ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : DEWI WAHYUNI NIM : B09.013
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2012
Diajukan Oleh : DEWI WAHYUNI NIM : B09.013
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 30 Juni 2012
Pembimbing
( ERNAWATI,SST ) NIK. 200886033
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : DEWI WAHYUNI NIM B09.013
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal
Juli 2012
NIK. 200886033
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015 KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn. A dengan Dismenorea Primer di Poli Kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi tahun 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Bambang, selaku kepala bagian penelitian dan perpustakaan yang telah mengijinkan penulis mengambil kasus di RSUD Dr. Moewardi yang menjadi tanggung jawab beliau. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Nn. A yang bersedia menjadi responden dan memberikan partisipasinya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dukungan dan semangat kepada penulis. 8. Teman-teman yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
v
Program Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Dewi Wahyuni NIM. 09.013 ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2012 xii + 56 halaman + 10 lampiran INTISARI Latar Belakang : Remaja yang memasuki masa pubertas akan mengalami menstruasi tiap bulannya. Menstruasi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman yang dikenal sebagai nyeri menstruasi atau dismenorea. Hasil survei di Amerika Serikat terhadap 113 pasien menunjukkan prevalensi dismenorea 29 – 44 persen dari jumlah pasien tersebut. Awal usia 20-an insiden dismenorea mencapai 92 persen. Di indonesia boleh dikatakan 90 persen perempuan indonesia pernah mengalami dismenorea. Menurut data yang diperoleh di RSUD Dr. Moewardi, jumlah kasus gangguan reproduksi tahun 2011 sekitar 5648 orang, salah satunya dismenorea sebanyak 96 orang. Tujuan : Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. A dengan dismenorea primer dengan menggunakan 7 langkah Varney, menganalisa kesenjangan dan memberikan alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang ada pada studi kasus ini. Metode Studi Kasus : Jenis penelitian ini adalah laporan studi kasus menggunakan metode deskriptif. Lokasi di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi surakarta. Subyek adalah Nn. A waktu studi kasus pada tanggal 23 Juni 2012 – 24 juni 2012. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan gangguan reproduksi dan lembar status atau dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan cara pemeriksaan fisik yang meliputi (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi) dan Wawancara serta Observasi. Data sekunder meliputi Dokumentasi dan Studi Kepustakaan Hasil Studi Kasus : Hasil studi kasus yaitu pasien sembuh dalam 2 hari, tanda dan gejala pada dismenorea primer tidak ada. Remaja sudah melakukan cara mengatasi nyeri dan mengkonsumsi makanan bergizi dan minum obat analgetik seperti Asam Mefenamat, Fe. CTM sehingga dismenorea primer teratasi. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Kesimpulan : Asuhan kebidanan pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Gangguan Reproduksi, Dismenorea Primer Kepustakaan : 20 referensi (tahun 2004 -2011)
vi
MOTTO
v Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6) v Ketika kita merasa tak mampu lagi menjalani hidup ini, ingatlah bahwa Allah SWT selalu ada disetiap langkah kita, disetiap doa kita bahkan disetiap helaan nafas kita (Penulis) v Perbuatan yang baik diawali niat yang baik pula v Seseorang hanya akan meraih pengetahuan bila dalam dirinya terdapat enam hal;Kecerdasan, semangat, ketabahan, bekal, bimbingan guru dan proses yang terus tiada henti (Aunur Rahim Faqih) v Janganlah kau menyesali kegagalan yang kau alami dengan menuduh orang lain, tapi akuilah dengan sungguh bahwa kegagalan itu akibat dari perbuatan diri sendiri (Barbara Cartland) v Janganlah engkau bertanya tentang identitas seseorang, tetapi tanyakan siapa teman dekatnya, sebab setiap teman itu suka mengikuti perbuatan orang yang ditemaninya (Adi bin Zaid)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada : Ø
Allah SWT yang telah memberikan kemudahan disetiap kesulitan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Ø
Ayah dan Bunda tercinta terima kasih atas doa dan restunya dan cinta kasihnya selama ini.
Ø
Adik-adikku tercinta yang selalu memberikanku support setiap langkahku.
Ø
Nenekku terkasih yang selalu melimpahkan kasih sayang selama aku disini.
Ø
Teruntuk keluarga besarku tersayang terima kasih atas semua dukungan, doa dan perhatiannya selama ini.
Ø
Sahabat-sahabatku yang ku sayangi Ari, Citra, Echa dan yang tak bisa kusebutkan satu-persatu semoga kita sukses dunia akhirat.
Ø
Untuk kost “Vita” (Nori, Nia, Marta, Harni, Santi, Ayu) terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
Ø
Seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya KTI ini, terimakasih untuk semuanya.
Ø
Teruntuk seseorang yang menjadi jodohku kelak, semoga engkau seperti Nabi Yusuf yang senantiasa menjadi imamku dan membimbingku.
Ø
Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
FOTO 3X4 BERWARNA
Identitas Nama
: Dewi Wahyuni
Tempat/Tanggal Lahir
: Siak, 03 November 1990
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sialang Sakti, 03/01, Kec. Dayun, Kab. Siak, Riau.
Riwayat Pendidikan 1. SD N 017 Dayun, Siak
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 01 Dayun, Siak
LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 01 Dayun, Siak
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv INTISARI . .................................................................................................. v MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii CURUCULUM VITAE .............................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus .................................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus ................................................................. 4 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis .............................................................................. 8 1. Kesehatan Reproduksi Remaja ............................................ 8 a. Pengertian ...................................................................... 8 b. Tumbuh kembang remaja ................................................ 8 2. Menstruasi .......................................................................... 10 a. Pengertian ....................................................................... 10 b. Siklus haid ...................................................................... 10 c. Gangguan menstruasi ...................................................... 12
x
3. Dismenorea ......................................................................... 12 a. Pengertian ....................................................................... 12 b. Klasifikasi ...................................................................... 13 c. Etiologi ........................................................................... 13 d. Patofisiologi ................................................................... 15 e. Penanganan .................................................................... 16 B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan ........................................ 17 C. Landasan Hukum ...................................................................... 29 D. Informed Consent .................................................................... . 31 BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ....................................................................... 32 B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 32 C. Subyek Kasus ............................................................................ 33 D. Waktu Studi Kasus .................................................................... 33 E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 33 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 33 G. Alat-Alat yang dibutuhkan ........................................................ 36 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus . ........................................................................ 37 B. Pembahasan . .............................................................................. 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan . ............................................................................. 54 B. Saran . ....................................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2.
Surat Keterangan Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Ijin Studi Kasus
Lampiran 4.
Surat Balasan Studi Kasus
Lampiran 5.
Surat Persetujuan Pasien
Lampiran 6.
