ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA A.N R UMUR 4 TAHUN DENGAN BRONKITIS AKUT DI RSU ASSALAM GEMOLONGKABUPATEN SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: ISTI NURHIDAYATI B.12 080
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit An. R Umur 4 Tahun dengan Bronkitis Akut di RSU Assalam Gemolong”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu Dra Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta
3.
Ibu Retno Wulandari, S.ST Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
RSU Assalam Gemolong Kabupaten Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan pengambilan kasus
5.
Seluruh dosen dan staff
prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneletian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dan bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,2015
Penulis
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Ø Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian kepada orang yang ketakutan Ø Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan adalah guru yang sangat berharga Ø Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding
PERSEMBAHAN Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1.
Allah swt, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
2.
Bapak dan ibuku tercinta yang paling aku sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan, sungguh tiada kata yang lebih mudah dan lebih pantas terucap untuk membalas semua kasih sayang, tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang selalu mengalir pada penulis.
3.
Sahabat-sahabatku seperjuangan di sekolah tinggi
iilmu
kesehatan
kusuma
husada
aku
sayangi,
surakarta. 4.
Untuk
seseorang
yang
terimakasih atas dukungan dan doanya. 5.
Almamater tercinta.
vi
vii
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Isti Nurhidayati. B 12. 080
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA SAKIT PADA AN. R DENGAN BRONKITIS DI ASSALAM GEMOLONG TAHUN 2015 (xi halaman + 68 halaman + 15 lampiran) INTISARI Latar belankang: Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan. Dari Angka kematian balita(AKABA) berdasarkan hasil survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen, pada periode Januari – September 2014 didapatkan data balita dari 280 balita sakit yang menderita bronkitis 22 (9,1%). Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan bronkitis menggunakan proses manajemen 7 langkah varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan. Metodologi : jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi di RSU Assalam Gemolong Sragen. Subyek studi kasus An. R dengan Bronkitis waktu studi kasus pada tanggal 15- 18Mei 2015. Teknik pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil : Asuhan kebidanan pada dengan bronkitis akut pada An R umur 4 tahun dengan batuk berdahak nafsu makan menurun sesak keadaan umum lemah, kesadaran composmentis N: 96x/menit S: 38,50C R: 34x/menit asuhan yang diberikan memberikan air minum yang banyak untuk mengeluarkan secret, berikan uap nebulizer ½ /8 jam, dan pemberian terapi obat. Hasil keadaan umum baik, kesadaraan composmentis, dan pernafasan kembali normal. Kesimpulan : pada kasus An. R dengan bronkitis terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik, pada pengkajian seharusnya dilakukan pemeriksaan spirometri, radiologi karena tidak terpenuhinya fasilitas kesehatan maka tidak dilakukan pemeriksaan.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Balita, Bronkitis. Kepustakaan : 16 literatur ( 2005- 2014)
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi CURRICULUM VITAE ..................................................................................... vii INTISARI............................................................................................................ viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...........................................................................
7
1. Balita ..................................................................................
7
2. Bronkitis .......................................................................... .
9
B. Teori Manajemen Kebidanan .................................................... 14 C. Landasan Hukum ...................................................................... 31
ix
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi .................................................................................. 33 B. Lokasi Studi Kasus .................................................................... 33 C. Subyek Studi Kasus................................................................... 34 D. Waktu Studi Kasus ..................................................................... 34 E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 34 F. Tehnik pengumpulan Data ......................................................... 35 G. Alat – alat yang Dibutuhkan ..................................................... 36
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ........................................................................... 39 B. Pembahasan ............................................................................... 61
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 67 B. Saran .......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus Lampiran 2. Surat izin studi pendahuluan Lampiran 3. Surat balasan studi pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 5. Surat Balasan penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat permohonan responden Lampiran 7. Surat persetujuan responden Lampiran 8. Format Askeb Lampiran 9. Lembar observasi Lampiran 10. SAP bronkitis pada balita. Lampiran 11.Leaflet Bronkitis Pada Balita Lampiran 12. SAP Gizi Balita Lampiran 13.Leaflet Gizi Balita Lampiran 14. Lembar Dokumentasi Lampiran 15. Lembar konsultasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bronkitis
merupakan salah satu penyebab dari kematian dan suatu
penyakit yang terbanyak diderita oleh anak-anak baik dinegara berkembang maupun dinegara maju. Angka kematian balita(AKABA) berdasarkan hasil survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka
tersebut menunjukan penurunan yang
lambat dibandingkan pada AKABA tahun 2007, yaitu 44 kematian per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Bronkitis juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Penyakit pada saluran pernafasan diindonesia menjadi penyebab kematian balita ke-4 pada tahun 2010 sebesar 17, 4%dari 134.000 angka kematian balita. AKABA provinsi jawa tengah tahun 2012 sebesar 11, 85/ 1.000 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000 kelahiran hidup penyebab anak kematian secara global yaitu pneumonia, diare, dan malaria (Kemenkes RI, 2012). Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan. Bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung, tenggorakan, dan sinus keparu (Hidayat, 2011).Bronkitis peradangan membran lendir pada cabang tenggorok atau bronkus yang disebabkan oleh virus dan
1
2
bakteri(Swasanti dan Putra, 2013).Penyakit bronkitis ini bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang sering menyebabkan penyakit ini adalah respiratorik syncytialvirus. Bakteri yang sering menyebabkan penyakit ini adalah mycoplasma pneumonia (Marni, 2014) Peran bidan dalam menangani bronkitis adalah melakukan observasi KU dan VS anak, dan menganjurkan untuk memberi anak banyak minum, dan menjaga asupan nutrisi anak. Peran orang tua dalam menangani kasus bronkitis yaitu anak dianjurkan banyak istirahat dan banyak minum, menghindarkan anak dari kondisi lingkungan yang merugikan seperti asap rokok, polusi udara, debu, dan lain sebagainya, memberikan obat- obatan untuk mengurangi gejala, seperti penurun panas, antinyeri, peluruh dahak, segera bawa anak kedokter atau instalasi medis agar cepat mendapatkan penanganan yang tepat (Swasanti dan Putra, 2013) Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen, pada periode Januari – September 2014 didapatkan data sebanyak 280
jumlah kunjungan balita sakit. Bedasarkan data tersebut didapatkan
balita menderita ISPA 95 (33,92%), balita menderita demam 85 (30,35%), balita menderita diare 78 (27,85%), dan balita menderita bronkitis 22 (9,1%). Meskipun cakupan penemuan bronkitis balita di RSU Assalam Gemolong Sragen tergolong rendah namun diperlukan asuhan yang komprehensif untuk mencegah timbulnya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian dan agar orang tua lebih berhati – hati bahwa polusi udara seperti asap rokok, asap
3
mobil, asap pabrik dapat sangat menganggu kesehatan anak termasuk dipernafasan. Berdasarkan data survei yang diambil penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “ Asuhan Kebidanan Balita Sakit dengan Bronkitis di RSU Assalam Gemolong Sragen”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan suatu perumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan Asuhan kebidanan balita sakit pada An. R Umur 4Tahun dengan bronkitis di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney?”
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit dengan bronkitis dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan menurut 7 langkah Hellen Varney. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu
:
1) Melaksanakan pengkajian data yang menyeluruh pada kasus balita sakit dengan bronkitis.
4
2) Menginterpretasi data serta merumuskan diagnose, masalah, dan kebutuhan pada kasus balita sakit pada balita sakit dengan bronkitis 3) Menentukan diagnose potensial yang mungkin timbul pada kasus balita sakit pada balita sakit dengan bronkitis 4) Mengantisipasi diagnose potensial yang mungkin timbul pada balita sakit dengan bronkitis 5) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada balita sakit dengan bronkitis 6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan balita sakit
dengan
bronkitis 7) Melaksanakan evaluasi yang telah diberikan pada balita sakit dengan bronkitis b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan.
D. Manfaat Studi Kasus Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat bagi : 1. Bagi Penulis Memperoleh pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek asuhan kebidanan khususnyaasuhan kebidanan balita sakit dengan bronkitis.
5
2. Bagi Profesi Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan
kesehatan
yang
optimal
berupa
pemantauan,
memberikan asuhan kebidanan, khususnya balita sakit dengan bronkitis. 3. Bagi Institusi dan Instansi a. Bagi RSU Assalam Gemolong Sragen Diharapkan agar RSU Assalam gemolong sragen dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada balita sakit dengan bronkitis agar lebih tepat menangani kasus itu. b. Bagi pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanaan khususnya pada balita sakit dengan bronkitis.
