Kelompok Bermain Dengan Kompetisi Berbantuan Telephone Selular Bridge Simulation, Grup Discusions And Sms Competition Upaya Meningkatkan Kompetensi Membaca Papan Skala Multi Tester Anis Fuad ( 08320010 ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Membaca ukuran pada papan skala Multi Tester analog merupakan sub kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh teknisi pada bidang mekanik pada bidang otomotif, kemampuan ini apabila tidak dikuasai dengan baik akan berpengaruh pada penguasaan kompetensi yang lebih tinggi, misalkan pelaksanaan service instalasi kelistrikan, regulator maupun altenator pada sistem otomotif. Prestasi nilai ulangan siswa jurusan TKR SMK Negeri 2 Kudus pada sub kompetensi ini tergolong rendah. Pada tahun pelajaran 2010/ 2011 siswa tuntas kurang lebih hanya 41,67 % sedangkan pada tahun 2011/ 2012 siswa tuntas pada kompetensi ini kurang lebih hanya 39,50 %. Melihat prosentase ini siswa yang memiliki prestasi di bawah KKM dan harus melaksanakan ulangan perbaikan jumlahnya lebih banyak. Kecuali itu siswa juga sangat lamban dalam membaca penunjukan jarum pada papan skala Multi Tester. Pembelajaran sebelum penelitian dilaksanakan masih menggunakan proses pembelajaran konvensional yang hanya mengedepankan ceramah dan Tanya jawab saja. Peneliti berupaya memperbaiki proses pembelajaran dengan pembelajaran yang membangkitkan kretifitas dan keaktifan, efisien penyajiannnya dan menyenangkan siswa. Peneliti berinovasi dengan menggunakan model pembelajaran inovatif Bridge Simulation, Grup Discusions And SMS Competition dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Perbaikan proses pembelajaran ini secara empiris dapat meningkatkan prestasi pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, pada siklus I terjadi peningkatan nilai 25,22 %, peningkatan kecepatan menyelesaikan permasalahan yang diajukan 97,2 %, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan nilai 9,5 %, peningkatan kecepatan menyelesaikan permasalahan yang diajukan 40,1 %.
Kata Kunci : Pembelajaran Bridge Simulation, Grup Discusions, SMS Competition.
PENDAHULUAN Pelajaran pengukuran merupakan basik kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMK jurusan teknik kendaraan ringan (TKR) untuk menuju penguasaan skill psikomotorik sebagaimana yang diharapkan, termasuk diantaranya pengukuran arus dan tegangan AC serta DC dengan menggunakan perangkat Multi Tester analog. Apabila kompetensi membaca alat ukur ini tidak terkuasai dengan baik, maka mustahil skill psikomotorik jurusan sebagai teknisi di bidang teknisi mekanik kendaraan ringan dapat terbentuk. Pada setiap tahun ajaran, evaluasi dari salah satu kompetensi dasar pelajaran pengukuran kelistrikan yaitu penguasaan membaca hasil pengukuran batrei, rotor dinamo stater, rotor alternator dan lain-lain menunjukkan prestasi rata-rata siswa tidak sesuai yang diharapkan. Banyak siswa tidak memiliki prestasi di atas kriteria kelulusan minimal (KKM) yang ditargetkan dalam pembelajaran. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
11
Sehingga siswa-siswa yang berada di bawah KKM perlu dilaksanakan remidi secara khusus. penulis tertarik untuk mengembangkan sebuah inovasi pembelajaran melalui pengembangan ide/ gagasan dengan menerapan pola pemahaman konsep materi kompetensi dasar membaca hasil pengukuran pada alat ukur Multi Tester analog melalui latihan berulang secara tersetruktur dalam diskusi pengkajian Multi Tester analog dan permainan kartu bredge simlation, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran dalam bentuk kompetitif
mengunakan Sort Masage Service (SMS) untuk menumbuhkan suasana beda dalam
pembelajaran serta menumbuhkan ketertarikan dalam mengikuti evaluasi. Kecuali itu siswa dalam membaca ukuran yang tertera pada papan skala lamban dalam menafsirkan angka-angka devisi yang tertera, teknisi handal membaca ukuran besaran kelistrikan pada Multi Tester melakukannya dengan cepat dan tepat.
KAJIAN PUSTAKA Kompetensi Belajar Kompetensi belajar merupakan rumusan tujuan yang harus dicapai siswa. Dalam konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Seseorang yang memiliki kompetensi dalam bidang tertentu tidak hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang tersebut dalam pola prilaku sehari hari. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau lebih sering disebut dengan istilah belajar kelompok (Group DIscusions) merupakan salah satu metode yang lazim digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN Metode penelitian untuk upaya perbaikan kompetensi membaca ukuran Multi Tester analog dengan cepat dan tepat dilakukan dengan pola sebagai berikut: Setting Penelitian Seting penelitan ini menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas dua siklus dengan lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Kudus pada Kelas X TKR 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas untuk meperbaiki proses pembelajaran ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester 1, tepatnya pada bulan Juni sampai dengan September 2012. Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung dalam kelas dengan menggunakan peralatan pendukung yang memungkinkan dibawa ke ruang belajar.
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
12
Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 2 Kudus, pada semester gasal tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada kelas ini adalah 37 siswa, dengan fariasi heteroginitas prestasi yang ada pada kelas ini. Variabel Penelitian Variabel input dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah modul-modul game Bridge Simulation dan Group Discusions yang dikemas dalam pembelajaran, sistem speed test dengan menggunkan pola SMS Competition, serta materi dan sumber belajar. Variabel proses dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan metode game Bridge Simulation dan Group Discusions yang dikemas dalam pembelajaran, sistem speed test dengan menggunkan pola SMS Competition. Variabel output dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah hasil belajar peserta didik berupa peningkatan kompetensi kemampuan membaca Multi Tester analog dengan cepat dan tepat. Bridge Simulation Bridge Simuation merupakan pola permainan inovatif dalam pembelajaran dengan desain yang sekenarionya penulis susun dalam penelitian ini. Bridge Simuation ini bertujuan untuk memberikan nuansa lain dalam pembelajaran. Bridge Simuation ini penulis aplikasikan untuk memberi motifasi kepada siswa dalam menguasai cara membaca hasil pengukuran pada papan skala Multi Tester analog.
Gambar 1. Posisi Pelaksanaan Bridge Simuation Bridge Simuation dilaksanakan dengan menggunakan peralatan kartu Bridge yang dimodifikasi untuk kebutuhan pembelajaran penguasaan membaca hasil pengukuran Multi Tester analog. Permainan Bridge Simuation pada pembelajaran dilakukan dengan sekenario sebagai berikut : 1. Group A mengacak kartu, dan memberikan satu kartu hasil acakannya kepada group B. 2. Group B menjawab bacaan pengukuran Multi Tester analog yang terdapat pada gambar di kartu. Juri menilai jawaban benar atau salah dengan bantuan kunci jawaban yang telah disiapkan, kemudian mencatat skor jawaban. Jawaban benar diberi nilai satu dan jawab salah diberi nilai nol. 3. Permainan dilakukan dalam jangka waktu tertentu secara bergantian, Group yang dapat mengumpulkan poin tertinggi dengan waktu baca tercepat adalah group pemenang. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
13
