Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN PERUMUSAN MASALAH DALAM MATA KULIAH PENELITIAN PENDIDIKAN MAHASISWA PTM SEMESTER V IKIP VETERAN MELALUI PROBLEM BASE INSTRUCTION 1)
2)
Aunu Rofiq Djaelani , Hawik Henry Pratikto Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP Veteran Semarang Email:
[email protected] Abstrak Mata kuliah metodologi penelitian dianggap sebagai mata kuliah yang sulit dipahami, khususnya untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskannya. Dari refleksi awal menunjukan bahwa 50% siswa mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah serta menentukan judul penelitian, 30% cukup baik dan hanya 20% yang mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan perumusan masalah dalam mata kuliah penelitian pendidikan melalui problem base Instruction. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang secara siklis dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Metode Problem Base Instruction dapat meningkatkan; (1) kemampuan perumusan masalah, terbukti terdapat peningkatan secara klasikal dari 50% pada pra siklus meningkat menjadi 72,22 % pada siklus I dan 88,89% pada siklus II > indikator keberhasilan kelas 85%; (2) keaktifan mahasiswa, terbukti ada peningkatan keaktifan mahasiswa dari 50% pada pra siklus meningkat menjadi 66,67% pada siklus I, meningkat menjadi 83,33% pada siklus II > indikator keaktifan 80%;(3) Metode Problem Base Instruction dapat dilaksanakan dengan baik oleh dosen pengampu. Terbukti dari 9 (sembilan) kegiatan yang diamati semua dinilai baik (100%) = dengan Indikator 100% Saran. Perlu adanya: (1) contoh proposal selingkung sebagai acuan, mereka memerlukan ATM (Amati acuan, Tiru, Modifikasi); (2) media yang menarik secara tampilan maupun substantif yang berbasis internet untuk menunjukan dan menjelaskan terutama saat konfirmasi; (3) pengaturan waktu tertulis dalam perencanaan dan alarm dalam pelaksanaan; (4) motivasi yang intens dengan menunjukan pentingnya mata kuliah metodologi penelitian. Kata Kunci : Peningkatan, Perumusan Masalah, Problem Base Instruction.
I. PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai calon pendidik yang dibekali berbagai ilmu diantaranya adalah metodologi penelitian pendidikan teknologi kejuruan yang merupakan mata kuliah yang membekali mahasiswa untuk melakukan penelitian ilmiah, namun mata kuliah metodologi penelitian dianggap sebagai mata kuliah yang sulit dipahami, khususnya sulit untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. Dari refleksi awal menunjukan bahwa 50% siswa mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah serta menentukan judul penelitian, 30% cukup baik, hanya 20% yang mampu mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain mahasiswa belum dapat gambaran akan meneliti apa dan bagaimana menelitinya, mereka belum termotivasi untuk aktif menggali dan mendiskusikan masalah-masalah yang dapat diteliti. Melalui
kolaborasi dengan Dosen Pendidikan Teknik Mesin, diputuskan untuk
menggunakan metode ”Problem Base Intruction” atau pembelajaran berbasis masalah dalam mata kuliah Metode penelitian pendidikan teknologi kejuruan khususnya pada saat MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
126
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
membahas masalah penelitian. Dalam Mata Kuliah metode penelitian pendidikan teknologi kejuruan, mahasiswa diberi tugas untuk mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dan merumuskanya berdasarkan hasil pengamatan dilapang serta mencari usulan penelitian dan laporan penelitian untuk dipelajari, kemudian dalam kelas mahasiswa di fasilitasi untuk mendiskusikan hasil temuannya. Problem Base Instuction atau pembelajaran berbasis masalah mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar dan pendidik dapat menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari yang diharapkan dapat meningkat.
