ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY. S DENGAN MENORAGIA DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
HERVI HILDA JUNISTIAN NIM B11 025
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. S di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu RetnoWulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan studi kasus. 5. Ny. S, yang telah bersedia menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,.......................2014
Penulis iv
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Nama : Hervi Hilda Junistian NIM : B11 025 ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY. S DENGAN MENORARGIA DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2014 ( xi halaman + 80 halaman + 12 lampiran) INTISARI Latar Belakang : Perubahan fisiologi dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menoragia adalah haid yang lama dan lebih banyak dari jumlah normal atau lebih dari 8 hari. Pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia dapat menyebabkan terjadinya anemia. RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Januari – Oktober 2013 terdapat 200 orang, terdiri dari kistoma ovari sebanyak 62 orang (31%), endometriosis sebanyak 60 orang (30%), prolap uteri grade IV sebanyak 45 orang (23%), dan menoragia sebanyak 33 orang (16%). Metodologi : Metode yang digunakan adalah deskriptif. Studi kasus ini mengambil lokasi di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan subyek studi kasus pada Ny. S dengan menoragia pada tanggal 15 Januari – 21 Januari 2014. Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil : Hasil studi kasus setelah diberikan asuhan kebidanan selama 7 hari. Didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas normal, pengeluaran pervaginam berhenti, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik serta menoragia teratasi. Kesimpulan : Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Gangguan Reproduksi, menoragia. Kepustakaan : literatur ( Tahun 2004 - 2013 )
v
MOTTO
Allah itu selalu dekat dihati kita walaupun kita tidak dapat menyentuhnya tetapi akal kita dapat menjangkaunya. Jangan pernah menyesali dengan kegagalan yang pernah kamu alami, karena Allah hanya ingin menunda untuk menyiapkan dirimu menerima kesuksesan yang tertunda. Jangan pernah merobohkan semangat juangmu dan membiarkannya merusak dan mematahkan semua keinginan dan cita-citamu. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Alinsyiroh:6) Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan adalah guru yang sangat berharga. Beranilah untuk menulis mimpi, untuk masa depanmu karena dengan itu kamu memiliki semangat untuk mewujudkan semua mimpimu, walaupun semua orang menganggap itu semua diluar batas kemampuanmu. Tuhan telah menciptakan rezeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya. Maka, jadikanlah dirimu pandai, rajinkanlah dirimu, jujurkanlah dirimu, jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti kebenaran yang kau katakan. Dan janganlah kau katakan yang tidak pernah kau lakukan, setialah kepada yang benar. (Mario Teguh) Jadikan setiap yang kita lakukan adalah ibadah dan lakukan itu semua dengan ikhlas untuk mencapai Ridho-Nya (Penulis) Dengan senyum, semua pekerjaan yang berat akan menjadi lebih ringan. Maka lakukan semua hal dengan tersenyum (Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk, kelancaran, kemudahan, rahmad dan hidayah-Nya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Papa dan mama tercinta terima kasih atas cinta kasihnya selama ini, yang selalu memberikan semangat dan dukungan, tetesan air mata, cucuran keringat, serta doa yang selalu mengalir kepada penulis untuk hidup dan masa depan. 3. Adikku tercinta (Megi) yang selalu memberikan support setiap langkahku. 4. Bu Retno yang telah sabar membimbingku hingga penulis mengerti tentang Karya Tulis Ilmiah ini. 5. RSU Assalam Gemolong Sragen, terima kasih telah diperkenankan mengambil kasus untuk Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Sahabat-sahabatku (Mbak Fina, Mbak Diana, Mbak Ria, Mbak Dita, Mbak Liya, Mbak Wahyu, Mbak Enggar, Mbak Trias,dan Kecil Nurul ) serta temanteman seperjuangan angkatan 2011 di STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Untuk seorang yang aku sayangi (Unyun), terimakasih atas dukungan dan doanya. 8. Almamater tercinta.
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus ......................................................................... 4 E. Keaslian Studi Kasus......................................................................... 5 F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6 BABII TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ....................................................................................... 9 1. Gangguan Reproduksi ................................................................. 9 2. Menstruasi ................................................................................... 11 3. Menoragia ...................................................................................14 B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................................ 19 C. Landasan Hukum .............................................................................. 38 D. Informed Consent .............................................................................. 40 BABIII METODOLOGI A. Jenis Studi ......................................................................................... 41 B. Lokasi Studi Kasus ............................................................................ 41 C. Subjek Studi Kasus ........................................................................... 41 D. Waktu Studi Kasus ............................................................................ 42 E. Instrumen Studi Kasus ...................................................................... 42 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42
ix
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan ............................................................... 45 H. Jadwal Penelitian .............................................................................. 46 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ................................................................................. 47 B. Pembahasan ...................................................................................... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 77 B. Saran ................................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus (dalam bentuk tabel) Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9. Lembar Observasi Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. Leaflet Lampiran 12. Lembar Konsultasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Data di beberapa negara industri menyebutkan bahwa seperempat penduduk perempuan
dilaporkan pernah mengalami menoragia, 21%
mengeluh siklus haid memendek, 17% mengalami perdarahan antar haid, dan 6% mengeluh perdarahan pasca senggama. Selain menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan haid ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yaitu 28% dilaporkan merasa terganggu saat bekerja
sehingga berdampak pada
bidang ekonomi (Anwar dkk, 2011). Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara lain. Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba, 2009). Upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak, masih memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi (Manuaba, 2009).
1
2
Untuk mencapai sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menghasilkan generasi sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal mungkin sehingga tercapai well health mother for well born baby(Manuaba, 2009). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, dinyatakan bahwa presentasi wanita usia subur di Indonesia sebanyak 10% mengalami haid tidak teratur. Salah satunya gangguan haid adalah menoragia. Menoragia adalah haid yang lama dan lebih banyak dari jumlah yang normal atau lebih dari 8 hari (Proverawati dan Siti, 2009). Menstruasi yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Gejala-gejala yang timbul akibat anemia diantaranya adalah nafas menjadi pendek, mudah lelah, jari tangan dan kaki menjadi lemas, sakit kepala, depresi, dan konsentrasi menurun (Manuaba, 2010). Berdasarkan studi awal atau pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober di RSU Assalam Gemolong Sragen, didapatkan jumlah kasus gangguan reproduksi pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2013 berjumlah 200 orang, terdiri dari kistoma ovari sebanyak 62 orang (31%), endometriosis sebanyak 60 orang (30%), prolap uteri grade IV sebanyak 45 orang (23%) dan menoragia sebanyak 33 orang (16%).
3
Berdasarkan data diatas, angka kejadian menoragia masih tinggi. Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen tahun 2014“.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Penulis mampu mempelajari, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan menoragia menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu : 1) Melakukan pengkajian pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 2) Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
4
3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan segera, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain secara rujukan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 5) Menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 6) Melaksanakan tindakan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. b. Menggali kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. c. Memberikan alternatif pemecahan masalah jika terjadi kesenjangan studi kasus pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia.
5
2. Bagi Profesi Sebagai bahan masukkan atau informasi bagi pelayanan kebidanan dalam
upaya
meningkatkan
mutu
pelayanan
kebidanan
dan
mengembangkan asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia. 3. Bagi Instansi Rumah Sakit Hasil kasus studi ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen. 4.
Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah pengetahuan atau referensi bacaan untuk institusi pendidikan, terutama pengetahuan tentang asuhan kebidanan dalam penanganan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
E. Keaslian Studi Kasus Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Menoragia”, sudah pernah dilakukan penelitian oleh : 1. Artika Citra Resmi (2009) dengan judul “Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn. I umur 17 tahun dengan menoragia dan anemi ringan di BPS Ny. E Mungseng Kabupaten Temanggung“. Hasil studi telah menggunakan manajemen Asuhan kebidanan dalam mengatasi masalah menoragia dengan cara pemberian terapi injeksi kalk 1 amp
6
500 mg/12 jam intravena, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari, sulfus ferrosus (fe) 1 x 1 tablet/hari, CTM (chlorpheniramin maleat) 1 x 1 tablet/hari, Amoxsan 500 mg 3 x 1 tablet/hari. Setelah 5 hari perawatan keadaan nona mulai membaik, perdarahan berhenti, dan boleh pulang. 2. Rini Wulandari (2013) dengan judul “Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. I P1A0 umur 27 tahun dengan menoragia di RSUD Karanganyar“. Hasil studi telah menggunakan manajemen Asuhan kebidanan dalam mengatasi masalah menoragia dengan cara pemberian terapi Amoxillin 500 mg 3 x 1 tablet/hari, Kalnex 500 mg 3 x 1 tablet/hari, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari. Setelah 4 hari perawatan keadaan ibu sudah membaik, perdarahan berhenti, dan boleh pulang. Persamaan studi kasus ini terletak pada terapi yang diberikan, sedangkan perbedaan studi kasus ini terletak pada judul, subyek, waktu, dan lokasi pengambilan kasus.
