ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. D DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III PADA NY. I DI DUSUN PASAR SALASA RT. 02 RW. 01 DESA CIKONENG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis
Disusun oleh : NIKA KARUNIA NIM : 13DP277038
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN CIAMIS 2016
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. D DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III DI DUSUN PASAR SALASA RT. 02 RW. 01 DESA CIKONENG WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 20161
ABSTRAK Nika Karunia2, Yudhi Permana3 Laporan Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Kehamilan Trimester III pada Ny. S di Dusun Pasar Salasa RT. 02 RW. 01 Desa Cikoneng Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016”. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan, metode yang digunakan adalah analisa deskriftif melalui proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dari Tanggal 16 Juni 2016 sampai dengan Tanggal 19 Juni 2016, penulis menemukan diagnosa keperawatan diantaranya : Gangguan istrirahat tidur berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan, Resiko tinggi dalam persalinan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 4 hari yang dimulai dari tanggal 16 – 19 Juni 2016 masalah yang ditemukan tidak semua dapat teratasi. Selama asuhan keperawatan penulis melaksanakan observasi langsung serta didukung dengan adanya keterbukaan dalam komunikasi baik dari klien maupun dari keluarga klien, namun tidak lupa bekerjasama dengan pihak pelayanan fasilitas kesehatan setempat.
Kata Kunci Daftar Pustaka Keterangan
: Kehamilan Trimester III : 12 buah (2004-2014) : 1.Judul Studi Kasus 2Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan 3 Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. berbagai dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2010).
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (prawirohardjo, 2010). 1
2
Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goal’s (MDG’s) Sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian
Ibu
sebesar
¾
dari
Angka
Kematian Ibu pada tahun 1990 (450 per100.000) menjadi 102 per 100.000 yang ingin dicapai pada tahun 2015. Penurunan Angka Kematian ibu merupakan salah satu targetnya. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organisation (WHO) sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (Kemenkes 2014). Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilannya. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan (Kemenkes 2014) Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, kematian yang sangat tinggi merupakan masalah kesehatan hidup terutama di dalam persalinan, sehingga persiapan persalinan sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko dalam persalinan. Menurut Survey
3
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2014) angka kematian ibu mencapai 125 per 100.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu di Jawa Barat pada tahun 2014 masih menjadi masalah yang sulit yakni 343 jiwa per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2014) Menurut Informasi dari Puskesmas Cikoneng jumlah ibu hamil yang tercatat di Puskesmas Cikoneng dari bulan Januari- Mei 2016 adalah 344 ibu hamil. Dan yang mengalami masalah gangguan kesehatan sekitar 40% (Puskesmas Cikoneng, 2016) Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan tiap individu yang ada dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi. Setelah mencermati masalah- masalah tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. D dengan Kehamilan Trimester III pada NY. I di Dusun Pasar Salasa RT. 02 RW. 01 Desa Cikoneng Wilayah
4
Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan pada ibu hamil karena dilihat tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang merupakan salah satu indikator penyebab Anemia pada kehamilan, dan
penulis
dapat
memperoleh
pengetahuan
penyebab
dari
banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia dan dampak bagi persalinan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memperoleh pengalaman secara nyata dan mendokumentasikan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komperhensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual yang berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian secara komperhensif terhadap anggota keluarga dengan Kehamilan Ttrimester III melalui tahap-tahap pengumpulan data, analisis data, menentukan prioritas masalah keluarga dengan Kehamilan Trimester III pada NY. I di Dusun Pasar Salasa RT. 02 RW. 01 Desa Cikoneng Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng.
5
b. Mampu
melakukan
rencana
asuhan
keperawatan,
implementasi, sampai dengan evaluasi pada anggota keluarga dengan Kehamilan Trimester III pada NY. I di Dusun Pasar Salasa RT. 02 RW. 01 Desa Cikoneng Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng. c. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga Tn. D dengan Kehamilan Trimester III pada NY. I di Dusun Colendra RT. 02 RW. 01 Desa Pasar Salasa Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Cikoneng.