Format ASKEB Gangguan Reproduksi
Lampiran 7.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang Dismenorea
Lampiran 8.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang Gizi Remaja
Lampiran 9.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang Vulva Hygiene
Lampiran 10.
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keadaan yang sering ditakuti oleh remaja putri pertama kali adalah menstruasi pertama, atau dalam bahasa medis disebut dengan menarche. Kejadian ini menandakan awal dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa pubertas. Masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan yang cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan, dan pembesaran payudara (Atikah dan Siti, 2009). Seorang remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami siklus menstruasi tiap bulannya. Siklus menstruasi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan di pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Kondisi ini dikenal sebagai nyeri menstruasi atau dismenorea. Dismenorea yang sering terjadi pada remaja adalah dismenorea primer. Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan ginekologik. Dismenorea primer ini ciri khasnya nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari menstruasi selanjutnya (Atikah dan Siti, 2009). Sementara itu, hasil survei terhadap 113 pasien di family practice setting di Amerika Serikat menunjukkan prevalensi dismenorea 29 – 44 persen dari jumlah pasien tersebut. Masih di Amerika Serikat, puncak insiden
1
dismenorea primer terjadi pada akhir masa remaja dan diawal usia 20-an. Insiden dismenorea pada remaja putri dilaporkan sekitar 92 persen. Insiden ini menurun seiring dengan bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran (Dito dan Ari, 2011). Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita nyeri haid di Indonesia. Ini dikarenakan lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorea tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat di pastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90 persen perempuan Indonesia pernah mengalami dismenorea (Dito dan Ari, 2011). Peran bidan pada kasus ini adalah konseling tentang kesehatan reproduksi dan anamnesa yang benar serta pemeriksaan yang tepat agar dapat mengatasi keluhan yang terjadi pada klien dengan dismenorea primer, contohnya rasa nyeri, pegal pada punggung dan paha, mual dan pusing. Tanpa memandang sebabnya, untuk sementara waktu dapat diberikan analgesik (antalgin, novalgin, ibu profen, asam mefenamat dan lain sebagainya). Bila pada pemeriksaan bidan dijumpai kelainan anatomis yang kemungkinan adanya endometriosis, maka rujukan makin besar indikasinya (Manuaba, 2008). Menurut data yang diperoleh di RSUD Dr. Moewardi, jumlah kasus gangguan reproduksi tahun 2011 sekitar 5648 orang, yang berobat mengenai ca. Mammae sebanyak 2991 orang (53%), dan ca. Cervik sebanyak 1745 orang (31%), keputihan sebanyak 440 orang (8%), menoraghea/metroraghea sebanyak 199 orang (3%), amenore sebanyak 177 orang (3%), dismenorea sebanyak 96 orang (2%).
3
Melihat frekuensi kejadian dismenorea tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Memberikan Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn. A dengan Dismenorea Primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi ?”.
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. A dengan dismenorea primer dengan menggunakan 7 langkah Varney. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu : 1) Melakukan pengkajian pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. 2) Menginterpretasikan data subyektif dan data obyektif pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. 4) Mengantisipasi tindakan pada Nn A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. 5) Menyusun rencana tindakan pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. 6) Melaksanakan rencana tindakan pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. 7) Mengevaluasi tindakan pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi. b. Menganalisa kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik yang dijalani oleh penulis termasuk faktor pendukung dan penghambat. c. Memberikan alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang ada pada studi kasus ini.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi diri sendiri Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. A dengan dismenorea primer sesuai dengan teori yang telah diberikan. 2. Bagi profesi Diharapkan
dapat
menjadi
bahan
pertimbangan
dan
untuk
meningkatkan mutu layanan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan dismenorea primer.
5
3. Bagi institusi a. Rumah Sakit Dapat memberikan masukan pada rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. b. Institusi Pendidikan Dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan, terutama pengetahuan tentang asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dengan dismenorea primer.
E. Keaslian Studi Kasus Sebelumnya telah ada penelitian terdahulu yang menyagkut kejadian dismenorea. Adapun penelitian yang telah dilakukan yaitu : 1. Andriyana (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Nn. S dengan dismenorea di RB Fatimah Babakan Surabaya”. Asuhan yang diberikan adalah diberi terapi asam mefenamat 1 x 1, sulfus ferrosus (fe) 1 x 1, paracetamol 1 x 1, CTM (chlorpheniramin maleat) 1 x 1, dan melakukan olahraga teratur seperti jalan kaki. Setelah dilakukan asuhan selama 2 hari dismenorea hilang. 2. Dwi Yulianti (2008), dengan judul “Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada Nn.
D dengan dismenorea primer
Karangmalang
Sragen”.
Asuhan
yang
di UPTD Puskesmas
diberikan
adalah
CTM
(chlorpheniramin maleat) 1 x 1, antalgin 1 x 1, papaverin 1 x 1, melakukan olahraga ringan dan berfikir rileks, istirahat cukup, perbanyak konsumsi protein dan sayuran hijau seperti bayam dll, dan kompres hangat. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari dismenorea hilang.
3. Gusti Agung Ayu Yuni Apriani (2010), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Nn. Y dengan dismenorea di BPS Harapan Bunda, Bantul, Yogyakarta”. Setelah dilakukan kompres diperut bagian bawah dengan botol berisi air panas, perbanyak minum air putih, berbaring dan ganjal kaki dengan bantal supaya posisinya lebih tinggi, tidur miring dan lutut ditekuk, mandi air hangat, menungging. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari dismenorea hilang. Perbedaan pada studi kasus ini adalah pada subyek, tempat, dan waktu penelitian. Sedangkan persamaan pada studi kasus ini adalah pada obat yang diberikan dan cara untuk mengurangi nyeri.
F. Sistematika Penulisan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari V Bab, yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori medis dan teori manajemen. Teori medis berisi tentang
kesehatan reproduksi remaja
yang
berisi
tentang
pengertian, dan tumbuh kembang remaja, menstruasi berisi tentang pengertian, siklus haid, dan gangguan menstruasi, dismenorea berisi tentang pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, dan penanganan. Teori manajemen kebidanan menjelaskan pengertian
7
dan langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari Pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, landasan hukum. BAB III METODOLOGI Berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen yang digunakan dalam studi kasus, teknik yang digunakan untuk pengumpulan data, dan alatalat yang dibutuhkan dalam pengambilan studi. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan laporan kasus mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangan menggunakan SOAP, sedangkan pembahasan berisi tentang beberapa kesenjangan teori dan praktek yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan pendekatan askeb menurut Varney. BAB V
PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Nn. A dengan dismenorea primer.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS 1. Kesehatan Reproduksi Remaja a. Pengertian Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi. Gangguan reproduksi adalah istilah generik yang mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada manusia dan mencegah terjadinya reproduksi. Hal tersebut dapat berupa kelainan bawaan, genetik, atau penyakit menular seksual (Malugada, 2011). Remaja menurut bahasa adalah “mulai dewasa”. Menurut Undangundang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah suatu tahapan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Di mana anak-anak mengalami masa perubahan yang cepat di segala bidang, meliputi semua perkembangan, dan perubahan baik fisik, emosional, dan intelektual (Atikah dan Siti, 2009). b. Tumbuh kembang remaja 1) Pertumbuhan adalah perubahan pertama kali yang jelas terlihat, tinggi badan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (Height Spurt) (Atikah dan Siti, 2009).