E. Keaslian Studi Kasus Studi kasus tentang anak dengan bronchitis pernah dilakukan oleh: 1. Efrinitia Nur Agustian(2009), dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Asuhan Kebidanan pada By.A umur 10 bulan dengan bronkitis akut di RSU Assalam Gemolong Sragen, didapatkan hasil data subjektif : ibu mengatakan anaknya batuk berdahak dan nafsu makanya berkurang. Data objektif
: KU : lemah kesadaraan :
composmentis TTV bayi : N : 100 x/ menit R : 30 x/menit S : 38.5 0C dan
6
pemeriksaan fisiknya : muka bayi agak pucat, dada : ada ronki kasar (ngik) bayi telah dilakukan perawatan selama 4 hari dan diberikan obat cefotaxim 500 mg/ 12 jam secara intravena, antipiretik paracetamol sirup 4 x 1 ½ cth, dan multivitamin dengan hasil keadaan umum bayi baik, keluhan sesak nafas telah hilang dan pernafasan kembali normal 2. Sari Puri Rahayu (2013), dari
Universitas Sebelas Maret Surakarta
dengan judul “ asuhan kebidanan pada balita sakit pada An.T umur 4 tahun dengan bronkitis di RSUD Surakarta”, didapatkan hasil data subjektif : ibu mengatakan anaknya batuk berdahak, sesak nafas dan disertai demam. Data objektif : KU : lemah kesadaraan : composmentis TTV bayi N : 100 x/menit R : 29 x/menit S : 37,50C pemeriksaan fisik : muka : agak pucat, dada : ada ronki kasar (ngik) balita tersebut telah dilakukan perawatan selama 4 hari dengan hasil keadaan umum baik dan pernafasan normal injeksi cefotaxim 500 mg/ 12 jam, paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth, solvitasirup 1x 1 cth, puyer (salbutamol 1,3 mg dan ambroksol 15 mg) 3 x 1 per oral dengan hasil keadaan umum balita baik, keluhan sesak nafas telah hilang dan batuk kembali reda. Perbedaan studi kasus ini dengan keaslian terletak pada pasien / subjek, waktu, asuhan yang diberikan pada kasus yang diambil. Persamaan studi kasus tersebut dengan studi yang dilakukan oleh penulis terletak pada tempat, terapi, dan hasilnya tidak sesak nafas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS 1. Balita a. Definisi Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia dibawah 5 tahun (Septiari, 2012). Balita merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan, dan perkembangan yang bersifat unik, yang artinya memiliki pola pertumbuhan, dan perkembangan fisik (Septiari, 2012). b. Tumbuh kembang balita Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besarnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organtubuh (Hidayat,2011). Ciri- ciri perumbuhan dan perkembangan anak 1) Ciri- ciri pertumbuhan a) Terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada.
7
8
b) Terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik
atau
organ
manusia
yang
muncul
mulai
dari
masankonsepsi hingga dewasa. c) Terjadi hilangnya ciri- ciri
lama yang ada selama masa
pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilannya reflek- reflek tertentu. d) Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan (Hidayat, 2011). Ciri- ciri perkembangan a) Perkembangan system reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin. b) Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi didaerah kepala menuju kearah kaudalatan dari bagian proximal kebagian distal. c) Kemampuan
melakukan
hal
yang
sederhana
menuju
kemampuan melakukan hal yang sempurna d) Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda e) Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan yang harus dilewati tahap demi tahap (Hidayat, 2011)
9
Beberapa penyakit yang sering terjadi pada balita yaitu : 1) Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya . 2) Tetanus merupakan infeksi melalui tali pusat yang disebabkan oleh closstridiumtetani yang bersifat anaerob. 3) Asma adalah suatu penyakit obstruktif jalan nafas yang disebabkan oleh edema mukosa, sekresi mukus yang berlebihan. 4) Bronkitis adalah infeksi bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan. 5) Maningtis merupakan peradangan daerah meningen. (Hidayat, 2011). 2. Bronkitis a. Definis 1) Menurut Hidayat (2011), bronkitis merupakan infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan, bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung tenggorokan dan sinus paru. 2) Menurut Swasanti dan Putra (2013), bronkitis peradangan membran lendir pada cabang tenggorok atau bronkus yang disebabkan oleh virus dan bakteri. 3) Menurut
Marni (2014), bronkitis merupakan penyakit infeksi
pada saluran pernafasan yang menyerang bronkhus dan trakea.
10
b. Klasifikasi Bronkitis dapat dibagi menjadi : 1) Bronkitis akut biasanya terjadi dalam waktu singkat, sekitar 2-3 minggu dan sembuh dengan jika diobati dan dilakukan penatalaksanaan dengan baik ( Marni, 2014) 2) Bronkitis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus takeobronkial yang berlebihan, sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2 tahun secara berturut- turut (Somantri, 2012). c. Etiologi Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang sering menyebabkan penyakit ini adalah respiratorik syncytialvirus. Bakteri yang sering menyebabkan penyakit ini adalah mycoplasma pneumonia. Penyebab lain yang sering terjadi adalah pada bronkitis ini adalah rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif, atau sering menghirup udara yang banyak mengandung zat iritan. Faktor resiko anak yang sering kontak dengan perokok, atau dalam satu keluarga ada yang merokok, sangat beresiko terkena bronkitis.Polusi udara baik didalam rumah atau diluar rumah bisa menyebabkan infeksi pada bronkus. Polusi udara tersebut adalah debu, bulu binatang, iritan kimia, uap dari cat, asap pada pembakaran pabrik, serbuk kayu dan lain sebagainya ( Marni, 2014)
11
Menurut Somatri, terdapat 3 jenis penyebab bronkitis akut, yaitu: 1) Infeksi
:
stapylococus,
streptococcus,
pneumococcus
haemhopyhlus influenza 2) Alergi 3) Rangsangan lingkungan, missal : asap pabrik, asap rokok asap mobil. Bronkitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik pada beberapa alat tubuh yaitu : 1) Penyakit jantung menahun, baik pada katup maupun miokardium kongesti menahun pada dinding bronkus melemahkan daya tahannya sehingga infeksi bakteri mudah terjadi. 2) Infeksi sinus paranasalis dan rongga mulut, merupakan sumber bakteri yang dapat menyerang dinding bronkus. 3) Dilatasi bronkus (bronkiektaksis), menyebabkan gangguan pada susunan dan fungsi dinding bronkus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi. 4) Rokok, dapat menyebabkan kelumpuhan bulu getar selapu lendir bronkus sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Somantri, 2012). d. Patofisiologi Respiratory syncytial virus adalah virus yang sangat menular. Virus ini masuk kedalam tubuh manusia lewat droplet atau melalui
12
obyek yang terkontaminasi dengan virus tersebut . virus masuk melalui saluran pernapasan, masa inkubasi virus ini adalah selama 5 sampai 8 hari, setelah itu akan timbul gejala infeksi saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah (Marni, 2014). Infeksi bronkus menular melalui kontak langsung cairan mulut dan hidung penderita yang keluar melalui bersin, batuk, udara pernapasan, dan lain sebagainya (Swasanti &Putra, 2013). Bronkitis akan timbul sebagai akibat dari adanya paparan terhadap agen infeksi maupun non infeksi (terutama rokok atau tembakau).Iritan akan memicu timbulnya respons inflamasi yang akan menyebabkan
vasodilatasi,
kongesti,
edema
mukosa,
dan
bronkospasme (Somantri, 2012). e. Gejala Klinis Tanda dan gejala bronkitis pada anak yang timbul adalah batuk kering atau batuk berlendir, demam dan badan menjadi lemah.Gejala bronkitis pada anak diawali dengan flu yang berlanjut.Terjadi pembekakan disaluran pernafasan dan mengeluarkan lendir, sehingga anak sulit bernafas. Gejala lain dari penyakit ini adalah bibir terlihat pucat,tenggorokan sakit, batuk berdahak (berwarna hijau atau kuning), nafas terengah – engah dan berbunyi dengan frekuensi sampai 40 x/ menit. Anak menjadi sering muntah karna ingin mengeluarkan lendir yang mengental disaluran pernafasan, menjadi sulit makan dan suhu tubuh meningkat.Gejala penyakit bronkitis pada anak bisa ditandai
13
dengan gejala infeksi saluran pernafasan atas, kemudian bisa ditambah dengan keadaan batuk yang dialami oleh anak – anak selama 2 – 3 hari (Hull, 2008). f. Diagnosa Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya kelainan bunyi ronki. Diagnosis lainnya dilakukan dengan tes darah arteri, rontgen serta terganggunya fungsi paru- paru (Swasanti &Putra, 2013). Pada pemeriksaan paru sering diikuti suara napas yang kasar, mengi, emfisema, sesak nafas, takipnea dengan pernafasan cuping hidung. Produksi sekret yang berlebihan ini akan berkumpul disaluran pernafasan, yang akibatnya akan menganggu fungsi paru – paru, bahkan kalau tidak mendapat penanganan yang baik bisa merusak saluran pernafasan secara permanen, yang disebut dengan penyakit COPD (cronic obstructive pulmonary disease) atau dengan kata lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (Marni, 2014). g. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada balita sakit bronkitis adalah : 1) Mengecerkan dan mengeluarkan sekret dengan cara minum yang banyak. 2) Pemberian dengan cara uap (nebulizer). 3) Pemberian obat jenis ekspetoran. 4) Pemberian multivitamin (jika diperlukan)
14
5) Pemberian antibiotik dapat diberikan jika ada infeksi bakterial yang sering digunakan adalah penisilin dan kloramfenikol / ampisilin atau eritromisin ( Hidayat, 2011). h. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus bronkitis diantaranya: 1) Radiologi (rontgen foto toraks) pada penderita kadang ditemukan peningkatan corakan bronkia 2) Uji fungsi paru (spirometri) 3) Laboratorium darah rutin, pada penderita bronchitis kadang ditemukan peningkatan leukosit melebihi batas normal 4) Uji kultur (mikrobiologi sputum), diperlukan untuk pemilihan terapi dan antibiotic bila terjadi eksaserbasi (Somantri, 2009)
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori alamiah, temuan (Varney, 2007). Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah berurutan secara sistematis, dimulai pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
15
antisipasi, penyusunan rencana, pelaksaan rencana asuhan dan evaluasi hasil asuhan kebidanan. Tujuh langkah menurut Varney (Varney, 2007). 2. Proses manajemen kebidanan menurut Varney Menurut Varney (2007), proses manajemen kebidanan terdiri dari : a. Langkah I :Pengkajian Data Dalam langkah pertama ini bidan harus mencari dan menggali data maupun fakta yang baik yang berasal dari pasien, keluarga, maupun anggota keluarga lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri. Proses pengumpulan data dasar ini mencangkup data subjektif dan objektif. 1) Data subjektif Data subjektif adalah informasi yang dicatat mencangkup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis) (Hidayat, 2008). Pada data subyektif meliputi : a) Biodata pasien (1) Nama Untuk mengenal dan mengetahui pasien (Matondang, 2013).