II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian dilakukan dengan tahapan; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Masnur, 2009), (Arikunto, 2007): 1. Perencanaan Perencanaan: (a) Menyusun skenario perkuliahan pada pokok bahasan masalah penelitian; (b) Menyiapkan modul metodologi penelitian pendidikan, buku pedoman penulisan skripsi IKIP Veteran Semarang; (c) Menyiapkan media pembelajaran, laptop, remote pointer, materi metodologi dalam power point; (d) Menyiapkan alat evaluasi / penilaian, lembar observasi keaktifan mahasiswa, lembar observasi kegiatan dosen. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, setelah melakukan apersepsi & motivasi, Dosen menjelaskan materi prosedur penelitian, masalah penelitian dan membagi mahasiswa dalam 4 (empat) kelompok diskusi, setiap kelompok diminta mengidentifikasi masalah yang dimungkinkan dilakukan penelitian berdasarkan hasil penggalian sebelumnya, diskusi berjalan dengan baik. Kemudian membimbing untuk mengumpulkan informasi, mengidentifikasi masalah untuk disimpulkan dan dibuat draft laporan kelompok dengan berbagi tugas dengan teman kelompoknya dalam menyajikan hasil draft laporan, sementara kelompok lain menanggapinya. Dosen melakukan konfirmasi dan pencerahan tentang hasil diskusi dan materi perumusan masalah. selanjutnya bersama mahasiswa menyimpulkan kegiatan hari itu dan mereview kegiatan, selanjutnya memberi tugas dari hasil identifikasi masalah untuk merumuskan masalah dan membuat judul penelitian untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
127
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Pada Pertemuan kedua, setelah melakukan apersepsi dan motivasi, dosen menyampaikan penjelasan singkat tentang tugas merumuskan masalah penelitian dan menentukan jenis serta judul penelitian, kemudian mahasiswa diminta merumuskan masalah penelitian berdasarkan hasil penggalian sebelumnya dengan diskusi kelompok, diskusi berjalan dengan baik. Selanjutnya membimbing mahasiswa mengumpulkan informasi tentang rumusan masalah yang sesuai, kemudian mencoba melakukan perumusan masalah yang sesuai dengan jenis dan judul penelitian Mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok, serta membimbing dalam menyusun draft laporan kelompok dengan
berbagi
tugas
dengan
teman
kelompoknya
&
menyajikan
hasil
kelompoknya, sementara kelompok lain menanggapinya, diskusi ditutup dengan pemberian pencerahan berdasarkan hasil presentasi mahasiswa dan bersama mahasiswa menyimpulkan kegiatan hari itu diakhiri dengan mereview kegiatan yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi. 3. Hasil Observasi, Penilaian dan Refleksi Siklus I a. Keaktifan Mahasiswa Keaktifan mahasiswa diamati dari penyiapan materi, keaktifan bertanya, keaktifan menjawab dan kerjasama Tabel 1. Hasil Observasi Keaktifan Mahasiswa Siklus I No Nama
Siapkan Aktif Materi
Aktif
Kerja
Bertanya Menjawab sama
Keaktifan
Prosentase Keaktifan
1
ADM
V
V
V
V
Aktif
Jumlah
2
AJL
X
X
X
X
Tdk Aktif
Mahasiswa
3
AMN
V
V
X
V
Aktif
yang aktif /
4
ARH
V
V
X
V
Aktif
Jumlah seluruh
5
ASF
V
V
V
V
Aktif
mahasiswa
6
BWY
V
V
V
V
Aktif
7
DSW
X
X
X
X
Tdk Aktif
8
FRM
X
X
X
V
Tdk Aktif
12/ 18 x 100 =
9
FRT
V
V
V
V
Aktif
66,67 % < dari
10
HAA
X
X
X
V
Tdk Aktif
Indikator
11
IRD
X
V
V
V
Aktif
Keaktifan 80%
12
KST
V
V
V
V
Aktif
13
MMD
V
V
V
V
Aktif
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
128
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
No Nama
Siapkan Aktif Materi
Aktif
Kerja
Bertanya Menjawab sama
Prosentase
Keaktifan
14
RBB
X
X
X
X
Tdk Aktif