8
9
2) Menurut Atikah dan Siti (2009), perkembangan seksualitas pada remaja ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara lain : a) Tanda kelamin primer adalah mulai berfungsinya organ-organ genital yang ada, baik di dalam maupun di luar badan. Pada anak wanita yang mulai menginjak remaja ditandai dengan terjadinya menarche atau permulaan haid yang selanjutnya diikuti pula dengan kesiapan organ-organ reproduksi untuk terjadinya kehamilan. b) Tanda kelamin sekunder adalah tanda jasmaniah yang tidak langsung
berhubungan
dengan
persetubuhan
dan
proses
reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang khas wanita dan khas laki-laki. Perubahan fisik yang terjadi pada wanita adalah suara merdu, kulit bertambah halus dan bagus, bidang bahu mengecil dan bidang panggul melebar, bulu tumbuh pada ketiak dan di sekitar alat kelamin, buah dada mulai membesar, alat kelamin membesar, mulai berfungsi dan menghasilkan telur. c) Tanda kelamin tersier adalah keadaan psikis yang berbeda antara pria dan wanita, yaitu yang disebut sifat maskulin pada pria dan sifat feminin pada wanita. Perubahan psikis yang terjadi pada wanita antara lain adalah melihat darah keluar dia ketakutan, sering mengalami sakit perut sampai muntah-muntah, dan sakit kepala, dia pemalu tapi atraktif buat laki-laki.
2. Menstruasi a. Pengertian Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan. Siklus menstruasi ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan dan indung telur (Dito dan Ari, 2011). b. Siklus haid Siklus haid berbeda untuk setiap wanita, dimulai dari hari pertama datangnya haid. Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap siklus haid. Haid akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir haid adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya. Rata-rata perempuan mengalami siklus haid 21 – 40 hari. Hanya sekitar 15 persen perempuan
yang
mengalami
siklus
haid
selama
28
hari
(Dito dan Ari, 2011). Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan yang berkaitan erat dengan aktifitas ovarium. Menurut Atikah dan Siti (2009), siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu : 1) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.
11
2) Fase proliferasi / fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi
folikel
de
Graaf
yang
masak
dan
menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4) Fase pasca Ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan berhentinya sekresi progesteron maka penebalan
dinding
endometrium
akan
terhenti
sehingga
menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase perdarahan/menstruasi.
c. Gangguan menstruasi Kebanyakan menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan bebas masalah namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami kelainan saat haid. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam : 1.
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea.
2.
Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea.
3.
Perdarahan diluar haid : Metroragia.
4.
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Premenstrual tension (ketegangan prahaid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea.
3. Dismenorea a. Pengertian Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya
juga
disertai
mual,
pusing,
bahkan
pingsan
(Dito dan Ari, 2011). Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari),
sedang
menghilangkan
rasa
(karena sakit,
sakitnya tetapi
diperlukan
masih
dapat
obat
untuk
meneruskan
13
pekerjaannya), dan berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2008). b. Klasifikasi dismenorea Menurut jenisnya, dismenorea terdiri dari : 1) Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi). Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6 – 12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Rasa nyeri dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi yang dibutuhkan psikoterapi, analgetika, hormonal (Atikah dan Siti, 2009). 2) Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenorea. Terapi yang dibutuhkan adalah terapi causal yaitu
mencari
dan
menghilangkan
penyebabnya
(Atikah dan Siti, 2009). c. Etiologi Dismenorea 1) Dismenorea Primer Menurut Dito dan Ari (2011), penyebab yang saat ini dipakai untuk menjelaskan dismenorea primer, yaitu :
a) Faktor kejiwaan Terjadi karena gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya dan imaturitas (belum mencapai kematangan). b) Faktor konstitusi Faktor ini maksudnya adalah faktor yang menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor yang termasuk dalam hal ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya. c) Faktor endokrin Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormon progesteron menghambat atau mmencegah kontraktilitas uterus, sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus. Disisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka selain dismenorea dapat juga dijumpai efek seperti diare, nausea, muntah, flushing (respon involunter yang tak terkontrol dari sistem saraf yang memicu pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan atau sensasi panas). Jelaslah bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting pada timbulnya dismenorea primer.
15
d) Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, atau asma bronkhiale. 2) Dismenorea sekunder Beberapa penyebab dismenorea sekunder antara lain : a) Endometriosis b) Polip atau fibroid uterus c) Penyakit radang panggul d) Perdarahan uterus disfungsional e) Prolaps uterus f)
Maladaptasi pemakaian AKDR
g) Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik, atau, melahirkan. h) Kanker ovarium atau uterus. d. Patofisiologi Sampai saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea masih belum jelas karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Riset terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenorea primer adalah karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang kuat dan vasocontrictor (penyempitan pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori (Dito dan Ari, 2011). Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas
nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa
ada
gejala-gejala
yang
menyertai
menstruasi
(Atikah dan Siti, 2009). Sedangkan untuk mekanisme patologik pada dismenorea sekunder adalah disebabkan oleh beberapa penyakit yang berhubungan dalam hal reproduksi wanita. Dismenorea sekunder sering terjadi akibat fibrosis uterus, endometriosis, adenomiosis, dan penyakit tulang panggul (pelvis) lainnya (Atikah dan Siti, 2009). e. Penanganan Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada umumnya sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri menstruasi datang. Bahkan tak jarang mampu mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman selama berobat ke dokter, seperti olahraga ringan misal berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri, istirahat cukup sebelum dan selama periode menstruasi. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pemahaman bahwa dismenorea primer tidak berbahaya. Obat-obatan yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi, diantaranya : analgesik golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya parasetamol atau asetamonofen, asam mefenamat, ibuprofen, metamizol atau metampiron dan obat-obatan pereda nyeri lainnya. Apabila penggunaan obat-obatan tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai anjuran dokter. Bila keluhan nyeri dapat diatasi
17
dengan cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip terapi pada dismenorea primer sama dengan dismenorea sekunder, akan tetapi lebih baik bila berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih lanjut (Atikah dan Siti, 2009).