F. Sistematika Sistematika penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi 5 BAB yang terdiri dari :
7
BAB I
PENDAHULUAN Pada BAB ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada BAB ini terdiri dari pengertian gangguan reproduksi, etiologi, dan jenis - jenis gangguan reproduksi, pengertian menstruasi, siklus menstruasi, dan gangguan menstruasi, definisi menoragia,
etiologi,
tanda
dan
gejala,
patofisiologi,
penanggulangan, penanganan, dan komplikasi menoragia. Latar teori tentang asuhan kebidanan yang berisi tentang manajemen kebidanan 7 langkah varney yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial,
antisipasi
masalah,
perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, data perkembangan menggunakan SOAP, landasan hukum, serta informed consent. BAB III METODOLOGI BAB ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknis pengumpulan data, alat - alat yang dibutuhkan, dan jadwal penelitian. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Dalam BAB ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kasus ini berisi tentang pengkajian, interpretasi data,
8
diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi. Pembahasan berisi tentang kesenjangan studi kasus antara praktek dan teori yang diambil pada bab IV dan dasar teori yang diambil dari bab II mulai dari pengkajian sampai evaluasi. BAB V
PENUTUP BAB ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti pembahasan asuhan kebidanan pada ibu dengan menoragia. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan tanggapan. Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis dan operasional yang artinya saran itu pun dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS 1. Gangguan Reproduksi a. Pengertian Gangguan
reproduksi
adalah
kegagalan
wanita
dalam
manajemen kesehatan wanita (Manuaba, 2010). Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur reproduksi, keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain – lain (Baradero dkk, 2007). b. Etiologi Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Gangguan reproduksi yang biasanya terjadi, misal kista endometrium yang banyak dialami wanita yang memiliki kadar FSH dan LH (Kasdu, 2004). c. Jenis - jenis Gangguan Reproduksi 1) Gangguan Menstruasi Gangguan menstruasi menurut Manuaba (2009), terbagi menjadi :
9
10
a) Gangguan jumlah darah dan lama haid (1) Menoragia yaitu jumlah darah dan lamanya lebih dari batas normal. (2) Hipomenorea yaitu jumlah darah yang keluar sedikit. b) Gangguan siklus menstruasi (1) Polimenorea yaitu menstruasi yang sering terjadi. (2) Oligomenorea yaitu siklus menstruasi melebihi 35 hari. (3) Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari 3 bulan berturut - turut. c) Gangguan menstruasi / perdarahan di luar haid Perdarahan di luar haid disebut juga metroragia, yaitu perdarahan disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. 2) Nyeri Abdomen dan Panggul Nyeri abdomen dan panggul terbagi menjadi 2 yaitu : a) Nyeri akut Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri abdomen akut secara akurat merupakan keahlian penting dalam perawatan kesehatan wanita. b) Nyeri kronis Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang sering kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka waktu yang lama.
11
2. Menstruasi a. Definisi 1) Menurut Wiknjosastro (2006), haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. 2) Menurut Anwar, dkk (2011), menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi
cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang
dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran darah. b. Siklus Menstruasi Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Wiknjosastro, 2006). Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan - perubahan yang berkaitan erat dengan aktifitas ovarium. Menurut Proverawati dan Siti (2009), siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu : 1) Fase proliferasi / fase folikuler (hari ke-5 sampai hari ke-14) Fase ini ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan
12
merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 2) Fase ovulasi / luteal (hari ke-14 sampai hari ke-28) Fase ini ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meningggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan
hormon
progesteron
yang
berfungsi
untuk
mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada. 4) Fase pasca ovulasi / fase sekresi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang, dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi
13
untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofise aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya
sekresi
progesteron
maka
penebalan
dinding
endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. c. Gangguan menstruasi Menurut menstruasi
Manuaba
(2009),
setelah
memahami
siklus
sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa
gangguan menstruasi seperti : 1) Gangguan jumlah darah dan lama haid a) Menoragia, adalah bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan banyak, terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan disertai dengan gumpalan darah, serta lama haid lebih dari 8 hari. b) Hipomenorea, yaitu siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan
jadwal
menstruasi,
jumlahnya
sedikit,
dengan
kenyataan tidak banyak berdarah. 2) Gangguan siklus menstruasi a) Polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. b) Oligomenorea, siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan tetap sama.
14
c) Amenorea, yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut. 3) Gangguan menstruasi / perdarahan di luar haid Perdarahan di luar haid disebut juga metroragia, yaitu perdarahan disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis.
3. Menoragia a. Definisi 1) Menurut
Proverawati
dan
Siti
(2009),
menoragia
adalah
perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu lebih dari 8 hari dan ganti pembalut 5 – 6 kali per hari. 2) Menurut Anwar, dkk (2011), menoragia adalah perdarahan lebih dari 80 ml atau ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari dengan siklus yang normal teratur, jumlah darah sering kali tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar. b. Etiologi Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia disebabkan oleh : 1) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. 2) Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang sehingga menyebabkan kualitas miometrium yang tidak baik (Dewi, 2012).
15
3) Myoma uteri, disebabkan oleh kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik. 4) Hipertensi, karena dapat menurunkan kualitas pembuluh darah. 5) Dekompensio cordis, karena dapat menurunkan kualitas pembuluh darah. 6) Infeksi, dimana dapat menurunkan kualitas pembuluh darah misalnya endometritis, salpingitis. 7) Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik. 8) Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili. c. Tanda dan Gejala : Menurut Manuaba (2010), tanda dan gejala menoragia antara lain : 1) Masa menstruasi lebih dari 8 hari. 2) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam. 3) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis. 4) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam. 5) Mengganti pembalut lebih dari 6 kali per hari. 6) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. 7) Siklus menstruasi tetap / teratur. 8) Merasa lemas dan pusing (Sjanhidajat, 2004). 9) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa menstruasi.
16
10) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek - pendek (mirip gejala anemia). 11) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit dan perdarahan pervaginam lebih dari 80 ml/hari. 12) Conjungtiva pucat. 13) Terdapat adanya masa dalam ovarium dan uterus, serta adanya nyeri (Wiknjosastro, 2006). 14) Kenaikan tekanan darah (Proverawati dan Siti, 2009). d. Patofisiologi Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat penting dalam memahami etiologi dari menoragia. Empat fase merupakan siklus menstruasi, follicular, luteal, implantasi, dan menstruasi. Menanggapi gonadotropin - releasing hormone (GnRH) dari hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selama fase folikuler, hasil stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan endometrium. Ini juga dikenal sebagai fase proliferatif. Fase luteal rumit terlibat dalam proses ovulasi. Selama fase ini, juga dikenal sebagai
fase
sekretori,
progesteron
menyebabkan
pematangan
endometrium. Jika pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan. Tanpa pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan menstruasi (Manuaba, 2010).
17
Menurut Prawirohardjo (2009), adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid. e. Pananggulangan Menurut Dewi (2012), ada beberapa penanggulangan untuk menoragia antara lain : 1) Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan cairan akan membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk meminum air hangat, untuk meningkatkan aliran darah ke daerah panggul. 2) Perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau karena bisa membantu menambah darah dan tinggi protein untuk pertumbuhan jaringan. 3) Tempatkan handuk hangat disekitar perut bagian bawah. 4) Hindari meminum - minuman yang mengandung kafein, karena bisa memicu iritasi pada usus halus. 5) Meminum teh beraroma mint, lebih baik dalam keadaan hangat. 6) Melakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan peredaran darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri. f. Penanganan Menurut Anwar, dkk (2011), pengobatan medikamentosa untuk menoragia dapat dilakukan dengan cara :
18
1) Kombinasi estrogen progestin, tata cara pengobatan sesuai pada pengobatan perdarahan ireguler seperti pemberian dengan pil KB dosis 1 x 1 tablet sehari, diberikan secara siklik selama 3 bulan. 2) Progestin, diberikan bila terdapat kontraindikasi pemakaian estrogen serta tata cara pengobatan sesuai pada pengobatan perdarahan ireguler seperti MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per hari pada hari ke 16 - 25 siklus menstruasi. 3) NSAD (obat anti inflamasi nonsteroid) dapat memperbaiki hemostasis endometrium dan mampu menurunkan jumlah darah haid 20 - 50%. Seperti asam mefenamat dosis 250 - 500 mg 2 - 4 kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan dosis 600 - 1200 mg per hari. 4) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel yang terbukti efektif dan efisien dibandingkan operasi histerektomi pada kasus menoragia. Efek samping alat KB IUD yang sering ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat. 5) Bila perdarahan lebih dari 8 hari atau terapi dengan obat gagal, pemeriksaan lanjut menggunakan USG transvagina dan biopsi endometrium serta dianjurkan untuk pemeriksaan darah rutin. 6) Pada wanita usia 40 tahun keatas, wajib dilakukan kuret bertingkat
(fractional
curretage)
untuk
menyingkirkan
kemungkinan keganasan (Proverawati dan Siti, 2009).
