ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NY. A UMUR 56 TAHUN P3A1 DENGAN CA. SERVIKS DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Feri Kristalinawati NIM B.12 018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NY. A UMUR 56 TAHUN P3A1 DENGAN CA. SERVIKS DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Feri Kristalinawati NIM B.12 018
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal……………….
Pembimbing
DENY EKA WIDYASTUTI,S.ST.,M.Kes NIK. 201188075
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NY. A UMUR 56 TAHUN P3A1 DENGAN CA. SERVIKS DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh :
Feri Kristalinawati NIM B.12 018 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III kebidanan Pada Tanggal…………
PENGUJI I
PENGUJI II
Ernawati, S.ST.M.Kes
Deny Eka W, S.ST. M.Kes
NIK. 200886033
NIK. 201188075
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny. A Umur 56 Tahun P3A1 Dengan Ca. Serviks Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Deny Eka Widyastuti, S.ST M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, 10 juni 2015
Feri Kristalinawati
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Feri Kristalinawati B12 018
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA NY. A UMUR 56 TAHUN P3A1 DENGAN CA. SERVIKS DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN Xi + 79 halaman + 13 lampiran INTISARI Latar Belakang: Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan reproduksi, satu organ reproduksi yang paling penting dan sensitif adalah organ reproduksi. Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi diantaranya adalah infeksi saluran kencing, mioma uteri, kistaovari, endometritis, amenor, menometroragia, infertil,kista bartolini dan ca. Serviks. Di kota semarang pada tahun 2005 kasus kanker sebanyak 2.020 kasus, 55% kanker serviks, 45% bukan kanker serviks. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada tanggal 6 Oktober 2014, jumlah ibu dengan gangguan sistem reproduksi dari bulan januari 2013 September 2014 sebanyak 436 orang, pasien kasus kanker serviks sebanyak 11 orang (2,53%). Tujuan: Untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman nyata penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi dengan ca. serviks melalui pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan metode studi kasus. Lokasi pengambilan kasus ini di RSU Assalam Gemolong Sragen dilakukan pada bulan Desember 2014 – Juni 2015. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan data primer yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik ( Inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi ) dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil Penelitian: Hasil asuhan kebidanan yang diberikan selama 5 hari yaitu: ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya, ca. Serviks sudah teratasi, ibu sudah tidak merasa cemas, dan terapi sudah di berikan. Kesimpulan: Dari hasil pengkajian data, intepretasi data, diagnosa potensial antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan, dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Kata kunci : Asuhan kebidanan, gangguan sistem reproduksi, ca. serviks. Kepustakaan : 16 Literatur ( 2005-2014).
v
MOTTO 1. Setiap kesulitan adalah jembatan untuk maju, setiap penderitaan memberikan sinar pengharapan (penulis). 2. Jangan melihat kesuksesan seseorang diakhirnya saja tapi lihatlah poses perjuangan untuk mencapai kejayaannya (penulis). 3. Sesungguhnya masa depan itu benar-benar ada dan harapanmu tidak mungkin pernah hilang karena engkau lebih dari seorang pemenang (penulis). 4. Ilmu itu teman akrab dalam kesepian, sahabat dalam keterasingan (penulis). 5. Disiplin diri adalah asset terbesar dalam menjalani hidup ini (penulis).
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah dan bunda, terimakasih atas dukungan semangat dan doanya. 2. Kakak Feronika dan Kakak Musiam tersayang
terimakasih dukungan,
semangat dan doanya. 3. Sahabatku Lia Sholikha, Yuni rahmawati, Diah Puji Hastuti yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Pembimbing saya yang terbaik ibu Deny Eka Widyastuti,S.ST.,M.Kes terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam penyelesaian KTI. 5. Semua teman-teman dari kelas A-C angkatan 2012 STIkes Kusuma Husada, Semoga kita selalu siap, mau, dan mampu menjadi Bidan yang professional dan unggul dalam melaksanakan pelayanan asuhan kebidanan.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Feri Kristalinawati
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 15 September 1993 Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ngringin RT 8 RW 3, Wonorejo, Kalijambe, Sragen
Riwayat pendidikan 1. SD Negeri 1 Wonorejo
: Lulusan tahun 2006
2. SMP Negeri 2 Kalijambe
: Lulusan tahun 2009
3. SMA Muhammadyah 2 Gemolong
: Lulusan tahun 2012
4. DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta: Angkatan tahun 2012
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv INTISARI ....................................................................................................... v MOTTO ........................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi CURICULUM VITAE ................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis .......................................................................................... 7 B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................................... 18 C. Landasan Hukum .................................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi ........................................................................................... 38 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................................... 38 C. Subjek Studi Kasus............................................................................... 38 D. Waktu Studi Kasus ............................................................................... 39 E. Instrumen Definisi Operasional ........................................................... 39
viii
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39 G. Alat dan Bahan yang dibutuhkan ......................................................... 43 H. Jadwal Penelitian .................................................................................. 44
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus .....................................................................
45
B. Pembahasan ..........................................................................
69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
76
B. Saran .....................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Persetujuan ( Informed Consent ) Lampiran 7. Surat Permohonan Menjadi Pasien Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara ( Format Askeb ) Lampiran 9. Lembar Observasi Lampiran 10.Satuan Acara Penyuluhan Personal Hygiene dan Leaflet Lampiran 11.Satuan Acara Penyuluhan perawatan luka Leaflet Lampiran 12. Dokumentasi Lampiran 13.Lembar Konsultasi
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan disegala aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat khususnya wanita, dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ tubuhnya. Salah satu organ tubuh yang paling penting dan sensitive serta memerlukan perawatan khusus adalah organ reproduksi. Perubahan perilaku seksual mengakibatkan masalah besar, yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit hubungan seksual, dan penyakit radang panggul (Manuaba, 2010). Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan, demikian alat reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) hasilnya sangat mengejutkan. Kematian Ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama 15 tahun. Tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (Saputra, 2013). Menurut data dari Laila, dkk (2012), kanker yang terbanyak dialami wanita Indonesia adalah kanker serviks (36 % dari semua kanker pada wanita), dan 70% ditemukan dalam tahap lanjut. Di Indonesia, setiap satu jam
1
2
terdapat satu wanita yang meninggal karena kanker serviks. Profil kesehatan 2010 menyebutkan bahwa prosentase penyakit kanker leher rahim adalah 19,70% per 10.000 penduduk. Berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Semarang pada tahun 2005, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 2.020 kasus, 55% di antaranya adalah kanker leher rahim dan 45% diantaranya bukan kanker leher rahim (Dinkes, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen, pada rekam medik diperoleh data jumlah penderita pada kasus genekologi (gangguan reproduksi) dari bulan januari 2013 – september 2014 sebanyak 436 orang. Infeksi saluran kencing 116 orang (26,61%), mioma uteri 59 orang (13,54%), kista ovarium 79 orang (18,11%), endometriosis sebanyak 70 orang (16,05%), amenorea sebanyak 57 orang (13,07%), menometroragi sebanyak 21 orang (4,82%), infertile 14 orang (3,21%), dan kista bartholini sebanyak 9 orang (2,06%) Ca. Serviks 11 orang (2,53%). Pasien kanker serviks sangat membutuhkan pertolongan Paramedis karena penyakit ini akan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Berdasarkan data-data tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “ Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 Dengan Ca. Serviks di RSU Assalam Gemolong Sragen”.
3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian diatas masalah yang timbul adalah “Bagaimana peran dan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks di RSU Assalam Gemolong, Sragen dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney ?”.
C. Tujuan 1.
Tujuan umum Untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman secara nyata bagi penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks melalui pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney.
2.
Tujuan khusus a.
penulis mampu 1) Mampu
melakukan
pengkajian
pada
gangguan
sistem
reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. 2) Mampu menginterprestasikan
data
yang timbul, meliputi
diagnose kebidanan, masalah, kebutuhan kasus gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. 3) Mampu
mendiagnosa
potensial
kasus
gangguan
sistem
reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks.
4
4) Mampu melakukan antisipasi atau tindakan segera pada gangguan sistem Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. 5) Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. 6) Mampu melaksanakan perencanan asuhan kebidanan pada ganguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. 7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan kasus gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks. b.
Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek pada kasus gangguan sistem reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks.
c.
Penulis mampu memberi alternatif pemecahan masalah pada kasus gangguan sistem reproduksi pada Ny. A u.ur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks.
D. Manfaat Studi Kasus 1.
Bagi Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman secara langsung dalam menghadapi kasus pada kasus ganguan sistem reproduksi pada Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. ServikS
5
2.
Bagi Profesi Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan akurat dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks.
3. Bagi Institusi 1) Rumah Sakit Diharapkan agar rumah sakit dapat memberikan asuhan kebidanan kususnya pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks. 2) Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan kususnya pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks.
E. Keaslian 1.
Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa: Ayu Idaningsih (2004) Insitusi STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny.I umur 45 tahun dengan Kanker Serviks di RSUD Karanganyar”. Asuhan yang diberikan berupa mengobservasi KU dan TTV serta beri dukungan moril, pemeriksaan dengan melaksanakan
6
tindakan meditasi (ganti pembalut), Pemberian terapi tusiram 3x1, Quinobiotik 3x1, Artovik 3x1. Hasil asuhan yang telah diberikan selama 9 hari Ca. serviks telah teratasi setelah dilakukan tindakan histerektomi. Perbedaannya adalah pada pemberian terapi, keaslian menggunakan format data perkembangann SOAPIE dan studi kasus yang diteliti menggunakan data perkembangan SOAP Kesamaannya sama-sama mengunakan menejemen 7 langkah varney antara keaslian dan kasus yang didapat. Mengobservasi KU dan TTV serta beri dukungan moril, pemeriksaan dengan melaksanakan tindakan meditasi, Ca. serviks telah teratasi setelah dilakukan tindakan histerektomi.
BAB II TUJUAN PUSATAKA
A. Teori Medis 1.
Gangguan Sistem Reproduksi a.
