Majalah Sekolah Edisi Perdana Desember 2016 Gerakan Inspirasi untuk Tunagrahita
Kegiatan Cooking Class di Hotel Aston Yogyakarta
Siswa memasak pada Kegiatan Cooking Class
Ibu Kepala Sekolah membuka Kegiatan Workshop Kesehatan Reproduksi pada orangtua ABK Guru SLB Negeri 2 Yogyakarta pada kegiatan wajib kunjung musium Guru pada kegiatan Pembelajaran di luar kelas @waterpark citra grand mutiara
Narasumber memperagakan proses pemijatan pada siswa
Tim Pameran di Kecamatan Gondomanan
Kegiatan Demo Bakpia di Kelurahan Gondomanan
Kegiatan Pembelajaran di luar kelas di Water Park Grand Mutiara
Kegiatan Workshop UKS saat penjelasan materi oleh narasumber dari Puskesmas
Kegiatan pelajaran di luar kelas di Taman Pintar Yogyakarta
Siswa praktik membalut luka di kepala menggunakan mitela
Kegiatan pengajian rutin SLB sekota yang disiarkan ADI TV
Foto Peserta Kegiatan pengajian rutin SLB se-kota yang disiarkan ADI TV
Daftar Isi
DEWAN REDAKSI Majalah Sekolah
PENERBIT: SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA PEMIMPIN UMUM Kepala SLB Negeri 2 Yogyakarta Sri Muji Rahayu, M.Pd. PEMIMPIN REDAKSI Agus Winarto, S.Sn EDITOR Andriyatni,S.Pd Drs. Wahyu Widarto Layout Eko Arianto,S. Pd. T., M.Eng. ILUSTRATOR Nurull Hudha Bellina, S.Pd Agus Winarto, S.Sn. FOTOGRAFER Eko Arianto, S.Pd T.,M.Eng Wisnu Satria Ghautama, S.Pd. Jas., M.Pd. STAF REDAKSI Muh. Safi`i, S.Ag Sukarminingsih, S.Pd. Si Sunarminingsih, S.Pd Dra. Muyassaroh BENDAHARA Dra. Nanik Hidayati ALAMAT REDAKSI JL. Panembahan Senopati 46 Yogyakarta Telp/Fax (0274) 374358 E-mail:
[email protected]
COOKING CLASS (Laporan) Siswa SLB N 2 Yogyakarta adakan Cooking Class __ 2 PROFIL GURU Nur Kadarni, Mengabdi Sepenuh Hati __ 4 ESEI Belajar Bahasa Anak Tunarungu __ 6 Perpustakaan Sekolah Membantu Minat Baca Anak Tunagrahita __ 10 ARTIKEL Menumbuhkan Rasa Percaya Diri __ 12 OPINI Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita __ 14 PENGETAHUAN Benthik Portable __ 16 Angkring __ 19 RESEP Resep Bakpia Senapati __ 21 DONGENG ANAK Semut dan Burung Dara __ 23 PUISI __ 23 AKUPRESUR ( laporan) Akupressur Praktis untuk Menangani Berbagai Keluhan Penyakit Sehari–hari __ 24 KESPRO ( laporan) Workshop Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja di SLB Negeri 2 Yogyakarta __ 26 CERPEN Skripsi __ 27 Serupa tapi Beda __ 28 Resensi Buku Melihat Dunia, Membuka Cakrawala Intelektual __ 29 Pernak-pernik __ 30 Unik Cantik dari Tutup Galon __ 30 Kolom orang tua __ 31 Suka Duka Mempunyai Anak Tuna Grahita __ 31
Salam Redaksi Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menerbitkan majalah sekolah. Majalah ini bernama GITA yang merupakan ajang kreasi dan karya guru, karyawan serta orang tua siswa SLB Negeri 2 Yogyakarta. Tema perdana ”Pembelajaran di luar kelas”. Majalah ini diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi dan menambah pengetahuan di kalangan siswa, orang tua, guru dan karyawan. Tim redaksi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Tim Redaksi Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
1
COOKING CLASS ( laporan)
SISWA SLB N 2 YOGYAKARTA ADAKAN
Cooking Class
S
oleh: Muh Safi’i
elasa dan Rabu, 27-28 September 2016, Siswa-siswi SLB Negeri 2 Yogyakarta mengikuti Cooking Class di Grand Aston Yogyakarta yang merupakan hotel mewah berbintang lima yang terletak di pusat kota, tepatnya di jalan Urip Sumoharjo No. 37 Yogyakarta. Kepala Sekolah SLB N 2 Yogyakarta, Sri Muji Rahayu menyampaikan bahwa kegiatan Cooking Class ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada lingkungan, bahwa di kota Yogyakarta ini banyak hotel-hotel. Yang jelas dari kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengalaman anak-anak dengan memasak bersama chef serta mengetahui tata cara memasak dan tata hidang yang benar. “Kegiatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kepercayaan diri mereka”, demikian tandas Sri Muji Rahayu saat ditemui GITA di ruang kerjanya. Sri Muji Rahayu lebih lanjut menyampaikan bahwa harapan dari diadakan Cooking Class ini adalah anak-anak dapat memiliki kemampuan memasak sesuai aturan, sehingga anak-anak dapat bekerja atau berwirausaha dalam bidang boga, atau paling tidak bisa memasak
2
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Sri Muji Rahayu, Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Yogyakarta
untuk dirinya sendiri. Saat GITA menanyakan sumber dana Cooking Class ini, Sri Muji Rahayu menyampaikan bahwa kegiatan untuk pengembangan siswa ini menggunakan dana bantuan belajar Anak Berkebutuhan Khusus dari pemerintah pusat. Kegiatan yang baru pertama kali ini akan kita kembangkan lagi dalam bentuk magang, sehingga waktunya lebih panjang, misalnya satu bulan dengan harapan agar anak benar-benar memiliki kemampuanyang memadai”, demikan lanjut Sri Muji Rahayu. Wakil Kepala Sekolah SLB N 2 Yogyakarta Urusan Kesiswaan, Wisnu Satria Ghautama, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti sebanyak sebanyak 32 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok. Dengan didampingi para guru mereka mengikuti kegiatan Cooking Class di ruang Saffron Restaurant lantai 8. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri dalam memasak ataupun memenuhi kebutuhannya sendiri, selain kegiatan ini sekolah juga sudah merencanakan outbond yang akan menumbuhkan sikap dekat dengan alam”, demikian tandas Wisnu Satria Ghautama. Lia Septi selaku Restoran Supervisor Grand Aston Yogyakarta, menyampaikan bahwa Kegiatan kelas memasak (cooking class) ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak cara memasak yang praktis. “Kegiatan kelas memasak untuk anak-anak dari tahun ke tahun selalu menjadi pilihan favorit dan ramai digemari oleh Lia Septi Supervisor Restoran anak-anak”, kata Lia Septi kepada GITA. Bagi keluarga atau sekolah kini ada peluang lain untuk mengisi liburan anak anda cukup datang atau telepon ke Saffron Restaurant yang berada di Grand Aston Yogyakarta Hotel dan Convention Center di telepon 0274-566999 Jalan Urip Sumoharjo No 37 Yogyakarta, dengan biaya Rp. 100.000 net/
anak, sudah bisa ikut Cooking Class di hotel berbintang dan peserta akan mendapatkan apron, makan siang, sertifikat, dan tentu saja kelas demo memasak dengan didampingi chef Jojo. Saat di tanya GITA tentang kesannya mendampingi anakanak SLB N 2 Yogyakarta dalam Cooking Class, Wisnu Satria Ghautama Wakasek Kesiswaan Lia Septi menyampaikan kelihatannya anak-anak cukup senang dan sangat antusias. “Anak-anak dibimbing masak Spageti dan pizza dan roti manis, hasil masakannya bisa dibawa pulang”, demikan kata Lia Septi kepada GITA. Foto Siswa Menunjukan has
il masakan
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
3
PROFIL GURU
W
ajahnya cantik dan keibuan, itulah kesan yang tertangkap bila bertemu dengan Nur Kadarni, Guru sekaligus menjabat koordinator Bimbingan Penyuluhan (BP) bagi siswa SLB Negeri Yogyakarta. Keseharian dengan sabar dan telaten istri dari R. Anwar Santoso ini mengasuh, mengajar, membimbing dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus dengan sepenuh hati, seperti mendidik dan mengasuh anak kandungnya sendiri.
Nur Kadarni MENGABDI SEPENUH HATI
4
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Selama kurang lebih 10 tahun beliau menjabat koordinator Bimbingan Penyuluhan (BP) di SLB Negeri 2 Yogyakarta. Banyak suka duka yang beliau alami selama menjadi guru BP. Terutama saat siswa memasuki masa pubertas. Butuh kerja ekstra untuk mengawasi dan memberikan pembelajaran kesehatan reproduksi bagi mereka agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Menurut pengakuan ibu dari Nur Aniq Finta Dewi dan Anuraga Gugi Septana ini ketertarikannya untuk menjadi guru di lingkungan anak-anak luar biasa, berawal dari rasa kasihan saat melihat anak berkebutuhan khusus sehingga tumbuh keinginannya untuk dapat mengabdi pada anak yang kekurangan atau berkebutuhan khusus, khususnya anak-anak tunagrahita karena anak-anak ini mengalami kesulitan atau hambatan dalam kecerdasan intelektual, sehingga membutuhkan pendampingan untuk bisa hidup mandiri. Berbekal niat itulah setelah lulus dari PGA 6 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) selama dua tahun mengambil jurusan Tunagrahita di Kalibayem Bantul Yogyakarta. Beliau menuturkan mulai mengajar di SLB sejak tahun 1983. Maka tidak mengherankan banyak sudah pengalaman yang pernah dialami Bu Nur, begitu panggilan akrabnya. Setiap jengkal kemajuan peserta didiknya, mampu memberikan kesejukan. Tidak sia-sia perjuangannya selama ini. Pengabdian sebagai guru di dunia PLB (pendidikan Luar Biasa) pertama kali menjadi guru Wiyata Bakti di SLB Negeri 1 Yogyakarta Bintaran tahun 1985-1992. Kemudian diangkat menjadi PNS Maret 1993 dan ditempatkan di SLB N 2 Yogyakarta sampai sekarang. Perempuan yang suaminya pensiunan pegawai BKKBN Kulon Progo ini menyukai roti keju dan bakso sebagai favorit makanannya. Beliau tinggal di Bibis Poncosari Bantul dekat dengan pantai Pandansimo. Saat ini beliau tidak suka makan ikan karena sudah terlalu sering makan ikan laut saat beliau masih kecil. Meskipun rumah beliau berjarak 32 Km, tetapi beliau tetap datang tepat waktu. Perjalanan selama 1 jam menuju sekolah bukan menjadi hambatan yang berarti untuk mengabdi di SLB
N 2 Yogyakarta. Ketika ditanya kenapa tidak pindah saja ke sekolah yang dekat rumah, beliau menjawab; sudah terlanjur senang dengan anakanak SLB N 2 Yogyakarta, kekeluargaannya juga sudah bagus dan kalau pindah dekat rumah berarti tidak bisa lihat kota Yogyakarta lagi. Di tengah-tengah kewajibannya menjalankan tugas sebagai guru, wanita kelahiran Bantul ini mampu menyelesaikan Pelatihan Guru Penjaskes selama 2 semester tahun 2003 dan S1 Jurusan Pendidikan Luar Biasa di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2012. Ibu Nur Kadarni di pertengahan tahun 2017 ini akan purna tugas berharap kepada rekan-rekan guru PLB: “Hendaknya kepada orang tua dan keluarga anak berkebutuhan khusus agar dapat menerima titipan dari Allah SWT secara wajar dan mendidik dengan penuh kesabaran” katanya tegas dan jelas. Selanjutnya kepada rekan-rekan dan juga orangtua siswa agar lebih ikhlas dalam mengabdi menghayati kondisi anak sehingga betul-betul terarah dalam mengembangkan potensi. Orang tua juga harus memperhatikan apa yang disenangi dan diminati anak, banyak berkomunikasi dengan guru agar dapat sinkron di rumah dan di sekolah. “Semua anak berhak memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhannya oleh karena itu orangtua jangan membelenggu anak berkebutuhan khusus, ia harus sekolah atau dididik di lembaga yang berkompeten dan jangan menuntut sama dengan anak-anak normal” katanya lebih lanjut. Selama purna tugas nanti beliau sudah menyiapkan diri dengan berkebun di sekitar rumah. Saat ini beliau sudah memulai menanam berbagai macam sayuran di kebun sekitar rumah, sehingga saat Purna Tugas nanti sudah ada kesibukan yang menanti di rumah. Dengan rendah hati, rasanya apa yang dilakukannya selama 31 tahun ini masih belum berarti apa-apa. Tapi dengan niat tulus akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk anakanak berkebutuhan khusus sampai beliau purna per Mei 2017 nanti. (Sukarminingsih, guru SLB N 2 Yogyakarta, Oktober 2016)
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
5
E S E I
Belajar
BAHASA ANAK TUNARUNGU Oleh: Shanti Purwasih
B
ahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya dengan tanda, misalnya kata dan gerakan.Bahasa alami adalah bicara dan bahasa isyarat, tapi bahasa dapat disandikan ke dalam media dengan menggunakan audio, visual atau taktil.Sebagai contoh, tulisan grafis, braille atau siulan.Bahasa oral dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem yang mengatur bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem dan menggabungkannya sehingga membentuk frase dan kemudian kalimat. Bahasa mempunyai peran penting untuk aktivitas berkomunikasi.Seorang anak dapat mengungkapkan keinginan, memulai percakapan, mempertahankan interaksi, memperoleh informasi dan mengidentifikasi lawan bicara melalui bahasa. Apalagi hal terpenting dari sebuah bahasa untuk anak adalah salah satu cara untuk bersosialisasi. Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bayi memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun, sebelum dapat mengucapkan suatu kata.Selanjutnya ketika berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh, bermain dengan bunyi seperti halnya bermain dengan jari tangan dan jari kaki. Ketika berumur dua tahun, anak-anak pada umumnya mengetahui kurang lebih lima puluh kata dan mencapai tahap kombinasi dua kata. Pada waktu mulai masuk taman kanak-kanak, anak telah memiliki sejumlah besar kosakata.
6
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Mereka dapat membuat pertanyaan, pernyataan dan berbagai bentuk kalimat. Salah satu faktor yang terpenting adalah kesediaan orang tua untuk menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang kondusif. Anak-anak kelas rendah telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata sampai dengan menganalisis kata-kata baru dengan pola orthograpik dan inferensi kontekstual. Sedangkan saat mereka sudah kelas tinggi akan belajar keterampilan decoding menuju membaca pemahaman. Seringkali orang tua gelisah ketika anaknya tidak bisa berkomunikasi seperti layaknya anak seusia mereka. Orang tua lalu mencari segala cara untuk membuat anaknya bisa lancar berbicara. Padahal, komunikasi tidak sama dengan bicara. Komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Bahasa yang disampaikan secara lisan atau tertulis disebut dengan verbal. Sedangkan, komunikasi non verbal adalah proses dimana pesan disampaikan tidak menggunakan katakata melainkan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Komunikasi tidak harus dengan verbal, karena tidak semua anak bisa berkomunikasi dengan bahasa verbal. Kita bisa mendapatkan berbagai informasi dan pemahaman bahasa berasal dari indera pendengaran.Indera pendengaran adalah salah satu sumber informasi yang vital bagi manusia. Sebagai konsekuensinya, bila seseorang mengalami gangguan indera pendengaran, maka kemampuan aktivitas yang bersangkutan akan terbatas, karena informasi yang kita peroleh sangatlah minim. Seseorang yang kehilangan indera pendengaran akan memperoleh bahasa
yang sangat sedikit, sehingga menyebabkan mereka kurang bisa bersosialisasi. Oleh sebab itu, apabila tidak mendapat penanganan atau rehabilitasi khusus, hal ini akan mengakibatkan timbulnya berbagai kendala psikologis, seperti misalnya perasaan inferior, depresi, atau hilangnya makna hidup dan sebagainya. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) atau seluruhnya (deaf) yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran disebut tunarungu.Hal tersebut menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak pada kehidupannya secara kompleks terutama pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting. Kemampuan mendengar anak tunarungu terdiri atas dua kategori yaitu mereka yang tuli sejak lahir disebut dengan congenitally deaf yang biasanya disebabkan karena gen, penyakit, keracunan obat dan permaturitas. Sedangkan yang tuli setelah dilahirkan disebut dengan adventitiously deaf biasanya disebabkan karena infeksi, penggunaan obat-obatan dan kecelakaan. Karakteristik dalam segi bahasa dan bicara tunarungu.Kemampuan berbicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak yang mendengar, hal ini disebabkan perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, maka kemampuan berbahasanya tidak akan berkembang bila ia tidak dididik atau dilatih secara khusus. Akibat dari ketidakmampuannya dibandingkan dengan anak yang mendengar dengan usia yang sama, maka dalam perkembangan bahasanya akan jauh tertinggal. Masa pemerolehan bahasa anak tunarungu tidak dapat dilalui seperti halnya anak yang bisa mendengar.Jadi, anak tunarungu memperoleh bahasanya lebih difokuskan melalui fungsi penglihatannya.Kemampuan penglihatannya sudah mulai berperan dalam mengembangkan bahasa yaitu melalui kemampuan membaca dan menulis dengan bahasa reseptif visual (bahasa yang khusus untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran atau tunarungu). Dapat juga menggunakan pop-up, karena pop-
up mempunyai bentuk yang unik dan menarik bagi anak.Walaupun anak yang mengalami gangguan pendengaran tetap mereka menyukai hal yang menarik dan unik.Dengan adanya media pop-up menjadi ketertarikan tersendiri bagi anak karena terdapat berbagai kejutan yang ada saat anak membuka buku. Kekurangan pemahaman tentang bahasa seringkali membuat anak tunarungu berprasangka negatif membuat anak merasa emosi.Untuk menstimulasi anak dalam berbahasa, dapat dilakukan oleh orang tua di rumah. Jika anak tunarungu memahami bahasa lingkungan maka anak akan mulai mengungkapkan diri melalui kata-kata sebagai awal kemampuan bahasa lingkungan atau kemampuan dia berbicara dan berbahasa. Menurut tarafnya yang dihitung dengan audiometer dalam desibel.Tingkat I kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB, penderita hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar secara khusus. Tingkat II kehilangan kemampuan mendengar antara 55 samapai 69 dB, penderita kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan latihan berbicara, dan bantuan latihan berbahasa secara khusus. Tingkat III kehilangan kemampuan mendengar antara 70 samapai 89 dB, dan tingkat IV kehilangan kemampuan mendengar 90 dB ke atas. Pendidikan untuk anak tunarungu sama pentingnya dengan anak normal. Anak tunarungu juga memerlukan pendidikan sebagai bekal di kehidupan dewasanya nanti agar bisa mandiri. Perdebatan tentang cara terbaik mengajar anak tunarungu dalam berkomunikasi telah marak sejak dulu sampai sekarang. Namun, sekarang ini sudah banyak para ahli yang berpendapat bahwa tidak ada satu sistem komunikasi yang baik untuk semua anak. Seperti halnya di Indonesia, bahasa dan komunikasi sangatlah terbatas bagi anak-anak tunarungu. Dulu, tunarungu bisa tahu berita apa saja yang ada pada televisi karena ada yang menyampaikan dalam bahasa isyarat di pojok layar. Namun, saat terjadi perdebatan pemerintah menganggap bahasa isyarat menghalangi seorang tunarungu untuk bersosialisasi dengan
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
7
manusia normal. Maka, sekarang ini penerjemah bahasa Indonesia ke bahasa isyarat ditiadakan. Beberapa metode digunakan tunarungu dalam belajar bahasa, yaitu melalui ujaran, pendengaran, komunikasi manual dan kombinasi dari ketiganya. Belajar bahasa yang pertama melalui ujaran. Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” gerakan bibirnya. Akan tetapi, hal ini sangat menyulitkan bagi tunarungu yang ketunarunguannya terjadi pada masa prabahasa. Seseorang dapat memahami bahasa orang lain dengan cara ini apabila ditopang oleh pengetahuan yang baik tentang struktur bahasa sehingga dapat membuat dugaan yang tepat. Kelemahan sistem ini dapat diatasi bila digabung dengan isyarat gerakan tangan untuk melengkapi komunikasi. Belajar bahasa yang kedua melalui pendengaran. Tunarungu biasanya menggunakan alat bantu dengar untuk memaksimalkan sisa-sisa pendengaran yang mereka miliki. Namun, yang menjadi masalah besar dalam metode ini adalah bahwa tunarungu jarang dapat mendengarkan bunyi ujaran dalam kondisi optimal. Faktor tersebut menyebabkan tunarungu tidak dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari alat bantu dengar yang digunakannya. Di samping itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alat bantu dengar yang digunakan tunarungu tidak berfungsi dengan baik akibat kehabisan baterai dan earmould yang tidak cocok. Belajar bahasa yang ketiga secara manual. Secara alami, masing-masing individu tunarungu akan cenderung mengembangkan cara berkomunikasi manual atau bahasa isyarat. Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah mengembangkan bahasa isyarat yang digunakan secara nasional.kerugian penggunaan bahasa isyarat adalah bahwa para penggunanya cenderung membentuk masyarakat yang eksklusif sehingga terjadi jurang pemisah antara tunarungu dan masyarakat normal. Di zaman sekarang ini, banyak orang tua yang hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga. Hal tersebut juga berdampak pada anak-anak yang menjadi kurang perhatian.Padahal, orang tua perlu memberikan perhatian yang khusus untuk membesarkan anak-anak tunarungu.Bila dibimbing secara maksimal mereka bisa tumbuh
8
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
seperti anak normal lainnya. Salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan untuk anak-anak tunarungu adalah mengembangkan bahasanya dengan memaksimalkan sisa pendengaran yang dimiliki melalui terapi wicara.Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki gangguan berbahasa sehingga anak tunarungu bisa menjadi produktif dan dapat memperbaiki kualitas hidupnya. Terapi wicara dapat diberikan kepada anak tunarungu atau mereka yang mengalami gangguan komunikasi termasuk gangguan berbicara dan bahasa.Terapi wicara juga dapat bermanfaat untuk membangun kembali kognisi serta produktifitas anak tunarungu. Adapun beberapa metode terapi wicara adalah dengan lips reading, metode oral, metode manual dan metode AVT (Auditory Visual Therapy). Namun, dalam teapii wicara ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu alat artikulasi anak untuk mengetahui apakah terdapat kecacatan atau tidak, pembentukan vokal dan konsonan, mengetahui tingkat kekurangan pendengaran anak (ringan, sedang, berat, berat sekali) dan tingkat kelainan anak. Jika anak mengalami beberapa kelainan tersebut maka perlu mendapatkan perhatian khusus lagi, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap penanganan awal atau konsep awal seperti apa yang akan diberikan kepada anak tunarungu. Sekarang ini tentunya sudah banyak berbagai macam modifikasi terapi untuk anak gangguan berbicara dan berbahasa yang lebih modern dan juga lebih detail. Namun pada dasarnya semua metode terapi tersebut tergantung dari cara penanganan yang dilakukan terhadap anak. Hendaknya anak tunarungu dilatih untuk berbicara sedini mungkin dengan orang normal agar mereka merasa terbiasa dan organ artikulasi mereka dapat terlatih sejak dini. Namun bagi tunarungu sendiri, mereka akan lebih merasa nyaman berbahasa dan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat yang didukung gerakan tangan saat berada dalam komunitas mereka. Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh dan gerak bibir, bukan suara untuk berkomunikasi.Selain bahasa isyarat, komponen
dasar yang harus dikuasai adalah abjad jari. Secara harfiah, abjad jari merupakan usaha untuk menggambarkan alfabet secara manual dengan menggunakan satu tangan.Secara umum abjad jari adalah isyarat yang dibentuk dengan jari-jari tangan (tangan kanan dan tangan kiri) untuk mengeja huruf atau angka. Hal ini biasanya untuk mengisyaratkan nama diri, akronim dan kata yang belum ada bahasa isyaratnya. Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam setiap jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat terkadang berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa yang tertulis sama tetapi memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign Language). Tetapi, ada juga negara-negara yang memiliki bahasa yang berbeda tetapi memiliki bahasa isyarat yang sama yaitu Inggris dan Spanyol. Sejatinya, penggunaan bahasa isyarat dalam pergaulan komunitas tunarungu di masyarakat maka harus memenuhi 3 unsur utama, yaitu kecepatan, keringkasan dan kepahaman.Untuk Indonesia, ada dua sistem bahasa isyarat yang berlaku yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan bahasa isyarat yang diciptakan oleh Alm. Anton Widyatmoko mantan kepala sekolah SLB/B Widya Bakti Semarang bekerjasama dengan mantan kepala sekolah SLB/B di Jakarta dan Surabaya tanpa melalui musyawarah dan persetujuan dari Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia atau GERKATIN yang pada akhirnya mengeluarkan produk kamus bernama SIBI. Kamus SIBI telah diterbitkan oleh pemerintah dan disebarluaskan melalui sekolah-sekolah khususnya SLB untuk penyandang tunarungu di Indonesia sejak 2001.SIBI hanya dapat digunakan sebagai bahasa isyarat di sekolah dan tidak dapat dipergunakan sebagai bahasa isyarat komunikasi sehari-hari penyandang tunarungu dalam berkomunikasi. SIBI tidak dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari penyandang tunarungu karena
penerapan kosakata yang tidak sesuai dengan aspirasi dan nurani kaum tunarungu, terlebih penerapan bahasa yang terlalu baku dengan tata bahasa kalimat bahasa Indonesia yang membuat kesulitan kaum tunarungu untuk berkomunikasi. Selain itu, dalam SIBI juga ditemukan banyak pengaruh alami, budaya dan isyarat tunarungu dari luar negeri yang sulit dimengerti. Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang belakangan ini mulai diperjuangkan oleh Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN).BISINDO merupakan bahasa isyarat alami budaya asli Indonesia yang dengan mudah dapat digunakan dalam komunikasi sehari-hari tunarungu dalam komunitasnya. Dewasa ini, BISINDO sedang gencar disosialisasikan oleh GERKATIN agar masyarakat tahu bahasa isyarat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan tunarungu melalui kegiatan seminar dan pelatihan. Selain itu, salah satu langkah memperkenalkan bahasa tunarungu ini kepada masyarakat dengan mengadakan kelas bahasa isyarat Indonesia di universitas dan car free day. Mengingat rumitnya fase belajar bahasa anak tunarungu yang bertingkat dari bahasa isyarat ke membaca gerak bibir, sebagai imbasnya dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar membaca dan menulis. Oleh karena itu, kemampuan baca tulis anak tunarungu lebih lambat dibandingkan anak normal. Keterampilan komunikasi yang dicapai terbatas pada komunikasi tatap muka atau face to face. Untuk mempercepat bahasa yang dikuasai anak tunarungu, diharapkan orang-orang di sekitar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat yang disertai dengan suara dan gerak bibir. Hal tersebut sesuai dengan tiga dasar pendekatan pengajaran alternatif bagi tunarungu yaitu metode manual, oral dan komunikasi total. Bahasa dan kita merupakan dua elemen yang tidak terpisahkan. Tanpa bahasa, kita tidak akan bisa saling memahami dan bekerja sama. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Mengingat hal tersebut, para penyandang tunarungu sekalipun juga punya hak yang sama dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi dalam rangka meningkatkan kapasitas diri.
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
9
E S E I
Perpustakaan Sekolah
MEMBANTU MINAT BACA ANAK TUNAGRAHITA
Oleh : Sunarminingsih
K
eterampilan membaca sebagai salah satu kemampuan berbahasa memegang peranan penting agar seorang individu dapat mempelajari berbagai informasi, pengetahuan tertulis. Keterampilan belajar membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan, dikembangkan melalui pengajaran Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia bagi anak tunagrahita ringan, merupakan suatu usaha mengarahkan mereka sesuai dengan kemampuannya agar kelak dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul di dalam masyarakat. Anak tunagrahita mempunyai perbedaan perkembangan jika dibandingkan dengan anak biasa yang disebabkan oleh keadaan mental, pengalaman emosinya. Sehubungan dengan itu maka pendidikan bagi anak tunagrahita harus dilandasi keyakinan bahwa mereka masih mempunyai potensi yang dapat dikembangkan untuk berkomunikasi. Tujuan utamanya agar mereka dapat mengadakan sosialisasi dengan masyarakat. Kenyataan yang ada banyak dijumpai sebagian anak juga anak tunagrahita mengalami kesulitan membaca. Kelemahan dalam kognitif yang dialami anak tunagrahita merupakan salah satu hambatan dalam proses pengajaran membaca. Sekarang bagaimanakah cara untuk meningkatkan minat baca itu sendiri. Bagi anak tunagrahita meningkatkan minat membaca juga perlu dilakukan supaya anak tunagrahita bertambah wawasannya dan meningkatnya rasa
10
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
cintanya terhadap buku, di antaranya tersedianya perpustakaan sekolah. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan bagian yang integral dari suatu program sekolah. Perpustakaan sekolah bersama dengan unsurunsur pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah mampu menghidupkan pengajaran yang diprogramkan guru, serta memungkinkan siswa mencari informasi secara aktif. Menumbuhkan minat baca siswa bukanlah hal yang mudah, terutama anak tunagrahita. Salah satu usaha yang dapat dilakukan melalui perpustakaan sekolah. Siswa akan tertarik mengunjungi perpustakaan sekolah, bila perpustakaan menawarkan hal-hal yang menarik minatnya. Untuk itu perpustakaan harus terlebih dahulu menata dan mempersiapkan dirinya agar benar-benar mampu membangkitkan minat dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya, diantaranya: Pertama, penataan dan persiapan yang paling pokok dari suatu perpustakaan sekolah adalah menyediakan buku-buku (pustaka) yang menarik dan lengkap sesuai kebutuhan siswa. Akan lebih menarik lagi, apabila pihak sekolah mampu menyediakan dan menambah koleksinya dengan berbagai media lain, seperti media audio, media visual dan media audio-visual, yang dikenal dengan sebutan multimedia.
Kedua, promosi gerakan gemar membaca di lingkungan sekolah.Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajarannya. Akan lebih baik lagi jika kepala sekolah, guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya Ketiga, memberikan penghargaan untuk mereka yang rajin membaca. Misalnya memberikan hadiah. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca. Keempat, menyediakan buku murah. Atau dengan menyelenggarakan pameran buku. Selain menyediakan buku-buku baru, juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga murah namun masih dalam kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli buku yang murah dan membacanya. Kelima, pengemasan buku yang menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja, kemasan dalam segi isi buku juga diperlukan. menyediakan buku hobby dan buku cerita bergambar. Sangat menyenangkan bagi mereka jika membaca buku tentang kegemaran yang mereka miliki. Keenam, Majalah dinding sangat mungkin diselenggarakan karena merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang murah sehingga lebih mungkin dilaksanakan di mana saja . Di dalam majalah diding kita tampilkan karya anak tunagrahita walaupun itu berbentuk sangat sederhana, misalnya berupa gambar mewarnai,tulisan sederhana,lukisan anak, yang membuat anak tunagrahita bangga dan percaya akan kemampuannya Ketujuh, Majalah sekolah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi ruang lingkup sekolah. Apalagi, manfaat yang didapatkan dari penerbitan majalah sekolah sangat banyak. Salah satunya sebagai penunjang keterampilan dalam pengajaran bahasa Indonesia. Di dalam majalah sekolah kita bisa menampilkan karya siswa, guru, bahkan karya orang tua siswa,sehingga guru dan
orang tua bisa berkarya saling bertukar ide kreatif, orang tua bertambah wawasannya tentang cara mendidik anak terutama anak ABK, bagi anak tunagrahita banyak manfaatnya diantaranya anak dapat belajar berlatih membaca dan menulis, bangga akan sekolahnya, dan menjadikan anak lebih kreatif Kedelapan, anak diajak belajar di perpustakaan secara bergiliran pada setiap kelasnya sesuai jadwal, Anak tunagrahita tidak merasa jenuh belajar di dalam kelas, mereka akan terhibur dan merasa senang belajar di perpustakaan. Anak boleh membaca buku yang di sukai dengan pendampingan guru, dengan belajar di perpustakaan akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan menambah keakraban anak pada suasana yang ada perpustakaan. Anak dapat bertanya tentang buku yang mereka lihat dan apa yang mereka baca dan guru akan menerangkannya dan petugas perpustakaan akan mencarikan buku sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita sehingga akan terjalin suasana keakraban antara siswa, guru dan petugas perpustakaan Minat baca dan minat belajar anak tunagrahita, harus dikembangkan dan dibudayakan. Peran guru dan orang tua sangat berpengaruh pada peningkatan minat membaca anak. Semua unsur sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan minat baca dan minat belajar siswanya, agar siswa dapat berhasil dalam pendidikan. Mengembangkan minat baca di lingkungan sekolah juga dapat dilakukan dengan meningkatkan sarana, prasarana dan pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan sekolah harus menarik dan memadai serta apabila memungkinkan dilengkapi dengan multimedia, sehingga siswa akan tertarik datang ke perpustakaan untuk membaca dalam rangka belajar. Perpustakaan bagi anak tunagrahita merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar yang menyenangkan, membantu para siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menambah perbendaharaan bahasa dan memupuk rasa cinta terhadap buku Referensi firlymashita. 2015. Meningkatkan minat baca dikalangan pelajar. kompasiana.com; di unduh tanggal 18 Agustus 2016
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
11
ARTIKEL
Menumbuhkan
RASA PERCAYA DIRI Oleh : Muyassaroh
P
utri (bukan nama sebenarnya) tidak pernah mau bila diminta guru melakukan tugas. Dia tidak mau maju untuk menunjukkan gambar benda yang disebutkan. Tidak mau ketika diminta menyebut nama benda. Diminta maju untuk melempar bolapun tidak mau. Apalagi nyanyi di depan kelas Begitu juga memperagakan melipat baju. Putri akan diam, cemberut tanpa ekspresi, kemudian jongkok apabila diminta melakukan sesuatu. Usaha guru untuk menemani tidak berhasil, bahkan semakin cemberut. Begitulah keadaan awal Putri masuk di Sekolah Luar Biasa (SLB). Keadaan yang sama sebelum dia pindah dari Sekolah Dasar (SD). Mengapa perilaku Putri seperti itu? Ada banyak kemungkinan penyebabnya. Malu, takut, merasa tidak bisa, rendah diri, malas, dan sebagainya. Setelah setahun belajar di SLB terjadi perubahan. Putri mau pegang mikrofon menyanyi karaoke. Putri mau maju ke depan menyanyi. Putri ikut bermain bersama teman. Mau menjawab
tegur sapa guru. Raut muka sudah tidak cemberut. Orangtuanya juga bercerita sekarang di rumah Putri sudah berani bergaul. Apa penyebab Putri bisa berubah menjadi anak yang berani tampil? Lingkungan yang menyebabkan Putri berubah. Guru dan teman yang menyebabkan Putri berubah. Guru mengajar empat siswa. Guru mempunyai kesempatan dan waktu lebih untuk memperhatikan. Guru mempunyai kesempatan lebih banyak untuk bicara dengan Putri. Guru mempunyai kesempatan untuk memberikan pelajaran sesuai kemampuan Putri. Di SD Putri ketinggalan dalam pembelajaran. Lingkungan yang kedua adalah teman. Teman-teman di SLB mempunyai kemampuan hampir sama dengan Putri. Putri bisa berubah karena ada perlakuan dari guru atau teman. Perlakuan itu bisa dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Apa perlakuan yang dilakukan guru? Berikut adalah contoh perilaku sederhana guru yang dapat dilakukan.
1.
Guru sering menanyakan hal-hal sederhana yang menyenangkan.
Pertanyaan sederhana agar anak merasa diperhatikan guru. Agar anak merasa bangga. Agar anak belajar berlatih menjawab pertanyaan. Guru juga memperhatikan ekpresi siswa ketika menjawab pertanyaan. Guru bisa megajukan variasi pertanyaan yang disenangi siswa.
Guru : “Assalamualaikum Putri, tadi diantar siapa?” Siswa : ”Diantar ayah.” Guru : “Diantar ayah? Wah Putri senang sekali ya.” Hari berikutnya guru menanyakan hal lain. Guru : “Pensilmu bagus, siapa yang belikan?” Siswa : “Dibelikan ibu.” Siswa : “Oh ibumu yang belikan? Ibu sayang kamu ya?”
12
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
2.
Guru sering mengajak bicara.
Guru mengajak bicara untuk membangun hubungan yang sehat dan hangat. Banyak hal dapat dijadikan bahan pembicaraan.
Guru : “Pintu ini kemarin sulit ditutup.” Guru : “Coba lihat itu, Harun tertawa terbahak-bahak.” Guru : “Tadi pagi Bu Guru jalan-jalan pagi.” Guru : “Kemarin ada kereta kuda lewat depan sekolah.” Guru : “Meja ini kemarin basah karena atap bocor.”
3.
Guru memberikan reaksi yang baik
Reaksi yang baik ini penting agar anak mau berubah menjadi baik. Guru tidak marah ketika siswa menolak melakukan tugas. Guru memberi nasehat agar besok siswa mau melakukan tugas. Dengan senyum guru menyampaikan harapan agar siswa mau berubah baik.
Guru Siswa Guru Guru Guru Guru
: “Ayo ke depan tunjukan gambar bulan!” tetap diam cemberut. : “Ayo maju, ayo Ibu temani.” : “Sekarang belum mau, besok mau kan?” : “Bagus besok mau kan?” : “Siiiip.”
4.
Guru menghargai usaha anak, bagaimanapun hasilnya.
Guru mengapresiasi ketika siswa mau mengerjakan tugas. Guru tetap memberikan penghargaan pada hasil pekerjaaan siswa walau tidak sesuai kriteria. Misal ketika siswa diminta mewarnai gambar. Siswa hanya mampu mencoret-coret gambar, guru tetap menghargai dan memberi semangat.
5.
Guru membantu menemukan kegiatan yang menyenangkan.
Guru memberikan bermacam-macam kegiatan untuk anak. Kegiatan menyanyi, menari, menggambar, mewarnai, menempel, mendengarkan cerita, olah raga dan sebagainya. Tujuan kegiatan ini untuk menemukan kegiatan yang diminati anak. Setelah ketemu kegiatan yang disenangi maka guru banyak berikan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang disenangi tersebut. Guru mengembangkan bakat lewat kegiatan yang disenangi.
Kegiatan-kegiatan sederhana ini sudah sering dilakukan Guru dengan tidak sengaja. Namun apabila disertai dengan niat yang tulus, akan memberikan komunikasi yang bermakna.
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
13
OPINI
Pendidikan Bina Diri BAGI ANAK TUNAGRAHITA Oleh : Muh Safii
P
enyandang tunagrahita merupakan salah satu dari jenis sekian macam kelainan pada kelompok Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami hambatan dalam bidang akademik, sehingga mereka mengalami kesullitan dalam belajar melalui pengamatan. Mereka kesulitan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya menjadi satu kesatuan, sehingga mereka memerlukan pendidikan terprogram dan berulang-ulang. Salah satu komponen adalah ketidakmampuan dalam prilaku adaptif yang meliputi: merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, adaptasi lingkungan, penggunaan waktu luang, dan keterampilan sederhana. Maka salah satu program pendidikan yang diberikan bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita adalah bina diri. Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru
14
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerakmotorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah: kemampuan dan keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah Actifity of Daily Living (ADL). Sebenarnya pelatihan bina diri ini diperlukan bagi semua anak, tidak hanya penyandang tunagrahita, akan tetapi karena mereka mengalami hambatan akademik maka mereka memerlukan
pelatihan yang teratur dan terarah oleh pelatih (guru dan orang tua). Sedang bagi anak yang tidak mengalami hambatan bisa melalui pengamatan kemudian menirukannya. Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identifikasi dan asesmen, sehingga program bina diri sifatnya individual, sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya belajar memakai baju. Memakai baju inipun juga harus dibedakan menjadi beberapa jenis, misalnya baju berkancing di depan, baju berkancing di belakang, baju yang memakai retsliting, baju tidak berkancing (misal kaos). Semua jenis baju harus diajarkan dari yang paling mudah menuju yang paling rumit. Materi Kemampuan Bina Diri Paling tidak ada tujuh macam materi yang diperlukan anak tunagrahita,yaitu: Kebutuhan Merawat Diri: meliputi kemampuan memelihara tubuh seperti mandi, menggosok gigi,merawat rambut dan memelihara kesehatan dan keselamatan diri seperti melindungi dari bahaya sekitar ataupun mengatasi luka. Kebutuhan Mengurus diri: meliputi memelihara diri secara praktis, mengurus kebutuhan yang bersifat pribadi seperti makan,minum,menyuap makanan,berpakaian, pergi ke toilet,berdandan,serta merawat kesehatan diri. Kebutuhan menolong diri: meliputi memasak sederhana,mencuci pakaian dan melakukan aktivitas rumah seperti menyapu dan lain sebagainya. Kebutuhan komunikasi: meliputi komunikatif ekspresif yaitu menjawab nama dan identitas keluarga dan komunikasi resepti yaitu mampu memahami apa yang disampaikan orang lain. Kebutuhan Sosialisasi: meliputi keterampilan bermain, berinteraksi. partisipasi kelompok, ramah dalam bergaul, mampu menghargai orang,bertanggung jawab pada diri sendiri serta mampu mengendalikan emosi. Kebutuhan Keterampilan Hidup: meliputi keterampilan menggunakan uang,keterampilan berbelanja dan keterampilan dalam bekerja.
Kebutuhan Mengisi Waktu Luang: mengisi waktu luang bagi anak tuna grahita dapat berupa kegiatan kegiatan olahraga,seni dan keterampilan sederhana seperti memelihara tanaman, hewan atau hobi lainnya. Materi-materi di atas bagi anak yang mengalami hambatan akademik adalah merupakan masalah yang harus dibantu oleh orang lain, sehingga pembelajaran bina diri jangan hanya teori saja akan tetapi praktek langsung dan dibiasakan setiap hari, berulang-ulang serta ada kerjasama dengan pihak keluarga. Pengalaman di lapangan sering dijumpai, apa yang sudah diajarkan oleh guru di sekolah ternyata tidak diterapkan ketika anak berada di rumah. Sehingga penyusunan kurikulum tentang bina diri perlu disusun bersama antara guru dan orang tua agar antara pihak sekolah mengetahui kebutuhan dasar dari siswa dan orang tua bisa menindaklanjuti di rumah mengingat jumlah jam belajar di sekolah sangat terbatas. Metode pembelajaran bina diri bisa dilakukan dengan metode modelling, yaitu siswa diberi pengalaman yang nyata. Metode ini akan mengantarkan anak memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu dari model yang ditiru sebelumnya. Dengan adanya suatu model untuk dijadikan contoh biasanya suatu keterampilan atau pengetahuan lebih dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. Pemodelan ini tidak selalu oleh guru, bisa oleh siswa atau media yang lainnya. Metode Modelling sangat mudah untuk dilaksanakan di dalam ruang kelas. Metode ini menunjukkan bahwa guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang oleh guru dengan melibatkan siswa (orang tua), sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena model yang dihadirkan guru lebih variatif.Siswa juga tidak mudah bosan karena siswa dapat belajar dari sumber yang bermacam-macam tidak hanya dari satu guru saja. Metode tersebut juga sangat efektif, dan mampu memacu kreatifitas guru dan siswa. Pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan lebih berkesan. (Muh Safi’i, S.Ag. / Guru SLB N 2 Yogyakarta)
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
15
PENGETAHUAN
BENTHIK Portable
Oleh : Wisnu Satria Ghautama
S
emangat…!!!!! Itulah yang dirasakan oleh semua orang ketika bermain.Hampir semua manusia pasti pernah merasakan asyiknya bermain bersama teman-teman di tanah lapang.Bermain merupakan aktivitas yang sangat digemari oleh semua orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.Bermain yang dimaksud adalah melakukan aktivitas bersama secara langsung.Dengan melakukan aktivitas tersebut, maka mampu mempererat hubungan persahabatan.Salah satu bentuk aktivitas bermainya itu melakukan suatu permainan.Permainan yang cenderung menggunakan aktivitas gerak fisik yaitu permainan tradisional.Namun akhir-akhir ini permainan tradisional secara perlahan mulai jarang kita temui di masyarakat. Permainan ini mulai tergerus oleh serbuan permainan modern via handphone, video game dan lain-lain.Di samping itu, area bermain anak-anak juga semakin sempit. Hampir semua tanah lapang sudah di semen, conblock maupun aspal.Berkurangnya area bermain anak-anak seyogyanya segera dicari solusinya. Jangan sampai anak-anak kehilangan masa bermainnya dikarenakan sudah tidak adanya tanah lapang untuk bermain. Lucu sekali apabila kita hanya menceritakan kepada anak-anak kita bahagiannya dapat bermain bersama teman-teman tanpa berusaha untuk mewujudkan hal tersebut. Untuk menyikapi
16
kurangnya lahan bermain anak-anak, maka perlu gagasan atau ide mengenai permainan yang sekiranya dapat dimainkan dengan kondisi tanah lapang sempit. Inovasi permainan dan permainan adaptif mutlak diperlukan, mengingat lahan yang luas akan sulit sekali dapat terwujudkan. Untuk itu penulis memberikan salah satu solusi permainan, tradisional yaitu benthik portable. Benthik portable ini sengaja dirancang untuk dapat dimainkan di tempat manapun, baik luar ruangan maupun dalam ruangan. Permainan benthik yang tadinya memerlukan lubang memanjang di tanah supaya permainan dapat dilakukan, dengan adanya alat ini, maka permasalahan tersebut dapat teratasi dengan baik. Dengan memainkan permainan ini, maka anak tidak hanya dapat melampiaskan energinya tetapi secara langsung juga dapat melestarikan permainan tradisional ini. Perlu kita ingat-ingat kembali, kapan terakhir kali kita melihat permainan benthic secara langsung? Ada yang menjawab ketika masih kecil, bahkan anak-anak zaman sekarang tahunya permainan benthik dari film “upin dan ipin”. Melihat kejadian ini kita pasti sangat prihatin dengan kondisi permainan tradisional Indonesia. Nama alat benthik portable ini sesuai dengan artinya yaitu alat benthik yang mudah dibawa-bawa atau dijinjing. Alat ini juga sangat mudah untuk .... bersambung ke halaman 21
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Papercraft Rumah Oleh : Eko Arianto Alat yang diperlukan: 1. Gunting/cutter 2. Landasan saat pengirisan kertas 3. Penggaris 4. Lem kertas
Petunjuk: 1. Irislah sisi terluar dari gambar papercraft di sebalik gambar ini. Gunakan bantuan penggaris untuk mengiris supaya lurus. 2. Tekuklah pada garis hitam bagian kertas yang berwarna putih pada sisi dalam (sisi yang tidak berwarna). 3. Rekatkan bagian perekatan berwarna putih menggunakan lem
PENGETAHUAN
KEISTIMEWAAN
S
Semut
Oleh : Sunarminingsih
emut adalah binatang yang namanya di abadikan dalam Alqur’an. Bahkan ia juga dijadikan sebuah nama surat di dalamnya yaitu An Naml ( Artinya : Semut) karena pada ayat 18 dan 19 di situ dijelaskan tentang kisah pemimpin semut yang menginstruksikan anak buahnya untuk masuk sarang karena Nabi Sulaiman AS dan tentaranya akan melewati tempat itu. Semut adalah serangga anggota suku Formicidae bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut «superorganisme» karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri. Semut adalah salah satu makhluk Allah SWT yang di karuniakan beberapa kelebihan dan kecerdasan, barangsiapa yang bisa mencermati apa-apa yang dilakukan padanya, niscaya dia akan mendapatkan pelajaran yang berharga dan tanda-tanda kebesaran Allah Berikut ini adalah kelebihan dari hewan semut:
Semut lebih pintar daripada apa yang anda pikirkan Semut merupakan serangga yang otaknya paling besar proporsinya jika dibanding dengan mereka memiliki sekitar 250.000 sel otak di kepalanya, tidak salah jika semut merupakan spesies yang paling cerdas diantara serangga-serangga yang lain. semut juga adalah hewan sosial yang memiliki naluri progresif. Di dunia ini,terdapat sekitar 9000 spesies semut yang tersebar di seluruh belahan bumi ini.Semut juga memiliki otak kecil,saraf,susunan saraf untuk mengolah berbagai informasi,dan memiliki peta yang digunakan sebagai penunjuk menuju tempat makanan dan sarangnya.Setiap makhluk hidup pasti memiliki bahasanya masing-masing,begitu juga dengan semut,semut berkomunikasi dengan bahasa kimiawi yang memiliki 2 fungsi,yaitu sebagai sarana komunikasi dan peringatan bahaya. Semut sangat ahli di bidang pertanian Sebelum manusia mengetahui cara berkebun dan bercocok tanam, semut telah mulai mengetahui bercocok tanam sejak 50 tahun lebih dulu, ia menggunakan teknik holtikultura yang sangat canggih untuk meningkatkan hasil panen mereka. Semut mengenal sistem peternakan. Pada daun pohon jambu, mangga, rambutan, atau lainnya kadang terdapat jamur putih lembut. Di sana ada hewan kecil berwarna putih yang menghasilkan cairan manis. Semut tahu, hewan ini malas berpindah karena itu semut membantu memindahkannya ke tempat baru jika lahan di sekitar itu telah mulai tandus dan setelah semut memerah cairannya setiap periode waktu tertentu. Sampai saat ini, belum diketahui hewan lain yang mengenal sistem perbudakan dan peternakan
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
17
Semut ahli di bidang pembangunan. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna karena diberi akal pikiran pun masih kalah dengan semut yang buta dan tidak memiliki akal pikiran.Semut dapat membangun sarangnya tanpa menggunakan perhitungan sebelumnya seperti yang dilakukan oleh para arsitek.Semut pun tidak mendapat pengarahan sebelumnya tentang pembagian tugasnya seperti manusia yang masih perlu diatur oleh seorang mandor. Sungguh sebuah hal yang patut kitarenungkan agar kita dapat mengetahui betapa besarnya kekuasaan Allah SWT sebagai tuhan pemilik alam. Semut merupakan ahli strategi perang Demi mempertahankan wilayahnya semut kadang suka bertarung dan berperang antara satu dengan yang lain dan peperangan ini bisa berlanjut selama beberapa jam, hari bahkan minggu. Pertempuran yang paling besar spesies ini adalah antara superkoloni semut Argentina, yang mana korbannya sampai jutaan semut dalam sehari Masyarakat semut mengenal sistem peperangan kolektif. Artinya, kelompok semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut dapat berperang dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. Hewan lain umumnya bertarung individu-individu Semut mengenal sistem perbudakan. Telur sebagai harta benda utama dari pihak semut yang kalah perang akan dikuasai dan diangkut oleh pihak semut pemenang. Telur-telur ini akan dijaga sampai menetas dan bayi semut ini akan dijadikan budak-budak mereka yang menang. Semut pun Layak dicontoh Melihat segala kelebihan tersebut maka semakin membuat hewan kecil ini terjamin layak untuk kita jadikan sebagai cerminan sekaligus contoh dalam kehidupan kita. Sudahkan kita mampu memunculkan kebiasaan gotong royong di dalam kelompok, mampukah kita bersikap seperti semut saat berada dalam sebuah organisasi? Ataukah kita sudah bisa menyempatkan diri untuk peduli kepada saudara kita dengan sekedar bersalaman dan bertukar informasi dengan teman-teman kita? Jika belum maka mulai saat ini janganlah sungkan untuk mencari ilmu dari prilaku semut tadi. Kita sudah memahami bahwa kunci sukses semut dalam menjalani kehidupannya adalah karena faktor kebersamaan dan solidaritas yang mereka miliki bersama koloninya, itulah indahnya ukhuwah. Bersama koloni dengan ukhuwahnya, mereka mampu mengajarkan kepada kita tentang sikap gotong royong, sifat kedermawanan, kepedulian serta kerja keras dan kerapihan dalam berorganisasi.
18
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Selain itu, semut juga telah memberikan gambaran penting kepada kita tentang bagaimana kehidupan mereka yang sangat teratur. Mereka berhasil menjadi ahli tata ruang yang sangat baik, di mana mereka mampu melakukan pemetaan antar ruang dengan baik dan tepat. Layaknya seorang arsitek, semut mampu menyiapkan dan membagi ruang pada sarangnya sesuai dengan fungsinya. Pembagian tugas yang rapih dan jelas juga semakin mecerminkan keteraturan mereka. Sifat rajin dan suka menabung yang sangat sering didengung-dengungkan oleh para pengusaha sukses di dunia manusia nyatanya juga dimiliki oleh semut kecil ini. Dalam hal ini langkah konkrit yang mereka lakukan adalah dengan mengumpulkan cadangan makanan untuk koloninya dan menimbunnya di dalam sarang. Kebiasaan mereka menimbun makanan nyatanya justru juga mampu memberikan efek manfaat bagi alam yaitu, kumpulan makanan yang mereka timbun dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah di sekitarnya. Semut saja Tidak Menyerah Melihat kegigihan dan ketekunan seekor semut saat mereka mencoba untuk merambat mencapai atas pohon atau dinding-dinding di rumah kita? Mampukah kita bersikap seperti semut yang tidak kenal lelah dan putus asa walaupun telah berkali-kali mereka terjatuh, entah karena tertiup angin ataupun hal lainnya. Sungguh semut akan terus mencoba sebanyak apapun mereka gagal sampai mereka berhasil mencapai keinginannya. Sehingga hal ini bisa menjadi sebuah hikmah bagi kita bahwa kita hanyalah manusia dan tantangan bukanlah sesuatu hal yang membatasi kreatifitas dan keinginan kita. Sebanyak apapun kita mengalami kegagalan, jangan sekali-kali kita menyerah dan jangan bosan untuk mencobanya. Adakah kita menginginkan menjadi pribadi yang rajin, pekerja keras, tidak mudah putus asa, dan suka menabung layaknya pengusaha sukses. Menginginkan kesuksesan dalam sebuah organisasi layaknya para pemimpin besar. Ingin hidup teratur dan memiliki kemampuan tentang tata ruang hebat layaknya arsitek. Serta sekaligus dapat menjadi pribadi yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Maka janganlah kita sungkan untuk belajar dari makhluk kecil yang satu ini. Semut mampu memberikan sebuah role model kehidupan yang baik bagi kita manusia. Jadilah manusia yang seperti semut. (Diambil dari berbagai sumber)
PENGETAHUAN
Angkring
Oleh : Suwondo
I
stilah angkring didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya pikulan (merupakan kata benda). Angkringan adalah alat untuk memikul. Arti yang kedua adalah barang yang dipikul. Fenomena yang terjadi pada saat ini istilah angkring atau angkringan telah berubah makna menjadi tempat berjualan. Hal ini memang sangat dimungkinkan. Di dalam bahasa Indonesia perubahan ini disebut sebagai perkembangan bahasa. Menurut http://www.prbahasaindonesia.com/2015/11/pergeseran-makna-katadan-contohnya. Bahwa adanya perubahan makna karena diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti faktor kebetulan, perkembangan zaman, tabu, dan faktor polysemy. Perubahan kata itu ada yang mengalami pergeseran makna, mengalami perluasan (Generalisasi), menyempit (Spesialisasi), memburuk (Peyorasi), membaik (Ameliorasi) pertukaran makna (Sinestesia), persamaan makna (Sinestesia). Berikut ini perkembangan tentang istilah angkring. Pada jaman dahulu sekitar tahun 1965 orang menjajakan daganganya dengan cara menawarkan dari kampung satu ke kampung yang lain. Di desadesa jarang sekali ditemui kegiatan semacam ini. Hal ini disebabkan mungkin karena kemampuan membawa barang dagangannya dengan dipikul sangat terbatas, kemungkinan yang lain adalah keinginan masyarakat desa berbelanja rendah. Hal ini kemungkinan ekonomi masyarakat desa ratarata rendah atau mereka menerapkan pola hidup hemat yang memang didukung oleh alamnya yang memungkinkan untuk berhemat. Di desa selain hasil sawah yang cukup juga dipekaranganpun juga bayak ditanami pohon-pohon untuk mmendukung kebutuhan sehari-hari, misalnya ketela pohong, ubi jalar, pepaya, nangka, pisang, dan sebagainya. Barang dagangannya yang ditawarkan bermacammacam, seperti saoto, bakso, dawet, arum manis, obat anget/jamu gandring, es nini towok, dan sebagainya. Pada era berikutnya karena perkembangan jaman angkring yang dahulunya dipikul kini mulai memakai alat beroda. Hal ini dilakukan oleh para penjaja dagangan karena para pedagang melihat bahwa selera masyarakat desa yang mulai berubah dari pola hidup irit menjadi konsumtif, sehingga perlulah memperluas area perdagangannya
sampai ke desa-desa. Oleh karena itu dibuatlah alat untuk membawa barang dagangannya dengan sedikit tenaga yaitu angkring memakai roda. Jeinis dagangan yang ditawarkan menggunakan angkring berodapun semakin banyak seperti barang-barang kelontongpun dijajakan menggunakan angkring beroda. Sejalan pada era inipun banyak bermunculan orang berjualan minuman di tepi-tepi jalan atau dekat perempatan jalan. Peralatan yang digunakan masih menggunakan angkring beroda yang dilengkapi tenda/deklit untuk atap dan dinding. Adapun perlengkap lainnya adalah tungku untuk menjerang air. Karena kebanyakan menggunakan tiga buah ceret ada yang menamakan kafe tiga ceret. Selain minuman seperti teh panas, es teh, wedang jahe, susu, susu jahe, kopi, dan beberapa minuman instan sasetan dijual pula sebagai menu utamanya adalah nasi bungkus atau banyak orang menyebutnya nasi kucing. Disebutnya nasi kucing karena memang bungkusannya kecil berisi sedikit nasi dengan lauk sedikit oseng tempe atau sedikit teri seperti memberi makan kucing. Selain orang menyebunya kafe tiga ceret ada pula yang menyebutnya warung koboi karena para pembelinya bebas sekali cara duduknya, misalnya duduk jegang. Namun yang paling populer adalah Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
19
angkring atau angkringan. Awalnya yang banyak menunjungi untuk jajan di sini kelompok orang bawah atau ekonomi lemah misalnya tukang becak, pejalan kaki, orang bersepeda, orang perempuan sangat jarang sekali. Kini berkembang tidak hanya orang-orang bawah saja yang jajan di situ namun orang-mampupun tidak malu-malu untuk jajan disitu, seperti orang-orang kantoran, bahkan orangorang bermobil, bahkan para mahasiswa baik lakilaki maupun perempuan. Pada masa kini mulai bermunculan warungwarung dengan menu sama dengan angkring di tepi jalan tetapi di dalam bangunan. Penampilan warung
Sambungan dari halaman 17
digunakan. Karena dari sisi bentuk dan penerapannya hamper sama kalau kita bermain di tanah lapang. Untuk stiknya sendiri dapat dimodifikasi dengan sedemikian rupa sehingga aman apabila terkena anggota tubuh atau kepala. Salah satu bentuk modifikasi yang diterapkan adalah dengan memberikan lapisan busa pada seluruh permukaan stik benthik. Dunia anak-anak memang tidak akan kembali lagi. Yang bias kita lakukan adalah memfasilitasi mereka supaya dapat mengambil segala nilai-nilai pembelajaran yang terkandung di setiap aktivitas. Kita hanya mengarahkan dan member rambu-rambu kepada anak-anak, selebihnya tugas kita hanya memantau. Memberikan peringatan ketika anak-anak bertindak tidak sportif, tempramen, dan hal-hal yang sekiranya membahayakan. Memberikan penjelasan
20
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
ini relatif bersih dengan beberapa pasang meja kursi bahkan ada pula yang dilengkapi dengan tikar yang digelar atau disebut lesehan, konsumen tinggal pilih mau duduk dimana. Barang daganganyapun relatif sama dengan angkring dengan tenda. Kebanyakan warung ini walaupun tidak menggunakan angkring sebagai alat untuk mengelar dagangan namun mereka memilih memakai nama warung angkringan. Hal ini dilakukan sebagai kiat untuk menarik pelanggan, karena warung angkringan terkesan lebih merakyat, murah harganya, dan rasanyapun enak.
dan pengertian apabila anak-anak perlu pemahaman, serta mengapresiasi ketika anak-anak berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Unsur terpenting dalam permainan benthik adalah banyaknya nilai-nilai positif yang dapat kita ambil. Pertama intelegensi: kemenangan dapat diraih apabila meraih skor tertinggi dengan cara menghitung semua poin yang diraih. Kedua afektif: tertib bergantian menggunakan alat serta bermain sportif. Ketiga psikomotor: terampil melakukan gerakan dalam permainan benthik, mulai dari “nyuthik”, “kenthongan”, maupun “patillele”. Aturan permainan ini memiliki peraturan yang hampir sama dengan permainan benthik pada umumnya. Hanya saja ada sedikit peraturan khusus yang harus disepakati bersama sehingga permainan dapat berjalan dengans portif. Pada intinya adalah lestarikan permainan tradisional asli Indonesia. WSG
Resep
RESEP
Bakpia Senapati A
Oleh : Astuti
ktivitas di dapur kadang menjadi masalah bagi sebagian wanita pekerja. Waktu yang sebagian besar dihabiskan di tempat kerja membuat para wanita tidak mempunyai waktu luang untuk membuat makanan camilan untuk anak-anaknya. Jalan keluarnya yaitu dengan membeli jajan di luar atau membeli makanan jadi yang nilai kesehatan atau gizinya kita tidak mengetahuinya. Padahal anak-anak kita masih pada usia pertumbuhan, masih sangat memerlukan asupan gizi yang baik. Karena itu kami menampilakan resep camilan sederhana yang nilai gizinya sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak juga baik untuk camilan orang dewasa. Resep masakan ini tidak saja untuk dijadikan sajian sehari-hari bagi keluarga, tetapi layak disajikan untuk tamu atau kerabat. Dengan bahan yang sederhana, mudah di dapat. Apabila ingin dikembangkan dapat di jadilkan home industri yang baik dan dapat menopang ekonomi Resep Bakpia kering.
Bahan untuk membuat kulit. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tepung terigu segitiga Gula pasir Vanili Minyak goreng Air hangat Air dingin Butter Garam secukupnya.
: 1 kg : 150 : 1 sendok teh : 1 gelas belimbing. : 1 gelas belimbing. : 1 gelas bellimbing. : 1 sendok makan.
keluarga. Harapan kami tak lain agar memasak yang dikaitkan dengan pekerjaan yang merepotkan, menjadi pekerjaan yang menyenangkan dan membanggakan.
Perlengkapan dasar untuk memasak: 1. 2. 3. 4.
Wajan cekung untuk membuat isi bakpia Wajan datar ( pan) untuk memanggang. Panci /soblok untuk mengukus kacang hijau. Gilingan daging untuk menghaluskan kacang hijau yang sudah di kukus. 5. Waskom 6. Meja/ keramik yang sudah bersih untuk menipiskan kulit bakpia. 7. Telenan 8. Pisau 9. Gelas ukur 10. Sutil Bahan untuk membuat Sol. 1. Tepung terigu : 1 ons 2. Minyak goreng : 10 sendok makan. Bahan untuk membuat isi. 1. Kacang hijau klecepan : 1 kg 2. Gula pasir : 650 gram 3. Vanili : 1 bungkus kecil. 4. Garam : 1 sendok teh 5. Minyak goreng : 250 cc
Cara membuat :
Cara membuat kulit. 1. Masukan tepung terigu kedalam wadah/ waskom. 2. Masukkan air hangat + gula pasir+garam secukupnya aduk sampai rata. 3. setelah rata tambah air dingin dan minyak, masukan dalam tepung terigu aduk sampai kalis. 4. setelah kalis diolesi minyak goreng dan ditutup plastik ( kira-kira 10 menit).
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
21
5. kemudian potong-potong sesuai ukuran.
Cara membuat isi bakpia kacang hijau. 1. Kacang hijau yang sudah klecepan dicuci sebanyak 3 kali (hingga bersih) 2. Rendam selama 30 menit. 3. Siapkan panci/ soblok untuk mengukus (kira-kira 20 menit)
4. Angkat dan digiling hingga halus.
5. 6. 7. 8.
Siapkan wajan untuk membuat isi. Tuang minyak goreng kedalam wajan. Masukkan garam, aduk hingga garam larut. Masukkan kacang hijau yang sudah halus dalam wajan. 9. Aduk –aduk, masukkan gula pasir, aduk hingga matang dalam api kecil. 10. Dinginkan dan di buat bulat-bulatan kecil /sesuai selera.
Apabila semua bahan sudah siap dan matang,siap untuk membuat bakpia. 1. Ambil bahan 1 ( kulit) yang sudah di potong-potong kecil 2. Tipiskan dan diberi sol sedikt dan dipulung (ditekuk kecil) lakukan sampai bahan 1 habis. 3. Rendam dalam minyak goreng(bahan kena minyak, memudahkan untuk ditipiskan) 4. Tipiskan lagi dan diisi dengan kacang hijau yang sudah matang. 5. Bentuk bulat-bulat dan tipiskan.
6. Panggang dalam api sedang di bolak balik kira-kira 10 menit, hingga berwarna kecoklatan.
Tahap pengemasan.
Cara membuat sol; 1. Campur tepung terigu dengan minyak goreng, aduk hingga rata.
22
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Camilan Menyehatkan Bakpia
Semut dan Burung Dara
DONGENG ANAK
Suatu sore, setelah hujan turun keluarlah seekor semut dari sarangnya menuju sungai untuk ninum,karena arusnya dia jatuh terpeleset jatuh di sungai
Semut berteriak minta tolong "Tolong aku! Siapapun yang mendengar suaraku, tolong aku," Pada saat ada seekor burung merpati sedang di dahan pohon
Burung merpati tanpa sengaja melihat semut yang berteriak minta tolong. Kemudian burung menjatuhkan daun di dekat semut. Semut segera naik kedaun tersebut. Arus membawa semut kepinggir selamatlah nyawa semut. Semut berterima pada burung Merpati.
Burung merpati sedang asyik melihat semut bertengger di dahan, ia tidak menyadari bahwa ada seorang pemburu yang mengamatinya dan mau menembaknya. Ketika pemburu mau menembaknya tiba-tiba semut menggigit kaki pemburu. Pemburu berteriak kesakitan, triakan pemburu membuat kaget burung merpati dan langsung terbang menjauh.
P U I S I
Semut Kecil
( oleh : Sunarminingsih)
Semut kecil Bertubuh kecil mungil Berbaris rapi Mencari makan dan minum Tak kenal lelah dan letih Bergotong royong Saling membantu Itu adalah jiwamu Kau ajari kami Tentang kebersamaan Berbagi suka duka Dan kasih sayang
Gambar diambil https://www.google.co.id/search?q=gambar+dongeng+semut+dan+burung+dara&s ource=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiwooqT15DPAhXEn5QKHURkDB0Q_A ;diunduh 17-9-2016 Referensi : Diambil dari dongengcerita rakyat.com 22 Desember 2015 ; di unduh 17-9-2016
Diceritakan kembali : Sunarminingsih
Muridku
( oleh: ibu Muyassaroh)
Selamat pagi muridku Kusambut kedatanganmu Salam sapa bahagia Sambut pagi nan ceria Doa pagi bersamamu Sapa lembut untukmu Mari belajar bersama Dengan rasa gembira Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
23
AKUPRESUR ( laporan)
Akupressur Praktis UNTUK MENANGANI BERBAGAI KELUHAN PENYAKIT SEHARI – HARI Oleh: Andriyatni sambutan saat Foto : Ibu Kepala Sekolah memberikan r ressu Akup membuka kegiatan
D
alam rangka memberikan keterampilan yang bermanfaat bagi siswa SMALB Negeri 2 Yogyakarta melalui dana bantuan belajar dari pemerintah maka sebagian kecil dari dana tersebut dianggarkan untuk kegiatan workshop Akupressur Praktis untuk Menangani keluhan penyakit sehari-hari untuk 15 siswa dan 5 guru pendamping. Workshop ini diselenggarakan untuk dilaksanakan pada hari Selasa, 11 oktober 2016 dan hari Rabu, 12 Oktober 2016. Kepala Sekolah SLB Negeri 2Yogyakarta Sri Muji Rahayu menyampaikan dalam sambutannya bahwa sekolah merasa perlu megadakan kegiatan tersebut agar anak memiliki pengalaman langsung belajar dari ahlinya yaitu Budi Irawan sebagai Akupunkturis juga sebagai staf pengajar di lembaga Pendidikan akupunktur (Ladika) Jakarta, yang juga sebagai staf pengajar di Universitas Esa Unggul Jakarta. Selain itu sudah hampir 4 tahun beliau bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan terapi melalui kegiatan Wirausaha Akupressur/Akupunktur di SLB Negeri 2 Yogyakarta.
24
Materi yang dipilih adalah yang sederhana, berkaitan dengan masalah kesehatan siswa sehari-hari sehingga harapannya dapat diterapkan dalam kehidupan. Menurut Budi Irawan materi yang disampaikan sangat sederhana yang berkaitan dengan keluhan kesehatan sehari-hari. Peserta tetap diberikan konsep dasar tentang: Akupressur dan manfaatnya, titik meridian, Kasus-kasus yang berkaitan dengan PPL ( penyebab Penyakit Luar), dan faktor-faktor emosi yang dapat menjadi Penyebab Penyakit Dalam ( PPD). Penyakit yang dialami dengan penyebab penyakit luar misalnya Tengeng, Masuk Angin ( mual, kembung, muntah, diare, mabuk), pusing, flu, meriang. Untuk mengobati masuk angin dengan memberi pressur pada sepertiga punggung (pinggang sampai rongga tubuh). Mempressur tidak ditekan keras-keras apalagi sampai menjadi hematom ( memar ). Untuk mengobati tengeng dengan mempressur titik tengah bahu dan tiga titik pada batas rambut tengkuk.
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Foto : Peserta Kegiatan Workshop Akupressur
Budi Irawan berupaya dengan optimal melibatkan semua peserta untuk fokus dan aktif mengikuti kegiatan. Kerja individual maupun kelompok dioptimalkan agar semua peserta mau terlibat aktif dalam penguasaan materi teori maupun praktik. Ternyata kegiatan dapat berjalan lancar dan hidup karena semua aktif mengikuti setiap tugas yang diberikan. Seluruh peserta antusias melaksanakan tugas, misalnya ketika diberi tugas melakukan akupressur untuk mengatasi keluhan pusing semua diberi kesempatan untuk mempraktikkan. Narasumber menyediakan diri untuk dipressur oleh peserta agar mengetahui seberapa kemampuan dan keterampilannya dalam pressur dan menentukan area yang dipressur sesuai keluhan. Semua peserta dapat mengikuti materi karena hanya ada 2 peserta yang kurang tepat dalam melakukan pressur maupun menentukan area yang dipressur. Hal tersebut bukan karena peserta tidak memperhatikan tetapi karena kondisi kompetensi peserta. Acara ditutup oleh Wisnu Satria Ghautama sebagai penyelenggara sekaligus sebagai koordinator urusan kesiswaan mewakili Kepala Sekolah yang tidak dapat menghadiri acara penutupan karena bersamaan dengan kegiatan MKKS Kota Yogyakarta. Wisnu Satria Gautama menyampaikan bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua hari telah berhasil karena semua peserta mengikuti aktifitas dengan sungguh-sungguh, dapat menguasai materi teori maupun praktik dan sekaligus merupakan keberhasilan Budi Irawan sebagai narasumber yang telah berupaya maksimal meskipun kegiatan workshop dilaksanakan dengan waktu yang sangat singkat. Harapannya semua yang telah diperoleh dalam kegiatan tersebut akan dapat dipraktikkan dalam kehidupan seharihari di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sebagai PR semua peserta diberi tugas untuk mempraktekkan mempressur titik pertemuan antara ibu jari (titik Usus Besar 4) dan jari telunjuk dan titik 3 cun dari mata kaki bagian dalam (Titik Limpa 6) agar dilakukan setiap hari pada semua peserta. Dapat dilakukan sendiri atau saling mempressur antar teman dan akan dievaluasi hasilnya pada kunjungan Budi Irawan pada bulan Desember. Akhirnya kegiatan ditutup dengan penuh harapan agar semua peserta dapat mempraktikkan ilmunya dalam kegiatan di sekolah maupun dalam keluarga dan lebih ke depannya dapat digunakan sebagai bekal keterampilan hidup yang dapat digunakan untuk mencari nafkah.Tentu saja bimbingan dari para guru pendamping sangat diperlukan agar peserta dapat belajar secara berkesinambungan dan dapat lebih mendalam dalam penguasaan materi maupun praktik. Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
25
KESPRO ( laporan)
Workshop
KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA Oleh : Nurull Hudha Bellina “Bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dilihat dan dipegang orang lain?” “Siapa saja yang boleh mencium dan memeluk?” “Apakah yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan diri?”
D
emikian beberapa pertanyaan menarik yang disampaikan peserta Workshop Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja. Seminar ini diselenggarakan oleh SLB Negeri 2 Yogyakarta pada hari Sabtu, 24 September 2016 bertempat di Ruang Aula SLB Negeri 2 Yogyakarta. Sebanyak 30 peserta yang hadir yaitu terdiri dari SIswa/SIswi SMPLB dan SMALB SLB Negeri 2 Yogyakarta beserta para orang tua siswa. Penyelenggaraan seminar ini antara lain dilatarbelakangi oleh maraknya permasalahan remaja yang berkaitan dengan perkembangan informasi dari berbagai sumber dan media yang tidak bisa dibendung. Tidak sedikit informasi yang salah diterima oleh anak dan remaja, termasuk mengenai seksualitas. Hubungan seks pranikah, kehamilan remaja hingga upaya melakukan aborsi, dan kasus-kasus pelecehan/ kekerasan seksual yang muncul melalui media adalah sebagian dari permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Persoalan tersebut jelas memerlukan perhatian serius, upaya membentuk perilaku seksual yang bisa mengantar remaja pada kesiapan menjadi orangtua yang bertanggung jawab pun semakin mendesak. Pada intinya seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang bagaimana menjelaskan permasalahan reproduksi kepada remaja dan mensosialisasikannya di lingkungan mereka. Berikut topik pada seminar tersebut, yang disampaikan oleh Narasumber yaitu Ibu Katmilah, S.Pd:
26
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
1.
