ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA BOGOR
SKRIPSI
REHAN FAUZIYAH H34086073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
i
RINGKASAN REHAN FAUZIYAH. Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita, Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (dibawah bimbingan DWI RACHMINA). Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap tahunnya terjadi peningkatan pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita sebagai salah satu kafe yang menyajikan menu makanan tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita beralamat di jalan Malabar 1 no 1 Bogor. Tingkat persaingan usaha antar kafe, rumah makan dan restoran di Kota Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan pendapatan yang diterima Cafe Kebun Kita. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Menganalisis faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita. 2). Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan di Cafe Kebun Kita. Pemilihan lokasi di Cafe Kebun Kita dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data disajikan secara deskriftif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan strategi pemasaran. Analisis deskriftif kualitatif untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM Total skor IFE yang dihasilakan sebesar 2,991. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas rata-rata atau dinilai cenderung kuat. Faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan Citra Rasa Indonesia, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.274, sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.052. Dari strategi pemasaran dihasilkan tujuh alternatif strategi yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan pemasaran dan penjualan yang baik. Tujuh strategi tersebut adalah: produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, fisik. Citarasa Indonesia, kualitas dan kesegaran yang terjaga, inovasi produk menjadi keunggulan bagi produk-produk yang ditawarkan Cafe Kebun Kita. Penyebaran iklan yang dilakukan oleh pihak manajemen cafe juga dianggap sudah cukup baik. Sedangkan yang perlu diperhatikan adalah kualitas SDM yang harus terus diberikan pelatihan dan area parkir yang harus ditambah. Total skor matriks EFE adalah sebesar 3.012. Hal ini menunjukkan Cafe Kebun Kita mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk
ii
mengatasi ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0.368. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.108. Peluang pasar masih luas disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk. Ancaman yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi, dikarenakan banyak usaha kafe atau restoran yang berada disekitar lokasi Cafe Kebun Kita. Nilai total matriks IFE 2,991 dan matriks EFE sebesar 3,012 menempatkan Cafe Kebun Kita pada posisi kuadran II pada matriks IE. Posisi ini adalah posisi tumbuh dan bina, alternative strategi yang dapat dijalankan berdasarkan matriks SWOT adalah : 1) Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan. 2)Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk.3) Mengadakan pelatihan SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial. 4). Melakukan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan teknologi. 5). Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri. 6). Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini yaitu peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Cafe kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu, sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang.
iii
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA BOGOR
REHAN FAUZIYAH H34086073
Sripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
iv
Judul Skripsi
: Analisis Strategi Pemasaran Café Kebun Kita Bogor
Nama
: Rehan Fauziah Harahap
NIM
: H34086073
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Dwi Rachmina M.Si NIP. 19631227 199003 2 001
Mengetahui, Kepala Departemen Agribisnis
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
v
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Bogor,
Agustus 2011
Rehan Fauziyah (H34086073)
vi
RIWAYAT HIDUP Saya dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Januari 1987. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Nuzirwan Harahap dan Ibu Chairani. Saya mengikuti Sekolah Menengah Dasar di SD Nurhasanah Medan dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan pada tahun 2001 di SMPN 2 Medan. Kemudian saya melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU AlAzhar dan selesai pada tahun 2004, saya melanjutkan pendidikan formal di Institut Pertanian Bogor, pada Program Diploma III, Program Keahlian Teknik Informatika, melalui jalus USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB dan diselesaikan pada tahun 2007. Saya melanjutkan perkuliahan ke Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita Bogor ”. Strategi Pemasaran saat ini di butuhkan Cafe Kebun Kita untuk dapat bertahan menghadapi persaingan usaha. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemasaran dengan menggunakan konsep bauran pemasaran dengan menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi kegiatan usaha. Penulisan skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan di Cafe Kebun Kita Bogor. Namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Saya mengharapkan hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya Cafe Kebun Kita
Bogor,
Agustus 2011
Rehan Fauziyah (H34086073)
viii
UCAPAN TERIMA KASIH Penulisan skripsi Analisis Strategi Pemaran Cafe Kebun Kita, Bogor dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu saya sebagai penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan arahan, waktu, kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi. 2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji pada saat sidang yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam penulisan skripsi. 3. Yanti Nuraeni Muflihk, SP, Mabuss selaku dosen penguji akademik pada saat sidang yang dengan masukannya membantu untuk perbaikan skripsi. 4. Ayahanda, Ibunda, dan ketiga saudara yang selalu kucintai. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang yang tulus, arahan, dukungan, semangat, motivasi dan doanya serta material yang telah diberikan selama ini. 5. Pihak manajemen Cafe Kebun Kita atas waktu, informasi, kesempatan dan dukungan yang telah diberikan. 6. Seluruh dosen dan staf di Program sarjana Penyelenggaraan Khusus, departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor, terima kasih atas bimbingan, didikan arahan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 7. Rekan-rekan mahasiswa Agribisnis, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Rehan Fauziyah
i
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 4 1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7 2.1 Karakteristik Bisnis Usaha Kafe ....................................................................... 7 2.2 Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan ................................................. 8 2.3 Metode Perumusan Strategi ............................................................................ 10 III. KERANGKA PEMIKIRAN.............................................................................. 13 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................................... 13 3.1.1 Konsep Pemasaran ................................................................................ 13 3.1.2 Pemasaran Jasa ..................................................................................... 17 3.1.3 Tujuan Pemasaran................................................................................. 17 3.1.4 Manajemen Strategis Pemasaran .......................................................... 18 3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan.......................................................... 20 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................. 27 IV. METODE PENELITIAN .................................................................................. 29 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 29 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 29 4.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 29 4.4 Metode Pengolahan Data ............................................................................... 30 4.4.1 Analisis Deskriptif ................................................................................ 31
ii
4.4.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ............................................... 31 V. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................ 40 5.1 Sejarah dan Perkembangan Cafe Kebun Kita ................................................ 40 5.2 Visi dan Misi Cafe Kebun Kita ...................................................................... 41 5.3 Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita ............................................................. 42 5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Cafe Kebun Kita ........................... 44 VI. STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA......................................... 46 6.1 Analisis Lingkungan Internal ........................................................................ 46 6.1.1 Pasar dan Pemasaran ............................................................................ 46 6.1.2 Keuangan .............................................................................................. 53 6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi ................................................................... 55 6.1.4 Sumber Daya Manusia.......................................................................... 58 6.1.5 Sistem Informasi Manajemen ............................................................... 59 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................................... 60 6.2.1 Lingkungan Makro ............................................................................... 61 6.2.2 Lingkungan Mikro ................................................................................ 64 6.2.3 Lingkungan Industri ............................................................................. 66 6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ....................................................... 70 6.3.1 Tahap Masukan..................................................................................... 70 6.3.2 Tahap Pencocokan ................................................................................ 73 6.3.3 Tahap Keputusan .................................................................................. 78 VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 80 7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 80 7.2 Saran............................................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 82 LAMPIRAN............................................................................................................... 84
iii
DAFTAR TABEL Halaman 1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 Atas dasar Harga Kontan 2000 ....................................... 2 2. Perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005- 2008 .......................................... 3 3. Restoran dan Kafe yang Menjadi Pesaing Cafe Kebun Kita ................................... 4 4. Jenis dan Sumber data ............................................................................................ 30 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan .......................................................... 32 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ....................................................... 33 7. Matriks EFE ........................................................................................................... 35 8. Matriks IFE ............................................................................................................ 35 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) .............................................. 39 10. Jumlah Karyawan Cafe Kebun Kita Berdasarkan Jabatan Fungsional ................. 59 11. Analisis Faktor Internal Cafe Kebun Kita............................................................. 60 12. Data Inflasi di Indonesia tahun 2005-2008 ........................................................... 61 13. Perkembangan dan laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006 ......................................................................... 63 14. Pemasok-Pemasok Pada Cafe Kebun Kita ............................................................ 64 15. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2004-2008 ................. 66 16. Analisis Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita .......................................................... 70 17. Hasil Analisis Matriks IFE .................................................................................... 71 18. Hasil Analisis Matriks EFE................................................................................... 73 19. Hasil Analisis Matriks SWOT Cafe Kebun Kita .................................................. 77
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi ......................................................... 20 2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................................... 28 3. Model Matriks IE (David 2006).............................................................................. 36 4. Matriks SWOT ........................................................................................................ 38 5. Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita ..................................................................... 43 6. Hasil Analisis Matriks IE ........................................................................................ 74
v
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Perusahaan .................................................. 85 2. Kuesioner Penelitian ............................................................................................... 94 3. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating ..................... 97 4. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)
Alternatif
Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita, Bogor ....................................................... 105 5. Service Sequence (Pola Urutan Service) Cafe Kebun Kita .................................. 108 6. Gambar Menu-Menu dan Promo Cafe Kebun Kita. ............................................. 111 7. Event-Event yang Diadakan di Cafe kebun Kita .................................................. 112 8. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Cafe Kebun Kita ........................ 113 9. Penilaian Respon Terhadap Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita ........................... 116
vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bogor merupakan kota yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Pada saat ini maupun masa yang akan datang, Kota Bogor akan semakin mempunyai posisi yang sangat strategis dalam mendukung berbagai pelayanan dan pengembangan Ibu Kota RI tersebut. Kota Bogor akan semakin strategis sebagai kota pengimbang ( trickling down efect) untuk mengurangi tekanan penduduk beserta aktifitasnya dari DKI Jakarta. Jumlah penduduk merupakan salah satu potensi bagi pengembangan Kota Bogor. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota, Bogor merupakan pilihan masyarakat untuk bertempat tinggal dan berisitirahat setelah seharian bekerja di Ibukota Jakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2009, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 924.840 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak ini membawa berbagai dampak penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat Kota Bogor adalah konsumsi pangan, kebutuhan akan pangan akan meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor. Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Kegiatan yang termasuk dalam sektor restoran seperti bar, kantin, cafe tenda, warung kopi, rumah makan, warung nasi, warung sate, catering dan lain-lain. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1, dapat dilihat sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan penyumbang terbesar PDRB Kota Bogor. Dengan kata lain, sektor ini merupakan sektor yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bogor. Pada tahun 2007 ke tahun 2008 terjadi kenaikan pada sektor ini sebesar 5, 18 persen.
1
Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 Atas dasar Harga Kontan 2000 Jumlah NO 1
Sektor Ekonomi Pertanian,
Tahun 2007
Peternakan,
Pertumbuhan
Tahun 2008
(%)
12.717,26
13.121,58
3,18
118,31
120,53
1,88
1.126.541,95
1.197.768,02
6,32
Kehutanan dan Perikanan 2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
128.090,57
136.829,56
6,82
5
Bangunan
288.023,99
299.804,17
4,09
6
Perdagangan,
1.205.111,94
1.267.518,19
5,18
Hotel
dan
Restoran 7
Pengangkutan dan Komunikasi
394.451,07
422.723,25
7,17
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa
560.780,48
602.517,87
7,44
296.907,60
312.418,61
5,22
4.012.743,17
4.252.821,78
5,98
Perusahaan 9
Jasa-Jasa PJumlah
Sumber: BPS Kota Bogor (2010)
Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 terjadi kenaikan pendapatan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, hal ini diimbangi dengan kenaikan jumlah restoran dan rumah makan yang ada di
Kota Bogor. Setiap
tahunnya terjadi kenaikan jumlah usaha restoran di Kota Bogor, kenaikan ini dapat terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan laju pertumbuhan restoran dapat terlihat jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor sampai tahun 2008 mencapai 235 bisnis restoran dan rumah makan tradisional maupun modern (Dinas Kepariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor). Salah satu jenis restoran yang banyak terdapat di Kota Bogor adalah restoran dengan konsep tradisional. Restoran tradisional merupakan rumah makan yang menyajikan menu makanan tradisonal yang mencirikan suatu daerah tertentu. Selain menu makanan tradisional restoran tradisional juga menawarkan pengunjung tata
2
ruang atau desain restoran dengan nuansa tradisonal. Desain restoran yang disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan daerah tertentu. Selain itu bisnis restoran tradisional memiliki peluang yang sangat besar untuk terus berkembang. Tabel 2. Perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005-2008 Jenis Hidangan 2005 Indonesia Internasional Oriental Kontinental Jumlah
83 37 35 40 195
Jumlah (Unit) 2006 2007 87 92 38 40 36 40 43 45 204 217
2008 97 41 47 50 235
Pertumbuhan (%) 5,32 3,48 10,48 7,75 6,42
Sumber: Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Bogor (2008)
Berdasarkan Tabel 2,
perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan
dengan jenis hidangan menu Indonesia pada tahun 2008 mengalami peningkatan, pertumbuhan restoran dengan menu masakan tradisional/ Indonesia sebesar 5,32 persen. Dengan kata lain restoran, kafe dan rumah makan yang menyediakan jenis hidangan menu Indonesia masih diminati masyarakat di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita sebagai salah satu kafe yang menyajikan menu makanan tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Kafe ini menyajikan masakan-masakan tradisional yang bercita rasa khas sunda. Menu utama dari kafe ini adalah nasi timbel bakar dan sop buntut goreng. Cafe Kebun Kita cukup dikenal di wilayah Bogor. Konsumen yang datang ke kafe ini beragam, dari mulai orang tua yang sangat menyukai makanan tradisional hingga para remaja yang juga sangat menggemari masakan dan suasana di Cafe Kebun Kita. Semakin berkembangnya usaha kafe di Kota Bogor menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar kafe, restoran dan rumah makan, baik tradisional maupun modern. Tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pemilik Cafe Kebun Kita perlu untuk menyiapkan strategi pemasaran produk untuk dapat bersaing dan bertahan dengan usaha kafe, restoran dan rumah makan lain disekitarnya.
3
1.2 Perumusan Masalah Cafe Kebun Kita merupakan salah satu kafe yang berada di Kota Bogor. Lokasi kafe yang berada di Jalan Malabar 1 No 1 Bogor, tepat di depan pintu masuk Supermarket Gaint Pangrango Plaza, memudahkan para konsumen baik penduduk asli maupun wisatawan untuk menuju Cafe Kebun Kita. Menu utama yang ditawarkan kafe ini terdiri dari menu tradisional dan kontinental. Tingkat persaingan usaha antar kafe, restoran dan rumah makan di Kota Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penjualan pada Cafe Kebun Kita, penurunan penjualan terlihat dari turunnya pendapatan yang diterima Cafe Kebun Kita pada hari-hari kerja (senin-jumat). Berdasarkan wawancara dengan pihak Cafe Kebun Kita, penurunan penjualan yang dialami pada bulan JuniSeptember 2010 sebesar 17 persen per bulan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan pendapatan per hari yang diterima kafe ini sebesar Rp 1.800.000,00 perhari menjadi Rp. 1.500.000,00 perhari. Oleh karena itu pemilik Cafe Kebun Kita khawatir penjualan produk-produknya semakin lama akan semakin menurun, sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diterima. Pemilik Cafe Kebun Kita berkeinginan kafenya akan dapat bersaing dengan kafe, restoran dan rumah makan tradisional maupun modern yang semakin banyak bermunculan. Saat ini yang menjadi pesaing utama dari Cafe Kebun Kita adalah restoran maupun kafe yang ada disekitar Cafe Kebun Kita atau wilayah jalan Malabar. Restoran dan kafe yang menjadi pesaing Cafe Kebun Kita dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Restoran dan Kafé yang Menjadi Pesaing Cafe Kebun Kita No
Nama Restoran
Menu Utama
Alamat
1
Cafe Rehat
Nasi Timbel
Jl. Malabar
2
Obonk Steak
Steak ayam crispy
Jl. Malabar
3
Warung Sop dan Soto MbaPAr Sop daging dan soto ayam
Jl. Malabar
4
Bambu kuring
Jl. Padjajaran
Nasi Timbel dan Ikan Bakar
4
Keinginan
untuk mengembangkan usahanya ini menuntut pemilik Cafe
Kebun Kita untuk memikirkan bagaimana strategi pemasaran yang tepat diterapkan. Pemilik kafe menyadari bahwa strategi pemasaran produk saat ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan posisinya di industri jasa makanan dan mengedepankan semua keunggulan yang dimiliki. Pemilik harus menghindari segala ancaman yang dapat membahayakan kelangsungan kafe dan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mempertahankan posisi kafe dalam industri. Lingkungan usaha yang dihadapi Cafe Kebun Kita dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada Cafe Kebun Kita, sedangkan kondisi eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita dalam menjalankan usahanya. Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya pesaing sehingga perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang yang ada. Dalam memformulasikan strategi pemasaran, dibutuhkan pengoptimalan dari kekuatan, meminimalisasikan kelemahan, memanfaatkan peluang yang ada dan juga menghindari ancaman yang dapat mengganggu jalannya usaha Cafe Kebun Kita, maka diperlukan strategi pemasaran. Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi usaha Cafe Kebun Kita? 2. Strategi pemasaran seperti apakah yang harus diterapkan pada Cafe Kebun Kita? 1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis faktori lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan di Cafe Kebun Kita.
