PEMBINAAN SIKAP BINTARA TNI AD GUNA MEWUJUDKAN PRAJURIT YANG BERKARAKTER SAPTA MARGA (STUDI PADA PENDIDIKAN PERTAMA BINTARA TNI AD DI RINDAM IX/UDAYANA) THE ARMY NCO ATTITUDE BUILDING TO ACTUALIZE SEVENFOLD WAYS CHARACTER SOLDIER (STUDIES ON THE ARMY NCO FIRST MILITARY EDUCATION AT XI/UDAYANA REGIONAL MILITARY EDUCATION CENTER) Ali Ahmad Satriyadi1 Universitas Pertahanan (
[email protected]) Abstrak - Pembinaan sikap dalam pendidikan militer TNI AD merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan untuk membentuk ciri khas karakter Prajurit TNI AD. Karakter prajurit yang diharapkan adalah karakter Bintara TNI AD sebagai tulang punggung satuan yang memiliki nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Sehingga dalam pelaksanaan tugas di satuan, setiap Bintara TNI AD responsif terhadap lingkungan dan tangguh dalam menghadapi dinamika tugas di lapangan dengan berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Penelitian yang dilaksanakan di Secaba Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tehnik pengumpulan data triangulasi metode yang meliputi observasi partisipatif aktif dan wawancara semiterstruktur. Hasil penelitian menyatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan Secaba Rindam IX/Udayana dalam pembinaan sikap Bintara TNI AD adalah menggunakan metode sesuai yang telah ditentukan dan menerapkan metode Reward and Punishment serta dengan memberikan contoh dan teladan yang baik mengenai sikap perilaku prajurit dalam setiap kegiatan. Disamping itu dengan melaksanakan pengawasan melekat yang dilakukan oleh seluruh pengasuh dalam setiap kegiatan siswa, memberikan konseling secara perorangan serta memberikan catatan dan penilaian dalam bentuk buku kepribadian sebagai bahan evaluasi setiap pengasuh. Beberapa faktor yang berpengaruh signifikan dalam pembentukan karakter tersebut antara lain metode yang digunakan, peran pengasuh, kemauan dan motivasi siswa, budaya dan adat istiadat serta latar belakang keluarga. Penelitian ini berusaha mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi Pembinaan sikap Bintara TNI AD dalam pendidikan pertama Bintara serta upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pembinaan sikap tersebut. Kata Kunci: Pembinaan sikap, Pembentukan karakter, Bintara, Rindam, Pendidikan Abstract - Character formation in the military education of the Indonesian army is something that is absolutely necessary to form the characteristic of the Indonesian Army character. Expected warrior character is the character of the Army NCO as the backbone of the unit that has the values of Sevenfold Ways and the Soldier's Oath. Thus, in the implementation of the tasks in the unit, every NCO Army responsive to the environment and resilient in the face of dynamic tasks in the field by referring to Sevenfold Ways and the Soldier's Oath. Studies conducted in Secaba Rindam IX/Udayana, Tabanan, Bali use descriptive method qualitative, data collection techniques triangulation of 1
Ali Ahmad Satriyadi (Nim : 120160107008) adalah mahasiswa Prodi Strategi Pertahanan Darat, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 29
methods including participatory observation of active and semi-structured interviews. The study states that the efforts undertaken Secaba Rindam IX/Udayana in shaping the character of the Army NCO is using appropriate methods that have been determined and implement methods of Reward and Punishment as well as by example and set a good example on the mindsets of soldiers in each of the activities. Besides, with the oversight of the inherent done by all caregivers in any student activities, provide counseling individually and provides a record and personality assessment in the form of books as an evaluation of each caregiver. Some of the factors that have significant influence in forming the character, among other methods, the role of caregiver, willingness and motivation, culture and customs as well as family background. This study tried to reveal the factors that affect the formation of the Indonesian Army NCO character in the first NCO education and efforts should be made to optimize the formation of the character. Keywords: Attitude Building, character building, NCO, Rindam, education
seorang bertindak, bersikap, berucap,
Pendahuluan
P
endidikan
karakter
berpikir dan perilaku yang
bersama
masyarakat,
dan
sebagai
keluarga,
bernegara
dan
membantu mereka membuat keputusan yang
dapat
dipertanggungjawabkan.2
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun
Pembentukan
mengajarkan kebiasaan cara
membantu individu untuk hidup dan bekerja
dan merespon sesuatu.
negara. Sedangkan menurut
Kertajaya (2010), Karakter adalah ciri khas
mengakar pada kepribadian benda atau individu
tersebut,
serta
merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana
dalam
pendidikan militer merupakan suatu hal yang mutlak dan harus dilakukan untuk membentuk ciri khas karakter Prajurit TNI AD dalam setiap pribadi prajurit. Dalam hal ini karakter prajurit yang diharapkan adalah karakter prajurit yang sesuai dengan Sumpah
nilai-nilai Prajurit.
Sapta
Marga
Sehingga
dan dalam
pelaksanaan tugas di satuan para Bintara tersebut responsif terhadap lingkungan dan tangguh dalam menghadapi dinamika tugas di lapangan dengan berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Berdasarkan teori behaviorisme
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
karakter
bahwa
pendidikan
dipengaruhi
oleh
lingkungan, dengan kata lain teori ini menyatakan
bahwa
lingkungan
berpengaruh
terhadap
perubahan
tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku 2
Muslich, 2014. Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multi Dimensional. (Jakarta : Bumi Aksara) hlm. 39.
dalam belajar akan berubah kalau ada
30 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
stimulus dan respon. Stimulus dapat
kaitan
berupa perilaku yang diberikan pada
pelaksanaan tugas pokoknya. Dalam hal
peserta didik, sedangkan respons berupa
ini
perubahan tingkah laku yang terjadi pada
peranan
peserta didik.3
membentuk
Sedangkan menurut Kamus Besar
fungsi
dan
lembaga
peran
pendidikan
yang
terhadap
mengemban
amat
penting
dalam
kualitas
prajurit
yang
profesional.
Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal
Dalam pembinaan personel TNI
dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan
AD, Pendidikan berfungsi menunjang
‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini
sistem
mempunyai arti proses atau cara atau
khususnya dan sistem tata kehidupan
perbuatan definisi
mendidik. pendidikan
pengubahan
sikap
pertahanan
negara
pada
Secara
bahasa
nasional pada umumnya. Adapun fungsi
adalah
proses
utama pendidikan TNI AD dalam sistem
dan
tata
laku
pembinaan
prajurit
TNI
AD
adalah
seseorang atau kelompok orang dalam
meningkatkan potensi calon Prajurit dan
usaha mendewasakan manusia melalui
Prajurit TNI AD agar memiliki semangat
upaya pengajaran dan pelatihan.
juang yang dijiwai Sapta Marga, Sumpah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Prajurit,
ilmu
pengetahuan,
dan
dan Teknologi yang terus berkembang
keterampilan serta kesemaptaan jasmani
mewarnai berbagai bentuk ancaman dan
yang
gangguan terhadap keamanan negara
tugas-tugas TNI AD.4
dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
serta bentuk-bentuk konflik di masa kini
Menurut golongan pangkat, pola
dan mendatang. Demikian pula berbagai
pendidikan Prajurit TNI AD terdiri dari
perubahan di bidang politik, ekonomi,
pola pendidikan Perwira TNI AD, pola
sosial
telah
pendidikan Bintara TNI AD, dan pola
dan
pendidikan Tamtama TNI AD. Dalam
budaya
menimbulkan
dan
berbagai
hukum masalah
menuntut penyesuaian terhadap kualitas
rangka
profesionalisme prajurit di satuan jajaran
kualitas prajurit, TNI AD memiliki lembaga
TNI AD. Tuntutan kualitas Profesionalisme
pendidikan
prajurit di satuan jajaran TNI AD sudah
menyelenggarakan Pendidikan Pertama
pasti tidak mungkin dihindari dalam
Bintara (Dikmaba) TNI AD bagi calon
3
4
Suparlan, Y.B, 1984. Aliran-aliran Baru dalam pendidikan (Yogyakarta : Andi Offset) hlm.82.
meningkatkan
daerah
potensi
dan
untuk
TNI AD, 2013, Buku Petunjuk Induk tentang Pendidikan, hlm. 3.
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 31
Prajurit yaitu Resimen Induk Kodam (Rindam).
Rindam merupakan salah satu satuan kerja Komando Daerah Militer
Dikmaba adalah pendidikan untuk
(Kodam) yang memiliki tugas pokok
membentuk warga negara Indonesia
menyelenggarakan pendidikan, latihan,
yang
yang
pengkajian dan pengembangan serta
ditentukan dan terpilih untuk menjadi
membantu pembinaan latihan secara
Bintara TNI AD yang dilaksanakan dalam 2
teknis terhadap satuan-satuan jajaran
tahap, yaitu Pendidikan Pertama Bintara
Kodam.
TNI AD tahap I (Dikmaba TNI AD tahap I)
Dikmaba TNI AD, Rindam memiliki satuan
dan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD
operasional pendidikan yang disebut
tahap II (Dikmaba TNI AD tahap II). Pada
Sekolah Calon Bintara (Secaba). Selaku
tahap I Pembekalan yang diberikan
satuan pendidikan, Secaba melaksanakan
meliputi
dasar
operasional pendidikan Dikmaba TNI AD
keprajuritan dan dasar golongan Bintara
tahap 1 sesuai rencana operasional yang
sedangkan pembekalan yang diberikan
telah ditetapkan oleh Rindam. Tugas
pada tahap II adalah materi dasar
Secaba
kecabangan.5
menyusun
memenuhi
materi
persyaratan
pendidikan
Dalam
dalam
menyelenggarakan
Dikmaba
rencana
antara
Bimbingan
lain dan
Kualitas satuan jajaran TNI AD
Pengasuhan sebagai jabaran kebijakan
dalam melaksanakan tugasnya sangat
atau petunjuk umum Komandan Rindam
dipengaruhi oleh kondisi personel yang
sesuai kebutuhan, agar aspek sikap dan
merupakan
perilaku seorang prajurit TNI yang Sapta
pelaku
utama
dalam
melaksanakan setiap tugas di satuan.
Marga
dan
Sumpah
Prajurit
dapat
Dengan demikian kuantitas dan kualitas
ditanamkan sebagai karakter ke dalam
personel yang optimal sangat diharapkan
pribadi para peserta didik.
termasuk Bintara di dalamnya. Oleh
Fenomena yang dihadapi saat ini,
karena itu keberadaan Bintara menjadi
telah terjadi degradasi sikap dan perilaku
salah
satu
penting
karena
pada golongan Bintara TNI AD setingkat
strategis
yang
Komandan Regu di satuan-satuan tempur
berpengaruh langsung terhadap kualitas
maupun non tempur yang merupakan
profesionalisme keprajuritan di jajaran
Bintara–Bintara muda lulusan Dikmaba
TNI AD.
TNI AD. Indikasi yang menggambarkan
5
permasalahan diatas antara lain keragu-
memiliki
Ibid, hlm. 9.
dimensi peran
32 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
raguan dari para Bintara tersebut untuk
mempengaruhi corak dan sifat motivasi
memberikan perintah yang tegas kepada
kejuangan.
anggotanya dan belum dapat menjadi
Observasi awal yang mendasari
teladan yang baik bagi anak buahnya.
penelitian ini adalah sikap dan perilaku
Karakter seorang prajurit yang militan
serta
dan profesional belum tercermin dalam
khususnya lulusan Dikmaba TNI AD belum
sikap dan perilaku mereka. Sehingga
mencerminkan karakter seorang prajurit
muncul rasa tidak percaya diri dalam
yang Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
bertindak dan bersikap.