16
(2) Umur Usia yang diperlukan untuk mengiterpretasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai umurnya (Matondang, 2013). (3) Jenis kelamin Jenis kelamin sangat diperlukan selain untuk identitas juga untuk penilaian data pemeriksaan klinis (Matondang, 2013). (4) Nama orang tua Nama ayah ibu atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama (Matondang, 2013). (5) Alamat Untuk
mengetahui
lingkungan,
tempat
tinggal
dan
karakteristik masyarakat (Varney, 2007). (6) Umur dan Pekerjaan Selain sebagai tambahan identitas informasi tentang pendidikan pekerjaan orang tua ayah maupun ibu , dapat menggambarkan keakuratan data yang diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis (Varney, 2007)
17
b) Keluhan utama Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat (Motandang, 2013). Pada anak dengan bronkitis bisa berupa batuk dahak disertai muntah, nafas terengah- engah, dan nafsu makan menurun (Hull, 2008). c) Riwayat kesehatan yang lalu (1) Riwayat imunisasi Status imunisasi klien dinyatakan khususnya imunisasi BCG,
Pentavalent,
Polio,
Campak.Hal-hal
tersebut,
selain diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatric
yang
diperoleh,
juga
membantu
diagnosis.(Motandang, 2013). (2) Riwayat kesehatan keluarga/menurun Riwayat ini dikaji untuk memperoleh gambaran keadaan sosial ekonomi budaya dan kesehatan keluarga pasien. Berbagai penyakit bawaan / keturunan seperti terdapat riwayat hipertensi, riwayat kembar dan penyakit seperti TBC, hepatitis, jantung dan lain-lain (Motandang, 2007). (3) Riwayat penyakit yang lalu Riwayat dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu pada anak (Motandang, 2013).
18
(4) Riwayat social Riwayat ini dikaji untuk memperoleh gambaran social pada anak yang meliputi yang mengasuh, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman sebaya, lingkungan rumah (Motandang, 2013). d) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Pola nutrisi Dikaji tentang nafsu makan, frekuensi makan, jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis minuman yang dikonsumsi sehari-hari (Motandang, 2013). Pada umumnya pasien bronkitis cederung nafsu makanya berkurang ( Hull, 2008) (2) Pola Eliminasi Dikaji untuk menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus ( Hidayat, 2011) (3) Pola istirahat Dikaji tentang lama bayi tidur siang, malam, serta keadaan bayi (tenang/ gelisah ) (Motandang, 2007). Pada umumnya pasien bronkitis pola istirahat berkurang karena anak sering rewel dan gelisah ( Hull, 2008). 2) Data Objektif a) Pemeriksaan umum Pemeriksaan secara umum meliputi :
19
(1) Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum anak apakah baik,lemah, buruk, kemudian tingkat kesadaran status gizi dan tandatanda vital (Hidayat, 2011). Pada balita sakit bronkitis biasanya kesadaran umumnya lemah ( Hull, 2008). (2) Kesadaran Tingkat kesadaraan pasien biasanya composmentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius (Hidayat, 2011). Pada
balita
sakit
bronkitis
biasanya
kesadaranya
composmentis ( Hull, 2008). (3) Tanda-tanda vital Tanda – tanda vital yang dikaji yaitu nadi, respirasi, suhu: (a) Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan diastole dari jatung, jumlah denyut nadi yang normal adalah 105 – 110 kali per menit (Hidayat, 2011). Pada pasien bronkitis biasanya nadi meningkat seirama dengan
peningkatan
suhu
tubuh
dan
frekuensi
pernafasan, serta biasanya tidak ada masalah dengan tekanan darah. (b) Respirasi adalah cara untuk menilai frekuensi, irama, kedalaman,
dan
tipe
atau
pola
pernapasan
20
(Hidayat, 2011). Pada pasien dengan bronkitis biasanya frekuensi nafas meningkat dari frekuensi normal. (c) Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dan panas yang hilang. Nilai normal suhu tubuh antara 37,50 -370 C (Hidayat, 2011). Pada pasien dengan
bronkitis
biasanya
didapatkan
adanya
peningkatan suhu tubuh. (4) Berat badan Anak yang menderita bronkitis biasanya mengalami tidak nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan (Hull, 2005). (5) Tinggi badan Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira – kira 50 % dari tinggi badan waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun ke -2 kurang lebih 12 cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke -3 rata- rata 4-6 cm. Pada masa prasekolah khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi penambahan ratarata
tinggi
( Hidayat, 2011).
badan
bertambah
rata-rata
5cm
21
(6) Lingkar kepala Pertumbuhan lingkar kepala ini terjadi sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu dari 35 – 43 cm. Pada usia – usia selanjutnya
pertumbuhan
lingkar
kepala
mengalami
perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. pada usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke -3 dan bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja (Hidayat, 2011). (7) Lingkar dada Pemeriksaan lingkar dada dilakukan untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan (Hidayat, 2011). b) Pemeriksaan sistematis (1) Kulit Pemeriksaan ini untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekzema, pucat, purpura, ertema, makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, turgor kulit, kelembapan kulit, tekstur kulit, dan edema (Hidayat, 2011).
22
(2) Kepala Pemeriksaan meliputi rambut (warna, batuk, kebersihan), wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan kepala ada kelainan atau tidak ( Hidayat, 2011). (3) Muka Pemeriksaan yang dilakukan meliputi bentuk muka, kesimestrisan,
pembekaan,
pucat
atau
tidak
pucat
(Hidayat, 2011) anak yang menderita bronkitis biasanya muka terlihat pucat ( Hull, 2008). (4) Hidung Pemeriksaan yang dilakukan untuk adanya kelainan bentuk hidung juga untuk menentukan ada tidaknya epistaksis ( Hidayat, 2011). Anak yang menderita bronkitis biasanya batuk
disertai
sesak
nafas
dan
hidung
berair
(Swasanti & putra, 2013) (5) Mata Pemeriksaan
meliputi
simetris/tidak,
pembekakan,
konjungtiva normal merah muda, sclera normal putih bersih (Hidayat, 2011). (6) Telinga Meliputi
bentuk,
pengeluaran,
pembekakan
hygiene
terhadap telinga luar, palpasi terhadap nyeri tekan ( Hidayat, 2011).
23
(7) Mulut Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai ada tidaknya trismus yang merupakan kesulitan membuka mulut, simetris, pembekakan gusi, lidah, gigi caries atau tidak, stomatitis atau tidak, gusi berdarah atau tidak, tenggorokan merah atau tidak (Hidayat, 2011). Anak yang menderita bronkitis biasanya bibir terlihat pucat dan tenggorokan sakit ( Hull, 2008). (8) Leher Pemeriksaan meliputi ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak, ada tumor atau tidak, ada kelenjar tiroid atau tidak (Hidayat, 2011). (9) Dada Pemeriksaan yang dilakukan meliputi mengi dan batuk, adakah tarikan dinding dada (Hidayat, 2011).Pada kasus bronkitis biasanya ada retraksi diding kedalam (Hull, 2008) (10) Perut Pemeriksaan meliputi nyeri tekan, warna dan keadaan kulit abdomen, kembung atau tidak (Hidayat, 2011). (11) Genetalia Pemeriksaan meliputi, jika laki-laki dapat diperiksa dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk penis dan apakah bentuk testis sudah turun keskrotum, jika perempuan apa
24
labia mayora sudah menutupi labia minora dan adanya epispadia (terbelahnya mons pubis dan klitoris serta uretra membuka dibagian dorsal (Hidayat, 2011). (12) Anus Pemeriksaan
anus
lebih
baik
dilakukan
dengan
menempatkan anak lebih tinggi dari abdomennya atau letakkan anak pada posisi tengkurap.Kaji adanya tonus/ kekuatan spingter ani untuk mengetahui adanya reflek anal (Hidayat, 2011). (13) Ekstremitas Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya gerakan ektremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnorma, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal ( menghadap kedalam atau keluar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat ( Hidayat, 2011). c) Pemeriksaan tingkat perkembangan Status perkembangan pasien perlu dikaji secara rinci untuk mengetahui
apakah
terdapat
penyimpangan.Pada
balita
perlu ditanyakan beberapa patokan perkembangan motorik kasar, motorik halus, sosial personal dan bahasa adaptif (Matondang, 2007).
25
d) Data penunjang Data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung
pemeriksaan
yang
tidak
diketahui
dengan
pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta terapi ( Nursalam, 2013). Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus bronkitis diantaranya: (1) Radiologi (rontgen foto toraks) pada penderita kadang ditemukan peningkatan corakan bronkia (2) Uji fungsi paru (spirometri) (3) Laboratorium darah rutin, pada penderita bronchitis kadang ditemukan peningkatan leukosit melebihi batas normal (4) Uji kultur (mikrobiologi sputum), diperlukan untuk pemilihan terapi dan antibiotic bila terjadi eksaserbasi (Somantri, 2009) 2. Langkah II : Interpretasi data Interpretasi data dari data- data yang telah dikumpulkan pada langkah pengkajian data mengacu pada : 1) Diagnosa kebidanan, merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan sesuai dengan lingkup pratik kebidanan ( Varney, 2007). Contoh : Diagnosa kebidanan : an. X umur tahun dengan bronkitis Data Dasar
26
Data subjektif : 1. Ibu mengatakan anaknya bernama an. X 2. Ibu mengatakan anaknya berumur tahun 3. Ibu mengatakan anaknya dari kemarin anaknya tidak enak badan, hidung berair, dan batuk berdahak. Data objektif : 1. KU
: lemah
2. Kesadaran : composmentis 3. TTV
: Nadi
: meningkat
Respirasi : meningkat Suhu
: adanya peningkatan suhu
4. Pemeriksaan Sistematis Muka
: muka pucat
hidung
: simetris, bersih dan tidak ada benjolan,terdapat pernafasan cuping hidung tidak ada secret.
Dada
: terdapat tarikan dinding dada, terdapat bunyi hipersonor, terdapat suara ronki basah
2) Masalah Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa (Varney, 2007).Masalah yang muncul pada balita bronkitis adalah batuk berdahak, sulit mengeluarkan lendir sehingga anak sulit bernafas (Hull, 2008).
27
3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa yang dibutuhkan klien dan
belum
teridentifikasi
dalam
melakukan
analisa
data
(Varney, 2007). Pada kasus balita dengan bronkitis kebutuhanya adalah istirahat yang cukup, banyak minum dan makan makanan yang bergizi (jika perlu diberikan multivitamin), pengawasan suhu tubuh, dan pemberian antibiotic jika penyebab bronkitis diketahui oleh bakteri (Swasanti & Putra, 2013). (d) Langkah III : Diagnosa potensial Diagnosa potensial adalah langkah untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosa yang sudah dan diidentifikasi. Diagnosa potensial yang mungkin muncul adalahCOPD (cronic obstructive pulmonary disease) atau dengan kata lain penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (Marni, 2014). (e) Langkah IV : Tindakan Segera Tindakan segera adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi lain. Dapat dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi antibiotik
acetamenofen, obat batuk,
28
antikolinergik bronkodilator, ekspetoran/ antitusif, analgesik, atau yang sesuai (Swasanti &Putra, 2013). (f) Langkah V : Rencana tindakan Rencana tindakan adalah asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang diberikan pada balita sakit dengan bronkitis diantaranya : 1) Mengecerkan dan mengeluarkan sekret dengan cara minum yang banyak. 2) Pemberian dengan cara uap (nebulizer). 3) Pemberian obat jenis ekspetoran. 4) Pemberian multivitamin ( jika diperlukan) 5) Pemberian bakterial
antibiotik yang
sering
dapat
diberikan
digunakan
jika
adalah
ada
infeksi
penisilin
dan
kloramfenikol/ampisilin atau eritromisin (Hidayat, 2011). (g) Langkah VI : Pelaksanaan Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada
langkah kelima,
dilaksanakan secara efesien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan balita sakit dengan bronkitis sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Penatalaksanaan langsung asuhan dengan efesien dan aman. Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dan dilakukan secara efesien dan aman. Rencana ini dapat dilakukan seluruhnya oleh
29
bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetapi memikul tanggung
jawab
untuk
mengarahkan
pelaksanaannya.
Penatalaksanaan asuhan pada balita sakit bronkitis adalah : 1) Menganjurkan ibu agar anaknya minum yang banyak agar secret cepat keluar. 2) Melakukan pemberian dengan cara uap (nebulizer). 3) Melakukan pemberian obat jenis ekspetoran. 4) Pemberian multivitamin ( jika diperlukan ) 5) Melakukan pemberian antibiotik dapat diberikan jika ada infeksi bakterial yang sering digunakan adalah penisilin dan kloramfenikol / ampisilin atau eritromisin. (h) Langkah V11 : Evaluasi Evaluasi adalah asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada An… umur … tahun dengan bronkitis adalah : a) Kembali efektifnya jalan nafas. b) Suhu tubuh kembali kebatas normal. c) Terpenuhinya kebutuhan aktivitas sehari- hari. d) Terpenuhinya intake nutrisi secara adekuat
30
e) Terpenuhinya informasi yang diperlukan klien. (Hidayat, 2011) 3. Data Perkembangan Evaluasi diikuti dengan catatan perkembangan dengan metode SOAP yaitu : S
: (Subjektif) Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.
O : (Objektif) Mengambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney. A
: (Assesment) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif suatu identifikasi dan masalah kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah 2 varney.
P
: (Planning) Menggambarkan penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera tindakan komprehensif, penyuluhan dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dari rujukan, sebagai langkah 3, 4, 5, 6, dan 7 varney (KepMenkes RI No : 938/Menkes/SKVII/2007).
31
B. Landasan Hukum Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku. Sehingga tidak menyimpang terhadap hukum (mal praktek), dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada balita, landasan hukum yang digunakan antaranya : 1. UU Kesehatan RI No. 36, 2009 pasal 131 yang berisi: a) Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. b) Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. c) Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, dan Pemerintah, dan pemerintah daerah. 2. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia, No 1464/ MENKES/ PER/X/2010, pasal 11, pelayanan kesehatan anak meliputi: a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi. Pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K. perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0- 28), dan perawatan tali pusat. b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
32
c. Penanganan kegawar daruratan, dilanjutkan dengan perujukan d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan pra sekolah f. Pemberian konseling penyuluhan g. Pemberian surat keterangan kelahiran h. Pemberian surat keterangan kematian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Karya tulis ini merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif. Deskriptifadalah kondisi antara hal – hal yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian ( Arikunto, 2010). Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Meskipun didalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal namun dianalisis
secara mendalam (Notoatmodjo,
2012). Studi
kasus
ini
menggambarkan Asuhan kebidanan balita sakit pada An. R umur 4 tahun dengan bronkitis akut di RSU Assalam Gemolong Sragen
B. Lokasi Studi Kasus Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut, misalnya apakah ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, atau tingkat institusi tertentu : sekolah, rumah sakit, atau puskesmas ( Notoatmodjo, 2012). Pengambilan studi kasus dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong.
33
34
C. Subjek Studi Kasus Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subyek untuk dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek dari studi kasus ini dilaksanakan pada An. R dengan bronkitis.
D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus adalah langkah- langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan kasus ini dilaksanakan pada 1. Jadwal Pengambilan data awal
: 14 – 22 oktober 2014
2. Jadwa Pengambilan kasus
: 15 – 18 Mei 2015
3. Jadwal Penyusunan KTI
: 10 November 2014 – 6 Juli 2015
E. Instrumen Studi Kasus Merupakan alat fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010). Dalam kasus ini instrument yang digunakan adalah format asuhan kebidanan balita sakit menurut Varney dan data perkembangan SOAP.
35
F. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data pada karya tulis ilmiah ini adalah dengan cara pengambilan data primer dan data sekunder. 1.
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang melakukannya ( Notoatmodjo, 2012). Cara mendapatkan data primer dalam pengumpulan data antara lain sebagai berikut : a.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara : 1) Inspeksi Adalah suatu proses observasi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurtan mulai dari kepala sampai kaki. Pada kasus inspeksi dilakukan meliputi kulit dan mulut, apakah kering atau tidak, muka terlihat pucat atau tidak (Nursalam, 2013). Pada kasus inspeksi dilakukan mulai dari kepala, kulit, muka, hidung, mata, telinga, mulut, dada, genetalia, anus, ektremitas.
36
2) Palpasi Tehnik yang menggunakan indra peraba. Tangan dan jari – jari adalah satu instrument yang sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data ( Nursalam, 2013). Pada kasus balita sakit dengan bronkitis dilaksanakan pemeriksaan palpasi pada kulit, abdomen, dan dada. 3) Perkusi Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk- ngetukkan jari kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membadingkan bagian yang kiri dengan bagian yang kanan. Pada kasus balita sakit dengan bronkitis dilakukan pemeriksaan reflek kanan dan kiri
negatif atau positif
(Wiknjosastro, 2007). Pada kasus perkusi dilakukan pada abdomen, dada 4) Auskultasi Suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan alat, seperti stetoskop. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi auskultasi pada dada (adakah stridor/ nafas seperti mengorok waktu
istirahat,
whezzing
atau
nafas
berbunyi
(Nursalam, 2013). Pada kasus ini dilakukan padadada.
ngik)
37
b.