5
1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pemilik kafe, penulis maupun pembaca. 1. Bagi pemilik Cafe Kebun Kita, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran, agar dapat meningkatkan jumlah konsumennya. 2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan selama kuliah. 3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan strategi pemasaran. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu pengkajian lingkungan eksternal dan internal Cafe Kebun Kita. Mengakaji lingkungan dengan cara mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki Cafe Kebun Kita.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Bisnis Usaha Kafe, Restoran dan Rumah Makan Bisnis Kafe, restoran dan rumah makan merupakan usaha yang sangat menarik dan menjanjikan. Beberapa pebisnis restoran bahkan berani menyebutkan bahwa laba bisnis ini sangat besar 1. Dewasa ini sektor bisnis makanan semakin berkembang. Untuk sukses, pengelola kafe, restoran dan rumah makan harus mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Pengelola kafe, restoran dan rumah makan menawarkan banyak pilihan untuk menarik pengunjung. Salah satunya dengan menawarkan suasana kafe yang menarik. Konsep kafe, restoran dan rumah makan tradisional yang saat ini sangat digemari pengunjung. Kafe, restoran dan rumah makan tradisonal selain menawarkan jenis menu masakan tradisonal juga menawarkan suasana pedesaan. Dengan alunan musik dan tata ruangan yang disesuaikan. Bisnis kafe, restoran dan rumah makan selalu berubah, kompleks dan bukan tidak mungkin bisa mengalahkan banyak pendatang baru yang tidak siap secara tak terduga. Banyak perusahaan makanan pendatang baru yang mencoba membuka usaha di bidang ini tutup atau bangkrut dalam tahun pertamanya. Hal ini terjadi karena pendatang baru tersebut tidak mampu bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis di sekitarnya. Untuk mampu bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis pengusaha kafe, restoran dan rumah makan
harus mampu menciptakan makanan yang
mempunyai ciri khas, penyajian yang menarik, serta suasana tempat yang nyaman dan harus mampu menciptakan ke unikan baik pada produk maupun pelayanan serta fasilitas yang mendukung. Untuk itu dibutuhkan sebuah konsep manajemen strategi agar bisnis kafe, restoran dan rumah makan dapat bertahan dan berkembang diwaktu yang akan datang. Bisnis kafe memiliki risiko yang sangat besar. Risiko yang biasanya dihadapi dalam bisnis kafe terdapat dalam produksinya. Untuk unggul dalam pemasaran 1
Sumber : http://www.dexton.adexindo.com/artikel-laba150-bisnis-restoran.html
7
produknya, pengelola kafe harus mengutamakan kualitas dari produknya. Untuk itu pengelola kafe diharuskan untuk menggunakan bahan-bahan yang segar dan alami. Dengan penggunaan bahan-bahan dasar yang segar dan alami bukan tidak mungkin akan menjadi risiko bagi kafe. Apabila dalam satu hari bahan-bahan dasar tersebut tidak digunakan atau tidak habis terpakai maka bahan-bahan tersebut tidak akan dapat digunakan lagi pada hari berikutnya, dikarenakan pengelola kafe harus mampu menjaga kesegaran produk yang akan diolah. Selain risiko produksi, risiko harga menjadi ancaman bagi pebisnis kafe. Dengan terjadinya kenaikan harga-harga bahan baku produksi akan menjadi kekhawatiran bagi pengelola kafe. Pengelola tidak dapat menaikkan harga menumenu masakan yang ditawarkannya tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu, karena akan membuat konsumen beralih ke kafe lain. Dengan kenaikan harga bahan baku produksi, pengelola harus mampu memikirkan cara untuk menutupi kenaikan harga bahan baku tersebut tanpa menaikkan harga menu-menu yang ditawarkan. Dengan cara ini biasanya pengelola kafe memotong keuntungan yang biasanya diterima. 2.2 Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan Penelitian mengenai kafé, restoran dan rumah makan telah banyak dilakukan, diantaranya pada penelitian Robiah (2009) tentang Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Ridwansyah (2008) melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran pada Rumah Makan sate Kiloan empuk Cibinong (Kasus Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Baru). Ningsih (2008) dalam penelitian Strategi Pemasaran restoran pondok Makan Mirah Jakarta Selatan. Sari (2008) melakukan penelitian mengenai Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah “JJM” Kelompok Wanita Turih, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Nugroho (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta Timur. Ratnasari (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor).
Defieta (2009) yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran
8
Lasagna Gulung Bogor. Maulina (2009) Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Penelitian-penelitian tersebut menggunakan konsep bauran pemasaran. Pada penelitian Ridwansyah (2008), Robiah (2009), Sari (2008), Defieta (2009), Maulina (2009) menggunakan bauran pemasara 4P, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Sedangkan pada penelitian Ningsih (2009), Nugroho (2009), Ratnasari (2009) menggunakan konsep bauran pemsaran 7P, yang menanmbahkan orang, bukti fisik, dan proses sebagai komponen pemasarannya. Perbedaan konsep pemasaran 4P atau 7P sebenarnya terletak pada produk yang dipasarkan. Penggunaan 4P dilakukan untuk penjualan produk sedangkan 7P untuk penjualan produk dan jasa. Kafe, rumah makan atau restoran sebaiknya menggunakan konsep 7P untuk pemasarannya. Karena selain menjual produk kafe, rumah makan atau restoran juga menjual jasa. Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud, lebih dapat dirasakan, serta konsumen lebih dapat merasakan langsung dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilain pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan. Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan konsumen serta kesejahteraan dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba. Pada rumah makan atau restoran memberikan pelayanan merupakan hal yang penting selain kualitas produk. Untuk itu pengelola restoran harus mampu memberika pelayanan yang maksimal agar konsumen tertarik untuk berkunjung kembali. Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda pada penelitian Ridwasyah (2008) , Ningsih (2009), Robiah (2009), Defieta (2009) yang menjadi keunggulan dalam strategi pemasarannya adalah produk, sedangkan pada penelitian Maulina (2009) hal ini tidak telihat karena yang menjadi keunggulan dalam pemasarannya adalah promosi. Hasil dari strategi pemasaran ini jelas berbeda karena setiap rumah makan atau restoran memiliki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula.
9
Produk merupakan komponen yang paling penting dalam pemasaran, pengelola rumah makan harus mampu berkreasi dengan produk yang dijual atau ditawarkan. Produk harus berkualitas baik untuk dapat bersaing, selain itu produk yang unik akan mampu bertahan dan menjadi ciri khas bagi restoran, hal ini terlihat pada penelitian Defieta (2009). Pada penelitian tersebut diketahui bahwa produk yang dipasarkan restoran berbentuk unik karena berbeda dari pesaing yang ada, yang dapat menjadi ciri khas restoran tersebut. Sedangkan pada penelitian Maulina (2009) yang menjadi ciri khas yang unik bagi restoran ini adalah promosi. Promosinya yang dilakukan tidak biasa, promosi dilakukan dengan sangat unik. Kegiatan promosi yang cukup efektif untuk menarik perhatian konsumen yang diselenggarakan setiap hari jumat-minggu pada pukul 20.00 WIB yang berlangsung sekitar 10 menit, dengan cara mematikan semua lampu yang ada direstoran tersebut sehingga nuansa restoran akan sangat menyeramkan. 2.3 Metode Perumusan Strategi Untuk merumuskan strategi dibutuhkan analisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Setiap perusahaan memilki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diidentifikasi maka digunakan Matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah data-data tersebut secara deskriptif dan kuantitatif sebagai dasar dalam penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Sedangkan Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut Hampir semua penelilitan mengenai strategi menggunakan analisi matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Robiah (2009), Maulina (2009), Defieta (2009), Ningsih (2008). Pada penelitian Robiah (2009) setelah menganalisis faktor eksternal dengan menggunakn matriks EFE dan internal
10
dengan menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan matriks QSPM sebagai alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif. Sedangkan pada penelitian Ridwansyah (2008) alat analisis yang digunakan adalah AHP, alasan peneliti
penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan, kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga aspek yang paling sederhana. Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan instrument intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis. Tujuannya untuk menyederhanakan data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi untuk dianalisis. Pengolahan data diperlukan untuk menterjemahkan angka-angka yang didapat dari hasil penelitian maupun menjawab tujuan penelitian. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut harus sesuai dengan tujuan pemasaran perusahaan, dan pemilihan alternatif bauran pemasaran dilakukan dengan Metode Proses Hierarki Analisis (analitycal Hierarchy Process-AHP). Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. Peneliti hanya memberikan arahan berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang diterapkan. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hierarki. Struktur hierarki yang disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang diberikan pada bagian pemasaran. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hierarki. AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen dari suatu tingkat yang akan berpengaruh pada
11
bobot elemen pada tingkat dibawahnya dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Kemudian data hasil kuesioner yang diperoleh dari responden diproses. Pada Penelitian Nugroho (2009) penelitian menggunakan dua metode yaitu metode analisis data dan proses hirarki analitik. Metode anlisis data dengan menggunakan sikap Fishbein yang berguna untuk melihat sikap responden terhadap atribut dan yang konsumen inginkan. Sedangkan proses hierarki analitik digunakan mendapatkan strategi prioritas yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen.
12
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang melandasi penelitian ini dibangun dari Konsep Pemasaran, Pemasaran Jasa, Tujuan Pemasaran, Manajemen Strategi Pemasaran, Analisis Lingkungan Perusahaan. 3.1.1 Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan produk lain (Kotler, 2002). Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga ketangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan
para
pesaing
dalam
menciptakan,
menyerahkan,
dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2002). Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. Proses pemasaran terkait dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai melalui strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti, 2002).
13
Didalam memasarkan sebuah produk dan jasa dibutuhkan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran yang terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran fisik, bauran proses dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. a. Bauran Produk Produk merupakan tawaran nyata terhadap pasar. Produk dapat mencakup apa saja yang dapat ditawarkan benda-benda fisik, jasa, manusia, tempat, organisasi dan gagasan. Bauran produk merupakan wujud penawaran perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merk, dan kemasan produk. b. Bauran Harga Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen-elemen lain membutuhkan biaya. Harga juga merupakan bauran pemasaran yang paling penting karena sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan, jika tidak pembeli akan berpaling keproduk pesaing. Beberapa faktor penentu harga yang harus dipertimbangkan adalah mengenal permintaaan produk dan pesaing, target pasar yang hendak dicapai, startegi bauran pemasaran, produk baru, reaksi pesaing, biaya produksi dan kebijakan atau peraturan yang ditentukan oleh pemerintah c. Bauran Promosi Bauran promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi sendiri dapat didefinisikan sebagai daya upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan produk kepada konsumen dengan tujuan utama untuk membujuk konsumen agar mendukung terjadinya transaksi penjualan. Dalam melakukan suatu promosi diperlukan strategi pemasaran yang optimal agar
14
didapatkan hasil yang maksimal pula. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu: 1. Periklanan adalah tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. 2. Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. 3. Hubungan masyarakat bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan isu-isu, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan, dan lain-lain. 4. Penjualan perorangan, interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. 5. Pemasaran langsung dengan penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat-alat penghubung non personal lainnya untuk berkominikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. d. Bauran Tempat Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk kepelanggan melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (2002), bauran tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat
15
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain: 1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet, dan lain-lain. 2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir, dan pengecer. 3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. e. Bauran Proses Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif. f. Bauran Orang Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. g. Bauran Fisik Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya.
16
3.1.2 Pemasaran Jasa Menurut Kotler (2002), jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak terwujud (intangible) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler 2002) yaitu : 1. Tidak berwujud (intangible) Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak terlihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum membeli. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah untuk mengelola bukti tersebut dan mewujudkan sesuatu yang tidak terwujud. Pemasar jasa harus mampu mengubah jasa yang tidak terwujud menjadi manfaat yang konkrit. 2. Tidak terpisahkan (inseparability) Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang memberikan jasa maka penyedianya adalah bagian dari jasa tersebut. Konsumen juga hadir pada saat jasa dihasilkan, interaksi penyedia konsumen merupakan ciri khusus pemasaran jasa. 3. Bervariasi (variability) Jasa bervariasi bergantung pada siapa yang memberikannya, kapan dan dimana diberikan. 4. Tidak tahan lama (perishability) Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. 3.1.3 Tujuan Pemasaran Menurut Rangkuti (2002) tujuan kegiatan pemasaran adalah : 1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
17
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail mengenai semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ketangan konsumen dengan tepat. 3.1.4 Manajemen Strategis Pemasaran Menurut David (2008), manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Seperti tersirat dalam defenisi, manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen,
pemasaran,
keuangan/akuntansi,
produk/operasi,
penelitian
dan
pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Terdapat tiga tahapan dalam strategis (David, 2008) yaitu: 1. Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Tahap formulasi strategi terdiri dari:
a) analisis lingkungan b) tahap pencocokan c) tahap keputusan
2. Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi seringkali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasikan karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Seringkali dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategis, implementasi
strategis
membutuhkan
disiplin
pribadi,
komitmen,
dan
18
pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu. 3. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategis adalah a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, b) mengukur kinerja, dan c) mengambil tindakan korektif. Dalam perumusan strategi dibutuhkan kerangka kerja yang komprehensif. Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, seperti pada Gambar 1. Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri dari matriks EFE, IFE, dan Matriks Profil Kompetitif yang disebut sebagai tahap masukan (input stage). Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan startegi. Tahap 2 disebutkan tahap pencocokan (marketing stage), fokus pada upaya menghasilkan strategi alternatife yang dapat dijalankan dengan memadukan faktorfaktor eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari matriks SWOT, SPACE, BCG, IE dan Matriks Grand Strategy. Tahap 3 disebut tahap keputusan (decision stage), menggunakan satu macam teknik, yaitu Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM menngunakan informasi masukan dari tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang di defenisikan pada tahap 2. QSPM mengungkap daya tarik relatif dari strategi alternatif, oleh karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik. Tahap selanjutnya dari model manajemen strategi ialah pelaksanaan strategi seputar isu-isu manajemen, pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. Isu-isu manajemen di seputar pelaksanaan strategi termasuk menetapkan tujuan tahunan, menyusun kebijakan, mengalokasikan sumber daya, mengubah struktur organisasi yang telah ada, restrukturisasi dan rekayasa ulang, merevisi rencana kompensasi dan intensif, meminimalkan resistensi terhadap perubahan, mengembangkan budaya yang
19
mendukung strategi, menyesuaikan proses produksi dan mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang efektif. TAHAP 1: TAHAP MASUKAN Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Matriks Profil Kompetitif/ persaingan (CPM)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (E)
TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN Matriks Threats- Matriks Matriks opportunitiesStrategies Boston weaknessesPosition and Consulting strength Action Group (BCG) Evaluation (SPACE)
Matriks Eksternal Internal (IE)
Matriks Grand Strategy
TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Gambar 1. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi Sumber : David, 2006
3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan Keunggulan
yang
dicapai
suatu
perusahaan
tergantung
bagaimana
perusahaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. 3.1.5.1 Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strenght) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan
20
kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari: pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi operasi, sumber daya manusia dan sumber daya informasi. 1. Pasar dan Pemasaran Agar posisi produk di pasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. a). Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2002). Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. b). Target Pasar Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. c). Posisi Pasar Penetapan posisi pasar adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. 2. Keuangan dan Akuntansi Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-faktor yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan perusahan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh
21
modal tambahan, hubungan baik dengan penanaman modal dan pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal. 3. Kegiatan Produksi-Operasi Kegiatan produksi-operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang andal, lokasi yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat, organisasi yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan, pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam proses produksi, dan pengendalian mutu. 4. Sumberdaya Manusia Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah langkahlangkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan. 5. Sistem Informasi Manajemen Penelitian strategi perlu menganalisis berbagai segi dari sistem informasi manajemen, antara lain yaitu aspek-aspek softwere, hardwere, dan brainwere, selain input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap jenjang manajemen. 3.1.5.2 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari komponen/variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi
22
dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. 1. Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, teknologi, ekonomi, dan sosial. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. a. Faktor Politik Arah kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah: •
Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan
•
Peraturan tentang perdagangan luar negeri
•
Stabilitas pemerintahan
•
Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja
•
Sistem perpajakan
b. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi keadaan suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja.