C. Metode Telaahan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif yaitu berupa studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab secara langsung yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu kompunikasi yang direncanakan. 2. Observasi/Pengamatan Observasi/Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadadan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. 3. Pemeriksaan Fisik
6
Adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien yang dilakukan dengan cara inspeksi (melihat), auskultasi (mendengar), perkusi (mengetuk), dan palpasi (meraba). 4. Studi Dokumentasi Mempelajari data-data dari keluarga klien berhubungan dengan asuhan keperawatan. 5. Studi Kepustakaan Mendapatkan keterangan sebagai landasan dari berbagai literatur.
D. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, maka penulis menguraikan sistematika sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan, metode telaahan dan sistematika penulisan.
Bab II
: Tinjauan Teoritis Menjelaskan
tentang
konsep
tinjauan
teoritis
asuhan
keperawatan keluarga yang meliputi: (1) konsep dasar terdiri dari konsep keluarga meliputi: pengertian keluarga, fungsi keluarga, tumbuh kembang keluarga, tipe keluarga, faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga. (2) Konsep keluarga resiko tinggi meliputi: pengertian keluarga dengan
7
resiko tinggi, dampak keluarga resiko tinggi terhadap fungsi keluarga,
masalah
kesehatan
keluarga.
(3)
proses
keperawatan keluarga meliputi, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan Bab III Tinjauan Kasus : Meliputi, A. Tinjauan kasus yang mencakup : Pengkajian, keperawatan keluarga dengan kehamilan Trimester III menentukan diagnosa keperawatan keluarga
dengan
Kehamilan
Trimester
III,
membuat
perencanaan keperawatan dengan Kehamilan Trimester III, melakukan
evaluasi
keperawatan
dan
catatan
perkembangan keperawatan keluarga dengan Kehamilan Trimester III serta pembahasan yang berisikan ulasan naratif setiap tahapan keperawatan yang dilakukan dari tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus.
Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi Bab
IV
Kesimpulan
dan
Rekomendasi:
Mengambil
kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan formulasi saran dan rekomendasi pelaksanaan tindakan terhadap masalah yang ditemukan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar 1. Konsep Keluarga a. Definisi Keluarga Menurut Al-Qur’an Surat Al Furqon ayat 54 :
“Dan dia pula yang menciptakan manusia dari air, lalu dia jadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah (hubungan keluarga yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya)”. Menurut Bailon dan Maglaya (1987) dalam Setyowati dan Murwani (2008) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Menurut Reisner (1980) dalam Setyowati dan Murwani keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, nenek.
11
12
Menurut UU No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Kemenkes, 2009). b. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan Sesuai
dengan
fungsi
pemeliharaan
kesehatan,
keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu : 1) Mengenal masalah kesehatan keluarga setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. 2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang
13
tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. 3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Perawatan
ini
dapat
dilakukan
dirumah
apabila
keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. 4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kese hatan dan perkembangan anggota keluarga. 5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). (Setiadi, 2008) c. Tipe Keluarga Menurut Setyowati dan Murwani, (2008) tipe keluarga terdiri dari : 1) Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2) Keluarga Besar (Extended Family)
14
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, bibi, paman). Namun seiring dengan perkembangan peran individu dan meningkatnya
rasa
individualisme,
pengelompokkan
tipe
keluarga selain kedua tipe di atas, berkembang menjadi : 1) Keluarga
Bentukan
Kembali
(Dyadic
Family),
adalah
keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. 2) Orang Tua Tunggal (Single Parent Family), adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya. 3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Family). 4) Keluarga yagn terdiri dari orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang hidup sendiri karena pilihannya atau karena di tinggal mati (The Single Adult Living Alone). 5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexcual cohabiting family). 6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family). d. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap-tahap perkembangan dan tugas keluarga menurut Duvall (1985) dalam Padila, (2012) adalah sebagai berikut :
15
1) Tahap keluarga pemula (beginning family). Keluarga baru/pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan keluarga : a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan b. Menghubungkan jaringan persaudaraan yang harmonis secara harmonis c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua) d. Menetapkan tujuan bersama e. Persiapan menjadi orang tua f. Memahami
prenatal
care
(pengertian
kehamilan,
persalinan dan menjadi orang tua) 2) Tahap keluarga sedang mengasuh anak (Child bearing) memuaskan pasangannya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini : a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap b. Rekonsiliasi
tugas-tugas
perkembangan
yang
bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga c. Mempertahankan
hubungan
perkawinan
yang
memuaskan d. Memperluas
persahabatan
keluarga
besar
menambah peran orang tua, kakek dan nenek.
dengan
16
e. Bimbingan
orang
tua
tentang
pertumbuhan
perkembangan anak f. Konseling KB post partum 6 minggu g. Menata ruang untuk anak h. Menyiapkan biaya hild bearing i.
Memfasilitasi role learning anggota keluarga
j.
Mengadakan kebiasaan secara rutin.
3) Tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah Keluarga dengan anak pertama 30 bulan-6 tahun Tugas perkembangan keluarga : a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan b. Mensosialisasikan anak c. Mengintegrasikan anak yang baru dengan menentukan kebutuhan anak yang lain d. Mempertahankan perkawinan
dan
hubungan hubungan
yang
sehat
(hubungan
orangtua-anak)
serta
hubungan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas) e. Pembagian waktu, Individu, pasangan dan anak f. Pembagian tanggung jawab g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak 4) Tahap keluarga dengan anak usia sekolah .
17
Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun Tugas perkembangan keluarga : a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat b. Mempertahankan
hubungan
perkawinan
yang
memuaskan c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual e. Menyediakan aktivitas untuk anak 5) Tahap keluarga dengan anak remaja. Keluarga dengan anak pertama usia 13-20 tahun Tugas perkembangan keluarga : a. Memberikan
keseimbangan
antara
kebebasan
dan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan c. Berkomunikasi dengan terbuka antara orang tua dan anak-anak d. Mempersiapkan perubahan untuk mememnuhi kebutuhan tumbuh dan kembang anggota keluarga 6) Tahap keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa.
18
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah Tugas perkembangan keluarga : a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan anak anaknya b. Melanjutkan
kembali
dan
menyesuaikan
hubungan
perkawinan c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri d. Membantu anka untuk mandiri sebaagai keluarga baru di masyarakat e. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya f. Menciptakan
lingkunganrumah
yang
dapat
menjadi
contoh bagi anak-anaknya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan; mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan
dengan
anak-anaknya
dan
sebaya;
meningkatkan keakraban pasangan. 7) Tahap keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga : a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkat kan kesehatan
19
b. Mempertahankan hububungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua (lansia) dan anak-anak c. Memperkokoh hubungan perkawinan d. Persiapan masa tua/pensiun. 8) Tahap keluarga lanjut usia : a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup b. Mempertahankan pengaturan hidup yang memeuaskan c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun d. Mempertahnkan hubungan perkawinan e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan f. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi g. Melakukan life riview masa lalu 2. Konsep Keluarga Resiko Tinggi a. Definisi Keluarga resiko tinggi atau rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan (Suprajitno, 2004). b. Keluarga
yang
Tergolong
Resiko
Tinggi
Dalam
Bidang
Kesehatan, meliputi : 1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
20
a) Tingkat sosial ekonomi keluarga masih rendah b) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan 2) Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil a) Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun) b) Menderita kekurangan gizi/anemia c) Menderita hipertensi d) Primipara atau multipara e) Riwayat persalinan dengan komplikasi. 3) Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi, karena : a) Lahir prematur/BBLR b) Berat badan sukar naik c) Lahir dengan cacat bawaan d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya. 4) Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga : a) Anak yang tidak diketahui dan pernah dicoba untuk digugurkan
21
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan c) Ada anggota keluarga sering sakit d) Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarga.
3. Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah masa dimanan dimulai dari konsepsi yang dihitung dari hari pertama haid terakhit (HPHT) sampai lahirnya janin (Abdul Bari Syaifuddin, dkk, 2011) b. Perubahan Fisiologi Kehamilan Trimester III 1) Uterus Pada akhir kehamilan (40 minggu) brat uterus yang awalnya hamil 30 gram menjadi 1000 gram dengan panjang ± 20 cm dan lebarnya ± 2,5 cm pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak kurang lebih 3 jari di atas umbilikus dan pada kehamilan 36 minggu fundus terletak ± 1 jari dibawah prosesus xipoideus. Pembesaran uterus dikarenakan hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar lunak
dan
mengikuti
pertumbuhan
janin
sehingga
dengan
pembesaran uterus dapat menekan semua organ dibagian perut. Salah satunya adalah menekan ligamentum rotundum sehingga ibu akan merasa nyeri pada daerah ini selain itu adanya pembesaran
22
uterus dari umbosacral meningkat sehingga menyebabkan spasme otot karena uterus menekan saraf akibat pinggang akan terasa sakit 2) Vulva dan Vagina Karena pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang meningkat, maka pembuluh darah akan mengalami peningkatan sehingga vulva menjadi merah kebiru-biruan porsiopun akan tampak merah kebiruan ( tanda chadwick) karena adanya peningkatan estrogen dan progesteron menyebabkan produksi lendir menibgkat sehingga terjadi hiperplasma mukosa vagina akibatnya menjadi keputihan (flour albus) 3) Sistem pencernaan Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola
makan.
Peningkatan
kadar
progesteron
menyebabkan
peristaltik usus lambat, penurunan mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus, penyerapan air dari calon meningkat tekanan pada usus yang membesar karena uterus yang ukurannya semakin besar terutama pada akhir kehamilan 4) Kenaikan Berat Badan Terjadi kenaikan BB ± 5,5 kg, penambahan berat badan awla kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 10-12 kg
23
5) Sistem Integumen Pada kehamilan TM III terjadi hiperpigmentasi pada areola serta puting, vagina dan adanya cloasma gravidarum pada muka semakin lebih gelap. Strie dan linea pada payudara akan semakin terlihat jelas 6) Payudara Pada kehamilan TM III payudara telah membesar dan menegang. Fungsi laktasi akan mulai sempurna dimana koloatrum sudah terproduksi secara sempurna untuk bayi (Kusmiyati.2009)
a. Proses Keperawatan Keluarga Menurut Setyowati dan Murwani (2008) proses keperawatan keluarga meliputi: 1. Pengkajian keluarga dan individu keluarga meliputi : Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah : a. Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural b. Data lingkungan c. Struktur dan fungsi keluarga d. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga e. Perkembangan keluarga Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga, adalah pengkajian :
24
i. Fisik ii. Mental iii. Emosi iv. Sosoial v. Spiritual 2. Perumusan diagnosa keperawatan 3. Penyusunan perencanaan Perencaan disususn dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. 4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan mobilisasi
yang
suda
disususn
sumber-sumber
daya
dilaksanakan
yang
ada
di
dengan keluarga,
masyarakat dan pemerintah. 5. Evaluasi Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilayan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
B.
Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Kehamilan 30 Minggu atas Indikasi Anemia 1. Pengkajian Dasar
pemikiran
dari
pengkajian
adalah
suatu
perbandingan, suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai
25
keadaan keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga. Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode : a. Wawancara Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial-budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dsb. b. Observasi-pengamatan Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap
cukup
melalui pengamatan saja.