19
g. Komplikasi Sebagai akibat dari perdarahan lama dan banyak, maka komplikasi yang sering terjadi yaitu anemia (Datta dkk., 2010).
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan - penemuan keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus untuk klien (Varney, 2007). 2. Langkah - langkah Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam situasi. Akan tetapi langkah tersebut biasa dipecah - pecah ke dalam tugas - tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Menurut Varney (2007), ada 7 langkah manajemen kebidanan : Langkah I : Pengkajian / Pengumpulan Data Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2008).
20
a. Data subyektif Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai langkah awal dari mengidentifikasi masalah dan menganalisis masalah (Estiwidani dkk, 2008). Pengkajian pasien meliputi : 1) Identitas pasien a) Nama pasien Dikaji pasien dengan nama jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau membedakan dengan pasien lainnya (Depkes, 2009). b) Umur Umur pasien dikaji untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya dengan pasien (Varney, 2007). c) Agama Dengan mengetahui agama
pasien,
maka petugas dapat
memberikan dukungan moril sesuai dengan kepercayaannya (Depkes, 2009). d) Suku / bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari - hari (Ambarwati dan Wulandari, 2008).
21
e) Pendidikan Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi pengertian dan tingkat
pengetahuan
pasien
terhadap
masalah
kesehatan
reproduksi (Depkes, 2009). f) Pekerjaan Pekerjaan akan mempengaruhi aktivitas, istirahat, gizi, tingkat sosial ekonomi, dan besarnya penghasilan (Depkes, 2009). g) Alamat Untuk mengetahui tempat tinggal pasien (Depkes, 2009). 2) Keluhan utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan gangguan menoragia (Varney, 2007). Sedangkan menurut Anwar, dkk (2011), pada pasien menoragia mengatakan menstruasi tetap / teratur, darah yang keluar banyak, dan lamanya tidak seperti biasa yaitu lebih dari 8 hari. Klien mengatakan merasa lemas dan pusing (Sjanhidajat, 2004). Serta mengatakan nyeri pada perut bagian bawah selama masa menstruasi (Manuaba, 2010). 3) Riwayat haid Riwayat menstruasi meliputi : a) Menarche untuk mengetahui usia menstruasi pertama (Varney, 2007).
22
b) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur atau normal (2 - 40), karena siklus haid setiap wanita berbeda - beda, berkaitan dengan usia klien (Dito dan Ari, 2011). Pada kasus menoragia siklus haidnya tetap / teratur (Anwar dkk, 2011). c) Lama haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid dari klien normal (3 - 7 hari), karena lama haid setiap wanita bebeda - beda (Dito dan Ari, 2011). Pada kasus menoragia lama haid lebih dari 8 hari (Anwar dkk, 2011). d) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang dari 2 per hari berarti normal dan lebih dari 5 per harinya patologi, normalnya yaitu 30 ml per hari (Wiknjosastro, 2006). Pada kasus menoragia jumlah haid yang keluar lebih dari 80 ml dan ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari (Anwar dkk, 2011). e) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui apakah ada nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang, dan paha serta gejala yang menyertai menoragia. Pada kasus menoragia pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah selama masa menstruasi (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut Wiknjosastro (2006), saat dilakukan palpasi abdomen terdapat masa dalam ovarium dan uterus, serta adanya nyeri.
23
4) Riwayat perkawinan Berapa kali kawin, berapa usia kawin pertama, berapa lama perkawinan, dan suami yang ke berapa (Wiknjosastro, 2006). 5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang perlu ditanyakan yaitu mengetahui riwayat obstetrik pasien yaitu berapa umur tiap kali melahirkan, cara persalinannya, tempat persalinan, penolong, apakah ada penyulit saat persalinan dan nifas, berapa lama masa nifas (hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi selama nifas), jenis kelamin anak yang dilahirkan, dan kondisinya sekarang (Ferrer, 2004). 6) Riwayat KB Riwayat KB ditanyakan untuk mengetahui pasien pernah menggunakan KB jenis apa, lama penggunaan, serta keluhan selama pemakaian kontrasepsi. Menoragia dapat terjadi akibat latrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat - obatan kemoterapi, obat - obatan anti imflamasi, dan obat - obatan anti koagulan (Varney, 2007). 7) Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang biasa memperberat keadaan pasien (Wiknjosastro, 2006).
24
b) Riwayat kesehatan yang lalu Apakah penderita pernah menderita suatu penyakit kronis, menular, penyakit infeksi, apakah pernah menjalani operasi, dan jenis operasi apa yang dialami serta kapan operasi tersebut (Wiknjosastro, 2006). c) Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular, penyakit menurun, serta keturunan kembar. Pada pasien menoragia anamnesa mengenai riwayat kesehatan perlu diperhatikan tentang adanya penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit menahun yang dicurugai sebagai penyebab perdarahan (Wiknjosastro, 2006). 8) Pola kebiasaan sehari - hari a) Pola nutrisi Menggambarkan tentang pola makan, jenis, dan frekuensi minum. Pada kasus menoragia disarankan untuk mengkonsumsi banyak sayuran hijau karena bisa membantu menambah darah dan tinggi protein untuk pertumbuhan jaringan (Dewi, 2012). b) Pola eliminasi Apakah ada keluhan BAK, bagaimana warnanya, berapa kali kencing dalam sehari, apakah ada keluhan BAB, bagaimana konsistensinya, berapa kali BAB dalam sehari (Wiknjosastro, 2006).
25
c) Istirahat Pola istirahat dikaji mengenai kebiasaan ibu tidur malam dan siang hari (Wiknjosastro, 2006). d) Personal hygine Berapa kali dalam sehari aktivitas mandi, gosok gigi, dan ganti pakaian serta bagaimana kebersihan daerah kelamin (Wiknjosastro, 2006). e) Hubungan seksual Untuk mengetahui berapa kali ibu melaksanakan hubungan seksual
dalam
seminggu
(Saifuddin, 2004). Pada
kasus
menoragia ibu tidak melakukan hubungan seksual karena darah yang keluar sangat banyak dan nyeri perut bagian bawah selama masa menstruasi (Manuaba, 2010). f) Data psikologis Untuk mengetahui perasaan pasien. Pada kasus menoragia pasien mengatakan cemas, letih, dan lelah (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut Sjanhidajat (2004), pasien mengatakan merasa lemas dan pusing.
b. Data obyektif Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009).
26
1) Pemeriksaan umum a) Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum pasien secara keseluruhan. Menurut Sulistyawati (2009), hasil pengamatan dengan kriteria sebagai berikut : (1) Baik yaitu jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan berjalan. (2) Sedang yaitu pasien memperlihatkan respon baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien tidak mampu berjalan sendiri. (3) Lemah yaitu pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu berjalan sendiri. Pada menoragia keadaan umum ibu sedang (Kumalasari, 2012). b) Kesadaran pasien Untuk mengetahui tingkat kesadaran. Menurut Varney (2007), tingkat kesadaran meliputi : (1) Composmentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab
sekelilingnya.
semua
pertanyaan
tentang
keadaan
27
(2) Apatis
yaitu
keadaan
kesadaran
yang
segan
untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. (3) Somnolen yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. (4) Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak - teriak, berhalusinasi, kadang berkhayal. (5) Supor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. (6) Koma yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon kuping terhadap cahaya). Pada pasien menoragia kesadaran composmentis (Kumalasari, 2012). c) Tanda - tanda Vital (1) Tekanan Darah : Untuk
mengetahui
faktor
resiko
hipertensi. Batas normal 120/80 mmHg (Saifuddin, 2007). Pada kasus menoragia disebabkan karena kenaikan tekanan darah (Proverawati dan Siti, 2009).
28
(2) Nadi
: Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2007). Denyut nadi normal 80 - 100 x/mnt (Perry, 2005).
(3) Suhu
: Untuk mengetahui suhu basal pada ibu, suhu badan yang normal adalah 36,5˚C sampai 37˚C (Prawirohardjo, 2009).
(4) Respirasi
: Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit batas normal dalam menit atau lebih dari 12 – 20 x/mnt (Saifuddin, 2004).
d) Tinggi Badan
: Untuk
mengetahui tinggi badan ibu
(Varney, 2007). e) Berat Badan
: Untuk
mengetahui
berat
badan
ibu
(Varney, 2007). 2) Pemeriksaan fisik a) Rambut
: Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih,
mudah rontok, dan berketombe
(Nursalam, 2009). b) Muka
: Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah oedema (Nursalam, 2009).
29
c) Mata
: Apakah conjungtiva anemia atau tidak, apakah sklera tampak ikterik atau tidak (Depkes, 2009). Pada pasien menoragia conjungtiva pucat (Manuaba, 2010).
d) Hidung
: Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak (Alimul, 2006).
e) Telinga
: Bagaimanakah
keadaan
telinga,
ada
serumen atau tidak (Depkes, 2009). f) Mulut / gigi / gusi
: Apakah ada stomatitis, bersih atau kotor, pada gigi caries atau tidak, pada gusi bengkak atau mudah berdarah atau tidak (Depkes, 2009).
g) Leher
: Apakah ada pembesaran kelenjar gondok, tumor, dan pembesaran kelenjar limfe atau tidak (Depkes, 2009).
h) Dada dan Axilla (1) Dada
: Untuk mengetahui normal atau tidak (Alimul, 2006).