23
c. Faktor Sosial Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adatistiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Hal yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan, dan etnis. Contohnya adalah seandainya sikap sosial berubah, permintaan untuk berbagai tipe pakaian, buku, aktivitas yang menyenangkan, dan sebagainya juga dapat berubah. Seperti kekuatan lain dalam lingkungan eksternal yang jauh, kekuatan sosial adalah dinamis. Seandainya faktor sosial berubah, permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan d. Faktor Teknologi Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, yang meliputi: mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terusmenerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Agar perusahaan tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi, maka beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya: •
Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja
•
Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya
•
Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi
24
2. Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap operasional perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan dan pesaing. a. Pemasok Pemasok adalah perusahaan bisnis dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu (Kotler, 2002). b. Pelanggan Pelanggan menurut Kotler (2002) dibagi menjadi lima jenis pasar pelanggan seperti pasar konsumen, pasar produsen, pasar penjual, pasar pemerintah dan pasar non laba, dan pasar internasional. c. Pesaing Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari para pesaing. Para pesaing tersebut diidentifikasi, dimonitor, dan disiasati untuk memperoleh dan mempertahankan loyalitas dari pelanggan (Kotler, 2002). 3. Lingkungan Industri Industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk keperluan yang sama sementara perusahaan itu sendiri tidak selalu menggunakan material atau proses produksi yang sama (Swasta, 2000). Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. R.E. Freeman yang dikutip Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya. Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut serta penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut
25
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. c. Ancaman dari Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subsitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk subsitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Kekuatan tawar-menawar pembeli meningkat jika terjadi situasi berikut: pembeli membeli dalam jumlah besar, produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi, pembeli memperoleh laba yang rendah, produk industri tidak terlalu penting untuk produk atau jasa pembeli, pembeli mengancam akan melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri. e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok menjadi kuat apabila
26
beberapa kondisi berikut terpenuhi: jumlah pemasok sedikit, produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar, tidak tersedia produk subsitusi, pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip WheelenHunger adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi datang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industri yang satu dengan yang lain. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, rumah makan menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Cafe Kebun Kita dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pada lingkungan internal terdapat aspek pemasaran yang mencakup bauran pemasaran 7P, aspek keuangan, aspek produksi, apek sumber daya manusia, aspek informasi. Sedangkan pada lingkungan eksternal terdapat lingkungan mikro, lingkunagn makro dan lingkungan industri. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan identifikasi eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan intrenal akan dianalisis dengan menggunakan
27
matriks IFE dan hasil identifikasi lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alterbatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan dalam Gambar 2. Permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat persaingan dalam bisnis Cafe yang semakin tinggi
Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan Makro 2. Lingkungan Mikro 3. Lingkungan Industri
Analisis Lingkungan Internal : 1. Apek Pasar dan pemasaran (bauran pemasaran 7P) 2. Aspek Keuangan 3. Aspek Produksi 4. Apek Sumber Daya Manusia 5. Aspek Informasi
Matriks EFE
Matriks IFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
28
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Cafe Kebun Kita yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Cafe Kebun Kita merupakan salah satu cafe yang menawarkan menu masakan tradisional Indonesia dan memiliki lokasi usaha yang strategis. 4.2 Jenis dan Sumber Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di Cafe Kebun Kita. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pilihan yaitu pemilik, manajer operasional Cafe Kebun Kita dan karyawan Cafe Kebun Kita. Responden tersebut adalah pihak yang memahami strategi pemasaran. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dan studi literatur yang terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, penelitian terdahulu, LSI Bogor, berbagai situs internet dan bahan pustaka lain yang relevan. Adapun jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 4. 4.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Teknik Wawancara: melakukan wawancara dengan pemilik, manajer operasional Cafe Kebun Kita serta karyawan kafe untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 2. Teknik Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.
29
3. Studi Pendahuluan: mendatangi Cafe Kebun Kita untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Cafe Kebun Kita sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi. 4. Teknik Pengisian Kuesioner: pengisian kuesioner dilakukan oleh beberapa orang responden yaitu pihak Cafe Kebun Kita, Pemasok barang-barang ke Cafe Kebun Kita dan konsumen Cafe Kebun Kita. Pengisian kuesioner yang dilakukan konsumen dilakukan untuk faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal pengisian kuesioner diharapkan dapat menjadi masukan bagi Cafe Kebun Kita dalam menentukan setiap keputusan yang akan diambil. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran Cafe Kebun Kita. Tabel 4. Jenis dan Sumber data No. Jenis Data Sumber Data 1. Primer Pemilik, manajer Operasional, karyawan dan konsumen Cafe Kebun Kita
2.
Sekunder
Teknik • Wawancara mengenai gambaran umum kafe dan strategi pemasaran kafe • Pengisian kuesioner oleh responden • Dinas Informasi Pariwisata • Pengambilan data mengenai dan Kebudayaan Kota Perkembangan Restoran, Bogor Kafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 20052008 • Penelitian Kepustakaan • Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian • Internet • Perpustakaan IPB dan Fakultas
4.4 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tahap pertama formulasi strategi. Pada tahap awal dilakukan analisis deskriftif melalui observasi dilokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal
30
perusahaan, studi literatur dan penyebaran kuesioner. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. 4.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumberdaya manusia, produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan. 4.4.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Proses perumusan strategi pada kerangka tahap pertama formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM. 4.4.2.1 Tahap Masukan (Input) Tahap input merupakan tahap pertama dalam perumusan strategi. Tahap input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input menyangkut kepentingan relatif dari faktor-faktor eksternal dan internal yang menghasilkan dan mengevaluasi strategi secara lebih efektif. Penelitian intuitif yang baik selalu diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan salah satu teknik perumusan strategi pada tahap input. Perangkat masukan membantu perencanaan strategi menuliskan berbagai penilaian atau asumsi secara kuantitatif pada tahap awal proses perumusan strategi.
31
Tahap input melalui proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah: 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman). 2. Pemberian Bobot Faktor Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi. Bobot menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber: David (2006)
32
Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber: David (2006)
Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai =
Xi n
∑ Xi i =1
Keterangan: ai
= Bobot variabel ke-i
Xi
= Nilai variabel ke-i
i
= 1,2,3,...,n
n
= Jumlah variabel
3. Pemberian Rating (Peringkat) Menurut (David 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon di atas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon di bawah rata-rata, sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon di bawah rata-rata, rating 3 =
33
respon rata-rata, rating 2 = respon di atas rata-rata dan rating 1 = respon sangat superior. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat, sedangkan untuk kelemahan adalah rating 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah, rating 4 = sangat lemah. 4. Perkalian Bobot dan peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David 2006). Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2008), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuntungan dan akuntansi dan sistem informasi. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya.
34
Tabel 7. Matriks EFE Faktor-faktor eksternal Peluang Ancaman Total
Bobot Rating
Skor (Bobot x Rating)
Bobot Rating
Skor (Bobot x Rating)
Sumber: David (2006)
Tabel 8. Matriks IFE Faktor-faktor internal Kekuatan Kelemahan Total Sumber: David (2006)
4.4.2.2 Tahap pencocokan Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan keterampilan internal dengan peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktorfaktor eksternal (David 2008). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE (InternalEksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1. Analisis Matriks IE (Internal-External Matrix) Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks EFE dan IFE ke dalam matriks IE. Hal ini bertujuan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE
35
merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan matriks EFE ke dalam matriks yang terdiri atas sembilan sel. Skor Total IFE
4,0 Skor Total EFE
Tinggi 3,0-4,0
Kuat 3,0-4,0 3,0 I
Rata-rata 2,0-2,99 2,0 II
Lemah 1,0-1,99 1,0 III
Sedang 2,0-2,99
IV
V
VI
Rendah
VII
VIII
IX
1,0-1,99
Gambar 3. Model Matriks IE (David 2006) Sumber: David (2006)
IE matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE matrix pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE matrix memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu: 1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang cocok adalah intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII Strategi umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.
36
2. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Analisis
SWOT ini
penting untuk membantu
para
manajer
mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah: 1. Strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan (eksternal). Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. 2. Strategi WO (Weakness-Opportunity). Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang eksternal. 3. Strategi ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4. Strategi WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Delapan tahap dalam penentuan strategi dibangun melalui matriks SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah: 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO. 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO.
37
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WT.
Faktor Strength (S) Internal Daftar Kekuatan Internal Perusahaan
Faktor Eksternal Opportunitis (O) Daftar peluang yang ada
Threats (T) Daftar ancaman ekternal yang ada
Strategi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Weaknesses (W) Daftar Kelemahan Internal Perusahaan Strategi WO Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 4. Matriks SWOT Sumber: David, 2006
4.4.2.3 Tahap Keputusan Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah: strategistrategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS= total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matrix dan IFE Matrix. Minimal sepuluh external critical success factors dan sepuluh internal critical success factors dimasukkan ke dalam QSPM. 2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix. 3. Meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Mencatat strategi-
38
strategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategistrategi tersebut ke dalam kesatuan yang mutually exclusive jika memungkinkan. 4. Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar, maka strategistrateginya harus dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot (langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi. 6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Faktor Utama Faktor Eksternal Faktor Internal Jumlah Total nilai daya tarik
Strategi Alternatif Bobot Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
1.0
Sumber: David, 2006
39
V. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Cafe Kebun Kita Cafe Kebun Kita merupakan sebuah usaha kafe yang didirikan oleh seorang wirausaha muda bernama Albertus Dion Wicaksono pada Oktober 2004. Cafe yang berdiri selama lebih dari enam tahun ini merupakan bisnis pribadi. Lokasi Cafe Kebun Kita berada di jalan Malabar 1 No 1 Kota Bogor, yang juga merupakan kediaman pribadi pemilik kafe. Pada mulanya, halaman kebun pada rumah pemilik biasa digunakan untuk acara makan-makan bersama keluarga setiap akhir pekan. Dari kebiasaan tersebut muncul sebuah pemikiran untuk mendirikan usaha kafe dengan menggunakan konsep alam atau outdoor di halaman kebun rumah. Nama Kebun Kita sendiri memiliki filosofi “kebun” merupakan bagian dari rumah yang digunakan untuk menjalankan usaha kafe dan “kita” bermakna sebuah kebersamaan yang terjalin harmonis dan dapat membentuk suatu ikatan persaudaraan. Ikatan persaudaraan tersebut yang mampu menciptakan loyalitas pelanggan pada Cafe Kebun Kita. Penggunaan nama Kebun Kita sendiri dikarenakan pemilik berniat membuat sebuah kafe yang bernuansa kebun dengan harapan konsumen dapat menikmati suasana teduh dikafe ini. Pada awal pendiriannya, Cafe Kebun Kita hanya memiliki luas sebesar 10 x 7 m dan seiring perkembangannya selama beberapa tahun area Cafe Kebun Kita diperluas menjadi 15 x 21 m. Kapasitas Cafe Kebun Kita adalah 100 kursi, tetapi apabila konsumen yang datang melebihi kapasitas yang ada, Cafe Kebun Kita dapat menambahkan kursi dan meja hingga mencapai kapasitas maksimum 150 kursi. Lokasi ini dinilai cukup strategis karena dekat dengan pusat keramaian seperti jalan protokol yaitu Jalan Padjajaran, kampus Kent, Outlet-outlet, rumah kost, rumah sakit dan hotel. Konsep dekorasi yang sangat kental dengan nuansa kebun dan adat sunda di yakini pemilik mampu menarik konsumen untuk datang berkunjung. Menu makanan yang pertama kali ditawarkan oleh Cafe Kebun Kita adalah ayam bakar dan nasi timbel yang sampai saat ini masih merupak menu andalan di
40
Cafe Kebun Kita. Seiring dengan perkembangan usahanya, pemilik kafe menambahkan menu-menu makanan pada Cafe Kebun Kita dengan berinovasi untuk menghindari kebosanan bagi konsumennya. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Cafe Kebun Kita dalam hal menarik minat konsumen, inovasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan menu masakan Indonesia lainnya dan continental antara lain bebek sambal hijau, bebek bakar pedas, capcay, fuyung hai, aneka seafood, aneka nasi goreng dan lain-lain. Sedangkan untuk minuman yang ditawarkan bagi konsumen, merupakan inovasi dan modifikasi dari minumanminuman yang sudah ada sebelumnya, dengan bahan dasar teh, kopi dan aneka jus buah-buahan. Dengan memiliki slogan ”enjoy the taste, enjoy the time”, Cafe Kebun Kita berusaha untuk membentuk gambaran bahwa selain cita rasa makanannya yang enak dan khas tradisional sunda, Cafe Kebun Kita juga ingin menonjolkan suasana tempat yang sangat nyaman dan asri dengan didukung oleh fasilitas yang dibutuhkan konsumen seperti musholla, washtafel, toilet, audio sistem untuk acara-acara seperti musik, proyektor dan layar untuk acara nonton bareng seperti bola dan hotspot gratis untuk kebutuhan akses internet melalui wi-fi. Dengan demikian, konsumen akan merasa betah untuk menghabiskan waktu bersama rekan-rekannya di Cafe Kebun Kita. Selain itu Cafe Kebun Kita juga memberikan pelayanan penyewaan tempat untuk acara-acara seperti pesta pernikahan dengan kapasitas 150 orang, arisan, dan perayaan ulang tahun. Selain penyewaan tempat Cafe Kebun Kita juga menyediakan jasa catering atau nasi kotak untuk acara-acara kantor. 5.2 Visi dan Misi Cafe Kebun Kita Sebagai sebuah cafe yang mengembangkan usahanya, tentu saja Cafe Kebun Kita memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya. Visi Cafe Kebun Kita adalah menjadi sebuah kafe yang unik dengan kualitas cita rasa tradisional Indonesia terbaik
41
dengan didukung tempat yang memiliki konsep unik, yaitu nuansa kebun dan tradisional sunda. Adapun misi Cafe Kebun Kita secara garis besarnya yaitu memanjakan konsumen Cafe Kebun Kita dengan menyediakan makanan tradisional yang berkualitas dan memberikan kenyamanan suasana alam dan nuansa tradisional sunda yang khas serta mengembangkan Cafe Kebun Kita sebagai restoran yang dikenal dalam skala nasional. Adapun tujuan utama Cafe Kebun Kita adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk jangka panjang dalam waktu lima tahun, tujuan yang ingin dicapai dari Cafe Kebun Kita, yaitu membuka cabang di kota-kota besar di Indonesia dan dapat menjadi bisnis waralaba sebagai kafe cita rasa tradisional dengan memiliki konsep alam. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Cafe Kebun Kita, yaitu mendapatkan laba operasional penjualan 30 persen per tahun, meningkatkan penjualan minimal 20 persen per enam bulan, menciptakan loyalitas konsumen dan meningkatkan mutu produk dan pelayanan dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. 5.3 Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita Struktur organisasi yang dimiliki oleh Cafe Kebun Kita masih sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan pemilik. Dari pemilik kekuasaan diteruskan kepada Manajer Operasional sebagi pengelola usaha dan karyawan lain. Karyawan yang bekerja di Cafe Kebun Kita terdiri dari tiga belas orang dengan struktur jabatan operational manager satu orang, operational service empat orang dengan pembagian tugas cashier satu orang dan waiter/ss tiga orang, operational kitchen delapan orang, dengan pembagian tugas chief cook dua orang, cook lima orang, stopwash satu orang. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 5.
42
Owner Manajer Operasional
Operational service cashier
Waiter/s
Chief
cook
stopwash
Gambar 5. Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 5 setiap bagian memiliki tanggung jawab dan tugas yang telah diterapkan oleh pihak manajemen agar dapat melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab dari jabatan sebagai berikut: 1.
Owner
•
Memberikan investasi kepada kafe (penyandang modal)
•
Pengambilan Keputusan
•
Memonitoring Kelancaran kafe
2.
Operational Manager
•
Bertanggung jawab mengawasi kafe
•
Mengendalikan dan menjaga seluruh kegiatan Cafe Kebun Kita untuk dapat berjalan dengan baik
•
Memeriksa seluruh laporan kerja
•
Melakukan supervise seluruh pegawai Cafe Kebun Kita
•
Melaporkan kondisi kafe kepada pemilik
•
Mengatur operasional kafe
•
Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit kafe
3.
Cashier
•
Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan kafe
•
Melakukan kegiatan transaksi dengan kafe
43
4.
Waiter
•
Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen
•
Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen
5.
