ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
Oleh : Nurmalichatun NIM 030112a065
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2013
1HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL Nurmalichatun*) Sigit Ambar Widyawati**) Cahyaningrum**) STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN *) Mahasiswa D-IV STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen Pembimbing STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Di Indonesia Angka Kematian Ibu tergolong masih tinggi dan merupakan masalah besar bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Pada ibu primipara sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan sehingga dapat terjadinya preeklampsia. Diabetes mellitus juga berpengaruh terhadap preeklampsia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara primipara dan penyakit diabetes mellitus pada kehamilandengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD. Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dirawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal pada bulan Juli – Desember 2012 sebanyak 1246 orang. Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan dari 574 ibu hamil pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 81 orang (14,1%) lebih besar dibandingkan dari 534 ibu hamil yang tidak primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 48 orang (9,0%). Hasil analisis didapatkan nilai p-value = 0,010 (p < α) artinya ada hubungan antara primipara dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Hasil penelitian didapatkan dari 27 ibu hamil dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 16 orang (59,3%) lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 11 orang (40,7%). Hasil analisis didapatkan nilai p-value = 0,000 (p < α) artinya ada hubungan antara penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Diharapkan Institusi pelayanan kesehatan dapat melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada ibu hamil, terutama pada kasus ibu hamil yang mengalami kejadian preeklampsia. Kata kunci Pustaka
: primipara, penyakit diabetes mellitus pada kehamilan, preeklampsia : 23 (tahun 2005-2012)
1HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
ABSTRACT Indonesia's maternal mortality rate is still relatively high and become a major problem for health development in Indonesia. Preeclampsia is a cause of high maternal and perinatal mortality, especially in developing countries such as Indonesia. In the primipara mothers often experience stress in the face of labor so as to occurrence of preeclampsia. Diabetes mellitus is also an effect on preeclampsia. The objective of this study is to determine the relation between primipara and and the disease history accompanying pregnancy with the incidences of preeclampsia of pregnant women in Dr. H. Soewondo Hospital Kendal. The design of this research used analytical design with cross sectional aproach. The population in this study was all pregnant women treated in Dr. H. Soewondo hospital Kendal in July - December 2012 as many as 1246 people. The sample used purposive sampling. Statistical analysis in this study used chi square test. The results obtain that from 574 pregnant women, 81 primipara (14,1%) experience preeclampsia who are higher than from 534 primipara, 48 people (9.0%) do not experience preeclampsia. The analysis results obtain p-value = 0.010 (p <α) meaning a relation between primipara and the incidences of preeclampsia of Dr. H. Soewondo hospital Kendal. The results obtain that from the 27 respondens of pregnant women with diabetes mellitus, 16 people (59.3%) experience preeclampsia who are higher than those who do not suffer from preeclampsia as many as 11 people (40.7%). The analysis results obtain p-value = 0.000 (p <α) meaning a relation between disease history accompaning pregnancy with the incidences of preeclampsia of pregnant women in Dr. H. Soewondo Hospital Kendal. Institutions are expected to improve the quality of health care services and antenatal care identify early problems of pregnancy, labor and birth with the incidence of preeclampsia. Keywords References
: primipara, history of diseases accompanying pregnancy, preeclampsia : 23 (2005-2012) PENDAHULUAN
Latar Belakang Di Indonesia Angka Kematian Ibu tergolong masih tinggi dan merupakan masalah besar bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Menurut Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) AKI menurun dari 307 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 228 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Hasil SDKI 2012 tercatat sudah mulai turun perlahan bahwa AKI tercatat sebesar 102 per seratus ribu kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Jawa Tengah, tahun 2011 tercatat 668 kasus (116 per 100.000 kelahiran hidup) dan sepanjang tahun 2012 masih tinggi sebanyak 605 angka itu setara 100 per 100.000 kelahiran hidup.