(2) Mammae
: Untuk mengetahui bentuk buah dada, ada tumor tidak, simetris tidak, kolustrum ada tidak, dan hiperpigmentasi puting susu serta menonjol tidak (Alimul, 2006).
30
(3) Axilla
: Adakah tumor dan nyeri tekan atau tidak (Alimul, 2006).
i) Abdomen
: Adakah pembesaran hati, benjolan, nyeri tekan, adakah luka bekas operasi atau tidak (Depkes, 2009). Pada pasien dengan menoragia terdapat adanya nyeri tekan (Manuaba, 2010).
j) Anogenital
: Untuk mengetahui oedema atau tidak dan keadaan darah yang keluar normal atau tidak (Nursalam, 2009). Pada pasien menoragia darah yang keluar lebih dari 80 ml/hari (Anwar dkk, 2010).
k) Anus
: Apakah ada haemoroid dan ada keluhan lain atau tidak (Depkes, 2009).
l) Ekstremitas
: Simetris atau tidak, ada oedema dan varices tidak (Depkes, 2009).
3) Pemeriksaan penunjang Data
yang
diperoleh
dari
hasil
pemeriksaan
laboratorium,
pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), biopsi endometrium, serta pemeriksaan darah rutin. Pada kasus menoragia dilakukan USG, biopsi endometrium, pemeriksaan darah rutin (Anwar dkk, 2011). Hasil USG untuk mengetahui adakah kelainan dan polip endometrium atau tidak, hasil biopsi endometrium untuk
31
mengetahui terdapat masa dalam ovarium dan uterus atau tidak, serta adanya nyeri (Wiknjosastro, 2006), sedangkan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui adakah pembekuan darah atau tidak, serta untuk mengetahui Hb. Langkah II : Interpretasi Data Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data - data yang dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah digunakan karena masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasikan serta diagnosa tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2007). a. Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah “Ny. S P...A... umur... tahun dengan menoragia”. Dasar diagnosa tersebut adalah
:
Data Subyektif (Manuaba, 2010) : 1) Klien mengatakan siklus menstruasi tetap / teratur, darah yang keluar banyak, dan lamanya tidak seperti biasa. 2) Klien mengatakan cemas, lelah dan pusing.
32
3) Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah selama masa menstruasi. 4) Klien mengatakan ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari. Data Obyektif (Varney, 2007) : 1) Keadaan umum : sedang 2) Vital sign
kesadaran : composmentis
:
a) TD… mmHg (kenaikan tekanan darah) b) S….°C c) N….x/mnt d) R…x/mnt 3) Conjungtiva pucat. 4) Palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium dan uterus. 5) Terdapat perdarahan pervaginam dalam jumlah lebih dari 80 ml/hari. 6) Hasil pemeriksaan laboratorium 7) USG adanya polip endometrium dan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui Hb. b. Masalah Masalah
adalah
masalah
yang
berkaitan
dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian / yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2007). Masalah yang muncul pada ibu dengan menoragia berkaitan
33
dengan ketakutan pasien terhadap keadaan yang dialami seperti cemas, lelah, dan letih (Manuaba, 2010). c. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal - hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan ibu dengan menoragia adalah konseling, dukungan moral, dan tentang gizi
untuk
mengatasi
anemia
serta
memberikan
cara
penanggulangan menoragia pada klien (Dewi, 2012). Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa baru. Langkah ini membutuhkan antisipasi pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil mengamati dan bersikap siap bila hal tersebut benar - benar terjadi (Varney, 2007). Diagnosa potensial pada kasus menoragia adalah anemia (Datta dkk, 2010). Langkah IV : Antisipasi Langkah
ini
mencerminkan
kesinambungan
dari
proses
manajemen kebidanan. Manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama klien tersebut bersama bidan terus - menerus. Beberapa data mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan terus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa
34
ibu. Dalam kondisi tertentu klien mungkin juga akan memerlukan konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan kebidanan (Varney, 2007). Pada kasus menoragia perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan. Pada gangguan reproduksi dengan menoragia diberikan tablet Fe untuk membantu menambah darah dan agar tidak terjadi anemia serta kolaborasi dengan dokter spOG (Kumalasari, 2012). Langkah V : Perencanaan Perencanaan yaitu merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah - langkah sebelumnya (Varney, 2007). Langkah ini merupakan lanjutan dari diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi setiap rencana harus dapat disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan dengan efektif. Pada langkah ini tugas seorang bidan merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan bersama sebelum melaksanakannya. Semua petugas yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus mencerminkan nasional yang benar - benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang berhubungan dan up to date (Varney, 2007).
35
Rencana tindakan menurut Dewi (2012), pada menoragia antara lain : a. Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. b. Perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau. c. Tempatkan handuk hangat disekitar perut bagian bawah. d. Hindari meminum - minuman yang mengandung kafein. e. Minum teh beraroma mint, lebih baik dalam keadaan hangat. f. Lakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan peredaran darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri. Rencana tindakan menurut Anwar dkk, (2011), pada menoragia antara lain : a. Beri kombinasi estrogen progestin selama 3 bulan. b. Beri terapi progestin, misal MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per hari. c. Beri NSAD (obat anti inflamasi nonsteroid) seperti asam mefenamat dosis 250 - 500 mg 2 - 4 kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan dosis 600 - 1200 mg per hari. d. Pasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel. e. Lakukan USG transvagina dan biopsi endometrium, bila perdarahan lebih dari 8 hari atau terapi obat gagal. f. Lakukan kuret bertingkat pada pasien yang berusia 40 tahun keatas. Langkah VI : Pelaksanaan Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dilakukkan seluruhnya oleh bidan,
36
pasien, dan tim kesehatan lainnya. Menurut Varney (2007), jika bidan tidak melaksanakan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan (memastikan langkah - langkah tersebut). Pelaksanaan asuhan gangguan reproduksi dengan menoragia dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Langkah VII : Evaluasi Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan yang meliputi kebutuhan benar - benar telah terpenuhi secara efektif atau tidak (Varney, 2007). Menurut hellen varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah untuk mengetahui apa yang telah dilakukkan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Rencana tersebut dapat efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya seperti keadaan umum baik, vital sign meliputi nadi, suhu, respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal, perdarahan berhenti dan kembali normal, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik (Wiknjosastro, 2006). 3. Data Perkembangan Dari hasil evaluasi sebelumnya dapat dilakukan asuhan kebidanan menggunakan langkah SOAP. 7 langkah Varney disarikan menjadi 4
37
langkah, yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planing). SOAP disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan klien. Menurut Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/VII/2007 adalah sebagai berikut : S : Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien, melalui anamnesa sebagai langkah I Varney. O : Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney. A : Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi 1) Diagnosa atau masalah. 2) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial. 3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi, dan rujukan sebagai langkah II, III, dan IV Varney. P : Planing Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan
dan evaluasi
perencanan berdasarkan Assesment sebagai langkah V, VI, dan VII Varney.
38
C. Landasan Hukum 1. Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.369/Menkes/SK/VII/2007
dalam
Kompentensi Bidan yang ke-9 tentang Asuhan pada Wanita atau Ibu Gangguan Reproduksi yang berisi : Melaksanakan asuhan kebidanan kepada wanita atau ibu yang mengalami gangguan sistem reproduksi. a. Pengetahuan dasar 1) Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS. 2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi. 3) Tanda, gejala, dan penatalaksanaan kelainan ginekologi, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. b. Pengetahuan tambahan 1) Mikroskop dan penggunaannya. 2) Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan apusan. c. Keterampilan dasar 1) Mengidentifikasi gangguan dan kelainann sistem reproduksi. 2) Melaksanna pertolongan pertama pada wanita atau ibu yang mengalami gangguan reproduksi. 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada wanita atau ibu gangguan sistem reproduksi.
39
4) Memberi pelayanan dan pengobtan sesuai dengan kewenangan pada kelainan ginekologi, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaaan haid. 5) Mendokumentasikan temuan dan intervensi yang dilakukan. d. Keterampilan tambahan 1) Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopause. 2) Mengobati perdarahan abnormal dan abortus spontan (jika belum sempurna). 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada wanita atau ibu yang mengalami gangguan reproduksi. 4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan sistem reproduksi, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. 5) Mengguanakan mikroskop untuk pemeriksaan apusan vagina. 6) Mengambil dam memproses pengiriman sediaan apusan vagina. 2. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggarakan praktik bidan. Terutama pasal 9 berisi tentang bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
40
Juga dalam pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk : a. Memberikan
penyuluhan
dan
konseling
kesehatan
reproduksi
perempuan dan keluarga berencana, dan b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Suryani, 2007).