Misalnya : yang berkaitan dengan lingkungan fisik (ventilasi, penerangan, kebersihan, dsb). c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to toe) Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh, dan tanda-tanda penyakit. d. Data sekunder (studi dokumentasi) Contoh : hasil laboratorium, hasil rontgen, pap smear, dll. Studi yang berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,
26
diantaranya KMS, kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya. Menurut Mubarak, (2009). pengkajian dalam keluarga meliputi : a. Identitas Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telpon, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan komposisi keluarga. Selain itu, perlu dikaji pula tentang : 1) Tipe Keluarga Menjelaskan
mengenai
jenis
tipe
keluarga
beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. 2) Suku Bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. 3) Agama Mengkaji
agama
yang
dianut
oleh
keluarga
serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. 4) Status sosial ekonomi keluarga : Status
sosial
ekonomi
keluarga
ditentukan
oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi
27
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. 5) Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. Misalnya : keluarga tengah baya, yang seharusnya sudah mampu mendirikan keluarga sendiri, tetapi belum mempunyai rumah sendiri sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi. 3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
28
terhadap pencegahan penyakit (status imuniasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta
pengalaman-pengalaman
terhadap
pelayanan
kesehatan. 4) Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri. c. Lingkungan 1) Karakteristik rumah 2) Karakteristik tetangga dan komunitas setempat 3) Mobilitas geografis keluarga 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5) Sistem pendukung keluarga d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga 3) Struktur peran 4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
29
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. 2) Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku. 3) Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan
sejauhmana
keluarga
menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. Hal-hal yang
perlu
dikaji
sejauhmana
keluarga
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
melakukan
30
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan,
yang
perlu
dikaji
adalah
sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tandagejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah. b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah : (1) Sejauhmana
kemampuan
keluarga
mengerti
mengenai sifat dan luasnya masalah. (2) Apakah
masalah
kesehatan
dirasakan
oleh
keluarga. (3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami. (4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit. (5) Apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada. (6) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan. (7) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
31
c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji adalah : (1) Sejauhmana penyakitnya
keluarga (sifat,
mengetahui
penyebaran,
keadaan komplikasi,
prognosa, dan cara perawatannya). (2) Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan. (3) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. (4) Sejauhmana
keluarga
mengetahui
sumber-
sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang
bertanggung
jawab,
sumber
keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial). (5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit. d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Hal yang perlu dikaji adalah : (1) Sejauhmana
keluarga
mengetahui
sumber-
sumber keluarga yang dimiliki. (2) Sejauhmana
keluarga
melihat
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.
32
(3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi. (4) Sejauhmana
keluarga
mengatahui
upaya
pencegahan penyakit. (5) Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi. (6) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga. e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan
kesehatan
di
masyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah : (1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan. (2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungankeuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan. (3) Sejauhmana
tingkat
kepercayaan
keluarga
terhadap petugas dan fasilitas kesehatan. (4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan. (5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. 4) Fungsi reproduksi
33
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah
berapa
jumlah
anak,
bagaimana
keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga dan metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. 5) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah
sejauhmana
keluarga
memenuhi
kebutuhan
sandang, pangan dan papan, serta sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. f.
Stress dan koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan panjang (a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan (b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang
memerlukan
penyelesaian
jangka waktu lebih dari 6 bulan 2) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. g. Masalah Kesehatan Keluarga
dalam
34
Ada tiga kelompok dalam membedakan masalah diagnosis keperawatan yaitu: 1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. 2) Diagnosis resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat. 3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika
keluarga
kebutuhan
kesehatannya
penunjang
kesehatan
telah dan
yang
mampu
memenuhi
mempunyai
sumber
memungkinkan
dapat
ditingkatkan. Apabila masalah kesehatan keluarga cukup banyak akan
tidak
mungkin
diatur
sekaligus
mengingat
ada
keterbatasan, untuk itu perlu disusun skala prioritas. Dan dibawah ini tabel dalam menentukan skala prioritas. Tabel 2.1 Skala Prioritas Dalam Menentukan Masalah Kesehatan No 1
Kriteria
Nilai
Bobot
Sifat Masalah: 1 Skala: Tidak atau kurang sehat
3
35
No
2
Kriteria
Nilai
Ancaman kesehatan
2
Keadaan sejahtera
1
Bobot
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: Dengan mudah
2 2
3
Hanya sebagian
1
Tidak dapat
0
Potensi masalah dapat diubah Skala: Tinggi
3
Cukup
2
Rendah
1
1
4
Menonjolkan masalah Skala: Masalah berat harus segera ditangani
2 1
Masalah yang tidak selalu ditangani
1
Masalah tidak dirasakan
0
Sumber: Baylon dan Maglaya (1989) dalam Dion Yohanes (2013)
Skoring: cara menentukan nilai atau bobot suatu masalah adalah: (a) Tentukan skor untuk setiap kriteria Skor AngkaTertinggi
X Bobot
36
(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot (c) Jumlah skor untuk semua kriteria (d) Skor tertinggi adalah lima dan sama dengan untuk semua kriteria (Dion Yohanes, 2013) Penentuan prioritas dengan kriteria skala: 1) Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga. 2) Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan: a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah. b) Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga. c) Sumber daya perawat: pengetahuan, keterampilan, waktu. d) Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan. 3) Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan: a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah. b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
37
c) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah. d) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah. 4) Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga
menilai
masalah
keperawatan
tersebut. 2. Diagnosa Keperawatan Keluarga a. Pengertian Diagnosa Keperawatan Menurut Setyowati dan Murwani (2008) Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau masyrakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpula
data
memberikan
dasar
dimana
perawat
dan
analisis
untuk
cermat
dan
menetapkan
bertanggung
jawab
sistematis,
tindakan-tindakan melaksanakannya
(Shoemaker,1984). Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual atau potensial.
