ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA An. A DENGAN FEBRIS DI PKD NGUDI WARAS JABUNG SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan DIII Kebidanan
Disusun oleh : TRI SUSILOWATI NIM : B09 055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Balita Sakit dengan Febris pada An. A di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen Tahun 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, Selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, Selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, S.ST, selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bidan Sri Rejeki Dwi Hastuti, Amd.Keb pimpinan PKD Ngudi Waras Jabung Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam studi kasus ini. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6. Ny. E yang telah mengijinkan balitanya untuk diambil datanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
v
STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Tri Susilowati B09. 055 ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA An. A DENGAN FEBRIS DI PKD NGUDI WARAS JABUNG SRAGEN TAHUN 2012 (xi halaman + 60 halaman + 10 lampiran) INTISARI Latar Belakang : Menurut Millenium Development Goals 4 (MDGs 4), tahun 2015 angka kematian bayi di Indonesia diperkirakan hingga 17 per 1000 kelahiran hidup. Penyakit Febris merupakan suatu keadaan dimana suhu badan melebihi 370C karena disebabkan oleh jangkitan atau keradangan. Jumlah penderita febris menurut data yang penulis peroleh dari rekam medik di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen pada bulan Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 terdapat jumlah kasus balita sakit sebanyak 1918 balita dengan jumlah balita dengan ISPA 475 balita (31,15%) balita dengan diare 325 balita (21,31%) balita dengan febris 725 orang (47,54%). Tujuan : Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dan dapat menerapkan asuhan kebidanan yaitu 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi apakah ada kesenjangan antara teori dan kasus sehingga dapat memberikan alternatif pemecahan masalah. Metode : Metode yang digunakan adalah deskriptif, studi kasus di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen pada balita dengan febris dan dilakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil : Asuhan Kebidanan pada balita A dengan febris di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen asuhan yang diberikan amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari. Setelah diberikan asuhan selama 4 hari keadaan umum pasien baik, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering, balita tidak rewel, suhu : 36, 70 C, Nadi : 36 x/menit, respirasi : 110 x/menit, BB : 11,5 Kg. Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara tepat pada kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip perawatan balita dengan febris adalah kebutuhan nutrisi terpenuhi apabila nutrisi didalam tubuh sangat kurang, maka dapat menimbulkan demam dengan dehidrasi berat yang akan mengakibatkan kesadaran menurun. Ada kesenjangan antara teori dengan praktek, namun tidak terlalu signifikan misalnya pada penurunan berat badan. Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini yaitu dengan pemberian obat penurun panas dan antibiotik. Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita, Febris vi
Kepustakaan : 18 literature (2002 – 2010) MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Berjalan terus kedepan, bermalas malasan adalah sifat pengecut, bila selamanya dirimu hanya menengok kemasa lalu maka itu adalah kebodohan. lihatlah masa depan yang kini menanti kehadiranmu.” (Kahlil Gibran ) “Seandainya lautan dijadikan tinta, dahan dijadikan pena dan daun dijadikan kertas, maka tidak akan sanggup menuliskan ilmu Allah.” (surat AL Kahfi : 15 )
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk : ¾ Ayahanda (Alm) tercinta dan ibunda tersayang yang telah memberikan kasih sayang dengan tulus, dukungan moral, material dan spiritual. I love you all. ¾ Adikku dewi dan hafid tersayang
yang telah
memberikan semangat untuk terus maju dan kuat dalam menghadapi semuanya, moga kamu jadi anak yang pintar, sholeh dan sholekhah ya, sayang! ¾ Eyang kakung dan eyang putri yang slalu memberikan doa dan semangat di hari hariku...... ¾ Soulmate yang selalu memberikan semangat, kekuatan dan kesabaran untukku...... ¾ Buat temen-temen ku semua makasih atas dukungan dan bantuan kalian ya.......... ¾ Almameterku i love you.........
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Tri Susilowati
Tempat / Tanggal Lahir
: Boyolali, 26 September 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Glagah Ombo, RT 09 RW 03, Klego, Boyolali
PENDIDIKAN 1. MI Glagah Ombo
Lulus tahun 2003
2. MTs 07 Klego
Lulus tahun 2006
3. SMA Negeri I Klego
Lulus tahun 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009/2010
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv INTISARI ........................................................................................................ vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii CURICULUM VITAE .................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 3 C. Tujuan Studi Kasus .................................................................. 3 D. Manfaat Studi Kasus ................................................................ 4 E. Keaslian Studi Kasus................................................................ 5 F. Sistematika Studi Kasus ........................................................... 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis .............................................................................. 8 1. Balita .................................................................................. 8 2. Febris ................................................................................. 11
ix
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................... 16 1. Pengertian ........................................................................... 16 2. Manajemen Kebidanan ....................................................... 16 3. Data Perkembangan............................................................ 30 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Studi Kasus ..................................................................... 31 B. Lokasi Studi Kasus................................................................... 31 C. Subyek Studi Kasus ................................................................. 31 D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 32 E. Instrumen Studi Kasus ............................................................. 32 F. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 32 G. Alat-alat yang Dibutuhkan ....................................................... 36
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ........................................................................ 37 B. Pembahasan ............................................................................. 53
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 58 B. Saran ........................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2.
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4.
Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 5.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 6.
Informed Consent
Lampiran 7.
SAP Merawat Balita yang Mengalami Demam + Leaflet
Lampiran 8.
Format Asuhan Kebidanan Balita Sakit
Lampiran 9.
Lembar Observasi
Lampiran 10. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 31,04% per 1000 kelahiran hidup artinya terdapat 31,04% bayi meninggal per 1.000 kelahiran. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar 16,39% per 1000 dan 2,3% per 1000 kelahiran hidup. Padahal, sesuai dengan Millenium Development Goals 4 (MDGs 4), tahun 2015 Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi hingga 17 per 1000 kelahiran hidup. Target yang masih sangat jauh dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun dari sekarang (Ulfah, 2009). Upaya perbaikan kesehatan ditingkatkan melalui pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hal ini tidak lepas dari upaya bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam tujuan pembangunan kesehatan yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Selain masalah kesehatan, maslah lain yang ada di negara Indonesia adalah tingginya angka kesakitan dan kematian pada balita. Penyakit febris merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan Survey
1
2
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian balita (AKB) adalah 44 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008). Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun. Penyakit yang dapat diderita bayi atau balita salah satunya adalah febris. Febris merupakan suatu keadaan dimana suhu badan melebihi 37o C karena disebabkan oleh jangkitan atau keradangan (Rizali, 2002). Komplikasi dari febris yaitu dapat terjadi kejang. Untuk bidan harus mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi atau balita sakit dengan prosedur yang benar. Selain itu, bidan juga diharapkan mampu melakukan pendekatan terhadap pasien dan memberikan pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan (Erlan, 2007). Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari rekam medik selama tahun 2011 di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen, jumlah penderita febris, pada bulan Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 terdapat jumlah kasus balita sakit sebanyak 1918 balita dengan jumlah balita dengan ISPA 475 balita (31,15%) balita dengan diare 325 balita (21,31%) balita dengan febris 725 orang (47,54%). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit Anak A dengan febris di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen” dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney yang diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik, bermanfaat dan berkualitas.