15
SJD
V
V
V
V
Aktif
16
SHM
X
V
V
V
Aktif
17
SRJ
X
V
X
X
Tdk Aktif
18
ZRH
X
V
V
V
Aktif
50%
72,22%
55,55%
77,78
Keaktifan Belum Berhasil
66,67%
55,55%
Berdasarkan hasil observasi keaktifan mahasiswa yang diamati (sembilan) yang menyiapkan materi = 50%, ada 12 (dua belas)
ada 9
yang aktif
bertanya 66,67%, ada 13 (dua belas) yang aktif menjawab 55,55% dan ada 14 (empat belas) aktif dalam kerjasama 77,78%. Keaktifan mahasiwa = 12/ 18 x 100 = 66,67 < dari Indikator keaktifan 80%. Berarti dikatakan belum Berhasil b. Hasil observasi Kegiatan Dosen Kegiatan dosen meliputi kegiatan apersepsi; mengelola kelas; penggunaan media; memotivasi mahasiswa; Membimbing pemecahan masalah; Melakukan konfirmasi; Menyimpulkan bersama mahasiswa; mengatur waktu dan melakukan review & evaluasi. Tabel 2. Hasil Observasi Kegiatan Dosen Siklus I No
Kegiatan
Hasil Observasi Baik Cukup Kurang
Predikat
1
Melakukan apersepsi
V
Berhasil
2
Mengelola kelas
V
Berhasil
3
Penggunaan Media
4
Memotivasi dalam Diskusi
5
Membimbing pemecahan
X V
Blm Berhasil Berhasil
X
Blm Berhasil
masalah 6
Melakukan konfirmasi
V
Berhasil
7
Menyimpulkan bersama
V
Berhasil
8
Manajemen Waktu
9
Melakukan Review & Evaluasi
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
X V
Blm Berhasil Berhasil
129
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Kegiatan dosen meliputi kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal sudah baik; mengelola kelas sudah baik; penggunaan media cukup; memotivasi mahasiswa sudah baik; Membimbing pemecahan masalah cukup; Melakukan konfirmasi sudah baik; Menyimpulkan bersama bersama mahasiswa sudah baik; mengatur waktu cukup dan melakukan review dan evaluasi sudah baik. Dari 9 (sembilan) kegiatan yang diamati 6 (enam) kegiatan dinilai baik (66,67%) < dari Indikator 100% Baik. c. Hasil Penilaian Mahasiswa Tabel 3. Hasil Penilaian Mahasiswa Siklus I
No.
Nama
Nilai
Indikator
Angka Individu
Predikat
Indikator Kelas
Prosentase Keberhasilan Kelas
1
ADM
70
65
Berhasil
Jumlah
2
AJL
60
65
Blm Berhasil
Mahasiswa
3
AMN
70
65
Berhasil
yang
4
ARH
70
65
Berhasil
berhasil /
5
ASF
75
65
Berhasil
Jumlah
6
BWY
80
65
Berhasil
seluruh
7
DSW
60
65
Blm Berhasil
mahasiswa
8
FRM
65
65
Berhasil
9
FRT
80
65
Berhasil
10
HAA
60
65
Blm Berhasil
11
IRD
70
65
Berhasil
100 = 72,22
12
KST
75
65
Berhasil
% < dari
13
MMD
75
65
Berhasil
14
RBB
50
65
Blm Berhasil
15
SJD
75
65
Berhasil
16
SHM
65
65
Berhasil
17
SRJ
50
65
Blm Berhasil
18
ZRH
65
65
Berhasil
85
13 / 18 x
Indikator Keberhasila nKelas sebesar 85 %
Belum Berhasil 1215
Rerata = 1215 / 18 = 67,50
Penilaian mahasiswa secara individual terdapat 13 mahasiswa yang berhasil dan 5 mahasiswa yang belum berhasil dari 18 mahasiswa. Sedangkan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
130
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
keberhasilan kelas baru mencapai 72,22 yang didapat dari Jumlah Mahasiswa yang berhasil / Jumlah seluruh mahasiswa = 13 / 18 = 72,22 < dari indikator keberhasilan kelas 85% . Jadi Belum Berhasil. 4. Rekomendasi Perbaikan untuk Siklus II Berdasarkan refleksi siklus I, dikemukakan rekomendasi sebagai berikut: a. Memotivasi mahasiswa untuk menyiapkan materi, mengaktifkan mahasiswa dalam diskusi (tanya jawab) dan bekerjasama b. Mengoptimalkan penggunaan media power point, khususnya contoh-contoh masalah, judul & rumusan masalah, dan lebih inten dalam membimbing pemecahan masalah serta manajemen waktu perlu diperhatikan c. Memotivasi mahasiswa untuk lebih banyak membaca dan belajar, terutama pada 5 (lima mahasiswa) yang belum berhasil.
