BAB 1 PENDAHULAUAN
A. Latar belakang Di Indonesia semakin tinggi tingkat kelahiran dan kematian ibu, serta pertumbuhan penduduk yang setiap tahun selalu meningkat.Hasil SDKI tahun 2012 menyebutkan AKI mencapai 359 per 100 ribu penduduk, meningkat sekitar 57% dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007 sebesar 228 per 100 ribu penduduk, selain itu pertumbuhan penduduk urban yang terus meningkat. Sedangkan untuk data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka target yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI-2012). Kesehatan dijadikan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa
Indonesia,
baik
masyarakat,
swasta
maupun
pemerintah
(Depkes, 2004). Meningkatnya jumlah penduduk yang sangat besar dikaitkan dengan tingginya AKI dan AKB yang setiap tahun mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 228 per 100 ribu penduduk, tahun 2012 mencapai 359 per 100 ribu penduduk, sehingga dari tahun 2007-2012
mengalami
peningkatan 57% . Dalam upaya untuk mencegah lajunya pertumbuhan penduduk dapat dilakukan melalui program KB. Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat
1
2
menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2008). Fakta yang perlu diperhatikan adalah pola kecenderungan pemakaian kontrasepsi
di
Indonesia.
Pemakaian
metode
kontrasepsi
suntik
memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada beberapa tahun waktu terakhir ini. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 31,6 %. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan pemakaian metode kontrasepsi suntik dari tahun 1991 sampai 2007. Pada tahun 1991 terdapat 11,7 %, 1994 menjadi 15,2 %, 1997 menjadi 21,1%, 2003 menjadi 27,8 % dan 2007 mencapai 31,6 %. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia padatahun 2005 terdapat 37.838 peserta aktif KB akseptor KB suntik (18.016). Banyak wanita diharuskan menentukan pilihan kontrasepsi karena kesulitan, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Hartanto, 2010). Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB antaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kontrasepsi suntik kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmodjo, 2010). Kontrasepsi
suntik
memiliki
efektifitas
yang
tinggi
bila
penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ketepatan waktu untuk suntik kembali merupakan kepatuhan akseptor karena bila tidak tepat dapat mengurangi efektifitas kontrasepsi tersebut. Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan (Saifuddin, 2008).
akseptor
untuk
melakukan
penyuntikan
ulang
3
Dampak
ketidakpatuhan
mengunakan
akseptor
KB
suntik
memungkinkan akseptor mengalami kehamilan. Hal ini dikarenakan hormon yang terkandung dalam KB suntik tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan akseptor KB suntik mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi ini bisa membuat akseptor KB suntik panik sehingga melakukan tindakan pengguguran kandungan yang beresiko tinggi, seperti aborsi (Depkes, 2010). Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Jatiroto, Kec Buayan. Akseptor sebanyak 30 yang menggunakan suntik KB pada bulan Januari-Febuari 2014, yang melakukan kunjungan ulang untuk suntik KB sebanyak 19 akseptor, sedangkan 11 akseptor melakukan kunjungan ulang tidak sesuai pada jadwal yang telah ditentukan, dan penelitian ini dilakukan di desa ini karena dari beberapa kecamatan di Buayan hampir 90% akseptor KB melakukan Kepatuhan penyuntikan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan, dan 10% akseptor KB tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hasil wawancara terhadap 3 ibu akseptor KB suntik menunjukkan bahwa mereka memilih kontrasepsi suntik karena mendapatkan informasi dari teman, penjelasan konsultasi dari bidan, alasan penggunaan KB suntik untuk menunda kehamilan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti ingin mengetahui ”Gambaran pemakaian dan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik di Desa Jatiroto Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran pemakaian dan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik di Desa Jatiroto Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ?”.
4
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pemakaian dan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik di Desa Jatiroto Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jenis KB suntik yang digunakan pada akseptor KB suntik di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen b. Mengetahui alasan menggunakan KB suntik pada akseptor KB suntik di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen c. Mengetahui keluhan KB suntik pada akseptor KB suntik di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen d. Mengetahui lama Penggunaan KB suntik pada akseptor KB suntik di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen e. Mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik di Desa Jatiroto Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan tentang penggunaan dan penyuntikan ulang KB di wilayah seluruh indonesia khususnya di Desa Jatiroto. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Profesi Kesehatan Sebagai masukan bagi profesi kesehatan untuk konseling kepada pasien yang menggunakan KB suntik. b. Bagi Masnyarakat Meningkatkan kesadaran masnyarakat khusunya pengguna KB suntik untuk melakukan jadwal penyuntikan ulang.
5
E. Keaslian penelitian 1. Penelitian ini dilakukan oleh Ninik Pujianti (2009) dengan judul “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo”. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahun ibu tentang KB suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan. Jenis Penelitian ini adalah survei analitik. Pendekatan yang digunakanadalah cross sectional. Sampel yang digunakan
30
menggunakan
responden. kuesioner.