Chief Cook
•
Menjalankan SANTAP (Sigap, Antusias, Nikmat, Terawat, Asri dan Pasti)
•
Mengisi dan memeriksa daftar masak
•
Membuat laporan purchase order untuk order belanja
•
Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan inventori masak
•
Melakukan inovasi baru dengan pengembangan produk
•
Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan
dan kepuasan
konsumen dalam makanan 6.
Cook
•
Bertanggung jawab membuat masakan sesuai dengan pesanan konsumen sesuai dengan perintah chief cook
7.
Stopwash
•
Bertugas membersihkan seluruh peralatan dapur dan peralatan makan
5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Cafe Kebun Kita Cafe Kebun Kita mulai beroperasi pada pukul 11.00 WIB sampai 22.00 WIB setiap hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu Cafe Kebun Kita buka pada pukul 11.00 WIB sampai 23.00 WIB. Cafe Kebun Kita tidak beroperasi pada hari-hari besar keagamaan khususnya pada hari raya kafe meliburkan karyawannya. Jam karyawan dimulai pada pukul 09.00 WIB, sebelum kafe memulai operasinya karyawan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan. Cafe Kebun Kita memiliki disiplin yang tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang tepat waktu. Libur untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan mendapatkan jatah libur satu kali dalam seminggu. Akan tetapi libur tersebut hanyan diberikan pada hari Senin sampai Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu karyawan tidak boleh mengambil libur karena
44
pada hari tersebut jumlah konsumen di Cafe Kebun Kita meningkat hampir dua kali lipat dari hari biasanya. Budaya kerja antara karyawan Cafe Kebun Kita bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama di Cafe Kebun Kita dan melakukan kunjungan kembali.
45
VI. STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA
6.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi-operasi, sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik Cafe Kebun Kita, Manajer Operasional Cafe Kebun Kita, karyawan Cafe Kebun Kita dan pengisian kuesioner oleh konsumen sebanyak 20 responden terhadap faktor-faktor internal. 6.1.1 Pasar dan Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran yang digunakan oleh Cafe Kebun Kita ini adalah dimulai dari pasar, berfokus pada kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya. 1.
Segmentasi Pasar, Target Pasar, Posisi Pasar
A. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis dan aspek prilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh Cafe Kebun Kita adalah konsumen dari kalangan menengah dan atas. Perubahan gaya hidup terutama pada konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola makanannya sendiri seiring dengan peningkatan aktivitas di luar rumah sehingga mendorong masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan diluar rumah.
46
Segmentasi pasar berdasarkan prilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan, dan kecepatan. B. Target Pasar Target adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama Cafe Kebun Kita adalah keluarga dan remaja. Tipe konsumen yang ingin dijangkau pada awalnya adalah konsumen yang berkunjung di Pangrango Plaza, karena Cafe Kebun Kita yang berlokasi bersebelahan dengan Pangrango Plaza, tetapi pada perkembangannya sekarang Pangrango Plaza mengalami kebangkrutan sehingga Pangrango Plaza tidak lagi beroperasi. Dengan tidak beroperasinya lagi Pangrango Plaza menyebabkan terjadi penurunan penjualan. Untuk itu Cafe Kebun Kita berusaha untuk mengalihkan pasar dari pengunjung Pangrango Plaza yang tidak beroperasi lagi menjadi mahasiswa Kent, pengunjung Apotik Deli yang berlokasi di dalam area Cafe kebun Kita dan masyarakat disekitar wilayah Padjajaran. Apotik Deli dulunya berlokasi didalam gedung Pangrango Plaza, dengan tidak beroperasinya Pangrango Plaza Apotik Deli mencari lokasi baru yang dekat dengan lokasi lama yaitu Pangrango Plaza. Pihak Apotik Deli kemudian menyewa salah satu ruangan di lingkungan Cafe Kebun Kita. Apotik Deli merupakan Apotik yang mempunyai konsumen yang banyak, sehingga konsumen Apotik Deli menjadi salah satu peluang yang tidak ingin diabaikan oleh pihak manajemen Cafe Kebun Kita. Lokasi Apotik Deli yang berada dilingkungan Cafe Kebun Kita memudahkan konsumen Apotik Deli untuk memesan makanan atau minuman di Cafe Kebun Kita pada saat menunggu pesanan resep yang sedang diracik. C. Posisi Pasar Posisi merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Cafe Kebun Kita ingin menempati posisi sebagai kafe keluarga yang bernuansa tradisional sunda dengan produk yang memiliki citarasa yang khas dan pelayanan yang memuaskan serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
47
2. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran adalah campuran dari variable-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengajar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran fisik, bauran proses, dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. A. Bauran Produk Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita dapat dilihat dari misi perusahaan yaitu masakan tradisional khas sunda dan suasana dekorasi ruangan yang sesuai dengan daerah sunda bernuasa kebun seperti saung. Dari penilaian konsumen, untuk strategi produk yang dilakukan Cafe Kebun Kita konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan (delapan puluh enam persen konsumen merasa puas). Rasa yang disajikan pada menu masakan dinilai baik oleh konsumen. Untuk penampilan produk konsumen juga merespon dengan nilai yang baik dan memberikan penilaian sebesar lima puluh tujuh persen. Produk yang menjadi menu andalan dari Cafe Kebun Kita adalah nasi timbel, ayam bakar pedas, ayam bakar manis dan bebek sambel hijau. Menu-menu andalan tersebut memiliki rasa yang berbeda dengan menu sejenis pada cafe lainnya karena diolah dengan racikan bumbu yang khas. Strategi produk yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita agar pelanggan tidak bosan adalah inovasi produk berupa campuran makanan tradisional sunda dengan masakan oriental dan kontinental seperti fuyunghai, udang saus asam manis, ayam rica-rica, spagehetti dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar konsumen mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Konsumen menyambut positif dengan perkembangan menu-menu yang ada. Sebesar delapan puluh enam persen konsumen menyambut baik inovasi menu-menu baru yang ditawarkan pihak Cafe kebun Kita. Dengan adanya inovasi berupa produk yang
48
dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Cafe Kebun Kita dalam menarik minat konsumen. Dengan inovasi menu-menu baru yang semakin beragam, konsumen tetap menempatkan menu-menu tradisional sebagai pilihan utama di Cafe Kebun Kita. Produk-produk yang dihasilkan sangat berkualitas karena bahan baku dan bumbu-bumbu yang digunakan dijaga kesegaran. Namun dalam penetapan standart mutu Cafe Kebun Kita belum memiliki sertifikat halal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tetapi bahan baku ayam dan bebek untuk beberapa menu telah memenuhi sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada proses pemotongan. BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standart mutu pangan yang akan ditawarkan ke konsumen. Dengan adanya Sertifikat dari BPOM maka acuan standart tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termaksud cafe. Belum memiliki sertifikat halal dari BPOM merupakan salah satu kelemahan Cafe Kebun Kita karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen mengenai keamanan dan kehalalan produk. B. Bauran Harga Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga yang ditawarkan Cafe Kebun Kita bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Cafe Kebun Kita menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain. Cafe Kebun Kita memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan pemberian potongan harga untuk pelajar sekolah. Dengan menunjukkan kartu tanda pelajar maka pelajar mendapatkan potongan harga sebesar 10 persen. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar yang merupakan kaum remaja. Selain potongan harga Cafe Kebun Kita menyediakan paket bagi konsumen yang datang berdua atau dengan pasangan. Paket yang tersedia adalah paket 1 seharga Rp. 42.000 (2 ayam bakar, 2 nasi putih, 1 ice lime tea), paket 2 seharga Rp. 47.000 (2 nasi
49
timbel, 2 potong ayam bakar, sapo tahu, 2 orange squash), dan paket 3 seharga Rp. 50.000 (2 bebek sambel hijau, 2 nasi putih dan 2 es teh manis). Harga dari setiap produk dapat diketahui oleh konsumen melalui daftar menu yang disediakan. Potongan harga yang diberikan Cafe Kebun Kita dinilai sangat baik oleh konsumen, sebesar delapan puluh enam persen konsumen mengharapkan kedepannya Cafe kebun Kita lebih banyak memberikan potongan harga atau penambahan paket-paket yang ada. Dari segi harga yang ditawarkan konsumen menilai harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan menu yang ditawarkan, harga yang ada hampir sama dengan harga yang ditawarkan kafe atau restoran sejenis yang ada di Kota Bogor. C. Bauran Promosi Kegiatan promosi yang sudah diterapkan Cafe Kebun Kita melalui penyebaran leaflet, brosur, radio, spanduk, surat kabar, majalah, potongan harga untuk pelajar dan paket makanan. Selain itu kegiatan promosi yang dilakukan Cafe Kebun Kita juga dilakukan melalui beberapa acara musik yang sering diadakan di Cafe Kebun Kita. Acara-acara tersebut biasanya diadakan dan disponsori oleh perusahaan-perusahan besar seperti A-mild, Radio Kissi Fm dan lain-lain. Cafe Kebun Kita memiliki account Facebook dan Twitter yang berfungsi memberikan informasi secara cepat kepada konsumen. Account ini dapat di akses melalui situs facebook dan twiiter dengan alamat
[email protected]. Account ini telah dikelola dengan baik oleh pihak management, karena setiap hari memberikan informasi-informasi yang berhubungan dengan Cafe Kebun Kita dan memberikan informasi-informasi mengenai acara-acara yang akan diadakan. Dari penilaian konsumen strategi yang dilakukan Cafe Kebun Kita sangat bermanfaat, karena konsumen merespon baik dengan acara-acara yang diadakan di Cafe Kebun Kita (penilaian konsumen untuk strategi ini sebesar seratus persen). Konsumen juga membutuhkan informasi-informasi baru mengenai Cafe Kebun Kita, informasi ini dengan mudah didapatkan konsumen melalui account Facebook dan Twitter. Dengan demikian dapat dikatakan account ini memberikan manfaat yang optimal bagi Cafe Kebun Kita untuk menarik pengunjung.
50
D. Bauran Tempat Strategi tempat adalah strategi yang didalamnya terdapat kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Strategi tempat yang dilakukan Cafe Kebun Kita yaitu memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu dekat dengan jalan utama Kota Bogor yaitu Jalan Padjajaran, factory outlet, perkantoran, kampus Kent dan sekolahan. Selain strategi lokasi Cafe Kebun Kita juga
melibatkan saluran distribusi fisik
maupun elektronik dalam proses ini. Konsumen menilai lokasi Cafe Kebun Kita sangat strategis dan mudah dicapai (penilaian konsumen sebesar delapan puluh enam persen merasa puas). Sedangkan untuk kenyamanan dan kebersihan Cafe Kebun Kita konsumen memberikan penilaian sebesar tujuh puluh satu persen. Dengan kata lain konsumen merasa puas dengan kenyamanan dan kebersihan Cafe Kebun Kita. Untuk dapat menikmati makanannya, konsumen dapat langsung datang ke Cafe Kebun Kita atau konsumen dapat menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan delivery service. Namun Cafe Kebun Kita belum memiliki pegawai yang hanya bertugas mengantarkan pesanan, jadi belum ada orang khusus yang bertugas mengantarkan pesanan konsumen. Orang yang biasanya mengantarkan pesanan konsumen adalah karyawan yang bertugas dibagian dapur. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan berpengaruh kepada keterlambatan pada waktu pengiriman karena harus memprioritaskan pesanan konsumen yang datang langsung kekafe. Pihak management berpendapat bahwa layanan ini kurang membantu pendapatan restoran sehingga tidak disediakannya karyawan khusus untuk layanan ini. Pemesanan melalui layanan delivery setiap hari hanya sekitar 1-2 pesanan. Kurang fokusnya pihak management Cafe Kebun Kita untuk layanan delivery dianggap menjadi kelemahan dikarenakan jika layanan ini ingin diteruskan maka pihak management harus memberikan perhatian khusus untuk layanan ini sehingga konsumen tidak menunggu terlalu lama dalam pengiriman makanan yang akhirnya dapat membuat konsumen merasa tidak puas dengan service yang dilakukan Cafe Kebun Kita.
51
Jika layanan ini tetap dipertahankan maka akan menambah biaya bagi Cafe Kebun Kita, pihak Cafe Kebun Kita harus menambah jumlah karyawan untuk bekerja dilayanan ini. Ini akan menjadi kerugian bagi pihak Cafe Kebun Kita karena layanan ini belum membantu pendapatan Cafe Kebun Kita sedangkan penambahan karyawan akan menambah biaya bagi Cafe Kebun Kita. Karena layanan ini belum beroperasi dengan baik sebaiknya layanan ini dihapuskan, karena jika tetap dipertahankan akan menjadi kerugian bagi pihak Cafe Kebun Kita. E. Bauran Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk Cafe Kebun Kita harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Strategi proses yang diterapkan Cafe Kebun Kita adalah peningkatan kinerja karyawan, kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan, kecepatan dalam melakukan transaksi terhadap konsumen. Dari pandangan konsumen kecepatan pelayanan dalam penyajian hidangan sangat baik, konsumen tidak menunggu lama untuk menikmati hidangan yang dipesan (tujuh puluh satu persen konsumen merasa puas dengan kecepatan penyajian dan pelayanan yang diberikan). Dengan penilaian yang baik untuk kinerja karyawan diharapkan karyawan dapat terus mempertahankannya. Selain itu juga karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam
mengatasi keluhan atau masalah dengan konsumen terutama yang
berhubungan dengan makanan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan karyawan sehingga konsumen ingin kembali datang ke Cafe Kebun Kita. F.
Bauran Orang Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan,
karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Cafe Kebun Kita memiliki karyawan yang ramah, sabar
52
dan respek yang membuat konsumen merasa nyaman. Konsumen merespon sangat baik dengan pelayanan, keramahan dan kesopanan yang ditunjukkan karyawan (delapan puluh enam persen konsumen merasa puas). Selain itu di Cafe Kebun Kita melakukan program call back sebagai bentuk customer relationship yang bertujuan agar konsumen merasa dihargai sehingga akan datang lagi ke Cafe Kebun Kita. Program ini dilaksanakan dengan mencatat nomor telephone konsumen dan kemudian disimpan dalam database cafe. Pihak cafe akan menghubungi konsumen kembali jika Cafe Kebun Kita akan mengadakan acara-acara musik, nonton bareng dan acara lainnya. Untuk jumlah karyawan yang ada konsumen berpendapat jumlah karyawan sudah cukup untuk melayani konsumen yang ada, sehingga tidak perlu melakukan penambahan karyawan. Karyawan yang bekerja di Café Kebun Kita tidak memiliki ketrampilan khusus, rata-rata pendidikan karyawannya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan tersebut seharusnya diimbangi dengan ketrampilan lainnya seperti ketrampilan dalam penataan makanan dan ruang. Kurangnya pelatihan SDM untuk karyawan dinilai menjadi kelemahan kafe. G. Bauran Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita seperti adanya saran pendukung, desain bangunan, dekorasi ruangan. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan Hot Spot untuk internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa dan pegawai perkantoran lainnya yang tidak bisa lepas dari layanan informasi seperti internet. Penilaian konsumen untuk fasilitas layanan ini sangat baik, konsumen berpendapat layanan ini sangat bermanfaat. Layanan ini dapat menanmbah kenyamanan konsumen di Cafe Kebun Kita, konsumen dapat memanfaatkan layanan ini ketika sedang menunggu makanan yang dipesan (delapan puluh enam persen konsumen merasa puas dengan layanan Hot Spot). Sarana pendukung yang dimiliki Cafe Kebun Kita area parkir untuk kendaraan roda empat dan dua, toilet, mushola, wastafel. Namaun area parkir mobil yang digunakan Cafe Kebun Kita masih merupakan jalan umum, sedangkan untuk
53
parkir motor Cafe Kebun Kita memiliki area parkir yaitu didalam area Cafe Kebun Kita, akan tetapi kapasitasnya hanya dapat menampung sepuluh motor konsumen. Tidak adanya sarana parkir yang memadai ini merupakan salah satu kelemahan Cafe Kebun Kita dalam memenuhi kenyamanan konsumen. 6.1.2 Keuangan
Keuangan merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga dengan Cafe Kebun Kita. Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan. Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam merumuskan strategi secara efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi yang ada. Variabel keuangan berkenaan
dengan
bagaimana
perusahaan
mendapatkan
modal
usaha,
menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuan-tujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraih. Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Cafe Kebun Kita dalam menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yaitu modal dari pemilik kafe. Kafe hingga saat ini belum pernah melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan manapun. Dengan demikian segala kebijakan yang diambil pihak management dalam pemasaran cafe tidak dipengaruhi orang lain. Modal milik sendiri merupakan salah satu kekuatan kafe, karena keadaan cafe tidak tergantung oleh pihak luar sehingga kafe tidak perlu memikirkan masalah pengembalian kredit kepada pihak bank. Penggunaan dan pengalokasian laba cafe dapat sepenuhnya digunakan oleh kafe untuk pengembangan usaha selanjutnya. Cafe Kebun Kita belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi. Pencatatan transaksi penjualan dilakukan pegawai dengan menggunakan mesin kasir, faktur yang telah dicetak oleh mesin kasir setiap hari akan dicatat pada komputer management untuk dimasukkan pada laporan keuangan yang dibuat secara sederhana oleh pihak management. Jadi dapat dikatakan Cafe Kebun Kita dalam pencatatan laporan keuangan tidak secara akuntansi, ini merupakan kelemahan yang dimiliki Cafe Kebun Kita.
54
6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Dalam merumuskan strategi kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan, karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Proses produksi pada Cafe Kebun Kita memiliki standart Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP berisi standart yang harus dilaksanakan karyawan dalam menjalankan tugas, baik tentang pengawasan kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan dan cara melayani konsumen hingga standart kebersihan lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu menciptakan produk yang memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan kafe untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang berkualitas tinggi, menjaga ketersediaan bahan baku dan tetap menjaga kualitas pada saat pengolahan. Memanfaatkan alat-alat masak dan fasilitas yang ada secara optimal dan berusaha agar jumlah produksi setiap hari sesuai dengan permintaan konsumen yaitu dengan mengolah masakan sesuai dengan pesanan konsumen, karena daya tahan produk yang tidak lama produk akan diolah ketika adanya pesanan dari konsumen sehingga konsumen mendapatkan hidangan produk yang bermutu. a. Pemesanan, Penerimaan Barang dan Bahan baku Pada kegiatan produksi dan operasi, Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, karena berdasarkan hasil wawancara dengan manajer Cafe Kebun Kita membutuhkan barang yang terjamin kualitas dan kesegarannya. Cafe Kebun Kita memenuhi bahan baku dari beberapa pasar yaitu: •
Pasar tradisional (Pasar Warung Jambu, Pasar Bogor), untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seperti beras, ayam, daging, sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan lain-lain. Pemesanan dilakukan melalui beberapa pemasok lokal setiap hari untuk produk yang mudah rusak. Untuk kebutuhan bahan baku Cafe Kebun Kita telah memiliki langganan tetap. Alasan Cafe Kebun Kita
55
memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku yaitu dengan berlangganan akan mendapatkan harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan adanya kepercayaan dengan pemasok. •
Untuk minuman botol dan ice cream dipesan melalui perusahaan atau distributor minuman dan ice cream masing-masing.
b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Cafe Kebun Kita sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO), yaitu barang dan bahan baku yang datang terlebih dahulu diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadaluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Setiap hari bahan baku yang masuk sebelum disimpan akan diberikan tanggal awal penyimpanan, bahan baku seperti daging dan ayam maksimal penyimpanan didalam freezer selama 2 hari, apabila lebih dari 2 hari makan bahan baku tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan untuk sayuran maksimal penyimpanan hanya 1 hari, untuk sayuran pembeliannya dilakukan setiap hari. c. Proses Bahan Makanan Cafe Kebun Kita mengolah bahan baku menjadi bahan makanan siap saji. Artinya seluruh masakan tersebut akan diproses atau dimasak setelah ada pesanan dari konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi hari. Proses pengolahan menu di Cafe Kebun Kita telah sesuai dengan standart yang telah ditentukan yang telah diatur dalam SOP diantaranya, proses membersihan bahan baku. Setelah dari pasar bahan baku harus dibersihkan, lalu kemudian disimpan dalam freezer atau lemari pendingin. Kemudian ketika ada pesanan yang datang maka bahan baku diolah atau dimasak sesuai dengan pesanan dari konsumen. d. Pelayanan konsumen Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan Cafe Kebun Kita sangat memperhatikan dan mengutamakan kebersihan, keramah tamahan,
56
ketepatan penyampaian produk, penanganan pelanggna yang baik, produk yang berkualitas dan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Langkah-langkah pelayanaan untuk memuaskan pelanggan yang diterapkan di Cafe Kebun Kita terdiri dari :
•
Penyambutan dengan hangat dan bersahabat ketika konsumen memasuki Cafe Kebun Kita, karyawan tersenyum dan menggunakan kontak mata dan sikap yang wajar.
•
Menanyakan jumlah kursi yang dibutuhkan konsumen, kemudian memilihkan meja yang sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
•
Memberikan menu dan mencatatat pesanan konsumen dengan benar, melakukan pembacaan ulang pesanan konsumen, melayani konsumen dengan sabar menjelaskan jenis-jenis menu yang ditawarkan dan komposisi yang terdapat di makanan tersebut, memberikan saran tentang produk unggulan dan produk baru yang ada di Cafe Kebun Kita.
•
Pelayan atau waiter/ss akan menuju kasir dan dapur, untuk kasir diberikan satu bon untuk menginput pesanan kedalam mesin komputer sedangkan untuk dapur diberikan satu bon lagi untuk proses pemesanan makanan agar dapat diolah.
•
Pelayan atau waiter/s membawakan pesanan minuman terlebih dahulu secepat mungkin. Setelah pesanan makanan telah siap diolah maka secepatnya dihidangkan kepada konsumen.
•
Beberapa menit setelah konsumen menikmati hidangannya, pelayan akan datang kemeja konsumen kembali untuk menanyakan apakah semua pesanannya sudah keluar atau disajikan dan apakah ada pesanan tambahan.
•
Setelah konsumen selesai dan meminta tagihan atau bill pesanannya, waiter/ss atau pelayan mengambil bill yang telah dicetak dikasir lalu menyerahkannya kepada konsumen. Kemudian mengambil uang yang diberikan konsumen untuk di serahkan kepada kasir, lalu mengembalikan sisa uang dan bill tersebut kepada konsumen sambil mengucapkan terimakasih dan tersenyum yang wajar.
•
Proses terakhir adalah pembersihan meja yang telah digunakan konsumen dan mengangkat semua peralatan makan yang telah digunakan diatas meja.
57
Dalam kegiatan operasional, terkadang pihak manajemen mendapatkan keluhan dari konsumen, hal ini biasanya terjadi pada saat Cafe Kebun Kita melakukan acara-acara seperti musik, nonton bareng (bola) dan acara lainnya yang menyebabkan ramainya konsumen di Cafe Kebun Kita. Pihak management sebaiknya menambah jumlah tenaga kerja part time pada saat Cafe Kebun Kita melakukan acara-acara. 6.1.4 Sumber Daya Manusia Saat ini, Cafe Kebun Kita memiliki 13 karyawan dibawah pimpinan Bapak Andri Surya sebagai Manajer Operasional, jumlah karyawan Cafe Kebun Kita dapat dilihat pada Tabel 10. Faktor- faktor yang diperhatikan oleh Cafe Kebun Kita mengenai sumberdaya manuasia yaitu manajemen SDM, ketrampilan dan motivasi kerja serta produktivitas. Karyawan pada Cafe Kebun Kita memiliki hubungan kerja yang baik antar karyawan, karyawan dengan manajer operasional ataupun dengan pemilik kafe. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai sasaran yang akan dituju, keluhan dari konsumen dan hambatan yang ditemui. Cafe Kebun Kita tidak mengutamakan latar belakang pendidikan karyawan, yang terpenting karyawan memiliki tanggung jawab, ulet dan pekerja keras. Seluruh karyawan yang ada memiliki tingkat pendidikan SMP, SMU dan S1 untuk manajer dengan umur rata-rata 20-30 tahun. Cafe Kebun Kita sangat mengutamakan karyawan yang loyal dan terlatih. Oleh karena itu yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan ketrampilan, bukan melihat tingkat pendidikan. Biasanya bentuk ketrampilan yang diberikan adalah pada saat karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer akan memberikan pujian kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan pemilik kepada para karyawan adalah dengan mengadakan wisata bersama untuk karyawan dengan keluarganya yang diadakan setiap tahun, selain itu manajer juga memberikan bonus untuk karyawan terbaik setiap bulan dan kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat
58
mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan trampil dalam mengolah makanan. Tabel 10. Jumlah Karyawan Cafe Kebun Kita Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2010. No Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Jumlah Karyawan (orang) 1 Manajer Operational Manager 1 2 Bagian Operasional Cashier 1 Waiter/ss 3 3 Bagian Dapur Chief Cook 2 Cook 5 Stopwash 1 Total 13 Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
Perekrutan tenaga kerja sendiri dilakukan oleh pihak pemilik Cafe Kebun Kita. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Biasanya perekrutan karyawan dilakukan secara internal yaitu karyawan yang sudah dikenal ataupun keluarga dari karyawan yang lama. Gaji karyawan sebesar Rp. 850.000 per bulan. Karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan massa bekerja. Karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun berhak mendapatkan cuti menikah ataupun cuti melahirkan. Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja sehingga terjadi tumpang tindih pekerjaan, misalkan untuk layanan delivery karena tidak adanya karyawan yang bekerja khusus untuk mengantarkan pesanan melalui delivery order maka pekerjaan ini dibebankan juga pada salah satu koki dapur. Hal ini dapat menimbulkan tugas dan wewenang yang tidak terarah dan cendrung tidak fokus terhadap pekerjaan utama. 6.1.5 Sistem Informasi Manajemen Cafe Kebun Kita dalam kegiatan manajerial sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Cafe Kebun Kita dilengkapi oleh satu unit komputer yaitu cash register untuk bagian cashier, satu unit laptop untuk manajer operasional, laptop tersebut dilengkapi
59
dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pengorderan pesanan melalui delivery order dengan menggunakan pesawat telephone. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi dibagian office. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel. 11 Tabel 11. Analisis Faktor Internal Cafe Kebun Kita No Faktor Kekuatan Internal 1 Pemasaran • Citarasa Indonesia • Inovasi produk • Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan • Penyebaran iklan yang cukup gencar • Acara-acara musik, nonton bareng yang sering diadakan • Tempat yang cukup strategis • Kecepatan penyajian • Program call back sebagai bentuk customer relationship • Pelayanan yang baik terhadap konsumen • Layanan hotspot 2 Keuangan • Modal milik sendiri 3 4
Produksi operasi SDM
dan
Kelemahan • Belum memiliki sertifikat halal dari BPOM • Kurangnya pelatihan SDM • Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery • Area parkir tidak memadai
• Pencatatan keuangan belum secara akuntansi
• Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran • Loyalitas pegawai tinggi
Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal kafe merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri.
60
6.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi. a.
Faktor Politik Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi
politik dan keamanan Negara. Keadaan politik serta hukum yang tidak baik akan mempengaruhi usaha kafe. Konsumen tidak akan merasa nyaman untuk keluar atau berpergian jika suhu politik sedang tidak baik. Dengan keadaan seperti ini bukan tidak mungkin akan menurunkan pendapatan pada Cafe Kebun Kita, namu hal ini belum pernah terjadi dikarenakan kondisi keamanan di Kota Bogor sendiri sangat baik. b. Faktor Ekonomi Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini member pengaruh terhadap kecendrungan iklim uasaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi disuatu negara dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Data Inflasi di Indonesia tahun 2005-2008 Tahun 2005 2006 2007 2008
Inflasi (%) 17, 11 6,60 6,59 11,06
Sumber : BPS (2009)
Kondisi ekonomi ini juga berpengaruh terhadap usaha Cafe Kebun Kita, terutama mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan terjadinya kenaikan inflasi setiap tahunnya, Cafe Kebun Kita melakukan kenaikan harga untuk setiap hidangan yang ditawarkannya. Kenaikan ini terjadi karena naiknya harga bahan baku produksi. Namun sejauh ini, peningkatan harga yang dilakukan Cafe Kebun Kita masih dapat diterima oleh konsumen. Penetapan
61
harga produk sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha dari tahun ke tahun, penetapan harga ini dikendalikan oleh manajer operasional. Kenaikan harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan mendorong pertumbuhan usaha kafe di Kota Bogor. Usaha kafe di Kota Bogor memiliki peluang untuk berkembang. Hal ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota Bogor yang tergambar dalam PDRB per kapita Kota Bogor pada Tabel 13. Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha cafe untuk mengembangkan usaha. c. Faktor Sosial Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Dari faktor sosial diatas, Cafe Kebun Kita cenderung pada aspek gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas tenaga kerja yang tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecendrungan menikmati makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan baik bagi pihak Cafe Kebun Kita dan menjadikannya peluang. Akan tetapi perubahan gaya hidup ini menyebabkan menjamurnya kafé, restoran dan rumah makan karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut sehingga menyebabkan ancaman bagi pihak Cafe Kebun Kita dalam persaingan usaha. Produktivitas tenaga kerja yang semakin meningkat tiap tahunnya mengakibatkan peningkatan konsumsi makanan di masyarakat. d. Faktor teknologi Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukkan suatu usaha. Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat
62
dalam mendorong usaha kafe menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional kafe seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi dibagian keuangan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat dimanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan oleh Cafe Kebun Kita saat ini sudah cukup baik dan modern. Hal ini terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang membantu dalam proses produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer, dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi juga dimanfaatkan dalam fasilitas untuk kenyamanan konsumen, diantaranya fasilitas hotspot agar konsumen dapat menikmati layanan internet. Dengan adanya layanan internet lebih memudahkan pihak management mengelola account facebook dan twitter, sehingga memudahkan pihak management untuk mempromosikan menu-menu dan acara-acara yang akan diadakan Cafe Kebun Kita. Fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan teknologi terlihat dari setiap acara-acara yang diadakan. Cafe Kebun Kita menagdakan acara-acara seperti pentas musik, nonton bareng piala dunia, final piala AFF, restoran memanfaatkan fasilitas proyektor dan layar, sehingga konsumen dapat menikmati acara tersebut secara bersama-sama. Tabel 13. Perkembangan dan laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006 Tahun PDRB PDRB Per Kapita Laju Pertumbuhan (Jutaan Rupiah) (Rp) PDRB Per Kapita (%) 2003 3.168.185,54 3.860.313 2,02 2004 3.361.438,93 4.042.275 4,71 2005 3.567.231,21 4.171.786 3,20 2006 3.782.273,71 4.307.152 3,24 3,29 Rata-Rata Sumber : Badan Pusat Satatistika Kota Bogor, 2007
63
6.2.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan, pesaing. a. Pemasok Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik. Cafe Kebun Kita memasok bahan baku kafe dari dua pasar tradisional di Kota Bogor yaitu Pasar Warung Jambu dan Pasar Bogor. Untuk bahan baku daging, ayam, beras dan sayur kafe memiliki pemasok tetap di kedua pasar tradisional tersebut, sehingga ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan kepercayaan antara pemasok dan kafe. Para pemasok pada Cafe Kebun Kita tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Cafe Kebun Kita membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok-pemasok pada Cafe Kebun Kita dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pemasok-Pemasok Pada Cafe Kebun Kita No Produk Pemasok 1 Daging Ayam Rahma ayam atau Daily Fresh 2 Daging Bebek Soleh Bebek 3 Gas Christian gas 4 Minyak Goreng Avena (distributor) 5 Tisu Silvandra Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
Loyalitas pemasok yang dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Cafe Kebun Kita, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan usaha Cafe Kebun Kita. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji.
