Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah Nartoyo (09220221) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang di teliti adalah (1) Masih banyak siswa yang serimg tidak mengikuti pelajaran, (2) Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, (3) Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dari rata-rata. (4) Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung. Tujun penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan Bimbingan kelompok di SMP NEGERI 3 GABUS Kabupaten Grobogan. (2) Untuk memperoleh data tentang Karakter Belajar siswa kelas di SMP NEGERI 3 Gabus, Kabupaten Grobogan. (3) Untuk mengetahui data objektif tentang pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Karakter Belajar Siswa kelas di SMP Negeri 3 Gabus, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian yang di gunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas SMP Negeri 3 Gabus Kabupaten Grobobogan tahun pelajaran 2013 / 2014 sejumplah 140 siswa dan di ambil sample sejumplah 170 siswa. Tehnik sampling yang digunakan adalah dengan melihat table krejcie. Tehnik pengumpulan data dengan tes dan tehnik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dan analisa korelasi (product moment). Uji validitas dikenakan pada 15 responden dari luar sample yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakn rumus dari Spearman Brown. Hasil perhitungan uji validitas diperoleh data bahwa 15 item Bimbingan Kelompok Valid, dan 15 item dari karakter belajar 15 valid, sedangkan perhitungan reliabilitas Bimbingan Kelompok diperoleh angka 0,954>0,541, sehingga instrument variable Bimbingan Kelompok dinyatakn realibel, sedangkan untuk variable karakter belajar diperoleh angka sebesar 0,960>0,541 maka variable karakter belajar juga dinyatakan realibel pada taraf kesalahan 5%. Hasil analisis korelasi diatas bahwa r hitung sebesar o,875, sehingga dapat dikatakan bahwa r hitung lebih besar dari r table yaitu sebesar 0,195, jadi terdapat korelasi antara bimbinga kelompok dengan karakter belajar siswa, dibuktikan juga dari hasil hipotesa diperoleh F peneliti sebesar 90,293. Dan harga F table sebesar 3,99 pada taraf kesalahan 5% , 90,293>3,99. Jadi koefisien arah regresi signifikan sifatnya, sehingga F regresi yang diperoleh adalah signifikan. Hasil analisis data deskriptif adalah bahwa ada pengaruh antara bimbingan kelompok 80% dan karakter belajar 83% ,dapat dikatakan baik karena dari hasil skor total diperoleh nilai sebesar yang apabila diprosentasikan kedalam table interprestasi termasuk dalam kategori baik. Saran-saran yang dapat di berikan berdasarkan kesimpulan tersebut adalah (1) Bimbingan Kelompok sangat efektif untuk meningkatkan karakter belajar siswa. (2) Masih ada beberapa siswa yang belum mengalami penngkatan dalam karakter belajarnya yaitu 17% maka dari itu perlu bimbingan lebih lanjut oleh guru BK , terutama untuk meningkatkan karakter siswa melalui bimbingan kelompok. (3) Bagi sekolah , meningkatkan sarana prasarana, dengan melengkapi buku dalam perpustakaan di sekolah dan memfasilitas siswa agar dapat belajar maksimal. Kata Kunci : bimbingan kelompok, siswa
PENDAHULUAN Siswa merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasigenerasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Dengan adanya program pendidikan dasar, menengah, dan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
60 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Siswa yang sedang dalam proses transisi dari masa anak menuju ke arah kedewasaan sering dalam keadaan yang tidak stabil dan belum matang sepenuhnya sebagaimana harapan orang tua, pendidik dan masyarakat. Pada masa transisi tersebut banyak siwa yang mengalami kegoncangan batin yang menggelisahkan diri mereka, baik dari segi internal yaitu: ketegangan batin dan gangguan kejiwaan, serta dari eksternal yang menghendaki banyaknya tuntutan sosial, sanksi-sanksi dan tekanan sosial atau masyarakat yang mereka anggap melawan dorongan kebebasan mutlak dan ambisi yang sedang menggebu-gebu, kedua aspek ini sangat mempengaruhi dan menentukan ciri individu dalam belajar. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk memahami bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang dialami para siswa. Memahami siwa berarti memahami berbagai masalah khususnya dalam pembentukan karakte belajar siswa. Dari pengertian tersebut, guru BK mempunyai tugas khusus dalam bimbingan dan konseling Dengan kata lain, konselor sekolah memunyai peran dan tugas yang terkait dengan pendidikan karakter. Pada hakikatnya, peranan BK adalah mendampingi siswa dalam beberapa hal, antara lain dalam perkembangan belajar atau akademis, mengenal diri sendiri dan peluang masa depan mereka, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, dan menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu, serta mengatasi masalah pribadi (kesulitan belajar, masalah hubungan dengan teman, atau masalah dengan keluarga). Melalui bimbingan kelompok dapat diharapkan dapat memberikan bantuan yang sangat efektif bagi peserta didik atau siswa. Karena dalam bimbingan kelompok peserta didik dapat bersama-sama memperoleh berbagai bahan dan pengetahuan dari berbagai narasumber tertentu, terutama dari guru pembimbing yang sangat berguna dalam tugas perkembangannya. Dalam hal ini bimbingan kelompok adalah suatu tehnik yang sangat berhubungan dalam pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi oleh anak.
PEMBAHASAN 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Prayitno ( 2005 : 178 ) mengemukakan bahwa Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi bebas ofini mengeluarkan pendapat, menanggapi, member saran dan lain sebagainya, apa yang di bicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya Sedangkan menurut Tohirin (2007: 170) bimbingan merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok, aktifitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untukmembahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta . Dalam
bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama
61 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam bimbingan kelompok dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh smua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor). Selanjutnya Gazda (dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004: 309) berpendapat bahwa bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka untuk menyusun rencana dan keputsan yang tepat dan diselenggarakan dalam upaya untuk mermberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan social. Sedangkan menurut Romlah (2001: 3) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi kelompok, ditunjukan untuk mencegah timbulnya masalah dan mengambangkan potensi siswa. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok adalah suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui prosedur kolompok dengan menggunakan dinamika kelompok secara intens dan kontruktif agar individu tersebut memperoleh informasi yang bersifat personal, vokasional, dnsosial dibawah bimbingan pemimpin kelompok sehingga mampu mencegah timbulnya masalah dan menggembangkan potensi siswa. 2. Tujuan Bimbingan Kelompok Menurut Tohirin (2007:172) secara umum,
bimbingan kelompok bertujuan untuk
pengembangan kemampuan bersosialisasi , khususnya kemampuan berkomunikasi peserta (siswa). Secara lebih khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbak maupun nonverbal para siswa. Tujuan bimbingan kelompok menurut Romlah (2001: 13) adalah membantu individu menemukan dirinya, mengarahkan diri dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkunganya. Dijelaskan Bennet dalam Romlah (2001: 14-15) tujuan bimbingan kelompok adalah (a) memberi kesempatan kepada untuk mengarahkan dirinya berkaitan dengan masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan social; (b) memberikan - penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi; (c) lebih ekonomis dan efektif daripada bimbingan individual; dan (d) membantu konseling individual lebih efektif. 3. Manfaat Bimbingan Kelompok Menurut Romlah (2001: 17) manfaat bimbingan kelompok adalah menunjang kegiatan bimbingan pada umumnya dan bimbingan individual pada khususnya. Selanjutnya Traxler dalam Romlah (2001:17) menemukan bahwa bimbingan kelompok mempunyai manfaat tertentu, yaitu: (a) dapat menghemat waktu khususnya dalam memberikan - yang berguna untuk para siswa, (b) cocok digunakan untuk melaksanakan beberapa kegiatan terutama kegiatan yang sifatnya intruksional, misalnya pemberian informasi pekerjaan, (c) mempunyai nilai penyembuhan
62 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
khususnya untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama, dinamika kelompok, dan psikoterapi kelompok. Sedangkan menurut Winkel (2005: 565-566) bimbingan kelompok mempunyai manfaat bagi tenaga bimbingan maupun bagi para siswa. Manfaat bagi tenaga bimbingan adalah mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa sekaligus, menghemat waktu dan tenaga, serta memperluas ruang geraknya. Bagi para siswa manfaatnya adalah menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi, lebih rela menerima dirinya sendiri, lebih berani mengemukakan pandanganya sendiri, lebih sedia menerima pendapat orang lain, dan tergolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibicarakan secara langsung dan konselor. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
bimbingan
kelompok adalah dapat menghemat waktu dan tanaga dalam memberikan kepada para siswa karena bimbingan kelompok membantu dan menunjang pelaksanaan konseling individual sehingga siswa mampu mengatasi masalahnya. 4. Betuk-bentuk Bimbingan Kelompok a. Pelajaran bimbingan (Group Guidance Class), adalah bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada kelompok siswa yang sudah dibentuk menjadi kelompok-kelompok untuk keperluan pengajar. Dalam pelajaran bimbingan siswa tidak dituntut untuk menguasai bahan atau materi yang sedang dibahas dalam kegiatan tersebut, namun siswa hanya dituntut aktif berkenaan dengan topik yang dibahas dan akan membantu perkembangan pribadinya dalam pergaulan sosialnya b. Diskusi kelompok, diskusi kelompok merupakan pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa. Siswa tersebut mendiskusikan suatu permasalahan bersama-sama masalah yang dibahas dalam diskusi kelompok tersebut ditentukan oleh guru pembimbing c. Kelompok kerja, kelompok kerja merupakan bentuk tugas yang dikerjakan oleh siswa secara bersama-sama. Tugas itu dapat berupa tugas pekerjaan rumah secara kelompok. Pembentukan kelompok kerja dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran, sedangkan guru pembimbing bertugas mengarahkan kelompok kerja tersebut agar dapat melaksanakan segala bentuk tugas yang diberikan baik oleh guru pembimbing maupun guru mapel. d. Home room, merupakan kelompok siswa yang terdiri dari 25-30 orang berkumpul diruang tertentu. Pengelompokan siswa tersebut ditangani oleh guru pembimbing. Kegiatannya berupa pendiskusian untuk menyelesaikan suatu masalah, sosio drama atau persiapan kegiatan ekstra kurikuler, WS. Winkel (1998:68) 5. Isi bimbingan kelompok Menurut Tohirin (2007: 172-173) bimbingan kelompok membahas meteri atau topik-topik umum, baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok bahasa yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan kelommpok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topikbebas adalah suatu topik atau pokok bahasa yang dikemukakan secara bebas oleh
63 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
anggota kelompok. Secara bergiliran anggota keompok mengemukakan topik secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya. Topik-topik yang dibahas dalam bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencangkup (1) bidang-bidang pengembangan, (2) kepribadian, (3) hubungan sosial, (4) pendidikan, (5) karir, (6) kehidupan berkeluarga, (7) kehidupan beragama. Topik pembahasan bidand-bidang diatas dapat diperluas kedalam sub bidang yang relevan. Misalnya, pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar, kesulitan belajar, gagal ujian, dan sebagainya. 6. Teknik-teknik bimbingan kelompok Tehnik bimbingan kelompok adalah cara-cara bagai mana bimbingan
kelompok
dilaksanakan. Tehnik bukan merupakan tujuan, tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan Romlah (2001:86) Ada beberapa bentuk khusus tehnik bimbingan kelompok. Menurut Tohirin (2005:36) yaitu progam home room, karya wisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remidial, sedangkan menurut Romlah (2001:87-125), tehnik yang biasa digunakan dalam bimbingan kelompok adalah pemberian informasi (ekspository techniques), diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem-solving tehnik ques) permainan hubunganan (roleplaying) yang terdiri atas sosiodrama dan psikodrama, permainan simulasi, karya wisata dan penciptaan suasana kekeluargaan. 7. Asas - asas bimbingan kelompok Dalam kegiatan bimbingan kelompok ada beberapa asas sebagai pedoman dalam pelaksanaannya, yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan dan asas kenormatifan. a. Asas kerahasiaan Segala sesuatu yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh disampaikan kepada orang luar oleh anggota kelompok atau dilebih - lebihkan diketahui oleh orang lain selain anggota kelompok b. Asas kesukarelaan Anggota kelompok diharapkan suka dan rela tanpa ragu -ragu- ataupun terpaksa menyampaikan masalah yang d.ihadapinya serta mengungkapkan seganap fakta, data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah kepada pemimpin kelompok dan anggota lain dan suka rela mengikuti kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. c. Asas Keterbukaan Antara pemimpin kelompok dan anggota kelompok harus saling terbuka sehingga tidak menimbulkan kecurigaan yang akhirnya hanya akan mengganggu jalannya kegiatan kelompok.