Pengambilan Untuk
data
menganalisa
diperoleh hasil
dengan penelitian
menggunakan korelasi Kendal Tau. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan di Desa Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Persamaan dengan penelitian yang
akan
dilakukan
sama-sama
mengkaji
tentang
KB
suntik.
Perbedaannya pada waktu, jenis penelitian, tempat penelitian, dan subyek penelitian. 2. Penelitian ini dilakukan oleh Ida (2012) dengan judul “Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik di Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya”. Tujuan penelitian guna mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap kepatuhan akseptor melakukan KB suntik. Desain penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 responden. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar suami mendukung terhadap kepatuhan akseptor. Keluarga Berencana (KB) suntik yaitu sebanyak 39 orang (61,9%) . Sebagian besar responden patuh dalam melakukan kunjungan ulang Keluarga Berencana (KB)
suntik sesuai jadwal yaitu
sebanyak 39 responden (61,9%).
Dukungan suami berpengaruh terhadap kepatuhan akseptor melakukan Keluarga Berencana (KB) suntik di Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti
6
Aisyah Amd.Keb Kendangsari Surabaya. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama mengkaji kepatuhan melakukan KB suntik. Perbedaannya pada waktu, jenis penelitian, tempat penelitian, dan subyek penelitian.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mengatur interval diantara kehamilan. (Hartanto, 2010). b. Tujuan Pemakaian Kontrasepsi Tujuan pemakaian kontrasepsi, yaitu: 1) Menunda kehamilan Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: a) Reversibilitas yang tinggi karena akseptor (orang yang menjalani kontrasepsi) belum mempunyai anak. b) Efektivitas
yang
cukup
tinggi,
penting
karena
dapat
menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Jenis kontrasepsi yang sesuai adalah pil, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) mini, cara sederhana (Notoatmodjo, 2010). 2) Menjarangkan kehamilan atau mengatur kesuburan Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: a) Reversibilitas cukup tinggi b) Efektivitas cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan mempunyai anak c) Dapat dipakai 3-4 tahun
7
8
d) Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang sesuai adalah AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB (Varney, 2006) 3) Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi) Saat usia istri diatas 30 tahun dianjurkan untuk mengakhiri kesuburansetelah memiliki 2 anak. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan: a) Efektivitas
sangat
tinngi
karena
kegagalan
dapat
menyebabkankehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. b) Reversibilitas rendah. c) Dapat dipakai untuk jangka panjang. d) Tidak menambah kelainan yang sudah ada.Kontrasepsi yang sesuai adalah kontrasepsi mantap, susuk KB, AKDR,suntikan, pil, dan cara sederhana (Speroff, 2005). 2. Kontrasepsi suntik a. Pengertian Kontrasepsi suntik adalah suatu upaya untuk mencegah kehamilan
dengan
cara
menyuntikan
cairan
hormon
secara
intramuskuler dalam didaerah gluteus maksimus atau deltoid (Mansjoer, 2007). Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesterone dan estrogen pada wanita usia subur.Kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi (Sarwono, 2005). b. Macam-Macam Suntikan KB Dua kontrasepsi suntikan berdaya - kerja lama yangsekarang banyak dipakai adalah:
9
1) Depo
Medroxy
Progesteron
Acetat
(DMPA)
=
Depo-
Provera,DMPA adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek progestin asli dari tubuh wanita dan merupakan suspensi steril medroxy progesteron acetat dalam air, yang mengandung medroxy progesteron acetat 150 mg (setiap 3 ml).(Irmayanti, 2007) DMPA ini telah dipakai lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu : a) Depomedroxyprogesteron asetat (DMPA),mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (didaerah bokong), (Irmayanti , 2007) b) Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IMNET-EN (Norethindrone enanthate). 2) Suntik kombinasi Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesterone asetat dan 5 mg ekstradiol yang diberikan sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali (Cyclovem) dan 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat
yangn
diberikan
injeksi
IM
sebulan
sekali
(Irmayanti, 2007). c. Kelebihan Suntikan KB Menurut Meria (2007) kelebihan suntikan KB diantaranya: 1) Sangat fektif sebagai alat kontrasepsi (0.1 – 0.4 kehamilan per 100 perempuan)
selama
tahun
pertama
penggunaan.
Angka
kegagalannya kurang dari 1%. 2) Dapat diberikan pada ibu yang sedang menyusui bayinya, karena tidak mrngurangi produksi asi. 3) Risiko terhadap kesehatan kecil. 4) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri. 5) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang.
