UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
YUNITA SAFITRI 0806323252
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA PROFESI DEPOK JULI 2013
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RW 03 KELURAHAN CISALAK PASAR KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Sarjana Keperawatan
YUNITA SAFITRI, S.KEP 0806323252
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA PROFESI DEPOK JULI 2013 ii
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun di rujuk telah saya nyatakan benar
Nam NPM Tanda Tangan
: Yunita Safitri : 0806323252 :
Tanggal
: 05 Juli 2013
iii
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh: Nama : Yunita Safitri NPM : 0806323252 Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul Skripsi : Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di Rw 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Poppy Fitriyani. S.Kp. M.Kep. Sp. Kom
(
)
Penguji
: Ns. Sukihananto. S.Kep. M.Kep
(
)
Penguji
: Ns. Jajang Rohmat Solihin, S.Kep. M.Kep (
)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 05 Juli 2013 iv
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhr ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis, Depok”. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners sarjana keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: a. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; b. Prof. Dr. Budi Anna Keliat S.Kp., M. AppSc selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi. c. Ibu Poppy Fitriyani. S.Kp. M.Kep. Sp. Kom selaku dosen pembimbing karya ilmiah akhir ners dan dosen pembimbing serta koordinator peminatan keperawatan komunitas yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan dan torehan
tinta berharga dalam
penyusunan dan penyempurnaan karya ilmiah akhir ners ini; d. Ibu Henny Permatasari S.Kp., M.Kep., Sp. Kom selaku koordinator mata ajar PKKMP yang telah memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini; e. Ibu Riri Maria, S.Kp.,MANP selaku koordinator Mata Ajar Karya Ilmiah Akhir Ners yang telah memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini; f. Bapak Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Keperawatan yang tidak pernah bosan untuk mengajarkan dan mentransfer ilmu yang dimiliki kepada penulis selama perkuliahan berlangsung
v
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
g. Teristimewa kedua orang tua, yang melahirkan penulis ke dunia dan membesarkan penulis hingga saat ini serta tak henti-hentinya mendoakan, mendidik penulis dengan cinta dan kasih sayang dan selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil sepanjang waktu, serta abang dan adik tercinta atas semua perhatiannya. h. Seluruh keluarga besar, khususnya kepada Tante Asmadiar yang telah memberikan doa, dukungan, kasih sayang dan mempengaruhi kedua orang tua penulis untuk mengizinkan penulis menempuh pendidikan jauh dari orangtua, sehingga akhirnya penulis dapat menginjakkan kaki di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; i. Sahabat tersayang Wilda, teman sepembimbing dan seperjuangan Winda, Ajen dan Kak Nurma serta teman-teman peminatan komunitas lainnya yang saling memberikan semangat dan sharing selama penyusunan karya ilmiah akhir ners ini dan yakinlah kawan, semua akan indah pada waktunya; j. Seluruh mahasiswa angkatan 2008 FIK UI yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama perkuliahan hingga penyelesaian karya ilmia akhir ners ini, satu kata untuk kita semua” PEDULI”; dan k. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karaya ilmiah akhir ners ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ners ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 05 Juli 2013
Penulis vi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Fakultas Jenis Karya
: Yunita Safitri : 0806323252 : Profesi Ilmu Keperawatan : Ilmu Keperawatan : Karya Ilmiah Akhir Ners
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di Rw 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/format mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penullis dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok : 05 Juli 2013 Pada Tanggal Yang menyatakan
( Yunita Safitri )
vii
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
ABSTRAK
Nama : Yunita Safitri Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Anak Usia Sekolah di Rw 03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok Urbanisasi perkotaan menimbulkan berbagai masalah kesehatan diberbagai aggregat usia. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia enam tahun dan diakhiri ketika anak mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun. Salah satu risiko masalah kesehatan yang yang terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan adalah masalah nutrisi. Faktor yang mempengaruhi nutrisi kurang diantaranya jenis makanan, aktivitas, dan pola asuh orangtua. Karya ilmiah ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah nutrisi kurang. Anak. R (7 tahun) di Kelurahan Cisalak mengalami gizi kurang. Evaluasi dari implementasi keperawatan menyusun triguna makanan dan jadwal kegiatan harian menunjukkan bahwa aktivitas dan pola makan anak mengalami perubahan. Kata kunci: anak usia sekolah, jadwal kegiatan harian, nutrisi kurang, triguna makanan
viii Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
ABSTRACT Name : Yunita Safitri Study program : Profession of Nursing Title : Family Nursing Care Nutrition Imbalances of School Age Children in RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis Depok Urban urbanization lead to various health problems in various age aggregate. School age children are children aged six years and ended when the child reached puberty are 12 years old. One of the risks of health problems that occur in schoolage children in urban areas is a nutritional problem. Factors affecting less nutrients including foods, activities, and parenting parenting. The aim of this paper was tu describe the family nursing care with malnutrition. Child. R (7th years) in the Kelurahan Cisalak experiencing malnutrition. Evaluation of the implementation of nursing preparing “triguna makanan” and daily activity living indicates that the child's diet and activity changes. Keywords: school age children, daily activity living, malnutrition, triguna makanan
ix Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN PUBIKASI KARYA ILMIAH...................... ABSTRAK ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ii iii iv v vii viii x xii xiii xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ............................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 1.4.1 Aplikatif ...................................................................... 1.4.2 Teoritis atau Akademis ............................................... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Perkotaan ............................ 2.1.1 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregat Berisiko .......... 2.1.2 Masalah Kesehatan Perkotaan pada Anak Usia Sekolah ........................................................................ 2.2 Nutrisi Anak Usia Sekolah ....................................................... 2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah ..................................... 2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah ....................... 2.2.3 Gizi Anak Usia Sekolah ............................................... 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................... 2.3.1 Teori Model Family Centre Nurrsing Friedman ........ 2.3.2 Konsep Kelularga dengan Anak Usia Sekoah Dengan Masalah Nutrisi ...........................................................
9 11
BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA 3.1 Data Fokus Pengkajian Keluarga ............................................ 3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................. 3.3 Rencana Asuhan Keperawatan ................................................ 3.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... x
28 30 30 34
1 7 7 7 8 8 8 8
12 13 13 14 15 22 22 25
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
3.5
Evaluasi Keperawatan ............................................................. 37
BAB 4 ANALISIS SITUASI 4.1 Profil Lahan Praktik ................................................................ 4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Konsep kasus terkait ............................................................... 4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep Penelitian Terkait ...................................................................................... 4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan ...........................
40 42 48 51
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan .............................................................................. 54 4.2 Saran ......................................................................................... 55
DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 57
xi Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Model teori Family Centre Nursing Friedman ........................ 22
xii Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Kategori Status Gizi ..................................................................... 19
xiii Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian Keluarga Lampiran 2 Analisis Masalah Lampiran 3 Skoring Masalah Lampiran 4 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Lampiran 5 Catatan Perkembangan Lampiran 6 Evaluasi Hasil Lampiran 7 Media Leaflet Lampiran 8 Media Lembar Balik
xiv Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini aan menguraikan tentang latar belakang yang menjadi dasar karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus serta manfaat penelitian.
I.I
Latar Belakang Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adaah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perbaduan konsep kesehatan masyarakat dengan konsep kesehatan masyarakat yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui upaya promotif dan reventif di semua tingkat pencegahan yang menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhka dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup keperawatan komunitas, karena masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada dilingkungan kota. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan memiliki delapan karakteristik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender, Rector & Warner, 2010) yaitu merupakan lahan keperawatan, merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik, befokus pada populasi, menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/ pengukuran dan analisa, menggunakan prinsip teori organisasi dan melibatkan kolaborasi interprofesional.
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari berbagai macam masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat meningkatnya urbanisasi di perkotaan. Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat perkotaan yaitu penyakit infeksi (TB, hepatitis, pneumonia), penyakit tidak menular (stroke, diabetes melitus, hipertensi). Masalah kesehatan yang banyak 1 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
2
terjadi pada aggregat anak usia sekolah diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang, penganiayaan terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola makan, penyalahgunaan substansi-subtansi).
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia kurang lebih enam tahun dan diakhiri ketika anak mengalami pubertas yaitu usia 12 tahun dan anak akan mengalami proses tumbuh kembang dengan berbagai macam perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis (Duval & Miller, 1985 dalam Friedman Friedman, Bowden, & Jones, 2003, Wong, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan setiap kelompok usia berbeda. Pertumbuan (fisik) pada periode
anak usia sekolah lebih lambat dan
pertumbuhan stabil dibanding periode bayi, balita dan remaja. Periode ini, perkembangan motorik halus dan kasar dalam proses penyempurnaan dan perkembangan mental sangat baik serta kemampuan kognitif menonjol (Edelman & Mandle, 2010). Selain itu, perkembangan sosial mulai dikembangkan melalui hubungan dengan teman sebaya, menikmati kegiatan dengan kelompok atau team yang ada (Maurer & Smith, 2005).
Selama masa anak usia sekolah, pertumbuhan tinggi dan berat badan terjadi lebih lambat tetapi pasti jika dibandingkan dengan masa sebelumnya antara usia enam tahun sampai dua tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan sekitar lima cm pertahun untuk mencapai untuk mencapai tinggi badan 30-60 cm dan berat badannya dan berat badan akan bertambah dua kali lipat, dua sampai tiga kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia enam tahun adalah 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg. Tinggi rata-rata anak usia 12 tahun adalah sekitar 150 cm dan berat badannya mendekati 40 kg (Wong, 2009).
Anak usia sekolah yang masih dalam tahap tumbuh kembang berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bahwa salah satu risiko masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak usia sekolah di perkotaan yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah adalah masalah gizi. Menurut Allender dan Sprandley (2005), mengatakan bahwa masalah gizi merupakan masalah kesehatan pada anak usia sekolah. Sedangkan menurut Edelman dan Madle (2010) berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor gizi. Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
3
Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak didunia berkaitan dengan masalah gizi kurang yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap peyakit. Hingga kini, 171 juta anak-anak di dunia yang mengalami gizi kurang. Kekurangan gizi terjadi pada saat anak tubuh tidak memperoleh energi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya dalam jumlah yang cukup diperlukan tubuh untuk mempertahankan organ dan jaringan tetap sehat dan berfungsi denga baik (Kemenkes, 2010). Selain itu, diperkirakan, sekitar 50% penduduk di Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah kekurangan gizi yaitu gizi kurang atau lebih. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, anak usia sekolah enam sampai 12 tahun sebesar 35 % anak usia Sekolah Dasar (SD) pendek pada tahun 2010, prevalensi kependekan (26,6%), kekurusan (11,2%) dan kegemukan (9,2%).
Gizi lebih menjadi fenomena saat ini, akan tetapi gizi kurang juga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Riskesdas (2007) prevalensi nasional gizi kurang pada anak usia sekolah konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal (70% AKG) sekitar 35,6 % anak usia sekolah di indonesia yang mempunyai postur tubuh pendek atau stunting. Penelitian yang dilakukan oleh Neelu, Bhatnagar, dkk (2010) di kota Meerut juga menemukan masalah gizi pada anak usia sekolah masih cukup banyak yaitu 800 anak yang diperiksa ditemukan 396 anak (45,5%) yang mengalami gangguan gizi, terdapat pendek 43,8%, dan kurus (wasting) 44,6%.
Anak usia sekolah yang mengalami masalah gizi rentan terhadap suatu penyakit. Grodner, Long, dan Walkkingshaw (2007) menyatakan masalah gizi (malnutrition) dikelompokkan menjadi gizi lebih (overnutrition), dan gizi kurang (undernutrition). Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan masalah gizi yang paling utama pada anak-anak dan dewasa di Amerika Serikat (Edelman & Mandle, 2010). Konsekuensi gizi kurang berefek pada perkembangan kognitif dan prestasi akademik anak sekolah (Cook, 2002 dalam Allender & Sprandley, 2005). Menurut Allender dan Spradley (2005), iritabilitas, kurang energi, sukar berkonsentasi merupakan konsekuensi gizi tidak adekuat dan semua itu dapat berdampak pada pencapaian akademis dan keterampilan dasar anak usia sekolah seperti membaca dan berhitung.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
4
Menurut Saifah (2011), anak usia sekolah berisiko mengalami masalah gizi karena ada keterkaitan dengan fenomena anak usia sekolah dalam hal pola makan. Pola makan adalah karakteristik kegiatan yang berulang kali dalam memenuhi kebutuhan akan makan termasuk macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari serta cara memilih makanan (Sulistyoningsih, 2011). Masalah kurang gizi pada anak usia sekolah lebih cenderung terjadi akibat memilih makanan yang tidak tepat. Menurut Allender dan Sprandley (2005) masalah gizi anak usia sekolah diakibatkan karena pemilihan makanan yang tidak tepat atau makan yang berlebihan, sedangkan menurut Stanhope dan Lancaster (2004), anak usia sekolah lebih cenderung selektif terhadap pemilihan makanan, cenderung mempunyai pilihan yang kuat terhadap jenis makanan atau makanan favorit dan selanjutnya akan menimbulkan konflik dalam pemilihan waktu makan (Sulistyoningsih, 2011).
Faktor lain yang berhubungan dengan risiko gizi kurang pada anak usia sekolah adalah kebiasaan jajan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagian besar anak suka jajan dan ngemil saat disekolah ataupun saat pulang sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Nuryati (2005 dalam Asfariana, 2008), 47,3% dari 75 anak yang tidak sarapan atau jarang sarapan dan Asfariana (2008) menyebutkan bahwa 65% dari 60 anak yang tidak sarapan. Hal ini dikarenakan kebiasaan sering jajan yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Selain itu, jenis makanan yang dikonsumsi anak juga mempengaruhi status gizi anak usia sekolah diantaranya anak yang tidak suka mengkonsumsi buah-buahan dan makanan yang mengandung mineral dan vitamin, berlebihan pada makanan yang mengandung
lemak dan tinggi gula (Maurer & Smith, 2005), kegemaran dalam
mengkonsumsi soft drink, kecendrungan mengkonsumsi makanan ringan yang tidak sehat, makanan rendah zat besi, makanan rendah vitamin (Edelman & Mandle, 2005).
Keluarga merupakan faktor penguat terhadap pembentukan perilaku anak termasuk perilaku makan anak. Orangtua dianggap sebagai kunci utama dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai atau prinsip terlebih dahulu, setelah itu ditularkan ke anggota keluarga atau anak-anak (Sjarkawi, 2008). Perilaku makan anak dipengaruhi oleh perilaku dan kebiasaan orang tua dalam hal pemilihan makanan (Sulistyioningsih (2011).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
5
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Gibson, Wardle, dan Watts (1998 dalam Saifah, 2011) menyatakan bahwa hubungan positif antara kebiasaan anak mengkonsumsi buah dengan kebiasaan ibu mengkonsumsi buah atau orang tua yang bertanggung jawab dalam penyediaan makanan dirumah. Selain itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa orang yang sering melayani anak atau makan bersama anak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayuran berkorelasi positif dengan perilaku anak dalam mengkonsumsi buah dan sayuran (Hannon, Bowen, Moinpour & Lerran, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh MC Murray (2003) menyebutkan bahwa selain prinsip dan nilai dalam keluarga, karakteristik keluarga seperti status ekonomi keluarga,
pendidikan
orangtua,
pengetahuan
orangtua
juga
berperan
dalam
terbentuknya perilaku makan.
Berdasarkan dari pemaparan yang telah disampaikan diatas, maka keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peran penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak usia sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya asuhan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi untuk anak usia sekolah. Friedman, Bowden dan Jones (2003) mendefisinikan peran keluarga sebagai kemampuan untuk mengasuh, mendidik dan menentukan nilai kepribadian anggota keluarga. Peran pengasuh adalah peran dalam memenuhi kebutuhan pemeliharan dan perawatan anak agar kesehatannya terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak yang baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Peran pengasuh adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan anak tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya (Friedman, Bowden & Jones, 2003). Pola asuh keluarga merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku keluarga dengan anak dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan anggota keluarga.
Keluarga dan perawat komunitas mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan satus kesehatan masyarakat terutama pada anak usia. Peran perawat sebagai care provider dan conselor dibutuhkan dalam membantu keluarga untuk dapat memberikan pola asuh yang tepat untuk memandirikan anak (Santrock, 2003). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan memandirikan anak adalah dengan mengajarkan dan memberikan tanggung jawab kepada anak, misalnya membuat jadwal aktivitas sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi pada malam hari. Kemampuan anak dalam mengatur waktunya akan memberikan dampak positif anak, Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
6
yaitu disiplin dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Pemberian reinforcement positif pada kemandirian anak akan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal lebih untuk bisa memandirikan dirinya (Siagian, 2004)
Masalah gizi kurang yang dialami oleh anak usia sekolah pada sebuah keluarga merupakan tanggung jawab orangtua. Namun saat ini, karena tuntutan hidup dan dampak dari perkembangan perkotaan mengakibatkan orangtua lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja daripada memperhatikan kebutuhan anaknya. Salah satunya terjadi pada sebuah keluarga yang tinggal di Kelurahan Cisalak Pasar.
Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami Bapak. S, istri Ibu N (33 tahun), Anak An. A (15 tahun) dan An. R (7 tahun). Tahap perkembangan keluarga Bpk S merupakan tahap keluarga dengan anak usia remaja. Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe sedangkan Ibu. N sebagai ibu rumah tangga dan membantu Bpk. A memproduksi tempe dirumah. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa diperoleh data utama merujuk pada masalah nutrisi/gizi yang di alami oleh An kedua dari Bapak. S yaitu An. R (7 tahun). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak berdasarkan Kemenkes yaitu An. R termasuk pada ketegori status gizi kurus (IMT 13,1 SD), sedangkan berdasarkan standar WHO Anak R berada dibawah garis merah.
Upaya yang dilakukan mahasiswa (penulis) dalam mengatasi masalah yang terjadi pada keluarga Bapak. S, mahasiswa melakukan kunjungan selama lima minggu untuk membantu keluarga meningkatkan angka status gizi pada Anak. R dengan memberikan intervensi pendidikan kesehatan berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga mengenai gizi seimbang untuk anak sekolah. Selain itu, terdapat dua intervensi unggulan yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi kurang yaitu pendidikan kesehatan menyusun ‘Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan Harian” Anak. R. Hasil yang diperoleh selama kunjungan yaitu terjadi peningkatan pengetahuan keluarga mengenai gizi seimbang dan berbagai macam cara untuk mengatasi anak yang mengalami gizi kurang. Selain itu, hasil akhir yang diperoleh terjadi peningkatan berat badan pada anak R yang awalnya mempunyai berat badan 18 kg ( 10 Mei 2013) dan terakhir dilakukan penimbangan didapatkan berat badan Anak. R 19,1 kg (17 Juni 2013).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
7
I.2
Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang ada di wilayah Cisalak Pasar, anak usia sekolah yang mengalami gizi kurang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua terhadap gizi seimbanng, pola makan dan gaya hidup masyarakat perkotaan. Sebagian besar masalah gizi yang terjadi adalah gizi kurang yang faktor penyebab utamanya adalah kurang asupan makanan yang mengandung asupan makanan yang mengandung gizi. Penyebab utama terjadinya kurang makan atau tidak nafsu makan terutama pada anak usia sekolah adalah kemiskinan, tidak ada makanan, sakit yang berulang, kebiasaan pemberian makanan yang kurang tepat, kurang perawatan dan kebersihan (Kemenkes, 2010).
Profesional keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam penanggulangan masalah gizi kurang.
Untuk mengupayakan terbinanya
kesehatan masyarakat dan teratasinya masalah gizi kurang, maka diharapkan perawat generalis komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat generalis adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai gizi seimbang untuk anak usia sekolah. Upaya peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang sangatlah penting untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi. Oleh karena itu, pada karya ilmiah ini penulis akan menguraikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis sebagai salah seorang mahasiswa profesi Ners kepada salah satu keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang beserta intervensi yang telah dilakukan.
1.3
Tujuan umum Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga
khususnya
anak
dengan
usia
sekolah
yang
memiliki
masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 1.3.1 Tujuan Khusus Tujuan Khusus karya ilmiah yaitu untuk memamparkan asuhan keperawatan keluarga yang meliputi: 1.3.1.1 Gambaran hasil pengkajian keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang 1.3.1.2 Masalah keperawatan serta diagnosa keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
8
1.3.1.3 Perencanaan keperawatan yang diberikan kepada keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang 1.3.1.4 Implementasi keperawatan yang dilakukan kepada keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang 1.3.1.5 Evaluasi keperawatan yang telah dilakukan kepada keluarga kelolaan dengan masalah gizi kurang. 1.3.1.6 Gambaran analisis kesenjangan antara asuhan keperawatan keluarga yang diberikan dengan teori-teori terkait konsep keluarga, penalataksanaan asuhan keperawatan keluarga dan tugas utama kesehatan keluarga.
1.4
Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat penulisan karya ilmiah ini yaitu: 1.4.1
Manfaat Aplikatif
1.4.1.1 Karya ilmiah Ners ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas praktik keperawatan komunitas kedepannya khususnya pada aggregat anak usia sekolah melalui upaya promotif dan preventif dan dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat perencanaan pada keluarga dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi. 1.4.1.2 Karya ilmiah Ners ini diharapkan dapat digunakan pada keluarga dalam menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah gizi kurang dalam keluarga.
1.4.2 Manfaat Teoritis atau Akademis Karya ilmiah ini dapat menjadi dasar dalam praktik keperawatan komunitas dan sebagai proses pembelajaran dalam melakukan praktik asuhan keperawatan keluarga untuk memandirikan keluarga dalam perawatan diri anak usia sekolah.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjabarkan teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi sebagai bahan rujukan dan panduan dalam menyusun pembahasan. Uraian tinjuauan pustaka meliputi konsep keperawatan kesehatan perkotaan, gizi anak usia sekolah, asuhan keperawatan keluarga dengan masalah gangguan nutrisi.
2.1
Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan konsep kesehatan masyarakat dengan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui upaya promotif dan reventif di semua tingkat pencegahan yang menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhka dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Tujuan umum dari keperawatan ini menurut Depkes (2006) adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Sedangkan tujuan khusus dari keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga dan masyarakat dalam hal mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi, menetapkan masalah kesehatan, keperawatan dan prioritas masalah, merumuskan
berbagai
alternatif
pemecahan
masalah
kseahatan,
menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, meningkatkan kemampuan
dalam
memelihara
kesehatan
secara
mandiri
serta
9 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
10
tertanganinya kelompok-kelompok risiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan (Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat cakupannya sangat luas, tidak hanya menangani suatu permasalahan yang membutuhkan adanya penyembuhan dari suatu penyakit tetapi juga adanya upaya pencegahan. Oleh karena itu, diruang
lingkup
keperawatan
kesehatan
masyarakat
mencakup
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, kelurarga, dan kelompok-kelompok masyarakat kelingkungan sosial dan masyarakat (Depkes, 2006).
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup keperawatan
komunitas,
karena
masyarakat
perkotaan
merupakan
komunitas yang tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada dilingkungan kota. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan memiliki delapan karakteristik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender, Rector & Warner, 2010) yaitu merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik, berfokus pada populasi, menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/pengukuran dan analisa, menggunakan prinsip teori organisasi dan melibatkan kolaborasi interprofesional.
Adanya keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari berbagai
macam
masalah
kesehatan
yang
ditimbulkan
akibat
meningkatnya urbanisasi di perkotaan. Semakin banyaknya penduduk yang tinggal di perkotaan menunjukkan semakin cepatnya arus urbanisasi (Stanhope & Lancaster, 2004). Masyarakat perkotaan merupakan suatu kelompok populasi yang terdiri dari berbagai rentang umur tertentu yang Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
11
memerlukan pertimbangan khusus karena mereka memiliki masalah kesehatan dan kebutuhan tertentu dalam lingkungan perkotaan diantaranya yaitu anak usia sekolah.
2.1.1 Anak Usia Sekolah Sebagai Aggregat Berisiko Anak usia sekolah tumbuh lebih lambat dibandingkan balita dan bayi. Anak usia sekolah membutuhkan banyak kalori. Daerah perkotaan sering dijumpai jajanan tidak sehat dan kurang bersih sehingga menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen (Stanhope & lancaster, 2004). Selain itu, anak usia sekolah banyak mengkonsumsi gula seperti permen dan makanan yang manis-manis dan makanan siap saji yang banyak mengandung lemak (Stanhope & Lancaster, 2004). Kandungan lemak, gula, garam, yang tinggi pada makanan olahan, makanan siap saji, dan makanan ringan yang dibeli dipedangan kaki lima, gerai makanan yang telah meningkat jumlahnya disebagian kota menyebabkan tejadinya gangguan nutrisi pada anak usia sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah diperkotaan biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri (Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002). Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak.
Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat perkotaan yaitu penyakit infeksi (TB, hepatitis, pneumonia), penyakit tidak menular (stroke, diabetes melitus, hipertensi). Untuk aggregat anak usia sekolah, masalah kesehatan yang banyak terjadi diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
12
gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang, penganiayaan terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola makan, penyalahgunaan substansi-subtansi) (Stanhope & Lancaster, 2004).
2.1.2 Masalah Kesehatan Perkotaan Pada Anak Usia Sekolah Pada masalah kesehatan masyarakat perkotaan komunitas anak usia sekolah memiliki berbagai masalah yang dapat mempengaruhi nutrisi (Stanhope & Lancaster, 2004), antara lain sebagai berikut: 2.1.2.1 Overweght Overweight,
disebabkan
oleh
sedentary
lifestyle
sehingga
dapat
mengakibatkan peningkatan faktor risiko penyakit degeneratif di usia dewasa, seperti diabetes mellitus tipe II, hipertensi, penyakit koroner, dan penyakit kandung empedu. Anak yang overweight juga berisiko memiliki gangguan konsep diri: harga diri rendah dan depresi. 2.1.2.2 Keracunan Keracunan timah hitam (lead poisoning), dapat mengakibatkan kematian, retardasi mental, gangguan kognitif dan perilaku, gangguan tumbuh kembang, serta kecacatan neurologis. Keracunan timah hitam didapatkan dari kontaminasi debu cat (paint dust) dan pajanan timah dari tanah yang terkontaminasi. 2.1.2.3 Masalah kesehatan/penyakit kronis, seperti asma, penyakit kongenital jantung, AIDS, hemophilia, TBC dan diabetes. 2.1.2.4 Perubahan perilaku, seperti pola makan, penyalahgunaan substansisubstansi, maladaptasi sekolah, dan masalah perhatian. Masalah perhatian atau attention deficit disorder (ADD) merupakan kondisi dimana anak sulit untuk menaruh perhatiannya terhadap suatu hal, bersikap impulsif, dan hiperaktivitas. ADD biasanya diikuti oleh masalah gangguan konsep diri, mood lability, dan keterampilan akademis yang rendah. 2.1.2.5 Masalah nutrisi (Stone, Clemen, Mc Guire & Eigsti, 2002) Masalah nutrisi seperti gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan, KEP (kurang energi protein), gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A (KVA), dan anemia gizi besi (AGB), yang dapat mengakibatkan Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
13
gangguan tumbuh kembang anak yang dinilai oleh hasil pengukuran antropometri, seperti berat badan dan tinggi badan. Masalah nutrisi juga dapat mengakibatkan anak rentan terkena penyakit infeksi karena penurunan system imunnya sehingga anak mudah sakit. Selain itu, nutrisi yang tidak adekuat juga dapat mempengaruhi prestasi anak di sekolah karena nutrisi ke otak yang tidak adekuat.
Masalah nutrisi yang terjadi pada anak usia sekolah diperkotaan lainnya disebabkan oleh berbagai banyak hal, yaitu menurut Stone, Clemen, McGuire dan Eigsti (2002) perilaku anak yang suka jajan disembarang tempat tanpa mengetahui asal pembuatan makanan, pembungkus, pewarna dan sebagainya. Padahal kantong pembungkus kresek berwarna terutama berwarna hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang dimana dalam proses daur ulang tidak diketahui riwayat penggunaan sebelumnya, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat dan lain-lain. Kertas koran atau majalah yang digunakan untuk membungkus makanan, seperti gorengan, kebanyakan mengandung timbal (Pb) dari tinta cetak yang dapat berpindah dengan mudah dari kertas ke makanan yang panas dan berlemak sehingga berisiko tidak hanya terjadi masalah snutrisi namun dapat mengakibatkan kerusakan otak dan system saraf pusat dan saluran cerna.
2.2
Nutrisi Anak Usia Sekolah
2.2.1 Pengertian Anak Usia Sekolah Rentang kehidupan yang dimulai dari usia enam sampai mendekati 12 tahun memiliki berbagai label yang masing-masing menguraikan karakteristik penting dari periode tersebut. Periode usia pertengahan ini sering sekali disebut masa sekolah atau usia sekolah, pada periode ini dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak dan menggabungkan diri ke dalam kelompok sebaya Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
14
yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok keluarga (Wong, 2009).
2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah Secara fisiologis, masa kanak-kanak pertengahan dimulai dengan tanggalnya gigi susu pertama dan diakhiri dengan memperoleh gigi permanen terakhir (kecuali gigi geraham terakhir). Selama usia lima sampai enam tahun sebelumnya, anak mengalami kemajuan dari bayi dan tidak berdaya menjadi individu yang kuat dan kompleks dengan kemampuan berkomunikasi, membentuk konsep yang terbatas dan mulai terlibat dalam perilaku sosial dan motorik yang kompleks. Anak mengalami pertumbuhan fisik yang sama cepat. Sebaliknya periode masa kaak-kanak pertengahan antara pertumbuhan yang cepat dimasa kanakkanak awal dan ledakan pertumbuhan dimasa prapubertas adalah saat pertumbuhan
dan
perkembangan
terjadi
secara
bertahap
dengan
peningkatan yang lebih besar pada aspek fisik dan emosional (Wong, 2009).
Selama masa kanak-kanak pertengahan, pertumbuhan tinggi dan berat badan terjadi lebih lambat tetapi pasti jika dibandingkan dengan masa sebelumnya antara usia enam tahun sampai dua tahun, anak-anak mengalami pertumbuhan sekitar lima cm pertahun untuk mencapai untuk mencapai tinggi badan 30-60 cm dan berat badannya dan berat badan akan bertambah dua kali lipat, dua sampai tiga kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia enam tahun adalah 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg. Tinggi rata-rata anak usia 12 tahun adalah sekitar 150 cm dan berat badannya mendekati 40 kg (Wong, 2009). Perbedaaan ukuran anak lakilaki dan perempuan periode ini sangat sedikit, walaupun anak laki-laki cenderung sedikit lebih tinggi dan kadang-kadang lebih berat daripada anak perempuan. Menjelang akhir usia sekolah ukuran tubuh anak laki-laki dan perempuan mulai meningkat walaupun sebagian besar tinggi dan berat badan
anak
perempuan
melebihi
anak
laki-laki,
menyebabkan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
15
ketidaknyamanan yang akut bagi anak perempuan dan anak laki-laki tersebut.
Perkembangan dianggap sebagai perubahan kualitatif yang meliputi perkembangan kepribadian (psikososial dan psikoseksual), mental (kognitif, bahasa, moral, spritual) dan konsep diri (citra tubuh dan harga diri) (Hockembery & Wilson, 2009). Menurut Hockenberry dan Wilson (2009), perkembangan sosial berperan dalam menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Anak mulai mengembangkan hubungan sosial pada lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Perkembangan kognitif menurut Piaget (1980 dalam Kozier, Berman & Snynder, 2010) merupakan fase operasi konkrit, pola pikir logis, mengetahui perbedaan waktu, kemampuan membaca meningkat, senang berbicara dan berdebat.
2.2.3 Gizi Anak Usia sekolah 2.2.3.1 Pengertian Gizi Gizi berasal dari bahasa Arab ‘Algizzai” yang artinya makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Depkes, 2002). Gizi adalah zat-zat makanan yang diproses melalui pencernaan yang digunakan untu energi, mempertahankan fungsi tubuh dan memperbaharui sel-sel organisme (Harkreader,
Hogan
&
Thobaben,
2007).
Sedangkan
menurut
Sulistyoningsih (2011) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Menurut
Grodner, Long dan Walkingshaw (2007) gizi adalah makanan yang dikonsumsi, diproses, melalui sistem pencernaan yang bermanfaat bagi kesehatan untuk energi, pertumbuhan dan perbaikan fungsi tubuh dan makanan yang dikonsumsi untuk kebutuhan tubuh dan kesehatan harus mengandung unsur-unsur zat gizi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
16
2.2.3.2 Unsur-unsur Gizi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) menyebutkan bahwa untuk hidup dan meningkatkan
kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima
kelompok zat gizi yaitu (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan (Depkes, 2002). Disamping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses metabolisme tubuh. a. Karbohidrat Karbohidrat terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan komplek (Grodner, Long & Walkingshaw, 2007). Karbohidrat sederhana adalah semua makanan yang manis termasuk gula dan madu, sedangkan karbohidrat kompleks adalah makanan yang mengandung kanji atau banya serat misalnya gandum, padi-padian. Sumer utama karbohidrat dalam pola makan masyarakat di Indonesia adalah beras, jagung, umbi-umbian dan pengganti beras lainnya. Sulistyoningsih (2011) menyatakan fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Fungsi karbohidrat lain menurut (Grodner, Long & Walkingshaw, 2007) yaitu membantu mengeluarkan feses, sebagai cadangan energi, pemberi rasa manis pada makanan, sebagai bagian dari struktur sel dalam bentuk glikoprotein.
b. Protein Protein berdasarkan sumber dibedakan menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Bahan makanan sumber protein hewani antara lain daging, ikan, telur, kerang dan udang, sedangkan sumber protein nabati antara lain kedelai dan olahannya seperti tahu dan tempe serta
kacang-kacangan
lain
(Sulistyoningsih,
2011).
Protein
mempunyai beberapa fungsi yang dibutuhkan tubuh antara lain, penambahan otot, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Selain itu, protein juga berperan dalam pembentukan struktur tulang, enzim, hormon, darah (Grodner, Long & Walkingshaw, 2007).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
17
c. Lemak Sumber utama lemak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit), mentega/margarin, serta lemak hewan pada daging atau ayam. Lemak juga sebagai sumber energi, bahkan energi tertinggi (9kkal pergram). Lemak dalam makanan berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan berlemak (Kurniasih, Hilmansyah, Astuti & Imam, 2010). Fungsi lemak antara lain menghasilkan asam linolenat dan linoleat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi normal jaringan, membantu transportasi dan absorbsi vitamin A, D, E dan K, sebagai bantalan organ tubuh tertentu dan membantu memelihara suhu tubuh serta mencegah kehilangan panas tubuh secara tepat (Sulistyoningsih, 2011).
d. Vitamin dan Mineral Vitamin adalah bahan oganik kompleks yang umumnya dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan tidak bisa dibentuk di dalam tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan (Sulistyoningsih, 2011). Mineral merupakan bagian tubh yang memegang peranan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkal sel, jaringan, organ, maupun fungsi organ secara keseluruhan. Vitamin dan mineral terutma banyak terdapat dalam sayur dan buah, khususya yang berwarna kuning dan hijau tua, sebaikna dihidangkan dalam bentuk mentah setelah dicuci atau setengah matang sebagai salad atau lalapan.
e. Air Air adalah sebagain besar terdalam dalam jaringan tubuh. Air berfungsi untuk transporrasi zat-zat gizi dalam sel. Kebutuhan untuk air lebih urgen daripada zat-zat gizi lain (Sulistyoningsih, 2011).air juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubh, cairan otak dan sumsum tulang belakang serta diperlukan dalam proses metabolisme dan pencernaan (Kolasa, Lackey & Grandjean, 2009).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
18
Secara alami, kompisisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan
kelemahan
tertentu.
Beberapa
makanan
mengandung
tinggi
karbohidrat, tetapi kurang vitamin dan mineral, sedangkan beberapa makanan lain kayak vitamin C tetapi kurang vitamin A. Apabila konsumsi makanan
sehari-hari
kurang
beranekaragam,
maka
akan
timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan sususan zat gizi jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan gizi yang seimbang.
2.2.4 Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2004). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga
meningkatkan
pertumbuhan
fiik,
perkembangan
otak,
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial (Almatsier, 2004). UNICEF: WHO (1996) mendifisinikan undernutrition atau gizi kurang yang meliputi kurangnya berat badan seseorang berdasarkan usia, tinggi badan dibawah standar (tidak sesuai umur) sangat kurus dan gizi kurang adalah akibat ketidakcukupan masukan makanan dan penyakit infeksi yang berulang, vitamin serta mineral.
Penyebab gizi kurang adalah perekonomian yang kurang, pemberian makan anak, penyakit infeksi dan kronis, pemilihan, pengolahan bahan makanan dan penyimpanan makanan yang salah, komposisi makanan tidak seimbang ketidaktersediaan air minum yang memadai, kondisi lingkungan, gizi ibu saat hamil, pola asuh keluarga (Almatsier, 2004). Tanda dan gejala gizi kurang adalah badan kurus (berat badan tidak sesuai dengan Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
19
seharurnya), rambut tipis dan mudah rontok, anak tampak lmah atau tidak linch, kaki dan tangan bengkak, berat badan anak dibawah standar deviasi ≤ 3. Akibat gizi kurang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya produktivitas kerja anak, menurunnya kualitas kecerdasan dan menurunnya daya tahan untuk beraktivitas. Penilaian status gizi terbagi atas pernilaian langsung dan penilaian secara tidak langsung. Adapun penilaian secara langsunng dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secar tidak langsung terbagi atas tiga yaitu survei konsumsi makannan, statistik vital dan faktor ekologi.
Parameter antropologi merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berbagai indeks antropometri untuk menginterpretasinya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas yang paling umu digunakan saat ini adalah dengan memakai standar standar deviasi uni (SD) atau disebut juga Z-Skor (Kepmenkes, 2010).
Indeks
Kategori Status Gizi Ambang Batas (Zscore) Sangat kurus ≤ -3SD Indeks masa tubuh Kurus -3 SD sampai dengan ≤ -2 SD menurut umur Normal -2 SD sampai dengan 1 SD (IMT/U) Gemuk > 1 sd samapi dengan 2 SD Anak umur 5-12 tahun Obesitas >2SD Tabel. 1 Kategori ambang batas status gizi anak usia sekolah berdasarkan indeks (Kepmenkes, 2010)
2.2.5 Penanganan Masalah Gizi Kurang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) gizi seimbang sama seperti piramida makanan, namun dikelompokkan lagi berdasarkan fungsi utama gizi yang sering disebut dengan istilah “Tri Guna Makanan” (Depkes, 2002). Tri Guna Makanan terdiri dari tiga pengelompokan makanan yaitu: Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
20
sumber zat tenaga yaitu padi-padian, dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan didasar kerucut, sumber zat pengatur yaitu sayur-sayuran digambarkan pada bagian tengah kerucut dan sumber zat pembangun yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan digambarkan pada bagian atas kerucut. Keseimbangan gizi dapat diperoleh jika hidangan sehari-hari terdiri dari sekaligus tiga kelompok bahan makanan.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes, 2002) bertujuan untuk mengatur pola makan sehari-hari dengan gizi seimbang yang tertuang dalam bentuk 13 pesan dasar yaitu: 1) konsumsi makanan yang beraneka ragam; 2) Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan enegi; 3) Makan-makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhn energi; 5) Gunakan garam beryodium; 6) Makan-makanan sumber zat besi; 7) Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan; 8) Biasakan makan pagi; 9) Minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya; 10) Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur; 11) Hindari minum-minuman beralkohol; 12) Makan-makanan yang aman bagi kesehatan; 13) Baca label pada makanan yang dikemas.
Awal tahun 2011 diluncurkan pedoman baru tentang gizi seimbang yang merupakan penyederhanaan dari PUGS yang diberi istilah Tumpeng Gizi Seimbang dengan empat prinsip dasar yaitu variasi makanan, pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan ideal (Depkes, 2002).
Membiasakan makan-makanan beranekaragam merupakan prinsip pertama dari gizi seimbang. Variasi makanan meliputi makanan pokok, sayur, buah-buahan,
sumber
protein
dan
lemak
sebaiknya
dikonsumsi
beranekaragam. Gizi seimbang anak usia sekolah adalah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang beranekaragam, baik makan pagi, makan siang, dan makan malam. Anak perlu dibiasakan membawa bekal makanan dan minuman agar tidak jajan disekolah. Anak diberikan minum minimal dua Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
21
liter perhari dan jelaskan manfaat air minum. Anak juga dapat dididik untuk menyukai sayur dan buahan dengan cara makanan bekal yang mengandung sayur atau buahan sepertti puding buah, pastel, lumpia dan sebagainya.
Prinsip kedua yaitu pola hidup bersih. Pola makan dengan gizi seimbanng akan menjadi tidak bermanfaat bila tidak diikuti dengan praktik kebiasaan hidup bersih, misalnya mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan, menyajikan makanan dalam keadaan tertutup sehingga tidak mudah dihinggapi lalat maupun debu, memasak dengan suhu yang tepat supaya dapat mematikan kuman, serta mencuci sayur dan buah dengan air bersih.
Prinsip ketiga yaitu aktivitas fisik yaitu kesesuian atau keseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas. Energi yang masuk harus seimbang dengan kebutuhan aktivitas, bila energi yang masuk lebih kecil dari kebutuhan untuk beraktivitas, maka berat badan akan turun dan dapat menjadi kurus, sedangkan asupan energi yang melebihi kebutuhan aktivitas akan menyebabkan kegemukan. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh anak usia sekolah diantaranya olahraga seperti sepak bola, bola basket, bersepeda, sedangkan aktivitas yang perlu dikurangi adalah bermain, nonton TV.
Prinsip keempat yaitu pemantaun berat badan ideal. Keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas dapat diukur dengan naik turunnya berat badan. Berat badan yang sehat antara lain dengan kemampuan mempertahankan berat badan ideal. Berat badan ideal adalah berat badan yang sesuai dengan tinggi badan (berat badan dibagi tinggi badan kuadrat) atau sering dikenal dengan indeks masa tubuh (IMT). IMT anak usia sekolah yang ideal dapat dilihat pada tabel lampiran.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
22
Selain empat prinsip tersebut, pendidikan gizi merupakan program utama terhadap perbaikan gizi (Saifah, 2011). Pendidikan gizi yang diberikan adalah memberi pengetahuan tentang gizi yang disesuaikan dengan prinsip gizi seimbang, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga meningkatan status kesehatan anak (Kurniasih, Hilmansyah, Astuti & Imam, 2010).
2.3
Asuhan Keperawatan Keluarga
2.3.1
Teori Model Family Centre Nursing Friedman Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan karena perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social individu yang didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Gambar.1 Model teori family centre nursing Friedman Berdasarkan model tersebut, data yang terkumpul dilakukan analisis menggunakan diagram masalah untuk menyusun diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan lima tugas perawatan keluarga seperti potensial, risiko dan aktual. Tahap awal perencanaan adalah penyusunan tujuan baik Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
23
tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang ditujukan untuk mengatasi masalah sedangkan tujuan jangka pendek ditujukan untuk mengatasi eteiologi/penyebab masalah sedangkan tujuan
intervensi
dirancang
berdasarkan
tujuan
khusus
dengan
menggunakan media informasi kesehatan seperti leaflet, buku panduan booklet, lembar balik untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga. Implementasi keluarga dilakukan untuk membantu memandirikan keluarga sedangkan evaluasi menggambarkan keberhasilan dalam proses keperawatan keluarga dan dapat digunakan untuk perencanaan berikutnya (Achjar, 2010).
Pengkajian merupakan tindakan yang digunakan perawat untuk mengukur keadaan klien ( keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori atau model familiy centre nursing friedman meliputi tujuh komponen pengkajian (Friedman, Bowden & Jones, 2003) yaitu 1) data umum; 2) riwayat dan perkembangan tahap perkembangan keluarga; 3) lingkungan; 4) struktur keluarga; 5) fungsi keluarga; 6) Stres dan koping keluarga dan 7) pemeriksaan fisik. Pengkajian dilakukan dapat dengan wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi.
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat dilakukan perumusan diagnosis keperawatan. Analisis data dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari data (subjektif dan objektif) serta diagnosa keperawatannya. Diagnosa keperawatan merupakan sebuah label singkat yang menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan (Nanda, 2009). Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial atau wellness (sejahtera). Ada beberapa diagnosis terkait dengan nutrisi
yaitu
ketidakseimbangan
ketidakseimbangan
nutrisi
ketidakseimbangan nutrisi
lebih
nutrisi dari
lebih
dari
kebutuhan
kebutuhan, dan
lebih dari kebutuhan, kerusakan
risiko gigi,
kegagalam tumbuh kembang, ketidakefektifan penatalaksanaan program Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
24
terapeutik, mual, defisit perawatan diri: makan, dan gangguan menelan (Nanda, 2009).
Setelah data dianalisis dan ditetapkan diagnosis keperawatan, selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan
sumber daya dan sumber dana yang
dimiliki keluarga. Prioritas masalah kesehatan dan keperawata keluarga harus didasarkan pada kriteria sifat masalah (aktua, risiko dan potensial), kemungkinan masalah dapat di ubah, potensi masalah untuk di cegah, dan menonjolnya masalah.
Tahap berikutnya setelah merumuskan diagnosis keperawatan keluarga adalah melakukan perencanaan. Perencaaan diawali dengan merumuskan tujuan untuk mengatasi atau meminimalkan stresesor (Anderson & Mc Farlane, 2000). Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka panjag (tujuan umum) mengacu pada bagaimana cara mengatasi problem/masalah dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khsusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi.
Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi khususnya untuk mengatasi masalah nutrisi yaitu menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah, mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi
yang
salah,
memberikan
penyuluhan
atau
menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara mendapatkan fasilitas kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur, memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal yang positif untuk kesehatan dan memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketau dan apa yang telah dilaksanakan (Anderson & Mc Farlane, 2000).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
25
Selanjutnya, yaitu tahap implementasi. Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program. Program yang dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga dan memandirikan keluarga. Implementasi dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu sumber daya keluarga, tingkat pendidikan keluarga, ada istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan sarana serta prasarana yang ada pada keluarga. Implementasi dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dapat digunakan dengan memanfaatkan lima tugas kesehatan keluarga (Achjar, 2010). Selain itu, ada dua implementasi yang dilakukan dan dirasakan cukup efektif untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi yaitu pendidikan kesehatan mengenai “Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan Harian”.
Evaluasi merupakan taha akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan program kerja dan serangkaian program yang digunakan terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk keluarga setempat dengan kondisi dan situasi keluarga, apakah sesuai dengan rencana atau apakah dapat mengatasi masalah (Achjar, 2010). Evaluasi juga bertujuan untuk mengidentifikasi
masalah
dalam
perkembangan
program
dan
penyelesaiannya.
2.3.2 Konsep Keluarga dengan Anak Usia Sekolah dengan Masalah Nutrisi Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya. Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2003), keluarga berpengaruh terhadap perkembangan anggota keluarga yang dapat menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dari anggota keluarga. Hal tersebut terjadi karena keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang saling ketergantungan antara satu Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
26
dengan yang lain melalui dukungan emosional, fisik, dan ekonomi (Kaakinen, Duff, Coehlo & Hanson, 2010).
Depkes (2006) menyebutkan bahwa terdapat lima kemampuan tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Lima tugas keluarga tersebut disesuaikan dengan kemampuan keluarga terhadap prinsip gizi seimbang. Salah
satu
tugas
keluarga
dalam
praktik
keperawatan adalah praktik diet keluarga. Praktik diet keluarga yang buruk dapat menyebabkan gangguan gizi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Tugas keluarga dalam praktik diet yaitu menyediakan jenis dan jumlah makanan bagi anggota keluarga, mendorong anggota keluarga untuk menyimpan catatan makanan tiga hari yang bermanfaat dalam mengkaji kualitas dan kebutuhan gizi keluarga (Saifah, 2011). Makanan yang disediakan di Amerika Sendiri mengikuti piramida makanan sebagai pendoman makanan seimbang (Friedman,
Bowden & Jones, 2003).
Sedangkan pedoman gizi yang digunakan di Indonesia adalah Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (Depkes, 2002).
Praktik diet keluarga berperan dalam perkembangan pola makan anak. Keluarga yang sering mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, produk susu dan makanan bergizi lain membuat anak juga sering mengokonsumsi makanan bergizi tersebut. Penelitian yang telah dilakukan oleh Stepherd, et al (2001) menyebutkan bahwa meskipun keluarga makan-makanan yang bergizi dirumah, tetapi anak tidak selalu menyukainya. Hal ini berarti makanan dalam keluarga tidak selalu menunjukkan kualitas pola makan anak. Lowe, Horne, Tapper, Bowdery, dan Egerton (2004) menyatakan bahwa perilaku makan anak ditentukan oleh rasa makanan, paparan, model dan penghargaan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
27
Wardle, Cooke, Gibson, Sapochonik, Sheiham dan Lawson (2003) menyatakan bahwa rasa makanan yang sesuai dengan selera rasa yang bervariasi dapat meningkatkan pilihan atau mengkonsumsi makanan tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan perilaku anak dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran adalah dengan memberikan penghargaan ataupun pujian. Penghargaan merupakan salah satu cara efektif untuk merubah perilaku anak termasuk perilaku makan (Cameron, Banko & Peirce, 2001). Selain itu, hal yang masih terkait dengan pola makan anak dengan makanan keluarga adalah paparan dan keterserdiaan makanan. Selain pola makan anak, orang tua juga menetapkan aturan untuk makan bersama-sama jika semua anggota keluarga memungkinkan minimal satu kali dalam sehari. Aturan tersebut bukan hanya untuk interaksi keluarga tetapi lebih memudahkan untuk mengontrol jumlah makanan yang dimakan antara anggota keluarga (Moore, 2009).
Kemampuan keluarga dalam menyediakan makanan yang bergizi dapat dipengaruhi oleh status ekonomi dan pendidikan keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan rendah berisiko mempunyai gizi yang kurang, kemiskinan, konstribusi yang kurang dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi dan keluarga yang memilliki tingkat pendidikan lebih rendah kurang mengetahui gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, cenderung apatis terhadap makanan yang dikonsumsi anak (Stanhope & Lancaster, 2004). Peran keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak usia sekolah dapat disimpulkan sebagai promosi kesehatan tentang gizi seimbang, menyediakan makanan bergizi sesuai dengan kemampuan keluarga atau penghasilan, tingkat pengetahuan keluarga tentang gizi, tingkat pendidikan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
Bab ini akan menjabarkan mengenai asuhan keperawatan kepada keluarga kelolaan dengan masalah gangguan nutrisi di RT 05 RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar yang meliputi pengkajian masalah keperawatan, diagnosis keperawatan, rencana intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.
3.1
Data Fokus Pengkajian Keluarga Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami Bapak. S, istri Ibu N (33 tahun), Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun). Tahap perkembangan keluarga Bapak S merupakan tahap keluarga dengan anak usia remaja. Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe sedangkan Ibu. N sebagai ibu rumah tangga dan membantu Bapak. A memproduksi tempe dirumah.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama 4 kali kunjungan ke rumah Bapak. S, diperoleh data utama merujuk pada masalah nutrisi/gizi yang di alami oleh An kedua dari Bapak. S yaitu Anak. R (7 tahun). Menurut hasil wawancara dengan Ibu N (33 tahun), Anak. R mendapatkan imunisasi lengkap sejak kecil dan mendapatkan ASI selama 2 tahun. Selain itu, Ibu N mengatakan, Anak. R pernah mengalami flek paru saat usia 4 tahun dan sekarang sudah sembuh. Ibu N juga mengatakan bahwa Anak. R memiliki riwayat kejang-kejang, stip, gejala tipes.
Hasil skrining yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pada tanggal 10 Mei 2013 diperoleh data BB Anak. R 18 kg, dan TB 113 cm. Namun saat mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik kerumah keluarga Bapak. S didapatkan BB. Anak. R 18 kg dan TB 117 cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, diperoleh bahwa menurut Standar Antropometri 28 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
29
Penilaian Status Gizi Anak berdasarkan Kemenkes yaitu Anak. R termasuk pada ketegori status gizi kurus (IMT 13,1 SD), sedangkan berdasarkan standar WHO Anak. R berada dibawah garis merah. Berdasarkan hasil observasi, Anak. R terlihat kurus, rambut lurus tipis. Hasil pemeriksaan fisik lainya, tidak didapatkan adanya masalah kesehatan lain yang terjadi pada Anak. R.
Hasil wawancara lainnya yang telah dilakukan mahasiswa selama kunjungan ke rumah Bapak. S, Ibu N mengatakan bahwa penyediaan makanan seharihari dikeluarga masak sendiri, namun jika lagi sibuk, Ibu N membeli makanan di warung. Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur, lauk ikan ataupun ayam, menyediakan buah-buahan namun anak-anak kurang menyukai sayuran. Ibu N mengatakan tidak pernah menyiapkan bekal untuk anak saat pergi ke Sekolah. Pada saat Anak. R pergi sekolah, Ibu N mengatakan kadang-kadang menyiapkan makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku kepada Anak. R p.4000,- saat pergi sekolah untuk memberli makanan ataupun jajanan disekolah.
Saat berbincang-bincang dengan Anak. R, Anak. R
mengatakan uangnya habis untuk jajan. Ibu. N juga mengatakan, setelah pulang sekolah, Anak. R meminta uang tambahan untuk jajan dan bermain bersama teman-teman dilingkungan sekitar rumah. Ibu. N mengatakan Anak.R dapat jajan hingga Rp. 10.000,-/hari.
Selain itu, Ibu. N mengatakan suka menyiapkan cemilan yang lebih banyak di beli diluar daripada dibuat sendiri oleh Ibu. N. Ibu N mengatakan, memasak makanan sesuai dengan makanan sesuai dengan keinginan anak. Ibu. S juga mengatakan, selalu mengingatkan anak-anak untuk makan dan kadang-kadang menyuapkan Anak. R jika sedang tidak nafsu makan. Ibu N mengatakan tidak pernah memeriksakan BB dan TB setiap 3 bulan sekali, hanya terkadang saat sedang ke dokter sekalian periksa BB dan TB. Pola makan anak kadang 2-3 x/hari dan hanya 3-4 sendok/sekali makan. Ibu N mengatakan anak tidak pernah menghabiskan makanan yang telah disediakan oleh Ibu S. Anak. R
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
30
menyukai ayam goreng dan ditambah dengan kecap. Ibu S mengatakan, saat sedang lagi sibuk, Anak. R hanya dimasakan telor goreng dan ditambah kecap di nasinya.
3.2
Diagnosa Keperawatan Data-data yang sudah didapatkan pada saat pengkajian kemudian dianalisis untuk menegakkan masalah keperawatan dan bersama keluarga menghitung skoring untuk menetapkan prioritas masalah yang ingin diatasi. Berdasarkan hasil skoring tersebut didapat bahwa diagnosis prioritas yang ingin diatasi yaitu diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Nanda, 2011).
3.3
Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Anak. R. Tujuan umum yaitu setelah dilakukan intervensi, keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah yang ditandai dengan peningkatan status gizi. Sedangkan tujuan khusus terdiri dari lima fungsi kesehatan keluarga yaitu:
3.3.1 Tujuan Khusus I Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan: a. Keluarga mampu menyebutkan definisi gizi seimbang yaitu suatu zat makanan yang diperlukan tubuh sesuai dengan usia anak. b. Keluarga mampu menyebutkan empat dari dari delapan penyebab timbulnya masalah gizi kurang yang terdiri dari perekonomian yang kurang, pemberian makan anak dan pola asuh keluarga, penyakit infeksi atau kronis, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan makanan, komposisi
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
31
makanan tidak seimbang ketersediaan air minum yang memadai, kondisi lingkungan, gizi ibu saat hamil. c. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima tanda dan gejala masalah gizi kurang yaitu badan kurus, rambut tipis berwarna kemerahan dan mudah rontok, lemah dan pucat, kulit kering dan kusam, pusing. d. Keluarga mampu menyebutkan dua dari tiga pentingnya gizi seimbang yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan potensi kecerdaan anak meningkatkan daya tahan tubuh anak.
3.3.2 Tujuan Khusus 2 Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan : a. Keluarga mampu menyebutkan dua dari tiga akibat gizi kurang diantaranya pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu, anak mudah sakit, kecerdasan anak kurang/lambat. b. Akan merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang dengan mengatakan mau merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
3.3.3
Tujuan Khusus 3 Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan: a. Keluarga mampu menyebutkan menyebutkan triguna makanan yang terdiri dari zat tenaga sebagai zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. zat pengatur, sebagai pengatur meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, terdapat dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, untuk pertumbuhan bertambah besar dan tinggi terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
32
b. Keluarga mampu menyebutkan empat dari sembilan cara mengatasi masalah gizi kurang yang meliputi memberi jenis makanan yang seimbang (triguna makanan) pada saat anak sakit maupun sehat. c. Keluarga mampu menyebutkan dua dari empat cara memilih makanan yaitu harga terjangkau, nilai gizi baik atau seimbang, masih segar, tidak layu dan tidak berbau busuk, serta mudah didapat. d. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari enam cara mengolah makanan meliputi sayuran dan buah dicuci air yang mengalih terlebih dahulu baru di potong-potong, sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan dicuci bersih, cuci tangan sebelum masak dan makan, beras di cuci tidak sampai bening airnya, dan lauk juga di cuci dan dibuang kotorannya sebelum di potong. e. Keluarga mampu menyusun menu sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah yaitu nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong, sayur 1-1 ½ mangkok, dan buah-buahan, susu 1-2 gelas f. Keluarga dan anak mampu menyusun dan mengontrol jadwal kegiatan harian anak mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur dimalam hari
3.3.4 Tujuan Khusus 4 Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan: a. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima cara menyajikan makanan yaitu jenis makanan bervariasi setiap hari, Jenis makanan bervariasi setiap harinya, kombinasi jenis makanan hewani dan nabati, disajikan dalam bentuk hangat, perhatikan jadwal menu makanan, jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. b. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima prinsip cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan yaitu jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak misalnya, sambil bermain, beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan, jangan memberi makanan yang manis sebelum makan,
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
33
sajikan makanan dalam bentuk menarik, berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. c. Keluarga mampu menyebutkan tiga dari lima lingkungan yang mendukung untuk menimbulkan nafsu makan anak yaitu makan bersama anggota keluarga yang lain, makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan bervariasi dan menarik.
3.3.5
Tujuan Khusus 5 Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit, diharapkan keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang ditandai dengan: a. Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter b. Keluarga mampu menyebutkan manfaat kunjungan yaitu mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan menangani masalah gizi kurang. c. Keluarga juga diharapkan rutin mengunjungi pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatan anak.
3.4
Implementasi Implementasi yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai diagnosis yang telah dibuah sebelumnya yaitu asuhan keperawatan keluarga. Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Anak. R yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali pada hari selasa, tanggal 28 Mei 2013 yaitu pada kunjungan ke lima. Implementasi yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada tujuan khusus pertama hingga ke tiga.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
34
Pada tujuan khusus pertama, yaitu mengenalkan masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu anggota keluarga dimulai dari penjelasan mengenai definisi dari gizi seimbang dan gizi kurang. Setelah keluarga mengerti dan paham mengenai defisini gizi seimbang dan gizi kurang, kemudian dilanjutkan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai contoh dari setiap gizi seimbang melalui kartu bergambar makanan dan food models. Setelah keluarga paham, maka intervensi dilanjutkan dengan menjelaskan penyebab gizi kurang, pentingnya gizi seimbang serta tanda dan gejala gizi kurang hingga keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang status gizi kurang yang terjadi pada Anak. R. Berdasarkan respon yang diberikan oleh keluarga, maka dapat di simpulkan bahwa keluarga dianggap telah mengenal masalah gizi kurang dan akan dilanjutkan pada tujuan khusus kedua.
Pada tujuan khusus kedua, yaitu membantu keluarga untuk mengambil keputusan dalam merawat anggta keluarga yang mengalami gizi kurang dengan memberikan penjelasan mengenai akibat dari gizi seimbang sampai keluarga mampu untuk memutuskan bahwa masalah gizi seimbang yang pada keluarga khususnya yang dialami oleh Anak. R memang harus diatasi demi meningkatkan status gizi Anak. R agar tidak mempengaruhi tumbuh kembang pada saat remaja hingga dewasa.
Tujuan khusus ketiga yaitu keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang. Implementasi pertama pada tujuan khusus ketiga ini yaitu pendidikan kesehatan mengenai triguna makanan yang terdiri dari zat tenaga, pengatur, dan pembangun serta zat mineral sebagai zat pelengkap gizi seimbang. Setelah keluarga mampu menyusun triguna makanan. Menyusun triguna makanan untuk mengetahui respon kognitif, verbal dan psikomotor dari keluarga. Media yang digunakan dalam menyusun triguna makana ini yaitu kartu model makanan yang terdiri dari berbagai jenis
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
35
gambar yang mengandung zat tenaga, pengatur, dan pembangun, serta sumber zat mineral seperti gula dan garam. Setelah keluarga mampu menyusun triguna makanan, dilanjutkan penjelasan mengenai porsi makanan yang sesuai dengan usia anak sekolah dan menyusun contoh menu makanan seimbang untuk hari berikutnya.
Implementasi kedua dilakukan pada hari Jumat, 31 Mei 2013 yaitu mengevaluasi tujuan khusus pertama dan tujuan khusus ke tiga yaitu menyusun menu seimbang untuk makanan sehari-hari Anak.R. Implementasi ke tiga dilakukan pada hari Senin, 10 Juni 2013 yaitu mengevaluasi melanjutkan tujuan khusus ketiga yaitu mengevaluasi menu yang telah dibuat oleh Ibu N dan melanjutkan tujuan khusus ketiga selanjutnya yaitu membuat jadwal kegiatan harian Anak. R. Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan kepada keluarga mengenai berbagai cara untuk merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang yang terdiri dari memberi jenis makan yang seimbang sesuai dengan triguna makanan,
memberikan makanan sesuai
dengan kebutuhan anak, makan yang teratur, jangan memberikan jajanan saat ingin atau sedang makan, memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering, memberi makan bersama anak, memberikan makan anak sambil bermain dan bercerita, dan tata cara makanan yang menarik, misalnya warna piring dan gelas yang menarik.
Setelah menjelaskan dan mengevaluasi pengetahuan keluarga mengenai cara mengatasi gizi kurang, dilanjutkan dengan cara memilih makanan yang baik yang meliputi harga yang terjangkau, nilai gizinya baik, masih segar, tidak layu dan tidak berbau busuk serta mudah didapat. Intervensi yang dilakukan selanjutnya yaitu cara mengolah makanan. Keluarga diberikan pengetahuan mengenai cara mengolah makanan yang benar diantaranya sayuran dan buahbuahan di cuci dengan air yang mengalir terlebih dahulu baru di potong, sayuran dimasak jangan terlalu lama, alat-alat masak dan makan di cuci
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
36
bersih, cuci tangan sebelum makan dan masak dan lauk juga di cuci dan dibuang kotorannya sebelum di potong. Setelah penjelasan mengenai cara merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang, maka dilanjutkan kontrak untuk pertemuan ke empat selanjutnya yaitu memodifikasi makanan/cemilan sehat nugget tempe pada implementasi kelompok yang dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Juni 2013.
Implementasi ke lima dilakukan pada hari Senin 15 Juni 2013 yaitu melakukan tujuan khusus ke empat dan ke lima. Pada tujuan khusus ke empat, implementasi yang diberikan yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara memodifikasi lingkungan yaitu dengan menjelaskan cara penyajian makanan yang meliputi jenis makanan bervariasi setiap harinya, kombinasi jenis makanan hewani dan nabati, disajikan dalam bentuk hangat, perhatikan jadwal menu makanan, jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan cara mengatasi anak yang susah makan yaitu jangan dipaksa, tapi ikuti keinginan anak misalnya makan sambil bermain, beri makanan sesuai dengan selera anak dan tidak membosankan, jangan memberikan makanan yang manis sebelum makan, sajikan makanan dalam bentuk menarik, berikan makan dalam porsi kecil namun sering.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan Lingkungan yang mendukung untuk menimbulkan nafsu makan: makan bersama anggota keluarga yang lain, makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat, menggunakan alat makan yang menarik, makan sambil bercerita, jenis makanan bervariasi dan menarik. Setelah penjelasan mengenai tujuan khusus ke empat selesai, maka dilanjutkan pada tujuan khusus ke lima.
Tujuan khusus kelima yang dilakukan pada keluarga Bapak. S yaitu pemanfaatn fasilitas kesehatan. Tujuan khusus ke lima diberikan dengan menjelaskan mengenai fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
37
mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga yaitu puskesmas, rumah sakt dan klinik dokter. Selain itu, pada tujuan khusus ke lima, keluarga juga diberikan penjelasan tentang manfaat dari kujungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak, mendapatkan penyuluhan dan informasi kesehatan dan untuk mengatasi masalah gizi kurang. Setelah keluarga mengetahui tujuan khusus ke lima ini, diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan anggoata keluarga Bapak. S Implementasi ke enam dilakukan pada hari Senin, 17 Juni 2013 yaitu mengevaluasi tujuan khusus pertama hingga ke lima dan kunjungan terakhir dimanfaatkan untuk terminasi kepada keluarga Bapak S.
Implementasi unggulan yang dilakukan yaitu lebih menekankan pada psikomotor orangtua maupun anak yaitu pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang “triguna makanan”, menyusun menu harian gizi seimbang dan pengaturan aktivitas harian anak dengan membuat jadwal kegiatan harian. Selain implementasi yang telah disebutkan diatas, keluarga juga di ikutkan dalam implementasi kelompok untuk mengatasi diagnosa peningkatan angka kejadian gizi kurang pada anak usia sekolah di RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar yaitu pada hari Sabtu, 01 Juni 2013 mengenai jajan sehat anak sekolah yang melibatkan anak usia sekolah disekitar RW dan implementasi lainya pada hari Rabu, 12 Juni 2013 mengenai gizi sehat dan memodifikasi makanan/ cemilan sehat nugget tempe.
3.5
Evaluasi Asuhan keperawatan keluarga kelolaan dilakukan selama lima minggu sebanyak 11 kali pertemuan, terdiri dari pengkajian selama empat
kali
pertemuan dan enam kali implementasi dan 1 kali pertemuan untuk terminasi. Evaluasi yang ingin dijabarkan oleh penulis terdiri dari rangkungan dari semua implementasi yang telah dilakukan kepada keluarga Bapak. S. Evaluasi yang didapatkan selama lima minggu kunjungan ke keluarga kelolaan yaitu
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
38
pada minggu pertama dan kedua dilakukan untuk mengkaji keadaan keluarga dan menemukan masalah kesehatan yang terdapat pada keluarga Bapak. S. dan melakukan intervensi here and now.
Pada minggu ketiga, dilakukan implementasi untuk tujuan khusus pertama hingga ketiga yaitu mengenalkan keluarga pada masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga, membantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, dan bersama keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami masala gizi kurang hingga keluarga mampu menyusun menu harian gizi seimbang. Pada minggu ketiga tersebut, evaluasi yang didapatkan yaitu keluarga sudah mampu mengenal masalah, memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami gizi kurang yaitu Anak. R dan merawat anggota keluarga dengan memahami triguna makanan dan cara menyusun menu harian gizi seimbang.
Pada minggu ke empat, dimanfaatkan untuk memberikan implementasi untuk tujuan khusus ke tiga mengevaluasi menu harian gizi seimbang, membuat jadwal kegiatan harian anak, cara pemilihan makanan, dan cara pengolahan makan makanan yang benar. Selain itu, pada minggu ke empat ini juga dimanfaatkan untuk menyelesaikan implementasi untuk tujuan khusus ke empat dan lima yaitu memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Tugas kesehatan keluarga kelima sebenarnya sudah mampu dilaksanakan keluarga sebelum dilakukan kunjungan oleh mahasiswa, karena dalam keluarga sudah menerapkan bahwa jika ada salah satu anggota keluarga yang mengalami sakit, misalnya demam dan tidak kunjung mengalami perbaikan atau malah bertambah buruk dengan perawatan sederhana seperti kompres dan minum obat penurun panas, maka keluarga akan langsung membawa anggota keluarga tersebut ke pelayanan kesehatan. Dalam mengatasi masalah gizi kurang ini, belum terlihat adanya pemanfaatan fasilitas kesehatan karena kondisi anak masih dalam batas risiko gizi kurang
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
39
dan fisik anak yang masih dalam keadaan baik dan tidak mengalami keluhan yang serius.
Selain itu, pada minggu kelima ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi implementasi tujuan khusus pertama sampai tujuan khusus ke lima. Pada minggu ke lima ini, diperoleh bahwa keluarga telah mencapai lima tugas kesehatan keluarga yang meliputi mampu mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga khsususnya pada Anak R, keluarga Bapak. S juga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan gizi kurang. Selain itu, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, serta memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang pemanfaatan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak hanya untuk mengatasi masalah gizi kurang namun juga untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya.
Selama kunjungan dan intervensi yang telah dilakukan selama lima minggu, keluarga dalam membina hubungan kerjasama yang baik dengan mahasiswa untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan didalam keluarga yaitu yang terjadi pada Anak. R yang memgalami risiko gizi kurang.
Selama
kunjungan rutin dan pembinaan di keluarga baik keluarga maupun mahasiswa sama-sama memperoleh informasi secara langsung mengenai masalah gizi kurang. Selama lima minggu tersebut, keluarga yang awalnya memliliki “Tingkat Kemandirian I” yang meliputi: menerima petugas puskesmas (mahasiswa), menerima yankes sesuai rencana dan sekarang tingkat kemandirian keluarga telah meningkat pada “Tingkat Kemandirian III” yaitu: menerima petugas puskesmas/mahasiswa, menerima yankes sesuai rencana, menyatakan masalah kesehatan secara benar, memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran, melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran, melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
BAB IV ANALISIS SITUASI
4.1
Profil Lahan Praktik Depok adalah salah satu kota dipinggiran Jakarta. Cisalak Pasar adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatam Cimanggis, Kota Depok, Jawa Tengah. Luas wilayah Cisalak Pasar yaitu 16500km2. Berdasarkan sensus penduduk kota Depok tahun 2010, jumlah penduduk kota Depok sebesar 1,7 juta jiwa dan tahun 20111 mencapai 1,8 jiwa. Berdasarkan BPS kota Depok tahun 2012, penduduk terbesar adalah kecamatan Cimanggis 242.214 orang (13,95%. Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis memiliki penduduk sebesar 17.869 ribu jiwa (7,4%). Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh Herlina (2013) terdapat populasi anak usia sekolah enam sampai 12 tahun sekitar 3066 jiwa (Laporan rekapitulasi penduduk kelurahan Cisalak Pasar). Berdasarkan hasil skriring yang dilakukan oleh penulis pada 47 anak usia sekolah didapatkan 19 anak yang mengalami gangguan nutrisi baik gizi kurang maupun gizi lebih dan 15 anak diantaranya dijadikan kelolaan oleh lima mahasiswa profesi Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Wilayah RW 03 terdiri dari sembilan RW yang salah satunya adalah RW 03. RW 03 Kelurahan Cisalak Pasar memiliki enam RT yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05 dan RT 06. Dahulu, wilayah RW 03 adalah tanah kosong, rawa dan kebun. Seiring dengan bertambahnya tahun, maka RW 03 pun semakin diramaikan oleh pendatang dari luar wilayah Depok. Penduduk di kelurahan RW. 03 kebanyakan merupakan pendatang yang berasal dari Jawa. sedangkan penduduk aslinya menjadi warga minoritas di daerah ini. Selain suku jawa, penduduk pendatang di RW 03 juga ada yang berasal dari Sumatra. Meskipun banyak pendatang, bahwa yang digunakan oleh penduduk sekitar adalah bahasa Indonesia.
40 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
41
Penduduk di RW 03 tidak memiliki tempat pembuangan sampah khusus, akan tetapi penduduk memanfaat lahan kosong di RW 06 sebagai tempat pembuangan sampah sementara. Sampah yang dibuang masyarakat ditempat pembuangan sampah sementara antara lain sampah rumah tangga, dedaunan, kayu ataupun sampah bangunan yang sudah tidak terpakai. Udara disekitar lingkungan RW 03 cukup bersih karena masih terdapat tanaman hijau di beberapa rumah penduduk. RW 03 memiliki beberapa sarana pendidikan yaitu TPA di RT 05 dan PAUD di RT 06 dan RT. 01. Perpustakaan kecil terdapat di RT 02 yang berisi majalah dan buku untuk anak-anak.
Wilayah kelurahan Cisalak Pasar terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yaitu puskesmas Cimanggis, klinik bidan, dan RS Tumbuh Kembang. Puskesmas Cimanggis sendiri, belum mempunyai program khusus untuk gizi anak usia sekolah sehingga tidak ada penanganan untuk kasus gizi apabila ditemukan pada anak usia sekolah. Akan tetapi jika ada anak usia yang mengalami masalah nutrisi baik nutrisi kurang atau lebih dapat membawa anak ke Puskesmas Cimanggis khususnya pada Poli Anak untuk mendapatkan perawatan agar masalah nutrisi yang dialami anak dapat teratasi dan kondisi anak tidak semakin memburuk yang nantinya akan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak pada tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, di wilayah RW 03 sendiri, terdapat fasilitas kesehatan yang meliputi posyandu dan posbindu Mawar 1 di RT 05 dan Mawar II di RT 06.
Masalah kesehatan yang teridentifikasi di Kelurahan Cisalak Pasar khususnya di RW 03 yaitu penyakit hipertensi, diabetes, dan asam urat. Untuk usia anakanak (balita) di posyandu saat ini banyak yang tidak terpenuhi kebutuhan ASI yaitu usia bayi dibawah 6 bulan sudah mendapatkan makanan pendamping ASI. Sedangkan untuk anak usia sekolah, masalah kesehatan yang muncul yaitu gangguan nutrisi risiko gizi kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu RT dan Kader di RW 03 terdapat beberapa anak yang
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
42
memiliki badan kurus dan pendek dikarenakan faktor ekonomi, penyakit lama (TBC), malas makan, dan kebiasaan jajan anak.
4.2
Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Konsep Kasus Terkait Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan termasuk dalam lingkup keperawatan komunitas, karena masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang tinggal disuatu perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada dilingkungan kota. Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan memiliki delapan karakteistik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan praktik (Allender, Rector & Warner, 2010) yaitu merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik, berfokus pada populasi, menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi kesehatan dan kesejahteraan diri, mempromosikan tanggung jawab klien dan self care, menggunakan pengesahan/pengukuran dan analisa, menggunakan prinsip teori organisasi dan melibatkan kolaborasi interprofesional.
Adanya keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan tidak terlepas dari berbagai macam masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat meningkatnya urbanisasi di perkotaan. Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa masalahmasalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat perkotaan yaitu penyakit infeksi (TB, hepatitis, pneumonia), penyakit tidak menular (stroke, diabetes melitus, hipertensi). Untuk aggregat anak usia sekolah, masalah kesehatan yang banyak terjadi diperkotaan yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, gangguan nutrisi baik nutrisi lebih maupun nutrisi kurang, penganiayaan terhadap anak, penyakit kronis, perubahan perilaku (pola makan, penyalahgunaan substansi-subtansi).
Anak usia sekolah merupakan bagian dari kelompok masyarakat perkotaan yang membutuhkan perhatian khusus karena peranan mereka sangat dominan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
43
dan sangat menentukan kualitas hidup di usia dewasa kelak. Secara epidemiologis, menurut Judarwanto (disampaikan pada Seminar Populer Ilmiah Kesehatan Anak Usia Sekolah, 2005) penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak usia sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta gangguan nutrisi terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan. Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah (Judarwanto, 2005).
Anak usia sekolah tumbuh lebih lambat dibandingkan balita dan bayi. Anak usia sekolah membutuhkan banyak kalori. Daerah perkotaan sering dijumpai jajanan tidak sehat dan kurang bersih sehingga menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Selain itu, anak usia sekolah banyak mengkonsumsi gula seperti permen dan makanan yang manis-manis dan makanan siap saji yang banyak mengandung lemak (Stanhope & Lancaster, 2004). Kandungan lemak, gula, garam, yang tinggi pada makanan olahan, makanan siap saji, dan makanan ringan yang dibeli dipedangan kaki lima, gerai makanan yang telah meningkat jumlahnya disebagian kota menyebabkan tejadinya gangguan nutrisi pada anak usia sekolah.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah diperkotaan biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri (Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002). Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
44
pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak.
Pada kasus klien kelolaan, diketahui bahwa Anak. R (7 tahun) adalah anak usia sekolah memiliki perilaku-perilaku yang tidak sehat, seperti sering jajan dipinggir jalan dekat sekolah, tidak mencuci tangan ketika menyantap makanan dan terkadang tidak sarapan saat pergi sekolah. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh Anak. R sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asfariana (2008) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masalah gizi kurang adalah kebiasaan jajan dan perilaku tidak sehat yang dilakukan oleh anak usia sekolah.
Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Stanhope dan Lancaster (2004) bahwa perilaku anak yang tidak sehat dapat mengakibatkan
masalah-masalah
kesehatan
pada
anak
usia
sekolah
diperkotaan, seperti masalah nutrisi dan masalah peningkatan risiko infeksi dimana dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak serta prestasi anak di sekolah.
Masalah nutrisi yang dialami anak usia baik pada zaman urbanisasi ini dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi (Stanhope & Lancaster, 2004). Stanhope dan Lancaster (2004) mengatakan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan rendah berisiko mempunyai gizi yang kurang, kemiskinan, konstribusi yang kurang dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi. Hal ini tidak terjadi pada keluarga Bapak S. dimana keluarga yang memiliki ekonomi menengah, biasanya memiliki daya beli yang cukup, dibuktikan dengan uang jajan yang diberikan saat pergi sekolah sebesar Rp. 4000,- dan ditambah saat berada dirumah, kebiasaan jajan Anak. R tetap dilakukan sehingga Ibu N mengatakan jumlah uang jajan Anak. R dalam sehari mencapai Rp. 10.000,- dan makanan yang dibeli adalah snack, ciki, dan permen.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
45
Hasil pengkajian yang telah dilakukan, Keluarga Bapak.S memiliki penghasilan ± Rp. 2 juta perbulan yang berasal dari hasil pembuatan tempe yang dilakukan di rumah bersama dengan istrinya. Seharusnya dengan status ekonomi dan penghasilan tersebut, keluarga Bapak. S khususnya Anak. S tidak mengalami risiko mengalami gizi kurang, akan tetapi karena perilaku Anak. R yang suka jajan mengakibatkan Anak. S menjadi jarang memakanmakanan yang disediakan oleh Ibu N dirumah karena merasa sudah kenyang dengan makanan yang dibelinya sendiri, padahal makaan tersebut tidak diketahui asal pembuatannya dan status gizi dengan jelas. Ibu N mengatakan setiap hari sudah mencoba memasak sayur-sayuran, akan tetapi kedua anaknya tidak mau maka sayur dan akhirnya sayur yang dimasak oleh Ibu N dihabiskan oleh Bapak. S dan Ibu N sendiri. Akan tetapi, Ibu N selalu menyediakan buah-buahan di rumah sebagai pengganti anak-anaknya yang susah untuk mengkonsumsi sayur.
Ada beberapa perilaku maladaptif yang dilakukan oleh Ibu N yaitu jika sedang sibuk dan malas untuk masak, Ibu N membeli makanan di pedagang ataupun warung disekitar lingkungan tempat tinggal keluarga Bapak. S seperti pedagang gorengan mie ayam, makan warteg, pedagang es keliling. Ibu N mengetahui bahwa makanan yang dibeli belum tentu terjamin pengolahan, kebersihan, dan waktu simpan serta penyajianya walaupun murah, mudah didapat, menarik, dan cita rasanya sesuai dengan selera anggota keluarga. Menurut Stone, Clemen, McGuire dan Eigsti, (2002), waktu penyimpanan dan pengolahan
makanan
dapat
meningkatkan
kontaminasi
terhadap
perkembangbiakan bakteri. Waktu penyimpanan dan penyajian makanan yang dibeli oleh Ibu N sekitar 2-3 jam dan terkadang tidak ditutup ataupun dikemas dengan baik sehingga akan memberi cukup kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Oleh karena itu, makanan yang disimpan terlalu lama dapat meningkatkan kontaminasi dan jumlah bakteri dalam makanan yang disajikan.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
46
Ibu N mengatakan makanan yang sering dibelinya seperti gorengan dibungkus oleh kertas koran dan kantong resek berwarna. Padahal kantong kresek berwarna terutama berwarna hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang dimana dalam proses daur ulang tidak diketahui riwayat penggunaan sebelumnya, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berat dan lain-lain. Kertas koran atau majalah yang digunakan untuk membungkus makanan, seperti gorengan, kebanyakan mengandung timbal (Pb) dari tinta cetak yang dapat berpindah dengan mudah dari kertas ke makanan yang panas dan berlemak sehingga berisiko terjadi kerusakan otak dan system saraf pusat dan saluran cerna (Stone, Clemen, McGuire & Eigsti, 2002).
Selain faktor ekonomi, faktor pendidikan orang tua pun mempengaruhi masalah nutrisi pada anak usia sekolah (Stanhope & Lancaster, 2004). Orang tua yang berpendidikan rendah yang kurang mengetahui gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, cenderung apatis terhadap makanan yang dikonsumsi anak, sehingga orang tua cenderung membiarkan anak untuk jajan sembarangan di pinggir jalan dekat sekolah dibandingkan makan makanan dari rumah. Padahal jajanan yang dibeli anak tersebut belum tentu jajanan yang sehat dan bebas dari kontaminasi mikroba atau hinggapan lalat dan serangga lainnya.
Hasil observasi saat anak pulang sekolah di RW.03, makanan yang biasanya dibeli di pinggir jalan terlihat berwarna menarik. Kemungkinan besar makanan yang dibeli oleh anak-anak tersebut anak-anak tersebut mengandung zat pewarna, seperti Rhodamin B (pewarna sintesis yang digunakan pada industry tekstil dan kertas, yang memberikan warna merah terang) dan methanyl yellow (pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil dan cat, yang memberikan warna kuning kecoklatan), bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
47
Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, karena dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati, iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel atau jaringan). Selain itu, jajanan yang dibeli anak-anak kemungkinan banyak mengandung mikroba (seperti E.coli, Shigella, Salmonella, dan Staphylococcus aureus), MSG (monosodium glutamate), garam yang tidak beryodium, formalin dan boraks (yang terdapat pada otak-otak, tahu goreng, bakso, dan mie untuk pengenyal, pengawet mayat, pembasmi kecoa, dan penghilang bau) yang dapat mengakibatkan anak sakit perut, diare, atau keracunan (Depkes, 2010).
Selain itu, faktor pendidikan orang tua yang rendah juga cenderung membiarkan anak untuk tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah, padahal kebutuhan energi anak tinggi karena adanya peningkatan akitivitas di sekolah. Sehingga mengakibatkan anak mudah pusing, lelah, dan sulit untuk berkonsentrasi selama menerima pelajaran di sekolah, karena kadar gula darah menurun dan nutrisi ke otak juga menurun, yang akhirnya dapat mengakibatkan penurunan prestasi anak di sekolah (Stanhope & Lancaster, 2004). Perilaku orang tua yang membiarkan anak untuk tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah juga dapat meningkatkan perilaku anak untuk jajan sembarangan dipinggir jalan yang berisiko terkontaminasi oleh timbal (Pb) dari sisa pembakaran/asap kendaraan, yang dapat mengakibatkan anak menjadi sakit kepala, penurunan konsentrasi, daya ingat, dan kesulitan untuk tidur (Stanhope & Lancaster, 2004).
Faktor budaya dan kebiasaan di dalam keluarga juga mempengaruhi perilaku anak untuk sarapan atau tidak. Cullen, Baranowski, Rittenberry dan Olvera (2000) menyebutkan bahwa kebiasaan makan dalam keluarga berdapak pada anak terhadap permodelan atau menirukan perilaku orangtua. Keluarga yang biasa sarapan di pagi hari, cenderung anak-anaknya untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Sebaliknya, keluarga yang tidak terbiasa untuk sarapan
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
48
pagi, biasanya anak-anak juga malas untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Hal ini tidak diterapkan dalam keluarga. Ibu N mengatakan tidak pernah membuat sarapan dirumah dan selalu memberi sarapan untuk anakanaknya. Ibu N juga mengatakan saat sarapan pagi hanya anak-anaknya saja yang sarapan, sedangkan orangtua menyiapkan kebutuhan lain untuk membuat tempe.
4.3
Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep Penelitian Terkait Mengatasi gangguan ketidakseimbngan nutrisi atau nutrisi kurang dapat dilakukan dengan berbagai macam sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (Depkes, 2002) dan Asuhan Keperawatan terkait dengan gizi seimbang. Berbagai macam cara yang dapat dilakukan tersebut dilakukan melalui pendidikan kesehatan dengan memperhatikan lima tugas kesehatan keluarga yang meliputi pengenalan keluarga terhadap masalah kesehatan, memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, merawat anggoata keluarga yang mengalami masalah kesehatan, memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan (Depkes, 2006).
Berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga tersebut, penullis lebih mengotimalkan tugas kesehatan keluarga ke tiga yaitu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah ketidakseimbangan nutrisi dan lebih menekankan pada dua aspek, yaitu aspek kognitif dan psikomotor. Kedua aspek tersebut ditujukan kepada orangtua yaitu Ibu N dan Anak. R karena pola asuh dari Ibu N dan kebiasaan Anak. R yang maladaptif. Terdapat beberapa intervensi yang dilakukan oleh penulis pada tugas kesehatan keluarga yang ketiga yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai “Triguna Makanan”, menyusun menu makanan, dan membuat jadwal kegiatan harian yang akan menjadi rutinitas harian Anak. R. Berdasarkan beberapa intervensi tersebut, penulis mengambil dua intervensi unggulan yang
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
49
dirasakan lebih berdampak positif yaitu pengetahuan dari Ibu dan Anak mengenai “Triguna Makanan atau gizi seimbang” dan “menyusun jadwal kegiatan harian anak”.
Ada beberapa alasan penulis memilih intervensi pendidikan kesehatan mengenai “Triguna Makanan” karena triguna merupakan pedoman gizi seimbang yang diterapkan di Indonesia (Depkes, 2002), kurangnya pengetahuan keluarga dan anak sendiri mengenai gizi seimbang. Oleh karena itu, penyusunan triguna makanan menjadi salah satu program unggulan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dan anak mengenai gizi seimbang. Pemilihan intervensi pendidikan kesehatan “Triguna Makanan” berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang dengan menggunakan metode permainan playing card dirasakan cukup efektif untuk memberikan informasi kepada keluarga khususnya Ibu N dan Anak.R mengenai gizi seimbang dan makanan sehat yang baik untuk dimakan. Metode permainan playing card diperoleh dari inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa residen spesialis komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Prosedur intervensi ini meliputi beberapa hal yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai makanan bergizi seimbang melalui gambar dan food models dengan Ibu dan Anak duduk berdampingan. Setelah itu, mahasiswa menjelaskan prosedur permainan yaitu semua gambar dan food models di aduk agar tercampur antara berbagai jenis makanan dan kandungan gizi. Setelah semua gambar dan food models bergabung menjadi satu tumpukan, maka selanjutnya meminta Ibu dan anak menyusun kartu dan food models sesuai dengan jenis kandungan gizi selama 10 menit dan kemudian di evaluasi bersama-sama apakah gambar dan food models yang disusun sudah sesuai dengan jenis kandungan gizi (Herlina, 2013).
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
50
Intervensi unggulan lainnya yaitu “Menyusun Jadwal Aktivitas Harian” anak. Pemilihan intervensi ini dikarenakan perilaku anak yang maladaptif lebih banyak jajan diluar dan bermain dibandingkan makan dan istrihat dirumah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Allender dan Spradley (2005) aktivitas dan bermain memiliki peranan yang penting terhadap nutrisi anak. Anak yang cenderung banyak aktiviitas diluar rumah akan lebih banyak mengeluarkan energi dan merasa lelah sehingga untuk mengatasinya anak suka jajan saat sedang berada di luar rumah saat beraktivitas maupun bermain. Menurut PUGS (Depkes, 2002) untuk memperoleh gizi seimbang pada ada usia sekolah terdapat empat prinsip yang salah satunya adalah aktivitas fisik.
Menurut Depkes (2002), aktivitas fisik yaitu kesesuaian atau keseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas. Energi yang masuk harus seimbang dengan kebutuhan aktivitas, bila energi yang masuk lebih kecil dari kebutuhan untuk beraktivitas, maka berat badan akan turun dan dapat menjadi kurus, sedangkan asupan energi yang melebihi kebutuhan aktivitas akan menyebabkan kegemukan. Oleh karena itu, untuk mengatasi aktivitas fisik anak yang lebih banyak di luar rumah dan tidak dapat dikontrol aktivitas apa saja yang dilakukan anak baik seperti bermain dan jajan, maka intervensi penyusunan jadwal kegiatan harian dapat dilakukan. Intervensi penyusunan jadwal kegiatan harian ini direkomentasikan oleh mahasiswa residen spesialis komunitas program gizi anak usia sekolah.
Selain itu, menurut Wong (2009) peningkatan kapabilitas dan kemampuan beradaptasi pada anak usia sekolah memungkinkan kecepatan dan upaya aktivitas motorik yang besar, otot-otot yang lebih kuat dan lebih besar memungkinkan permainan yang lebih berat dan berlangsung lebih lama dan meningkat tanpa anak merasa kelelahan. Oleh karena itu, jika anak usia sekolah yang memiliki aktivitas dan bermain yang berat dan berlangsung lama serta
dilakukan
tidak
teratur
dapat
mengakibatkan
terjadinya
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
51
ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan.
Pemilihan intervensi menyusun jadwal kegiatan harian anak meliputi pengkajian terhadap aktivitas yang dilakukan anak sehari-sehari. Berdasarkan kegiatan jadwal yang disusun bersama Anak. R terdapat 13 kegiatan yang dapat dilakukan oleh Anak. R dari bangun tidur hingga tidur lagi yang meliputi 1) bangun tidur, 2) mandi dan sarapan, 3) pergi sekolah, 4) pulang sekolah, menabung dan makan snack ataupun cemilan, 5) istirahat, belajar, dan menonton, 6) makan siang, 7) main dirumah atau tidur siang, 8) main bersama tetangga atau teman, 9) mandi dan pergi mengaji, 10) pulang kerumah, makan kue ataupun buah-buahan, 11) sholat ke masjid, 12) makan malam dan belajar, 13) tidur. Semua kegiatan yang telah disusun dan dilakukan akan diberikan simbol senyum sedangkan jika kegiatan tidak dilakukan akan diberikan simbol cemberut. Untuk 10 kegiatan yang dilakukan setiap harinya akan diberikan bintang, dan jika selama sisa waktu kunjungan mahasiswa semua kegiatan dilakukan dan setiap hari mendapatkan bintang, maka Anak. R akan diberikan reward. Pemberian reinforcement positif pada kemandirian anak akan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal lebih untuk bisa memandirikan dirinya (Siagian, 2004)
Sedangkan untuk menyusun menu makanan, Ibu N setiap hari sudah memasak sayur dan menyajikan sayuran di meja makan, namun anak-anak yang sulit untuk makan. Mengetahui kondisi tersebut. Ibu N sudah mampu mensiasati dengan selalu menyediakan buah-buaha dirumah setiap hari.
4.4
Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan Selain dua implementasi unggulan yang telah dilakukan yaitu pendidikan kesehatan menyusun “Triguna Makanan” dan “Menyusun Jadwal Kegiatan Harian”, ada beberapa intervensi lainnya yang telah dilakukan untuk
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
52
mengatasi masalah gizi kurang pada Anak. R sesuai dengan tugas lima tugas kesehatan keluarga diantaranya yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara menyusun menu seimbang sesuai dengan porsi dan kandungan gizi anak usia sekolah, cara memilih makan yang sehat dan baik, cara mengolah makanan yang benar, cara penyajian makanan yang menarik anak sehingga mau makan, cara mengatasi anak yang sulit makan dan memodifikasi lingkungan yang dapat menambahkan nasfu makan anak yaitu makan bersama dengan anggota keluarga lainnya minimal satu kali dalam sehari.
Evaluasi dari berbagai impelementasi dan dua implementasi unggulan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa Anak. R mengalami penambahan berat badan. Berat badan saat sebelum dilakukan asuhan keperawatan yaitu 18 Kg, sedangkan berat badan setelah dilakukan intervensi dan terakhir penimbangan didapatkan berat badan 19, 1 kg. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah terus memotivasi Ibu N agar tetap menyediakan menu seimbang setiap hari walaupun Anak. R susah untuk mengkonsumsi sayur dengan cara memodifikasi makanan ataupun cemilan yang dimakan anak agar anak tetap mendapatkan makanan dengan gizi seimbang.
Modifikasi makanan dapat dilakukan misalnya dengan membuat nugget tempe sehat yang telah didemonstrasikan dan diredemonstrasikan oleh Ibu N pada saat implementasi. Selain itu, modifikasi makanan lainnya yaitu mie sehat yang dimasak seperti omlet (mie dan telur) di tambah dengan berbagai zat pengatur dan pembangun lainnya yang menjadikan mie yang dimakan anak memiliki kandungan gizi seimbang. Mie sehat tersebut dapat dicetak atau dibentuk dengan cetakan berbentuk kartun sesuai karakter yang disukai anak.
Selain itu, keluarga diharapkan selalu memperhatikan aktivitas Anak. R yang banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bermain dan kegemaran
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
53
jajan ciki dan sebagainya dengan tetap membuat jadwal kegiatan harian yang terencana dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan Anak. R.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI di RW 03 pada Anggregat Gizi Anak Usia Sekolah yag dilaksanakan sejak Mei hingga Juni 2013. Pelaksanaan praktik keperawatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mencegah dan mengatasi permasalah kesehatan yang ada maupun mempertahankan status kesehatannya.
Pengkajian asuhan keperawatan yang telah dilakukan kepada salah satu keluarga yang tinggal di RW 03 yaitu keluarga Bapak. S didapatkan bahwa anak usia sekolah yaitu Anak. R cenderung memilih-milih makanan yang dimakan sesuai dengan keinginanannya. Selain itu, faktor lain yang juga mempengaruhi adalah kebiasaan jajan dan jenis makanan yang dikonsumsi yang mengakibatkan Anak. R merasa lebih kenyang dan malas untuk makan dirumah. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut dan beberapa perilaku maladaptif yang telah dilakukan oleh keluarga maupun Anak. R sendiri didapatkan bahwa masalah kesehatan kesehatan utama pada keluarga Bapak. S adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Perencanaan keperawatan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan ketidak seimbanga nutrsi yaitu sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga yang meliputi mampu mengenal masalah yang dialami oleh keluarga, mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah gizi kurang, mampu merawat anggota keluarga yang mengalamii gizi kurang, mampu memodifikasi lingkungan serta mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
54 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
55
Impelementasi untuk pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi yang terjadi di keluarga Bapak. S dengan memanfaatkan lima tugas kesehatan keluarga yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang baik dari aspek kognitif maupun psikomotor. Implementasi tersebut diantaranya meliputi pendidikan kesehatan mengenai “Triguna Makanan” dengan menggunakan metode playing card dan food models, mengajarkan orangtua untuk menyusun menu harian dan memotivasi orangtua untuk memasak menu sesuai dengan menu yang telah disusun dan membuat jadwal kegiatan harian anak.
Asuhan keperawatan keluarga kelolaan dilakukan selama lima minggu sebanyak 11 kali pertemuan, terdiri dari pengkajian selama empat
kali
pertemuan dan enam kali implementasi dan satu kali pertemuan untuk terminasi. Evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Bapak. S saat ini yaitu keluarga Bapak. S sudah dapat mencapai kelima tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan.
5.2
Saran Beberapa saran yang direkomendasikan penulis sebagai berikut:
5.2.1
Puskesmas/Perawat Komunitas Penulisan karya ilmiah ners ini dapat dijadikan dasar pemikiran untuk pihak puskesmas dalam mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi pada anak usia sekolah. Selain itu, pihak puskesmas khususnya perkesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan mengenasi gizi seimbang secara terus menerus serta memberikan motivasi kepada para orang tua untuk memberikan gizi yang seimbang, serta membantu keluarga untuk mengatasi masalah gizi kurang pada anggota keluarganya.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
56
5.2.2
Keluarga Disarankan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang prinsip gizi seimbang sehingga dapat berperan sebagai promosi kesehatan, penyediaan makanan bergizi dengan memperhatikan variasi dan selera makan anak, serta menjadi contoh yang baik bagi anak usia sekolah terkait gizi seimbang seperti kebiasaan keluarga makan-makanan bervariasi, pola hidup bersih, aktivitas fisik atau olahraga dengan keluarga seperti jalan pagi dan pemantauan berat badan secara teratur minimal setiap tiga bulan, pembatasan menonton televisi, pilihan program pada anak usia seolah perlu diperhatikan oleh keluarg serta pendampingan dari orangtua saat nonton televisi.
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Achjar, K.H.A. (2010). Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga. Denpasar: Sagung Seto Asfariana. E (2008). Hubungan pengetahuan gizi ibu, pendapatan perkapita dan sikap tentang sarapan pagi dengan ebiasan sarapan pagi anak SD Negeri Tersono Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Juni 18, 2013. http://digilib.unimus.ac.id/gdl/php?. Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D (2010). Community health nursing: promoting and protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Allender, J. A & Spradley, B.W (2005). Community health nursing: promoting and protecting the public’s health. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Almatsier, S. (2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Cameron, J., Banko, K.M ., & Peirce, W.D. (2001). Pervasive negative effects of rewards on intrinsic motivation the myth continues. Behavior Analyst. Depkes. (2006). pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas. Direktoorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik. Jakarta: Depkes. Depkes. (2007). Riskesdas 2007. Juni 22, 2013. http://www.balitbangkes.go.id Depkes. (2007). Pedoman untuk tenaga kesehatan: usaha kesehatan sekolah do tingkat sekolah lanjutan. Jakarta Depkes. (2010). Kepmenkes RI NOMOR: 1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar antropometri penilaian status gizi anak.
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. (2002). Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes RI Edelman, C.L., & Mandle, C. L. (2010). Health promotion throught the life span.7th. Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Friedman, M., Bowden, V.R., Jones, E.G. (2003). Family nursing: research, theory & pravtice. 4th Ed. Ner Jersey: Person Education Inc
57 Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
58
Grodner. M., Long. S., Walkingshaw. B.C. (2007). Foundations and clinical applications of nutrition:a nursing approach. 4th. Ed. Louis, Missouri: Mosby. Inc Hannon, P. A., Bowen, D. J., Moinpour, C. M., & Mc. Lerran, D. F. (2003). Correlations in perceived food use between the family food preparer and their spouses and children. Appetite,40. 77-83 Harkreader. H., Hogan. M., & Thobaben. M. (2007). Fundamental of nursing: caring and clinical judgment. 3th.Ed. Louis, Missouri:
Saunder
Elseiver.Inc Herlina. (2012). Rancangan perencanaan asuhan keperawatan pada anak usia sekolah dengn risiko gizi kurang di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Program Magister Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Komunitas. FIK UI Hockembery, M.J., & Wilson. D (2009). Wong’s essenstials pediatric nursing. St. Louis Missouri. Mosbi.Inc Kaakinen. J. R., Duff. V.G., Coehlo. D.P & Hanson. S.MH., (2010). Familiy health nursing: theory, practice and research. 4th. Ed. Philadelphia. F.A. Dafis Company Kozier, B. Erb., Berman. A & Snynder, S.J. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC Kolasa, K.M., Lackey, C.J., Grandjean, A.C (2009). Hidration and health promotion. Nutrition today; 190-201 Kurniasih, K.M., Hilmansyah, H., Astuti, M.P & Imam, S (2010). Sehat dan bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: Gramedia. Lowe, C. F., Horne, P.J., Tapper, K., Bowdery, M., & Egerton, C. (2004). Effects of peer modelling and rewards based intervention to increase fruit and vegetable comsumption in children. European journal of crinical nutrition, 58, 510-522 Maurer, F.A & Smith , C.M. (2005). Community public health nursing practice: health for families and populations.3th.Ed. Louis, Missouri: Mosby McMyrray, A (2003). Community health and wellness a sociocelogical approach. 2nd. Ed. Australia: Mosby
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
59
Moore, M.C. (2009). Nutritional assessment and care. 6thEd. St. Louis, Missouri. Mosby NANDA.
(2009).
NANDA-I
Nursing
Diagnoses:
Definitions
&
Classification,2009-2011. USA: Wiley-Blackwell. Wong, Donna.L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik wong (Agus Sutarna, Neti Juniarti, Kuncara, Penerjemah). Jakarta: EGC Saifah, A (2011). Hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Mabelopura Kota Palu. Tesis. Program Pascasarjana FIK UI. Santrock, W.John. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Edisi 6. Jakarta: Erlangga Siagian, P. Sondang. (2004). Teori Motivasi dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu Stone, Clemen, McGuire & Eigsti. (2002). Comprehensive community health nursing: family, aggregate & community practice. 6th edition. USA: Mosby, Inc. Stanhope,M., Lancaster, J. (2004). Community and public health nursing. 6th. Ed. St. Louis. Mosby. Inc Stepherd. J et al. (2001). Young people and healthy eating a systematic review of research on barries and facilitators. London, England : Evidence for policy and practice Sjarkawi (2008). Pembentukan kepribadian ana: peran moral, emosional dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri. Jakarta: Bumi Aksara UNICEF. (1996). Strategy of improved nutrition of children and women in developing countries, New York Wardle, J., Cooke, l.J., Gibson, E.L., Sapochonik, M., Sheiham, A., & Lawson, M. (2003). Incrasing children’s acceptance of vegetable: a randomised trial of guidance to parents, Appetite, 40. 155-162
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
LAMPIRAN
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
PENGKAJIAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
I.
Data Umum a. Identitas dan Komposisi Keluarga Keluarga Bapak. S (39 tahun) merupakan kepala keluarga yang tinggal di lingkunngan
RT. 06/ RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan
Cimanggis, Kota Depok. Bapak. S (39 tahun) bekerja sebagai wiraswasta (pembuat tempe), mempunyai pendidikan terakhir SMA. Keluarga Bapak S (39 tahun) memiliki seorang istri
Ibu N (33 tahun), mempunyai
riwayat pendidikan terakhir yaitu SMP dan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan membantu Bapak. S S membungkus tempe yang siap untuk di fermentasi. Keluarga Bapak. S S mempunyi dua orang anak, anak pertama yaitu Anak. A Laki-laki (15 tahun), berpendidikan terakhir SMP dan akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau sederajat. Sedangkan anak kedua dari Bapak. S yaitu Anak. R (7 tahun), laki-laki berpendidikan sebagai siswa sekolah dasar. Gambar. 1 Genogram Keluarga Bapak. S
KeterangKeterangan: Bapak. S (39 tahun) merupakan anak ke dua dari enam bersaudara dan memiliki dua saudara laki-laki dan 3 saudara perempuan. Kedua orangtua dari Bapak. S masih hidup dan tinggal di Pekalongan. Berdasarkan hasil
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
wawacara, Bapak. S mengatakan kedua orangtuanya tidak memiliki riwayat penyakit yang serius seperti kencing manis, darah tinggi ataupun penyakit jantung. Sedangkan Ibu N (33 tahun merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang ketiga saudaranya merupakan perempuan. Sama seperti orangtua dari Bapak. S, orangtua dari Ibu S tidak memiliki riwayat penyakit, dan hanya mengalami keluhan sakit tua seperti cepat lelah, penglihatan kabur dan sulit untuk berjalan. Setelah Bapak. S dan Ibu N memutuskan untuk hidup bersama dan membangun sebuah keluarga, Bapak. S dan Ibu N tinggal dirumah sendiri di lingkungan RW. 03 dan hingga saat ini dikarunia dua orang anak laki-laki yaitu Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun).
b. Tipe Keluarga Keluarga Bapak S memiliki tipe keluarga nuclear familiy (keluarga inti) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.
c. Suku Bangsa Bapak. S berasal dari suku Jawa yaitu pekalongan dan Ibu N berasal dari Sunda. Keluaga Bapak. S telah lama tinggal di Cisalak Pasar semenjak memutuskan untuk hidup bersama dan membangun sebuah keluarga. Bahasa yang digunakan dirumah dan di lingkungan sekitar adalah bahasa Indonesia. Anak-anak dari keluarga Bapak.S tidak dapat berbahasa jawa walaupun kedua orangtuanya berasal dari jawa. Dekorasi rumah baik dari segi bentuk bangunan maupun furniture yang ada didalam rumah tidak menggambarkan daerah asal dari keluarg Bapak. S. Hampir tidak ada objek kesenian daerah yang terpampang di rumah Bapak. S. Keluarga Bapak. S tidak memiliki ritual, itos, ataupun pantangan tertentu dalam pemeliharaan kesehatan dalam kluarga. Saat ada keluarga yang sakit, keluarga lebih memilih untuk berobat ke klinik ataupun rumah sakit.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
d. Agama Semua anggota keluarga Bapak. S menganut agama Islam dan selalu menunaikan ibadah sholat lima waktu. Tidak ada kepercayaan khusus yang dianut oleh keluarga berkiatan dengan masalah kesehatan. Ibu N mengatakan selalu berdoa minta kesembuhan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
e. Status Sosial Ekonomi Keluarga Keluarga Bapak. S memiliki penghasilan ± Rp. 2.000.000,-/bulan. Keluarga Bapak. S bekerja sebagai pembuat tempe. Keuntungan dari penjualan tempe yang dibuat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya pendidikan anak. Keluarga Bapak. S memiliki alat transportasi yaitu kendaraan bermotor. Di rumah keluarga Bapak. S sendiri terdapat beberapa alat elektronik, seperti televisi, DVD player, sedangkan furniture yng terdapat di rumah keluarga Bapak. S yaitu sebuah meja makan, beberapa lemari baik lemari tempat mainan anak-anak maupun lemari pakaian.
f. Aktivitas Rekreasi Keluarga Keluarga Bapak. S jarang melakukan aktivitas rekreasi, karena sibuk untuk memproduksi tempe dan terkadang hanya pergi jalan-jalan ke tempat rekreasi terdekat.
2.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini Tahap perkembangan keluarga Bapak. S saai ini yaitu keluarga dengan remaja dimana anak tertua berumur 15 tahun. Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi yaitu Bapak S dan Ibu N telah memfokuskan kembali hubungan pernikahannya yaitu dengan menjaga keharmonisa
dalam
hubungan
rumah
tangga,
menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab saat anak menjadi dewasa dan mandiri, berkomunikasi secara terbuka antara anggota keluarga baik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
antara
orangtua
maupun
anak-anaknya,
memberikan
perhatian,
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, dan memperhatikan komunikasi dua arah.
b. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi Ibu. N mengatakan bahwa selama ini tidak ada masalah besar dalam keluarga. Tujuan yang ingin dicapai keluarga terpenuhi dengan optimal dan keluarga merasa bahagia.
c. Riwayat Keluarga Inti Bapak. S menikah dengan Ibu N menikah pada tahun 1997. Dari pernikahannya Bapak. S dan Ibu N dikaruniai dua orang anak laki-laki yaitu Anak. A (15 tahun) dan Anak. R (7 tahun). Bapak. S dan keluarga tinggal dalam satu rumah dan tinggal dirumah permanen yang telah menjadi rumah pribadi dari keluarga Bapak. S. Bapak. S bekerja sebagai wiraswasta pembuat tempe dan Ibu N berkerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan kedua anak-anaknya. Selain itu, Ibu N juga ikut membantu Bapak. S membuat tempe seperti membungkus tempe ataupun membersihkan kacang kedelai. Kebutuhan sehari-hari seutuhnya dipersiapkan oleh Ibu. N karena dirumah keluarga Bapak. S tidak terdapat pembantu rumah tangga.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Keluarga Bapak. S mengatakan tidak memiliki riwayat kesehatan ataupun penyakit yang serius. Kedua orangtua dari Bapak.S dan Ibu N masih hidup dan tidak memiilki riwayat kencing manis, penyakit jantung. Bapak. S dan Ibu N sendiri juga mengaku tidak memiliki riwayat gangguan kesehatan, hanya Ibu mengatakan stres karena berat badan nya yang tidak turun-turun. Ibu N menjalani KB suntik sejak 3 tahun lalu.. Ibu N mengatakan kedua anak nya lahir dengan normal, berat barat lebih dari tiga kilogram dan mendapatkan ASI selama dua tahun. Anak-anak dari Ibu N mendapatkan imunisasi lengkap. Anak. A (15 tahun) tidak
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
mempunyai riwayat penyakit yang serius, dan pernah mengalami demam, pilek sama seperti masalah kesehatan yang terjadi pada anak-anak seusianya. Sedangkan Anak. R (7tahun) memiliki riwayat flek paru pada usia empat tahun yang mengakibatkan berat badannya menjadi turun drastis. Sekarang, keadaan dari Anak R sendiri sudah sembuh dari flek dan Ibu N mengatakan Anak. R sudah tidak pernah mengalami gejalagejala penyakitnya dahulu.
3.
Lingkungan a. Karakteristik Rumah Keluarga Bapak. S tinggal di rumah memiliki luas 80 m2 yang berada di RT.06 RW.03 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Rumah ini bersifat permanan dengan lantai keramik. Rumah keluarga Bapak. S terdiri dari dua buah kamar yaitu kamar dari Bapak. S beserta istri dan kamar anaknya yaitu Anak. R dan Anak. A. Kamar mandi berada di dalam rumah, pencahayaan dimalam hari menggunakan listrik. Rumah terdiri dari satu lantai yang terdapat ruang tamuu, ruang menonton, kamar mandi serta toilet, serta dapur yang digunakan untuk tempat memasak dan memproduksi tempe. Ruang kelurga berhadapat dengan ruang tamu. Disaa senggang ataupun hari libur, keluarga suka menghabiskan
waktu
untuk
berkumpul
dan
menonton
serta
bercengkrama dengan anggota keluarga lainnya.
Pencahayaan di rumah Bapak. S pada siang hari hanya dibantu oleh pintu dan jendela yang sering dibuka. Di luar rumah terdapat teras yangd digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan tempat parkir motor. Dihalaman rumah Bapak. S tidak terdapat tanaman yang menghiasi perkarangan rumah.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Gambar 2. Denah rumah keluarga Bapak. S
b. Karakteristik Keluarga dan Komunitas Sebagian besar warga dilingkungan RT.06 RW 03 berasal dari Jawa dan bekerja sebagai pedagang dari pagi hingga sore hari. Meskipun demikian, mereka masih menyempatan diri untuk bertegur sapa dengan tetangga dan warga lainnya. Ibu N mengaku kalau tetangganya sangat baik kepadanya karena apabila sedang mengalami masalah, tetangga lah yanng terlebih dahulu memberikan bantuan. Dari segi kriminalitas, dilingkungan rumah keluarga Bapak. S merupakan area yang tingkat kejahatannya dapat dikatakan rendah karena Ibu N mengatakan tidak pernah melihat ataupun mendengarkan ada perampokan ataupun pencurian barang-barang. Selain itu, kondisi disekitar tempat tinggal keluarga Bapak. S dan jalan terpelihara dengan baik. Sanitasi dan rumah disekitarnya bersih serta tidak ada sampah yang menumpuk.
c. Mobilitas Geografis Keluarga Bapak. S dan Ibu N tinggal dilingkungan RT.06 RW 03 sejak Bapak. S dan Ibu Nmemutuskan untuk hidup berkeluarga. Untuk pergi ke suatu tempat, pasar maupun ke pelayanan kesehatan, keluarga Bapak. S menggunakan kendaraan bermotor.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Bapak. S biasanya berkumpul pada malam hari setelah kesibukan di siang hari selesai. Biasanya keluarga Bapak. S berkumpul saat makan malam. Kebersamaan tersebut biasanya digunakan untuk bercerita dan berdiskusi apabila ada masalah yang dialamii anggota keluarga. Hubungan antara anggota keluarga berjalan dengan baik dan harmonis.
Semua anggota keluarga saling menyayangi. Hubungan
keluarga Bapak. S dengan lingkungan sekitarnya juga berjalan dengan baik. Ibu N sering mengikuti arisan yang diadakan oleh tetangga disekitar rumahnya. Hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri, keluarga Bapak.S sering berinteraksi dengan tetangga yang ada disekitar rumah. Saat diundang untuk mengikuti penyuluhan mengenai cemilan sehat, Ibu N ikut berpartisipasi hadir.
e. Sistem Pendukung Keluarga Hubungan antara bapak. S dan Ibu N dengan anak-anaknya cukup harmonis, apabila ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lainnya ikut membantu. Keluarga di luar keluarga inti ikut membantu jika keluarga Bapak. S mengalami masalah. Dalam segi finansial, kebutuhan finansial berasal seutuhnya dari usaha yang dilakukan oleh Bapak. S yang membuat tempe .
4. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Komunikasi dalam keluarga bersifat fungsional, dimana anggota keluarga saling mengutarakan pendapat dan menceritakan masalah yang sedang dihadapi untuk diselesaikan bersama-sama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga Dalam hal kekuasaan, karena keluarga Bapak. S merupakan keluarga nuclear
family,
maka
pengambilan
keputusan
keluarga
selalu
menyerahkan kepada Bapak. S selaku kepala keluarga. Jika keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
merasa tidak mampu memutuskan dan menyelesaikan masalah secara bijak, makan keluarga mendapatkan bantuan dari orang terdekat untuk menyelesaikan masalah. Apabila ada salah satu anaknya yang sakit, anggota keluarga yang lainnya turut membantu.
c. Struktur Peran Bapak. S sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan istri dan anaknya. Ibu. N sebagai Ibu rumah tangga dan sekaligus ikut membantu Bapak. S membuat tempe dirumah.
d. Nilai dan Norma Agama Pada saat berkunjung ke keluarga Bapak. S tidak tampak adanya nilainilai keyakinan khusus dan hanya disesuaikan dengan nilai agama islam yang dianut oleh keluarga Bapak. S serta norma-norma yang berlaku di masyarakat sekitar rumah. Didalam keluarga tidak ada norma dan nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif Keluarga Bapak. S saling peduli terhadap masalah kesehatan anggota keluarga. Hal ini ditunjukkan oleh keluarga dengan mengantarkan anggota keluarga lain yang sedang sakit ke klinik dokter untuk mendapatkan pengobatan. Keluarga Bapak. S saling membantu dalam perawatan kesehatan sehati-hari, seperti mengingatkan minum obat dan perawatan sederhana saat anggota keluarga sakit atau demam.
b. Fungsi Sosialisasi Keluarga Bapak. S mengajarkan lewat perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan seharihari dan dilingkungannya. Keluarga Bapak. S selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bersosialisasi dari kecil dan menjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Bapak. S sering terlihat berinteraksi dengan tetangga sekitar lingkungan rumahnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga mampu menyediakan makanan dan pakaian yang layak untuk keluarga. Keluarga Bapak. S meyakini bahwa sehat adalah kenikmatan dan sakit adalah cobaan dari Allah yang harus dihadapi dengan berusaha mencari pengobatan. Keluarga mengatakan keluhan-keluhan kesehatan yang terdapat dalam keluarga yaitu terjadi pada Anak. R yang tubuhnya kelihatan kurus. Ibu. N telah mengetahui bahwa Anak. R telihat kurus karena memang Anak. R sulit makan dan lebih banyak jajan diluar. Keluarga Bapak. S terutama Ibu N mengatakan belum terpapar informasi mengeni gizi yang baik untuk anak usia sekolah.
Keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu anggota keuarga yitu jika ada anggota keluarga yang sakit dan dengan perawatan sederhana seperti kompres tidak kunjung membaik, maka keluarga langsung membawa ke klinik dokter terdekat untuk memperoleh pengobatan dan perawatan. Fungsi perawatan sederhana di rumah belum terlihat. Ibu N mengatakan Anak. R makan hanya sedikit dan susah untuk dinasehati. Ibu N mengatakan sudah memasak makanan yang dianggap Ibu N bergizi, namun tetap aja Anak-anak tidak mau memakannya dan lebih cenderung memakan nasi, goreng dan kecap tanpa memakan sayur. Akan tetapi Ibu N sudah mampu mensiasati dengan menyediakan buaha-buahan setiap hari di rumah.
6. Stress dan Koping Keluarga a. Stresor Jangka Pendek Ibu N khawatir dengan kondisi anaknya yang tampak kurus dan sulit makan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
b. Stresor Jangka Panjang Ibu N khawatir dengan kondisi anaknya yang sulit makan dan takut berdampak pada tumbuh kembang Anak. R dan berpengaruh ke prestasi disekolahnya kelak. c. Strategi Koping yang digunakan Jika ada masalah keluarga dalam keluarga, Bapak. S dan Ibu N selalu memusyawarahkan dengan anggota keluara yang lain dengan komunikasi terbuka. Bapak. S selaku kepala keluarga yang biasanya mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. d. Strategi Adaptasi Disfungsional Tidak ditemukan adanya strategi adaptasi disfungsional dalam keluarga Bapak. S.
7. Harapan Keluarga Keluarga berharap dengan adanya kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi UI ke RW 03 khususnya RT 06 dapat membantu dan memberikan informasi tentang kesehatan. Selain itu, keluarga berharap semua anggota keluarga selalu sehat dan Anak. R mempunyai berat badan yang ideal sesuai dengan usia dan tinggi badan sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan saat dewasa kelak.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
8. Pemeriksaan Fisik No
Nama
1.
Bapak. S Pemeriksaan Fisik
• • • • • • • • • • •
2.
Nafas Suhu (x/menit) (oC) 130/80 82 20 Afebris Kepala: persebaran rambut merata, ditemukan beberapa uban yang mulai terlihat Mata: ananemis, anikterik, alat bantu penglihatan baik Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran berdengung (-) Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman, sumbatan(-) Mulut dan Gigi: mukosa lembab Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, penonjolan vena jugularisa (-) Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal, Gallpo (-), murmur (-) Abdomen: Bising usus normal Kulit: warna kulit coklat, turgor kulit baik, sianosis (-), jaundice (-) Kuku: sianosis (-), CRT<3 detik BB= 65 kg TB 175 cm
TD (mmHg)
Ibu N •
• • • • • • • •
Nadi (x/menit)
120/70 79 20 Afebris Kepala: persebaran rambut merata, ditemukan beberapa uban yang mulai terlihat, rambut berwarna hitam Mata: ananemis, anikterik, alat bantu penglihatan baik Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran berdengung (-) Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman, sumbatan(-) Mulut dan Gigi: mukosa lembab Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, penonjolan vena jugularis (-) Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal, Gallpo (-), murmur (-) Abdomen: Bising usus normal BB 83 kg TB 155 cm
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 1
No
Nama
3.
Anak R Pemeriksaan Fisik
TD (mmHg)
Nadi (x/menit)
Nafas (x/menit) 26
Suhu (oC) 36,4
80/60 84 Lila: 15 cm Kepala: persebaran rambut merata, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut, tidak ada lesi Mata: ananemis, anikterik, penglihatan baik Telinga: tidak mengalami gangguan pedengaran berdengung (-) Hidung: tidak mengalami gangguan penciuman, sumbatan(-) Mulut dan Gigi: mukosa lembab Leher dan tenggorokan: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Dada: Bunyi nafas vesikuler, S1 & S2 Normal, Gallop(-), murmur (-) Abdomen: Bising usus normal Kulit: warna kulit coklat, turgor kulit baik, sianosis (-), jaundice (-) Kuku: sianosis (-), CRT<3 detik Ekstremitas: tidak terdapat lesi, tidak ada edema Nutrisi: BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD (berada antara -3 SD : 13,2 dan -2SD 14,3 kategori kurus) Riwayat kesehatan Anak: Ibu. N mengatakan Anak. R mendapatkan imunisasi lengkap dan ASI selama 2 tahun. Pernah mengalami flek paru pada usisa 4 tahu dan sekarag sudah sembuh. An.A memiliki riwayat kejang, dan gejala tipes.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
ANALISIS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
Data
Diagnosa Keperawatan
DO: - Antropometri
Ketidakseimbangan
• BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD •
nutrisi kurang dari
Berdasarkan Kemenkes : berada antara -3 kebutuhan tubuh pada SD 12,3 : dan -2SD 13,2 kategori kurus)
•
Anak. R dengan
Berdasarkan Z-Skor WHO berada di bawah masalah gizi tidak garis merah
seimbang
- Bentu tubuh tampak kurus - Makan hanya setengah porsi dengan Lauk telor, nasi dan kecap. DS: - Pernah mengalami flek paru pada usisa 4 tahu dan sekarag sudah sembuh - Ibu. N mengatakan bahwa penyediaan makanan sehari-hari dikeluarga masak sendiri, namun jika lagi sibuk, Ibu N membeli makanan di warung. - Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur, lauk ikan ataupun ayam, menyediakan buah-buahan namun anak-anak kurang menyukai sayuran - Ibu N mengatakan kadang-kadang menyiapkan makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku kepada Anak. R p.4000,- saat pergi sekolah untuk
membeli
makanan
ataupun
jajanan
disekolah - Anak. R mengatakan uangnya habis untuk jajan. - Ibu. N mengatakan Anak. R suka bermain saat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
pulang sekolah dan saat pergi ngaji - Ibu N mengatakan Anak. R suka jajan dipinggir jalan dekat sekolah maupun jajan di pedagang asongan
DO: - Saat beberapa kali bertemu dengan Anak. R di Ketidakefektifan jalan, Anak. R tampak sedang membawa snack pemeliharaan kesehatan jajanan warung.
Anak. R dengan masalah
- Anak. R makan snack saat mahasiswa melakukan gizi tidak seimbang kunjungan ke rumah - Saat makan, Anak. A tidak mencuci tangan terlebih dahulu. - Ibu N tampak diam dan tersenyum melihat tingkah laku Anak. R DS: - Ibu N mengatakan tidak pernah menyiapkan bekal untuk anak saat pergi ke Sekolah Pada saat Anak. R pergi sekolah. - Anak. R mengatakan uangnya habis untuk jajan. - Ibu. N juga mengatakan, setelah pulang sekolah, Anak. R meminta uang tambahan untuk jajan dan bermain bersama teman-teman dilingkungan sekitar rumah. Ibu - Ibu. N mengatakan Anak. R dapat jajan hingga Rp. 10.000,-/hari. - Ibu. N mengatakan suka menyiapkan cemilan yang lebih banyak di beli diluar daripada dibuat sendiri oleh Ibu. N - Ibu N mengatakan tidak pernah memeriksakan BB dan TB setiap 3 bulan sekali, hanya terkadang saat sedang ke dokter sekalian periksa
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 2
BB dan TB - Pola makan anak kadang 2-3 x/hari dan hanya 34 sendok/sekali makan - Ibu
N
mengatakan
anak
tidak
pernah
menghabiskan makanan yang telah disediakan oleh Ibu - Ibu Nmengatakan, saat sedang lagi sibuk, Anak. R hanya dimasakan telor goreng dan ditambah kecap di nasinya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 3
SKORING MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
No.
Diagnosa
Kriteria
keluarga 1.
2.
Skor
Bobot
Jumlah
Total 30/3
Ketidakefektifan
Sifat Masalah
3
1
3/3x1 =1
pemeliharaan
Kemungkinan masalah dapat di ubah
1
2
1/2x2=1
kesehatan
Potensi Masalah dapat dicegah
1
1
2/3x1=2/3
Anak.R
Menonjolnya masalah
1
2
2/2x1=1
Ketidakseimbang
Sifat Masalah
3
1
3/3x1 =1
an nutrisi kurang
Kemungkinan masalah dapat di ubah
1
2
1/2x2=1
dari kebutuhan
Potensi Masalah dapat dicegah
2
1
2/3x1=2/3
tubuh pada
Menonjolnya masalah
2
2
2/2x1=1
Anak.R
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
32/3
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
No
1.
Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Anak usia sekolah
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Rencana Intervensi
Umum
Khusus
Kriteria
Standar
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1x45 menit kunjungan, keluarga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia sekolah yang ditandai dengan peningkatan nafsu makan anak usia sekolah.
1. Setelah dilakukan pertemuan I sebanyak 1x45 menit, keluarga mampu mengenal masalah gizi kurang a. Menyebutkan definisi gizi seimbang
Respon verbal
Keluarga menyebutkan gizi seimbang yaitu suatu zat makanan yang diperlukan tubuh sesuai dengan usia anak.
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi seimbang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Keluarga menyebutkan bahanbahan makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu : 1. Zat tenaga seperti : nasi, roti, ubi, talas 2. Zat pembangun seperti : tempe, tahu, telur, daging,
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi seimbang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media leaflet
b. Menyebutkan 2 contoh makanan dari tiap sumber gizi seimbang
Respon Verbal
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
ikan. Zat pengatur seperti : sayuran dan buah-buahan
c. Menyebutkan arti kurang gizi
d. Menyebutkan penyebab timbulnya masalah gizi kurang
Respon Verbal
Respon verbal
Keluarga menyebutkan bahwa kurang gizi adalah kekurangan zat-zat atau bahan-bahan yang dibutuhkan tubuh sehingga terjadi perubahan dalam tubuh.
Anggota keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 penyebab gizi kurang, yaitu: a. Jumlah makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh b. Jenis makanan tidak
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi seimbang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pengertian gizi seimbang yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi seimbang dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab gizi kurang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai penyebab gizi kurang yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab timbulnya gizi kurang dengan menggunakan media leaflet
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
seimbang c. Makan tidak teratur d. Adanya penyakit tertentu
e. Menyebutkan tanda dan gejala masalah kurang gizi.
Respon verbal
f.
Respon verbal
Menyebutkan pentingnya gizi seimbang
d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Anggota keluarga mampu a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui menyebutkan 3 dari 6 tanda keluarga mengenai tanda dan gejala gizi kurang dan gejala gizi kurang, yaitu: b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman a. badan kurus keluarga mengenai tanda dan gejala gizi kurang b. Rambut tipis berwarna c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda kemerahan dan mudah dan gejala gizi kurang dengan menggunakan media dicabut leaflet c. Lemah dan pucat d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya d. Kulit kering dan kusam tentang materi yang disampaikan e. Pusing e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum f. Kaki, tangan, dan dimengerti sekitar mata bengkak f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Anggota keluarga mampu a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui menyebutkan 2 dari 3 keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang pentingnya gizi seimbang, b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yaitu: keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang a. Untuk pertumbuhan c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai dan perkembangan pentingnya gizi seimbang dengan menggunakan media anak leaflet b. Meningkatkan potensi d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
kecerdasan anak c. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
g. Mengidentifikasi status gizi anak
Respon Verbal
2. Setelah dilakukan pertemuan ke 2 sebanyak 1x45 menit, keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi.
Respon verbal
Keluarga mengungkapkan tanda-tanda kurang gizi yang terdapat pada anak
Anggota keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 akibat kurang gizi, yaitu: a. Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu b. Anak mudah sakit c. Kecerdasan anak kurang/lambat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat gizi kurang b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai akibat gizi kurang c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai gizi kurang dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
a. Menyebutkan akibat gizi kurang b. Menyebutkan akan merawat angggota keluarga yang mengalami gizi kurang 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kurang gizi. a. Menyebutkan triguna makanan.
dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Respon verbal
Keluarga menyebutkan komponen Triguna makanan beserta 2 contohnya : 1. zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. 2. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll. 3. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas (polisi) makanan, terdapat dalam buah dan sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas,
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai triguna makanan. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai triguna makanan yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai triguna makanan dengan menggunakan media flip chart. d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
bayam, kangkung, dll. b. Menyebutkan cara mengatasi masalah gizi kurang
Respon verbal Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu menyebutkan 4 dari 9 cara mengatasi gizi kurang, yaitu: a. Memberi jenis makanan yang seimbang (triguna makanan) pada saat anak sehat dan sakit b. Makanan sesuai dengan kebutuhan anak. c. Makan yang teratur d. Jajanan jangan diberikan dekat waktu makan e. Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering f. Memberi makan bersama anak g. Memberi makan anak sambil bermain dan bercerita h. Tata makanan yang menarik misal warna piring yang menarik i. Jangan memberikan makanan yang manis sebelum makan
c. Menyebutkan cara memilih makanan.
Respon psikomotor
Anggota keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 cara
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk meningkatkan berat badan Anak T b. Diskusikan cara mengatasi kurang gizi atau cara untuk meningkatkan berat badan Anak T c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengatasi gizi kurang atau cara untuk meningkatkan berat badan Anak T dengan menggunakan media leaflet d. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan. e. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
a.
Dorong keluarga untuk menceritakan bagaimana memilih bahan makanan
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
memilih makanan, yaitu: a. Harganya terjangkau b. Nila gizinya baik atau seimbang c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk d. Mudah didapat
d. Menyebutkan cara mengolah bahan makanan.
Respon verbal dan psikomotor
Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 6 cara mengolah bahan makanan, yaitu: 1. Sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir terlebih dahulu baru dipotongpotong 2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama 3. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih 4. Cuci tangan sebelum masak dan makan 5. Beras dicuci tidak sampai bening airnya 6. Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
b.
c. d.
Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara memilih bahan makanan dengan menggunakan media leaflet Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
a. Dorong keluarga untuk menceritakan cara mengolah bahan makanan. b. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengolah bahan makanan dengan menggunakan media leaflet c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan d. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
e. Mendemonstra sikan penyusunan menu makan bergizi seimbang.
Respon psikomotor
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat. a. Menyebutkan cara penyajian makanan.
Respon verbal Respon afektif
Keluarga dapat menyusun 1. menu seimbang sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah 2. sehari-hari: nasi : 2-3 piring sedang (3 gelas belimbing) 3. tempe : 3 potong sedang ikan : 3 potong sedang (2-3 ekor kecil) sayur : 3 gelas belimbing/1 ½ mangkok buah : 3 buah susu : 250 cc/1 gelas Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara menyajikan makanan, yaitu: a. Jenis makanan bervariasi setiap harinya b. Kombinasi jenis makanan hewani dan nabati c. Disajikan dalam bentuk hangat d. Perhatikan jadwal menu makanan e. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Demonstrasikan cara menyusun menu seimbang sesuaidengan anak sekolah Beri kesempatan pada keluarga untuk menyusun menu seimbang sesuai dengan jumlah kebutuhan anak usia sekolah Beri reirforcement positif atas udaha keluarga untuk menyusun menu
a. Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara menyajikan makanan dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
b. Menyebutkan cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan
Respon verbal Respon afektif
c. Memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk menimbulkan nafsu makan anak
Respon verbal dan afektif
Anggota keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 prinsip cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan, yaitu: a. jangan dipaksa tapi, ikuti keinginan anak misalnya, sambil bermain b. Beri makan sesuai selera anak dan tidak membosankan. c. Jangan memberi makanan yang manis sebelum makan d. Sajikan makanan dalam bentuk menarik e. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi, sering Anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 lingkungan yang mendukung untuk menimbulkan nafsu makan anak, yaitu: a. Makan bersama anggota keluarga yang lain b. Makanan yang dihidangkan dalam keadaan hangat c. Menggunakan alat makan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
a. Diskusikan bersama keluarga bagaimana cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengatasi anak yang tidak bersedia makan dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga tentang modifikasi lingkungan untuk menimbulkan nafsu makan anak b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai modifikasi lingkungan untuk menimbulkan nafsu makan anak dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya mengenai materi yang dibahas e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dibahas
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
5. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan gizi balita a. Menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat disekitar lingkungan tempat tinggal terkait dengan peningkatan status gizi balita b. Menjelaskan manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan sesuai jadwal
Respon verbal
Respon verbal
yang menarik d. Makan sambil bercerita e. Jenis makanan bervariasi dan menarik Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: - Puskesmas - Rumah sakit - Klinik dokter
Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan: - Mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak. - Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan - Menangani masalah gizi kurang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
f.
Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal b. Motivasi keluarga untuk mengulang fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai manfaat tersebut c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan media leaflet d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
Lampiran 4
RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
c. Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
Respon afektif
Keluarga rutin mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan anak.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Evaluasi
Implementasi S:
1.
-
Kamis,
Pengkajian
16 Mei
- Mengucapkan salam - Melakukan perkenalan dan
2. Sabtu 18 Mei
BHSP - Melakukan kontrak waktu dan menjelaskan tujuan kunjungan - Melakukan
- Ibu M mengatakan bersedia didatangi mahasiswa - Ibu M mengatakan dikeluarga tidak memiliki masalah kesehatan - Ibu M mengatakan tidak mengetahui kalau berat badan anak tidak sesuai dengan usianya - Ibu M mengatakan An R memang susah disuruh makan - Ibu N mengatakan An. R pernah
pengkajian dan
mengalami flek paru pada usia 4 tahu
menanyakan
dan sekarang sudah sembuh
tentang keluhan
- Ibu. N mengatakan bahwa penyediaan
kesehatan dalam
makanan sehari-hari dikeluarga masak
keluarga
sendiri, namun jika lagi sibuk Ibu N
khususnya pada
membeli makanan di warung.
Ank. R
- Ibu N mengatakan, sehari-hari masak sayur, lauk ikan ataupun ayam, menyediakan buah-buahan namun anak-anak kurang menyukai sayuran - Ibu N mengatakan kadang-kadang menyiapkan makanan untuk sarapan, dan memberi uang saku kepada An. R p.4000,- saat pergi sekolah untuk membeli makanan ataupun jajanan disekolah - An. R mengatakan uangnya habis untuk jajan. - Ibu . N mengatakan An. R suka bermain saat pulang sekolah dan saat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR pergi ngaji O: - Antropometri - BB 18 kg, TB 117cm, IMT=13.1 SD - Berdasarkan Kemenkes : berada antara -3 SD : 12,3 dan -2SD 13,2 kategori kurus) - Berdasarkan Z-Skor WHO berada di bawah garis merah - Bentu tubuh tampak kurus - Makan hanya setengah porsi dengan Lauk telor, nasi dan kecap. A A: anak mengalami gizi kurang P: - Melanjutkan pengkajian keluarga
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
3. Rabu,
Hipertermi pada
- Mengucapkan salam
Anak. R
- Memvalidasi keadaan
22 Mei
- Ibu N mengatakan An. R tiba-tiba panas sejak senin.
keluarga
- Ibu N mengatakan sudah mengkompres
- Mengidentifikasi Here and
Tujuan:
penyabab masalah
Now
- Mempertahan
kesehatan pada anak
kan suhu
anak dan memberikan paracetamol namun demam tidak turun - Ibu N mengatakan An. R dibawa ke
- Menganjurkan kepada
klinik dokter pada hari senin.
tubuh normal
orangtua untuk
sesuai usia
memberikan kompres
yang demam: berikan kompres air
anak.
air hangat jika anak
hangat pada lipatan tubuh seperti paha
terasa demam kembali
dan ketiak, memberikan obat penurun
menunjukkan
dan melakukan
panas, memberikan pakaian tipis yang
rasa nyaman
kompres pada lipatan-
menyerap keringat dan tidak
secara verbal
lipatan tubuh seperti
menggunakan baju tebal, menyiapkan
maupun lewat
ketiak, lipatan paha
termometer untuk mengetahui suhu
- Anak
tingka laku - Tidak terjadi
- Ibu N menyebutkan cara merawat anak
- Menganjurkan untuk
anak
menyediakan
- Ibu N mengatakan tidak membolehkan
infeksi
termometer di rumah
berulang
agar dapat mengatahui
O:
suhu anak
- Orangtua sudah mampu menyebutkan
Kriteria
- Jaga lingkungan agar
Hasil:
tetap sejuk dan
- Suhu
mengangkat pakaian
dalam batas
An. R mandi, dan hanya melap badan .
cara merawat anak yang mengalami demam dengan benar - Ibu N mempraktekkan cara
yang berlebihan.
mengkompres anak dengan
- Anjurkan untuk tidak
menggunaan air hangat atau air biasa
normal,
mandi dengan air yang
(36,5-
dingin.
37,50C - Anak menunjuk
(bukan air es/dingin) - Ibu N sudah mampu mengkompres An. R dengan benar - Suhu tubuh An. R 36,70C
A A: Demam anak teratasi Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR kan
P:
rasa
- Menganjurkan Ibu untuk tetap
nyaman
mengkompres An. R jika teraasa
- Anak
demam, dan menyarankan untuk
mulai
menghabiskan antibiotik yang telah
aktif
diberikan oleh dokter dan
bermain
- Melanjutkan pengkajian keluarga
dan dapat beristirah at dengan tenang dan nyaman
4.
-
Melanjutkan Pengkajian keluarga
Kamis, 24 Mei
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
-
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
5.
Ketidak-
- Mengucapkan salam
Selasa
seimbangan
- Mengevaluasi keadaan
28 Mei
nutrisi kurang dari kebutuhan
keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak
- Ibu N menjawab salam dan mengatakan demam turun dan keadaan An. R sudah membaik - Ibu N mengatakan gizi seimbang
tubuh pada
dan menjelaskan tujuan
adalah makanan yang dimakan
Anak R
kunjungan
mengandung zat tenaga,
- Melakukan pendidikan kesehatan TUK 1-3
pembangun dan pengatur - Ibu Ne menyebutkan zat tenaga
dengan menggunakan
untuk sumber energi, pembangun
media leaflet, Lembar
pertumbuhan badan dan pengatur
balik, food models, dan
pelindung dari penyakit
kartu gambar makanan: - Ibu N menyebutkan penyebab gizi - TUK 1:Mengenalkan
gizi kurang karena ekonomi,
masalah gizi kurang:
penyakit, makanan tidak
defisini gizi seimbang
seimbang, kondisi lingkungan dan
penyebab gizi kurang
pola asuh keluarga
tanda dan gejala gizi kurang pentingnya gizi seimbang menyebutkan contoh
- Ibu N menyebutkan tanda dan gejala gizi tidak seimbang anak kurus, rambut rontok, lemas dan tidak bersemangat - Ibu N mengatakan tanda yang ada
makanan dari setiap
pada An. R yaitu badan kurus, BB
sumber gizi seimbang
tidak sesuai dengan usia
menyebutkan arti dari - Ibu N menyebutkan akibat gizi kurang yaitu mudah sakit, prestasi kurang gizi mengidentifikasi staus gizi pada anak. - Membantu keluarga
menurun - Ibu N mengatakan akan lebih mengontrol gizi dan makanan
dalam TUK 2 yaitu
yang dimakan An. R dan merawat
Menyebutkan akibat
An. R agar mendapatkan BB yang
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR gizi kurang
semestinya.
mengambil keputusan - Ibu N dan An. R menyebutkan untu merawat anggota
triguna makanan, zat pembangun
keluarga yang
adalah makanan karbohidrat
mengalami gizi
seperti nasi, ubi-ubian, kentang,
kurang dan men
mie, roti. Zat pembangun yaitu
- Melakukan TUK 3:
makan yang berprotein daging,
merawat anggota
ayam, ikan. Zat pengatur yaitu
keluarga yang
buah-buahan dan sayur-sayuran
mengalami masalah
- Ibu N menyebutkan porsi makanan
gizi kurang:
untuk anak dalam sehari yaitu,
Menyebutkan triguna
nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong,
makanan Menyusun menu makanan gizi seimbang
sayur 1-1 ½ mangkok, dan buahbuahan - Ibu N menyebutkan dan menuliskan menu yang akan di buat untuk besok O: - Ibu N mampu menjelaskan kembali pengertian gizi seimbang dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan manfaat dari gizi seimbang (zat tenaga, pembangun dan pengatur) dengan benar dan di stimulus - Ibu N mampu menyebutkan penyebab gizi tidak seimbang dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan tanda dan gejala gizi tidak seimbang dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan akibat dari gizi tidak seimbang - Ibu N mampu menyusun triguna
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR makanan bersama An. R - Ibu N tampak bersemangat dalam menyusun triguna makanan dan menyusun menu harian - Ibu N mampu mengebutkan tanda dan gejala gizi kurang yang terdapat pada An. R - Ibu N mampu menyusun menu seimbang A A: - Keluarga telah mampu mengenal masalah gizi tidak seimbang - Keluarga telah mampu mengambil keputusan dalam merawat An. Dengan
masalah
gizi
tidak
seimbang - Keluarga telah mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gizi tidak seimbang
P: - Evaluasi Tuk 1-3 - Melanjutkan Tuk 3: mengevaluasi dan melanjutkan menyusun menu
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
6
Ketidak-
- Mengucapkan salam
- Ibu N menjawab salam
Jumat
seimbangan
- Mengevaluasi keadaan
- Ibu N mengatakan semua anggota
31 Mei
nutrisi kurang dari kebutuhan
keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak
keluarga dalam keadaan baik - Ibu N menyebutkan gizi seimbang
tubuh pada
dan menjelaskan tujuan
adalah makan yang mengandung
Anak R
kunjungan
karbohidrat, proteiin, dan sayur-
- Melakukan evaluasi TUK 1-3 dengan
sayuran - Ibu N mengatakan karhobidrat
menggunakan media
sumber tenaga, protein
leaflet, Lembar balik:
pembangun, sayur dan buah-
- TUK 1:Mengenalkan masalah gizi kurang:
buahan pengatur - Ibu N mengatakan peyebab gizi
defisini gizi seimbang
kurang, penyakit, ekonomi, anak
penyebab gizi kurang
susah makan, dan orang tua yang
tanda dan gejala gizi
cuek
kurang pentingnya gizi seimbang menyebutkan contoh
- Ibu N menyebutkan tanda dan gejala gizi kurang anak kurus, rambut rontok, lemas, - Ibu N mengatakan telah menyusun
makanan dari setiap
jadwal makanan sampai hari
sumber gizi seimbang
Jumat.
menyebutkan arti dari - Ibu N mengatakan memasak dan menyiapkan makan sesuai dengan kurang gizi mengidentifikasi staus gizi pada anak. - Melakukan TUK 3:
menu makanan yang telah dibuat O: - Ibu N mampu menjelaskan
merawat anggota
kembali pengertian gizi seimbang
keluarga yang
dengan benar
mengalami masalah gizi kurang:
- Ibu N mempu menyebutkan triguna makanan dengan stimulus
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR Menyusun menu
- Ibu N mampu menyebutkan
makanan gizi
penyebab, tanda dan gejala gizi
seimbang
kurang dengan benar - Ibu N sudah mampu menyusun menu makanan seimbang untuk hari rabu, kamis dan jumat namun pada hari jumat, Ibu N mengatakan tidak An. R tidak mau makan sayur dan hanya makan buah-buahan - Ibu N mampu menyediakan makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan porsi yang terlah dijelaskan da dicontohkan A A: - Keluarga telah mampu merawat anggota keluarga dengan masalah gizi tidak seimbang ( menyusun menu makanan dan menyiapkan makanan Seimbang)
P: - Melanjutkan TUK 3: cara mengatasi masalah gizi kurang, cara memillih makanan, cara mengolah makanan - Untuk Ibu N. Melanjutkan menyusun menu untuk hari selanjutnya dan mengevaluasi menu yang telah di buat dan disajikan - Memotivasi An. R Agar mau makan sayur walaupun sedikit - Untuk
Anak
R
membuat
kegiatan harian (ADL) Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
jadwal
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
7. Senin 10 Juni
Ketidak-
- Mengucapkan salam
- Ibu N menjawab salam
seimbangan
- Mengevaluasi keadaan
- Ibu N mengatakan semua anggota
nutrisi kurang dari kebutuhan
keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak
keluarga dalam keadaan baik - Ibu N mengatakan jadwal menu
tubuh pada
dan menjelaskan tujuan
hariannya udah habis sejak hari
Anak R
kunjungan
Jumat tanggal 7 kemarin
- Melanjutan TUK 3:
- Ibu N mengatakan An. R masih
- merawat anggota
susah untuk makan sayur, dan
keluarga yang
kadang menyampurkan sedikit
mengalami masalah
sayuran sawi ke mie yang dimakan
gizi kurang:
anak
mengevaluasi menu yang telah dibuat membuat ADL An. R cara mengatasi gizi kurang cara memilih makanan cara mengolah makanan
- Ibu N mengatakan An. R makan buah-buahan setiap hari sebagai pengganti cemilan - An. R mengatakan akan makan sayur - An. R menyebutkan jadwal kegiatan harian dari pagi yaitu bangun pagi, mandi, sarapan, pergi sekolah, main, belajar, ngaji ke masjid dan tidur - Ibu N menyebutkan cara mengatasi gizi kurang yaitu: memberi anak makanan yang bergizi seimbang, makan yang teratur, menggnakan gelas dan piring yang menarik - Ibu N mengatakan cara memilih makanan yaitu harganya murah dan terjangkau, gizi baik dan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR seimbang, masih segar, tidak layu dan berbau busuk, mudah diapat - Ibu N mengebutkan cara mengolag makanan yang baik yaitu sayura dan buah di cuci terlebih dahulu sebelum di potong, sayuran dimasak jangan terlalu lama, alatalat masak di cuci bersih, cuci tangan sebelum dan sesudah masak dan makan O: - Ibu N mampu menjelaskan menyebutkan 3 cara engatasi gizi kurang dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan 4 cara memilih makanan dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan 5 cara mengolah bahan makanan. - Ibu N menuliskan jadwal menu harian yang dimakan oleh An. R, tidak tertulis An. R makan sayuran dengan porsi seimbang - An. R menyebutkan dan menuliskan kegiatan harian yang akan dilakukan mulai dari bangun tidur pagi sampai malam saat tidur kembali - An. R mulai menempelkan emoticon senyum pada kegiatan yang telah dilakukan hari ini A A: - Keluarga telah mampu merawat anggota keluarga dengan masalah Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR gizi tidak seimbang ( menyusun menu makanan dan menyiapkan makanan Seimbang, membuat jadwal kegiatan harian anak mengetahui cara mengolah, memilih makanan) - TUK 3 tercapai. P: - Menyediakan dan memberikan tabel jadwal menu harian tambahan - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian yang dilakukan oleh An R - Melanjutkan intervensi TUK 4 dan 5
8
Ketidak-
Memodifikasi
Rabu,
seimbangan
makanan/cemilan sehat
12 Juni
nutrisi kurang
Nugget Tempe
-Implementasi komunitas
dari kebutuhan tubuh pada Anak R
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
9 Senin 15 Juni
Ketidak-
- Mengucapkan salam
- Ibu N menjawab salam
seimbangan
- Mengevaluasi keadaan
- Ibu N mengatakan semua anggota
nutrisi kurang dari kebutuhan
keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak
keluarga dalam keadaan baik - Ibu N menyebutkan cara menyajikan
tubuh pada
dan menjelaskan tujuan
makanan yang baik yaitu makanan
Anak R
kunjungan
jenisnya bermacam-macam,
- Memberikan pendidikan kesehatan TUK 4-5 dengan
dihidangkan dalam keadaan hangat, porsi makanan sesuai kebutuhan - Ibu N menyebutkan cara mengatasi
mengunakan media
anak yang susah makan yaitu jangan
lembar balik;
memaksa anak, masak dan beri makan
- TUK 4:Memodifikasi lingkungan : Cara penyajian
kesukaan anak, sajikan dalam bentuk menarik - Ibu N menyebutkan cara menimbulkan
makanan: jenis
nafsu makan diantaranya makan
makanan bervariasi
bersama keluarga, sajikan makanan
setiap harinya,
dalam keadaan hangat, menggunakan
kombinasi jenis
piring atau gelas yang menarik
makanan hewani
- Ibu N menyebutkan jika anggota
dan nabati, disajikan
keluarga sakit dapat memeriksakan
dalam bentuk
kesehatan ke puskesmas, rumah sakit
hangat, perhatikan
dan klinik dokter
jadwal menu
- Ibu N menyebutkan manfaat pelayanan
makanan, jumlah
kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan,
makanan sesuai
pengetahuan tentang penyakit, dan
dengan kebutuhan
menangani masalah kesehatan misalnya
Cara mengatasi anak
gizi
yang tidak bersedia makan: jangan
O:
dipaksa, tapi ikuti
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR keinginan anak
penyajian makanan yang baik dengan
misalnya makan
benar
sambil bermain, beri
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
makanan sesuai
mengatasi anak yang tidak mau makan
dengan selera anak
dengan benar
dan tidak
- Ibu N mampu menyebutkan 3 cara
membosankan,
menimbulkan nafsu makan anak
jangan memberikan
dengan benar
makanan yang
- Ibu N mampu menyebutkan 3 fasilitas
manis sebelum
yang dapat digunakan untuk
makan, sajikan
meningkatkan kesehatan dengan benar
makanan dalam
- Ibu mampu mampu menyebutan
bentuk menarik,
manfaat pelayanan kesehatan dengan
berikan makan
benar
dalam porsi kecil
A:
namun sering
- Keluarga sudah mengetahui cara
Lingkungan yang
memodifikasi lingkungan untuk
mendukung untuk menimbulkan nafsu
mengatasi masalah gizi kurang - Keluarga sudah mampu mengenal
makan: makan
pemanfaatan fasilitas pelayanan
bersama anggota
kesehatan untuk meningkatkan
keluarga yang lain,
kesehatan anggota keluarga yang
makanan yang
mengalami masalah kesehatan
dihidangkan dalam
khususya gizi kurang
keadaan hangat, menggunakan alat
P:
makan yang menarik - Evaluasi TUK 1-5 Makan sambil
- Dan terminasi
bercerita Jenis makanan bervariasi dan menarik. - TUK 5: menggunakan Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan status kesehatan (gizi anak) Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan dan terdapat disekitar tempat tinggal: puskesmas, rumah sakit, dan kllinik dokter Menjelaskan manfaat mengunjungi fasilitas kesehatan: mendapatkan pemeriksaan kesehatan anak, mendapatan penyuluhan dan informasi mengenai kesehatan khususna gizi, mengatasi masalah gizi kurang Keluarga mampu mengunjungi fasilitas kesehatan.
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR No dan
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi S:
10 Senin 17 Juni
Ketidak-
- Mengucapkan salam
- Ibu N menjawab salam
seimbangan
- Mengevaluasi keadaan
- Ibu N mengatakan semua anggota
nutrisi kurang dari kebutuhan
keadaan keluarga - Mengingatkan kontrak
keluarga dalam keadaan baik - Ibu N mengatakan gizi seimbang adalah
tubuh pada
dan menjelaskan tujuan
makanan yang dimakan dalam 1 porsi
Anak R
kunjungan
mengandung zat tenaga, pembangun
- Melakukan evaluasi TUK 1-5
dan pengatur. - Ibu N menyebutkan gizi seimbang sama seperti triguna makanan. - Ibu N menyebutkan zat tenaga berfungsi untuk sumber tenaga beraktivitas contohnya makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi roti, mie, ubi, jagung - Ibu N menyebutkan zat pembangun untuk pertumbuhan tubuh bertambah besar dan tinggi, contohnya makanan yang mengandung protein seperti ayam, daging, ikan, telor - Ibu N menyebutkan zat pengatur untuk meningkatkan daya tahan tubuh contohnya sayur dan buah-buahan - Ibu N menyebutkan penyebab gizi kurang karena perkekonomian keluarga, pola asuh orang tua, makanan yang dimakan dan diberikan kepada anak, dan penyakit - Ibu N menyebutkan tanda dan gejala gizi kurang yaitu anak kurus berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ttd
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR dan umur, prestasi belajar menurun, anak lemas dan tidak bersemangat - Ibu N menyebutkan porsi makanan untuk anak dalam sehari yaitu, nasi 2-3 piring, lauk 2-4 potong, sayur 1-1 ½ mangkok, dan buah-buahan - Ibu N menyebutkan cara mengatasi masalah gizi kurang yaitu memberi jenis makanan dengan gizi seimbang terdiri dari zat pembangun, pengatur, dan tenaga, makan yang teratur, , tidak sembarangan jajan - Ibu N menyebutkan cara memilih makan yaitu harga yang terjangkau, masih segar, tidak layu dan tidak berbau busuk, dan mudah didapat - Ibu N menyebutkan cara mengolah makanan yaitu sayur dan buah di cuci dengan air bersih dan mengalir, alatalat masak dan makan di cuci bersih, ,sayur jangan dimasak terlalu lama, cuci tangan sebelum dan sesudah makan O: - Ibu N mampu menjelas kembali pengertian gizi seimbang dan triguna makanan beserta manfaat dan komponennya dengan benar namun sekali-kali dibantu untuk mengingatnya - Ibu N mampu menyebutkan 3 penyebab gizi kurang dengan benar - Ibu N mampu menyebutkan 3 tanda dan gejala gizi kurang dengan benar Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR - Ibu N mampu menyebutkan porsi makanan seimbang dengan bantuan/stimulus - Ibu M mampu menyebutkan 3 cara memilh makanan yang benar - Ibu N mampu menyebutkan 3 cara mengatasi masalah gizi kurang dengan benar - Ibu mampu menyebutkan 5 cara mengolah makanan dengan benar bantuan/stimulus - Ibu N mampu mengurutkan tingkatan piramida makanan - Ibu N menyebutkan cara menyajikan makanan yang baik yaitu makanan jenisnya bermacam-macam, dihidangkan dalam keadaan hangat, porsi makanan sesuai kebutuhan - Ibu N menyebutkan cara mengatasi anak yang susah makan yaitu jangan memaksa anak, masak dan beri makan kesukaan anak, sajikan dalam bentuk menarik - Ibu N menyebutkan cara menimbulkan nafsu makan diantaranya makan bersama keluarga, sajikan makanan dalam keadaan hangat, menggunakan piring atau gelas yang menarik - Ibu N menyebutkan jika anggota keluarga sakit dapat memeriksakan kesehatan ke puskesmas, rumah sakit dan klinik dokter - Ibu N menyebutkan manfaat pelayanan Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN ANAK. R OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan, pengetahuan tentang penyakit, dan menangani masalah kesehatan misalnya gizi A: - Keluarga telah mengetahui 5 tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi gizi kurang P: - Terminasi
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. R No. 1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Evaluasi Menyebutkan pengertian kurang gizi adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat tubuh tertentu dari makanan. Menyebutkan 3 dari 4 penyebab kurang gizi, yaitu: a. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kurang dari kebutuhan tubuh. b. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang. c. Makan tidak teratur. d. Adanya penyakit tertentu. Menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala kurang gizi, yaitu: a. Badan kurus. b. Rambut tipis dan mudah dicabut. c. Lemah dan pucat. d. Kulit kering dan kusam. e. Kaki, tangan, dan sekitar mata bengkak. Menyebutkan 2 dari 3 akibat kurang gizi, yaitu: a. Gangguan pertumbuhan. b. Mudah terserang penyakit. c. Menurunkan daya pikir/kecerdasan. Menyebutkan menyebutkan komponen Triguna makanan beserta 2 contohnya : 1. Zat tenaga, sebagai sumber tenaga untuk beraktivitas dan sumber makanan pokok (karbohidrat) seperti, nasi, roti, gula, singkong, ubi, dll. 2. Zat pembangun, sebagai pupuk untuk proses berpikir, terdapat dalam lauk pauk (protein dan lemak), seperti ikan, telur, tempe, daging, susu, dll. 3. zat pengatur, sebagai pengatur lalu lintas (polisi) makanan, terdapat dalam buah dan
Hasil Ya Tidak √
√
√
√
√
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Keterangan
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
6.
7.
8.
9.
10.
11.
sayur (vitamin dan mineral) seperti, wortel, jeruk, nanas, bayam, kangkung, dll. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengatasi kurang gizi, yaitu: a. Makan makanan yang seimbang (triguna makanan). b. Makanan sesuai dengan kebutuhan anak usia sekolah c. Makan yang teratur. d. Menggunakan prinsip penyajian makanan. Menyebutkan 3 dari 4 cara memilih makanan, yaitu: a. Harganya terjangkau. b. Nila gizinya baik atau seimbang. c. Masih segar, tidak layu, tidak berbau busuk. d. Mudah didapat. Menyebutkan 3 dari 4 cara mengolah makanan, yaitu: 1. Sayuran dan buah dicuci di air yang mengalir terlebih dahulu baru dipotong-potong. 2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama. 3. Alat-alat masak dan makan dicuci bersih. 4. Cuci tangan sebelum masak dan makan. Menyebutkan 3 dari 4 cara menyajikan makanan, yaitu: a. Jenis makanan bervariasi setiap harinya. b. Mengkombinasikan jenis makanan hewani dan nabati. c. Perhatikan jadwal menu makanan. d. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan. Menyebutkan 3 dari 4 lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan status gizi balita, yaitu: a. Makan bersama anggota keluarga yang lain. b. Menggunakan alat makan yang menarik. c. Makan sambil bercerita. d. Jenis makanan bervariasi dan menarik. Mempraktekkan mengolah makanan yang
√
√
√
√
√
√
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
EVALUASI AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S OLEH YUNITA SAFITRI (0806323252) KELURAHAN CISALAK PASAR
12. 13.
14.
sederhana, yaitu memasak sayur bayam. Caranya sebagai berikut: Sayuran dicuci di air mengalir kemudian dipotong-potong dan dimasukkan saat air mendidih. Sebelumnya masukkan terlebih dahulu bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan secukupnya. dan diangkat saat sayuran tidak menjadi layu. Mampu merawat anggota keluarga dengan kurang gizi Menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu puskesmas, rumah sakit, dan klinik dokter Menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan perawatan, mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
√ √
√
Kesimpulan Tingkat Kemandirian Asuhan Keperawatan Keluarga Kelolaan: Dari hasil pengkajian, implementasi, dan evaluasi yang telah dilakukan selama lima minggu, keluarga dalam membina hubungan kerjasama yang baik dengan mahasiswa untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan didalam keluarga yaitu yang terjadi pada An. R yang memgalami risiko gizi kurang. Selama kunjungan rutin dan pembinaan di keluarga baik keluarga maupun mahasiswa sama-sama memperoleh informasi secara langsung mengenai masalah gizi kurang. Selama lima minggu keluarga yang awalnya memliliki “Tingkat Kemandirian I” yang meliputi: menerima petugas puskesmas (mahasiswa), menerima yankes sesuai rencana dan sekarang tingkat kemandirian keluarga telah meningkat pada “Tingkat Kemandirian III” yaitu: a. Menerima petugas puskesmas/mahasiswa b. Menerima yankes sesuai rencana c. Menyatakan masalah kesehatan secara benar d. Memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran e. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
CARA MEMILIH MAKANAN 1. 2. 3. 4.
Harganya terjangkau Nilai gizinya baik Masih segar/tidak busuk Mudah didapat
CARA MENGOLAH BAHAN MAKANAN: 1. Cuci tangan sebelum memasak 2. Sayuran, buah-buahan dicuci dulu kemudian dipotong-potong 3. Sayuran dimasak jangan terlalu lama 4. Alat masak harus dicuci bersih 5. Beras dicuci tidak sampai bening airnya 6. Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong
PRINSIP PENYAJIAN MAKANAN 1. Memberi jenis makanan seimbang pada saat anak sehat dan sakit 2. Jenis makanan bervariasi 3. Makan teratur 4. Memberi makan dalam porsi sedikit tapi sering 5. Ajak anak makan bersama keluarga
6. Memberi makan sambil bermain dan cerita 7. Tata makanan yang menarik dengan bentuk dan warna yang menarik 8. Jangan beri jajanan dekat dengan waktu makan 9. Jangan berikan makanan manis sebelum makan 10. Jangan paksa anak bila anak tidak mau makan
MENINGKATKAN NAFSU MAKAN ANAK
1. Jenis makanan bervariasi 2. Kombinasi makanan hewani dan nabati jika keuangan memungkinkan 3. Disajikan dalam keadaan hangat 4. Perhatikan jadwal menu 5. Jumlah makanan sesuai kebutuhan
MANFAATKAN FASILITAS KESEHATAN
# Mendapat pelayanan kesehatan untuk menangani anak kurang gizi # Mendapatkan informasi kesehatan terkait dengan masalah gizi Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 7
ZAT GIZI
Adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan
GIZI SEIMBANG
Adalah makanan yng dikonsumsi dalam satu hari mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh
PENTINGNYA GIZI SEIMBANG 1. Untuk pertumbuhan dan perkembangan 2. Meningkatkan potensi kecerdasan 3. meningkatkan daya tahan tubuh
TANDA DAN GEJALA 1. Badan kurus 2. Rambut tipis dan mudah rontok 3. Lemah dan pucat 4. Kulit kering dan kusam 5. Pusing 6. Kaki dan tangan bengkak
2. Sumber zat pembangun (protein) Misal: tempe, tahu, telur, susu, ikan, ayam, daging, kacang hijau, kedelai.
3. Sumber zat pengatur (Vitamin & mineral) Misal: kangkung, bayam, wortel, daun singkong, pepaya, mangga, jeruk, dll
AKIBAT KURANG GIZI 1. Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu 2. Anak mudah sakit 3. Kecerdasan anak kurang/lambat
KURANG GIZI
Adalah berat badan dan tinggi badan kurang berdasarkan usia atau tidak sesuai dengan standar akibat kurangnya bahan-bahan makanan yang diutuhkan tubuh
PENYEBAB KURANG GIZI 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah makanan yang kurang Jenis makanan tidak seimbang Makan tidak teratur Penyakit Pola asuh keluarga
MANFAAT ZAT GIZI PADA MAKANAN 1. Sumber zat tenaga (Karbohidrat) Misal: beras, mie, ubi, jagung, roti, terigu, kentang, singkong
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Lampiran 7 b. Anak Usia lebih dari 2 tahun - Berikan makanan dan minuman yang cukup, apabila muntah usahakan berikan minum lagi - Beri kompres air biasa dan obat penurun panas sesuai dosis 2. Jika Batuk: - Berikan inhalasi sederhana (pelega tenggorokan dan pernapasan) dengan menggunakan air panas dalam baskom dan menthol (minyak kayu putih), Caranya: air panas dimasukkan dalam baskom lalu tuangkan menthol dari minyak kayu putih atau minyak angin lainnya kemudian penderita diminta untuk menghirup uapnya. - Obat tradisional: campuran setengah sendok makan air perasan jeruk nipis dengan setengah sendok makan madu atau kecap
Tepuk-tepuk punggung bila sulit mengeluarkan dahak 3. Memakan makanan yang bergizi 4. Datang Puskesmas atau rumah sakit terdekat -
Bagaimana lingkungan rumah yang sehat untuk menghindari ISPA? 1. Rumah dan lingkungan bersih
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(BATUK PILEK)
2. Penerangan dari sinar matahari cukup
3. Hindari anak menghisap debu dan asap (asap dapur, dan asap rokok) 4. Pertukaran udara (ventilasi) cukup dengan cara membuka jendela setiap pagi 5. Jauhkan anak dari penderita batuk pilek
Tanda-tanda penyakit bertambah parah 1. Anak tidak mau minum 2. Nafas cepat 3. Sesak nafas
Pergilah ke Puskesmas, klinik, rumah sakit atau tenaga kesehatan lainnya jika anak keluhan tidak sembuh dan semakin Parah Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Yunita Safitri, S.Kep
PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013
Apa yang dimaksud ISPA? ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang ditandai dengan batuk pilek yang datangnya tiba-tiba. ISPA bisa terjadi dan menyerang siapa saja
Tanda dan gejala ISPA? -
Apa penyebabnya? Penyebab utama : Virus Penyebab lain : Tertular penderita lain
Belum imunisasi lengkap Kurang gizi Tinggal dilingkungan yang kurang sehat, seperti: Pencahayaan sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah Ventilasi dan jendela rumah sedikit dan jarang dibuka Ada anggota keluarga yang merokok Lingkungan rumah dekat jalanan berdebu
-
Batuk pilek Demam/panas Nafas sesak/tarikan dinding dada saat bernafas
Nafas cepat: Umur 2 bulan: 60 kali atau lebih/menit Umur 2 bulan – 1 tahun: 50 kali atau lebih/menit Umur 1-5 tahun: 40 kali atau lebih permenit
Apa akibat dari ISPA?
1. Penyakit bertambah parah 2. Kecerdasan berkurang 3. Sesak napas berat hingga meninggal dunia
-
Berikan makanan bergizi setiap hari
-
Jaga kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan
Bagaimana cara merawatnya? 5. Istirahat yang cukup 6. Bersihkan hidung yang tersumbat dengan sapu tangan bersih atau tissue 7. Jika demam/panas: a. Anak Usia kurang dari 2 tahun: - Berikan ASI
Bagaimana cara mencegahnya? -
Jauhkan dari penderita batuk Berikan ASI Mintakan imunisasi lengkap
-
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Berikan kompres air biasa dilipatan paha atau ketiak Berikan obat penurun panas sesuai dosis Minum yang banyak Berikan pakaian tipis & menyerap dan jangan menggunakan baju atau selimut tebal
Lampiran 8
Lampiran 8
Yunita Safitri, S.Kep 0806323252
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperwatan UNIVERSITAS INDONESIA 2013 Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
GIZI KURANG Adalah berat badan dan tinggi badan kurang berdasarkan usia atau tidak sesuai dengan standar akibat kurangnya bahan-bahan makanan yang dibutuhkan tubuh
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Penyebab Gizi Kurang
Perekonomian yang kurang Pemberian makan anak Penyakit infeksi dan kronis Pemilihan, pengolahan bahan makanan dan Penyimpanan makanan yang salah Komposisi makanan tidak seimbang Ketersediaan air minum yang memadai Kondisi lingkungan Gizi Ibu saat hamil Pola asuh kelularga Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Tanda & Gejala...
☺ Berat badan anak berada dibawah ideal ☺ Badan kurus, tidak mau makan ☺ Rambut tipis dan mudah rontok ☺ Lemah/pucat ☺ Kulit kering dan kusam ☺ Pusing ☺ Kaki dan tangan bengkak ☺ Otot mengecil atau lembek
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Akibat Kurang Gizi Gangguan dalam pertumbuhan Daya tahan tubuh kurang Mudah terkena penyakit Prestasi belajar menurun Perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung
Penanganan Anak Gizi Kurang Makan-makanan pada energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral Makanan dengan bentuk cair, lumat, lembik, dan padat Makanan siap saji: minak, susu, tepung, gula, kacang-kacangan, dan sumber hewani
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Gizi seimbang??? Gizi zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan Gizi Seimbang makanan yang dikomsunsi dalam satu hari mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Sumber Zat tenaga/sumber energi Agar anak dapat beraktivitas
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Sumber Zat Pembangun untuk pertumbuhan anak
Sumber Zat Pengatur /pelindung melindungi anak dari penyakit
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
MANFAAT GIZI BAGI TUBUH Sumber Tenaga
Belajar Bekerja Bermain
Sumber Pengatur Penyembuhan dan penggantaian jaringn tubuh yang rusak
Sumber Pembangun
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Akibat Gizi Tidak Seimbang 1. Marasmus: Anak tampak kurus Wajah seperti orang tua Kulit keriput Perut cekung 2. Kwashiorkor: Bercak merah kehitaman di tungkai atau pantat Wajah bulat sembab Rambut tipis Kedua punggung kaki bengkak 3. Marasmus_kwashiorkor: Sangat kurus Rambut rontok Punggung kaki bengkak Cengeng 4. Anemia Bizi Besi ( AGB): kekerangan zat besi dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari 5. Kekurangan virtamin A 6. Gangguan Akibat kekurangan yodium
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ciri Anak Bergizi Baik 1.
Bertmbah umur bertambah berat badan, bertambah tinggi
2. Postur tubuh tegap dan otot padat 3
Rambut berkilau dan kuat
4. Kulit dan kuku bersih tidak pucat 5.
Wajah ceria, mata bening dan bibir segar
6. Gigi bersih dan gusi merah muda 7. 8.
Nafsu makan baik dan buang air besar secara teartur Bergerk aktif dan berbicara lancar sesuai umur
9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif 10 Tidur nyenyak Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Berbagai Cara Menuju Makanan Dengan Gizi Seimbang 1. Cara memilih makanan ☺ Harganya terjangkau ☺ Nilai gizinya baik ☺ Masih segar/tidak busuk ☺ Mudah didapat
2. Cara mengolah bahan Makanan ☺ Cuci tangan sebelum masak ☺ Sayuran, buah-buhan dicuci dulu kemudian di potong-potong ☺ Sayuran jangan dimasak terlalu lama dan matang ☺ Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Berbagai Cara Menuju Makanan Dengan Gizi Seimbang
3. Prinsip Penyajian Makanan ☺ Jenis makanan bervariasi ☺ Kombinasi makanan hewani dan nabati jika keuangan memungkinkan
5. Suansana yang dapat menimbulkan nafsu makan ☺ Makan bersama anggota keluarga ☺ Makanan yang dihidangkap dalam
☺ Sajikan dalam keadaan hangat ☺ Perhatian jadwal menu dan Jumlah makanan sesuai kebutuhan
keadaan hangat ☺ Jenis makanan bervariasi ☺ Alat makan menarik ☺ Makan sambil bercerita
4. Prinsip mengatasi anak yang tidak mau makan ☺ Jangan dipaksa jika tidak mau makan ☺ Menggunakan alat makanan yang menarik dan Makan sambil cerita ☺ Jenis makanan bervariasi dengan bentuk dan warna yang menarik
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Ingaaat..... 13 Pesan Untuk Gizi Seimbang 1. Makanlah aneka ragam makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi yaitu sumber tenaga (karbohidrat, protein dan lemak 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat ½ dari kebutuhan energi 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kebutuhan energi 5. Gunakan garam beriodium untuk cegah timbulnya gangguan akibat kekurangan iodium 6. Makanlah makanan yang untuk mencegah anemia 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan 8. Biasakan makan pagi atau sarapan 9. Minumlah air bersih aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara tertatur 11. Hindari minum-minuman yang beralkohol 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13. Macalah label pada makanan yang dikemas Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Menu makanan sehat Anak usia sekolah ☺ Nasi/Pengganti 2-3 piring ☺ Lauk hewani 2-4 potong (4x5x1 cm) ☺ Lauk nabati 2-3 potong (6x5x2 cm) ☺ Sayur 1 - 1 ½ mangkok kecil ☺ Buah-buahan 2-3 potong ☺ Susu 1–2 gelas
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013
Contoh Menu dalam Sehari Tanggal/ Waktu Pagi, 06.30
Siang, 12.00
Menu (Bahan Makanan) Nasi Goreng: - Nasi (100 gr atau ¾ gelas belimbing/ 1-2 sendok nasi datar) - Sawi (sesuka) - Telor ( 1 butir / 50 gr) - Susu 1 gelas
Sumber Zat gizi
Energy, karbohidrat Serat, Protein hewani, lemak Protein, vitamin, mineral
- Nasi (150 gr atau 1 gelas belimbing atau 2-3 sendok nasi datar) - Tempe (2 potong sedang) - Udang/daging (1 potong sedang) - Sayuran (1 mangkok)
Energy, karbohidrat
Sore, 16.00
- Bubur kacang hijau 1 mangkok
Energy, Protein nabati, lemak
Malam, 19.00
- Nasi( 100 gr/ ¾ gelas belimbing, 1-2 sendok nasi datar - Ikan mujair (1 ekor/1 potong) - Pergedel jagung+ wortel ( 2 potong) - Sayur ( ½ mangkok)
Energy, karbohidrat
Proteinnabati Protein hewani Serat dan mineral
Protein hewani, Karbohidrat, serat serat
Asuhan keperawatan ..., Yunita Safitri, FIK UI, 2013