Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri
Indah Saraswati (07320079) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang
Abstrak Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah persaingan global di bidang usaha dan industri saat ini menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan formal siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal dalam bekerja. Salah satu pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Adakah peran dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industry di SMK Pelayaran Tayu ? (2) Bagaimanakah pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu ? (3) Dunia usaha apa saja yang mempunyai peranan di pendidikan praktek kerja industry di SMk Pelayaran Tayu ?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Untuk mengetahui peran dunia usaha/industri terhadap pelaksanaan pendidikan praktek kerja industri (PI). Menurut pandangan siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu (2) Ada atau tidaknya peran antara dunia usaha terhadap pelaksanaan prakerin di SMK Pelayaran Tayu. (3) Jenis dunia usaha yang berperan di prakerin SMK Pelayaran Tayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peran dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri ada tiga sub variable, yaitu sebagai penyedia tempat praktek bagi siswa memiliki skor 842 dari 10 item, sebagai penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industry memiliki skor 705 dari 10 item, dan merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan memiliki skor total 883 dari 10 item. Sedangkan dunia usaha yang mempunyai peran dalam pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu adalah usaha perkapalan atau pelayaran. Saran yang diberikan untuk siswa atau Taruna pelaksanaan praktek kerja industri : (1) Hendaknya para taruna dapat melaksanakan pendidikan praktek kerja industri : (1) Hendaknya para taruna dapat melaksanakan pendidikan praktek kerja industri dalam hal ini biasa disebut dengan turun berlayar dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan yang berlaku di kapal dan tidak mudah terpengaruh dengan perbuatan-perbuatan negative yang dapat menimbulkan citra buruk bagi awak kapal. (2) Mampu mengamalkan semua yang didapat dari praktek industri ke dunia pekerjaan yang sesunggunya. Sedangkan saran bagi sekolah sebagai penyelenggara praktek kerja industri adalah : Sekolah harus bisa selektif dalam mencari partner praktek kerja industri, sehingga tidak lagi muncul citra negative dari masyarakat mengenai taruna pelayaran. Kata Kunci : Dunia usaha, Praktek kerja industri
PENDAHULUAN Dunia pendidikan di era kontemporer dikejutkan dengan adanya model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Persaingan global di bidang usaha dan industri saat ini menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan formal siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal dalam bekerja. Salah satu pendidikan formal yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah pada umumnya hanya dapat memberikan berbagai keterampilan dan pengetahuan dalam bentuk simulasi sehingga tidak mungkin diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerjasama yang erat antara sekolah dan industri, baik dalam perencanaan dan penyelenggaraan, maupun dalam pengolalaan pendidikan. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan suatu sistem pendidikan kejuruan yang disebut sistem ganda. Syarat agar dapat memenuhi tuntutan stakeholders mengenai kualitas dan relevansi lulusan dengan dunia usaha dan industri maka pihak sekolah harus mampu mendekatkan kurikulum dan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha tersebut. Terkait dengan itu, maka perlu kiranya ada pola pendidikan yang memadukan kebutuhan dunia usaha/industri dengan kompetensi pendidikan di sekolah. Pendidikan yang di laksanakan harus mampu menghasilkan tenaga kerja terampil tingkat menengah, dan untuk mendapatkan kualifikasi tenaga kerja tersebut perlu bekal pengalaman dan pelatihan. Salah satu konsep yang diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tersebut adalah Praktik Kerja Industri. Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu. Praktik Kerja Industri tidak hanya memerlukan kerja sama yang erat antara institusi pendidikan dan dunia usaha. Namun juga dibutuhkan dukungan yang kuat dan keterlibatan lembaga-lembaga terkait lainnya, seperti: KADIN, Asosiasi Perusahaan, Asosiasi Profesi, Organisasi Pekerja dan lembaga pemerintah lainnya seperti Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, terutama dalam wujud majelis pendidikan kejuruan baik pada tingkat nasional, propensi, kabupaten atau kotamadya, maupun pada tingkat sekolah. Kota Tayu, yaitu daerah lingkungan SMK Pelayaran sendiri banyak terdapat dunia usaha yang sering digunakan oleh siswa – siswa SMK sebagai tempat pelaksanaan prakerin. Antara lain pabrik gula PG. Pakis Baru, Anugerah Jaya Bakery Home Industri, dan juga industri jasa perbengkelan. Tempat – tempat tersebut sayangnya tidak dapat digunakan sebagai pelaksanaan prakerin bagi siswa SMK Pelayaran Tayu, karena tidak sesuai dengan jurusan dan keahlian bagi siswa SMK Pelayaran. Contohnya, Pabrik Gula Pakis baru merupakan industri pembuatan gula pasir dan pengolahan gula rafinasi. Jadi siswa – siswa yang berpraktek di PG. Pakis Baru adalah siswa dari SMK program studi analis kimia, teknik mesin, dan administrasi. Pelaksanaan praktek kerja industri yang diberikan kapada para siswa di SMK Pelayaran Tayu di sesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Peran Dunia Usaha Terhadap Pendidikan Praktek Kerja Industri Di SMK Pelayaran Tayu Kabupaten Pati.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Dunia Usaha
Dunia usaha adalah tempat yang merupakan poros dari bergeraknya segala sesuatu yang inovatif, dengan teknik yang berbeda, untuk menghasilkan kesejahteraan orang banyak yang di pimpin oleh seorang yang kreatif yang disebut dengan entrepreneur. Ada empat poin dalam dunia usaha, yaitu : a. Poros dari pergerakan yang inovatif Poros adalah pusat. Jadi, dunia usaha merupakan pusat dari segala pergerakan yang bersifat selalu lebih maju dan lebih baik dari yang pernah ada sebelumnya. Contohnya, dari usaha perbankan. Bank merupakan poros dari pergerakan yang inovatif dalam keuangan dan pembayaran. Jika dahulu orang menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran, maka bank menciptakan debit card sebagai alat pembayaran yang sah. Dengan demikian orang tidak perlu lagi repot membawa uang banyak karena alasan keamanan. b. Adanya teknik yang berbeda Dunia usaha satu dengan dunia usaha yang lain selalu mempunyai teknik yang berbeda dalam rangka memajukan usahanya. Mereka selalu bersaing untuk mendapatkan pelanggan dengan cara yang unik. Misalnya usaha di bidang industri perkapalan. Antara satu perusahaan pembuat kapal dengan perusahaan pembuat kapal yang lain punya trik yang berbeda meskipun produknya sama – sama kapal pesiar. Pabrik kapal A mempunyai produk unggulan dalam hal penyelamatan, sedangkan pabrik kapal B mempunyai produk unggulan dalam fasilitas dan kenyamanan penumpang. c. Menghasilkan kesejahteraan orang banyak Setiap dunia usaha berperan dalam menghasilkan kesejahteraan orang banyak. Karena dunia usaha menyerap tenaga kerja. Dan para pekerja mendapatkan upah. Dengan demikian, para pekerja menjadi sejahtera karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, konsumen juga merasa hidupnya lebih baik karena dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam hidupnya. Misalnya dunia usaha yang bergerak di bidang transportasi umum. Sebagian masyarakat bisa menjadi pekerja di perusahaan transportasi umum. Mulai dari perusahaan karoseri, bengkel, hingga sopir. Dan masyarakat pada