64 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
d. Asas Kekinian Masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok adatah masalah yang sudah lampau hanya merupakan latar belakang dari masalah tersebut. e. Asas Kemandirian Merupakan asas dimana tujuan bimbingan kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mandiri baik itu dalam memecahkan masalahnya atau mengambil keputusan juga mandiri dalam perkembangannya f. Asas Kegiatan Asas ini menunjukkan pada pola konseli.ng “multi dimensional” yang tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara klien (anggota kelompok) dengan pemimpin kelompok. Dalam konseling yang berdimensi verbal asas kegiatan masih harus dilaksanakan yaitu aktif menjalani proses konseling dan aktif pula menjalankan atau melaksanakan serta menerapkan hasil-hasil kegiatan konseling. g. Asas Kedinamisan Adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, perubahan ini tidaklah sekedar mengulang yang lama tetapi adanya peningkatan kearah pembaharuan yang positif. h. Asas Kenormatifan Kegiatan bimbingan kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma - norma yang berlaku baik ditinjau dari norma agama, norma adat, hukum, ilmu maupun kehidupan sehari - hari. 8. Tahap-tahap bimbingan kelompok Menurut Prayitno (2006:40-60) ada empat tahap bimbingan kelompok yaitu: a. Tahap (I) pembentukan, pada tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Para anggotanya saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu anggota kelompok. b. Tahap (II) tahap peralihan, pada tahap ini setelah suasana anggota kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh, kegiatan kelompok hendaknya dibawa lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju ke kegiata kelompok yang sebenarnya. Pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahapan yang lebih lanjut dalam kegiatan kelompok yaitu kegiatan inti. c. Tahap (III) kegiatan kelompok, tahap ini merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya perlu mendapat perhatian dari pemimpin kelompok. Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok dan saling berhubungan antara anggota kelompok, saling tukar pengalaman, saling tanggap tukar pendapat, saling membantu, menerima, dan saling berusaha untuk memperkuat rasa kebersamaan. Dalam suasana ini kelompok membahas hal-hal yang bersifat sekarang dan kekinian.
65 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
d. Tahap (IV) tahap pengakhiran. Pada tahap ini akan mengakhiri kegiatan pada saat yang diangap tepat
KESIMPULAN Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi bebas ofini mengeluarkan pendapat, menanggapi, member saran dan lain sebagainya, apa yang di bicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, 2000, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolahan. Yogyakarta : Andioffeset. Dewa Ketut Sukardi, 2000, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta Prayitno, dan Erna Amti, 2001, Dasar-darsar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta : PT RINEKA CIPTA Prayitno, 2000, Bimbingan Dan Bimbingan kelompok, Padang : Ghalia Indonesia. Winkel & Hastuti, Sri. (2006). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi
66 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING