peka cahaya. (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 5. 1989:371)
39
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
a. Prinsip Fotografi Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA
(ISO
Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan
rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO. Pada pernikahan, tentu nya fotografi sangat di butuhkan, untuk mengabadikan moment. Di mulai dr pre wedding, upacara adat, pemberkatan serta saat resepsi pernikahn.
40
2.5 Tinjauan Interior 2.5.1 Data Kebutuhan Ruang NO 1
Entrance
AREA
2
Lobby Area
3
Receptionist & Cashier Area
4
Display Accessories Wedding Area
5
Wedding Consultation Area
6
Area Salon
7
Fitting Area
8
Area Studio Foto
9
Office Area
PERENCANAAN RUANG Entrance ditempatkan di depan sebagai sirkulasi/pintu keluar masuk utama dan penghubung antara ruang luar dan ruang dalam. Entrance ditempatkan berdekatan dengan lobby. Lobby Area ditempatkan berdekatan dengan Entrance, Ketika orang baru masuk yang dilihat pertama adalah lobby. Di lobby terdapat kasir atau receptionist dimana pengunjung dapat menanyakan informasi tentang pakaian pengantin dan informasi lainnya. Receptionist dan Cashier Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung bertanya tentang informasi one stop wedding center dan membayar one stop wedding center. Display Accessories wedding Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung melihat – lihat model – model perhiasan dan pakaian pengantin yang ingin dipakai saat wedding maupun foto – foto. Wedding Consultation Area ditempatkan pada area semi privat agar pengunjung nyaman dalam berkonsultasi tentang konsep pakaian maupun wedding party. Area Salon dekat dengan area Fitting Room dan Studio Foto Fitting room Area berdekatan dengan Studio Foto . Area Studio Foto berdekatan dengan area Fitting Room. Office Area berada digedung 2 dengan room general manajer, supervisor, ruangan karyawan, ruang istirahat pegawai dan gudang.
Tabel 2.1 Data Kebutuhan Ruang (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
41
2.5.2 Pembagian Zona Ruang Pembagian zona ruang adalah pembagian area-area tertentu untuk menunjukkan wilayah. 1. Area Publik a. Merupakan area yang sering dikunjungi oleh umum baik orang dalam maupun orang luar. b. Umumnya area ini berada pada sirkulasi terdepan agar mudah dijangkau oleh umum. c. Merupakan ruang antara sebelum masuk ke area selanjutnya. d. Di dalam One Stop Wedding Center, area-area yang tergolong dalam area publik ialah area resepsionis, area tunggu, dan area display. 2. Area Semi Privat a. Merupakan area yang bisa dikunjungi oleh orang luar tetapi banyak dikunjungi oleh orang dalam. b. Umumnya area ini berada pada sirkulasi tengah-tengah ruang sebagai terusan dari area publik. c. Merupakan ruang antara sebelum masuk ke ruang privat. d. Biasanya area ini digunakan sebagai area pertemuan antar pribadi. e. Di dalam One Stop Wedding Center, area-area yang tergolong dalam area semi publik ialah ruang presentasi besar, window display, ruang konsultasi bridal shop, display wedding dress, storage wedding dress, storage accessories, fitting room, mini salon, ruang konslutasi foto, dan studio foto. 3. Area Privat a. Merupakan area yang hanya dikunjungi oleh orang tertentu. b. Umumnya area ini berada pada sirkulasi belakang atau tengah-tengah agar tidak mudah dijangkau oleh umum sekaligus menjaga ketenangan suasana ruang. 42
c. Di dalam One Stop Wedding Center, area-area yang tergolong dalam area privat ialah storage studio, ruang staff bridal, ruang staff wedding organizer, ruang staff fotografi, ruang CEO, dan ruang meeting besar. 4. Area Servis a. Merupakan area yang dikunjungi oleh orang dalam maupun orang luar karena dibutuhkan fungsi dari ruang itu sendiri. b. Umumnya area ini berada pada sirkulasi depan atau belakang tergantung pada sirkulasi dan kondisi ruangan. c. Biasanya area ini digunakan sebagai area basah karena sering berhubungan dengan air, misalnya ruang istirahat, gudang, pantry, dan musholla.
2.5.3 Desain Interior Desain interior termasuk perabotan, gaya, warna, tekstur, suasana, persepsi dan rasa. Hal ini dapat membantu pengunjung untuk bersantai dan mengurangi suasana yang kaku. Desain interior harus berusaha untuk meminimalkan lingkungan kaku dengan penggunaan yang tepat dari warna, kain, dan karya seni. A.
Ergonomi Bidang ergonomi mencakup beberapa aspek objek desain untuk
penggunaan umum. Penelitian menunjukkan bahwa ada ketidaksepakatan pada beberapa aspek standar ergonomis seperti postur duduk terbaik atau sudut pandang untuk monitor tetapi pada sebagian besar ada kesepakatan yang luas terhadap masalah ergonomi. Sebuah tempat kerja yang ditempati oleh satu pengguna untuk waktu yang lama harus mampu menyesuaikan atau memodifikasi sesuai dengan pengguna tersebut. Fasilitas yang digunakan lebih santai oleh berbagai pengguna harus dirancang untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan pengguna. Pendapat ahli ergonomi atau seorang profesional mungkin diperlukan dalam kasus-kasus tertentu.
43
Ketinggian permukaan duduk pengguna pada umumnya tidak cocok untuk orang-orang yang menggunakan kursi roda dan dalam hal ini permukaan tinggi rangkap harus disediakan. Ketinggian dan lebar area kerja yang sama harus dirancang dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Ergonomi memerlukan pencocokan desain tempat kerja dan tata letak manusia termasuk kemampuan fisik dan kognitif. Contoh ini meliputi: •
Tinggi, kedalaman, serta lebar meja counter dan meja kerja, termasuk memperhitungkan peralatan yang dapat digunakan..
•
Posisi tampilan panel di pintu
•
Posisi lampu, gagang pintu dan pegangan tangan
•
Kekuatan Push / Pull untuk pintu dan barang yang serupa
•
Memastikan ketinggian yang tepat dari monitor
•
Menyesuaikan display dengan ketinggian mata manusia
•
Memastikan ketinggian rak display baju yang tepat sehingga dapat dicapai dengan mudah
•
Menyesuaikan aktifitas pada area kerja make up & hair do
•
Menyesuaikan posisi fotografer ke arah objek pada ruangan studio foto
•
Kemampuan untuk mengakomodasi pengunjung yang mungkin membutuhkan sirkulasi besar
•
Desain unit untuk orang dengan demensia
44
Gambar 2.5 Receptionist Counter (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014)
Gambar 2.6 Pos Kerja (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014)
45
Gambar 2.7 Pos Kerja dengan Tempat duduk tamu (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014)
Gambar 2.8 Pos penataan rambut (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014)
46
Gambar 2.9 Hubungan Display / visual (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014
Gambar 2.10 Tempat Barang yang Tergantung (Sumber : Human Dimension & Interior Space, 2014)
B. Elemen Interior 47
1. Dinding Dinding mempunyai fungsi melindungi manusia dari gangguan alam, baik dari matahari, hujan, angin, banjir, dsb. Fungsi dinding: a. Struktural •
Bearing walls Dibangun untuk menahan tepi dari tumpukkan tanah
•
Load bearing walls Dibangun untuk menopang balok, lantai, atap, dll
•
Foundation walls Dibangun untuk dipakai dibawah lantai, tingkat, serta berfungsi untuk menopang balok-balok lantai pertama.
b.
Non Struktural •
Party walls Dinding pemisah antara dua bangunan dan bersandar pada masing-masing bangunan.
•
Fire walls Dinding yang dipergunakan untuk pelindung dari pancaran api karena kebakaran.
•
Curtain/panel walls Dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi yang kaku, misalnya konstruksi rangka baja dan beton.
•
Partion walls Digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang yang lebih besar dalam ruangan.
Efek psikologis dinding sebagai penutup ruang : •
Plafon rendah Pola penutup dinding dapat mengundang mata untuk melihat keatas; sebaiknya digunakan warna pucat/muda. Pola kecil/gariskvertical untuk memberikan kesan ruang yang lebih tinggi. 48
•
Plafon tinggi Agar ruangan tidak terasa terlalu tinggi, digunakan penutup dinding dengan pola horizontal, yang bentuknya besarbesar, tambahan pola yang kuat serta pemberian warna yang gelap pada plafon.
•
Ruangan yang terlalu kecil Agar ruang kecil terlihat besar, gunakan warna-warna sejuk pada dinding.
•
Ruangan yang terlalu besar Agar ruangan terasa lebih kecil, gunakan warna-warna hangat pada dinding. Dinding dengan warna gelap dapat digunakan untuk membatasi luas area.
•
Ruangan yang terlalu sempit Ruangan yang sempit dapat dibuka dengan menggunakan warna yang muda/ dengan desain dua dinding yang rendah untuk dinding yang panjang. Harus diberi permukaan yang berefleksi seperti kaca, foil paper/kertas yang menciptakan perspektif yang dalam.
•
Pola dinding yang terpecah Penggunaan pola penutup dinding akan menyembunyikan gangguan-gangguan yang tidak enak dilihat.
•
Ruangan yang sejuk Penggunaan warna hangat, seperti merah dadu, merah bata, coklat muda, dsb. (Suptandar, 1999: 145-150)
JENIS CAT
KARAKTERISTIK • Sederhana • Bersih • Indah
49
KELEBIHAN KEKURANGAN • Mudah • Kurang tahan panas pemeliharaan dan • Tidak tahan udara murah lembab • Beragam corak dan warna. • Tahan api (pada
PANEL KAYU
• Kesan formil/non formil • Dekoratif • Alami/natural • Kesan hangat • Kedap suara
WALL PAPER
• Non formil • Dekoratif
KAIN
• Elegan • Klasik
GELAS/K ACA
• Eksklusif • Bersih • Kesan dingin
FIBERGL ASS
jenis tertentu) • Bisa dicat • Harga murah • Tahan zat kimia • Pemasangan cepat • Mudah diperoleh • Ukuran disesuaikan • Mudah dipelihara • Bisa menyerap suara • Motif dan warna beragam • Mudah pemasangan • Tidak menyambar api • Tahan panas • Penyerapan suara baik
• Tidak tahan api • Tidak tahan rayap • Tidak tahan gores • Mulai sudur besar • Tidak tahan lama • Pemantulan suara kurang baik • Tidak tahan gores • Sulit dalam perawatan • Pemantulan suara kurang baik • Mudah kotor • Tidak tahan gores • Tidak tahan air • Penyerapan suara kurang baik
• Tahan AC • Tidak mudah luntur • Memantulkan suara • Tahan zat kimia • Kuat • Pemeliharaan mudah • Kesan dingin • Tahan panas dan • Mudah tergores dingin • Berefleksi • Tidak tahan api • Tahan getaran keras • Dekoratif • Tahan benturan • Kesan modern • Tahan air • Kuat • Mudah dibersihkan Tabel 2.2 Bahan-bahan Penutup Dinding (Sumber : Suptandar, 1999)
2. Lantai Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang. Lantai dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang, dapat memberi karakter dan dapat memperjelas sifat ruang. 50
Fungsi lantai : •
Struktur penguat Penunjang kegiatan manusia, penunjang furniture, lalu lintas (sirkulasi) dan kekuatannya sangat tergantung dari konstruksi dan pemilihan materialnya.