umumnya juga bisa menikmati kemudahan dapat bepergian kemana – mana dengan biaya murah menggunakan alat transportasi umum. d. Dipimpin oleh seorang entrepreneur. Dunia usaha dipimpin oleh seorang entrepreneur. Yaitu seseorang yang kreatif, inovatif, mampu memimpin dan bertanggung jawab atas segala tindakan dan keputusannya. Pendidikan Praktek Kerja Industri atau Pendidikan Sistim Ganda Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan salah satu strategi pokok dalam rangka operasionalisasi ”link and match” dimana suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah dan industri yang diharapkan kesenjangan kualitas lulusan dan kebutuhan industri dapat ditekan. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dipandang suatu sistem. Jika semua komponen yang terlibat menyadari fungsinya masing-masing untuk dapat memaksimalkan fungsi sistem, akan tercipta suatu bentuk kerjasama yang permanen antara dunia usaha/industri (DU/DI) dan sekolah dengan kesadaran saling menguntungkan dan membutuhkan. Melalui kerjasama tersebut, dapat diperolah output dan outcome yang optimal yaitu terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengurai lebih jauh tentang masalah yang diajukan, sehingga dapat mendeskripsikan secara jelas seberapa besar peranan dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pendidikan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu, d Ban dunia usaha apa saja yang berperan dalam pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Pelayaran Tayu yang akan diuraikan dengan menggunakan deskripsi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukukan selama tiga bulan berjalan, yaitu mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2012. Penelitian ini dilakukan di SMK Pelayaran Tayu. Jalan Ratu Kalinyamat No. 41, Tayu kabupaten Pati. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian, baik manusia, benda, hewan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik yang sama dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa SMK Pelayaran Tayu Kelas XII yang telah melaksanakan praktik kerja industri sejumlah 40 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Mengingat penelitian ini adalah penelitian populasi, maka teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.
HASIL PENELITIAN Uji Validitas Syarat agar data yang diperoleh obyektif dan tepat, maka perlu diadakan uji validitas angket. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji coba validitas angket ini dilakukan kepada 10 orang siswa tingkat I, setelah diuji cobakan hasilnya ditabulasikan, lalu diolah dengan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 10.0 For Windows. Sedangkan hasil selengkapnya untuk tiap item dapat dilihat pada table berikut :
Table 1. data uji validitas butir instrument Item Item 1 x total Item 2 x total Item 3 x total Item 4 x total Item 5 x total Item 6 x total Item 7 x total Item 8 x total Item 9 x total Item 10 x total Item 11 xtotal Item 12 x total Item 13 x total Item 14 x total Item 15 x total Item 16 x total Item 17x total Item 18 x total Item 19 x total Item 20 x total Item 21 x total Item 22 x total Item 23 x total Item 24 x total Item 25 x total Item 26 x total Item 27 x total Item 28 x total Item 29 x total Item 30 x total
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Correlation 0,759 0,809 0,934 0,759 0,809 0,829 0,709 0,934 0,750 0,759 0,809 0,729 0,648 0,759 0,809 0,934 0,709 0,759 0,934 0,759 0,934 0,809 0,749 0,934 0,759 0,934 0,829 0,769 0,709 0,729