Wawancara Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian dengan berhadapan muka secara langsung (face to face) (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus balita sakit penulis melakukan wawancara kepada bidan, perawat, orang tua dan keluarga.
c.
Observasi Observasi adalah suatu prosedur berencana, yang antara lain melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini dilakukan observasi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital,hidung, batuk dan sesak nafas.
2.
Data sekunder Data sekunder adakah data yang didapat secara tidak langsung dari objek penelitian ( Riwidikdo, 2012). a.
Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah
mendukung permasalahan yang
diungkapkan dalam penelitian, diperlukan studi kepustakaan yang kuat (Notoatmodjo, 2012). Dalam kasus ini studi kepustakaan dengan mengumpulkan buku – buku kepustakaan terbitan tahun 2005 – 2013.
38
b.
Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus balita sakit dengan bronkitis
diambil dari data observasi, data
perkembangan dan dokumentasi yang menjadikan informasi tentang berbagai hal yang diperoleh di RSU Assalam Gemolong. G. Alat- alat Yang Dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1.
2.
3.
Alat dan bahan dalam pengambilan data a.
Format pengkajian pada balita sakit
b.
Buku tulis
c.
Bollpoint
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a.
Thermometer dan jam tangan
b.
Stetoskop
c.
Senter
d.
Mentlin
e.
Timbangan berat badan
f.
Pengukur tinggi badan
g.
Nebulizer
h.
Infus DS ½ NS dan infus set, spuit 5cc
Alat untuk pendokumentasian yang berupa buku catatan rekam medik di RSU Assalam Gemolong.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus Tanggal masuk
: 15 Mei 2015
Pukul
: 10.00 WIB
I. Pengkajian i. Identitas 1) Identitas Anak a) Nama Bayi
: An. R
b) Umur
: 4Tahun 3 bulan
c) Tgl / Jam Lahir
: 1 Februari 2011
d) Jenin kelamin
: laki - laki
2) Identitas Ibu
Identitas Ayah
a) Nama
:S
Nama
:S
b) Umur
: 28 Tahun
Umur
: 28 Tahun
c) Agama
: Islam
Agama
: Islam
d) Suku Bangsa : jawa/Indonesia
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
e) Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
f) Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
g) Alamat
: Gd legi RT 9 Gilirejo baru Miri Sragen
39
40
b. Anamnesa ( Data Subjektif) 1) Keluhan Utama
: ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu anaknya batuk (berdahak), nafsu makan menurun sesak napas dan panas.
2) Riwayat kesehatan : a) Riwayat imunisasi Ibu mengatakan anaknya sudah imunisasi lengkap b) Riwayat Penyakit yang lalu ibu mengatakan anak pernah menderita demam seminggu yang lalu, tetapi dapat sembuh setelah diberi obat dari bidan. c) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan sejak 3 hari yang laluanaknya batuk (berdahak) panas dan disertai sesak nafas dan susah makan d) Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti : hipertensi, DM dan jantung, kemudian penyakit menular seperti : TBC, Hepatitis e) Riwayat sosial, ibu mengatakan : 1) Yang mengasuh Ibu mengatakan anaknya diasuh sendiri oleh orang tuanya 2) Hubungan dengan anggota keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya baik / harmonis.
41
3) Hubungan dengan teman sebaya Ibu mengatakan anaknya senang bermain dengan teman sebaya. 4) Lingkungan Rumah Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih tapi berdebu 3) Pola kebiasaan sehari – hari: a) Nutrisi Sebelum sakit : anak makan 3 x/ hari dengan porsi yang cukup nasi lauk pauk susu Selama sakit
: anak makan 2 x/ hari dengan porsi sedikit nasi lauk pauk susu
b) Istirahat/ tidur Sebelum sakit : Tidur siang +3 jam tidur malam+ 9 jam Selama sakit
: Tidur siang+3 jam tidur malam + 7 jam, sering terbangun
c) Personal hygene Sebelum sakit : Mandi pagi jam 07.30 WIB Mandi sore jam 16.00 WIB Selama sakit
: Sibinpagi jam 07.30 WIB Sibin sore jam 16.00 WIB
d) Eliminasi Sebelum sakit : BAK : 5 – 6/ hari warna kuning jernih BAB : 1/hari konsistensi lembek warna kuning Selama sakit
: BAK : 5- 6/ hari warna kuning jernih
42
BAB :1/ hari konsistensi lembek warna kuning. e) Aktifitas Sebelum sakit : anak aktif bermain dengan teman- temanya Selama sakit
: anak kurang aktif dan rewel, dan anak minta gendong
c.
Pemeriksaan Fisik 1) Status generalis 1.
Keadaan umum : lemah
2.
Kesadaraan
: Composmentis
3.
TTV
: N = 96 x/menit, R = 34 x/menit S: 38,50C
4.
BB
: 17 Kg
5.
Tinggi badan
: 94 cm
2) Pemeriksaan sistematis
:
a) Kepala
: Hitam, tidak rontok
b) Ubun – ubun
: berdenyut
c) Muka
: wajah tidak ada oedem, pucat
d) Mata
: kanan kiri simetris, conjungtiva merah muda, sclera berwarna putih, bersih
e) Telinga
: kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar dan bersih.
f)
Mulut
: Bibir berwarna pucat, tidak ada stomatitis, mulut tampak terbuka untuk bernafas, gusi tidak bengkak/ berdarah, mulut tidak berbau
43
g) Hidung
: hidung
simetris,
bersih
dan
tidak
ada
benjolan,terdapat pernafasan cuping hidung, ada secret dihidung. h) Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i)
Dada
:
(1) Inspeksi
: terdapat tarikan dinding dada
(2) Perkusi
: terdapat bunyi hipersonor
(3) Auskultasi
: terdapat suara ronki basah
Kulit
: kulit bersih, turgor baik
j)
k) Perut
: tidak ada nyeri tekan, tidak kembung.
l)
: dapat bergerak bebas, jari- jari tangan dan kaki
Ekstremitas
lengkap, tidak ada kelainan, pada tangan terpasang infus DS ½ NS 12 tpm, terdapat bekas skin test (-) tidak kemerahan, tidak gatal tidak ada tanda- tanda alergi. m) Genetalia
: tidak dilakukan
n) Anus
: tidak dilakukan
3) Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan laboratorium : Belum dilakukan b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan
44
II. Interpretasi Data Tanggal : 15 Mei 2015
Pukul: 11.00 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN An. R umur 4 Tahun dengan Bronkitis akut Data Dasar : Subjektif 1. Ibu mengatakan anaknya bernama An. R umur 4 tahun 2. Ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu anaknya batuk (berdahak), nafsu makan menurun sesak napas dan panas. 3. Ibu mengatakan anaknya selama sakit nafsu makanya menurun 4. Ibu mengatakan anaknya kurang aktif selama sakit Objektif 1. KU
: lemah
2. Kesadaraan
: composmentis
3. Vital sign
: N = 96 x/menit, R = 34 x/menit, S = 38,50C
4. BB
: 17 KG
5. Muka
: pucat
6. Hidung
: hidung
simetris,
bersih
dan
tidak
ada
benjolan,terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada secret dihidung. 7. Dada
:
(1) Inspeksi
: terdapat tarikan dinding dada
(2) Perkusi
: terdapat bunyi hipersonor
45
(3) Auskultasi
: terdapat suara ronki basah.
B. MASALAH Anaknya susah tidur dan rewel C. KEBUTUHAN Beritahu ibu agar anaknya istirahat cukup, dan memberikan rasa nyaman pada anaknya
III. Diagnosa Potensial COPD (cronic obstructive pulmonary disease)
IV. Antisipasi / Tindakan Segera a. Pemberian antibiotik, mengkaji tanda-tanda distress pernafasan dan observasi vital sign b. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi
V.
Rencana Tindakan Tanggal : 15 mei 2015
Pukul : 11.10 WIB
1.
Beritahu kepada ibu tentang keadaan anaknya
2.
Posisikan semi fowler
3.
Observasi batuk dan sesak nafas tiap 6 jam
4.
Berikan nebulizer ½ / 8 jam
5.
Observasi keadaan umum dan vital signsetiap 6 jam
46
6.
Anjurkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan minum air putih yang banyak pada balita.
7.
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman supaya anak dapat istirahat
yang cukup dengan menganjurkan orang tua untuk
mendampingi anaknya. 8.
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi a) Pemeriksaan laboratorium darah rutin b) Injeksi cefotaxim 500mg/12 jam yaitu pada jam 06.00 WIB dan 18.00 Wib c) Paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth pada jam 06.00 WIB, 12.00 WIB, 18.00 WIB dan 24.00 WIB d) Solvita syrup 1 x 1 pada jam 12.00 WIB e) Salbutamol 1,3 mg f) Ambroxol 15 mg
3 X 1 dipuyer diberikan pada jam 06.00 WIB, 12.00 WIB dan 18.00 WIB
9. Dokumentasi asuhan yang diberikan.
VI. Pelaksanaan Tanggal : 15 Mei 2015 1.
Pukul 11.20 WIB : Pemeriksaan laboratorium darah rutin
2.
Pukul 11.35 WIB: Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak dengan pemberian terapi advis dokter
3.