B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2005). Untuk kejelasan langkah maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara detail dari setiap langkah yang dirumuskan oleh Varney, yaitu : 1. Pengkajian Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri (Varney, 2007). Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
a. Data subyektif Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian. 1) Biodata pasien Menurut Varney (2004), pengkajian biodata antara lain : a) Nama
:
Untuk
mengetahui
nama
klien
agar
mempermudah dalam komunikasi. b) Umur
: Untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya dengan pasien.
c) Agama
: Untuk memberikan motivasi sesuai agama yang dianut klien.
d) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras. e) Pendidikan
: Untuk mengetahui pendidikan terakhir klien.
f) Alamat
: Untuk mengetahui alamat klien agar mempermudah mencari alamat jika terjadi sesuatu.
g) Pekerjaan
: Untuk mengetahui sosial ekonomi klien.
2) Alasan datang Alasan datang yaitu menanyakan keluhan yang disarankan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan gangguan dismenorea. Pada pasien dismenorea biasanya mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada punggung dan paha, adakalanya disertai mual muntah, pusing, diare saat menstruasi (Manuaba, 2009).
19
3) Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi meliputi: a) Menarche, perlu ditanyakan karena dismenorea biasanya terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya 6–12 bulan pertama setelah menarche (Dito dan Ari, 2011). b) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur atau normal (21–40 hari), karena siklus haid setiap wanita berbeda-beda, berkaitan dengan usia klien (Dito dan Ari, 2011). c) Lama haid pelu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid dari klien normal (3–7 hari), karena lama haid setiap wanita berbeda-beda (Dito dan Ari, 2011). d) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang dari 2 perhari berarti jumlah darah sedikit, 2–4 perhari berarti normal dan lebih dari 5 perharinya banyak normalnya yaitu 30 ml perhari (Wiknjosastro, 2007). e) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui apakah ada nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang dan paha serta gejala yang menyertai dismenorea seperti pusing, mual, muntah maupun diare saat menstruasi (Manuaba, 2009). 4) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan (Varney, 2004). Dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja (Atikah dan Siti, 2009).
5) Riwayat KB Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan KB jenis apa (Varney, 2004). Dalam kasus dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja dan belum menikah (Atikah dan Siti, 2009). 6) Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderita suatu penyakit kronis dan keluhan yang dialami klien saat ini, yang akan mempengaruhi timbulnya dismenorea. Karena faktor anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea (Wiknjosastro, 2007). b) Riwayat kesehatan yang lalu dapat mengetahui penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya, misal diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, TBC, tumor, kanker, hepatitis, dan lainlain. Penyakit ini dapat membuat berat badan menjadi kurus sehingga dapat
memicu terjadinya dismenorea saat haid
(Yatim, 2004). c) Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang ada di keluarga pasien khususnya penyakit menular dan keturunan yang dapat mempengaruhi organ reproduksi dan apakah
keluarganya
terdapat
riwayat
dismenorea
(Estiwidani dkk, 2008). d) Riwayat operasi perlu dikaji untuk mengetahui pasien sudah pernah operasi atau belum (Varney, 2004).
21
b. Data Obyektif Adalah data yang didapat dari observasi dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (Varney, 2004). 1) Pemeriksaan umum Pemeriksaan umum menurut Varney (2004) meliputi : a) Keadaan umum : Baik, sedang atau jelek (Varney, 2004) b) Kesadaran
: Composmentis atau somnolen (Varney, 2004)
c) Tekanan darah
: Untuk mengetahui faktor hipertensi atau hipotensi,
normal
120/80
mmHg
(Varney, 2004). d) Suhu
: Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh / tidak, normalnya suhu tubuh 36,50C – 37,60C (Varney, 2004).
e) Nadi
: untuk mengetahui nadi pasien, normal 60 – 80 kali permenit (Varney, 2004).
f) Respirasi
: Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 18 – 22 x/menit (Varney, 2004).
2) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi dan palpasi. a) Inspeksi Melakukan pemeriksaan pandang terhadap pasien mulai dari kepala sampai kaki.
(1) Kepala
: Rambut, warna, lebat atau jarang, rontok, atau ada ketombe (Varney, 2007).
(2) Muka
: Pucat, ada oedem atau tidak. Pasien dengan keluhan dismenorea akan terlihat pucat dan meringis menahan sakit (Varney, 2007).
(3) Mata
: Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau merah pucat, sklera putih atau kuning, (Varney, 2007).
(4) Hidung
: Ada polip atau tidak, bersih atau kotor, untuk mengetahui adanya gangguan jalan nafas (Varney, 2007).
(5) Gigi
: Bersih atau kotor, ada karies atau tidak, untuk mengetahui kecukupan kalsium (Varney, 2007).
(6) Gusi
: Warnanya, ada perdarahan atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin dan mineral (Varney, 2007).
(7) Lidah
: Bersih atau kotor, untuk mengetahui indikasi yang mengarah pada penyakit tertentu misalnya tifoid (Varney, 2007).
23
(8) Bibir
: Pecah atau tidak, ada stomatitis atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin dan mineral (Varney, 2007).
(9) Telinga
: Bersih atau kotor, ada peradangan maupun benjolan atau tidak, untuk mengetahui adanya tanda infeksi atau tumor (Varney, 2007).
(10) Payudara
: Simetris atau tidak, besih atau kotor, ada retraksi atau tidak, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara (Varney, 2007).
(11) Abdomen
: Simetris atau tidak, ada luka bekas operasi atau tidak (Varney, 2007).
(12) Genetalia eksterna : ada oedem atau tidak, ada pembengkakan kelenjar bartholini atau tidak (Varney, 2007). (13) Ekstrimitas
: ada varises atau oedem pada tangan maupun kaki atau tidak (Varney, 2007).
b) Palpasi Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan, pada pemeriksaan ini hanya diperiksa pada perut adakah massa, adakah nyeri tekan, bagaimana keadaan umum (Varney, 2007).
3) Pemeriksaan laboratorium Dilakukan bila diperlukan untuk mendukung penegakan diagnosa mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang seperti pemeriksaan HB (Nursalam, 2004). 2. Interprestasi Data Pada
langkah
ini
data
dasar
yang
telah
dikumpulkan
diinterpretasikan menjadi diagnosa atau masalah yang spesifik yang sudah di identifikasikan (Varney, 2004). Data tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis atau masalah yang spesifik. a. Diagnosa kebidanan Adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). “Nn X umur.....tahun dengan dismenorea primer”. Dasar : 1) Data subyektif Nn. X mengatakan bahwa saat ini sedang haid hari pertama merasakan pusing, nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada paha dan pinggang. 2) Data obyektif a) Keadaan umum baik/cukup/jelek b) Kesadaran komposmentis/somnolen/apatis c) Tanda-tanda vital d) Muka pucat, meringis menahan sakit e) Terdapat nyeri pada perut bagian bawah
25
b. Masalah Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Dalam kasus ini masalah yang timbul adalah rasa tidak nyaman dan kecemasan yang dialami pasien seperti nyeri perut bagian bawah, pagal pada pinggang dan paha, pusing, mual, muntah maupun diare saat menstruasi (Varney, 2004). c. Kebutuhan Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan yang dapat diberikan pada pasien dismenorea ini dapat berupa olahraga ringan, kompres air hangat atau dingin di tempat yang nyeri, istirahat cukup dan makan-makanan yang bergizi (Varney, 2004). 3. Diagnosa Potensial Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat menimbulkan kegawatdaruratan pada klien.
Pada remaja dengan
dismenorea primer merupakan gejala dan bukan suatu penyakit, karenanya tidak ada diagnosa potensial (Varney, 2004). 4. Antisipasi Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Data-data terbaru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi. Sebagian data menunjukkanS satu situasi yang memerlukan tindakan
segera. Sementara yang lain harus menunggu dari seorang dokter, situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatdaruratan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainya (Varney, 2004). 5. Perencanaan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Tugas bidan disini adalah merumuskan
rencana
asuhan
sesuai
dengan
hasil
pembahasan.
Merencanakan bersama pasien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakanya (Varney, 2004). Asuhan kebidanan pada kasus dismenorea primer yang dapat diberikan menurut Atikah dan Siti (2009), yaitu: a. Jelaskan pada klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya b. Pemberian analgesik dan tokolitik c. Anjurkan klien untuk berolahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang d. Anjurkan klien untuk cukup istirahat e. Anjurkan klien untuk memperbanyak komsumsi protein dan sayuran hijau f. Anjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri
27
6. Implementasi Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan dalam langkah ke V, pemecahan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan, klien atau tim kesehatan lainya. Jika bidan tidak melaksanakan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan asuhan kebidanan tersebut (Varney, 2004). Pada kasus ini implementasi yang dilakukan menurut Atikah dan Siti (2009) adalah : a.
Menjelaskan pada klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya
b.
Memberikan terapi analgesik dan tokolitik
c.
Menganjurkan klien olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang
d.
Menganjurkan klien untuk cukup istitahat
e.
Menganjurkan klien untuk memperbanyak konsumsi protein dan sayuran hijau
f.
Menganjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri
7. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan klien pribadi maupun bidan. Tujuan evaluasi adalah untuk mangatahui kemajuan dari hasil tindakan yang dilakukan (Varney, 2004).
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan dismenorea primer menurut Atikah dan Siti (2009) adalah : a.
Keadaan umum klien baik
b.
Nyeri perut, pusing, mual, muntah maupun diare karena keluhan dismenorea dapat berkurang dan hilang
c.
Klien dapat mengatasi sendiri keluhan dismenorea primer dengan berolahraga ringan, istirahat cukup dan amakan makanan tinggi protein dan sayuran hijau
d.
Pasien merasa nyaman
Data Perkembangan Menggunakan SOAP Sistem pendokumentasian asuhan
kebidanan menggunakan SOAP
(Varney, 2004) yaitu : S : Data Subyektif Menggambarkan
pendokumentasian
asuhan
kebidanan
hasil
pengumpulan dari klien melalui anamnesa O : Data Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A : Assesment / Analisa Menggunakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dalam suatu identifikasi.
29
P : Plan Menggambarkan
pendokumentasian
dari
tindakan
dan
evaluasi
perencana berdasarkan assesment.
C. Landasan Hukum 1. Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.369/Menkes/SK/VII/2007
dalam
Kompetensi Bidan yang ke-9 tentang Asuhan pada Wanita atau Ibu Gangguan Reproduksi yang berisi ; Melaksanakan asuhan kebidanan kepada wanita atau ibu yang mengalami gangguan sistem reproduksi. a. Pengetahuan dasar 1) Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS. 2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi. 3) Tanda, gejala, dan penatalaksanaan kelainan ginekologik, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. b. Pengetahuan tambahan 1) Mikroskop dan penggunaannya. 2) Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan apusan (pap smear). c. Ketrampilan dasar 1) Mengidentifikasi gangguandan kelainan sistem reproduksi.
2) Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita atau ibu yang mengalami gangguan sistem reproduksi. 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada wanita atau ibu gangguan sistem reproduksi. 4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada kelainan ginekologik, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. 5) Mendokumentasi temuan dan intervensi yang dilakukan. d. Ketrampilan tambahan 1) Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopouse. 2) Mengobati perdarahan abnormal dan abortus spontan (jika belum sempurna) 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada wanita atau ibu yang mengalami gangguan reproduksi. 4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan sistem reproduksi, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. 5) Mengguanakan mikroskop untuk pemeriksaan apusan vagina. 6) Mengambil dan memproses pengiriman sediaan apusan vagina. 2. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
31
Terutama Pasal 9 berisi tentang : Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : a. Pelayanan kesehatan ibu; b. Pelayanan kesehatan anak; dan c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Juga dalam pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk : a. Memberikan
penyuluhan
dan
konseling
kesehatan
reproduksi
perempuan dan keluarga berencana; dan b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom. (Suryani, 2007)
D. Informed Consent Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas dasar informasi dan kejelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut (Saifuddin, 2003). Persetujuan sepenuhnya yang di berikan oleh klien / pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan (IBI, 2005).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus Jenis penelitian ini adalah laporan studi kasus. Laporan studi kasus yaitu cara atau teknik dalam pembuatan proposal yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit yang tunggal (Notoadmodjo, 2010). Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung (Notoadmodjo, 2010). Laporan studi kasus ini adalah laporan tentang asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan dismenorea primer.
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus diambil (Notoadmodjo, 2010). Lokasi studi kasus tentang Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Dismenorea Primer ini dilaksanakan di poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi surakarta.
32
33
C. Subyek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subyek yang akan dikenai studi kasus ini adalah Nn. A dengan dismenorea primer.
D. Waktu Studi Kasus Waktu pelaksanaan adalah merupakan batas waktu dimana kasus diambil (Notoadmodjo, 2010). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012 – 24 juni 2012.
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat dan fasilitas yang digunakan untuk pengambilan data (Arikunto, 2006). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan gangguan reproduksi dan lembar status atau dokumentasi tentang kesehatan yang lalu (Yatim, 2004).