3
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan febris (demam tinggi) Di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen dengan menggunakan Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney?
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan febris (demam tinggi) menggunakan manajemen menurut Hellen Varney. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa mampu 1) Melaksanakan pengkajian dengan menyimpulkan data yang diperlukan pada balita sakit dengan febris (demam tinggi). 2) Menginterpretasikan data dasar yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada balita sakit dengan febris. 3) Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera pada balita sakit dengan febris. 4) Melakukan antisipasi pada balita sakit dengan febris. 5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada balita sakit dengan febris. 6) Melaksanakan perencanaan secara efisien pada balita sakit dengan febris.
4
7) Mengevaluasi pada balita sakit dengan febris. b. Mahasiswa menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada balita sakit dengan febris. c. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada balita sakit dengan febris.
D. Manfaat Penulisan 1. Bagi diri sendiri Memberikan kesempatan pada Penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan yang berkaitan dengan manajemen Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan febris dalam situasi yang nyata. 2. Bagi Profesi Mampu memberikan pengetahuan bagi profesi kebidanan tentang pelayanan Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan febris. 3. Bagi Institusi a. Bagi BPS Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan febris. b. Bagi Institusi Pendidikan Mampu memberikan referensi secara konseptual sesuai hasil Asuhan Kebidanan pada bayi/balita sakit dengan febris.
5
E. Keaslian Penelitian Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada bayi/balita sakit dengan febris (demam) pernah dilaksanakan oleh: 1. Indri Maryati (2009), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Anak R Balita Sakit dengan Febris di BPS An-Nissa di Singosari Boyolali” dalam laporan kasus ini menggunakan manajemen Kebidanan 7 langkah Varney. dengan diberikan Asuhan antara lain mengobservasi keadaan umum balita dengan kolaborasi dokter untuk memberikan terapi yaitu pemberian zetamol syrup 3x1 st dan puyer yang terdiri dari B6, Amoxilin, CTM XII Bungkus 3x1/hari. Setelah diberikan asuhan selama 3 hari keadaan umum pasien, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering, balita tidak rewel, suhu: 36,5o C, nadi: 110 x/menit, respirasi: 32 x/ menit, berat badan 10,5 kg. 2. Balada Muajah (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada anak “A” dengan Kejang Demam di Ruang Melati RSUD Dr. Moewardi Surakarta” dalam laporan kasus ini menggunakan manajemen Kebidanan 7 langkah Varney. Dengan diberikan Asuhan antara lain mengobservasi keadaan umum balita dengan kolaborasi dokter untuk memberikan terapi yaitu pemberian infus RL 20 tpm dan PCT 4 x 150 mg. Setelah diberikan asuhan selama 4 hari keadaan umum pasien, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering, balita tidak rewel, suhu: 36,6o C, nadi: 120 x/menit, respirasi: 38 x/ menit, berat badan 11 kg
6
Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan adalah tempat, waktu dan subyek studi kasus. Persamaan studi kasus yang dilakukan adalah diberikan obat penurun panas dan antibiotik.
F. Sistematika Penulisan Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah terdiri dari 5 bab yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara singkat isi dari Asuhan Kebidanan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan materi, tujuan penulisan, manfaat studi kasus, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori secara menyeluruh meliputi balita, pengertian febris, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis, penatalaksanaan, teori Asuhan Kebidanan merupakan dasar bagi penulisan dalam melaksanakan situasi kasus serta teori Asuhan Kebidanan pada kasus ini ditambah karangka konsep ini.
BAB III
METODOLOGI Bab ini berisi tentang jenis kasus, lokasi pengambilan kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengambilan data dan alat yang dibutuhkan dalam pengambilan kasus.
7
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Dalam pembuatan karya tulis berisi tentang tinjauan kasus, dimana pada tinjauan kasus ini penulis mengambil kasus tentang balita sakit dengan febris dan penulis menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
BAB V
PENUTUP Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan balita sakit dengan febris. Dan saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Balita a. Pengertian balita Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun (Ferry, 2007). Sedangkan menurut Depkes RI (2008), Balita adalah anak usia 12 - 59 bulan. b. Tahapan perkembangan balita Menurut Depkes RI (2008), tahapan perkembangan balita sebagai berikut: 1) Umur 12 - 18 a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan. b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. c) Berjalan mundur 5 langkah. d) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”. e) Menumpuk 2 buah kubus. f) Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis dan merengek,
melainkan
bisa
mengeluarkan
menyenangkan atau menarik tangan ibu. g) Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing. h) Berpartisipasi dalam permainan.
8
suara
yang
9
2) Umur 18 – 24 bulan a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik. b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung. c) Bertepuk tangan dan melambai-lambai. d) Menumpuk 4 buah kubus. e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran. g) Menyebut 3 - 6 kata yang mempunyai arti. h) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga. i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri. 3) Umur 24 – 36 bulan a) Jalan naik tangga sendiri. b) Dapat bermain menendang bola kecil. c) Mencoret-coret dengan pensil di kertas. d) Bicara dengan baik menggunakan 2 kata seperti mama dan papa. e) Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta. f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih. g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta. h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. i) Melepas pakaiannya sendiri.
10
4) Umur 36 – 48 bulan a) Berdiri 1 kaki selama 2 detik. b) Melompat dengan kedua kaki diangkat. c) Mengayuh sepeda roda tiga. d) Menggambar garis lurus. e) Menumpuk 8 buah kubus. f) Mengenal 2 – 4 warna. g) Menyebut nama, umur dan tempat. h) Mengerti arti kata diatas, dibawah dan di depan. i) Mendengarkan cerita. j) Mencuci dan mengeringkan tangannya sendiri. k) Bermain bersama teman dan mengikuti aturan permainan. l) Mengenakan sepatu sendiri. 5) Umur 48 – 60 bulan a) Berdiri satu kaki selama 6 detik. b) Melompat – lompat dengan satu kaki. c) Menari. d) Menggambar tanda silang. e) Menggambar lingkaran. f) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh. g) Mengancing baju atau pakaian boneka. h) Menyebut nama tanpa dibantu. i) Senang menyebut kata bantu. j) Senang bertanya tentang sesuatu. k) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata.
11
l) Bicaranya mudah dimengerti m) Bisa membandingkan atau membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya. n) Menyebut angka, menghitung jari dan nama-nama hari. o) Menggosok gigi tanpa dibantu. p) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal pergi ibunya. c. Penyakit pada balita Menurut hidayat (2009), penyakit pada balita antara lain: 1) Diare 2) Hepatitis 3) Bronkitis 4) Morbili 5) Ispa 6) Hiperbilirubin 7) Tuberkulosis 2. Febris a. Pengertian Febris adalah suatu keadaan dimana suhu badan melebihi 37o C karena disebabkan oleh jangkitan atau radang (Rizali, 2002). Menurut Fajan (2003), febris adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal. Sedangkan menurut Fadjari (2003), febris yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu melebih 38o C.