Target tahun 2014 AKI dapat diturunkan adalah 110 per 100.000 kelahiran hidup (health.kompas.2012). Target Millenium Development Goals tahun 2015 yaitu AKI harus dapat diturunkan menjadi 102/ 100.000 kelahiran hidup. Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan sebanyak 28%. Sebab lain, yaitu preeklampsi dan eklampsia sebanyak 24%, infeksi sebanyak 11%, partus lama sebanyak 5%, dan abortus sebanyak 5% (Kementrian kesehatan RI BPPSDMK. 2012). Preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal
2HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
yang tinggi terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Kejadian preeklampsia bervariasi di setiap Negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhinya diantaranya yaitu primigravida terutama primigravida muda, Distensi rahim berlebihan (hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa), penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes mellitus atau kegemukan, umur ibu di atas 35 tahun, preeklampsia berkisar antara 3% sampai 5% dari kehamilan yang dirawat. Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria. Kejadian preeklampsia dapat dicegah dengan memberikan nasehat tentang diet makanan, cukup istirahat dan pengawasan antenatal (Manuaba, 2010). Faktor yang mempengaruhi preeklampsia salah satunya yaitu jumlah primigravida, terutama primigravida muda. Pada primipara atau ibu yang pertama kali melahirkan faktor resiko terjadinya preeklampsia lebih tinggi dibandingkan dengan multipara dan grandemultipara. Pada primipara sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan atau terjadinya preeklampsia/ eklampsia (Manuaba, 2010).
Penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes mellitus dan kegemukan juga berpengaruh terhadap preeklampsia. Penyakit ini merupakan kelainan herediter dengan ciri berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2012). Menurut Saifudin (2009), diabetes militus gestasional merupakan gangguan metabolisme pada kehamilan yang ringan, tetapi hiperglikemia ringan dapat memberikan penyulit pada ibu berupa preeklampsia. Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116,34 dan angka ini masih tinggi. Di wilayah Kabupaten Kendal, kasus kematian maternal ada 22 kasus. Bila dilihat di tingkat Jawa Tengah angka kematian ini berada di posisi tengahtengah. AKI terendah di Jawa Tengah berada di Kota Salatiga dengan 2 kasus. (Dinkes Jateng, 2013). Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Pada tahun 2010, AKI Kabupaten Semarang tercatat 15 kasus atau 101 per seratus ribu kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2011 lalu, angka itu malah meningkat menjadi 21 kasus atau 146 per 100 ribu kelahiran (kesehatan medis. Semarang, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Magelang mengalami kecenderungan menurun dan tahun 2010 sebesar 110,27/100.000 Kh, menjadi 65,47/100.000 Kh pada tahun 2012, meski di Jawa Tengah terjadi peningkatan (jatengtime. 2012). Dari data di atas bahwa AKI yang masih
3HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
tinggi di Jawa Tengah yaitu berada di kabupaten Kendal sebanyak 22 kasus pada tahun 2012. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal didapatkan jumlah ibu hamil di Kabupaten Kendal tahun 2011 sebanyak 16.372 orang, kematian ibu sebanyak 27 orang dan kematian ibu yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 14 orang. Sedangkan jumlah ibu hamil di Kabupaten Kendal pada tahun 2012 sebanyak 17.055 orang, kematian ibu sebanyak 22 orang dan kematian ibu yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 6 orang. Dari data tersebut sebab kematian ibu yang mengalami kejadian preeklampsia terjadi di rumah sakit. Salah satu rumah sakit di Kabupaten Kendal yang masih tinggi angka kejadian preeklampsia adalah RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal sebanyak 85% dibandingkan dengan RS yang lain di sekitar Kabupaten Kendal diantaranya Rumah Sakit Muhammadiyah Weleri Kendal. Dari data yang diperoleh di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal, kejadian preeklampsia pada bulan januari-maret tahun 2013 sebanyak 113 orang dari 727 kehamilan. Jumlah ibu hamil primipara sebanyak 316 orang, multipara sebanyak 325 orang dan grandemultipara sebanyak 86 orang. Ibu hamil yang mengalami preeklampsia pada primipara sebanyak 55 orang, multipara 50 orang dan grandemultipara 8 orang. Ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus pada kehamilan sebanyak 12 orang dan yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 8 orang. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan antara primipara dan penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil
di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. A. Rumusan masalah Berdasarkan data yang diperoleh penulis di Rumah Sakit maka diambil perumusan masalah adakah hubungan antara primipara dan penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal ? B. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara primipara dan penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran primipara pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal b. Untuk mengetahui gambaran penyakit diabetes mellitus pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal c. Untuk mengetahui gambaran kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal d. Untuk mengetahui hubungan antara primipara dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal e. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian
4HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
preeklampsia
pada
ibu
hamil.
KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen
Primipara Kejadian Preeklampsia pada ibu hamil lah Penyakit diabetes mellitus pada kehamilan Gambar 3.2 : Kerangka Konsep Hubungan Antara Primipara dan Penyakit Diabetes Mellitus pada Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey Analitik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional yang merupakan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko atau paparan dengan penyakit (Alimul, 2011) Populasi dan Sampel wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiawan, 2011). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil yang dirawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal pada bulan JuliDesember tahun 2012 sebanyak 1246 orang.
Tempat yang dijadikan sebagai daerah penelitian adalah RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Check list. Etika Penelitian Dalam penelitian ini peneliti selalu berpedoman pada norma dan etika. Etika dalam penelitian ini yaitu : 1. Informed Concent 2. Anonimity (tanpa nama) 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Pengolahan data Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Editing 2. Coding 3. Entry Data 4. Cleaning
Tempat Penelitian 5HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal pada tanggal 29 Juli – 2 Agustus tahun 2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional yaitu dengan mengambil data sekunder ibu hamil yang dirawat di RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal pada bulan Juli – Desember tahun 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1108 responden. Hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut. Analisa Univariat Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan ibu hamil pada primipara di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 No Primipara Jumlah N % Primipara 574 51,8 1. 2. Tidak primipara 534 48,2 Jumlah 1108 100,0 Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa persentase ibu hamil yaitu pada primipara sebanyak 574 orang (51,8%) lebih besar dibandingkan dengan yang tidak primipara sebanyak 534 orang (48,2%). Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit diabetes mellitus pada kehamilan di RSUD Dr. H. Analisa Bivariat
Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 No Penyakit diabetes Jumlah mellitus pada n % kehamilan 1 Diabetes mellitus 27 2,4 2 Tidak diabetes 1081 97,6 mellitus Jumlah 1108 100,0 Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa persentase ibu hamil yaitu yang tidak mengalami penyakit diabetes mellitus pada kehamilan sebanyak 1081 orang (97,6%) lebih besar dibandingkan dengan yang mengalami penyakit diabetes mellitus pada kehamilan sebanyak 27 orang (2,4%). Tabel 5.6 Distribusi frekuensi kejadian preeklampsia di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 No Preeklampsia Jumlah pada ibu hamil N % 1 Preeklampsia 129 11,4 2 Tidak 979 88,4 preeklampsia Jumlah 1108 100,0 Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa persentase ibu hamil yaitu yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 979 orang (88,4%) lebih besar dibandingkan dengan yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 129 orang (11,6%).
Tabel 5.7 Hubungan Primipara Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil diRSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012
No 1 2
Primipara Primipara Tidak primipara
n 81 48 129
Preeklampsia Ya Tidak % n % 14,1 493 85,9 9,0 486 91,0 23,1 979 76,9
Jumlah n % 574 100 534 100 1108 100
P Value 0,010
6HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
Berdasarkan tabel 5.7 sesuai dengan analisa kolom didapatkan bahwa ibu hamil pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 81 orang (14,1%) lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak primipara yang mengalami kejadian preeklampsia yaitu sebanyak 48 orang (9,0%). Hasil analisa uji chi square di sehingga menunjukkan adanya hubungan peroleh nila p value sebesar 0,010. Hal ini antara primipara dengan kejadian menunjukkan p value lebih kecil dari α preeklampsia pada ibu hamil. Tabel 5.8 Hubungan Penyakit Diabetes Mellitus pada Kehamilan dengan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal bulan Januari – Desember 2012 No
1 2
Penyakit Diabetes Preeklampsia mellitus pada Ya Tidak Kehamilan n % n % Diabetes mellitus 16 59,3 11 40,0 Tidak diabetes 113 10,5 968 89,5 mellitus Jumlah 129 50,0 979 50,0
Berdasarkan tabel 5.8 sesuai dengan analisa baris didapatkan bahwa ibu hamil dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 16 orang (59,3%) lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 11 orang (40,7%). PEMBAHASAN Analisa Univariat Primipara Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 dari 1108 responden ibu hamil didapatkan pada ibu hamil primipara sebanyak 574 orang (51,8%) lebih besar dibandingkan dengan yang tidak primipara sebanyak 534 orang (48,2%). Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali (mochtar, 2012). Sedangkan tidak primipara yaitu terdiri dari multipara dan grandemultipara, menurut mochtar (2012), multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali) dan grandemultipara
Jumlah n % 27 100 1081 100
P value 0,000
1108 100
Hasil analisa uji chi square di peroleh nilai p value sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan p value lebih kecil dari α sehingga menunjukkan adanya hubungan antara penyakit diabetes mellitus dengan kejadian preeklampsia.
adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup ataupun mati. Menurut Manuaba (2010), berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap ke dalam sirkulasi yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap angiotensin II, renin, dan aldosteron, spasme pembuluh darah arterior dan tertahannya garam dan air. Teori iskemia daerah implantasi plasenta didukung kenyataan bahwa preeklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida. Faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan yaitu pada primigravida. Pada primigravida merupakan kehamilan pertama yang dialami oleh wanita sehingga sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan dan dapat berujung pada preeklampsia (Wiknjosastro, 2008).
7HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
Penyakit Diabetes mellitus pada kehamilan Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 dari 1108 responden ibu hamil didapatkan pada ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan sebanyak 27 orang (2,4%) lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan sebanyak 1081 orang (97,6%). Penyakit diabetes mellitus pada kehamilan adalah penyakit kelainan metabolisme dimana tuguh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita Diabetes mellitus tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup sehingga terjadi kelebihan gula dalam tubuh (Rukiyah, 2010). Menurut Cunningham (2005), penyakit diabetes mellitus terjadi karena adanya peningkatan substansial risiko pada ibu dan janin. Risiko pada ibu mencakup kerusakan retina, ginjal, dan jantung, infeksi saluran kemih, ketoasidosis diabetes, dan seksio sesarea. Hipertensi sering dijumpai dan wanita diabetik dengan penyakit ginjal sehingga beresiko tinggi mengalami preeklampsia. Diabetes militus gestasional merupakan gangguan metabolisme pada kehamilan yang ringan, tetapi hiperglikemia ringan dapat memberikan penyulit pada ibu berupa preeklampsia, polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio sesarea dan trauma persalinan akibat bayi besar (Saifudin (2009). Preeklampsia Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 dari 1108 responden ibu hamil didapatkan pada ibu hamil yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 129 orang (11,6%) dan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 979 orang (88,4%).
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa ibu hamil yang mengalami preeklampsia lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak mengalami preeklampsia. Hal iini dimungkinkan karena frekuensi ANC pada ibu hamil yang lebih teratur, penempatan bidan di setiap desa lebih merata, pelayanan kesehatan yang sudah tercukupi, serta pengetahuan dan pemahaman yang cukup dari masyarakat terutama ibu hamil. Menurut Prawirohardjo (2005), dalam Rukiyah (2010) dikatakan preeklampsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misal pada mola hidatidosa. Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema yang disertai konvulasi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (Rukiyah, 2010). Menurut manuaba (2010), Kejadian preeklampsia bervariasi di setiap Negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya : a) Primigravida, terutama primigravida muda, b) Distensi rahim berlebihan (hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa), c) Penyakit yang menyertai kehamilan (diabetes mellitus, kegemukan), d) Umur ibu di atas 35 tahun, e) Preeklampsia berkisar antara 3% sampai 5 % dari kehamilan yang dirawat. Menurut Wiknjosastro (2008), Preeklampsia digolongkan ke dalam preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Preeklampsia ringan adalah Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/ atau edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih sedangkan preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 atau lebih disertai proteinuria dan
8HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Nugroho, 2010). Analisa hubungan antara Primipara dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 dari 1108 responden ibu hamil, dari 574 responden pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 81 orang (14,1%) lebih kecil dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 493 orang (85,9%). Sedangkan dari 534 reponden yang tidak primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 48 orang (9,0%) lebih kecil dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 486 orang (91,0%). Berdasarkan analisa kolom didapatkan ibu hamil pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 81 orang (14,1%) lebih besar dibandingkan yang tidak primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 48 orang (9,0%). Hasil uji chi square pada nilai continuity correction didapatkan nilai p = 0,010, artinya ada hubungan antara primipara dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Pada penelitian ini didapatkan nilai OR 1,664 artinya responden yang primipara mempunyai peluang 1,664 kali untuk mengalami kejadian preeeklampsia dibandingkan responden yang tidak preeklampsia. Penelitian menurut Abdul Gafur Zulkarnain (2012), yang berjudul hubungan antara primigravida dengan preeklampsia. Dengan menggunakan uji chi-square dan hasil uji ada hubungan yang signifikan antara primigravida dengan preeklampsia. Ibu hamil primigravida memiliki resiko 2,263 kali mengalami preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil multigravida.