B. Hasil Penelitian Siklus II Penelitian siklus II dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi refleksi siklus I: 1. Perencanaan Perencanaan: (a) menyusun skenario perkuliahan pada pokok bahasan masalah penelitian; (b) menyiapkan modul metodologi penelitian pendidikan, buku pedoman penulisan skripsi, contoh proposal penelitian kuantitatif, kualitatif, eksperimen dan penelitian tindakan kelas dalam bentuk hard / soft copy; (d) menyiapkan media pembelajaran, laptop, remote pointer, materi metodologi dalam power point; (e) menyiapkan alat evaluasi / penilaian, lembar observasi keaktifan mahasiswa, lembar observasi kegiatan dosen. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, setelah melakukan apersepsi & motivasi, Dosen menjelaskan singkat tentang prosedur penelitian, masalah penelitian dan membagi mahasiswa dalam 4 (empat) kelompok diskusi, di mana setiap kelompok diminta mengidentifikasi masalah yang dimungkinkan dilakukan penelitian berdasarkan hasil penggalian sebelumnya, diskusi berjalan dengan baik. Kemudian membimbing secara intens untuk mengumpulkan informasi, mengidentifikasi masalah yang dimungkinkan untuk penelitian pendidikan teknik mesin untuk disimpulkan dan dibuat draft laporan kelompok dengan berbagi tugas dengan teman kelompoknya dalam menyajikan hasil draft laporan, sementara kelompok lain menanggapinya.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
131
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
Dosen melakukan konfirmasi dan pencerahan tentang hasil diskusi serta materi perumusan masalah. selanjutnya mahasiswa menyimpulkan bersama kegiatan hari itu dan mereview kegiatan, selanjutnya memberi tugas dari hasil identifikasi masalah untuk merumuskan masalah dan membuat judul penelitian untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya. Pada Pertemuan kedua, setelah melakukan apersepsi dan motivasi, dosen menyampaikan penjelasan singkat tentang tugas merumuskan masalah penelitian dan menentukan jenis serta judul penelitian, kemudian mahasiswa diminta merumuskan masalah penelitian berdasarkan hasil penggalian sebelumnya dengan diskusi kelompok, diskusi berjalan dengan baik. Selanjutnya membimbing mahasiswa mengumpulkan informasi tentang rumusan masalah yang sesuai, kemudian mencoba melakukan perumusan masalah yang sesuai dengan jenis dan judul penelitian. Selanjutnya mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Dosen
membimbing secara inten mahasiswa dalam menyusun draft laporan kelompok dengan
berbagi
tugas
dengan
teman
kelompoknya
&
menyajikan
hasil
kelompoknya, sementara kelompok lain menanggapinya, diskusi ditutup dengan pemberian pencerahan berdasarkan hasil presentasi mahasiswa dan bersama mahasiswa menyimpulkan kegiatan hari itu diakhiri dengan mereview kegiatan yang telah dilakukan dan melakukan evaluasi. 3. Hasil Observasi, Penilaian dan Refleksi Siklus II a. Keaktifan Mahasiswa Keaktifan mahasiswa diamati dari penyiapan materi, keaktifan bertanya, keaktifan menjawab dan kerjasama Tabel 4. Keaktifan Mahasiswa Siklus II No Nama
Siapkan Aktif Materi
Aktif
Kerja
Bertanya Menjawab sama
Keaktifan
Prosentase Keaktifan
1
ADM
V
V
V
V
Aktif
Jumlah
2
AJL
X
V
X
X
Tdk Aktif
Mahasiswa yang
3
AMN
V
V
V
V
Aktif
aktif / Jumlah
4
ARH
V
V
V
V
Aktif
seluruh
5
ASF
V
V
V
V
Aktif
mahasiswa
6
BWY
V
V
V
V
Aktif
7
DSW
X
X
X
V
Tdk Aktif
8
FRM
V
V
V
V
Aktif
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
15/ 18 = 83,33%
132
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
No Nama
Siapkan Aktif Materi
Aktif
Kerja
Bertanya Menjawab sama
Prosentase
Keaktifan
Keaktifan
9
FRT
V
V
V
V
Aktif
> dari Indikator
10
HAA
X
V
V
V
Aktif
keaktifan 80%
11
IRD
V
V
V
V
Aktif
12
KST
V
V
V
V
Aktif
13
MMD
V
V
V
V
Aktif
14
RBB
V
X
X
X
Tdk Aktif
15
SJD
V
V
V
V
Aktif
16
SHM
X
V
V
V
Aktif
17
SRJ
X
X
X
X
Tdk Aktif
18
ZRH
V
V
V
V
Aktif
72,22%
83,33%
77,78%
83,33
Berhasil
83,33%
Berdasarkan hasil observasi keaktifan mahasiswa yang diamati ada 13 (tiga belas) yang menyiapkan materi = 72,22%, ada 15 (lima belas) yang aktif bertanya 83,33%, ada 14 (empat belas) yang aktif menjawab 77,78% dan aktif dalam kerjasama 83,33%. Keaktifan mahasiwa = 15/ 18 x 100 = 83,33% < dari Indikator keaktifan 80%. Jadi dapat dikatakan Berhasil
b. Kegiatan Dosen Kegiatan dosen yang diamati meliputi kegiatan melakukan apersepsi; mengelola kelas; penggunaan media; memotivasi mahasiswa; Membimbing pemecahan
masalah;
Melakukan
konfirmasi;
Menyimpulkan
bersama
mahasiswa; mengatur waktu dan melakukan review & evaluasi. Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Dosen Siklus II No.
