Tema Foto
Konflik Gajah dan Masyarakat oleh: Rudianto Surbakti
wahana wacana dan warta lingkungan hidup
Monitoring posisi gajah
Jejak gajah di kebun masyarakat
vol. 1 no. 1 | 2011
ARTIKEL EDISI PERDANA ■ Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat
Konflik Gajah dengan masyarakat sudah sangat sering terjadi di wilayah Aceh dan cukup tinggi. Kebun masyarakat, manusia, dan gajah itu sendiri sudah menjadi korban. Program PNPM LMP melalui mitra CSO yaitu WCS-IP (Wildlife Conservation Society – Indonesia Program) membantu masyarakat lokal dalam kapasitas teknis penanganan konflik dengan satwa, khususnya gajah. Tim Penanganan konflik WCS-IP yang dibantu pendamping lokal PNPM LMP Kluet Timur, Aceh memberikan pengarahan pelatihan singkat kepada masyarakat Menggamat Kluet Tengah. Pelatihan meliputi teknik penggiringan gajah yang harus dilakukan dan pentingnya mempertahankan kelompok dalam penggiringan untuk mencapai hasil yang diharapkan serta meminimalisir resiko bagi tim diberikan pada pelatihan ini. Menggiring gajah dengan alat tradisional
■ Ada si “Piko” di Tapanuli Selatan
■ Membangun Desa Mandiri Energi ■ Profil Tokoh: Vola Harindah
■ Tema Foto: Aceh - Konflik Gajah dan Masyarakat
Salah satu tim CSO memberikan pelatihan pembibitan tanaman
Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat
Newsletter desakuhijau merupakan salah satu alat komunikasi dalam memberikan infomasi kepada masyarakat mengenai kegiatan yang sedang berlangsung di Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatra Barat, dan Sulawesi Utara. Cerita dan foto dari berbagai lokasi diharapkan dapat memberikan motivasi agar masyarakat semakin terpacu dalam menumbuhkembangkan pembangunan desa yang berbasis lingkungan.
oleh: Ian M. Hilman
CSO (Civil Society Organization) memiliki peran dalam PNPM LMP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan) yaitu bertanggung jawab untuk melakukan peningkatan kapasitas dan penyadartahuan kepada masyarakat dan pelaku PNPM LMP. Dalam upaya mempercepat peningkatan kapasitas dilakukan dengan Demonstration Plot (demplot) kegiatan sehingga dapat mendukung kegiatan yang sedang dan akan dilakukan oleh masyarakat di setiap kabupaten percontohan PNPM LMP. bersambung ke hal. 5
Pembuatan demplot biogas
kelembagaan desa. Demplot ini berisi seperangkat bangunan fisik dan sistem yang dinamis untuk menjalankannya sehingga bisa menjadi contoh agar masyarakat dapat melihat secara langsung dan mencontoh bagaimana mengembangkan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan.
Profil Tokoh
Vola Harindah
Inspirasi Wanita Minahasa Kader konservasi dan penerima penghargaan ”Green Champion” CIDA Award sebagai masyarakat yang berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan PNPM LMP di Sulawesi “Ibu-ibu, torang musti smangat deng jang menyerah kalo mo beking tungku deng arang aktif (Ibu-ibu, kita harus semangat dan jangan mudah menyerah jika kita akan membuat tungku dan arang aktif)”. Itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh perempuan energik ini saat memberikan pelatihan pada sekelompok ibu-ibu di desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Perempuan berusia 38 tahun tersebut adalah Vola Harindah saat memberikan pelatihan Pembuatan Tungku dari tanah liat dan Arang Aktif dari tempurung kelapa kepada kelompok perempuan di desa kepulauan di Likupang Barat. Dengan kemampuannya melatih dan memotivasi kelompok perempuan, Ibu Vola telah memberikan pelatihan kepada kelompok ibu-ibu di seluruh
Nama
Vola Harindah
Umur
38 tahun
Suami
Anselmus Frans
Anak
Frasindult dan Fransisco
Pekerjaan
Guru Agama Kristen dan Pendidikan Lingkungan SMP Negeri 3 Wori, Mantehage, Kec. Wori, Kab. Minahasa Utara.