Pengertian Gangguan
reproduksi
adalah
kegagalan
wanita
dalam
manajemen kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain-lain (Baradero, dkk., 2007). b.
Gangguan menstruasi Menurut Nugroho dan Utama (2014) macam-macam gangguan haid meliputi : 1) Sindroma Prementruasi (PMS) Sindroma Prementruasi (PMS) merupakan suatu keaadan dimana sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus mentruasi, gejala biasanya timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi di mulai. 2) Dismenorea Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
7
8
3) Amenorea ( Tidak Menstruasi) Amenorea adalah tidak Menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenorea primer, jika mentruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenorea sekunder. Amenorea yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui, dan setelah menopause. 4) Perdarahan Rahim Akibat Kelainan Fisik Adalah perdarahan rahim akibat kelainan fisik terhitung sebanyak 25% dari seluruh perdarahan abnormal pada wanita. 5) Perdarahan Rahim Disfungsional Adalah perdarahan abnormal akibat perubahan hormonal. Perdarahan rahim disfungsional paling sering terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif 20% kasus terjadi pada gadis remaja dan lebih dari 50% terjadi pada wanita yang berusi diatas 45 tahun. 75% dari perdarahan rahim yang abnormal merupakan perdarahan rahim disfungsional. 2.
Ca. Serviks a.
Pengertian Penyakit kanker serviks adalah pembunuh nomer satu yang hampir mengenai korbannya, kaum wanita. umumnya hampir semua jenis kanker seviks sulit terdeteksi pada stadium awal. Penyakit menyerang leher rahim, saluran rahim, bagian dalam rahim dan bisa
9
juga diluar rahim atau kandungan. Penyakit ini baru disadari atau dirasakan oleh penderita setelah muncul gejala-gejala kanker atau tanda-tanda berupa benjolan yang relative besar, yaitu 2-3 cm, terasa mengganjal, dan mulai teraba oleh tangan (Setiati, 2009). b.
Etiologi Sel servik pada awalnya berasal dari sel epitil serviks yang mengalami mutasi genetik. jika tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan pertumbuhan kanker. Penyebab utama kanker serviks adalah HPV (Human Papiloma Virus). Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV. Penyebaran Virus ini terutama melalui hubungan seksual. Faktor lain yang berhubungan dengan kanker serviks adalah aktivitas seksual terlalu muda (<16 tahun), jumlah pasangan seksual yang tinggi (>4 orang) karena hubungan erat dengan inveksi HPV. Penderita HIV beresiko menderita kanker serviks. Bahan karsiogenetik spesivik dari tembakau dijumpai dari dalam lendir serviks wanita perokok. (Saifuddin,dkk, 2006 ). Peranan HPV
ini menginfeksi membra basalis pada daerah
metaplasia dan zona transformasi serviks. Setelah menginfeksi sel epitil sebagian upaya untuk berkembang biak, virus ini akan meninggalkan sekuensi genomnya pada sel inang. Genom HPV berupa episomal (bentuk lingkaran dan tidak terintegrasi dengan DNA inang) dijumpai pada CIN (carvikal interaephitil neoplasia).
10
Penularannya
melalui hubungan seksual dengan masing–masing
kemampuan mengubah sel epitil serviks. Hubungan antara infeksi kanker serviks nampaknya jauh lebih kuat jika dibanding dengan merokok dan kanker paru-paru. Infeksi terjadi melalui kontak langsung. Pemakain kondom tidak cukup aman untuk mencegah penyebaran virus ini karena kondom hanya menutupi sebagian genetalia saja sementara labia, skrotum dan daerah anal tidak terlindungi (Saifuddin,dkk, 2006). c.
Patofisiologi CIN (carvikal interaephitil neoplasia) atau perubahan pra kanker. Menurut derajat patologiknya dibagi menjadi tiga (Desen, 2008) : 1) CIN I - hyperplasia atipikal ringan : yaitu 1/3 sel bagian bawah epitil skuamosa serviks lenyap dan tampak mitosis atipikal. 2) CIN II- hyperplasia atipikal sedang : yaitu 2/3 bagian epitil sekuamosa mengalami hyperplasia atipikal, hiterotopia sel jelas, mitosis banyak. 3) CIN III – hyperplasia atipikal berat mengenai 2/3 lebih lapisan epitil, hanya1-2 lapisan sel diseluruh lapisan epitil
d.
Stadium Kanker serviks Adapun stadium klinik dalam kanker servik uteri menurut Internasional Federation of Gynekology and obstertricus (FIGO) 2000 adalah sebagai berikut (Saifuddin, dkk, 2006) :
11
1) Stadium 0
Karisoma insitu, karisoma intra epitilial.
2) Stadium I
Karisoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri diabaikan).
3) Stadium Ia
Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat supervisial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalam invasi ke stroma tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm.
4) Stadium Ia1
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari3 mm tetapi tidak lebih dari 7 mm.
5) Stadium Ia2
Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7mm.
6) Stadium Ib
Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia.
7) Stadium Ib1
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm.
8) Stadium Ib2
Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm.
9) Stadium II
Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai1/3 bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai diding panggul
10) Stadium IIa
Telah melibatkan vagina tetapi belum melibatkan parametrium.
12
11) Stadium IIb
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding panggul.
12) Stadium III
Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis
atau
gangguan
fungsi
ginjal
dimasukkan dalam stadium ini, kucuali kelainan ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain. 13) Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum mencapai dinding panggul. 14) Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal. 15) Stadium IV
Perluasan ke luar organ reproduktif.
16) Stadium IVa Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rectum. 17) Stadium IVb Matastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul. e.
Gejala klinis kanker serviks Gejala akan muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi
keganasan
dan
menyusup
kejaringan
sekitarnya
(Nugroho, 2014): 1) Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara menstruasi setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause 2) Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
13
3) Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk. 4) Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan kelelahan 5) Nyeri panggul, punggung dan tungkai 6) Dari vagina keluar air kemih atau tinja 7) Patah tulang (fraktur) f.
Diagnosa kanker serviks Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut (Nugroho, 2014) 1) Pap smear Pap smer dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal akibatnya angka kematian kanker serviks pun menurun sampai lebih dari 50%. Setelah wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali/ tahun. jika selama 3 kali berturut turut-turut menunjukan hasil yang normal, pap smer dapat dilakukan 1 kali 2-3 tahun. Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukan stadium dari kanker serviks: a) Normal b) Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
14
c) Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas) d) Karisoma in situ( kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar. e) Kanker invasive ( Kanker telah menyebar kelapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya. 2) Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan
luka
pada
serviks
atau
jika
pap
smear
menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker serviks 3) Koloskopi (Pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar) 4) Tes sciller serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya bakan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. Untuk membantu menentukan stadium kanker dilakukan beberapa pemeriksaan berikut: a) Sitoskopi b) Rongten dada c) Urografi inravenad. sigmoidoskopi d) Skrining tulang dan hati g.
Penatalaksanan kanker serviks Langkah-langkah penatalaksanaan kanker serviks (Setiati, 2010) :
15
1)
Operasi Operasi adalah salah satu jenis perawatan kanker serviks serta
area
yang
Kebanyakan
berdekatan
penderita
kanker
dengan
kanker
tersebut.
awal
menjalani
serviks
histerektomi, yaitu operasi untuk mengankat leher rahim dan kandungan. Namun operasi ini tidak diperlakukan untuk kanker servik dini (stadium 0). Beberapa perempuan memerlukan
histerektomi
yang
radikal,
yaitu
operasi
pengangkatan kandungan, leher rahim, dan bagian dari vagina. Dengan salah satu dari histerektomi total atau radikal, ahli bedah mungkin mengangkat kedua tabung-tabung fallopi dan indung-indung telur (ovaries). Ahli bedah mungkin juga mengangkat simpul-simpul getah bening deket tumor untuk melihat apakah disana juga terdapat kanker. Jika sel-sel kanker telah muncul sipul-simpul getah bening, itu berarti penyakit telah menyebar pada bagian-bagian tubuh lain. 2) Terapi Radiasi Terapi
Radiasi
(Radiotherapy)
dilakukan
dengan
menggunakan sinar-sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Dokter akan menyarankan terapi radiasi sebagai pengganti operasi bagi penderita yang tidak dapat menjalankan opersi karena alasan-alasan medis. Dokter menggunakan 2 tipe
16
dari terapi ragiasi untuk merawat kanker servik, yaitu (Setiati, 2009) : a) External radiation Menerima radiasi eksternal dalam lima hari setiap minggu dan dilakukan selama beberapa minggu. b) Interna radiation intracavitary radiation Terapi ini dilakukan dengan menanam tabung-tabung tipis (implants) yang mengandung unsure unsure radioaktif didalam vagina untuk beberapa jam atau sampai tiga hari. selama proses ini dilakukan, pasien tinggal di rumah sakit. Agar melindungi orang lain dari radiasi, pasien tridak diizinkan menerima tamu. Radiasi internal dapat diulang dua kali atau lebih selama beberapa minggu. 3) Kemoterapi Kemoterapi adalah perawatan dengan menggunakan obatobatan
anti
kanker
untuk
membunuh
sel-sel
kanker.
Kemoterapi disebut pula terapiu sistemik (Systemic therapy) Karena obat-obatan masuk kedalam aliran darah dan dapat memengaruhi sel-sel diseluruh tubuh. Kemoterapi biasanya digabungkan dengan terapi radiasi untuk perawatan kanker serviks. Obat-obatan
anti-kanker untuk
kanker serviks
biasanya diberikan melalui suatu pembuluh darah. Pasien biasanya menerima perawatan dirumah sakit ataupun dirumah.
17
4) Nutrisi Nutrisi sangat penting untuk dikonsumsi selama perawatan kanker. Makan dengan baik berarti mendapatkan cukup kalori untuk mempertahankan berat badaan yang tepat dan protein yang cukup untuk mempertahankan kekuatan, Nutrisi yang baik bisa membantu penderita kanker merasa lebih baik dan mempunyai lebih banyak energi. Namun selama perawatan, Pasien bisa merasakan tidak nafsu makan, mual, muntah, ataupun luka-luka mulut. 5) Penyaringan (Screening) Penyaringan dapat membantu dokter mencari sel-sel yang tidak normal sebelum kanker berkembang agar kanker serviks dapat dicegah. Penyaringan juga daapat membantu mencari kanker dini sehingga perawatan bisa lebih efektif. Beberapa decade yang lalu, jumlah perempuan yang didiagnosa menderita kanker serviks menurun. Perempuan yang berusia 65-70 tahun dan telah melakukan sedikitnya tiga Tes Pap, serta tidak ada Tes Pap abnormal dalam 10 tahun terakir, bisa menghentikan
penyaringan
kanker
serviks.
Selain
itu,
perempua yang telah melakukan operasi untuk mengangkat kandungann dan leher rahim (total hysterectomy) juga perlu melakukan penyaringan. Akan tetapi, jika operasi yang dilakukan bersifat sebagai perawatan sel-sel sebelum bersifat
18
kanker,
maka
perempuan
itu
harus
terus
melakukan
penyaringan.
B. Teori manajemen Kebidanan menurut Varnaey 1.
Pengertian Manajemen Menajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Sari, 2012). Proses menajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah diantaranya (sari, 2012): a.
Identifikasi dan analisis masalah yang mencangkup pengumpulan data subyektif dan obyektif dan analisis dari data yang dikumpulkan/ dicatat.
b.
Perumusan (diagnosa) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul (potensial) serta penentu perlunya konsultasi, kolaborasi dan rujukan.
c.
Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
d.
Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenagngan.
e.
Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut.
19
Langkah I
: Pengkajian
Dalam tahap ini data/ fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif/ data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan (Sari, 2012) Data subjektif Data subjektif, berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya (Romauli, 2011). Jenis data yang dikumpulkan meliputi : a.
Biodata pasien 1) Nama ibu dan suami Untuk dapat mengenal atau memenggil nama ibu dan suami untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama (Romauli, 2011). 2) Umur Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan
dan
persalinan
adalah
20-30
tahun
ibu
yang
(Romauli,2011). 3) Suku/ bangsa Untuk
mengetahui
kondisi
sosial
budaya
mempengaruhi perilaku kesehatan (Romauli, 2011). 4) Agama Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan
20
yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama islam memanggil ustad dan sebagainya (Romauli, 2011). 5) Pendidikan Untuk mengetahui tinngkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Romauli, 2011). Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks biasanya ditemuka pada wanita yang memiliki tingkat pendidikan rendah. 6) Pekerjaan Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai (Romauli, 2011). 7) Alamat Untuk mengetahui ibu tingal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong itu. Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjugan pada penderita (Romauli, 2011). a) Keluhan Utama Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong klien datang ke bidan (Estiwidani, 2008). Pada kasus gangguan sistem reproduksi Ca. Serviks keluhan utamanya ibu merasakan nyeri saat berhubungan seks, keputihan yang
21
berbau busuk, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan (Nugroho 2014). b) Riwayat Menstruasi Hal yang perlu ditanyakan: Menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah yang keluar, menstruasi terakhir, adakah
disminorhoe,
gangguan
sewaktu
menstruasi
(metrorhagia, menoraghia), gejala premenstrual (Estiwidani, 2008). c) Riwayat Perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan, lama perkawinan, berapa kali menikah, dan menikah pertama usia berapa (Estiwidani, 2008). d) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Jumlah kehamilan dan kelahiran G (gravid), P (para), A (abortus), dan riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan, serta masalah/ gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, missal : preeklamsi, infeksi dll (Estiwidani, 2008). e) Riwayat Keluarga Berencana Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan: jenis kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti (bila tidak
22
memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi (Estiwidani, 2008). f)
Riwayat penyakit (1) Riwayat Penyakit Sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui
adakah
penyakit
lain
yang
bisa
memperberat keadaan klien seperti batuk, pilek dan demam (Estiwidani, 2008). (2) Riwayat Penyakit Sistemik Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit jantung, ginjal, ASMA/ TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsy serta penyakit sistemik lainnya seperti penyakit kelamin diantaranya bacterial vaginosis, trikomonas, dan candidiasis (Estiwidani, 2008). (3) Riwayat Penyakit Keluarga Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien. Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan misalnya jantung, diabetes, ginjal, kelainan bawaan (Estiwidani, 2008). (4) Riwayat Keturunan Kembar Untuk mengetahui riwayat keturunan kembar dalam keluarga (Estiwidani, 2008).
23
(5) Riwayat Operasi Untuk mengetahui apakah ibu pernah mendapat operasi atau belum (Estiwidani, 2008). g) Pola kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan pola makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Romauli, 2011). Pola nutrisi
: Untuk mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati
adakah
penurunan
berat
badan atau tidak pada pasien (Romauli, 2011). Pola eliminasi : Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK dan BAB (Romauli, 2011). Pola istirahat
: Untuk mengetahui seberapa lama inu tidur siang dan berapa lama ibu tidur malam (Romauli, 2011).
Aktivitas
: Untuk mengetahui aktivitas ibu seharihari (Romauli, 2011).
Personal hygiene :
untuk mengetahui kebersihan tubuh
meliputi frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian dalam atau ganti baju,
dan
cara
membersihan
alat
24
genetaliannya. Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks biasanya ditemui pada ibu yang memiliki kebiasaan personal hygiene yang jelek (Romauli, 2011). Pola seksual
: Untuk mengetahui berapa kali ibu melakuakan hubungan suami istri dalam seminggu dan ada atau tidaknya keluhan. Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan
Ca.
merasakan
Serviks tidak
biasanya
nyaman
ibu
dengan
keadaannya karena terasa nyeri saat melakukan hubungan suami istri ( Romauli, 2011). h) Data Psikologis Digunakan untuk mengetahui perasaan ibu menghadapi gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks sekarang ini (Nursalam, 2008). Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks ini biasanya didapatkan data psikologisnya adalah ibu merasa cemas dengan keadaannya.
25
Data Obyektif Pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang (Estiwidani, 2008). a.
Pemeriksaan Fisik. 1) Keadaan Umum
: Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, buruk, kemudian tingkat
kesadaran
dan
keadaan
emosional (Romauli, 2011). Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks didapatkan keadaann ibu sedang. 2) Kesadaran
: Terdiri dari composmentis, (kesadaran normal,
sadar
sepenuhnya,
dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), kesadaran apatis (keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, acuh tak acuh), kesadaran delirium (gelisah, disorientasi
(orang,
tempat,
waktu)
memberontak, berhalusinasi, berkhayal, kesadaran menurun, lambat,
somnolen respon mudah
(kesadaran
psikomotor tertidur,
yang namun
kesadaran dapat pulih bila di rangsang
26
(mudah
dibangunkan)
tetapi
jatuh
tertidur lagi, mampu member jawaban verbal) (Romauli, 2011). Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. serviks
didapatkan
kesadaran
ibu
compismentis. 3) Tanda Vital Tekanan darah
: Untuk
mengetahui
factor
resiko
hipertensi / hipotensi dengan satuan mmHg. Tekanan darah dikatakan tinggi bila >140/90 mmHg (Romauli, 2011). Suhu
: Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak, normalnya adalah 36-37,50c (Romauli, 2011).
Nadi
: Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung dalam 1 menit penuh normalnya adalah 60-80 x/menit dalam keadaan santai (Romauli, 2011).
Respirasi
: Untuk mengetahui sistem pernafasan pasien dalam waktu 1 menit penuh normalnya
adalah
(Romauli, 2011).
16-24
x/menit
27
Tinggi Badan
: Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Romauli, 2011).
Berat Badan
: Untuk mengetahui pertambahan berat badan pasien saat ditimbangan pada waktu
kunjungan
normalnya
pertambahan berat badan tiap minggu adalah 0,50 kg (Romauli, 2011). b.
Pemeriksaan Sistematis 1) Kepala Rambut
: Untuk mengetahui bersih atau kotor, warna,
mudah
rontok
atau
tidak,
berketombe atau tidak (Romauli, 2011). Muka
: Untuk mengetahui ada cloasma atau tidak, dan ada oedema atau tidak (Romauli, 2011).
Mata
: Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, konjungtiva merah muda atau tidak, seklera putih atau tidak (Romauli, 2011).
Hidung
: Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak, ada secret (Romauli, 2011).
atau tidak
28
Telinga
: Untuk mengetahui ada serumen atau tidak (Romaulu, 2011).
Mulut dan gigi
: Untuk mengetahui lidahnya bersih atau tidak, ada sariawan atau tidak, ada gusi yang mudah berdarah atau tidak, ada caries atau tidak (Romauli, 2011).
2) Leher
: Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
tyroid
dan
kelenjar
limfe
(Romauli, 2011). 3) Dada
: Untuk mengetahui normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola atau tidak, ada benjolan atau tidak, putting susu menonjol atau tidak (Romauli, 2011).
4) Abdomen
: Untuk mengetahui bentuk, ada bekas luka atau tidak,
dan
ada
nyeri
tekan
atau
tidak
(Romauli, 2011). 5) Anogenital a) Vulva Vagina : Untuk mengetahui normal atau tidak, ada varises pada vulva atau tidak, ada kemerahan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak (Romauli, 2011). b) Inspekulo
: Untuk mengetahui keadaan porsio dan servik (Romauli, 2011).
29
c) Pemeriksaan dalam : Pemeriksaa mengetahui
dalam keadaan
dikaji
untuk
porsio
dan
pengeluaran pervaginam (Romauli, 2011). 6) Anus
: Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak (Romauli, 2011).
7) Ekstremitas a) Varises
: Apakah ada varises atau tidak (Romauli, 2011).
b) Oedema
: Apakah ada oedema atau tidak (Romauli, 2011).
c) Reflek Patella : Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk (Romauli, 2011). c.
Pemeriksaan Penunjang Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnose, apabila diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium (Romauli, 2011).