Pukul 11.40WIB :Memberitahu
pada
ibu
tentang
penyakit
anaknya,bahwa anaknya mengalami bronkitis.
47
4.
Pukul 11.45 WIB :Memposisikan
semi
fowler
dengan
cara
memposisikan kepala lebih tinggi dari badan dan kaki dengan diganjal dengan bantal. 5.
Pukul 11.50 WIB :Melakukan observasi batuk dan sesak nafas dengan menilai status pernafasan cuping hidung serta ada tidaknya tarikan pada dinding ada dan mengkaji pernafasan.
6.
Pukul 11.53 WIB :Menganjurkan pada ibu untuk memberi makan anaknya
7.
Pukul 12.00 WIB :Memberikan terapi obat paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth, solvita syrup 1x 1, puyer salbutamol dan ambroxol.
8.
Pukul 12.15 WIB :Memberitahukan pada ibu agar anaknya untuk istirahat
9.
Pukul 15.30 WIB :Menganjurkan orang tua untuk menyibini anaknya.
10. Pukul 16.00 WIB:Memberikan nebulizer ½ , pulmicort 1/2 , NaCl 0,9% / 8 jam pada hidung balita selama 30 menit 11. Pukul 16.45 WIB :Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak dengan menganjurkan orang tua untuk mendampingi anaknya selama dirawat. 12. Pukul 17.30 WIB :Menganjurkan ibu untuk memberikan makan pada anaknya 13. Pukul 18.00 WIB :Memberikan terapi obat sesuai advis dokter a) injeksi cefotaxim 500mg/ 12 jam
48
b) Paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth c) Salbutamol 1,3 mg 3 x 1 dipuyer
d) Ambroxol 15 mg 14. Pukul 18.30 WIB : Observasi KU dan VS 15. Pukul 19.00 WIB : Mendokumentasikan dalam rekam medis VII. EVALUASI Tanggal 15 Mei 2015 1. Pukul 11.30 WIB :Balita telah menjalani pemeriksaan laboratorium darah rutin pada pukul 11. 30 WIB hasilnya : Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 15 mei 2015 Hematologi
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Limphosit cell
34,5
17- 48
%
Granulosit
58,1
43 – 76
%
Mid cell
7,4
4- 10
%
MCH
25,2
25 – 35
Pg
MCHC
36, 5
31 – 38
g/dl
MCV
78,3
75 – 100
F1
Hemoglobin
13,5
12 – 14
Gr/dl
Eritrosit
4,51
4- 5
Juta/mm3
Trombosit
210
100 – 400
Ribu/mm3
Leukosit
12.2
4- 10
Ribu/ mm3
Hematokrit
37
37 – 43
%
2.
Pukul 11.37 WIB : Terapi dari dokter sudah dilaksanakan
3.
Pukul 11.43 WIB : Ibu sudah mengerti tentang keadaan anaknya
49
4.
Pukul 11.47 WIB : Balita sudah diposisiskan semi fowler.
5.
Pukul 11.52 WIB
:Anak masih batuk berdahak, terdapat pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada balita mengatakan masih sesak nafas.
6.
Pukul 11.58 WIB : Anak sudah diberi nutrisi
7.
Pukul 12.04 WIB :Terapi obat sudah diberikan
8.
Pukul 12.18 WIB : Ibu bersedia agar anaknya istirahat yang cukup
9.
Pukul 15.35 WIB : Ibu bersedia menyibini anaknya
10. Pukul 16.30 WIB :Nebulizer ½ / 8 jam telah diberikan pada hidung balita 11. Pukul 16.48 WIB: Orang tua selalu mendampingi balita 12. Pukul 17.38 WIB : Anak sudah diberi nutrisi 13. Pukul 18.07 WIB : Terapi obat sudah diberikan. 14. Pukul 18. 35 WIB : Hasil observasi KU dan VS pada tanggal 15 mei 2015 Pukul Respirasi (x/ menit)
Nadi (x/ menit)
Suhu (0C)
KU
12.05
34
96
38.5
Lemah
18.30
33
96
38.2
Lemah
(WIB)
15. Pukul 19.30 WIB:Asuhan yang diberikan telah didokumentasikan dalam rekam medis.
50
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 16 Mei 2015 S
Pukul : 06.00 WIB
: Subjektif 1. Ibu mengatakan anaknya masih batuk berdahak. 2. Ibu mengatakan anaknya masih sesak. 3. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas. 4. Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan walau sedikit 5. Ibu mengatakan anaknya masih sedikit rewel 6. Ibu mengatakan anaknya sudah BAK 1x pada pukul 05.00 dan belum BAB
O
:Objektif 1. Keadaan umum : Sedang Kesadaraan
: Composmentis
TTV
: N= 96 x/ menit
S= 36,50C
R=33 x/menit 2. Muka
: Simetris tidak oedem dan tidak pucat
3. Mata
: Simetris conjungtiva merah muda sklera putih
4. Mulut
: Simetris bersih dan tidak ada kelainan
5. Hidung
: Terdapat pernafasan cuping hidung.
6. Dada
: Ada tarikan dinding dada, ronkhi basah.
7. Ektremitas
: Terpasang infus DS ½ NS 12 tpm pada tangan kanan
51
A
: Assessment An. R umur 4 tahun dengan bronkitis akut perawatan hari kedua
P
: Planning 1. pukul 06.00 WIB
: Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa anaknya
masih batuk berdahak dan sesak nafas. 2. pukul 06.15 WIB
:Melanjutkan pemberian terapi sesuai dengan advis
dokter, yaitu : a.
pemberian obat intra vena ( IV) cefotaxim 500 mg/12 jam
b.
Pemberian per oral 1) Salbutamol 1,3 mg
3 x 1 dipuyer
2) Ambroxol 15 mg 3. Pukul 07.00 WIB
: Menganjurkan ibunya untuk menyibini anaknya
4. Pukul 09.00 WIB
: Memberikan nebulizer ½ , pulmicort 1/2 , NaCl
0,9% / 8 jam pada hidung balita selama 30 menit 5. Pukul 11.30 WIB
: Menganjurkanibu untuk memberikan nutrisi
6. Pukul 12.00 WIB
: Melanjutkan terapi sesuai advis dokter yaitu :
a. Pemberian obat per oral 1) Solvita syrup 1 x 1 2) Salbutamol 1,3 mg 3 x 1 dipuyer
3) Ambroxol 15 mg 7. Pukul 12. 30 WIB : observasi KU dan Vs
52
Evaluasi 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan 2. Telah dilakukan pemberian terapi sesuai dengan advis dokter, yaitu : a. balita telah mendapat injeksi cefotaxim 500 mg pada pukul 06.00 WIB. b. Balita telah mendapat obat per oral berupa : 1)
Salbutamol 1.3 mg
2)
Ambroxol 15 mg
3 x 1 puyer pada pukul 06.00 WIB
3. Ibu sudah untuk menyibini anaknya 4. Telah dilakukan pemasangan Nebulizer ½ / 8 jam pada hidung balita 5. Ibu sudah memberi nutrisi pada anaknya berupa nasi ½ piring, sayur bayam, tahu dan telur air teh ½ gelas 6. Telah dilakukan pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu : a. Pemberian obat per oral 1) Solvita syrup 1 x 1 2) Salbutamol 1,3 mg 3 x 1 dipuyer
3) Ambroxol 15 mg 7. observasi KU dan VS telah dilakukan Tabel 3. Hasil observasi KU dan VS tanggal 16 Mei 2015 Pukul
Respirasi
Nadi
Suhu KU 0
(WIB)
(x/ menit)
(x/ menit)
( C)
06.00
33
96
37.5
Sedang
12.30
32
96
37.2
Sedang
53
DATA PERKEMBANGAN II Tanggal 17 Mei 2015
pukul : 06. 00 WIB
S : Subjektif 1. Ibu mengatakan anaknya tidak demam 2. Ibu mengatakan anaknya masih batuk berdahak 3. Ibu mengatakan anaknya masih sesak tetapi sudah berkurang 4. Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan banyak 5. Ibu mengatakan anaknya sudah mulai aktif 6. Ibu mengatakan anaknya sudah BAK 4x pada pukul 18. 00 - 05.00 WIB dan belum BAB selama + 3hari O : Objektif 1.
Kesadaraan umum : Sedang Kesadaraan
: Composmentis
TTV
: N = 98 x/ menit
S= 36,50C
R = 37 x/menit 2.
Muka
: Simetris tidak oedem dan tidak pucat
3.
Mata
: Simetris conjungtiva merah muda sklera putih
8.
Mulut
: Simetris bersih dan tidak ada kelainan
9.
Hidung
: Tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
10. Dada
: Ada tarikan dinding dada, ronkhi basah.
11. Ektremitas
: Terpasang infus DS ½ NS 12 tpm pada tangan kanan
A : Assesment An. R umur 4 tahun dengan bronkitis akut dalam perawatan hari ke 3
54
P
: Planning 1.