HAL. 2
Demplot ini juga bertujuan untuk membangun desa mandiri energi. Diharapkan masyarakat
dapat terlibat langsung dalam mengoperasikan kegiatan ini sebagai contoh kegiatan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan. Dalam mengembangkan demplot, hal terpenting adalah sistem dinamisnya kelembagaan, yang berisi seperangkat aturan dan pengelola yang menjadi penggerak demplot, tanpa berjalannya aturan dan pengelola yang profesional maka demplot akan sulit berkembang. ***
kabupaten pelaksana PNPM-LMP di Sulawesi Utara. Bahkan kegiatan melatihnya ini telah dilakoninya hingga ke desa terluar yang berbatasan dengan Philipina yaitu ke Pulau Kawaluso, Kab. Kepulauan Sangihe. Kerjasama dengan CSO, antaralain mengelola Demplot Pengelolaan Limbah Rumah tangga, Pertanian, Pertukangan, dan Pertanian menjadi Cinderamata. Produk yang dihasilkan dari demplot dipamerkan pada penyelenggaraan WOC (World Ocean Conference) 2009 yang dilaksanakan di Manado. Alasannya aktif mendukung kegiatan lingkungan cukup sederhana “Karena lingkungan dapat memberi kehidupan bagi anak cucu. Dengan menjaga lingkungan maka kita telah menjaga dunia dan kehidupan manusia. Lingkungan yang hijau dan sehat akan dapat menjamin ketersediaan air dan makanan bagi manusia”. [Edison Maneasa]
Potensi sapi dan kotoran sebagai bahan pendukung biogas
Aktivitas 2000
Kader Konservasi Taman Nasional Bunaken
2004
Membentuk jaringan perempuan usaha kecik (Jarpuk) bernama Baronang
Hingga Sekarang
Aktif dalam Koalisi Perempuan Indonesia
DESAKU HIJAU Penanggung Jawab Akbar A. Digdo
Penghargaan 17 Agustus 2010
“Kader Konservasi” mewakili Sulawesi Utara oleh Presiden
22 September 2010
Penghargaan dari Duta Besar Canada untuk Indonesia sebagai ”Green Champion” CIDA Award sebagai masyarakat yang berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan PNPM LMP di Sulawesi
Redaktur Fransisca Noni Editor Akbar A. Digdo Agustinus Wijayanto Fransisca Noni
Kontributor Rudianto Surbakti (Aceh) Vivin Susanty (Bengkulu) Irsan Simanjuntak & Sylvie Iriyani(Sumatra Utara) Ian M. Hilman (Sumatera Barat) Edison Maneasa (Sulawesi Utara) Grafis & Tata Letak Age Hadi
Kredit foto Akbar Digdo, Ulayat, WCS-IP, Irsan Simanjuntak/PETRA Bersama, Ade Sumantri, Edies Maneasa dan Deice Lohonsili. Alamat Redaksi Jl. Burangrang No. 18 Bogor 16151 0251 8306029
[email protected] www.desakuhijau.org HAL. 7
Membangun Desa Mandiri Energi oleh: Vivin Susanty
Bentang alam Taman Nasional Kerinci Seblat
Tapus Godang, salah satu desa yang berbukit-bukit, terisolir, dikelilingi vegetasi hutan rapat dan banyak ditemui sumber mata air yang melimpah. Keindahannya hanya dapat disaksikan di siang hari, namun saat gelap hanya bersinarkan lampu minyak dengan kerlipan cahaya yang remang.
Potensi air di Desa Tapus Godang
Ada si “Piko” di Tapanuli Selatan oleh: : Irsan Simanjuntak & Sylvie Iriyani
Demonstration Plot (Demplot) energi alternatif akan menjadi contoh untuk masyarakat yang ingin belajar mengembangkan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan. Desa Ladang Palembang merupakan desa di dalam wilayah Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Desa ini memiliki luas wilayah 2600 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 837 jiwa atau sekitar 227 kepala keluarga. Dalam penataan ruangnya, desa ini terbagi dalam beberapa penggunaaan, seperti kawasan hutan negara, kawasan hutan adat/desa, kawasan budidaya dan lahan pemukiman. Pada kawasan budidaya, masyarakat menggunakan lahan sebagai kebun kopi, sawit, dan kebun campuran serta lahan persawahan. Masyarakat juga memiliki banyak hewan ternak, salah satunya sapi. Kotoran sapi biasanya ditumpuk atau digunakan sebagai pupuk organik untuk pemupukan tanaman. Melihat HAL. 6
potensi yang cukup besar, CSO PNPM LMP Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 mencoba mengembangkan energi alternatif yaitu biogas. Teknologi biogas selain menghasilkan pupuk organik siap pakai, juga menghasilkan gas bio (sumber energi) yang dapat digunakan sebagai sumber energi pengganti BBM dan Listrik. Pengembangan biogas dilakukan dengan membangun demplot disalah satu lokasi percontohan PNPM LMP. Demplot ini merupakan model kegiatan usaha pengembangan mata pencaharian alternatif masyarakat yang dapat diterapkan langsung kepada masyarakat. CSO PNPM LMP Bengkulu akan memfasilitasi Desa Ladang Palembang dalam membuat 1 unit biogas yang dapat dimanfaatkan oleh 2 kepala keluarga dari kotoran sapi / ternak dan memperkuat
Desa Tapus Godang berada dalam wilayah administratif Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kalangan pelindung alam atau konservasionis Sumatera Utara sering menyebut wilayah ini sebagai wilayah ekosistem blok timur. Desa Tapus Godang hanya salah satu dari 12 desa yang ada di Kecamatan Aek Bilah dengan luas wilayah 14 km2 dari luas seluruh Kecamatan Aek Bilah sekitar 297,13 km2. Desa ini berjarak sekitar 14 km dari ibukota kecamatan, dengan penduduk sekitar 589 jiwa dari 113 kepala keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil bumi, mulai dari tanaman, perikanan, peternakan hingga pemanfaatan hasil hutan non kayu seperti madu, rotan, bambu, getah dan buah-buahan. Komoditi paling penting bagi masyarakat di Desa Tapus Godang adalah karet dan kopi, dan sumber pangan padi sawah sebagai sumber pakan utama, diikuti oleh komoditi sayuran, kacang-kacangan dan buahbuahan.