Langkah II
: Interprestasi Data
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnose atau masalah kebutruhan pasien. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Kata masalah dan diagnose keduannya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnose,
30
namun membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien (Sari, 2012). a.
Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup
praktik
kebidanan
dan
memenuhi
standar
nomenklatur diagnosa kebidanan diagnosa kebidanan terdiri dari data dasar yang terdiri atas data subyektif dan data obyektif. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny…P…A… umur… tahun dengan gangguan sistem reproduksi dengan Ca . Serviks (Estiwidani, 2008). Data Dasar 1) Data subyektif a) Ibu mengatakan nyeri pada saat melakukan hubungan seksual b) Ibu mengatakan keputihan berbau busuk c) Ibu mengatakan nafsu makannya berkurang dan penurunan berat badan (Nugroho, 2014). 2) Data Obyektif a) Keadaan Umum
:
Baik
b) Kesadaran
:
Composmentis
c) Vital Sign
: Biasanya terjadi peningkatan suhu badan > 37,50c.
31
d) Vulva Vagina
:
Vulva tampak kemerahan (Romauli, 2011).
e) Porsio
: Ada luka dan
Mudah berdarah
( Romauli, 2011) b.
Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnosis. Masalah yang sering timbul pada kasus Ca. Serviks adalah cemas, gelisah dengan keadaannya (Hidayat, 2008).
c.
Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisi data. Kebutuhan yang diperlukan untuk kasus Ca Serviks adalah dukungan moral dan informasi mengenai Ca. Serviks (Hidayat, 2008).
Langkah III : Diagnosa Potensial Langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial dan diagnose potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang sudah diidentifikasi. (Widyastuti, dkk, 2008). Pada kasus kanker serviks diagnose potensial yang mungkin muncul: a.
Hemoragik shock disebabkan karena perdarahan yang terjadi
b.
Kanker serviks
Langkah IV : Antisipasi/ Tindakan segera
32
Tahap ini dilakukan bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan masalah ditegakkan, Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kalaborasi, dan melakukan rujukan. Beberapa data menunjukkan situasi emergensi sementara menunggu intruksi dokter, mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat (Sari, 2012). pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks dilakukan tindakan segera yaitu operasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Penyaringan (screening), dan pemenuhan nutrisi (Setiati, 2010) Langkah V
: Rencana Tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan,
konseling
dan
apakah
perlu
merujuk.
(Widyastuti, dkk, 2008) Rencana asuhan yang diberikan pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks
diantaranya
(Nugroho, 2014) : a.
Jelaskan pada klien tentang kondisinya.
b.
Beri informasi pada klien tentang Ca. Serviks.
c.
Beri dukungan moril pada klien untuk tidak cemas.
d.
Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya
33
e.
Jelaskan pada ibu bagaimana cara membersihkan daerah genital yang benar agar tetap bersih dan kering.
f.
Kalaborasi dengan dpkter dalam pemberian terapi
Langkah VI : Pelaksanan Tahap ini merupakan tahap pelaksanan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnose yang ditegakkan. Pelaksanan ini dapat dilakukan bidan secara kalaborasi dengan tim kesehatan lain (Sari, 2012) Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan Ca. serviks sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat (Nugroho, 2014): a.
Menjelaskan pada klien tentang keadaannya.
b.
Memberi informasi pada klien tentang Ca serviks.
c.
Memberi dukungan pada klien untuk tidak cemas.
d.
Pasien bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
e.
Menjelaskan pada ibu bagaimana cara membersihkan daerah genital yang benar agar tetap bersih dan kering
f.
Kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat
34
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksananya (Widyastuti, dkk, 2008). Evaluasi dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil: Evaluasi proses yaitu suatu kegiatan evaluasi dari data pengkajian sampai dengan mengidentifikasi masalah. untuk mendeteksi masalah. Untuk
mendeteksi
kegiatan
mulai
dari
pemeriksaan
sampai
pengumpulan data, menginterprestasi, merencanakan dan melaksanakan. Evaluasi hasil yaitu untuk menilai kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai perencanaan atau tidak bagaimana hasil dari kegiatan tersebut. Evaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada gangguan sistem reproduksi dengan Ca. Serviks antara lain (Nugroho, 2014) : a.
Ca. serviks dapat diatasi dengan baik.
b.
Klien sudah mengetahui tentang Ca. Serviks.
c.
Klien sabar menghadapi penyakit dan berserah diri kepada tuhan yang maha esa.
d.
Klien sudah memenuhi kebutuhan nutrisinya
e.
klien sudah paham dan mengerti tentang kebersihan daerah genetalia agar tetap bersih dan kering.
f.
sudah melakukan kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Metode pendokumentasian Dalam asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi Ny.x dengan kanker serviks penulis menggunakan metode 4 langkah
35
dinamakan SOAP yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanan kebidanan. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis (Rismalinda, 2014) : S
(Data Subjektif): Pengkajian data yang diperoleh dengan assasmen, berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Espresi pasien mengenai kekawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis, data akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. Data yang akan ditulis hanya mendukung dari diagnose saja.
O
(Data Objektif) Data berasal dari observasi yang jujur dari pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnosa lainnya. Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain lain dapat dimasukkan dalam sata objektif, data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
A
(Assasment/ Analisis) Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari
data
subjektif.
Analisis
yang
tepat
dan
mengikuti
perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pasien dapat terus diikuti dan diambil keputusan/ tindakan
yang
tepat.
Analisis
atau
assasment
merupakan
36
pendokumentasian manajemen kebidanan menurut varnay langkah kedua, ketiga dan keempat yang menyangkut diagnosis/ masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan (tindakan mandiri, kolaborasi, dan rujukan). P
( Planing) Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data yang bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisinya pasien seoptimal
mungkin
dan
mempertahankan
kesejahteraannya.
menurut Varnay masuk pada langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pelaksaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. C. Landasan Hukum Kewenangan bidan pengelola oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia dalam kasus gangguan sistem reproduksi dengan prolaps uteri bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam premenkes NOMER 1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 12 yang isinya:
37
Pasal 9: Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: 1.
Pelayanan kesehatan ibu
2.
Pelayanan kesehatan anak
3.
Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 12: Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pasal 9c, berwenang untuk: 1.
Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
2.
Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Menkes RI, 2010).
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan metode studi kasus merupakan penelitian yang menggambarkan (mendeskripsikan) fenomena yang ditemukan, baik itu faktor risiko, maupun suatu efek atau hasil (Notoadmojo, 2010). Studi kasus ini adalah Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 Dengan Ca. Serviks di RSU Assalam Gemolong Sragen.
B. Lokasi Studi kasus Menjelaskan tempat atau lokasi yang dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian, (Notoatmodjo, 2012 ). Lokasi pengambilan kasus ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong, Sragen.
C. Subjektif Studi Kasus Subyek adalah sumber utama data studi kasus, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang di teliti (Notoatmojo, 2010). Yang menjadi subjek studi kasus ini adalah Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan ca. Serviks.
38
39
D. Waktu dan Studi kasus Waktu
studi kasus adalah merupakan batas waktu
dimana
pengambilan data kasus diambil (Notoatmojo,2010). Waktu studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 15-28 juni 2015 di RSU Assalam Gemolong, Sragen.
E.
Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan data. Instrumen yang penulis pakai dalam pengambilan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu gangguan sistem reproduksi dan lembar status atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya (Notoatmojo, 2010). Instrumen yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini dengan menggunakan lembar format asuhan kebidanan 7 langkah varnay dengan gangguan reproduksi , lembaran observasi serta data perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data metode yang digunakan penulis adalah : 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya (Notoatmojo, 2010). Data primer diambil dengan cara.
40
a.
Pemeriksaan fisik pengkajian
kesehatan
merupakan
komponen
kunci
dalam
pembuatan klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis menopang pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2008). 1)
Inspekulo Inspekulo adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk
mengumpulkan
data
(Nursalam,
pengambilan kasus kanker serviks
2008).
Dalam
ini peneliti melakukan
inspeksi pada vulva vagina untuk melihat apakah ada varises, luka, pembengkakan, kemerahan,
pengeluaran pervaginam,
porsio ada luka dan mudah berdarah ( Romauli, 2011) 2)
Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu instrument yang sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperataur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi atau ukuran (Nursalam, 2008). Pada kasus ini pemeriksaan palpasi pada perut tidak teraba benjolan serta ada rasa nyeri perut bagian bawah
3)
Perkusi Perkusi adalah sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengentuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap
daerah
41
permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk mengidentivikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan. Perkusi dilakukan untuk mengetahui reflek patella pasien (Nursalam, 2008). Pada kasus Ca. Serviks pemeriksan perkusi dilakukan dengan memeriksa reflek patella. 4)
Auskultasi Askultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
(Nursalam, 2008). Pada pengambilan kasus ini penulis melakukan pemeriksaan askultasi untuk mendeteksi tekanan darah. b.
Wawancara Wawancara
yaitu
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dimana mendapatkan keterangan atau pendirian secara lesan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadap muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus wawancara dilakukan dengan Ny.A umur 56 tahun P3A1, keluarga klien, dan tenaga kesehatan. c.
Observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang berencana, antara lain meliputi melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
42
Dalam observasi menggunakan format asuhan kebidanan gangguan reproduksi untuk mengetahui antara lain, keadaan umum ibu, kasadaran, tanda-tanda vital, keluhan nyeri perut bagian bawah, dan hasil pemeriksaan penunjang. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan akan tetapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya, mempelajari status atau dokumentasi pasien, catatan asuhan kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder meliputi : a.
Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya laporan, catatan-catatan dibuku klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini yaitu status atau catatan pasien, rekam medik di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b.
Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik berupa teori-teori generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010). Studi kepustakan yang digunakan penulis adalah buku– buku dari tahun 2005 – 2014.
43
G. Alat dan Bahan Dalam pelaksanan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut: 1. Alat dan Bahan dalam pengambilan data (wawancara). a.
Format pengkajian pada gangguan sisitem reproduksi
b.