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil validitas untuk seluruh butir item adalah valid, taraf signifikan 5% sesuai dengan jumlah yang tertera dalam table signifikansi yaitu 0,632. Dengan demikian angket tersebut valid dan layak untuk disebar pada responden. Uji Reliabilitas Reliabilitas selalu terkait dengan kepercayaan untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh akan dapat dipercaya. Reliabilitas instrument angket adalah ketepatan alat atau instrument dalam mengukur dan menjawab butir – butir angket tersebut. Siapapun yang menjadi responden asalkan sederajad akan terlihat keajegannya. Keajegan yang dimaksud adalah reliabilitas angket. Uji coba reliabilitas angket dilakukan terhadap 10 siswa hasil uji reliabilitas diawali dengan menggunakan rumus product moment dengan bantuan program SPSS 10. 0 For Windows menunjukkan bahwa korelasi antar item sebesar 0,855 dengan taraf signifikansi 0,01% seperti terlihat dalam perhitungan berikut :
Correlation GANJIL
GANJIL pearson correlation
1,000
,885
Sig. (2- Tailed)
‘
,000
15
15
,885
1,000
,000
,
15
15
N
GENAP
GENAP
pearson correlation Sig. (2- Tailed) N
Sedangkan perhitungan koefisien dengan rumus Spearman – Brown menunjukkan hasil bahwa reliabilitas instrument sebesar :
2 x 0,855 r11
= -------------------------------------
(1+ 0,855 )
= 1, 170 : 1,855 = 0,900 Hasil tersebut menunujkkan bahwa r hitung sebesar 0.900 lebih besar dari 0,632 taraf signifikan5% dan 0,765 taraf signifikan 1%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa instrument penelitian yangdigunakan merupakan alat ukur yang koefisien reliabilitasnya dapat diterima, dengan kata lain penelitian yang digunakan merupakan alat ukur yang
reliable. Analisa Data dan Pembahasan Pada bagian ini secara berturut – turut disajikan deskripsi hasil penelitian berupa analisa data penelitian sertan pembahasannya. Dua hal tersebut dilakukan secara bersamaan dengan maksud agar setiap sub variable yang dikaji dapat disajikan dalam satu kesatuan yang utuh. Adapun urutan penyajian meliputi sub variabel : 1. Menyediakan tempat praktek bagi siswa 2. Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri 3. Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan Unit analisis penyajian data berpedoman pada indicator dari masing – masing sub variable tersebut seperti yang telah dirancang pada kisi – kisi penullisan instrument penelitian.untuk melihat skor setiap indicator maupun skor komulatif pada setiap sub variable, penelitian menggolongkan skor yang diperoleh untuk mengetahui besarnya peranan dunia usaha terhadap pendidikan praktek kerja industri dengan menggunakan kategori sebagai berikut : a. 75% - 100%
= sangat tinggi
b. 50% - 74, 99% = tinggi c. 25% – 49,99% = sedang d. 0% - 24, 99%
= rendah
Rumus yang dipakai adalah : S Nilai = --------------------PX4XQ
Keterangan : S = skor yang dicapai P = jumlah responden 4 = bilangan constant ( skor tertinggi pada nilai jawaban ) Q = jumlah pertanyaan 1. Menyediakan tempat praktek bagi siswa a. Keadaan fisik Table 2. kondisi fisik dunia usaha No 1. 2. 3. 4.
Kategori Sangat besar Besar Sedang Kecil
Skor 0 57 66 28
Jumlah 151 Table diatas menunjukkan bahwa indicator keadaan fisik dunia usaha memiliki skor total 151 dari 2 item ( no 1 dan 2 ) dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut :
S = 151,
P = 40,
Q=2
151 Nilai = ----------------- x 100% = 47,2% (sedang) 40 x 4 x 2 Hasil tersebut memilikmi arti bahwa keadaan fisik dunia usaha memberikan kontribusi yang sedang pada indicator sebagai penyedia tempat praktek. b. Sarana dan prasarana Table 3. sarana dan prasarana dunia usaha No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat besar 56 Besar 44 Sedang 36 Kecil 0 Jumlah 136 Dari table diatas, terlihat bahwa indicator sarana dan prasarana dunia usaha memiliki skor total 136 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S = 136,
P = 40,
Q = 2.
136 Nilai = ----------------- x 100% = 42,5% (sedang) 40 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa sarana dan prasarana perusahaan memiliki kontribusi yang sedang pada indicator penyedia tempat praktek. c. Kelengkapan alat kerja Table 4. Kelengkapan alat kerja No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat lengkap 36 lengkap 48 Sedang 126 Kurang lengkap 72 Jumlah 282 Table diatas menunjukkan bahwa indicator kelengkapan alat kerja memiliki skor 282 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 292,
P = 40,
Q=3
282 Nilai = ----------------- x 100% = 58,8% (tinggi) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa kelengkapan alat kerja memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator penyedia tempat praktek. Kelengkapan alat kerja merupakan hal pokok yang perlu di perhatikan perusahaan sebagai standar kualitas suatu perusahaan. Karena jika perusahaan tidak memiliki alat kerja yang lngkap, maka pekerja akan mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. d. Perlindungan dan keselamatan kerja Table 5. perlindungan dan keselamatan kerja No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat tinggi 39 Tinggi 108 Sedang 54 Rendah 72 Jumlah 273 Table diatas menunjukkan bahwa indicator perlindungan dan keselamatan kerja memiliki skor 273 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 273
P = 40,
Q=3
273 Nilai = ----------------- x 100% = 56,9% (tinggi) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa perlindungan dan keselamatan kerja memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator penyedia tempat praktek. Keselamatan kerja merupakan hal pokok yang wajib di perhatikan baik pihak perusahaan maupun pihak pekerja. Standar keselamatan kerja distandarisasikan oleh organisasi dunia. Dalam hal perusahaan perkapalan, standar keselamatan kerja ditentukan oleh hukum maritime inernasional. e. Jam praktek kerja industri Table 6. jam praktek kerja industri No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat tepat 48 Tepat waktu 108 Cukup 54 Tidak tepat 0 Jumlah 210 Table diatas menunjukkan bahwa indicator jam praktek kerja industri memiliki skor 210 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut :
S= 210
P = 40,
Q=3
210 Nilai = ----------------- x 100% = 43,8% (sedang) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa jam pelaksanaan praktek kerja industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia tempat praktek. 2. Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri a. System masuk dunia usaha / industri Table 7. system masuk dunia usaha / industri No 1. 2. 3. 4.
Kategori sangat sulit sulit sedang mudah Jumlah
Skor 33 102 90 12 237
Table diatas menunjukkan bahwa indicator system masuk dunia usaha memiliki skor 237 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 237
P = 40,
Q=3
237 Nilai = ----------------- x 100% = 49,4% (sedang) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa masuk dunia usaha / industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia dana pelaksanaan praktek kerja industri. b. Besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri Table 8. besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri No 1. 2. 3. 4.
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah Table diatas menunjukkan bahwa indicator besarnya
Skor 48 54 32 14 148 biaya yang digunakan praktek kerja
industri memiliki skor 148 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 148
P = 40,
Q=2
237 Nilai = ----------------- x 100% = 46,3% (sedang) 40 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri memiliki kontribusi sedang pada indicator penyedia dana pelaksanaan praktek kerja industri. c. Proses pembiayaan Table 9. proses pembiayaan No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sulit 0 Sedang 0 Mudah 50 Bebas 60 Jumlah 110 Table diatas menunjukkan bahwa indicator proses pembiayaan memiliki skor 110 dari 2 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 110
P = 40,
Q=2
237 Nilai = ----------------- x 100% = 34,4% (sedang) 40 x 4 x 2 Hasil tersebut memiliki arti bahwa proses pembiayaan praktek kerja industri
memiliki
kontribusi sedang pada indicator penyedia dana penyelenggaraan praktek kerja industri. 3. Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan a. pelaksanaan praktek kerja industri Table 10. waktu pelaksanaan praktek kerja industri No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat tinggi 20 Tinggi 176 Cukup 168 Rendah 0 Jumlah 364 Table diatas menunjukkan bahwa indicator waktu pelaksanaan praktek kerja industri memiliki skor 364 dari 4 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 364
P = 40,
Q=4
364 Nilai = ----------------- x 100% = 56,9% (tinggi) 40 x 4 x 4
Hasil tersebut memiliki arti bahwa pelaksanaan praktek kerja industri memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri. b. Standar masuk dunia usaha Table 11. standar masuk dunia usaha No 1. 2. 3. 4.