D. Informed Consent Persetujuan yang diberikan oleh klien atau kelurga atas dasar informasi dan kejelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut (Saifuddin, 2004). Persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien / pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan (IBI, 2005).
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S dengan menoragia.
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi
merupakan
tempat
pengambilan
kasus
dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini lokasi yang digunakan adalah RSU Assalam Gemolong Sragen.
C. Subyek Studi Kasus Subyek adalah sumber utama data studi kasus, yaitu yang memiliki data mengenai variabel - variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Subyek yang digunakan dari studi kasus ini adalah Ny. S dengan menoragia.
41
42
D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 15 Januari – 21 Januari 2014.
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen studi kasus adalah alat - alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus dengan menoragia, penulis menggunakan format asuhan kebidanan 7 langkah varney dengan gangguan reproduksi dan data perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009). 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek penelitian oleh perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Pada Ny. S dengan menoragia cara mendapatkan data primer dalam pengumpulan data antara lain : a. Pemeriksaan Fisik Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis. Pemeriksaan fisik secara sistematis yaitu :
43
1) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik, dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data (Nursalam, 2009). Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki. Pada kasus menoragia inspeksi yang digunakan adalah melihat ada pengeluaran darah pervaginam (Varney, 2007). Pada studi kasus ini terdapat pengeluaran pervaginam dari pembalut ±80 cc berupa darah merah kecoklatan dan menggumpal. 2) Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indera peraba, tangan, dan jari - jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi, dan ukuran (Varney, 2007). Pada kasus menoragia dilakukan pemeriksaan bimanual atau palpasi mencakup pengkajian terhadap adanya masa dalam ovarium dan uterus, serta adanya nyeri (Wiknjosastro, 2006). Pada studi kasus ini terdapat massa dalam ovarium dan uterus serta Ny. S merasa nyeri. 3) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ untuk mendeteksi perbedaan dari normal (Varney, 2007). Pada kasus menoragia pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak (Wiknjosastro, 2006).
44
Pada studi kasus ini pemeriksaan tekanan darah pada Ny. S dalam batas normal. b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana pewawancara mendapat keterangan langsung atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran studi kasus (responden) atau bercakap - cakap bertatap muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010). Wawancara akan dilakukan dengan tanya jawab langsung pada pasien Ny. S, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010). Menurut Salmah (2006), observasi yang dilakukan antara lain : 1) Keadaan umum 2) Kesadaran 3) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi. 4) Observasi output : pengeluaran pervaginam. Pada kasus Ny. S, observasi yang dilakukan antara lain : keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam.
45
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dapat diperoleh dari : a. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
semua
bentuk
informasi
yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun tidak resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, catatan - catatan di dalam kartu klinik, sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi, seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Dalam studi kasus menoragia dokumentasi diambil di rekam medis RSU Assalam Gemolong Sragen. b. Studi Kepustakaan Menurut
Notoatmodjo
(2010),
studi
kepustakaan
adalah
memperoleh berbagai informasi baik berupa teori - teori, generalisasi, maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku - buku sumber yang ada. Pada kasus menoragia penulisan menggunakan bahan referensi dari tahun 2004 sampai tahun 2013.
G. Alat - alat yang dibutuhkan Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Menoragia”, penulis menggunakan alat alat sebagai berikut :
46
1. Alat - alat dan bahan dalam pengambilan data : a. Format asuhan kebidanan gangguan reproduksi b. Alat tulis : buku tulis dan bolpoin 2. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi : a. Vital sign 1) Tensimeter 2) Stetoskop 3) Termometer 4) Jam tangan 5) Timbangan berat badan b. Perawatan 1) Sarung tangan 2) Air hangat 3. Alat dan bahan pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi. 4. Pemeriksaan Laboratorium Alat untuk pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan Hb.
H. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian adalah menguraikan langkah - langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan (Notoatmodjo, 2010). Jadwal (terlampir).
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS Ruang
: Anissa
Tanggal masuk
: 15 Januari 2014
Pukul
: 08.10 WIB
No Register
: 07-50-47
I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS SUAMI
1. Nama
:Ny. S
Nama
: Tn. Y
2. Umur
: 30 tahun
Umur
: 35 tahun
3. Agama
: Islam
Agama
: Islam
4. SukuBangsa
: Jawa
SukuBangsa
:Jawa
5. Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMP
6. Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
7. Alamat : Gomok Rejo Rt. 6, Gondang Rawe, Andong, Boyolali
B. ANAMNESA 1. Keluhan Utama Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang menstruasinya terus - menerus dengan jumlah lebih banyak dari
47
48
biasanya dan darahnya menggumpal dengan ganti pembalut 5 7 kali/hari sampai penuh, badan lemas dan pusing. 2. Riwayat Menstruasi a. Menarche
: Ibu mengatakan menstruasi pertama kali umur 13 tahun.
b. Siklus
: Ibu mengatakan siklus menstruasi ± 30 hari.
c. Lama Sebelum sakit
: Ibu mengatakan lama menstruasi ± 6 hari.
Selama sakit
: Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang masih menstruasi.
d. Banyaknya Sebelum sakit
: Ibu mengatakan dalam sehari 3 kali ganti pembalut.
Selama sakit
: Ibu mengatakan dalam sehari 5 - 7 ganti pembalut.
e. Teratur / tidak teratur Ibu mengatakan menstruasinya 1 bulan ini teratur. f. Sifat darah Sebelum sakit
: Ibu mengatakan sifat darah menstruasinya encer dan merah kecoklatan.
Selama sakit
: Ibu mengatakan sifat darah menstruasinya menggumpal dan merah kecoklatan.
49
g. Dismenorhoe Sebelum sakit
: Ibu mengatakan kadang-kadang nyeri perut saat menstruasi.
Selama hamil
: Ibu mengatakan nyeri perut.
3. Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan status perkawinan syah, kawin 1 kali, umur 20 tahun tahun dengan suami umur 25 tahun, lama pernikahan 10 tahun, mempunyai 1 orang anak. 4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu No
Tgl/thn
Tempat
Umur
Jenis
Peno
Partus
Partus
Khmln
Partus
Long
Anak JK
BB
Nifas
Keadaan
PB Keadaan Laktasi Anak Sekarang
1
25-08-
Bidan
9 bulan
Spontan Bidan
P
3300 48
Baik
Lancar Hidup
2005
5. Riwayat KB Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi sejak kelahiran anak pertama selama 8 tahun dengan metode senggama terputus dan tidak ada keluhan saat berhubungan seksual. 6. Riwayat Penyakit a. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan saat ini tidak sedang sakit apapun seperti batuk, pilek, dan panas.
50
b. Riwayat Penyakit Sistemik 1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar saat melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringat dingin ditelapak tangan.
2) Ginjal
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
merasa
sakit
pinggang dan saat buang air kecil tidak sakit. 3) Asma
: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
: Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan selama 3 bulan.
5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan kulit tidak pernah berwarna kuning. 6) DM
: Ibu mengatakan tidak pernah lapar, haus, dan buang air kecil pada malam hari.
7) Hipertensi: Ibu mengatakan tidah pernah merasakan sakit kepala hebat, pandangan kabur, dan tekanan darah > 140/90 mmHg. 8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai keluar busa dari mulut. 9) Lain – lain: Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun seperti HIV/AIDS, TBC, dan ISK. c. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM dan
51
hipertensi serta tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan HIV/AIDS. d. Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar. e. Riwayat Operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan tidakan operasi atau tindakan bedah lainnya. 7. Pola Kebiasaan a. Pola nutrisi Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3 x/hari porsi sedang, jenis makanan nasi, sayur, lauk, serta minum 6-7 gelas/hari jenis air putih dan teh. Selama sakit : Ibu mengatakan makan 2 x/hari porsi sedang, jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah, serta minum 5-8 gelas/hari jenis air putih dan teh hangat. b. Pola eliminasi Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 3-5 kali/hari, warna urine kuning jernih, bau khas urine.
52
Selama sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 4-5 kali/hari, warna kuning jernih, bau khas. c. Aktifitas Sebelum sakit : Ibu mengatakan bekerja sebagai karyawan swasta di pabrik rokok dan ibu rumah tangga. Selama sakit : Ibu mengatakan cuti bekerja dan melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, menyuci serta mengurangi pekerjaan yang berat berat. d. Istirahat / Tidur Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur malam 7 - 8 jam per hari. Selama sakit : Ibu mengatakan tidur siang 1 - 2 jam per hari dan tidur malam 6 - 7 jam per hari. e. Personal Hygiene Sebelum sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari dan keramas 3x dalam seminggu. Selama sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, keramas 3x dalam seminggu dan ganti pembalut 5 - 7 kali/hari.
