PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KENDALI PERILAKU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP INTENSI MAHASISWA UNIVERSITAS DI JAKARTA BARAT MENGIKUTI PELATIHAN BELA NEGARA
THE INFLUENCE OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORMS, ATTITUDE CONTROL’S PERCEPTION, AND SOCIAL-ECONOMIC STATUS TOWARDS THE INTENTION OF UNIVERSITY STUDENTS IN WEST JAKARTA TO ATTEND STATE DEFENCE TRAINING Arief Budiarto, Adnan Madjid, Meilisha Djati Arum Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan
Abstract - Training of national caring program is designed by the Ministry of Defense with a purpose for the establishment of the total national defense system. The training of national caring received cons in the society and society’s low interest to engage in the training of national caring. This study is aimed to examine the role of attitude, subjective norm, perceived behavioral control (PBC), and socio economic status (SES) in predicting students’ intention to take training of national caring. The theory used to understand and analyze the data is theory of planned behavior (TPB) and socio economic status. This study employed quantitative research with the design of ex post facto field study and used attitude scales and SES questionnaire as research instruments. The research samples were 158 university’s students from two private universities in West Jakarta who was taken with accidental sampling technique. The results of this study showed that: a) attitude, subjective norm, and PBC independently has positively and significantly impact on the intention; b) socio-economic status alone did not significantly impact on the intention; c) attitudes, subjective norm, and PBC was interactively influential positively and significantly on the intention; and e) attitudes, subjective norm, PBC, and SES was interactively influential positively and significantly on the intention. Key words: attitude, subjective norm, perceived behavioral control, socioeconomic status, intention, training of national caring
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 111
Abstrak - Pelatihan program bela negara dirancang oleh Kementerian Pertahanan dengan tujuan untuk pembentukan pertahanan nasional total sistem. Pelatihan bela negara menuai pro-kontra di masyarakat dan rendahnya minat masyarakat untuk terlibat dalam pelatihan bela negara. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran sikap, norma subyektif, persepsi Kontrol perilaku (PBC), dan status sosial ekonomi (SES) dalam memprediksi niat mahasiswa untuk mengikuti pelatihan bela negara. Teori yang digunakan untuk memahami dan menganalisa data adalah teori perilaku terencana (TPB) dan status sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain studi lapangan ex post facto dan skala sikap dan SES yang digunakan di dalam Kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian adalah 158 Mahasiswa universitas dari dua perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat yang diambil secara teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan Bahwa: a) sikap, norma subyektif, dan PBC secara independen bersifat positif dan secara signifikan mempengaruhi niat; B) status sosio-ekonomi saja tidak secara signifikan mempengaruhi niat; C) sikap, norma subyektif, dan PBC Sscara interaktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat; dan E) sikap, norma subyektif, PBC, dan SES berpengaruh secara interaktif positif dan signifikan pada niat. Kata kunci: Sikap, norma subyektif, persepsi kendali perilaku, status sosial ekonomi, pelatihan bela Negara Pendahuluan
P
mampu menangani keamanan wilayah ertahanan negara bertujuan
maritim, wilayah daratan, dan wilayah
untuk
dan
dirgantara;
kedaulatan
pertahanan
menjaga
melindungi
ketiga, negara
mewujudkan yang
mampu
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan
berperan dalam menciptakan perdamaian
keselamatan segenap bangsa dari segala
dunia berdasarkan politik bebas aktif;
bentuk ancaman baik yang berasal dari
keempat,
luar maupun dari dalam negeri. Untuk
pertahanan yang kuat, mandiri, dan
mencapai
kebijakan
berdaya saing; dan kelima, mewujudkan
pertahanan negara dirumuskan dalam
warga negara Indonesia yang memiliki
lima sasaran strategis yang saling terkait.
kesadaran bela negara (Kemhan RI, 2015).
Yang
tujuan
pertama
pertahanan
tersebut,
adalah
yang
industri
Untuk mewujudkan kekuatan dan
mampu
kemampuan pertahanan negara yang
kedua,
tangguh, efektif, dan berdaya tangkal
mewujudkan pertahanan negara yang
tinggi salah satu caranya adalah dengan
menghadapi
negara
mewujudkan
mewujudkan
ancaman;
112 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
memantapkan
kesadaran
dan
Fenomena penolakan pelatihan
kemampuan bela negara. Kesadaran bela
bela negara datang dari Koalisi Muda
negara merupakan kekuatan nonfisik
Indonesia. Mereka khawatir program
yang hakikatnya merupakan kesediaan
tersebut akan menghidupkan kembali
untuk berbakti dan berkorban sebagai
sistem otoriter seperti zaman Orde Baru.
bentuk pengabdian secara proporsional
Koalisi Muda Indonesia beranggapan
antara
bahwa tidak tepat program tersebut
profesi
pertahanan
dengan
negara.
kepentingan Bela
negara
diaktifkan
dengan
dalih
merupakan dinamika kehidupan warga
meningkatkan
negara dalam semua aspek kehidupan
masyarakat
sesuai dengan profesinya masing-masing
interpretasi subjektif dari pemerintah
yang
sistem
(Tribunnews, 2015). Di kesempatan lain
pertahanan negara yang bersifat semesta
Menhan RI menyebutkan bahwa tingkat
(Kemhan
nyata
wawasan kebangsaan dan bela negara di
mewujudkan upaya pembinaan kesadaran
Indonesia masih sangat rendah. Dari hasil
bela
oleh
survei yang disebutkannya, Indonesia ada
Kementerian Pertahanan pada Oktober
di nomor 95 dari 106 negara yang disurvei
2015 lalu dengan mengadakan program
tentang
pelatihan bela negara. Program pelatihan
kebangsaan
bela negara yang ramai dibicarakan pada
didukung
Oktober 2015 menjadi topik hangat yang
pelatihan bela negara oleh sekelompok
banyak menuai perdebatan pro dan
mahasiswa di beberapa daerah yang
kontra sampai dengan penelitian ini
melakukan unjuk rasa menolak bela
dituliskan.
diembuskan
negara. Seperti yang dilakukan oleh
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu,
Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat yang
dengan pernyataan akan ada target 100
menolak bela negara karena dianggap
juta rakyat ikut dalam program ini selama
ancaman atas kebebasan demokrasi dan
sebulan
HAM (Kristo, 2015).
tidak
terpisahkan
RI,
negara
2015).
sudah
Wacana
penuh.
dari
Langkah
dilakukan
ini
Berbagai
latihan
mengenai cinta tanah air hingga fisik akan diterapkan
pada
program
semangat
untuk
dan
bela
menimbulkan
negara
(Mutiah,
dengan
nasionalisme
dan 2015).
adanya
wawasan Hal
ini
penolakan
Berlandaskan fenomena pro dan
yang
kontra pelaksanaan pelatihan bela negara
rencananya akan dijalankan hingga tahun
yang dicanangkan pemerintah, maka
2025.
Peneliti tertarik untuk meneliti faktor Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 113
faktor
yang
intensi
dipersepsi individu untuk melakukan atau
individu untuk mengikuti pelatihan bela
tidak melakukan sebuah perilaku; dan
negara. Peneliti akan menggunakan Teori
persepsi kendali perilaku mengacu pada
Perilaku Terencana (Theory of Planned
persepsi individu tentang kemudahan
Behavior) dan teori status sosial ekonomi
atau kesulitan dengan perilaku yang
dalam mengukur intensi individu dalam
dapat dilakukan. Teori Perilaku Terencana
mengikuti
pelatihan
Penelitian
ini
pendekatan
mempengaruhi
bela
negara.
mengemukakan bahwa perilaku individu
mengadopsi
sebuah
adalah fungsi dari keyakinannya yang
berbasis
teori
memeriksa
keyakinan-keyakinan
mendasari
dalam
untuk
menonjol
yang
perilaku.
Oleh
karena
menonjol
yang
mendasari
menginformasikan
(salient
beliefs)
tentang
itu,
perilaku keyakinan
pemahaman kita tentang bagaimana
tentang kemungkinan hasil (outcomes)
keyakinan yang seseorang pegang pada
penampilan perilaku yang ditimbang oleh
akhirnya dapat mempengaruhi keputusan
evaluasi subjektif mengenai hasil (Ajzen,
perilaku mereka. Theory of planned
1991, dalam Mason & White, 2008).
behavior yang dikemukakan oleh Ajzen
Kemudian prediktor status sosial ekonomi
dapat digunakan sebagai dasar teoretis
akan digunakan untuk melihat apakah ada
yang
perbedaan antara individu dari status
bermanfaat
untuk
memahami
berbagai perilaku (Mason & White, 2008).
sosial ekonomi yang berbeda.
Teori Perilaku Terencana Theory
Behavior
namun juga agar dapat memprediksi
mengemukakan bahwa intensi seorang
perilaku, Ajzen dan Fishbein (dalam
individu
Azwar,
untuk
of
Planned
Guna tidak sekedar memahami
melakukan
perilaku
2003)
mengemukakan
teori
tertentu memiliki tiga faktor penentu
tindakan
beralasan
atau
langsung: Sikap, Norma Subyektif, dan
Reasoned
Action.
Dengan
Persepsi Kendali Perilaku atau Perceived
melihat anteseden penyebab perilaku
Behavioral Control (PBC). Sikap individu
volisional (perilaku yang dilakukan atas
terhadap perilaku adalah sejauh mana
kemauan sendiri), teori ini didasarkan
mereka mengevaluasi perilaku menjadi
pada asumsi-asumsi: a) bahwa manusia
favorable
norma
umumnya melakukan sesuatu dengan
subjektif merupakan ukuran pengaruh
cara-cara yang masuk akal; b) bahwa
sosial yang menilai tekanan sosial yang
manusia
atau
unfavorable;
Theory
mempertimbangkan
114 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
of
mencoba
semua
informasi yang ada; dan c) bahwa secara
dua
eksplisit
maupun
memperhitungkan mereka.
(Sikap
terhadap
implisit
manusia
bersangkutan
implikasi
tindakan
subjektif)
Theory of Reasoned Action
perilaku
dan
yang
Norma-norma
melainkan
tiga
dengan
diikutsertakannya aspek Persepsi Kendali
kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh
Perilaku
Ajzen (dalam Azwar, 2003). Modifikasi ini
control. Dalam Teori Perilaku Terencana,
dinamai Teori Perilaku Terencana atau
keyakinan-keyakinan
Theory of Planned Behavior. Kerangka
berpengaruh
pemikiran
Terencana
perilaku tertentu, norma-norma subjektif,
dimaksudkan untuk mengatasi masalah
dan pada persepsi kendali perilaku. Ketiga
kontrol volisional yang belum lengkap
komponen ini berinteraksi dan menjadi
dalam teori terdahulu.
determinan
Teori
Perilaku
Inti dari Teori Perilaku Terencana
atau
perceived
(beliefs)
pada
bagi
behavioral
sikap
intensi
terhadap
yang
gilirannya
akan
menentukan
tetap berada pada faktor intensi perilaku
perilaku
yang
bersangkutan
namun determinan intensi tidak hanya
dilakukan atau tidak.
pada apakah akan
Gambar 1: Theory of Planned Behavior
Behavioral Beliefs
Attitude toward the Behavior
Normative Beliefs
Subjective Norm
Control Beliefs
Perceived Behavioral Control
Intention
Behavior
Sumber: Ajzen, 2005 Status Sosial Ekonomi Teori
kedua
keadaan atau kedudukan yang diatur digunakan
secara sosial dalam posisi tertentu dalam
sebagai variabel dalam penelitian ini
struktur masyarakat, pemberian posisi ini
adalah status sosial ekonomi. Status
disertai
sosial
kewajiban
ekonomi
yang
merupakan
suatu
pula
seperangkat
yang
hanya
hak
dipenuhi
dan si
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 115
pembawa
statusnya,
misalnya:
b)
Menganalisis
pengaruh
pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan
Norma Subjektif terhadap
(Soekanto, 2003). Status sosial ekonomi
Intensi
dapat juga diartikan sebagai suatu
mengikuti pelatihan bela
keadaan atau kedudukan yang diatur
negara
secara sosial dan menetapkan seseorang
c)
mahasiswa
Menganalisis
pengaruh
dalam posisi tertentu dalam struktur
Persepsi Kendali Perilaku
masyarakat.
terhadap
Status
sosial
ekonomi
Intensi
mengacu pada posisi seseorang dalam
mahasiswa
masyarakat
pelatihan bela negara
berdasarkan
pekerjaan,
pendidikan, dan karakteristik ekonomi
d)
(Huston & Bentley dalam Santrock, 2011).
Status
Dalam penelitian ini, karakteristik ekonomi
mengacu
pada
Menganalisis
mengikuti
pengaruh
Sosial
Ekonomi
terhadap
Kebutuhan
mahasiswa
Hidup Layak (KHL) di propinsi DKI
Intensi mengikuti
pelatihan bela negara
Jakarta. KHL adalah standar kebutuhan
e)
Menganalisis
pengaruh
seorang pekerja lajang untuk dapat
Sikap, Norma Subjektif,
hidup layak secara fisik dalam satu bulan.
dan
KHL terdiri atas beberapa komponen
Perilaku terhadap Intensi
yang merupakan jenis-jenis kebutuhan
mahasiswa
hidup.
pelatihan bela negara
Kemudian
Minimum
oleh
berdasarkan
gubernur Yang
Upah adalah
f)
Menganalisis
Kendali
mengikuti
pengaruh
dimaksud
Sikap, Norma Subjektif,
dengan Upah Minimum adalah upah
Persepsi Kendali Perilaku,
bulanan terendah (Kemenaker RI, 2016).
dan Status Sosial Ekonomi
Dengan demikian tujuan penelitian ini
terhadap
adalah untuk:
mahasiswa
a)
KHL.
penetapan
Persepsi
Menganalisis Sikap
pengaruh
terhadap
mahasiswa
Intensi
mengikuti
pelatihan bela negara
Intensi mengikuti
pelatihan bela negara Dari
penelitian
terdahulu
yang
menggunakan Teori Perilaku Terencana sebagai kerangka teoretis, seperti pada penelitian Oliveira et al (2012) yang
116 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
menguji model Teori Perilaku Terencana
Ha1
Sikap
mempunyai
pengaruh
yang diperluas, termasuk norma pribadi
positif dan signifikan terhadap
dan
Intensi
identitas
diri
sebagai
variabel
mahasiswa
kognitif. Sampel penelitian ini adalah
mengikuti
relawan muda di Inggris. Penelitian ini
negara.
menunjukkan bahwa kesukarelaan yang
Ha2:
untuk
pelatihan
bela
Norma Subjektif mempunyai
berkelanjutan membutuhkan komitmen
pengaruh positif dan signifikan
jangka panjang untuk membantu dan
terhadap
menghadapi tantangan. Orang sering
Intensi
menghentikan kesukarelaannya karena
mengikuti
mereka merasa bahwa upaya mereka
negara.
tidak diakui, keterampilan dan minat
Ha3:
mahasiswa
untuk
pelatihan
bela
Persepsi Kendali Perilaku (PBC)
mereka tidak benar cocok, dan mereka
mempunyai pengaruh positif
tidak diberikan cukup otonomi. Hasil
dan signifikan terhadap Intensi
menunjukkan norma subyektif muncul
mahasiswa
sebagai penentu eksklusif kesukarelaan
pelatihan bela negara.
berkelanjutan dan juga sebagai mediator potensi
efek
variabel
Status
mengikuti
Sosial
Ekonomi
atas
mempunyai pengaruh positif
perilaku relawan masa depan. Penelitian
dan signifikan terhadap Intensi
Motalebi et al (2014) menggunakan Teori
mahasiswa
Perilaku
pelatihan bela negara.
Terencana
mengembangkan meningkatkan
lainnya
Ha4:
untuk
dengan
tujuan
intervensi
untuk
perilaku
Sikap,
Norma
mengikuti
Subjektif,
dan
fisik
Persepsi Kendali Perilaku (PBC),
responden penelitian. Hasil penelitian
secara interaksional mempunyai
menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan
bahwa
latihan
Ha5:
untuk
sikap
positif,
tekanan sosial yang lebih baik, dan
terhadap
kendali perilaku yang lebih besar dalam
untuk mengikuti pelatihan bela
intensi yang kuat untuk melakukan
negara.
perilaku tertentu yang diharapkan. Dari uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah:
Ha6:
Intensi
mahasiswa
Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kendali
Perilaku
(PBC),
dan
Status Sosial Ekonomi secara
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 117
interaksional
mempunyai
digunakan untuk mengukur determinan-
pengaruh positif dan signifikan
determinan
terhadap
subjektif,
Intensi
mahasiswa
intensi dan
(sikap,
norma
serta
intensi
PBC)
untuk mengikuti pelatihan bela
mengikuti pelatihan bela negara. Alat
negara.
ukur ketiga adalah untuk mengukur tingkat sosial ekonomi partisipan.
Metodologi
Tahap elisitasi diperlukan untuk
Populasi adalah
dalam
mahasiswa
penelitian
aktif
dari
ini dua
mengidentifikasi keyakinan behavioral keyakinan
normatif
dan
keyakinan
universitas swasta di Jakarta Barat
kendali yang dapat diakses. Elisitasi
dengan batasan usia 18-22 tahun. 158
dalam penelitian ini dilakukan dengan
orang
memberikan partisipan deskripsi singkat
mahasiswa
menjadi
penelitian.
Sebelum
pengambilan
data
sampel
melakukan
lapangan
melalui
mengenai
pelatihan
bela
negara.
Kemudian partisipan diberikan kuesioner
kuesioner penelitian, peneliti melakukan
terbuka
tahap elisitasi keyakinan-keyakinan yang
pertanyaan
menonjol (salient beliefs) dengan sampel
perilaku mengikuti pelatihan bela negara.
terpakai sebanyak 34 orang. Penelitian
Respons yang didapat dari partisipan
ini merupakan tipe ex post facto field
digunakan untuk mengidentifikasi salient
study. Analisis regresi berganda (multiple
beliefs pribadi yaitu keyakinan yang
regression) digunakan untuk melihat
unik/menonjol
signifikansi
partisipan
Norma
prediksi
Subjektif,
variabel Persepsi
Sikap,
yang
berupa
yang
serangkaian
berkaitan
dari
penelitian,
dengan
masing-masing atau
untuk
Kendali
membangun sebuah daftar modal salient
Perilaku, dan Status Sosial Ekonomi
belief. Modal salient belief dijadikan dasar
terhadap Intensi mahasiswa mengikuti
untuk membangun alat ukur kedua yang
pelatihan bela negara.
digunakan
untuk
mengukur
Sikap,
Penelitian ini menggunakan tiga
Norma Subjektif, PBC dan Intensi. Tahap
alat ukur. Alat ukur pertama digunakan
elisitasi ini dilakukan pada 39 orang
pada tahap elisitasi untuk melihat salient
dengan karakteristik yang sama dengan
beliefs
mengikuti
populasi. Peneliti menggunakan daftar
pelatihan bela negara dari partisipan.
pertanyaan berdasarkan pedoman yang
Alat ukur kedua adalah skala yang
dicontohkan
tentang
perilaku
Ajzen
118 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
(2006)
untuk
menggali
salient
beliefs
partisipan.
Alat ukur yang digunakan dalam
Berikut adalah daftar pertanyaan yang
penelitian ini berupa kuesioner yang
diajukan
partisipan
merupakan metode self-report, yakni
penelitian: (1) Behavioral beliefs (“Apa
partisipan diminta untuk memberikan
sajakah keuntungan yang Anda yakini
respons sesuai dengan keadaan dirinya.
dengan
Bela
Alat ukur ini berupa satu kuesioner,
Negara?”, “Apa sajakah kerugian yang
disusun berdasarkan panduan dari Ajzen
Anda yakini dengan mengikuti pelatihan
(2006), yang terbagi menjadi 5 bagian.
Bela Negara?”, “Adakah konsekuensi lain
Uji coba instrumen dilakukan pada 34
yang
dengan
sampel yang kemudian dilakukan uji
mengikuti pelatihan Bela Negara?”), (2)
reliabilitas dan validitas untuk dapat
Normative beliefs (“Siapa sajakah orang-
digunakan pada penelitian lapangan.
peneliti
kepada
mengikuti
Anda
pelatihan
hubungkan
orang/kelompok yang mendukung Anda mengikuti
pelatihan
Bela
Negara?”,
Bagian pertama dari kuesioner adalah Skala Sikap yang terdiri atas 2 sub-
“Siapa sajakah orang-orang/kelompok
skala,
yang
mengikuti
Outcome Evaluation. Skala Sikap uji coba
pelatihan Bela Negara?”, “Siapa sajakah
terdiri atas 14 butir untuk masing-masing
orang-orang/kelompok
sub-skala
menghambat
Anda
yang
muncul
yaitu
Behavioral
(A1
behavioral konsekuensi
beliefs/keyakinan
akan
tentang
perilaku,
A2
Negara?”),
(3)
pelatihan Control
Bela Belief
dan
evaluation/penilaian
dan
=
dalam pikiran Anda saat Anda berpikir mengikuti
Belief
=
outcome
terhadap
hasil
(“Faktor/keadaan apa sajakah yang akan
perilaku). Contoh pernyataan untuk skala
membantu/memudahkan
Anda
A1: (1) Dengan mengikuti pelatihan bela
Negara?”,
negara (PBN) saya akan mengalami
“Faktor/keadaan apa sajakah yang akan
banyak perubahan dalam pemikiran dan
menyulitkan
tidak
perasaan saya mengenai cinta tanah air,
mengikuti
(2) Saya enggan mengikuti PBN karena
pelatihan Bela Negara?”, “Apakah ada
membuang-buang waktu saya. Pilihan
hal lain yang muncul dalam pikiran ketika
respons bergerak dari 1 (Sangat Tidak
Anda
Setuju) sampai dengan 7 (Sangat Setuju).
mengikuti
pelatihan
memungkinkan
berpikir
Bela
Anda
atau
Anda
tentang
kesulitan
mengikuti pelatihan Bela Negara?”).
Contoh pernyataan untuk skala A2: (1) Bagi saya, mengalami banyak perubahan
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 119
dalam pemikiran dan perasaan saya
faktor pendukung untuk mengikuti PBN.
mengenai cinta tanah air adalah..., (2)
Contoh pernyataan untuk skala C2: (1)
Bagi
waktu
Saya yakin dapat menjaga kondisi fisik
adalah…Pilihan respons bergerak dari 1
tetap prima untuk mengikuti PBN, (2)
(Sangat Buruk) sampai dengan 7 (Sangat
Saya dapat menjaga kekuatan kemauan
Baik).
diri saya untuk mengikuti PBN.
saya,
membuang-buang
Kedua, Skala Norma Subjektif
Keempat, Skala Intensi uji coba
terdiri atas 6 butir untuk masing-masing
terdiri atas 5 butir. Contoh pernyataan
sub
normative
untuk skala D: Saya berniat mengikuti
belief/keyakinan normatif, dan B2 =
PBN sekali seumur hidup saya. Kelima,
motivation to comply/motivasi untuk
Kuesioner data diri untuk mengetahui
mengikuti norma). Contoh pernyataan
gambaran
untuk skala B1: (1) Teman-teman saya
partisipan penelitian.
skala
berpendapat mengikuti
=
bahwa
PBN,
berpendapat mengikuti
(B1
(2)
bahwa
PBN.
saya
sebaiknya
Orangtua saya
Contoh
status
sosial
ekonomi
Selanjutnya, instrumen penelitian
saya
yang sudah teruji digunakan untuk
sebaiknya
penelitian lapangan yang melibatkan 158
pernyataan
partisipan. Partisipan pada tahap elisitasi,
untuk skala B2: (1) Pendapat teman-
uji
teman saya mempengaruhi saya untuk
merupakan tiga kelompok partisipan
mengikuti PBN. (2) Saya termotivasi
yang berbeda. Artinya, partisipan yang
mengikuti PBN yang disarankan oleh
sudah
orang tua saya.
dipastikan tidak mengikuti tahap lainnya.
Ketiga,
Skala
coba,
dan
mengikuti
penelitian
salah
lapangan
satu
tahap
Persepsi
Kendali/PBC Perilaku terdiri atas 14 butir
Pembahasan
untuk masing-masing sub-skala (C1 =
Sebagai kontrol terhadap variabel
control belief/ keyakinan kendali, dan C2
sekunder yang memiliki kemungkinan
= power perceived/daya atau kekuatan
mempengaruhi variabel terikat, maka
yang dipersepsikan dari faktor kendali).
peneliti tidak menghitung kuesioner
Contoh pernyataan untuk skala C1: (1)
partisipan
Kondisi fisik yang prima adalah faktor
keluarga inti berprofesi sebagai Tentara
yang mendukung untuk mengikuti PBN,
Nasional Indonesia, serta partisipan yang
(2) Kemauan diri yang kuat menjadi
baik dirinya atau anggota keluarga
yang
memiliki
120 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
anggota
intinya pernah mengikuti pelatihan bela
Data ini menunjukkan bahwa masih
negara sebelum kuesioner diisi oleh
cukup banyak mahasiswa yang belum
responden.
total
pernah
sampel terpakai dalam penelitian ini
negara.
sebanyak
Dengan
158
demikian
pelatihan
bela
mahasiswa.
Sampel dari tingkat status sosial
partisipan
ekonomi menengah-bawah dan atas
menunjukkan jenis kelamin partisipan
yang berdasarkan pada total penghasilan
perempuan sebanyak 81 orang (51,27%)
keseluruhan
dan laki-laki sebanyak 77 orang (48,73%).
memiliki porsi yang berimbang, yaitu 79
gambaran
orang
mendengar
umum
orang
tua
per
bulan
Sebelum membagikan kuesioner
sampel dari masing-masing kelompok
kepada partisipan, peneliti memberikan
yang totalnya menjadi 158 sampel.
paparan singkat informasi mengenai
Partisipan
pelatihan bela negara kepada seluruh
memiliki total penghasilan pokok per
partisipan. Peneliti menggunakan kontrol
bulan sebesar <3.100.000 IDR sebanyak
dengan teknik konstansi atau balancing
17 orang (11%); partisipan dengan total
(menyetarakan), yaitu di mana seluruh
penghasilan pokok orang tua per bulan
sampel
sebesar
diberikan
mengenai
paparan
informasi
negara
singkat
pelatihan
sebelum
dengan
orang
tua
3.100.001-6.200.000
yang
IDR
bela
sebanyak 37 orang (23%); partisipan
kuesioner
dengan total penghasilan pokok orang
didistribusikan. Hal ini dilakukan dengan
tua
harapan
kesetaraan
9.300.000 IDR sebanyak 25 orang (16%);
pengetahuan seluruh partisipan dalam
partisipan dengan total penghasilan
penelitian
ini.
Jumlah
partisipan
pokok orang tua per bulan sebesar
penelitian
yang
terkena
paparan
9.300.001-12.400.000 IDR sebanyak 38
pengetahuan pelatihan bela negara dan
orang (24%); dan partisipan dengan total
yang tidak pernah terkena paparan
penghasilan pokok orang tua per bulan
pengetahuan
sebesar >12.400.001 IDR sebanyak 41
tercapai
pelatihan
bela
negara
jumlahnya cukup berbeda jauh. Di mana yang
pernah
terpapar
per
bulan
sebesar
6.200.001-
orang (26%).
pengetahuan
Selanjutnya gambaran mengenai
pelatihan bela negara sebanyak 49 orang
latar belakang pendidikan ayah dan ibu
(31%) dan yang tidak pernah terpapar
partisipan, di mana latar belakang orang
pengetahuan sebanyak 109 orang (69%).
tua partisipan yang tidak bersekolah
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 121
sebanyak 1 (ayah= 0, ibu= 1), latar
0,939 tanpa mengeliminasi butir-butir
belakang SD sebanyak 19 (ayah= 8, ibu=
dalam skala ini, (3) Skala PBC ini pada
11),
SMP/Sederajat
nilai α = 0.926, pada skala ini satu butir
sebanyak 29 (ayah= 11, ibu= 18), latar
pernyataan dieliminasi sehingga yang
belakang SMA/Sederajat sebanyak 138
digunakan untuk penelitian lapangan
(ayah= 67, ibu= 71), dan latar belakang
terdiri atas 14 butir, (4) Skala Status
perguruan tinggi sebanyak 127 (ayah= 72,
Sosial Ekonomi pada nilai α = 0.729,
ibu= 57). Hal ini menunjukkan bahwa
setelah mengeliminasi 3 butir sehingga
jumlah paling banyak adalah ayah ibu
yang
partisipan
belakang
lapangan menjadi terdiri atas 8 butir, (5)
pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 138
Skala Intensi ini menunjukkan konsistensi
orang dan perguruan tinggi sebanyak 127
internal yang tinggi yakni α = 0,962 tanpa
orang.
mengeliminasi satu butir pun.
latar
belakang
dengan
latar
Perolehan
data
lapangan
menunjukkan bahwa di kelompok latar belakang bercampur penghasilan
pendidikan antara
SMA/Sederajat sampel
pokok
dengan
orangtua
dari
digunakan
Sebelum
untuk
penelitian
dilakukan
analisis
regresi, diuji terlebih dahulu korelasi antara masing-masing variabel bebas (prediktor)
dengan
variabel
terikat
kelompok atas dan menengah-bawah.
(kriterion). Hasil menunjukkan terdapat
Sedangkan
korelasi Pearson antara Sikap, Norma
ayah
ibu
dengan
latar
pendidikan perguruan tinggi didominasi
Subjektif,
oleh sampel dari kelompok penghasilan
Ekonomi dengan Intensi masing-masing
pokok atas.
dengan p < 0,01. Artinya bahwa seluruh
Hasil uji validitas dan reliabilitas
PBC,
dan
Status
Sosial
prediktor/variabel bebas dapat menjadi
alat ukur adalah sebagai berikut: (1) Skala
kandidat
Sikap
konsistensi
Selanjutnya, dilakukan analisis regresi
internal yang tinggi, yakni α = 0,921.
berganda, dengan hasil sebagai yang
Dengan demikian, Skala Sikap yang
digambarkan pada tabel berikut.
ini
menunjukkan
model
regresi
digunakan untuk penelitian lapangan menjadi terdiri atas 14 butir setelah mengeliminasi 2 butir yang tidak valid, (2) Skala Norma Subjektif menunjukkan konsistensi internal yang tinggi, yakni α = 122 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
berganda.
Tabel 1: Analisis Model Regresi Mod
R
R Square
1
.465
2
Adjusted R Std. Error of
F
Sig.
6.359
43.133
.000
.322
5.898
75.464
.000
.284
.279
6.081
61.792
.000
.044
.002
-.004
7.178
.298
.586
5
.641
.410
.399
5.552
35.742
.000
6
.641
.411
.395
5.568
26.671
.000
t
Sig.
4.091
.000
6.568
.000
12.445
.000
8.687
.000
7.274
.000
7.861
.000
5.237
.000
.546
.586
3.541
.001
el
Square
the Estimate
.217
.212
.571
.326
3
.533
4
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Model
1
Coefficients B
Std. Error
7.402
1.809
.031
.005
(Constant)
11.718
.942
∑Norma
.080
.009
(Constant)
9.395
1.292
∑PBC
.036
.005
17.058
3.257
∑SES
.056
.103
(Constant)
5.662
1.599
∑Sikap
.016
.005
.234
2.988
.003
∑Norma
.055
.011
.398
5.011
.000
∑PBC
.009
.006
.139
1.483
.140
(Constant)
4.959
2.822
1.757
.081
∑Sikap
.016
.005
.231
2.911
.004
∑Norma
.056
.011
.401
4.991
.000
∑PBC
.009
.006
.137
1.458
.147
∑SES
.025
.082
.019
.303
.762
(Constant) ∑Sikap
2
3
4
5
6
(Constant)
Beta
.465
.571
.533
.044
Sumber: Output SPSS Pada
analisis
model
regresi,
Dari
tiga
variabel
yang
variabel bebas Sikap, Norma Subyektif,
ditempatkan sebagai prediktor dalam
dan Persepsi Kendali Perilaku (PBC)
Model 5, hanya variabel bebas PBC yang
signifikan mempengaruhi variabel terikat
memiliki nilai sig > 0,05, dan dari empat
(Intensi) yang ditunjukkan dengan nilai
variabel
sig pada uji t dan F < 0,05. Namun tidak
prediktor dalam Model 6, variabel bebas
dengan variabel bebas Status Sosial
PBC dan Status Sosial Ekonomi memiliki
Ekonomi, yang berdasarkan uji t dan F >
nilai sig > 0,05. Dari hal tersebut dapat
0,05 yang menunjukkan bahwa variabel
dikatakan
tersebut tidak signifikan berpengaruh
dipengaruhi
pada variabel terikat Intensi.
variabel
Analisis
model
regresi
yang
ditempatkan
bahwa
Intensi
secara
bebas
Subyektif.
sebagai
hanya
langsung
Sikap
Melihat
oleh
dan
Norma
dari
adanya
menunjukkan bahwa secara simultan,
signifikansi antara variabel bebas PBC
pengaruh variabel bebas Sikap, Norma
dengan
Subyektif, dan PBC terhadap variabel
menyertakan variabel yang lain, ada
terikat Intensi (Model 5) adalah sebesar
kemungkinan hubungan tidak-langsung
0,410 (41%) dan sisanya sebesar 59%
antara PBC dan Intensi melalui variabel
dipengaruhi faktor lain di luar model.