12
b. Etiologi Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak dan koma). Pada dasarnya yang harus diperhatikan untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam, antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistik (Rahmansyah, 2010). Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul, lama, tinggi serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. Sedangkan demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan diatas 38,3o C dan sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya (Rahmansyah, 2010). Menurut Corwin (2003), penyebab febris dibagi menjadi 7 yaitu: 1) Infeksi Febris dengan infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan metazoa.
2) Neoplasma
13
Febris
dapat
timbul
pada
setiap
keganasan
yang
berkembang dengan cepat, sebagai akibat dilepaskannya zat-zat pyrogen dari sel-sel yang rusak atau dari suatu infeksi sekunder. 3) Reaksi-reaksi kerentanan / hipersensitifitas Febris dapat disebabkan oleh karena suatu kerentanan terhadap obat-obatan atau protein-protein asing dan biasanya bersamaan dengan urtikaria, gatal-gatal, muntah, rasa nyeri di persendian dan albuminuria. 4) Penyakit-penyakit kolagen Febris dapat merupakan gejala dari lupus erytematous sistemik dan poliartritis nodosa. 5) Gangguan mekanisme pengaturan suhu Mekanisme
yang
mengatur
suhu
dapat
terganggu
pada berbagai keadaan dengan akibat hiperpireksia. Ini dapat terjadi pada heat stroke, dan kerusakan pada hipotalamus. 6) Gangguan peredaran darah Penyakit yang dapat menyebabkan febris antara lain infark miokard, infark paru dan hemoragi subarachnoid. 7) Penyebab – penyebab lain Seperti penyakit crohn, krisis tiroid, dan sepsis gigi.
c. Patofisiologi
14
Demam dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengarui pusat pengaturan suhu, penyakit yang disebabkan bakteri, tumor otak dan dehidrasi
(Corwin,
2003). Menurut Siswono (2007), faktor patofisiologi lainnya seperti: 1) Dalam 24 jam, kenaikan suhu dapat bervariasi ± 0,5o C. Suhu dapat turun pada pagi hari dan naik pada malam hari. 2) Suhu tubuh diatur melalui para prostaglandin pada hipotalamus dengan mengubah konstruksi sistem peredaran darah. d. Gambaran klinis Menurut Donald Wong (2004), febris (demam tinggi) mempunyai gejala sebagai berikut: 1) Adanya peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal. 2) Kulit kemerahan. 3) Kulit hangat bila disentuh. 4) Kulit tampak mengkilat. 5) Peningkatan frekuensi pernafasan. 6) Takikardi. 7) Kejang demam.
e. Penatalaksanaan
15
1) Menurut Shvoong (2010), cara menurunkan suhu tubuh agar dalam batas normal yaitu: a) Menyiapkan air hangat. b) Mencelupkan waslap atau handuk kecil ke waskom dan mengusapkannya ke seluruh tubuh. c) Melakukan tindakan diatas beberapa kali (setelah kulit kering). d) Mengeringkan tubuh dengan handuk. e) Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal. 2) Menurut Rahmansyah (2010), penatalaksanaan balita sakit dengan febris yaitu: a) Antipiretik. b) Antibiotik sesuai program. c) Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat. d) Memberikan minum yang banyak. e) Kompres dengan air hangat, hindari kompres alkohol atau es. f) Kompres di daerah lipatan. g) Anjurkan banyak istirahat.
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian
16
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesional dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga merupakan alat kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis yang menguntungkan bagi pasien maupun bidan (Varney, 2004). 2. Proses Asuhan Kebidanan Proses manajemen kebidanan menurut Varney (2004), terdiri dari tujuh (7) langkah yaitu sebagai berikut: a. Langkah I pengkajian Pengkajian pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data dasar, data subjektif, data objektif dan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara lengkap pengkajian bayi atau balita dengan febris (demam tinggi) antara lain: 1) Anamnesa (Data Subyektif) Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2005). a) Identitas Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2005).
Identitas tersebut meliputi : (1) Nama bayi atau balita
17
Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, Nama harus jelas dan lengkap
serta
disertai
nama
panggilan
akrabnya
(Matondang, 2007). (2) Umur Dikaji
untuk
mengingat
periode
anak
yang
mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas dan mortalitas,
usia
anak
juga
diperlukan
untuk
menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut sesuai umumnya (Matondang, 2007). (3) Jenis kelamin Dikaji untuk membedakan dengan balita lain (Matondang, 2007). (4) Anak ke Dikaji untuk mengetahui jumlah keluarga pasien (Matondang, 2007). (5) Nama orang tua Dikaji agar dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain mengingat banyak nama yang sama (Matondang, 2007).
(6) Umur orang tua
18
Dikaji
untuk
mengetahui
umur
orang
tua
(Nursalam, 2005). (7) Agama Dikaji
untuk
memberikan
motivasi
kepada
keluarganya sesuai dengan agamanya (Nursalam, 2005). (8) Pendidikan Dikaji untuk mengetahui keakuratan data yang diperolah serta dapat di tentukan pola pendekatan dalam anamnesis.tingkat pendidikan orang tua juga berperan dalam pemeriksaan penunjang dan penentuan tatalaksana pasien selanjutnya (Matondang, 2007). (9) Pekerjaan Dikaji untuk mengetahui gambaran keadaan sosial ekonomi
berhubungan
dengan
kemampuan
dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi (Nursalam, 2005). (10) Alamat Dikaji Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana pasien tinggal (Nursalam, 2005). b) Alasan datang / keluhan utama Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien dibawa berobat (Matondang, 2007). Pada kasus ini ibu balita mengeluhkan anaknya rewel dan panas. c) Riwayat kesehatan (1) Imunisasi
19
Status imunisasi klien dinyatakan khususnya yang imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan hepatitis B. Halhal tersebut selain diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang diperoleh, juga membantu diagnosis (Matondang, 2007). (2) Riwayat kesehatan keluarga Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit hipertensi, stroke, TBC, hepatitis, jantung dan lain-lain (Bickley, 2008). (3) Riwayat penyakit lalu Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu (Matondang, 2007). (4) Riwayat penyakit sekarang Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami demam (Nursalam, 2005). Pada kasus ini balita mengalami demam (Donald Wong, 2004). d) Riwayat sosial Menurut Matondang (2003), Riwayat sosial dapat diketahui dari: (1) Yang mengasuh Dikaji untuk mengetahui kebiasaan balita.
(2) Hubungan dengan anggota keluarga
20
Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan anggota keluarga. (3) Hubungan dengan teman sebaya Dikaji untuk mengetahui keharmonisan balita dengan teman sebayanya. (4) Lingkungan rumah Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan lingkungan sekitar rumah. e) Pola kebiasaan sehari – hari (1) Nutrisi Dikaji tentang makanan, jenis makanan yang di konsumsi sehari-hari (Bickley, 2008). (2) Pola istirahat atau tidur Berapa lama bayi tidur siang, malam, keadaan bayi (tenang atau gelisah) (Matondang, 2007). (3) Personal hygiene Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien (Mufdlilah, 2009). Kebersihan pada anak seperti mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
(4) Aktivitas
21
Mengenai keadaan bayi seperti warna kulit, frekuensi jantung, reaksi terhadap rangsangan, tonus otot dan usaha nafas (Saifudin, 2002). (5) Pola eliminasi Untuk dan
mengetahui
metabolisme
tubuh
fungsi
sistem
meliputi
BAB
pencernaan atau
BAK
(Surasmi, 2003). 2) Pemeriksaan fisik (data obyektif) Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2005). a) Status generalis (1) Keadaan umum Dikaji untuk mengetahui keadaan umum pada balita dan tingkat kesadaran jelek, sedang atau baik (Nursalam, 2005). (2) Kesadaran Penilaian
kesadaran
dinyatakan
sebagai
composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma dan delirium (Hidayat dan Uliyah, 2006).