53
f. Hubungan seksual Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 Minggu 3x dan tidak ada keluhan. Selama sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual karena darah yang keluar banyak dan terasa nyeri. 8. Psikososial Budaya a. Hubungan Ibu dengan Keluarga Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga harmonis, pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami. b. Hubungan dengan Masyarakat Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat sangat baik. c. Keadaan Psikologi Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisinya saat ini.
C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF ) 1. Status generalis a. Keadaan Umum
:Sedang
b. Kesadaran
: Composmentis
c. TTV
TD
: 120/80 mmHg
S
: 36,5 ˚C
N
: 82 x/mnt
R
: 22 x/mnt
d. TB
:Tidak dilakukan
e. BB
: 58 kg
54
2. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala 1) Rambut
: Bersih, tidak berketombe, dan tidak mudah rontok.
2) Muka
: Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit.
3) Mata a) Oedema
: Tidak oedema
b) Conjungtiva : Pucat c) Sklera 4) Hidung
: Putih : Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.
5) Telinga
: Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.
6) Mulut / gigi / gusi : Bersih, tidak stomatitis / tidak caries / tidak bengkak dan tidak berdarah. b. Leher 1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok. 2) Tumor
: Tidak ada benjolan.
3) Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
c. Dada dan Axilla 1) Dada
: Normal, simetris.
2) Mammae a) Membesar
: Normal.
55
b) Tumor
: Tidak ada benjolan.
c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri.
d) Areola
: Warna coklat.
e) Putting susu
: Menonjol.
f) Kolostrum
: Tidak ada.
3) Axilla a) Benjolan
: Tidak ada benjolan.
b) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
d. Abdomen 1) Benjolan/Tumor
: Tidak ada benjolan.
2) Nyeri tekan
: Ada nyeri tekan.
3) Bekas luka operasi : Tidak ada bekas operasi. e. Anogenital 1) Vulva Vagina a) Varices
: Tidak ada varices.
b) Luka
: Tidak ada luka.
c) Kemerahan
: Tidak ada kemerahan.
d) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
e) Kelenjar Bartholini :Tidak ada pembesaran. f) PPV (1)Keputihan
: Tidak terdapat keputihan.
56
(2)PPV
: Terdapat pengeluaran pervaginam dari pembalut ±80 cc berupa darah merah kecoklatan dan menggumpal.
2) Inspekulo
: Tidak dilakukan.
3) Pemeriksaan dalam a) Porsio
: Lunak.
b) Tumor
: Tidak ada benjolan.
c) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
4) Anus a) Haemorhoid
: Tidak ada Haemoroid.
b) Lain - lain
: Tidak ada.
f. Ektremitas 1) Simetris
: Simetris. Tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm.
2) Varices
: Tidak ada varices.
3) Oedema
: Tidak ada oedema.
4) Reflek Patella
: Tidak dilakukan.
3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 15 Januari 2014
Pukul 10.00 WIB.
Pemeriksaan
Hasil
Normal
Golongan Darah
A+
A, AB, B, O
Hemoglobin
11,3
L : 14 – 18 gr%
57
P : 12 – 16 gr% Leukosit
5,8
5000 – 10.000/mmt
Eritrosit
4,36
L : < 10 juta/mmt P : < 15 juta/mmt
Hematokrit
L : 40 – 43 vol%
38,2
P : 37 – 47 vol% 20 – 40 %
Limfosit
17,8*
Granulosit
77,8*
MCV
88
82 – 92 mikront
MCH
32,7*
27 – 31 pikogram
MCHC
37,4*
32 – 37 %
Jml Trombosit
388
Sumber Lab. RSU Assalam Gemolong Sragen b. Pemeriksaan penunjang lain USG : adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0
II. INTERPRETASI DATA Tanggal 15 Januari 2014
Pukul 08.10 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia.
58
Data Dasar : DS : 1. Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 30 tahun memiliki 1 orang anak dan belum pernah keguguran. 2. Ibu mengatakan selama sakit tidak pernah melakukan hubungan seksual. 3. Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang menstruasinya terus-menerus dengan jumlah lebih banyak dari biasanya dan darahnya menggumpal dengan ganti pembalut 5 - 7 kali/hari, siklus teratur serta warna darah merah kecoklatan. 4. Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan saat ini. 5. Ibu mengatakan badannya lemas dan pusing. 6. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah selama menstruasi. 7. Ibu mengatakan mengeluarkan darah banyak. DO : 1. Keadaan umum 2. Vital sign N
: Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg : 82 x/menit
S : 36,5˚C
R : 22 x/menit
3. Conjungtiva pucat. 4. Ekstremitas tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm. 5. Palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium dan uterus.
59
6. Terdapat pengeluaran pervaginam dari pembalut ±80 cc berupa darah merah kecoklatan dan menggumpal. 7. USG adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0 8. HB 11,3 gr% B. MASALAH Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan saat ini. C. KEBUTUHAN Konseling, dukungan moral, dan gizi untuk mengatasi anemia. III. DIAGNOSA POTENSIAL Anemia. IV. TINDAKANSEGERA Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase. Pemberian terapi : Inj. Kalnex 500 mg/8jam, Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol250 mg 2 tablet/oral, Kuret V. RENCANA TINDAKAN Tanggal 15 Januari 2014
Pukul 08.20 WIB
1. Beritahu Ibu dan keluarga tentang kondisi Ibu. 2. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu : a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol250 mg 2 tablet/oral c. Sore – Kuret 3. Observasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt.
60
4. Pemberian asupan nutrisi. 5. Observasi keadaan umum, kesadaran, dan vital sign. 6. Pemberian injeksi cefotaxime 1 gr/8 jam, serta terapi clenjos 300 mg 2x1 kapsul, inbion dosis 50 mg 1x1 tablet. 7. Observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam per 8 jam. 8. Beritahu Ibu untuk skeren. 9. Pemberian asupan nutrisi. 10. Siapkan alat kuretase. 11. Beritahu Ibu bahwa akan dilakukan kuretase. 12. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase. 13. Observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam. 14. Pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa Ruang 2 dan anjurkan Ibu untuk istirahat. VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN 1. Pukul 08.30 WIB, Memberitahu Ibu dan keluarga tentang kondisi Ibu bahwa Ibu mengalami menoragia dan kurang darah yaitu Hbnya 11,3 gr%. 2. Pukul 08.40 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu : a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam
61
b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral c. Sore – Kuret 3. Pukul 10.00 WIB, Mengobservasi Infus RL yang sudah terpasang dengan durasi 20 tts/mnt. 4. Pukul 11.30 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, dan lauk serta minum 1 gelas teh hangat. 5. Pukul 12.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign per 4 jam. 6. Pukul 15.00 WIB, Memberikan injeksi cefotaxime 1gr/8 jam secara IV, serta memberi terapi Clenjos 300 mg 2x1 kapsul, Inbion dosis 50 mg 1x1tablet. 7. Pukul 16.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam per 8 jam. 8. Pukul 16.30 WIB, Memberitahu Ibu untuk menyukur rambut pada alat kemaluan. 9. Pukul 17.00 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, dan lauk serta minum 1 gelas teh hangat. 10. Pukul 18.30 WIB, Menyiapkan alat-alat a. Penolong
: Penutup kepala, kacamata, masker, celemek.
b. Pasien
: Perlak, selimut.
62
c. Kuretase
: Bak instrumen berisi speculum sym 2, tampon
tang, tenakulum, sonde uterus, klem ovum lengkung, sendok kuret 1 set, bak instrumen berisi sarung tangan DTT / steril. 11. Pukul 19.00 WIB, Memberitahu Ibu bahwa akan dilakukan kuretase. 12. Pukul 19.40 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan kuretase. 13. Pukul 19.50 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam. 14. Pukul 20.05 WIB, Memindahkan Ibu ke Bangsal Anissa Ruang 2 dan menganjurkan Ibu untuk istirahat.
VII. EVALUASI Tanggal 15 Januari 2014 1.
Pukul : 20.10 WIB
Pukul 08.35 WIB, Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang kondisi ibu.
2.
Pukul 08.45 WIB, Advis dokter Sp.OG untuk pemberian terapi sudah diberikan yaitu : a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral c. Sore – Kuret
3.
Pukul 10.05 WIB, Infus RL lancar dengan tetesan 20 tpm.
4.
Pukul 11.45 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat.
63
5.
Pukul
12.00
WIB,
Keadaan
umum
sedang,
kesadaran
composmentis TTV :
6.
TD : 130/90 mmHg
R : 22 x/menit
N
S : 36,5˚C
: 82 x/menit
Pukul 15.15 WIB, Ibu sudah diberi Injeksi Cefotaxime 1gr/8 jam dan Ibu sudah minum obat Clenjos 300mg 1 kapsul, Inbion 50mg 1 tablet.
7.
Pukul
16.15
WIB,
Keadaan
umum
sedang,
kesadaran
composmentis TTV :
TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,5˚C
Pengeluaran pervaginam : ganti pembalut 5x, warna merah kecoklatan menggumpal. 8.