Kecamatan Aek Bilah masuk dalam wilayah program PNPM LMP yang dimplementasi sejak tahun 2010. Dalam rentang tahun itu, potensi di wilayah ini sedikit-demi sedikit telah teridentifikasi. Dalam kesenyapannya, wilayah ini tak hanya kaya dengan hasil bumi dan hasil hutan non kayu, namun juga kaya akan sumber penghidupan dari aspek jasa lingkungan berupa kekayaan sumberdaya air yang melimpah. Sejatinya, sumberdaya air yang ada, sesungguhnya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
“Demplot pikohidro ini dibuat untuk membangun inisiatif masyarakat menggunakan potensi sumberdaya air sebagai energi terbarukan berupa listrik yang dapat memenuhi kebutuhan mereka” HAL. 3
lokasi pemandian umum, lampu jalan, masjid, dan bangunan pertemuan adat. Kegiatan ini akan dirangkai dengan proses pelatihan, pengecekan ulang instalasi kabel dan pemasangan turbin. Semoga setelah tahap ini dilakukan jalan desa, masjid, pemandian umum, dan balai pertemuan adat akan terang karena ada si “Piko-hidro” di Tapus Godang. ***
Masyarakat bersama CSO sedang membangun instalasi pikohidro
terhadap energi terbarukan, listrik yang selama ini dibutuhkan. Melalui program PNPM LMP, energi terbarukan berupa listrik melalui program PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) teridentifikasi sejumlah delapan titik di wilayah itu. Jika terdapat sumber mata air untuk mendukung energi terbarukan skala mikro hidro, maka potensi untuk energi terbarukan skala kecil juga dapat diinisiasi untuk dibuat dan kemudian mampu menginspirasi masyarakat sehingga mampu dan terampil membangun instalasi pikohidro skala rumah tangga. Inisiatif ini kemudian dicetuskan oleh Yayasan PETRA BERSAMA dan diterapkan dalam bentuk demplot. Sebelum demplot dilakukan, PETRA BERSAMA melakukan survei dan analisis potensi. Dari hasil identifikasi dan survay yang dilakukan pada pertengahan tahun 2010 terdapat delapan titik potensial pikohidro di empat desa dengan kekuatan debit dan daya watt yang berbeda-beda. Hasil analisis menunjukkan bahwa demplot pikohidro dibangun di Desa Tapus Godang dengan sumber air dari Sungai Aek Dogor. Tinggi terjunan 3,9 m, tinggi permukaan antara 9-24 m, kecepatan aliran 0,55 detik, angka debit 184,51 l/detik dan besaran daya sekitar 4.317,60 watt. Demplot pikohidro ini dibuat untuk membangun inisiatif masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya air sebagai energi terbarukan berupa listrik. Saat ini proses pembuatan pikohidro di Desa Tapus Godang telah dilakukan tahapan pembuatan konstrusi untuk peletakan turbin, pemasangan instalasi untuk aliran listrik yaitu di HAL. 4
Dari Redaksi Newsletter ini adalah kali pertama dibuat dan disuguhkan untuk para masyarakat yang sedang giat-giatnya membangun desa dengan berbagai kegiatan demplot di masing-masing provinsi. Artikel mengenai demplot di Bengkulu berupaya agar masyarakat desa menjadi masyarakat yang mandiri dengan membangun demplot biogas. Tak kalah di Sumatera Utara sedang membangun Pikohidro agar Desa Tapus Godang dapat menikmati sinar lampu pada malam hari. Sedangkan di Sumatera Barat sedang mencoba tiga demplot yaitu sapi, kompos, dan bibit untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari. Foto-foto mengenai bagaimana cara menangani konflik gajah di Aceh bisa dinikmati di Foto Capture. Dan sebagai penutup ada inspirasi wanita Minahasa. Kita patut bangga kepada beliau karena semangat yang tinggi sebagai wanita bisa mampu memberikan semangat wanita sekitar untuk tetap berkarya. Kegiatan yang sedang dan ingin dijalankan semoga dapat bermanfaat dan memberi semangat agar terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan baik untuk lingkungan hidup.
Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat sambungan dari hal. 1 Pengembangan demplot saat ini dilakukan di tiga Kabupaten percontohan PNPM LMP, masing-masing Kabupaten percontohan PNPM LMP terdapat satu demplot kegiatan. Demplot yang sudah dibangun adalah demplot biogas di Kec. Sutera Kab. Pesisir Selatan, demplot pembibitan tanaman lokal di Kec. Pekonina Kab. Solok Selatan, dan demplot ketiga adalah demplot pembuatan pupuk kompos (organik) di Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman.
Demplot Biogas Populasi ternak di Kab. Pesisir Selatan (situs resmi pemerintah daerah Kab. Pesisir Selatan) terdapat 90.344 ekor sapi, 31.815 ekor kerbau dan 35.560 ekor kambing. Angka populasi ternak yang cukup tinggi menjadikan daerah ini menjadi salah satu daerah pemasok daging terbesar untuk wilayah Sumatera Barat. Namun, perilaku masyarakat yang masih enggan untuk mengkandangkan ternaknya dan sering kali berkeliaran di jalanan memberi dampak negatif, antara lain kotoran ternak yang berceceran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk, sering terjadinya kecelakaan di jalan raya akibat banyak sapi yang berkeliaran di jalanan, sering terjadi konflik antar masyarakat karena ternak yang berkeliaran merusak tanaman pekarangan bahkan pertanian. Pada Februari 2011, CSO bersama kelompok masyarakat telah berhasil membangun 2 instalasi biogas dan terdapat 4 keluarga yang sudah tidak tergantung lagi dengan bahan bakar minyak untuk kebutuhan memasak, karena sudah dapat menggunakan api yang dihasilkan dari biogas. Dengan dibangunnya demplot ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk menyadari bahwa kotoran ternak yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah, bisa menjadi sumber energi yang ramah lingkungan dan murah. Harapan kedepannya dapat menjadi solusi bagi masyarakat ketika mereka menempatkan ternaknya di kandang, selain kotorannya dapat dimanfaatkan untuk biogas, dampak negatif lainnya pun dapat teratasi.
Demplot Pertanian Alami Masyarakat yang berada di Kecamatan Lubuk Sikaping, Mapattunggul dan II Koto Kabupaten
”sering terjadi konflik antar masyarakat karena ternak yang berkeliaran merusak tanaman pekarangan bahkan pertanian” Pasaman bekerja di sektor pertanian dan mendiami daerah yang berbatasan dengan hutan ataupun dengan hutan lindung. Aktifitas sebagai petani tidak terlepas dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan panen. Pada saat sekarang ini ada beberapa hal yang dihadapi oleh para petani, diantaranya adalah pupuk. Harga yang relatif tinggi dan ketersediaan pupuk terbatas menjadi kendala yang berarti bagi petani (Laporan mingguan LASP). Pembangunan demplot kompos di Kabupaten Pasaman telah membuka pemahaman baru bagi masyarakat tentang mendorong kesehatan tanah dan tanaman. Pemahaman baru tersebut meliputi daur ulang limbah atau sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak, pengolahan lahan yang tepat, kombinasi, dan pergantian tanaman, pemeliharaan serta tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Dengan tanah yang sehat, akan menghasilkan tanaman yang sehat dan dapat mendukung kesehatan hewan serta manusia.
Demplot Kebun Bibit Desa Demplot kebun bibit desa yang sudah dikembangkan di Dusun Pekonina, Kec. Pauh Duo di Kab. Solok Selatan sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Dan ternyata, pengadaan bibit tanaman untuk beberapa kegiatan seperti penghijauan lahan kritis, rehabilitasi kawasan daerah aliran sungai (DAS), reboisasi, dan penanaman mangrove di kawasan pesisir diusulkan hampir disetiap kabupaten percontohan PNPM LMP. Saat ini, di lokasi demplot telah dikembangkan 20 jenis bibit lokal dengan komposisi jenis yang dikembangkan adalah jenis tanaman budidaya, tanaman kehutanan, dan tanaman buah-buahan (multi purpose trees species/ MPTS). Diharapkan kegiatan ini menjadi contoh bagi masyarakat adalah sebagai upaya mendorong kemandirian masayarakat desa untuk dapat mengelola serta memanfaatkan sumber daya alam secara lestari.*** HAL. 5
lokasi pemandian umum, lampu jalan, masjid, dan bangunan pertemuan adat. Kegiatan ini akan dirangkai dengan proses pelatihan, pengecekan ulang instalasi kabel dan pemasangan turbin. Semoga setelah tahap ini dilakukan jalan desa, masjid, pemandian umum, dan balai pertemuan adat akan terang karena ada si “Piko-hidro” di Tapus Godang. ***
Masyarakat bersama CSO sedang membangun instalasi pikohidro
terhadap energi terbarukan, listrik yang selama ini dibutuhkan. Melalui program PNPM LMP, energi terbarukan berupa listrik melalui program PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) teridentifikasi sejumlah delapan titik di wilayah itu. Jika terdapat sumber mata air untuk mendukung energi terbarukan skala mikro hidro, maka potensi untuk energi terbarukan skala kecil juga dapat diinisiasi untuk dibuat dan kemudian mampu menginspirasi masyarakat sehingga mampu dan terampil membangun instalasi pikohidro skala rumah tangga. Inisiatif ini kemudian dicetuskan oleh Yayasan PETRA BERSAMA dan diterapkan dalam bentuk demplot. Sebelum demplot dilakukan, PETRA BERSAMA melakukan survei dan analisis potensi. Dari hasil identifikasi dan survay yang dilakukan pada pertengahan tahun 2010 terdapat delapan titik potensial pikohidro di empat desa dengan kekuatan debit dan daya watt yang berbeda-beda. Hasil analisis menunjukkan bahwa demplot pikohidro dibangun di Desa Tapus Godang dengan sumber air dari Sungai Aek Dogor. Tinggi terjunan 3,9 m, tinggi permukaan antara 9-24 m, kecepatan aliran 0,55 detik, angka debit 184,51 l/detik dan besaran daya sekitar 4.317,60 watt. Demplot pikohidro ini dibuat untuk membangun inisiatif masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya air sebagai energi terbarukan berupa listrik. Saat ini proses pembuatan pikohidro di Desa Tapus Godang telah dilakukan tahapan pembuatan konstrusi untuk peletakan turbin, pemasangan instalasi untuk aliran listrik yaitu di HAL. 4
Dari Redaksi Newsletter ini adalah kali pertama dibuat dan disuguhkan untuk para masyarakat yang sedang giat-giatnya membangun desa dengan berbagai kegiatan demplot di masing-masing provinsi. Artikel mengenai demplot di Bengkulu berupaya agar masyarakat desa menjadi masyarakat yang mandiri dengan membangun demplot biogas. Tak kalah di Sumatera Utara sedang membangun Pikohidro agar Desa Tapus Godang dapat menikmati sinar lampu pada malam hari. Sedangkan di Sumatera Barat sedang mencoba tiga demplot yaitu sapi, kompos, dan bibit untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari. Foto-foto mengenai bagaimana cara menangani konflik gajah di Aceh bisa dinikmati di Foto Capture. Dan sebagai penutup ada inspirasi wanita Minahasa. Kita patut bangga kepada beliau karena semangat yang tinggi sebagai wanita bisa mampu memberikan semangat wanita sekitar untuk tetap berkarya. Kegiatan yang sedang dan ingin dijalankan semoga dapat bermanfaat dan memberi semangat agar terwujudnya masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan baik untuk lingkungan hidup.
Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat sambungan dari hal. 1 Pengembangan demplot saat ini dilakukan di tiga Kabupaten percontohan PNPM LMP, masing-masing Kabupaten percontohan PNPM LMP terdapat satu demplot kegiatan. Demplot yang sudah dibangun adalah demplot biogas di Kec. Sutera Kab. Pesisir Selatan, demplot pembibitan tanaman lokal di Kec. Pekonina Kab. Solok Selatan, dan demplot ketiga adalah demplot pembuatan pupuk kompos (organik) di Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman.
Demplot Biogas Populasi ternak di Kab. Pesisir Selatan (situs resmi pemerintah daerah Kab. Pesisir Selatan) terdapat 90.344 ekor sapi, 31.815 ekor kerbau dan 35.560 ekor kambing. Angka populasi ternak yang cukup tinggi menjadikan daerah ini menjadi salah satu daerah pemasok daging terbesar untuk wilayah Sumatera Barat. Namun, perilaku masyarakat yang masih enggan untuk mengkandangkan ternaknya dan sering kali berkeliaran di jalanan memberi dampak negatif, antara lain kotoran ternak yang berceceran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk, sering terjadinya kecelakaan di jalan raya akibat banyak sapi yang berkeliaran di jalanan, sering terjadi konflik antar masyarakat karena ternak yang berkeliaran merusak tanaman pekarangan bahkan pertanian. Pada Februari 2011, CSO bersama kelompok masyarakat telah berhasil membangun 2 instalasi biogas dan terdapat 4 keluarga yang sudah tidak tergantung lagi dengan bahan bakar minyak untuk kebutuhan memasak, karena sudah dapat menggunakan api yang dihasilkan dari biogas. Dengan dibangunnya demplot ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk menyadari bahwa kotoran ternak yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah, bisa menjadi sumber energi yang ramah lingkungan dan murah. Harapan kedepannya dapat menjadi solusi bagi masyarakat ketika mereka menempatkan ternaknya di kandang, selain kotorannya dapat dimanfaatkan untuk biogas, dampak negatif lainnya pun dapat teratasi.
Demplot Pertanian Alami Masyarakat yang berada di Kecamatan Lubuk Sikaping, Mapattunggul dan II Koto Kabupaten
”sering terjadi konflik antar masyarakat karena ternak yang berkeliaran merusak tanaman pekarangan bahkan pertanian” Pasaman bekerja di sektor pertanian dan mendiami daerah yang berbatasan dengan hutan ataupun dengan hutan lindung. Aktifitas sebagai petani tidak terlepas dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan panen. Pada saat sekarang ini ada beberapa hal yang dihadapi oleh para petani, diantaranya adalah pupuk. Harga yang relatif tinggi dan ketersediaan pupuk terbatas menjadi kendala yang berarti bagi petani (Laporan mingguan LASP). Pembangunan demplot kompos di Kabupaten Pasaman telah membuka pemahaman baru bagi masyarakat tentang mendorong kesehatan tanah dan tanaman. Pemahaman baru tersebut meliputi daur ulang limbah atau sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak, pengolahan lahan yang tepat, kombinasi, dan pergantian tanaman, pemeliharaan serta tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Dengan tanah yang sehat, akan menghasilkan tanaman yang sehat dan dapat mendukung kesehatan hewan serta manusia.
Demplot Kebun Bibit Desa Demplot kebun bibit desa yang sudah dikembangkan di Dusun Pekonina, Kec. Pauh Duo di Kab. Solok Selatan sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Dan ternyata, pengadaan bibit tanaman untuk beberapa kegiatan seperti penghijauan lahan kritis, rehabilitasi kawasan daerah aliran sungai (DAS), reboisasi, dan penanaman mangrove di kawasan pesisir diusulkan hampir disetiap kabupaten percontohan PNPM LMP. Saat ini, di lokasi demplot telah dikembangkan 20 jenis bibit lokal dengan komposisi jenis yang dikembangkan adalah jenis tanaman budidaya, tanaman kehutanan, dan tanaman buah-buahan (multi purpose trees species/ MPTS). Diharapkan kegiatan ini menjadi contoh bagi masyarakat adalah sebagai upaya mendorong kemandirian masayarakat desa untuk dapat mengelola serta memanfaatkan sumber daya alam secara lestari.*** HAL. 5
Membangun Desa Mandiri Energi oleh: Vivin Susanty
Bentang alam Taman Nasional Kerinci Seblat
Tapus Godang, salah satu desa yang berbukit-bukit, terisolir, dikelilingi vegetasi hutan rapat dan banyak ditemui sumber mata air yang melimpah. Keindahannya hanya dapat disaksikan di siang hari, namun saat gelap hanya bersinarkan lampu minyak dengan kerlipan cahaya yang remang.
Potensi air di Desa Tapus Godang
Ada si “Piko” di Tapanuli Selatan oleh: : Irsan Simanjuntak & Sylvie Iriyani
Demonstration Plot (Demplot) energi alternatif akan menjadi contoh untuk masyarakat yang ingin belajar mengembangkan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan. Desa Ladang Palembang merupakan desa di dalam wilayah Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Desa ini memiliki luas wilayah 2600 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 837 jiwa atau sekitar 227 kepala keluarga. Dalam penataan ruangnya, desa ini terbagi dalam beberapa penggunaaan, seperti kawasan hutan negara, kawasan hutan adat/desa, kawasan budidaya dan lahan pemukiman. Pada kawasan budidaya, masyarakat menggunakan lahan sebagai kebun kopi, sawit, dan kebun campuran serta lahan persawahan. Masyarakat juga memiliki banyak hewan ternak, salah satunya sapi. Kotoran sapi biasanya ditumpuk atau digunakan sebagai pupuk organik untuk pemupukan tanaman. Melihat HAL. 6
potensi yang cukup besar, CSO PNPM LMP Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 mencoba mengembangkan energi alternatif yaitu biogas. Teknologi biogas selain menghasilkan pupuk organik siap pakai, juga menghasilkan gas bio (sumber energi) yang dapat digunakan sebagai sumber energi pengganti BBM dan Listrik. Pengembangan biogas dilakukan dengan membangun demplot disalah satu lokasi percontohan PNPM LMP. Demplot ini merupakan model kegiatan usaha pengembangan mata pencaharian alternatif masyarakat yang dapat diterapkan langsung kepada masyarakat. CSO PNPM LMP Bengkulu akan memfasilitasi Desa Ladang Palembang dalam membuat 1 unit biogas yang dapat dimanfaatkan oleh 2 kepala keluarga dari kotoran sapi / ternak dan memperkuat
Desa Tapus Godang berada dalam wilayah administratif Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Kalangan pelindung alam atau konservasionis Sumatera Utara sering menyebut wilayah ini sebagai wilayah ekosistem blok timur. Desa Tapus Godang hanya salah satu dari 12 desa yang ada di Kecamatan Aek Bilah dengan luas wilayah 14 km2 dari luas seluruh Kecamatan Aek Bilah sekitar 297,13 km2. Desa ini berjarak sekitar 14 km dari ibukota kecamatan, dengan penduduk sekitar 589 jiwa dari 113 kepala keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil bumi, mulai dari tanaman, perikanan, peternakan hingga pemanfaatan hasil hutan non kayu seperti madu, rotan, bambu, getah dan buah-buahan. Komoditi paling penting bagi masyarakat di Desa Tapus Godang adalah karet dan kopi, dan sumber pangan padi sawah sebagai sumber pakan utama, diikuti oleh komoditi sayuran, kacang-kacangan dan buahbuahan.
