ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR SPORT PADA PT.KAWASAKI MOTOR INDONESIA DI PASAR DOMESTIK INDONESIA
Oleh VEBBY DYAH AYU MEIRINA H24103047
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
ABSTRAK VEBBY DYAH AYU MEIRINA. H24103047. Analisis Strategi Pemasaran Sepeda Motor Sport pada PT. Kawasaki Motor Indonesia di Pasar Domestik Indonesia. Di bawah bimbingan W. H. LIMBONG. Sepeda motor sport merupakan kendaraan roda dua yang menjadi alat transportasi masyarakat Indonesia. Penurunan pangsa pasar sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia hampir terjadi tiap tahun. Sehingga, persaingan antar perusahaan dalam industri untuk segmen sepeda motor sport semakin ketat. PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) merupakan perusahaan yang menghasilkan sepeda motor sport merek Kawasaki. Saat ini, Kawasaki menempati urutan keempat setelah Honda, Yamaha dan Suzuki dalam perolehan pangsa pasar segmen sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Oleh karena itu, PT. KMI membutuhkan strategi pemasaran terbaik dalam upaya meningkatkan pangsa pasarnya pada segmen tersebut. Tujuan penelitian yaitu : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan pemasaran PT. KMI, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman pemasaran PT. KMI serta (3) Merumuskan strategi pemasaran yang sesuai bagi PT. KMI. Penelitian dilaksanakan di PT. Kawasaki Motor Indonesia yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14250. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan pengisian kuesioner oleh responden. Pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel. Analisis data diawali dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan tahap Formulasi Strategi. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal dapat teridentifikasi tujuh faktor internal yang menjadi kekuatan PT. KMI, lima faktor internal yang menjadi kelemahan, empat faktor eksternal peluang bagi PT. KMI, dan lima faktor eksternal yang menjadi ancaman. Hasil analisis matriks IE yaitu pada sel I dengan Strategi Growth and Build. Hasil analisis matriks SWOT yaitu Strategi S-O : Market Development Strategy, Strategi S-T : Product Development Strategy, Strategi W-O : Brand Image Strategy dan Strategi W-T : Market Penetration Strategy. Strategi yang terpilih hasil penentuan prioritas menggunakan QSPM yaitu Product Development Strategy, yakni menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih dengan nilai TAS sebesar 5,850.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR SPORT PADA PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA DI PASAR DOMESTIK INDONESIA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh VEBBY DYAH AYU MEIRINA H24103047
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR SPORT PADA PT.KAWASAKI MOTOR INDONESIA DI PASAR DOMESTIK INDONESIA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh VEBBY DYAH AYU MEIRINA H24103047 Menyetujui, Agustus 2007
Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 7 Agustus 2007
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 10 Desember 1984. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Cecep Suhendra Mulyana dan Enen Komaryati Yohana Dina, SPd. Penulis mengawali pendidikan di bangku Taman Kanak-kanak pada TK Tunas Karya tahun 1989 dan lulus tahun 1991. Kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di SDN Ubrug IV tahun 1991 dan lulus tahun 1997. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikannya di SLTPN I Warungkiara dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMUN I Cibadak dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima pada program SI Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Semasa kuliah penulis aktif di dalam organisasi kemahasiswaan , seperti Centre of Management (Com@) periode 2004-2005 sebagai staf Direktorat Humas dan Pemasaran. Pada tahun 2003 penulis pernah menjadi anggota Agria Swara IPB. Selain itu, penulis pernah menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik IPB ”MAX” pada tahun 2005. Penulis juga aktif dalam beberapa seminar dan pelatihan yang diadakan oleh jurusan/ fakultas/ kampus, baik menjadi panitia, anggota maupun pengisi acara.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Sepeda Motor Sport Pada PT. Kawasaki Motor Indonesia Di Pasar Domestik Indonesia dapat penulis selesaikan. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS selaku dosen pembimbing atas motivasi, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada penulis. 2. Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Bapak Muchamad Najib, S.TP, MM selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang diberikan kepada penulis. 3. Kedua orang tuaku tercinta yang terus memberikan doa, perhatian, kasih sayang, nasehat, motivasi dan kesabaran dalam menghadapi penulis. 4. Trisno Wibowo, ST atas cinta, pengorbanan dan pengertian yang begitu berarti. 5. Bapak Panito Suttanto Senior Manajer PT. KMI, Bapak Budi Wibawa Asisten Manajer PT. KMI, Ibu Prilia, Bapak Irwan, Bapak Edwel, Bapak Liongoey Iskandar dan Mas Ricky Adrinaldi para Supervisor PT. KMI yang telah membantu penulis atas kesediaan waktunya untuk brainstorming dan masukan yang diberikan. 6. Bapak Alex Manajer HRD, Bapak Herdi, Bapak Bambang Supriyadi (AISI), Bapak Asep, Bapak Bruce, Ibu Winda, Ibu Dewi, Bapak Marzuki dan para staf PT. KMI yang tidak dapat disebutkan satu-satu atas bantuan, dukungan dan bimbingan selama melakukan penelitian. 7. Meza, Trisna dan Nadya untuk persahabatan yang indah. 8. Teman-teman satu bimbingan dan seperjuangan Uci, Mya, Nela, Efriyeni dan Cici. 9. Ade Betti yang selalu mengingatkan makna hidup, Vika untuk motivasinya, mas Hadi, mba Dina dan mas Yadi untuk bantuannya, Widodo Kurniawan atas bukunya, mas Arung atas datanya, Amel dan Dian Suminar untuk brainstorming, dan teman-teman di Wisma Melati yang selalu mendukung setiap langkahku.
10. Oma Venny, Mami Wida dan Welly (wewe) yang selalu mengingatkanku akan kehidupan asrama. 11. U Club 9 (Hana, Diyan, Kania, Wiwin, Lingga, Nuri, N’kong dan Arni), para sahabat lama yang selalu kurindukan. 12. Teman-teman Manajemen ’40 atas segala kebaikan, dukungan dan kebersamaannya dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena itu kritik dan saran yang membangun diperlukan agar bisa lebih baik lagi. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Bogor, Agustus 2007
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ............................................................. ............... KATA PENGANTAR ......................................................... ............... DAFTAR TABEL ............................................................... ............... DAFTAR GAMBAR ........................................................... ............... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... ...............
ii iii vii viii ix
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................... ............... 1.2. Perumusan Masalah .................................................. ............... 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................... ............... 1.4. Manfaat Penelitian .................................................... ............... 1.5. Batasan Penelitian ..................................................... ...............
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ....................................................... ............... 2.1.1. Pemasaran ........................................................ ............... 2.1.2. Strategi ............................................................. ............... 2.1.3. Strategi Pemasaran ........................................... ............... 2.1.4. Lingkungan Pemasaran .................................... ............... 2.1.5. Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan ..... ............... 2.2. Studi Penelitian Terdahulu ....................................... ............... 2.3. Kerangka Pemikiran ................................................. ...............
5 5 5 6 6 13 21 22
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu..................................................... ............... 3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................. ............... 3.3. Metode Penarikan Sampel ....................................... ............... 3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................... ............... 3.5. Pengolahan dan Analisis Data.................................. ............... 3.5.1. Pengolahan Data .............................................. ............... 3.5.2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal .... ............... 3.5.3. Formulasi Strategi ............................................................
25 25 25 25 25 25 26 26
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Industri Sepeda Motor di Indonesia ........... 4.2. Gambaran Umum PT. Kawasaki Motor Indonesia .............. ... 4.2.1. Sejarah Perusahaan ......................................... ............... 4.2.2. Lokasi perusahaan ........................................... ............... 4.2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan .................. ............... 4.2.4. Struktur Organisasi ......................................... ............... 4.2.5. Tenaga Kerja ................................................... ............... 4.2.6. Serikat Pekerja ................................................ ............... 4.2.7. Proses Produksi ............................................... ............... 4.2.8. Produk yang dihasilkan ................................... ............... 4.2.9. Fasilitas Perusahaan ........................................ ...............
28 29 29 32 32 33 37 38 39 41 43
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Lingkungan Internal PT. Kawasaki Motor Indonesia .................................................................. ............... 5.1.1. Segmentasi Pasar, Targeting dan Positioning Sepeda Motor Sport PT. Kawasaki Motor Indonesia .. ............... 5.1.2. Bauran Pemasaran Sepeda Motor Sport PT. Kawasaki Motor Indonesia .............................................. ............... 5.2. Analisis Lingkungan Eksternal PT. Kawasaki Motor Indonesia .................................................................. ............... 5.2.1. Lingkungan Jauh ............................................. ............... 5.2.2. Lingkungan Industri ........................................ ............... 5.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman PT. Kawasaki Motor Indonesia ................................ ............... 5.3.1. Kekuatan ......................................................... ............... 5.3.2. Kelemahan ...................................................... ............... 5.3.3. Peluang ............................................................ ............... 5.3.4. Ancaman ......................................................... ............... 5.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ................. ............... 5.4.1. Tahap Masukan ............................................... ............... 5.4.2. Tahap Pencocokan .......................................... ............... 5.4.3. Tahap Keputusan ............................................. ...............
45 45 49 57 57 62 67 67 69 71 73 74 75 77 83
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ............................................................... ............... 2. Saran.......................................................................... ...............
85 85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... ...............
87
LAMPIRAN ......................................................................... ...............
89
DAFTAR TABEL No. 1. Tipe-Tipe Sepeda Motor Sport di Indonesia ................................... 2. Pangsa Pasar Menurut Jenis Sepeda Motor ....................................
Halaman 1 2
3. Pangsa Pasar Sepeda Motor Sport Berdasarkan Unit Produksi dan Distribusi Tahun 2006 .............................................................. 4. Variabel Komponen Bauran Pemasaran ......................................... 5. Matriks IFE ..................................................................................... 6. Matriks EFE .................................................................................... 7. Matriks SWOT ................................................................................ 8. Matriks QSP .................................................................................... 9. Pertumbuhan Industri Sepeda Motor di Pasar Domestik Indonesia ......................................................................................... 10. Tingkat Kepadatan Kepemilikan Sepeda Motor ............................. 11. Karyawan PT. KMI ......................................................................... 12. Fasilitas PT. KMI ............................................................................ 13. Segmen Pasar Sepeda Motor Sport PT. KMI Berdasarkan Variabel Demografik ....................................................................... 14. Daftar Harga Sepeda Motor Sport PT.KMI .................................... 15. Daftar Tabloid dan Majalah untuk Promosi Sepeda Motor Sport Kawasaki Ninja pada Bulan Oktober 2006 ..................................... 16. Daftar Tabloid dan Majalah untuk Promosi Sepeda Motor Sport Kawasaki Ninja pada Bulan April sampai Juli 2007 ...................... 17. Tingkat Inflasi di Indonesia ............................................................ 18. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar .............................................. 19. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yen .................................................. 20. Harga Motor Sport pada Dealer Resmi di Indonesia Tahun 2006 ................................................................................................. 21. Pangsa Pasar Berdasarkan Merek Tahun 2006 ............................... 22. Matriks IFE Sepeda Motor Sport PT. KMI..................................... 23. Matriks EFE Sepeda Motor Sport PT. KMI ................................... 24. Analisis Matriks SWOT Sepeda Motor Sport PT. KMI .................
3 9 15 16 19 20 28 29 38 44 46 52 55 56 58 59 60 70 71 76 77 81
DAFTAR GAMBAR No. 1. Kekuatan Persaingan dalam Industri................................................ 2. Kerangka Kerja Analisis untuk Perumusan Strategi ........................ 3. Matriks IE ........................................................................................
Halaman 12 14 17
4. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 5. Tahap Proses Produksi Sepeda Motor PT. KMI .............................. 6. Flow Chart Quality Control PT. KMI ............................................. 7. Empat Kuadran Positioning Produk Sepeda Motor Sport di Indonesia .......................................................................................... 8. Jaringan Pelayanan 3 S, 2S dan 1S PT. KMI di Indonesia .............. 9. Saluran Distribusi Resmi PT. KMI ..................................................
23 39 41 48 53 54
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. Struktur Organisasi PT. Kawasaki Motor Indonesia ....................... 2. Pertanyaan dan Kuesioner Wawancara ................. .......................... 3. Kuesioner Penelitian ............................................. .......................... 4. Kuesioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih Dengan QSPM ..
Halaman 89 90 95 102
5. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Internal Perusahaan ....................................................................................... 6. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal Perusahaan ....................................................................................... 7. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Internal Perusahaan ....................................................................................... 8. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Eksternal Perusahaan ....................................................................................... 9. Hasil Analisis Matriks IFE .................................... .......................... 10.Hasil Analisis Matriks EFE.............................................................. 11.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Market Development Strategy ....................................... 12.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Product Development Strategy ...................................... 13.Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Brand Image Strategy .................................................... 14. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Market Penetration Strategy ......................................... 15.Hasil Matriks QSPM ........................................................................
104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan salah satu kendaraan roda dua yang menjadi alat transportasi masyarakat Indonesia. Sepeda motor beragam jenis yaitu sepeda motor bebek, sepeda motor sport, sepeda motor sekuter, dan sepeda motor sekuter matik. Keempat jenis sepeda motor tersebut memiliki perbedaan pada spesifikasi teknis, model dan harga. Sepeda motor sport identik dengan sepeda motor pria. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan sepeda motor sport dipengaruhi oleh berbagai alasan yaitu merek, harga, fungsi, gaya hidup, spesifikasi teknis, sampai dengan penggunaan bahan bakar yang irit. Perkembangan tipe sepeda motor sport yang ada di Indonesia berdasarkan mereknya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tipe-Tipe Sepeda Motor Sport di Indonesia Tahun 80-an 1. Seri GL 1xx, Max, Pro (Honda) 2. AR (Binter) 3. Seri RX K, Special, King (Yamaha)
Tahun 90-an 1. RX dan RZR (Yamaha) 2. Tiger 2000 (Honda) 3. RGR dan TS (Suzuki) 4. Ninja (Kawasaki)
Tahun 2000-an 1. CBR150 (Honda) 2. Seri Scorpio (Yamaha) 3. Seri Thunder (Suzuki) 4. Ninja RR (Kawasaki)
Sumber : www.PetitionOnline.com, 2007 Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada tahun 2004 terdapat sekitar 77 perusahaan assembling, manufaktur dan importir sepeda motor di Indonesia yang tercatat di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). Enam dari jumlah tersebut merupakan anggota AISI yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan Piaggio. Pada tahun 2005, Kanzen telah bergabung menjadi anggota ketujuh. Sedangkan, 70 perusahaan lainnya diluar keanggotaan AISI. Beberapa dari perusahaan-perusahaan tersebut memproduksi sepeda motor sport. (www.bni.co.id, 2007) Tingkat persaingan antar perusahaan memang semakin ketat dalam memperebutkan potensi pasar domestik Indonesia. Persaingan yang terjadi yaitu pada kekuatan jaringan distribusi, strategi harga bersaing, promosi yang efektif, variasi produk, penggunaan teknologi serta memiliki kemampuan market sensing yaitu mampu membaca tren dengan jeli dan selalu mengikuti perkembangan pasar baik faktor makro, pesaing maupun pelanggannya.
Pangsa pasar sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia menempati urutan kedua setelah sepeda motor bebek. Menurut data yang dikeluarkan AISI pada Tabel 2, pangsa pasar sepeda motor sport selama lima tahun terakhir terus mengalami penurunan. Salah satu sebab penurunan tersebut dikarenakan pergeseran selera masyarakat Indonesia dari sepeda motor sport ke sepeda motor sekuter matik. Hal ini terlihat dari peningkatan pangsa pasar yang signifikan pada sepeda motor sekuter matik. Fenomena tersebut harus segera diatasi sebelum berdampak pada penurunan pangsa pasar segmen sepeda motor sport pada masing-masing perusahaan. Setiap perusahaan diharapkan terus berupaya meningkatkan pangsa pasar pada segmen tersebut. Tabel 2. Pangsa Pasar Menurut Jenis Sepeda Motor Tahun
Bebek
Pangsa pasar (%) Sport Sekuter Matik
2002 2003 2004 2005 2006
89,35 90,08 90,87 88,8 84,5
10,21 9,61 8,73 7,40 7,2
0,23 0,12 0,35 3,76 8,23
Sekuter 0,20 0,20 0,05 0,02 0,07
Sumber : Data AISI, 2006 PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi dalam industri sepeda motor sejak didirikan pada tanggal 18 Februari 1994. PT. KMI memulai operasinya secara komersial pada bulan Maret 1995, dibawah lisensi dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd-Japan sebagai prinsipal. Perusahaan memproduksi Kawasaki Ninja yaitu sepeda motor sport yang memiliki spesifikasi teknis dengan tipe mesin 2 tak dan kapasitas mesin 150cc. Kawasaki Ninja RR dianugerahi The Best Indonesian Motorcycle 2006, kategori The Best Sport (125-156 cc) oleh FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia). Kawasaki menempati urutan keempat setelah Honda, Yamaha dan Suzuki dalam besarnya perolehan pangsa pasar untuk segmen sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Urutan empat besar perusahaan anggota AISI yang memproduksi sepeda motor sport dengan perolehan pangsa pasarnya di tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pangsa Pasar Sepeda Motor Sport Berdasarkan Unit Produksi dan Distribusi Tahun 2006 No
Nama Perusahaan
Pangsa pasar produksi (%)
Pangsa pasar distribusi (%)
1.
PT. Astra Honda Motor
44,56
44,30
2.
PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg.
16,81
16,82
3.
PT. Indomobil Suzuki Internasional
9,82
9,91
2,92
2,94
4. PT. Kawasaki Motor Indonesia Sumber : Data AISI, 2006
Pemasaran harus berperan aktif bagi PT. KMI agar dapat bersaing secara kompeten dalam upaya meningkatkan pangsa pasar. Kegiatan pemasaran memerlukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Membangun sebuah strategi pemasaran yang tepat bagi suatu perusahaan harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan pemasaran saat ini. Perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan pemasaran baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal agar dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan perusahaan serta melihat adanya peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Penurunan pangsa pasar sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia membuat setiap perusahaan harus terus berupaya meningkatkan pangsa pasarnya pada segmen tersebut. PT. KMI membutuhkan strategi pemasaran yang sesuai untuk meningkatkan pangsa pasar segmen sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan adalah apabila strategi pemasaran yang dibuat mempertimbangkan kondisi lingkungan pemasaran. PT. KMI harus selalu aktif memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut. Lingkungan pemasaran perusahaan terbagi kedalam dua kategori yaitu lingkungan
internal
dan
lingkungan
eksternal.
Lingkungan
internal
menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. KMI, sedangkan lingkungan eksternal menggambarkan peluang dan ancaman yang berasal dari luar PT. KMI. Kemampuan perusahaan dalam menganalisis lingkungan pemasaran
merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan perusahaan menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan kelebihan yang dimiliki serta dapat mengantisipasi kelemahan dan ancaman yang akan dihadapinya. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini mengacu pada kondisi di atas yaitu: 1. Faktor–faktor Internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan pemasaran PT. KMI? 2. Faktor-faktor Eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman pemasaran PT. KMI? 3. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai bagi PT. KMI? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan pemasaran PT. KMI. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman pemasaran PT. KMI. 3. Untuk merumuskan strategi pemasaran yang sesuai bagi PT. KMI. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu bahan pertimbangan kepada PT. KMI mengenai strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan berfokus pada identifikasi dan analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Selain itu merumuskan strategi pemasaran yang dibutuhkan oleh perusahaan sesuai dengan kondisi saat ini. Strategi pemasaran PT. KMI yang dibahas dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan dipasar domestik Indonesia dan produk dibatasi pada sepeda motor sport.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis akan dikaji mengenai teori-teori yang berhubungan dan mendukung penelitian secara teoritis. Teori-teori yang dikaji antara lain tinjauan pemasaran, strategi, strategi pemasaran, lingkungan pemasaran, serta analisis lingkungan internal dan eksternal. 2.1.1. Pemasaran Pemasaran dikatakan sebagai bidang profesi yang dinamis dan senantiasa berubah mengikuti situasi terkini. Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan perusahaan baik yang bergerak dalam bidang jasa ataupun barang. Pemasaran adalah barometer atau standarisasi dari keberhasilan suatu usaha dalam meraih pangsa pasar yang seluas-luasnya. Untuk memahami pemasaran yang handal diperlukan kemampuan membaca kelompok pasar, kelompok
konsumen,
sampai
dengan
kondisi-kondisi
lain
yang
kerap
mempengaruhi pemasaran barang dan jasa di masyarakat. Terdapat beberapa definisi pemasaran, yaitu : a.
Mengacu
pada
AMA
(American
Marketing
Association),
definisi
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide-ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi (Purnama, 2002). b.
Swasta dan Irawan (2000), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem dari
kegiatan-kegiatan
yang
saling
berhubungan,
ditujukan
untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. 2.1.2. Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang
multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan (David, 2006). Sedangkan menurut Strauss et al (2003) meskipun strategi mempunyai beragam konteks dalam pengertiannya, namun banyak para ahli strategi berpendapat bahwa strategi merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. 2.1.3. Strategi Pemasaran Menurut Assauri (2004), strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Lain halnya menurut Machfoedz (2005), strategi pemasaran adalah pemikiran pemasaran yang merupakan alat bagi unit pemasaran untuk mencapai sasaran pemasaran. Sedangkan menurut Bloom dan Louise (2006) strategi pemasaran dapat mengidentifikasi posisi saat ini dan dapat berfungsi untuk menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. 2.1.4. Lingkungan Pemasaran Lingkungan pemasaran adalah pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi dengan pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 1996). Lingkungan pemasaran dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat beroperasi secara efektif dan menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Analisis
terhadap
lingkungan
pemasaran
digunakan
untuk
memformulasikan strategi bersaing perusahaan. Menurut Jauch dan Glueck (1998), analisis tersebut berguna untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala terhadap pelaksanaan strategi dan tujuan perusahaan sekarang, serta yang menimbulkan peluang untuk pelaksanaan tujuan yang lebih besar dengan cara menyesuaikan dengan strategi pemasaran. Lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari : (1) lingkungan internal, dan (2) lingkungan eksternal. (1) Lingkungan Internal Menurut Jauch dan Glueck (1998), analisis lingkungan internal adalah proses oleh perencana strategi yang mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti
sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara yang paling efektif. Hunger dan Wheelen (2001) menyatakan bahwa sebuah variabel merupakan kekuatan bila memberikan keunggulan kompetitif, dan sebuah variabel disebut kelemahan apabila merupakan hal yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk melakukan, sedangkan pesaing memiliki kapasitas tersebut. Adapun faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan internal jika dikaitkan dengan strategi pemasaran yaitu meliputi : (a) Segmentasi, (b) Targeting, (c) Positioning serta (d) Bauran Pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi). (a) Segmentasi Menurut Khotijah (2004), segmentasi adalah cara memandang suatu pasar menjadi beberapa pasar secara kreatif, pemetaan (mapping) suatu pasar, sampai suatu seni untuk mengidentifikasikan dan menggambarkan dengan tepat kesempatan yang berkembang di pasar. Segmentasi pasar juga merupakan tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran sendiri. Sedangkan menurut Harrell (2002), segmentasi adalah pembagian pasar kedalam kelompok homogen yang memiliki persamaan kebutuhan, keinginan, nilai dan perilaku pembelian. Dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat (Harrell, 2002), yaitu : 1. Segmentasi berdasarkan Geografik Segmentasi ini membagi pasar menjadi beberapa kelompok berdasarkan kondisi geografik (daerah), sehingga dalam mengambil keputusan untuk pemasaran dilihat wilayah yang akan menjadi target pemasaran produk suatu perusahaan. 2. Segmentasi berdasarkan Demografik Pembagian pasar berdasarkan beberapa karakteristik seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, dan pendapatan. 3. Segmentasi berdasarkan Psikografik Pendekatan pemasaran dengan membagi pembeli kedalam kelompok yang
berbeda-beda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. 4. Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi ini berdasarkan kesempatan, pencarian manfaat, status loyalitas, tingkat kesiapan dan pengalaman masyarakat terhadap jenis produk yang ditawarkan. (b) Targeting Strauss et al (2003) mendefinisikan targeting adalah proses penyeleksian segmen pasar yang paling menarik (atraktif) perusahaan serta mencakup strategi yang tepat untuk pasar tersebut. Sedangkan menurut Machfoedz (2005) mengidentifikasikan pasar yang dapat dijadikan tujuan pemasaran dan mempersempit fokus untuk menjangkau konsumen yang paling mungkin dapat dijadikan pasar untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam penetapan segmen mana yang harus dimasuki, perusahaan dapat mengimplementasikan satu diantara tiga cakupan pasar yaitu pemasaran terpadu, pemasaran terpisah dan pemasaran terkonsentrasi. (c) Positioning Menurut Bloom dan Louise (2006), tujuan dari positioning pasar adalah untuk menciptakan citra yang berbeda guna memperkenalkan perusahaan dan produk dibenak konsumen. Sedangkan dalam Machfoedz (2005) dikatakan bahwa positioning menurut Kotler adalah penetapan arti produk di dalam pikiran konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan perbandingan dengan produk pesaing. (d) Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran adalah rangkaian sarana pemasaran taktis terpadu yang dapat dikendalikan (produk, harga, tempat dan promosi) untuk mengetahui respon pasar sasaran yang diinginkan oleh perusahaan (Machfoedz, 2005). Menurut Assauri (2004), bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Terdapat beberapa variabel dalam empat komponen yang meliputi bauran pemasaran antara lain dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel Komponen Bauran Pemasaran PRODUK Kualitas Fitur dan pilihan Gaya Nama merek Kemasan Lini produk Garansi Tingkat pelayanan Layanan lain
DISTRIBUSI Saluran distribusi Cakupan distribusi Lokasi outlet Wilayah penjualan Lokasi dan tingkat persediaan Alat transportasi
PROMOSI Iklan Penjualan langsung (personal selling) Promosi penjualan Publisitas
HARGA Tingkat harga Diskon dan potongan Penjualan Termin pembayaran
Sumber : David, 2006 1. Produk Machfoedz (2005) mengatakan bahwa produk menurut Stanton dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). Bahasan tentang pengembangan dan pemasaran produk konsumen difokuskan pada keputusan mengenai sifat produk, penetapan merek, kemasan, dan penerapan label. Pengembangan produk meliputi penetapan manfaat yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui ciri produk, seperti kualitas, bentuk, dan desain. 2. Harga Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau diterapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2003). Menurut Machfoedz (2005), harga adalah nilai yang dinyatakan dalam bentuk uang. Penetapan harga dan persaingan harga merupakan suatu masalah yang dihadapi perusahaan. Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal. Keputusan harga disesuaikan dengan
strategi
marketing-mix
perusahaan,
dimana
manajemen
harus
mempertimbangkannya sebagai satu keseluruhan. 3. Distribusi Stanton mengatakan bahwa distribusi adalah proses pengiriman produk
dengan suatu cara dan sarana dari pihak produsen kepada konsumen yang memerlukannya (Machfoedz, 2005). Saluran pemasaran menurut Kotler adalah serangkaian organisasi yang saling terlibat dalam usaha menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Umar, 2003). Oleh karena itu, peranan saluran distribusi atau saluran pemasaran sebagai perantara produk dari produsen ke konsumen sangat penting. 4. Promosi Usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran disebut promosi (Assauri, 2004). Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan produk kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan pada akhirnya dibeli dan kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, ataupun penjualan perseorangan (Umar, 2003). (2) Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal pemasaran berubah secara terus menerus sehingga perusahaan perlu mengadaptasinya agar dapat mengambil manfaat dari setiap peluang dan menghindari segala hal yang mengancam kelangsungan perusahaan. Kotler (2002) mengemukakan pendapatnya bahwa lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari berbagai variabel (peluang dan ancaman) yang berada di luar suatu organisasi dan berada di luar pengendalian jangka pendek manajemen puncak. Peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilakukan dengan pemasaran defensif. Menurut Umar (2003) lingkungan eksternal dibagi kedalam dua kategori yaitu : (a) lingkungan jauh dan (b) lingkungan industri. (a) Lingkungan Jauh (Makro) Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan namun dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan agar dapat beroperasi secara efektif dan menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Faktor-
faktor utama yang biasanya diperhatikan dalam lingkungan jauh perusahaan adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. 1. Faktor Politik Menurut Machfoedz (2005), setiap pengelolaan perusahaan semakin banyak dipengaruhi oleh proses politik dan hukum dalam masyarakat. Pengaruh politik dan hukum terhadap pemasaran meliputi kebijaksanaan moneter dan fiskal, peraturan dan perundang-undangan, hubungan pemerintah dan perindustrian, serta perundang-undangan yang secara khusus berhubungan dengan pemasaran. 2. Faktor Ekonomi Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan penting yang mempengaruhi aktivitas pemasaran perusahaan. Program pemasaran dipengaruhi khususnya oleh faktor ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga. 3. Faktor Sosial Tugas yang dihadapi oleh eksekutif pemasaran menjadi lebih kompleks karena pola budaya masyarakat (gaya hidup, nilai, dan kepercayaan) berubah dengan lebih cepat daripada kebiasaan yang lalu. Ini merupakan perubahan dalam pengaruh sosial dan budaya yang berimplikasi penting terhadap pemasaran. 4. Faktor Teknologi Perubahan teknologi dapat membawa dampak yang cepat dan drastis terhadap keseluruhan aspek bisnis. Mengikuti perkembangan teknologi baru akan mengarahkan pada berbagai inovasi produk dan sistem baru yang membantu menjalankan kinerja perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Teknologi baru dapat berarti biaya produksi yang lebih rendah, kendali penemuan produk baru yang lebih efisien, serta manajemen sistem informasi yang lebih baik (Bloom dan Louise, 2006). (b) Lingkungan Industri (Mikro) Aspek lingkungan industri mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. Lalu Freeman sebagaimana dikutip oleh Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya.
Pendatang Baru Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Stakeholder
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Persaingan Industri
Daya Tawar-Menawar Pembeli
Daya tawar-menawar pemasok
Pemasok
Persaingan Antara Perusahaan Yang
Pembeli
Ada Ancaman Produk Pengganti
Produk Pengganti
Gambar 1. Kekuatan Persaingan dalam Industri (Umar, 2003) 1. Ancaman Masuk Pendatang Baru Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan meningkat. Perusahaan baru kadang-kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini (David, 2006). 2. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan. 3. Ancaman Dari Produk Pengganti Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen
produk substitusi dalam industri yang berbeda. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli/Konsumen Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen (bargaining power of consumer) cukup besar. 5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok/Penjual Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (bargaining power of supplier) mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang (backward integration) untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok. Strategi ini efektif khususnya ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. 6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya Stakeholder adalah kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada perusahaan. Stakeholder terdiri dari pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang memepunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder bervariasi di antara industri yang satu dengan yang lain. 2.1.5. Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan Berdasarkan konsep David (2006) untuk menentukan strategi utama dilakukan tiga tahapan Formulasi Strategi. Divisi yang otonom dalam sebuah organisasi
biasanya
menggunakan
teknik
perumusan-strategi
untuk
mengembangkan strategi dan tujuan. Analisis divisional memberikan dasar untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di antara alternatif strategi di tingkat korporasi. Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan yaitu analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan alat analisis yaitu matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Tahap 1: Tahap Input (Input Stage) Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation -EFE)
Matriks Profil Kompetitif Matriks Evaluasi Faktor Internal (Competitive Profile Matrix- (Internal Factor EvaluationCPM) IFE)
Tahap 2: Tahap Pencocokan (Matching Stage) Matriks Matriks Evaluasi Matriks Boston KekuatanTindakan dan Consulting Group Kelemahan- Posisi Strategi (BCG) Peluang(Strategic Position Ancaman and Evaluation(StrengthSPACE) WeaknessOpportunitiesThreats-SWOT)
Matriks InternalEksternal (IE)
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy)
Tahap 3:Tahap Keputusan (Decision Stage) Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)
Gambar 2. Kerangka Kerja Analisis untuk Perumusan Strategi (David, 2006) A. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional suatu perusahaan. Adapun faktor-faktor internal yang biasanya dianalisis yaitu segmentasi, targeting, positioning, dan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap : 1.
Tuliskan faktor internal utama yang diidentifikasi sebagai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian kelemahan.
2.
Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot tersebut mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
3.
Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, di mana bobot di Langkah 2 adalah berdasarkan industri.
4.
Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel
5.
Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi. Total rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan ratarata 2,5. Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat.
Tabel 5. Matriks IFE Faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Rata-rata Tertimbang
Kekuatan : 1. 2. ................dst Kelemahan : 1. 2. ................dst Total
1,00
Sumber : David, 2006 B. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2006), matriks EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, politik, teknologi, serta persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan :
1.
Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasikan sebagai peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan.
2.
Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0.
3.
Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut. Ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.
4.
Kalikan
masing-masing
bobot
faktor
dengan
peringkatnya
untuk
menentukan nilai tertimbang. 5.
Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 yang mengindikasikan bahwa organisasi merespons dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya, dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.
Tabel 6. Matriks EFE Faktor Eksternal Kunci
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
Peluang : 1. 2. ………….dst Ancaman : 1. 2. ………….dst Total Sumber : David, 2006
1,00
C. Matrik Internal-External (IE) Matriks IE dikembangkan dari Matriks General Electric (GE). Matriks IE digunakan untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Berdasarkan posisi tersebut, perusahaan dapat menentukan inti strategi yang tepat untuk diterapkan. Total Rata-Rata Tertimbang IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0
2,0-2,99 3,0
1,0-1,99 2,0
1,0
4,0 Total
Tinggi
Rata-Rata
3,0-4,0
Tertimbang
Menengah
EFE
2,0-2,99
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0 2,0
Rendah 1,0-1,99
I
1,0
Gambar 3. Matriks IE (David, 2006) Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci : total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu X dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X dari matriks IE, total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0 hingga 2,99 menunjukkan posisi internal perusahaan rata-rata dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah menunjukkan posisi internal perusahaan yang kuat. Begitu pula dengan sumbu Y dari matriks IE, total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 menggambarkan pertimbangan rendah, nilai 2,0 hingga 2,99 menggambarkan pertimbangan rata-rata dan 3,0 hingga 4,0 menggambarkan pertimbangan tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda (David, 2006) yaitu: 1.
Growth and Build (tumbuh dan kembangkan) untuk sel I, II, dan IV dengan strategi yang dapat diimplementasikan antara lain strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk), atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal).
2.
Hold and Maintain (jaga dan pertahankan) untuk sel III, V, dan VII dengan strategi yang dapat dipilih adalah strategi penetrasi pasar atau strategi pengembangan produk.
3.
Harvest or Divest (tuai atau divestasi) untuk sel VI, VIII dan IX dengan strategi yang dapat dilakukan adalah mengambil hasil atau melepaskan.
D. Matriks SWOT Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi menurut David (2006), yaitu : 1.
Strategi SO (strengths-opportunities) Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi di mana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian eksternal. 2.
Strategi WO (weaknesses-opportunities) Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
3.
Strategi ST (strengths-threats) Menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Hal tersebut bukan berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.
4.
Strategi WT (weaknesses-threats) Merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Perusahaan yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Perusahaan tersebut harus berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.
Ada delapan langkah dalam membuat matriks SWOT menurut David (2006), yaitu : 1.
Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan
2.
Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3.
Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4.
Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5.
Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam sel yang ditentukan
6.
Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO dalam sel yang ditentukan
7.
Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam sel yang ditentukan
8.
Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT dalam sel yang ditentukan.
Tabel 7. Matriks SWOT IFE
Strengths (S)
Weaknesses (W)
Tuliskan 5-10 faktor
Tuliskan 5-10 faktor
kekuatan internal
kelemahan internal
Opportunity (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tuliskan 5-10 faktor
Gunakan kekuatan untuk
Atasi kelemahan dengan
peluang eksternal
memanfaatkan peluang
memanfaatkan peluang
Threaths (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tuliskan 5-10 faktor
Gunakan kekuatan untuk
Minimalkan kelemahan dan
ancaman eksternal
menghindari ancaman
hindari ancaman
EFE
Sumber : David, 2006
E. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM) Matrik QSP secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. Teknik analisis matriks QSP digunakan untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Tabel 8. Matriks QSP ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
AS
AS
AS
Bobot
TAS
TAS
TAS
Faktor Internal 1. 2. .........dst Faktor Eksternal 1. 2. .........dst Sumber : David, 2006 Terdapat enam langkah dalam penyusunan matriks QSP, yaitu : 1.
Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diperoleh dari matriks EFE dan IFE.
2.
Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal (bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matriks EFE dan IFE)
3.
Evaluasi matriks Tahap 2 (pencocokkan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan
4.
Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS), didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu. Nilai 1 = tidak menarik Nilai 2 = agak menarik Nilai 3 = cukup menarik Nilai 4 = sangat menarik
5.
Hitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score-TAS) yang diperoleh dengan mengalikan bobot dengan attractiveness scores Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Nilai TAS yang tertinggi
menunjukkan bahwa strategi tersebut merupakan strategi terbaik untuk diprioritaskan. 2.2 Studi Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu merupakan studi terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulu diharapkan dapat memberikan gambaran tentang alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan yang sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal pemasaran perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ismayanti (2003) mengenai strategi pemasaran dengan menggunakan matriks IE diperoleh bahwa perusahaan berada pada sel IV. Hal ini berarti alternatif strategi yang dapat diambil oleh perusahaan adalah strategy growth and build berupa strategi intensif dan strategi integratif. Sedangkan hasil analisis dari matriks SWOT diperoleh empat strategi yaitu strategi S-O, S-T, W-O, W-T. Strategi S-O yang dihasilkan antara lain mengintensifkan jaringan distribusi yang ada dan mempererat hubungan dengan distributor, inovasi produk terus-menerus untuk menarik minat konsumen, integrasi horizontal dengan menambah pemilikan perusahaan sejenis atau melakukan aliansi bisnis strategi dengan perusahaan sejenis sesuai konsep winwin solution, meningkatkan iklan dan promosi untuk meningkatkan brand awareness dan menumbuhkan purchase intent pada target market, memperluas pasar OE yang juga dapat menimbulkan implikasi peningkatan penjualan di pasar replacement. Strategi S-T yaitu strategi meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan kepada konsumen, perbaikan dan peningkatan mutu produk, integrasi ke belakang melalui pemilikan atau perolehan atas pemasok dan pengamatan kondisi sosial, ekonomi dan politik. Strategi W-O yaitu building image melalui proses promosi dan iklan yang intensif dan efektif serta menambah jaringan sentra servis. Strategi W-T yaitu strategi sistem manajemen merek. Berdasarkan hasil penentuan prioritas strategi dengan menggunakan matriks QSPM diperoleh strategi prioritas utama yaitu peningkatan mutu produk dan pelayanan berbasis pelanggan.
Penelitian serupa dilakukan oleh Wicaksono (2006), dengan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh skor total dari matriks IFE sebesar 2,603, sedangkan dari matriks EFE diperoleh skor total sebesar 2,581. Kedua skor tersebut kemudian dipetakan pada matriks IE sehingga hasilnya berada pada sel V. Adapun strategi yang sesuai yaitu strategi pertahanan dan pelihara (hold and maintain) dengan menerapkan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Sedangkan dari hasil analisis QSPM diperoleh prioritas strategi utama yang dapat diterapkan perusahaan yaitu meningkatkan aktivitas dan anggaran promosi perusahaan serta melakukan kegiatan promosi secara efektif dan efisien. Penelitian selanjutnya oleh Setiawan (2006), berdasarkan hasil analisis menggunakan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran yaitu Strategi S-O : Brand Image Strategy, Strategi S-T : Market Development Strategy, Strategi W-O : Product Development Strategy, Strategi W-T : Market Penetration Strategy. Hasil analisis menggunakan matriks IE, perusahaan berada pada sel IV dengan strategi yang sesuai yaitu Strategi Grow and Build. Strategi yang dapat diambil adalah strategi intensif (market penetration, market development dan product development) dan strategi terintegrasi (backward integration, forward integration dan horizontal integration). Berdasarkan hasil penentuan prioritas menggunakan QSPM, strategi yang menjadi prioritas utama adalah Market Development Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar pemain pemula melalui optimalisasi saluran distribusi dan terus mempertahankan hubungan baik dengan PELTI dan agen atau toko, dengan nilai TAS sebesar 5,443. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Kawasaki Motor Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan sepeda motor sport di Indonesia. PT. Kawasaki Motor Indonesia perlu menetapkan strategi pemasaran yang sesuai untuk meningkatkan pangsa pasar sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Sebelum melakukan perumusan strategi pemasaran yang sesuai bagi PT. Kawasaki Motor Indonesia, hal pertama yang harus dipahami adalah mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan tersebut yang kemudian akan diimplementasikan dalam penetapan strategi pemasaran.
PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
Visi, Misi dan Tujuan
Lingkungan Pemasaran
Analisis Lingkungan Internal:
Analisis Lingkungan Eksternal:
•
• •
•
Segmentasi, Targeting dan Positioning Bauran Pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi)
Lingkungan Industri (mikro) Lingkungan Jauh (makro)
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE dan Matriks SWOT
Alternatif Strategi Pemasaran
QSPM
Strategi Pemasaran Terpilih
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
Strategi pemasaran akan tepat dan sesuai jika perusahaan mengenali kondisi lingkungan pemasaran yang mempengaruhi kegiatan pemasarannya. Lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan eksternal dimana terdapat faktor-faktor yang perlu diketahui oleh perusahaan baik itu faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Adapun faktor internal yang dijadikan dasar analisis yaitu segmentasi, targeting dan positioning serta bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Sedangkan untuk faktor lingkungan eksternal dilihat dari lingkungan makro dan lingkungan mikro perusahaan. Tahapan selanjutnya yaitu memasukkan faktor-faktor lingkungan internal tersebut kedalam matriks IFE dan faktor-faktor lingkungan eksternal kedalam matriks EFE. Analisis selanjutnya dengan matriks IE untuk mendapatkan strategi bisnis yang lebih mendetail pada tingkat korporat. Kemudian dianalisis dengan matriks SWOT sehingga diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran sesuai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah menentukan strategi yang menjadi prioritas dari berbagai strategi yang diperoleh untuk diterapkan perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM. Untuk lebih jelas, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di PT. Kawasaki Motor Indonesia yang berlokasi di JL. Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading-Jakarta Utara 14250. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2007. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara terstruktur pihak manajemen PT. Kawasaki Motor Indonesia yang terdiri dari Senior Manajer Pemasaran, Asisten Manajer Pemasaran Unit, dan Supervisor Pemasaran Unit. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, literatur-literatur perusahaan atau data-data yang dimiliki oleh PT. Kawasaki Motor Indonesia serta data dan informasi dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). 3.3 Metode Penarikan Sampel Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling. Responden yang dipilih secara sengaja dari pihak manajemen perusahaan adalah Senior Manajer Pemasaran, Asisten Manajer Pemasaran Unit, dan Supervisor Pemasaran Unit PT. Kawasaki Motor Indonesia. Pemilihan responden tersebut dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan serta memiliki pengetahuan dan wewenang mengenai data-data dan informasi terkait. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara terstruktur dan pengisian kuesioner oleh Senior Manajer Pemasaran, Asisten Manajer Pemasaran Unit, dan Supervisor Pemasaran Unit PT. Kawasaki Motor Indonesia. Dalam hal ini mereka memiliki wewenang dan pengetahuan yang cukup akan data-data yang terkait dalam penelitian. Sedangkan pengumpulan data tambahan diperoleh dari studi pustaka, internet, literaturliteratur perusahaan atau data-data yang dimiliki oleh perusahaan. 3.5 Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Pengolahan Data
Hasil analisis diolah secara kuantitatif dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program Microsoft Excel. 3.5.2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal maupun eksternal pada PT. Kawasaki Motor Indonesia. Analisis ini terdiri dari analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk melihat dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Data dan informasi tersebut mengenai lingkungan internal meliputi segmentasi, targeting, positioning perusahaan serta bauran pemasaran yang terdiri dari produk yang ditawarkan, strategi penetapan harga, distribusi ke konsumen dan promosi yang dilakukan perusahaan. Sedangkan data dan informasi yang menyangkut lingkungan eksternal perusahaan mengenai lingkungan jauh meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi serta lingkungan industri dengan meliputi faktor ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan para stakeholder. 3.5.3. Formulasi Strategi Setelah mengolah dan menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan, penelitian diteruskan dengan perumusan strategi (Formulasi Strategi) yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1.
Tahap masukkan (the input stage), dengan menggunakan matriks IFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan serta matriks EFE untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan.
2.
Tahap pencocokkan (the matching stage), dengan menggunakan matriks IE didapatkan strategi bisnis tingkat korporat yang lebih mendetail serta matriks SWOT untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi pemasaran
yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 3.
Tahap keputusan (the decision stage), untuk menentukan strategi pemasaran yang terbaik dan tepat bagi perusahaan dengan menggunakan matriks QSP.
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Industri Sepeda Motor di Indonesia Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Setelah mengalami keterpurukan pada masa krisis dengan penurunan penjualan sebesar 72,1 persen (dari 1,86 juta unit pada tahun 1997 menjadi 519 ribu unit pada tahun 1998), pasca krisis industri ini kembali meningkat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 9 bahwa total penjualan unit sepeda motor mengalami perkembangan dari tahun 2000 sampai 2005. Sedangkan pada tahun 2006 total penjualan sepeda motor yaitu 4.470.878 unit. Jika dibandingkan dengan 5.089.424 unit total penjualan pada tahun 2005, maka pada tahun 2006 telah terjadi penurunan pertumbuhan sebesar 12,15 persen. Tabel 9. Pertumbuhan Industri Sepeda Motor di Pasar Domestik Indonesia Tahun Total penjualan (unit) Pertumbuhan (%) 2000
979.422
66,74
2001
1.650.770
68,55
2002
2.317.991
40,42
2003
2.823.702
21,82
2004
3.900.664
38,14
2005
5.089.424
30,48
2006
4.470.878
-12,15
Sumber : Data AISI, 2006 Industri sepeda motor dalam beberapa tahun kedepan dapat dipastikan masih sangat berpotensi untuk dikembangkan. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong tumbuhnya industri sepeda motor di Indonesia, yaitu : 1.
Masih besarnya potensi pasar yang tersedia.
2.
Berkembangnya ojek sebagai alternatif sarana transportasi umum di Indonesia.
3.
Semakin terjangkaunya harga sepeda motor sehingga meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap kepemilikannya.
4.
Alat transportasi yang sesuai dengan infrastruktur transportasi yang kurang memadai di Indonesia.
5.
Banyaknya lembaga pembiayaan maupun bank yang memberikan kredit pembiayaan pembelian sepeda motor dengan proses dan persyaratan yang mudah, cepat dan dengan tingkat bunga yang relatif rendah sehingga meningkatkan akses masyarakat terhadap kepemilikan sepeda motor. Pasar sepeda motor baru akan mencapai titik jenuh (kepadatan) pada saat
kepemilikan sepeda motor mencapai 5 orang per sepeda motor. Pada Tabel 10 dapat terlihat bahwa pada tahun 2006 tingkat kepadatan masih 1:7. Oleh karena itu, potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih cukup besar untuk dikembangkan. Potensi pasar yang sangat besar membuat Indonesia menjadi incaran produsen sepeda motor asing untuk pasar sepeda motor. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan-perusahaan dalam industri untuk meningkatkan daya saingnya. Tabel 10. Tingkat Kepadatan Kepemilikan Sepeda Motor Tahun
Populasi (Juta Jiwa)
Sepeda motor yang beroperasi (Unit)
Tingkat Kepadatan
2000
205.840.000
13.563.017
15
2001
208.927.600
15.275.100
14
2002
212.061.514
17.073.958
12
2003
215.276.000
20.055.329
11
2004
217.854.000
23.055.329
9
2005
219.204.000
26.497.534
8
2006
222.184.291*
30.043.060*
7*
Note : * estimasi
Sumber : Statistik Indonesia (BPS dan DEPHUB)
4.2. Gambaran Umum PT. Kawasaki Motor Indonesia 4.2.1. Sejarah Perusahaan Kawasaki Heavy Industries (KHI) telah dikenal sebagai penghasil mesinmesin penggerak raksasa dengan kualitas yang sudah diakui keunggulannya di dunia. Produk-produk Kawasaki Heavy Industries meliputi berbagai peralatan transportasi, seperti : kapal selam penelitian, kapal tanker, kapal pengangkut LNG, kapal angkut super cepat ‘Jetfoil’, mesin kapal laut raksasa, berbagai
gerbong kereta api di berbagai Negara, berbagai kereta api super cepat ‘Shinkansen’, helikopter, pesawat latih tempur, berbagai komponen pada pesawat Boeing 747, berbagai peralatan konstruksi, berbagai bangunan konstruksi raksasa (jembatan layang Akashi-Kaikyo), mesin bor raksasa untuk pembuatan terowongan bawah tanah, stadion dengan lapangan terapung, konstruksi anjungan pengeboran minyak lepas pantai, berbagai teknologi industri fabrikasi, robot untuk industri (contohnya mesin las robot untuk membuat Avanza dan Xenia), hingga ke produk-produk konsumen seperti sepeda motor berbagai jenis, ‘Jetski’, outboard engine, mesin multiguna dll. Kawasaki sebetulnya merupakan salah satu nama keluarga atau family name di Jepang. Mr. Shozo Kawasaki yang menjadikan nama keluarga tersebut menjadi nama suatu grup industri Kawasaki. Dimulai pada tahun 1878, Mr. Shozo Kawasaki sebagai founder Kawasaki, membuka bisnis galangan kapal dengan material dari baja. Pada tahun 1896 bisnis galangan kapal ini dianggap sebagai tahun berdirinya Kawasaki Heavy Industries, Ltd. Bisnisnya kemudian meningkat dengan cepat. Tahun 1907 didirikan pabrikasi baru dibidang lokomotif kereta api, kapal penumpang dan mesin turbin kapal selam. Industri galangan kapal, lokomotif, pesawat terbang dan lain-lain kemudian digabungkan menjadi suatu perusahaan raksasa ditahun 1969 yaitu Kawasaki Heavy Industries, Ltd. Sampai saat ini, Kawasaki Heavy Industries telah mempunyai 15 lokasi industri di 15 kota di Jepang, 28 kantor perwakilan di 28 negara, serta delapan perusahaan Joint Venture di luar Jepang. PT. Kawasaki Motor Indonesia didirikan di Indonesia pada tanggal 18 Februari 1994 dan merupakan perusahaan patungan antara Kawasaki Heavy Industries, Ltd–Japan, dengan beberapa perusahaan di Indonesia yaitu PT. Bina Cakra Niaga dan PT. Sumber Selatan Nusa (yang merupakan pemegang saham terbesar dari PT. Danmotors Vespa Indonesia). Persentase saham yang dipegang oleh masing-masing perusahaan yaitu Kawasaki Heavy Industries sebesar 54 persen, PT. Sumber Selatan Nusa 34 persen dan PT. Bina Cakra Niaga 12 persen. Modal awal pertama dibentuknya PT. Kawasaki Motor Indonesia mencapai U$ 20.000.000,-. Modal terbanyak dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd 58,5 persen sebanyak U$ 11.700.000,-, sedangkan modal dari PT. Sumber Selatan
Nusa 34 persen sebanyak U$ 6.800.000,-, dan PT. Bina Cakra Niaga 7,5 persen sebanyak U$ 1.500.000,-. Pendirian PT. Kawasaki Motor Indonesia sesuai dengan izin dari : 1.
Presiden Republik Indonesia No. B-227/ Pres/ 12/ 1993, 11 Desember 1993
2.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) a. No. 263/ 1(PMA) 1993, tanggal 27 Desember 1993 b. No. 196/ 1(PMA) 1996, tanggal 29 September 1996
3.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan IVI No. 580/ T/ Industri/ 1996, tanggal 20 September 1996. PT. Kawasaki motor Indonesia merupakan Agen Tunggal Pemegang
Merek (ATPM) motor Kawasaki di Indonesia. Bidang usaha dari perusahaan ini adalah industri kendaraan bermotor roda dua dan komponennya dengan menggunakan merek Kawasaki. Perusahaan ini juga membentuk jaringan pemasaran diseluruh Indonesia beserta fasilitas servis dan penyediaan suku cadang. PT. Kawasaki motor Indonesia merupakan perusahaan perakitan dimana bahan baku atau materialnya berasal dari luar negeri (impor) dan dari dalam negeri (lokal). Produksi komersial PT. Kawasaki Motor Indonesia dimulai pada bulan Maret 1995 dibawah lisensi Kawasaki Heavy Industries, Ltd-Japan sebagai induk perusahaan. Dengan pemanfaatan teknologi mutakhir serta dukungan kuat dari prinsipal, serta kerjasama dengan berbagai supplier yang baik, PT. Kawasaki Motor Indonesia memproduksi motor berkualitas tinggi dan berencana untuk mengembangkan usaha. Perusahaan juga telah dan akan terus melakukan berbagai upaya yang berkesinambungan, upaya tersebut diantaranya : 1.
Penerapan sistem produksi Kawasaki yang didasari konsep Just In Time dengan menerapkan visual control untuk meminimalkan pekerjaanpekerjaan yang tidak berguna dan pengaturan penyediaan barang berpedoman pada semangat 5S (Seiri/Ringkas, Seiton/Rapi, Seiso/Resik, Seiketsu/Rawat, Shitsuke/Rajin).
2.
Standart
Operation
komponen,
perakitan
Procedure diterapkan pada proses pembuatan sepeda
motor
mempertahankan persyaratan kualitas.
dan
pengujian
agar
mudah
3.
Penerapan sistem On The Job training. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara mengirimkan karyawan secara periodik ke induk perusahaan di Jepang agar mereka mendapat keterampilan yang lebih baik.
4.2.2. Lokasi Perusahaan Pusat kegiatan PT. Kawasaki Motor Indonesia mempunyai lokasi strategis yaitu berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading - Jakarta Utara, dengan luas bangunan sampai dengan tahun 2000 adalah ± 12.000 m2. Namun sekarang diperluas menjadi ± 22.000 m2. Pabrik ini terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian manufaktur yang memproduksi komponen sepeda motor Kawasaki dan bagian perakitan (assembly) unit sepeda motor. Perusahaan ini berada pada satu lokasi dengan PT. Danmotors Vespa Indonesia. 4.2.3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan PT.
Kawasaki
Motor
Indonesia
melalui
kegiatan-kegiatan
profesionalnya, ingin membagi kesenangan, kebahagiaan dan keuntungan dengan para pemakai produk, dealer, pemasok serta keluarga mereka. Semua itu berlandaskan pada mottonya yaitu Kawasaki, Let the good times roll. Selain itu dengan berpedoman pada filosofi Marching On To Unlimited Improvement serta semangat juang dan kerjasama yang kuat diantara manajemen, karyawan, dan serikat pekerja, PT. Kawasaki Motor Indonesia mencanangkan visi menjadi perusahaan terbaik di dunia dalam hal kualitas, produktifitas dan disiplin. Misi PT. Kawasaki Motor Indonesia (PT. KMI) antara lain sebagai berikut : 1.
Mengutamakan kualitas
2.
Mencapai dan mempertahankan standar kualitas kelas dunia dalam menjalankan bisnis
3.
Memberikan kualitas produk yang terbaik untuk digunakan oleh konsumen
4.
Meningkatkan penjualan produk
5.
Meningkatkan kualitas SDM didalam perusahaan dan berupaya memberikan sumbangsih yang berarti begi kesejahteraan masyarakat sekitar sesuai dengan kemampuan dan prioritas perusahaan
6.
Menciptakan lapangan pekerjaan
7.
Meraih kepercayaan konsumen
8.
Memberikan kepuasan kepada konsumen Tujuan perusahaan didirikan yaitu dengan akses dan dukungan langsung
dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd-Japan, PT. Kawasaki Motor Indonesia merupakan divisi produk konsumen yang diharapkan dapat menembus pasar sepeda motor di Indonesia. 4.2.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu perusahaan untuk menjaga kelancaran dan mencapai tujuan perusahaan. Melalui struktur organisasi dapat terlihat hubungan yang lebih spesifik dari susunan jabatan yang ada dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi merupakan sebuah susunan organisasi mulai dari pucuk pimpinan teratas sampai dengan para karyawan yang membantu jalannya roda perusahaan dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Dari pemegang kekuasaan tertinggi, melaksanakan proses bisnis sampai dengan melaksanakan kegiatan manajemen dalam sebuah perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan. PT. Kawasaki Motor Indonesia mempunyai struktur organisasi yang telah terstruktur dengan baik. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Board Of Commissioners (dewan komisaris), selanjutnya kepemimpinan sehari-hari dalam menjalankan roda aktifitas perusahaan adalah Board Of Directors (dewan direksi), dll. PT. Kawasaki Motor Indonesia menggunakan struktur organisasi garis dan bentuknya menurun kebawah (lihat pada Lampiran 1). Berikut ini adalah uraian Job Description pada PT. Kawasaki Motor Indonesia : 1.
Dewan Komisaris (board of commissioners) Membawahi Board Of Directors, dewan komisaris ini adalah pemegang
saham. Komisaris pada perusahaan ini berfungsi sebagai pemeriksa dari perusahaan dan melakukan fungsi kontrol terhadap pekerjaan direksi sehingga sesuai dengan yang direncanakan. Mempunyai kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan direksi melalui RUPS apabila melakukan tindakan yang melanggar anggaran dasar dan melalaikan kewajiban. Selain itu juga membuat rencana kebijakan perusahaan jangka panjang. 2.
Dewan Direksi (board of directors)
Membawahi Production Division, Marketing Division, serta Finance and General Affairs Division. Presiden direktur pada perusahaan ini memiliki tugas dan tanggung jawab di perusahaan dalam hal pengambilan keputusan dan pembuatan strategi jangka panjang perusahaan. Serta mengkoordinasi organisasi agar tetap berjalan lancar sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah disusun untuk mencapai tujuan perusahaan. 3.
Production Division Divisi produksi dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas memeriksa
kualitas barang-barang atau komponen yang telah diproduksi yang akan digunakan dalam proses produksi serta memeriksa kualitas unit sepeda motor yang akan dipasarkan. Divisi ini membawahi : a. Quality Assurance, bertanggung jawab terhadap kualitas dari proses raw material, sampai kepada proses produksi sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan standard kualitas PT. Kawasaki Motor Indonesia. b. Engineering, bertanggung jawab atas kelancaran mesin-mesin utama dan pendukung dari proses produksi, serta merawat mesin dan peralatan pendukung produksi dengan baik. c. Production, bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi sehingga bisa memenuhi target produksi. Memastikan seluruh produk (spare part, input dan output produksi) sesuai dengan standard kualitas dari PT. Kawasaki Motor Indonesia. 4.
Marketing Division Divisi pemasaran bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh
kegiatan penjualan, pemasaran dan pelayanan serta menentukan kebijakankebijakan pemasaran dan penjualan. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh bagian : a. Sales and Marketing Department, bagian ini dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas mengkoordinir, memimpin dan memberikan petunjuk terhadap aktivitas penjualan (sales), iklan (advertising), dan promosi (promotion) serta administrasi penjualan (sales administration). Selain itu juga melaksanakan kegiatan pengenalan keadaan pasar dan
menganalisis langkah yang dinilai dapat mencapai sasaran penjualan yang telah ditetapkan. b. Service Department, bagian servis dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan purna jual dari sepeda motor Kawasaki khususnya yang berkaitan dengan perawatan sepeda motor. 5.
Finance and General Affair Division Divisi keuangan dan urusan umum bertugas dan bertanggung jawab
dalam menentukan kebijakan-kebijakan keuangan. Dalam melakukan tugasnya dibantu oleh bagian : a. Internal Control System, bagian sistem dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas untuk mengkoordinir seluruh sistem komputer yang ada di perusahaan. b. Finance and Accounting Department, bagian keuangan dan akuntansi dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas untuk mengkoordinir seluruh kegiatan yang menyangkut keuangan serta menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan masalah keuangan perusahaan. Bertanggung jawab terhadap keluar dan masuknya uang perusahaan (untuk pembayaran, material, pajak, dll) sehingga dapat memonitor dan memaintain neraca keuangan perusahaan. c. Personnal Control and General Affair, personalia dan urusan umum dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan administrasi pegawai, penggajian serta mengkoordinir dan menginventarisir alat-alat kantor dan kendaraan kantor. Selain itu bertugas menangani masalah ketenagakerjaan yang meliputi aktivitas rekrutmen mulai dari proses rekrutmen sampai dengan penempatan, merencanakan program pelatihan karyawan, membuat schedule tahunan dan bulanan mengenai pembayaran dana kompensasi, mengevaluasi kinerja bawahan yang bertujuan untuk pembinaan dan pengembangan bawahan serta upaya pemecahan permasalahan. d. Procurement and Physical Distributor, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan distribusi hasil produksi sesuai dengan pesanan.
6.
PPC (Production Planning Control) Bertanggung jawab pada perencanaan produksi, pengadaan material dan
berkoordinasi dengan bagian produksi. 7.
Spare Part Department Bagian pengadaan suku cadang oleh seorang manajer yang bertugas dan
bertanggung jawab secara langsung kepada presiden direktur yang berhubungan dengan pengadaan dan distribusi suku cadang. 8.
Procurement Department Bagian pembelian dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas dan
bertanggung jawab secara langsung kepada presiden direktur yang berhubungan dengan pengadaan dan pembelian komponen-komponen untuk proses produksi serta barang-barang untuk keperluan kantor. 9.
Maintenance Bertanggung jawab terhadap segala hal permasalahan permesinan yang
mencakup perawatan, operasional, instalasi dan termasuk perbaikannya. Menjalankan perintah dari Manajer Engineering. 10.
Financial Inspection Bertanggung jawab terhadap permasalahan inspeksi. Menjalankan
perintah dari Manajer Quality Assurance. 11.
Incoming Bertanggung jawab atas segala barang yang datang untuk dilakukan
pengendalian kualitas. 12.
Scribing Bertanggung jawab terhadap segala hal pembukuan dalam pengendalian
kualitas produk. Menjalankan perintah dari Manajer Quality Assurance. 13.
Assembling Bertanggung jawab atas perakitan komponen produk.
14.
Manufacturing Bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan pabrikasi.
Menjalankan perintah dari Manajer Produksi. 15.
Store Bertanggung jawab atas penjualan produk ke pasar. Menjalankan
perintah dari Manajer PPC. 4.2.5. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja, segala ketentuan tentang hubungan kerja dan syaratsyarat kerja telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dibuat oleh pengusaha dengan serikat pekerja PT. Kawasaki Motor Indonesia. Sampai saat ini, kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki PT. Kawasaki Motor Indonesia merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki sumber daya manusia yang profesional dibidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola manajemen perusahaan dengan baik. Secara langsung yang memegang tanggung jawab terhadap perencanaan dan pengendalian sumber daya manusia di PT. Kawasaki Motor Indonesia adalah HRD (Human Resources Departement). Dalam kurun waktu tertentu HRD akan menambah atau mengurangi tenaga kerjanya sesuai dengan kebutuhan, tetapi disertakan dengan batas keperluan atas tenaga kerja. PT. Kawasaki Motor Indonesia saat ini memiliki karyawan dengan jumlah ± 571 orang per 28 Februari 2007, termasuk enam orang tenaga kerja asing (Jepang) sebagai tenaga pimpinan dan akan terus bertambah sejalan dengan pertumbuhan kegiatan produksi. Adapun persentase jenis kelamin karyawan PT. Kawasaki Motor Indonesia 90,7 persen adalah laki-laki, sisanya karyawan wanita (53 orang). Usia karyawan didominasi dari usia 18-30 tahun yaitu hampir 50 persen, kemudian 45 tahun dan 54-55 tahun. Sementara urutan banyaknya pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu STM/SMU kemudian S1, S2 dan SMP. Disamping mendapatkan gaji, para karyawan juga diberikan tunjangan makan, transportasi, kesehatan dan lain-lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seluruh perlengkapan kerja dan alat-alat keselamatan kerja dilengkapi oleh perusahaan antara lain : pakaian seragam, sepatu kerja, topi dan perlengkapan kerja lainnya. Pengelolaan karyawan PT. Kawasaki Motor Indonesia telah mengikuti ketentuan perundang-undangan pemerintah. PT. Kawasaki Motor Indonesia sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya, diantaranya dengan mengikutsertakan seluruh karyawan beserta keluarganya kedalam program asuransi jiwa kesehatan disamping program Jamsostek yang
sudah merupakan ketentuan baku pemerintah. Pengaturan jam kerja berbeda antara karyawan bagian office dengan bagian produksi. Di bagian office tidak terdapat shift kerja dalam hari, sedangkan pada bagian produksi terdapat tiga shift kerja dalam satu hari. Tabel 11. Karyawan PT. KMI No. Jabatan Karyawan
Jumlah (Orang)
1.
Director
3
2.
Division Manager
4
3.
Manager
12
4.
Ass. Manager
8
5.
Supervisor
67
6.
Non-Supervisor
445
7.
Driver
10
8.
Office Boy/ General Worker
14
9.
Daily Worker/ Honorer
8
Sumber : PT. KMI, 2007 4.2.6. Serikat Pekerja PT. Kawasaki Motor Indonesia telah memiliki Serikat Pekerja yang berfungsi sebagai pembawa aspirasi karyawan dan mitra perusahaan dalam menjaga keharmonisan dan ketertiban di lingkungan perusahaan. Dalam perkembangannya pada tahun 1995-1997 dinamakan Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (SPTP) dimana dalam hal ini masih bersifat lokalan sehingga belum terdaftar dan tidak memiliki SK. Kemudian berubah menjadi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PT. Kawasaki Motor Indonesia (SPSI) yang terdaftar pada Departemen Tenaga Kerja No. Kep : 183/ W.26.4/ 04/ VIII/ K/ 1998. Saat ini menjadi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia (SPOI) PT. Kawasaki Motor Indonesia yang terdaftar pada Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kodya Jakarta Utara No. : 651/ III/ S/ I/ 2006. Serikat Pekerja merupakan mediator antara karyawan dengan perusahaan, sehingga karyawan dapat berperan serta dalam pengambilan keputusan perusahaan secara proporsional melalui wakilnya dan perusahaan
memberikan
kesempatan
bagi
karyawan
untuk
membangun
perusahaan secara bersama-sama. Adanya Serikat Pekerja berarti terdapat
jembatan yang menghubungkan jalur komunikasi dan menyatukan pandangan akan keberhasilan perusahaan dari dua pihak yaitu pihak karyawan dan pihak perusahaan. 4.2.7. Proses Produksi Proses produksi merupakan suatu rangkaian proses mulai dari bahan mentah hingga barang jadi yang siap dipasarkan. Secara umum proses produksi sepeda motor terdiri dari proses pencetakan (casting, press/ stamping, injection), machining, welding, painting, engine assembly, final assembly dan final inspection. Proses produksi sepeda motor yang dilakukan PT. Kawasaki Motor Indonesia menggunakan bahan baku yang didapat dari pemasok lokal dan impor. Bahan baku tersebut merupakan barang setengah jadi serta barang jadi. Tahap proses produksi sepeda motor yang dilakukan PT. Kawasaki Motor Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Tahap Proses Produksi Sepeda Motor PT. KMI Masing-masing tahap proses produksi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Proses cetak (casting, press/ stamping, injection) Proses cetak merupakan proses awal dimana bahan mentah dicetak menjadi bahan setengah jadi sesuai dengan bentuk dan ukuran dasar yang dikehendaki oleh PT. Kawasaki Motor Indonesia. Secara umum bahan setengah jadi tersebut dibedakan menjadi tiga sesuai dengan bahan dasar yang digunakan, yaitu : alumunium part, plastic part dan metal part.
2. Machining Machining merupakan proses pembentukan dimensi bahan setengah jadi dari proses cetak (casting) menjadi komponen-komponen sepeda motor sesuai standar yang dikendaki. Umumnya part-part yang mengalami proses machining ini berbahan dasar alumunium (alumunium part) misalnya blok mesin (crankcase) dan tutup blok mesin (cover crankcase). 3. Welding Welding merupakan proses penggabungan bahan-bahan setengah jadi menjadi komponen sepeda motor sesuai fungsi dan bentuk standar yang diinginkan perusahaan. Umumnya part-part yang mengalami proses welding ini berbahan dasar logam (metal part) yang dibentuk dari proses press/ stamping, misalnya rangka sepeda motor (frame), knalpot (muffler), dll. 4. Painting Painting adalah proses pelapisan part-part komponen sepeda motor dengan cara pengecatan sesuai standar perusahaan sehingga tampilannya menjadi lebih indah dan menarik. Part-part yang mengalami proses ini bisa berbahan dasar plastik, alumunium maupun logam misalnya cover body motor, tanki bahan bakar (fuel tank), dll. 5. Engine Assembly Engine Assembly adalah proses perakitan komponen–komponen sepeda motor yang membentuk satu bagian sepeda motor yang disebut mesin penggerak (engine). 6. Final Assembly Final Assembly adalah proses perakitan dari beberapa komponen sepeda motor (engine, frame, electrical part, dll) menjadi satu unit sepeda motor. 7. Final Inspection Final Inspection adalah proses pengecekan terakhir terhadap unit sepeda motor baik secara fungsi maupun tampilan sesuai standar perusahaan sebelum unit tersebut dikirim ke konsumen. Pada setiap tahapan proses produksi dilakukan Quality Control untuk pengecekan kondisi agar sesuai standar perusahaan. Tahap pengecekan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Produk telah selesai diproduksi Dicek oleh pegawai QA Apakah terdapat kecacatan/ kerusakan? Dicek oleh pegawai QA Apakah spesifikasi ukuran sudah benar? Dicek oleh pegawai QC Aktualisasi bahan baku Lolos verifikasi
Tidak lolos verifikasi
Dimasukkan ke trolley
Dimasukkan ke trolley
Dimasukkan ke dalam gudang produk jadi
Direject/ dibuang
Gambar 6. Flow Chart Quality Control PT. KMI 4.2.8. Produk yang dihasilkan Bidang usaha dari PT. Kawasaki Motor Indonesia adalah industri kendaraan bermotor roda dua dan komponennya dengan menggunakan merek Kawasaki. Sepeda motor yang dihasilkan mempunyai garansi mesin selama tiga tahun atau 30.000 km dan enam kali servis gratis selama 12 bulan. Sehubungan dengan pengembangan produk yang terus menerus dilakukan, spesifikasi teknis sepeda motor sewaktu-waktu dapat berubah. Produksi komersial dari PT. Kawasaki Motor Indonesia dimulai pada Maret 1995. PT. Kawasaki Motor Indonesia masih tergolong perusahaan yang relatif baru dan kecil bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis di Indonesia. Akan tetapi dalam hal inovasi, berbagai jenis produk telah dihasilkan, yaitu : 1.
Tipe Kaze (23 Maret 1995) Kaze merupakan jenis sepeda motor yang pertama diproduksi. Kaze
adalah sepeda motor bebek dengan mesin 4 tak yang memiliki kapasitas produksi sebesar 10 ribu unit/bulan. Kandungan lokal dari sepeda motor ini telah melebihi
55 persen, maksudnya adalah 55 persen dari komponen-komponen Kaze telah diproduksi di Indonesia. Tipe Kaze (110 cc) terdiri dari : (a) Kaze, (b) Kaze R dan (c) Kaze VR. (a) Tipe Kaze biasa memiliki ukuran motor standar yaitu dengan pelek jarijari (spoke wheel), rem depan dan belakang memakai sistem Tromol. (b) Kaze R, menggunakan pelek jari-jari tetapi rem depan sudah memakai sistem Cakram Twin Pot dan rem belakangnya tetap memakai sistem Tromol. (c) Kaze VR, sama seperti Kaze R tetapi kelebihannya sudah menggunakan pelek racing (cast wheel aluminium aloy). 2.
Tipe Ninja (Oktober 1996) Ninja adalah sepeda motor sport 150 cc dengan transmisi enam
percepatan, berpendingin air, mesin 2 tak (dua langkah) serta telah memenuhi Standar Emisi Euro II sehingga ramah lingkungan. Ninja memiliki Emission Reduction Technology yaitu Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve System), HSAS (High Performance Secondary Air System), Catalytic Converter (Pre Catalytic Converter dan Main Catalytic Converter), Super Electrofussion Cylinder dan Carburetor Setting. Tipe Ninja ini terdiri dari : (a) Real Sport, (b) Super Sport dan (c) Super Real Sport. (a) Ninja (real sport), menggunakan pelek jari-jari, rem depan memakai sistem Cakram Twin Pot dan rem belakang menggunakan sistem Tromol. (b) Ninja R (super sport), sudah menggunakan pelek racing dengan sistem Cakram Twin Pot pada rem depan dan rem belakang. (c) Ninja RR (super real sport), memiliki pelek racing dengan rem Cakram Twin Pot pada rem depan dan rem belakang. 3.
Tipe Blitz (Juni 2002) Tipe Blitz (112 cc) memiliki filter oli ganda dan menggunakan sistem
rotary N-1-2-3-4-N. Sepeda motor jenis bebek dengan mesin penuh tenaga namun irit bahan bakar ini merupakan inovasi baru yang diciptakan Kawasaki. Tipe ini terdiri dari : (a) Blitz, (b) Blitz R dan (c) Blitz VR. (a) Tipe Blitz biasa memiliki ukuran motor standar yaitu pelek jari-jari, rem depan dan rem belakang memakai sistem Tromol.
(b) Blitz R, menggunakan pelek jari-jari tetapi rem depan sudah memakai sistem Cakram Twin Pot dan rem belakang tetap memakai sistem Tromol. (c) Blitz VR, sama seperti Blitz R tetapi kelebihannya sudah menggunakan pelek racing. 4.
Tipe Blitz Joy (Februari 2004) Blitz Joy merupakan inovasi dari Kawasaki dengan mesin 4 tak dan 125
cc, memiliki filter oli ganda dan menggunakan sistem rotary N-1-2-3-4-N. Tipe Blitz Joy terdiri dari : (a) Blitz Joy R dan (b) Blitz Joy VR. (a) Blitz Joy R, menggunakan pelek jari-jari tetapi rem depan sudah memakai sistem Cakram Twin Pot dan rem belakang tetap memakai sistem Tromol. (b) Blitz Joy VR, sama seperti Blitz Joy R tetapi kelebihannya sudah menggunakan pelek racing. 5.
Tipe Kaze ZX 130 (Mei 2005) Sepeda motor Baby Ninja ini adalah model dari Kaze yang baru
diluncurkan pada pertengahan bulan Mei 2005. Spesifikasi yang dimiliki yaitu mesin 4 tak berkapasitas 130 cc dengan silinder tunggal (SOHC), pengerem menggunakan rem Cakram Twin Pot pada roda depan, rem Tromol pada roda belakang, dan posisi tanki bahan bakar berada pada bagian depan motor, tepatnya diatas lampu depan. Terdapat tiga tipe dari Kaze ZX yaitu Sporty (pelek racing), Elegant ( pelek racing) dan Trendy (pelek jari-jari). 6.
Tipe Kaze Zone 125 (Maret 2007) Pada tanggal 26 Maret 2007 tipe Kaze terbaru ini diperkenalkan kepada
masyarakat melalui tayangan perdana iklan TV. Hal terbaru dari Kaze Zone yaitu pelek racing yang berbentuk lima pilar. Sepeda motor ini memiliki tipe mesin 4 tak dan terdiri dari dua tipe yaitu : (a) Kaze Zone R dan (b) Kaze Zone VR. (a) Kaze Zone R, menggunakan velg jari-jari dengan rem depan sistem Cakram Twin Pot dan rem belakang sistem Drum/ Tromol. (b) Kaze Zone VR, sama seperti Kaze Zone R tetapi sudah menggunakan pelek racing. 4.2.9. Fasilitas Perusahaan Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang sangat mendukung kelancaran dalam aktivitas karyawan dalam suatu perusahaan. Fasilitas juga dapat
memotivasi karyawannya untuk bekerja lebih efektif dan efisien. PT. Kawasaki Motor Indonesia menyediakan fasilitas seperti penghasilan yaitu berupa gaji dan uang lembur, fasilitas kesejahteraan karyawan dan fasilitas pendukung. Fasilitas kesejahteraan merupakan tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun. Selain dari fasilitas produksi, perusahaan mempunyai beberapa fasilitas untuk kerja karyawan dan fasilitas pendukung lainnya. Tabel 12. Fasilitas PT. KMI No. 1.
Fasilitas Kerja
Fasilitas Pendukung
Ruang perkantoran, ruang rapat dan Tempat parkir ruang tunggu
2.
Mesin tik, mesin fotocopy dan mesin Transportasi seperti mobil dinas penjilid
3.
Komputer
Kantin
4.
Alat-alat komunikasi seperti telepon Alat-alat dan faksimili
olahraga
5.
Meja dan kursi
Mesjid
6.
Gudang
Toilet (WC)
Sumber : PT. KMI, 2007
olahraga
dan
tempat
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Lingkungan Internal PT. Kawasaki Motor Indonesia Faktor-faktor internal yang terdapat dalam perusahaan dianalisis untuk proses penyusunan strategi pemasaran sepeda motor sport PT. Kawasaki Motor Indonesia. Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dalam menghadapi persaingan. Faktor-faktor internal perusahaan yaitu Segmentasi, Targeting, Positioning dan Bauran Pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi). 5.1.1. Segmentasi Pasar, Targeting dan Positioning Sepeda Motor Sport PT. Kawasaki Motor Indonesia 1. Segmentasi Pasar Sifat pasar yang sangat heterogen memerlukan segmentasi pasar, yaitu suatu proses pemisahan pasar yang heterogen menjadi beberapa segmen atau bagian yang homogen dalam semua aspek yang berhubungan dengan pemasaran produk. PT. Kawasaki Motor Indonesia dalam memasarkan sepeda motor sport perlu menetapkan segmen pasar mana yang akan dituju. Segmen pasar sepeda motor sport dapat didasarkan pada empat variabel segmentasi yaitu : (a) Segmentasi geografik, (b) Segmentasi demografik, (c) Segmentasi psikografik dan (d) Segmentasi tingkah laku. (a) Segmentasi Geografik Segmentasi ini membagi pasar berdasarkan kondisi geografik suatu wilayah, sehingga dapat diputuskan wilayah yang akan dijadikan target pemasaran suatu produk. PT. KMI pada dasarnya tidak menetapkan segmen pasar mana yang akan dituju untuk sepeda motor sport jika ditinjau dari segi geografik. Namun, berdasarkan besarnya tingkat penjualan segmen wilayah Rural Urban Fring atau pinggiran kota cukup potensial. Wilayah-wilayah tersebut memiliki banyak peminat sepeda motor sport merek Kawasaki. Urutan pulau berdasarkan besarnya persentase tingkat penjualan yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Papua. Adapun wilayah tersebut tersebar di kota Medan, Lampung, Jabotabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda dan Makasar.
Selain itu, wilayah dataran rendah dengan iklim panas seperti wilayah Pantura Jawa juga cukup potensial. (b) Segmentasi Demografik Segmentasi demografik merupakan pembagian pasar berdasarkan beberapa karakteristik seperti usia, jenis kelamin, status dalam keluarga dan kelas sosial. Faktor-faktor demografik merupakan yang paling sering dijadikan dasar untuk pengelompokkan konsumen. Variabel ini lebih mudah diukur daripada jenis variabel lain. Tabel 13. Segmen Pasar Sepeda Motor Sport PT. KMI Berdasarkan Variabel Demografik No Variabel Demografik Karakteristik Konsumen 1.
Usia
≤ 17 tahun : 30% 18-24 tahun : 48% ≥ 25 tahun : 22%
2.
Jenis Kelamin
Pria : 99% Wanita : 1%
3.
Status Dalam Keluarga
Remaja pria : 31% Pria dewasa : 49% Kepala keluarga : 20%
4.
Kelas Sosial
Pendapatan tinggi : 35% Pendapatan sedang : 64% Pendapatan rendah :1%
Sumber : PT. KMI, 2007 Segmen pasar sepeda motor sport yaitu konsumen yang berusia muda. PT. KMI membagi pasar dari tiga kriteria usia dengan persentase lebih besar untuk mereka yang masih berusia muda. Perusahaan menetapkan segmen pasar untuk kriteria jenis kelamin sebesar 99 persen adalah konsumen pria karena model sepeda motor sport dirancang untuk pria. Untuk kriteria status dalam keluarga perusahaan memilih remaja pria dan pria dewasa (lajang/menikah). Sepeda motor sport lebih digemari konsumen dengan status pelajar, mahasiswa dan karyawan. PT. KMI menetapkan segmen kelas sosial berdasarkan tingkat pendapatan masyarakat yaitu mereka yang mempunyai pendapatan tinggi dan sedang, karena
harga sepeda motor sport yang relatif lebih tinggi dibanding jenis sepeda motor lainnya. (c) Segmentasi Psikografik Segmentasi psikografik membedakan kelompok konsumen berdasarkan gaya hidup dan ciri kepribadian. Perusahaan memanfaatkan variabel ciri kepribadian untuk memilih pasar, dengan memberikan ciri produk mereka yang sesuai dengan kepribadian konsumen. Minat konsumen pada suatu produk dipengaruhi pula oleh gaya hidup, dan produk yang dibeli mengekspresikan gaya hidup. PT. KMI membagi segmen psikografik untuk sepeda motor sport dari variabel gaya hidup dan ciri kepribadian. Konsumen sepeda motor sport adalah mereka yang memiliki gaya hidup seperti menyukai motor balap, menginginkan tantangan kecepatan pada saat berkendara, berorientasi pada penampilan dan gaya serta menyukai produk berkualitas internasional yang dibuat dengan kecanggihan teknologi (high tech). Sepeda motor sport dapat mencirikan seseorang yang berkepribadian pria sejati (maskulin) dan memilih sepeda motor sport sebagai sarana pilihan berkendara dalam ajang memamerkan kejantanan. Selain itu sepeda motor sport menandakan seseorang yang berjiwa sporty (sportif), ingin selalu tampak muda (berjiwa muda), sering memulai tindakan (aktif) dan senang mengikuti tren (dinamis). (d) Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku membagi konsumen menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengalaman, pencarian manfaat dan status loyalitas. Banyak perusahaan percaya bahwa variabel tingkah laku merupakan titik awal yang paling tepat untuk membangun segmentasi pasar. PT. KMI membagi konsumen atas dasar pengalaman yaitu mereka yang membeli sepeda motor sport karena mencoba sepeda motor sport milik temannya serta mereka yang membandingkan kualitas sepeda motor sport dengan yang lainnya karena mencari kualitas sepeda motor sport yang terbaik. Dalam pencarian manfaat, konsumen yang menginginkan kecepatan tinggi saat berkendara akan memilih sepeda motor sport. Sedangkan, untuk status loyalitas perusahaan
membagi segmen pasar yaitu konsumen yang hobi motor balap dan tergabung dalam komunitas klub motor. 2. Targeting Langkah selanjutnya dalam pemasaran sasaran setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmen pasar yaitu menetapkan targeting. Berdasarkan segmen pasar yang dilakukan sebelumnya, target pasar PT. KMI merupakan gabungan dari kedua variabel segmentasi yaitu demografik dan psikografik. Adapun target perusahaan untuk sepeda motor sport yaitu : konsumen pria yang berusia 16-30 tahun, sportif, dinamis, aktif serta berorientasi pada penampilan dan gaya. Perusahaan yakin target sasaran ini sangat potensial di pasar domestik Indonesia karena jumlah penduduknya banyak. Sehingga, masih ada peluang bagi perusahaan memasarkan sepeda motor sport. 3. Positioning Langkah akhir dari pemasaran sasaran yaitu menentukan positioning produk. Positioning adalah memposisikan produk dibenak konsumen sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Terdapat empat positioning dalam industri sepeda motor di Indonesia bagi perusahaan yang ingin memasarkan sepeda motor sport. Positioning tersebut yaitu Inclusive, SportConventional, Exclusive dan SportStylish. Keempat positioning tersebut digambarkan dalam bentuk kuadran. Exclusive II
I
SportConventional
SportStylish III
IV
Inclusive Gambar 7. Empat Kuadran Positioning Produk Sepeda Motor Sport di Indonesia PT. KMI memposisikan sepeda motor sportnya pada kuadran pertama yaitu sepeda motor sport yang Exclusive dan SportStylish. Alasan perusahaan memilih positioning tersebut karena produknya merupakan sepeda motor sport yang berteknologi tinggi (high tech) dengan harga yang exclusive dan model
paling sporty jika dibandingkan dengan sepeda motor sport lain. Sepeda motor sport Kawasaki diharapkan dapat menguasai positioning pada kuadran I untuk sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. 5.1.2. Bauran Pemasaran Sepeda Motor Sport PT. Kawasaki Motor Indonesia 1. Bauran produk Produk merupakan salah satu komponen bauran pemasaran yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh konsumen. Konsumen akan menyukai produk yang berkualitas. Kualitas produk yang baik adalah produk yang sesuai dengan harapan dan memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas dapat dicirikan melalui atribut-atribut produk. Adapun atribut-atribut yang melekat pada sepeda motor sport yaitu merek, kecepatan, tarikan mesin, desain, dan ramah lingkungan. Hal ini tentunya harus dipahami oleh setiap perusahaan yang menawarkan sepeda motor sport ke pasar domestik Indonesia. PT. KMI menetapkan merek Kawasaki Ninja untuk sepeda motor sport sesuai dengan lisensi perusahaan induknya yaitu Kawasaki Heavy Industries, LtdJapan. Merek tersebut mencitrakan produk sebagai motor balap dengan kualitas teknologi tinggi Jepang yang telah diakui di seluruh dunia. Sepeda motor sport merek Kawasaki yang dipasarkan di Indonesia oleh PT. KMI yaitu Ninja, Ninja R dan Ninja RR. Perbedaan ketiga tipe tersebut yaitu pada spesifikasi teknis, harga dan model. Ninja RR memiliki aksesoris yang lebih menekankan ciri khas motor balap. Ninja R dan Ninja RR selalu menjadi juara 1 dalam semua Road Race yang diadakan di Indonesia, baik tingkat daerah maupun tingkat Nasional. Prestasi yang diraih oleh PT. KMI yaitu Kawasaki Ninja RR dianugerahi The Best Indonesian Motorcycle 2006, kategori The Best Sport (125-156 cc) oleh FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia). PT. KMI memperhatikan kecepatan dan tarikan mesin pada sepeda motor sportnya. Beberapa penambahan perangkat pada mesin Ninja mengakibatkan peningkatan tenaga secara signifikan. Sejak versi pertama, Ninja telah menggunakan teknologi 2 tak modern dengan sistem pendingin/ radiator, bukan mesin 2 tak konvensional. Pada mesin 2 tak modern, perubahan dapat dengan mudah dilakukan untuk penyesuaian kondisi pembatasan emisi gas buang tanpa harus mengorbankan tenaga mesin. Dengan teknologi pembatasan emisi yang
diterapkan pada Ninja versi terbaru, bukan saja emisi gas buang menjadi lebih terkontrol (sesuai aturan emisi Euro II) tapi tenaga mesin menjadi bertambah. Desain Kawasaki Ninja menampilkan sepeda motor sport yang semakin menambah citra kuat Ninja sebagai satu-satunya Sporty Streetfighter Bike di Indonesia. Sepeda motor sport Kawasaki memiliki warna-warna yang menarik seperti hijau, orange dan hitam untuk Ninja RR. Warna biru, hijau dan hitam untuk Ninja R. Sedangkan, warna hijau dan biru untuk Ninja. PT. KMI berupaya mempertahankan keberadaan sepeda motor sport dipasar domestik Indonesia dengan terus melakukan inovasi dan modifikasi sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Hal ini terbukti dengan diluncurkannya New Ninja yang dimodifikasi pada warna, grafik (stripping), penampilan baru crankcase cover dengan warna magnesium gold, lampu depan seperti motor besar Kawasaki Supersport Naked Z1000, chrome reflector dan semi sealed hallogen bulb berdaya 60/55 watt untuk cahaya yang lebih terang pada waktu berkendara di kegelapan malam, desain panel speedometer dan tachometer lebih jelas, dinamis dan sporty, setang dengan desain model clip on/ jepit, radiator cover dengan desain yang elegan dan sporty serta muffler guard (penambahan pelindung knalpot) dengan pelapis chrome. PT. KMI menerapkan teknologi tinggi yaitu Emission Reduction Technology yang memiliki kemampuan untuk mengurangi pencemaran udara atas gas buang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Adapun empat teknologi tersebut yaitu Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve System), HSAS (High Performance Secondary Air System), Super Electrofussion Cylinder dan Catalytic Converter. Sepeda motor sport Kawasaki Ninja ramah lingkungan karena telah menerapkan teknologi ramah lingkungan seperti yang disyaratkan oleh pemerintah melalui peraturannya. Kualitas sepeda motor sport Kawasaki Ninja saat ini yang terbaik dalam kecanggihan teknologi, desain yang menarik, kecepatan tak tertandingi, lisensi merek yang komersial, dan yang paling penting yaitu sepeda motor sport dengan mesin 2 tak yang lolos uji emisi Euro II sehingga ramah lingkungan. 2. Bauran Harga Harga
merupakan
satu-satunya
unsur
bauran
pemasaran
yang
mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Ketiga unsur lain (produk, promosi,
distribusi) justru menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran. Harga merupakan bauran pemasaran yang fleksibel, dapat berubah dengan cepat, tidak seperti feature produk dan perjanjian distribusi, penentuan tingkat harga harus disesuaikan dengan pandangan konsumen tentang nilainya, supaya konsumen tidak beralih ke pesaing. PT. KMI menggunakan Metode Full Costing untuk menentukan harga pokok produksinya. Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik variabel maupun tetap. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan Full Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). PT. KMI menghitung Material Cost berdasarkan seluruh biaya material dari total produksi sepeda motor ditambah Factory Overhead (FOH) seperti biaya tenaga kerja, biaya listrik, biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum. Sehingga menghasilkan harga pokok produk Off The Road (harga kosong) sebelum pajak registrasi. Kemudian dengan PPN 10% dan PPh Pasal 22 penetapan harga jual dapat ditetapkan perusahaan. Perusahaan memberikan potongan harga kepada dealer yang melakukan pembelian dalam jumlah banyak dan kebijakan mengenai jangka waktu pembayaran (term of payment) bagi dealer untuk melunasi pembayaran. Adapun tanggal jatuh tempo yang ditetapkan berbeda antara wilayah yang satu dengan yang lain. Dalam
menetapkan
harga
jual
sepeda
motor
sport,
selain
memperhitungkan harga pokok produk dan keuntungan yang akan diperoleh, perusahaan juga mempertimbangkan daya beli masyarakat serta melihat harga sepeda motor sport pesaing lain. Harga jual sepeda motor sport dari perusahaan ke dealer (selling in) berbeda dengan dari dealer ke konsumen (selling out). Dealer mempertimbangkan biaya transportasi (biaya kirim lewat ekspedisi baik jalur laut maupun darat) yang mengakibatkan harga sepeda motor sport antar wilayah berbeda. Dalam hal ini, PT. KMI menetapkan Metode Penetapan Harga
Diskriminasi terhadap sepeda motor sport. Perusahaan menetapkan harga jual yang berbeda untuk setiap tipe sepeda motor sport. Perbedaan tersebut merupakan penyesuaian dari kebutuhan jumlah bahan baku, penggunaan aksesoris dan spesifikasi teknis lainnya. Tabel 14. Daftar Harga Sepeda Motor Sport PT.KMI Harga (Rp Juta/Unit) No Tipe Sepeda Motor Sport Untuk dealer Untuk konsumen (harga kosong)
(dealer Jakarta)
1.
Ninja (M)
18,72
21,53
2.
Ninja R (L)
20,92
23,96
3.
Ninja RR
25,08
30,00
Sumber : PT. KMI, 2007 PT. KMI membuat Cost Down Program dalam upaya menekan biaya produksi, salah satunya melalui lokalisasi bahan baku. Perubahan harga sepeda motor dipengaruhi berbagai aspek seperti kenaikan harga bahan baku, terbatasnya sumber daya logam, penambahan atau pengurangan part serta pergantian pemasok. Untuk itu perusahaan harus terus memonitor hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan harga. Setiap Departemen telah mempunyai Material Cost System sehingga memudahkan perusahaan untuk memonitor perubahan yang terjadi. 3. Bauran Distribusi Distribusi merupakan suatu proses pengiriman produk dengan cara dan sarana dari pihak perusahaan kepada konsumen yang memerlukannya (dari tempat pembuatan ke lokasi tempat produk diperlukan). Fungsi distribusi dalam bauran pemasaran adalah membawa poduk ke pasar sasaran. Membawa produk ke pasar memerlukan serangkaian aktivitas, yang terpenting dari aktivitas tersebut adalah penjualan dan pengiriman barang dari produsen ke konsumen akhir. Perusahaan dapat memanfaatkan saluran distribusi untuk mengirimkan produk ke pasar. Distribusi merupakan salah satu kunci sukses bagi PT. KMI. Proses pendistribusian sepeda motor sport bukan hanya sampai sepeda motor sport tersebut diterima oleh konsumen, melainkan ada proses lanjutan yaitu proses pemeliharaan dan penyediaan suku cadang. Perusahaan sedang mengembangkan
jaringan penjualan, suku cadang dan pemeliharaan di seluruh wilayah Indonesia demi kepuasan para pelanggan. Perusahaan tidak membedakan pendistribusian sepeda motor sport dengan sepeda motor jenis lain yang dihasilkannya, karena distribusi yang dilakukan mencakup skala besar dan masal. Jaringan distribusi Kawasaki telah tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan data perusahaan, di Pulau Jawa dan Bali telah terdapat 239 jaringan 3S, 79 jaringan 2S dan 2 jaringan 1S, di Pulau Sumatera terdapat 36 jaringan 3S dan 8 jaringan 2S, dan di Pulau Kalimantan dan Indonesia Timur terdapat 70 jaringan 3S dan 13 jaringan 2S.
Gambar 8. Jaringan Pelayanan 3 S, 2S dan 1S PT. KMI di Indonesia Jaringan penjualan, pemeliharaan dan suku cadang (3S), tersebar di wilayah : Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Lombok, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi. Jaringan pemeliharaan dan suku cadang (2S), tersebar di wilayah : Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan jaringan suku cadang (1S) berada di wilayah Jawa Tengah. Bentuk saluran distribusi PT. KMI adalah saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi tidak langsung merupakan bentuk saluran distribusi dimana perusahaan tidak secara langsung menjual produk yang dihasilkan kepada para pembeli. Namun, melalui perantara atau pihak ketiga yang membantu penyaluran produk tersebut. Pihak ketiga PT. KMI adalah main dealer dan direct
dealer. Saat ini PT. KMI berencana untuk melakukan pendistribusian langsung ke konsumen potensial pada wilayah Jabotabek. Hal ini dikarenakan lokasi PT.KMI cukup strategis yaitu di Jalan Perintis Kemerdekaan (Kelapa Gading-Jakarta Utara). PT. KMI
DIRECT DEALERS MAIN DEALERS
SUB DEALERS
POTENTIAL CONSUMERS
Gambar 9. Saluran Distribusi Resmi PT. KMI PT. KMI menggunakan jasa pengiriman ekspedisi sebagai sarana transportasi untuk pengiriman sepeda motor sport melalui jalur darat dan laut. Dealer yang menetapkan ekspedisi tersebut serta menanggung biaya pengiriman. Pengiriman harus sesuai dengan jatah maksimal dan minimal sehingga dapat diperhitungkan ongkos kirimnya. PT. KMI hanya menjual suku cadang asli (genuine parts) karena perusahaan sangat menyadari akan pentingnya kualitas. Perusahaan memahami bahwa masyarakat sangat membutuhkan jaminan akan suku cadang serta pemeliharaan sepeda motor atau lebih dikenal dengan layanan after sales. Oleh karena itu, PT. KMI ingin memperluas jaringan distribusi dan terus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan para dealer. 4. Bauran Promosi Promosi merupakan komponen bauran pemasaran yang digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Promosi membantu suatu perusahaan mengkomunikasikan kepada konsumen tentang bagaimana produk yang ditawarkan dapat mencapai dan memenuhi tujuan konsumen. Aktivitas promosi memberikan pengaruh yang
penting untuk keberhasilan penjualan perusahaan. Promosi dapat membantu memperkenalkan suatu produk baru atau menghadirkan produk sepanjang waktu dengan memperkuat pesan dan citra periklanan, menciptakan daya tarik antara merek dan konsumen, dan memberikan saluran baru untuk menjangkau segmen khalayak. Sepeda motor sport Kawasaki Ninja dipromosikan melalui media cetak seperti Surat Kabar, Tabloid dan Majalah. Promosi melalui media cetak dilakukan perusahaan hingga mencapai 80 persen. PT. KMI mempromosikan Kawasaki Ninja melalui Tabloid dan Majalah yang dikhususkan untuk pria dewasa serta yang berhubungan dengan otomotif dan olahraga. Dengan alasan perusahaan mempunyai kesamaan segmen pasar dengan media cetak tersebut. Pada tahun 2007 perusahaan berencana untuk meningkatkan promosi melalui media cetak dengan menambah frekuensi penerbitan. Beberapa Surat Kabar yang digunakan PT. KMI sebagai sarana promosi sepeda motor sport Kawasaki Ninja pada tanggal 23 September 2005 adalah sebagai berikut: a. MEDIA INDONESIA b. REPUBLIKA c. K O M P A S Tabel 15. Daftar Tabloid dan Majalah untuk Promosi Sepeda Motor Sport Kawasaki Ninja pada Bulan Oktober 2006 No.
Media Cetak
1. Tabloid OTOMOTIF - Jkt 2. Tabloid MOTOR PLUS - Jkt 3. Tabloid OTOSPEED - Smg 4. Tabloid OTOTREND - Sby 5. Tabloid OTONIC - Dps 6. Tabloid SENIOR - Jkt 7. Tabloid BOLA - Jkt 8. Maj. MOBIL MOTOR 9. Maj. TEMPO 10. Maj. GATRA 11. Maj. SWASEMBADA Sumber : PT. KMI, 2007
Tgl/ Bln/ Thn 16 Oktober 2006 14 Oktober 2006 10 Oktober 2006 18 Oktober 2006 18 Oktober 2006 20 Oktober 2006 17 Oktober 2006 20 Oktober 2006 23 Oktober 2006 18 Oktober 2006 18 Oktober 2006
Pada Tabel 15 dan Tabel 16 dapat dilihat media cetak seperti Tabloid dan Majalah yang digunakan PT. KMI sebagai sarana promosi sepeda motor sport Kawasaki Ninja di pasar domestik Indonesia. Tabel 16. Daftar Tabloid dan Majalah untuk Promosi Sepeda Motor Sport Kawasaki Ninja pada Bulan April sampai Juli 2007 No.
Media Cetak
1. Tabloid OTOMOTIF - Jkt 2. Tabloid MOTOR PLUS - Jkt 3. Tabloid BOLA 4. Tabloid SENIOR 5. Tabloid KONTAN 6. Maj. MOBIL MOTOR 7. Maj. GATRA 8. Maj. FHM 9. Maj. POPULAR 10. Maj. AUDIO PRO 11. Maj. TEMPO 12. Maj. ME 13. Maj. KOMPUTER AKTIF 14. Maj. SELULAR 15. Maj. SWASEMBADA 16. Maj. MATRA 17. Maj. PLAYBOY 18. Maj. MAXIM Sumber : PT. KMI, 2007
Tgl/Bln 30 Apr/ 14 Mei/ 11 Jun 28 Apr/ 12 Mei/ 9 Jun 27 Apr/ 11 Mei/ 12 Jun 6 Jul 8 Jul 4 Mei 10 Mei 24 Mei Jun Jun 4 Jun Jul 11 Jul 25 Jul 26 Apr Mei Mei Mei
PT. KMI mengikutsertakan Kawasaki Ninja pada pameran-pameran seperti Jakarta Fair dan Jakarta Motorcycle & Motor Show yang diadakan 2 tahun sekali untuk promosi penjualan. Perusahaan mengikuti pameran Jakarta Motorcycle & Motor Show ketiga di Jakarta Convention Center Nopember 2006 kemarin. Untuk mempromosikan citra merek, perusahaan beberapa kali bekerja sama dengan dealer mengadakan acara-acara yang bertujuan meningkatkan citra merek Kawasaki dimasyarakat. Hubungan perusahaan dengan klub motor Kawasaki Ninja yang terjalin baik juga merupakan ajang untuk mempromosikan citra merek. Selain itu, perusahaan mendapatkan informasi seperti saran, keluhan atau harapan konsumen akan sepeda motor sport di Indonesia dari website para bikers tersebut.
Dengan demikian, aktivitas promosi yang dilakukan PT. KMI saat ini dapat dikatakan cukup efektif. Kegiatan promosi melalui media elektronik seperti tayangan iklan di televisi belum dilakukan perusahaan dikarenakan terbatasnya anggaran dana promosi. Perusahaan ingin memperkuat pesan dan citra sepeda motor sport Kawasaki Ninja, serta menciptakan daya tarik antara merek Kawasaki dan konsumennya. 5.2 Analisis Lingkungan Eksternal PT. Kawasaki Motor Indonesia Faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dianalisis untuk proses penyusunan strategi pemasaran sepeda motor sport PT. Kawasaki Motor Indonesia. Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam persaingan. Faktor-faktor eksternal yang dihadapi perusahaan merupakan lingkungan eksternal yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. 5.2.1. Lingkungan Jauh Dalam menjalankan suatu strategi pemasaran, PT. Kawasaki Motor Indonesia perlu untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan jauh perusahaan seperti faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Hal ini dikarenakan perubahan apapun pada faktor-faktor tersebut akan mendatangkan peluang ataupun ancaman bagi keberlangsungan perusahaan. 1. Faktor Politik Kondisi politik suatu negara mempengaruhi kebijakan bisnis dari suatu perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan dapat menjadi keuntungan ataupun merugikan bagi perusahaan yang berada pada negara tersebut. Kebijakan dan keputusan yang diambil perusahaan dipengaruhi oleh arah, kebijakan dan stabilitas politik yang ditetapkan pemerintah. Seperti diketahui, bahwa pada tahun 1997, kondisi politik tidak stabil dan terjadi kerusuhan di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Pada saat itu industri sepeda motor juga terkena dampaknya hingga mengalami penurunan dalam perkembangannya. Namun seiring dengan pulihnya keadaan politik Indonesia meskipun belum stabil, kondisi industri sepeda motor pun mengalami peningkatan kembali. Faktor politik mempengaruhi aktivitas PT. KMI dari segi keamanan dan kenyamanan. Selain itu, klub motor yang akan mengadakan touring tentu membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam
berkendara. Pemilihan umum tahun 2009 mendatang akan memacu kondisi politik di Indonesia. Peristiwa ini diharapkan dapat berlangsung dengan tertib. Karena, ketidakstabilan politik tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan perusahaan. 2. Faktor Ekonomi Kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan yang berada dalam negara tersebut. Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil tentunya mempengaruhi kebijakan PT.KMI dalam memasarkan produknya. Terdapat empat variabel kunci dari kondisi ekonomi yang berpengaruh secara signifikan pada perusahaan, yaitu ketersediaan energi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Kebijakan pemerintah terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mempengaruhi perusahaan serta konsumen potensial. Bagi perusahaan tentunya akan lebih memerlukan tambahan dana karena energi yang dibutuhkan sebagai faktor produksi mengalami peningkatan harga. Perusahaan perlu melakukan efisiensi anggaran serta efisiensi penggunaan energi tersebut. Perusahaan juga perlu mengetahui seberapa besar pengaruh yang diakibatkan pada masyarakat mengenai kenaikan harga BBM. Tabel 17. Tingkat Inflasi Di Indonesia Bulan Tahun Tingkat Inflasi (%)
Bulan Tahun
Tingkat Inflasi (%)
Maret 2006
15,74
Oktober 2006
6,29
April 2006
15,40
November 2006
5,27
Mei 2006
15,60
Desember 2006
6,60
Juni 2006
15,53
Januari 2007
6,26
Juli 2006
15,15
Februari 2007
6,30
Agustus 2006
14,90
Maret 2007
6,52
September 2006
14,55
April 2007
6,29
Sumber : Bank Indonesia, 2007 Variabel ekonomi selanjutnya yang mempengaruhi PT. KMI yaitu tingkat inflasi. Inflasi menyebabkan harga-harga suatu barang meningkat, termasuk harga jual dari bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi. Sekitar 80 persen bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan produksi berasal dari lokal. Sehingga tingginya tingkat inflasi akan berpengaruh
langsung bagi perusahaan dan menjadi ancaman besar. Tingkat inflasi yang rendah merupakan keuntungan bagi perusahaan dikarenakan anggaran untuk pembelian bahan baku lokal dapat diefisienkan. Dengan demikian perusahaan dapat menghemat biaya produksi sepeda motornya. Variabel ekonomi lain yang dapat mempengaruhi perusahaan yaitu tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga memang tidak secara langsung mempengaruhi perusahaan, namun kepada konsumen potensial. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka banyak lembaga pembiayaan sepeda motor (leasing) tidak mau mengambil resiko kredit macet. Karena dengan besarnya jumlah uang muka serta cicilan pembelian sepeda motor, masyarakat tertentu akan kesulitan melunasinya. Bahkan, mempertimbangkan kembali jika ingin mengambil sepeda motor melalui lembaga leasing. Akibatnya banyak sepeda motor yang tidak dapat dijual dipasaran, pesanan sepeda motor dari dealer akan berkurang dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tidak optimal. Tahun 2007 nilai tukar rupiah terhadap dollar diprediksikan pemerintah akan bernilai stabil antara Rp 9.000,00-Rp 9.300,00 per USD, yang akan berpengaruh pada stabilnya kondisi ekonomi di Indonesia. Tabel 18. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Bulan Tahun Nilai Tukar Bulan Tahun (Rp / USD)
Nilai Tukar (Rp / USD)
April 2006
8.775
Oktober 2006
9.110
Mei 2006
9.220
November 2006
9.165
Juni 2006
9.300
Desember 2006
9.020
Juli 2006
9.070
Januari 2007
9.090
Agustus 2006
9.100
Februari 2007
9.160
September 2006
9.235
Sumber : Bank Indonesia, 2007 Hal tersebut tentu akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya seperti Yen. Kedua mata uang tersebut berpengaruh bagi perusahaan dikarenakan 20 persen bahan baku yang digunakan untuk proses produksi diimpor perusahaan dari KHI (Jepang) dan KMT (Thailand). Apresiasi mata uang Dollar dan Yen akan menyebabkan perusahaan membutuhkan jumlah rupiah yang banyak untuk mendapatkan bahan baku.
Tabel 19. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Yen Bulan Tahun Nilai Tukar Bulan Tahun (Rp / Yen)
Nilai Tukar (Rp / Yen)
April 2006
7.672,14
Oktober 2006
7.754,85
Mei 2006
8.220,04
November 2006
7.885,92
Juni 2006
8.095,76
Desember 2006
7.579,53
Juli 2006
7.912,77
Januari 2007
7.472,57
Agustus 2006
7.766,50
Februari 2007
7.732,90
September 2006
7.841,23
Sumber : Bank Indonesia, 2007 3. Faktor Sosial Kondisi sosial masyarakat terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut berimplikasi pada pemasaran produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan. Perusahaan perlu mengadaptasikan produk yang ditawarkan dengan pola budaya masyarakat yaitu gaya hidup, nilai dan kepercayaan. Setiap perubahan sosial terjadi, perusahaan perlu mengikutinya dengan cara merespon dan mengantisipasi perubahan tersebut. Pada dasarnya manusia akan meniru dan mengikuti perilaku yang berasal dari lingkungannya. Begitu pula dengan sikap dan gaya hidup, masyarakat akan mengikuti sikap dan gaya hidup yang dianggapnya baik dan sesuai. Masyarakat Indonesia terus-menerus dihadapkan pada tren pasar yang menawarkan produk dengan berbagai atribut yang menarik minat gengsi tertentu. Fenomena gaya hidup masyarakat Indonesia yang bergengsi saat ini berdampak pada pemilihan produk yang dikonsumsi. Produk berstandar kualitas internasional dengan harga yang juga sesuai lebih diminati masyarakat. Gaya hidup yang bergengsi berarti malu menggunakan produk yang kurang berkualitas, produk murahan ataupun produk yang tidak dapat meningkatkan prestise seseorang dilingkungannya. Gaya hidup masyarakat tersebut, merupakan gejala sosial yang juga terjadi pada peminat sepeda motor sport di Indonesia. Untuk mereka yang hobi motor balap, mengendarai sepeda motor sport dianggap lebih bergengsi karena lebih mengesankan pilihan produk berkualitas. Rasa gengsi yang berakibat pada pemilihan sepeda motor sport dapat diandalkan oleh PT. KMI sebagai peluang untuk memasarkan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia.
4. Faktor Teknologi Semakin canggih teknologi yang diterapkan pada suatu produk tentunya masyarakat menjadi perlu mendapat keyakinan atas keamanan produk tersebut. Semua itu merupakan tantangan bagi setiap perusahaan yang menciptakan produk high tech karena perlu memperhatikan kesehatan masyarakat. Teknologi baru dapat
memberikan
nilai
terunggul
dalam
memuaskan
kebutuhan
dan
meningkatkan aktivitas perusahaan dalam mencapai keuntungan. Namun, teknologi baru juga menciptakan konsekuensi jangka panjang yang tidak selalu dapat diduga. Gas buang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor mengandung beberapa polutan logam berat. Salah satunya Karbon yang berbahaya bagi kesehatan. Setiap produsen sepeda motor harus bersaing dalam penerapan teknologi untuk menghadapi hal tersebut. Permasalahan tersebut telah diantisipasi oleh PT. KMI dengan menciptakan sepeda motor sport yang sesuai standard emisi Euro II. Dalam rangka pengendalian pencemaran udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor agar ramah lingkungan, Kawasaki Ninja dilengkapi Emission Reduction Technology, yaitu : (a) Super KIPS, (b) HSAS, (c) Super Electrofussion Cylinder dan (d) Catalytic Converter. (a) Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve System) Super KIPS merupakan sistem mekanisme katup pengendali gas buang pada exhaust port yang mengatur penutupan dan pembukaan sebagian dari lubang pembuangan. Pada putaran mesin tinggi katup akan terbuka dan pembuangan gas sisa pembakaran pada RPM tinggi dapat berlangsung lebih sempurna, sehingga menghasilkan respons dan tenaga mesin yang maksimal. Pada putaran mesin rendah katup akan menutup dan menghalangi terbuangnya campuran sisa pembakaran termasuk unsur hidrokarbon/ HC yang pada mesin 2 tak biasa akan terbuang, sehingga kadar HC yang dihasilkan dalam sisa gas buang menjadi rendah. (b) HSAS ( High Performance Secondary Air System ) Sistem saluran yang menyuntikkan udara bersih ke dalam ruangan yang menjadi muara gas buang dari ruang bakar. Pada ujung saluran terdapat mekanisme katup buluh yang membuka pada saat tekanan dalam ruangan
rendah (putaran mesin rendah), dan tertutup kembali pada saat tekanan dalam ruangan tinggi (putaran mesin tinggi). Super KIPS & HSAS bekerja sama dalam suatu sistem yang sama, dimana pada putaran mesin tinggi, katup Super KIPS akan membuka, katup HSAS akan menutup. Sedangkan pada putaran mesin rendah, katup Super KIPS akan menutup, katup HSAS akan membuka dan menyalurkan udara segar ke dalam exhaust chamber sehingga membentuk campuran gas buang yang padat oksigen. (c) Super Electrofussion Cylinder Sistem pelapis dinding silinder dengan bahan Molybdenum dan High Carbon Steel, diproses menggunakan aliran listrik tegangan sangat tinggi, sehingga membentuk lapisan logam tipis yang sangat kuat. Permukaan lapisan ini memiliki pori-pori yang dapat menyerap dan menahan oli pelumas yang menghalangi pergesekan dinding silinder dengan piston. Karenanya, tidak diperlukan jumlah oli yang berlebihan untuk proses pelumasan, sehingga mengurangi kepekatan asap yang ditimbulkan pada gas buang hasil pembakaran. (d) Catalytic Converter Terdiri dari Pre Catalytic Converter yang berfungsi meningkatkan temperatur gas buang pada saat memasuki Main Catalytic Converter sehingga pemurnian gas buang lebih sempurna. Serta Main Catalytic Converter dengan menggunakan materi logam mulia yaitu Platinum & Rhodium yang mempunyai kemampuan memurnikan gas CO (Karbonmonoksida) & HC (Hidrokarbon) dan mengubahnya menjadi CO2 (Karbondioksida) serta H2O (air) yang tidak beracun. 5.2.2. Lingkungan Industri Lingkungan
industri
mempengaruhi
kegiatan
perusahaan
dalam
menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan. Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Keenam aspek lingkungan industri yaitu ancaman masuknya pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok dan pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Pengaruh tersebut yaitu kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya yang akan digunakan. Kondisi ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan adanya faktor penghambat bagi perusahaan pendatang baru untuk memasuki industri tersebut. Industri sepeda motor Indonesia saat ini memiliki dua perusahaan pendatang baru yaitu TVS Motor Company Indonesia dan PT. Bajaj Motor Indonesia. Keduanya merupakan produsen sepeda motor yang berasal dari India. TVS mulai beroperasi pada September 2006, sedangkan Bajaj merealisasikan pemasaran ke pasar Indonesia pada kuartal pertama tahun 2007. TVS memproduksi sepeda motor sport yaitu TVS Apache dengan kapasitas mesin 150 cc, 4 tak dan 5 kecepatan. TVS Apache mendapat penghargaan Bike of the year 2006 dari Autocar Overdrive Motoring di India. Sedangkan Bajaj, memasarkan sepeda motor sport Pulsar 180 DTSi melalui iklan tayangan televisi. Ada beberapa faktor penghambat bagi pendatang baru tersebut diantaranya skala ekonomi, pengalaman dalam industri, dan kecukupan modal. Pada skala ekonomi, pendatang baru (TVS dan Bajaj) yang beroperasi dalam skala kecil akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi. Sedangkan Kawasaki terus mengurangi biaya per unitnya dengan memperluas skala produksi. TVS merupakan produsen motor terbesar ketiga di India setelah Hero Honda dan Bajaj, serta telah memiliki pengalaman dalam industri sepeda motor di India. Namun, TVS dan Bajaj harus mulai beradaptasi dengan kondisi wilayah serta persaingan dalam industri sepeda motor di Indonesia. Dilihat dari segi kecukupan modal, TVS dan Bajaj harus menyesuaikan anggaran dana yang dibutuhkan untuk berbagai kegiatan perusahaan karena modal yang dibutuhkan tentu tidak sedikit. Saat ini, TVS Motor Company Indonesia yang berkantor di Setiabudi Atrium Jakarta, sedang menyelesaikan pabrik sepeda motor senilai US$ 45 juta diatas lahan seluas 20 hektare di Surya Cipta Industrial Estate, Karawang, Jawa Barat.
Sedangkan Bajaj mengeluarkan banyak dana untuk kegiatan promosi dan jaringan infrastruktur. 2. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan antara perusahaan sejenis dalam industri mempengaruhi kebijakan yang akan diambil perusahaan dalam memasarkan sepeda motor sport. Persaingan tersebut dipengaruhi faktor-faktor seperti jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk dan hambatan keluar dari industri. Persaingan dalam industri sepeda motor sport di Indonesia cukup ketat. Persaingan yang terjadi yaitu memperebutkan potensi pasar domestik Indonesia dengan meningkatkan kualitas produk dan memperoleh kepercayaan konsumen melalui promosi. Promosi dan inovasi yang dilakukan oleh Honda, Suzuki serta Yamaha tentu akan mempengaruhi kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT. KMI. Kawasaki menempati urutan keempat setelah Honda, Yamaha dan Suzuki dalam besarnya perolehan pangsa pasar untuk segmen sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Positioning Kawasaki Ninja berbeda dengan beberapa pesaingnya. Tetapi, dalam perolehan pangsa pasar Kawasaki bersaing dengan beberapa pesaing utama yaitu sepeda motor sport merek Honda, Yamaha dan Suzuki. Sepeda motor sport keluaran Honda yaitu Honda CBR bersaing dengan Ninja RR dalam hal model dan kecepatan. Sedangkan Ninja R bersaing harga dengan Honda Tiger dan Yamaha Scorpio. Pada tanggal 29 Mei 2007, Yamaha meluncurkan jenis sepeda motor sport terbaru yaitu V-ixion yang ditawarkan dibawah harga Ninja. Sedangkan, Suzuki tetap menawarkan sepeda motor sportnya yaitu Suzuki Thunder. 3. Ancaman Dari Produk Pengganti Produk pengganti adalah produk yang berbeda karakteristiknya, tetapi memberikan fungsi yang sama atau orang umumnya menyebut sebagai barang substitusi. Barang substitusi adalah barang yang dapat saling menggantikan antara barang satu dengan yang lain. Produk substitusi menjadi ancaman bagi perusahaan bila konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika harga barang substitusi lebih murah dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi.
Sepeda motor merupakan kendaraan roda dua yang berfungsi sebagai alat transportasi. Berdasarkan fungsi tersebut, konsumen dihadapkan pada suatu pilihan produk pengganti dengan fungsi yang sama. Barang substitusi untuk sepeda motor sport dari segi fungsi yaitu sepeda motor bebek, sekuter dan sekuter matik. Konsumen yang ingin mendapatkan fungsi transportasi untuk digunakan keperluan sehari-hari tentu memilih jenis sepeda motor yang lebih praktis dan irit. Sedangkan dari segi harga, barang substitusi tersebut adalah mobil. Konsumen yang mencari nilai prestise untuk kendaraan bermotor namun tetap ingin merasa nyaman tentu akan memilih mobil. 4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Pembeli adalah pengguna akhir dari produk yang telah dihasilkan perusahaan. Kekuatan pembeli yaitu mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga, meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadukan perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Kekuatan tawar-menawar pembeli terhadap sepeda motor sport Kawasaki tinggi. Pembeli memiliki kekuatan dan pengaruh terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Menurut hasil riset, selama ini kualitas sepeda motor sport Kawasaki Ninja tidak diragukan. Namun, keluhan justru pada tingginya harga sepeda motor sport Kawasaki Ninja dibandingkan dengan pesaing sejenisnya. Selain itu, layanan after sales Kawasaki juga belum maksimal. Konsumen sering mempertimbangkan nilai jual kembali sepeda motor sport Kawasaki Ninja di pasaran dan mengkhawatirkan isu pelarangan sepeda motor 2 tak di jalan protokol Jakarta. Sehingga sering terjadi jika ada calon pembeli yang pada mulanya ingin membeli Kawasaki Ninja, akan mempertimbangkan kembali dan membandingkan dengan sepeda motor sport lainnya. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi terhadap harga, nilai jual kembali, kapasitas mesin dan layanan after sales. 5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Pemasok adalah pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan dalam kegiatan proses produksi melalui penyediaan bahan baku. Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.
PT. KMI menggunakan bahan baku lokal sekitar 80 persen sedangkan bahan baku impor sebesar 20 persen. Perusahaan bekerja sama dengan 141 pemasok lokal (84 perusahaan lokal Indonesia dan 57 perusahaan Penanaman Modal Asing) serta 12 perusahaan pemasok impor. Total pemasok PT. KMI berjumlah 153 perusahaan. Pemasok-pemasok lokal PT. KMI juga bekerja sama dengan beberapa produsen sepeda motor dan mobil di Indonesia. PT. KMI saat ini sedang melaksanakan program lokalisasi bahan baku untuk menekan biaya produksinya. Sehingga, perusahaan menjadi lebih bergantung pada pemasok lokal. Hubungan perusahaan dengan pemasok terjalin sangat baik, meskipun pemasok dapat mempengaruhi perusahaan lewat kekuatan yang mereka miliki seperti menaikkan harga. Namun, perubahan harga tersebut tidak sering terjadi dan perusahaan masih dapat mengatasinya. Perubahan harga terjadi jika ada kebijakan dari pemerintah misalnya kenaikan BBM, kenaikan bijih besi, kenaikan harga logam serta sumber daya yang terbatas. Kesepakatan kerja yang telah terjalin cukup lama membuat komunikasi antara perusahaan dengan pemasok berjalan lancar. Sehingga perusahaan tetap mendapatkan pelayanan dan kualitas bahan baku yang terbaik dari para pemasoknya. 6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya Kekuatan lainnya diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan yaitu stakeholder. Stakeholder antara lain pemerintah, serikat pekerja, asosiasi dagang dan lingkungan masyarakat. Pada PT. KMI, stakeholder yang mempengaruhi perusahaan dalam memasarkan sepeda motor sport yaitu pemerintah. Dalam rangka pengendalian pencemaran udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, pemerintah mengeluarkan peraturan yang harus segera dipatuhi oleh para produsen kendaraan bermotor yaitu KM No. 141/200323 Sept 03. Peraturan tersebut merupakan penjabaran dari Euro II Emission Standard tahun 1996. Sebenarnya untuk tingkatan dunia saat ini sudah ada pada tahapan Euro V Emission Standard yang lebih ketat, tetapi lebih diarahkan ke pengaturan emisi mesin-mesin besar serta diesel. Pemerintah memberikan tenggang waktu atas berlakunya peraturan tersebut dengan maksud agar para produsen mempersiapkan teknologi untuk dapat memenuhi ketentuan dalam
peraturan tersebut. Para produsen diharapkan sudah mengaplikasikan ketentuan tersebut pada 1 Juli 2006 untuk produk kendaraan 4 tak. Sedangkan, untuk kendaraan 2 tak pemerintah memberikan batas waktu hingga 1 Januari 2007. Begitu pula untuk kendaraan tipe baru, peraturan itu diberlakukan pada 1 Januari 2005. PT. KMI merupakan produsen sepeda motor sport dengan tipe mesin 2 tak dan telah mengaplikasikan ketentuan dari peraturan tersebut dengan menggunakan Emission Reduction Technology. 5.3 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman PT. Kawasaki Motor Indonesia Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. Kawasaki Motor Indonesia dalam memasarkan sepeda motor sport diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan. Serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. 5.3.1. Kekuatan Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport. Kekuatan tersebut antara lain : (1) Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas, (2) Produk berkualitas dan berstandar internasional, (3) Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia, (4) Hubungan baik dengan dealer, (5) Hubungan baik dengan pemasok, (6) Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi serta (7) Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam. (1) Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas PT. KMI mampu menciptakan keunggulan bersaing karena telah melakukan segmentasi pasar, memilih pasar sasaran yang akan dilayani sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, serta menentukan posisi pasar kompetitif yang ingin ditempati. Segmentasi penting dilakukan perusahaan karena merupakan langkah awal dalam memasuki pasar dan untuk mengarahkan pasar yang akan dituju. Segmentasi PT. KMI didasarkan pada empat variabel yaitu geografik, demografik, psikografik dan tingkah laku. Targeting memiliki peranan untuk memfokuskan konsumen mana yang akan dituju dalam pasar.
Target pasar PT. KMI untuk sepeda motor sport merupakan penggabungan dari kedua variabel segmentasinya. Sedangkan Positioning menunjukkan bagaimana produk atau merek dibedakan dari para pesaingnya. Positioning Kawasaki Ninja adalah sepeda motor sport yang Exclusive dan SportStylish. Dengan demikian PT. KMI telah mempunyai dasar strategi pemasaran sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. (2) Produk berkualitas dan berstandar internasional Kualitas
sepeda
motor
sport
Kawasaki
Ninja
telah
diakui
keunggulannya baik skala nasional maupun dunia. PT. KMI menggunakan teknologi Kawasaki Heavy Industries, Ltd-Japan (sebagai induk perusahaan). Ninja R dan Ninja RR selalu menjadi juara 1 dalam semua Road Race yang diadakan di Indonesia, baik tingkat daerah maupun tingkat Nasional. Prestasi yang diraih oleh PT. KMI yaitu Kawasaki Ninja RR dianugerahi The Best Indonesian Motorcycle 2006, kategori The Best Sport (125-156 cc) oleh FORWOT (Forum Wartawan Otomotif Indonesia). Sepeda motor sport Kawasaki Ninja juga ramah lingkungan karena telah lolos dari peraturan pemerintah yang mengatur mengenai uji emisi gas buang yaitu KM No. 141/2003-23 Sept 03. Peraturan tersebut merupakan penjabaran dari Euro II Emission Standard tahun 1996. (3) Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia PT. KMI memiliki jaringan penjualan, pemeliharaan dan suku cadang (3S), jaringan pemeliharaan dan suku cadang (2S) serta jaringan suku cadang (1S) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, perusahaan masih mengembangkan jaringan penjualan (sales), suku cadang (spare part) dan pelayanan (service) di seluruh wilayah Indonesia demi kepuasan para pelanggan. (4) Hubungan baik dengan dealer PT. KMI menjalin hubungan dengan dealer agar kerja sama yang baik dapat tercipta dan menguntungkan semua pihak. Beberapa bentuk hubungan baik antara dealer dengan perusahaan yaitu selain menjual sepeda motor sport, dealer mempromosikan citra merek Kawasaki Ninja melalui berbagai event di beberapa tempat. Dealer juga memberikan kuesioner pada pembeli sepeda
motor sport Kawasaki Ninja untuk riset pasar yang dibuat oleh perusahaan. Dealer merupakan penghubung antara perusahaan dengan pelanggan. (5) Hubungan baik dengan pemasok PT. KMI mempunyai hubungan yang baik dengan para pemasok. Hal tersebut berdampak pada kemudahan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku untuk proses produksi. Perusahaan bekerja sama dengan 153 pemasok yang terdiri dari pemasok lokal dan impor. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemasok impor yaitu saat perusahaan dihadapkan pada perkembangan teknologi maka pemasok impor akan membantu dengan kesiapan teknologi yang dimilikinya. Sedangkan hubungan baik dengan pemasok lokal yaitu apabila ada kenaikan harga bahan baku atau sumber daya terbatas, maka pemasok memberitahukan terlebih dahulu mengenai perubahan tersebut jauh hari sebelumnya. Sehingga, perusahaan dapat mengambil kebijakan dalam membuat kesepakatan selanjutnya. (6) Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi PT. KMI merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor sport Kawasaki Ninja di Indonesia. PT. KMI memulai operasinya secara komersial sejak bulan Maret 1995 dibawah lisensi dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd-Japan, sebagai prinsipal. Kawasaki Heavy Industries merupakan perusahaan raksasa di Jepang sejak tahun 1969 yang bergerak dibidang industri galangan kapal, lokomotif, pesawat terbang dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman serta penguasaan teknologi tersebut PT. KMI telah menjadi produsen sepeda motor keempat terbesar di Indonesia. (7) Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Sepeda motor sport yang dihasilkan oleh PT. KMI terdiri dari tiga tipe yaitu Kawasaki Ninja, Ninja R dan Ninja RR. Ketiganya merupakan sepeda motor sport dengan kapasitas mesin 2 tak, 150 cc dan transmisi enam percepatan. Perbedaan ketiganya pada spesifikasi teknis, model, warna, grafik dan harga. 5.3.2. Kelemahan Kelemahan menggambarkan hal yang tidak dimiliki perusahaan tetapi perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka
diperoleh beberapa kelemahan yang ada pada PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport. Kelemahan yang terdapat antara lain : (1) Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi, (2) Kurang melakukan kegiatan promosi, (3) Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas, (4) Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) serta (5) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan. (1) Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Harga sepeda motor sport Kawasaki relatif lebih tinggi dibanding dengan pesaingnya. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 20. Tabel 20. Harga Motor Sport pada Dealer Resmi di Indonesia Tahun 2006 Merek Motor Sport Harga (Rp Juta/ Unit) 20/CW 22,6 Honda : Tiger 2000 17/CW 18,5 MegaPro 32,5 (cbu) CBR 150 Yamaha : RX-King 15,1 Scorpio Z 19,3 Suzuki : Thunder 125/250 13,6/20,7 TS 125 16,85 Kawasaki : Ninja R (L/M) 21,5/23,9 Ninja RR 30 Sumber : www.PetitionOnline.com (2) Kurang melakukan kegiatan promosi Sepeda motor sport Kawasaki selama ini 80 persen dipromosikan melalui media cetak seperti Surat Kabar, Tabloid dan Majalah. Adapun Tabloid dan Majalah tersebut yang mempunyai segmen pembaca pria dewasa atau yang berhubungan dengan otomotif dan olahraga. Perusahaan memiliki keterbatasan media promosi dalam mempromosikan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Perusahaan belum melakukan promosi melalui media elektronik seperti tayangan iklan di televisi dikarenakan keterbatasan anggaran dana promosi untuk sepeda motor sport. (3) Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas sangat menentukan besarnya pangsa pasar yang akan diperoleh PT. KMI. Merek Kawasaki masih belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari perolehan pangsa pasar berdasarkan merek menurut AISI pada tahun 2006, Kawasaki menempati urutan keempat setelah ketiga pesaing utamanya.
Tabel 21. Pangsa Pasar Berdasarkan Merek Tahun 2006 No
Merek Sepeda Motor
Pangsa Pasar (%)
1 Honda 2 Yamaha 3 Suzuki 4 Kawasaki 5 Kanzen 6 Kymco 7 Piaggio 8 China Brand 9 Other Sumber : Data AISI, 2006
49,68 31,45 12,06 1,09 0,38 0,22 0,01 5,10 0,23
(4) Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) PT. KMI menyadari masih lemah dalam memberikan layanan after sales. Layanan yang diberikan belum optimal jika dibandingkan dengan ketiga pesaingnya (Honda, Yamaha dan Suzuki). Seperti harga suku cadang yang mahal dan sulitnya konsumen mendapatkan pemeliharaan secara optimal karena tenaga kerja mekanik yang tidak profesional. (5) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Saluran distribusi resmi PT. KMI adalah distribusi tidak langsung. Perusahaan memerlukan perantara untuk mendistribusikan produknya kepada konsumen. Dalam hal ini pihak ketiga sebagai distributor perusahaan adalah dealer. Sehingga, pendistribusian dan penjualan sepeda motor sport juga bergantung pada kebijakan dealer. Saat ini, masih kurang dealer yang bekerja sama dengan perusahaan untuk melakukan pendistribusian serta penjualan unit sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. 5.3.3. Peluang Peluang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan akan menguntungkan bagi perusahaan jika memanfaatkannya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport. Peluang tersebut antara lain : (1) Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi, (2) Teknologi yang terus berkembang, (3) Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas serta (4) Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing).
(1) Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Pola dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang bergengsi seperti menyukai kualitas produk high tech, merupakan salah satu peluang bagi perusahaan untuk memasarkan sepeda motor sport Kawasaki. (2) Teknologi yang terus berkembang Setiap perusahaan berpeluang untuk memasarkan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Terutama jika perusahaan tersebut dapat mengikuti setiap perkembangan teknologi yang terjadi. PT. KMI mempunyai teknologi tingkat dunia untuk memproduksi sepeda motor sport. Salah satunya dalam rangka pengendalian pencemaran udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor, perusahaan mempunyai Emission Reduction Technology untuk mengatasinya. Sehingga, sepeda motor sport Kawasaki yang mempunyai kapasitas mesin 2 tak telah ramah lingkungan. (3) Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Potensi pasar untuk sepeda motor di Indonesia masih luas sehingga PT. KMI masih berpeluang untuk memasarkan sepeda motor sport Kawasaki Ninja. Menurut perhitungan BPS dan DEPHUB, pasar sepeda motor baru akan mencapai titik jenuh (kepadatan) pada saat kepemilikan sepeda motor mencapai 5 orang per sepeda motor. Pada tahun 2006 tingkat kepadatan masih 1:7, sementara jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 222.184.291 jiwa. (4) Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) Terdapat banyak faktor yang menjadi alasan tingginya tingkat permintaan masyarakat Indonesia terhadap sepeda motor. Salah satunya karena banyak lembaga pembiayaan yang mengeluarkan dana untuk pembiayaan pembelian sepeda motor. Berdasarkan Economic Review Journal pada Desember 2004 diperkirakan terdapat sekitar 30 bank (pemerintah maupun
swasta
nasional)
dan
sekitar
121
perusahaan
pembiayaan
(multifinance) yang mengalokasikan sebagian dananya untuk pembiayaan pembelian sepeda motor. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi PT. KMI, karena selama ini pembelian sepeda motor sport Kawasaki banyak dilakukan secara kredit.
5.3.4. Ancaman Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus diatasi untuk mengurangi dampak yang merugikan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa ancaman yang dihadapi PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport. Ancaman yang dihadapi adalah sebagai berikut : (1) Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi, (2) Kondisi ekonomi yang belum stabil, (3) Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki, (4) Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat serta (5) Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang. (1) Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi bagi PT. KMI merupakan
ancaman.
Sebelum
memutuskan
pembelian,
konsumen
mempunyai kekuatan untuk memilih dan membandingkan sepeda motor sport Kawasaki dengan pesaingnya. Perbandingan tersebut yaitu pada merek, nilai jual kembali, harga, model, warna, grafik, kecepatan, tarikan mesin, layanan after sales sampai iritnya bahan bakar yang digunakan dalam pemakaian sepeda motor sport. Selain itu, pembeli bisa mempengaruhi jenis atau tipe sepeda motor sport yang dihasilkan perusahaan. (2) Kondisi ekonomi yang belum stabil Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Beberapa variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport yaitu ketersediaan energi (BBM), tingkat inflasi, tingkat suku bunga serta nilai tukar rupiah terhadap Yen dan Dollar. Perubahan yang negatif pada variabel-variabel ekonomi tersebut berpengaruh pada ketersediaan bahan baku yang akan digunakan. Akibatnya, berpengaruh pula pada proses produksi dan harga produk yang diberlakukan perusahaan. (3) Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Persaingan sesama perusahaan dalam industri sepeda motor sport di Indonesia tahun 2007 diperkirakan AISI akan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Persaingan yang ketat dapat terlihat pada beberapa perusahaan anggota AISI yang selama ini menguasai pangsa pasar sepeda motor di
Indonesia yaitu Honda, Yamaha dan Suzuki. Honda dan Suzuki mulai gencar mempromosikan kembali sepeda motor sport melalui iklan tayangan televisi. Yamaha juga memperkenalkan sepeda motor sport terbaru pada bulan Mei 2007 yaitu V-ixion. Perusahaan-perusahaan tersebut berupaya meningkatkan pangsa pasarnya untuk menguasai segmen sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi PT. KMI. (4) Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Pesaing utama PT. KMI yaitu Honda, Yamaha dan Suzuki telah memiliki jaringan distribusi yang lebih luas dan kuat dibanding perusahaan. Jalur distribusi pesaing yang berada di seluruh wilayah Indonesia serta kuatnya jaringan tersebut dapat menjadi ancaman bagi PT. KMI. Hal ini berkaitan dengan pendirian jaringan infrastruktur yang harus didirikan perusahaan. Apabila jaringan infrastruktur pesaing lebih banyak dan lebih dahulu berdiri pada suatu wilayah tertentu, maka peluang untuk mendapatkan pangsa pasar yang optimal pada wilayah tersebut menjadi berkurang. (5) Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang PT. KMI menyadari bahwa masyarakat saat ini sedang dihadapkan pada dilema mengenai isu pelarangan sepeda motor 2 tak yang dilarang di jalan protokol Jakarta. Isu tersebut hadir seiring dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah mengenai pengendalian pencemaran udara yang dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor. Isu tersebut dapat menjadi ancaman bagi perusahaan karena sepeda motor sport Kawasaki mempunyai kapasitas mesin 2 tak. Sebenarnya isu tersebut tidak perlu dikhawatirkan pengguna sepeda motor 2 tak, karena pada kenyataannya peraturan tersebut juga berlaku bagi sepeda motor 4 tak. Peraturan tersebut bukan ketentuan mengenai kapasitas mesin tapi lebih kepada pengaturan emisi gas buangnya. Hal tersebut dapat diatasi melalui penerapan teknologi. 5.4 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah menganalisis dan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi yang dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan dan tahap pengambilan keputusan.
5.4.1. Tahap Masukan Tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dilakukan disebut tahap masukan. Hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE. 1. Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada PT. KMI. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Berdasarkan tabel matriks IFE, didapatkan total rata-rata tertimbang sebesar 3,182. Dari total tersebut dapat disimpulkan bahwa posisi internal perusahaan kuat. Hal ini dikarenakan kondisi internal berada di atas nilai rata-rata yaitu 2,5. Kondisi tersebut menunjukkan faktor internal PT. KMI relatif lebih kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki PT. KMI adalah produk berkualitas dan berstandar internasional dan perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi dengan skor yang sama sebesar 0,352. Diurutan kedua dengan skor yang sama sebesar 0,264 adalah Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas, memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia, hubungan baik dengan dealer dan hubungan baik dengan pemasok. Sedangkan tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam menempati urutan ketiga dengan skor 0,210. Kelemahan utama yang dimiliki PT. KMI adalah harga sepeda motor sport yang relatif tinggi dan kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan dengan skor yang sama yaitu 0,210. Diurutan kedua yang menjadi kelemahan perusahaan adalah kurang melakukan kegiatan promosi, brand image Kawasaki yang belum dikenal luas serta lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) dengan skor yang sama sebesar 0,264. Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Matriks IFE Sepeda Motor Sport PT. KMI Bobot
Peringkat
(a)
(b)
Rata-rata Tertimbang (a x b)
0,088
3
0,264
0,088
4
0,352
0,088
3
0,264
0,088 0,088 0,088
3 3 4
0,264 0,264 0,352
0,070
3
0,210
Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan
0,070
3
0,210
0,088 0,088
3 3
0,264 0,264
0,088
3
0,264
0,070
3
0,210
Total
1,000
No
Faktor Strategis Internal Kekuatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam
Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5.
3,182
2. Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal yang dihadapi PT. KMI. Matriks EFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia. Berdasarkan Tabel 23 mengenai matriks EFE, didapatkan total rata-rata tertimbang sebesar 3,031. Dari total tersebut dapat disimpulkan bahwa respon perusahaan tinggi dalam menghadapi peluang dan mengatasi ancaman dengan nilai total rata-rata tertimbang di atas nilai rata-rata sebesar 2,5. Hal ini menunjukkan PT. KMI mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Peluang utama yang dihadapi PT. KMI adalah teknologi yang terus berkembang dengan skor sebesar 0,512. Potensi
pasar sepeda motor di Indonesia masih luas dan banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) menempati urutan kedua dengan skor yang sama yaitu 0,384. Diurutan ketiga dengan skor 0,309 adalah pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi. Ancaman utama yang dihadapi PT. KMI adalah kondisi ekonomi yang belum stabil dengan skor 0,206. Ancaman yang menempati urutan kedua dengan skor yang sama sebesar 0,309 adalah kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi, gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki, jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat, serta isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang. Tabel 23. Matriks EFE Sepeda Motor Sport PT. KMI Bobot
Peringkat
(a)
(b)
Rata-rata Tertimbang (a x b)
0,103
3
0,309
0,128 0,128
4 3
0,512 0,384
0,128
3
0,384
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
0,103
3
0,309
0,103 0,103
2 3
0,206 0,309
0,103 0,103
3 3
0,309 0,309
Total
1,000
No
Faktor Strategis Eksternal Peluang
1. 2. 3. 4.
Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
3,031
5.4.2. Tahap Pencocokan Tahap pencocokan adalah tahap untuk perumusan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks SWOT dan matriks Internal Eksternal (IE).
1. Matriks SWOT Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Kombinasi dari faktor internal dan eksternal perusahaan disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga menghasilkan empat macam strategi. Strategi yang terbentuk yaitu strategi S-O, S-T, W-O dan W-T. Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 24. Penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu kombinasi faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan faktor eksternal yang menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, adalah sebagai berikut : a. Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Strategi S-O yang dihasilkan adalah Market Development Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar remaja pria melalui optimalisasi hubungan baik dengan dealer dan membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu : 1. Bekerja sama dengan dealer serta beberapa pihak/ sponsor untuk mengadakan jambore komunitas, kontes modifikasi, kegiatan safety riding, balap motor (road race) atau kejuaraan freestyle untuk sepeda motor sport Kawasaki Ninja khusus usia remaja dibeberapa wilayah yang belum pernah mengadakan acara sejenis. 2. Membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru yang dapat diandalkan dibeberapa wilayah baru yang potensial dengan pemberian reward tertentu bagi lembaga pembiayaan tersebut jika meraih target yang ditentukan perusahaan. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan dari perusahaan dan memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatannya berupa Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas serta tipe sepeda motor sport yang dihasilkan
beragam. Kekuatan tersebut dapat membagi segmen remaja pria yang sesuai dengan tipe sepeda motor sport Kawasaki Ninja. Hubungan baik dengan dealer terus dipertahankan sebagai saluran distribusi perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Kekuatan lainnya yaitu memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat dijadikan perbandingan wilayah mana yang harus dijadikan sasaran utama dalam pelaksanaan strategi tersebut. Peluang yang ada berupa potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas, pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi serta banyaknya lembaga pembiayaan (leasing), dapat dimanfaatkan oleh PT. KMI untuk meningkatkan pangsa pasar melalui pengenalan sepeda motor sport pada pasar baru yang dianggap potensial dan peningkatan penjualannya melalui lembaga pembiayaan. b. Strategi S-T (Strength-Threath) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman yang berasal dari luar perusahaan. Strategi S-T yang dihasilkan adalah Product Development Strategy yaitu menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu : 1. Menciptakan sepeda motor sport yang sesuai dengan karakteristik dan selera masyarakat Indonesia yang mementingkan atribut harga, nilai jual kembali, tarikan mesin, kecepatan, model yang sporty, iritnya bahan bakar serta sesuai standar peraturan berlaku. 2. Terus melakukan inovasi yang berkesinambungan pada sepeda motor sport yang dibuat saat ini dengan modifikasi desain, warna dan grafik untuk menghindari kejenuhan siklus produk. Strategi
ini
dilakukan
dengan
memaksimalkan
kekuatan
untuk
menghindari ancaman yang dihadapi perusahaan. Kekuatan yang dimaksimalkan pada strategi ini yaitu produk berkualitas dan berstandar internasional, perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi serta hubungan baik dengan pemasok dapat dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan inovasi produk dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat akan sepeda motor sport yang berkualitas.
Ancaman yang dihadapi pada strategi ini yaitu kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi dan isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang. Ancaman tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penciptaan sepeda motor sport yang sesuai dengan harapan masyarakat. c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang dilakukan dengan memperkecil kelemahan internal perusahaan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Strategi W-O yang dihasilkan adalah Brand Image Strategy yaitu mensponsori local event yang berkaitan dengan peningkatan brand awareness serta beriklan di media yang tepat. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu : 1. Memasang profil perusahaan pada tabloid atau majalah otomotif dan olahraga sebagai sarana untuk berpromosi. 2. Bekerja sama dengan pembalap motor nasional sebagai icon Kawasaki dan mensponsorinya dalam setiap Road Race yang diadakan baik tingkat daerah maupun Nasional. 3. Terus mensponsori local event seperti touring yang diadakan oleh klub-klub motor serta mengikuti pameran seperti Jakarta Fair dan Jakarta Motor Show. Strategi ini dilakukan untuk memperkecil kelemahan yang dimiliki PT. KMI dan memanfaatkan peluang yang ada. Kelemahan tersebut adalah brand image Kawasaki yang belum dikenal luas, kurang melakukan kegiatan promosi dan harga sepeda motor sport yang relatif tinggi. Kelemahan tersebut perlu diatasi perusahaan untuk meningkatkan penjualan sepeda motor sport melalui peningkatan band awareness. Strategi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan peluang yang ada yaitu potensi pasar sepeda motor yang masih luas serta pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi. Peluang tersebut memberikan motivasi bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kegiatan pemasaran dalam rangka peningkatan penjualan sepeda motor sport sekaligus meningkatkan citra merek Kawasaki di masyarakat Indonesia.
Tabel 24. Analisis Matriks SWOT Sepeda Motor Sport PT. KMI Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang (O) : 1. Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi 2. Teknologi yang terus berkembang 3. Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas 4. Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
Ancaman (T) : 1. Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi 2. Kondisi ekonomi yang belum stabil 3. Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki 4. Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat 5. Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Kekuatan (S) :
Kelemahan (W) :
1. Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas 2. Produk berkualitas dan berstandar internasional 3. Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia 4. Hubungan baik dengan dealer 5. Hubungan baik dengan pemasok 6. Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi 7. Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Strategi S-O
1. Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi 2. Kurang melakukan kegiatan promosi 3. Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas 4. Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) 5. Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan
S1, S3, S4, S7, O1, O3, O4
W1, W2, W3, W4, O1, O2, O3
Meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar remaja pria Optimalisasi hubungan baik dengan dealer Membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru Memperluas penjualan ke wilayah baru yang potensial Strategi S-T
Mensponsori local event Meningkatan brand awareness Beriklan di media yang tepat Memberikan pelatihan tenaga kerja mekanik agar lebih profesional Mengikuti kegiatan pameran
S2, S5, S6, T2, T5
W2, W4, W5, T1, T3, T4
Menciptakan produk yang berkualitas Melakukan inovasi berkesinambungan Menggunaan bahan baku yang baik Menerapkan teknologi yang Canggih Melakukan sub kontrak dengan pemasok Meningkatkan production in house
Strategi W-O
Strategi W-T Meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan dealer Menambah jumlah belanja iklan Melakukan promosi penjualan yang ekstensif Meningkatkan usaha publisitas Memonitor kegiatan pemasaran pesaing Melakukan survey harga pasar
d. Strategi W-T (Weakness-Threath) Strategi W-T adalah strategi untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Strategi W-T yang dihasilkan adalah Market Penetration Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar melalui
penambahan dealer, jumlah belanja iklan, promosi penjualan yang ekstensif serta usaha publisitas. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu : 1. Melakukan promosi pada media elektronik seperti iklan tayangan televisi untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan tetap beriklan pada media cetak. 2. Meningkatkan layanan after sales pada konsumen melalui pemberian pelatihan kedisiplinan kerja ekstra kepada tenaga mekanik agar lebih profesional. 3. Menambah dealer sebagai mitra perusahaan agar kegiatan distribusi lebih luas serta mempererat hubungan dengan mitra yang sudah ada dengan pemberian reward kepada dealer yang menjual sepeda motor sport sesuai target perusahaan. Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan mengurangi dampak negatif dari ancaman yang ada. Kelemahan yang ada berupa kurang melakukan kegiatan promosi, lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) dan kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan dapat mempengaruhi besarnya pangsa pasar yang diperoleh PT. KMI untuk penjualan sepeda motor sport. Ancaman yang ada berupa gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki serta jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat dapat diatasi melalui strategi tersebut. 2. Matriks Internal Eksternal (IE) Matriks IE disusun berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. KMI yang digabungkan dari matriks IFE dan EFE. Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh skor terbobot sebesar 3,182. Sedangkan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh skor terbobot sebesar 3,031. Mengacu dari dua nilai tersebut, PT. KMI dalam memasarkan sepeda motor sport di pasar domestik Indonesia menempati posisi pada sel I. Strategi yang dapat diambil dari posisi sel adalah Strategi Growth and Build berupa strategi intensif (market penetration, market development dan product development) dan strategi integrasi (backward integration, forward integration dan horizontal integration).
Total Rata-Rata Tertimbang IFE Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
3,0
2,0
1,0
4,0 Total
Tinggi
Rata-Rata
3,0-4,0
Tertimbang
Menengah
EFE
2,0-2,99
I
2,0
Rendah 1,0-1,99
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
1,0
Gambar 3. Matriks IE 5.4.3. Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi yang dianggap paling baik untuk dijalankan perusahaan berdasarkan kemenarikan relatif dari pelaksanaan strategi tersebut. Teknik yang dipakai untuk memilih strategi tersebut adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis matriks SWOT dan matriks IE, dihasilkan beberapa alternatif strategi pemasaran. Strategi yang dihasilkan akan disusun ke dalam matriks QSPM. Strategi integrasi yang dihasilkan dari matriks IE tidak dimasukkan ke dalam matriks QSPM karena lebih mengacu pada strategi perusahaan berupa kebijakan yang diambil perusahaan seperti akuisisi, merger dan membuat perusahaan baru. Alternatif strategi yang terdaftar dalam QSPM adalah sebagai berikut : 1. Market Development Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar remaja pria melalui optimalisasi hubungan baik dengan dealer dan membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru. 2. Product Development Strategy yaitu menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih.
3. Brand Image Strategy yaitu mensponsori local event yang berkaitan dengan peningkatan brand awareness serta beriklan di media yang tepat. 4. Market Penetration Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan dealer, jumlah belanja iklan, promosi penjualan yang ekstensif serta usaha publisitas. Berdasarkan hasil penentuan prioritas strategi dengan QSPM maka didapatkan alternatif strategi yang memiliki nilai TAS tertinggi yaitu Product Development Strategy yakni menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih, dengan nilai TAS sebesar 5,850. Strategi yang menempati prioritas kedua dan ketiga adalah Brand Image Strategy, yakni mensponsori local event yang berkaitan dengan peningkatan brand awareness serta beriklan di media yang tepat dan Market Penetration Strategy yakni meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan dealer, jumlah belanja iklan, promosi penjualan yang ekstensif serta usaha publisitas dengan nilai TAS masingmasing 5,490 dan 5,386. Sedangkan prioritas keempat adalah Market Development Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar remaja pria melalui optimalisasi hubungan baik dengan dealer dan membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru dengan nilai TAS sebesar 4,784.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap lingkungan pemasaran PT. Kawasaki Motor Indonesia, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi PT. Kawasaki Motor Indonesia yaitu segmentasi, targeting dan positioning perusahaan jelas, produk berkualitas dan berstandar internasional, memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia, hubungan baik dengan dealer, hubungan baik dengan pemasok, perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi serta tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan yaitu harga sepeda motor sport yang relatif tinggi, kurang melakukan kegiatan promosi, brand image Kawasaki yang belum dikenal luas, lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) dan kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan. 2. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi PT. Kawasaki Motor Indonesia yaitu pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi, teknologi yang terus berkembang, potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas dan banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) . Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi perusahaan yaitu kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi, kondisi ekonomi yang belum stabil, gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki, jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat serta isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang 3. Prioritas strategi yang dapat diterapkan perusahaan berdasarkan perhitungan dengan analisis QSPM adalah Product Development Strategy yaitu menciptakan
produk
yang
berkualitas
dengan
melakukan
inovasi
berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih, dengan nilai TAS sebesar 5,850. 2. Saran Adapun hal-hal yang dapat disarankan dan menjadi masukan bagi perusahaan atas bahasan dalam hasil penelitian ini adalah :
1. Perusahaan sebaiknya terus melakukan inovasi yang berkesinambungan pada sepeda motor sport yang dibuat saat ini dengan modifikasi desain, warna dan grafik untuk menarik minat pasar. 2. Selain menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk memudahkan dalam perolehan bahan baku, perusahaan sebaiknya meningkatkan production in house atau membuat sub kontrak dengan pemasok agar dapat membantu program lokalisasi bahan baku yang sedang dijalankan. 3. Perusahaan diharapkan dapat menambah distributor sebagai mitra kerja agar memudahkan masyarakat memperoleh sepeda motor sport di seluruh wilayah Indonesia. 4. Perusahaan sebaiknya bekerja sama dengan lembaga pembiayaan baru untuk memudahkan akses kepemilikan sepeda motor sport bagi masyarakat. 5. Melakukan kegiatan promosi untuk meningkatkan brand image Kawasaki di masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan layanan purna jual dengan cara memberikan pelatihan tenaga kerja mekanik agar lebih profesional.
DAFTAR PUSTAKA Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia. 2006. Indonesia Motorcycle Market Trend 2006. FAMI Meeting : Jogja Indonesia March 2007. Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Bloom, P.N dan Louise N. Boone. 2006. Strategi Pemasaran Produk : 18 Langkah Membangun Jaring Pemasaran Produk Yang Kokoh. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta. David, F. R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep; Edisi kesepuluh; Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Harrell, G. D. 2002. Marketing : Connecting With Customers; Second Edition. Michigan State University Prentice Hall. Pearson Education, Inc. Upper Sadlle River, New Jersey. Ismayanti, D. 2003. Analisis Strategi Pemasaran Ban Radial passanger PT Goodyear TBK Di Pasar Domestik. Skripsi Sarjana pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Khotijah, S. 2004. Smart Strategy of “Marketing” Persaingan Pasar Global. ALFABETA. Bandung. Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran; Edisi Millenium (Jilid 1). PT Prenhalindo. Jakarta. Kumalavira, H. 2007. Petisi Bajaj Pulsar. http://www.petitiononline.com/ pulsar07/petition.html. [16 Maret 2007]. Machfoedz, M. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Miranti, E. 2004. Prospek Industri Sepeda Motor di Indonesia. Economic Review Jurnal. No 198. http://www.bni.co.id/portals/ Document/8%20motor.pdf. [16 Maret 2007]. Purnama, C. M. L. 2002. Strategic Marketing Plan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Setiawan, M. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Bola Tennis Di Pasar Domestik oleh PT Nassau Sport Indonesia. Skripsi Sarjana pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Strauss, J., Adel el-ansary, Raymond Frost. 2003. E-Marketing; Third Edition. International Edition Prentice Hall. Pearson Education, Inc. Upper Sadlle River, New Jersey. Swasta, B dan Irawan. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta. Umar, H. 2001. Studi Kelayakan Bisnis; Edisi 2. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wicaksono, B. A. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Aki GS pada PT ”X”. Skripsi Sarjana pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lampiran 2. Pertanyaan dan Kuesioner Wawancara
PERTANYAAN DAN KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR SPORT PADA PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA DI PASAR DOMESTIK INDONESIA
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
Peneliti : Vebby Dyah Ayu Meirina H24103047
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Lanjutan Lampiran 2 PERTANYAAN DAN KUESIONER WAWANCARA PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA JL. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara 14250 Indonesia I. Pertanyaan Tentang Gambaran Umum Perusahaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT. KMI? 2. Dimana lokasi perusahaan berada? 3. Apa visi, misi dan tujuan PT. KMI? 4. Bagaimana struktur organisasi pada PT. KMI? 5. Berapa jumlah tenaga kerja PT. KMI? 6. Apakah terdapat serikat pekerja di PT. KMI? 7. Bagaimana proses produksi PT. KMI? 8. Jenis sepeda motor apa saja yang dipasarkan oleh PT. KMI? 9. Fasilitas apa saja yang tersedia di PT. KMI? II. Pertanyaan Tentang Segmentasi, Targeting, dan Positioning 1. Segmen pasar mana yang dituju oleh PT. KMI untuk sepeda motor sport di Indonesia berdasarkan kriteria berikut : a. Segmentasi geografik (kondisi geografik suatu wilayah)? b. Segmentasi demografik (usia, jenis kelamin, status dalam keluarga, kelas sosial)? c. Segmentasi psikografik (gaya hidup, ciri kepribadian)? d. Segmentasi tingkah laku (pengalaman, pencarian manfaat, status loyalitas)? 2. Alasan memilih segmen berdasarkan kriteria diatas? 3. Apakah segmen tersebut cukup potensial?
□
□
Ya Tidak 4. Apakah terdapat pesaing lain yang menguasai segmen pasar tersebut?
□ Ya, sebutkan : □ Tidak 5. Siapa yang menjadi target sasaran sepeda motor sport PT.KMI?
Lanjutan Lampiran 2 6. Apakah ada target sasaran lain yang lebih menguntungkan?
□ Ya, sebutkan : □ Tidak 7. Image (positioning) seperti apa yang ingin ditanamkan PT.KMI dalam benak konsumen mengenai sepeda motor sportnya? 8. Alasan memilih image tersebut? 9. Apakah pernah terjadi perubahan posisi rating yang cukup signifikan?
□ Ya
□ Tidak
III. Pertanyaan Tentang Bauran Pemasaran 1. Sepeda motor sport apa yang dihasilkan PT.KMI? 2. Apa karakteristik khas sepeda motor sport tersebut yang membedakannya dengan sepeda motor sport lain? 3. Apakah ada pengklasifikasian pada sepeda motor sport tersebut?
□ Ya, sebutkan : □ Tidak 4. Apa faktor pembeda dalam pengklasifikasian tersebut? 5. Bagaimana cara penetapan harga yang digunakan? 6. Apakah ada perbedaan harga antar wilayah?
□
□
□ Ya
□ Tidak
Ya Tidak 7. Apakah ada potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak?
8. Bagaimana cara perusahaan dalam mendistribusikan produknya? 9. Saluran distribusi apa yang digunakan? 10. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan? 11. Apakah kegiatan promosi yang dilakukan telah efektif? 12. Media apa saja yang digunakan untuk sarana promosi? IV. Pertanyaan Tentang Lingkungan Pemasaran 1. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial sepeda motor sport PT.KMI?
Lanjutan Lampiran 2 2. Bagaimana kekuatan yang dimiliki pesaing tersebut? 3. Jenis sepeda motor apa yang disukai oleh konsumen? 4. Apakah konsumen mempengaruhi jenis sepeda motor yang akan dipasarkan PT.KMI?
□ Ya □ Sering
□ Kadang-kadang □ Tidak
5. Berapa jumlah pemasok PT.KMI? 6. Apakah harga yang ditetapkan pemasok berubah-ubah?
□ Ya □ Sering
□ Kadang-kadang □ Tidak
7. Produk substitusi apa yang mempengaruhi sepeda motor sport? 8. Apakah terdapat perusahaan baru yang memasuki pasar sepeda motor sport di Indonesia saat ini?
□
□
Ya Tidak 9. Apakah ada pesaing baru yang potensial bagi perusahaan?
□ Ya, sebutkan : □ Tidak 10. Apakah terjadi perebutan pangsa pasar dengan pendatang tersebut?
□ Ya
□ Tidak
11. Apakah ada pengaruh dari AISI mengenai sepeda motor yang akan dipasarkan?
□ Ya
□ Tidak
12. Bagaimana pengaruh kebijakan politik/hukum pemerintah terhadap perusahaan? 13. Apakah ada Undang-Undang yang mempengaruhi kegiatan pemasaran PT.KMI?
□ Ya, sebutkan :
Lanjutan Lampiran 2
□
Tidak 14. Apakah ada pengaruh dari kondisi ekonomi Indonesia saat ini terhadap kebijakan perusahaan?
□ Ya
□ Tidak
15. Bagaimana pengaruh inflasi yang cukup tinggi dan perubahan tingkat suku bunga pada PT.KMI? 16. Apakah gaya hidup masyarakat yang semakin beragam mempengaruhi kegiatan pemasaran PT.KMI?
□ Ya
□ Tidak
17. Apakah permintaan akan meningkat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat?
□ Ya
□ Tidak
18. Apakah terdapat teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas sepeda motor sport PT.KMI?
□ Ya
□ Tidak
19. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap PT.KMI?
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR SPORT PADA PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA DI PASAR DOMESTIK INDONESIA
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara obyektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah. Peneliti : Vebby Dyah Ayu Meirina H24103047
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN BOBOT
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran sepeda motor sport PT. Kawasaki Motor Indonesia di pasar domestik. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah: 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = biasa saja 4 = penting 5 = sangat penting Pemberian bobot masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda ( X ) pada tingkat kepentingan (1-5) yang paling sesuai menurut responden. 2. Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ditinjau dari segi pemasaran.
Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL PEMASARAN PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
Bobot No
Faktor Internal 1 Kekuatan
1. 2. 3.
Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional
4.
Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer
5.
Hubungan baik dengan pemasok
6.
Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam
7.
Kelemahan 1.
Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi
2.
Kurang melakukan kegiatan promosi
3.
Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas
4.
Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan
5.
2
3
4
5
Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
Bobot No
Faktor Eksternal 1 Peluang
1.
Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi
2.
Teknologi yang terus berkembang
3.
Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
4.
Ancaman 1.
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi
2.
Kondisi ekonomi yang belum stabil
3.
Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat
4. 5.
Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
2
3
4
5
Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN PERINGKAT Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian peringkat terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran sepeda motor sport PT. Kawasaki Motor Indonesia di pasar domestik. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan kuat. 5. Responden dapat saja memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika disertai dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal (kekuatan) dan eksternal (peluang) yang bersifat positif adalah sebagai berikut : 1 = sangat lemah 2 = lemah 3 = kuat 4 = sangat kuat Sedangkan untuk faktor-faktor strategis internal (kelemahan) dan strategis eksternal (ancaman) yang bersifat negatif adalah sebagai berikut : 1 = sangat sulit diatasi 2 = sulit diatasi 3 = mudah diatasi 4 = sangat mudah diatasi
Lanjutan Lampiran 3 Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan ( √ ) pada skala likert (1-4) yang paling sesuai menurut responden. 2. Penentuan peringkat merupakan pandangan masing-masing responden terhadap kemampuan kegiatan pemasaran PT. Kawasaki Motor Indonesia dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang dapat mendukung kegiatan pemasaran.
PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL PEMASARAN PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA Peringkat No
Faktor Internal 1 Kekuatan
1. 2. 3.
Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional
4.
Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer
5.
Hubungan baik dengan pemasok
6.
Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam
7.
Kelemahan 1.
Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi
2.
Kurang melakukan kegiatan promosi
3.
Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas
4.
Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan
5.
2
3
4
Lanjutan Lampiran 3 PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA
Peringkat No
Faktor Eksternal 1 Peluang
1.
Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi
2.
Teknologi yang terus berkembang
3.
Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
4.
Ancaman 1.
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi
2.
Kondisi ekonomi yang belum stabil
3.
Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat
4. 5.
Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
2
3
4
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih Dengan QSPM KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QSPM
Tujuan : Untuk menetapkan kemenarikan relatif dari alternatif-alternatif strategi yang telah diperoleh melalui analisis matriks SWOT dan matriks IE, guna menetapkan strategi yang terbaik untuk direkomendasikan kepada perusahaan. Alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan adalah : 5. Market Development Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar remaja pria melalui optimalisasi hubungan baik dengan dealer dan membuat kerja sama dengan lembaga pembiayaan baru. 6. Product Development Strategy yaitu menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi berkesinambungan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih. 7. Brand Image Strategy yaitu mensponsori local event yang berkaitan dengan peningkatan brand awareness serta beriklan di media yang tepat. 8. Market Penetration Strategy yaitu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan dealer, jumlah belanja iklan, promosi penjualan yang ekstensif serta usaha publisitas. Petunjuk Pengisian : Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut diatas dengan cara memberikan tanda ( X ) pada pilihan Bapak/Ibu. Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari : 1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik
Lampiran 5. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Internal Perusahaan Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Internal Perusahaan (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Internal Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Kelemahan Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Total
R1
Bobot R2
R3
Median
Nilai Bobot
5
5
5
5
0,088
5
5
5
5
0,088
5
4
5
5
0,088
5
5
5
5
0,088
5
5
5
5
0,088
5
5
5
5
0,088
4
4
5
4
0,070
5
4
3
4
0,070
5
5
4
5
0,088
5
5
5
5
0,088
5
5
5
5
0,088
5
4
3
4
0,070
57
1,000
Lampiran 6. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal Perusahaan Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal Perusahaan (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No 1. 2. 3. 4.
Faktor Eksternal Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
R1
Bobot R2
R3
Median
Nilai Bobot
5
4
4
4
0,103
5
4
5
5
0,128
4
5
5
5
0,128
5
5
4
5
0,128
5
4
2
4
0,103
5
4
3
4
0,103
4
5
3
4
0,103
4
5
3
4
0,103
4
4
4
4
0,103
39
1,000
Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang Total
Lampiran 7. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Internal Perusahaan Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Internal Perusahaan (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Faktor Internal Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam
Peringkat R1 R2 R3
Median
3
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3 3 4
3 3 4
4 3 4
3 3 4
3
3
3
3
3
2
3
3
2 2
4 4
3 3
3 3
3
4
3
3
2
3
4
3
Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5.
Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan
Lampiran 8. Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Eksternal Perusahaan Hasil Pengisian Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Eksternal Perusahaan (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No 1. 2. 3. 4.
Faktor Eksternal Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
Peringkat R1 R2 R3
Median
3
3
3
3
3 3
4 4
4 3
4 3
3
4
3
3
2
3
4
3
1 2
3 4
2 3
2 3
2
4
3
3
3
3
4
3
Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Lampiran 9. Hasil Analisis Matriks IFE
HASIL ANALISIS MATRIKS IFE
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Faktor Strategis Internal Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam
Bobot
Peringkat
Rata-rata Tertimbang
0,088
3
0,264
0,088
4
0,352
0,088
3
0,264
0,088 0,088 0,088
3 3 4
0,264 0,264 0,352
0,070
3
0,210
0,070
3
0,210
0,088 0,088
3 3
0,264 0,264
0,088
3
0,264
0,070
3
0,210
Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5.
Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Total
1,000
3,182
Lampiran 10. Hasil Analisis Matriks EFE
HASIL ANALISIS MATRIKS EFE
No
1. 2. 3. 4.
Faktor Strategis Eksternal Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing)
Bobot
Peringkat
Rata-rata Tertimbang
0,103
3
0,309
0,128 0,128
4 3
0,512 0,384
0,128
3
0,384
0,103
3
0,309
0,103 0,103
2 3
0,206 0,309
0,103
3
0,309
0,103
3
0,309
Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang Total
1,000
3,031
Lampiran 11. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Market Development Strategy (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Kelemahan Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) Ancaman Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Attractive Score R1 R2 R3
Median
3
2
3
3
1
3
1
1
1
3
1
1
1 1 1
3 2 2
1 1 1
1 1 1
1
1
1
1
1
2
3
2
1 2
2 2
1 1
1 2
4
2
4
4
1
3
1
1
4
3
3
3
4 4
4 4
1 4
4 4
4
4
4
4
1
2
2
2
4 3
2 2
1 4
2 3
4
2
4
4
2
3
2
2
Lampiran 12. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Product Development Strategy (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Kelemahan Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) Ancaman Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Attractive Score R1 R2 R3
Median
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
1
3
2 3 4
3 3 3
2 3 4
2 3 4
4
1
4
4
4
4
1
4
3 1
2 2
1 1
2 1
1
2
1
1
2
3
3
3
4
4
4
4
4 4
4 3
4 4
4 4
3
3
2
3
1
2
4
2
2 4
2 2
4 4
2 4
1
2
1
1
2
3
4
3
Lampian 13. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Brand Image Strategy (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Kelemahan Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) Ancaman Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Attractive Score R1 R2 R3
Median
3
2
3
3
4
3
4
4
1
3
1
1
2 1 4
3 2 3
4 1 2
3 1 3
2
1
3
2
4
3
1
3
4 4
2 2
4 4
4 4
2
2
3
2
1
3
2
2
4
3
2
3
4 4
3 3
1 3
3 3
3
3
2
3
3
2
1
2
1 3
2 3
3 4
2 3
2
3
1
2
4
2
4
4
Lampiran 14. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk menentukan Attractive Score pada Market Penetration Strategy (Berdasarkan Rataan Dari Responden 1,2,3) No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Strategis Kekuatan Segmentasi, Targeting dan Positioning perusahaan jelas Produk berkualitas dan berstandar internasional Memiliki jaringan distribusi hampir di seluruh wilayah Indonesia Hubungan baik dengan dealer Hubungan baik dengan pemasok Perusahaan telah berpengalaman dan menguasai teknologi Tipe sepeda motor sport yang dihasilkan beragam Kelemahan Harga sepeda motor sport yang relatif tinggi Kurang melakukan kegiatan promosi Brand Image Kawasaki yang belum dikenal luas Lemahnya layanan after sales (suku cadang dan servis) Kurangnya distributor sebagai mitra perusahaan Peluang Pola dan gaya hidup masyarakat bergengsi Teknologi yang terus berkembang Potensi pasar sepeda motor di Indonesia masih luas Banyaknya lembaga pembiayaan (leasing) Ancaman Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi Kondisi ekonomi yang belum stabil Gencarnya promosi dan inovasi Honda, Yamaha dan Suzuki Jalur distribusi pesaing lebih luas dan kuat Isu yang beredar di masyarakat bahwa sepeda motor 2 tak dilarang
Attractive Score R1 R2 R3
Median
3
3
1
3
1
2
1
1
3
3
4
3
4 1 2
3 2 3
4 1 1
4 1 2
1
1
4
1
1
2
3
2
2 3
2 2
4 4
3 3
1
3
4
3
4
4
4
4
3
3
2
3
3 3
3 3
1 1
3 3
3
3
2
3
2
2
1
2
1 3
2 3
2 4
2 3
4
3
4
4
2
2
1
2