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan timbulnya kejadian preeklampsia adalah primipara. Pendapat ini juga diperkuat oleh Wiknjosastro (2008) yang mengatakan bahwa faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan yaitu pada primigravida (primipara). Pada primipara merupakan kehamilan pertama yang dialami oleh wanita sehingga sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan dan dapat berujung pada preeklampsia. Sesuai dari teori Wawan (2011) bahwa pendidikan itu diperlukan untuk mendapatkan informasi salah satunya adalah hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, karena semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi. Ibu hamil pada primipara dimungkinkan karena kurangnya mendapatkan informasi mengenai kehamilan dan kesehatannya serta bagaimana proses kehamilan dan persalinan sehingga mudah untuk ibu hamil pada primipara mengalami stres dalam menghadapi persalinan yang bisa menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan dan dapat berujung pada preeklampsia. Berdasarkan penelitian jumlah ibu hamil yang tidak primipara yang mengalami preeklampsia lebih sedikit dibandingkan pada primipara. Ibu hamil yang tidak primipara dimungkinkan ibu sudah siap mempunyai kesiapan fisik dan kematangan organ reproduksi untuk hamil dan bersalin. Menurut Balitbang BKKBN (2005), salah satu kesiapan fisik bagi seorang ibu agar dapat hamil dan melahirkan bayi yang sehat adalah menyangkut faktor usia ibu pada saat hamil. Selain dari faktor usia, faktor pendidikan juga berpengaruh dalam menerima informasi khususnya hal – hal yang menunjang kesehatan dan dapat
9HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat mengurangi resiko untuk terjadinya preeklampsia dalam kehamilan. Dari hasil penelitian dan teori diatas memang terbukti bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian preeklampsia pada ibu hamil yaitu salah satunya adalah primipara dimana seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Analisa hubungan antara Penyakit Diabetes mellitus pada Kehamilan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal bulan Juli – Desember 2012 dari 1108 responden ibu hamil bahwa dari 27 orang ibu hamil dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 16 orang (59,3%) lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 11 orang (40,7%). Sedangkan dari 1081 orang ibu hamil yang tidak diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 113 orang (10,5%) lebih kecil dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 968 orang (89,5%). Berdasarkan analisa baris didapatkan bahwa ibu hamil dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 16 orang (59,3%) lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 11 orang (40,7%). Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa pada nilai continuity correction didapatkan nilai p = 0,000, artinya ada hubungan antara penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Pada penelitian ini didapatkan nilai OR 12,460 artinya responden yang mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan mempunyai peluang 12,460 kali untuk mengalami kejadian preeeklampsia
dibandingkan responden yang tidak preeklampsia. Penelitian menurut Anita Setyaningrum (2011), yang berjudul hubungan antrara frekuensi ANC dengan kejadian preeklampsia berat pada ibu bersalin RSUD Dr. H.Soewondo Kabupaten Kendal tahun 2011. Dengan menggunakan uji chi-square dan hasil uji ada hubungan antara frekuensi ANC dengan kejadian preeklampsia berat pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Adanya hubungan antara penyakit diabetes mellitus ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Cunningham (2005), bahwa penyakit diabetes mellitus terjadi peningkatan substansial risiko pada ibu dan janin. Risiko pada ibu mencakup kerusakan retina, ginjal, dan jantung, infeksi saluran kemih, ketoasidosis diabetes, dan seksio sesarea. Hipertensi sering dijumpai dan wanita diabetes dengan penyakit ginjal sehingga beresiko tinggi mengalami preeklampsia. Pendapat ini juga diperkuat oleh Saifudin (2009), bahwa diabetes mellitus gestasional merupakan gangguan metabolisme pada kehamilan yang ringan, tetapi hiperglikemia ringan dapat memberikan penyulit pada ibu berupa preeklampsia. Hal ini mendukung hasil penelitian yang didapatkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya preeklampsia yaitu ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak mempunyai penyakit diabetes mellitus bisa menyebabkan terjadinya preeklampsia. Pada penelitian ini bahwa jumlah ibu hamil yang tidak mempunyai penyakit diabetes mellitus yaitu sebanyak 1081 orang dan yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 113 orang. Hal ini terjadi dimungkinkan karena adanya riwayat kejadian preeklampsia yang lalu untuk ibu hamil multipara dan grandemultipara yaitu pada kehamilan yang dulu mempunyai riwayat preeklampsia sehingga beresiko terjadinya preeklampsia untuk kehamilan
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN 10 KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
selanjutnya. Selain itu, ibu hamil dengan kehamilan kembar (hamil ganda), hidramnion, serta umur ibu diatas 35 tahun juga dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia, sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Manuaba (2010), bahwa kejadian preeklampsia bervariasi di setiap Negara bahkan pada setiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya : a) Primigravida, terutama primigravida muda, b) Distensi rahim berlebihan (hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa), c) Penyakit yang menyertai kehamilan (diabetes mellitus, kegemukan), d) Umur ibu di atas 35 tahun, e) Preeklampsia berkisar antara 3% sampai 5 % dari kehamilan yang dirawat. Dari hasil penelitian dan teori diatas memang terbukti bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian preeklampsia pada ibu hamil yaitu salah satunya adalah ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus yang merupakan gangguan metabolisme pada kehamilan yang ringan, tetapi hiperglikemia ringan dapat memberikan penyulit pada ibu berupa preeklampsia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian jumlah ibu hamil dengan primipara yaitu sebanyak 574 orang (51,8%). 2. Berdasarkan hasil penelitian jumlah ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes mellitus pada kehamilan yaitu sebanyak 27 orang (2,4%). 3. Berdasarkan hasil penelitian jumlah ibu hamil yang mengalami kejadian preeklampsia yaitu sebanyak 129 orang (11,6%). 4. Berdasarkan hasil penelitian dari 574 responden pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia cenderung lebih banyak yaitu sebanyak 81 orang. Hasil uji chi square pada nilai continuity correction didapatkan nilai P value
= 0,010 < α = 0,05 , artinya ada hubungan antara primipara dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. 5. Berdasarkan hasil penelitian dari 27 responden ibu hamil dengan diabetes mellitus yang mengalami kejadian preeklampsia cenderung lebih banyak yaitu sebanyak 16 orang. Hasil uji chi square pada nilai continuity correction didapatkan nilai P value = 0,000 < α = 0,05 , artinya ada hubungan antara penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggali faktor lain yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya penurunan kejadian preeklampsia. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan bagi institusi pendidikan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kejadian preeklampsia kepada mahasiswa . Sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keilmuan tentang primipara, penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dan kejadian preeklampsia. 3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan Institusi pelayanan kesehatan (RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal) untuk dapat melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada ibu hamil, terutama
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN 11 KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
pada kasus ibu hamil yang mengalami kejadian preeklampsia agar tidak terjadi komplikasi dalam kehamilan. 4. Bagi bidan Disarankan agar tenaga kesehatan mengembangkan promosi kesehatan di tingkat masyarakat melalui penyuluhan kesehatan, penyebaran poster dan leaflet yang menginformasikan tentang cara mencegah kejadian preeklampsia. Sehingga masalah – masalah lain yang mungkin juga terjadi selama kehamilan, menjelang persalinan sampai selesai melahirkan dapat diantisipasi sedini mungkin. DAFTAR PUSTAKA Anggraini Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Cunningham. F. Gary , dkk. (2005). Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI. (2012). Laporan pws kia kab kota . AKI AKB .http://ilmukebidananstikeskendedes malang.blogspot.com/2012/11/lapora n-pws-kia-kab-kota-aki-akb.html diakses pada tanggal 1 Mei 2013. Dinkes Jateng. (2012). Pemkab Semarang Targetkan Penurunan 2 Digit AKI di Tahun 2013. Diakses pada tanggal 16 mei 2013 DKK Kendal. (2011). Kabupaten Kendal. DKK Kendal. (2012). Kabupaten Kendal.
Profil
Kesehatan
Profil
Kesehatan
Health.kompas. (2012). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah masih tinggi. Diakses pada tanggal 16 mei 2012.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Asri dan Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika. Jateng Time. (2012). AKI di Magelang Tahun 2012 Alami Penurunan. Diakses pada tanggal 16 mei 2013 Mansjoer, Arif, dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapis. Manuaba, Ide Ayu Chandranita, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Mochtar, Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. (2010). Asuhan Kebidanan (Patologi Kebidanan). Jakarta : Trans Info Media. Saifuddin, B.A., dkk. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Setiawan, Ari dan Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S I dan S II. Yogyakarta : Nuha Medika.
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN 12 KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL
Sujiyatini, dkk. (2009). Asuhan Patologi Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika Sumarah, dkk. (2009). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya. Wawan, A dan M, Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :Nuha Medika. Wiknjosastro, Hanifa. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
HUBUNGAN ANTARA PRIMIPARA DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN DENGAN 13 KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KABUPATEN KENDAL