Kategori Skor Sangat baik 33 Baik 117 Cukup 96 Kurang baik 0 Jumlah 246 Table diatas menunjukkan bahwa indicator standar masuk dunia usaha memiliki skor 246 dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 246
P = 40,
Q=3
246 Nilai = ----------------- x 100% = 51,3% (tinggi) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa standar masuk dunia usaha memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri. c. Evaluasi dan penilaian prakerin Table 12. evaluasi dan penilaian prakerin No 1. 2. 3. 4.
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Jumlah Table diatas menunjukkan bahwa indicator evaluasi dan
Skor 78 171 33 0 273 penilaian prakerin memiliki skor 273
dari 3 item dan setelah dianalisis dengan skor ideal diperoleh hasil sebagai berikut : S= 273
P = 40,
Q=3
273 Nilai = ----------------- x 100% = 56,9% (tinggi) 40 x 4 x 3 Hasil tersebut memiliki arti bahwa evaluasi dan penilaian praktek kerja industri memiliki kontribusi yang tinggi pada indicator merancang program dan evaluasi hasil belajar dalam pelaksanaan praktek kerja industri.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut : 1. Sub variable Menyediakan tempat praktek bagi siswa memiliki skor total 842 dari 10 item yang meliputi indicator : a. Keadaan fisik b. Sarana dan prasarana c. Kelengkapan alat kerja d. Perlindungan dan keselamatan kerja e. Jam praktek kerja industri 2. Sub variable Penyedia dana untuk penyelenggaraan praktek kerja industri memiliki skor total 705 dari 10 item yang meliputi indicator : a. System masuk dunia usaha / industri b. Besarnya biaya yang digunakan praktek kerja industri c. Proses pembiayaan 3. Sub variabel Merancang program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa di pendidikan kejuruan memiliki skor total 883 dari i0 item yang meliputi indikator : a. Waktu pelaksanaan praktek kerja industri b. Pelaksanaan prakek kerja industri c. Standar masuk perusahaan d. Evaluasi dan penilaian program praktek kerja industri
DAFTAR PUSTAKA Sunarto. 2009. Sikap Dunia Usaha Terhadap Praktek Kerja Industri di SMK Bina Tunas Bhakti Juwana. Unpublished Paper. FPTK IKIP Veteran, Semarang M. Maskan, Suparlan. Sruktural Dimensi Peran Dunia Usaha/Industri, Aplikasi Pendidikan Sistem Ganda dan Karakteristik Siswa Dalam Membentuk Daya Adaptif Kerja Siswa. 12 Juni 2012, =\ Sri Redjeki. 2008. Penulisan Karya Ilmiah. Widyasari, Salatiga Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung. Buku Panduan IKIP Veteran Semarang tahun ajaran 2007 – 2008 Suryaputra N Awangga. 2007 Desain Proposal Penelitian. Pyramid Publisher, Jogjakarta Banun Sri Haksasi. 2006. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non tes. IKIP Veteran, Semarang Depdiknas, 2003, Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Bandung: Cintra Umbara. Depdiknas, 1997, Keputusan Mendikbud RI Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Akbar,2002, Kolaborasi Antara Dunia Pendidikan & Dunia Industri COOP , Relevansinya dengan Pengembangan SDM – TELKOM, www.telkom.co.id, diakses tanggal 30 juni 2012, pukul 14.05 WIB. Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta Hariyadi,2000, Tantangan Pendidikan Kejuruan Dalam Era Globalisasi, Jurnal PTK Nomor 14 Tahun VIII Mei 2000. Idi, 2007, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Sumut,2005, Pengantar Prakerin, www.sumut.go.id, diakses tanggal 28 Juni 2012, pukul 16.00 WIB Undang – undang RI no. 29 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional. Petunjuk Pelaksanaan dan Jurnal Prakerind SMK Pelayaran Tayu tahun Diklat 2010/2011. Pujiono, 2008. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa SMK Muhammadiyah 03 Weleri. Unpublished Paper. FPTK – IKIP Veteran Semarang.