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Data primer dengan cara : a. Pemeriksaan fisik Meliputi : 1) Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari bagian fungsi tubuh (Wartonah, 2006). Pada kasus Gangguan Reproduksi dengan Dismenorea inspeksi dilakukan dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indra peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Varney, 2007). Pada kasus Gangguan Reproduksi terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah. 3) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ untuk mendeteksi perbedaan dari normal (Varney, 2007). Pada kasus Gangguan Reproduksi dengan Dismenorea Auskultasi dilakukan untuk mengetahui denyut jantung pasien. b. Wawancara Menurut Ridwan (2003), bahwa wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Hal ini digunakan untuk hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Pada kasus ini wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Notoadmojo, 2010). Observasi disini adalah keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, dan keluhan klien pada saat dismenorea.
35
2. Data sekunder Meliputi : a. Dokumentasi Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, catatan-catatan didalam kartu klinik, sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini pendokumentasian tentang jumlah wanita dengan gangguan reproduksi khususnya dismenorea diperoleh dari rekam medik RSUD Dr. Moewardi. b. Studi Kepustakaan Menurut
Notoadmodjo
(2010),
studi
kepustakaan
adalah
memperoleh berbagai informasi baik berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku-buku sumber yang ada. Pada kasus ini studi kepustakaan diperoleh dari bukubuku yang membahas tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang gangguan reproduksi dengan dismenorea dari tahun 2003 sampai tahun 2011.
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Dismenorea Primer, penulis mengggunakan alat-alat sebagai berikut : 1. Alat-alat dan bahan dalam pengambilan data : a. Format asuhan kebidanan gangguan reproduksi b. Alat tulis 2. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan dan observasi : Vital sign : tensi meter, stetoskop, termometer. 3. Alat dan bahan pendokumentasian . (Notoatmodjo, 2010)
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD Dr. MOEWARDI Ruang
: Poly Obgyn
Tanggal : 23 juni 2012
pukul : 10.00 WIB
No. RM : 712050
I.
PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN 1. Nama
: Nn.A
2. Umur
: 18 tahun
3. Agama
: Islam
4. Suku, bangsa
: Jawa, Indonesia
5. Pendidikan
: SMA
6. Pekerjaan
:-
7. Alamat
: Kloluban, Pulosari 4/10 Kebak Kramat KRA
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) 1. Keluhan utama : Nn. A datang ke poli kebidanan dan kandungan RSUD Dr. Moewardi mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi malam tanggal 22 Juni 2012 pukul 22.00 WIB. 37
2. Riwayat menstruasi a. Menarche
: Nn. A mengatakan menarche umur 12 tahun.
b. Siklus
: Nn. A mengatakan siklusnya 30 hari.
c. Lamanya
: Nn. A mengatakan lama menstruasinya 6-7 hari.
d. Banyaknya
: Nn. A mengatakan 2 kali ganti pembalut per hari.
e. Teratur/Tidak Teratur : Nn. A mengatakan haidnya teratur. f. Tanggal Menstruasi
: Nn. A mengatakan tanggal menstruasinya sebelum periksa 22 juni 2012.
g. Sifat darah
: Nn. A mengatakan sifat darahnya encer, warna merah dan agak menggumpal.
h. Dismenorea
: Nn. A mengatakan terasa nyeri dan sakit selama haid.
3. Riwayat Perkawinan Nn. A mengatakan belum menikah. 4. Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang Nn. A mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah, pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi malam. Sifat nyeri, pusing, mual dan ingin muntah kadang-kadang hilang. Saat ini Nn. A juga merasa lemas.
39
b. Riwayat penyakit sistemik 1) Jantung
: Nn. A mengatakan tidak pernah berdebar-debar pada dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas ringan.
2) Ginjal
: Nn. A mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada pinggang kanan maupun kiri.
3) Asma
: Nn. A mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
: Nn. A mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan dan batuk disertai darah.
5) Hipertensi : Nn. A mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/90 mmHg. 6) DM
: Nn. A mengatakan tidak pernah makan lebih dari 2-3 piring, minum tidak lebih dari 6-7 gelas, dan BAK tidak lebih dari 7-8 kali pada malam hari.
7) Hepatitis
: Nn. A mengatakan pada mata, kulit dan kuku tidak pernah berwarna kuning.
8) Epilepsi
: Nn. A mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Dll
: Nn. A mengatakan tidak pernah mempunyai keluhan lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga : Nn. A mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti asma, hipertensi, jantung, dll, maupun riwayat penyakit HIV/AIDS, dll.
menular seperti hepatitis, TBC,
d. Riwayat operasi : Nn. A mengatakan tidak pernah dioperasi. 5. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Sebelum menstruasi
: Makan sehari 3 kali, porsi sedang dengan jenis menu nasi, lauk, sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per hari, kadangkadang minum susu 1 gelas.
Selama menstruasi
: Sejak nyeri haid Nn. A tidak nafsu makan, hanya minum dan ngemil saja.
b. Eliminasi Sebelum menstruasi
: BAB 1 kali per hari bau khas feces, konsistensi lunak, warna kuning, dan BAK 5-6 kali per hari, konsistensi cair, warna kuning, tidak ada bau aseton.
Selama menstruasi
: BAB dan BAK masih sama seperti sebelum menstruasi.
c. Istirahat Sebelum menstruasi
: Tidur siang sekitar 1 jam dan tidur malam sekitar 8 jam.
Selama menstruasi
: Tidur tidak nyenyak yang diakibatkan nyeri perut yang dialaminya.
41
d. Personal hygiene Sebelum menstruasi
: Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 kali per hari, dan ganti celana dalam 2-3 kali.
Selama menstruasi
: Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 kali per hari, dan ganti pembalut 2 kali.
e. Aktifitas Sebelum menstruasi
: Aktifitasnya sebagai pelajar aktif di sekolah dan bermain.
Selama menstruasi
: hari ini Nn. A tidak sekolah dan bermain.
6. Data psikologis : a. Pasien Nn. A mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya saat ini yang mengganggu aktifitasnya serta berharap rasa nyerinya bisa segera hilang. b. Keluarga Keluarga Nn. A merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn. A bisa dengan segera teratasi.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1. Status generalis a. Keadaan umum
: Cukup.
b. Kesadaran
: Composmentis.
c. TTV
TD
: 120/80 mmHg,
R
: 18 x/menit
N
: 82 x/menit,
S
: 36,70 C.
d. TB
: 159 cm
e. BB
: 48 kg
2. Pemeriksaan sistematis a. Kepala 1) Rambut
: Bersih, tidak berketombe dan tidak rontok.
2) Muka
: Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit.
3) Mata
: Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.
4) Hidung
: Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan.
5) Telinga
: Bersih, tidak ada serumen.
6) Mulut
: Bersih, tidak stomatitis.
7) Gigi
: Tidak caries.
8) Gusi
: Tidak mudah berdarah.
b. Leher 1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran kalenjar gondok.
2) Tumor
: Tidak ada benjolan.
43
3) Kelenjar limfe
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
c. Dada dan Axilla 1) Mammae a) Membesar
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
b) Tumor
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
c) Simetris
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
d) Puting susu
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
e) Kolostrum
: Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Axilla a) Benjolan
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
b) Nyeri
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
d. Abdomen 1) Pembesaran perut : Tidak ada pembesaran. 2) Benjolan/tumor
: Tidak terasa benjolan/massa.
3) Nyeri tekan
: Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang.
4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi. e. Anogenital 1) Vulva Vagina
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
2) Inspeculo
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
3) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan. 4) Anus
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
f. Ekstremitas 1) Varices
: Tidak ada varices.
2) Oedema
: Tidak ada oedema.
3) Reflek patella
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
3. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan. b. Pemeriksaan penunjang lain a. USG : Uterus tidak terlihat ada kelainan.
II. INTERPRETASI DATA A. Diagnosa Kebidanan Nn. A umur 18 tahun menstruasi hari ke-2 dengan dismenore primer. Data dasar 1. Data Subyektif a. Nn. A mengatakan berumur 18 tahun. b. Nn. A menggatakan belum menikah. c. Nn. A mengatakan nyeri perut bagian bawah, pusing, mual dan saat ini sedang menstruasi hari ke-2. d. Nn. A mengatakan nafsu makan berkurang akibat mual dan ingin muntah yang dialaminya. e. Nn. A mengatakan jarang melakukan olahraga. f. Nn. A mengatakan merasa cemas akan kesehatannya.
45
2. Data Obyektif a. Keadaan umum : Cukup b. TTV
TD
: 120/80 mmHg
N
: 82 x/menit
R
: 18 x/menit
S
: 36,7’C
c. TB
: 159 cm
d. BB
: 48 kg
e. Muka terlihat pucat dan tampak menahan sakit. f. Mata tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih. g. Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah h. Banyak darah menstruasi sekitar 2 kali ganti pembalut, warna merah kehitaman, encer dan sedikit gumpalan. i. USG : tidak terlihat ada kelainan dalam uterus.
B. Masalah Nn. A merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
C. Kebutuhan Penjelasan keadaan Nn. A saat ini tentang nyeri yang dihadapinya.
III.
DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA Tidak ada
V.
PERENCANAAN Hari/tanggal
: Sabtu, 23 Juni 2012
Pukul
: 10.30 WIB
1. Beri penjelasan pada Nn. A tentang kondisinya. 2. Ajari pada Nn. A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya. 3. Anjurkan pada Nn. A untuk istirahat cukup. 4. Anjurkan pada Nn. A untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. 5. Beri terapi obat oral untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut. VI.
PELAKSANAAN Hari/tanggal
: Sabtu, 23 Juni 201
1. Pukul 10.35 WIB Memberi penjelasan pada Nn. A bahwa dismenore yang dialaminya merupakan dismenore primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan aktifitas seharihari. 2. Pukul 10.45 WIB Mengajarkan Nn. A mengurangi rasa nyeri pada perutnya dengan cara : a. Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi air hangat dan mengganjal kakinya dengan bantal supaya lebih rileks. b. Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat meredakan rasa nyeri. 3. Pukul 11.00 WIB Menganjurkan Nn. A untuk istirahat cukup.
47
4. Pukul 11.05 WIB Menganjurkan Nn. A untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. 5. Pukul 11.15 WIB Memberi resep obat oral pada Nn. A, yaitu :
VII.
a. Asam mefenamat @500mg
2 X 1 tablet
b. Fe
@20mg
1 X 1 tablet
c. CTM
@2mg
2 X 1 tablet
EVALUASI Hari/tanggal
: 23 Juni 2012
Pukul
:11.20 WIB
1. Nn. A paham dan mengerti tentang kondisinya saat ini. 2. Nn. A bersedia untuk mengurangi nyeri pada perutnya dengan cara. a. Istirahat di tempat tidur dan perut di kompres dengan botol berisi air hangat. b. Kaki diganjal dengan bantal supaya rileks. c. Olahraga ringan secara teratur seperti, jalan kaki sehingga nyeri hilang. 3. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup dan sementara tidak beraktifitas terlalu berat. 4. Nn. A bersedia untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. 5. Nn. A sudah menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai dosis advis dokter.
DATA PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RUMAH
Hari/Tanggal : Minggu, 24 juni 2012
Pukul
: 15.00 WIB
Subjektif : 1. Nn. A mengatakan sudah tidak nyeri lagi. 2. Nn. A mengatakan warna darah menstruasinya merah kecoklatan, bau khas menstruasi 1 pembalut penuh. 3. Nn. A mengatakan badannya sudah agak segar dan tidak lemas lagi. 4. Nn. A mengatakan sudah bisa mempraktekkan mengganjal kaki dengan bantal.
Objektif : 1. Keadaan umum : Baik. 2. Kesadaran 3. TTV
: Composmentis. TD
: 120/80 mmHg
N
: 80 x/menit
R
: 20 x/menit
S
: 36,5’C
4. Tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang.
Asessment Nn. A umur 18 tahun menstruasi hari ke-3 dengan post dismenorea Primer.
49
Planning
Hari/tanggal : minggu, 24 Juni 2012
1. Pukul 15.15 WIB Menganjurkan kembali Nn. A untuk istirahat cukup 2. Pukul 15.25 WIB Menganjurkan Nn. A untuk menjaga kebersihan daerah genetalia dan ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah. 3. Pukul 15.35 WIB Menganjurkan Nn. A untuk makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu.
Evaluasi : Hari/Tanggal : minggu, 24 Juni 2012
pukul : 15.40 WIB
1. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup. 2. Nn. A bersedia untuk menjaga kebersihan terutama daerah genetalia dan bersedia ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah. 3. Nn. A bersedia makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. 4. Dismenorea Nn. A sudah teratasi.
B. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis akan menjelasan tentang kesenjangankesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi surakarta dengan teori yang ada. Disini penulis akan meenjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindakan lanjut dalam penerapan Asuhan Kebidanan yang meliputi : 1. Pengkajian Bahwa sesuai teori Varney pengkajian adalah pengumpulan semua data yang diperlukan baik data subyektif maupun obyektif untuk keseluruhan
evaluasi
terhadap
pasien.
Menurut
Varney
(2004),
tanda/keluhan pada pasien dengan dismenore yaitu nyeri tekan perut saat menstruasi dan mual muntah. Pada kasus Nn. A umur 18 tahun dengan data subyektif yaitu sakit pada perut bagian bawah, pusing, mual, ingin muntah, menstruasi teratur sifat darah encer agak menggumpal, dan data obyektif yaitu keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, vital sign TD; 120/80 mmHg, N; 84 x/menit, R; 16 x/menit, S; 36,7’C, muka pucat menahan sakit, mata tampak anemis, pada palpasi didapat mammae terasa keras, nyeri tekan pada perut, USG tidak ada kelainan. Dari data yang ditemukan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
51
2. Interpretasi data Pada interpretasi data, data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan dan dokumentasi di interpretasikan kedalam diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Diagnosa kebidanan dapat disimpulkan Nn. X umur .... tahun dengan dismenorea primer. Pada masalah ditemukan rasa tidak nyaman dan kecemasan saat menstruasi (Varney, 2004). Pada kasus didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 18 tahun dengan dismenorea primer, masalahnya diperoleh nyeri dan cemas jadi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Masalah cemas ini terjadi karena remaja mengalami dismenorea. Bagi remaja putri ini hal yang abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas dan untuk itu remaja perlu mendapatkan penjelasan mengenai dismenorea dan cara mengatasinya. Keluhan tersebut akan hilang dalam 1-2 hari. setelah mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan dapat berkurang. 3. Diagnosa Potensial Pada tinjauan teori remaja dengan dismenorea primer merupakan gejala dan bukan suatu penyakit, dengan tidak di temukannya kelainan ginekologik seperti endometriosis, karenanya tidak ada diagnosa potensial yang terjadi (Varney, 2004). Pada kasus Nn. A hasil USG tidak menunjukkan adanya kelainan ginekologik seperti endometriosis, karenanya tidak ada diagnosa potensial yang terjadi karena tidak ada data yang memerlukan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tin kesehatan lainnya. Sehingga antara teori dan praktek tidak terdapat kesenjangan. 4. Antisipasi Antisipasi digunakan bila sebagian data menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera atau memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya (Varney, 2004). Pada kasus Nn. A tidak dilakukan antisipasi karena tidak ada data yang menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. 5. Perencanaan Perencanaan asuhan pada remaja dengan dismenorea primer menurut Atikah dan Siti (2009), yaitu : Jelaskan pada klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya, pemberian analgesik golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI), misalnya:parasetamol, asam mefenamat, ibuprofen, metamizol atau metampiron, anjurkan klien untuk berolahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, anjurkan klien untuk cukup istirahat, anjurkan klien untuk memperbanyak komsumsi protein dan sayuran hijau, anjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri. Pada kasus ini penulis telah merencanakan asuhan kebidanan yaitu : Beri penjelasan pada Nn. A tentang kondisinya, ajari Nn. A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya, anjurkan Nn. A istirahat cukup, anjurkan Nn. A mengkonsumsi makanan yang bergizi, beri terapi obat oral untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut, yaitu asam mefenamat
53
@500mg 2x1 tablet, Fe @20mg 1x1 tablet, CTM @2mg 2x1 tablet. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan tetapi ada penambahan jumlah dosis. 6. Pelaksanaan Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada dismenorea merupakan dari rencana tindakan yang menyeluruh. Semua rencana sudah dilaksanakan dengan baik sesuai rencana dan remaja mendapatkan perawatan yang baik. Sehingga tidak ada kesenjangan pada pelaksanaan kasus ini. 7. Evaluasi Menurut Atikah dan Siti (2009), evaluasi yang di harapkan dari asuhan kebidanan pada pasien dengan dismenorea primer adalah keluhan dismenorea berkurang bahkan hilang dan pasien nyaman. Evaluasi dari studi kasus diperoleh hasil pasien sembuh dalam 2 hari, tanda dan gejala pada dismenorea primer tidak ada. Nyeri perut dan mual ingin muntah sudah hilang. Remaja sudah melakukan teknik mengompres perut dengan botol berisi air hangat, mengganjal kaki dengan bantal, melakukan olahraga jalan kaki, dan mengkonsumsi makanan bergizi sehingga dismenorea primer teratasi. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis mengambil simpulan dan saran setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. A dengan dismenorea primer di poli kebidanan dan kandungan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yaitu sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Pada pengkajian Pada kasus Nn. A umur 18 tahun dengan data subyektif yaitu sakit pada perut bagian bawah, pusing, mual, ingin muntah, menstruasi teratur sifat darah encer agak menggumpal, dan data obyektif yaitu keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, vital sign TD; 120/80 mmHg, N; 84 x/menit, R; 16 x/menit, S; 36,7’C, muka pucat menahan sakit, mata tampak anemis, pada palpasi didapat mammae terasa keras, nyeri tekan pada perut, USG tidak ada kelainan. 2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 18 tahun dengan dismenorea primer dan masalah diperoleh nyeri dan cemas. Masalah cemas ini terjadi karena remaja mengalami dismenorea. Bagi remaja putri ini hal yang abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas dan untuk itu remaja perlu mendapatkan penjelasan mengenai dismenorea dan cara mengatasinya. Keluhan tersebut akan hilang dalam 1-2 hari. setelah mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan dapat berkurang.
54
55
3. Tidak ada diagnosa potensial yang terjadi dikarenakan Nn. A telah mendapat penanganan yang tepat. 4. Pada kasus Nn. A tidak dilakukan antisipasi karena telah memperoleh penanganan yang tepat. 5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. A yang meliputi penjelasan tentang kondisinya, ajari pada Nn. A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya, beri nasehat pada Nn. A untuk mengkonsumsi makanan bergizi, beri terapi obat analgetik seperti asam mefenamat @500mg 2x1 tablet, Fe @20mg 1x1 tablet, CTM @2mg 2x1 tablet. 6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 7. Evaluasi dilakukan selama 2 hari untuk mengetahui perkembangan remaja dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, dismenorea primer sudah teratasi. 8. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini.
B. Saran Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pasien a. Diharapkan mampu mendeteksi dini tanda-tanda dismenorea pada remaja dan menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila mengalami tanda dismenorea. b. Diharapkan dapat memberikan penanganan segera apabila menderita dismenorea. Memberikan kompres perut dengan botol berisi air hangat. 2. Bagi bidan/dokter Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus dismenorea, misalnya KIE tentang dismenorea, pemberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi sehingga remaja berprilaku hidup sehat dan memahami tentang organ reproduksi. 3. Bagi institusi a. Rumah Sakit Pelayanan yang diberikan oleh RS sudah baik diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenorea. b. Pendidikan Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi masih kurang lengkap, diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi yang baik untuk bahan bacaan.