ARTIKEL ILMIAH
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI PENUH
OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C210023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014
Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 1
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI PENUH Oleh : Nurul Qadriati 1), Sufri 2), Wardi Syafmen 2) 1 ) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2 ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email : 1)
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh yang persentase ketuntasan hasil belajar nya masih dibawah 70%. Hal ini dikarenakan guru bidang studi matematika sering menerapkan pembelajaran ekspositori yang kurang mengaktifkan siswa di kelas. Guru matematika seharusnya dapat menciptakan proses belajar mengajar yang baik dengan menerapkan model belajar yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh yang proses pembelajarannya menggunakan Model Advance Organizer dan Model Synectics dimana kedua model tersebut berbasis Pendekatan Saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap 3 kelas sampel yang setiap kelas berjumlah 25 siswa yang diberikan perlakuan berbeda. Data penelitian diperoleh dengan memberikan post-test kepada ketiga kelas sampel. Setelah hasil post-test diperoleh, data dianalisis untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t satu arah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dan simpangan baku kelas eksperimen I adalah 75,68 dan 8,8634, kelas eksperimen II adalah 71,52 dan 7,3321, serta kelas kontrol adalah 67,36 dan 7,4547. Dari analisis yang telah dilakukan terhadap data posttest untuk model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran ekspositori diperoleh t hitung = 3,5919 , dengan β = 0.05 π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 jadi thitung > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2), untuk model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran ekspositori diperoleh t hitung = 1,9892 dengan β = 0.05 π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 jadi thitung > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) dan untuk model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik dengan model pembelajaran synectics diperoleh t hitung = 1,8082, dengan β = 0.05 π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 jadi thitung > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2), dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik dikelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Advance Organizer, Model Pembelajaran Synectics, Pendekatan Saintifik Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 2
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI PENUH Oleh : Nurul Qadriati 1), Sufri 2), Wardi Syafmen 2) 1 ) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi 2 ) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Email : 1)
[email protected]
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Ilmu yang di sampaikan kepada siswa, sebagai modal bagi siswa untuk menghadapi perkembangan zaman, pegangan hidup, pedoman, dan melatih siswa berpikir logis dan kritis. Mengingat pentingnya peranan matematika, guru harus berusaha agar siswa dapat menyenangi pelajaran matematika dan memperoleh hasil belajar metematika yang memuaskan. Dari data yang diperoleh di SMP N 1 Sungai Penuh, terlihat nilai matematika siswa tergolong masih rendah karena masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah tersebut untuk mata pelajaran matematika kelas VIII adalah 68. Adapun jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada semester ganjil kelas VIII di SMP Negeri 1 Sungai dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Data Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Semester I kelas VIII SMPN 1 Sungai Penuh T.A. 2013/2014 Nilai matematika siswa (dalam %) Kelas Tidak tuntas (< 68) Tuntas (β₯68) VIIIA 40 60 VIIIB 60 40 VIIIC 60,7 39,3 VIIID 70,4 29,6 VIIIE 71,4 28,6
VIIIF 65,3 34,7 VIIIG 56 44 Sumber: Tata Usaha di SMP Negeri 1 Sungai Penuh.