Pukul 16.40 WIB, Keluarga sudah membantu menyukur rambut pada alat kemaluan Ibu.
9.
Pukul 17.20 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat.
10. Pukul 18.40 WIB, Alat - alat kuretase, penolong, serta pasien sudah disiapkan. 11. Pukul 19.05 WIB, Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilakukan kuretase. 12. Pukul 19.50 WIB, Ibu sudah selesai di kuretase. Hasil kuretase yaitu berupa darah yang menggumpal, warna merah kecoklatan, jumlah darah ±80 cc.
64
13. Pukul
20.00
WIB,
Keadaan
umum
sedang,
kesadaran
composmentis TTV : N
TD
: 130/90 mmHg
R : 22 x/menit S : 36,5˚C
: 82 x/menit
Pengeluaran pervaginam
dalam
batas normal,warna
merah
kecoklatan. 14. Pukul 20.10 WIB, Ibu sudah dipindahkan di Bangsal Anissa Ruang 2 serta Ibu bersedia untuk istirahat.
65
DATA PERKEMBANGAN I Tanggal 16 Januari 2014
S
Pukul 07.30 WIB
: 1. Ibu mengatakan badannya sudah sehat. 2. Ibu mengatakan sudah tidak pusing. 3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas. 4. Ibu mengatakan sudah makan dengan porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk, serta minum 1 gelas teh hangat. 5. Ibu mengatakan perutnya terasa mules. 6. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah berupa flek-flek dan perdarahan sudah berkurang.
O
: 1. KU
: Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 82 x/menit
R : 20 x/menit S : 36˚C
4. Ekstremitas tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm. 5. Pengeluaran pervaginam berupa flek pada pembalut A
: Ny. S P1A0 umur 30 tahun post kuretase atas indikasimenoragia hari ke-2.
66
P
:
Tanggal 16 Januari 2014 1. Pukul 07.40 WIB, Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara membersihkan dan menjaga alat genetalia yaitu membersihkan dengan air dari arah depan ke belakang lalu dikeringkan menggunakan handuk kering serta menjaga alat genetalia agar tetap bersih dan kering. 2. Pukul 08.00 WIB, Melanjutkan advis dokter untuk pemberian terapi : a. Injeksi : Kalnex 500 mg per 8 jam, Cefotaxime 1 gr/8 jam. b. Obat
: Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Clenjos 300 mg 2x1
kapsul, Inbion dosis 50 mg 1x1 tablet. c. Ibu diperbolehkan pulang, up infus. 3. Pukul 08.10 WIB, Memberitahu ibu bahwa nanti siang ibu sudah boleh pulang. 4. Pukul 12.00 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, lauk serta minum 1 gelas teh hangat. 5. Pukul 13.00 WIB, Menganjurkan ibu untuk makan bergizi dan banyak makan sayuran hijau. 6. Pukul 13.20 WIB, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. 7. Pukul 13.40 WIB, Melakukan up infus pada tangan kiri Ibu. 8. Pukul 14.00 WIB, Melanjutkan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi selama di rumah : a. Clenjos 300 mg 2x1 kapsul/hari
@ 9 kapsul
b. Inbion dosis 50 mg 1x1 tablet/hari
@ 9 tablet
67
9. Pukul 14.10 WIB, Memberitahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014 di Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen. EVALUASI Tanggal 16 Januari 2014
Pukul
14.15 WIB 1. Pukul 07.50 WIB, Ibu sudah mengerti dan paham tentang cara membersihkan dan menjaga alat genetalia. 2. Pukul 08.10 WIB, Ibu sudah diberi injeksi Kalnex 500 mg/8 jam dan Injeksi cefotaxime 1 gram secara IV serta Ibu sudah minum obat pil kombinasi 1 tablet, Clenjos 300 mg 1 kapsul, Inbion 1 tablet. 3. Pukul 08.15 WIB, Ibu sudah mengetahui kalau nanti siang sudah boleh pulang. 4. Pukul 12.00 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat. 5. Pukul 13.10 WIB, Ibu bersedia makan-makanan bergizi dan banyak makan sayuran hijau. 6. Pukul 13.30 WIB, Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup. 7. Pukul 13.450 WIB, Tangan kiri Ibu sudah tidak terpasang infuse. 8. Pukul 14.05WIB, Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi selama di rumah : a.
Clenjos 300 mg 2x1 kapsul/hari
b.
Inbion 50 mg 1x1 tablet/hari
68
9. Pukul 14.10 WIB, Ibu bersedia untuk kontrol ulang tanggal 21 Januari 2014 di Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen serta Ibu siap-siap untuk pulang. DATA PERKEMBANGAN II ( Kunjungan Ulang ) Tempat
: Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen
Tanggal 21 Januari 2014 S
Pukul 08.00 WIB
: 1. Ibu mengatakan badannya sudah sehat. 2. Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk, serta minum 6 - 8 gelas/hari, jenis air putih, dan teh hangat. 3. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas sehari-hari yaitu sebagai karyawan dan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, menyuci, memasak. 4. Ibu mengatakan sudah tidak nyeri perut. 5. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak tanggal 18 Januari 2014.
O
:KU
: Baik
Kesadaran
TTV : TD : 110/80 mmHg N
R : 20 x/menit
: 82 x/menit
Tanggal 21 Januari 2014 Hb
: Composmentis
S : 36˚C Pukul 08.05 WIB
: 13,3 gr%
Pengeluaran pervaginam: Tidak ada perdarahan
69
A
: Ny. S P1A0 umur 30 tahun post kuretase atas indikasi menoragia hari ke-7.
P
:
Tanggal 21 Januari 2014 1. Pukul 08.20 WIB, Memberitahu kondisi ibu sekarang bahwa Ibu sudah sehat dan sudah tidak mengeluarkan darah dari kemaluan serta Hb-nya normal. 2. Pukul 08.30 WIB, Menganjurkan Ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang ± 1 - 2 jam dan tidur malam ± 7 - 8 jam/hari. 3. Pukul 08.40 WIB, Menganjurkan Ibu untuk makan - makanan yang bergizi serta makan sayur - sayuran hijau. 4. Pukul 08.50 WIB, Melanjutkan advis dokter yaitu pemberian terapi obat : a. Clenjos 300mg 2x1 kapsul/hari
@ 6 kapsul
b. Inbion 50 mg 1x1 tablet/hari
@ 6 tablet
5. Pukul 08.55 WIB, Menganjurkan Ibu untuk minum obat secara teratur. 6. Pukul 09.00 WIB, Memberitahu Ibu untuk menghabiskan obat yang kemarin dan setelah habis, melanjutkan obat pemberian sekarang.
70
EVALUASI Tanggal 21 Januari 2014
Pukul
09.05 WIB 1. Ibu dan keluarga sudah tahu kondisi ibu baik. 2. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup. 3. Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi serta makan sayur sayuran hijau. 4. Sudah diberikan advis dokter, Clenjos 300mg 2x1 kapsul/hari, Inbion 50 mg 1x1 tablet/hari. 5. Ibu bersedia untuk minum obat secara teratur. 6. Ibu bersedia menghabiskan obat yang kemarin dan sudah mengerti penjelasan dari bidan.
71
B. PEMBAHASAN Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan menoragia dibangsal Anissa RSU Assalam Gemolong Sragen selama 7 hari, penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, maka penulis menguraikan seperti ini : 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Ny. S mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang menstruasinya terus - menerus dengan jumlah lebih banyak dari biasanya ( ganti pembalut 5 - 7 kali/hari ) dan darahnya menggumpal, siklus teratur serta warna darah merah kecoklatan. Badannya lemas, pusing, serta nyeri peru bagian bawah selama menstruasi. Pada data obyektif didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 130/90mmHg,
nadi
82x/menit,
respirasi
22x/menit,
suhu36,5˚C,
conjungtiva pucat, pengeluaran pervaginam ±80 cc, serta waktu palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium dan uterus. Pada data penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr% dan pemeriksaan USG didapatkan adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0. Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu lebih dari 8 hari
72
dan ganti pembalut 5 – 6 kali per hari. Sedangkan menurut Anwar, dkk (2011), menoragia adalah perdarahan lebih dari 80 ml atau ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari dengan siklus yang normal teratur, jumlah darah sering kali tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 2. Interpretasi Data Pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari Ny. S, maka didapatkan diagnosa Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia. Masalah yang muncul ibu mengatakan cemas dengan kondisi yang sedang dialami. Kebutuhan yang diperlukan ibu yaitu konseling dukungan moral dengan memberitahu ibu bahwa perdarahan dapat dihentikan dan meminta ibu agar banyak berdoa serta konseling gizi untuk mengatasi anemia. Menurut Manuaba (2010), masalah yang muncul pada ibu dengan menoragia berkaitan dengan ketakutan pasien terhadap keadaan yang dialami seperti cemas, lelah, dan letih. Kebutuhan ibu dengan menoragia adalah konseling, dukungan moral, dan tentang gizi untuk mengatasi anemia serta memberikan cara penanggulangan menoragia pada klien (Dewi, 2012). Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 3. Diagnosa Potensial Pada kasus Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia diagnosa potensialnya yaitu anemia.