Dengan pelaksanaan simulasi Bridge Simuation ini diharapkan siswa terpacu dalam menguasai pembacaan hasil pengukuran pada papan skala Multi Tester analog. Secara psikologis siswa akan memiliki rasa malu apabila dalam tim ia tidak dapat menjawab quiz yang disajikan dalam game. Group Discusions Pada bagian ini siswa mengkaji materi pembelajaran dengan menggunaan CD interaktif. Grup dibuat sedemikian agar materi ajar dalam CD interaktif dapat dikaji secara tuntas. Materi pada CD interaktif meliputi : 1. Pengantar penggunaan Multi Tester analog 2. Mengenal Multi Tester analog 3. Mengetahui cara menggunakan Multi Tester analog 4. Quis sebagai evaluasi. SMS Competition SMS competition yang penulis desain dalam penelitian ini merupakan salah satu teknik latihan penguasaan cara membaca hasil pengukuran pada papan skala. Penulis berinovasi melakukan game kompetensi dengan mengunakan teknologi telepon seluler. SMS competition diharapkan pula dapat membawa siswa dalam nuansa pembelajaran yang lain dari yang lain sehingga kejemuan akan terhindari. Multi Tester Analog Ada banyak ragam Multi Tester, dan banyak farian dari pabrikan yang beragam pula. Farian dan keragaman Multi Testerdapat dikelompokkkan dalam dua jenis yaitu Multi Tester analog dan Multi Testerdigital. Multi Tester analog merupakan salah satu jenis dari Multi Testeryang banyak dipilih oleh mekanik pada perbengkelan otomotif. Alasan dari dipilihnya Multi Tester analog ini adalah harga yang terjangkau serta pelaksanaan maintenance and repair dari AVO tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah. Multi Tester analog ini merupakan alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran listrik. Besaran besaran tersebut diantaranya ampere, volt dan ohm. Multi Tester analog pada teknik otomotif biasanya digunakan oleh para mekanik untuk melacak kerusakan kelistrikan dan tegangan pada mesin otomotif. Hipotesa Tindakan Hipotesa yang diajukan pada penelitian ini berafeliasi pada peningkatan komptensi membaca ukuran Multi Testerdengan cepat dan tepat, dengan cara memperbaiki proses pembelajaran secara inovatif, serta membawa siswa dalam pembelajaran yang bernuansa beda pada pembelajaran konvensional. Adapun rumusan hipotesa pada penelitian ini adalah : Pembelajaran Bridge Simulation, Grup Discusions and Sms Competition dapat meningkatkan kualitas komptensi membaca ukuran Multi Testerdengan cepat dan tepat.
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
14
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Pada kondisi awal masih diterapkan pembelajaran dengan model konvensional. Prestasi kompetensi membaca ukuran pada papan skala Multi Tester analog dengan cepat dan tepat rendah. Pembelajaran dilakukan hanya dengan menggunakan model ceramah, penugasan berupa latihan mandiri dan tanya jawab saja. Dengan menggunakan metode konvensional banyak dari siswa yang kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran kompetensi membaca papan skala Multi Tester Analog. Kebanyakan dari siswa gamang dalam menentukan mana skala yang dibaca, karena di papan skala multi tester banyak variable garis skala untuk memilih besaran ukuran yang dibaca. Papan skala merupakan bagian penting, pada papa skala ini pemakai dapat mengetahui nilai besaran yang diukur. Belum lagi pada bagian selector swicth yang digunakan untuk memilih besaran yang diukur para siswa mengalami banyak kendala dalam memahami posisi selector switch, karena pada bagian ini banyak skala yang digunakan untuk memilih besaran yang diukur. Besaran tersebut meliputi besaran arus, besaran tegangan dan besaran hambatan. B. Deskripsi Hasil Siklus Fase penelitian dari perencanaan sampai dengan evaluasi dilaksanakan dilaporkan sebagai berikut: a) Perencanaan Tindakan 1. Perencanaan instrument pendukung penelitian meliputi pembuatan kisi-kisi, serta serta instrument lainnya. 2. Perencanaan penyajian pembelajaran meliputi perencanaan apersepsi materi, kegiatan inti dan penutup. Pada sesi kegiatan inti kegiatan pembelajaran, peneliti memasukkan game Bridge Simulation, Group Discusions dan SMS Competition yang bertujuan untuk membangkitkan daya nalar siswa dalam pembahasan konsep. b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan Siklus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Apersepsi materi diberikan dengan memberi contoh membaca ukuran pada papan skala Multi Tester analog dengan cepat dan tepat. Pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana. Dimulai dari penyampaian materi ajar membaca ukuran pada papan skala Multi Tester analog dengan cepat dan tepat dan latihan membaca beragam devisi dengan menggunakan game Bridge Simulation, Group Discusions
dan SMS Competition. Peneliti sekaligus sebagai guru
menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan bantuan LCD. Pembuatan kelompok Bridge Simulation, dan Group Discusions ini dilakukan secara kelompok acak. Sedangkan untuk SMS Competition dilakukan secara perorangan. Kegiatan penutup dilakukan dengan memberikan penguatan serta menyampaikan rencana kegiatan pertemuan berikutnya. Pelaksanaan tindakan dapat dilakukan dengan lancar sesuai Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
15
dengan perencanaan yang diprogramkan. Pada pertemuan berikutnya dilakukan uji kompetensi sesuai dengan rencana. Pelaksanaan SMS Competition dilakukan pada akhir game. SMS Competition dilakukan secara mandiri atau perorangan untuk menumbuhkan jiwa kompetisi sehat antar individu. Penayangan soal dilakukan dengan berbantuan LCD proyektor, sementara siswa menjawab dengan fitur SMS pada telephone celluler dan mengirimkannya ke nomor celluler yang sudah ditentukan. c) Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh penulis sebagai peneliti dan observer dari guru lain yang memiliki kamampuan dalam pembelajaran membaca papan skala pada Multi Tester analog, adapun beberapa catatan yang berhasil dihimpun adalah : 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, siswa serius memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan LCD 2. Sebagaian besar siswa memiliki aktifitas positif dalam mengikuti game yang diintgrasikan dalam pembelajaran, namun beberapa siswa cenderung menggangu temannya dan tidak aktif mengikuti game dalam kelompoknya (siswa ini menjadi catatan khusus). 3. Sebagian siswa putri masih canggung ada pada kelompok campuran siswa laki-laki perempuan. 4. Pada Bridge Simulation, saat trip awal siswa masih gamang dengan sistem yang diterapakan, sedangkan untuk game SMS Competition antusiasme siswa juga tinggi untuk dapat melakukan sending jawaban dari pertanyaan yang diberikan. 5. Pelaksanaan SMS Competition menunjukkan mayoritas siswa memahami cara membaca ukuran pada papan skala Multi Testeranaolog, hal ini ditunjukkan dengan mayoritas jawaban yang diberikan benar. Hasil uji kompetensi dinyatakan dengan kriteria dan persentase ketercapaian pada tingkatan kelas. Kriteria untuk hasil uji kompetensi dinyatakan dengan istilah baik sekali, baik, cukup dan kurang. Sedangkan untuk capain waktu dinyatakan dengan istilah cepat sekali, cepat, lambat dan sangat lambat. Hasil uji kompetensi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kriteria Nilai dan Waktu Capain Siklus ULANGAN Nilai
Kriteria
9-10
Baik Sekali
Siklus 1 15 siswa
8
Baik
7 ≤6
CAPAIAN WAKTU Siklus 1 3 siswa
Persen
Menit
Kriteria
40.50%
1-5
Cepat Sekali
6 siswa
16.20%
5 - 10
Cepat
34 siswa
91.89%
Cukup
5 siswa
13.50%
10 15
Lambat
0 siswa
0
Kurang
11 siswa
29.70%
≥ 15
Sangat Lambat
0 siswa
0
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
Persen 8.11%
16
Tabel 2. Daftar Nilai Dan Capaian Waktu Tes Awal, dan Siklus Kompetensi Membaca Papan Skala Multi Tester Analog TES AWAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 45 31 32 33 34 35 36 37
NO INDUK TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR TKR Jumlah
1405 1406 1407 1408 1409 1410 1411 1412 1413 1414 1415 1416 1417 1418 1419 1420 1421 1422 1423 1424 1425 1426 1427 1428 1429 1445 1431 1432 1433 1434 1435 1436 1437 1438 1439 1440 1441
KODE SISWA S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8 S.9 S.10 S.11 S.12 S.13 S.14 S.15 S.16 S.17 S.18 S.19 S.20 S.21 S.22 S.23 S.24 S.25 S.26 S.27 S.28 S.29 S.45 S.31 S.32 S.33 S.34 S.35 S.36 S.37
Rata-rata