Diagnosa
keperawatan
keluarga
dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap
perkembangan
adanya
keluarga,
masalah
lingkungan
dalam
keluarga,
tahap struktur
keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik
38
yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtra dimana perawat memiliki
kewenangan
dan
tanggung
jawab
untuk
melaksanakan tndakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumberdaya keluarga. Perumusan
diagnosa
keperawatan
keluarga
menggunakan aturan sebagai berikut : a. Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga (individu) keluarga. b. Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. c. Tanda (sign, S) adlah sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung yang mendukung masalah atau penyebab. b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ibu Hamil Trimester III menurut Ns. Serri Hutahean, S.Kep (2009) : 1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur
39
2) Cemas berhubungan dengan proses persalinan 3) Resiko gangguan penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan absorbsi Fe c. Diganosa Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Setyowati dan Murwani (2008) : 1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan 2) Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 3) Resiko gangguan penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan 3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut Setyowati dan Murwani (2008) rencana tindakan asuhan keperawatan keluarga adalah menyusun alternatif-alternatif
dan
mengidentifikasi
sumber-sumber
kekuatan dari keluarga (kemampuan perawatan mandiri, sumberpendukung atau bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga. Rencana asuhan keperawatan keluarga pada ibu hamil trimester III disusun berdasarkan diagnosis keperawatan tindakan keperawatan menurut Ns. Serri Hutahean, S.Kep (2009) :
40
1) Gangguan
pola
tidur
berhubungan
dengan
ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan Intervensi Keperawatan : a) Obervasi tanda-tanda vital b) Berikan lingkungan yang tenang c) Berikan pendidikan kesehatan untuk peningkatan kesehatan
dan
pencegahaan
komplikasi
pada
kehamilan d) Bantu keluarga mengenali masalah kesehatan pada ibu hamil 2) Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan : a) Kaji penyebab dan tingkat kecemasan b) Monitor tanda-tanda vital c) Orientasi ibu terhadap lingkungan d) Demontrasi metode relaksasi dan teknik pengaturan nafas 3) Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Intervensi Keperawatan : a) Observasi tanda-tanda vital b) Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer
41
c) Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik d) Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Surat Al-Furqon Ayat 54 Depkes, (2010). Data Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Tersedia di http://www. depkes.go.id [Diakses tanggal 22 Juni 2016]. Dinkes Jabar, 2014. Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Tersedia di http://www.pusdatin.kemenkes.go.id [Diakses tanggal 22 Juni 2016]. Dion Y, dan Betan Y (2013) Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Jogjakarta: Nuha Medika Jhonson R., lenny R (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Kleuarga. Jogjakarta : Nuha Medika Kemenkes, 2014 Data Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Tersedia di http://www. depkes.go.id. [Diakses tanggal 22 Juni 2016]. Kusmiati,
yuni.
Dkk.
2009.
Perawatan
ibu
hamil
(asuhan
Ibu
Hamil).Jakarta: Fitramaya
Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Jogjakarta: Nuha Medika Prawirohadjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan.; Jakarta: Yayasan Bina Pusaka Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayayasan Bina Pustaka Setyowati dan Murwani, (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga, Cetakan II. Jogjakarta : Mitra Cendikia
Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Aplikasi Dalam Praktik Jakarta; EGC