Buku tulis dan alat tulis
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi pra operasi a.
Gelas berwarna cokelat (warna standar)
b.
Kapas alcohol
c.
Kapas kering
d.
Bengkok
e.
Tabung hemometer dengan pembagian dalam gram persen dari normal
f.
Tensimeter, stetoskop, thermomether
g.
Jam tangan dengan petunjuk scond
h.
Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
3. Alat dan bahan dalam pengambilan data : a.
Format pengkajian asuhan kebidannan gangguan reproduksi
b.
Buku tulis
c.
Bolpoint
44
H. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan.Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2012 ). Jadwal terlampir.
45
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang
: Annisa
Tgl masuk
: 15 Juni 2015
No.register : 099065 A. TINJAUAN KASUS 1.
PENGKAJIAN Tanggal :15 Juni 2015 a.
Pukul : 07.30 WIB
Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama
: Ny. A
Nama
: Tn. G
2) Umur
: 56 tahun
Umur
: 60 tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
b.
5) Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SMP
6) Pekerjaan
: Tani
Pekerjaan
: Buruh
7) Alamat
: Kemiri RT 04 RW 09 Sumberlawang
Anamnesa (Data Subyektif) 1) Keluhan Utama Ibu mengatakan nyeri saat hubungan seksual sudah 6 bulan, mengeluarkan darah berupa flek-flek selama 6 bulan, keputihan berbau dan gatal sudah 1 tahun, ibu merasa cemas dengan keadaannya,
ibu
mengatakan
sudah
pernah
melakukan
46
pemeriksaan seminggu yang lalu, pernah mendapat terapi dokter klindamisin 300gr 3x1 sebanyak 12 tablet, asam mefamat 500gr 3x1 sebanyak 12 tablet, asamtranex 500gr 3x1 sebanyak 12 tablet dan saat ini ibu hanya ingin kontrol. 2) Riwayat Menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 12 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan jarak haidnya 28 hari
c) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya tidak teratur sejak 6 bulan terakhir d) Lama
: Ibu mengatakan lama haidnya 6 hari
e) Banyaknya
: Ibu mengatakan banyaknya ganti pembalut 2- 3x perhari
f)
Sifatdarah
: Ibu
mengatakan
sifat
darahnya
encer
kadang ada gumpalan darah berwarna merah segar g) Dismenorhoe : Ibu
mengatakan
merasakan
nyeri
saat
mestruasi
sampai
mengganggu
aktifitas 3) Riwayat perkawinan: a) Status perkawinan syah kawin 1 kali b) Umur menikah 16 tahun dengan suami 20 tahun c) Lama menikah 40 tahun jumlah anak 3 orang
tidak
47
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas
No
Tgl/Th Partus
Tempat Partus
Uk
Jenis Partus
Anak
Peno Long JK
1 2 3 4
1988 1991 1994 1996
BPM BPM Abortus BPM
9bl Spontan Bidan L 9bl Spontan Bidan P 4bl 9bl Spontan Bidan L
Keadaan Anak Sekarang
Nifas
BB (gr) 3000 2700
PB Kead (cm) 50 baik 49 Baik
3300
50
Baik
Laktasi lancar Lancar
Hidup Hidup
Lancar
Hidup
5) Riwayat KB No 1 2 3
Tahun Tahun Pemakaian Lepas Mini pil 1989 1990 Suntik 3 bl 1992 1993 Implan 1998 2003 Alkon
Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Alasan lepas Ingin mempunyai anak Ingin mempunyai anak lagi Sudah habis masa pakai
6) Riwayat penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan nyeri saat hubungan seksual mengeluarkan darah dari jalan lahir berupa flek-flek, berbau dan gatal b) Riwayat penyakit sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada bagian kiri dan tidak mudah berkeringat saat beraktifitas ringan
(2) Ginjal
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
nyeri
pinggang bagian kanan atau kiri serta jika BAK warnanya tidak seperti air teh (3) Asma
: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas
48
(4) TBC
: Ibu mengatakan tidak batuk lebih dari 2 minggu, nafsu makan berkurang, berat badan turun drastis, suhu badan tidak stabil kadang naik dan turun tiba- tiba
(5) Hepatitis
: Ibu mengatakan tidak pernah kuning pada mata, kulit dan kuku
(6) DM
: Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan tidak sering BAK pada malam hari
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/90 mmhg, nyeri tengkuk leher, sering pusing (8) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah kejang disertai keluar busa dari mulutnya
c) Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan keluarganya/ keluarga suami tidak ada yang mempunyai riwayat menurun seperti hipertensi, asma, jantung, DM dan dalam keluarganya/ keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti HIV, AIDS, TBC, Ca. Serviks d) Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar
49
e) Riwayat Operasi Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun 7) Data Psikologis Ibu merasa cemas dan takut karena penyakitnya 8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari a) Pola Nutrisi Ibu
mengatakan makan 3x sehari porsi sedang dengan
menu tidak seimbang, nasi, sayur kadang lauk dan minum 8 gelas per hari dengan minum hanya air putih, kadang teh dan kopi b) Eliminasi Ibu mengatakan setiap hari BAB 1x dengan konsistensi feces lembek berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas feces dan BAK 4-5x dengan konsistensi cair warna kekuningan dan berbau khas urin. c) Pola istirahat Ibu mengatakan istirahat tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-8 jam Keluhan: Ibu mengatakan tidak ada keluhan d) Pola aktifitas Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah sendiri kadang dibantu oleh anak dan bertani dibantu oleh suaminya
50
e) Pola seksualitas Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali dalam 2 minggu Keluhan : ibu mengatakan nyeri saat melakukan hubungan seksual f)
Pola personal hygine Ibu mengatakan mandi 2x sehari,ganti pakaian 2x, gosok gigi 3x sehari, keramas 2x seminggu
c.
Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1) Status generalis a) KeadaanUmum
: Baik
b) Kesadaran
: Composmentis
c) TTV
: TD:110/80 mmHg R :22x/m
d) TB
: 155 cm
e) BB
: 45 kg
N: 88x/ m S: 36,6OC
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Rambut panjang warna hitam ada uban, rambut rontok, tidak berketombe
(2) Muka
: Bersih, tidak ada odema, simetris
51
(3) Mata
: Conjungtiva merah muda, sklera putih, dan simetris
(4) Hidung
: Tidak ada benjolan, simetris, bersih
(5) Telinga
: Tidak ada secret,bersih dan simetris
(6) Mulut/gigi/gusi:Bersih, tidak ada caries, gusi tidak berdarah dan tidak ada stomatitis. b) Leher (1) Kelenjar Gondok
: Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Kelenjar limfe
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c) Dada dan Axilla (1) Dada
: Simetris, normal, tidak ada retraksi
(2) Mammae (a) Membesar
: Tidak ada pembesaran
(b) Tumor
: Tidak ada benjolan
(c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri
(d) Puting susu : Menonjol (e) Kolostrum
: Tidak ada
(3) Axilla (a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
(b) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan
52
d) Abdomen (1) Pembesaran hati
: Tidak ada pembesaran hati
(2) Benjolan / Tumor : Tidak ada benjolan (3) Luka operasi
: Tidak ada bekas operasi apapun
e) Anogenital (1) Vulva Vagina (a) Varices
: Tidak ada
(b) Luka
: Tidak ada
(c) Pembengkakan : Tidak ada (d) Kemerahan
: Ada kemerahan
(e) Nyeri/Tidak
: Nyeri
(f) Kelenjar bartholini : Tidak ada (2) Inspeculo (a) PPV
: Keluar darah berupa flek- flek dan berbau
(b) Porsio
: Berbenjol - benjol dan mudah berdarah
f)
Anus (1) Haemoroid
: Tidak ada
(2) Keluhan lain
: Tidak ada
g) Ekstremitas (1) Varices
: Tidak ada
(2) Oedema
: Tidak oedema
53
(3) Reflek patella
: positif kanan kiri
3) Pemeriksaan Penunjang a.
Pemeriksaan Laboratorium (1) Pemeriksaan darah rutin Tanggal 15 Juni 2015
HEMATOLOGI Hemoglobin Jumlah eritosit Jumlah leukosit Linfosit Granulosit Hematokroit MCU MCHC MCH Jumlah trombosit Gol.dar
HASIL 13,0 gm/dl 4,58 juta /µl 11,11 ribu/µl 21,2 % 74,1 % 41,1 % 90 fl 31,1g/dl 28,3 pg 253 ribu/µl B
NORMAL 12-16 4,20 – 5,40 4,50 -10 22 – 40 36 – 66 38- 47 80 -96 32- 37 27 – 31 150- 450
(2) Hasil Biopsi Tanggal 15 Juni 2015 Biopsi serviks uteri menunjukkan tumor ganas jenis ademonasquamosa carsinoma berdeferensiasi moderat. 2.
INTERPRETASI DATA Tanggal : 15 Juni 2015 a.
pukul : 08.00 WIB
Diagnosa Kebidanan Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan Ca. Serviks stadium 1b Data dasar:
54
Data Subjektif 1) Ibu mengatakan nyeri saat melakukan hubungan seksual sudah 6 bulan 2) Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir berupa flek-flek sudah 6 bulan 3) Ibu mengatakan keputihan berbau dan gatal sudah 1 tahun 4) ibu
mengatakan
sudah
pernah
melakukan
pemeriksaan
seminggu yang lalu pernah mendapat terapi dokter klindamisin 300gr 3x1 sebanyak 12 tablet, asam mefamat 500gr 3x1 sebanyak 12 tablet, asamtranex 500gr 3x1 sebanyak 12 tablet 5) ibu mengatakan saat ini ibu hanya ingin kontrol. Data Objektif 1) Status generalis a)
KeadaanUmum
: Baik
b) kesadaran
: Composmentis
c) TTV
: TD:110/80 mmHg R:22 x/m
d) TB/ BB
: 155 cm / 45 kg
2) Pemeriksaan Sistematis a) Anogenital (1) Vulva Vagina (a) Varices
: Tidak ada
(b) Luka
: Tidak ada
N: 89 x/ m S:36,60C
55
(c) Pembengkaan
: Tidak ada
(d) Kemerahan
: Ada kemerahan
(e) Nyeri
: Nyeri
(f) Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran b) Inspeculo (1) PPV
: Keluar darah berupa flek- flek dan berbau
(2) Porsio
: Berbenjol-benjol dan mudah berdarah
3) Pemeriksaan Penunjan Tanggal 16 juni 2015 a) Pemeriksaan Laboratorium HEMATOLOGI HASIL Hemoglobin 13,0 gm/dl Jumlah eritosit 4,58 juta /µl Jumlah leokosit 11,11 ribu/µl Linfosit 21,2 % Granulosit 74,1 % Hematokroit 41,1 % MCU 90 fl MCHC 31,1g/dl MCH 28,3 pg Jumlah trombosit 253 ribu/µl Gol.darah B b) Hasil Biopsi
NORMAL 12-16 4,20 – 5,40 4,50 -10 22 – 40 36 – 66 38- 47 80 -96 32- 37 27 – 31 150- 450
Tanggal 15 Juni 2015 Biopsi serviks uteri menunjukkan tumor ganas jenis ademonasquamosa carsinoma berdeferensiasi moderat. b.
Masalah Cemas terhadap penyakit yang di deritanya
56
c.
Kebutuhan Memberikan dukungan moril agar lebih tenang dan tidak cemas dengan keadaannya
3.
DIAGNOSA POTENSIAL Potensial terjadi kanker stadium lanjut
4.
TINDAKAN SEGERA Penyaringan (screening), pemenuhan nutrisi, kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi infus RL 20 tetes permenit, plasminex 300mg IV/8jam, klindamisin 300mg 3x1, asam mefamat 500mg 3x1 dan tindakan operasi histerektomi.
5.
PERENCANAAN Tanggal: 15 Juni 2015
Pukul: 08.30 WIB
a.
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien
b.
Beri informasi pada klien tentang ca.serviks stadium 1b
c.
Jelaskan pada ibu bahwa penyakitnya bisa ditangani dengan jalan operasi kemungkinan akan sembuh
d.
Beri dukungan moril pada klien untuk tidak cemas dan lebih tenang
e.
Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya tanpa ada pantangan makanan apapun
f.
Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan genetalianya agar tetap bersih dan kering
g.
Kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
57
6.
PELAKSANAAN Tanggal: 15 juni 2015 a.
Pukul 08.45 wib memberitahu hasil keadaan umum ibu baik TTV : TD:110/80 mmHg S:36,6OC
b.
R:20x/m
N: 84x/m
Pukul 08.50 wib memberitahu informasi tentang kanker serviks Bahwa kanker serviks adalah penyakit yang menyerang leher rahim, saluran rahim, bagian dalam rahim dan bisa juga di luar rahim atau kandungan. Kanker servik stadium 1b masih berada dalam jaringan serviks atau secara mikroskopis lebih dari 1a, lebih dari 4cm
c.
Pukul 08.55 wib menjelaskan pada ibu bahwa penyakitnya bisa ditangani dengan jalan operasi kemungkinan akan sembuh
d.
Pukul 09.00 wib memberikan dukungan moril bahwa penyakit ibu bisa ditangani dan ibu bersedia untuk selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
e.
Pukul 09.10 wib menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan tidak berpantang makanan apapun
f.
Pukul 09.15 wib menganjurkan ibu menjaga kebersihan genetalianya agar tetap bersih dan kering
g.
Pukul 09. 20 wib memberikan terapi pada klien 1) Infus RL 20 tetes permenit 2) Plasminex 1gram IV/ 8jam (10.00 wib, 18.00 wib, 02.00 wib) 3) klindamisi 300mg 3x1
(10.00 wib,18.00 wib, 02.00 wib)
4) Asam mefamat 500mg 3x1 (10.00 wib, 18.00 wib, 02.00 wib)
58
7.
EVALUASI Tanggal: 15 Juni 2015
pukul: 10.00 WIB
a.
Klien sudah mengetahui keadaan umum dan tanda-tanda vitalnya
b.
Klien sudah mengetahui tentang kanker serviks
c.
Klien bersedia untuk dilakukan tindakan operasi untuk penyembuhan sakitnya
d.
Telah diberikan dukungan moril dan ibu bersedia untuk selalu berdoa kepada tuhan yang maha esa
e.
Klien sudah memenuhi kebutuhan nuitrisinya untuk tidak berpantang makanan apapun
f.
Ibu sudah menjaga kebersihan genetalianya untuk tetap bersih dan kering
g.
Terapi sudah diberikan kepada klien
59
DATA PERKEMBANGAN KE I Tanggal 16 juni 2015
pukul : 05.00 wib
A. Data Subjektif 1.
Ibu mengatakan masih ada flek- flek
2.
Ibu mengatakan merasa tenang dan siap untuk dilakukan operasi
B. Data Observasi 1.
Keadaan umum
: Baik
2.
Kesadaran
: Composmentis
3.
TTV
: TD : 110/80 N : 88 x/m
S: 37OC R: 20 x/m
4.
Ekstermitas : Tangan masih terpasang infus RL 20 tetes permenit
5.
Inspeksi a.
Vulva / vagina
: Kemerahan
b.
PPV
: Keluar darah berupa flek-flek dan berbau
c.
Porsio
: Berbenjol – berbenjol dan mudah berdarah
C. ASSASMENT Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan ca.serviks stadium 1b D. Planing Tanggal 16 juni 2015 1.
Pukul 05.20 wib observasi keadaan umum, kesadaran dan TTV
2.
Pukul 05.30 wib anjurkan
ibu untuk tetap tenang dan lebih banyak
berdoa 3.
Pukul 05.35 wib siapkan informed consed
60
4.
Pukul 05.40 wib beritahu ibu untuk puasa mulai pukul 06.00 wib
5.
Pukul 05.45 wib beritahu akan dilakukan prosedur operasi
6.
a.
Pasang DC
b.
Lakukan Penyukuran (sceren)
c.
Baju operasi
Pukul 05.50 wib beritahu ibu rencana operasi pada hari ini pukul 13.00
E. Evaluasi 1.
Pukul 05.28 wib ibu sudah tahu keadaanya baik dan TTV TD : 110/80 mmHg S: 37OC
N : 88 x/m
R: 20 x/m
2.
Pukul 05.34 wib ibu bersedia untuk tetap tenang dan lebih banyak berdoa
3.
Pukul 05.39 wib ibu sudah menandatangani informed consed
4.
Pukul 05.43 wib ibu bersedia untuk puasa mulai pukul 06.00 wib
5.
Pukul 05.58 wib sudah dilakukan prosedur operasi a. DC sudah dipasang b. Sudah dilakukan penyukuran (sceren) c. Baju operasi sudah dipakai
6.
Pukul 13.00 wib telah dilakukan tindakan operasi
61
DATA PERKEMBANGAN II Tanggal 16 juni 2015
Pukul 19.00 WIB
A. Data Sunjektif Ibu mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
B. Data Objektif 1.
Pada luka operasi tidak terjadi pendarahan, tidak ada drainase
2.
O2 Terpasang 2 liter
3.
Keadaan Umum
: Baik
4.
Kesadaran
: Composmentis
5.
TTV
: TD:130/ 80 mmHg S: 370C N : 87 x/m
6.
Ekstermitas
R: 22x/m
: Tangan masih terpasang infus RL 20 tetes permenit
C. Assasment Ny. A umur 56 tahun dengan P3A1 dengan post histerektomy hari pertama D. Planning Tanggal 16 juni 2015 1. Pukul 19.05 wib beritahu hasil pemeriksaan keadaaan umum dan TTV Pagi
pukul 05.00 wib TD: 110/80mmHg N:88 x/m S:37oc
R:20 x/m
Siang pukul 13.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85 x/m S:36,7oc R:22 x/m Malam pukul 19.00 wib TD: 130/80 mmHg N:87 x/m S: 37cc R:22 x/m 2.
Pukul 19.10 wib anjurkan ibu untuk tidak makan dan minum sebelum kentut
62
3.
Pukul 19.15 wib beritahu ibu untuk teknik relaksasi nafas panjang untuk mengurangi nyeri
4.
Pukul 19. 20 wib anjurkan ibu untuk mobilisasi dini posisi miring kanan atau kiri
5.
Pukul 19.25 wib motivasi ibu untuk banyak berdoa kepada tuhan Nya
6.
Pukul 19.30 wib anjurkan ibu untuk banyak istirahat
7.
Pukul 19. 35 wib Kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi a. Asam mefenamat 300 mg 3x1 pukul: 20.00 wib, 04.00 wib, 12.00 wib b. Metronidasol 1gram IV/8 jam pukul: 20.00 wib, 04.00 wib, 12.00 wib c. Asamtranex 1gram IV/8 jam pukul: 20.00 wib, 04.00 wib, 12.00 wib d. Sefotaxin 1 gram IV/ 12 jam pukul: 20.00 wib, 08.00 wib
E. Evaluasi Tanggal 16 juni 2015 1. Pukul 19.09 wib ibu sudah tahu keadaannya baik dan TTV Pagi
pukul 05.00 wib TD: 110/80mmHg N:88 x/m S:37oc
R:20 x/m
Siang pukul 13.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85 x/m S:36,7oc R:22 x/m Malam pukul 19.00 wib TD: 130/80 mmHg N:87 x/m S: 37cc R:22 x/m 2. Pukul 19.14 wib ibu bersedia untuk tidak makan dan minum sebelum kentut 3. Pukul 19.19 wib ibu sudah melakukan tenik relaksasi nafas panjang untuk mengurangi nyeri 4. Pukul 19.23 wib ibu bersedia untuk melakukan mobilisasi dini posisi miring kanan atau kiri
63
5. Pukul 19.28 wib ibu selalu berdoa kepada tuhan nya 6. Pukul 19. 34 wib ibu untuk banyak istirahat 7. Pukul 19. 39 wib terapi sudah diberikan
64
DATA PERKEMBANGAN III Tanggal17 juni 2015
pukul 05.30 WIB
A. Data Subjektif 1.
Ibu mengatakan masih nyeri pada luka operasi
2.
Ibu mengatakan sudah kentut sejak tadi malam
3.
Ibu mengatakan sudah bisa miring kanan dan kiri
B. Data Objektif 1.
Pada luka operasi tidak terjadi pendarahan dan tidak ada drainase
2.
Keadaan Umum : Baik
3.
Kesadaran
: Composmentis
4.
TTV
: TD : 130/90 mmHg N : 89 x/m
5.
Ekstermitas
S: 37OC R: 24 x/m
: Tangan masih Terpasang Infus RL 20 tetes permenit
C. Assasment Ny. A umur 56 tahun dengan post histerektomy hari ke- 2 D. Planning Tanggal 17 juni 2015 1.
Pukul 08.00 wib observasi keadaan umum ibu dan TTV
2.
Pukul 08 10 wib anjurkan ibu untuk banyak minum air hangat sedikit demi sedikit
3.
Pukul 08. 15 wib anjurkan ibu untuk makan secara bertahap dan sedikit demi sedikit dan anjurkan untuk tidak berpantang seperti daging, ikan, telur
65
4.
Pukul 08.20 wib anjurkan ibu untuk belajar duduk dan mencoba untuk jalan
5.
Pukul 08.25 wib anjurkan ibu untuk banyak istirahat
6.
Pukul 08.30 wib motifasi ibu untuk tetap tenang dan berdoa
7.
Pukul 08.35 wib Aff DC
8.
Pukul 08.40 wib kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi a. Asam mefenamat 300 mg 3x1 pukul: 09.00 wib,17.00 wib, 01.00 wib b. Metronidasol 1 gram IV/8 jam pukul: 09.00 wib, 17.00 wib, 01.00 wib c. Asamtranex 1gram IV/8 jam
pukul: 09.00 wib, 17.00 wib, 01.00 wib
d. Sefotaxin 1gram 1V/12 jam
pukul: 12.00 wib, 24.00 wib
E. Evaluasi Tanggal 17 juni 201 1.
Pukul 08.08 wib Ibu sudah tahu keadaannya baik TTV: TD : 130/90 mmHg S: 37OC N : 89 x/m
R: 24 x/m
2.
Pukul 08.14 wib ibu sudah minum air hangat sedikit demi sedikit
3.
Pukul 08.19 wib ibu sudah makan secara bertahap dan sedikit demi sedikit untuk tidak berpantang seperti daging, ikan, telur
4.
Pukul 08.24 wib ibu sudah duduk dan mencoba untuk jalan
5.
Pukul 08.27 wib ibu bersedia untuk banyak istirahat
6.
Pukul 08.34 wib ibu bersedia untuk tetap tenang berdoa
7.
Pukul 08.39 wib DC sudah di Aff
8.
Pukul 09.00 wib terapi sudah diberikan
66
DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal 18 juni 2015
pukul 17.00 WIB
A. Data Subjektif 1.
Ibu mengatakan masih nyeri pada bekas luka operasi
2.
Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan kencing sendiri
B. Data Objektif 1.
Pada luka operasi tidak terjadi pendarahan dan tidak ada drainase
2.
Keadaan Umum
: Baik
3.
Kesadaran
: Composmentis
4.
TTV
: TD:120/90 mmHg N :88 x/m
5.
Ekstermitas
S: 36,8OC R: 22 x/m
: Tangan sudah tidak terpasang infus RL
C. Assasment Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan post hysterektomy hari ke-3 D. Planning Tanggal 18 juni 2015 1.
pukul :17.20 WIB
Pukul 17.20 wib observasi keadaan umum dan TTV Pagi pukul: 05.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85x/m S:36,7o R: 22x/m Siang pukul: 13..00 wib TD: 120/90 mmHg N:86x/m S:36,9oc R: 22x/m Malam pukul: 05.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85x/m S:36,8oc R: 22x/m
67
2.
Pukul 17.29 wib anjurkan ibu untuk memenuhi nutrisinya untuk tidak berpantang makanan seperti daging, ikan dan telur
3.
Pukul 17.35 wib anjurkan ibu untuk menjaga alat genitalianya agar tetap bersih dan kering
4.
Pukul 17.40 wib motifasi untuk selalu tenang dan berdoa kepada tuhannya
5.
Pukul 17.45 wib anjurkan ibu untuk banyak beristirahat
6.
Pukul 17.50 wib kalborasi dengan dokter dalam pemberian terapi a.
Klindamisin
300mg 2x1 pukul: 20.00 wib, 06.00 wib
b.
Asam mefamet 500mg 3x1 pukul: 18.00 wib, 02.00 wib, 10.00 wib
E. Evaluasi Tanggal 18 juni 2015 1. Pukul 17.20 wib Ibu sudah tahu keadaannya baik Pagi pukul: 05.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85x/m S:36,7o R: 22x/m Siang pukul: 13.00 wib TD: 120/90 mmHg N:86x/m S:36,9oc R: 22x/m Malam pukul: 17.00 wib TD: 120/80 mmHg N:85x/m S:36,8oc R: 22x/m 2. Pukul 17.34 wib Ibu bersedia untuk memenuhi nutrisnya untuk tidak berpantang makanan seperti daging, ikan dan telur 3. Pukul 17.39 wib ibu bersedia untuk menjaga alat genitalianya agar tetap bersih dan kering 4. Pukul 17.44 wib Ibu sudah tenang dan banyak berdoa kepada tuhannya 5. Pukul 17.48 wib Ibu bersedia untuk beristirahat 6. Pukul 18.00 wib terapi sudah diberikan
68
DATA PERKEMBANGAN V
Tanggal 19 juni 2015
pukul : 07.00 WIB
A. Data Subjektif Ibu mengatakan tidak ada keluhan B. Data Objektif 1.
Luka operasi kering tidak terjadi pendarahan dan tidak ada drainase
2.
Keadaan Umum : Baik
3.
Kesadaran
: Composmentis
4.
TTV
: TD : 120/80 mmHg
S : 36,9oC
N : 86 x/m
R : 20 x/m
C. Assament Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan post histerektomy hari ke- 4 D. Planning Tanggal 19 juni 2015 1. Pukul 08.10 wib observasi keadaan umum dan TTV TD : 120/80 mmHg
S : 36,9oC N : 86 x/m
R : 20 x/m
2. Pukul 08.15 wib anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tidak berpantang makanan seperti telur, ikan dan daging 3. Pukul 08.20 wib Anjurkan ibu tetap menjaga alat genitalianya agar tetap bersih dan kering 4. Pukul 08.25 wib Beri konseling tentang perawatan luka
69
5. Pukul 08.30 wib Kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi a. Klindamisin
300mg
2x1
pukul : 10.00 wib, 18.00 wib
b. Asam mefamat 500mg 3x1 pukul: 10.00 wib, 18.00 wib, 02.00 wib 6. Pukul 08. 35 wib rencana pasien boleh pulang dan anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi tanggal 26 juli 2015
E. Evaluasi Tanggal 19 juni 2015 1. Pukul 08.08 wib ibu sudah tahu keadaan nya baik dan TTV TD : 120/80 mmHg
S : 36,9oC N : 86 x/m
R : 20 x/m
2. Pukul 08.19 wib ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nurisinya untuk tidak berpantang makanan seperti telur, ikan dan daging 3. Pukul 08.24 wib ibu bersedia untuk tetap menjaga alat genitalianya agar tetapo bersih dan kering 4. Pukul 08.29 wib memberi konseling tentang perawatan luka 5. Pukul 08.34 wib terapi obat sudah diberikan a. Klindamisin
300mg 2x1 sebanyak12 tablet
b. Asam mefamat 500mg 3x1 sebanyak 12 tablet 6. Pukul 14.00 wib pasien pulang dan bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi tanggal 26 juli 2015
70
DATA PERKEMBANGAN VI
Tanggal 28 juni 2015
pukul: 08.00 wib
A. Data Subjektif 1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan 2. Ibu mengatakan saat ini hanya ingin kontrol saja B. Data Objektif 3. Luka operasi sudah kering tidak ada pendarahan dan tidak ada drainase 4. Keadaan Umum
: Baik
5. Kesadaran
: Composmentis
6. TTV
: TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S : 36,90c
R:22 x/m
C. Assasment Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan post histerektomy hari ke- 13 D. Planning 1. Pukul 08.30 wib beritahu hasil observasi keadaan dan TTV TTV : TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S : 36,90c R: 22 x/m
2. Pukul 08.35 wib anjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan anjurkan ibu untuk tidak pantang makanan seperti ikan, daging dan telur 3. Pukul 08.40 wib anjarkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan genitalianya agar tetap kering dan bersih
71
4. Pukul 08.45 wib kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi a. Klindamisin
300mg 2x1 sebanyak 10 tablet
b. Asam mefamat 500mg 3x1 sebanyak 10 tablet
E. Evaluasi 1. Pukul 08.34 wib ibu sudah tahu hasil observasi keadaannya baik dan TTV TTV : TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S : 36,90c R:22 x/m
2. Pukul 08.43 wib ibu bersedia untuk memenuhi nutrisi dan anjurkan ibu untuk tidak pantang makanan seperti ikan, daging dan telur 3. Pukul 08.49 wib ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan genitalianya agar tetap kering dan bersih 4. Pukul 08.53 wib terapi sudah diberikan a. Klindamisin
300mg 2x1 sebanyak 10 tablet
b. Asam mefamat 500mg 3x1 sebanyak 10 tablet
72
B. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang gangguan sistem reproduksi ca. serviks di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan teori yang ada. Karena penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan tujuh langkah Varney, maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut: 1.
