Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Widyastuti Kurniawati, Faridah Aini, Sugeng Maryanto* *Program Studi DIV Kebidanan STIkes Ngudi Waluyo ABSTRAK Latar Belakang: kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan didunia dan urutan pertama untuk wanita dinegara sedang berkembang . Pemeriksaan IVA dapat dipertimbangkan sebagai metode akrining alternatif yang mempunyai spesifitas yang memadai. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi, dengan rancangan Cross Sectional dan besar sampel penelitian adalah 94 WUS ditentuntan dengan teknik proportional random sampling. Alat ukur kuisioner terstruktur dengan analisa data secara univariat, bivariat dengan Chi-Square dan multivariate dengan regresi logistik Hasil: Hasil menunjukkan sebagian besar responden 72 responden (76.6%) tidak periksa IVA. Faktor yang berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA adalah pendidikan dengan p value = 0.009, pekerjaan dengan p value = 0.876, dukungan suami dengan p value=0.045) dan sikap dengan p value =0.000 OR 10.200 sehingga pekerjaan tidak berhubungan secara sifnifikan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dan analisis multivariat P value sikap sebesar 0.000 Exp (B) sebesar 8.096 Simpulan: faktor yang paling dominan berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah sikap. Kata Kunci : Deteksi dini kanker serviks, pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, sikap, Pemeriksaan IVA ABSTRACT Background : Cervical cancer is the second cause of cancer that attacks women in the world and the first for women in developing countries. Objective: to determine the factors related to behavior productive age women in early detection of breast cancer using visual inspection using acetic acid (IVA) in the working area of Kretek Healthcare Bantul Yogyakarta Method: This research used quantitative method with the study design of Crosssectional with the samples of 94 productive age women. The data were collected by using structuredquestionnaireswithdata analysis usedunivariate, bivariate usedchi-square test and multivariate used logistic regression Result:The results showed that 72 respondents (76.6 percent) did not get IVA check up. The related factors of productive age women in early detection of cervical cancer using visual inspection using acetic acid (IVA) was the education with p value=0,009 ,employment status with p value=0,876 OR, husband’s support with p value=0,045 OR 1,386 and the attitude with p value =0,000 OR 10,20 and in multivariate p value of attitude was 0.000 and Exp.(B) of 8.096. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 1
Conclusion: The most dominant factors related to behavior productive age women in doing early detection of cervical cancer using visual inspection using acetic acid (IVA) was the attitude. Keywords: early detection of cervical cancer, education, employment status, husband’s support, attitude, IVA jumlah WUS yang berada di PENDAHULUAN Kanker serviks menduduki urutan ke dua wilayahPuskesmas Kretek berjumlah 1440 dari penyakit kanker yang menyerang WUS dan yang melakukan pemeriksaan perempuan didunia dan urutan pertama untuk untuk melakukan deteksi dini kanker serviks wanita dinegara sedang berkembang. Dari dengan metode IVA hanya 30 WUS. data Badan Kesehatan Dunia (WHO), METODE PENELITIAN diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun Penelitian ini menggunakan metode penderita kanker serviks baru didunia dengan penelitian analitik korelasi dengan angka kematian karena karena kanker ini menggunakan pendekatan waktu cross sebanyak 273.505 jiwa per tahun sectional yaitu penelitian untuk mempelajari (Emilia,2010). dinamika korelasi dengan cara pendekatan, Di Indonesia diperkirakan 15.000 kasus observasi atau pengumpulan data pada suatu baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya, saat. Tiap subyek penelitian hanya sedang angka kematiannya diperkirakan 7500 diobservasi sekali saja, dan pengukuran kasus pertahun (Emilia, 2010). Menurut data dilakukan terhadap status karakter atau Yayasannn Kanker Indonesia (YKI), subyek pada pemerikasaan. Teknik sampling penyakit ini telah merenggut lebih dari yang digunakan adalah proportional random 250.000 perempuan didunia dan terdapat sampling dengan 94 responden WUS. Alat lebih 15.000 kasus kanker serviks baru, yang ukur pada penelitiaan ini menggunakan kurang lebih merenggut 8000 kematian di kuisioner terstruktur dengan analisa data Indonesia