(3) Tanda-tanda vital meliputi:
22
(a) Denyut jantung Menurut Hidayat dan Uliyah (2006), menilai kecepatan atau frekuensi nadi, irama, suara jantung jelas dan teratur. Menurut Priharjo (2007), nadi normal pada balita 80 – 115 x/menit. (b) Pernafasan Menurut Hidayat dan Uliyah (2006), Untuk menilai frekuensi pernapasan irama, kedalaman dan tipe pernapasan.
Sedangkan
menurut
Bickley
(2008)
Pernapasan normal pada balita 25 – 30 x menit, pada kasus ini pernafasan pada balita 38 x/menit (Varney, 2004). (c) Temperatur normal rectal axilla yaitu 37o C dan kulit 36,5o C (Sarwono, 2002). Pada kasus ini suhunya 38,7o C (Rahmansyah, 2010). b) Pemeriksaan antropometri Menurut Nursalam (2005), pemeriksaan antopometri sebagai berikut: (1) Lingkar kepala : Untuk mengetahui pertumbuhan otak. (2) Lingkar dada
: Untuk
mengetahui
keterlambatan
pertumbuhan. (3) Panjang badan : Untuk mengukur tinggi badan. (4) Berat badan : Untuk memantau berat anak naik atau tidak.
23
c) Pemeriksaan sistematis (1) Kulit Untuk
mengetahui
warna,
temperatur,
kelembaban
dan turgor (Bickley, 2008). Pada kasus ini balita sakit
dengan
febris
kulitnya
berwarna
kemerahan
(Donald Wong, 2004). (2) Kepala Dikaji untuk mesochepal, makrochepal serta adakah kelainan (Priharjo, 2007). (3) Leher Dikaji untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tiroid (Priharjo, 2007). (4) Mata Dikaji untuk mengetahui kotoran dimata, merah muda sampai pucat, sklera putih dan kelopak mata cekung bila disertai panas (Priharjo, 2007). Pada kasus ini matanya berwarna kemerahan (Corwin, 2003). (5) Telinga Dikaji
untuk
mengetahui
kotoran
atau
cairan
dan
bagaimana keadaan tulang rawannya (Priharjo, 2007). (6) Hidung Dikaji untuk mengetahui nafas, cuping hidung dan kotoran yang menyumbat dalam jalan nafas 2005). (7) Muka
(Nursalam,
24
Dikaji
untuk
mengetahui
dan
menilai
adakah
pembengkakan pada muka serta bentuk dari muka simetris atau tidak (Hidayat dan Uliyah, 2006). Pada kasus ini mukanya berwarna sedikit kemerahan
(Donald
Wong, 2004). (8) Mulut Dikaji untuk mengetahui dan menilai ada tidaknya bibir sumbing, trismus (kesukaran membuka mulut) serta
kelainan
pada
gusi,
lidah
dan
gigi
(Hidayat dan Uliyah, 2006). Pada kasus ini lidah berwarna sedikit putih dan kering (Corwin, 2003). (9) Dada Dikaji untuk mengetahui retraksi atau tidak, simetris atau tidak (Priharjo, 2007). Pada kasus ini ada retraksi (Donald Wong, 2004). (10) Perut Dikaji untuk mengetahui kembung, turgor baik sampai dengan
buruk,
cubitan
kulit
kembali
lambat
(Matondang, 2007). (11) Anogenital Dikaji untuk mengetahui apabila laki-laki testis sudah turun, dan bila perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora (Nursalam, 2005). (12) Ekstermitas
25
Dikaji untuk mengetahui ada atau tidaknya oedem yang merupakan tanda sianosis (Nursalam, 2005). d) Data perkembangan Usia 18 bulan Menurut Depkes RI (2008), data perkembangan balita usia 18 bula sebagai berikut: (1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik. (2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung. (3) Bertepuk tangan dan melambai-lambai. (4) Menumpuk 4 buah kubus. (5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. (6) Menggelindingkan bola kearah sasaran. (7) Menyebut 3 - 6 kata yang mempunyai arti. (8) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga. (9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri. e) Data penunjang Mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan
pemeriksaan
fisik
yang
meliputi
pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan darah serta terapi, misalnya pemberian obat antibiotik (Nursalam, 2005).
b. Langkah II Interpretasi
26
Langkah ini dilakukan untuk mengidetifikasi secara benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar, sehingga ditemukan masalah dan diagnosa, keduanya digunakan dalam beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana Asuhan Kebidanan pada pasien (Varney, 2004). 1) Diagnosa kebidanan Diagnosa
yang
ditegakkan
dalam
lingkup
praktek
kebidanan (Varney, 2004), meliputi: a) An.X umur……..dengan febris b) Data dasar Data subjektif (1) Ibu mengatakan umur balita..........bulan . (2) Ibu mengatakan balitanya berjenis kelamin.......... (3) Ibu mengatakan balitanya jika diberi minum tampak kehausan mulut dan lidah kering, kelopak mata cekung dan turgor kulit kembali lambat. (4) Ibu mengatakan balitanya demam tinggi. Data objektif (1) Keadaan umum : Kurang baik (2) Kesadaran
: Composmentis
(3) Tanda-tanda vital, meliputi: Nadi
: 110 kali/menit
27
Respirasi
: 38 kali/menit
Suhu
: 390 C
(4) BB sebelum sakit : 10,5 kg BB selama sakit : 10,3 kg (5) Panjang badan
: 80 cm
(6) Lingkar kepala
: 44 cm
(7) LLA
: 14 cm
(8) Gerak kurang aktif, rewel tanda dehidrasi yang meliputi kelopak mata cekung, mulut dan lidah kering, turgor kulit kembali lambat. 2) Masalah Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai data objektif (Varney, 2004). Balita dengan demam (suhu tubuh meningkat) dapat mengakibatkan dehidrasi, berat badan turun kurang lebih 10 persen dari BB sebelumnya serta gangguan pemenuhan kebutuhan dan elektrolit (Nursalam, 2005). 3) Kebutuhan Hal-hal
yang
dibutuhkan
oleh
pasien
dan
belum
teridentifikasi dalam data objektif dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2004).
Balita dengan febris kebutuhan yang diberikan yaitu:
28
a) Pemberian obat penurun panas sesuai program. b) Meningkatkan
kebutuhan
nutrisi
yang
optimal
seperti
pemberian susu (Nursalam, 2005). c. Langkah III Diagnosa potensial Mengidentifikasi dengan hati-hati gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2004). Diagnosa potensial yang dapat muncul pada bayi dengan febris adalah potensial terjadi kejang (Nursalam, 2005). d. Langkah IV Antisipasi Langkah ini ada bila langkah III ada. Langkah IV ini mengidentifikasikan situasi yang gawat, agar diambil tindakan untuk kepentingan keselamatan jiwa balita (Varney, 2004). Langkah adalah
yang
kolaborasi
perlu
dengan
dilakukan
Dokter
Spesialis
untuk Anak
antisipasi (dr.Sp.A)
yaitu memasang infus RL (Nursalam, 2005). Sedangkan antisipasi yang dilakukan oleh bidan yaitu pemberian antipiretik dan antibiotik (Nursalam, 2005). e. Langkah V Perencanaan Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi dan juga merupakan pengembangan perencanaan Asuhan menyeluruh yang ditentukan mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm langkah-langkah
sebelumnya
setiap
rencana
Asuhan
oleh
haruslah
29
mencerminkan
rasional
yang
valid
berdasarkan
pengetahuan
(Varney, 2004). Asuhan yang diberikan menurut Rahmansyah (2010), pada balita sakit dengan febris yaitu: 1) Antipiretik. 2) Antibiotik sesuai program. 3) Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat. 4) Memberikan minum yang banyak. 5) Kompres dengan air hangat, hindari kompres alkohol atau es. 6) Kompres di daerah lipatan. 7) Anjurkan banyak istirahat. f. Langkah VI Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana Asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah V secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab dalam pelaksanaannya. Pada manajemen Asuhan kebidanan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap terlaksananya Asuhan yang menyeluruh. Pelaksanaan Asuhan pada bayi febris disesuaikan dengan rencana tindakan (Varney, 2004). g. Langkah VII Evaluasi Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana Asuhan tersebut benar-benar terpenuhi sesuai dengan asuhan kebidanan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2004). Menurut Nursalam (2005), hasil yang diharapkan:
30
1) Keadaan umum baik. 2) Suhu badan stabil atau normal. 3) Tidak terjadi kejang ulang. 3. Data Perkembangan Metode
pendokumentasian
yang
digunakan
dalam
asuhan
kebidanan menurut Varney (2004) pada balita dengan febris adalah SOAP, adalah sebagai berikut: S
: Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O
: Obyektif Hasil laboratorium dan tes diagnostik yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment atau analisa.
A
: Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi Data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
P
: Planning Menggambarkan evaluasi
pendokumentasian
berdasarkan
assesment.
dari Untuk
perencanaan
dari
menggambarkan
keterkaitan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen.
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Laporan studi kasus yaitu laporan yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini menggunakan tujuh langkah Varney dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode studi kasus yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat yang akan digunakan penulis untuk pengambilan laporan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang akan digunakan dalam melaksanakan pengambilan kasus ini adalah di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen.
C. Subyek Lokasi Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek yang akan diambil pada laporan kasus ini adalah balita A yang menderita febris.
31
32
D. Waktu Studi Kasus Merupakan batas waktu yang digunakan penulis untuk melakukan pengambilan kasus diambil (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini akan dilaksanakan pada tanggal 12 Juni sampai 15 juni 2012.
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik variabel penelitian secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data untuk kasus ini menggunakan format pengkajian menurut Hellen Varney yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
F. Tehnik Pengumpulan Data Penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai pengumpulan data antara lain primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian (Varney, 2004).
33
Data primer meliputi: a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara: 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Nursalam, 2005). Pada kasus ini inspeksi dilakukan untuk mengetahui
tingkat
kesadaran,
gerakan
yang
ekstrim
dan
ketegangan otot. 2) Palpasi Palpasi merupakan suatu teknik yang menggunakan indera peraba seperti jari tangan yang merupakan suatu instrumen yang sensitif palpasi dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai temperatur, turgor, bentuk, kelembaban vibrasi dan ukuran. Palpasi dapat digunakan untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar tiroid, cubitan perut kembalinya lambat dan mengetahui temperatur suhu normal (Nursalam, 2005). Pada kasus ini palpasi dilakukan untuk mengetahui cubitan perut kembalinya lambat dan mengetahui temperatur suhu normal.
34
3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsisten jaringan (Nursalam, 2005). Pada kasus ini perkusi dilakukan untuk mengetahui apakah perut bayi kembung. 4) Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2005). Pada kasus ini auskultasi dilakukan untuk memeriksa frekuensi jantung dan untuk mengetahui bising usus. b. Wawancara Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden) atau bercakap-cakap berhadapan
muka
dengan
orang
tersebut
(face
to
face)
(Notoatmodjo, 2010). Wawancara ini dilakukan dilakukan secara langsung dengan bidan dan keluarga pasien di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen untuk menilai keadaan atau masalah pada pasien.
35
c. Observasi Merupakan pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien (Nursalam, 2005). Data diperoleh dari data primer melalui observasi dan pengamatan secara langsung pada pasien. Observasi dan pengamatan dilaksanakan dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mendengar (auskultasi). Adapun data yang diambil dengan observasi adalah : 1) Keadaan umum . 2) Tanda vital (suhu, Nadi dan respirasi). 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi dan didapat dari keterangan keluarga atau lingkungannya. Data sekunder dapat digunakan untuk mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2010). a. Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang disiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Pada laporan kasus ini penulis mendokumentasikan setiap tahap asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk kesinambungan hasil asuhan kebidanan pada bayi dengan sistem SOAP (Nursalam, 2005). Pengambilan studi kasus ini menggunakan catatan untuk mempermudah informasi dan data medik di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen.
36
b. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang mempelajari bahan-bahan pustaka yang penting dalam menunjang latar belakang teoritis suatu studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Dalam studi kasus ini penulis mengambil teori-teori dari sumber tahun 2002 sampai tahun 2010.
G. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam melaksanakan studi kasus sebagai berikut : 1. Alat yang dibutuhkan dalam pengkajian adalah format asuhan kebidanan, buku tulis, alat tulis, alat dan bahan yang digunakan dalam laporan kasus adalah buku KIA dan buku register di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen. 2. Alat yang dibutuhkan dalam observasi adalah alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, stetoskop, termometer.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Data
Tanggal : 12 Juni 2012
Pukul : 08.00 WIB
a. Identitas 1) Identitas Bayi a) Nama Bayi
: An. A
b) Umur
: 18 Bulan
c) Tanggal lahir
: 10 Januari 2011
d) Jenis Kelamin : Perempuan e) Anak Ke
: 1 (pertama)
f) Alamat
: Tlobong Rt 12 Jabung Plupuh Sragen
2) Identitas Ibu
Identitas Ayah
a. Nama
: Ny. E
Nama
: Tn. D
b. Umur
: 22 Tahun
Umur
: 25 Tahun
c. Agama
: Islam
Agama
: Islam
d. Pendidikan
: SMA
Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Pekerjaan
f. Alamat
: Tlobong Rt 12 Jabung Plupuh Sragen
: Swasta
b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Keluhan Utama Ibu mengatakan anaknya panas sejak kemarin tanggal 11 juni 2012, rewel dan sudah di kompres dengan air hangat.
37
38
2) Riwayat Kesehatan a) Imunisasi (1) BCG
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi BCG pada umur 1 bulan.
(2) DPT 1
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi DPT 1 pada umur 2 bulan.
(3) DPT 2
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi DPT 2 pada umur 3 bulan.
(4) DPT 3
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi DPT 3 pada umur 4 bulan.
(5) Polio 1
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi Polio 1 pada umur 1 bulan.
(6) Polio 2
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi Polio 2 pada umur 2 bulan.
(7) Polio 3
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi Polio 3 pada umur 3 bulan.
(8) Polio 4
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi Polio 4 pada umur 4 bulan.
(9) Hepatitis B 1 : Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi hepatitis B 1 pada umur 2 bulan. (10) Hepatitis B2 : Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi hepatitis B 2 pada umur 3 bulan.
39
(11) Hepatitis B3 : Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi hepatitis B 3 pada umur 4 bulan. (12) Campak
: Ibu mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi campak pada umur 9 bulan.
(13) Imunisasi lain : Tidak ada. b) Riwayat penyakit lalu Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami batuk, Panas dan pilek. c) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan saat ini anaknya masih panas, tidak mau makan dan rewel d) Riwayat penyakit keluarga / menurun Ibu mengatakan keluarganya baik dari pihak ibu maupun ayah tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti DM, hypertensi dan Asma serta tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS dan TBC. 3) Riwayat Sosial a) Yang mengasuh Ibu mengatakan mengasuh anaknya dengan suaminya saja. b) Hubungan dengan anggota keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya sangat baik. c) Lingkungan rumah Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan sehat.
40
4) Pola Kebiasaan Sehari-hari a) Nutrisi Sebelum sakit : Ibu mengatakan makanan yang disukai adalah nasi dengan kuah bayam, tempe dan telur dan minumnya susu dan air putih. Selama sakit : Ibu mengatakan dalam sehari anaknya bersedia makan 1 x dengan nasi dan telur, minum 2 gelas air putih dan menetek 2 x dalam setiap 2 jam lamanya kurang lebih 5 menit. b) Istirahat / Tidur Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur malam 7 sampai 8 jam, tidur siang 1 sampai 2 jam. Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur malam 4 sampai 5 jam, tidur siang 1 sampai 2 jam. c) Personal hygiene Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari waktu pagi dan sore hari. Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya disibin 2 kali sehari waktu pagi dan sore. d) Aktivitas Sebelum sakit : Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya bermain dengan teman - teman sebanyanya.
41
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tampak lemah dan kadang tidur tetapi tidak begitu nyenyak karena rewel. e) Eliminasi Sebelum sakit : Ibu
mengatakan
anaknya
BAB
1
kali
konsistensi lembek. Ibu mengatakan anaknya BAK 5 sampai 6 kali warna kuning jernih. Selama sakit : BAB : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi
padat
dan
warnanya
kuning
dengan bau khas feses. BAK : Ibu mengatakan anaknya BAK 4 sampai 5 kali sehari warna kuning jernih dengan bau khas urine. c. Perkembangan anak 1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan. 2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung. 3) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri. d. Pemeriksaan Fisik 1) Status Generalis a) Keadaan umum
: Cukup.
b) Kesadaran
: Composmentis.
c) TTV
: R : 36 x/ menit S : 38, 70 C
N : 110 x /menit
42
d) BB sebelum sakit : 11, 5 kg e) BB selama sakit
: 11, 5 kg
f) TB
: 79 cm
g) LK/LILA
: 44 cm / 16 cm
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Bersih
dan
rambut
berwarna
kecoklatan. (2) Mata
: Kelopak mata cekung, tidak oedem dan simetris.
a. Conjungtiva : Berwarna merah muda. b. Sklera
: Berwarna sedikit merah.
(3) Telinga
: Simetris dan tidak ada serumen.
(4) Hidung
: Simetris dan tidak ada benjolan.
(5) Mulut
: Kotor, berwarna putih dan kering
(6) Gigi
: Normal dan bersih.
(7) Bibir
: Kering.
b) Leher
: Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan.
c) Dada
: Simetris, bunyi nafas teratur dan tidak ada retraksi.
d) Perut
: Simetris, tidak ada benjolan dan sedikit kembung.
e) Ekstremitas
: Pergerakan baik, tidak ada oedem dan
43
jari kaki maupun tangan lengkap serta dapat digerakkan. f) Kulit
: Turgor kulit kembali lambat, berwarna kemerahan dan hangat saat disentuh.
3) Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan.
2. Interpretasi Data
Tanggal : 12 Juni 2012 Pukul : 08.20 WIB
a. Diagnosa Kebidanan An. A umur 18 bulan dengan febris. Data Dasar Data subyektif: a. Ibu mengatakan anaknya berumur 18 bulan. b. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 10 Januari 2011. c. Ibu mengatakan anaknya berjenis kelamin perempuan. d. Ibu mengatakan anaknya jika diberi minum tampak kehausan, mulut, lidah kering, mata cekung, muka sedikit merah, dan badannya panas. Data obyektif: 1) Keadaan umum
: Sedang.
2) Kesadaran
: Composmentis.
3) Tanda tanda vital Nadi
: 110 x / menit
44
Respirasi
: 36 x / menit (saat menangis).
Suhu
: 38,7o C
4) BB sebelum sakit
: 11,5 kg
5) BB sekarang
: 11,5 kg
6) PB
: 79 cm
7) LLA
: 16 cm
8) Terdapat tanda tanda dehidrasi dan turgor kulit kembali lambat. b. Masalah Gangguan masalah pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi dan rewel. c. Kebutuhan 1) Pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian ASI. 2) Memberi makanan dengan gizi seimbang. 3) Menenangkan balita dengan cara digendong.
3. Diagnosa Potensial Potensial terjadi kejang.
4. Antisipasi
Tanggal : 12 Juni 2012 Pukul : 16. 40 WIB
Antisipasi secara mandiri: Pemberian obat penurun panas sesuai program yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir
dan dexametason 0,5 mg 2 butir
dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari .
45
5. Perencanaan
Tanggal : 12 Juni 2012
Pukul : 16. 50 WIB
a. Beri informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya. b. Anjurkan ibu untuk tidak menyelimuti anaknya dengan selimut yang tebal. c. Anjurkan ibu untuk memberi anaknya banyak minum. d. Anjurkan ibu untuk memantau anaknya agar cukup istirahat. e. Beri obat yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari . f. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika obat habis atau anaknya belum sembuh. g. Beritahu ibu rencana kunjungan rumah.
6. Pelaksanaan
Tanggal : 12 Juni 2012
Pukul : 17.00 WIB
a. Memberi informasi pada ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya. 1) Keadaan umum : Cukup. 2) Kesadaran
: Composmentis.
3) Tanda tanda vital a) Nadi
: 110 x / menit
b) Respirasi
: 36 x / menit ( saat menangis ).
c) Suhu
: 38,7o C
b. Menganjurkan ibu untuk tidak menyelimuti anaknya dengan selimut yang tebal supaya keringat pada anaknya dapat terserap dan suhu panasnya menurun.
46
c. Menganjurkan ibu untuk memberi anaknya banyak minum untuk mencegah dehidrasi. d. Menganjurkan ibu untuk menjaga anaknya agar cukup istirahat. e. Memberikan terapi yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari . f. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika obat habis atau anaknya belum sembuh. g. Memberitahu ibu bahwa besuk akan dilakukan kunjungan rumah untuk dilakukan pemeriksaan. 7. Evaluasi
Tanggal : 12 Juni 2012 Pukul : 17. 15 WIB
a. Ibu sudah tau tentang hasil pemeriksaan anaknya a.
keadaan umum
: Cukup.
b.
Kesadaran
: Composmentis.
c.
TTV: N: 110 x/menit, R: 36x/ menit, S:38,7 0.
b. Ibu bersedia untuk tidak menyelimuti anaknya dengan selimut yang tebal. c. Ibu bersedia untuk banyak memberikan minum pada anaknya. d. Ibu bersedia untuk memantau anaknya agar cukup istirahat. e. Ibu bersedia untuk memberikan obat pada anaknya. f. Ibu bersedia untuk mengontrolkan anaknya jika obat habis atau anaknya belum sembuh. g. Ibu sudah tahu bahwa besuk akan dilakukan kunjungan rumah untuk pemeriksaan pada anaknya.
47
DATA PERKEMBANGAN I (dirumah) Tanggal : 13 Juni 2012
pukul : 15. 00 WIB
S : Subyektif 1) Ibu mengatakan anaknya masih sedikit panas. 2) Ibu mengatakan anaknya rewel, sudah makan dan minum tapi sedikit. 3) Ibu mengatakan obatnya sudah diminum. O : Obyektif 1) Keadaan umum
: Cukup.
2) Kesadaran
: Composmentis.
3) TTV Suhu
: 37,7o C
Nadi
: 108 x / menit
Respirasi
: 38 x / menit
4) BB
: 11, 5 kg
5) Turgor kulit kembali lambat. 6) a. Mulut : Sedikit kering dan berwarna sedikit putih. b. Mata : Kelopak mata sedikit cekung, sklera berwarna putih dan conjungtiva berwarna merah muda. c. Dada : Tidak ada retraksi. A : Assesment An. A Umur 18 tahun dengan febris hari kedua.
48
P : Planning
Tanggal : 13 Juni 2012
Pukul : 15.10 WIB
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan. 2) Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup, seperti memberi nasi, bubur, air putih dan ASI. 3) Melanjutkan obat yang diberikan bidan yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari.
Evaluasi
Tanggal : 13 Juni 2012
Pukul : 15.15 WIB
1) Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaannya. Keadaan umum : Cukup. Nadi
: 108 x / menit
Suhu
: 37,7o C
Respirasi
: 38 x / menit
BB
: 11, 5 kg
2) Ibu bersedia memberi nutrisi yang cukup, seperti nasi, bubur, air putih dan ASI. 3) Ibu bersedia melanjutkan obat yang telah diberikan oleh bidan.
49
DATA PERKEMBANGAN II (Dirumah) Tanggal : 14 Juni 2012
Pukul : 16.00 WIB
S : Subyektif 1) Ibu mengatakan anaknya anaknya sudah tidak panas. 2) Ibu mengatakan anaknya sedikit rewel, makan dan minum sedikit. O : Obyektif 1) Keadaan umum
: Baik.
2) Kesadaran
: Composmentis.
3) TTV Suhu
: 37 0 C
Nadi
: 108 x / menit
Respirasi
: 35 x / menit
4) BB
: 11, 5 kg
5) Turgor kulit sedikit lambat. 6) Mata a. Sklera
: Berwarna putih.
b. Conjungtiva : Berwarna merah muda. 7) Wajah
: Tidak pucat.
8) Mulut
: Bersih dan tidak kering.
A : Assesment Anak A umur 18 bulan dengan febris hari ketiga.
50
P : Planning
Tanggal : 14 Juni 2012
Pukul : 16.40 WIB
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan. 2) Menganjurkan ibu untuk memberikan minum yang banyak pada anaknya. 3) Melanjutkan terapi yang diberikan bidan yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari .
Evaluasi
Tanggal : 14 Juni 2012
Pukul : 16. 50 WIB
1) Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan pada anaknya. Keadaan umum sedang. Turgor kulit sedikit melambat. Keadaan suhu balita sedikit menurun yaitu 37o C. 2) Ibu bersedia memberikan minum yang banyak pada anaknya. 3) Ibu bersedia melanjutkan obat yang diberikan pada anaknya.
51
DATA PERKEMBANGAN III (Dirumah) Tanggal : 15 Juni 2012
Pukul : 15.00 WIB
S : Subyektif 1) Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam. 2) Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan mau makan bubur, roti dan nasi sop minumnya air putih dan ASI. O : Obyektif 1) Keadaan umum
: Baik.
2) Kesadaran
: Composmentis.
3) TTV : 36, 7 0 C
Suhu Nadi
: 110 x / menit
Respirasi
: 37 x / menit
4) BB
: 11, 5 kg
5) Turgor kulit kembali cepat. 6) Data perkembangan anak a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan. b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung. c) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum sendiri. A : Assesment An. A umur 18 bulan dengan post febris. P : Planning
Tanggal : 15 Juni 2012
Pukul : 15.10 WIB
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan pada anaknya.
52
2) Memberitahu ibu agar anaknya cukup istirahat. 3) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan yang cukup seperti ASI dan air putih yang teratur. 4) Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup. 5) Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan oleh bidan. 6) Memberitahu ibu apabila anaknya demam untuk segera membawa ke tenaga kesehatan terdekat.
Evaluasi
Tanggal 15 Juni 2012
Pukul : 15. 20 WIB
1) Keadaan umum baik, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, tidak rewel, bibir dan lidah tidak kering. Tanda-tanda vital : S: 36,7o C
N: 110 x/menit
R: 37 x/menit BB
: 11,5 kg
Turgor kulit kembali cepat. 2) Ibu bersedia untuk menjaga anaknya agar cukup istirahat. 3) Ibu bersedia memberikan cairan yang cukup pada anaknya seperti pemberian ASI. 4) Ibu bersedia memberikan anaknya nutrisi yang cukup yaitu dengan makan 3x1 dengan menu gizi seimbang. 5) Ibu bersedia untuk memberikan obat pada anaknya sampai habis. 6) Memberitahu ibu apabila anaknya demam untuk segera membawa ke tenaga kesehatan terdekat.