Pengkajian Pengkajian pada langkah pertama ini dikumpulkan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik, sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang (Estiwidani, 2008). Pada kasus gangguan sistem reproduksi Ca. Serviks keluhan utamanya ibu merasakan nyeri saat berhubungan seks, keputihan yang berbau busuk, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan (Nugroho 2014). Pemeriksaan anogenital Vulva Vagina untuk mengetahui normal atau tidak, ada varises pada vulva atau tidak, ada kemerahan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak (Romauli, 2011). Inspekulo untuk mengetahui keadaan porsio dan servik (Romauli, 2011). Pada pengkajian Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan gangguan sistem reproduksi ca. Serviks diperoleh data subyektif dengan keluhan nyeri saat hubungan seksual, mengeluarkan darah flek- flek, keputihan berbau dan gatal dan ibu merasa cemas dengan keadaan yang dideritanya.
73
Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan. 2.
Interpretasi Data Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan diagnosa kebidanan terdiri dari data dasar, data subektif dan data objektif. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny...P...A...umur...tahun... dengan Ca. Serviks. Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanannya yaitu Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan ca. Serviks stadium 1b. Masalah yang sering timbul pada kasus ca. Serviks adalah cemas, dengan keadaannya (Hidayat, 2008). Dalam kasus ini masalah yang muncul pada Ny. A adalah cemas terhadap penyakit yang dideritanya. Kebutuhan yang diperlukan untuk kasus ca. Serviks adalah dukungan moral, agar pasien lebih tenang dan tidak cemas dengan keadaannya (Hidayat, 2008).
Kebutuhan dalam kasus ini adalah
dukungan moril agar lebih tenang dan tidak cemas dengan keadaannya. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan. 3.
Diagnosa Potensial Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu gangguan sistem reproduksi dengan ca. serviks apabila tidak segera mendapat penanganan yang tepat maka akan terjadi kaker serviks stadium lanjut (Prawirohardjo 2011). Dalam kasus ini diagnosa potensial adalah tidak terjadi kanker
74
serviks stadium lanjut karena telah dilakukan tindakan operasi histerktomi. Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan. 4.
Tindakan segera Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan ca. serviks bidan berkolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan segera yaitu screening, pemenuhan nutrisi, kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan tindakan operasi histerektomy. Dalam kasus ini tindakan potensialnya adalah dilakukan penyaringan (screening), pemenuhan nutrisi, kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi infus RL, plasminex, klindamisin, asam mefamat dan tindakan operasi histerektomi. Pada Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
5.
Perencanaan Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi (Estiwidani, 2008). Dalam langkah ini yang dapat dilaksanakan oleh bidan kalaborasi dengan dokter persiapan perencanaan tindakan operasi histerektomy. Perencanaan yang diberikan pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan ca. serviks diantaranya: a.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan tanda-tanda vital ( Varney, 2007 ).
75
b.
Memberi dukungan moril pada ibu supaya tidak cemas dengan keadaan yang sedang dialami saat ini( Hidayat, 2008 ).
c.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan tidakan histerektomy ( Stiati, 2010 ).
d.
Memberikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi ( Stiati, 2010 ).
e.
Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam pemberian terapi ( Stiati, 2010 ). Pada kasus ini perencanaan yang dilakukan
a.
Beritahahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan tanda- tanda vital
b.
Memberitahu dukungan moril pada ibu supaya tidak cemas dengan keadaan yang sedang dialami saat ini
c.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan tidakan histerektomy
b.
Memberikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi
c.
Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam pemberian terapi
Langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan. 6.
Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap pelaksanan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnose yang ditegakkan. Pelaksanan ini dapat dilakukan bidan secara kalaborasi
76
dengan tim kesehatan lain (Sari, 2012). Pada langkah kelima dilaksanakan oleh bidan, kalaborasi dengan dokter berupa persiapan perencanaan tindakan operasi histerektomy yaitu: a.
Ibu sudah tahu keadaan umum, kesadaran, dan tanda-tanda vital ( Varney, 2007 ).
b.
Ibu sudah tidak terlalu cemas dengan keadaan yang sedang dialami saat ini ( Hidayat, 2008 ).
c.
Memberikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi ( Manuaba, 2008 ).
d.
Ibu sudah tahu bahwa akan dilakukan tindakan operasi histerektomi (Stiati, 2010 ).
e.
Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam pemberian terapi ( Manuaba, 2008).
Pada kasus ini pelaksanaan yang dilakukan adalah a.
Ibu sudah tahu keadaan umum, kesadaran, dan tanda-tanda vital
b.
Ibu sudah tidak terlalu cemas dengan keadaan yang sedang dialami
c.
Memberikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi
d.
Ibu sudah tahu bahwa akan dilakukan tindakan operasi histerektomi
e.
Melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG dalam pemberian terapi Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
77
7.
Evaluasi Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benarbenar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Estiwidani, 2008). a.
Serviks dapat diatasi dengan baik.
b.
Klien sudah mengetahui tentang Ca. Serviks.
c.
Klien sabar menghadapi penyakit dan berserah diri kepada tuhan yang maha esa.
d.
Klien sudah memenuhi kebutuhan nutrisinya
e.
Klien sudah paham dan mengerti tentang kebersihan daerarah genetalia agar tetap bersih dan kering.
f.
Sudah melakukan kalaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny.A dan perawatan selama
6 hari. Hasilnya ca. serviks dapat teratasi dan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, serta ibu sudah merasa nyaman dengan keadaanya. Jadi evaluasi pada kasus ini sudah sesuai dengan teori.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah
penulis
melaksanakan
observasi
dengan
memberikan
manajemen asuhan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny.A Umur 56 Tahun dengan ca. serviks di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan pendekatan tujuh langkah varney, dapat diambil kesimpulan: 1.
Dari pengkajian pada Ny. A didapatkan data subjektif keluhan utama ibu mengatakan nyeri saat hubungan seksual, mengeluarkan darah berupa flek- flek, keputihan berbau dan gatal dan ibu merasa cemas dengan keadaan yang dideritanya. Sedangkan pada data objektif didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, serta keluar darah flekflek dan berbau, porsio berbenjol- benjol mudah berdarah.
2.
Dari intepretasi data pada kasus Ny.A didapatkan diagnosa kebidanan Ny. A umur 56 tahun P3A1 dengan ca. Serviks stadium 1b, dengan masalah yang timbul adalah ibu mengatakan cemas dengan keadaan yang sedang dialaminya saat ini serta kebutuhan yang dibutuhkan yaitu dukungan moril pada ibu agar tidak cemas dengan keadaannya.
3.
Diagnosa potensial pada kasus Ny.A umur 56 tahun P3A1 dengan ca. Serviks adalahl tidak terjadi kanker serviks stadium lanjut karena sudah dilakukan tindakan operasi histerektomi.
76
77
4.
Antisipasi yang diberikan pada kasus Ny.A yaitu pemenuhan nutrisi, kolaborasi dengan dr. SpoG dalam pemberian terapi infus RL 20 tetes permenit, plasminex 300mg IV/8jam, klindamisin 300mg 3x1, asam mefamat 500mg 3x1 dan tindakan operasi histerektomi.
5.
Rencana asuhan kebidanan pada Ny.A dengan gangguan sistem reproduksi ca. Serviks dilakukan secara menyeluruh yaitu: a.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan tanda-tanda vital.
b.
Beri dukungan moril pada ibu supaya tidak cemas dengan keadaan yang sedang dialami saat ini.
c.
Berikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi.
d.
Beritahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan tindakan operasi histerektomy
e.
Kolaborasi dengan dr. SpoG untuk pemberian terapi: Infus RL 20 tpm Kindamisin 300mg 3x1 Asam mefamat 500mg 3x1 Puasa 8 jam sebelum dilakukan tindaka operasi Pasang DC (dower cateter) Penyukuran (sceren) Baju operasi
78
Pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.A umur 56 tahun dengan ca. serviks sesuai dengan rencanaan yang telah dibuat. 6.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny.A dan perawatan selama 6 hari hasilnya ca. Serviks dapat teratasi dan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, ibu sudah merasa nyaman dengan keadaanya, setelah dilakukan tindakan operasi histerektomi. Jadi asuhan yang diberikan pada Ny.A umur 56 tahun P3A1 sesuai dengan perencanaan.
7.
Berdasarkan hasil pembahasan dari pengkajian sampai evaluasi tidak ada kesenjangan antara rencana tindakan dan pelaksanaan teori dan praktik.
B. SARAN 1.
Bagi bidan Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada kasus ibu dengan gangguan sistem reproduksi ca. serviks.
2.
Bagi Institusi dan Pendidikan a.
Bagi Rumah Sakit Diharapkan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan ca. serviks agar lebih tepat menangani kasus.
79
b.
Bagi Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada kasus gangguan sistem produksi ca. serviks.
c.
Bagi ibu Ibu diharapkan untuk lebih menjaga terhadap kesehatannya agar terdeteksi lebih dini bila terjadi kegawatan dan mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pertama pada tempat pelayanan kesehatan
.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, dkk. 2007. Penatalaksanaan Gangguan Sistem Reproduksi & Seksualitas. Yogyakarta :Fitramaya Desen, 2008. Onkologi Klinis. Jakarta: Balai penerbit FKUI Estiwidani, D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Hidayat, A.A.A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Laila, dkk. 2012 . Jurnal Ilmu KesehatanKeperawatan volume.8 No.2, Gembong: http// www.google.com/ Jurnal menurut SDKI Aki 2008 Ca. Serviks Manuaba, 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi social untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC Nursalam, 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nugroho dan Utama. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.Yogyakarta: Nuhaedika Notoatmojodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta Rismalinda. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: In Media Romauli, S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta :NuhaMedika Saifudin, dkk. 2006. Onkologi Ginekologi. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saputra.
2013. Prakarsa polity review. Jakarta: http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/Prakarsa%20Policy_Oktober_Rev 3-1.pdf. Tahun terbit Oktober 2013
Saraswati, Sylvia. 2010. 52 Penyakit Perempuan. Jogjakarta: Katahati Sari NR. 2012. Konsep Kebidanan. Yokyakarta: Graha Ilmu Setiati. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Jogjakarta: C.V Andi Offset