•
Pengontrol lingkungan Terhadap air, tanah, iklim, panas, suara (transmisi suara, penghantar dan peredam suara serta penyekat vibrasi / getaran)
•
Memberikan penampilan yang baik (Suptandar, 1999: 123)
JENIS
KARAKTERISTIK
KERAMIK • Memantulkan
KELEBIHAN • Mudah
suara
dibersihkan
• Tahan gores
• Kedap air
• Agak licin
• Tahan terhadap
• Kaya pilihan
kimia
warna dan tekstur
• Mudah pemasangan
KEKURANGAN • Tidak kuat menahan beban berat • Mudah retak atau pecah • Tidak tahan benturan
• Hargga relatif murah RUBBER
• Kaya akan warna
• Lunak, lentur
• Mahal
TILE
• Kedap suara
• Tersedia dalam
• Licin jika
• Tahan terhadap
banyak warna • Dapat dibuat
noda
dengan gambar
basah • Dapat dirusak
sesuai
oleh deterjen
keinginan
karena
• Menarik
51
permukaan
permukaan
KAYU
• Tahan lama
lemas (jadi
• Bersifak
derbesihkan
akustik, tidak
dengan deterjen
berisik
halus)
• Kesan alami
• Tahan lama
• Natural
• Lentur
• Dapat di cat
• Bersifat
• Kedap suara
akustik
• Tidak tahan rayap/insekta
• Mudah dibersihkan KARPET
• Menyerapbunyi atau suara • Kaya pilihan
• Elemen akustik
• Mudah terbakar
• Sedikit
• Bisa rusak oleh
kemungkinan
corak dan warna • Hangat
deterjen
rusak/pecah untuk barang yang jatuh • Pemeliharaan mudah • Corak dan warna bebas
BETON
• Kesan belum
• Mudah dibuat
• Sulit
selesai
• Tahan api
dibersihkan
• kokoh
• Tahan zat
• Kurang indah
kimia • Tahan rayap • Kuat Tabel 2.3 Bahan-bahan Penutup Lantai (Sumber : Suptandar, 1999)
52
dari segi estetis
Finishing lantai harus sangat sesuai dengan fungsi ruang. Pertimbangan harus diberikan oleh desainer untuk penampilan bahan yang dipilih dan kualitas lingkungan diperlukan, seperti kelembagaan, kinerja non akustik, slip resistensi, konsekuensi dari
kemungkinan
klien
terjatuh,
pengendalian
infeksi,
pergerakan troli dan pemeliharaan, dan lain-lain. Pastikan lantai memenuhi semua persyaratan yang relevan, peraturan, standar dan pedoman kebijakan dalam setiap yurisdiksi. Material lantai harus cukup mengatasi kemungkinan berikut : •
Keselamatan Staf - OHS dan penanganan manual
•
Keselamatan pasien dan pengunjung tergelincir/jatuh
•
Efisiensi biaya fungsi Area, keberlanjutan dan siklus hidup
•
Kebutuhan kelompok pengguna khusus
•
Akustik dan pertimbangan estetika
Pemilihan penutup lantai dapat berdampak pada praktek kerja staf dengan cara berikut : •
Prosedur pembersihan / pemeliharaan misalnya permukaan terlalu kasar dapat menyebabkan lengan dan cedera bahu ketika menggunakan kain pel
•
Manuver peralatan roda berkaitan dengan tingkat resistensi untuk mendorong / tarik dan mengubah kekuatan
•
Risiko tergelincir atau tersandung dan cedera karena jatuh
•
Kelelahan pada kaki dari berdiri dan berjalan - dalam hal ini, jenis
sepatu
yang
dikenakan
oleh
staf
juga
harus
dipertimbangkan. Finishing lantai juga memiliki dampak langsung terhadap seluruh biaya hidup setiap bangunan dimana pembersihan dan pemeliharaan yang bersangkutan.
Pemilihan finishing lantai
memerlukan pertimbangan dari beberapa faktor. Selidiki bahan 53
alternatif, mengatur pengujian realistis di tempat, dan periksa instalasi lain yang sudah ada. (Xiaobo, 2013) 3. Plafon Plafon atau ceiling adalah salah satu unsur penting dalam interior, yaitu sebagai pembentuk dari ruang. Secara umum dapat dikatakan, plafon adalah sebuah bidang atau permukaan yang terletak diatas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. (Suptandar, 1999: 160) Fungsi ceiling : •
Penutup pada bagian atas bangunan atau ruang
•
Sebagai pelindung kegiatan manusia yang berada di bawah langit-langit
•
Sebagai pembentuk ruang
•
Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu
•
Sebagai peredam suara/akustik
•
Sebagai penunjang unsur dekorasi
Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan material plafon : •
Fungsi ruang
•
Kondisi alam
•
Keindahan / estetika
•
Selera
•
Ekonomi
•
Persyaratan pendukung
Material Ceiling Jenis Karakteristik Kelebihan Gypsum board • Mudah pecah • Meredam suara • • Mudah di dapat • Mudah dipasang • Tahan api 54
Kekurangan • Mudah pecah • Tidak tahan air dan kelembaban • Tidak tahan api
Acustic tile
Plywood
Asbestous
Beton
Kaca
Metal
• Kedap suara • Tdk tahan air • Tdk tahan api • Ukuran terbatas • Tdk tahan air • Tdk tahan api • Ukuran terbatas 120x140cm • Mudah didapat • Mudah pengerjaannya • Sedikit meredam suara • Panas • Mempunyai banyak motif • Keras & kokoh • Tahan terhadap api, air, rayap, dan bahan kimia
• Beragam warna dan bentuk • Bisa dicat • Baik meredam suara • Mudah dipasang • Mudah didapat • Mudah dikerjakan • Relatif murah • Finishing bisa berbagai macam • Mudah pemasangannya • Murah harganya
• Mudah dibuat • Tahan api • Tahan rayap • Tahan zat kimia • Kuat • Mudah pecah • Pencahayaan alami • Tdk tahan api • Kesan luas • Tahan terhadap • Tahan air air, rayap & bahan • Tahan rayap kimia • Tahan zat kimia • Warna banyak • Banyak pilihan warna • Mudah dibersihkan • Mudah dibersihkan • Berkesan dingin Tabel 2.4 Jenis Material Ceiling
• Mudah pecah • Tidak tahan air dan kelembaban • Tidak tahan api • Mudah dimakan Rayap
• Beracun • Mudah pecah
• Mahal
• Mudah Pecah
• Mahal
(Sumber : Suptandar, 1999)
Finishing plafon harus dipilih berkaitan dengan penampilan, pembersihan, pengendalian infeksi, akustik dan akses ke layanan. Dalam merencanakan plafon, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : 1. Fungsi 55
Sebagai penutup ruang, juga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan udara panas, pengaturan lampu dan elemenelemen mekanikal. 2. Penentuan ketinggian Dengan pertimbangan fungsi plafon itu sendiri, dapat juga dilakukan berdasarkan pertimbangan proporsi dari ukuran ruang (panjang, besar, tinggi). Terlebih lagi jika ingin dibuat permainan pada plafon (drop ceiling) 3. Bentuk penyelesaian Dapat berdasarkan fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk lubang atau penurunan plafon dapat dibentuk sesuai sebagaimana plafon itu diselesaikan seperti bentuk-bentuk polos, rata, grid, garis geometric/lurus, berpola, struktural. 4. Konstruksi pemasangan Perlu
diperhatikan
bagaimana
pemasangannya
atau
bagaimana menempel pada dinding misal dengan rangka kayu, besi, digantungkan atau disangga. Perlu diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang penutup plafon. (Xiaobo, 2013)
2.5.4 Fisika Bangunan A. Pencahayaan Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang interior. Tanpa cahaya, tidak ada nada bentuk, warna, atau tekstur, tidak juga penampakan ruang interior itu sendiri. Oleh karena itu, fungsi pertama desain pencahayaan adalah menyinari bangunan dan ruang suatu lingkungan interior, memungkinkan pemakaiannya melakukan aktivitas dan menjalankan tugasnya dengan kecepatan, akurasi dan kenyamanan yang tepat. (Ching, 1996)
56
Terang cahaya suatu penerangan dapat ditentukan oleh beberapa faktor : •
Kondisi ruang (tertutup atau terbuka)
•
Letak penempatan lampu
•
Jenis dan daya lampu
•
Jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan atau menyerap)
•
Warna-warna dinding (gelap atau terang)
•
Udara dalam ruang (asap rokok, asap dapur, dsb)
•
Pola diagram dari tiap lampu.
Pencahayaan terbagi menjadi dua jenis, yaitu : •
Pencahayaan Alami Adalah pencahayaan yang berasal dari sinar matahari, sinar api, dan sumber-sumber lain dari alam (fosfor, dsb). Pencahayaan alami dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : o Pencahayaan Langsung Pencahayaan yang berasal dari matahari atau secara langsung melalui atap, jendela, genting kaca, dan lainlain. o Pencahayaan Tidak Langsung Pencahayaan yang diperoleh dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem pencahayaan tersebut banyak ditemui dalam perancangan ruang dalam melalui skylight, permainan bidang kaca, dan lain-lain.
•
Pencahayaan Buatan Adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan manusia. Misalkan
melalui
cahaya
lilin,
sinar
lampu,
dan
lain-
lain.Berdasarkan jenisnya sistem pencahayaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : o General lighting 57
General
lighting
atau
penerangan
merata
adalah
penerangan yang mutlak ada dan harus rata menerangi seluruh ruang. o Task Lighting Task lighting adalah pencahayaan setempat. Yang berfungsi untuk mendukung kegiatan tertentu yang butuh cahaya lebih terang seperti membaca, memasak atau menulis. o Decorative lighting Merupakan penerangan tambahan yang lebih berperan dalam segi estetika. o Accent lighting Jenis penerangan yang hanya menerangi suatu objek yang dikhususkan umumnya digunakan untuk menerangi objek seperti lukisan, mannequins, barang dagangan ataupun tanaman.
Berdasarkan tekniknya pencahayaan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : o Indirect Lighting Menciptakan kesan ketinggian pada langit-langit ruang yang luas, cahaya yang terefleksi dari langit-langit dan dinding
dapat
mempertegas
struktur,
mengurangi
kesuraman langit-langit yang gelap dan menjadikan terjadinya bayangan. o Direct Lighting Sistem pencahayaan langsung yang digunakan untuk memfokus dan memberi tekanan atau perhatian pada suatu obyek. •
Jenis – Jenis Lampu 58
o Pendant Lamp Lampu
gantung dengan
kap
penerangan.
Bersifat
setempat atau penyebaran terbatas. Memiliki model beraneka ragam. o Wall Washer Lampu tanam spotlight yang mengarah ke dinding. Baik untuk penerangan objek tertentu. Modelnya kurang bervariasi. o Down Light Lampu tanam di ceiling. Penerangannya terbatas dan pemasangan dengan modul letak untuk jarak ± 2 meter. o Spot Light Lampu sorot yang dapat diarahkan sesuai keinginan. Baik untuk
memberi
pencahayaan
pada objek
tertentu.
Pemasangan digantungkan atau dikaitkan pada track metal. o Table Lamp Lampu meja yang cahayanya memberi efek khusus pada sekitarnya. Jangkauan penerangan terbatas. Baik untuk kegiatan membaca dan menulis. o Strip Light Lampu untuk ditanamkan pada unit lemari atau rak. Memberi penerangan untuk objek yang berada tepat di bawahnya. o Wall Lamp Lampu yang digantungkan atau ditempelkan pada dinding. Pencahayaan bersifat tidak langsung, karena memantul ke dinding. Baik untuk elemen estetis. o Standing Lamp
59
Dengan tinggi ± 120-150 cm. untuk penerangan langsung dibawahnya dan memberi efek tertentu. Penyebaran cahaya kurang baik dan baik untuk elemen estetis. o Central Lamp Sebagai lampu pusat untuk ruangan yang relatif besar. Dapat berupa lampu yang ditempel di ceiling atau lampu gantung. Cahayanya menyebar. •
Hal yang harus diperhatikan dalam menata pencahayaan : o Intensitas cahaya Bisa ditentukan dari kebutuhan yang ada di dalam suatu ruang. Penyinaran yang penting dalam suatu ruang yaitu penyinaran uang sesuai untuk pekerjaan tertentu dan penyinaran untuk keindahan. Masing-masing kegiatan memerlukan intensitas cahaya yang berlainan. o Warna cahaya Tergantung kesan yang ingin ditampilkan suatu objek o Komposisi Penataan dan komposisi yang tepat dari pemakaian general lighting, task lighting dan decorative lighting. Hal ini butuh kepekaan, kreativitas dan rasa seni yang tinggi.
•
Arah cahaya o Downlight Jenis
pencahayaan
ini
banyak
aplikasinya.
Arah
pencahayaan datang dari atas dan menyinari objek dibawahnya.
Hampir
setiap
ruangan
di
rumah
memerlukan pencahayaan downlight yang berfungsi sebagai pencahayaan secara merata. Arah cahaya berasal dari atas ke bawah.
60
o Uplight Arah cahaya datang dari bawah ke atas, dimana posisi lampu dihadapkan ke atas. Efek cahaya yang ditimbulkan yaitu kesan megah, dan memunculkan dimensi. Jenis pencahayaan ini cenderung merupakan pencahayaan dekoratif.
o Backlight Backlight berarti cahayanya berasal dari belakang objek. Hal ini dilakukan untuk memberi aksentuasi pada objek, misalnya untuk memunculkan siluet. Pada objek tertentu, pencahayaan backlight ini memberikan cahaya pinggir yang memesona, membuat bentuk-bentuk objek lebih jelas terlihat.
o Sidelight Arah
pencahayaan
berasal
dari
samping
yang
dimaksudkan memberikan penekanan pada elemenelemen interior tertentu yang menjadi aksen. Kebanyakan arah cahaya ini dipakai pada artwork, atau benda-benda seni lainnya. o Frontlight Untuk lukisan dan foto yang berwujud dua dimensi, frontlight diaplikasikan. Cahaya yang datangnya dari depan objek ini sebaiknya merata. Cahaya yang tersebar rata membuat foto/lukisan tersebut terlihat apa adanya. (Suptandar, 1999) Cahaya
alami
berkontribusi
terhadap
rasa
kesejahteraan,
membantu orientasi pada pengguna bangunan, dan juga meningkatkan 61
hasil pelayanan. Penggunaan cahaya alami harus dimaksimalkan di seluruh unit. Akses cahaya alami dan pemandangan yang nyaman akan mengurangi stres dan ketidaknyamanan pada pengunjung dan staf. (Xiaobo, 2013) B. Penghawaan Merupakan pengaturan sirkulasi udara dalam ruang. Tujuan dari direncanakan
penghawaan
ini
adalah
terwujudnya
kenyamanan
pengguna dengan standar kenyamanan ruang, yaitu : a. Temperatur udara
: 18°- 26° celcius
b. Pergerakan udara
: 0,1 – 0.15 m/s
c. Kelembaban relatif
: 50% - 55%
d. Kebutuhan udara bersih :0,85 m3 /s/orang Kenyamanan
dan
perasaan
nyaman
adalah
penilaian
komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Beberapa faktor lain yang sering dikaitkan dengan kenyamanan tertentu, yaitu : a. Ras,
sebenarnya
tidak
ditemukan
bukti
bahwa
ras
mempengaruhi penilaian kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi terhadap iklim (aklimatisasi) dengan baik. Normalnya orang dapat menyesuaikan diri dalam 2 minggu. b. Jenis
kelamin,
perempuan
pada
umumnya
menyukai
lingkungan yang 1°C lebih hangat daripada laki-laki. c. Usia, orang berusia anjut lebih suka di ligkungan yang lebih hangat dan tidak berangin. Hal ini disebabkan metabolism pada orang usia lanjut cenderung menurun. Dari beberapa hal diatas, maka dapat dibedakan jenis penghawaan, yaitu : a. Penghawaan Alami : sistem penghawaan yang menggunakan udara alam sebagai sumber penghawaan. Sifat penghawaan alami adalah permanen, karena udara yang dihasilkan oleh alam tidak akan habis, 62
sehingga penggunaanya bisa kapan saja kita menginginkan tanpa ada batasnya. Untuk penghawaan alami ini dapat dimanfaatkan melalui bukaan-bukaan dan ventilasi udara yang lain, seperti jendela, pintu, ventilasi udara serta bukaan-bukaan yang lain. Untuk merancang sistem penghawaan alami diperlukan beberapa syarat
yaitu
tersedianya udara luar yang sehat, suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28°C), tidak banyak bangunan di sekitar yang akan menghalangi aliran udara horizontal, lingkungan tidak bising. b. Pengahawaan Buatan : sistem penghawaan yang menggunakan udara buatan. Sifat dari penghawaan bautan ini hanya sementara saja, tidak dapat digunakan untuk selamanya. Artinya tergantung pada adanya sumber listrik yang ada, apabila energy listrik yang digunakan itu habis atau padam maka udara buatan tersebut tidak dapat dipergunakan. Hanya saja untuk penggunaaan penghawaan buatan ini dapat diatur atau disesuaikan sesuai kebutuhan kita. Alat yang digunakan untuk memperoleh penghawaan buatan itu adalah AC. Sistem AC dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : •
AC window Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada salah satu dinding ruang dengan batas ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak mengganggu si pemakai.
•
AC central Biasanya
digunakan
pada
unit-unit
perkantoran,
hotel,
supermarket dengan pengontrolan atau pengendalian yang dilakukan dari satu tempat. •
AC split Hampir sama bentuknya dengan AC window bedanya hanya terletak pada konstruksi dimana alat condensator terletak di luar ruang. (Suptandar, 1999)
63
C. Akustik Banyak fungsi yang dilakukan dalam ruangan yang memerlukan pertimbangan privasi akustik termasuk : •
Diskusi / wawancara dengan pengunjung
•
Membatasi
suara
yang
mengganggu
selama
pengunjung
berkonsultasi •
Pemisahan daerah yang bising seperti ruang tunggu publik Berdasarkan pertimbangan privasi akustik tersebut, solusi yang
harus dipertimbangkan antara lain: •
Pemilihan material dan finishing yang menyerap suara
•
Penggunaan konstruksi pemisah suara
•
Perencanaan pemisahan daerah yang tenang dengan daerah bising
•
Perubahan manajemen operasional Di dalam ruangan, sebagian besar dari suara dipantulkan kembali
oleh dinding-dinding, langit-langit dan permukaan benda-benda lain di dalam ruangan. a.
Penyerapan nada-nada tinggi
b.
Bahan penyerap nada-nada tinggi adalah bahan yang mengandung banyak udara/ berpori-pori lembut, proses penyerapan nada-nada tinggi adalah perubahan energi menjadi kalor, bahan-bahannya: − Serabut kayu − Bahan-bahan organic, sekaman kayu, serabut kayu, merang jerami − Bahan-bahan sintetis, novelen, Styrofoam geltorfen, batu apung
c.
Penyerapan nada-nada rendah Proses penyerapan nada-nada rendah adalah mengubah energi bunyi menjadi energi mekanik, bahan-bahan yang dipakai adalah: − Pelat-pelat tipis − Kulit-kulit tipis yang elastis dan mudah bergendang Tetapi agar teratan pelat-pelat resonator itu jangan sampai ikut menambah bunyi, maka dibelakang pelat/selaput kita pasang lapisan 64
bantalan udara/ bahan penyerap bunyi. Selain kayu, bambu juga merupakan bahan akustik yang baik, misalnya: dibuat dalam bentuk lampu/ tikar lampu. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan dan konstruksi akustik: 1. Koefisien penyerapan bunyi 2. Penampilan (ukuran, warna, dll) 3. Daya tahan terhadap kebakaran 4. Biaya instalasi 5. Kemudahan instalasi 6. Keawetan (goresan, tumbukan,dsb) 7. Pemantulan cahaya 8. Perawatan 9. Kondisi pekerjaan 10. Kesatuan elemen-elemen ruang.
D. Privasi Perhatian pada kenyamanan dan privasi umumnya akan mengurangi stres dan ketidaknyamanan.Harus ada keseimbangan antara kebutuhan untuk observasi pengunjung, kebutuhan untuk meminimalkan stres dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh suara mengganggu, dan kebutuhan untuk mempertahankan tingkat privasi untuk pengunjung. Fasilitas ini harus dirancang untuk menjamin kerahasiaan diskusi. Lokasi jendela dan pintu harus tepat untuk menjaga privasi, dengan tetap menjaga keamanan staf. (Xiaobo, 2013)
F. Keselamatan Dalam sebuah bangunan publik termasuk fasilitas kesehatan dianjurkan untuk merancang sistem pencegahan kebakaran. Sistem pencegahan kebakaran tersebut memiliki beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Pencegahan 65
•
Smoke Detector, mendeteksi asap pada temperatur 40-50° C
•
Heat Detector, mendeteksi panas pada temperatur 60-70° C
2. Tahap Penyelamatan •
Tangga Darurat, jarak pencapaian terjauh ± 25 – 40 meter.