NILAI 8 8 5 6 3 5 9 4 5 3 8 3 6 7 8 8 2 2 8 3 5 5 7 4 7 8 7 6 7 9 6 7 7 7 8 7 8 226 6,11
WAKTU MENIT DETIK ≥ 15 menit 7 55 ≥ 15 menit 11 51 9 56 ≥i 15 menit 9 3 9 24 9 17 8 38 ≥ 15 menit ≥i 15 menit 8 55 6 46 ≥ 15 menit 9 10 ≥ 15 menit ≥i 15 menit ≥ 15 menit 9 51 8 17 ≥i 15 menit 7 8 ≥i 15 menit 9 34 6 13 ≥ 15 menit ≥i 15 menit 10 11 8 0 7 31 ≥i 15 menit ≥ 15 menit ≥i 15 menit ≥ 15 menit ≥i 15 menit ≥ 15 menit
± 15 menit
SIKLUS 1 NILAI 8 9 7 8 9 7 9 10 10 8 9 6 4 8 9 9 4 4 10 6 7 10 9 10 7 10 6 6 5 9 5 10 8 7 8 6 6 283 7,65
WAKTU MENIT DETIK 8 0 6 17 6 18 6 24 8 28 6 29 8 28 5 12 6 14 8 20 7 31 8 44 8 46 6 57 5 22 6 38 9 45 8 16 9 28 7 28 8 33 9 32 7 55 6 53 8 35 7 14 7 14 8 1 9 23 6 9 8 50 5 31 7 23 7 49 7 53 7 17 8 12 264 1049 7,1 28,4 7,61 menit
d) Refleksi Refleksi dilakukan berdasar hasil pengamatan di atas. Dari Tabel 2 di atas didapatkan prosentase keberhasilan yang meningkat dibandingkan data pada prestasi awal baik prestasi nilai kompetensi maupun kecepatan waktu menyelesaikan masalah. Pembelajaran sudah menggunakan Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
17
pendekatan game Bridge Simulation, Group Discusions dan SMS Competition. Telah terjadi peningkatan prestasi dari hasil pembelajaran dengan terjadinya peningkatan rata-rata nilai dan capaian waktu. Lebih lengkapnya data refleksi pada Siklus 1 dapat dilihat pada bagian Lampiran.
Gambar 2. Grafik Perbandingan Awal dan Siklus Prestasi siswa pada Siklus menunjukkan penurunan persentase jumlah siswa bernilai kurang atau dibawah KKM dari 49,6 % turun menjadi 29,7 %, namun persentase ini masuh cukup tinggi. Indikator kinerja siswa tuntas 75% belum terpenuhi. Kualitas kecepatan dalam menjawab cenderung meningkat.
KESIMPULAN 1. Penelitian ini terbukti dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran kompetensi membaca papan skala Multi Tester Analog yang berimbas pada perbaikan kualitas prestasi siswa. 2. Pada game inovatif Bridge Simulation, siswa dalam kelompoknya termotifasi untuk berdiskusi dalam menjawab pertanyaan simulasi skala pada Multi Tester Analog. Sedangkan pada game
Group
Discusions dalam penyelesaian masalah siswa akan terpacu dalam kelompoknya. Untuk SMS Competition siswa terpacu untuk berkompetisi dalam menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat. Atas capaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bridge Simulation, Group Discussions, dan SMS Competition terbukti dapat meningkatkan kualitas prestasi siswa, khususnya dalam membaca papan skala multi tester analog.
DAFTAR PUSTAKA Barbara B. Seels .1994.Tekonologi Pembelajaran
Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta. Barbara B. Seels .1994.Tekonologi Pembelajaran
Definisi dan Kawasannya. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta. Calvin, 1993. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta : Kanisius. Indriati, E .2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
18
Purwoko. 2011. Pembelajaran Matematika SD. (Modul UT) Jakarta : Dekdikbud. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana. Suharjono .2009. Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Ilmu Sutrisno. 1987. Elektronika Teori Dasar Dan Penerapnnya. Bandung : ITB Pers. Wardani, I.G.A.K .2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: Universitas Terbuka. Wasito, S. 2004. Vademekum Elektronika, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. -----------. 2003, News Step 1 Training Manual Toyota Astra. Jakarta: Technical Service Devision. -------------. 2010 . Hand Out Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah, Malang: P4TK. http://www.ktiguru.org/index.php/ptk-3 diakses pada 6 Juli 2012 http://www.ktiguru.org/index.php/ptk-3 diakses pada 10 Juni 2012 http://id.shvoong.com diakses pada 2 Agustus 2012 http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses pada 3 September 2012 http ://
[email protected] diakses pada 3 September 2012
Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013
19