73
Menurut Datta, dkk (2010), diagnosa potensial pada kasus menoragia adalah anemia. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 4. Antisipasi Pada kasus Ny. S dengan menoragia antisipasi yang diberikan yaitu berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase. Menurut Kumalasari (2012), antisipasi gangguan reproduksi dengan menoragia diberikan tablet Fe untuk membantu menambah darah dan agar tidak terjadi anemia serta kolaborasi dengan dokter Sp.OG.Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 5. Perencanaan Pada kasus Ny. S dengan menoragia perencanaan yang diberikan yaitu beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu, observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran pervaginam per 8 jam, pemberian asupan nutrisi dengan kolaborasi tim gizi rumah sakit, observasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt, kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu Injeksi Kalnex 500 mg/8jam, Cefotaxime 1 gram secara intravena, terapi obat Pil Kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion 50 mg 1x1 tablet, Clenjos 300 mg 2x1 kapsul serta kuret, beritahu Ibu untuk skeren, siapkan alat kuretase, pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa ruang 2, anjurkan Ibu untuk istirahat, berikan pendidikan kesehatan tentang cara membersihkan
74
dan menjaga alat genetalia, anjurkan Ibu untuk makan bergizi dan banyak makan sayuran hijau, beritahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014. Menurut Dewi (2012), pada pasien menoragia asuhan yang dapat direncanakan yaitu perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi, perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau, tempatkan handuk hangat disekitar perut bagian bawah, hindari meminum - minuman yang mengandung kafein, minum teh beraroma mint lebih baik dalam keadaan hangat, lakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan peredaran darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri. Sedangkan menurut Anwar dkk, (2011), asuhan yang dapat direncanakan pada pasien menoragia adalah beri kombinasi estrogen progestin selama 3 bulan, beri terapi progestin, misal MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per hari, beri NSAD (obat anti inflamasi nonsteroid) seperti asam mefenamat dosis 250 - 500 mg 2 - 4 kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan dosis 600 - 1200 mg per hari, pasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel, lakukan USG transvagina dan biopsi endometrium, bila perdarahan lebih dari 8 hari atau terapi obat gagal, seta lakukan kuret bertingkat pada pasien yang berusia 40 tahun keatas. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. 6. Pelaksanaan Pada kasus Ny. S dengan menoragia sesuai dengan perencanaan yang diberikan yaitu memberitahu Ibu dan keluarga tentang kondisi Ibu,
75
mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran pervaginam per 8 jam, memberikan asupan nutrisi dengan kolaborasi tim gizi rumah sakit, mengobservasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt, melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu Injeksi Kalnex 500 mg/8jam, Cefotaxime 1 gram secara intravena, serta Pil Kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion 50 mg 1x1 tablet, Clenjos 300 mg 2x1 kapsul, serta kuret, memberitahu Ibu untuk skeren, menyiapkan alat kuretase, memindahkan Ibu ke Bangsal Anissa ruang 2, menganjurkan Ibu untuk istirahat, memberikan pendidikan kesehatan tentang cara membersihkan dan menjaga alat genetalia, menganjurkan Ibu untuk makan bergizi dan banyak makan sayuran hijau, memberitahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. 7. Evaluasi Pada kasus Ny. S dengan menoragia telah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari dari tanggal 15 – 21 Januari 2014 di bangsal Anissa RSU Assalam Gemolong Sragen. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas normal, pengeluaran pervaginam sudah berhenti, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik. Menurut Wiknjosastro (2006), rencana tersebut dapat efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya seperti keadaan umum baik,
76
vital sign meliputi nadi, suhu, respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal, perdarahan berhenti dan kembali normal, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktek.
BAB V PENUTUP
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney dengan judul “ Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. S dengan Menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen Tahun 2014 “ maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Ny. S mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang menstruasinya terus – menerus dengan jumlah lebih banyak dari biasanya dan darahnya menggumpal ( ganti pembalut 5-7 kali/hari ) siklus teratur, warna merah kecoklatan, badan lemas dan pusing serta nyeri perut bagian bawah selama menstruasi. Data obyektif didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 82 x/mnt, respirasi 22 x/mnt, suhu 36,5˚C, conjungtiva pucat, terdapat pengeluaran pervaginam ± 80 cc, palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium serta uterus. Pada data penunjang yaitu pemeriksaan USG terdapat polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0 serta pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr%. 2. Interpretasi data yang diperoleh dari Ny. S maka didapatkan diagnosa Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia. Masalah yang muncul ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisi yang dialami. Kebutuhan yang
77
78
diperlukan ibu yaitu konseling, dukungan moral dengan memberitahu ibu bahwa perdarahan dapat dihentikan dan meminta ibu agar banyak berdoa sesuai keyakinan serta konseling gizi untuk mengatasi anemia. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. S dengan menoragia yaitu anemia. 4. Antisipasi diberikan pada Ny. S dengan menoragia yaitu kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase. 5. Pada kasus Ny. S dengan menoragia perencanaan yang diberikan yaitu beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu, observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran pervaginam per 8 jam, kolaborasi dengan tim gizi rumah sakit, observasi infus RL diberikan 20 tpm, kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu Injeksi Kalnex 500 mg/8jam, Cefotaxime 1 gram secara intravena, terapi obat Pil Kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion 50 mg 1x1 tablet, Clenjos 300 mg 2x1 kapsul serta kuret, beritahu Ibu untuk skeren, siapkan alat kuretase, pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa ruang 2, anjurkan Ibu
untuk
istirahat,
berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
cara
membersihkan dan menjaga alat genetalia, anjurkan Ibu untuk makan bergizi dan banyak makan sayuran hijau, beritahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014. 6. Pelaksanaan pada kasus Ny. S dengan menoragia sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. 7. Evaluasi pada kasus Ny. S dengan menoragia telah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 hari, dari tanggal 15 – 21 Januari 2014 di RSU
79
Assalam Gemolong Sragen. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas normal, pengeluaran pervaginam berhenti, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik. 8. Penulis tidak mendapatkan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
B. Saran 1.
Bidan Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan lebih dapat mendeteksi tanda dan gejala menoragia sehingga dapat melakukan tidakan yang tepat dan sesuai standar yang berlaku.
2.
Rumah Sakit Rumah sakit untuk lebih ditingkatkan mutunya dalam pelayanan kesehatan khususnya pada kasus menoragia, dapat ditangani dengan tepat, maka menoragia tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
3.
Bagi Pendidikan Diharapkan dapat memperbanyak bahan pustaka tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan menoragia sesuai perkembangan teori teori yang ada.
4.
Bagi Klien Diharapkan dapat mencari informasi lebih awal tanda - tanda gangguan menstruasi terutama menoragia dengan datang ketenaga kesehatan
80
sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, C.M. 2004. Prosedur Tetapan dan Ginekologi. Jakarta : EGC Alimul, H. 2006. Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan (nifas). Yogyakarta : Mitra Cendekia Anwar, M., Baziad, A., Prabowo, R.P. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Aziz, M.F. 2006. Buku Acuan Nasional Onologi Ginekologi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirihardjo Baradero, M. dkk,. 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksual, Jakarta : EGC Datta, M.L., Randall, N., Holmes, N., Karunaharan. 2010. Rujukan Cepat Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Depkes, RI. 2009. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi. (Online) : Availableon http;//www.google.co.id Dewi, S.D. 2012. Biologi Reproduksi. Sewon, Bantul, Yogyakarta: Pustaka Rihama Dito, A. Ari, W. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : ANDI Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Ferrer, H. 2004. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa Swara Kepmenkes. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/VII/2007 tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta : IBI . 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464//Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan praktik Bidan. Jakarta : IBI Kumalasari, dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, S.K.D.S. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC S.K.D.S C. Manuaba. F. Manuaba. Manuaba. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Nursalam. 2009. Proses Pendokumentasi Keperawatan: konsep dan praktik., Jakarta : Salemba Medika Perry, P. 2005. Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan. Jakarta : Medika Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo Proverawati, A., Misaroh, S. 2009. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika Resmi, C.R. 2009. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. I Umur 17 Tahun dengan Menoragia dan Anemia Ringan Di BPS Ny. E Mungseng Kabupaten Temanggung. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Riset Kesehatan Dasar, 2010. Buku Laporan Nasional. (online).Available : http://www.litbang.depkes.co.id/sites/download/Buku_Laporan/lapnes_riske sdas2010/laporan_riskesdas_2010.pdf Saifuddin, B.A. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC Sjanhidajat. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Sulistyawati, A. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika Suryani Soepardan, H. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC Varney, et al. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, volume 1. Jakarta : EGC Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo
Wulandari, R. 2013. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. I P1A0 Umur 27 Tahun dengan Menoragia Di RSUD Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan Yahya, N. 2011. Kesehatan Reproduksi Pranikah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri