ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M DENGAN HIPERTENSI PADA TN.M DI DUSUN PASAR SALASA RT. 01 RW. 03 DESA CIKONEN WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III keperawatan di STIKes Muhammadiyah Ciamis
Disusun oleh : TEPAN IVANI NIM. 13DP277052
PROGRAM D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS CIAMIS 2016
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M DENGAN HIPERTENSI PADA TN. M DI DUSUN PASAR SALASA RT. 01 RW. 03 DESA CIKONG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 20161 Tepan ivani2,yudi permana 3
ABSTRAK
Penyakit hipertensi merupakan penyebab sistem kardiovaskuler dengan urutan pertama di kabupaten ciamis pada tahun 2015 yaitu dengan angka 48,007 dan angka kejadian penyakit darah tinggi atau hipertensi di UPTD puskesmas cikoneng kabupaten ciamis terbesar ke dua setelah infeksi saluran pernafasan sbesar 1902 kasus dengan angka 17,95, Penyebab hipertensi antara lain adalah stres, usia, merokok, obesitas (kegemukan), alkohol, faktor keturunan, faktor lingkungan (gaduh/bising). Atau pada dasarnya hipertensi bisa di cegah dengan kontrol teratur,minum obat teratur dan diit rendah garam dan lemak. Tujuan penulisan adalah untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif, metode penulisan yang digunakan dengan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Selama penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.M yang dimulai dari tanggal 16 Juni – 19 juni , penulis menemukan diagnosa keperawatan diantaranya : gangguan pola tidur tidak efektif pada Tn. M berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi , kurangnya pengetahuan tentang Penyakit hipertensi pada keluarga Tn. M berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi berulang dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan . Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.M selama 4 hari dari tanggal 16 Juni - 19 Juli 2016 masalah yang muncul tidak semua dapat teratasi.
Kata Kunci Kepustakaan Keterangan
: Asuhan Keperawatan, Keluarga, Hipertensi : 10 buah, 2009-2013 : 1 judul studi kasus, 2 Nama mahasiswa/I STIKes Muhammadiyah Ciamis, 3 Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis.
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup mewah adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
1
2
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di
Indonesia. Penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat serta mahalnya biaya pengobatan hipertensi. Saat ini banyak penderita hipertensi tidak patuh melaksanakan diet yang diberikan karena diet hipertensi (Rosyid, 2011).kurangnya pengetahuan penderita tentang Penyakit hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO memeberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin. NM Kaplan (Bapak Ilmu Penyakit Dalam) memberikan batasan dengan membedakan usia dan jenis kelamin sebagai berikut : pria usia < 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring ≥ 130/90 mmHg, pria usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 145/95 mmHg dan pada wanita tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi (Lili Marliani, 2007). Menurut american heart association (AHA) menderita hipertensi mencapai 50 persen sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan hanya 25 persen dan 12,5 persen yang terobati dengan
3
baik. Prevalensi hipertensi di Indonesia tercatat mencapai 31,7 persen dari populasi pada usia 18 tahun keatas dan dari jumlah tersebut 60 persen penderita hipertensi akan menderita stroke, sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan (Rosyid, 2011). Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung sebanyak .426.655 jiwa (30,95%), diikuti Kalimantan Selatan sebanyak 372.249 jiwa (30,8%), Kalimantan Timur sebanyak 218.259.(29,6%) dan Jawa Barat sebanyak 312.359 kasus dengan (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang
didiagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi
prevalensi
hipertensi
di
Indonesia
sebesar
26,5
persen
(Kemenkes, 2013). Sedangkan jika dilihat dari data statistik di Dinkes Kabupaten Ciamis penderita hipertensi untuk semua golongan umur pada tahun 2015 menapai 48,007 (SP3 Dinkes Ciamis,2015).
4
Tabel 1.1
No
10 Besar Penyakit Di Kabupaten Ciamis Tahun2015 Nama penyakit Jumlah
1.
Hipertensi primer
48,007
2.
INFLUENZA
41,386
3.
Penyakit salura pernafasan
37,017
4.
Tukak lambung
34,937
5.
Nasofaringitis akut
24,587
6.
Gastroduodenitis tidak spesifik
7.
Dermatitis lain , tidak spesifik (eksema)
22,190
20,624
8.
Diare Dan Gastroenteritis
18,138
9.
Dermatitis
18,100
Myalgia
16,960
10.
Jumlah
281.946
Sumber : Laporan Sistem Pencatatan Dan Puskesmas(SP3)Dinkes Kabupaten Ciamis 2015.
Pelaopran
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita Hipertensi di kabupaten Ciamis pada tahun 2015 menempati urutan ke 1 dengan jumlah 48,007 orang. Berikut adalah data tentang beberapa kasus penyakit di Kabupaten Ciamis, Puskesmas Cikoneng adalah sebagai berikut.
5
Table 1.2 Data Penyakit 10 Besar di Puskesmas Cikoneng KabupatenCiamis Tahun 2015 Persentase No Jenis Penyakit Jumlah (%) 1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas 2210 25,6 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Hipertensi Penyakit pulpa&jaringan periapikal Gastroduodenitesis Diare Dermatitis Dispepsia Asma Migren & sindrom nyeri kepala Infuenza Jumlah
1092
17,95
763
15,93
618 450 364 357 311 299 271 6735
12,14 7,92 7,18 6,78 5,05 1,15 0,87 100
Sumber : UPTD Puskesmas kesehatan Cikoneng tahun 2015
Berdasarkan data diatas, penyakit
hipertensi menduduki
peringkat ke 2 dari 10 besar penyakit lainnya sebanyak 1092 kasus dengan 17,95%. Dari data yang penulis dapatkan, maka hal ini dijadikan dasar bagi penulis untuk melakukan suatu pendekatan keperawatan kepada keluarga, perawatan ini dianggap penting karena bagaimanapun juga seorang penderita hipertensi sebagai individu yang merupakan bagian dari keluarga dengan tujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah angka dari penderita hipertensi di masyarakat. Oleh karena itu maka dalam hal mencegah terjadinya peningkatan jumlah angka dari
6
penderita hipertensi di masyarakat, penulis lebih memfokuskan diri pada keluarga sebagai salah satu unsur pembentukan suatu komunitas di masyarakat. Selanjutnya, penulis melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga yang dituangkan dalam bentuk studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Dengan Hipertensi Pada Tn.M Di Dusun Pasar Salasa Rt. 01 Rw. 03 Desa Cikoneng
Wilayah Kerja UPTD
puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016”.
B. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan Umum Mampu melaksanakan dan memberikan asuhan keperawatan
kepada klien dengan penyakit hipertensi yang komprehensif meliputi aspek
bio-psikososial
keperawatan
dengan
dan
spiritual
melibatkan
melalui klien
pendekatan
dan
keluarga
proses dalam
pelaksanaannya. 2.
Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif terhadap keluarga yang menderita hipertensi yang terdiri dari mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah dan memprioritaskan masalah. b. Mampu menyusun dan melakukan rencana keperawatan kepada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita hipertensi.
7
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan untuk mengatasi masalah kesehatan hipertensi bersama keluarga. d. Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan sesuai dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan, serta menganalisis faktor yang mendukung dan menghambat pencapaian tujuan mengatasi masalah hipertensi e. Mampu melaksanakan pendokumentasian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah hipertensi.
C. Metode Penulisan Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang mempelajari frekuensi dan penyebaran status masalah kesehatan tanpa memerlukan jawaban dari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara,
adalah
menanyakan
atau
tanya
jawab
yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. 2. Observasi/pengamatan, adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
8
3. Pemeriksaan fisik, adalah melakukan pemeriksaan fisik yang dipergunakan
untuk
memperoleh
data
objektif
dari
riwayat
kesehatan klien dan keluarga. 4. Studi dokumentasi, adalah salah satu cara untuk mempelajari datadata pada status klien dengan catatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan. Meliputi catatan keperawatan, rekam medik, serta catatan lainnya dari Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan puskesmas. 5. Studi kepustakaan, adalah salah satu cara untuk mendapatkan keterangan sebagai landasan teori dan berbagai referensi, untuk memperoleh data-data klien yang komprehensif. Perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur/referensi sangat membantu dalam asuhan keperawatan yang benar dan tepat. D. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan karya tulis ini penulis membagi menjadi 4 (empat) bab, yaitu : BAB
I
PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB
II
TINJAUAN TEORITIS Menjelaskan tentang konsep keluarga, tinjauan teoritis asuhan keperawatan keluarga yang meliputi : 1) konsep
9
dasar terdidi dari pengertian keluarga, tipe keluarga, peran keluarga, 2) konsep keluarga resiko tinggi terdiri dari pengertian keluarga resiko tinggi, penyebab resiko tinggi, dampak keluarga resiko tinggi terhadap fungsi keluarga, 3) proses keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, 4) tinjauan teoritis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.
BAB
III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Meliputi laporan kasus dan pembahasan, yang mencakup pengkajian
keperawatan
perencanaan,
dan
pelaksanaan
diagnosa
keperawatan,
keperawatan,
evaluasi
keperawatan keluarga dengan hipertensi. Pembahasan, yang berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan proses keperawatan yang dilakukan dari tinjauan teoritis dengan laporan kasus.
BAB
IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengambil kesimpulan dari pelaksanan asuhan keperawatan dan formulasi sarran dan rekomendasi pelaksanan tindakan terhadap masalah yang di temukan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar 1. Konsep Keluarga a. Pengertian Keluarga Menurut Al-Qur’an Surat Al-Hadi Ayat 5:
Artinya: Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".
Definisi keluarga menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Depkes, 2009). Menurut Logan’s ,keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang berinteraksi satu dengan yang lain. Menurut duvall menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dan ikatan perkawinan,kelahiran dan 10
11
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan ,mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
b. Tipe Keluarga Menurut Jhonson
Dan Leny R(di kutip dari buku
Asuhan Keperawatan Keluarga) tipe keluarga terdiri dari : 1)
Keluarga Tradisional a) Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. b) Keluarga Besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, bibi, paman) c) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. d) Single Parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian. e) Single Adult adalah rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.
12
f)
Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2)
Keluarga Non Tradisional a) Commune Family adalah lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah. b) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga. c) Homoseksual adalah dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c. Peran Keluarga Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Jhonson R & Leny R adalah sebagai berikut : 1) Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak,
berperan
sebagai
pencari
nafkah,pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2) Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
13
sosialnya
serta
sebagai
anggota
masyarakat
dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3) Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2. Konsep Keluarga Resiko Tinggi a. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi Keluarga resiko tinggi atau rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko
terhadap
timbulnya
masalah
kesehatan
(R.
Johnson, 2010). b. Penyebab Resiko Tinggi Faktor penyebab resiko tinggi menurut Nazziruddin (2009) antara lain : 1) Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan,
pendidikan,
dan
pakaian, kesehatan.
tempat
berlindung,
Kemiskinan
dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
14
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. 2) Lingkungan kurang sehat Keadaan lingkungan yang merugikan adalah : a) Udara yang berdebu, mengandung gas-gas yang merugikan yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik b) Iklim yang buruk c) Tanah yang tandus d) Air rumah tangga yang buruk e) Perumahan yang memiliki syarat kesehatan dengan memiliki ventilasi yang cukup, memiliki jamban keluarga, ubin kedap air, jumlah anggota keluarga tidak terlalu banyak f)
Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur.
3) Kebodohan (Pendidikan yang rendah) 4) Kecacatan fisik dan mental 5) Prilaku dan gaya hidup yang merugikan 6) Penykit menular dan kronis 7) Masalah psikososial misalnya situasi krisis keluarga seperti perceraian.
dalam
15
c. Dampak Keluarga Resiko Tinggii Terhadap Fungsi Keluarga Dampak
keluarga resiko tinggi terhadap fungsi
keluarga menurut Setiawati & Dermawan (dikutip dari buku Asuhan Keperawatan Keluarga 2010) yaitu: 1) Fungsi Afektif Fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian
dari
anggota
keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang. 2) Fungsi Sosialisasi Fungsi
sosialisasi
tercermin
dalam
melakukan
pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma
yang di yakini anak, memberikan batasan
perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3) Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi merupakan
Perawatan fungsi
keluarga
Kesehatan dalam
keluarga melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan
16
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga. 4) Fungi Ekonomi Fungsi ekonomi, di lihat dari berbagai keluarga menari penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga. 5) Fungsi Biologis Fungsi biologis, di lihat dari bagaimana keluarga meneruskan
keturunan
sebagai
generasi
generasi
selanjutnya memberikan kasih sayang ,perhatian dan rasa
aman
di
antara
keluaraga
,serta
membina
pendewasaan keperibadian anggota keluarga. 6) Fungsi Psikologis Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara
pendewasaan
anggota
kepribadian
keluarga,
anggota
membina
keluarga
dan
memberikan identitas keluarga. 7) Fungsi Pendidikan Fungsi pendidikan diberikan keluarga mendidik dan
menyekolahkan
anak
untuk
kedewasan dan masa depan anak Kesehatan Keluarga.