setiap tahunnya (Diannanda, secara univariat, bivariat dengan Chi-Square 2009). dan multivariate dengan regresi logistik. Menurut Wiknjosastro (2010) kanker HASIL DAN PEMABAHASAN serviks dapat disembuhkan jika dideteksi dan A. Hasil Penelitian ditanggulangi sejak dini, malahan sebenarnya 1. Analisis Univariat kanker serviks ini dapat dicegah. Menurut a. Pendidikan WUS Tabel 4.1Distribusi Frekuensi ahli Obgyn dari Newyork University Medical Center, Goldstein, kuncinya adalah deteksi Berdasarkan Pendidikan WUS di wilayah kerja Puskesmas Kretek dini. Di negara berkembang termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan Bantul Yogyakarta, 2015 metode IVA, karena teniknya Pendidikan Frekuensi Persentase mudah/sederhana, biaya rendah/murah dan (%) tingkat sensitifitasnya tinggi, cepat dan Rendah 44 46.8 akurat untuk menemukan kelainan pada tahap (TS/SD/SMP) 42 44.7 kelainan sel (displasia), untuk itu dianjurkan Menengah(SMA 8 8.5 Tes IVA bagi semua perempuan sudah /SMK) melakaukan hubungan seksual (Depkes, Tinggi (PT) 2007). Jumlah 94 100.0 Puskesmas Kretek merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten Bantul Berdasarkan tabel 4.1 diatas Yogyakarta yang memiliki fasilitas menunjukkan bahwa dari 94 responden pelayanan IVA Bedasarkan hasil studi WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti Bantul yaitu 44 orang (46.8 %) Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 2
berpendidikan rendah (TS, SD,SMP) 42 orang (44.7%) berpendidikan menengah (SMA,SMK) serta 8 orang (8.5%) berpendidikan tinggi (PT) b. Pekerjaan WUS Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan WUS di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Bekerja 59 62.8 Tidak 35 37.2 Bekerja Jumlah 94 100.0 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 94 responden WUS di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, sebagian besar merupakan WUS yang bekerja, yaitu sejumlah 59 orang (62.8%) sedangkan yang tidak bekerja sejumlah 35 orang (37.2%). c. Dukungan Suami Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami WUS dalam di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Dukungan Frekuensi Persentase (%) Suami Kurang 15 16.0 Baik 79 84.0 Jumlah 94 100.0 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dukungan suami WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dalam kategori baik, yaitu sejumlah 79 orang (84,0%) sedangkan kategori kurang sejumlah 15 orang (16.0%).
d. Sikap Tabel
4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap WUS dalam di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Sikap Frekuensi Persentase (%) Negatif 59 62.8 Positif 35 37.2 Jumlah 94 100.0
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa sikap WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas sebagian besar dalam kategori negatif, yaitu sejumlah 59 orang (62.8%) sedangkan kategori positif sejumlah 35 orang (37.2%). e. Perilaku WUS Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Perilaku Frekuensi Persentase (%) Tidak 72 76.6 Periksa IVA 22 23.4 Periksa IVA Jumlah 94 100.0 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa WUS di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta lebih banyak yang tidak periksa inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), yaitu sejumlah 72 orang (76.6 %) dan yang periksa inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) sejumlah 22 orang (23.4 %).
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 3
2. Analisis Bivariat a.Hubungan antara Pendidikan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Tabel 4.6 Hubungan antara Pendidikan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode isnoeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Perilaku melakukan deteksi dini kanker serviks Total pPendidikan Tidak value Periksa Periksa f % f % f % Rendah 40 90.9 4 9.1 44 100 0.009 Menengah 27 64.3 15 35.7 42 100 Tinggi 5 62.5 3 37.5 8 100 Jumlah 72 76.6 22 23.4 94 100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa WUS dengan pendidikan rendah (TS/SD/SMP) sebagian besar tidak periksa IVA sejumlah 40 orang (90.9%), WUS dengan pendidikan menengah (SMA/SMK) sebagian besar tidak periksa IVA sejumlah 27 orang (64.3%) dan sebagian besar WUS yang berpendidikan tinggi (PT) juga tidak periksa IVA sejumlah 5 orang (62.5%) Berdasarkan uji Chi Square Continuity Correction didapat p-value sebesar 0.009 Oleh karena p-value = 0.009 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta.