Kegiatan
Penilaian Baik Cukup Kurang
Predikat
1
Melakukan apersepsi
V
Berhasil
2
Mengelola kelas
V
Berhasil
3
Penggunaan Media
V
Berhasil
4
Memotivasi dalam Diskusi
V
Berhasil
5
Membimbing pemecahan
V
Berhasil
V
Berhasil
masalah 6
Melakukan konfirmasi
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
133
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
No.
Penilaian
Kegiatan
Predikat
Baik Cukup Kurang
7
Menyimpulkan bersama
V
Berhasil
8
Manajemen Waktu
V
Berhasil
9
Melakukan Review & Evaluasi
V
Berhasil
Semua kegiatan dosen yang diamati sudah dinilai baik dari mulai kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal; mengelola kelas; penggunaan media; memotivasi
mahasiswa;
Membimbing
pemecahan
masalah;
Melakukan
konfirmasi sudah baik; Menyimpulkan bersama bersama mahasiswa; mangatur waktu cukup dan melakukan review & evaluasi. Dari 9 (sembilan) kegiatan yang diamati 9 (sembilan) kegiatan dinilai baik (100%) = dengan Indikator 100% Baik. c. Hasil Penilaian Mahasiswa Penilaian mahasiswa secara individual, ada 16 (enam belas) mahasiswa yang berhasil dan 2 (dua) mahasiswa yang belum berhasil dari 18 mahasiswa. Sedangkan keberhasilan kelas sudah mencapai 88,89% yang didapat dari Jumlah Mahasiswa yang berhasil / Jumlah seluruh mahasiswa = 16 / 18 = 88,89% < dari indikator keberhasilan kelas 85%. Jadi dapat dikatakan Berhasil
Tabel 6. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Siklus II
No
Nama
Nilai
Indikator
Angka
Individu
Predikat
1
ADM
75
65
Berhasil
2
AJL
65
65
Berhasil
3
AMN
75
65
Berhasil
4
ARH
70
65
Berhasil
5
ASF
75
65
Berhasil
6
BWY
85
65
Berhasil
7
DSW
65
65
Berhasil
8
FRM
80
65
Berhasil
9
FRT
85
65
Berhasil
10
HAA
75
65
Berhasil
11
IRD
75
65
Berhasil
12
KST
85
65
Berhasil
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
Indikator Kelas
Prosentase Keberhasilan Kelas Jumlah Mahasiswa yang berhasil / Jumlah seluruh mahasiswa
85
16 / 18 = 88,89 > dari 85
Berhasil
134
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
No
Nama
Nilai
Indikator
Angka
Individu
Predikat
13
MMD
80
65
Berhasil
14
RBB
60
65
Blm Berhasil
15
SJD
80
65
Berhasil
16
SHM
75
65
Berhasil
17
SRJ
60
65
Blm Berhasil
18
ZRH
70
65
Berhasil
1335
Indikator Kelas
Prosentase Keberhasilan Kelas
Rerata =1335 / 18 = 74,17
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Metode Problem Base Instruction dapat meningkatkan kemampuan perumusan masalah dalam mata kuliah penelitian pendidikan mahasiswa PTM semester V IKIP Veteran semarang. Terbukti terdapat peningkatan hasil belajar mahasiswa secara klasikal dari 50% pada pra siklus meningkat menjadi pada siklus I dan 88,89% pada siklus II > indikator keberhasilan kelas 85%.
C. Pembahasan 1. Aktifitas Belajar Mahasiswa Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
terdapat
peningkatan
aktifitas
mahasiswa; ada 9 (sembilan) yang menyiapkan materi = 50% pada siklus I meningkat menjadi 13 (tiga belas) atau 72,22% pada siklus II; 12 (dua belas) yang aktif bertanya 66,67% pada sikus I meningkat menjadi 15 (lima belas) 83,33%, ada 13 (dua belas) yang aktif menjawab 55,55% meningkat menjadi 14 (empat belas) yang aktif menjawab 77,78% dan ada 14 (empat belas) aktif dalam kerjasama 77,78%, meningkat menjadi 15 (lima belas) 83,33%. Keaktifan mahasiwa = 15/ 18 x 100 = 83,33%
< dari Indikator keaktifan 80%.
Jadi pembelajaran berbasis
masalah berhasil meningkatkan aktifitas mahasiswa seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya. (2010), yang mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar dan pendidik dapat menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
135
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
2. Kegiatan Dosen Semua kegiatan dosen sudah dinilai baik dari mulai kegiatan dalam
kegiatan
mahasiswa;
awal;
mengelola
Membimbing
kelas;
pemecahan
penggunaan masalah;
apersepsi
media;
memotivasi
Melakukan
konfirmasi;
Menyimpulkan bersama; mengatur waktu dan melakukan review & evaluasi. Semua kegiatan dinilai baik (100%) = Indikator 100% Baik. Artinya sudah ada peningkatan dalam penggunaan media, Membimbing pemecahan masalah, dan mengatur waktu yang hanya cukup pada siklus I menjadi baik semua pada siklus II. Jadi dosen sudah megelola pembelajaran dengan baik seperti pendapat Moch, Slamet. (2007), yang mengatakan bahwa pendidik harus dapat mengelola kelas dengan baik dari sejak awal sampai akhir pembelajaran 3. Kemampuan Mahasiswa Kemampuan perumusan masalah dalam mata kuliah penelitian pendidikan mahasiswa PTM semester V IKIP Veteran meningkat dan melebihi indikator keberhasilan. Jika dilihat dari prosentase keberhasilan didapat prosentase 50% pada pra siklus, meningkat menjadi 72,22% pada siklus I dan meningkat menjadi 88,89% pada siklus II > Indikator keberhasilan klasikal 85%. Jika dilihat dari nilai rata-rata kelas ada peningkatan dari 62,17 pada pra siklus meningkat menjadi 67,50 pada siklus I dan menjadi 74,17 pada siklus II. Jadi pembelajaran berbasis masalah berhasil meningkatkan kemampuan mahasiswa seperti yang dikemukakan oleh Sumargono (2010), mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
III. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Metode Problem Base Instruction dapat meningkatkan kemampuan perumusan masalah dalam mata kuliah penelitian pendidikan mahasiswa PTM semester V IKIP Veteran semarang. Terbukti ada peningkatan kemampuan siklus, menjadi 72,22 %
dari 50% pada pra
pada siklus I, dan 88,89% pada siklus II > indikator
keberhasilan 85%. 2. Metode Problem Base Instruction dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa. Terbukti ada peningkatan dalam menyiapkan materi dari mayerumemberi kesempatan mahasiswa menemukan masalah yang untuk diteliti, mereka mencari dan menyiapkan materi apat meningkatkan keaktifan mahasiswa dari 50% pada pra MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
136
Vol : XXI, No : 2, OKTOBER 2014
siklus meningkat menjadi 66,67% pada siklus I, meningkat menjadi 83,33% pada siklus II > indikator keaktifan 80%. 3. Metode Problem Base Instruction dapat dilaksanakan dengan baik oleh dosen. Terbukti semua kegiatan yang diamati dinilai baik (100%) = dengan Indikator 100% Baik. Dari kegiatan apersepsi; mengelola kelas; penggunaan media; memotivasi; membimbing pemecahan masalah; melakukan konfirmasi; menyimpulkan bersama; mengatur waktu, melakukan review & evaluasi. B. Saran 1. Perlu adanya contoh proposal selingkung sebagai acuan, mereka memerlukan ATM (Amati acuan, Tiru, Modifikasi). 2. Perlu media yang menarik secara tampilan maupun substantif yang berbasis internet untuk menjelaskan terutama saat konfirmasi. 3. Perlu pengaturan waktu tertulis dalam perencanaan dan alarm dalam pelaksanaan, mengingat diskusi sering melebar dan berkepanjangan 4. Perlu memotivasi mahasiswa dengan menunjukan pentingnya mata kuliah metodologi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Diknas. (2007). Pengembangan Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Diknas Sumargono. (2010). Pembelajaran berbasis masalah. Jakarta: PT. Maya Offset. Masnur Muslih. (2009). Melaksanakani PTK itu Mudah (classroom Action Research Pedoman praktis bagi Guru Profesional). Jakarta; Bumi Aksara. Moch, Slamet. (2007). Materi pembekalan Pengajaran Mikro / PPL 1. Yogyakarta; UPPL UNY. Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
137