Kecamatan Aek Bilah masuk dalam wilayah program PNPM LMP yang dimplementasi sejak tahun 2010. Dalam rentang tahun itu, potensi di wilayah ini sedikit-demi sedikit telah teridentifikasi. Dalam kesenyapannya, wilayah ini tak hanya kaya dengan hasil bumi dan hasil hutan non kayu, namun juga kaya akan sumber penghidupan dari aspek jasa lingkungan berupa kekayaan sumberdaya air yang melimpah. Sejatinya, sumberdaya air yang ada, sesungguhnya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
“Demplot pikohidro ini dibuat untuk membangun inisiatif masyarakat menggunakan potensi sumberdaya air sebagai energi terbarukan berupa listrik yang dapat memenuhi kebutuhan mereka” HAL. 3
kelembagaan desa. Demplot ini berisi seperangkat bangunan fisik dan sistem yang dinamis untuk menjalankannya sehingga bisa menjadi contoh agar masyarakat dapat melihat secara langsung dan mencontoh bagaimana mengembangkan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan.
Profil Tokoh
Vola Harindah
Inspirasi Wanita Minahasa Kader konservasi dan penerima penghargaan ”Green Champion” CIDA Award sebagai masyarakat yang berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan PNPM LMP di Sulawesi “Ibu-ibu, torang musti smangat deng jang menyerah kalo mo beking tungku deng arang aktif (Ibu-ibu, kita harus semangat dan jangan mudah menyerah jika kita akan membuat tungku dan arang aktif)”. Itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh perempuan energik ini saat memberikan pelatihan pada sekelompok ibu-ibu di desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Perempuan berusia 38 tahun tersebut adalah Vola Harindah saat memberikan pelatihan Pembuatan Tungku dari tanah liat dan Arang Aktif dari tempurung kelapa kepada kelompok perempuan di desa kepulauan di Likupang Barat. Dengan kemampuannya melatih dan memotivasi kelompok perempuan, Ibu Vola telah memberikan pelatihan kepada kelompok ibu-ibu di seluruh
Nama
Vola Harindah
Umur
38 tahun
Suami
Anselmus Frans
Anak
Frasindult dan Fransisco
Pekerjaan
Guru Agama Kristen dan Pendidikan Lingkungan SMP Negeri 3 Wori, Mantehage, Kec. Wori, Kab. Minahasa Utara.