b. Hubungan antara Pekerjaan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) Tabel 4.7 Hubungan antara Pekerjaan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Perilaku melakukan deteksi dini kanker serviks Total pPekerjaan Tidak value Periksa Periksa f % f % f % Tidak Bekerja 26 74.3 9 25.7 35 100 0.876 Bekerja 46 78.0 13 22.0 59 100 Jumlah 72 76.6 22 23.4 94 100
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa WUS yang bekerja sebagian besar tidak periksa IVA sejumlah 46 orang (78.0 %) Sedangkan WUS yang tidak bekerja sebagian besar periksa IVA sejumlah 26 orang (74.3%). Berdasarkan uji Chi Square Continuity Correction didapat p-value sebesar 0.876. Oleh karena p-value = 0.876 > α (0,05), maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. c. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) Tabel 4.8 Hubungan antara Dukungan Suami dengan Perilaku WUS
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 4
dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Perilaku melakukan deteksi dini Total Dukungan kanker serviks Suami Tidak Periksa periksa f
%
f
%
f
OR
PValue
Tabel 4.9 Hubungan antara sikap dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, 2015 Perilaku melakukan deteksi dini kanker serviks Sikap
%
15 100 1.386
Total OR
Tidak Periksa Periksa f
%
f
%
f
Negatif
54 91.5 5
8.5
59
%
Kurang
15 100 0 0
Baik
57 72.2 22 27.8 79 100
Positif
18 51.4 17 48.6 35
100
Jumlah
72 76.6 22 23.4 94 100
Jumlah
72 76.6 22 23.4 94
100
0.018
Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa WUS dengan dukungan suami yang kurang tidak periksa IVA sejumlah 15 orang (100%). Sedangkan WUS dengan dukungan suami yang baik sebagian besar periksa IVA sejumlah 22 orang (27.8%) Berdasarkan uji Fisher’s Exact Test didapat p-value sebesar 0.018. Oleh karena pvalue = 0.018 < α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 1.386, ini artinya bahwa WUS dengan dukungan suami kurang memiliki kecenderungan 1.386 kali lebih besar untuk tidak periksa IVA dibandingkan dengan WUS dengan dukungan baik. d. Hubungan antara sikap dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
p-value
100 10.200
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa WUS dengan sikap yang negatif mengenai pemeriksaan IVA sebagian besar tidak periksa IVA sejumlah 54 orang (91.5%) Sedangkan WUS dengan sikap yang positif sebagian besar juga tidak melakukan pemeriksaan IVA yaitu sejumlah 18 orang (51.4%). Berdasarkan uji Chi Square Continuity Correction didapat p-value sebesar 0.000 Oleh karena p-value = 0.000 < α (0.05), maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai Odds Ratio sebesar 10.200, ini artinya bahwa WUS yang memiliki sikap negative terhadap pemeriksaan IVA memiliki kecenderungan 10.200 kali lebih besar untuk tidak periksa IVA dibandingkan dengan WUS yang memiliki sikap positif terhadap pemeriksaan IVA.
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 5
0.000
e. Analisis Multivariat Tabel 4.15 Uji Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Pendidikan, dan Sikap dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta
Faktor yang paling berhubungan terhadap perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dilihat dari OR Exp(B) yang terbesar. Nilai pendidikan memiliki p value 0.108 > α 0.05 dan memiliki OR 2.060 dan Sikap memiliki P value 0.000 < α 0.05 dengan OR 8.096. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta, WUS yang memiliki sikap negatif memiliki kecenderungan 8.096 kali tidak melakukan periksa IVA. B. Pembahasan 1. Gambaran Tingkat Pendidikan WUS diWilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Menurut Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa masyarakat yang berpendidikan rendah akan bersikap masa bodoh terhadap perkembangan
pengetahuan disekitarnya, sehingga masyarakat tidak peduli terhadap informasi dan sesuatu dari luar. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena sikap masyarakat yang belum terbaru dengan hl-hal atau inovasi baru. WUS dengan tingkat pendidikan yang rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta kadang tidak mendapatkan cukup informasi mengenai pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang dapat diakses melaluimedia informasi seperti searching dan membaca bukusecara up to date. SebaliknyaWUS dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi mereka dapat mengakses informasi-informasi mengenai kesehatan bagi dirinya akan tetapi semua kembali kepada kesadaran masing-masing individu dalam menyikapi mengenai kesehatan pada dirinya. 2. Gambaran Pekerjaan WUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Pekerjaan dalam arti luas merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia, sedangkan dalam arti sempit pekerjaan merupakan suatu tugas kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang (Laily, 2009). Pekerjaan merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat suatu populasi bekerja. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa status kesehatan dan mortalitas suatu populasi dipengaruhi oleh tingkatan pekerjaan didalam populasi. Hasil penelitian pada pekerjaan WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta yaitu WUS dalam kategori bekerja 59 responden (62.8%). Hal ini terjadi karena diantara mereka tidak hanya mengurus rumah tangga saja tetapi ia juga harus membantu memenuhi
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 6
kecukupan untuk meningkatkan status perekonomian dalam keluarga. 3. Gambaran dukungan suami dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Dukungan suami juga merupakan salah satu hal yang harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan deteksi dini kanker serviks oleh Kementerian Kesehatan yang menjelaskan bahwa sangat perlu partisipasi suami untuk mendukung keberhasilan upaya deteksi dini kanker serviks untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks (Depkes, 2007). Kuisioner mengenai dukunagan suami dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengana asam asetat (IVA) dari dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan fasilitas dan dukungan emosional didapatkan hasil yaitu responden paling banyak yaitu pada dukungan emosional dan paling rendah pada dukungan informasional. Rendahnya dukungan informasional terhadap WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul ini disebabkan karena keterpaparan informasi dari tenaga kesehatan terhadap pentingnya pemeriksaan IVA kurang karena target sasaran utama adalah WUS itu sendiri. 4. Gambaran sikap WUS dalam melakulan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Menurut Notoadmodjo (2012), Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Reaksi atau respons tersebut berupa menerima, merespons, menghargai,
bertanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian pada sikap WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta WUS yang memiliki sikap negatif terhadap pemeriksaan IVA disebabkan karena anggapan bahwa apabila dirinya sehat sehat saja sehingga selama belum ada keluhan tidak akan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, selain itu juga WUS merasa malu melakukan pemeriksaan IVA karena yang diperiksa adalah bagian intim perempuan dan menganggap pemeriksaan IVA tidak ada gunanya. 5. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Hasil penelitian ini diketahui bahwa WUS dengan kategori `pendidikan rendah karena WUS pendidikan yang rendah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks (Laily, 2009). Dari hasil pengamatan peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul fasilitas pendidikan sudah memadai. Akan tetapi masih kurangnya kesadaran mengenai pentingnya pendidikan. Sehingga sebagian besar WUS yang berada di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul memiliki tingkat pendidikan rendah dan memang faktor lingkungan berpengaruh dengan tingkat pendidikan WUS. Menurut Dewi dan Sunarsih (2010), tingginya tingkat pendidikan ibu menyebabkan ibu akan patuh terhadap pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Demikian halnya dengan WUS yang berpendidikan tinggi maupun menengah maka akan memeriksakan dirinya secara tertib untuk tetap menjaga keadaan kesehatan dirinya.
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 7
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh notoatmodjo (2005), bahwa pendidikan berpengaruh terhadap cara berpikir, tindakan dan pengambilan keputusan sesorang dalam melakukan suatu perbuatan, dimana semakin tinggi pendidikan WUS semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan lebih mudah menerima informasi dan lebih krtitis dalam menghadapi masalah. 6. Hubungan Pekerjaan dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Berdasarkan hasil uji statistik, memperlihatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Hal tersebut terjadi karena fenomena baik yang bekerja maupun tidak bekerja hampir sama jumlah WUS yang tidak bekerja dan melakukan pemeriksaan IVA hanya 9 orang dan WUS yang bekerja dan yang melakukan pemeriksaan IVA hanya 13 orang. Hal ini berarti antara WUS yang bekerja dan WUS yang tidak bekerja hampir sama perilakunya dalam pemeriksaan IVA. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Sarini (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. 7. Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Wanita yang mendapatkan dukungan suami yang cenderung melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Dukungan social yang dimaksud adalah dukungan dari suami. Besarnya kosntribusi dukungan dari orang atau kelompok terdekat untuk memperkuat alasan bagi seseorang untuk berperilaku.Jika seseorang tidak memiliki orang atau kelompok terdekat yang memiliki pemahaman yang baik mengenai kesehatan, maka secara tidak langsung akan berimbas pada perilaku wanita tersebut. Oleh karena itu informasi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA tidak hanya wanita sebagai focus utama, namun pria juga merupakan sasaran yang sangat potensial (Sarini, 2011). Hasil penelitian ini sesuai dengan Kuncoro (2007), menyatakan bahwa dukungan suami merupakan hal yang perlu dikembangkan dalam suatu keluarga agar terbina hubungan saling membutuhkan antar anggota keluarga. 8. Hubungan Sikap dengan Perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa WUS dengan sikap positif akan cenderung melakukan pemeriksaan IVA dan WUS dengan sikap negatif akan cenderung tidak melakukan pemeriksaan IVA. Semakin positif sikap WUS terhadap pemeriksaan IVA makan semakin tinggi pula perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dan semakin negatif sikap WUS terhadap pemeriksaan IVA maka semakin rendah pula perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 8
(2012), menyatakan bahwa sebelum metode IVA. Jika reaksi atau respon seseorang mengadopsi perilaku, ia harus positif maka perilaku cenderung positif, tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat dan jika respon negatif maka perilaku perilaku tersebut bagi dirinya atau cenderung negatif juga. Selain itu sikap keluarganya. Orang mau melakukan juga merupakan produk dari proses pemeriksaan IVA apabila ia telah tahu sosialisasi segingga reaksi yang ada tujuan dan mafaat yang didapat. Sikap sesuai dengan rangsangan yang adalah penilaian (bisa berupa pendapat) diterimanya. Sehingga jika seseorang seseorang terhadap stimulus atau objek setuju atau mempunyai sikap positif (seperti pemeriksaan IVA). Setelah (Azwar, 2010). sesorang mengetahui stimulus atau objek 9. Faktor yang paling dominan proses selanjutnya akan bernilai atau berhubungan dengan WUS dalam bersikap terhadap stimulus atau objek melakukan deteksi dini kanker kesehatan. WUS yang memiliki sikap serviks dengan metode inspeksi negatif terhadap pemeriksaan IVA visual dengan asam asetat (IVA) Di disebabkan oleh kurangnya informasi Wilayah Kerja Puskesmas Kretek mengenai pentingnya pemeriksaan IVA Bantul Yogyakarta dan dari sikap negatif itu, WUS Berdasarkan tabel 4.14 menyepelekan pentingnya pemeriksaan didapatkan hasil bahwa faktor yang IVA. paling dominan berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini SIMPULAN DAN SARAN kanker serviks dengan metode inspeksi A. Simpulan 1. Tingkat pendidikan WUS di Wilayah visual dengan asam asetat (IVA) di Kerja Puskesmas Kretek Bantul wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta sebagian besar responden Yogyakarta adalah faktor sikap. masuk dalam kategori rendah 46.8%. Penelitian ini sejalan dengan hasil 2. pekerjaan ibu WUS di Wilayah Kerja penelitian menurut Artiningsih (2011), Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta bahwa sikap sangat berpengaruh sebagian besar responden termasuk terhadap prilaku wanita usia subur dalam kategori bekerja 62.8%. dalam melakukan deteksi dini kanker 3. Dukungan suami WUS dalam serviks. Wanita menolak dilakukan pap melakukan deteksi dini kanker serviks smear karena rasa malu. dengan metode inspeksi visual pengalaman yang didapat dengan asam asetat (IVA) di Wilayah seseorang sangat mempengaruhi sikapnya Kerja Puskesmas Kretek Bantul dan individu cenderung untuk memilik Yogyakarta sebagian besar responden sikap yang konformis atau searah dengan termasuk dalam kategori baik 84.0% sikap orang yang diangga penting. Ingin 4. Sikap WUS dalam melakukan deteksi diberi motivasi untuk peduli dengan dini kanker serviks dengan metode pentingnya deteksi dini kanker serviks inspeksi visual dengan asam asetat tersebut. Sikap tersebut diharapkan dapat memacu seseorang untuk melakukan hal (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta sebagian yang baik pula, walaupun kadang belum besar responden termasuk memiliki tentu sesuai keinginan, seperti mengubah sikap negatif 62.8%. pandangan seseorang terhadap suatu hal tapi karena kebiasaan yang sering 5. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dilakukan sehingga orang tersebut tetap WUS dalam melakukan deteksi dini saja melakukan hal yang menurut dirinya kanker serviks dengan metode dan orang lain tidak baik. Noatmodjo Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 9
inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. 6. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta 7. Ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta 8. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta 9. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di wilayah kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta adalah faktor sikap. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Kretek Diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan di Puskemas Kretek dengan WUS yang berada di Wilayah Puskesmas Kretek dan meningkatkan peran andil suami terhadap kesehatan WUS dan meningkatkan sosialiasi pemeriksaan IVA 2. Bagi Wanita Usia Subur (WUS) Bagi WUS diharapkan untuk lebih aktif dan rutin melakukan pemeriksaan IVA d yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan WUS dimasa reproduktifnya. Serta meningkatnya kesadaran WUS dengan perubahan sikap negatif
terhadap menjadi positif terhadap pemeriksaan IVA. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang metodologi penelitian sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik dan terinci, bagi peneliti lain agar dapat mengadakan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) yang belum dikaji oleh peneliti. DAFTAR PUSTAKA Adriana. 2012. Hubungan TingkaPendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Jaten II Kabupaten Karanganyar. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.Diakses pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 12.10 WIB Artiningsih.2011.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat dalam Rangka Deteksi Dini Kanker Serviks.Diakses pada tanggal 1 Juni 2015 pukul 14.05 WIB Azwar, Saifudin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DEPKES RI, 2007. Penanggulangan Kanker Serviks dengan Vaksin HPV, Departemen Kesehatan RI
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 10
Emilia Ova.2010. Bebas ancaman kanker serviks.Yogyakarta: Media Pressindo International Agency for Research on Cancer (IARC). (2006). Comprehensive Cervical Cancer Control. Geneva : World Health Organization Press
Sarini, Ni Ketut Manik. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan papsmear pada wanita usia subur di desa pucung wilayah kerja puskesmas tejakula II kecamatan Tejakula kabupaten buleleng bali tahun 2011.Skripsi. Jakarta: FKM UI. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015 pukul 11.30 WIB
Kuncoro.2007.Metode Kuantitatif, teori dan aplikasi untuk bisnis.UPP STIM YKPN.Yogyakarta Kwofie. 2008.Acceptance Counselling and Testing Among Women in The Kumasi Metropolis. Kumasi: Kwame Nikrumah University of Science and Technology. Laily.2009. Pengetahuan dan sikap dengan angka kejadian infeksi HIV/AIDS. Bandung. FK IKUPB Nikko Darnindro dkk.2006. Pengetahuan Sikap Perilaku Wanita yang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan Di Rumah Susun Klender Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia Volume: 57 (7). 2007. 1-7. Notoatmodjo S.2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta . 2008, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta .2010.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni.Jakarta : Rineka Cipta .2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Page 11