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh diketahui bahwa rendahnya hasil belajar siswa di sebabkan beberapa faktor, diantaranya guru masih menggunakan model pembelajaran ekspositori dimana pengajaran berpusat pada guru dengan metode ceramah dan kurang terorganisasinya penyajian materi yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa kurang memahami konsep dari materi yang disampaikan. Rendahnya hasil belajar siswa dan rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika maka perlu adanya suatu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu cara yang dapat mendorong siswa untuk belajar lebih bermakna tersebut adalah dengan memilih model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran synectis. Menurut Trianto (2007), menyatakan bahwa model pembelajaran advance organizer merupakan suatu model pembelajaran untuk mengorientasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dan membantu mereka untuk mengingat kembali informasiinformasi yang berkaitan yang dapat di gunakan untuk membantu dalam menyatu kan informasi baru yang akan dipelajari. Sedangkan menurut Trianto (2007) model pembelajaran synectics merupakan
Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 3
model pembelajaran yang menggunakan analogi untuk mengembangkan kemampuan berfikir dari berbagai sudut pandang. Analogi dianggap mampu mengembangkan kreativitas karena dalam analogi ada usaha untuk menghubungkan antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang ingin dipahami. Model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran synectics ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru, menurut kurikulum pembelajaran yang diterapkan sekarang harus lah pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga peneliti memadukan model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran synectics dengan pendekatan saintifik dimana pendekatan saintifik merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pada pembelajaran matematika, langkah langkah pendekatan saintifik ini terdiri dari pengumpulan data dari percobaan, pengembangan dan peyelidikan suatu model matematika dalam bentuk representasi yang berbeda, dan refleksi (Beckmann, 2009). Pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yang di terapkan di Indonesia menjabarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut menjadi lima, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013) Model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran synectics yang berbasis saintifik dapat memberikan pemahaman siswa dalam konsep matematika khususnya materi garis singgung lingkaran, Model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran synectics yang berbasis saintifik ini dapat membantu siswa untuk mengingat kembali konsep sebelumnya. Guru tidak hanya berdiri didepan kelas tetapi guru berperan sebagai pemandu bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan, guru mengarahkan siswa dalam menerapkan langkah pembelajaran saintifik untuk menyelesaikan permasalahan yaitu dengan cara mengamati, menanya, menalar, mencoNurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
ba, dan mengkomunikasikan sehingga dapat membuat siswa tidak bosan dalam belajar matematika dan dapat memahami materi. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dilakukan suatu penelitian yang berjudul βStudi Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Synectics Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Garis Singgung Lingkaran di Kelas VIII SMP N 1 Sungai Penuhβ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih baik dengan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran aktif synectics berbasis pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMP N 1 Sungai Penuh. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian diadakan di SMP N 1 Sungai Penuh. Model penelitian yang digunakan adalah βRandomized ControlGroup Pretest-Posttest Designβ. Dimana ada 3 kelas sampel yang diberi perlakuan, kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik, kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Populasi penelitian ini siswa kelas VIII SMP N 1 Sungai Penuh tahun ajaran 2013/2014, penentuan sampel dilakukan dengan teknik simpel random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar matematika setelah di berikan perlakuan pada masing-masing kelas sampel. Rancangan penelitian penelitian ini meliputi tiga tahap; 1) tahap awal penelitian; 2) tahap
Page 4
persiapan peneltian; 3) tahap akhir penelitian. Tahap awal penelitian, dilakukan kegiatan antara lain : mengambil data nilai matematika siswa semester I kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh, menentukan kelas yang akan dijadikan sampel, menentukan jadwal penelitian, membuat RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, menyusun instrumen penelitian, melakukan uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik, model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik dan model pembelajaran ekspositori. Peneliti menyusun agenda pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Tahap pelaksanaan penelitian, sebelum peneliti memberi perlakuan kepada ketiga kelas sampel terlebih dahulu di berikan pre-test untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap materi yang diajarkan, selanjutnya dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik pada kelas eksperimen I, dengan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik pada kelas eksperimen II dan model pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol. Tahap akhir penelitian dilakukan mem berikan post-test terhadap ketiga kelas sampel, kemudian menganalisis hasil posttest yang siswa dan mengambil kesimpulan. Sebelum dianalisis akan diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas, yaitu uji Liliefors dan uji homogenitas varians, yaitu menggunakan Uji F untuk memastikan bahwa data telah memenuhi syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005). Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji satu pihak yaitu uji pihak kanan. Sedangkan Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut: 1. H0 : π1 = π2 H1 : π1 > π2 Keterangan: π1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik) π2 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran ekspositori) Ho: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik sama dengan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. H1: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. 2. H0 : π1 = π2 H1 : π1 > π2 Keterangan: π1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik) π2 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran ekspositori) Ho: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik sama dengan hasil belajar matematika yang Page 5
menggunakan model pembelajaran ekspositori. H1: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. 3. H0 : π1 = π2 H1 : π1 > π2 Keterangan: π1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik) π2 : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik) Ho: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik sama dengan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik. H1: rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada tiga kelas sampel yaitu VIIB sebagai kelas eksperimen I, kelas VIIG sebagai kelas eksperimen II dan kelas VIIA sebagai kelas kontrol. Untuk mendapatkan kelas sampel ini dilakukan uji normalitas populasi dengan Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
uji liliefors didapat bahwa keenam kelas tersebut memiliki πΏ0 < πΏπ‘ maka dapat disimpulkan data keenam kelas berdistribusi normal, setelah itu dilakukan uji homogenitas variansi terhadap populasi dengan uji 2 Bartlett diperoleh πβππ‘π’ππ = 0,0150 dan 2 2 2 ππ‘ππππ = 14,4 karena πβππ‘π’ππ < ππ‘ππππ sehingga disimpulkan bahwa data ketiga kelas adalah homogen, kemudian setelah populasi berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen dilakukan uji kesamaan rata-rata dimana πΉβππ‘π’ππ < πΉπ‘ππππ yaitu 0,2172 < 2.41, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika ketujuh kelas tidak berbeda secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Setelah itu untuk menentukan kelas sampel diadakan teknik kombinasi sehingga dari enam kelas disusun menjadi 24 macam kelompok kelas sampel, kemudian di lakukan teknik undian untuk memperoleh kelas sampel, diperoleh kelas eksperimen I yaitu kelas VIIIB, kelas eksperimen II yaitu kelas VIIIG, dan kelas kontrol yaitu kelas VIIIA. Sebelum mengajar pokok bahasan garis singgung lingkaran, siswa pada kelas sampel diberikan pre-test tentang pokok bahasan tersebut. Dalam penelitian ini, pretest dilakukan untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap pokok bahasan garis singgung lingkaran. Berdasarkan data hasil pre-test, di lakukan perhitungan rata-rata dan simpangan baku masing-masing kelompok, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Hasil Pre-Test Jumlah Pesetra Kelas Tes Eksperimen I 25 Eksperimen II 25 Kontrol 25
dan Simpangan Baku Ratarata
Simpangan Baku
47,20 44,60 42,00
9,6910 9,5655 9,5742
Selanjutnya pada akhir penelitian ketiga kelas sampel diberikan tes akhir (post-test) yang terdiri dari 25 soal. Soalsoal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan Page 6
pada kelas IXA. Hasil uji coba tersebut dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Hasil Analisis Validitas Butir-butir Uji Coba Post-test Kriteria Harga rxy Nomor Soal pengukuran Validitas 0,80 β€ ππ₯π¦ β€ 1,00 Sangat Tinggi Validitas 0,60 β€ ππ₯π¦ < 0,80 2,17 Tinggi 1,4,6,10,11,12 Validitas 0,40 β€ ππ₯π¦ < 0,60 ,13,14,20,21, Sedang 22,24,25 Validitas 0,20 β€ ππ₯π¦ < 0,40 3,7,9,15,19 Rendah Validitas 0,00 β€ ππ₯π¦ < 0,20 Sangat 5,8 Rendah ππ₯π¦ β€ 0,00 Tidak valid 16,18,23 Tabel 4.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Hasil Uji Coba Post-Test Kriteria Harga D Nomor Soal pengukuran 0,00 β€ P < 0,30 Sukar 0,30 β€ P < 0,70
0,70 β€ P < 0,10
Sedang
Mudah
7,10,12,16,17 1,2,3,4,5,6,8,9 ,11,13,14,15,1 8,19,20, 21,22,23,24,2 5
Tabel 4.8 Hasil Anlisis Daya Beda Hasil Uji Coba Post-Test Kriteria Harga D Penguku Nomor Soal ran 0,00 β€ DP < 0,20 Jelek 5,8,16,18,23 1,3,4,6,7,9,10,1 1,12,13, 0,20 β€ DP < 0,40 Cukup 14,15,19,21,24, 25 0,40 β€ DP < 0,70 Baik 2,17,20,22 Sangat 0,70 β€ DP β€ 1,00 Baik
Selanjutnya yang terakhir dilakukan perhitungan reliabilitas ke 20 soal tersebut, di peroleh π11 = 0.0047 yang berarti tes memiliki reliabilitas sangat tinggi. Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Setelah itu, soal tes akhir (post-test) diberikan kepada ketiga kelas sampel, data hasil post-test tersebut selanjutnya di analisis. Berdasarkan data hasil post-test, dilakukan perhitungan rata-rata dan simpangan baku masing-masing kelompok sampel seperti pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Nilai Rata-rata Hasil Post-Test Jumlah Kelas Pesetra Tes Eksperimen I 25
dan Simpangan Baku Ratarata
Simpangan Baku
75,68
8,8634
Eksperimen II
25
71,52
7,3321
Kontrol
25
68,36
7,4547
Uji Normalitas dengan Uji Liliefors Berdasarkan uji Liliefors, di peroleh hasil seperti pada tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Uji normalitas Data Hasil Post-Test Kelas Eksperimen I Eksperimen II Kontrol
Jumlah Peserta Tes
L0
Lt
Ket
25
0,0840
0,1730
Normal
25
0,1121
0,1730
Normal
25
0,1589
0,1730
Normal
Uji Homogenitas dengan menggunakan Uji Bartlett Uji statistik yang digunakan adalah 2 uji Bartlett. Diperoleh πβππ‘π’ππ = 2,5350 dan 2 2 2 ππ‘ππππ = 7.38 karena πβππ‘π’ππ < ππ‘ππππ sehingga disimpulkan bahwa data ketiga kelas adalah homogen. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah diketahui ketiga kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini akan diuji t hipotesis seperti yang telah di rumuskan pada perumusan masalah yaitu :
Page 7
1. Pada hipotesis pertama kriteria pengujian adalah terima H0 jika t hitung < π‘ 1ββ untuk taraf nyata Ξ± = 0,05 dengan dk = n1 + n2 β 2, untuk harga-harga t yang lain H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada lampiran 32 diperoleh thitung = 3,5919 > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 maka tolak H0. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran ekspositori. 2. Pada hipotesis kedua kriteria pengujian adalah terima H0 jika t hitung < π‘ 1ββ untuk taraf nyata Ξ± = 0,05 dengan dk = n1 + n2 β 2, untuk harga-harga t yang lain H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada lampiran 32 diperoleh thitung= 1,9892 > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 maka tolak H0. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran ekspositori. 3. Pada hipotesis ketiga kriteria pengujian adalah terima H0 jika t hitung < π‘ 1ββ untuk taraf nyata Ξ± = 0,05 dengan dk = n1 + n2 β 2, untuk harga-harga t yang lain H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada lampiran 32 diperoleh thitung = 1,8082 > π‘ 1ββ (π 1 +π 2 β2) =1,6772 maka tolak H0. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik.
Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil post-test pada lampiran 29, diperoleh hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Penuh pada pokok bahasan garis singgung lingkaran. Untuk kelas eksperimen I (VIIIB) pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik memperoleh rata-rata 75,68 dengan simpangan baku 8,8634 dengan persentase ketuntasan adalah 84%. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer yang berbasis saintifik ini setiap siswa ikut aktif didalamnya. Setelah model pembelajaran advance organizer yang berbasis saintifik ini di terapkan pada pokok bahasan garis singgung lingkaran dikelas VIIIB dan pembelajaran eksositori dikelas VIIIA ter- lihat perubahan hasil belajar matematika yang ditunjukkan oleh siswa. Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran ekspositori yaitu 75,68 dan 67,36. Persentase jumlah siswa tuntas setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik juga lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik yaitu 84% dan 12%. Jadi kelas VIIIB sudah memenuhi syarat ketuntasan kelas di SMP Negeri 1 Sungai Penuh yaitu 75% siswa yang tuntas mencapai SKM. Kelas eksperimen II (VIIIG) pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik memperoleh rata-rata 71,52 dengan simpangan baku 7,3321 dan persentase siswa yang tuntas mencapai SKM sebesar 76%. Sedangkan pada proses pembelajaran Page 8
dengan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik ini juga terlihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, karena pada awal pembelajaran pun siswa diberikan pertanyaan yang berisi materi yang harus dipelajarinya. Setelah model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik ini diterapkan dikelas VIIIG dan pembelajaran ekspositori diterapkan dikelas VIIIA terlihat perubahan hasil belajar matematika yang ditunjukkan oleh siswa. Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis saintifik ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diterapkan pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori yaitu 71,52 dan 67,36. Persentase jumlah siswa tuntas setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran synectics berbasis saintifik juga lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang tuntas sebelum di terapkan pembelajaran dengan model pembelajaran synectics berbasis saintifik yaitu 76% dan 8%. Jadi kelas VIIIG sudah memenuhi syarat ketuntasan kelas di SMP Negeri 1 Sungai Penuh yaitu 75% siswa yang tuntas mencapai SKM. Untuk kelas kontrol (VIIIA) pembelajaran dengan model pembelajaran ekpositori memperoleh rata-rata 67,36 dengan simpangan baku 7,4547. Pada pembelajaran ekspositori yang diterapkan dikelas kontrol tidak terlalu memberikan perubahan terhadap cara belajar matematika siswa. Siswa cenderung pasif karena peran guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar. Siswa kebanyakan tidak melaku kan inovasi terhadap proses pembelajaran. Setiap pertemuan nya siswa hanya belajar dari materi dan contoh-contoh yang diberikan oleh guru serta mengerjakan latihan yang diberikan. Setelah pokok bahasan garis singgung lingkaran diterapkan dikelas VIIIB dengan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik dan model Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
pembelajaran synectics berbasis saintifik dikelas VIIIG terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa. Rata β rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik dan synectics berbasis saintifik yaitu 75,68 dan 71,52. Jumlah siswa yang tuntas memenuhi syarat ketuntasan kelas di SMP Negeri 1 Sungai Penuh yaitu 75% siswa yang tuntas mencapai SKM. Hasil belajar matematika siswa yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis saintifik lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis saintifik dan hasil belajar matematika siswa yang di terapkan dengan pembelajaran ekspositori. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa : 1. Hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajaran nya menggunakan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik (rata-rata 75,68 dan simpangan baku 8,8634) lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ekspositori (rata-rata 67,36 dan simpangan baku 7,4547) pada tingkat kepercayaan 95%. 2. Hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik (rata-rata 71,52 dan simpangan baku 7,3321) lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ekspositori (rata-rata 67,36 dan simpangan baku 7,4547) pada tingkat kepercayaan 95%. 3. Hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran advance organizer Page 9
berbasis pendekatan saintifik (rata-rata 75,68 dan simpangan baku 8,8634) lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang proses pembelajarannya menggunakan menggunakan model pembelajaran synectics berbasis pendekatan saintifik (rata-rata 71,52 dan simpangan baku 7,3321) pada tingkat kepercayaan 95%. Saran 1. Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran advance organizer berbasis pendekatan saintifik karena model ini sangat baik digunakan apalagi yang sejalan dengan akan di terapkannya kurikulum 2013 yang mana dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi garis singgung lingkaran, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian pada materi pokok yang lain dalam pembelajaran matematika. DAFTAR RUJUKAN Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Rizema, Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI) Subandi. 2002. Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestas Pustaka Winataputra, dkk, 1994. Strategi Belajar dan Mengajar, Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi Yamin, Martinis, 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: GP Press Group
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bioners, 2013. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach). http:// bioners.wordpresscom/2013/11/ 07/pendekatan-ilmiahscientific-approach/ diakses 13 Maret 2013 Hamalik, Oemar.2009. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nurul Qadriati : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 10