ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PADA INDUSTRI MI INSTAN DI INDONESIA Disusun Oleh : Eka Siti Khasanah Fitri Handayani Nur Hakim Romuelah Seena Tiara Natasha P. E. L Dosen Pengampu: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga 11 November 2013
Struktur-Perilaku-Kinerja Struktur pasar merupakan kunci penting dari pola konsep SCP. Paradigma SCP menyatakan bahwa struktur pasar yang dihadapi oleh sebuah perusahaan akan berdampak pada perilaku perusahaan. Dan perilaku perusahaan berdampak pada kinerja perusahaan. Ketidakharmonisan hubungan antar elemen didalam struktur pasar akan menyebabkan mekanisme pasar menjadi tidak sempurna.
Struktur Struktur pasar adalah susunan organisasi pasar. Struktur ini digunakan untuk menentukan perilaku perusahaan dan interaksi antara perilaku dan struktur pasar menentukan kinerja. Secara teoritis struktur pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu persaingan sempurna dan persaingan tidak sempurna (monopoli, oligopoli dan monopolistik). Tiga elemen pokok dalam struktur pasar : 1. Pangsa pasar 2. Konsentrasi 3. Hambatan untuk masuk
Perilaku Perilaku pasar merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan di dalam pasar untuk mencapai tujuan tertentu atau merupakan suatu proses persaingan diantara perusahaan. Unsur-unsur dalam perilaku pasar, diantaranya : 1. Kolusi 2. Kebijakan harga 3. Merger
Kinerja Menurut Hasibuan, kinerja pasar adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Kinerja pasar juga merupakan hasil dari tindakan pesaing yang menjalankan dengan berbagai strategi untuk bersaing dalam menguasai keadaan pasar. Unsur-unsur dalam kinerja pasar, diantaranya : 1. Keuntungan 2. Perkembangan teknologi 3. Produktif efisiensi
Mi Instan Menurut Corinthian Infopharma Corpora, mi instan secara umum adalah sejenis makanan berbentuk pasta yang bahan bakunya berasal dari tepung terigu yang diolah dengan merebus dalam air panas yang kemudian diberi bumbu sesuai dengan selera yang ada dalam kemasannya untuk siap disantap. Perkembangan perusahaan mi instan di Indonesia dari tahun ke tahun sangat pesat. Ini dibuktikan banyaknya perusahaan produsen penghasil mi instan.
Berikut adalah daftar perusahaan produsen mi instan di Indonesia : PERUSAHAAN PT Indofood Sukses Makmur
MEREK Indomie, Supermi, Sakura, Super Cup, 3 Ayam,
Pop Bihun, Pazto, Chatz Mie, My Noodlelez PT Myojoprima Lestari
Myojo
PT Jakaranatama
Michiyo, Gaga Mi 100, Gaga Mi Soto
PT Wingsfood
Mie Sedaap
PT Nissin Mas
Nissin Mas, Doraemon, Cup Newdless
PT ABC President
ABC, President, Top Rame
PT Artha Millenia
Happy Mie
PT Nestle Indonesia
Maggi
PT Delly Food SC
Miduo, Mi Gelas
PT Sentra Food IC.
Salam Mie
PT Asia Inti Selera
Mikita
Menurut data World Instan Noodles Association (WINA) tahun 2012, Indonesia berada di urutan kedua sebagai pengonsumsi mi instan terbanyak di dunia yaitu mengonsumsi 14,100 milyar bungkus mi instan. Sedangkan China berada di urutan pertama yaitu mengonsumsi 44,030 milyar bungkus mi instan. Berikut adalah konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2008-2012 : TAHUN
KONSUMSI (milyar bungkus)
2008
13,700
2009
13,930
2010
14,400
2011
14,530
2012
14,100
Struktur Pasar pada Industri Mi Instan • Pangsa Pasar Struktur pasar mi instan dapat dilihat dari berbagai hal antara lain perkembangan penjualan mi instan di Indonesia. Masyarakat Indonesia tentunya telah mengenal Indofood Group sebagai rajanya industri mi instan. Indofood Group memerger beberapa perusahaan mi instan diantaranya PT Sanmaru, PT Pangan Jaya Abadi, PT Lambang Insan Makmur, dan PT Sarimi Asli Jaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan laporan tahunan Indofood CBD, Indofood menguasai pangsa pasar sebesar 68,8 persen. Dan apabila empat perusahaan terbesar menguasai 60-100 persen maka struktur pasarnya tergolong oligopoli ketat. Maka, dapat disimpulkan bahwa struktur pasar industri mi instan di Indonesia adalah oligopoli ketat karena Indofood memiliki pangsa pasar lebih dari 68,8 persen.
• Konsentrasi Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik industri mi instan di Indonesia memiliki tingkat konsentrasi rasio rata-rata sebesar 51 persen. Dengan konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar tertinggi terdapat di tahun 1993 yaitu sebesar 96,13 persen. Dilihat dari tingginya tingkat konsentrasi dan struktur pasar industri mi instan yang tergolong oligopoli ketat. Maka tingkat persaingan diantara perusahaan satu dengan yang lainnya sangat tinggi.
• Hambatan untuk masuk PT Indofood menguasai sektor mi instan dan mempunyai kemampuan keuangan yang kuat serta mempunyai integrasi vertikal yang akan mempersulit masuknya pesaing potensial, walaupun secara teoritis pasar mi instan sudah terbuka bagi setiap pelaku usaha. Namun, bagi perusahaan baru baik dalam negeri maupun luar negeri bisa secara perlahan-lahan mengambil alih pasar mi instan Indofood, jika harganya lebih murah dan rasanya sesuai dengan selera masyarakat Indonesia serta melakukan iklan besar-besaran untuk menarik perhatian dari masyarakat Indonesia.
Perilaku Pasar pada Industri Mi Instan • Strategi Harga dan Produk Strategi penetapan harga tergantung dari beberapa faktor produksi, terutama bahan baku. Strategi harga bagi industri mi instan dapat dilakukan dengan membuat harga yang bersaing dan terjangkau mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Sedangkan strategi produk dapat dilakukan dengan membuat produk-produk yang mempunyai spesifikasi untuk konsumen dari kalangan bawah sampai kalangan atas serta membuat produk yang bersifat kontemporer.
• Strategi Promosi Strategi promosi dilakukan melalui periklanan. Iklan dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menarik daya beli konsumen terhadap suatu produk. Strategi periklanan ini dapat di expose melalui majalah, papan iklan, televisi maupun media media lain yang dianggap mampu untuk membawa suatu produk dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam menjalankan strategi promosi, industri mi instan banyak memanfaatkan tokoh-tokoh yang sudah familiar dengan masyarakat seperti tokoh masyarakat dan para entertainer. Strategi promosi yang dilakukan oleh suatu industri juga bertujuan untuk mendapatkan brand image dari masyarakat. Dengan begitu konsumen akan lebih tertarik untuk mengkonsumi mi instan dari perusahaan tersebut.
• Pemilihan teknologi Di antara teknologi yang digunakan dalam industri mi instan adalah mesin pemipih dan pemotong adonan mi. Produksi mi dengan mesin pemipih dan pemotong adonan mi akan lebih meningkat dibandingkan dengan produksi manual dengan tenaga manusia. Dengan mesin pemipih dan pemotong adonan mi, hasil produksi mi akan lebih pulen karena adonan ditekan dengan poros pemipih beberapa kali sehingga adonan yang semula begitu tebal menjadi lebih tipis dan padat. Hal tersebut sangat berpengaruh dengan hasil mi yang akan dimasak kemudian.
Kinerja Pasar pada Industri Mi Instan Analisa kinerja industri ini dilakukan dengan menggunakan analisa PCM (Price Cost Margin), efisiensi X, dan utilisasi kapasitas produksi. PCM dinyatakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga diatas biaya produksi atau presentase keuntungan dari kelebihan dari penerimaan biaya langsung. Berikut ini adalah cara perhitungan analisa kinerja adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini: • PCM = P – AVC = Nilai tambah – Upah total • Nilai Efisiensi X = Nilai tambah industri – Nilai input industri • Utilitas = Utilitas kapasitas – Kapasitas produksi
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun ke tahun nilai efisiensi tertinggi berada pada tahun 1992 sebesar 80,06 persen. Berdasarkan hasil yang didapat ditunjukkan bahwa industri mi instan di Indonesia mempunyai nilai efisiensi-X (efisiensi internal) yang cukup tinggi. Ketika efisiensi internal tinggi maka dapat digambarkan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, baik dari sisi tenaga kerjanya maupun dari sisi perusahaan itu sendiri.
Kebijakan-kebijakan Pemerintah Tujuan utama dilakukannya kebijakan oleh pemerintah adalah untuk membantu kelemahan-kelemahan yang dialami mekanisme pasar. Kebijakan pemerintah tersebut diantaranya adalah adalah: 1. Kebijakan dalam investasi 2. Kebijakan dalam bidang ekspor 3. Kebijakan dalam bidang impor 4. Kebijakan dalam bidang pengawasan bahan baku dan produksi
Terima Kasih