Belum ada rasa percaya diri dalam
Para Bintara TNI AD dituntut
kepemimpinan
para
Bintara
memberikan perintah atau tugas kepada
mampu melaksanakan tugasnya secara
anggotanya,
berdaya dan berhasil guna, baik dalam
Bintara tersebut tidak tegas dan ragu-
pelaksanaan tugas di daerah operasi
ragu dalam bertindak. Tingginya angka
maupun tugas sebagai pembina dan
pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit
pelatih di satuan. Namun kenyataan
golongan Bintara menunjukkan karakter
menunjukkan masih banyak kelemahan
prajurit yang diharapkan belum terbentuk
dalam pelaksanaan tugasnya baik di
dalam kepribadian mereka, salah satu
satuan maupun di daerah penugasan.
contoh angka pelanggaran yang terjadi di
Pada era globalisasi saat ini para Bintara
Kodam IX/Udayana sebanyak 53 kasus
perlu
ditempatkan
sehingga
terkesan
para
kedalam
fokus
pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit
Bintara
adalah
golongan Bintara pada tahun 2014 yang
tulang punggung satuan yang memiliki
baru dapat diproses pada tahun 2015
peran sebagai ujung tombak satuan di
karena banyaknya kasus pelanggaran lain
lapangan, sebagai pelatih militer teknis,
yang menumpuk.6
perhatian, mengingat
penegak disiplin, pemelihara tradisi korps
Menyikapi
tingginya
angka
satuan, serta pengawas dan media antara
pelanggaran yang dilakukan oleh Bintara
Perwira dan Tamtama. Namun harus
TNI AD tersebut diatas, maka dibutuhkan
diakui
bahwa
dewasa
ini
kebutuhan
perubahan
lingkungan
suatu pola pembentukan karakter yang
khususnya
tuntutan
efektif. Agar Bintara TNI AD lulusan
serta
pendidikan pertama Bintara TNI AD
sosial
perkembangan
ekonomi teknologi
dapat 6
Laporan evaluasi program kerja dan anggaran Kodam IX/Udayana TA.2015.
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 33
memiliki kemampuan untuk menghayati
Pendekatan
dan
integritas
didefinisikan sebagai berikut: “Qualitative
kepribadian sebagai Bintara, memiliki
research focuses on the process that is
kemampuan untuk melaksanakan tugas
occurring as well as the product or
dan tanggung jawab sebagai Pimpinan
outcome.
tingkat Regu dan memiliki kemampuan
interested in understanding how things
untuk melaksanakan tugas dan tanggung
occurs”.8 Definisi tersebut menerangkan
jawab
bahwa penelitian kualitatif difokuskan
mengimplementasikan
sebagai
unsur
pembantu
pimpinan.7
pada
Dalam
penelitian
mencoba
merumuskan
penelitian
sehingga
ini
peneliti
kualitatif
Researchers
proses
penelitian.
yang
oleh
are
Cresswell
particulars
terjadi
dalam
itu,
peneliti
Disamping
2
persoalan
merupakan bagian yang penting dalam
fokus
penelitian
penelitian untuk memahami gejala sosial
dapat lebih terarah. Pertama, bagaimana
terjadi dalam proses penelitian.
upaya meningkatkan Pembinaan Sikap
Dalam studi pendidikan, penelitian
Bintara TNI AD guna mewujudkan Prajurit
kualitatif
dapat
dilakukan
yang berkarakter Sapta Marga dalam
memahami berbagai fenomena perilaku
pendidikan pertama Bintara TNI AD tahap
pendidik, peserta didik dalam proses
I di Rindam IX/Udayana. Kedua, faktor-
pendidikan dan pembelajaran. 9 Metode
faktor apa saja yang berpengaruh dalam
kualitatif digunakan untuk mendapatkan
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD guna
data yang mendalam, suatu data yang
mewujudkan Prajurit yang berkarakter
mengandung
Sapta Marga pada Pendidikan Pertama
sebenarnya,
Bintara TNI AD tahap I.
merupakan suatu nilai dibalik data yang
Metode penelitian
tampak. Generalisasi dalam penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
kualitatif
penelitian Pembinaan Sikap Bintara TNI
artinya hasil penelitian tersebut dapat
AD guna mewujudkan Prajurit yang
digunakan di tempat lain, manakala
makna data
yang
dinamakan
atau pasti
untuk
data yang
transferability
berkarakter Sapta Marga pada Dikmaba TNI
AD
di
menggunakan 7
Rindam pendekatan
IX/Udayana kualitatif.
TNI AD, 2007. Buku petunjuk teknik tentang pokok-pokok pembinaan Kurikulum, hlm. 65
8
Creswell, 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, (California: SAGE Publications, Inc) hlm. 162. 9 Tohirin, 2013. Metode Pendekatan Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), hlm. 2
34 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
tempat tersebut memiliki karakteristik
dengan dukungan teoritik yang kemudian
yang tidak jauh berbeda.10
dibangun dalam kerangka pemikiran.
Dalam penelitian yang dilakukan di Rindam
IX/Udayana,
Dalam penelitian kualitatif, data
peneliti
diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan metode kualitatif guna
menggunakan tehnik pengumpulan yang
melihat dan meneliti proses pembinaan
bermacam-macam
sikap dan karakter siswa Dikmaba secara
dilakukan secara terus menerus sampai
alamiah. Analisis data yang diterapkan
datanya
bersifat induktif, teknik pengumpulan
digunakan oleh peneliti dalam penelitian
data
cara
ini berupa sumber primer dan sekunder.
triangulasi (gabungan) metode, dan hasil
Sumber primer dalam penelitian ini adalah
yang diperoleh dari penelitian selama di
hasil wawancara terhadap informan yang
lapangan diarahkan untuk mendapatkan
juga
makna.
Informan yang dilibatkan antara lain
akan
dilakukan
dengan
Dengan digunakannya pendekatan
jenuh.11
(triangulasi),
Sumber
merupakan
Komandan
data
subyek
Secaba,
dan
yang
penelitian.
Kaurops
Secaba,
kualitatif dalam penelitian pembinaan
Danki, Danton, Dankelas Siswa, Siswa
sikap dan karakter Bintara TNI AD di
Dikmaba dan staf secaba. Wawancara
Rindam
terhadap informan akan diarahkan untuk
IX/Udayana,
dilakukan
proses
maka penelitian
dapat yang
memperoleh
data
mengenai
objek
mengungkap masalah penelitian dengan
penelitian yaitu pembentukan karakter
menyesuaikan pada keadaan nyata di
yang dilakukan terhadap calon Bintara
lapangan serta mengungkap fakta sesuai
TNI AD yang sedang melaksanakan
situasi
berlangsung.
pendidikan. Sedangkan sumber sekunder
Sehingga tujuan pemilihan pendekatan
yang digunakan sebagai sumber data
kualitatif ini adalah untuk memahami
penelitian adalah literatur dan buku-buku
bagaimana
petunjuk tentang Pendidikan di TNI AD
yang
sedang
proses
dan
mengungkap
makna pembinaan sikap dan karakter
serta
Bintara TNI AD pada pendidikan pertama
Dikmaba selama pelaksanaan pendidikan.
TNI AD tahap I di Rindam IX/Udayana
dokumentasi
Peneliti
kegiatan
menerapkan
siswa
tehnik
pengumpulan data triangulasi metode yaitu teknik pengumpulan data yang 10
Sugiyono, 2015. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, hlm. 3
11
Ibid, hlm. 87
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 35
bersifat menggabungkan dari berbagai
1.
tehnik
Menurut
sesuai Bujuknik tentang Bimsuh Serdik
Susain Stainback (1988) dalam Sugiyono
TNI AD tahun 2007 dan menerapkan
(2015) menyatakan bahwa tujuan dari
metode Reward and Punishment.
triangulasi
2.
Memberikan contoh dan teladan
kebenaran tentang beberapa fenomena,
yang
baik
tetapi
prajurit dalam setiap kegiatan.
pengumpulan
bukan
lebih
data.
untuk
pada
mencari
peningkatan
Menggunakan
metode
mengenai
bimsuh
sikap
pemahaman penelitian terhadap apa
3.
yang
Tehnik
melekat yang dilakukan oleh seluruh
pengumpulan data triangulasi metode
pengasuh dalam setiap kegiatan siswa,
dalam penelitian ini meliputi observasi
memberikan
partisipatif
perorangan serta memberikan catatan
telah
ditemukan.
pasif
dan
wawancara
semiterstruktur.
dan
Analisis data dilaksanakan oleh peneliti sebelum, selama dan setelah
Melaksanakan
perilaku
pengawasan
konseling
penilaian
dalam
secara
bentuk
buku
kepribadian sebagai bahan evaluasi setiap pengasuh.
pelaksanaan penelitian. Aktivitas dalam
Berdasarkan
penelitian,
analisis data yang digunakan oleh peneliti
metode
menggunakan analisis yang dikemukakan
membentuk karakter siswa
Dikmaba
oleh Miles dan Huberman, yaitu: Data
adalah
Edukatif,
reduction (reduksi data), Data display
Sugestif, Stimulatif dan metode Persuasif
(penyajian
conclusion
yang diterapkan mulai dari awal sampai
(penarikan
dengan selesai pendidikan. Apabila kelima
data)
drawing/verification
dan
yang
hasil
digunakan
metode
Instruktif,
untuk
kesimpulan).12
metode tersebut diterapkan dengan baik
Hasil dan Pembahasan
maka akan diperoleh hasil yang baik pula.
Upaya-upaya yang dilakukan
-
Dari
Metode
ini
juga
digunakan
dalam
pernyataan dan pendapat para informan
bimbingan pengasuhan pada pendidikan
serta observasi yang dilakukan oleh
golongan Perwira dan Tamtama, serta
peneliti, dapat disimpulkan bahwa upaya-
telah dikaji oleh lembaga pendidikan yang
upaya yang dilakukan Secaba Rindam
lebih tinggi dalam hal ini komando
IX/Udayana dalam pembinaan sikap dan
pendidikan dan latihan TNI AD merupakan
karakter Bintara TNI AD adalah:
metode
12
yang
paling
Ibid, hlm. 91
36 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
tepat
dalam
membentuk sikap dan perilaku siswa di
Prajurit maupun doktrin-doktrin militer
lembaga pendidikan.
lainnya oleh pengasuh agar para siswa
Penerapan metode bimsuh ini difokuskan siswa
kepada
dikmaba
pembinaan
dengan
sikap
menekankan
menyadari
nilai-nilai
dalam
doktrin
tersebut harus dimiliki oleh seorang Bintara TNI AD.
mengenai Doktrin-doktrin yang berlaku
Tahap
Changing
atau
Moving
dalam TNI AD, aturan serta ketentuan
(Perubahan), merupakan langkah yang
yang berlaku dalam lingkungan militer
berupa
diberikan dan ditanamkan kepada siswa
“driving forces” maupun memperlemah
dengan menggunakan metode ini. Para
“resistances”.14 Pada tahap ini masih
pengasuh
digunakan
maupun
tenaga
pengajar
tindakan,
baik
metode
Instruktif
Edukatif,
berulang-ulang
pentingnya nilai-nilai Sapta Marga dan
siswa
dapat
siswa
dan
lainnya menerapkan metode ini secara agar
setelah
memperkuat
memahami apa yang harus dikerjakan dan
Sumpah
apa yang tidak boleh dilakukan dalam
pengasuh
setiap kegiatan.
mengenai kehidupan militer. Peralihan
Berdasarkan pendapat Kurt Lewin, langkah-langkah untuk
yang
mengelola
dapat
perubahan,
diambil yaitu
Prajurit,
menyadari
memberikan
militer
dengan
Dihadapkan
memberikan
penelitian,
pengetahuan
mengenalkan
dan
membiasakan bagaimana seorang prajurit harus
hasil
bertahap
dari sikap perilaku sipil ke sikap perilaku
unfreezing, changing, dan refreezing.13 dengan
secara
bertingkah contoh
laku
dengan
teladan
dalam
tahap Unfreezing (pencairan) merupakan
kehidupan sehari-hari. Resistensi akan
suatu
tentang
timbul dari siswa yang memiliki karakter
perlunya atau adanya kebutuhan untuk
bawaan yang kuat untuk menerima
merubah
siswa
kebiasaan baru dalam kehidupan militer.
Dikmaba yang dilakukan oleh pengasuh
Hal tersebut merupakan suatu hal yang
dengan metode Instruktif dan Edukatif.
wajar,
Proses ini dilakukan dengan pemberian
pengasuh sebagai contoh atau teladan
doktrin-doktrin Sapta Marga dan Sumpah
bagi siswa harus tetap terpelihara.
13
14
proses
sikap
penyadaran
dan
perilaku
Ayu, 2012. Teori perubahan menurut para ahli, (https://braintosucces.wordpress.com/2012/11/13/t eori-berubah-menurut-para-ahli/), di unduh pada 25 Oktober 2016.
oleh
karena
itu
konsistensi
Nurhaliza, Zahra, 2013. Manajemen perubahan, (http://nurhalizazahra.blogspot.co.id/2013/10/man ajemen-perubahan.html), di unduh pada 26 Oktober 2016.
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 37
Tahap
Refreezing
(pembekuan
kembali) merupakan upaya membawa
efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
kembali organisasi kepada keseimbangan yang
baru.15
Pada
tahap
dengan
konsep
mulai
karakter yang telah disimpulkan oleh
digunakan metode stimulatif, sugestif
peneliti dan pemahaman good character,
dan Persuasif. Memberikan kesempatan
maka setiap pengasuh harus dapat
kepada serdik untuk menerapkan dan
memahami
membiasakan diri dengan doktrin, aturan,
komponen
sikap perilaku, dan perilaku prajurit
(components of good character), yaitu
selama proses pendidikan. Peran tenaga
Moral
kependidikan
tentang
sangat
ini
Dihadapkan
penting
dalam
tentang
pentingnya
karakter
Knowing moral,
atau Moral
yang
tiga baik
pengetahuan Feeling
atau
mengarahkan dan mengawasi sikap dan
perasaan tentang moral, dan Moral
perilaku serdik agar sesuai dengan nilai-
Action atau perbuatan moral. Agar dapat
nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
menjadi contoh dan memberikan contoh
Pemberlakuan
mengenai karakter yang baik.
sistim
Reward
and
Punishment juga dilakukan pada tahap ini, siswa
yang
melakukan
tindakan
Disini peran pengasuh diharapkan mampu
untuk
memberikan
contoh
pelanggaran atau tidak sesuai aturan
mengenai hal-hal yang boleh dilakukan
maka diberikan hukuman sesuai tingkat
dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
pelanggarannya
Bintara TNI AD. Sehingga akan mengisi
sedangkan
yang
berprestasi diberikan penghargaan. Ketiga dihadapkan
tahapan dengan
ranah kognitif siswa mengenai kesadaran
tersebut, yang
nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang
digunakan dalam mengubah karakter
Bintara, keberanian mengambil sikap, dan
bawaan siswa Dikmaba menjadi karakter
mengetahui kemampuan dirinya (self
Bintara TNI AD sebagai tulang punggung
knowledge). Dan untuk memberikan
satuan yang memiliki nilai-nilai Sapta
pemahaman
Marga dan Sumpah Prajurit, sudah sesuai
perbuatan yang baik, maka kebiasaan
dan perlu dipelihara serta ditingkatkan
(habit) bertindak sebagai prajurit yang
agar
baik harus tergambar dari sikap dan
metode-metode
metode
moral, mendapatkan gambaran tentang
tersebut
lebih
kepada
siswa
dalam
tingkah laku pengasuh dalam setiap 15
Ibid,
kesempatan. Sehingga gambaran yang
38 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
diperoleh dari pembina dan pengasuhnya
menjadi kebiasaan baik yang mengakar
akan membentuk karakter Bintara TNI AD
dalam sikap dan perilaku mereka. Oleh
yang diharapkan pada diri siswa. Namun
karena itu peran pengasuh sebagai
demikian, pengetahuan tentang karakter
pengawas, dinamisator dan evaluator
yang baik tersebut belum dapat dipahami
harus
dengan
besar
konsisten, agar motivasi setiap siswa
pengasuh dalam membentuk karakter
Dikmaba tetap terpelihara dan terbentuk
siswa.
sikap perilaku Bintara TNI AD yang
baik
oleh
sebagian
Pengetahuan
membantu
tersebut
dapat
untuk
lebih
pengasuh
dilakukan
dengan
jujur
dan
diharapkan.
mengoptimalkan peran mereka dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi - Hasil
membentuk sikap dan perilaku siswa
wawancara dengan Dansecaba Rindam
Dikmaba.
IX/Udayana
dan
staf
berdasarkan
hasil
observasi
Salah satu upaya yang dapat
nya
serta peneliti
dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini
memberikan gambaran beberapa faktor
adalah dengan membekali para pengasuh
yang
ceramah-ceramah
pembinaan sikap Bintara TNI AD di
motivasi
dan
berpengaruh
Secaba
Mendatangkan motivator atau personel
metode yang digunakan, peran pengasuh,
dari dinas psikologi yang memahami
kemauan dan motivasi siswa, Budaya dan
tentang
adat
untuk
memberikan
istiadat
IX/Udayana
dalam
pengetahuan tentang karakter yang baik.
karakter
Rindam
signifikan
serta
latar
adalah
belakang
pencerahan kepada para pengasuh dalam
keluarga. Peneliti menggolongkan faktor-
membentuk karakter siswa Dikmaba.
faktor tersebut menjadi 2 yaitu faktor
Tiga aspek lain dari karakter yang
eksternal dan faktor internal. Metode
mendorong seseorang dalam perbuatan
yang digunakan dan peran pengasuh
yang
sebagai
baik
(moral
action)
adalah
faktor
faktor
Dengan adanya evaluasi dan penilaian,
belakang keluarga dan motivasi siswa
maka
Dikmaba sebagai faktor internal.
Dikmaba
diajak
untuk
berkompetisi mengerahkan kompetensi yang
dimilikinya
sehingga
muncul
adat
sedangkan
kompetensi, keinginan, dan kebiasaan.
siswa
budaya
eksternal
Berdasarkan metode
yang
istiadat,
hasil
latar
penelitian,
digunakan
dalam
keinginan untuk berbuat baik secara terus
membentuk karakter Bintara TNI AD di
menerus serta diharapkan hal tersebut
Secaba
Rindam
IX/Udayana
adalah
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 39
metode sesuai bujuknik Bimsuh tahun
dapat terbentuk.
2007.
proses
pendidik harus dapat menjadi cerminan
perubahan perilaku Kurt Lewin bahwa
dan teladan bagi para calon bintara yang
penggunaan
sedang dibentuk dalam kegiatan sehari-
Dihadapkan
metode
pengasuhan Namun
dengan
bimbingan
tersebut
demikian,
penggunaan
sudah
sesuai.
hari maupun saat berinteraksi dengan
dari
peserta didik. Karena segala hal yang
efektifitas
metode
Selain itu, tenaga
Bimsuh
untuk
dilihat
oleh
peserta
didik
dari
membentuk sikap dan perilaku siswa
pembimbingnya merupakan contoh yang
Dikmaba tergantung dari pemahaman
akan dipedomani oleh mereka sebagai
personel yang menggunakannya tentang
prajurit TNI AD.
tujuan dan sasaran dari metode tersebut.
Hasil observasi peneliti selama
Dalam rangka meningkatkan pemahaman
menjabat sebagai Wadansecaba Rindam
terhadap metode bimsuh, maka personel
IX/Udayana dapat disimpulkan bahwa
yang
peran
terlibat
pendidikan
dalam
operasional
sebaiknya
diberikan
tenaga
pembimbing
pendidik
dan
sebagai
pengasuh
dalam
kesempatan untuk mengikuti pendidikan
operasional Dikmaba TNI AD tahap I di
atau kursus guru militer serta diberikan
Rindam
pembekalan atau penataran mengenai
Beberapa aspek yang menyebabkan tidak
metode Bimsuh yang akan digunakan
optimalnya peran tenaga kependidikan
sebelum operasional pendidikan dimulai.
antara lain kualitas personel dan motivasi
Tenaga pendukung
pendidik dalam
sebagai suksesnya
dari
IX/Udayana
tenaga
belum
optimal.
kependidikan
yang
bimbingan
dan
melaksanakan
penyelenggaraan operasional pendidikan
pengasuhan. Upaya mengatasi kendala
memiliki peranan yang sangat penting
tersebut
dalam membentuk kemampuan serdik
peningkatan kualitas personel tenaga
termasuk
karakternya.
pendidik khususnya pengasuh dalam
Dalam proses pembinaan sikap Bintara
kegiatan bimbingan dan konseling. Salah
TNI AD di Rindam IX/Udayana, para
satu upaya tersebut adalah dengan
tenaga
ini
mendatangkan personel yang memiliki
dapat
keahlian dalam bidang konseling atau
membentuk
pendidik
dalam
pengasuh/pembimbing
harus
hal
menjalankan perannya dengan optimal
psikologi
maka
untuk
agar karakter prajurit yang diinginkan 40 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
perlu
dilakukan
memberikan
pengetahuan mengenai bimbingan dan
yang masih aktif/pernah bertugas dalam
konseling.
lingkungan militer, sehingga tidak asing
Keluarga merupakan faktor yang
dengan
kegiatan
kemiliteran
paling penting dalam pembinaan sikap,
melaksanakan
karena karakter awal seseorang dibentuk
Sebaliknya, resistensi akan timbul dalam
dalam lingkungan keluarga. Besarnya
diri Siswa Dikmaba yang sebelumnya
pengaruh keluarga akan menjadi dasar
tidak mengenal tata cara kehidupan di
bagaimana seseorang berperilaku setelah
lingkungan militer, mereka akan sulit
terjun di masyarakat. Pendidikan awal
untuk
mengenai karakter seseorang diperoleh
prajurit yang diharapkan. Oleh karena itu,
dalam
untuk meminimalisir resistensi tersebut
keluarga.
Karakter
seseorang
pendidikan
dalam
menyerap
nilai-nilai
subjek
akan berbeda dengan karakter seseorang
kemampuan dan keterampilan dalam
yang terbiasa hidup dalam lingkungan
membimbing/konseling
militer. Sebagian besar peserta Dikmaba
psikologis seseorang. Hasil
peka
dan
karakter
dengan latar belakang lingkungan sipil
TNI AD berasal dari latar belakang
harus
pertama.
dan
wawancara
menyatakan
bahwa
asrama militer, sehingga bagi mereka
mempengaruhi pembinaan sikap Bintara
tidak asing dengan kegiatan militer yang
TNI AD. Karakter bawaan yang terbentuk
mereka lakukan dalam pendidikan militer.
oleh budaya dan adat istiadat atau
Namun sebaliknya dengan peserta yang
kebiasaan disuatu daerah dapat menjadi
belum terbiasa dengan kehidupan di
resistensi untuk menerima perubahan.
lingkungan militer, akan lebih sulit bagi
Hal ini sesuai dengan proses perubahan
mereka untuk beradaptasi. Sehingga
tingkah laku yang dinyatakan oleh Kurt
dibutuhkan perhatian serta waktu yang
Lewin,
lebih intensif dalam pembinaannya.
kebiasaan yang baru akan muncul apabila
di
Rindam
IX/Udayana
bahwa
dan
membaca
keluarga militer dan besar dilingkungan
Dari data siswa Dikmaba TA. 2015
budaya
memiliki
adat
resistensi
istiadat
terhadap
seseorang mempunyai karakter bawaan
diperoleh
yang kuat. Budaya dan adat istiadat di
keterangan bahwa 70% memiliki latar
daerah tempat tinggal merupakan faktor
belakang yang terkait dengan kehidupan
yang membentuk karakter bawaan siswa
kemiliteran.
lain
Dikmaba TNI AD. Tabel dibawah ini adalah
mereka memiliki orang tua atau saudara
data siswa Dikmaba TNI AD tahap I tahun
Atau
dengan
kata
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 41
2015 berdasarkan suku bangsa untuk
di daerah tempat mereka tinggal. Pada
dibentuk karakternya menjadi prajurit
dasarnya budaya dan adat istiadat yang
dengan karakter yang Sapta Marga dan
berbeda-beda dari tiap daerah tersebut
Sumpah Prajurit.
memiliki tujuan yang sama dalam nilai-
Ciri atau karakter masyarakat yang
nilai sosial
yaitu untuk membentuk
tinggal dan menetap di wilayah propinsi
karakter
Bali dan Nusatenggara berbeda-beda.
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
Masyarakat
itu, kekuatan ini dapat dimanfaatkan
Bali
yang
mayoritas
individu
yang
membentuk
baik
dalam
beragama Hindu mengenal sistem kasta
dalam
karakter
prajurit
yang diturunkan dari leluhur mereka.
karena selaras dengan nilai-nilai yang
Meski saat ini tidak lagi diberlakukan
terdapat dalam Sapta Marga dan Sumpah
secara kaku sebagaimana pada masa
Prajurit.
lampau, namun dalam beberapa hal
Selama peneliti bertugas di Secaba
masih dipertahankan. Nusa tenggara
Rindam IX/Udayana sering melakukan
barat (NTB) adalah sebuah provinsi di
komunikasi dengan para calon Bintara TNI
Indonesia yang mayoritas beragama Islam
AD yang sedang melaksanakan seleksi
(96%). Sistem bahasa yang
di
bintara TNI AD. Salah satu pertanyaan
dibedakan
peneliti saat itu mengenai motivasi
masyarakat
NTB
ini
ada
berdasarkan suku mereka, di NTB sendiri
mereka
ada beberapa macam suku dengan
Mendapatkan
bahasa nya masing-masing. Sedangkan
adalah alasan mayoritas yang membuat
Propinsi Nusa tenggara timur (NTT)
mereka
didominir oleh agama Kristen (Katholik
prajurit TNI AD. Diantara mereka ada yang
dan Protestan) dan sebagian agama
memiliki keinginan dan motivasi yang
Islam.
di
kuat untuk menjadi Bintara TNI AD dan
kental
tidak sedkit yang mengikuti seleksi atas
(kekerabatan dan nilai-nilai kehidupan)
dorongan orang tua dan keluarganya
sehingga kegotong-royongan merupakan
yang juga memiliki profesi sebagai Prajurit
landasan pijak dalam mengembangkan
TNI (Hal ini diketahui peneliti setelah
pola kehidupan sehari-hari.
mereka lulus dan mengikuti pendidikan).
Hubungan
propinsi
NTT
kemasyarakatan
masih
sangat
Karakter bawaan siswa Dikmaba dibentuk oleh adat istiadat dan kebiasaan
menjadi
prajurit
pekerjaan
berkeinginan
TNI yang
untuk
AD. layak
menjadi
Tidak dapat dipungkiri sebagai mahluk
sosial
42 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
setiap
individu
menginginkan penghidupan yang layak
doktrin-doktrin
salah satunya dengan memiliki pekerjaan
terbentuk karakter Bintara TNI AD yang
yang pada akhirnya akan berorientasi
baik sesuai nilai-nilai Sapta marga dan
materi. Namun demikian, profesi sebagai
Sumpah prajurit yang tercermin dalam
seorang prajurit TNI yang merupakan alat
perbuatan yang baik pula.
pertahanan negara dituntut untuk selalu
Kesimpulan dan Saran
setia, rela berkorban dan siap menjaga
Kesimpulan
kedaulatan negara. Oleh karena itu
Upaya-upaya
mindset untuk memperoleh materi yang
pembinaan sikap Bintara TNI AD pada
berlebihan dengan menjadi prajurit harus
pendidikan pertama Bintara TNI AD di
dihilangkan.
RindamIX/Udayana
Dihadapkan
yang
sehingga
dilakukan
adalah
Dalam
dengan
pendapat
menggunakan metode bimsuh sesuai
Lickona mengenai karakter yang baik,
Bujuknik tentang Bimsuh Serdik TNI AD
moral
moral
tahun 2007 dan menerapkan metode
dilandasi oleh keinginan (Will) atau
Reward and Punishment. Metode bimsuh
motivasi. Siswa Dikmaba yang memiliki
yang
motivasi atas keinginannya sendiri akan
dalam tahapan pada teori perubahan
lebih
action
dengan
militer
atau perbuatan
mudah
Dibandingkan
dapat
direalisasikan
dibentuk
karakternya.
perilaku Kurt Lewin, sehingga dapat
dengan
yang
disimpulkan
atas
keinginan atau dorongan orang tua dan keluarganya
digunakan
metode
tersebut sudah sesuai.
resistensi
yang
Kemudian dengan memberikan
mereka
akan
contoh dan teladan yang baik mengenai
menghambat proses pembinaan sikap
sikap perilaku prajurit dalam setiap
yang diharapkan.
kegiatan. Upaya pemberian keteladanan
muncul
karena
penggunaan
dalam
diri
Menyikapi hal tersebut, siswa
ini sudah dilakukan dalam membentuk
Dikmaba perlu diberikan pengetahuan
karakter
tentang
karakter
TNI
AD,
namun
baik
(good
pengetahuan mengenai good character
manfaatnya
agar
sesuai teori Lickona belum dimiliki oleh
terbentuk suatu keinginan atau motivasi
sebagian besar pengasuh yang berperan
untuk berbuat yang terbaik dalam setiap
membentuk karakter Bintara TNI AD.
tindakannya.
tersebut
Disamping itu, pengasuh melaksanakan
dengan
pengawasan melekat yang dilakukan
character)
dapat
dan
yang
Bintara
Pengetahuan
diberikan
bersamaan
Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 43
dalam setiap kegiatan siswa, memberikan
berbuat
konseling
tentang karakter yang baik juga harus
secara
perorangan
serta
yang
terbaik.
memberikan catatan dan penilaian dalam
dipahami
bentuk buku kepribadian sebagai bahan
terwujud motivasi untuk tersebut.
evaluasi setiap pengasuh.
oleh
siswa
Pengetahuan
Dikmaba
agar
Disamping itu, keanekaragaman
Faktor-faktor yang berpengaruh
budaya daerah asal siswa Dikmaba juga
signifikan dalam pembinaan sikap Bintara
berpengaruh
TNI AD di Secaba Rindam IX/Udayana
terbentuknya karakter yang diinginkan.
adalah metode yang digunakan, peran
Kebiasaan dan tindakan dalam sebuah
pengasuh, kemauan dan motivasi siswa,
budaya akan berbeda dengan budaya lain,
Budaya dan adat istiadat serta latar
sehingga
belakang keluarga. Dalam Dikmaba TNI
Bintara TNI AD perlu disatukan persepsi
AD di Rindam IX/Udayana menggunakan
bahwa TNI AD juga memiliki budaya
metode bimsuh sesuai Bujuknik tentang
militer yang harus di pegang teguh oleh
Bimsuh Serdik TNI AD tahun 2007.
siswa Dikmaba. Kebiasaan diluar budaya
Metode
yang digunakan dihadapkan
militer harus dikesampingkan agar dapat
dengan teori perubahan perilaku akan
terbentuk karakter Bintara TNI AD yang
mempengaruhi pembentukan karakter
ingin
yang diinginkan.
memiliki latar belakang keluarga dari
Keterlibatan
pengasuh
membentuk karakter siswa
dalam Dikmaba
dalam
dalam
dicapai.
pencapaian
pendidikan
Siswa
pertama
Dikmaba
yang
lingkungan
militer
akan
mudah
beradaptasi
dengan
segala
aturan
belum dilakukan dengan optimal karena
ataupun doktrin militer. Sebaliknya, yang
keterbatasan
dalam
awam terhadap kehidupan dilingkungan
memahami karakter yang baik. Sehingga
militer lebih sulit beradaptasi dan akan
dalam
menimbulkan resistensi terhadap upaya
para
membentuk
pengasuh
karakter
siswa
terkesan kaku dan dapat menimbulkan
pembentukan karakter Bintara TNI AD.
resistensi dari siswa yang diasuh nya.
Saran
Karakter Bintara TNI AD sebagai tulang
pembinaan sikap Bintara TNI AD serta
punggung satuan yang memiliki nilai-nilai
faktor-faktor
Sapta marga dan Sumpah prajurit akan
dapat dilakukan beberapa upaya agar
terbentuk dengan baik apabila didasari
dapat
kemauan dan motivasi yang tinggi untuk
dalam mewujudkan karakter Bintara TNI
-
Rekomendasi
yang
memberikan
44 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
mengenai
mempengaruhinya
pengaruh
positif
AD sebagai tulang punggung satuan yang
dapat
memiliki nilai-nilai Sapta Marga. Antara
mendatangkan
lain, secara teoritis, dalam pembinaan
Psikologi AD, sehingga dengan bekal
karier prajurit perlu ditetapkan aturan
pengetahuan tersebut pengasuh dapat
mengenai penempatan personel dalam
memberikan arahan yang tepat kepada
lembaga pendidikan dengan kualifikasi
serdik.
bidang konseling khususnya bagi tenaga
dilakukan
adalah
personel
dengan
dari
Dinas
Selanjutnya dengan memberikan
pendidik dan pengasuh. Pengetahuan
pengetahuan
tentang karakter yang baik secara umum
inspiratif berupa film-film bertemakan
perlu
kurikulum
perjuangan atau kepahlawanan dengan
pendidikan militer, agar peserta didik
memanfaatkan waktu disela-sela kegiatan
dapat memahami dan mengevaluasi sikap
ekstra
perilaku nya secara mandiri khususnya
membangkitkan motivasi siswa Dikmaba
yang terkait dengan nilai-nilai Sapta
dalam mewujudkan karakter Bintara TNI
Marga.
AD
dimasukkan
Secara pemahaman
dalam
praktis, kepada
Memberikan
kurikuler.
yang
kisah-kisah
Sehingga
diharapkan.
Serta
dapat
dengan
mendata dan mengklasifikasikan siswa
tenaga
yang memiliki latar belakang keluarga
kependidikan mengenai Good Character
militer dan tidak memiliki latar belakang
atau
keluarga militer serta berdasarkan latar
karakter
mengundang berpengalaman,
yang
para
mengenai
baik
motivator agar
dengan yang dapat
belakang
budaya/suku
memudahkan
bangsa.
pengasuh
Agar untuk
mengintegrasikan nilai-nilai Sapta Marga
memberikan konseling dan pengawasan
dan Sumpah Prajurit dengan karakter
dalam membentuk sikap dan karakter
bawaan peserta didik dalam rangka
Bintara.
mendukung pelaksanaan tugas pokok. Disamping itu, Setiap tenaga pendidik di lembaga pendidikan khususnya yang menangani serdik dihadapkan dengan kondisi psikologis dari tiap individu yang berbeda-beda, untuk itu pengetahuan
Daftar Pustaka Buku Creswell, John W., 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: SAGE Publications, Inc. Heri, Gunawan, 2014. Pendidikan Karakter konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta
atau kursus mengenai teknik konseling akan sangat bermanfaat. Upaya yang Pembinaan Sikap Bintara TNI AD Guna Mewujudkan Prajurit … | Ali Ahmad Satriyadi | 45
Laporan Evaluasi Program Kerja dan Anggaran Kodam IX/Udayana TA.2015 Muchlas, Samani, 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : Rosdakarya Muslich, Masnur, 2014. Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multi Dimensional. Jakarta : Bumi Aksara. Robbins dan Judge, 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat Soemarno, Soedarsono, 2002. Character Building Membentuk Watak. Jakarta : PT Elex Media Computindo Sudarwin, Danim, (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif; Ancangan Metodologi, presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan humaniora. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Sugiyono, 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Suparlan, Y.B, 1984. Aliran-aliran Baru dalam pendidikan. Yogyakarta : Andi Offset. Tohirin, 2013. Metode Pendekatan Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajagrafindo Persada TNI AD, 2007. Buku Petunjuk Teknik Tentang Bimbingan Dan Pengasuhan Serdik TNI AD, Jakarta, TNI AD. TNI AD, 2013, Buku Petunjuk Induk tentang Pendidikan, Jakarta, TNI AD. TNI AD, 2007. Buku petunjuk teknik tentang pokok-pokok pembinaan Kurikulum. Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
Website Ayu, Riska, 2012. Teori perubahan menurut para ahli, (https://braintosucces.wordpress.co m/2012/11/13/teori-berubah-menurutpara-ahli/). Nurhaliza, Zahra, 2013. Manajemen perubahan, (http://nurhalizazahra.blogspot.co.i d/2013/10/manajemenperubahan.html)
46 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2