HAL. 2
Demplot ini juga bertujuan untuk membangun desa mandiri energi. Diharapkan masyarakat
dapat terlibat langsung dalam mengoperasikan kegiatan ini sebagai contoh kegiatan mata pencaharian alternatif yang memperhatikan aspek lingkungan. Dalam mengembangkan demplot, hal terpenting adalah sistem dinamisnya kelembagaan, yang berisi seperangkat aturan dan pengelola yang menjadi penggerak demplot, tanpa berjalannya aturan dan pengelola yang profesional maka demplot akan sulit berkembang. ***
kabupaten pelaksana PNPM-LMP di Sulawesi Utara. Bahkan kegiatan melatihnya ini telah dilakoninya hingga ke desa terluar yang berbatasan dengan Philipina yaitu ke Pulau Kawaluso, Kab. Kepulauan Sangihe. Kerjasama dengan CSO, antaralain mengelola Demplot Pengelolaan Limbah Rumah tangga, Pertanian, Pertukangan, dan Pertanian menjadi Cinderamata. Produk yang dihasilkan dari demplot dipamerkan pada penyelenggaraan WOC (World Ocean Conference) 2009 yang dilaksanakan di Manado. Alasannya aktif mendukung kegiatan lingkungan cukup sederhana “Karena lingkungan dapat memberi kehidupan bagi anak cucu. Dengan menjaga lingkungan maka kita telah menjaga dunia dan kehidupan manusia. Lingkungan yang hijau dan sehat akan dapat menjamin ketersediaan air dan makanan bagi manusia”. [Edison Maneasa]
Potensi sapi dan kotoran sebagai bahan pendukung biogas
Aktivitas 2000
Kader Konservasi Taman Nasional Bunaken
2004
Membentuk jaringan perempuan usaha kecik (Jarpuk) bernama Baronang
Hingga Sekarang
Aktif dalam Koalisi Perempuan Indonesia
DESAKU HIJAU Penanggung Jawab Akbar A. Digdo
Penghargaan 17 Agustus 2010
“Kader Konservasi” mewakili Sulawesi Utara oleh Presiden
22 September 2010
Penghargaan dari Duta Besar Canada untuk Indonesia sebagai ”Green Champion” CIDA Award sebagai masyarakat yang berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan PNPM LMP di Sulawesi
Redaktur Fransisca Noni Editor Akbar A. Digdo Agustinus Wijayanto Fransisca Noni
Kontributor Rudianto Surbakti (Aceh) Vivin Susanty (Bengkulu) Irsan Simanjuntak & Sylvie Iriyani(Sumatra Utara) Ian M. Hilman (Sumatera Barat) Edison Maneasa (Sulawesi Utara) Grafis & Tata Letak Age Hadi
Kredit foto Akbar Digdo, Ulayat, WCS-IP, Irsan Simanjuntak/PETRA Bersama, Ade Sumantri, Edies Maneasa dan Deice Lohonsili. Alamat Redaksi Jl. Burangrang No. 18 Bogor 16151 0251 8306029
[email protected] www.desakuhijau.org HAL. 7
Tema Foto
Konflik Gajah dan Masyarakat oleh: Rudianto Surbakti
wahana wacana dan warta lingkungan hidup
Monitoring posisi gajah
Jejak gajah di kebun masyarakat
vol. 1 no. 1 | 2011
ARTIKEL EDISI PERDANA ■ Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat
Konflik Gajah dengan masyarakat sudah sangat sering terjadi di wilayah Aceh dan cukup tinggi. Kebun masyarakat, manusia, dan gajah itu sendiri sudah menjadi korban. Program PNPM LMP melalui mitra CSO yaitu WCS-IP (Wildlife Conservation Society – Indonesia Program) membantu masyarakat lokal dalam kapasitas teknis penanganan konflik dengan satwa, khususnya gajah. Tim Penanganan konflik WCS-IP yang dibantu pendamping lokal PNPM LMP Kluet Timur, Aceh memberikan pengarahan pelatihan singkat kepada masyarakat Menggamat Kluet Tengah. Pelatihan meliputi teknik penggiringan gajah yang harus dilakukan dan pentingnya mempertahankan kelompok dalam penggiringan untuk mencapai hasil yang diharapkan serta meminimalisir resiko bagi tim diberikan pada pelatihan ini. Menggiring gajah dengan alat tradisional
■ Ada si “Piko” di Tapanuli Selatan
■ Membangun Desa Mandiri Energi ■ Profil Tokoh: Vola Harindah
■ Tema Foto: Aceh - Konflik Gajah dan Masyarakat
Salah satu tim CSO memberikan pelatihan pembibitan tanaman
Sapi, Kompos, dan Bibit di Sumatera Barat
Newsletter desakuhijau merupakan salah satu alat komunikasi dalam memberikan infomasi kepada masyarakat mengenai kegiatan yang sedang berlangsung di Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatra Barat, dan Sulawesi Utara. Cerita dan foto dari berbagai lokasi diharapkan dapat memberikan motivasi agar masyarakat semakin terpacu dalam menumbuhkembangkan pembangunan desa yang berbasis lingkungan.
oleh: Ian M. Hilman
CSO (Civil Society Organization) memiliki peran dalam PNPM LMP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan) yaitu bertanggung jawab untuk melakukan peningkatan kapasitas dan penyadartahuan kepada masyarakat dan pelaku PNPM LMP. Dalam upaya mempercepat peningkatan kapasitas dilakukan dengan Demonstration Plot (demplot) kegiatan sehingga dapat mendukung kegiatan yang sedang dan akan dilakukan oleh masyarakat di setiap kabupaten percontohan PNPM LMP. bersambung ke hal. 5
Pembuatan demplot biogas