Pengertian dan ruang lingkup kesehatan reproduksi
Pertumbuhan fisik/organ reproduksi, perkembangan emosi, pubertas (menstruasi, mimpi basah, dorongan seksual, masturbasi dan onani), membina hubungan sosial (dengan lawan jenis atau sejenis), perawatan organ reproduksi, kehamilan, gizi yang diperlukan, kelainan-kelainan reproduksi, risiko-risiko reproduksi, keberagaman seksual (orientasi seksual, mitos seputar kesehatan reproduksi), dan hak-hak reproduksi.
2.
Peran Guru
Menjadi teman untuk remaja, memposisikan remaja sebagai seseorang dengan berjuta ide, menghargai hak-hak remaja, masa remaja merupakan masa puber, masa pencarian jati diri dibutuhkan support penuh orangtua dan sekolah. Demikian bahasan singkat yang disampaikan dalam seminar lalu. Peserta sangat antusias, banyak pertanyaan menarik diajukan ketika diskusi. Pada intinya, remaja adalah masa transisi, perlu diberi informasi yang benar agar sehat secara fisik, mental, dan bisa bertanggung jawab, menjalankan fungsi reproduksi dengan baik.
Skripsi P
CERPEN
Oleh : Muh. Safi'i
ak Boi, tampak lesu setelah keluar dari ruang dosen. Pak Boi yang nama panjangnya adalah Boiman baru saja konsultasi menghadap pak Kamto dosen pembimbing skripsinya. “Uh rasanya ndak ada yang betul tulisanku,” keluh Pak Boi dengan nada kesal. Sudah tak terhitung aku konsultasi, tapi yang kuperoleh bukan jalan penyelesaian akan tetapi justru semakin pusing. Bapak itu bagaimana?, bapak paham ndak pengertian PTK?, kalau ndak paham ya.. sulit untuk menyelesaikan skripsi ini!. Masak mau jadi sarjana tulisannya kaya tulisan anak SD!. Pak Boiman terngiang-ngiang komentar Pak kamto setelah melihat sekilas skripsinya. Pak Boiman juga masih terbayang-bayang bagaimana Pak Kamto mencorat-coret skripsinya yang dikerjakan dengan susah payah. Pak Boiman adalah salah satu guru SLB Swasta dari daerah Samigaluh Kulonprogo sedang menyelesaikan studinya di sebuah universitas swasta dengan biayanya sendiri. “Meski sudah PNS aku tetap harus menempuh sarjana karena tuntutan jaman”. “Dulu untuk mengajar di SLB cukup lulusan SGPLB, tetapi sekarang jaman sudah berubah”. Boiman terkejut dari lamunan, Marjono yang sering dipanggil Pak Jono menepuk bahu Pak Boiman. Bagaimana hasilnya pak?, Tanya pak Jono sambil duduk disebelahnya. Yaaah pak Jono bisa menebak hasilnya…., Pak Kamto itu terkenal dosen kiler. Sesuai asal katanya kiler itu kan dari Bahasa Inggris yang artinya membunuh. Sehabis ketemu pak Kamto pasti terbunuh semangatnya untuk menyelesaikan skripsi ini. He he he… Pak Jono terkekeh mendengar ucapan Pak Boiman. Betul juga pikirnya. Tidak sedikit teman-temannya, terutama ibu-ibu yang di bimbing pak Kamto bisa dipastikan menangis sehabis konsultasi skripsinya. Bahkan bu Susi guru SLB negeri di kota ini sehabis konsultasi terus dibawa ke UGD karena penyakit asmanya kambuh. Pak Jono…. Saya mau berhenti saja!, Berhenti bagaimana pak?, Tanya pak Jono agak terkejut, mendengar ucapan pak Boiman. Yaaah…. berhenti, ndak akan saya selesaikan skripsiku ini. Kelihatannya tidak ada yang betul dimata dosen kiler itu. Setiap menghadap ada saja kekurangannya. Padahal yang kemarin sudah saya betulkan sesuai sarannya, Eeee… tetap saja disalahkan. Huuuuh kesal aku jadinya. Ungkap Pak Boiman sambil memukul meja
ditaman depan kampus. Pak Jono diam saja dan berusaha merasakan apa yang dialami sahabatnya. Kalau milikmu sudah selesai ya…pak?, Tanya Pak Boiman tanpa menoleh sedikitpun. Ya… Alhamdulillah, ini tadi sudah di acc oleh bu Ning. Jadi besuk sudah bisa mendaftar ujian skripsi, jawab Jono sambil menerima uluran tangan Pak Boiman. “Selamat! Selamat!, kalau aku ndak tahu sampai kapan nanti…. ucap Pak Boiman sambil menggoyang-nggoyangkan tangan pak Jono. Terimakasih pak…., kalau saya boleh usul, njenengan jangan putus asa pak!, tetap selesaikan skripsinya!, sayang tinggal satu atau dua langkah lagi. Ingat Allah tidak menyukai hambanya yang suka berputus asa to?, yaaah, kalau pembimbingnya masih dosen kiler itu kelihatannya sulit untuk selesai, lain halnya bu Ning, meski masih muda tetapi penuh pengertian kalau kita-kita ini kan sudah ndak muda lagi jadi yaaa susah kalau dituntut seperti anak muda. Teng-teng-tong, teng-teng-tong-tong, Pak Boiman memencet hpnya, lalu menyapa dengan hormat. Ya… pak… ya… pak…, terimakasih pak…, insya Alloh pak, terimakasih pak … Pak Boiman tampak cerah dan semangat setelah menerima telpon tadi. Lalu Pak Boiman mencari nomornya pak Jono lalu menelponnya. Assalamu’alaikum pak…, baru apa ini? Ada apa ini kok kelihatannya ada berita gembira?, suara pak Jono yang kedengaran dari spiker hpnya pak Boiman. Alhamdulillah pak bulan kemarin aku kan mengirim surat ke Dekan. Intinya aku ndak sanggup menyelesaikan skripsi karena sulit untuk memahami Pak Kamto. Pak Kamto kalau membimbing sering menyakiti hati. Saya tulis semua alasannya. Lha ini tadi baru saja pak Makmur ketua jurusan nelpon saya bahwa saya tetap disuruh menyelesaikan skripsi, dan saya boleh ganti dosen pembimbing bahkan boleh memilih sendiri. “Ya… Alhamdulillah, dan segera saja ke kampus, biar segera selesai,”suara pak Jono yang juga turut senang. Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
27
Serupa tapi Beda Carilah 5 perbedaan pada gambar di baw
ah:
Oleh : Agus Winarto
28
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
Resensi Buku
MELIHAT DUNIA, MEMBUKA CAKRAWALA INTELEKTUAL Judul Buku : 30 Paspor di Kelas Sang Profesor 1 & 30 Paspor di Kelas Sang Profesor 2. Penulis : J.S. Khairen. Penerbit : Noura Books. Halaman : 328 Halaman & 324 Halaman Dimensi : 14x21 cm. Terbitan dan Cetakan : Oktober 2014, Cetakan Pertama. Harga : Rp. 64.000,00,-
Oleh : Sri Muji Rahayu Kehidupan yang kita selami saat ini pasti ukurannya tidak sebesar biji padi tetapi lebih kecil, dimensi lebih kecil dari sebiji padi itu kadang membuat kita tercengang kemudian kita menutup mata akan hal itu dan tetap santai menjalani kehidupan kita diatas kemapanan yang belum tentu benar adanya ini. Sebagian besar dari masyarakat kita, tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berpandangan secara generalisir dan konservatif, namun jika kita tetap betah dengan hal itu karena sudah barang tentu kita akan menjadi seseorang yang tertutup dan tak mampu melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang. Berbeda dengan sebagian kecil masyarakat kita yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berpandangan terkesan liberal, liar dan terbuka yang kemudian menjadikan mereka menjadi sosoksosok berpemikiran intelektual. Prof. Rhenald Kasali, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Ph.D lulusan University of Illinois, Amerika Serikat tersebut merupakan sebagian kecil dari masyarakat kita, masyarakat Indonesia yang berpandangan terkesan liberal, liar dan terbuka. Garuda Indonesia yang satu ini adalah pengampu mata kuliah Pemasaran Internasional (Pemintal) di FE UI. Namun, ada sekelumit kisah unik dan mengesankan dari buah pemikiran seorang yang laki-laki kelahiran Jakarta tersebut, yaitu ia mewajibkan seluruh mahasiswa dan mahasiswi dikelasnya untuk “tersesat” di luar negeri guna memahami arti kehidupan, nasionalisme, dan ilmu pengetahuan. Melalui goresan pena J.S. Khairen, kita akan mengetahui betapa asiknya kisah 60 paspor milik mahasiswa-mahasiswi Rhenald Kasali. Buku yang menghimpun tulisan dari 34 mahasiswa dan mahasiswi tersebut ( masing-masing 17 tulisan per buku ) adalah buah nyata dari hasil “kegilaan” Rhenald Kasali. Bisa dibayangkan, bagaimana jika mahasiswa-mahasiswi di kelas Pemasaran Internasional asuhan Rhenald Kasali yang belum pernah “tersesat” di negeri orang tetapi oleh Rhenald Kasali malah didorong untuk “tersesat” ?. Tentunya sangat mengesankan dan tak terbayangkan. Kita ambil contoh tulisan dari Ragil Caltra Larasati yang berjudul “ The Land of Ice and Fire “ didalam buku pertama yang berkisah tentang dinamikanya penerbangan JakartaIslandia, dinginnya es dan harmonisasi antara api dan air serta keramahtamahan penduduk lokal. Kita juga bisa mengambil contoh tulisan dari Alana Diknas yang berjudul “ Petualangan Seru di India “ di dalam buku kedua yang
berkisah tentang kebenaran masalah pencurian ginjal di India, lika-liku kehidupan masyarakat India hingga rasa persaudaraan yang kuat karena sesama bangsa Asia-Afrika namun dapat melemah karena masalah kesalahpahaman. Semua terangkum indah nan istimewa didalam lembaranlembaran kertas penuh makna. J.S. Khairen membimbing pembaca untuk dalam melihat keadaan yang sebenarnya dengan berbagai sudut pandang, bukan secara menggeneralisir dan konservatif. Memang, di dalam buku tersebut kita akan mengetahui berbagai karakter seseorang melalui tulisan, ada yang terkesan deskriftif maupun kritis namun itu semua tidak menjadi soal selama makna yang sesungguhnya tersampaikan dengan baik tanpa perlu ada pihak yang dirugikan. Kelebihan dari buku ini diantaranya adalah konten yang disajikan sangat menarik dan mampu membangun karakter pembacanya karena sesungguhnya keterbukaan adalah suatu keharusan tanpa harus mengorbankan prinsip dan keyakinan. Kekurangan dari buku ini hanya masalah tata bahasa yang terkesan kurang standar karena buku ini merupakan hasil “keroyokan” mahasiswa-mahasiswi yang masuk dalam “kawah candradimuka” Rhenald Kasali. Nilai-nilai yang dapat kita ambil didalam buku ini sangatlah banyak di antaranya adalah : Nilai Pendidikan, bagaimana pendidikan multidispliner mampu membentuk manusia-manusia yang berkualitas. Nilai Sosial, kita haruslah terbuka secara bertanggung jawab menghadapi dunia ini karena keterbukaan yang bertanggung jawab adalah kunci kemajuan dan Nilai Moral nya adalah bagaimana kita dapat menyelaraskan pribadi dengan keadaan yang ada. Buku ini sangat menarik dan wajib dibaca oleh setiap pribadi yang ingin merasakan bagaimana menarik dan indahnya dunia ini. Jika ingin maju, kita harus melihat dunia minimal dengan membaca bacaan yang positif karena membaca bacaan yang positif adalah jendela dunia. Manusia Indonesia harus bangkit dari pandangan menggenalisir dan konservatif menuju pandangan keterbukaan yang bertanggung jawab karena sejatinya manusia Indonesia ibarat seseorang yang membawa lentera dalam ruang gelap karena sinar lentera akan menyinari secara melingkar ke semua arah, bukan seperti senter yang hanya menyorot ke satu arah. Ayo, Semangat melihat dunia !.
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
29
Pernak-pernik
Unik Cantik
dari Tutup Galon
Oleh : Afiati Trinastuti
T
utup galon air minum yang berserak di rumah dibuang sayang, yuuk kita ciptakan sesuatu yang bermanfaat. Kali ini kita akan membuat bross unik dan cantik Penasaran lihat hasil jadinya? yuuk… kita sediakan alat dan bahan yang kita gunakan.
Bahan yang digunakan: 1. Tutup galon air minum 2. Kain perca 3. Kain flanel 4. Kertas karton 5. Peniti bross 6. Bunga aplikasi 7. Mutiara emas renteng 8. Manik- manik sesuai selera
Cara pembuatan : 1. Siapkan Tutup Galon Air Minum rapikan sisa potongan dengan bantuan cutter 2. Ambil kain perca dan potong lingkaran, lebihkan 3 cm pada lebar kelilingnya. 3. Bungkus tutup galon air minum dengan kain perca sesuai petunjuk gambar, rekatkan dengan bantuan lem tembak. Sehingga tercipta seperti gambar 3b. 4. Potong kertas karton bentuk lingkaran sebesar sisi dalam tutup galon air minum , pasang pada bagian dalam tutup galon air minum 5. Ambil kain flanel dan dengan bantuan lem tembak rekatkan untuk menutup . Potong rapi sesuai bentuk lingkaran dengan bantuan gunting. 6. Balik tutup galon air minum yang sudah tertutup rapi dan mulailah memasang manikmanik sesuai selera. 7. Pasang bunga aplikasi dan mutiara emas renteng. 8. Pasang peniti Bross dengan bantuan Lem Tembak pada bagian belakang Bross yang kita buat.
3a
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
3b
4
5 7
8
Nah unik kan bross yang kita buat kali ini dari tutup galon air minum, jangan ragu untuk menyusun hiasan yang lain sesuai dengan kreatifitas dan selera kita. Semakin unik kita bangga karena tidak ada duanya. Selamat mencoba dan sampai jumpa pada kreasi berikutnya !
30
Alat yang digunakan : 1. Lem tembak/lem Lilin 2. Gunting 3. Cutter
Kolom orang tua
Suka Duka MEMPUNYAI ANAK TUNA GRAHITA
( Teguh Hartono/Papanya Jalu)
M
Foto Pak Teguh dan Jalu
empunyai keturunan merupakan cita cita bagi semua pasangan yang membentuk ikatan perkawinan/ menikah. Sebelum memutuskan untuk membentuk suatu keluarga, semestinyalah kita sudah merangkai dan menyiapkan semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk keberlangsungan sebuah keluarga secara baik, baik bagi kehidupan beragama, bersosial masyarakat, berbangsa dan bernegara. Para leluhur telah mewariskan kata kunci untuk membentuk suatu keluarga agar kita bisa mengantisipasi sebab akibatnya dari keputusan yang kita buat. APAKAH ITU? Kata kunci itu adalah BIBIT, BEBET dan BOBOT. Bibit : dalam memilih pasangan usahakan pilih yang unggul yakni sehat jasmani rohaninya, syukur pilih yang cerdas dan bertalenta. Namun perlu diingat bukan berarti orang tuanya kurang sehat lantas anaknya juga nggak sehat, karena proses kehidupan itu dipengaruhi oleh banyak hal yang komplek, bukan berarti bila orang tuanya atau keluarganya sehat, kaya, berkedudukan lantas anaknya mesti sehat dan unggul. Bebet : dalam memilih pasangan usahakan pilih yang kedudukan keluarganya baik, mapan dan syukur berkedudukan dan bergelar baik di masyarakat. Namun perlu juga ditelaah bahwa Bebet atau sandangan itu tidak mutlak menjadikan seorang individu itu sehat, pintar dan bertalenta.
Bobot : dalam memilih pasangan usahakan pilih pasangan yang berkualitas baik lahir maupun batinnya. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa semua orang tua sejak dulu berkeinginan putra putrinya mempunyai pasangan yang ideal ditinjau dari sertifikasi bibit, bebet dan bobotnya. Namun dalam berkeluarga semua bisa terjadi diluar keinginan dan rencana kita, kenapa demikian? Karena kehidupan berkeluarga itu tidak lepas dari interaksi banyak hal dan mengalami proses sesuai dengan berjalannya waktu atau zaman. Dan yang penting kita fahami bahwa semua yang terjadi dalam keluarga itu memberi berkah bagi kehidupan keluarga bersangkutan, sebagai orang yang beragama mesti faham dan menyadari bahwa apapun yang diterima walau terkadang tidak baik kita rasakan tetapi itulah yang terbaik yang harus kita terima, kita yakini Tuhan YME akan memberikan sesuatu yang berefek terbaik bagi kelanjutan kehidupan berkeluarga kita. Anak kami pertama alhamdulilah Allah memberikan apa yang kami inginkan melalui impian, doa dan harapan kami. Lahir seorang putra yang sehat normal dan membahagiakan. Anak kami yang kedua Alhamduillah Allah mengabulkan doa kami mohon anak perempuan dan kami dikaruniai seorang putri yang cantik, cerdas dan sedikit cerewet karena kakaknya sangat pendiam. Kami berfikir dua anak saja cukup mengingat kami punya harapan ingin mengantarkan anak anak menjadi putra dan putri yang unggul sehingga kami sepakat anak dua saja agar terjadwal dengan sistematis dan terencana tahapan ke depannya. Namun rupanya Allah berkehendak lain sebelas tahun kemudian setelah kelahiran putri kami, kami dikejutkan dengan adanya kehamilan ke tiga. Kami menyadari kehamilan ini beresiko karena usia istri saya sudah diatas 40an tahun, walau kami yakin kondisi kami sehat saat itu. Walaupun Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
31
dibayangi dengan resiko tetapi dengan besar hati dan rasa syukur kami terima pemberian ini dan kami jaga agar janin tumbuh baik dan sehat, walau kami merencanakan 2 anak cukup namun kami berkeyakinan rencana Allah lebih baik dari rencana kami hingga dengan iklas kami terima karuniaNya. Seiring berjalannya waktu kehamilan kami rajin kontrol hingga bulan ke 7 usia kehamilan kondisi bayi tanpa kendala, memasuki usia kandungan 8 bulan terjadi kendala air ketuban menyusut hingga tinggal 1/3nya tanpa kami sadari. Sehingga dirujuk untuk segera dikeluarkan si bayi agar bisa diselamatkan dari resiko yang paling buruk, maka kami setuju untuk operasi caesar. Bayi bisa diselamatkan dan ibunya dalam kondisi stabil. Ternyata banyak hal yang sangat menyesakan dada tentang kondisi si kecil. Paru paru masih lemah, serambi jantung bocor kondisi belum stabil sehingga harus ditempatkan di inkubator hingga hampir 1 bulan penuh. Akibat dari semua di atas maka berefek pada keterlambatan respon otaknya, juga pertumbuhan fisiknya agak terganggu. Diagnosa dokter akhirnya saya terima bahwa anak saya terkena DS ( Down Sindrome ). Hal ini saya komunikasikan dengan istri dan anak anak saya. Ternyata mereka dapat menerimanya walau pada awalnya ada rasa kecewa, maka kami sepakat untuk menerima dengan baik, mendidik dengan baik dan memberi kasih saya penuh sebagai mana dengan anak kami yang normal. Alhamdulillah kakak kakaknya sungguh sayang dan tidak malu punya adik yang tuna grahita/ DS Ini membuat kami semangat, percaya diri dan total mau menerima anugrahnya dan kami bahagia menerimanya karena saya yakin ada hikmah di balik semua ini. Dukanya : masih banyak orang di luar sana yang mengganggap bahwa anak tersebut hukum karma dari dosa orang tuanya. Belum bisa menerima keberadaannya dan sering dipermainkan sebagai anak yang tidak waras. Sering dikucilkan oleh sebagian teman teman normalnya karena persepsi yang salah dari orang tuanya bahwa anak DS itu bisa menular. Ada yang memandang dengan sinis serta mencemooh. Sukanya : Puji syukur pada Tuhan karena kami masih dipercaya diberi kesempatan mengasuh titipanNya yang luar biasa. Membuat kami bisa lebih sabar, bersyukur dan bijak dalam setiap bertindak. Kami bisa menanamkan rasa keadilan, kebersamaan, kasih sayang dan perhatian yang lebih berkualitas
32
Majalah Sekolah
Edisi Perdana | Desember 2016
kepada anak anak kami. Membuat kami jadi rajin menambah ilmu tentang kesehatan dan pendidikan. Banyak yang sayang dan perhatian pada anak kita dari pada yang membenci TIP TIP untuk mendidik anak DS : - Untuk menjaga agar anak tidak minder pendiam dan pemalu dapat dilakukan dengan menanamkan kebiasaan untuk memberi salam kepada setiap orang yang dikenal seperti halnya: Say Hallo, Assalamualaikum, Selamat Pagi, sore atau malam. - Untuk kemandirian anak usahakan atur waktu kapan disanjung dan kapan dimarah. Harus diberikan pengertian mana yang boleh mana yang tidak, terangkan dengan alasan yang jujur sayang dibohongi karena anak akan merespon secara konsekwen semua petunjuk jangan dibuat bingung. Jangan terlalu dimanja dan dituruti sehingga apa pun yang harus bisa dilakukan sendiri musti kita ajarkan hingga bisa dengan sabar. - Tanamkan pengertian pada teman sepermainan di lingkungannya bahwa anak ini tidak menularkan penyakit dan bukan orang gila jadi bisa bermain bersama dengan pengawasan. - Jangan biasakan bermain dengan binatang buas dan berbisa walau itu sudah dijinakkan sekalipun karena anak seperti ini akan sulit membedakan mana binatang berbisa dan binatang buas yang sudah dijinakkan dengan yang masih liar.... berbahaya. - Bagi kita orang tua harus punya planning, rencana untuk masa depan anak, cermati bakatnya banyak yang bisa diperbuat, jangan putus asa teruslah mencari dan berusaha hingga diberikan pencerahan petunjuk....kita terus berdoa, berusaha, berbuat, beraksi untuk kemandirian dan masa depan anak semampu kita bila belum mampu serahkan pada Allah maka Allah yang akan menyempurnakan usaha kita. - Contoh planning : Produsen, berdagang, penggiat seni, kerajinan, muazim masjid, ustad, berkebun/ tani, OB, Front office, pengelola usaha sederhana( salon, boga, busana, seni, tehnik ringan, tambal ban, kios bensin, elektronik, rental komputer, loundry, photo copy, print photo ) dan masih ribuan lagi lapangan kerja tersedia untuk anak kita jangan kawatir Allah pasti membuka jalan rejekinya. Ini sekedar sedikit berbagi semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih
Foto kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran di luar kelas @ Candi Prambanan
Foto Kegiatan Wajib Kunjung Musium di Musium Dirgantara
Foto Peserta kegiatan workshop UKS
Foto kegiatan siswa memperagakan teknik penyembuhan accupresure
Gerbang SLB N 2 yk
Kegiatan pengarahan wali siswa oleh narasumer dari UNY di Candi Prambanan
Foto siswa menunjukkan hasil masakannya pada kegiatan Cooking Class
foto siswa memperagakan gerakan dari narasumber pada workshop UKS
Foto Peserta kegiatan Accupressure untuk keluhan penyakit sehari-hari
Foto kegiatan wajib kunjung musium di Musium Suharto
Foto Peserta kegiatan di Taman Pinar Yogyakarta
Kegiatan MOS tahun ajaran 2016/2017
Kegiatan masa orientasi siswa tahun ajaran 2016-1017
Kegiatan pembelajaran di luar kelas di Candi Prambanan
Pembelajaran pembuatan bakpia dan donat
Peserta Kegiatan Kunjungan ke Museum Soeharto
Pembelajaran di luar kelas di Water Park
Pembelajaran di luar kelas di Taman Pintar Yogyakarta
Kunjungan Musium di Rumah budaya Tembi Kegiatan pramuka di Candi Prambanan
Foto Kegiatan Cooking Class @Hotel Aston Yogyakarta
Siswa sedang memasak pada kegiatan cooking class
Kegiatan Review Kurikulum 2013 SLB Negeri 2 Yogyakarta
Peringatan Hari Kartini di SLB N 2 Yogyakarta
Kegiatan Pembelajaran di Luar Kelas di Taman Pintar
Kegiatan siswa melihat film kegunung berapian di Musium Gunung Merapi
Kegiatan siswa memperagakan teknik penyembuhan accupresure