mempersiapkan Keperawatan
17
3. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga Menurut Achjar (2010) proses keperawatan keluarga meliputi proses keperawatan keluarga meliputi : a. Pengkajian Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. 1) Identitas Identitas: Nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama, seks, hubungan keluarga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan) tipe keluarga, suku/budaya yang dianut keluarga, agama, status sosial aktivitas keluarga. 2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Tahap
perkembangan
keluarga
saat
ini,
tugas
perkembangan yang sudah pernah dilakukan, riwayat keluarga ini, riwayat keluarga suami istri. 3) Data lingkungan Karakteristik rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas keluarga, hubungan keluarga dengan lingkungan, sistem sosial yang mendukung.
18
4) Struktur keluarga Pola
komunikasi,
pengambilan
keputusan,
peran
anggota keluarga, nilai-nilai yang berlaku di keluarga. 5) Fungsi keluarga Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga. b. Perencanaan Perencanaan keperawatan keluarga tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan: 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara: a) Memberikan informasi yang tepat b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan c) Mendorong sikap emosi yang mendukungn upaya kesehatan 2) Menstimulasi
keluarga
untuk
perawatan yang tepat, dengan cara.
memutuskan
cara
19
a) Mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan. b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga. c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan 3) Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara: a) Mendemonstrasikan cara perawatan b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4) Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan
yang
dapat
meningkatkan
kesehatan
keluarga, dengan cara: a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin 5) Memotivasi
keluarga
untuk
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan yang ada di sekitarnya, dengan cara: a) Menggunakan
fasilitas
yang
ada
di
sekitar
lingkungan keluarga. b) Membantu
keluarga
kesehatan yang ada.
menggunakan
afsilitas
20
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga. 1) Tujuan
hendaknya
logis,
sesuai
masalah,
dan
mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien. 2) Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan panca indera perawat yang objektif. 3) Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana
yang
dimiliki
oleh
keluarga
dan
mengarah
kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi. 4) c. Pelaksanaan Pada
kegiatan
implementasi
atau
pelaksanaan,
perawatan perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan
diagnosis
keperawatan)
untuk
pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, (sasaran langsung implementasi) dan (mungkin) peralatan yang perlu disiapkan keluarga.
21
d. Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
B.
Tinjauan
Teoritis
Asuhan
Keperawatan
Keluarga
dengan
Hipertensi 1. Pengkajian dan Diagnosa a. Pengkajian Pengkajian
merupakan tahap
awal dari
proses
keperawatan. Suatu proses kolaborasi melibatkan perawat, ayah ,ibu, dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui
wawancara
dan
pemeriksaan
fisik.
Dalam
pengkajiaan dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokan dan dianalisis unuk mengetahui masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawatan (Mitayani, 2009). Dasar
pemikiran
dari
pengkajian
adalah
suatu
perbandingan, suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturanaturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga.
22
Sumber informasi dari tiap tahap pengkajian dengan kasus hipertensi dapat menggunakan metode: 1) Wawancara 2) Observasi-pengamatan 3) Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to toe) 4) Data sekunder (study dokumentasi)
Menurut Mubarak, (2009). pengkajian dalam keluarga meliputi : 1) Identitas Nama kepala keluarga (KK),
alamat
dan telpon,
pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan komposisi keluarga. Selain itu, perlu dikaji pula tentang : a) Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. b) Suku Bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
23
c) Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. d) Status sosial ekonomi keluarga : Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhankebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. e) Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. b) Tahap terpenuhi
perkembangan
keluarga
yang
belum
24
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga,
serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut
belum
terpenuhi. Misalnya : keluarga tengah baya, yang seharusnya sudah mampu mendirikan keluarga sendiri, tetapi belum mempunyai rumah sendiri sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi. c) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga keturunan,
inti,
yang
riwayat
meliputi
riwayat
kesehatan
penyakit
masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status
imuniasi),
sumber
pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta pengalaman-pengalaman
terhadap
pelayanan
kesehatan. d) Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan
mengenai
riwayat
kesehatan
keluarga dari pihak suami dan istri. 3) Lingkungan a) Karakteristik rumah b) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat c) Mobilitas geografis keluarga
pada
25
d) Perkumpulan
keluarga
dan
interaksi
dengan
masyarakat e) Sistem pendukung keluarga 4) Struktur keluarga a) Pola komunikasi keluarga b) Struktur kekuatan keluarga c) Struktur peran d) Nilai atau norma keluarga 5) Stress dan koping keluarga a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan. b) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. b. Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan hipertensi Ada tiga kelompok dalam membedakan masalah diagnosis keperawatan yaitu: 1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
26
2) Diagnosis
resiko/resiko
tinggi
adalah
masalah
keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. 3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya
penunjang
kesehatan
dan
yang
mempunyai
sumber
memungkinkan
dapat
ditingkatkan.
Menurut Achjar (2010) diagnosis keperawatan adalah klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang di peroleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Diagnosis
keperawatan
keluarga
dianalisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, stuktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual, risiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewanangan dan tanggung jawab untuk melakukan
27
tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumberdaya manusia. Diagnosis berdasarkan
keperawatan
data
yang
keluarga
didapatkan
pada
dirumuskan pengkajian
komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES yaitu : a) Problem atau masalah (P) b) Etiologi atau penyebab (E) c) Sign atau tanda ( S )
Menurut Legawati (2013) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan hipertensi yaitu : 1) Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelarga yang sakit. 2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga
memahami
masalah
kesehatan. 3) Perubahan
nutrisi
ketidakmampuan kesehatan.
kurang keluarga
dari
kebutuhan
memahami
dengan masalah
28
4) Kurangnya
pengetahuan
berhubungan
dengan
keluarga
dari
kebutuhan
ketidakmampuan
keluarga
mengenal kesehatan. 5) Resiko terjadinya kecelakaan atau injury pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan 6) Resiko
tinggi
berhubungan
terhadap
penurunan
dengan
curah
peningkatan
jantung afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi, dan iskemia miokardia. 7) Ketidakefektifan koping individual berhubungan dengan krisis maturasional. 8) Gangguan pola tidur
akibat hipertensi berhubungan
dengan ketidak tahuan keluarga mengenai masala 2. Prioritas Masalah Keperawatan a. Prioritas Masalah Ada beberap teknik atau metode yang dapat digunakan untuk
menetapkan
menggunakan
prioritas
pendekatan
masalah
kuantitatif
baik
dengan
maupun
kualitatif
sebagai berikut. Kriteria yang telah disusun ini dapat digunakan untuk menetapkan
skor
dengan
metode
Delbecq
untuk
menetapkan skor dengan metode delbecq atau metode dengan pembobotan dan sebagainya.
29
Tabel 2.1 Skoring No Kriteria 1 Sifat Masalah: Skala: Tidak atau kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera 2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat 3 Potensi masalah dapat diubah Skala: Tinggi Cukup Rendah 4 Menonjolkan masalah Skala: Masalah berat harus segera ditangani Masalah yang tidak selalu ditangani Masalah tidak dirasakan Sumber: (Mubarak, 2009)
Nilai 3 2 1 2 1 0 3 2 1 2 1 0
Bobot 1
2
1
1
Skoring: cara menentukan nilai atau bobot suatu masalah adalah: 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria Skor AngkaTertinggi
2)
X Bobot
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot 3) Jumlah skor untuk semua kriteria 4) Skor tertinggi adalah lima dan sama dengan untuk semua kriteria (Mubarak, 2009) Penentuan prioritas dengan kriteria skala: 1) Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
30
2) Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan: a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah. b) Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga. c) Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, waktu. d) Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan. 3) Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan: a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah. b) Lamanya
masalah
yang
berhubungan
dengan
jangka waktu. c) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah. d) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah. 4) Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut. skala prioritas maslah pada keluarga dengan hipertensi 1) Gangguan rasa nyaman : Pusing berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami sakit kepala (Hipertensi)
31
2) Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal kesehatan. b. Tujuan Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka tujuan keperawatan keluarga dapat dibagi menjadi : 1) Tujuan Jangka Panjang Menekankan
pada
perubahan
perilaku
dan
mengarah kepada kemampuan mandri. Dan lebih baik ada batas waktunya, misalnya dalam waktu 2 hari. Pencantuman
jangka
waktu
ini
adalah
untuk
mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Contoh : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, seluruh keluarga Tn.M dapat merawat anggota keluarga yang sakit dan dapat mencegah penularan penyakit. 2) Tujuan Jangka Pendek Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
32
Contoh : a) Keluarga
Tn.M
dapat
mengenal
dampak
permasalahan penyakit Tn.M dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila penyakit Tn.M tidak segera diobati. b) Bayi yang belum diimunisasi dari keluarga tersebut harus segera diimunisasi BCG dan polio. c. Kriteria Hasil Merupakan gambaran
standar
tentang
evaluasi
faktor-faktor
yang
yang
merupakan
dapat
memberi
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Bentuk
dari
standar
dan
kriteria
ini
adalah
pernyataan verbal yaitu : 1) Pengtahuan dengan standar : a) Keluarga mampu menyatakan pengertian hipertensi secara umum. b) Keluarga mampu menyebutkan jenis makanan yang dapat meringankan dan meningkatkan nyeri. c) Keluarga dapat menyebutkan akibat jika hipertensi tidak obati secara rutin. d) Keluarga mampu melakukan cara mengatasi nyeri.
33
2) Sikap a) Keluarga mampu
memutuskan untuk membuat
rencana kontrol ke Puskesmas. b) Keluarga
mampu
melakukan
kompres
dingin,
melakukan teknik relaksasi dan distraksi. 3) Psikomotor a) Keluarga menyediakan jenis makanan yang dapat di perbolehkan dan dihidari. b) Keluarga dapat mengolah makanan untuk mencegah hipertensi. d. Intervensi 1) Kurang Hipertensi
pengetahuan berhubungan
keluarga dengan
tentang
penyakit
ketidakmampuan
keluarga mengenal kesehatan a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan yang harus dihindari. b) Diskusikan dengan keluarga tentang kebutuhan nutrisi pada Hipertensi dan cara mencegah serta mengatasi Hipertensi. c) Demonstrasikan
contoh
makanan
yang
harus
dikonsumsi dan yang harus dihindari dan diit hipertensi.
34
e. Rasional 1) Kurang Hipertensi
pengetahuan
keluarga
berhubungan
dengan
tentang
penyakit
ketidakmampuan
keluarga mengenal kesehatan a) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang dihindari. b) Untuk mengetahui pemahaman keluarga tentang kebutuhan
nutrisi
pada
hipertensi
dan
cara
mencegah serta mengatasi hipertensi. c) Untuk mengetahui makanan yang dikonsumsi dan yang harus dihindari pada penderita hipertensi (Firmansah,2011) 2) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami Hipertensi. a) Teknik relaksasi dan kompres dingin mengurangi terjadinya nyeri. b) Mengajarkan pada keluarga menarik nafas panjang untuk mengurangi nyeri. c) Agar keluarga mengerti pentingnya memeriksakan keluarga yang sakit.(Firmansah,2011).
DAFTAR PUSTAiKA Ahnyar,komang ayu henny.(2010)aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga cetakan .jakrata :sagung seto Al-quran surat al-hadi ayatb 5 Anindya(2009)komplikasi dan hipertensi jakarta:EGC Depkes (2009) UU No.36 tahun 2009 Firmansyah.(2011)asuhan keperawatan keluarga pada klien dan hipetensi http://firmanssyahdali.blogspot.com/2011/12/asuhan-keperawatanpada-klien-dengan.html. (dikases 02 junli 2016). Lilih marliani,T.S.(2007).100 Questions &answares hipertensi .jakarta PT Elex medika . Mubarak W.I.,Chayatin,N.,(2009)ilmu kesehatan masyarakat teori dan aplikasi .jakarta:salemba medika. Setiadi (2008).konsep &keperawatan keluarga .yogyakarta :graha ilmu. Suparyanto (2011) konsep keluarga .tersedia dalam http//drsuparyanto.blogsport.com/2011/08/konsep –keluarga .html.(diakses 29 juni 2016) UPTD Kesehatan puskesmas cikoneng (2015)angka kejadian hipertensi di puskesmas cikoneng