Sikap dan Norma Subyektif.
Adapun Ekonomi
jika
variabel
dimasukkan
Intensi
jika
diuji
tanpa
Status
Sosial
Dari penjelasan diatas, pengujian
ke
dalam
terhadap hipotesis berdasarkan hasil
persamaan (Model 6), pengaruh variabel
penelitian
dapat
dijelaskan
bebas Sikap, Norma Subyektif, PBC, dan
berikut: (1) menerima Hipotesis Ha1,
Status Sosial Ekonomi terhadap variabel
sehingga
terikat Intensi (Model 6) adalah sebesar
variabel Sikap berpengaruh positif dan
0,411 (41,1%), dan sisanya sebesar 58,9%
signifikan
dipengaruhi faktor lain di luar model.
mahasiswa mengikuti pelatihan bela
Model 5 signifikan berdasarkan dari nilai
negara.
F = 35.742, sig < 0,05, sedangkan Model 6
mengandung makna bahwa semakin
signifikan berdasarkan dari nilai F =
positif
26.671, sig < 0,05.
pelatihan bela negara, maka Intensi
dapat
terhadap
Temuan
Sikap
sebagai
dikatakan
bahwa
variabel
Intensi
penelitian
mahasiswa
ini
terhadap
untuk mengikuti pelatihan bela negara 124 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
semakin tinggi pula. Temuan ini serupa
makna bahwa semakin tinggi Persepsi
dengan penelitian terdahulu dari Hassan
Kendali
et al (2016) di mana tingkat sikap positif
pelatihan bela negara, maka Intensi
yang lebih tinggi terhadap suatu perilaku
mengikuti pelatihan bela negara semakin
memiliki tingkat intensi yang lebih tinggi
tinggi pula. Pengaruh kendali perilaku
terhadap
yang
perilaku
tersebut;
(2)
Perilaku
untuk
signifikan
mengikuti
terhadap
niat
menerima Hipotesis Ha2, sehingga dapat
menunjukkan bahwa intensi seseorang
dikatakan
untuk melakukan sesuatu dipengaruhi
bahwa
variabel
Subjektif
berpengaruh
signifikan
terhadap
Norma
positif
variabel
dan Intensi
oleh seberapa besar tingkat persepsi seseorang
terhadap
kendali
yang
mahasiswa mengikuti pelatihan bela
dimilikinya dalam berperilaku. Persepsi
negara. Pada penelitian terdahulu oleh
Kendali Perilaku mencerminkan tingkat
Lin & Lee (dalam Hassan et al, 2016)
kontrol individu atas hambatan internal
disebutkan bahwa individu atau orang-
dan eksternal untuk kinerja perilaku
orang yang mewakili sebuah lembaga
berdasarkan kemudahan atau kesulitan
dapat menciptakan tekanan sosial untuk
yang
mendorong dan menganjurkan orang
sebelumnya (Linke et al. dalam Motalebi
lain untuk berperilaku tertentu. Pada
et al, 2014). Persepsi kendali perilaku
penelitian terdahulu oleh Oliveira et al
memiliki efek motivasi pada intensi
(2013)
norma
(Motalebi et al, 2014); (4) menolak
subjektif muncul sebagai prediktor kuat
Hipotesis Ha4, sehingga dapat dikatakan
dari intensi untuk melakukan tindakan
bahwa Status Sosial Ekonomi tidak
sukarela.
bela
berpengaruh terhadap variabel Intensi
negara dilakukan dengan sifat sukarela
mahasiswa mengikuti pelatihan bela
maka tekanan normatif memberikan
negara. Hal ini mengungkapkan bahwa
pengaruh pada perilaku; (3) menerima
status sosial ekonomi tidak berpengaruh
Hipotesis Ha3, sehingga dapat dikatakan
karena seseorang dalam memutuskan
bahwa
untuk mengikuti atau tidak pelatihan
menunjukkan
Mengingat
Persepsi
berpengaruh
bahwa
pelatihan
Kendali
positif
dan
Perilaku signifikan
bela
dirasakan
dalam
negara
pengalaman
tidak
terhadap variabel Intensi mahasiswa
mempertimbangkan
mengikuti
ekonominya. Selain itu, pelatihan bela
Temuan
pelatihan penelitian
bela ini
negara.
mengandung
negara
adalah
status
hanya
program
sosial
kegiatan
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 125
sukarela yang baik untuk menunjukkan
menunjukkan signifikan berdasarkan dari
rasa
rasa
nilai F = 26.671, sig < 0,05. Regresi
nasionalismenya, orang mungkin merasa
berganda menunjukkan hasil koefisien
mempunyai
untuk
determinasi ganda R2 = 0.411 (41.1%) yang
mendukung
artinya 41% dari variasi Intensi dapat
program pelatihan bela negara terlepas
dijelaskan oleh Sikap, Norma Subjektif,
dari tingkat status sosial ekonomi mana
Persepsi Kendali Perilaku, dan Status
pun;
Sosial Ekonomi sebagai prediktornya,
cinta
tanah
kewajiban
berkomitmen
(5)
air
dan
moral
dalam
menerima
Hipotesis
Ha5,
sehingga dapat dikatakan bahwa Sikap,
sedangkan
Norma Subjektif, dan Persepsi Kendali
dijelaskan oleh prediktor lain yang tidak
Perilaku
interaksional
diperhitungkan dalam penelitian ini. Hal
berpengaruh positif dan signifikan dalam
ini juga membuktikan bahwa variabel
memprediksi Intensi mahasiswa untuk
status sosial ekonomi tidak berperan
mengikuti pelatihan bela negara. Hal ini
sebagai prediktor.
(PBC),
secara
sisanya
sebanyak
58.9%
menunjukkan signifikan berdasarkan dari nilai F = 35.742, sig < 0,05. Regresi
Kesimpulan
berganda menunjukkan hasil koefisien
Simpulan dari uraian keseluruhan
determinasi ganda R2 = 0.410 (41%) yang
penelitian ini adalah semakin tinggi sikap,
artinya 41% dari variasi Intensi dapat
norma subjektif, dan kendali perilaku,
dijelaskan oleh Sikap, Norma Subjektif,
maka
dan Persepsi Kendali Perilaku sebagai
mahasiswa mengikuti pelatihan bela
prediktornya,
sisanya
negara. Sedangkan status sosial ekonomi
sebanyak 59% dijelaskan oleh prediktor
tidak memiliki pengaruh terhadap intensi
lain yang tidak diperhitungkan dalam
mahasiswa mengikuti pelatihan bela
penelitian ini.; (6) menerima Hipotesis
negara.
Ha6, sehingga dapat dikatakan bahwa
dikatakan bahwa untuk mengetahui
Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kendali
apakah seorang mahasiswa memiliki
Perilaku
Sosial
intensi untuk mengikuti pelatihan bela
interaksional
negara, dapat dilihat dari ketiga variabel
berpengaruh positif dan signifikan dalam
bebas baik secara independen ataupun
memprediksi Intensi mahasiswa untuk
secara
mengikuti pelatihan bela negara. Hal ini
dipisahkan, yakni Sikap, Norma Subjektif,
Ekonomi
sedangkan
(PBC),
dan
secara
Status
semakin
Dengan
simultan
tinggi
pula
demikian
dan
126 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
tidak
intensi
dapat
dapat
dan Persepsi Kendali Perilaku mahasiswa
methodological considerations.
yang
Diakses
bersangkutan.
Mereka
yang
dari
memiliki salah satu variabel bebas yang
http://people.umass.edu/aizen/
lemah (misal, Status Sosial Ekonomi)
pdf/tpb.measurement.pdf
tetap dapat memiliki intensi untuk
pada tanggal 26 Desember
mengikuti pelatihan bela negara sejauh
2008.
Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi Kendali
Perilakunya
kuat.
Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap manusia:
Namun
Teori
demikian, kita juga dapat mengetahui intensi seorang mahasiswa mengikuti
dan
pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2015a). Reliabilitas
pelatihan bela negara hanya dari Sikap
dan
atau
Pustaka Pelajar.
Norma
Subjektifnya.
Individu
mahasiswa yang memiliki Sikap yang
Azwar,
validitas.
Saifuddin.
Yogyakarta:
(2015b).
Metode
kuat atau Norma Subjektif yang kuat
penelitian. Yogyakarta: Pustaka
akan memiliki intensi yang kuat juga
Pelajar.
untuk mengikuti pelatihan bela negara.
Hassan,
Penelitian ini menemukan bahwa
Masoodul,
al
(2016).
Knowledge Sharing Behavior
Sikap, Norma Subjektif dan PBC secara
Of
interaksional
Pakistani
berpengaruh
et
terhadap
Business
Teachers
Universities:
Of An
intensi mahasiswa mengikuti pelatihan
Empirical Testing Of Theory Of
bela
lagi
Planned Behavior. European
teori
Scientific Journal May 2016
negara.
Hal
mengkonfirmasi
ini
sekali
keberlakuan
perilaku terencana.
edition vol.12, No.13 ISSN: 1857 – 7881
Daftar Pustaka Ajzen,
Icek.
Kemhan (2005).
Attitudes,
RI.
(2015).
Buku
pertahanan Indonesia. Jakarta:
personality, and behavior (2nd
Kementerian
Ed.). Milton-Keynes, England:
Republik Indonesia.
Open
University
Press/McGraw- Hill. Ajzen, Icek. (2006). Constructing a TPB questionnaire: Conceptual and
putih
Pertahanan
Kristo, Ridhoino. (19 Oktober 2015). Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kalbar Diakses
Tolak
Bela
Negara. dari:
Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 127
http://pontianak.tribunnews.co
Santrock,
J.
W.
(2011).
Life
span
m/2015/10/19/aliansi-pemuda-
development (13th ed.). New
dan-mahasiswa-kalbar-tolak-
York: McGraw Hill.
bela-negara pada tanggal 3 September 2016
Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT.
Mason, T. E., & White, K. M. (2008). The role of behavioral, normative
Raja Grafindo Persada. Tribunnews.com. (13 Oktober 2015).
and control beliefs in breast
Diakses
self-examination.
http://www.tribunnews.com/n
Women
&
Health, 47(3), 39-46.
dari:
asional/2015/10/19/koalisi-muda-
Motalebi, S.A, Iranagh, J.A, Abdollahi, A,
indonesia-tolak-program-bela-
& Lim, W.K. (2014). Applying Of
negara-yang-digagas-
Theory Of Planned Behavior To
kemenhan
Promote Physical Activity And
September 2016.
Exercise Older
Behavior Adults.
pada
Among
Journal
of
Physical Education and Sport (JPES), 14(4), Art 87, pp. 562 568, 2014, online ISSN: 2247 806X; p-ISSN: 2247 – 8051 O'Connor, R.C. & Armitage, C.J. (2003). Theory of planned behaviour and
parasuicide:
exploratory
study.
An Current
Psychology, 22, 247-256 Oliveira,T.V, Pallister, J.G, & Foxall, G.F. (2012). Sustained
Accounting Volunteering
for by
Young People: An Expanded TPB. Voluntas (2013) 24:1180– 1198
128 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1
tanggal
3