64
b. Pelanggan Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasinal, Cafe Kebun Kita memiliki segmentasi pasar untuk keluarga dan remaja yang berasal dari kaum menengah atas. Sama halnya dengan restoran lain, pada Cafe Kebun Kita konsumen tidak dapat menentukan harga untuk setiap menunya, karena harga untuk setiap menu telah ditetapkan oleh pihak manajemen yang tertera pada daftar menu. Konsumen Cafe Kebun Kita memiliki loyalitas yang tinggi, hal ini terlihat dari kunjungan konsumen ke Restoran Kebun Kita rata-rata lebih dari dua kali. Loyalitas konsumen ini dimanfaatkan sebagai peluang bagi pihak restoran. Loyalitas konsumen pada Cafe Kebun Kita tercipta karena pelayanan yang memuaskan, serta keramahan yang diberikan oleh seluruh pegawai dan pihak manajemen Cafe Kebun Kita kepada konsumen. Mempertahankan konsumen sangat dibutuhkan oleh Cafe Kebun Kita dalam bersaing dengan cafe lain. Untuk itu hubungan yang baik antara konsumen dan pihak restoran harus terjalin. Hubungan baik ini yang terus dijaga oleh pihak restoran, karen mencari pelanggan (konsumen yang loyal) lebih sulit dibandingkan dengan mencari konsumen baru. Oleh karena itu keberadaan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi menjadi peluang bagi Cafe Kebun Kita. Pertumbuhan penduduk di Kota bogor menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk Cafe Kebun Kita memasarkan produk. Hal tersebut dikarenakan makan merupakan kebutuhan primer manusia untuk dapat menjalankan aktifitas sehari-hari. Semakin tinggi jumlah penduduk pada suatu daerah, tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 15. Gaya hidup sebagian masyarakat yang hidup diperkotaan, lebih memilih untuk makan di restoran karena mengutamakan kepraktisan makan yang siap saji serta kenyamanan tempat. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
65
modern, kafe bukan hanya difungsikan sebagai tempat untuk makan tetapi sudah menjadi sarana untuk berkumpul bersama rekan atau keluarga. Tabel 15. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2004-2008 Tahun 2008 2007 2006 2005 2004
Jenis Kelamin Pria (jiwa) Wanita (jiwa) 476.476 465.728 457.717 447.415 444.508 434.630 431.862 423.223 424.819 406.752
Total Jumlah Penduduk (jiwa) 942.204 905.132 879.138 855.085 831.571
Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
c. Pesaing Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Cafe Kebun Kita cukup banyak, diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar Jalan Padjajaran dan Jalan Malabar. Persaingan sangat terasa ketika Plaza Pangrango masih beroperasi, pada saat itu terdapat puluhan unit usaha yang menjual produk dan jasa seperti restoran. Akan tetapi Cafe Kebun Kita dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas dari produk yang ditawarkan dan restoran terus berinovasi untuk mengembangkan produknya. 6.2.3 Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawarmenawar
pembeli,
kekuatan
tawar-menawar
pemasok,
pengaruh
kekuatan
stakeholder lainnya. a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini, mendorong Cafe Kebun Kita menentukan alternatif strategi pemasarannya, agar dapat
66
mempertahankan konsumen dan menarik konsumen baru untuk datang. Faktor-faktor ancaman masuk pendatang baru yang mempengaruhi Cafe Kebun Kita adalah: •
Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha diperlukan skala ekonomi yang besar.
•
Diferensiasi; untuk hambatan difrensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin mencobanya.
•
Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal dalam pendirian suatu usaha.
•
Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk, akses distribusi ke Cafe Kebun Kita lancar karena didukung oleh transportasi yang memadai. Hal ini dapat mempermudah Cafe Kebun Kita dalam proses penyedian bahan baku maupun kepada konsumen.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Selain persaingan sejenis Cafe Kebun Kita juga dihadapkan oleh persaingan non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Rumah Makan Bambu Kuring yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Cafe Kebun Kita. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Cafe Kebun Kita adalah: •
Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota bogor cendrung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 2 yang menunjukkan setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah unit usaha kafe, restoran dan rumah makan di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha mempertahankan kualitas, dan terus berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif dan inovatif dan terus meningkatkan promosi-promosi.
•
Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan pastinya mempunyai produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Cafe Kebun Kita.
67
•
Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk itu Cafe Kebun Kita berusaha menyesuaikan harga yang ada dengan biaya produksi yang digunakan.
c. Ancaman Produk Pengganti Cafe Kebun Kita merupakan restoran yang menawarkan menu masakan khas sunda. Produk pengganti atau subtitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan cafe. Di Kota Bogor produk subtitusi dari menu nasi timbel ayam bakar yang menjadi andalan dari Cafe Kebun Kita anatara lain, daging steak pada Steak Obonk, rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji seperti junkfood yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu utama yang berbahan dasar ayam. Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung tenda yang jumlahnya sangat banyak di Kota Bogor. Banyaknya restoran dengan produk subtitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu olahan ayam lain, selain dari ayam bakar. Dengan demikian, jumlah konsumen ayam bakar akan berkurang sehingga berdampak bagi pengurangan jumlah konsumen Cafe Kebun Kita. d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Cafe Kebun Kita berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas, inovasi produk dan peningkatan kulaitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Untuk menaikkan harga menu yang ditawarkan pihak manajemen sangat mempertimbangkan, dikarenakan pihak Cafe Kebun Kita tidak ingin kehilangan konsumen yang akan beralih kecafe atau restoran dengan harga yang lebih murah.
68
e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Cafe Kebun Kita memperoleh pasokan bahan baku dari dua pasar tradisional di Kota Bogor, yaitu Pasar Warung Jambu dan Pasar Bogor. Di kedua pasar tersebut Cafe Kebun Kita mempunyai pemasok tetap untuk bahan baku seperti daging, ayam, beras dan sayur. Hubungan yang terjalin dengan pemasok sangat dijaga oleh pihak cafe sehingga kekuatan tawar-menawar pemasok dapat diminimalkan, hal ini membuat Cafe Kebun Kita tidak pernah berganti pemasok karena sangat menjaga ketersedian bahan baku, menjaga kualitas yang sudah ada dan terjaminnya kesegaran. Kriteria yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak. f.
Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya. Cafe Kebun Kita bekerja sama dengan stakeholder, yaitu:
• Serikat kerja; berupa komunitas (pengusaha muda) dengan adanya pertemuan (metting) untuk membahas masalah bisnis yang bertujuan untuk memotivasi. • Event Oragnizer; perusahaan yang menyediakan jasa bagi perusahaan-perusahaan untuk mengadakan acara-acara besar untuk memperkenalkan produknya atau mengadakan acara-acara musik seperti perusahaan rokok ( A-Mild, Soemporna), perusahaan minuman (Coca-Cola, Hainaken), stasiun radio (Lesmana Fm, Kissi Fm). • Lingkungan masyarakat; bertujuan untuk kenyamanan dan kelancaran usaha. • Pemasok; untuk memperoleh pasokan bahan baku yang berkualitas, harga murah dan dapat dipercaya. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 16. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri yang menunjukkan adanya ancaman maupun peluang yang dapat dimanfaatkan Cafe Kebun Kita untuk meminimalkan ancaman.
69
Tabel 16. Analisis Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita No Faktor Eksternal Peluang
Ancaman
1
Lingkungan Makro
• Peningkatan pendapatan • Kenaikan harga bahan baku dan daya beli masyarakat • Perubahan pola gaya hidup masyarakat • Perkembangan kemajuan teknologi
2
Lingkungan Mikro
• Loyalitas pemasok • Loyalitas pelanggan • Pertumbuhan jumlah penduduk
3
Lingkungan Industri
• Hambatan masuk industi • Tingkat persaingan tinggi dalam industri restoran tinggi • Banyak produk subtitusi • Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi
Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 6.3.1 Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun kedalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks EFE. a.
Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-
faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi
70
internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari tiga orang yang terdiri dari pemilik Cafe Kebun Kita dengan persentase penilaian diambil sebesar lima puluh persen, manajer operasional Cafe Kebun Kita dan satu orang karyawan Cafe Kebun Kita dengan persentase penilaian dua puluh lima persen dari total penilaian. Tabel 17, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 17 faktor sukses kritis yang terdiri dari 12 kekuatan dan 5 kelemahan. Tabel 17. Hasil Analisis Matriks IFE Cafe Kebun Kita Bogor No
Faktor Internal
1 2 3
Citra rasa Indonesia Inovasi produk Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan Penyebaran iklan yang cukup gencar Acara-acara musik yang sering diadakan Tempat yang cukup strategis Program call back sebagai bentuk coustumer Relationship Pelayanan yang baik terhadap konsumen Layanan Hotspot Modal milik sendiri Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran Loyalitas pegawai tinggi Belum memiliki sertifikat BPOM Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery Kurangnya pelatihan SDM Area Parkir tidak memadai Pencatatan keuangan belum secara akuntansi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total
Bobot
Bobot Skor
Rating
0.068 0.070
4 3.5
0.274 0.246
0.053 0.064
3.5 3.5
0.185 0.225
0.059 0.062
3.5 3.5
0.207 0.217
0.057
3.5
0.198
0.063 0.051 0.059
4 3.75 4
0.250 0.190 0.237
0.065 0.061 0.061
3.5 4 1
0.228 0.244 0.061
0.054 0.052 0.058
1 1 1
0.054 0.052 0.058
0.042 1
1.5 49.75
0.063 2.991
Berdasarkan hasil matriks IFE pada Tabel 17. Menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan
71
Citra Rasa Indonesia, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,274, sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.052. Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 17 maka diperoleh total bobot skor sebesar 2,991. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas rata-rata atau dapat dikatakan cenderung kuat. b.
Analisis Matrik EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner 3 orang yang terdiri dari Manajer Operasional Cafe Kebun Kita dengan persentase lima puluh persen dari nilai yang diberikan, pemasok daging ayam dari Pasar Bogor rahma ayam dengan persentase dua puluh lima persen dari nilai yang diberikan, dan konsumen Cafe Kebun Kita dengan persentase dua puluh lima persen dari nilai yang diberikan. Tabel 18 menunjukan matriks EFE yang menganalisis tiga belas faktor sukses kritis yang terdiri dari tujuh peluang dan empat ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 18 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0,368. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,108. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 18, maka diperoleh total bobot skor sebesar 3,012. Hal ini menunjukkan Cafe Kebun Kita mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.
72
Tabel 18. Hasil Analisis Matriks EFE Cafe Kebun Kita Bogor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Faktor Eksternal Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perubahan pola gaya hidup masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Loyalitas pemasok Loyalitas pelanggan Pertumbuhan jumlah penduduk Hambatan masuk industri tinggi Kenaikan bahan baku Tingkat persaingan dalam industri tinggi Banyak produk subtitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi
Bobot 0.101 0.092 0.095 0.092 0.090 0.084 0.101 0.098 0.086 0.075 0.085 1
Rating 3.5 4 3.75 3.75 3.75 4 3.5 1.75 1.25 1.75 1.75 32.75
Bobot Skor 0.354 0.368 0.358 0.345 0.337 0.336 0.354 0.171 0.108 0.131 0.149 3.012
6.3.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunkan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Oppourtunities-Threat). a.
Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor
terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan, berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot sebesar 2,991 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE, diperoleh bobot sebesar 3,012. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Cafe Kebun Kita dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi
73
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produkproduk dan promosi penjualan secara intensif. Dengan kata lain strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media iklan televisi, koran, majalah dan lain-lain. Pengembangan
produk
adalah
sebuah
strategi
yang
mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah jumlah menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen penambahan menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan terhadap menu masakan di Cafe Kebun Kita. Kuat 3,0-4,0 4,0
Skor
Tinggi 3,0-4,0
Total EFE
Skor Total IFE Rata-rata 2,0-2,99 3,0 2,0
Lemah 1,0-1,99 1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sedang 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,9
Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE b.
Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh
melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternative strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang
74
dapat dilihat pada Tabel 19. Alternatife strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: •
Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu: 1. Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan kemasyarakat luas. Citra rasa Indonesia, kualitas produk dan pelayanan serta tersedianya modal menjadi kekuatan bagi Cafe Kebun Kita untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola gaya hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat di Kota Bogor. Pembukaan cabang ini dimaksudkan untuk memperbanyak konsumen Cafe Kebun Kita. Dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan jumlah pendapatan Cafe Kebun Kita. 2. Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Strategi ini dilakukan agar konsumen tidak merasa bosan akan menu makanan yang disediakan. Selain itu peningkatan kualitas pengembangan produk melalui variasi menu dapat meningkatkan nilai penjualan cafe. •
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu: 1. Mengadakan pelatihan SDM muda
untuk meningkatkan kualitas manajerial
melalui penerapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM muda dalam hal pendidikan berupa ketrampilan yang jelas dan terarah serta pelatihan dalam mengelola berbagai menu makanan maupun penggunaan teknologi.
75
2. Melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pihak manajemen dapat menggunakan software akuntansi untuk pencatatan keuangan perusahaan. •
Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan dengan strategi S-T yaitu: 1. Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri. Dengan
memanfaatkan
loyalitas
pegawai
restoran
dapat
bertahan
dan
berkembang. Cafe Kebun Kita dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik menjadi lebih baik lagi sehingga konsumen ingin kembali berbelanja di Cafe Kebun Kita. •
Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu: 1. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan fokusnya manajemen terhadap layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja jika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Strategi ini dilakukan agar memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kemudahan bagi konsumen yang memiliki kendaraan. Sedangkan untuk layanan delivery dibutuhkan tenaga khusus untuk mempercepat penyampaian produk ketangan konsumen jika layanaan ini ingin tetap dipertahankan, akan tetapi untuk saat ini penambahan jumlah karyawan akan menambah biaya bagi pihak Cafe Kebun Kita sedangkan pemasukan melalui layanan ini kurang terlihat. Untuk saat ini akan lebih baik jika layanan ini
ditiadakan. Untuk sertifikasi halal dari BPOM
duperlukan untuk kepercayaan informasi kualitas produk yang diberikan kepada konsumen, sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Cafe Kebun Kita. Hasil Analisis Matriks Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) dapat dilihat pada Tabel 19.
76
Tabel 19. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran Kebun Kita
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang (O)
Kekuatan (S) 1. Citarasa Indonesia 2. Inovasi produk 3. Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan 4. Penyebaran iklan yang cukup gencar 5. Acara-acara music, nonton bareng yang sering diadakan 6. Tempat yang cukup strategis 7. Kecepatan penyajian 8. Program call back sebagai bentuk coustumer Relationship 9. Pelayanan yang baik terhadap konsumen 10. Layanan Hotspot 11. Modal milik sendiri 12. Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran 13. Loyalitas pegawai tinggi Strategi S-O
1. 2.
3. 4. 5.
Kelemahan (W) Belum memiliki sertifikat BPOM Tidak terfokusnya manajemen terhadap layanan delivery Kurangnya pelatihan SDM Area parkir yang tidak memadai Pencatatan keuangan belum secara akuntansi
Strategi W-O
1. Peningkatan pendapatan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4.
dan daya beli masyarakat Perubahan pola gaya hidup masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Loyalitas pemasok Loyalitas pelanggan Pertumbuhan jumlah penduduk Hambatan masuk industri tinggi Ancaman (T) Kenaikan bahan baku Tingkat persaingan dalam industri tinggi Banyak produk subtitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi
1. Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang (S1,S2,S8,S9, S11,S12,O1,O2,O6,) 2. Meningkatkan variasi produk dengan penganekaragaman menu (S1,S2,S3,O1,O2,O3,O5,O6)
1.
Mengadakan pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penerapan job description yang jelas dan terarah (W3, O3) 2. Pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi (W5,O3)
Strategi S-T 1. Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan. (S9,S13,T2,T3,T4)
Strategi W-T 1.
Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja jika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM (W1,W3,W4,T2,T3,T4)
77
6.3.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan atau digunakan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. strategi tersebut akan dimasukkan kedalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil QSPM adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan (TAS=6.266) b. Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk (TAS=6.685) c. Mengadakan pelatihan SDM muda
untuk meningkatkan kualitas manajerial
melalui penerapan job description yang jelas dan terarah (TAS=6.239) d. Pencatatan
keuangan
secara
akuntansi
dengan
memanfaatkan
teknologi
(TAS=6.005) e. Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan (TAS=6.297) f. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerjajika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM (TAS=6.153) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah salah satu strategi SO yaitu peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Cafe Kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita peningkatan variasi
78
produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk, sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang. Loyalitas pelanggan yang datang ke Cafe Kebun Kita dapat terus dipertahankan dengan menggunakan strategi ini, dengan penganekaragaman menu diharapkan konsumen tidak merasa bosan dengan menu-menu yang sudah ada. Hal ini dilakukan agar cafe tetap bertahan dipasar yang kompetitif dan mencapai tujuan usaha. Strategi dengan nilai TAS terkecil terdapat pada strategi WO yaitu Pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi. Cafe Kebun Kita belum memanfaatkan teknologi secara maksimal, pencatatan keuangan secara akuntansi dianggap belum penting bagi pemilik karena unsur kepercayaan antara pemilik dan karyawan. Akan tetapi diharapkan kedepannya untuk dapat berkembang dengan lebih baik Cafe Kebun Kita perlu melakukan pencatatan keuangan akuntansi untuk dapat mengetahui laba perusahaan lebih terperinci.
79
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis atas data dan observasi di lapang maka dapat diambil kesimpulan analisis strategi pemasaran dalam penelitian ini menghasilkan rumusan strategi pemasaran Cafe Kebun Kita sebagai berikut : •
Hasil matriks IFE yang menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan Citra Rasa Indonesia, sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM. Total nilai yang dihasilkan dari matriks IFE menunjukkan kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas rata-rata. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi. Total nilai yang dihasilkan matriks EFE menunjukkan Cafe Kebun Kita mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.
•
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan matriks EFE. Cafe Kebun Kita dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal).
•
Hasil analisis SWOT didapat beberapa strategi yaitu S-O: meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita di pusat perbelanjaan, peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk, strategi W-O: mengadakan pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penerapan job description yang jelas dan terarah, melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi yang ada, strategi S-T: meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri, strtaegi W-T: meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery
80
khusus dengan merekrut tenaga kerja jika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. •
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah salah satu strategi SO peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Cafe Kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan mutu produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu, sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang.
7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, beberapa saran disampaikan dalam kaitannya dengan penentuan prioritas strategi, hal yang perlu diperhatikan Cafe Kebun Kita. Saran tersebut adalah : •
Cafe Kebun Kita diharapkan dapat terus berinovasi dengan pengembangan produknya untuk menciptakan kreasi menu-menu baru
•
Cafe Kebun Kita perlu mengadakan pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat memaksimalkan teknologi yang ada.
•
Penghapusan layanan delivery karena sampai saat ini layanan tersebut kurang menambahkan pendapatan bagi Cafe Kebun Kita.
•
Penyediaan area parkir untuk menambah kenyamanan konsumen diharapkan menjadi perhatian bagi Cafe Kebun Kita.
81
DAFTAR PUSTAKA Cahyono Bambang T. 1995. Modul Manajemen Pemasaran. Jakarta: Badan Penerbit IPWI (Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia). [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2007. Kota Bogor dalam angka 2007. Bogor. Jawa Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2010. David F.R 2006. Manajemen Strategis. Jakarta: Prenhallindo. David F.R 2008. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat. Defieta. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [DKK] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Kota Bogor dalam Arsip Data Kepariwisataan. Bogor: DKK Kota Bogor. Goh Sunny TH, Hor KK. 2003. Marketing Wise. Jakarta: BIP (PT. Bhuana Ilmu Komputer) Kelompok Gramedia. Kotler P. 2002. Manajemen Strategi. Prenhalindo. Jakarta. Maulina N. 2009. Strategi Pengembanagn Usaha Pada Death By Chocolate and Spageti Restaurant di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Ningsih S.. 2006. Strategi Pemasaran Pondok makan Mirah Jakarta Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nugroho. 2009. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Ratasari. 2009. Analisis Strategi Pemasara (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Ridwansyah. 2008. Strategi Pemasaran PadaRumah Makan sate Kiloan Empuk Cibinong [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
82
Rangkuti F. 2002. Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti F. 2005. Creating Effective marketing plan : Teknik Membuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Coustumer Values dan Analisis Kasus. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Robiah F. 2009. Strategi Pengembangan Usaha rumah makan Khas Betawi H. Syamsyudin Kombo Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saladin D. 2001. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: LK. Sari. 2008. Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah “JJM” Kelompok Wanita Tani Turih, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Swasta. B dan Sukotjo. 2000. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Cetakan Kedelapan. Liberty: Yogyakarta. Umar H. 2008. Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramed Pustaka Utama. Wheelen TL, Hunger JD. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. http://www.dexton.adexindo.com/artikel-laba150-bisnis-restoran.html
83
LAMPIRAN
84
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Perusahaan 1. Bagaimana sejarah berdirinya Cafe Kebun Kita? 2. Apa visi, misi, dan tujuan Cafe Kebun Kita? 3.Bagaimana struktur organisasi pada Cafe Kebun Kita dan apa yang menjadi tugas pada tiap bagian? Lingkungan Bisnis, dibagi atas dua lingkungan, yaitu: • Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan makro 2.Lingkungan mikro 3. Lingkungan industri (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini) 1. Lingkungan Makro a. Faktor Politik 1. Apakah terdapat Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 2. Apakah terdapat peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 4.Apakah masih berlaku sistem perpajakan? 1. Ya 2. Tidak 4. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? .................... b. Faktor Ekonomi 1. Bagaimana siklus bisnis yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita?....... 2. Apakah Cafe Kebun Kita berpengaruh terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi? 1. Ya
85
2. Tidak 3. Jika ya, sebutkan alasan Bapak/Ibu?................... 4. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk?.......... 5. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju?........ 6. Bagaimana kriteria tenaga kerja di Cafe Kebun Kita? Sebutkan: 1. .................... 2. .................... c. Faktor Sosial 1. Faktor sosial yang ada di Cafe Kebun Kita, biasanya terdiri dari aspek mana saja? Sebutkan: 1. Sikap 2. Gaya hidup 3. Adat istiadat 4. Ketiganya d. Faktor Teknologi 1. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja Cafe Kebun Kita? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya? ......................... 3. Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti dengan yang baru? 1. Ya 2. Tidak 4. Biasanya teknologi berupa apa?......................... 5. Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi? 2. Lingkungan mikro a. Pemasok 1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai kerjasama dengan pemasok bahan baku, jika ada sebutkan?
86
1. ……………… 2. ……………… b. Pelanggan 1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai pelanggan tetap?...... c. Pesaing 1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai pesaing dalam menjalankan bisnisnya, jika ada sebutkan? 1.
………………
2.
………………
3.Lingkungan Industri a. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Cafe Kebun Kita? • Skala Ekonomi • Diferensiasi produk • Kecukupan modal • Akses ke saluran distribusi • Peraturan pemerintah b.Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Cafe Kebun Kita? • Jumlah kompetitor • Tingkat pertumbuhan industri • Karakteristik produk • Biaya tetap yang besar • Kapasitas • Hambatan keluar 2. a. Menurut Anda, siapa pesaing utama Cafe Kebun Kita dan apa yang menjadi keunggulan tempat tersebut? b. Bagaimana pihak Cafe Kebun Kita menanggapi para pesaing tersebut?
87
c. Ancaman Produk Pengganti
1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama? 1. Ya 2. Tidak 2. Produk pengganti apa yang menjadi pesaing bisnis Anda? 3. Apakah ada pengaruhnya bagi penjualan pada bisnis Anda? d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
1. Apakah Cafe Kebun Kita melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan Cafe Kebun Kita? 1.Ya 2. Tidak 2.Bagaimana pengaruh yang diberikan pembeli dalam proses tawar-menawar? e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok 1. Apakah kekuatan tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi Cafe Kebun Kita? 1.Ya 2.Tidak 2. Bagaimana pengaruh pemasok bagi bisnis ini? 3. Kriteria apa yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita dalam memilih pemasok? f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya 1. Apakah Cafe Kebun Kita bekerjasama dengan stakeholder? 1.Ya 2. Tidak 2. Apa saja stakeholder yang dimaksud? Sebutkan..... 1. Pemerintah 2. Serikat pekerja 3. Lingkungan masyarakat 4. Kreditor 5. Pemasok
88
6. Lainnya, sebutkan..... 3. Apakah terjadi persaingan dengan restoran-restoran lain? 1. Ya 2. Tidak 4. Apa ada pengaruh yang ditimbulkan oleh para stakeholder lain, seperti pemegang saham lainnya, pemerintah, atau pihak yang berpengaruh di lingkungan sekitar lokasi? •
Lingkungan Internal (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!)
a.
Pendekatan Fungsional 1. Pasar dan Pemasaran 1. Apakah Cafe Kebun Kita dalam hal pasar dan pemasaran, harus memperhatikan hal ini? 1. Pangsa pasar 2. Kegiatan promosi 3. Loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru 4. Pelayanan purna jual 5. Pengendalian distributor Segmentation, Targeting, Positioning • Segmentation Berdasarkan apa pengelompokan pembeli di Cafe Kebun Kita? • Targeting Siapa pembeli potensial menurut Anda? • Positioning Citra apa yang ingin diberikan kepada konsumen? Bauran pemasaran • Product 1. Produk/jasa dan fasilitas apa saja yang ada di Cafe Kebun Kita? 2. Produk dan jenis pelayanan apa yang menjadi favorit di Cafe Kebun Kita?
89
3. Produk/jasa mana yang memberikan kontribusi yang paling besar pada keuntungan yang diraih? 4. Apa saja keinginan konsumen yang perlu dipenuhi pada produk/jasa? 5. Perubahan-perubahan apa yang diperkirakan terjadi terhadap selera, orientasi, dan preferensi konsumen terhadap produk/jasa? • Price 1. Berdasarkan apa pihak Cafe Kebun Kita menetapkan harga? 2. Apakah ada potongan harga yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita? 3. Apakah ada konsekuensi yang dihadapi apabila harga jual ditetapkan tinggi, sedang atau rendah? • Promotion 1. Melalui promosi apa yang telah dilakukan oleh Cafe Kebun Kita? 2. Apakah ada cara promosi yang berbeda yang dilakukan Cafe Kebun Kita? 3. Apa yang menjadi pertimbangan dalam melakukan promosi tersebut? 4. Bentuk promosi apa yang paling efektif? • Place and Time 1. Apa yang mejadi alasan Cafe Kebun Kita didirikan dilokasi ini? 2. Apakah lokasi di pinggir jalan mempengaruhi kenyamanan pengunjung? • Process 1. Apakah proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, mana yang paling berpengaruh? 1. keterlambatan 2. birokrasi 3. penyampaian jasa yang tidak efektif. • People 1. Kriteria karyawan seperti apa yang dipilih oleh Cafe Kebun Kita? 2. Apakah karyawan Bapak/Ibu melayani konsumen dengan ramah? 1. Ya
90
2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Mengharuskan karyawan ramah terhadap konsumen 2. Lainnya, sebutkan..... • Physic 1. Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Contoh: gedung, tanah, perlengkapan, anggota staf, tandatanda, dan petunjuk yang terlihat lainnya. Apakah setuju? Mengapa? 2. Keuangan dan Akuntansi 1. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang baik dengan penanam modal dan pemegang saham? 1. Ya 2. Tidak 3. Kegiatan Produksi-Operasi 1. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang baik dengan pemasok? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya?................................... 4. Sumberdaya Manusia 1. Apakah Cafe Kebun Kita memperhatikan faktor berikut? 1. Manajemen SDM 2. Keterampilan dan motivasi kerja 3. Produktivitas 2. Bentuk motivasi kerja karyawan yang diberikan manajer di Cafe Kebun Kita dapat berupa apa? 1. .................... Pertanyaan tambahan (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu benar) 1. Ada berapa jenis makanan yang dijual? 1. ≥ 20 makanan
91
2. ≤ 20 makanan 3. Lainnya, sebutkan..... 2. Biasanya konsumen lebih menyukai makanan apa? 1. Tradisional Indonesia 2. Healthy foods 3. Diet foods 3. Biasanya bahan baku dibeli darimana? 1. Pasar tradisional 2. Langganan Cafe Kebun Kita 3. Lainnya, sebutkan..... 4. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga lebih murah 2. Lainnya, sebutkan..... Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Semua pasar sama 2. Lainnya, sebutkan..... 5. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki sertifikasi halal dari MUI? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Pengurusan sertifikasi halal dari MUI lama 2. Lainnya, sebutkan..... 6. Apakah ada layanan pesan antar untuk lokasi di luar Cafe Kebun Kita? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Tidak ada kendaraan
92
2. Lainnya, sebutkan..... 7. Berapa jumlah karyawan yang ada di Cafe Kebun Kita? 8. Setiap hari apa Cafe Kebun Kita banyak dipenuhi pengunjung? 1. Sabtu – Minggu 2. Senin – Jumat 3. Lainnya, sebutkan..... 9. Apakah Cafe Kebun Kita merasa bersaing dengan restoran-restoran lain di kota Bogor? 1. Ya 2. Tidak Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Setiap restoran memiliki pelanggan masing-masing 2. Letaknya berjauhan dengan restoran-restoran yang lain, jadi tidak masalah. 3. Lainnya, sebutkan..... 10. Apakah bila terjadi kenaikan bahan baku, harga semua menu naik? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga bahan baku naik, harga makanan juga naik 2. Lainnya, sebutkan..... 11. Apakah Cafe Kebun Kita merasa bersaing dengan restoran besar? 1. Ya 2. Tidak Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Orang lebih memilih restoran 2. Makanannya nanti kurang laku 3. Lainnya, sebutkan..... Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Selalu ada pelanggan yang lebih menyukai makanan restoran daripada cafe 2. Lainnya, sebutkan...
93
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian IDENTITAS RESPONDEN 1.
Umur Anda
:…….tahun
2.
Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki 3.
4.
b. perempuan
Pendidikan terakhir anda
:
a. SD
b. SMP
d. Sarjana
e. lain-lain…………….
Pekerjaan anda
:
a. Pegawai Negeri
b. Pegawai Swasta
d. Pelajar/Mahasiswa
e. lain-lain…………..
c. SMA
c. Wiraswasta
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita di Bogor”, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisinya dengan jujur, benar, serta akurat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara berikan dijamin kerahasiannya.
Atas
perhatian
dan
kerjasama
Bapak/Ibu/Saudara,
peneliti
mengucapkan terima kasih. Peneliti Rehan Fauziyah Harahap H34086073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
94
Tata Cara Pengisian 1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat anda 2. Jawaban anda dijamin kerahasiannya
Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat anda sebagai konsumen Cafe Kebun Kita, Bogor. Mohon tunjukkan pendapat anda dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dari pilihan yang tersedia : Angka 1
= Tidak Setuju (TS)
Angka 2
= Kurang Setuju (KS)
Angka 3
=Setuju (S)
Angka 4
= Sangat Setuju (SS)
A. Produk 1. Rasa memuaskan 2. Bentuk/Penampilan produk menarik 3. Produk higienis 4.Penambahan menu-menu/ variasi menu 5.Mutu/kualitas produk tinggi 6.Makanan Tradisional Indonesia paling disukai 7.Makanan Kontinental Paling disukai 8.Makanan Westren Paling disukai
TS 1 1 1 1 1 1 1 1
KS 2 2 2 2 2 2 2 2
S 3 3 3 3 3 3 3 3
SS 4 4 4 4 4 4 4 4
TS 1 1 1 1
KS 2 2 2 2
S 3 3 3 3
SS 4 4 4 4
TS 1
KS 2
S 3
SS 4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
B. Harga 1. Harga terjangkau 2. Harga sesuai kualitas produk 3. Harga lebih murah dibandingkan tempat lain 4.Perlu ada potongan harga C. Promosi 1. Slogan Restoran Kebun Kita “enjoy the taste, enjoy the time” 2. Anda akan merekomendasikan Cafe kebun Kita kepada orang lain 3. Perlu adanya tambahan promosi 4. Cafe Kebun Kita perlu memasang iklan di media cetak maupun elektronik
95
5. Cafe Kebun Kita perlu melakukan pengadaan diskon/potongan harga 6.Anda membutuhkan informasi mengenai produkproduk Cafe Kebun Kita
1
2
3
4
1
2
3
4
TS 1 1 1 1
KS 2 2 2 2
S 3 3 3 3
SS 4 4 4 4
1
2
3
4
TS 1 1 1 1
KS 2 2 2 2
S 3 3 3 3
SS 4 4 4 4
TS 1 1
KS 2 2
S 3 3
SS 4 4
TS 1 1
KS 2 2
S 3 3
SS 4 4
D. Tempat 1. Lokasi Cafe Kebun Kita strategis 2. Tempatnya menarik 3. Kebersihan tempat terjaga 4.Fasilitas lengkap (kamar mandi, musholla, tempat cuci tangan, parkir dll 5.Perlu menambah cabang E. Proses 1. Penyampaian jasa efektif 2. Keterlambatan pelayanan 3. Birokrasi baik 4.Pemrosesan pelayanan produksi memuaskan F. Orang 1. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan 2. Pelayan di Restoran Kebun Kita kurang jumlahnya G. Fisik 1. Memberikan struk harga 2. Penting adanya fasilitas layanan Telkom hotspot
P
96
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Cafe Kebun Kita, Bogor
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Cafe Kebun Kita, BOGOR)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Pekerjaan/Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti Rehan Fauziyah Harahap H34086073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
97
PENENTUAN BOBOT
Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Cafe Kebun Kita, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran Cafe Kebun Kita.
Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari responden. 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus: 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam bisnis Cafe Kebun Kita. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan. 2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk Restoran Kebun Kita adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
98
1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Cafe Kebun Kita Faktor Strategis Internal
A
B
C
...
Q
Total
Bobot
A B C ... Q Total Keterangan: 1. Kekuatan A = Cita rasa Indonesia B = Inovasi Produk C = Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan D = Penyebaran iklan yang cukup gencar E = Acara-acara musik yang sering diadakan F = Tempat yang cukup strategis G = Program call back sebagai bentuk Costumer Relationship H = Pelayanan yang baik terhadap konsumen I
= Layanan Hotspot
J
= Modal milik sendiri
K = Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran L = Loyalitas pegawai tinggi 2. Kelemahan M = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM N = Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery O = Kurangnya pelatihan SDM P = Area parkir yang memadai Q = Pencatatan keuangan belum akuntansi
99
2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal untuk Cafe Kebun Kita Faktor Strategis Eksternal
A
B
C
...
K
Total
Bobot
A B C ... K Total
Keterangan: 1. Peluang A = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat B = Perubahan pola gaya hidup masyarakat C = Perkembangan kemajuan teknologi D = Loyalitas pemasok E = Loyalitas pelanggan F = Pertumbuhan jumlah penduduk G = Hambatan masuk industri tinggi 2. Ancaman H = Kenaikan harga bahan baku I
= Tingkat persaingan industri tinggi
J
= Banyak produk subtitusi
K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi
100
PENENTUAN RATING
3. Pemberian
Peringkat
Terhadap
Faktor-Faktor
Internal
Perusahaan
(Kekuatan dan Kelemahan) •
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan
Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Cafe Kebun Kita sebagai berikut: No
Faktor Strategis Internal
Rating
KEKUATAN 1. Citra rasa Indonesia 2. Inovasi produk 3. Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan 4. Penyebaran iklan yang cukup gencar 5. Acara-acara musik yang sering diadakan 6. Tempat yang cukup strategis 7. Program call back sebagai bentuk coustumer Relationship 8. Pelayanan yang baik terhadap konsumen 9. Layanan Hotspot 10. Modal milik sendiri 11. Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran 12 Loyalitas pegawai tinggi
101
•
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan
Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Cafe Kebun Kita sebagai berikut: No
Faktor Strategis Internal
Rating
1. 2. 3. 4. 5.
KELEMAHAN Belum memiliki sertifikat BPOM Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery Kurangnya pelatihan SDM Area Parkir tidak memadai Pencatatan keuangan belum secara akuntansi
4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) •
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan
Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang.
102
Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata. Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata. Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Cafe Kebun Kita sebagai berikut: No
Rating
PELUANG Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perubahan pola gaya hidup masyarakat Perkemabangan kemajuan teknologi Loyalitas pemasok Loyalitas pelanggan Pertumbuhan jumlah penduduk Hambatan masuk industri tinggi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. •
Faktor Strategis Eksternal
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan
Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior. Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas rata rata. Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata. Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang.
103
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Cafe Kebun Kita sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4.
Faktor Strategis Eksternal
Rating
ANCAMAN Kenaikan bahan baku Tingkat persaingan dalam industri tinggi Banyak produk subtitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi
104
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita, Bogor KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN Cafe Kebun Kita, BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
: 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti Rehan Fauziyah H34086073
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
105
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1 :
Meningkatkan
voleme penjualan dengan
menambah saluran
distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan Strategi 2 :
Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk.
Strategi 3 :
Meningkatkan efektivitas promosi dengan
pembuatan website
Restoran Kebun Kita. Strategi 4 :
Mengadakan pelatihan SDM muda
untuk meningkatkan kualitas
manajerial melalui penerapan job description yang jelas dan terarah. Strategi 5 :
Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok.
Strategi 6 :
Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM
Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatankelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan:
106
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. Matriks QSPM Faktor
Bobot
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
1
2
3
4
5
6
Sukses Kritis
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total
107
Lampiran 5. Service Sequence (Pola Urutan Service) Cafe Kebun Kita No 1
LANGKAH - LANGKAH
STANDARISASI
Sambutan dan mempersilahkan duduk tamu • arahkan mereka ke meja dgn • "Selamat….. Ka / tante / berjalan pelan didepan om, apa kabar? mereka • selamat datang di restoran kebun kita • "Buat berapa orang ka/tanta/om?" • "Silahkan lewat sini ka/tante/om.."
2
KETERANGAN
• "Sudah cukup nyaman • Cek apakah mereka sudah disini ka/tante/om?" puas/nyaman duduk dimejanya atau tidak • Tarik bangku dan bantu dorong Menyajikan Buku Menu a. Tips dan langkah menjual makanan • "Selamat ….ka/tante/om, • Sambut tamu maaf, apa sudah siap untuk memesan • Mengetahui keinginan dan kebutuhan tamu
• Penutupan penawaran b. Tips dan trik jualan dgn. 'saran' • Terperinci / lebih detil • layani dengan produk yang sesuai / cocok • tepat waktu • special promo / paket
• nama tamu sebaiknya digunakan untuk menyambut tamu (jika tahu) • JANGAN bilang "Cuma satu ka/tante/om"? atau "Sendirian ya ka?" (kalau sudh reseved)
• "Mau coba menu favorit kami……….?" atau "Kalau ka2/tante/om suka chinesee food saran saya cobain ………. *
•"ka2/tante/om mau coba …….. minuman special kita bulan ini…”
•"Mau cobain menu spesial
108
kita hari ini ka/tante?" • "Kita ada paket …… loh mau cobain ka/tante?" 3
Pengambilan Order/ pesanan • Catat
• Ulangi kembali pesanan
• mengetahui lebih jelas apa yang tamu inginkan • "Ok ka/om/tante,… saya ulangi kembali ya
• ambil semua buku menu • "Terimakasih ya • jangan lupa mengucapkan ka/om/tante", ditunggu "Terimakasih" sebelum pergi
4 5
6
7
8
• "Terimakasih ya ka/om/tante", ditunggu sekitar 10mnt ya pesannanya.."
Letakan Captain Order ke kasir Persiapan Menunggu pesanan dibuat • Siapkan ashtray (asbak) • • Siapkan box tissue • men-set up, perlengkapan yg ada Mengambil Order Makanan • siapkan sambal • garpu sendok • cek garnish • cek sedotan • mengecek meja orderan Cara menyajikan makanan dan minuman • dari sebelah kanan • " Permisi ka/tante/om, • menyebutkan item orderan ini….. " dengan senyuman • menaruh makanan didepan • "silahkan menikmati tamu makanannya ka/tante/ om • • berterimakasih sebelum meninggalkan Mengusulkan Pemesanan ulang/tambahan • mengusulkan tamu untuk • "permisi ka/tante/om, mau • menambah minum tambah juice… atau mau coba minuman yg lain?" • "boleh saya tambah air putihnya?
lengkapi persiapan, sebelum bagian dapur memanggil
sikap sopan dan tersenyumlah
Harus sopan berbicara, dan mau untuk bersikap ramah
109
9
10
Mengawasi Meja Tamu • Refill/ tuangkan kembali gelas yg sudah tinggal ¼ • Perhatikan jika ada tumpahan makanan atau minuman Mintalah saran • "Bagaimana makanan / minumannya ka?" • "Sudah cukup memuaskan?"
11
12
13
• •
Permisi/ minta maaf sebelumnya Ucapkan dengan senyuman
Memberikan struk • Ketika tamu meminta • "Permisi ini bill nya bill/bon, ambil dan taruhlah ka/tante/om.." pada nampan struk, dan berikan kepada tamu dari sebelah kanan mereka • Selalu men-cek ulang total bon dan bill dalam meja tersebut Closeing Service • Ketika kalian memberikan • "Permisi ka/om/tante ini kembalian, cek seluruh area kembaliannya.." mejanya untuk memastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal • Meminta no telpon • "terimakasih, selamat konsumen untuk database restoran datang kembali ya ka.." • Memberitahu tamu untuk datang kembali Tata ulang meja dan kursi, dan segera bersihkan seluruh area • Pastikan tidak ada kotoran atau sampah disekitar tempat duduk
110
Lampiran 6. Gambar Menu-Menu dan Promo Cafe Kebun Kita.
111
Lampiran 7. Event-Event yang Diadakan di Cafe Kebun Kita
112
Lampiran 8. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Cafe Kebun Kita 1. Kekuatan A = Cita rasa Indonesia B = Inovasi Produk C = Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan D = Penyebaran iklan yang cukup gencar E = Acara-acara musik yang sering diadakan F = Tempat yang cukup strategis G = Program call back sebagai bentuk Costumer Relationship H = Pelayanan yang baik terhadap konsumen I = Layanan Hotspot J = Modal milik sendiri K = Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran L = Loyalitas pegawai tinggi 2. Kelemahan M = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM N = Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery O = Kurangnya pelatihan SDM P = Area parkir yang memadai Q = Pencatatan keuangan belum akuntansi Pemilik INTERNAL
A
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 1 3 2
Total
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
TOTAL
2
3 3
2 3 3
3 3 3 3
3 2 1 3 1
3 1 2 3 3 2
2 1 2 3 3 1 3
2 2 3 3 3 1 1 3
3 1 3 3 1 3 2 1 1
3 2 1 1 1 3 2 3 1 3
3 3 1 2 2 1 1 3 2 2 3
1 3 2 3 2 3 3 3 1 1 3 2
1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3
3 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3
1 3 3 3 3 1 1 3 1 2 3 1 1 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3
37 38 32 37 32 33 32 36 26 31 37 32 31 29 28 32 21
0.068 0.070 0.059 0.068 0.059 0.061 0.059 0.066 0.048 0.057 0.068 0.059 0.057 0.053 0.051 0.059 0.039
544
1
1 1 1 2 3 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1
1 1 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1
1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 1 1
2 3 3 1 1 3 1 1 2 3 1 2
2 3 3 1 1 3 1 1 2 3 1
1 3 2 2 3 1 1 1 3 1
1 3 1 1 1 2 2 1 1
3 3 2 3 2 1 3 3
1 2 3 2 2 2 3
1 1 2 1 1 1
2 1 2 3 1
1 1 3 1
1 2 1
1 1
1
113
BOBOT
Manajer Operasional INTERNAL
A
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 2 1 1 1
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
TOTAL
3
3 3
3 3 1
3 1 1 3
2 3 1 2 2
3 3 1 1 2 3
3 3 1 1 1 3 2
1 3 2 3 1 3 3 2
1 2 2 1 3 3 3 2 1
3 2 1 3 1 3 1 2 3 3
2 1 1 2 2 1 2 1 3 3 2
3 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1
2 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3
3 2 1 2 3 1 1 1 2 1 3 2 3 3
3 3 1 1 1 2 1 2 3 3 1 3 3 3 1
3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 1 2 2 3
41 38 22 28 31 35 30 30 34 36 32 35 35 29 31 32 25
0.075 0.070 0.040 0.051 0.057 0.064 0.055 0.055 0.063 0.066 0.059 0.064 0.064 0.053 0.057 0.059 0.046
544
1
1 1 3 1 1 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1
3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 1
1 2 3 3 1 3 1 2 3 2 2 3 3
2 2 3 3 1 3 2 3 1 1 3 1
1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 1
2 1 1 3 2 2 1 3 3 3
2 2 2 3 3 1 3 2 2
3 1 1 2 1 2 1 1
1 1 1 2 3 1 1
2 2 1 1 3 1
3 2 2 1 1
1 1 1 3
1 1 2
3 2
1
Total
BOBOT
Pegawai INTERNAL
A
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
2 1 3 1 1 1 2 2 3 1 1 3 3 1 3 2
Total
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
TOTAL
2
3 2
1 3 3
3 2 3 3
3 3 1 3 3
3 3 2 3 3 3
2 1 2 3 3 3 3
2 2 3 3 3 3 1 3
1 2 3 3 2 3 2 1 1
3 3 1 1 2 2 2 3 1 3
3 3 1 2 1 2 1 3 2 2 3
1 1 2 3 2 1 3 3 1 1 3 3
1 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3
3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3
1 3 1 3 2 3 1 3 1 2 3 2 2 3 3
2 3 1 3 2 2 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3
34 2 29 38 34 34 29 34 24 31 36 34 35 31 27 30 25
0.063 0.072 0.053 0.070 0.063 0.063 0.053 0.063 0.044 0.057 0.066 0.063 0.064 0.057 0.050 0.055 0.046
544
1
2 1 2 1 1 3 2 2 1 1 3 1 1 1 1
1 1 3 2 2 1 1 3 3 2 2 3 3 3
1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 1 1
1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2
1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 2
1 3 2 2 3 1 1 1 3 1
1 3 1 1 1 2 2 1 1
3 3 2 3 2 1 3 3
1 2 3 2 2 2 3
1 1 2 1 1 1
1 1 2 2 1
1 1 2 1
1 1 1
1 1
1
114
BOBOT
KEKUATAN Kekuatan A B C D E F G H I J K L
Bobot Rating 0.068 0.070 0.053 0.064 0.059 0.062 0.057 0.063 0.051 0.059 0.065 0.061 0.733
4 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 3.75 4 3.5 4 44.25
Bobot Skor 0.274 0.246 0.185 0.225 0.207 0.217 0.198 0.250 0.190 0.237 0.228 0.244 2.702
1 1 1 1 1.5 5.5 49.75
Bobot Skor 0.061 0.054 0.052 0.058 0.063 0.289 2.991
KELEMAHAN kelemahan M N O P Q TOTAL
Bobot
Rating 0.061 0.054 0.052 0.058 0.042 0.267 1.000
115
Lampiran 9. Penilaian Respon Terhadap Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita 1. Peluang A = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat B = Perubahan pola gaya hidup masyarakat C = Perkembangan kemajuan teknologi D = Loyalitas pemasok E = Loyalitas pelanggan F = Pertumbuhan jumlah penduduk G = Hambatan masuk industri tinggi 2. Ancaman H = Kenaikan harga bahan baku I = Tingkat persaingan industri tinggi J = Banyak produk subtitusi K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Manager Operasional EKSTERNAL
A
A B C D E F G H I J K Total
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
2
3 3
3 1 3
1 3 3
2 2 3
2 2 1
3 1 1
3 2 2
2 3 3
2 3 1
23 22 19
0.105 0.100 0.086
3
2 1
1 1 2
2 3 1 1
3 3 1 3 3
1 3 2 3 3 3
1 2 3 3 3 1 2
18 19 19 25 25 16 15 19
0.082 0.086 0.086 0.114 0.114 0.073 0.068 0.086
2 1
1
1 3 2 2 1 1 2 2
3 1 2 2 3 2 1 1
1 1 1 3 3 2 1 3
1 2 3 2 1 3 3
3 3 1 1 1 2
2 3 3 2 1
3 1 1 1
1 1 1
1 3
2
312
1
116
Pemasok EKSTERNAL
A
A B C D E F G H I J K
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
3
1 1
1 2 3
2 3 3
3 2 1
2 1 3
3 2 1
3 2 2
3 1 2
2 3 3
23 18 24
0.105 0.082 0.109
3
2 3
1 3 3
2 3 3 3
3 1 1 1 1
3 2 2 3 1 2
2 2 3 1 2 2 3
22 19 21 19 15 22 20 17
0.100 0.086 0.095 0.086 0.068 0.100 0.091 0.077
1 3
3
3 2 1 2 1 1 1 2
2 1 2 3 2 2 3 1
1 1 3 1 3 2 2 1
1 2 3 2 1 1 2
1 1 1 3 2 2
1 1 3 2 1
1 3 1 3
3 3 2
2 2
1
220
Total
1
Konsumen EKSTERNAL
A
A B C D E F G H I J K Total
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
3
1 3
3 2 1
3 1 3
3 3 3
1 3 1
1 2 2
2 2 2
2 1 3
1 1 3
20 19 22
0.091 0.086 0.100
2
3 3
3 3 3
1 1 2 3
2 2 1 3 2
3 3 2 3 2 3
3 3 2 1 1 3 2
23 22 15 20 21 22 16 20
0.105 0.100 0.068 0.091 0.095 0.100 0.073 0.091
1 3
1
1 1 1 3 3 2 2 3
2 3 1 1 2 2 3 3
3 1 1 3 2 2 1 1
2 1 1 3 2 1 1
1 1 3 2 1 1
1 2 3 2 2
1 1 1 3
2 2 3
1 1
2
220
1
117
Peluang Peluang A B C D E F G
Ancaman Ancaman H I J K
Bobot Rating 0.101 3.5 0.092 4 0.095 3.75 0.092 3.75 0.090 3.75 0.084 4 0.101 3.5 0.656 26.25
Bobot 0.098 0.086 0.075 0.085 0.344 1.000
Rating 1.75 1.25 1.75 1.75 6.5 32.75
Bobot Skor 0.354 0.368 0.358 0.345 0.337 0.336 0.354 2.452
Bobot Skor 0.171 0.108 0.131 0.149 0.559 3.012
118
119