10
6) Efek samping sangat kecil. 7) Klien tidak menyimpan obat suntik. 8) Mengurangi jumlah perdarahan. 9) Mengurangi nyeri pada saat haid. 10) Mencegah anemia d. Kerugian Suntikan KB Menurut Meria (2007) kerugian suntikan KB diantaranya: 1) Terjadi perubahan pada haid 2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga, Ketergantungan klienterhadap petugas kesehatan, Penambahan berat badan, Kemungkinan
terlambatnya
pemulihan
kesuburan
setelahpenghentian pemaka.ian (Meria ,2007) e. Mekanisme Kerja Suntikan KB 1) Primer (mencegah ovulasi) Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis
yaitu
menurunkankadar
FSH
dan
LH
sehingga
perkembangan dankematangan folikel de Graaf tidak terjadi. 2) Sekunder Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus spermatozoa.Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibasahi. Menghambat transport ovum dalam tuba falopi (Everen, 2007). f. Indikasi Suntikan KB Menurut Everen (2007), indikasi suntikan KB yaitu 1) Tidak sedang hamil 2) Ibu yang setelah persalinan sampai 40 hari sebelum berkumpul dengan suami Ibu yang setelah keguguran, sampai 7 hari 3) Usia reproduksi 4) Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak 5) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
11
6) Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan. 7) Pasca persalinan dan tidak menyusui 8) Anemia 9) Nyeri haid hebat 10) Haid teratur 11) Riwayat kehamilan ektopik 12) Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi 13) Tidak terdapat indikasi g. Kontraindikasi Suntikan KB Menurut Everen (2007), kontra indikasi suntikan KB yaitu 1) Hamil atau diduga hamil. 2) Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan. 3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 4) Penyakit haid akut (virus hepatitis). 5) Usia > 35 tahun yang merokok. 6) Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg). 7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun. 8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine. 9) Adanya tumor/keganasan (Everen, 2007).
12
B. Kerangka Teori
Jenis KB Suntik Yang Digunakan Alasan Menggunakan KB Suntik Keluhan KB Suntik
Akseptor
KB Suntik
Lama Penggunaan KB Suntik Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Notoatmojo (2010), BKKBN, (2012)
C. Kerangka Konsep Penelitian
Akseptor (Ibu)
Pemakaian dan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik 1. Jenis KB Suntik Yang Digunakan 2. Alasan Menggunakan KB Suntik 3. Keluhan KB Suntik 4. Lama Penggunaan KB Suntik 5. Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang
Keterangan : : yang diteliti : yang tidak diteliti
Gambaran Pemakaian dan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik
13
D. Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah
gambaran
pemakaian
dan
kepatuhan
jadwal
penyuntikan ulang kontrasepsi suntik di Desa Jatiroto Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ? “
14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah suatu metode penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005). Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan metode survey artinya penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 2005).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah generasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2007). Penelitian ini dilakukan di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan KB suntik di Desa Jatiroto pada 2013 sejumlah 100 akseptor. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Menurut Arikunto (2006), apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 akseptor yang diambil secara total sampling dengan sample berkriteria sebagai berikut:
14
15
a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi ini merupakan kriteria dimana subjek penelitian subjek peneliti mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah dengan kriteria inklusi: 1) Akseptor KB suntik 2) Bisa membaca dan menulis b. Kriteria Eksklusi Kiteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi kriteria eksklusi adalah dengan kriteria eksklusi: 1) Ibu yang sakit saat penelitian 2) Tidak bersedia menjadi responden
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri atau sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu atau variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal.
16
D. Definisi Operasional No
Data
Definisi
Cara
Variabel 1.
Hasil Ukur
Skala
Ukur
Jenis KB Jenis
KB
Suntik
Yang
Yang
akseptor
Suntik Angket
Digunakan
a. KB suntik 1 bulanan
Nominal
b. KB suntik 3 bulanan
Digunaka 2
Alasan
Alasan
akseptor Angket
Menggun
menggunakan
akan KB
suntik
KB
a. Alat kontrasepsi
Nominal
efektif b. Resiko terhadap
Suntik
kesehatan kecil dan tidak diperlukan pemeriksaan jangka panjang.
3
Keluhan
Keluhan yang dialami Angket
a. Tidak terjadi keluhan
KB
akseptor
b. Terjadi keluhan
Suntik
menggunakan
setelah
Nominal
KB
suntik 4
Lama
Lama
Pengguna
KB Suntik dihitung
an Suntik
KB dari
Penggunaan Angket
pertama
kali
akseptor menggunakan suntik penelitian berlangsung
KB sampai
a. < 1 tahun b. ≥ 1 tahun
Nominal
17
No
Data
Definisi
Variabel 5
Cara
Hasil Ukur
Skala
a. Patuh jika akseptor
Nominal
Ukur
Kepatuha
Perilaku akseptor
Dengan
n jadwal
KB suntik dalam
melihat
melakukan
penyuntik
melakukan
kartu KB
penyuntikan
an ulang
penyuntikan ulang
suntik
sesuai jadwal yang telah ditentukan
ulang
sesuai jadwal yang telah ditentukan b. Tidak
patuh
jika
akseptor melakukan penyuntikan
ulang
tidak sesuai jadwal yang
telah
ditentukan
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data a. Data Primer Dalam penelitian ini, untuk variabel bebas menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang pemakaian kontrasepsi suntik yang terdiri dari 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban b. Data Sekunder Dalam penelitian ini, untuk variabel terikat menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan Kartu akseptor KB guna mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik dengan cara melihat tanggal kunjungan akseptor sesuai dengan waktu yang tertulis pada kartu akseptor KB. 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini alat ukur yang berupa Kartu akseptor KB guna mengetahui kepatuhan jadwal penyuntikan ulang kontrasepsi suntik dengan cara melihat tanggal kunjungan akseptor sesuai dengan waktu
18
yang tertulis pada kartu akseptor KB dan angket terstruktur yaitu angket dengan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Responden memilih jawaban dengan tanda (X) pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemakaian kontrasepsi suntik diukur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan. Kisi-kisi instrumen untuk pemakaian kontrasepsi suntik terdiri dari : Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Untuk Pemakaian Kontrasepsi Suntik No
Variabel
Indikator
No Item Pertanyaan
1
Pemakaian Kontrasepsi Suntik
a. Jenis
KB
Suntik
Yang 1
Digunakan b. Alasan
Menggunakan
KB 2
Suntik c. Keluhan KB suntik
3
d. Lama Penggunaan KB suntik
4
F. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik statistik deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase, untuk menggambarkan kondisi variabel. Rumus persentase yang dipakai adalah sebagai berikut: Persentase:
F X 100 % N
Keterangan: F : jumlah jawaban benar N: jumlah pertanyaan yang ditetarkan ( Budiarto, 2012)
G. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting mengingat keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka peneliti menjamin hak
19
asasi responden. Menurut Hidayat (2007), etika dalam penelitian keperawatan meliputi: 1.
Informed Consent Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika subyek menolak menjadi responden
maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2.
Anonimity Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan memberi nama responden kepada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3.
Confidentiality Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
20
GAMBARAN PEMAKAIAN DAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA JATIROTO KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN
A. Identitas Responden Nama
:…………………
Alamat
:………………………………………………
Kepatuhan jadwal penyuntikan ulang Patuh Tidak Patuh
1 Jenis KB Suntik Yang
a. KB suntik 1 bulanan b. KB suntik 3 bulanan
Digunakan
2 Alasan menggunakan
a. Alat kontrasepsi efektif b. Resiko terhadap kesehatan kecil dan tidak diperlukan
KB suntik 3
Keluhan
pemeriksaan jangka panjang. a. Tidak terjadi keluhan b. Terjadi perubahan pada haid c. Mual d. sakit kepala e. nyeri payudara ringan f.
Penambahan berat badan
g. Jawaban lanin ..............................................
4
Lama Penggunaan
Berapa lama ibu menggunakan KB suntik .........bulan
21
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, H. A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Badan Pusat Statistik (BPS). (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta: Badan Pusat Statistik. BKKBN, (2009). Paket Pelatihan Pendidikan Keluarga Berencana, BKKBN, Jakarta.
Baekeland. (2004). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Media Aesculapius. Carpenito L.J. (2005) Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Pasien Klinis. Jakarta : EGC Depkes RI.
(2004).
Pedoman
Penaggulangan
Efek
Samping
dan
Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI. (2010). Buku Panduan Praktis Kontrasepsi. Jakarta: Depkes RI. Dikson. (2005). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik AnalisaData. Jakarta: EGC Dimatteo.(2004). Perilaku Kesehatan. Jakarta: Media Aesculapius. Everen, S. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi. (2010). KB dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1, Jakarta: Salemba Medika.
22
Irmayanti. (2007). Kontrasepsi Suntik. Jakarta: Media Aesculapius. Kodyat, MPA (2009. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Media Aesculapius. Manuaba, I.B.G.F. (2001). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC Meichnbaum. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Meria, V. (2007. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik dengan Kepatuhan Penyuntikan Ulang di RB SehatKaranganyar Tahun 2007. Notoatmodjo, S. (2009). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. (2010). Kontrasepsi hormonal. Jakarta :Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo. Notoatmodjo, S. (2010). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Notoatmodjo, S. (2007). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Mansjoer. (2007).Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Nursalam.
(2008).
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Power park C.E.2004.Faktor Kepatuhan KB.Jakarta : EGC. Handoko, R. (2006). Statistik kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press. Saifuddin, A. (2008). Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, S. (2005). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
23
Leon, S. (2005). Pedoman Klinis Kontrasepsi .Jakarta: EGC. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Taharuddin (2012). Pedoman Praktis Safe Motherhood. Bandung: Alfabeta. Helen, V.(2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.