•
Exhaust Fan, menyala secara otomatis pada saat kebakaran untuk menghisap asap terdapat pada setiap tangga darurat.
3. Tahap Pemadaman Api •
Sprinkler, otomatis berupa liquid atau gas pada setiap jarak radius 4m2dengan jangkauan 25m2/ unit, bekerja pada suhu 135° - 160° C.
•
Fire Extinguisher, setiap daya jangkau ± 200 m2dengan jarak 20 meter/unit.
•
Fire House, selang yang disambungkan ke hydrant regulator, panjang 10-15 meter.
•
Hydrant Pillar, pada daerah strategis dalam atau luar tapak, mudah dijangkau dengan mobil.
Pencegahan Aktif
Jenis Fire hydrant
Pylar hydrant
Sprinkle
Heat detector
Persyaratan Jarak maks 30m Luas pelayanan 8m Jarak maks 1m
Keterangan Ditempatkan di koridor dan tempat lain yang mudah dicapai
Dihalaman yang mudah dicapai oleh pemadam kebakaran Jarak 6-9m • Digunakan untuk Luas pelayanan penanggulangan 25m kebakaran tingkat awal • Bekerja secara otomatis pada suhu 135-160F • Mencurahkan air dari ketinggian sehingga dapat menjangkau seluruh ruangan Luas pelayanan Dihubungkan dengan 75m alarm untuk pendeteksian awal 66
Pasif
Tangga darurat (dilengkapi pintu tahan api) Koridor
Pintu keluar
Jarak maks 45m lebar min 1.2m
Kedap asap (ada cerobong asap) dan dilengkapi oleh penerangan independent
Lebar min 180cm jarak dari koridor ke pintu keluar 45m Lebar min 90cm
Dilengkapi penerangan darurat dengan sumber daya baterai
Membuka kearah luar
Sumber daya listrik darurat
Bekerja untuk penerangan darurat (sprinkle, hydrant, smoke detector) Tabel 2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (Sumber : Andrews, 1976. Building&Mechanical System)
G. Studi Warna & Bentuk 1. Studi Warna Warna Merah
Arti Positif • kegembiraan, • agresif, • impulsif, • optimis, • kekuatan, • maskulin, • dinamis, • mobilitas, • asmara.
Arti negatif • Ledakan, • kematian, • terang, • anarki, • mengusik, • terkesiap.
Keterangan • Warna merah merupakan warna yang terkuat dan paling menarik perhatian • Warna merah dengan skala kecil dapat diimbangi dengan warna hijau dan biru untuk memberi kesan semangat hidup. Tetapi bila dalam skala besar akan memberi kesan tidak nyaman/tegang
Jingga
• Komunikasi, • organik, • ambisi, • keceriaan, • kekayaan, • dermawan, • penerimaan. • Ceria, • harapan, • bersinar,
• Dendam
• Warna turunan dari sifat warna merah, dengan tingkatan yang lebih rendah • Dalam skala kecil dapat bermanfaat dalam merangsang suasana pada susunan netral maupun dingin
• Takut, • Penge • cut,
• merupakan warna teringan yang melambaikan kegembiraan dan menghasilkan efek cahaya yang kuat dalam usaha mengatasi
Kuning
67
• kepandaian, • aksi, • muda.
• pengkhianat, • kematian.
Hijau
• Alam, • kesuburan, • hidup, • harapan, • makmur, • stabilitas, • aman, • tenang
• Kerusakan, • kebusukan, • iri, • cemburu, • tabiat.
Biru
• Spiritual, • semangat, • kewanitaan, • konservatisme, • kesetiaan, • adil, • rasionalitas, • pasif, • tenang, • kepuasan, • higienis. • Loyalitas, • kesetiaan, • kekuatan, • memori, • kebenaran, • agama
• Melankolis, • ketakutan, • ragu.
• Organik, • kekuatan, • maskulin, • tanah,
• Vulgar, • kering, • mandul, • miskin.
Ungu
Cokelat
• Nafsu, • kemunduran • penyesalan, • berkabung, • kerahasiaan, • misteri
68
ketegangan • pemakaian warna kuning ini bila berlebihan akan menimbulkan kesan tidak menarik, jenuh, dan hambar • dapat diartikan sebagai ucapan selamat datang, cita-cita tinggi dan semangat yang gembira • merupakan warna netral yang memberikan keseimbangan bagi susunan warna yang mencari kesan ketenangan, ketentraman dan kedamaian. • Dapat diartikan juga sebagai lambang pohon yang berakar dalam dan teguh, kepribadian yang keras dan berkuasa serta kekerasan hati. • Warna biru merupakan warna terdingin yang melambanngkan ketenangan yang sempurna, kesunyian, tentram, sabar, dan kebebesan. • Dapat juga digunakan untuk melambangkan loyalitas, ketenangan seperti air dan tingkah yang tenang dan lembut.
• Warna ungu terletak diantara warna-warna dingin dan panas • Sering terlihat artistik dan menyiratkan kehalusan, kebijakan, ketajaman, kepekaan tetapi dalam hal menyampaikan arti/pesan, ungu lebih keras dan kuat dalam menunjukan ketegangan, kesedihan, dukacita, kemurungan, tertekan walaupun juga memancarkan kehormatan dan kemuliaan • Apabila dalam kapasitas warna yang lebih cerah maka cenderung melambangkan kelemahan. Dapat juga melambangkan sifat yang
• ramping, • kesehatan, • serba guna. Hitam • Solid, • tegas, • nyata, • elegan, • gelap, • mulia. Abu-abu • Otonomi, • netral, • teknologi. Putih
Silver / emas
pasif, menerima dan penuh perasaan. • Kematian, • sakit, • putus • asa.
• Lambang kehidupan yang terhenti, karena itu menimbulkan kesan kematian, kehampaan, kegelapan, kerusakan, dan kepunahan.
• Bimbang • monoton
• Warna abu-abu ini tidak gelap dan juga tidak terang karena merupakan warna yang netral
• Kemurnian, • Kekosongan • Akan aman dipakai dalam skala besar untuk mendapatkan hasil • penyegaran, • sunyi, yang maksimal • perfect, • setan, • Berhubungan dengan kebersihan • bijaksana, • sia-sia, dan sanitasi • kebenaran, • tampan. • higienis, • bersih. • Dewasa • • Kaku • Kemegahan • Kaya • Netral Tabel 2.6 Studi Warna (Sumber : Pile, 1997. Color in Interior Design)
2. Studi Bentuk a. Garis Garis Lurus •
Vertikal : mengungkapkan kekuatan dan suasana berharga dan memiliki ilusi. digunakan untuk menciptakan karakter permainan ketinggian ceiling, lantai dan mezzanine.
•
Horizontal : berkesan lebar, leluasa dan santai. Membuat mata bergerak, tetapi jika digunakan secara berlebihan akan melemahkan kesatuan desain secara keseluruhan. Untuk keefektifan dan efisiensi dalam ruang. 69
•
Diagonal : memberi kesan tidak stabil atau tidak seimbang, penuh energi, dan tampil muda. Memberi kesan kuat, dinamis, gesit dan lincah.
Garis Lengkung •
Lingkaran & lengkung penuh : menimbulkan semangat terutama warna cerah. Jika berlebihan menimbulkan kegelisahan.
Bentuk
bundar
digunakan
untuk
penyelesaian antar pojok ruang. •
Lengkung dengan komposisi penuh : bentuk garis yang berliku memberi kesan mewah dan megah.
•
Bentuk lengkung yang halus : lengkung yang halus atau landai dengan perbandingan yang baik berkesan anggun dan murni.
b. Bentuk •
Segitiga / limasan : melambangkan kestabilan bentuk, dengan posisi memusat menuju satu titik. Memberi kesan stabil, seimbang, dan condong jauh.
•
Lingkaran : bentuk lingkaran atau bulat menunjukkan sesuatu yang terpusat, berarah kedalam dan bersifat stabil, dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Memberi kesan stabil, menguasai lingkungan sekitar, memberi kesan bergerak.
•
Bujur sangkar : merupakan bentuk yang tidak memiliki arah tertentu, stabil berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis pada salah satu sudutnya. Memberi kesan murni, rasional, statis, netral, dan stabil.
•
Bentuk organik : merupakan bidang yang dibatasi oleh lengkung bebas, tidak terukur, dan berkesan tumbuh.
70
2.6 Tinjauan Khusus 2.6.1 Varia Bridal & Picture House
Gambar 2.11 Gedung Varia Bridal & Picture House (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) Varia Bridal mulai dibangun pada tahun 2008. Varia merupakan bisnis keluarga dari Benny Bong dimana pada awalnya Benny Bong merupakan photographer yang mempunyai studio foto yang diberi nama Picture House. Picture House sering mendapatkan pekerjaan untuk memotret pasangan calon pengantin untuk kebutuhan pre wedding. Karena melihat perkembangan zaman dimana calon pengantin sering membutuhkan tempat untuk membantu membuat atau memilih busana pengantin, Benny Bong akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah bridal house yaitu Varia Bridal. Benny Bong pun mengajak saudara-saudaranya untuk bekerja sama membuat bridal house ini. Sehingga seluruh karyawan yang bekerja pada struktur organisasi dari Varia Bridal dan Picture House adalah saudaranya sendiri. Varia Bridal bertempat di ruko INKOPAL Kelapa Gading, memiliki 3 lantai yang dibagi rata. Yaitu lantai 1 menjadi tempat untuk Picture House, lantai
71
2 menjadi tempat untuk Varia Bridal, dan lantai 3 menjadi tempat untuk Billy Tjong. Varia Bridal hanya menyediakan busana pengantin untuk disewakan, tidak bisa mendesign custom. Hal ini merupakan hal yang inovatif dimana ketika kliennya tidak ingin mengeluarkan banyak biaya untuk membuat busana pengantin yang hanya akan dipakai sekali, klien akan sangat senang apabila mengatahui ada jasa penyewaan baju pengantin. Varia hanya menyediakan busana pengantin modern yaitu dress, Varia tidak menyediakan busana pengantin tradisional. Namun, tidak semua klien yang ingin hanya menyewa saja. Maka dari itu Varia bekerja sama dengan Billy Tjong designer khusus untuk busana pengantin. Ketika kliennya tidak ingin hanya menyewa busana pengantin, tapi ingin mendesign secara custom maka Varia akan mengalihkan pekerjaan tersebut ke Billy Tjong yang showroomnya diletakkan di lantai 3. Pada Picture House sendiri, mereka menawarkan berbagai macam paket yang tersedia pada kliennya. Dimana ada paket untuk foto pre wedding dan pada hari pernikahan. Untuk paket pre wedding pun mereka menawarkan dengan harga tertentu maka sudah bisa melakukan pemotretan di luar negri tergantung budget dari klien itu sendiri. Karena kerja Varia Bridal dan Picture House yang professional, maka mereka mulai dikenal menjadi salah satu penyedia jasa pernikahan yang bagus. Dari itu target pasar mereka pun mulai naik level menjadi menengah ke atas. Mereka pun tidak perlu menyebarluaskan tentang pekerjaan mereka, karena saat ini klien yang mencari-cari dan menghubungi mereka terlebih dahulu.
A. Jam Operasional Senin – Jumat : 10.00 – 19.00 Sabtu
: 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh Varia Bridal & Picture House terdiri dari : 1. Penyewaan busana pengantin pria dan wanita 72
2. Design busana pengantin pria dan wanita 3. Foto pre wedding dan hari pernikahan 4. Tata rias pengantin wanita dan pria 5. Tata rambut pengantin wanita dan pria 6. Perhiasan dan aksesoris C. Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Varia (sumber : Dokumen Pribadi)
D. Deskripsi Pekerjaan •
Owner : Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan
•
Supervisor : Yang berhubungan langsung dengan manajer lalu terjun langsung ke lapangan. Menentukan selesai/tidaknya proyek. Mengelola anak buahnya/ staff
•
Marketing : Merencanakan, mengontrol proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisian.
•
Photographer : Menjalankan tugas produksi, mengabadikan moment saat hari H atau pre wedding. 73
•
Editor : Membantu tugas Photografer untuk memproduksi hasil foto
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.12 Letak Varia Bridal & Picture House (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di ruko INKOPAL, Jalan Boulevard Barat Raya Blok B nomor 15 Jakarta Utara yang merupakan kawasan pemukiman serta terdapat beberapa tempat usaha seperti rumah makan, bakery, dan lainlain. Kawasan ini merupakan kawasan dengan tingkat keramaian dan kepadatan lalu lintas yang tinggi. 3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan Varia Bridal & Picture House dibangun menghadap ke utara dengan pintu masuk menghadap ke sebelah barat. Pada bagian barat bangunan dominan menggunakan material kaca, sehingga pada siang – sore hari akan mendapat banyak pencahayaan alami. Sedangkan pada bagian utara gedung tidak mendapatkan pencahayaan alami karena bagian belakang gedung menempel dengan gedung lainnya. b. Faktor Udara 74
Padatnya kegiatan serta lalu lintas pada kawasan tersebut mengakibatkan
kecilnya
kemungkinan
untuk
mendapat
penghawaan alami yang baik. Hal itu menyebabkan Varia Bridal & Picture House mngandalkan penghawaan buatan. c. Faktor Kebisingan Ruko Varia Bridal & Picture House tidak berada persis di pinggir jalan raya, sehingga aktivitas di dalam ruko pun tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan di jalan raya.
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur Bangunan Varia Bridal terletak di daerah ruko yang terdiri dari 3 lantai. Dengan window display pada latai 2. Bangunan ruko berbentuk geometris dengan dominan warna abu-abu. b. Interior Interior pada Varia bergaya modern dengan perpaduan berbagai macam furniture, terdapat furniture bergaya modern dan modern classic. Warna- warna yang di gunakan menggunakan warna-warna yang cerah pada area greeting, dan pada area-area lainnya menggunakan warna-warna yang natural. Konsep interior pada Varia memberikan kesan yang berbaur dan transparan, karena tidak ada nya partisi atau sekat pada setiap area, kecuali pada area staff. Menggunakan bentuk-bentuk geometris dan garis-garis lurus.
5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Varia Bridal & Picture House.
75
Gambar 2.13
Program Ruang Varia Bridal & Picture House Lantai 1 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Gambar 2.14 Program Ruang Varia Bridal & Picture House Lantai 2 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 76
Gambar 2.15 Program Ruang Varia Bridal & Picture House Lantai 3 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Penggunaan material kaca pada bangunan diaplikasikan pada bagian sebelah barat bangunan. Hal tersebut dapat mengoptimalkan masuknya cahaya alami pada siang sampai sore hari. Pintu masuk utama yang berada di bagian sebelah barat bangunan, area tunggu, area showroom, area resepsionis dan area meeting (area publik) merupakan area-area yang mendapatkan pencahayaan alami. Pada area dilantai dua pun mendapat pencahayaan alami. Penggunaan material kacayang dijadikan sebagai window display membuat area di lantai dua mendapat pencahayaan alami pada siang dan sore hari. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan yang digunakan pada Varia Bridal & Picture House secara keseluruhan menggunakan lampu downlight
77
b. Penghawaan Varia Bridal & Picture House menggunakan penghawaan buatan secara keseluruhan, karena mereka tidak mempunyai area terbuka. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC central. c. Akustik Pada Varia Bridal & Picture House, penggunaan akustik hanya digunakan pada area kantor staff agar mengurangi kebisingan dari luar.
7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Meletakkan smoke detector dan sprinkler pada setiap ruang dan area dengan pengaturan jarak tertentu. Meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Meletakkan CCTV di area publik, dan sudut yang memerlukan pengawasan lebih.
2.6.2 Kharisma Nusantara
Gambar 2.16 Gedung Kharisma Nusantara (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
78
Kharisma Nusantara mulai dibangun pada tahun 2009. Kharisma Nusantara merupakan bisnis keluarga. Pada awalnya salah satu dari keluarga mereka akan melaksanakan pernikahan dan membutuhkan busana pengantin. Setelah busana pengantin tersebut selesai, ternyata hasilnya gagal dan jauh dari harapan mereka. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk membuat busana pengantin sendiri dengan jumlah yang banyak untuk sanak saudara. Setelah acara pernikahan tersebut selesai mereka bingung busana pengantin dan seragam yang berjumlah banyak akan ditaruh mana. Dari situlah mereka memutuskan untuk membuat tempat untuk menyewa busana pengantin. Lama kelamaan usaha ini pun membesar sehingga Kharisma Nusantara bukan hanya melayani penyewaan busana pengantin, tetapi juga bisa mendesign custom. Bahkan yang disediakan saat ini bukan hanya busana pengantin saja, melainkan juga busana untuk pesta dan berbagai macam aksesorisnya. Kharisma Nusantara berada di daerah Daksa, merupakan rumah keluarga yang akhirnya dijadikan lahan bisnis untuk sebagian dari lantai 1nya. Sedangkan untuk sisanya masih dijadikan tempat tinggal keluarga mereka. Kharisma Nusantara juga bersedia untuk menerima custom design yang hanya akan disewa oleh klien, dengan syarat dan ketentuan dari mereka. Hal ini mereka sebut dengan “perdana”. Mereka memperbolehkan klien mendesign busananya sendiri yang hanya akan disewa oleh klien tersebut. Apabila hal ini terjadi maka pihak dari Kharisma Nusantara akan mendampingi klien mulai dari memilih bahan, memilih model, dan menggunakan penjahit dari mereka. Design dan bahan pun harus sesuai dengan standar Kharisma Nusantara. Karena kerja Kharisma Nusantara yang professional, maka mereka mulai dikenal menjadi salah satu penyedia jasa busana pernikahan yang bagus. Dari itu target pasar mereka pun mulai naik level menjadi menengah ke atas. Kisaran harga untuk menyewa kebaya pun disesuaikan dengan target market mereka, yaitu dari 6.500.000 – 9.000.000. Mereka pun tidak perlu menyebarluaskan tentang pekerjaan mereka, karena saat ini klien yang mencari-cari dan menghubungi mereka terlebih dahulu.
79
A. Jam Operasional Senin – Sabtu : 10.00 – 17.00 Apabila klien sudah mempunyai janji dengan pihak Kharisma Nusantara, maka mereka akan tetap membuka toko sesuai dengan jam yang disepakati.
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh Varia Bridal & Picture House terdiri dari : 1. Penyewaan busana pengantin pria dan wanita 2. Design busana pengantin pria dan wanita 3. Penyewaan busana pesta wanita 4. Design busana pesta wanita
C. Struktur Organisasi
Bagan 2.2 Struktur Organisasi Kharisma Nusantara (sumber : Dokumen Pribadi)
D. Deskripsi Pekerjaan •
Owner : Membangun perusahaan. Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan
•
Co Owner : Membantu owner membangun perusahaan dan pekerjaan owner
80
•
Owner Asisstant : membantu pekerjaan owner dan co owner dalam menjalani perusahaan.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.17 Letak Kharisma Nusantara (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di Jalan Daksa 1 nomor 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Kharisma Nusantara terletak di tengah-tengah pemukiman warga, dan tidak terlalu jauh dari tempat makan.
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan
Kharisma
Nusantara
tidak
mendapat
pencahayaan alami pada bagian tokonya, karena jendela hanya terletak pada lantai 2 yang merupakan tempat tinggal keluarga. b. Faktor Udara Meskipun jauh dari padatnya lalu lintas, Kharisma Nusantara tetap menggunakan penghawaan buatan, karena bagian rumahnya sangat tertutup sehingga apabila tidak menggunakan 81
penghawaan buatan maka akan sangat terasa sumpek. Dan juga penghawaan buatan dibutuhkan agar menjaga ketahanan busana. c. Faktor Kebisingan Kharisma Nusantara terletak jauh dari jalan raya, sehingga aktivitas di dalam rumah pun tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan di jalan raya.
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur Bangunan Kharisma Nusantara merupakan rumah pribadi yang dijadikan tempat usaha pada bagian lantai dasar dan lantai 2 sebagai rumah pribadi. Bangunan ini bargaya modern dengan warna dominan warna crème. b. Interior Interior pada Kharisma Nusantara mengaplikasikan unsur etnik Indonesia,dengan furniture yang dominan terbuat dari kayu dan ukiran-ukiran kayu, serta dominan dengan warna coklat dan warna-warna natural. Menggunakan garis-garis geometris serta organik.pada area meeting terdapat kolam ikan yang member kenyamanan lebih pada pengunjung. Pada interior banyak terdapat mannequin untuk memajang baju-baju yang tersedia.
5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Kharisma Nusantara.
82
Gambar 2.18 Program Ruang Kharisma Nusantara (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Kharisma Nusantara tidak mendapatkan pencahayaan alami sama sekali, sehingga pencahayaannya bergantung pada pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan yang digunakan pada Kharisma Nusantara secara keseluruhan menggunakan lampu downlight.
b. Penghawaan Kharisma Nusantara menggunakan penghawaan buatan secara keseluruhan, karena mereka tidak mempunyai area terbuka. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split. c. Akustik
83
Kharisma
Nusantara
tidak
memiliki
area
yang
menggunakan akustik, karena bangunannya merupakan bangunan asli rumah tinggal. 7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Kharisma nusantara Meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Kharisma nusantara sama sekali tidak meletakkan CCTV. 2.6.3 Rumah Kebaya
Gambar 2.19 Gedung Rumah Kebaya (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Rumah Kebaya didirikan pada tahun 1996. Ide membuat suatu jasa toko kebaya berasal dari sebuah keisengan saat sang pemilik, yaitu Ibu Eva saat sedang berkumpul dengan teman-temannya yaitu perkumpulan orang tua siswa di sekolah anaknya. Ibu Eva mempunyai teman dekat yang handal merias wajah. Ibu Eva awalnya adalah sebuah arsitek, sehingga Ia mempunyai keahlian untuk berimajinasi dan menggambar. Pada saat sedang berkumpul ide itu tercetus dari 84
Ibu Eva dan Ia mengajak temannya untuk membuat sebuah bisnis toko kebaya. Tanpa disadari bisnis ini terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu toko busana pengantin terkemuka di kalangan pengantin. Rumah Kebaya bertempat di Mampang Prapatan, merupakan sebuah rumah yang dijadikan tempat bisnis secara keseluruhan, dari mulai kamar hingga garasi. Rumah Kebaya menyediakan busana pengantin untuk disewakan dan juga bisa mendesign busana yang baru tergantung dengan kemauan klien. Mereka juga bersedia untuk menerima custom design yang hanya akan disewa oleh klien, dengan syarat dan ketentuan dari mereka. Hal ini mereka sebut dengan “perdana”. Mereka memperbolehkan klien mendesign busananya sendiri yang hanya akan disewa oleh klien tersebut. Apabila hal ini terjadi maka pihak dari Rumah Kebaya akan mendampingi klien mulai dari memilih bahan, memilih model, dan menggunakan penjahit dari mereka. Design dan bahan pun harus sesuai dengan standar Rumah Kebaya. Pada saat ini Rumah Kebaya merupakan salah satu toko busana pengantin yang dikenal sangat bagus oleh klien, mulai dari kualitas busana pengantinnya sampai keramahan para pegawai. Rumah Kebaya juga menyediakan aksesoris-aksesoris untuk busana pengantin mulai dari perhiasan khas jawa, konde, dll. Khusus untuk perhiasan khas jawa Rumah Kebaya bahkan seringkali membuat design sendiri. Kisaran harga dari Rumah Kebaya adalah mulai dari 2.000.000 hingga lebih dari 10.000.000 rupiah. Berbagai macam variasi harga inilah yang membuat Rumah Kebaya juga sangan disenangi oleh klien. Mereka juge melakukan segalanya di rumah ini, muai dari kantor pegawainya hingga menjahit busana pengantinnya.
A. Jam Operasional Senin – Jumat Sabtu
: 10.00 – 19.00 : 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk 85
Pelayanan yang diberikan oleh Varia Bridal & Picture House terdiri dari : 1. Penyewaan busana pengantin pria dan wanita 2. Design busana penganti pria dan wanita 3. Penyewaan busana penerima tamu dan keluarga pengantin 4. Design busana penerima tamu dan keluarga pengantin 5. Aksesoris busana pengantin pria dan wanita 6. Tata rias wajah 7. Properti untuk prosesi adat C. Struktur Organisasi
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Rumah Kebaya (sumber : Dokumen Pribadi)
D. Deskripsi Pekerjaan •
Owner : Membangun perusahaan. Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan
•
Keuangan : Mengatur keuangan, seperti pembayaran busana, dan paketpaket yang di sediakan.
86
•
Marketing : Merencanakan, mengontrol proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisian.
•
Produksi : Menjalankan produksi eperti mejahit kebaya yang telah di desain, lengkap dengan border, dan payet pada kebaya.
•
Perlengkapan : Mengatur perlengkapan prosesi pernikahan.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.20 Letak Rumah Kebaya (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di Wisma Mampang Asri, Jl. Mampang Prapatan XV Jakarta Selatan. Rumah Kebaya berada di tengah-tengah pemukiman warga yang jauh dari jalan raya, sehingga tidak terganggu kebisingan jalan raya. Namun sisi negatifnya adalah Rumah Kebaya ini adalah sedikit sulit untuk ditemukan.
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami 87
Bangunan dari Rumah Kebaya mendapatkan pencahayaan alami pada beberapa bagian rumahnyam yaitu area menunggu, area meeting, area jahit, dan juga area kerja. Bagian area meeting tidak terlalu mendapatkan cahaya alami secara penuh tapi pada siang hari masih tidak butuh menyalakan lampu.
b. Faktor Udara Rumah Kebaya memiliki area yang mempunyai jendela cukup banyak sehingga jika udara tidak panas pun masih mendapatkan udara segar dari luar. c. Faktor Kebisingan Rumah Kebaya terletak jauh dari jala raya, sehingga tidak terganggu oleh kebisingan padatnya lalu lintas.
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur arsitektur Rumah Kebaya sama dengan Kharisma Nusantara yaitu rumah tinggal yang di jadikan tempat usaha pada lantai dasar. Terdiri dari 2 lantai. Dengan dominan warna natual seperti cokelat dan crème. Dengan penghijauan yang cukup pada halaman depan. b. Interior interior pada bangunan ini berdominan warna-warna natural.dengan finishing tembok seluruh nya adalah cat tembok. Dengan lantai keramik dan karpet pada area fitting room. Furniture yang di gunakan menggunakan ukiran-ukiran kayu dan serba etnik Indonesia. 5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Rumah Kebaya.
88
Gambar 2.21 Program Ruang Rumah Kebaya (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan • Pencahayaan Alami Rumah Kebaya mendapatkan pencahayaan alami yang cukup baik, terutama pada area menunggu, area meeting, dan juga area jahit. Sehingga pada saat pagi hingga sore hari tidak membutuhkan pencahayaan buatan. •
Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan yang digunakan pada Rumah Kebaya
secara keseluruhan menggunakan lampu downlight. Dan di beberapa tempat display tertentu menggunakan spotlight. b. Penghawaan •
Penghawaan Alami Rumah Kebaya mendapatkan penghawaan alami yang
cukup baik karena banyak area yang menggunakan jendela sehingga ketika dibuka masih mendapatkan sirkulasi udara segar dari luar. 89
•
Penghawaan Buatan Penghawaan buatan yang digunakan oleh Rumah Kebaya
adalah AC split. c. Akustik Rumah Kebaya tidak memiliki area yang menggunakan akustik, karena bangunannya merupakan bangunan asli rumah tinggal.
7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Rumah Kebaya Meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Rumah Kebaya sama sekali tidak meletakkan CCTV.
2.6.4 Rina Gunawan Wedding Organizer
Gambar 2.22 Gedung Rina Gunawan Wedding Organizer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Rina Gunawan Wedding Organizer berdiri pada tahun 2002. Pada awalnya Rina Gunawan WO hanyalah sebuah event organizer tidak melayani 90
pernikahan. Pekerjaan pertama yang diterima adalah merencanakan acara ulang tahun Aurel Hermansyah. Setelah itu mereka mulai kedatangan pekerjaan yang banyak untuk merencanakan sebuah event karena orang banyak yang melihat kesuksesan dari pesta pertama yang dikerjakan. Acara pernikahan yang pertama kali dikerjakan adalah pernikahan dari Eko Patrio, pada awalnya mereka ragu untuk menerima pekerjaan ini, tapi karena mereka saling mengenal dekat akhirnya Rina Gunawan menerima pekerjaan ini. Setelah pernikahan ini pula mereka mulai seing menerima permintaan untuk merencanakan pernikahan. Akhirnya mereka memutuskan bahwa mereka lebih mengkhususkan ke wedding organizer. Pada saat ini Rina Gunawan WO terlihat sering merencanakan pernikahan untuk rekan artis. Akan tetapi ternyata mereka lebih sering merencanakan pernikahan dari polisi, anak pejabat, dibandingkan artis. Namun karena yang menjadi sorotan publik adalah artis, maka Rina Gunawan WO sering dicap sebagai WO artis. Bahkan yang tidak banyak orang tahu, Rina Gunawan juga sering menerima pekerjaan untuk merencakan event resmi seperti gathering perusahaan-perusahaan ternama. Rina Gunawan WO terletak di daerah pemukiman di Gandaria Jakarta Selatan. Tempat ini merupakan rumah yang dijadikan sebagai kantor. Kantor ini hanya memiliki 1 lantai dan terbagi menjadi beberapa ruangan kecil. Ukuran ruangan dan sirkulasi pun tidak terlihat memadai. Ternyata setiap pertemuan dengan klien tidak pernah dilakukan di dalam kantor, melainkan selalu bertemu di luar. Kantor ini hanya digunakan untuk meeting dengan tim internal saja.
Rina Gunawan WO menawarkan segala macam jasa yang berhubungan dengan pernikahan. Dimulai dari perencanaan sampai hari pelaksanaan. Mereka juga sudah mempunyai vendor-vendor langganan yang bisa ditawarkan kepada klien, namun hal itu tidak bersifat mengikat. Klien tidak dipaksa untuk menggunakan vendor dari mereka. Rina Gunawan WO juga bisa menyesuaikan perencanaan sesuai dengan budget dari klien. Target pasar mereka merupakan
91
kalangan menengah ke atas, tapi mereka tetap menerima klien yang tidak berasal dari kalangan tersebut. Karena kerja Rina Gunawan WO yang professional, maka mereka mulai dikenal menjadi salah satu penyedia jasa pernikahan yang bagus. Mereka pun tidak perlu menyebarluaskan tentang pekerjaan mereka, karena saat ini klien yang mencari-cari dan menghubungi mereka terlebih dahulu. A. Jam Operasional Senin – Jumat : 10.00 – 19.00 Sabtu
: 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh Rina Gunawan WO terdiri dari : 1. Merencanakan pernikahan hingga hari pelaksanaan 2. Menemani dari awal deal ke vencor-vendor yang ditentukan 3. Memasukkan budget yang diberikan klien untuk diaplikasikan ke acara pernikahan 4. Memberi pilihan vendor dimulai dari tempat, busana, entertainment, catering, hingga fotografi.
C. Struktur Organisasi
Bagan 2.4 Struktur Organisasi Rina Gunawan WO (sumber : Dokumen Pribadi) 92
D. Deskripsi Pekerjaan •
Direktur Utama : Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan
•
Marketing : Merencanakan, mengontrol proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisian.
•
Keuangan : Mengatur keuangan dalam WO seperti pembayaran, dan paket-paket yang di sediakan.
•
Produksi : Menjalankan produksi seperti membantu tim dekorasi. Membantu menjalankan acara pernikahan.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.23 Letak Rina Gunawan Wedding Organizer (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di Jalan Haji Syahrin nomor 6 Gandaria Utara Jakarta Selatan. Rina Gunawan WO terletak di tengah-tengah pemukiman warga, dan jauh dari jalan raya sehingga sedikit sulit untuk ditemukan.
93
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan dari Rina Gunawan Wedding Organizer mendapatkan pencahayaan alami. Dimana terdapat jendela yang memberikan pencahayaan ke area tunggu, istirahat, dan juga area kerja. b. Faktor Udara Bangunan dari Rina Gunawan Wedding Organizer mendapatkan penghawaan alami dari bagian belakang rumah yaitu area istirahat. Sedangkan untuk area yang berada di depan harus menggunakan penghawaan buatan. c. Faktor Kebisingan Bangunan dari Rina Gunawan Wedding Organizer berada jauh dari jalan raya, sehingga aktivitas di dalam pun tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan di jalan raya. 4. Aspek Bangunan a. Arsitektur arsitektur dari Rina Gunawan WO adalah sebuah bangunan rumah yang djadikan kantor WO. Terdiri dari 1 lantai yang di desain bergaya mnimalis dan warna dominan abu-abu b. Interior Tidak ada yang special dari interior kantor ini, hanya terdapat 2 kamar yang di jadikan ruang kantor direktur utama dan staff. Dan area service pada bagian belakang rumah. Menggunakan keramik sebagai pelapis lantas, dan seluruh tdinding di lapisi dengan cat putih. Menggunkana furniture yang sederhan dengan garis-garis geometris. 5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Rina Gunawan Wedding Organizer. 94
Gambar 2.24 Program Ruang Rina Gunawan Wedding Organizer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Rina Gunawan WO
masih mendapatkan pencahayaan
alami dari jendela yang berada pada bagian depan rumah. Tapi pencahaan alami pun tidak cukup sehingga masih membutuhkan pencahayaan buatan Pencahayaan Buatan Rina Gunawan WO menggunakan pencahayaan buatan secara keseluruhan dengan menggunakan lampu downlight. b. Penghawaan Rina Gunawan WO menggunakan penghawaan buatan secara keseluruhan kecuali pada bagian istirahat. Selain pada area tersebut penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split. c. Akustik 95
Rina
Gunawan
WO
tidak
memiliki
area
yang
menggunakan akustik, karena bangunannya merupakan bangunan asli rumah tinggal.
7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Rina Gunawan WO Meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Rina Gunawan WO sama sekali tidak meletakkan CCTV.
2.6.5 Adhyakti Wedding Organizer
Gambar 2.25 Gedung Adhyakti Wedding Organizer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Adhyakti Wedding Organizer berdiri pada tahun 2009. Ide membuat sebuah wedding organizer adalah karena pada saat menikah pemilik tidak menggunakan jasa wedding organizer. Dan dia tidak merasakan bahwa itu adalah pernikahan impiannya. Sehingga pemilik dari Adhyakti WO pun segera 96
membuat sebuah wedding organizer agar dia bisa membuat para calon pengantin merasakan pernikahan impiannya. Salah satu acara pernikahan yang besar yang direncanakan oleh Adhyakti WO adalah pernikahan Ruben Onsu. Rina Gunawan Wedding Organizer berdiri pada tahun 2002. Pada awalnya Rina Gunawan WO hanyalah sebuah event organizer tidak melayani pernikahan. Pekerjaan pertama yang diterima adalah merencanakan acara ulang tahun Aurel Hermansyah. Setelah itu mereka mulai kedatangan pekerjaan yang banyak untuk merencanakan sebuah event karena orang banyak yang melihat kesuksesan dari pesta pertama yang dikerjakan. Adhyakti WO terletak di daerah pemukiman di Pulo Raya Jakarta Selatan. Tempat ini merupakan rumah yang dijadikan kantor. Bahkan bagian dari rumah tersebut yang dijadikan kantor hanyalah bagian ruang tamu saja. Ternyata setiap pertemuan dengan klien tidak pernah dilakukan di dalam kantor, melainkan selalu bertemu di luar. Kantor ini hanya digunakan untuk meeting dengan tim internal saja. Bahkan walaupun hanya meeting dengan tim internal ruangan tersebut pun masih sangat kurang. Adhyakti WO memang sedang berusaha mencari lahan untuk membuat kantor yang lebih memadai. Adhyakti WO menawarkan segala macam jasa yang berhubungan dengan pernikahan. Dimulai dari perencanaan sampai hari pelaksanaan. Mereka juga sudah mempunyai vendor-vendor langganan yang bisa ditawarkan kepada klien, namun hal itu tidak bersifat mengikat. Klien tidak dipaksa untuk menggunakan vendor dari mereka. Adhyakti WO mementingkan kualitas, sehingga biayanya pun lebih mahal. Mereka juga menerima permintaan dari klien yang hanya membutuhkan bantuan saat hari pelaksanaannya saja. Para klien yang meminta Adhyakti WO untuk merencanakan pernikahan dari awal akan dikenai budget yang lebih tinggi. Biasanya klien yang ingin menggunakan jasa dari Adhyakti WO ini datang 4-6 bulan sebelum hari pernikahan. Dan waitu yang dibutuhkan untuk perencanaan itu sendiri adalah 23 bulan. Selain menjadi WO, Adhyakti juga terkadang bertindak sebagai wedding consultant dimana mereka harus menjadi penengah antara kedua pihak keluarga. 97
Adhyakti WO hanya mempunyai sedikit staff yang tetap, karena mereka lebih menggunakan staff freelance karena WO ini belum terlalu besar. Karena kerja Adhyakti WO yang professional, maka mereka mulai dikenal menjadi salah satu penyedia jasa pernikahan yang bagus. Mereka pun tidak perlu menyebarluaskan tentang pekerjaan mereka, karena saat ini klien yang mencaricari dan menghubungi mereka terlebih dahulu.
A. Jam Operasional Senin – Jumat : 10.00 – 19.00 Sabtu
: 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh Adhyakti WO terdiri dari : 1. Merencanakan pernikahan hingga hari pelaksanaan 2. Menemani dari awal deal ke vencor-vendor yang ditentukan 3. Memasukkan budget yang diberikan klien untuk diaplikasikan ke acara pernikahan 4. Memberi pilihan vendor dimulai dari tempat, busana, entertainment, catering, hingga fotografi. 5. Wedding consultant. C. Struktur Organisasi
98
Bagan 2.5 Struktur Organisasi Adhayakti WO (sumber : Dokumen Pribadi) D. Deskripsi Pekerjaan •
Direktur Utama : Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan
•
Marketing : Merencanakan, mengontrol proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisian.
•
Keuangan : Mengatur keuangan dalam WO seperti pembayaran, dan paket-paket yang di sediakan.
•
Produksi : Menjalankan produksi seperti membantu tim dekorasi. Membantu menjalankan acara pernikahan.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
99
Gambar 2.26 Letak Adhyakti Wedding Organizer (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di Jalan Pulo Raya VI nomor 25 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Adhyakti WO terletak di tengah-tengah pemukiman warga, dan jauh dari jalan raya sehingga sedikit sulit untuk ditemukan.
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan
dari
Adhyakti
Wedding
Organizer
mendapatkan pencahayaan alami yang cukup baik. Dimana terdapat jendela yang memberikan pencahayaan secara penuh ke area kerja. b. Faktor Udara Bangunan
dari
Adhyakti
Wedding
Organizer
mendapatkan penghawaan alami yang penuh apabila pintu dan jendela dibuka. c. Faktor Kebisingan Bangunan dari Adhyakti Wedding Organizer berada jauh dari jalan raya, sehingga aktivitas di dalam pun tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan di jalan raya.
100
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur arsitektur Adhayakti WO merupaka rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai. Dengan dominan warna coklat. Pintu masuk sedikit masuk kedalam, untuk akses harus melewati garasi rumah terlebih dahulu. b. Interior Adhyakti WO memanfaatkan area ruang tamu sebagai ruang kantor untuk WO nya. Menggunakan furnitur dengan dominan warna coklat dan ukirann-ukiran kayu. Dengan lantai keramik serta pelapis dinding cat.
5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Adhyakti Wedding Organizer.
Gambar 2.27
Program Ruang AdhyaktiWedding Organizer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Adhyakti WO mendapatkan pencahayaan alami yang full pada saat pagi hingga sore hari, sehingga pada saat itu tidak butuh menyalakan lampu. 101
Adhyakti WO hanya menggunakan pencahayaan buatan di saat malam hari. Pencahayaan buatan yang digunakan adalah lampu downlight. b. Penghawaan Adhyakti WO mendapatkan penghawaan alami yang baik apabila pintu dan jendela dibuka, sehingga saat itu penghawaan buatan tidak perlu digunakan. Adhyakti WO tidak terlalu membutuhkan penghawaan buatan. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split. c. Akustik Adhyakti WO tidak memiliki area yang menggunakan akustik, karena bangunannya merupakan bangunan asli rumah tinggal. 7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Adhyakti WO meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Adhyakti WO sama sekali tidak meletakkan CCTV.
2.7.4 Hias Rias Wedding Organizer
Gambar 2.28 Gedung Hias Rias Wedding Organizer (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 102
Hias Rias Wedding Organizer berdiri pada tahun 2002. Dimulai karena sang ibu dari pemilik mempunyai pekerjaan sebagai perias wajah. Pada tahun 2002 sang ibu mulai merias wajah pengantin. Dari hal tersebut mulai timbul permintaan dari klien untuk membuat busana pengantin. Akhirnya usaha mereka mulai bertambah menjadi penyedia busana pengantin baik mendesign sendiri ataupun penyewaan. Dari hal tersebut usahanya pun mulai berkembang lagi menjadi wedding organizer. Hias Rias WO terletak di daerah pemukiman di Jalan Dili yang bertempat di Cinere. Tempat ini merupakan rumah yang dijadikan kantor. Pada lantai 1 digunakan menjadi area resepsionis, area meeting dan juga display dan storage untuk busana pengantin. Sedangkan pada lantai 2 dijadikan kantor untuk bekerja dan juga area jahit untuk busana pengantin. Hias Rias menyediakan segala hal yang berbau pernikahan. Pada awalnya mereka mencari vendor-vendor untuk bekerja sama. Hingga akhirnya sekarang mereka mempunyai semuanya sendiri, termasuk dekorasi. Hias Rias juga menyebutkan bahwa mereka bisa menjadi wedding planner dan juga wedding organizer. Dimana pekerjaan dari wedding planner adalah membantu pasangan calon pengantin untuk merencanakan pernikahannya dari 0. Biasa dilakukan oleh pasangan yang susah mencari waktu ataupun juga pasangan yang sama-sama sibuk bekerja. Sedangkan pekerjaan dari wedding organizer adalah hanya membantu menjalankan pernikahan pada hari H. Biasa dilakukan oleh calon pasangan pengantin yang waktunya lebih fleksibel. Dalam company profile Hias Rias pun disebutkan bahwa mereka bertekad untuk memberikan jasa yang sangat baik untuk membuat mimpi para klien menjadi nyata. Mereka juga mengerti bahwa hari pernikahan adalah hari yang sangat penting dalam hidup. Dimana pernikahan diharapkan adalah suatu hal yang dilakukan hanya sekali dalam seumur hidup. Maka dari itu tugas dari wedding organizer adalah membuat hari penting tersebut menjadi suatu hal yang tidak akan terlupakan oleh klien. Hias Rias WO sudah mengembangkan sayapnya pada usaha weding, mereka sudah pernah merencanakan pernikahan di segala macam kota di yaitu 103
Jakarta, Bandung, Depok, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Palembang, hingga ke Malaysia.
A. Jam Operasional Senin – Jumat : 10.00 – 19.00 Sabtu
: 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh Hias Rias WO terdiri dari : 1. Wedding Organizer 2. Dekorasi 3. Tata rias wajah modern dan tradisional 4. Photo dan video 5. Entertainment 6. Upacara Adat ( Jawa, Sunda, Palembang, Padang, Batak, Betawi, dll) 7. Souvenir
C. Struktur Organisasi
Bagan 2.6 Struktur Organisasi Hias Rias WO (sumber : Dokumen Pribadi)
104
D. Deskripsi Pekerjaan • Owner : Membangun perusahaan. Memimpin perusahaan dengan menetapkan kebijakan bagi perusahaan serta mengawasi kinerja karyawan • Produksi
: Menjalankan produksi seperti membantu tim dekorasi.
Membantu menjalankan acara pernikahan. • Freelance staff : staff inti dalam menjalankan produksi. Bekerja dalam tim inti namun meiliki tempat yang flesibel dalam bekerja.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.29 Letak Hias Rias Organizer (Sumber : Google, 2014)
2. Geografis Terletak di Jalan Dili No 743 Blok M Mega Cinere. Hias Rias WO terletak di tengah-tengah pemukiman warga, dan jauh dari jalan raya tapi mudah untuk ditemukan.
105
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan
dari
Hias
Rias
Wedding
Organizer
mendapatkan pencahayaan alami yang cukup baik. Dimana terdapat jendela yang memberikan pencahayaan secara penuh ke area kerja. b. Faktor Udara Bangunan
dari
Hias
Rias
Wedding
Organizer
mendapatkan penghawaan alami yang penuh apabila pintu dan jendela dibuka. c. Faktor Kebisingan Bangunan dari Hias Rias Wedding Organizer berada jauh dari jalan raya, sehingga aktivitas di dalam pun tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan di jalan raya.
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur Arsitektur Hias Rias merupakan rumah tinggal
yang
dijadikan sebagai ruang kantor dan produksi, dengan bangunan minimalis yang terdiri dari 2 lantai. Dengan dominan warnawarna natural seperti warna abu-abu dan putih. b. Interior Interior Has Rias merupakan interior minimalis, dengan furnitur yang sederhana. Dengan garis-garis lurus. Menggunkan keramik sebagai pelapis lantai dengan permainan up ceiling dan cornice terbuat dari kayu.
5. Program Ruang Berikut ialah struktur organisasi ruang pada Hias Rias Wedding Organizer.
106
Gambar 2.30 Program Ruang Hias Rias Wedding Organizer Lantai 1 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Gambar 2.31 Program Ruang Hias Rias Wedding Organizer Lantai 2 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Hias Rias WO mendapatkan pencahayaan alami yang full pada saat pagi hingga sore hari, sehingga pada saat itu tidak butuh menyalakan lampu. Hias Rias WO hanya menggunakan pencahayaan buatan di saat malam hari. Pencahayaan buatan yang digunakan adalah lampu downlight. 107
b. Penghawaan Hias Rias WO mendapatkan penghawaan alami yang baik apabila pintu dan jendela dibuka, sehingga saat itu penghawaan buatan tidak perlu digunakan. Hias Rias WO tidak terlalu membutuhkan penghawaan buatan. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split. c. Akustik Hias Rias WO tidak memiliki area yang menggunakan akustik, karena bangunannya merupakan bangunan asli rumah tinggal.
7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran Hias Rias WO meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV Hias Rias WO sama sekali tidak meletakkan CCTV.
2.7.6 The Custom Photo
Gambar 2.32 Gedung The Custom (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014) 108
The Custom berdiri pada tahun 2008. Diberi nama The Custom karena konsep dari photography ini adalah mengikuti kemauan klien secara detail, karena klien bisa mengcustomize sendiri apa yang mereka inginkan. Selain memotret, mereka juga bertindak sebagai konsultan fotografi karena mereka juga memberi ide-ide kepada klien. Klien dari The Custom ini sendiri juga lebih banyak orang-orang terkenal. Cara kerja dari The Custom adalah membagi menjadi 2 tim. Dimana 1 tim mobile menemani dan mengikuti kedua calon pengantin. Sedangkan tim kedua tinggal di tempat pemotretan untuk mengurus dekorasi, setting foto, dan lain-lain. The Custom juga memiliki keyakinan bahwa mereka bekerja dalam bidang jasa yang bekerja 25 jam 8 hari, yang berarti mereka melayani klien tanpa batasan waktu. Selama mereka tidak mempunyai janji dengan klien lain, mereka akan melayani klien tersebut walaupun memberikan jam dan lokasi secara mendadak. The Custom pada awalnya berada di Kemang 1 tepatnya di sebelah Little Baghdad. Mereka memutuskan untuk pindah ke Jalan Kemang Timur dimana daerah tersebut tidak terlalu ramai. The Custom memilih menempatkan kantor mereka di Kemang karena target pasar mereka adalah anak muda yang akan menikah. Pada The Custom yang berada di kemang Timur ini mereka tidak memiliki studio, melainkan hanya kantor dan tempat showroom saja. Seluruh property untuk foto ditempatkan di kantor pusat mereka. The Custom juga tidak memiliki studio foto, karena klien lebih sering memilih untuk melakukan pemotretan di outdoor. Ketika ada permintaan klien untuk foto indoor, maka The Custom akan menyewa studio foto yang lengkap settingnya. The Custom juga memberikan souvenir yang unik kepada setiap klien. Bukan hanya memberikan foto album atau foto yang di print dan diberi frame saja, melainkan mereka juga melayani pembuatan souvenir seperti side table, koper, sampai coffeetable yang dikonsepkan seperti foto pre wedding klien tersebut. Pada souvenir tersebut juga ada ebberapa yang dimasukkan undangan 109
pernikahan dan lain-lain, sehingga kenangan akan hari pernikahan klien selalu diingat. Karena kerja The Custom yang professional, maka mereka mulai dikenal menjadi salah satu penyedia jasa foto yang sangat baik. Mereka pun tidak perlu menyebarluaskan tentang pekerjaan mereka, karena saat ini klien yang mencaricari dan menghubungi mereka terlebih dahulu.
A. Jam Operasional Senin – Jumat : 10.00 – 19.00 Sabtu
: 10.00 – 20.00
B. Pelayanan & Produk Pelayanan yang diberikan oleh The Custom terdiri dari : 1. Foto pre wedding 2. Foto hari pernikahan 3. Pembuatan album foto 4. Pembuatan souvenir 5. Konsultan Fotografi 6. C. Struktur Organisasi
Bagan 2.7 Struktur Organisasi The Custom (sumber : Dokumen Pribadi) 110
D. Deskripsi Pekerjaan •
Kepala Direksi : Bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan khususnya dalam hubungan dengan pihak ekstern perusahaan
•
General Manager : Bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh
•
Branch Manager : mengelola dan mengawasi seluruh aktifitas dalam lingkup di kantor cabang.
•
Keuangan : Mengatur keuangan dalam perusahaan seperti pembayaran, dan paket-paket yang di sediakan.
•
Marketing : Merencanakan, mengontrol proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisian.
•
Produksi : Menjalankan produksi seperti bekerja dengan vendor dalam pembuatan album foto dan lain-lain dalam produksi terdapat photographer dan editor.
E. Aspek Lingkungan 1. Lokasi
Gambar 2.33 Letak The Custom (Sumber : Google, 2014) 111
2. Geografis Terletak di Jalan Kemang Timur Raya nomor 4 A Jakarta Selatan. Letak dari The Custom ini berada di pinggir jalan sehingga mudah untuk ditemukan
3. Lingkungan a. Faktor Cahaya Alami Bangunan dari The Custom mendapatkan pencahayaan alami yang cukup baik. Dimana sebagian besar dari gedung merupakan jendela yang memberikan pencahayaan secara penuh ke area kerja. b. Faktor Udara Bangunan
dari
The
Custom
tidak
mendapatkan
penghawaan alami karena pintu selalu tertutup dan tidak mempunyai area terbuka. c. Faktor Kebisingan Bangunan dari The Custom berada di pinggir jalan raya sehingga terkadang mendapatkan kebisingan dari padatnya lalu lintas.
4. Aspek Bangunan a. Arsitektur Arsitektur The Custom terdiri dari 2 lantai bergaya minimalis dengan sedikit permainan dinding dengan warna dominan putih. Pada area pintu masuk menggunakan pintu kaca yang di berikan stiker black out untuk menghalangi pandangan melihat secara langsung kedalam ruangan. Stiker yang digunakan berwarna ungu sesuai dengan karakter the Custom
112
b. Interior Interior nya menggunkan dominan warna putih yang meberi kesan bersih pada ruangan, serta tidak lpa dengan warna ungu yang di aplikasikan pada sofa. Terdapat bingkaibingkai foto yang cukup banyak pada ruangan sebagai elemen aksesoris. Furniture yang digunakan menggunakan garis lurus tanpa detail-detail yang berlebihan. Menggunakan keramik sebagai pelapis lantai pada keseluruhan ruang.
5. Program Ruang
Gambar 2.34 Program Ruang The Custom (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
6. Fisika Bangunan a. Pencahayaan Bangunan dari The Custom mendapatkan pencahayaan alami yang cukup baik. Dimana sebagian besar dari gedung 113
merupakan jendela yang memberikan pencahayaan secara penuh ke area kerja. Pencahayaan Buatan The Custom hanya menggunakan pencahayaan buatan di saat malam hari. Pencahayaan buatan yang digunakan adalah lampu downlight. b. Penghawaan Bangunan
dari
The
Custom
tidak
mendapatkan
penghawaan alami karena pintu selalu tertutup dan tidak mempunyai area terbuka. The Custom membutuhkan penghawaan buatan secara keseluruhan. Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC split. c. Akustik The Custom tidak menggunakan akustik pada seluruh areanya. 7. Sistem Keamanan & Keselamatan a. Sistem Pengamanan Kebakaran The Custom meletakkan fire extinguisher dan fire hydrant pada tempat yang rawan kebakaran dan letaknya mudah dijangkau. b. Sistem CCTV The Custom sama sekali tidak meletakkan CCTV.
114