53
54
B. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan praktek tentang asuhan kebidanan pada balita sakit dengan Febris pada An.A di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu: pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adapun penjelasanya adalah sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian
dengan
mengumpulkan
data
dasar
yang
merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara wawancara dan observasi langsung. Hasil pengkajian pada tanggal 12 Juni 2012 diperoleh anaknya panas sejak tanggal 11 Juni 2012, pemeriksaan fisik yaitu mata cekung, bibir / mulut kering, turgor kembali lambat dan TTV: R : 36 x/ menit, S : 38, 70 C, N : 110 x/menit, sedangkan menurut teori gambaran umum febris adalah suatu suatu keadaan dimana suhu badan melebihi 37oC yang disebabkan oleh jangkitan atau keradangan (Rizali, 2002). Sedangkan menurut Fadjari (2003) febris adalah meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu melebihi 380C. Gejala awal anak biasanya gelisah, sukar tidur, cengeng, suhu meningkat, menolak minum, tetapi akhirnya merasa haus dan mudah minum, lanjutan terjadi dehidrasi ditandai dengan haus, mulut kering, mata cekung dan turgor kulit
55
kembali lambat. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Interpretasi data Interpretasi data dalam asuhan kebidanan pada An. A. Dengan febris menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Dalam teori masalah balita dengan demam (suhu tubuh meningkat) dapat mengakibatkan dehidrasi, berat badan turun kurang lebih 10 persen dari BB sebelumnya serta gangguan pemenuhan kebutuhan dan elektrolit (Nursalam, 2005). Kebutuhan Balita dengan febris yang diberikan yaitu : pemberian obat penurun panas sesuai program dan meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimal
seperti pemberian susu
(Nursalam, 2005). Dalam kasus ini diagnosa kebidanannya adalah An. A umur 18 bulan
dengan
febris,
dengan
masalah
gangguan
pemenuhan
kebutuhan cairan dan nutrisi dan kebutuhan yang diberikan yaitu pemenuhan kebutuhan cairan dan memberikan makanan dengan gizi seimbang. Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada teori balita diberi obat penurun panas. 3. Diagnosa potensial Dalam
diagnosa
potensial
ini
muncul
karena
adanya
permasalahan atau diagnosa yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Pada teori menurut Varney (2004), diagnosa potensial yang dapat muncul pada balita dengan febris adalah potensial terjadi kejang.
56
Tetapi pada kasus An. A diagnosa potensialnya tidak muncul karena penanganan dan antisipasi yang baik dari tenaga kesehatan. Pada kasus ini ada kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada teori dapat terjadi kejang. 4. Antisipasi Menurut Varney (2004), antisipasi yang diberikan yaitu pemberian obat penurun panas sesuai program, observasi vital sign dan anjurkan ibu untuk memantau anaknya agar anaknya cukup istirahat. Menurut Nursalam (2005), perlu dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak (dr. Sp.A). Pada kasus ini antisipasi yang dilakukan pada An. A secara mandiri yaitu dengan memberikan antibiotic, obat penurun panas untuk pemberian obat yaitu puyer yang terdiri dari amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari, observasi vital sign dan anjurkan ibu untuk memantau anaknya agar cukup istirahat. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. 5. Perencanaan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Dalam langkah perencanaan menurut Ramansyah (2010), yaitu pemberian antipiretik, antibiotik, kenakan pakaian yang tipis yang dapat menyerap keringat, memberikan minum yang banyak, kompres dengan air hangat, hindari kompres dengan
57
alkohol atau es, kompres di daerah lipatan, dan anjurkan anak untuk istirahat. Pada kasus ini perencanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada An. A yaitu dengan memberikan obat amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari dan menganjurkan ibu agar tidak menyelimuti anaknya dengan selimut yang tebal serta menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum dan banyak istirahat, menganjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya jika obat habis dan jika anak belum sembuh. Jadi dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. 6. Pelaksanaan Dalam langkah pelaksanaan menurut Ramansyah (2010), yaitu pemberian antipiretik, antibiotik, kenakan pakaian yang tipis yang dapat menyerap keringat, memberikan minum yang banyak, kompres dengan air hangat, hindari kompres dengan alkohol atau es, kompres di daerah lipatan, dan anjurkan anak untuk istirahat. Pada tahap pelaksanaan penulis melakukan asuhan pada An. A sesuai yang telah direncanakan dengan memberikan obat amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus, diberikan 3x1/hari dan menganjurkan ibu agar tidak menyelimuti anaknya dengan selimut yang tebal serta menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum dan banyak istirahat,
58
selain itu anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya jika obat habis dan anak belum sembuh. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. 7. Evaluasi Menurut Nursalam (2005) hasil yang diharapkan yaitu keadaan umum baik, suhu badan stabil atau normal dan tidak terjadi kejang ulang. Pada langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan kebidanan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dalam pemberian asuhan kebidanan yang diberikan pada An. A dengan febris. Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari semua perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada An. A dengan febris serta adanya kerja sama yang baik dari keluarga pasien dan tenaga medis yang lain, hasil yang diperoleh dari evaluasi adalah tidak ada komplikasi dan keadaan umum bayi baik, tidak rewel, suhu panas menurun, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir dan lidah tidak kering. Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan kebidanan pada An. A dengan febris di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Pengkajian pasien febris dengan melibatkan ibu dan keluarga serta diperlukan pengkajian yang teliti dan lengkap agar dapat menegakkan diagnosa dan tepat. 2. Pada langkah interpretasi data untuk menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan diperlukan data yang cukup mendukung yaitu data dasar yang terdiri dari data subjektif dan data objektif. Sehingga diagnosa kebidanan yang didapatkan adalah An. A umur 18 bulan dengan febris, masalah yang muncul adalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan suhu tubuh yang panas, sehingga kebutuhan yang diberikan adalah pemenuhan keutuhan cairan dan kebutuhan penurunan panas. 3. Pada kasus ini diagnosa potensialnya terjadi kejang demam, tetapi pada kasus ini tidak terjadi karena An. A telah mendapatkan perawatan dan penanganan yang baik serta pemenuhan kebutuhan cairan yang tercukupi. 4. Antisipasi yang dilakukan yaitu amoxilin 250 mg 2 butir, paracetamol 500 mg 2 butir dan dexametason 0,5 mg 2 butir dipuyer menjadi X bungkus dan diberikan 3x1/hari .
59
60
5. Untuk mengantisipasi masalah yang ada maka perencanaan dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien. 6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada An. A dengan febris tindakan dapat dilakukan dengan baik sesuai perencanaan yang telah disusun dan mendapatkan hasil yang maksimal karena adanya dukungan keluarga. 7. Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari dan dievaluasi maka diperoleh hasil yang maksimal pula dengan bukti tidak ada komplikasi dan keadaan umum bayi baik, tidak rewel, suhu panas menurun, turgor kulit kembali cepat, mata tidak cekung, bibir, lidah tidak kering dan makannya sudah seperti sebelum sakit. 8. Ada kesenjangan antara teori dengan praktek, namun tidak terlalu signifikan misalnya pada penurunan berat badan. 9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini yaitu dengan pemberian obat penurun panas dan antibiotik.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat : 1. Bagi Ibu dan keluarga a. Perlu peningkatan pemahaman tentang bahaya demam pada balita dan segera membawa ke petugas kesehatan apabila bayi mengalami tanda bahaya.
61
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama pada balita dengan febris sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap penyakit febris. c. Dapat mengetahui pentingnya pemberian cairan khususnya untuk balita dengan febris. 2. Bagi Bidan a. Bidan dapat segera mengidentifikasi tanda-tanda balita dengan febris sehingga
dapat
melakukan
antisipasi
atau
tindakan
segera,
merencanakan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan febris. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan febris. 3. Bagi institusi a. PKD Dapat meningkatkan kualitas pelayanan di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen pada balita sakit dengan febris. b. Pendidikan Dapat memberikan referensi secara konseptual sesuai hasil asuhan kebidanan pada balita sakit dengan febris.