Pukul 06.10 WIB:Menganjurkan orang tua untuk memberikanminum air putih yang banyak dan mencukupi kebutuhan nutrisi (makanan yang bergizi) pada anaknya
2. Pukul 06.15 WIB :Melanjutkan pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu : a. Pemberian obat intra vena cefotaxim 500mg / 12 jam b. Pemberian per oral 1) Salbutamol 1,3 mg 2) Ambroxol 15 mg
3 x 1 puyer pada pukul 06.30 WIB, 12.00 WIB dan pukul 18.00 WIB
3. Pukul 07.00 WIB : Menganjurkan ibu untuk menyibini anaknya 4. Pukul 08.00 WIB : Mengganti plabot infus yang habis dengan cairan DS ½ NS 12 tpm 5. Pukul 09.00 WIB : Memberikan nebulizer ½ , pulmicort 1/2, NaCl 0,9% / 8 jam pada hidung balita selama 30 menit 6. Pukul 11.30 WIB : Menganjurkanibu untuk memberikan nutrisi 7. Pukul 12.00 WIB : Melanjutkan terapi sesuai advis dokter yaitu : a. Pemberian obat per oral 1) Solvita syrup 1 x 1 2) Salbutamol 1,3 mg 3 x 1 dipuyer
3) Ambroxol 15 mg 8. Pukul 12.30 WIB : Melakukan observasi KU dan Vs
55
Evaluasi 1. Orang tua balita sudah memberikan minum air putih yang banyak dan mencukupi kebutuhan nutrisi (makanan yang bergizi) pada anaknya 2. Telah dilakukan pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu : a. Balita telah diinjeksi cefotaxim 500 mg secara intravena pada pukul 06.00 WIB b. Balita telah mendapat obat per oral berupa : 1) Salbutamol 1,3 mg
3 x 1 puyer pada pukul 06.30 WIB, 12.00 WIB dan pukul 18.00 WIB
2) Ambroxol 15 mg 3. Ibu sudah menyibini anaknya
4. Telah dilakukan pemasangan Nebulizer ½ / 8 jam pada hidung balita 5. Ibu memberi nutrisi pada anaknya berupa nasi ½ piring sayur sop, tempe, ayam, 1 gelas air teh 6. Telah dilakukan pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu : a. Pemberian obat per oral 1) Solvita syrup 1 x 1 2) Salbutamol 1,3 3 x 1 dipuyer
3) Ambroxol 15 mg 7. Hasil observasi ku dan VS telah dilakukan Tabel 4. Hasil observasi KU dan VS tanggal 17 Mei 2015 Pukul
Respirasi
Nadi
Suhu
(WIB)
(x/ menit)
( x/ menit)
(0C)
06.00
33
98
36.5
Baik
12.30
32
95
36.2
Baik
KU
56
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 18 mei 2015 S
pukul : 06.00 WIB
: Subjektif 1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak sesak nafas 2. Ibu mengatakan kondisi anaknya jauh lebih baik, batuk hanya sesekali 3. Ibu mengatakan anaknya nafsu makannya sudah baik 4. Ibu mengatakan anaknya sudah aktif kembali 5. Ibu mengatakan anaknya ingin pulang hari ini 6. Ibu mengatakan anaknya sudah BAK 5 x pada pukul 15.00 -06.00 WIB dan sudah BAB 1x pada pukul 05.30 WIB.
O
: Objektif 1.
A
Keadaan umum : Baik Kesadaraan
: Composmentis
TTV
: N= 98 x/ menit S= 36,50C R=42 x/menit
2.
Muka
: Simetris tidak oedem dan tidak pucat
3.
Mata
: Simetris conjungtiva merah muda sklera putih
4.
Mulut
: Simetris bersih dan tidak ada kelainan
5.
Hidung
: Tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
6.
Dada
: Tidak ada tarikan dinding dada, ronkhi basah.
: Assesment An. R umur 4 tahun dengan bronkitis akut dalam perawatan hari ke 4
57
P
: Planning 1. Pukul 06.15 WIB
:Melanjutkan pemberian terapi sesuai advis dokter
yaitu : a. Pemberian obat intra vena cefotaxim 500mg / 12 jam b. Pemberian per oral 1)
Salbutamol 1,3 mg
2)
Ambroxol 15 mg
3 x 1 puyer pada pukul 06.30 WIB, 12.00 WIB dan pukul 18.00 WIB
2. Pukul 07.00 WIB
: Menganjurkan ibu untuk menyibini anaknya
3. Pukul 07.15 WIB
: Menganjurkan orang tua untuk tetap asupan nutrisi
yang cukup bagi balita. 4. Pukul 08.20 WIB
:Menganjurkan orang tua untuk menerapkan pola
hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan makan dan minum anaknya, mencuci bersih peralatan makan, mencuci bersih sayuran sebelum dimasak dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan dari sampah kotoran maupun debu. 5. Pukul 09.00 WIB
:Menganjurkan
ibu
uintuk
kunjungan
kepoliklinik anak sesuai anjuran dokter 6. Pukul 11.30 WIB
: Menganjurkanibu untuk memberikan nutrisi
7. Pukul 12.00 WIB
: Melanjutkan terapi sesuai advis dokter yaitu:
a. Pemberian obat per oral 1) Solvita syrup 1 x 1 2) Salbutamol 1,3 3 x 1 dipuyer 3) Ambroxol 15 mg
ulang
58
8. Pukul 12.30 WIB : Melakukan pelepasan infus 9. Pukul 13.00 WIB : Menebus resep obat untuk dibawa pulang a. Cefadroxyl 2 x 1 ½ cth b.Solvitasirup 1 x 1 cth c. Salbutamol 1,3 mg d.Ambroxol 15 mg
3 x 1 dipuyer diberikan pada jam 06.00 dan 12.00 WIB
10. Pukul 14.00 WIB : Memberitahu keluarga pasien bahwa pasien diperbolehkan pulang Evaluasi I. Telah dilakukan pemberian terapi sesuai advis dokter yaitu : a. balita telah diinjeksi cefotaxim 500 mg secara intravena b. Balita telah mendapat obat per oral berupa : 1) Salbutamol 1,3 mg 3 x 1 dipuyer 2) Ambroxol 15 m 2. Ibu sudah menyibini anaknya 3. Orang tua balita bersedia untuk memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi balita. 4. Orang tua bersedia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sesuai anjuran. 5. Orang tua bersedia untuk melakukan kunjungan ulang ke poliklinik anak sesuai anjuran dokter 6. Ibu bersedia memberikan nutrisi pada anaknya 7. Telah melakukan pemberian terapi obat sesuai advis dokter :
59
a. Balita telah mendapat obat per oral berupa : 1) Solvita sirup 1x1 cth pada pukul 12.00 WIB 2) Salbutamol 1,3 mg 3) Ambroxol 15 mg
3 x 1 dipuyer diberikan pada jam 06.00 dan 12.00 WIB
8. Infus DS ½ NS 12 tpm telah dilepas pada pukul 13.00 WIB 9. Orang tua bersedia untuk membawa anaknya kontrol pada tanggal 20 mei 2015 10. Pasien pulang pukul 14.00 WIB
60
B. PEMBAHASAN Pada sub bab ini akan dibahas tentang kasus Yang penulis ambil yaitu balita sakit pada an. R umur 4 tahun dengan bronkitis akut dibandingkan dengan berbagai teori yang ada. Pelaksanaan studi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan menurut varney yang terdiri dari tujuh langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera/ antispasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi 1. Pengkajian data Menurut Hidayat (2008),
pengkajian balita dengan bronkitis akut
antara lain data subyektif yang meliputi identitas, keluhan utama, pada anak dengan bronkitis akut bisa berupa batuk berdahak dan sulit bernafas, nafas terengah- engah. Pada umumnya pasien bronkitis akut cenderung nafsu makannya berkurang karena anak sering rewel dan gelisah, pada umumnya pasien bronkitis pola eliminasinya tidak ada gangguan. Data obyektif yang dikaji meliputi status generalis KU, kesadaraan, TTV, BB/PB. Pada umumnya pasien bronkitis akut keadaan umumnya lemah, gerakan anak kurang aktif, pada umumnya pasien bronkitis akut tandatanda vital-nya seperti suhu tubuhnya mengalami peningkatan suhu, nadi, respirasi, dan pemeriksaan sistematis yang dilakukan meliputi kulit, kepala, muka, hidung, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, genetalia, anus dan ekstremitas. Pada umumnya pasien bronkitis akut muka biasanya terlihat pucat, tidak ada pembekakan dan simetris. Pada hidung umumnya ada secret yang keluar. Pada telinga umumnya tidak ada pengeluaran
61
cairan dan palpasi tidak ada nyeri tekan. Pada mulut umumnya terlihat pucat dan sakit. Pada dada umumnya ada retraksi dada. Menurut Somatri (2009) Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus bronkitis diantaranya:Radiologi (rontgen foto toraks) pada penderita kadang ditemukan peningkatan corakan bronkia, Uji fungsi paru (spirometri), Laboratorium darah rutin, pada penderita bronkitis kadang ditemukan peningkatan leukosit melebihi batas normal, Uji kultur (mikrobiologi sputum), diperlukan untuk pemilihan terapi dan antibiotic bila terjadi eksaserbasi. Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan objektif yang penulis peroleh pada kasus An. R umur 4 tahun terdapat diantaranya data subyektif yang meliputi identitas, Diketahui ibu mengatakan bahwa anaknya batuk berdahak, nafsu makan menurun sesak nafas dan panas, dan obyektif yang dikaji pada pemeriksaan fisik meliputi status generalis keadaan umum
lemah, kesadaraan composmentis, TTV meliputi suhu
36,40C, nadi 96/ menit, respirasi 29x/menit, berat badan 17 kg dan pada pemeriksaan sistematismuka pucat, hidung
simetris bersih tidak ada
benjolan terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada secret dihidung, Dada ada retraksi, terdengar rokhi basah dan ada bunyi hipersonor simetris kanan kiri, untuk pemeriksaan penunjang hanya dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin tidak dilakukan spirometri,radiologi karena tidak tersedianya fasilitas yang memadai.
62
Pada langkah ini terdapat kesenjagan antara teori dan kasus yaitu pemeriksaan spirometri, radiologi tidak dilakukan karena tidak tersedianya fasilitas yang memadai. 2. Interpretasi Data Pada langkah pada interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan (Varney, 2007). Diagnosa : anak sakit An X Umur.... tahun dengan bronkitis akut.Masalahyang muncul pada balita bronkitis adalah batuk berdahak, sulit mengeluarkan lendir sehingga anak sulit bernafas, kebutuhanya adalah istirahat yang cukup, banyak minum dan makan makanan yang bergizi (jika perlu diberikan multivitamin), pengawasan suhu tubuh, dan pemberian antibiotic jika penyebab bronkitis diketahui oleh bakteri (Swasanti &Putra, 2013). Pada kasus ini diagnosa kebidanan adalah An. R Umur 4 tahun dengan bronkitis akut. Masalahnya anaknya susah tidur dan rewel untuk kebutuhan beritahu ibu agar anaknya istirahat cukup, dan memberikan rasa nyaman pada anaknya. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. 3. Diagnosa potensial Menurut Varney ( 2007), diagnosa potensial yang terjadi pada balita denganbronkitisakutakanterjadiCOPD.Padakasus
An.
R
diagnosapotensialyangditetapkanyaituCOPD(cronicobstructivepulmonaryd isease).Pada kasus ini An. R tidak mengalami COPD karena adanya
63
antisipasi yang baik dari tim medis. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan teori dan praktek. 4. Antisipasi / Tindakan segera Tindakan segera adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi lain. Dapat dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi antibiotik
acetamenofen, obat
batuk,
antikolinergik
bronkodilator,
ekspetoran/ antitusif, analgesik, atau yang sesuai (Swasanti &Putra, 2013). Pada kasus An. R umur 4 tahun dengan bronkitis, kebutuhan terhadap tindakan segera yang dilakukan bidan adalah melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi obat. Dokter spesialis anak memberikan terapi antibiotik cefotaxim 500 mg/ 12 jam secara intravena, antipiretik paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth per oral, multivitamin solvita syrup 1 x 1 cth , puyer ( salbutamol 1,3 mg dan ambroxol 15 mg ) 3 x 1 per oral. Penulis tidak menemukan kesenjangan teori dan praktek 5. Perencanaan Menurut Hidayat(2011), langkah penanganan pada kasus bronkitis akut adalah Mengecerkan dan mengeluarkan sekret dengan cara minum yang banyak.Pemberian dengan cara uap (nebulizer).Pemberian obat jenis ekspetoran. Pemberian antibiotik dapat diberikan jika ada infeksi bakterial yang sering digunakan adalah penisilin dan kloramfenikol/ampisilin atau eritromisin.
64
Perencanaan yang dilakukan pada kasus An. R dengan bronkitis akut yaitu : Beritahu kepada ibu tentang keadaan anaknya, posisikan semi fowler, observasi batuk dan sesak nafas tiap 6 jam, berikan nebulizer ½ / 8 jam, observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi seperti antibiotik cefotaxim 500 mg/ 12 jam secara intravena, antipiretik paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth per oral, multivitamin solvita syrup 1 x 1 cth , puyer ( salbutamol 1,3 mg dan ambroxol 15 mg ) 3 x 1 per oral. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 5. Pelaksanaan Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efesien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan balita sakit pada An. R dengan bronkhitis akut dibuat.Pada langkah
sesuai dengan perencanaan yang telah
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek 6. Evaluasi Menurut
Hidayat (2011), evaluasi dari pelaksanaan asuhan
kebidanan pada An… umur … tahun dengan bronkitis adalah kembali efektifnya jalan nafas, suhu tubuh kembali kebatas normal, terpenuhinya kebutuhan aktivitas sehari- hari, terpenuhinya intake nutrisi secara adekuat, terpenuhinya informasi yang diperlukan klien. Setelah dilakukan tindakan dilakukan evaluasi sehingga asuhan yang diberikan kepada An. R dapat menyeluruh dan masalah dapat teratasi.
65
Asuhan pada hari pertama semua bisa terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan. kondisi balita yang berangsur baik ditandai dengan keadaan umum baik, nafsu makan baik, tidak batuk berdahak, tidak pilek, An.R tidak mengalami komplikasi ataupun yang berkelanjutan. Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari dengan hasil keadaan anak baik keluhan sesak nafas telah hilang dan pernafasan kembali normal.Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dan lahan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada bab ini, penulis merumuskan kesimpulan studi kasus dengan judul “asuhan kebidanan balita sakit pada An. R Umur 4 Tahun dengan Bronkitis Akut di RSU Assalam Gemolong Sragen” antara lain: 1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari pasien didapatkan data yaitu An. R umur 4 tahun dengan keluhan batuk (berdahak), nafsu makan menurun sesak nafas dan panas. Keadaan umum lemah, nadi 96x/ menit respirasi 34x/ menit dan suhu 38,50C, muka tidak oedem tapi pucat, hidung simetris bersih dan tidak ada benjolan terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada secret hidung, dada terdapat tarikan dinding dada ada bunyi hipersonor dan ronkhi basah. 2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan yaitu An.R Umur 4 Tahun dengan Bronkitis Akut. Masalah yang muncul yaitu anak susah tidur dan rewel, kebutuhanya adalah beritahu ibu agar anaknya istirahat cukup dan memberikan rasa nyaman pada anaknya. 3. Diagnosa potensial dari kasus ini adalah COPD (cronic obstructive pulmonary disease) dan pada An. R diagnosa potensial tidak terjadi 4. Antisipasi / tindakan segera pada An. R dengan bronkitis akut adalah pemberian antibiotik, mengkaji tanda- tanda distress pernafasan dan
66
67
observasi vital sign, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian perencanaan tindakan terapi pada An. R. 5. Perencanaan asuhan yang diberikan pada balita An. R yaitu memberitahu keadaan anaknya, memposisikan pasien semi fowler, melakukan observasi kondisi pasien, dan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
meliputi
pemasangan infus DS ½ NS 12 tpm, pemeriksaan laboratorium darah rutin, injeksi cefotaxim 500mg/12 jam, paracetamol syrup 4 x 1 cth, solvita syrup 1 x 1 cth, puyer (salbutamol 1,3 mg dan ambroxol 15 mg) 3 x 1. Rencana asuhan dapat diimplementasikan seluruhnya sehingga kondisi balita semakin membaik. 6. Pelaksanaan dalam pemberian asuhan pada balita An.R sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. 7. Evaluasi setelah dilakukan perawatan selama 4 hari keadaan anak baik pernafasan sudah kembali normal dan tidak sesak nafas 8. Asuhan kebidanan yang diberikan pada An. R terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada pengumpulan data dasar dan langkah perencanaan. Menurut teori,
pengumpulan data dasar dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium
darah rutin,
spirometri, dan radiologi. Namun karena tidak tersedianya fasilitas yang memadai, maka hanya dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin.
68
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat : 1. Bagi klien Agar orang tua klien segera mengunjungi sarana kesehatan apabila anaknya mengalami demam, batuk dan kesukaran bernafas sehingga anak segera mendapatkan penanganan yang optimal agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat yang dapat membahayakan nyawa balita. 2. Bagi RSU Assalam Gemolong Sebagai bahan pertimbangan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan bronkitis akut. Selain itu diharapkan agar RSU Assalam Gemolong dapat memenuhi fasilitas pemeriksaan penunjang seperti radiologi dan spirometri supaya penegakan diagnosa bronkitis yang tepat dapat dilakukan serta menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk penatalaksanaan bronkitis pada bayi dan balita. 3. Bagi pendidikan Diharapkan dapat untuk menambah referensi buku khususnya tentang asuhan kebidanan dengan bronkitis akut pada balita
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Proses penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : EGC Agustian, N. E 2009.Asuhan Kebidanan Pada By.A Umur 10 Bulan Dengan Bronkitis Akut Di RSU Assalam Gemolong Sragen. Unirversitas Sebelas Maret. Phd Hidayat, A.A.A. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika Hull, D. 2008. Dasar –Dasar Pediatrik. Jakarta : EGC Kemenkes RI. 2012. Survei demografi dan kesehatan indonesia (online) Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pernapasan. Yogyakarta : Gosyen Publishing Matondang. 2013. Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta : CV Sangung Seto Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihana Rahayu, P. S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit Pada An. T Umur 4 Tahun Dengan Bronkitis Di RSUD Surakarata. Universitas Sebelas Maret. Pdh Septiari, B. B. 2012. Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika Somantri, I. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan.Jakarta : Salemba Medika Swasanti, N & Putra, W S. 2013. Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit. Yogyakarta : Katahati Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohard