ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004-2008
Disusun Oleh Resnawati 106084002755
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M
1
ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004 – 2008
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh RESNAWATI NIM: 106084002755
Dibawah bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS NIP.195706171985031002
Utami Baroroh, M.Si
JURUSANILMU EKONOMI STUDIPEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
2
Hari ini Jum'at Tanggal 03 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Resnawati NIM: 106084002755 dengan judul Skripsi " ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004-2008 ". Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 03 September 2010
Penguji Ujian Komprehensif
Fitri Amalia, M.Si Ketua
Fitri Amalia, M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
3
Hari ini Kamis Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Resnawati, NIM: 106084002755 dengan judul skripsi "ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA
CILEGON
PERIODE
2004-2008"
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian beriangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz M.M Penguji Ahli I
Utami Baroroh, M.Si Sekretaris
M. Hariana I. Putra M.Si Penguji Ahli II
4
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Resnawati Nim
: 106084002755
Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan/IESP Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 03 Desember 2010
(Resnawati)
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Resnawati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 22 Oktober 1988 3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Kios Bunga “ Trubusku ” Jalan.
Cilegon-Serang,
Rt.01/002,
Kec.Toyomerta, Serang-Banten
II.
6. Telepon
: 0856 240 31 209/0878 825 454 04
7. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN Kedaleman 1 Cilegon, Lulus 2000 2. SLTP Negeri 5 Cilegon, Lulus 2003 3. SMA Negeri 3 Cilegon, Lulus 2006 4. Universitas Islam Negeri Jakarta, Lulus 2010
III.
PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Primagama Cilegon, Tahun 2005 2. ILP Gintung, Tahun 2007
IV.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: H. Darsono
2. Ibu
: Hj. Sukawati
3. Alamat
: Kios Bunga “ Trubusku ” Jalan. Cilegon-Serang Rt.01/002, Kec.Toyomerta, Serang-Banten
4. Telepon
: 081 310 30 80 62
5. Anak ke
: 1 (satu) dari 2 (dua) bersaudara
i
Analysis of Economic Potency in Serang Regency And Cilegon Town for the 2004-2008 Periods by Resnawati Abstract This research is an attempt to figure out regional potencies that have influences towards the economic growth in Serang regency and Cilegon town for the 2004-2008 periods, as well as the contribution of those potential sectors for the regional economic growth. The data used for the research are the Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Serang regency, Cilegon town and Banten province for the 2004-2008 periods. The research also used the Location Quotient (LQ) analytical tool and is completed with the Shift Share analysis, which is functioned to figure out superior sectors in the analyzed region. Basic sectors with the highest LQ average in the Serang regency are development (2,03 percent), agricultural and services, processing industries, financial, tenancies as well as corporate services. Meanwhile, basic sectors in Cilegon are electricity, gas and clean water, with an average LQ of 2,20 percent, and 1,28 percent for the processing industry sector. The results of the Shift Share analytical method applying the differential growth (Dj) component in nine sectors in the Serang regency has indicated that the nine sectors have a slower growth compared to those in the Banten Province. Therefore, the nine sectors have low competitiveness and do not have a growth potential to boost the economic growth in the Serang regency. Meanwhile, six sectors have a positive average value based on the Proportional (Pj) growth component, indicating that the Serang regency specializes in the same sector with the fast-growing sectors in Banten’s economy. The Shift Share analytical method using a differential (Dj) growth component has shown that three indicated sectors in Cilegon, i.e., processing industrial sector with an average (Dj) of 80952,90, trading, hotel and restaurants with an average (Dj) of 30518,05 as well as services with 30518,05, growing faster than the same economic sectors in Banten. Meanwhile, the proportional (Pj) growth component has shown that six sectors have positive average growth. Key Words : Economic Potency, Location Quotient, Shift Share
ii
ANALISIS POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN SERANG DAN KOTA CILEGON PERIODE 2004 – 2008 Oleh: Resnawati Abstrak Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensipotensi daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon selama tahun 2004 hingga tahun 2008, dan seberapa besar sumbangan sektor-sektor potensial tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Data yang digunakan yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan Provinsi Banten tahun 2004 hingga tahun 2008. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Location Quotient (LQ) yang dilengkapi analisis Shift Share, yang berguna untuk mengetahui sektorsektor unggulan di daerah analisis. Untuk Kabupaten Serang yang merupakan sektor basis dengan rata-rata LQ terbesar yaitu sektor bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 2,03 %, kemudian sektor pertanian lalu sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan pada Kota Cilegon sektor basis dimiliki oleh sektor listrik, gas dan air bersih dengan LQ rata-rata 2,20 % dan sektor industri pengolahan dengan rata-rata LQ sebesar 1,28 persen. Hasil metode analisis Shift Share menggunakan komponen pertumbuhan differential (Dj) pada Kabupaten Serang dari 9 sektor terindikasi bahwa ke-9 sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi Banten sehingga ke-9 sektor tersebut memiliki daya saing rendah dan tidak berpotensi untuk dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang, sedangkan komponen pertumbuhan proportional (Pj) menunjukkan bahwa terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kabupaten Serang berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor yang tumbuh cepat di perekonomian Provinsi Banten. Hasil metode analisis Shift Share menggunakan komponen pertumbuhan differential (Dj) pada Kota Cilegon terdapat 3 sektor yang terindikasi bahwa ke-3 sektor tersebut yaitu sektor industri pengolahan dengan (Dj) rata-rata 80952,96 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan (Dj) rata-rata 30518,05 serta sektor jasa-jasa yang (Dj) rata-ratanya adalah 167,27, tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi Banten. Sedangkan komponen pertumbuhan proportional (Pj) menunjukkan bahwa terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif.
Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Kuosien Lokasi, Shift Share
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal
baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada: 1. Ayahanda H. Darsono dan Ibunda Hj. Sukawati, atas doa dan kasih sayang yang tidak terbatas kepada peneliti hingga saat ini, semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti. 2. Adik aku, si hitam nan bawel Saraswati meskipun sering berdebat, tetapi dede saras telah mensuport dan meluangkan waktu untuk menemani teteh Resna dalam „merefresh‟ otak. 3. Ahmad Fauzi, yang telah menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan semangat, terimakasih untuk waktu, tenaga dan cintanya, bagian warna terindah kehidupan yang pernah dimiliki dan tidak akan terlupakan. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi.
iv
5. Ibu Utami Baroroh, M,Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih ibu cantik atas bimbingan, jasa dan support tiada henti yang ibu telah berikan. 6. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz M.M dan Bapak M. Hartana I. Putra M.Si selaku dosen penguji skripsi, terimakasih atas ilmunya. 7. Bapak Drs. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Bapak Zuhairan, Ibu Fitri Amalia, Bapak Tony Candra, Bapak Nurberlian, Bapa Agung, Bapa Abbas, Ibu Rahmawati dan Ibu Isna yang telah memberikan motivasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama penulisan skripsi dan masa perkuliahan. 9. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Lili, Ibu Siska, Ibu Dewi dan Bapak Amminudin, yang telah membantu penulis hingga saat ini. 10. H. Sajam kakek tercinta, Om Nara, Tante Nia, keponakanku Adam dan Tegar, Om Sukma, Om fata, Hj. Dasem, Endang, Sumeri, untuk doanya, dukungan yang tidak henti dan nenek terbaik Hj. Sawana (alm). 11. Persahabatan Bertujuh, Ayu, Amel, Ririn, Ael, Fauzy Tetot dan Adam, terimakasih untuk persahabatan yang tidak akan hilang oleh waktu, jarak serta untuk setiap kebahagian dan kesedihan yang telah kita lalui dan bagi bersama. “Friendship Never End” 12. Keluarga Besar Gujeg: Hj. Rakayah (alm), H. Tulis, Mimi Kaji, Yayu, Sawini, Bapa Embem, Bapak Us, Bapak Sajut, Om Tampidi dan Keluarga, Bunda Tuti, Tante Ida, Om Ras, Tante En, Mimi Ci, Tante Sukila, terimakasih doanya. 13. Saudara-saudaraku, ka Indra, Ulvi, Ririn dan Retna, Aziz, Aris, terimakasih. 14. Keluarga Besar Kost Cantik, yang menjadi „2ndHome‟ selama empat tahun bagi peneliti, beserta kekasi hati pujaan bangsanya. Lebih khususnya kepada Tika untuk ilmu dan tuntunanya, Fatmi Ucup, Lela Umam, Dilas Doi, Uwi Abi, Zee Jamil, Leni Awal, Anis Sutan yang memberikan suport dan menemani penulis
v
15. dalam menyelesaikan skripsi ini dan Juniorku, Dewi Ola, Iceh, Maya Tresna, Lilis Reza, Fany Mul, Putri Rizky. 16. Untuk Bubble, Reny, Yaz, Ledy, Arin, Lany, Yuli, Mya, Dita, Uum, yang telah memberikan suport yang tiada henti, terimakasih untuk setiap doanya. 17. KKN 78, Boi, Adit, Oday, Akbar, Akew, Pay, Andi, Kusai, Budi, Anjar, Dafi dan Haris, yang melengkapi silatuhrami bermakna di akhir semester. 18. Rekan-rekan mahasiswa IESP, khususnya Angkatan 2006 IESP A, Hadafi, Asri, Isti, Feby, Andra, serta Safitri, Abu, Yanti, Awang, untuk diskusi beserta supportnya dan adik-adik IESP, Angga, Aryo, HollyKey atas doanya khususnya JB Sukma
dan Slamet yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu. 19. HMI Ciputat, Khususnya KAFEIS, Adi Komba, Bang Oji, Bang Taka, Bang Sugi, Bang Hafis, Bang Eko, Hany, Fauzi, Bande, Wasis, Dila, Arin, Yudhina, Adha, Dendi, Bopeng, Sony, Fahmi, Hafa dan seluruh anggota “YAKUSA” lanjutkan perjuangan kita. 20. Fajar beserta keluarga, yang selalu mensuport serta mas Reza, Dara, Iyu, Bagus, terimkasih telah menjadi pendengar setia penulis dalam segala hal. 21. Untuk Miss Fitri, Diaz dan Elok Computer, khususnya „Uda‟, terimakasih untuk bantuanya terhadap penulis. 22. Seluruh teman SD Kedaleman, SMP N 5 dan SMA N 3 Khususnya Ririn, Rendy dan Jaka terimakasih ya teman atas bantuan dan suportnya. 23. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan skripsi. Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Jazákumullah Khoiron Katsiron.
Ciputat, Desember 2010
Resnawati
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................
i
ABSTRACT ......................................................................................................
ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah Penelitian .....................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ...............
9
1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........ 12 2. Model Basis Ekonomi .......................................................... 16 B. Landasan Teori ........................................................................... 17 1. Teori Pembangunan Ekonomi .............................................. 18
vii
2. Teori Pembangunan Daerah ................................................. 18 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 19 4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ................................... 22 a. Teori Ekonomi Klasik .................................................... 23 b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik ..................................... 24 c. Teori Harrod-Domar dalam sistem regional .................. 25 d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan ....... 26 e. Teori Basis Ekonomi ...................................................... 27 C. Penelitian Terdahulu .................................................................. 33 D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 40 E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup ........................................................................... 43 B. Metodologi Penentuan Sampel .................................................. 43 1. Library Research .................................................................. 43 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44 D. Metode Analisis ......................................................................... 44 E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 55 1. Kabupaten Serang ................................................................. 55 a. Keadaan Geografis .......................................................... 55 b. Kependudukan ................................................................ 57
viii
c. Pemerintahan ................................................................... 59 d. Pendidikan ...................................................................... 59 e. Kesehatan ........................................................................ 60 2. Kota Cilegon ......................................................................... 60 a. Keadaan Geografis .......................................................... 60 b. Kependudukan ................................................................ 62 c. Pemerintahan .................................................................. 63 d. Pendidikan ...................................................................... 63 e. Kesehatan ....................................................................... 64 B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi .................................... 64 1. Analisis Perkembangan PDRB ............................................ 65 a. Kabupaten Serang .......................................................... 65 b. Kota Cilegon .................................................................. 66 2. Analisis Location Quotient (LQ) ......................................... 66 a. Kabupaten Serang .......................................................... 67 b. Kota Cilegon .................................................................. 70 3. Analisis Shift Share (SS) ...................................................... 72 a. Kabupaten Serang .......................................................... 73 b. Kota Cilegon .................................................................. 78 4. Tipologi Sektoral .................................................................. 82 C. Pembahasan ................................................................................. 85 1. Pembahasan Per Sektor Kabupaten/Kota Analisis ............... 85 a. Kabupaten Serang .......................................................... 85 b. Kota Cilegon .................................................................. 97
ix
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 109 B. Saran ........................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114 LAMPIRAN ...................................................................................................... 116
x
DAFTAR TABEL
Nomor 1.1
Keterangan Distribusi Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Serang Atas Dasar Harga Berlaku
1.2
Halaman
5
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto di Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku
5
1.3
Perbedaan Masing-masing Daerah Analisis
6
2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
39
4.1
Luas Daerah di Kabupaten Serang
56
4.2
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif Kota Cilegon
4.3
62
Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2004-2008 Kabupaten Serang Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
4.4
65
Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2004-2008 Kota Cilegon Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
4.5
66
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Serang
67
4.6
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon
70
4.7
Komponen Shift Share (SS) Kabupaten Serang
73
xi
4.8
Komponen Pertumbuhan Proposional (Pj) Kabupaten Serang
4.9
75
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kabupaten Serang
77
4.10
Komponen Shift Share (SS) Kota Cilegon
78
4.11
Komponen Pertumbuhan Proposional (Pj) Kota Cilegon
80
4.12
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota Cilegon
81
4.13
Makna Tipologi Sektor Ekonomi
84
4.14
Analisis Sektor Pertanian Kabupaten Serang
85
4.15
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Serang
86
4.16
Analisis Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Serang
88
4.17
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Serang
89
4.18
Analisis Sektor Bangunan Kabupaten Serang
90
4.19
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Serang
4.20
Analisis
Sektor
91 Pengangkutan
dan
Komunikasi
Kabupaten Serang 4.21
Analisis
Sektor
93 Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan Kabupaten Serang
94
4.22
Analisis Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Serang
95
4.23
Analisis Sektor Pertanian Kota Cilegon
97
xii
4.24
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian Kota Cilegon
98
4.25
Analisis Sektor Industri Pengolahan Kota Cilegon
99
4.26
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kota Cilegon
101
4.27
Analisis Sektor Bangunan Kota Cilegon
102
4.28
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kota Cilegon
4.29
103
Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kota Cilegon
4.30
4.31
Analisis
104 Sektor
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan Kota Cilegon
106
Analisis Sektor Jasa-Jasa Kota Cilegon
107
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
41
3.1
Bagan Kerangka Peranan Potensi Ekonomi
53
4.1
Piramida Penduduk Kabupaten Serang
58
4.2
Peta Kota Cilegon
61
4.3
Presentase Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten Serang
69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor I
Keterangan
Halaman
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon Atas Dasar Harga Konstan 2000
II
116
Hasil Perhitungan Location Quotent Kabupaten Serang
118
III
Hasil Perhitungan Location Quotient Kota Cilegon
121
IV
Hasil Perhitungan Komponen Shift Share Kabupaten Serang
V
124
Hasil Perhitungan Komponen Shift Share Kota Cilegon
VI
126
Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Serang
VII
128
Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share (Nj) Kota Cilegon
VIII
130
Hasil Perhitungan Komponen Differensial Shift (Dj) Kabupaten Serang
IX
132
Hasil Perhitungan Komponen Differensial Shift (Dj) Kota Cilegon
X
135
Hasil Perhitungan Komponen Proposional Shift (Pj) Kabupaten Serang
137
xv
XI
Hasil Perhitungan Komponen Proposional Shift (Pj) Kota Cilegon
XII
139
Hasil Perhitungan Rata-Rata Komponen Shift Share Kabupaten Serang
XIII
142
Hasil Perhitungan Rata-Rata Komponen Shift Share Kota Cilegon
144
XIV
Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten Serang
146
XV
Checking Perhitungan Shift Share Kota Cilegon
147
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahtraan rakyat. Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai wujud peningkatan kesejahtraan lahir maupun batin secara adil dan merata. Pembangunan ekonomi daerah pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, bersama sama dengan masyarakatnya dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal untuk merangsang perkembangan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah. (Fahrurrazy, 2009:11). Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. (Arsyad, 2010:374). Peran serta masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan daerah dapat terlaksana dengan kondusif, karena ditunjang adanya otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya dua produk undang-undang, yaitu UU. No.22
1
Tahun 1999 (sekarang UU tersebut diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan UU. No 25 Tahun 1999 (sekarang diganti dengan UU No. 33 Tahun 2004) tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Lahirnya undang-undang tersebut disambut positif oleh banyak kalangan dengan segenap harapan bahwa melalui otonomi daerah akan dapat merangsang terhadap adanya upaya untuk menghilangkan praktik-praktik sentralistik yang pada satu sisi dianggap kurang menguntungkan bagi daerah dan penduduk lokal. Era otonomi telah memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota
untuk
mengembangkan
sendiri
potensi
daerah
yang
dimiliknya. Dengan kata lain, daerah diberi wewenang untuk mengelola sendiri keuangannya sekaligus menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya kemakmuran penduduk di daerahnya, dengan mempertimbangkan segenap potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam mengembangkan perekonomian, peranan investasi swasta dan perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dengan demikian suatu daerah sangat memerlukan beragam data yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan, baik dalam penyusunan
evaluasi
pembangunan
ekonomi
di
daerah
yang telah
dilaksanakan maupun dalam perumusan perencanaan di masa yang akan datang. (Dini, 2007:2).
2
Sejak Tahun 2001, dengan diberlakukanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah Daerah (sekarang UU tersebut diganti dengan UU No.32 Tahun 2004), maka pembangunan daerah Kabupaten Serang dan Kota Cilegon merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara terus-menerus untuk menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Adanya perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan menuntut pihak pemerintah daerah untuk lebih mengutamakan prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta sektor potensi daerah. Dini (2007:4), mengemukakan bahwa pada era otonomi daerah paradigma
baru
dalam
pembangunan
ekonomi
daerah,
keberhasilan
pembangunan tidak lagi hanya diukur dari kemajuan fisik yang diperoleh atau berapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat diterima keberhasilan pembangunan harus dapat diukur dengan parameter yang lebih luas dan lebih strategis yang meliputi seluruh aspek kehidupan baik materil dan non materil. Agar dapat memenuhi kriteria luas dan strategi tersebut, maka pelaksanaan pembangunan harus diawali berdasarkan prioritas dan pemilihan sasaransasaran yang mempunyai nilai strategis dan memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan citra kedua daerah dengan membangun sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua daerah. Studi mengenai pertumbuhan ekonomi disuatu daerah oleh beberapa peneliti telah dilakukan, salah satunya Dini (2007), dimana peneliti menganalisis pertumbuhan ekonomi ekonomi yang melibatkan satu wilayah yaitu Kota Tanggerang sebagai bahan penelitian.
3
Berpedoman pada penelitian terdahulu tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan studi yang sama namun dengan cakupan daerah yang lebih luas. Dua daerah di provinsi Banten dipilih untuk studi ini, yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Alasan memilih kedua daerah tersebut sebagai lokasi dari studi penelitian ini karena pada masing-masing daerah mempunyai karakteristik ekonomi yang berbeda. Salah satu indikator ekonomi yang sangat diperlukan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan indikator penting di suatu daerah yang dapat mengindikasikan totalitas produksi neto barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah. Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masingmasing daerah, dimana sektor perekonomian diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor, yaitu: (1) Sektor Pertanian, (2) Sektor Pertambangan dan Penggalian, (3) Sektor Industri Pengolahan, (4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, (5) Sektor Bangunan, (6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, (7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta (9) Sektor Jasa-Jasa. Berikut ini adalah tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dalam perekonomian Kabupaten Serang dan Kota Cilegon selama 2004 s.d. 2008
4
Tabel 1.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 s.d. 2008 (Persentase) Sektor 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 13,97 13,63 13,39 15,26 15,38 Pertambangan & Penggalian 0,06 0,06 0,06 0,08 0,08 Industri Pengolahan 49,21 48,41 47,72 63,02 61,70 Listrik, Gas & Air Bersih 5,15 4,91 4,62 5,14 4,84 Bangunan 6,30 6,43 6,59 2,17 2,29 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,43 10,61 10,75 6,55 7,32 Pengangkutan & Komunikasi 3,37 3,75 4,05 2,96 3,14 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,16 4,10 4,45 2,26 2,44 Jasa-jasa 8,08 8,10 8,37 2,56 2,82 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Serang berbagai edisi.
Tabel 1.2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Cilegon Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 s.d. 2008 (Persentase) Sektor
2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 2,62 2,49 2,37 2,28 2,24 Pertambangan & Penggalian 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 Industri Pengolahan 59,32 59,13 59,24 58,47 57,50 Listrik, Gas & Air Bersih 12,14 11,85 10,62 9,60 8,63 Bangunan 0,44 0,46 0,47 0,50 0,54 Perdagangan, Hotel & Restoran 11,94 12,53 13,58 14,93 16,51 Pengangkutan & Komunikasi 9,01 8,94 8,91 9,03 9,22 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,07 3,13 3,29 3,60 3,72 Jasa-jasa 1,38 1,38 1,42 1,51 1,58 Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Cilegon berbagai edisi.
Peranan setiap sektor ekonomi dalam perekonomian dapat kita ketahui dengan angka distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) seperti yang tertera pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Menurut tabel 1.1 dan 1.2, terlihat bahwa sektor Pertambangan dan Penggalian
merupakan sektor ekonomi yang mempunyai peranan paling
rendah baik dalam perekonomian Kabupaten Serang maupun Kota Cilegon
5
yang pada tahun 2004 sebesar 0,06 persen untuk Kabupaten Serang dan 0,08 persen untuk Kota Cilegon. Sementara konstribusi terbesar dalam perekonomian kedua daerah disumbang oleh sektor Industri Pengolahan yang mempunyai sumbangan paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Serang hingga mencapai angka sekitar 49,21 persen dan Kota Cilegon mempunyai persentase lebih besar hingga angkanya mencapai 59,32 pada tahun yang sama dibandingkan dengan Kabupaten Serang. Ketimpangan seperti ini tidak hanya terjadi pada tahun 2004 tetapi sudah terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Secara karakteristik keduanya memiliki perbedaan meskipun berada dalam satu provinsi yaitu: Tabel 1.3 Perbedaan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon No Kabupaten Serang Kota Cilegon 1 Berbentuk sebuah kabupaten, Berbentu sebuah kota dengan jumlah yang terdiri dari 28 kecamatan. kecamatan lebih sedikit yaitu 8 kecamatan. 2 Jumlah penduduk lebih padat Jumlah penduduk relatif padat akan dengan luas daerah yang lebih tetapi luas daerah lebih sempit besar 1. 734,09 Km2. 175,50 Km2. 3 Dengan daerah yang lebih luas Berbatasan langsung dengan akses maka luas lahan yang penghubung Pulau Jawa dan Pulau dimanfaatkan untuk Sumatera. perekonomian lebih besar. Dengan kondisi distribusi dan karakteristik diatas terlihat jelas bahwa kedua daerah mempunyai potensi ekonomi dan sumberdaya yang berlainan. Berdasarakan uraian diatas maka penelitian ini akan menganalisis potensi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada tahun 2004-2008.
6
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas muncul pertanyaan-pertanyaan yang perlu mendapat jawaban dari penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana perkembangan PDRB selama 5 tahun pada masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon ? 2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah analisis yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon? 3. Sektor-Sektor ekonomi mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Mengetahui perkembangan PDRB selama 5 tahun (tahun 2004-2008) pada masing-masing sektor di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. 2. Untuk mengetahui sektor basis ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masing-masing daerah yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon sesuai dengan tipologi yang ada. 3. Mengetahui sektor-sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
7
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai : 1. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada. 2. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi mengenai potensi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon sehingga pemerintah daerah dapat lebih mengembangkan potensi daerahnya secara optimal. 3. Masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dalam rangka mempersiapkan program pembangunan selanjutnya, serta terciptanya peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi semua pihak, diantaranya Akademisi serta pihak lain yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi Sebagai tambahan refrensi guna mempermudahkan bagi para akademisi atau pihak yang berkepentingan yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama. 2. Pihak Lain (umum) Diharapakan dapat menjadi bahan informasi bahwa adanya keterkaitan sektor
potensial
yang
dapat
dikembangkan
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum
kita
membahas
mengenai
teori
pertumbuhan
dan
pembangunan ekonomi daerah, ada baiknya dibahas mengenai daerah atau regional terlebih dahulu, pengertian daerah berbeda-beda tergantung pada aspek dan tinjauanya. Menurut Arsyad (2010:373) dilihat dari aspek ekonomi, daerah mempunyai tiga pengertian, yaitu: 1. Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut, antara lain tercermin dari segi pendapatan per kapitanya, sosial-budayanya, geografisnya, dan lain sebagainya. Daerah dalam definisi ini disebut daerah homogen. 2. Suatu daerah dianggap sebagai suatu “ruang ekonomi” yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Daerah dalam definisi seperti ini disebut daerah nodal. 3. Suatu daerah adalah suatu “ruang ekonomi” yang berada dibawah satu administrasi tertentu, seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Jadi, daerah di sini didasarkan atas pembagaian administratif suatu negara. Daerah dalam definisi seperti ini disebut dengan daerah perencanaan atau daerah administrasi.
9
Dalam praktiknya, jika kita membahas perencanaan pembangunan ekonomi daerah, maka definisi yang ketiga tersebut di atas yang lebih banyak digunakan, karena: (1) dalam melaksanakan kebijakan dan rencana pembangunan daerah diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai lembaga pemerintah. Oleh karena itu, akan lebih praktis jika suatu negara dipecah menjadi beberapa daerah ekonomi berdasarkan satuan administratif yang ada, dan (2) daerah yang batasnya ditentukan secara administratif lebih mudah dianalisis, karena biasanya pengumpulan data di berbagai daerah dalam satu negara, pembagianya didasarkan pada satuan administratif tertentu. Arsyad (2010:374), mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses. Proses yang dimaksud adalah proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Setiap
pembangunan
daerah
memiliki
tujuan
utama
untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi masyrakatnya dengan memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
10
Pengertian
pertumbuhan
ekonomi
(economic
growth)
dan
pembangunan ekonomi (economic development) masih sering jadi perdebatan para
ekonom.
Pertumbuhan
ekonomi
menurut
beberapa
ekonom
mengartikanya sebagai berikut: Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan. Boediono (1999:2) dalam Dini (2007:17). Menurut Prof. Simon Kuznets dalam Jhingan (2004:57) berpendapat : “Pertumbuhan Ekonomi adalah sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya”. Definisi
tersebut
mempunyai
3
(tiga)
komponen:
pertama,
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan barang suatu bangsa secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi
secara luas dan efisien memerlukan adanya
penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
11
Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mempunyai kandungan arti yang lebih luas yang mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh, analisis yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi semata dianggap kurang sempurna. Hal ini disebabkan apabila terjadi peningkatan output dan pendapatan daerah belum tentu meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat, Setiawan (2006:18). 1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Menurut Badan Pusat Statistik (2002:3), PDRB mempunyai pengertian sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Untuk menghitung PDRB yang ditimbulkan dari satu daerah ada empat pendekatan yang digunakan, yaitu: a. Pendekatan Produksi, yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu wilayah dengan melihat seluruh produksi netto barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor perekonomian selama satu tahun. b. Pendekatan Pendapatan, adalah pendekatan yang dilakukan dengan menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi, meliputi : 1) Upah/gaji (balas jasa faktor produksi tenaga kerja) 2) Sewa tanah (balas jasa faktor produksi tanah)
12
3) Bunga modal (balas jasa faktor produksi modal) 4) Keuntungan (balas jasa faktor produksi wiraswasta/skill) c. Pendekatan Pengeluaran, adalah model pendekatan dengan cara menjumlahkan nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan jasa, yaitu: 1) Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, lembaga swasta yang tidak mencari untung (nirlaba) dan pemerintah. 2) Barang dan jasa yang digunakan untuk membentuk modal tetap bruto. 3) Barang dan jasa yang digunakan sebagai stok dan ekspor netto. d. Metode Alokasi, model pendekatan ini digunakan karena kadangkadang dengan data yang tersedia tidak memungkinkan untuk mengadakan penghitungan Pendapatan Regional dengan menggunakan metode langsung seperti tiga cara di atas, sehingga dipakai metode alokasi atau metode tidak langsung. Sebagai contoh, bila suatu unit produksi mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berada di wilayah lain sedangkan kantor cabang tidak mengetahui nilai tambah yang diperoleh karena perhitungan rugi-laba dilakukan di kantor pusat. Untuk mengatasi hal itu penghitungan nilai tambahnya terpaksa dilakukan dengan metode alokasi, yaitu dengan mengalokasikan angka-angka oleh kantor pusat dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat menunjukkan seberapa besarnya peranan suatu kantor cabang terhadap kantor pusat. (Saerofi, 2005:19).
13
PDRB disajikan dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar), dalam penelitian ini, penghitungan yang digunakan adalah tahun 2000 sebagai tahun dasar. Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah bruto (NTB) atas harga konstan, yaitu: a. Revaluasi Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Selanjutnya NTB atas dasar hargakonstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara. b. Ekstrapolasi Metode ini dilakukan dengan cara nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi misalnya tenaga kerja. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan rasio
14
tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. c. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan sebagainya. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. d. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan ouput atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik.
15
2. Model Basis Ekonomi Dalam model basis ekonomi dinyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah keuntungan kompetitif yang berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Berdasarkan teori ini perekonomian suatu wilayah dibagi menjadi dua yaitu sektor basis dan sektor non basis. Menurut Sjafrizal (2008) dalam Purwaningsih (2009:29) penjelasan mengenai sektor basis dan non basis yaitu : Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif yang cukup tinggi, sehingga mampu mengekspor barang dan jasa ke luar batasbatas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis merupakan kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian wilayah tersebut. Sektor basis ini berfungsi sebagai sektor penunjang sektor basis atau service industri. Adanya permintaan barang dan jasa dari luar daerah akan meningkatkan proses produksi di sektor industri. Proses produksi di suatu daerah yang menggunakan sumber daya produksi lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan bakunya, yang hasil output akhirnya diekspor akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita, dan penciptaan peluang kerja di daerah tersebut.
16
Pengertian basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis melainkan dinamis, maksudnya pada tahun tertentu mungkin saja sektor basis tersebut bisa beralih ke sektor lain. Sektor basis bisa mengalami kemajuan atau kemunduran. Penyebab kemajuan sektor basis adalah perkembangan jaringan transportasi dan komunikasi, perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah, perkembangan teknologi, dan adanya perkembangan prasarana ekonomi dan sosial. Sedangkan penyebab kemunduran sektor basis adalah adanya perubahan permintaan dari luar daerah dan kehabisan cadangan sumber daya.
B. Landasan Teori 1. Teori Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam berbagai pengertian yang berannekaragam, seperti uarian dibawah ini. Menurut Adam Smith dalam Dini (2007:13), pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Sementara itu Tarmidi (1992:11) dalam Dini (2007:13)
mengartikan
pembangunan
sebagai
suatu
proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak.
17
Menurut Prof. Meier dalam Dini (2007:13),
mendefinisikan
pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan rill perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Schumpeter berpendapat bahwa pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputusputus. Sedangkan Suryana (2000:5) dalam Dini (2007:13) menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dalam penelitian ini pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. 2. Teori Pembangunan Daerah Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif. Namun demikian,
18
ada beberapa teori yang secara parsial dapat membantu bagaimana memahami arti penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakikatnya, inti dari teori-teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu. (Arsyad, 2010:375). Menurut Adisasmita (2005:19) dalam Dini (2007:15) menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru dan informasi pengetahuan. Dalam penelitian ini pembangunan daerah merupakan fungsi dari potensi tenaga kerja, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, investasi modal, sarana dan prasarana pembangunan, transformasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pembiayaan dan pendanaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas. 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi menempati porsi tinggi dalam ilmu ekonomi makro. Hal ini disepakati oleh Robert Barro dan Sala-I-Martin (Economic Growth:5), dalam ungkapanya:
19
” Economic growth in the part of macroeconomics that’s really mater ” Hampir semua turunan ilmu ekonomi makro mempunyai keterkaitan dengan pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi ”. Pengangguran, inflasi, kebijakan pemerintah, hingga perdagangan internasional pun tidak akan terbahas tuntas tanpa mengikutsertakan pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi. Menurut Karl E, Case dan Ray C Fair, (Principle of Economic Edisi 7:12-15): ” Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai peningkatan output dari total ekonomi. Peningkatan ini disebabkan karena ada peningkatan dalam produksi. Jika output bertambah lebih cepat dan besar dari pertambahan populasi, maka ouput per kapita akan meningkat dan secara tidak langsung akan meningkatkan standard kehidupan. Selain definisi harafiah diatas , pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu kriteria untuk mengukur hasil kegiatan ekonomi-selain definisi, kesetaraan dan stabilitas.” Beberapa ekonom juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai pertambahan dari pendapatan rill Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan merupakan suatu proses perbaikan, pertambahan total output yang terjadi menambah pilihan yang disediakan bagi konsumen. Hal ini turut memberi andil dalam peningkatan kualitas kehidupan melalui kebebasan dalam memilih.
20
Menurut
Boediono
(1999:2)
dalam
Dini
(2007:17),
teori
pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: “ Penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses proses pertumbuhan ”. Menurut
Simon
Kuznets
dalam
M.L
Jhingan
(2004:57)
pertumbuhan ekonomi adalah: “
peningkatan kemampuan suatu negara
(daerah) untuk
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai
dengan
kemajuan
teknologi
serta
adanya
penyesuaian
kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya “. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRB t-1).
Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 x100% PDRBt-1
Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor sebagai berikut : a. Akumulasi Modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources),
21
akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal akan menambah sumberdayasumberdaya yang baru dan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada. b. Pertumbuhan Penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang tergantung kepada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan memperkerjakan tenaga kerja secara produktif. c. Kemajuan Teknologi Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaanpekerjaan tradisional. 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah Menurut Robinson Taringan (2010:46) pertumbuhan ekonomi daerah didefinisikan sebagai: “ Pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah tersebut “.
22
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah. Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi daerah/wilayah sebagai berikut: a. Teori Ekonomi Klasik Sukirno (2006:244), mengemukakan bahwa Adam Smith ternyata bukan saja pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan kebijakan laissez faire, tetapi juga merupakan orang pertama yang membahas pertumbuhan ekonomi secara sistematis. Inti ajaran Smith adalah agar masyarakat diberi kebebasan yang seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi yang terbaik untuk dilakukan. Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptaka efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi full employment dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stationer.
23
Sementara peranan pemerintah adalah menjamin keamanan dan ketertiban serta memberi kepastian hukum dan keadilan bagi para pelaku ekonomi. John Maynard Keynes mengoreksi pandangan Smith dengan mangatakan bahwa pertumbuhan dalam kondisi jangka pendek dan pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dari suatu negara, semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkan, semakin besar pendapatan nasional yang diperoleh, demikian juga sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif ditentukan pada saat titik harga permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Keynes juga menyatakan untuk menjamin pertumbuhan yang stabil pemerintah perlu menerapkan kebijaksanaan
fiskal,
kebijaksanaan
moneter,
dan
pengawasan
langsung. Sementara proses pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter adalah proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan secara siklikal. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh pengusaha berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam proses siklikal tersebut, tingkat keseimbangan yang baru akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat keseimbangan sebelumnya b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan (1956) dari
24
Australia. Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber yaitu akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan peningkatan teknologi. Teori neo klasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali di wilayah itu. (Tarigan, 2007:52). c. Teori Harrod-Domar dalam Sistem Regional Teori ini dikembangkan hampir dalam waktu bersamaan oleh Roy F. Harrod (1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957), teori ini didasarkan atas asumsi: 1) Perekonomian bersifat tertutup 2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan 3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap, serta 4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama dengan timgkat pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut : g = k= n,
25
Dimana : g = Growth (tingkat pertumbuhan output) k = Capital (tingkat pertumbuhan modal) n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal output). (Tarigan, 2007:49). d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan Dalam Tarigan (2007:55) dijelaskan bahwa teori pertumbuhan jalur cepat
(Turnpike)
diperkenalkan
oleh
Samuelson
(1955).
Setiap
negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam waktu relatif singkat dan volume sumbangan untuk perekonomian yang cukup besar. Agar pasarnya terjamin, produk tersebut harus dapat menembus dan mampu bersaing pada pasar yang lebih luas. Perkembangan struktur tersebut akan mendorong sektor lain untuk turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh. Mensinergikan sektorsektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan saling mendukung sehingga pertumbuhan sektor yang satu mendorong pertumbuhan sektor
26
yang lain, begitu juga sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian tumbuh cepat. e. Teori Basis Ekonomi Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena
itu,
pertumbuhannya
tergantung
kepada
kondisi
umum
perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh), pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara keseluruhan. (Tarigan, 2007:55). Analisis basis ekonomi adalah berkenaan dengan identifikasi pendapatan basis, (Richardson, 1977:14). Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu wilayah akan menambah arus pendapatan ke dalam wilayah yang bersangkutan, yang selanjutnya menambah permintaan terhadap barang atau jasa di dalam wilayah tersebut, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan non basis. Sebaliknya berkurangnya aktivitas basis akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir ke dalam suatu wilayah, sehingga akan menyebabkan turunnya permintaan produk dari aktivitas non basis.
27
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk kemudian diekspor, sehingga akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja. (Arsyad, 2010:367). Asumsi tersebut memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor. Untuk menganalisis ekonomi suatu wilayah, salah satu teknik yang lazim adalah kuosien lokasi (Location Quotient) disingkat LQ. Pada LQ dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan. Dalam teknik LQ berbagai peubah (faktor) dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan wilayah, misalnya kesempatan kerja dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Teori basis merupakan bentuk model pendapatan yang paling sederhana dan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk memperjelas struktur daerah yang bersangkutan, selain itu teori ini juga memberikan landasan yang kuat bagi studi pendapatan regional dan juga dapat digunakan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah. Terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah, sebagai berikut:
28
(a) Analisis Shift Share (SS) Analisis Shift Share (SS) merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional). Analisis SS, memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yitu: (1) Pertambahan Ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan. (2) Pergeseran Proposional merupakan perbedaan antara pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional sektoral dan pertumbahan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional. Daerah dapat tumbuh lebih cepat/lebih lambat dari rata-rata nasional jika mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari nasional. Dengan demikian, perbedaan laju pertumbuhan dengan nasional disebabkan oleh komposisi sektor yang berbeda. (3) Pergeseran Diferensial, digunakan untuk menentukan seberapa jauh daya asing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.
29
(b) Location Quotient (LQ) Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah, salah satu teknik yang lazim digunakan adalah kuosien lokasi (Location Quotient, LQ). Location Quotient digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan (leading sectors). Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : (1) Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan. (2) Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri. Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang barang dan jasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan dan menciptakan kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga menaikan permintaan akan sektor non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada sektor yang bersangkutan sehingga investasi modal dalam sektor non basis merupakan investasi yang didorong sebagai akibat dari kenaikan sektor basis.
30
(c) Angka Pengganda Pendapatan Angka pengganda pendapatan (k) adalah suatu perkiraan tentang potensi kenaikan pendapatan dari suatu kegiatan ekonomi yang baru di dalam masyarakat. (d) Angka Pengganda Pengerjaan Angka pengganda pengerjaan dimaksudkan untuk mengukur pengaruh suatu kegiatan ekonomi baru terhadap penciptaan jumlah pekerjaan. (e) Analisis Input-Output Analisis ini, merupakan suatu teknik pengukuran ekonomi daerah (regional). (Arsyad, 2010:397). Biasanya teknik ini digunakan untuk melihat keterkaitan antar industri dalam upaya untuk memehami kompleksitas perekonomian serta kondisi yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Penelitian ini menggunakan Analisis Location Quotient karena memiliki kebaikan berupa alat analisis yang sederhana yang dapat menunjukan struktur perekonomian suatu daerah dan industri subsitusi impor potensi atau produk-produk yang bisa dikembangkan untuk ekspor dan menunjukan industri-industri potensial untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis Location Quotient merupakan alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat dan tepat. Karena kesederhanaannya, teknik tersebut dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubah acuan dan periode waktu.
31
Location Quotient dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Adisasmita (2005:29) dalam Dini (2007:30). Selain Location Quotient dalam penelitian ini digunakan juga Analisis Shift Share, karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain: (1) Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi. (2) Memungkinkan
seorang
pemula
mempelajari
struktur
perekonomian dengan cepat. (3) Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan cukup akurat. Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2004:4), Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputusputus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan pengembangan sektor potensial
dalam
penelitian
ini
adalah
upaya
untuk
mengubah/menaikkan keadaan yang ada (mengganti keseimbangan yang telah ada) pada sektor-sektor ekonomi potensial guna meningkatkan PDRB masing-masing daerah analisis.Yang dimaksud
32
dengan sektor unggulan (key sector) adalah sektor yang memiliki peranan yang relatif besar disbanding sektor-sektor lainnya dalam memacu tujuan pertumbuhan ekonomi.
C. Penelitian Terdahulu 1. Abdul Mukti dan Abdullah Dja‟far (2009:113) dengan judul
“ Studi
Potensi Ekonomi Wilayah Kota Waringin Timur Peride 2003-2006 “. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di Sampit sebagai ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan menggunakan alat analisis shif share untuk mendeskripsikan laju pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Kotawaringin Timur serta metode Location Quotient (LQ) untuk menemukan sektor yang paling besar konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa selama periode penelitian mengalami kenaikan dengan nasional share semua sektor positif sehingga adanya konstribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Provinsi Kalimantan Tengah dan proposional shift menunjukan terdapat 5 sektor yang yang mempunyai konstribusi positif terhadap provinsi namun tidak unggul sedangkan 4 sektor lainya mempunyai perkembangan pendapatan lebih kecil dibandingkan pendapatan regional provinsi, untuk nilai differnsial sektor pertanian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih lebih unggul dari pada rata-rata provinsi Kalimantan Tengah. Sementara sektor yang mempunyai konstribusi paling
33
besar atau yang menjadi leading sector adalah sektor pertanian; perdagangan; hotel dan restoran serta industri pengolahan. Komoditas unggulan Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu sektor pertanian. yang dimiliki oleh Kecamatan Parenggean. 2. Didit Welly Udjianto (2005:19) dalam penelitianya “Analisis Struktur Ekonomi Potensi Wilayah di Kabupaten Sleman Propinsi DIY Periode (1988-2002)“. Data yang digunakan adalah data sekunder PDRB Kabupaten Sleman menurut sektor tahun 1998-2002 atas dasar harga konstan 1993 serta presentase penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Sleman pada tahun 19982002. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif untuk menjelaskan laju pertumbuhan sektoral serta metode analisis kuantitatif dengan teknik analisis Shift share guna mengetahui pertumbuhan struktur ekonomi,
Model
Ratio
Pertumbuhan
(MRP)
untuk
mengetahui
perbandingan antarsektor, Location Quotient mengetahui sektor yang menjadi basis serta anlisis Overlay yang dijadikan alat untuk mengetahui identisifikasi sektor yang potensial untuk dikembangkan. Dengan analisis-analisis tersebut diharapkan mampu melihat gambaran struktur perekonomian di Kabupaten Sleman provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga dapat merencanakan pembangunan ekonomi yang lebih baik. Pada Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan dalam sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa
34
perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sedangkan dalam kesempatan kerja Kabupaten Sleman mempunyai keunggulan yang khas terutama dalam sektor tersier. 3. Dini (2007:1), dalam penelitian skripsinya dengan judul “ Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi) “. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui sektor basis dan sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data sekunder berupa PDRB daerah analisis. Dalam penelitian ini, alat analisis yang digunakan adalah location quotient, shift share dan tipologi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi basis di Kota Tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta berdasarkan perhitungan shift share dan tipologi terdapat 3 sektor yang potensial untuk dikembangkan. 4. Fahrurrazy (2009:1), menganalisis mengenai “ Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB “. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa runtun waktu (time series) dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
35
1993-2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share. Berdasarkan
hasil
perhitungan
dari
ketiga
alat
analisis
menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan sektor pertanian. Sub sektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan sebagai sub sektor unggulan, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor perikanan. 5. Mukhyi, (2008:2) dengan judul penelitian “ Analisis Peranan Subsektor Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis IRIO“. Dalam penelitian analisis shift share digunakan untuk mencari sektor yang mempunyai konstribusi pada wilayah analisis serta untuk mengetahui apakah sektor pertanian mempunyai konstribusi terhadap perekonomian serta memiliki keterkaitan dan Analisis I-O interregional bertujuan untuk mengetahui keterkaitan perekonomian wilayah analisis dengan wilayah sekitar baik keterkaitan kedepan maupun keterkaitan kebelakang. Sedangkan dengan location quotient dalam penelitian ini digunakan untuk mencari keunggulan kompetitif. Penelitian menggunakan data PDRB dan PDB serta Tabel I-O Interregional wilayah analisis. Pada Provinsi Jawa Barat yang mempunyai konstribusi terbesar adalah sektor perdagangan, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan
36
restoran serta sektor pertanian. Sementara yang memiliki nilai multiplier besar terhadap perekonomian secara nasional sesuai dengan sektor unggulan diprovinsi Jawa Barat adalah sebsektor perternakan, sedangkan hasil dari analisis IRIO sektor dan subsektor unggulan Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. 6. Ropingi (2008:1), dengan judul analisis “ Aplikasi Shift Share EstabenMarquillas pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali “. Ruang lingkup penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10 (sepuluh) bulan, data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali PDRB selama lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share EstabenMarquillas untuk meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat diketahui apakah daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian yang ada. Hasil
penelitian
berdasarkan
nilai
efek
alokasi
sektor
perekonomian di Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor keunggulan kompetitif dan terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan kompetitif namun tidak terspesialisasi dan 2 sektor tidak memiliki keunggulan kompetitif dan juga tidak terspesialisasi serta 2 yang tidak memiliki keuntungan kompetitif namun terspesialisasi. Kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan selama tahun 1998–2002 berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan.
37
7. Wali I. Mondal (2009:41), menganalisis mengenai “ An Analysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A Shift-Share Approach “. Melalui pendekatan shift share penelitian ini mencari mix industri yang dapat dikembangkan dan berpotensi dalam memajukan pembangunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa PDB menurut lapangan usaha periode 2001-2005 yang mencakup 11 sektor ekonomi di Malaysia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia. 8. Zuhairan Y. Yunan (2010:25) dalam penelitianya dengan judul “Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan Location Quotient)”. Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi di daerah analisis, dengan menggunakan populasi sebagai subyek penelitian berupa PDRB sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Provinsi Banten tahun 2007-2009 dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, dengan purposive sample sebagai teknik pengambilan sampelnya. Identifikasi sektor basis dan non basis menggunakan alat analisis location quotient. Penghitungan hasil dari LQ dalam penelitian tersebut
38
menunjukan bahwa secara rata-rata selama 3 tahun terakhir, terdapat 6 sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan perusahaan serta sektor jasa-jasa. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1
2
3
4
5
Nama Abdul Mukti dan Abdullah Dja‟far (2009:113).
Penelitian Studi Potensi Ekonomi Wilayah Kota Waringin Timur Periode 20032006. Didit Welly Analisis Struktur Udjianto Ekonomi Potensi (2005:19). Wilayah di Kabupaten Sleman Provinsi DIY Periode 1998-2002. Dini (2007:1) Skripsi “ Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi). Fahrurrazy Analisis Penentuan (2009:1) Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Analisis Peranan Mukhyi Subsektor Pertanian (2008:1)
Metode Keterangan Survey, dengan alat LQ untuk mencari sektor analisis LQ dan Shift basis dan non basis dan Share. Shift Share untuk mendeskripsikan laju pertumbuhan ekonomi. Analisis kualitatif Kualitatif untuk dan kuantitatif menjelaskan laju dengan LQ, Shift pertumbuhan sektoral dan Share, MRP dan Kuantitatif, mengetahui overlay. pertumbuhan sektor ekonomi. Data Sekunder Data yang digunakan dengan alat analisis berupa PDRB Kota LQ, Shift Share dan Tanggerang. Tipologi.
Data yang digunakan skunder berupa time series. Dengan alat analisis Klassen tipology, LQ, Shift Share.
Time Series berupa kurun waktu dari tahun 19932007 berupa PDRB Wilayah analisis.
Penelitian deskriptif. Menggunakan alat dan Sektor Unggulan analisis Shift Share, terhadap IRIO dan LQ.
Analisis IRIO berkaitan dengan mengetahui keterkaitan perekonomian wilayah dengan wilayah sekitar baik keterkaitan kedepan maupun kebelakang.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis
IRIO.
39
No 6
7
8
Nama Ropingi (2008:1)
Penelitian Aplikasi Shift Share Estaban Marquillas pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali. Wali i Mondal An Analysis of The (2009:41) Industrial Development Potential of Malaysia A Shift Share Approach Zuhairan “Sektor Basis dan (2010:25) Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan Location Quotient)”.
Metode Keterangan Alat analisis Shift Alat analisis SS-EM Share Estaban digunakan untuk meneliti Marquillas. efek lokasi, dengan melihat daerah spesialisasi. Data yang digunakan Data Skunder yang adalh sekunder digunakan berupa PDB dengan alat analisis Malaysia, Shift Share Shift Share. untuk mencari industri mix. Teknik pengambilan sampel purposive sample dengan alat analisis LQ.
Location quotient atau LQ digunakan untuk mencari sektor basis dan non basis di daerah analisis.
Keterangan: Tabel lanjutan dari ringkasan penelitian terdahulu halaman 39.
D. Kerangka Pemikiran Pada gambar 2.1 dibawah ini dijelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah
merupakan
serangkaian
usaha
kebijaksanaan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah di dalam region maupun antar region dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun atar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung dengan strategi peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Pertumbuhan suatu daerah terjadi sebagai akibat adanya permintaan barang dan jasa tertentu terhadap suatu daerah oleh daerah lainnya. Upaya memenuhi permintaan ekspor tersebut dengan menggerakkan potensi ekonomi
40
dan sistem produksi lokal akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi permintaan luar daerah dapat dipenuhi berarti semakin tinggi pula aktivitas perekonomian lokal dan pertumbuhan ekonominya. Bagan kerangka pemikiran Analisis potensi ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dapat dilihat sebagai berikut: Perekonomian Daerah Sektor-Sektor Ekonomi Identifikasi Sektor Ekonomi Analisis Potensi Ekonomi Sektor Potensial (Basis)
Sektor Tidak Potensial (Non Basis)
Pertumbuhan Ekonomi Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Analisis Potensi Ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan (Prasetyo dan Janah, 2005:76). Pertimbangan penelitian terhadap diperlukanya hipotesis tidak tergantung pada jenis penelitian karena tidak semua penelitian dapat menggunakan hipotesis bahkan desain hipotesis juga bisa berbeda-beda,
41
keberadaan hipotesis tidak diperlukan karena pada penelitian termasuk dalam katagori penelitian yang menggunakan data ataupun variabel yang menunjukan gejala-gejala rumit dan sukar dibangun secara kuantitatif, maka hipotesis yang dibangun hanya harus dalam berbentuk yang lebih verbal. (Bungin, 2010:74). Selain pada penelitian kuantitatif deskriptif penggunaan hipotesis tidak lebih penting seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif eksplanatif/penelitian yang menggunakan generalisasi sampel terhadap populasinya. Hal ini disebabkan karena kuantitatif deskriptif tidak bertujuan untuk
menguji
hipotesis,
hanya
mendeskripsikan
ataupun
sekedar
mengidentisifikasi data. Ciri penelitian kuantitatif yang mutlak menggunakan hipotesis: eksplanatori, menggunakan pengujian statistik inferensial dan hasilhasil
penelitian
digeneralisasikan.
(Bungin,
2010:84).
Akan
tetapi
penggunaan hipotesis pada penelitian kuantitatif deskriptif bukan tidak diperbolehkan akan tetapi tidak lebih penting, pada penelitian ini penggunaan hipotesis deskriptif tetap berfungsi untuk mengetahui dugaan sementara tentang bagaimana peristiwa-peristiwa atau variabel-variabel tersebut terjadi. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini: 1. Terdapat perkembangan PDRB selama 5 tahun di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada masing-masing sektor. 2. Adanya sektor basis yang dapat meningkatkan pertumbuhan PDRB pada masing-masing daerah. 3. Terdapat sektor ekonomi yang potensial yang mampu menunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Secara umum penelitian ini mencakup dua daerah di provinsi Banten, dengan mengkhususkan pada Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Ruang lingkup waktu yang dipakai 2004 hingga 2008 yang bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi di
masing-masing daerah yaitu Kabupaten
Serang dan Kota Cilegon.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Prasetyo dan Janah, 2005:119). Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah Library Research. 1. Library Research Metode pengambilan sampel Library Research yang merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
43
C. Metode Pengumpulan Data Menurut Nur Indriantoro (2002:146) jika dilihat datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. (Bungin, 2010:122). Data sekunder penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah analisis. Datadata tersebut adalah: 1. PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Serang dan Kota Cilegon periode 2004-2008, data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi serta analisis sektor basis dan non basis ekonomi. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.
D. Metode Analisis Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan maka metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian
44
mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tersebut. (Bungin, 2010:36). Dimana metode analisis dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik analasis, yaitu: 1. Peranan Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Secara garis besar keterkaitan sektor unggulan serta sektor basis dan non basis ekonomi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentisifikasi sektor basis dan non basis serta potensi sisi konstribusi PDRB melalui alat analisis location quotient (LQ) dan Shift Share (SS). a. Analisis Location Quotient (LQ) Location Quotient atau disingkat LQ , merupakan suatu pendekatan tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan. (Arsyad, 2010:390). Arsyad (2010:391), menjelaskan bahwah dalam tekhnik LQ ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi ke dalam dua golongan, yaitu : 1) Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan. 2) Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non unggulan.
45
Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi (economic base) yang intinya adalah: “ Karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasajasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut”. Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Rumusan LQ menurut Didit (2005:25), dalam penentuan sektor basis dan non basis, dinyatakan dalam persamaan berikut: Si / S LQ = Bi / B Catatan : Simbol y (PDRB Wilayah) dan Y (PDRB Provinsi) dalam jurnal asli, diganti dengan S untuk PDRB Wilayah dan B untuk PDRB Provinsi Dimana: LQ = Nilai Location Quotient (LQ). Si = Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu. S
= Total PDRB Daerah analisis.
Bi = Produksi sektor i Provinsi daerah analisis pada tahun tertentu. B = Total PDRB Provinsi daerah analisis. Sektor basis/spesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi disuatu wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga
46
pertumbuhan maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor yang sama pada daerah lainya, spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal. Bendavid
Val
memberikan
pengukuran
terhadap
derajat
spesialisasi/sektor basis dengan kriteria sebagai berikut. (Ghalib, 2005:169): 1) LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada Provinsi daerah analisis. 2) LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat Provinsi daerah analisis. 3) LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di daerah analisis sama dengan sektor yang sama pada tingkat Provinsi daerah analisis. Derajat spesialisasi/sektor basis tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat dari rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisi dari sektor tersebut. b. Analisis Shift Share (SS) Untuk Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang
disuatu
daerah
dan
membandingkannya
dengan
47
perekonomian regional maupun nasional digunakan teknik analisis ShiftShare. Dengan teknik ini, selain dapat mengamati penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja perekonomian antar wilayah, maka keunggulan kompetitif (competitive advantage) suatu wilayah juga dapat diketahui melalui analisis Shift-Share ini. (Mukti, 2008:35). Pada dasarnya, analisis Shift Share menggambarkan kinerja dan produktivitas sektor-sektor dalam perekonomian suatu wilayah dengan membandingkannya dengan kinerja sektor-sektor wilayah yang lebih besar (provinsi/nasional). Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektorsektor ekonomi regional (kota/kabupaten) dengan laju pertumbuhan perekonomian
yang
lebih
tinggi
tingkatanya
(provinsi).
Dengan
menggunakan analisis Shift Share dapat diketahui perubahan struktur ekonomi selama periode pengamatan tertentu. Data yang digunakan adalah PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000. Komponen Share sering juga disebut komponen national share sementara komponen Shift adalah penyimpangan atau (deviation) dari national
share
dalam
pertumbuhan
ekonomi
regional.
Dimana
penyimpanganya positif pada daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan
pada
region
yang
lebih
besar
(provinsi/nasional) Tujuan analisis ini adalah analisis ini digunakan untuk menentukan kinerja atau produktivitas suatu daerah, pergeseran struktur, posisi relatif
sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial
48
suatu daerah kemudian membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional/nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain. (Arsyad, 2010:389). Tiga bidang yang saling berhubungan itu meliputi: 1) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara melihat nialai PDRB daerah analisis sebagai daerah pengamatan pada periode awal yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian provinsi, sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandinganya. 2) Pergeseran
proporsional
(proportional
shift)
digunakan
untuk
mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industriindustri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan. 3) Pergeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk membantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika pergeseran diferensial dari satu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan. Pertumbuhan suatu daerah pada dasarnya di pengaruhi oleh ketiga bidang yang telah diuraikan sebelumnya yaitu, share national, proposional shift dan differensial shift. (Ghalib, 2005:175).
49
Menurut Glasson (1990:95) dalam Dini (2007:45), metode analisis ini diawali dengan formulasi: G
= Yjt - Yjo (Nj+Pj+Dj) = Yjo (Yt / Yo) – Yjo
Nj
(P + D)j = Yjt – (Yt / Yo) Yjo Pj
= Σi [(Yit / Yio) – (Yt / Yo)] Yijo
Dj
= Σt [ Yijt – (Yit / Yio) Yijo] = (P + D)j – Pj Dimana: Gj
= Pertumbuhan PDRB Total wilayah analisis
Nj
= Komponen Share
(P + D)j = Komponen Net Shift Pj
= Proportional Shift wilayah analisis
Dj
= Differential Shift wilayah analisis
Yj
= PDRB Total wialayah analisis
Y
= PDRB Total Provinsi wilayah analisis
o,t
= Periode awal dan Periode akhir
i
= Subskripsi sektor pada PDRB
Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan simbol Y (PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB. Jika Pj > 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat provinsi wilayah analisis tumbuh lebih cepat. Sebaliknya
50
jika Pj < 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat propinsi tumbuh lebih lambat. Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis lebih cepat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi wilayah analisis dan bila Dj < 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis relatif lebih lambat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi wilayah analisis. Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukkan bahwa sektor yang bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bilai nilainya negatif menunjukkan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinakan untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian provinsi (Harry W. Richardson, 1978, 202). Untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift yang positif maka sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor yang sama di daerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki proportional shift positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila negatif maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban. Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut pengaruh pangsa (share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis dengan melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap variable regional sektor/industri daerah yang diamati. Hasil perhitungan tersebut akan menggambarkan peranan nasional yang
51
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah. Diharapkan bahwa apabila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah. Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol, hal ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan total PDRB sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama dengan nol, hal ini kemungkinan terjadinya sangat kecil karena total PDRB sektor yang bernilai nol menunjukan bahwa tidak terjadi pertumbuhan pada sektor daerah tersebut dan tidak adanya penghitungan oleh pemerintah daerah mengenai distribusi sektor terhadap daerahnya. Apabila total PDRB sektor daerah tersebut bernilai negatif, hal itu menunjukan bahwa sektor pada daerah tersebut mengalami kebangkrutan. Menurut Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift Share antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post, masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik, terdapat data pada periode waktu tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap, analisis ini tidak handal sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan antar daerah.
52
Potensi Ekonomi
Analisis Location Quotient (LQ)
LQ>1 Sektor Basis
LQ<1 Sektor Non Basis
Analisis Shift Share Dij>0, sektor tumbuh lebih cepat dari provinsi. Dj<0, sektor tumbuh lebih lambat dari provinsi
Pj>0, sektor di provinsi tumbuh cepat Pj<0, sektor di provinsi tumbuh lambat
Pertumbuhan Ekonomi Gambar 3.1 Bagan Kerangka Peranan Potensi Ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek penelitian yang mempunyai kriteria yang sama, Sugiyono (2005:2). Penjelasan variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak. Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun yang dinyatakan dalam persen per tahun. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah dilihat dari besarnya pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.
53
2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang mencakup 9 (sembilan) sektor. 3. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000 dan dinyatakan dalam persentase. PDRB (ADHK) merupakan nilai produksi barang dan jasa akhir dalam suatu waktu kurun waktu tertentu orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena memasukkan komponen penyusutan. Disebut domestik karena menyangkut batas wilayah. Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu (tahun dasar = 2000). 4. Dalam penelitian ini, sesuai rekomendasi Syafrizal, dkk (1997), maka unsur minyak dan gas bumi (pertambangan migas dan industri migas) tidak diikutsertakan. Apalagi kondisi Kabupaten Serang yang tidak memiliki sumber daya migas potensial.
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitia 1. Gambaran Umum Kabupaten Serang a. Keadaan Geografis Kabupaten Serang adalah salah satu wilayah di Provinsi Banten, dimana sebagian daerahnya berupa dataran rendah. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50‟ sampai dengan 6°21‟ Lintang Selatan dan 105°0‟ sampai dengan 106°22‟ Bujur Timur. Secara administratif batas-batas Wilayah Kabupaten Serang adalah sebagaai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang Sebelah Barat
: Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggianya kurang dari 500
meter dpl dan tersebar pada semua
wilayah. Kemiringan tanah atau lereng selain mempengaruhi bentuk wilayah juga mempengaruhi tingginya perkembangan erosi. Kabupaten Serang memiliki luas 1.734,09 Km2. Luas daerah Kabupaten Serang meliputi 34 Kecamatan, akan tetapi saat ini Kabupaten Serang hanya terdiri dari 28 Kecamatan karena sekitar
55
tahun 2007 ada 6 Kecamatan yang memisahkan diri dari Kabupaten Serang yaitu: Kecamatan Curug, Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Kasemen dan Kecamatan Walantaka. Berikut Tabel Kecamatan di Kabupaten Serang mencakup 36 Kecamatan yaitu: Tabel 4.1 Luas Daerah di Kabupaten Serang, 2008 (Km2) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Luas Area (Km2) Cinangka 111,47 Padarincang 99,12 Ciomas 48,53 Pabuaran 79,14 Gunungsari 48,60 Baros 44,07 Petir 46,94 Tunjung Teja 39,52 Curug 49,60 Cikeusal 88,25 Pamarayan 41,92 Bandung 25,18 Jawilan 38,95 Kopo 44,69 Cikande 50,53 Kibin 33,51 Kragilan 51,56 Kabupaten Serang
NO 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kecamatan Walantaka Cipocok Jaya Serang Taktakan Waringinkurung Mancak Anyar Bojonegara Pulo Ampel Kramatwatu Kasemen Ciruas Pontang Carenang Biruang Tirtayasa Tanara
Luas Area (Km2) 48,48 31,54 25,88 41,88 54,29 76,00 50,83 34,31 32,56 48,59 63,36 40,61 64,85 36,40 26,17 64,46 49,30 1.734,09
Sumber: BPS, Kabupaten Serang Dalam Angka, 2008
Pada tabel 4.1 diatas terlihat bahwa ada 34 Kecamatan yang mempunyai luas bervariasi, Kecamatan terluas dimiliki oleh Kecamatan Cinangka dengan luas daerah 111,47 Km2 kemudian Kecamatan Padarincang menempati urutan kedua sebesar 99,12 Km2. Sedangkan
56
Topografi Kabupaten Serang bervariasi mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa sedang 2630oC dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi. Luas Kabupaten Serang 173.402,09 Km2. Dari luas wilayah tersebut pembangunan serta pertumbuhan fisik Kabupaten Serang sekitar tahun 2004 Luas lahan ditunjuk oleh besarnya kawasan Lahan Pertanian hingga 75 persen dan disusul oleh Perumahan, Pemukiaman/Dwelling and Residence sebesar 13 persen selanjutnya adalah Industri Manufaktur 5 persen dan lainya sebesar 7 persen. b. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Serang tahun 2008 tercatat 503.491 jiwa dengan jumlah, dimana pada 28 Kecamatan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.753 rumah tangga dan sex rasio laki-laki sebesar 660,618 dan perempuan 637,096. Dengan memperhatikan piramida penduduk dibawah ini terlihat bahwa persentase penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (60 tahun ke atas) sebesar 33,25 %. Sedangkan persentase penduduk yang berpotensi
57
sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-59 tahun sebesar 66,75 %. Gambar 4.1 Piramida Penduduk Kabupaten Serang
PRESENTASE
Sumber: BPS, Kabupaten Serang Dalam Angka, 2008 Pada gambar 4.1 diatas adalah piramida jumlah penduduk Kabupaten Serang Serang tahun 2008, menurut kelompok umur. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-59 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif.
58
Gambar piramida penduduk Kabupaten Serang tahun 2008 sebagaimana tertera di halaman sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berada pada kelompok umur dibawah 9 tahun sudah mulai berkurang karena penurunan jumlah kelahiran selama 10 tahun yang lalu. Kecuali usia 10-14 tahun, jumlah penduduk diatas 9 tahun menunjukkan jumlah yang membengkak pada badan priamida penduduk. Ini menunjukkan besarnya penduduk yang mencapai usia kerja. c. Pemerintahan Secara administrasi Kabupaten Serang pada tahun 2007 terdiri dari 34 Kecamata sebelum 6 Kecamatan memisahkan diri, dimana wilayah tersebut terdiri dari 374 desa atau kelurahan, dengan diantaranya adalah Kelurahan. Banyaknya pegawai negeri sipil menurut golongan di Kabupaten Serang pada tahun 2007 secara total tidak dapat disajikan karena data PNS kecamatan tidak tersedia. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang pada tahun 2007 mempunyai 4 komisi dan 5 fraksi dengan total anggota 45 orang. d. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Jika pembangunan yang dilakukan tidak dapat mengandalkan sumber daya alam yang keberadaannya terbatas maka peningkatan sumber daya manusia yang hasilnya merupakan modal untuk penggerak pembangunan.
59
Pemerataan
kesempatan pendidikan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah, perpustakaan, dan buku- buku penunjang pelajaran serta tenaga pendidik (guru), dimana pada Kabupaten Serang sendiri memiliki 948 SD, 92 SLTP, 35 SMU, 14 SMK, 5 Akademi dan 7 Perguruan Tinggi yang tersebar di berbagi kecamatan. e. Kesehatan Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan produktivitas. Untuk melayani masyarakat di Kabupaten Serang tersedia fasilitas kesehatan berupa Polides sebanyak 39 unit, Posyandu 1.476 unit, Puskesmas 38 unit dan Puskesmas bembantu 61 unit.
2. Gambaran Umum Kota Cilegon a. Keadaan Geografis Kota Cilegon merupakan kota otonomi yang secara yuridis dibentuk berdasarkan UU No. 15/1999. Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Secara geografis, kota Cilegon berada pada koordinat 5o52 ‟24”-6o 04‟07” Lintang Selatan dan 105o 54‟05”-106o 05‟11” Bujur Timur, dimana
60
pada georafis Kota Cilegon letak koordinat tersebut sekelilingnya dibatasi oleh: Sebelah Barat : Selat Sunda Sebelah Utara : Kab. Serang Sebelah Timur : Kab. Serang Sebelah Selatan: Kab. Serang Berikut adalah peta Kota Cilegon yang terbagi menjadi 8 kecamatan. Gambar 4.2 Peta Kota Cilegon
Sumber: Kota Cilegon dalam angka 2008, BPS.
Pada gambar 4.2 diatas menggambarkan peta Kota Cilegon dengan Luas 175,50 Km2 yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 43 kelurahan. Dengan luas daerah dan pembagian wilayah administrasi seperti yang tertera pada tabel 4.2 dibawah ini.
61
Tabel 4.2 Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi Luas NO
Kecamatan
Ibu Kota
Km2
Area %
Banyak Kelurahan
1
Ciwandan
Tegal Ratu
51,81
29,52
6
2
Citangkil
Kebonsari
22,98
13,09
7
3
Pulomerak
Tamansari
19,86
11,32
4
4
Purwakarta
Purwakarta
15,29
8,71
6
5
Grogol
Grogol
23,38
13,32
4
6
Cilegon
Ciwaduk
9,15
5,21
5
7
Jombang
Jombang Wetan
11,55
6,58
5
8
Cibeber
Kalitimbang
21,49
12,24
6
175,51
100,00
43
Kota Cilegon Sumber: Pemerintah Provinsi Banten
Sementara iklim yang dimiliki Kota Cilegon sendiri adalah berupa iklim tropis dengan temparatur berkisar antara 21,90C – 32,80C serta curah hujan rata-rata 123 mm per bulan. b. Kependudukan Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Cilegon mengalami penambahan yang semakin besar. Jumlah penduduk Kota Cilegon pada tahun 2008 sebesar 343.599 jiwa, dengan komposisi 172.616 laki-laki dan 170.983 perempuan dengan tingkat kepadatan mencapai 1.958 jiwa/km2.
62
Situasi ketenagakerjaan di Kota Cilegon pada tahun 2008 menunjukan terjadinya peningkatan angkatan kerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2008, persentase angkatan kerja tercatat sebesar 60,00 persen. Lebih dari separuh penduduk 15 tahun ke atas bekerja pada sektor perdagangan. Hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan masingmasing sebesar 26,16 persen dan 21,59 persen. c. Pemerintahan Kota Cilegon terbagi dalam 8 kecamatan dengan kelurahan sebanyak 43, dalam menjalankan roda pemerintahanya, Pemerintah Kota Cilegon didukung oleh 5.508 pegawai daerah. Anggota DPRD Kota Cilegon terpilih 2009-20014 terdiri dari 9 partai politik, dengan jumlah anggota sebanyak 35 orang. d. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Apabila pembangunan yang dilakukan tidak dapat mengandalkan sumber daya alam yang keberadaanya terbatas maka peningkatan sumber daya manusia yang hasilnya merupakan modal guna penggerak pembangunan. Pemerataan kesempatan pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekola,
63
perpustakaan dan buku-buku penunjang serta tenaga pendidik. Fasilitas pendidikan di Kota Cilegon tersedia dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi. Kota Cilegon sendiri memiliki fasilitas pendidikan baik Negeri ataupun Swasta yang cukup banyak, diantaranya seperti SD Negeri sebanyak 150 dan 23 SD swasta yang tersebar pada 8 kecamatan, 11 SLTP Negeri dan 23 SLTP Swasta. e. Kesehatan Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik dimana pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Untuk melayani masyarakat di Kota Cilegon tersedia fasilitas kesehatan berupa 3 rumah sakit, 3 rumah bersalin, 8 puskesmas, 8 puskesmas pembantu dan 39 balai pengobatan.
B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Analisis
penulisan
dalam
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi perkembangan PDRB Kabupaten Serang dan Kota Cilegon serta potensi pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah sehingga sektor-sektor
strategis
yang
potensial
dapat
di
kembangkan
untuk
meningkatkan PDRB wilayah analisis. Untuk mengetahui potensi sektorsektor ekonomi yang mendukung PDRB Kabupaten Serang dan Kota Cilegon
64
maka digunakan alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui apakah sektor ekonomi tersebut termasuk sektor basis atau non basis, juga digunakan metode Shift Share sebagai pendukung alat analisis LQ. 1. Analisis Perkembangan PDRB Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu sektor perekonmian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Nilai PDRB kedua wilayah analisis selama periode penelitian cenderung fluktuatif, dimana ada sektor yang jumlah nominalnya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan sebaliknya, ada juga sektor yang mengalami penurunan jumlah nominal dari tahun sebelumnya. a. Kabupaten Serang Tabel 4.3 Distribusi Persentase PDRB Tahun 2004-2008 Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Di Kabupaten Serang Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total PDRB ADHK Sumber: BPS, Provinsi Banten 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008 14,62 14,35 14,09 15,61 15,59 0,06 0,06 0,06 0,07 0,08 49,96 49,53 49,15 64,36 63,27 4,11 4,11 3,91 4,38 4,18 6,54 6,64 6,74 2,10 2,23 10,80 11,07 11,25 6,58 7,91 3,18 3,23 3,38 2,49 2,75 3,49 3,68 3,78 1,85 1,93 7,25 7,33 7,64 2,55 2,78 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang seperti pada tabel 4.3 di atas dilihat dari kontribusi tiap
65
sektornya, sektor industri pengolahan menempati urutan pertama diikuti dengan sektor pertanian diurutan kedua serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di urutan ketiga. b. Kota Cilegon Tabel 4.4 Distribusi Persentase PDRB Tahun 2004-2008 Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Di Kota Cilegon Sektor
2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 2,86 2,75 2,63 2,52 2,42 Pertambangan & Penggalian 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 Industri Pengolahan 63,06 63,06 63,33 62,99 61,99 Listrik, Gas & Air Bersih 10,09 10,01 9,28 8,76 8,26 Bangunan 0,43 0,43 0,43 0,45 0,45 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,98 11,35 12,00 12,77 14,00 Pengangkutan & Komunikasi 8,48 8,29 8,14 8,24 8,38 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,70 2,69 2,72 2,76 2,89 Jasa-jasa 1,31 1,33 1,37 1,43 1,52 Total PDRB ADHK 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: BPS, Provinsi Banten Tahun 2004-2008
Sementara pada tabel 4.4 menunjukan untuk Kota Cilegon sendiri masih di dominasi oleh sektor industri pengolahan dan konstribusi terbesar berikutnya disumbang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selanjutnya andil sektoral lainya yang masih bergerak dikisaran satu digit yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi. 2. Analisis Location Quotient (LQ) Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi manakah yang termasuk sektor basis atau berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan sektor basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukkan angka lebih dari
66
satu (LQ > 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Kemudian jika hasil menunjukkan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti sektor tersebut bukan merupakan sektor basis. (Ghalib, 2005:169) a. Kabupaten Serang Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Serang selama 5 tahun (2004-2008) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Serang Tahun 2004-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2004
2005
2006
2007
2008
1,62 (b) 0,57 (nb) 0,98 (nb) 0,93 (nb) 2,48 (b) 0,60 (nb) 0,38 (nb) 1,22 (b) 1,68 (b)
1,64 (b) 0,57 (nb) 0,99 (nb) 0,92 (nb) 2,44 (b) 0,60 (nb) 0,38 (nb) 1,22 (b) 1,69 (b)
1,71 (b) 0,59 (nb) 0,98 (nb) 0,95 (nb) 2,48 (b) 0,60 (nb) 0,38 (nb) 1,22 (b) 1,70 (b)
1,93 (b) 0,70 (nb) 1,32 (b) 1,08 (b) 0,72 (nb) 0,33 (nb) 0,28 (nb) 0,56 (nb) 0,55 (nb)
1,98 (b) 0,66 (nb) 1,35 (b) 1,02 (b) 0,76 (nb) 0,34 (nb) 0,30 (nb) 0,53 (nb) 0,56 (nb)
Rata-rata LQ 1,73 (b) 0,61 (nb) 1,07 (b) 0,97 (nb) 2,03 (b) 0,53 (nb) 0,35 (nb) 1,06 (b) 1,41 (b)
Sumber: Lampiran II Keterangan: (b): Sektor Basis (nb): Sektor Non Basis
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, Kabupaten Serang memiliki 5 sektor basis, sektor tersebut yaitu sektor bangunan indeks LQ rata-rata sebesar 2,03.
67
Sektor bangunan merupakan sektor yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik di Kabupaten Serang karena kegiatan pembangunan fisik atau konstruksi yang bersifat sebagai tempat tinggal maupun sarana lainya yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi ataupun perorangan pada Kabupaten Serang berkembang pesat sehingga mampu menjadi sektor yang mampu memenuhi kebutuhan baik daerah Kabupaten Serang sendiri maupun pasar luar daerah, sehingga dapat dijadikan sektor basis. Sektor basis terbesar kedua dengan indeks LQ rata-rata sebesar 1,73 adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mampu mencukupi kebutuhan dalam Kabupaten Serang dan mempunyai kelebihan untuk dijadikan komoditi ekspor. Sementara sektor jasa-jasa berada pada urutan ketiga sebagai salah satu sektor basis pada Kabupaten Serang dengan LQ rata-rata sebesar 1,41, sektor ini mencakup kegiatan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Sektor yang juga merupakan sektor basis adalah sektor industri pengolahan dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,07. Hal ini menunjukan bahwa selama 5 tahun proses industrialisasi pada Kabupaten Serang berjalan cepat, fenomena pengembangan industri dapat dilihat di 7 kecamatan yaitu Jawilan, Kopo, Cikande, Kibin, Kragilan, Walantaka dan Pulo Ampel. Ketujuh daerah tersebut merupakan pusat konsentrasi industri pengolahan Kabupaten Serang. Sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki LQ rata-rata terendah diantara keempat sektor lainya, LQ rata-rata sektor ini hanya 1,06, akan tetapi walaupun LQ rata-ratanya rendah akan tetapi sektor ini sudah mampu menjadi sektor yang berperan dalam memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan pasar luar daerah.
68
Secara distribusi PDRB sektor industri pengolahan menempati urutan pertama penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Kabupaten Serang dibandingkan sektor pertanian, akan tetapi pada LQ rata-rata sektor pertanian menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan sektor industri, ini berarti sektor industri hanya berkonstribusi besar pada pertumbuhan daerah lokal saja sementara untuk memenuhi pasar diluar daerah tetap bisa memenuhi akan tetapi tidak sebesar sektor pertanian. Sementara pada sektor pertanian walaupun dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri maupun dapat memenuhi kebutuhan daerah lain dan menjadi sektor unggulan, secara umum pasar luar daerah Kabupaten Serang kebutuhan akan barangbarang dan jasa-jasa dari sektor pertanian lebih besar. Selain itu, luas pembangunan serta pertumbuhan Kabupaten Serang luas lahan ditunjuk oleh besarnya kawasan lahan pertanian hingga 75 persen, seperti yang digambarkan oleh grafik dibawah ini Gambar 4.3 Presentase Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten Serang Tahun 2008 5%
7%
13%
75% Lainnya Perumuhan dan Pemukiman Pertanian Industri
Sumber: Serang dalam angka 2008, BPS.
69
Sektor yang merupakan bukan sektor basis selama periode 2004-2008 terdapat 4 sektor yaitu, pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Dengan LQ rata-rata seperti yang di tabel 4.5 pada halaman sebelumnya. b. Kota Cilegon Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon selama 5 tahun (2004-2008) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon Tahun 2004-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2004
2005
2006
2007
2008
0,31 (nb) 0,84 (nb) 1,24 (b) 2,29 (b) 0,16 (nb) 0,61 (nb) 1,02 (b) 0,95 (nb) 0,30 (nb)
0,31 (nb) 0,85 (nb) 1,26 (b) 2,26 (b) 0,15 (nb) 0,61 (nb) 0,98 (nb) 0,89 (nb) 0,30 (nb)
0,32 (nb) 0,87 (nb) 1,27 (b) 2,26 (b) 0,15 (nb) 0,64 (nb) 0,92 (nb) 0,88 n(b) 0,30 (nb)
0,31 (nb) 0,83 (nb) 1,30 (b) 2,16 (b) 0,15 (nb) 0,64 (nb) 0,92 (nb) 0,83 (nb) 0,30 (nb)
1,30 (b) 0,80 (nb) 1,32 (b) 2,02 (b) 0,15 (nb) 0,67 (nb) 0,93 (nb) 0,79 (nb) 0,30 (nb)
Rata-rata LQ 0,31 (nb) 0,84 (nb) 1,28 (b) 2,20 (b) 0,15 (nb) 0,63 (nb) 0,95 (nb) 0,87 (nb) 0,30 (nb)
Sumber: Lampiran III
Keterangan: (b): Sektor Basis (nb): Sektor Non Basis
70
Berdasarkan penghitungan dengan LQ, maka teridentifikasi sektorsektor mana saja yang terdapat di Kota Cilegon yang merupakan sektor basis maupun non basis. Kota Cilegon mempunyai 2 sektor basis, sektor tersebut yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dengan indeks rata-rata LQ sebesar 2,20 sehingga sektor ini merupakan sektor basis dengan indeks rata-rata terbesar. Sektor industri pengolahan merupakan sektor basis terbesar kedua dengan indeks LQ rata-rata 1,28. Hal ini menunjukan kedua sektor tersebut mempunyai gambaran sebagai sektor yang memiliki kekuatan ekonomi cukup baik dengan berpengaruh terhadap peningkatan PDRB Kota Cilegon. Selain itu pada tahun 2004-2998 terdapat 7 sektor lainya yang merupakan sektor non basis yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkuatan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Sektor bangunan pada Kota Cilegon justru memiliki LQ rata-rata terendah diantara keenam sektor lainya, LQ rata-rata sektor ini hanya 1,15, akan tetapi walaupun LQ rata-ratanya rendah akan tetapi sektor ini sudah mampu menjadi sektor yang berperan dalam memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan pasar luar daerah. Nilai rata-rata LQ pada sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai nilai terbesar dibandingkan rata-rata nilai LQ sektor industri pengolahan meskipun pada distribusi PDRB Kota Cilegon, industri pengolahan mempunyai sumbangan terbesar dibandingkan sektor listrik, gas dan air
71
bersih. Hal ini menunjukan bahwa sektor industri pengolahan hanya mempunyai sumbangan terbesar pada perekonomian daerah lokal dengan distribusinya pada PDRB, sedangkan untuk memenuhi pasar luar daerah sumbanganya kurang besar walaupun dapat memenuhi kebutuhan lokal dan luar daerah. Sementara untuk sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai distribusi rendah terhadap PDRB Kota Cilegon akan tetapi sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor unggulan dimana selain mampu memenuhi kebutuhan daerahnya tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan daerah lain dengan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor listrik, gas dan air bersih walaupun sektor industri pengolahan dapat memenuhi kebutuhan daerah lain namun konstribusinya tidak sebesar barang-barang dan jasa-jasa dari sektor listrik, gas dan air bersih. Walaupun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, sektor non basis harus dikembangkan untuk menjadi sektor basis baru ditunjang dengan adanya sektor basis yang telah ada.
3. Analisis Shift Share (SS) Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan menggunakan analisis Shift Share digunakan vriabel
72
penting seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan. Dalam penelitian ini digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Pertumbuhan PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen Shift dan Komponen Share yaitu: (a) Komponen National Share (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi selama periode yang tercakup dalam studi. (b) Komponen
Proportional
shift
(P) mengukur besarnya
net
shift
kabupaten/Kota yang diakibatkan oleh perubahan komposisi sektor sektor PDRB Daerah. Apabila Pj > 0 artinya Kota/Kabupaten yang bersangkutan berspesialisasi pada sektor-sektor yang pada tingkat Provinsi tumbuh lebih cepat dan apabila Pj < 0 berarti Kota/Kabupaten yang bersangkutan berspesialisasi pada sektor yang ditingkat Provinsi tumbuh lebih lambat atau bahkan sedang merosot. (Dini, 2007:46) a. Kabupaten Serang Tabel 4.7 Komponen Shift Share Kabupaten Serang Tahun 2004-2008 Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Gj 336.348,68 384.308,91 -1.969.974,09 252.283,29
Nj 448.997,59 443.863,36 504.814,88 368.858,89
Gj-Nj -112.648,91 -59.554,45 -2.474.789,97 -116.575,60
Sumber: Lampiran IV dan VI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2004-2005 komponen pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang (Gj) adalah 336.348,68
73
padahal
banyaknya
pertumbuhan
PDRB
Kabupaten
Serang
apabila
pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten (Nj) sebesar 448.997,59 ini berati terjadi penyimpangan yang mengalami penurunan bahkan menunjukan angka negatif sebesar -112.648,91, hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang adalah lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten. Untuk tahun 2005-2006 komponen pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang (Gj) adalah 384.308,91 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang apabila pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten
(Nj)
sebesar
443.863,36,
ini
berarti
mengalami
penurunan
penyimpangan namun menunjukan angka negatif sebesar -59.554,45, hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang adalah lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten. Kemudian pada tahun berikutnya 2006-2007 dari kedua komponen Gj dan Nj masing-masing mengalami pertumbuhan yang variatif, dimana komponen (Gj) mengalami penurunan sebesar -1.969.974,09 serta komponen (Nj) meningkat sebesar 504.814,88 dari tahun sebelumnya, akan tetapi tetap terjadi penyimpangan negatif yang lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 2.474.789,97 ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang adalah lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten. Pada tahun 2007-2008 komponen PDRB Kabupaten Serang (Gj) sedikit mengalami peningkatan sebesar 252.283,29 dari tahun sebelumnya, akan tetapi laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten mengalami penurunan hingga mencapai 368.858,89 namun penurunan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten, akan tetapi ini tidak mempengaruhi karena pada tahun
74
2007-2008 tetap terjadi penyimpangan dengan angka negatif sebesar 116.575,60 walaupun penyimpangan yang terjadi lebih rendah dari tahun sebelumnya. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi serta pertumbuhanya digunakan propotional shift (Pj) dan differnsial shift (Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lambat dan sektor mana yang memiliki daya saing tinggi atau tidak memiliki daya saing. Tabel 4.8 Komponen Pertumbuhan Proportional (Pj) Kabupaten Serang Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah
2004-2005 -35894,51 (l) -47,63 (l) -55696,35 (l) 1059,77 (c) 18164,14 (c) 24454,60 (c) 5530,90 (c)
2005-2006 -70843,63 (l) -85,72 (l) -5451,35 (l) -25390,32 (l) -2027,96 (l) 15096,66 (c) 12224,72 (c)
2006-2007 -21424,02 (l) 330,56 (c) -120607,30 (l) -4293,08 (l) 39774,99 (c) 51561,85 (c) 1889,21 (c)
2007-2008 -25910,09 (l) 403,84 (c) -142339,96 (l) 2593,69 (c) 1537,03 (c) 21754,53 (c) 2374,48 (c)
Rata-Rata -38518,06 (l) 150,26 (c) -81023,74 (l) -6507,48 (l) 14362,05 (c) 28216,91 (c) 5504,83 (c)
16232,22 (c) 3205,60 (c) -22.991,66
7816,65 (c) 22647,54 (c) -46.013,41
22774,24 (c) 22867,14 (c) -7.126,40
12618,31 (c) 10689,51 (c) -116.278,64
14860,35 (c) 14852,45 (c) -48.102,42
Sumber: Lampiran X
Keterangan: (c): Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi (l): Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi
Berdasarkan tabel pertumbuhan komponen proposional Kabupaten serang diketahui bahwa proposional shift (Pj) Kabupaten Serang dari tahun
75
2004-2008 terdapat nilai positif dan juga nilai negatif, hal ini berarti Kabupaten Serang berspesialisasi pada sektor yang sama, dengan sektor yang tumbuh cepat pada perekonomian Provinsi Banten apabila nilai Pj rata-ratanya positif, sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-rata negatif maka Kabupaten Serang berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lambat di perekonomian Provinsi Banten. Sektor-sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan proposional yang positif yaitu pertambangan dan penggalian; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa. Kabupaten serang nilai rata-rata Pj sektor pertanian dan sektor industri pengolahan negatif meskipun pada nilai LQ rata-rata keduanya adalah sektor basis dimana keduanya dapat memenuhi kebutuhan pasar diluar daerah Kabupaten Serang akan tetapi di provinsi sendiri berspesialisasi pada sektor yang sama namun pertumbuhanya lebih lambat, karena di provinsi sendiri sektor sejenis pertumbuhanya lebih cepat. Pertumbuhan differensial (Dj) rata-rata sektor ekonomi di Kabupaten Serang dari tahun 2004-2008 menunjukan nilai positif dan nilai negatif. Nilai positif menunjukan bahwa di Kabupaten Serang terdapat sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Provinsi Banten. Sedangkan nilai negatif menunjukan bahwa sektor tersebut tumbuh lambat dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Banten. Dari 9 sekror di Kabupaten Serang dilihat dari rata-rata nilai Dj dari kesembilan sektor semua bernilai negatif, ini menunjukan bahwa sektor-sektor
76
tersebut
pertumbuhanya
lambat
sehingga
tidak
berpotensi
untuk
dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kabupaten Serang. Tabel 4.9 di bawah ini menunjukan penghitungan komponen pertumbuhan differensial pada Kabupaten Serang. Tabel 4.9 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kabupaten Serang Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah
2004-2005 -2305,91 (l) -16,44 -34995,52 (l) -5666,04 (l) -17261,18 (l) -15468,83 (l) -4914,71 (l)
2005-2006 41006,81 (c) 103,85 (c) -56029,71 (l) 6626,37 (c) 5820,30 (c) -6135,17 (l) -1898,24 (l)
2006-2007 -230502,51 (l) -851,89 (l) -123657,66 (l) -62433,17 (l) -502626,77 (l) -628700,75 (l) -142354,94 (l)
2007-2008 5993,81 (c) -351,46 (l) -5239,78 (l) -20814,19 (l) 4763,54 (c) 11295,24 (c) 12277,19 (c)
Rata-Rata -46451,95 (l) -278,98 (l) -54980,67 (l) -20571,76 (l) -127326,02 (l) -159752,37 (l) -34222,67 (l)
-4535,66 (l) -4493,31 (l) -89.657,64 (l)
-1527,24 (l) -1508,01 (l) -13.541,03 (l)
-239931,25 (l) -536603,62 (l) -2.467.662,60 (l)
-9658,08 (l) 1436,80 (c) -296,91 (l)
-63913,06 (l) -135292,03 (l) -642.789,54 (l)
Sumber: Lampiran VIII
Nilai Dj pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Serang bernilai negatif sedangkan rata-rata nilai LQ menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan pasar luar daerah akan tetapi pada provinsi sektor industri pengolahan pertumbuhan lamban dibandingkan dengan sektor yang sejenis.
77
b. Kota Cilegon Tabel 4.10 Komponen Shift Share Kota Cilegon Tahun 2004-2008 Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Gj 553.970,85 532.138,80 546.092,39 528.327,31
Nj 522.471,14 525.547,43 602.373,12 607.420,64
Gj-Nj 31.499,71 6.591,37 -56.226,73 -79.093,33
Sumber: Lampiran VI dan VII
Sementara untuk Kota Cilegon, komponen shift share dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pada tahun 2004-2005 komponen pertumbuhan PDRB total Kota Cilegon (Gj) adalah 553.970,85 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Cilegon apabila pertumbuhanya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Provinsi Banten (Nj) sebesar 522.471,14 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 31.499,71 dan ini menunjukan pertumbuhan PDRB di Kota Cilegon lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Provinsi Banten. Dan untuk tahun berikutnya 2005-2006, dari kedua komponen Gj dan Nj masing-masing mengalami peningkatan dan penyimpangan yang terjadi menunjukan nilai positif sebesar 6.591,37, yang berarti pertumbuhan PDRB Kota Cilegon masih lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB provinsi Banten. Pada tahun 2006-2007, untuk masing-masing komponen Gj dan Nj mengalami peningkatan lagi, namun penyimpangan yang terjadi mengalami penurunan bahkan menunjukan angka negatif yaitu sebesar -56.226,73, hal ini menunjukan pertumbuhan PDRB di Kota Cilegon adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Provinsi Banten, begitupun pada
78
tahun 2007-2008, dimana masing-masing komponen bervariatif, seperti Gj mengalami penurunan sebesar 528.327,31 dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut berbanding dengan komponen Nj yang mengalami kenaikan sebesar 607.420,64 akan tetapi penyimpangan masih terjadi dengan nilai negatif pada angkanya yaitu -79.093,33, ini menunjukan pertumbuhan PDRB di Kota Cilegon adalah lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Provinsi Banten. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi serta pertumbuhanya digunakan propotional shift (Pj) dan differnsial shift (Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lambat dan sektor mana yang memiliki daya saing tinggi atau tidak memiliki daya saing. Pada tabel 4.11 dibawah ini menunjukan pertumbuhan komponen proposional Kota Cilegon diketahui bahwa proposional shift (Pj) Kota Cilegon dari tahun 2004-2005 terdapat nilai positif juga nilai negatif, hal ini berarti Kota Cilegon berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor yang tumbuh cepat pada perekonomian Provinsi Banten apabila nilai Pj rata-ratanya positif, sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-rata negatif maka Kota Cilegon berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lambat di perekonomian Provinsi Banten. Sektor-sektor yang memiliki nilai rata-rata komponen pertumbuhan proposional yang positif yaitu pertambangan dan penggalian; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa. Dimana nilai positif terlihat jelas
79
pada penghitungan pengolahan komponen proposional shift pada tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Komponen Pertumbuhan Proportional (Pj) Kota Cilegon Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah
2004-2005 -8194,25 (l) -81,64 (l) -81809,29 (l) 3029,92 (l) 1373,90 (c) 28922,96 (c) 17161,84 (c)
2005-2006 -16060,83 (l) -149,94 (l) -8218,13 (l) -73258,34 (l) -154,33 (l) 18342,12 (c) 37131,37 (c)
2006-2007 -4770,33 (l) 581,99 (c) -185450,41 (l) -12155,14 (l) 3052,77 (c) 65642,42 (c) 5430,52 (c)
2007-2008 -6900,43 (l) 793,29 (c) -229399,67 (l) 8535,51 (c) 537,90 (c) 69570,64 (c) 12934,44 (c)
Rata-Rata -8981,46 (l) 285,92 (c) -126219,38 (l) -18462,01 (l) 1202,56 (c) 45619,54 (c) 18164,54 (c)
14628,66 (c) 673,55 (c) -24.294,35
6771,68 (c) 4855,03 (c) -30.741,38
19558,14 (c) 4892,52 (c) -103.217,50
30975,80 (c) 9854,23 (c) -103.098,23
17983,57 (c) 5068,83 (c) -65337,87
Sumber: Lampiran XI
Keterangan : (c): Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi (l): Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi Kota Cilegon nilai rata-rata Pj sektor industri pengolahan negatif meskipun pada nilai LQ termasuk dalm sektor basis dimana sektor industri pengolahan dapat memenuhi kebutuhan pasar diluar daerah Kota Cilegon akan tetapi di provinsi sendiri berspesialisasi pada sektor yang sama namun pertumbuhanya lebih lambat, karena di provinsi sendiri sektor sejenis pertumbuhanya lebih cepat. Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui Dj rata-rata Kota Cilegon, dimana dari 9 sektor di Kota Cilegon dilihat dari rata-rata nilai Dj terdapat 3
80
sektor yang bernilai positif, ini menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhanya cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan PDRB Kota Cilegon. Sedangkan 6 sektor lainya pertumbuhanya lambat karena Dj rata-rata bernilai negatif. Tabel 4.12 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota Cilegon Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah
2004-2005 -2332,82 (l) 138,82 (c) 101406,05 (c) -7601,40 (l) -1059,81 10164,86 (c) -32133,32 (l) -14332,34 (l)
2005-2006 4531,17 (c) 238,83 (c) 39165,59 (c) 1480,78 (c) 808,33 47183,28 (c) -51779,98 (l) -3704,45 (l)
2006-2007 -7786,47 (l) -526,57 (l) 114072,99 (c) -48136,38 (l) -1916,32 8102,76 (c) -26,13 (l) -17482,97 (l)
2007-2008 -6632,56 (l) -535,54 (l) 69167,21 (c) -70925,18 (l) -927,28 56621,29 -3176,41 (l) -18609,43 (l)
Rata-Rata -3055,17 (l) -171,11 (l) 80952,96 (c) -31295,55 (l) -773,76 30518,05 (c) -21778,96 (l) -13532,30 (l)
1544,02 (c) 55.794,06
-590,81 (l) 37.332,76
635,90 (c) 46.936,78
-920,02 (l) 24.062,64
167,27 (c) 41.031,41
Sumber: Lampiran IX
Keterangan : (c) : Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat provinsi (l) : Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat provinsi
Nilai Dj pada sektor listrik, gas dan air bersih di Kota Cilegon bernilai negatif sedangkan rata-rata nilai LQ menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan pasar luar daerah akan tetapi pada provinsi sektor listrik gas dan air bersih pertumbuhan lamban dibandingkan dengan sektor yang sejenis.
81
Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan Kabupaten Serang dan Kota Cilegon yang bersifat intern dan ekstern, dimana proporsional shift dari pengaruh unsur-unsur luar (mix industri) yang bekerja dalam provinsi, dan differensial shift adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor (lingkungan) yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan. 4. Tipologi Sektoral Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location Quotient ( LQ > 1 ), komponen differential shift ( Dj>0 ), dan komponen proportional shift ( Pj > 0 ) untuk ditentukan tipologi sektoral. Tipologi ini mengklasifikasikan sektor basis dan non basis serta komponen pertumbuhan internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ dengan komponen Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi sektoral diharapkan dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis. Menurut Saerofi (2005:66), Tipologi sektoral tersebut adalah sebagai berikut: a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan provinsi (Dj rata-rata > 0 ) meskipun di tingkat Provinsi pertumbuhannya cepat (Pj rata-rata > 0). b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan dengan
Provinsi
(Dj
rata-rata
>
0)
karena
ditingkat
provinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0). c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibanding
82
provinsi ( Dj rata-rata < 0) karena ditingkat provinsi pertumbuhannya cepat (Pj rata-rata > 0). d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan
di
Kabupaten/Kota
analisis
pertumbuhannya
lebih
lambat
dibandingkan Provinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat provinsi pertumbuhannya juga lambat (Pj rata-rata < 0). e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding pertumbuhan di tingkat provinsi (Dj rata-rata > 0) padahal di provinsi sendiri pertumbuhannya jg cepat (Pj rata-rata > 0). f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding pertumbuhan di tingkat Provinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun di provinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0). g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding Provinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di provinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata > 0). h. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding Provinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat provinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).
83
Tabel 4.13 Makna Tipologi Sektor Ekonomi Tipologi
LQ Rata-Rata
Dj Rata-Rata
Pj Rata-Rata
I II III IV V VI VII VIII
(LQ > 1 ) (LQ > 1 ) (LQ > 1 ) (LQ > 1) (LQ < 1) (LQ < 1) (LQ < 1) (LQ < 1)
(Dj > 0) (Dj > 0) (Dj < 0) (Dj < 0) (Dj > 0) (Dj > 0) (Dj < 0) (Dj < 0)
(Pj > 0) (Pj < 0) (Pj > 0) (Pj < 0) (Pj > 0) (Pj < 0) (Pj > 0) (Pj < 0)
Tingkat Kepotensialan Istimewa Baik Sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir dari Cukup Kurang Kuramg Sekali
Sumber: Dini (2007:71)
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi dalam Tipologi I merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ” istimewa “ untuk dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis (LQ > 1). Selain itu, di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan tingkat provinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat propinsi juga tumbuh dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB Kabupaten/Kota analisis. Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.13 di atas (LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya ” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”, Tipologi IV ” lebih dari cukup ”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir dari cukup”, Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”.
84
C. Pembahasan 1. Pembahasan Per Sektor Kabupaten/Kota Analisis a. Kabupaten Serang 1) Sektor Pertanian Sektor pertanian pada Kabupaten Serang mempunyai peran besar terlihat pada konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar 15,59 persen menempati urutan ke dua dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Tabel 4.14 Analisis Sektor Pertanian No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 Negatif Negatif IV
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Lebih dari Cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 1,73 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Serang, tapi juga mampu memenuhi daerah lainya sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang berpotensi ekspor. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar -
38518,06 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ini lebih lambat
85
pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis ditingkat provinsi karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor pertanian adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama ditingkat provinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -46451,95. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor pertanian memiliki LQ > 1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan lebih dari cukup untuk dikembangkan. 2) Sektor Pertambangan dan Penggalian Tabel 4.15 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor pertambangan dan penggalian pada Kabupaten Serang mempunyai peran yang kurang ini terlihat pada konstribusi sektor terhadap PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi pada tahun 2008 sebesar 0,08 persen menempati urutan terakhir dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang.
86
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor pertambangan dan penggalian menunjukan nilai rata-rata LQ rendah yaitu sebesar 0,61 (<1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang kurang dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat daerahnya. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 150,26 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sama diprovinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhannya diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -278,98. Berdasarkan
perhitungan
analisis
tipologi
sektoral
sektor
pertambangan dan penggalian memiliki LQ > 1, Pj positif (>0) dan Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup. 3) Sektor Industri Pengolahan Kegiatan industri di Kabupaten Serang sebagai motor utama karena memiliki sumbangan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Serang tahun 2008 sebesar 63,27 persen dan menepati urutan pertama dalam struktur pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang. Kegiatan industri di
87
Kabupaten Serang sebaranya terdapat di Kecamatan Jawilan, Kopo, Cikande, Kibin, Walantaka, Kragtilan dan Pulo Ampel. Tabel 4.16 Analisis Sektor Industri Pengolahan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 Negatif Negatif IV
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan lebih dari cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Hasil perhitungan LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor industri Pengolahan menunjukan nilai rata-rata LQ lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,07 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor industri pengolahan, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar -81023,74 yang menunjukan bahwa sektor ini lebih lambat pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis ditingkat provinsi karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor industri pengolahan adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -54980,67.
88
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor pertanian memiliki LQ > 1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0), sektor industri pengolahan termasuk dalam tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan lebih dari cukup untuk dikembangkan. 4) Sektor Listrik, Gas dan Air bersih Sektor listrik, gas dan air bersih pada Kabupaten Serang mempunyai peran cukup terlihat pada konstribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2008 sebesar 4,18 persen menempati urutan ke empat dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang Tabel 4.17 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Negatif Negatif VIII
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan kurang sekali
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang kecil yaitu sebesar 0,97, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor listrik, gas dan air bersih, nilai rata-rata komponen Pjnya adalah sebesar -6507,48 yang menunjukan bahwa pertumbuhan sektor
89
ini lebih lambat pertumbuhanya terhadap konstribusi sektor yang sejenis ditingkat provinsi karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -20571,76. Sementara hasil LQ < 1, Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga sektor listrik, gas dan air bersih menunjukan kepotensialanya kurang sekali untuk dikembangkan. 5) Sektor Bangunan Tabel 4.18 Analisis Sektor Bangunan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 positif Negatif II
Makna Sektor Basis Tumbuh cepat diprovinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan baik sekali
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor bangunan pada Kabupaten Serang mempunyai konstribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Besarnya kontribusi sektor bangunan pada tahun 2008 sebesar 2,23 persen menempati urutan ke tujuh dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor bangunan menunjukan peringkat pertama dengan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 2,03 (>1), hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu
90
memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain. Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 14362,05 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -127326,02. Hasil analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi II sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik sekali dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor yang juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat. 6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tabel 4.19 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh cepat diprovinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
91
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada Kabupaten Serang mempunyai
peran
terhadap
PDRB
Kabupaten
Serang
dengan
konstribusinya 7,91 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke tiga dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Analisis LQ selama 5 tahun (2004-2008), sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan nilai rata-rata LQ dibawah satu yaitu 0,53. Ini berarti bahwa sektor ini merupakan sektor non basis. Nilai LQ yang kurang dari satu ini menunjukan bahwa sektor ini belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut. Menurut perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 28216,91 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor yang sama di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -159752, 37. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor perdagangan, hotel dan restoran termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup.
92
7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Kabupaten Serang mempunyai
peran
terhadap
PDRB
Kabupaten
Serang
dengan
konstribusinya 2,75 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke enam dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Tabel 4.20 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh cepat diprovinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Analisis LQ selama 5 tahun (2004-2008), sektor pengangkutan dan Komunikasi menunjukan nilai rata-rata LQ dibawah satu yaitu 0,35. Ini berarti bahwa sektor ini merupakan sektor non basis. Nilai LQ yang kurang dari satu ini menunjukan bahwa sektor ini belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut. Menurut perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 5504,83 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan
93
sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -34222, 67. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif sektor pengangkutan dan komunikasi termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup. 8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Kabupaten Serang mempunyai peran kecil terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan konstribusinya 1,93 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke delapan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Tabel 4.21 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 positif Negatif II
Makna Sektor Basis Tumbuh cepat diprovinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan baik sekali
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 1,06, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain.
94
Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 14860,35 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadpa konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -63913,06. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk ke dalam tipologi II sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik sekali dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor yang juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat. 9) Sektor Jasa-Jasa Tabel 4.22 Analisis Sektor Jasa-Jasa No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 positif Negatif II
Makna Sektor Basis Tumbuh cepat diprovinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan baik sekali
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Sektor jasa-jasa pada Kabupaten Serang mempunyai peran terhadap PDRB Kabupaten Serang dengan konstribusinya 2,78 persen
95
pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke lima dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang. Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor jasa-jasa menunjukan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 1,41, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain. Sementara dalam perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor jasa-jasa, nilai rata-rata komponen Pjnya adalah sebesar 914852,45 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -135292,03. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor jasa-jasa termasuk ke dalam tipologi II sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik sekali dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor yang juga dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat.
96
b. Kota Cilegon 1) Sektor Pertanian Sektor pertanian pada Kota Cilegon mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya 2,42 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke enam dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.23 Analisis Sektor Pertanian No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Negatif Negatif VIII
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan kurang sekali
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang kecil yaitu sebesar 0,31, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar -8981,46 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama
97
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -3055,17. Sementara hasil perhitungan analisis tipologi menunjukan LQ<1, Pj negatif (<0), Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga sektor listrik, gas dan air bersih tidak potensial untuk dikembangkan karena tingkat kepontensialanya kurang sekali. 2) Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian terendah dibandingkan sektorsektor lainya, konstribusi sektor pertambangan dan enggalian hanya sebesar 0,09 persen pada Kota Cilegon di tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke sembilan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.24 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor pertambangan dan penggalian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,84, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain.
98
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 285,92 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -171,11. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor pertambangan dan penggalian termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup. 3) Sektor Industri pengolahan Tabel 4.25 Analisis Sektor Industri Pengolahan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 Negatif Positif III
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih cepat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan Baik
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Sektor industri pengolahan sebagai penggerak perekonomian Kota Cilegon, sektor industry pengolahan memberikan andil terbesar dalam konstribusinya terhadap PDRB Kota Cilegon sebesar 61,99 persen, hal ini menempatkan sektor industry pada peringkat pertama terhadap PDRB Kota Cilegon.
99
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor industri pengolahan menunjukan nilai rata-rata LQ yang besar yaitu sebesar 1,28, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain. Hasil perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2004-2008) untuk sektor industri pengolahan, nilai rata-rata komponen Pjnya adalah sebesar -126219,38 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya meningkat sehingga pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu sebesar -80952,96. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ>1, Pj negatif (<0), Dj positif (>0) sektor industri pengolahan termasuk ke dalam tipologi III sehingga sektor ini adalah sektor yang memiliki tingkat kepotensialan yang baik dan menunjukan bahwa sektor ini mempunyai kinerja sektor yang dapat diandalkan dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat. 4) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor listrik, gas dan air bersih pada Kota Cilegon mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya 8,26 persen
100
pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke empat dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.26 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter >1 Negatif Negatif IV
Makna Sektor Basis Tumbuh lambat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor listrik, gas dan air bersih menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 2,20, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu berarti sektor ini mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini berpotensi untuk ekspor kedaerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor listrik, gas dan air bersih, nilai rata-rata komponen Pjnya adalah sebesar -1846,01 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor listrik, gas dan air bersih adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -31295,55.
101
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral listrik, gas dan air bersih menunjukan LQ>1, Pj negatif (<0), Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi IV sehingga sektor ini menunjukan lebih dari cukup untuk dikembangkan. 5) Sektor Bangunan Sektor bangunan pada Kota Cilegon mempunyai peran terendah ke dua setelah sektor pertambangan dan penggalian, dengan konstribusinya yang hanya sebesar 0,45 persen terhadap PDRB Kota Cilegon pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke sembilan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.27 Analisis Sektor Bangunan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor bangunan menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,15, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 1202,56 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang
102
tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -773,76. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup. 6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada Kota Cilegon mempunyai peran terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan dengan konstribusinya terhadap PDRB Kota Cilegon sebesar 14,00 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke dua dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.28 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Positif V
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih Cepat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,63, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak
103
mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 45619,54 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sementara dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya meningkat sehingga pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu sebesar 30518,05. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj positif (>0) sektor bangunan termasuk ke dalam tipologi V sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya cukup. 7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tabel 4.29 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber : Lampiran II, IX dan XI
Sektor pengangkutan
dan komunikasi
pada
Kota Cilegon
mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya 8,38 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke tiga dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
104
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,95, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 18164,54 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama dipovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -21778,96. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor pengangkutan dan komunikasi termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup. 8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada Kota Cilegon mempunyai peran terhadap PDRB Kota Cilegon dengan konstribusinya sebesar 2,89 persen pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke lima dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon.
105
Tabel 4.30 Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Negatif VI
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih lambat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan hampir dari cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor persewaan dan jasa perusahaan menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,87, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 17983,57 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini adalah sektor yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhan sektor yang sama diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -13532,30. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj negatif (<0) sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan termasuk ke dalam tipologi VI sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya hampir dari cukup.
106
9) Sektor Jasa-Jasa Sektor jasa-jasa, pada Kota Cilegon mempunyai peran rendah ke tiga setelah sektor bangunan dengan konstribusinya sebesar 1,52 persen terhadap PDRB Kota Cilegon pada tahun 2008. Sektor ini menempati urutan ke tujuh dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Cilegon. Tabel 4.31 Analisis Sektor Jasa-Jasa No 1 2 3 4
Aspek LQ Pj Dj Tipologi
Parameter <1 Positif Positif V
Makna Sektor non Basis Tumbuh Cepat dipropinsi Pertumbuhan lebih Cepat dibanding provinsi Tingkat kepotensialan cukup
Sumber: Lampiran II, IX dan XI
Berdasarkan hasil LQ selama 5 tahun terakhir (2004-2008), sektor jasa-jasa menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat besar yaitu sebesar 0,30, hal ini menunjukan bahwa sektor ini adalah sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu berarti sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik maupun pasar luar daerah serta sektor ini perlu atau berpotensi impor dari daerah lain. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (20042008) untuk sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar 5068,83 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh cepat terhadap konstribusi sektor sejenis di Provinsi Banten karena nilainya positif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor ini merupakan
sektor
yang
daya
saingnya
meningkat
sehingga
pertumbuhannya lebih cepat di banding pertumbuhan sektor yang sama
107
diprovinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang positif, yaitu sebesar 167,27. Perhitungan analisis tipologi sektoral menunjukan LQ<1, Pj positif (>0), Dj positif (>0) sektor jasa-jasa termasuk ke dalam tipologi V sehingga sektor ini adalah sektor yang tingkat kepotensialanya cukup.
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing daerah, Pada Kabupaten Serang, Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serang selama 5 tahun menunjukan kenaikan dan penurunan pada masing-masing sektor disetiap tahunya, akan tetapi selama periode analisis yaitu tahun 2004 hingga 2008 sektor industri pengolahan masih mendominasi terhadap distribusi PDRB di Kabupaten Serang 63,27 persen pada tahun 2008 meskipun nilai tersebut lebih kecil dibandingkan tahun 2007 yang nilai distribusinya sebesar 63,36 persen. Sementara sektor pertambangan dan penggalian selama periode analisis merupakan sektor yang mempunyai distribusi terhadap PDRB terendah hanya sebesar 0,08 persen, meskipun justru pada tahun 2008 sektor tersebut mengalami kenaikan satu digit dari tahun sebelumnya sebesar 0,07 persen di tahun 2007. Untuk Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Cilegon selama 5 tahun kondisi perkembangan PDRBnya tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Serang, dimana distribusi terbesar masih di dominasi sektor industri pengolahan yang pada tahun 2008 sebesar 61,99 persen, kondisi tersebut menurun dibandingkan tahun 2007 yang mencapai
109
62,99 persen, akan tetapi sektor industri pengolahan tetap menjadi sektor dengan distribusi terbesar dibandingkan dengan delapan sektor lainya yang ada di Kota Cilegon. Sementara itu distribusi terendah dimiliki oleh sektor yang sama dengan Kabupaten Serang yaitu sektor pertambangan dan penggalian dimana nilainya sebesar 0,09 persen terhadap PDRB Kota Cilegon, kondisi tersebut konstan dari tahun 2004 hingga 2008 sektor pertambangan dan penggalian tetap memiliki nilai distribusi 0,09 persen dan selama periode analisis sektor tersebut tetap menjadi sektor terendah distribusinya selama lima tahun. 2. Berdasarkan hasil penghitungan indeks location quotient pada masingmasing daerah menunjukan hasil LQ yang beragam, di Kabupaten Serang sendiri terdapat lima sektor ekonomi yang mempunyai nilai LQ>1 yang merupakan sektor basis dimana sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah, dimana sektor bangunan merupakan sektor basis dengan nilai rata-rata LQ tertinggi sebesar 2,03 persen kemudian sektor pertanian dengan LQ rata-rata LQ sebesar 1,73 persen , sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang nilai rata-rata LQ masing-masing 1,07 persen dan 1,06 persen. Kemudian sektor jasa-jasa memiliki LQ rata-rata sebesar 1,41 persen. Sedangkan pada Kota Cilegon, hanya ada dua sektor yang menjadi basis (LQ>1) yaitu sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air kedua sektor tersebut merupakan sektor basis ekonomi yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Cilegon karena
110
memiliki nilai LQ lebih dari satu. LQ rata-rata sektor industri pengolahan sebesar 1,28 persen dan rata-rata LQ sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 2,20 persen. 3. Selain analisis sektor basis diatas, sektor-sektor ekonomi yang potensial dengan kriteria tergolong kedalam sektor yang tumbuh dengan cepat terhadap sektor sejenis ditingkat provinsi (Pj rata-rata > 0) dan tingkat kepotensialan cukup (tipologi V) atau hampir cukup (tipologi VI) maka sektor
yang
potensial
untuk
dikembangkan
sebagai
penunjang
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan tingkat kepotensialan hampir dari cukup karena pertumbuhanya cepat diprovinsi, begitu juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor pertambangan dan penggalian yang mempunyai pertumbuhan cepat diprovinsi sehingga tingkat kepotensialan hampir dari cukup. Sedangkan untuk Kota Cilegon sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa, karena kriteria kelima sektor tersebut tergolong kedalam sektor yang tumbuh dengan cepat terhadap sektor sejenis ditingkat provinsi (Pj rata-rata > 0) dan tingkat kepotensialan cukup (tipologi V) atau hampir cukup (tipologi VI) potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi.
111
B. Saran 1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, maka pemerintah kota ini diharapkan merumuskan strategi pengembangan daerah yang paling menguntungkan untuk diterapkan di masa mendatang, yakni dengan mengutamakan kegiatan unggulan berupa: sektor pertanian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa serta sektor industri pengolahan. Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang dan Kota Cilegon melalui sektor-sektor basis hendaknya tidak mengabaikan sektor-sektor non basis, karena dengan meningkatkan peran dari sektor non basis diharapkan sektor tersebut dapat tumbuh menjadi sektor basis dan pada akhirnya semua sektor ekonomi dapat secara bersama-sama mendukung peningkatan potensi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. 2. Pada Kabupaten Serang, pengembangan sektor bangunan sebagai sektor basis, disarankan kepada bangunan yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga menjadi sumber penghasilan masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Selain itu pengembangan sektor bangunan sebagai sektor basis juga harus diarahkan kepada peningkatan produk yang berkualitas dan ekonomis. Untuk Kota Cilegon, pengembangan sektor industri sebagai sektor basis disarankan kepada industri yang memanfaatkan bahan baku lokal seperti bahan baku yang digunakan berasal dari daerah sendiri. Pengembangan sektor industri juga disarankan untuk lebih efisien dan
112
berdaya saing, dan diarahkan pada berkembangnya industri hulu-hilir seperti usaha sektor industri kecil yang menghasilkan berbagai produk. Selain hal tersebut diatas pengembangan sektor industri sebagai sektor basis juga harus diarahkan kepada peningkatan produk yang berkualitas dan ekonomis. 3. Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada saat mengembangkan sektorsektor ekonomi yang strategis/potensial dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya hendaknya juga tidak mengabaikan peran sektor yang tergolong non potensial. Karena dengan pengembangan sektor potensial diharapkan akan dapat merangsang pertumbuhan sektor non potensial sehingga menjadi sektor potensial yang pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama mendukung peningkatan peningkatan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah analisis. 4. Masing-masing
daerah
tersebut
potensial
untuk
dijadikan
pusat
pertumbuhan di Provinsi Banten dengan memilih dan mengembangkan sektor potensial yang paling utama. Adanya peran serta pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan terpadu guna pengembangan sektor potensial yang sama di kedua daerah sehingga dapat mendukung pengembangan “Metropolitan Area” yang terdiri Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan sekitarnya ataupun sebaliknya.
113
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, “ Ekonomi Pembangunan Edisi 5 ”, UPP STIM YKPN, 2010. Bungin, Burhan, “ Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial lainya “. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010. BPS. ” Banten Dalam Angka ”. BPS Jakarta, 2008. BPS. ” Kabupaten Serang Dalam Angka 2000-2008 ”. BPS Jakarta, 2008. BPS. “ Kota Cilegon Dalam Angka 2000-2008”. BPS Jakarta, 2008. Fahrurrazy. “Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB “. Tesis, Pascasarjana, USU, 2009. Fatmasari, Wulan S. Dini. “ Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi) ”. Skrpsi sarjana, Fakultas Ekonomi, UNS, 2007. Ghalib, Rusli. “Ekonomi Regional”. Pustaka Ramadhan, 2005. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syrif Hidayatullah Jakarta, 2007. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “ Metodologi Penentuan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Jhigan, M.L. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan “. Rajawali Pers, Jakarta, 2004. Mondal, I. Wali. “ An Analysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A Shift-Share Approach “. Journal of Business & Economic Research. Vol. 7, May 2009:hal. 41-46. Mukhyi, Abdul. Mohamad, “Analisis Peranan Subsektor Pertanian dan Sektor Unggulan terhadap Pembangunan Kawasan Ekonomi Propinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis IRIO “. Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok, Agustus 2008: hal. 2-8. Mukti, Abdul dan Abdullah Dja‟far, “ Studi Potensi Ekonomi Kotawaringin Timur “. Journal Social Economics Agruculture (J-SEA). Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: hal. 113-129.
114
Prasetyo, Bambang dan Lina, M. Janah, “ Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi) “. Rajawali Pers, Jakarta, 2005. Purwaningnsih, “ Analisis Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Parigi Mountong Propinsi Sulawesi Tengah “. Skripsi sarjana, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor, 2009. Riadi, Mukti, “ Analisis Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Propinsi Sumatra Selatan”. Skripsi sarjana, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor, 2008. Richardson, Harry, “ Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional ”. Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1997. Ropingi, “ Aplikasi Analisis Shift Share Estabaen-Marquillas pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali “. Jurnal, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, 2008. Saerofi, Mujib. “ Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial di Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan SWOT)”. Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Sosial, UNS, Semarang, 2005. Setiawan, I. D. Made, Darma, “ Peranan Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Pendekatan Input-Output Multiregional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat “. Disertasi, Pascasarjana, IPB, Bogor, 2006. Sugiyono. “ Metode Penelitian Bisnis” . CV Alfabeta, Bandung, 2006. Sukirno, Sadono. ”Ekonomi Pembangunan Edisi 2 : proses, masalah dan dasar kebijakan ”, Kencana Prenada Media Group, 2006. Tarigan, Robinson. “ Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi) “, Bumi Aksara, 2007. Udjianto, W. Didit, “ Analisis Struktur Ekonomi Potensi Wilayah di Kabupaten Sleman Propinsi DIY Tahun 1998-2002”. Buletin Ekonomi, vol. 3 No. 1, April 2005; hal. 19-33. Yunan Y. Zuhairan, “ Sektor Baasis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan Location Quotient)”, Signifikan, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Vol. I, No. 2, Oktober 2010; hal. 25-38.
115
LAMPIRAN-LAMPIRAN
116
Lampiran I
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Povinsi Banten Tahun 2004 – 2008 Sektor
2004 4.930.266,80
2005 5.061.650,42
2006 5.030.011,59
2007 5.242.350,48
2008 5.408.861,73
Pertanian Pertambangan & 79.151,1 Penggalian 56.557,59 59.286,02 61.508,86 69.292,77 Industri Pengolahan 27.749.175,75 28.975.547,08 30.548.566,62 31.496.751,75 32.225.075,2 Listrik, Gas & Air Bersih 2.416.794,00 2.567.049,93 2.510.895,12 2.629.581,32 2.805.792,5 Bangunan 1.443.158,80 1.580.487,69 1.662.420,23 1.880.273,94 2.010.388,56 Perdagangan, Hotel & Restoran 9.830.054,85 10.699.437,65 11.478.134,19 12.800.800,86 14.202.996,50 Pengangkutan & Komunikasi 4.540.508,58 4.910.855,75 5.417.133,59 5.780.569,93 6.200.675,31 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.557.896,64 1.744.477,29 1.888.037,80 2.138.061,77 2.489.875,78 Jasa-jasa 2.355.993,50 2.508.156,40 2.744.950,65 3.009.092,96 3.380.093,59 Total PDRB ADHK 54.880.406,51 58.106.948,23 61.341.658,65 65.046.775,78 68.802.910,29 Sumber: BPS, Provinsi Banten Tahun 2004-2008 (diolah)
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2004 – 2008 Sektor
2004
2005
2006
2007
2008
Pertanian 1.116.683,65 1.144.135,54 1.177.990,71 997.216,36 1.034.884,47 Pertambangan & Penggalian 4.515,21 4.716,59 4.997,29 4.777,84 5.106,08 Industri Pengolahan 3.815.508,79 3.949.139,20 4.107.499,68 4.111.333,11 4.201.162,82 Listrik, Gas & Air Bersih 313.602,46 327.433,58 326.897,27 279.916,03 277.859,32 Bangunan 499.477,25 529.745,59 563.027,93 134.183,78 148.232,82 Perdagangan, Hotel & Restoran 824.801,85 882.279,56 940.355,99 420.015,84 477.319,49 Pengangkutan & Komunikasi 242.872,35 257.767,55 282.443,49 159.037,72 182.873,05 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 266.223,18 293.571,59 316.203,61 118.145,71 127.928,28 Jasa-jasa 553.337,30 584.581,52 638.263,66 163.079,15 184.622,50 Total PDRB ADHK 7.637.022,04 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54 6.639.988,83 Sumber: BPS, Kabupaten Serang Tahun 2004-2008 (diolah)
117
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota CilegonTahun 2004 – 2008 Sektor
2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 254.924,45 259.384,95 262.294,79 265.580,93 267.383,93 Pertambangan & Penggalian 7.738,06 8.250,18 8.798,34 9.385,19 10.184,89 Industri Pengolahan 5.604.390,05 5.953.481,42 6.315.848,60 6.625.956,77 6.848.341,04 Listrik, Gas & Air Bersih 896.597,82 944.739,33 925.553,72 921.166,85 911.970,08 Bangunan 37.779,48 40.314,71 43.212,96 46.959,53 49.281,84 Perdagangan, Hotel & Restoran 975.510,17 1.071.950,42 1.197.149,40 1.343.203,99 1.546.959,42 Pengangkutan & Komunikasi 753.608,14 782.942,96 811.879,39 866.322,37 926.106 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 239.923,40 254.325,35 271.550,42 290.027,59 319.141,64 Jasa-jasa 116.265,72 125.318,82 136.559,32 150.336,11 167.951,50 Total PDRB ADHK 8.886.737,29 9.440.708,14 9.972.846,94 10.518.939,33 11.047.320,64 Sumber: BPS, Kota Cilegon Tahun 2004-2008 (diolah)
118
Lampiran II Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Serang Tahun 2004-2008 Tahun 2004 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kab. Serang (Si)
Total PDRB Banten PDRB (Bi) Kab. Serang (S) 1.116.683,65 7.637.022,04 4.930.266,80 4.515,21 3.815.508,79
Total PDRB Banten (B)
(Si/S)/(Bi/B) LQ
54.880.406,51 1,627619976
7.637.022,04 56.557,59 7.637.022,04 27.749.175,75
54.880.406,51 0,573694035 54.880.406,51 0,988088049
313.602,46 499.477,25
7.637.022,04 7.637.022,04
2.416.794,00 1.443.158,80
54.880.406,51 0,932466208 54.880.406,51 2,487109267
824.801,85
7.637.022,04
9.830.054,85
54.880.406,51
0,60295786
242.872,35
7.637.022,04
4.540.508,58
54.880.406,51
0,38438537
266.223,18 553.337,30
7.637.022,04 7.637.022,04
1.557.896,64 2.355.993,50
54.880.406,51 1,228006037 54.880.406,51 1,687753955
Tahun 2005 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kab. Serang (Si)
Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) PDRB (Bi) Banten LQ Kab. Serang (B) (S) 1.144.135,54 7.973.370,70 5.061.650,42 58.106.948,23 1,647295226 4.716,59 3.949.139,20
7.973.370,70 7.973.370,70
59.286,02 58.106.948,23 0,579778279 28.975.547,08 58.106.948,23 0,993246192
327.433,58 529.745,59
7.973.370,70 7.973.370,70
2.567.049,93 58.106.948,23 0,92955483 1.580.487,69 58.106.948,23 2,442656191
882.279,56
7.973.370,70
10.699.437,65 58.106.948,23 0,600940365
257.767,55
7.973.370,70
4.910.855,75 58.106.948,23 0,382522669
293.571,59 584.581,52
7.973.370,70 7.973.370,70
1.744.477,29 58.106.948,23 1,226407551 2.508.156,40 58.106.948,23 1,69854313
119
Tahun 2006 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kab. Serang (Si)
Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) PDRB (Bi) Banten LQ Kab. Serang (B) (S) 1.177.990,71 8.357.679,63 5.030.011,59 61.341.658,65 1,718868588 4.997,29 4.107.499,68
8.357.679,63 8.357.679,63
61.508,86 61.341.658,65 0,596302555 30.548.566,62 61.341.658,65 0,986862159
326.897,27 563.027,93
8.357.679,63 8.357.679,63
2.510.895,12 61.341.658,65 0,955548019 1.662.420,23 61.341.658,65 2,485758422
940.355,99
8.357.679,63
11.478.134,19 61.341.658,65 0,601299431
282.443,49
8.357.679,63
5.417.133,59 61.341.658,65 0,382676523
316.203,61 638.263,66
8.357.679,63 8.357.679,63
1.888.037,80 61.341.658,65 1,229209574 2.744.950,65 61.341.658,65 1,70661427
Tahun 2007 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kab. Serang (Si)
Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) PDRB (Bi) Banten LQ Kab. Serang (B) (S) 997.216,36 6.387.705,54 5.242.350,48 65.046.774,78 1,937065125
4.777,80 4.111.333,11
6.387.705,54 6.387.705,54
69.292,77 65.046.774,78 0,702135487 31.496.751,75 65.046.774,78 1,329222788
279.916,03 134.183,78
6.387.705,54 6.387.705,54
2.629.581,32 65.046.774,78 1,083981934 1.880.273,94 65.046.774,78 0,726707722
420.015,84
6.387.705,54
12.800.800,86 65.046.774,78 0,334125335
159.037,72
6.387.705,54
5.780.569,93 65.046.774,78 0,280162731
118.145,71 163.079,15
6.387.705,54 6.387.705,54
2.138.061,77 65.046.774,78 0,562702168 3.009.092,96 65.046.774,78 0,551878804
120
Tahun 2008 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kab. Serang (Si)
Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) PDRB (Bi) Banten LQ Kab. Serang (B) (S) 1.034.884,47 6.639.988,83 5.408.861,73 68.802.910,29 1,98255594 79.151,1
5.106,08 4.201.162,82
6.639.988,83 6.639.988,83
68.802.910,29 0,668451666 32.225.075,2 68.802.910,29 1,350874594
277.859,32 148.232,82
6.639.988,83 6.639.988,83
68.802.910,29 1,026145343 2.010.388,56 68.802.910,29 0,764018415
477.319,49
6.639.988,83
14.202.996,50 68.802.910,29 0,348231977
182.873,05
6.639.988,83
6.200.675,31 68.802.910,29 0,305597768
127.928,28 184.622,50
6.639.988,83 6.639.988,83
2.489.875,78 68.802.910,29 0,532388101 3.380.093,59 68.802.910,29 0,565972542
2.805.792,5
Location Quotient Rata-Rata Kabupaten Serang 2004 1,627619976 0,573694035 0,988088049 0,932466208 2,487109267 0,60295786 0,38438537 1,228006037 1,687753955
2005 1,647295226 0,579778279 0,993246192 0,92955483 2,442656191 0,600940365 0,382522669 1,226407551 1,69854313
2006 1,718868588 0,596302555 0,986862159 0,955548019 2,485758422 0,601299431 0,382676523 1,229209574 1,70661427
2007 1,937065125 0,702135487 1,329222788 1,083981934 0,726707722 0,334125335 0,280162731 0,562702168 0,551878804
2008 1,98255594 0,668451666 1,350874594 1,026145343 0,764018415 0,348231977 0,305597768 0,532388101 0,565972542
LQ Rata-Rata 1,732712229 0,612977589 1,074354797 0,975387748 2,0355579 0,534830748 0,357436823 1,061581333 1,41119754
121
Lampiran III Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Cilegon Tahun 2004-2008 Tahun 2004 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kota Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) Cilegon PDRB (Bi) Banten LQ (Si) Kota Cilegon (B) (S) 254.924,45 8.886.737,29 4.930.266,80 54.880.406,51 0,319312594 7.738,06 5.604.390,05
8.886.737,29 8.886.737,29
56.557,59 54.880.406,51 0,844921138 27.749.175,75 54.880.406,51 1,247249228
896.597,82 37.779,48
8.886.737,29 8.886.737,29
2.416.794,00 54.880.406,51 2,29104185 1.443.158,80 54.880.406,51 0,161665307
975.510,17
8.886.737,29
9.830.054,85 54.880.406,51
753.608,14
8.886.737,29
4.540.508,58 54.880.406,51 1,024981574
239.923,40 116.265,72
8.886.737,29 8.886.737,29
1.557.896,64 54.880.406,51 0,951062252 2.355.993,50 54.880.406,51 0,304756218
0,61284527
Tahun 2005 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kota Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) Cilegon PDRB (Bi) Banten LQ (Si) Kota Cilegon (B) (S) 259.384,95 9.440.708,14 5.061.650,42 58.106.948,23 0,315410482 8.250,18 5.953.481,42
9.440.708,14 9.440.708,14
59.286,02 58.106.948,23 0,85651431 28.975.547,08 58.106.948,23 1,264628175
944.739,33 40.314,71
9.440.708,14 9.440.708,14
1.071.950,42
9.440.708,14
10.699.437,65 58.106.948,23 0,616647879
782.942,96
9.440.708,14
4.910.855,75 58.106.948,23 0,981287894
254.325,35 125.318,82
9.440.708,14 9.440.708,14
1.744.477,29 58.106.948,23 0,897320989 2.508.156,40 58.106.948,23 0,307528364
2.567.049,93 58.106.948,23 1.580.487,69 58.106.948,23
2,26517195 0,15699865
122
Tahun 2006 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kota Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) Cilegon PDRB (Bi) Banten LQ (Si) Kota Cilegon (B) (S) 262.294,79 9.972.846,94 5.030.011,59 61.341.658,65 0,320742891 8.798,34 6.315.848,60
9.972.846,94 9.972.846,94
61.508,86 61.341.658,65 0,879831333 30.548.566,62 61.341.658,65 1,271678224
925.553,72 43.212,96
9.972.846,94 9.972.846,94
2.510.895,12 61.341.658,65 2,267302252 1.662.420,23 61.341.658,65 0,159885678
1.197.149,40
9.972.846,94
11.478.134,19 61.341.658,65 0,641524749
811.879,39
9.972.846,94
5.417.133,59 61.341.658,65 0,921845908
271.550,42 136.559,32
9.972.846,94 9.972.846,94
1.888.037,80 61.341.658,65 0,884659519 2.744.950,65 61.341.658,65 0,306001226
Tahun 2007 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kota Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) Cilegon PDRB (Bi) Banten LQ (Si) Kota Cilegon (B) (S) 265.580,93 10.518.993,33 5.242.350,48 65.046.775,78 0,313272613 9.385,19 10.518.993,33 6.625.956,77 10.518.993,33
69.292,77 65.046.775,78 0,837542282 31.496.751,75 65.046.775,78 1,300871579
921.166,85 10.518.993,33 46.959,53 10.518.993,33
2.629.581,32 65.046.775,78 2,166223632 1.880.273,94 65.046.775,78 0,154438014
1.343.203,99 10.518.993,33
12.800.800,86 65.046.775,78 0,648868104
866.322,37 10.518.993,33
5.780.569,93 65.046.775,78 0,926745454
290.027,59 10.518.993,33 150.336,11 10.518.993,33
2.138.061,77 65.046.775,78 0,838823638 3.009.092,96 65.046.775,78 0,308943668
123
Tahun 2008 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
PDRB Kota Total PDRB Banten Total PDRB (Si/S)/(Bi/B) Cilegon PDRB (Bi) Banten LQ (Si) Kota Cilegon (B) (S) 267.383,93 11.047.320,64 5.408.861,73 68.802.910,29 0,307878436 10.184,89 11.047.320,64 6.848.341,04 11.047.320,64 911.970,08 11.047.320,64 49.281,84 11.047.320,64 1.546.959,42 11.047.320,64
79.151,1
68.802.910,29 0,801399612 32.225.075,2 68.802.910,29 1,323552857 2.805.792,5
68.802.910,29 2,024300068 2.010.388,56 68.802.910,29 0,152671074 14.202.996,50 68.802.910,29
0,67834213
926.106 11.047.320,64
6.200.675,31 68.802.910,29 0,930190067
319.141,64 11.047.320,64 167.951,50 11.047.320,64
2.489.875,78 68.802.910,29 0,798280722 3.380.093,59 68.802.910,29 0,309460349
Location Quotient Rata-Rata Kota Cilegon
2004 0,319312594 0,844921138 1,247249228 2,29104185 0,161665307 0,61284527 1,024981574 0,951062252 0,304756218
2005 0,315410482 0,85651431 1,264628175 2,26517195 0,15699865 0,616647879 0,981287894 0,897320989 0,307528364
2006 0,320742891 0,879831333 1,271678224 2,267302252 0,159885678 0,641524749 0,921845908 0,884659519 0,306001226
2007 0,313272613 0,837542282 1,300871579 2,166223632 0,154438014 0,648868104 0,926745454 0,838823638 0,308943668
2008 0,307878436 0,801399612 1,323552857 2,024300068 0,152671074 0,67834213 0,930190067 0,798280722 0,309460349
LQ Rata-Rata 0,315323403 0,844041735 1,281596012 2,20280795 0,157131745 0,639645626 0,957010179 0,874029424 0,307337965
124
Lampiran IV Komponen Shift Share Komponen Shift Share Kabupaten Serang Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Serang Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjt 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54 6.639.988,83
Yjo 7.637.022,04 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54
Gj 336.348,68 384.308,91 -1.969.974,09 252.283,29
Pertambahan PDRB (Gj) Sektoral Kabupaten Serang 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 1.144.135,54 4.716,59 3.949.139,20 327.433,58 529.745,59 882.279,56 257.767,55 293.571,59 584.581,52 7.973.370,72
Yijo 1.116.683,65 4.515,21 3.815.508,79 313.602,46 499.477,25 824.801,85 242.872,35 266.223,18 553.337,30 7.637.022,04
Gij 27.451,89 201,38 133.630,41 13.831,12 30.268,34 57.477,71 14.895,20 27.348,41 31.244,22 336.348,68
Yijt 1.177.990,71 4.997,29 4.107.499,68 326.897,27 563.027,93 940.355,99 282.443,49 316.203,61 638.263,66 8.357.679,63
Yijo 1.144.135,54 4.716,59 3.949.139,20 327.433,58 529.745,59 882.279,56 257.767,55 293.571,59 584.581,52 7.973.370,72
Gij 33.855,17 280,70 158.360,48 -536,31 33.282,34 58.076,43 24.675,94 22.632,02 53.682,14 384.308,91
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
125
2006-2007 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 997.216,36 4.777,84 4.111.333,11 279.916,03 134.183,78 420.015,84 159.037,72 118.145,71 163.079,15 6.387.705,54
Yijo 1.177.990,71 4.997,29 4.107.499,68 326.897,27 563.027,93 940.355,99 282.443,49 316.203,61 638.263,66 8.357.679,63
Gij -180.774,35 -219,45 3.833,43 -46.981,24 -428.844,15 -520.340,15 -123.405,77 -198.057,90 -475.184,51 -1.969.974,09
Yijt 1.034.884,47 5.106,08 4.201.162,82 277.859,32 148.232,82 477.319,49 182.873,05 127.928,28 184.622,50 6.639.988,83
Yijo 997.216,36 4.777,84 4.111.333,11 279.916,03 134.183,78 420.015,84 159.037,72 118.145,71 163.079,15 6.387.705,54
Gij 37.668,11 328,24 89.829,71 -2.056,71 14.049,04 57.303,65 23.835,33 9.782,57 21.543,35 252.283,29
2007-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
126
Lampiran V Komponen Shift Share Kota Cilegon Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kota Cilegon Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjt 9.440.708,14 9.972.846,94 10.518.993,33 11.047.320,64
Yjo 8.886.737,29 9.440.708,14 9.972.846,94 10.518.993,33
Gj 553.970,85 532.138,80 546.146,39 528.327,31
Pertambahan PDRB (Gj) Sektoral Kota Cilegon 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 259.384,95 8.250,18 5.953.481,42 944.739,33 40.314,71 1.071.950,42 782.942,96 254.325,35 125.318,82 9.440.708,14
Yijo 254.924,45 7.738,06 5.604.390,05 896.597,82 37.779,48 975.510,17 753.608,14 239.923,40 116.265,72 8.886.737,29
Gij 4.460,50 512,12 349.091,37 48.141,51 2.535,23 96.440,25 29.334,82 14.401,95 9.053,10 553.970,85
Yijt 262.294,79 8.798,34 6.315.848,60 925.553,72 43.212,96 1.197.149,40 811.879,39 271.550,42 136.559,32 9.972.846,94
Yijo 259.384,95 8.250,18 5.953.481,42 944.739,33 40.314,71 1.071.950,42 782.942,96 254.325,35 125.318,82 9.440.708,14
Gij 2.909,84 548,16 362.367,18 -19.185,61 2.898,25 125.198,98 28.936,43 17.225,07 11.240,50 532.138,80
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
127
2006-2007 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 265.580,93 9.385,19 6.625.956,77 921.166,85 46.959,53 1.343.203,99 866.322,37 290.027,59 150.336,11 10.518.939,33
Yijo 262.294,79 8.798,34 6.315.848,60 925.553,72 43.212,96 1.197.149,40 811.879,39 271.550,42 136.559,32 9.972.846,94
Gij 3.286,14 586,85 310.108,17 -4.386,87 3.746,57 146.054,59 54.442,98 18.477,17 13.776,79 546.092,39
Yijt 267.383,93 10.184,89 6.848.341,04 911.970,08 49.281,84 1.546.959,42 926.106 319.141,64 167.951,50 11.047.320,64
Yijo 265.580,93 9.385,19 6.625.956,77 921.166,85 46.959,53 1.343.203,99 866.322,37 290.027,59 150.336,11 10.518.939,33
Gij 1.803,00 799,70 222.384,27 -9.196,77 2.322,31 203.755,43 59.783,93 29.114,05 17.615,39 528.381,31
2007-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
128
Lampiran VI Komponen Share Komponen Nasional Share Kabupaten Serang (Nj)
Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjo 7.637.022,04 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54
Yt 58.106.948,23 61.341.658,65 65.046.775,78 68.802.910,29
Yo 54.880.406,51 58.106.948,23 61.341.658,65 65.046.775,78
Yjo 7.637.022,04 7.973.370,72 8.357.679,63 6.387.705,54
Nj Yjo(Yt/ Yo) -Yjo 448.997,59 443.863,36 504.814,88 368.858,89
Nasional Share Sektoral Kabupaten Serang (Nj) 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 1.116.683,65 1,058792234 1182335,977 65.652,33 4.515,21 1,058792234 4780,669284 265,46 3.815.508,79 1,058792234 4039831,077 224.322,29 313.602,46 1,058792234 332039,8493 18.437,39 499.477,25 1,058792234 528842,6335 29.365,38 824.801,85 1,058792234 873293,7936 48.491,94 242.872,35 1,058792234 257151,3581 14.279,01 266.223,18 553.337,30 7.637.022,04
1,058792234 1,058792234 9,53
281875,0356 585869,2362 8.086.019,63
15.651,86 32.531,94 448.997,59
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 1.144.135,54 1,055668221 1207827,53 63.691,99 4.716,59 1,055668221 4979,154173 262,56 3.949.139,20 1,055668221 4168980,753 219.841,55 327.433,58 1,055668221 345661,2248 18.227,64 529.745,59 1,055668221 559235,5844 29.489,99 882.279,56 1,055668221 931394,4933 49.114,93 257.767,55 1,055668221 272117,0109 14.349,46 293.571,59 584.581,52 7.973.370,72
1,055668221 1,055668221 9,50
309914,1981 617124,1331 8.417.234,08
16.342,61 32.542,61 443.863,36
129
2006-2007 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 1.177.990,71 1,06040132 1249142,903 71.152,19 4.997,29 1,06040132 5299,132911 301,84 4.107.499,68 1,06040132 4355598,081 248.098,40 326.897,27 1,06040132 346642,2965 19.745,03 563.027,93 1,06040132 597035,56 34.007,63 940.355,99 1,06040132 997154,7327 56.798,74 282.443,49 1,06040132 299503,4495 17.059,96 316.203,61 638.263,66 8.357.679,63
1,06040132 1,06040132 9,54
335302,7253 676815,6273 8.862.494,51
19.099,12 38.551,97 504.814,88
2007-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 997.216,36 1,05774513 1054800,748 57.584,39 4.777,84 1,05774513 5053,736991 275,90 4.111.333,11 1,05774513 4348742,574 237.409,46 279.916,03 1,05774513 296079,8175 16.163,79 134.183,78 1,05774513 141932,2398 7.748,46 420.015,84 1,05774513 444269,7092 24.253,87 159.037,72 1,05774513 168221,3738 9.183,65 118.145,71 163.079,15 6.387.705,54
1,05774513 1,05774513 9,52
124968,0494 172496,1767 6.756.564,43
6.822,34 9.417,03 368.858,89
(P + D )j Kabupaten Serang Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjt
Yt Yo Yjo 7.973.370,72 58.106.948,23 54.880.406,51 7.637.022,04 8.357.679,63 61.341.658,65 58.106.948,23 7.973.370,72 6.387.705,54 65.046.775,78 61.341.658,65 8.357.679,63 6.639.988,83 68.802.910,29 65.046.775,78 6.387.705,50
(P+D)j -112648,9094 -59554,4512 -2474788,969 -116575,5532
130
Lampiran VII
Komponen Nasional Share Kota Cilegon (Nj)
Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjo 8.886.737,29 9.440.708,14 9.972.846,94 10.518.993,33
Yt 58.106.948,22 61.341.658,65 65.046.775,78 68.802.910,29
Yo Yjo 54.880.406,51 8.886.737,29 58.106.948,22 9.440.708,14 61.341.658,65 9.972.846,94 65.046.775,78 10.518.993,33
Nj Yjo(Yt/ Yo) -Yjo 522.471,14 525.547,43 602.373,12 607.420,64
Nasional Share Sektoral Kota Cilegon (Nj) 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 254.924,45 1,058792234 269912,028 14.987,58 7.738,06 1,058792234 8192,997837 454,94 5.604.390,05 1,058792234 5933884,663 329.494,61 896.597,82 1,058792234 949310,8091 52.712,99 37.779,48 1,058792234 40000,62004 2.221,14 975.510,17 1,058792234 1032862,593 57.352,42 753.608,14 1,058792234 797914,4464 44.306,31 239.923,40 116.265,72 8.886.737,29
1,058792234 1,058792234 9,53
254029,0328 123101,2415 9.409.208,43
14.105,63 6.835,52 522.471,14
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 259.384,95 1,055668221 273824,4487 14.439,50 8.250,18 1,055668221 8709,452841 459,27 5.953.481,42 1,055668221 6284901,138 331.419,72 944.739,33 1,055668221 997331,2876 52.591,96 40.314,71 1,055668221 42558,95817 2.244,25 1.071.950,42 1,055668221 1131623,993 59.673,57 782.942,96 1,055668221 826528,0015 43.585,04 254.325,35 125.318,82 9.440.708,14
1,055668221 1,055668221 9,50
268483,1897 132295,0957 9.966.255,56
14.157,84 6.976,28 525.547,42
131
2006-2007 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH 2007-2008
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 262.294,79 1,06040132 278137,7414 15.842,95 8.798,34 1,06040132 9329,771346 531,43 6.315.848,60 1,06040132 6697334,19 381.485,59 925.553,72 1,06040132 981458,3861 55.904,67 43.212,96 1,06040132 45823,07981 2.610,12 1.197.149,40 1,06040132 1269458,804 72.309,40 811.879,39 1,06040132 860917,9765 49.038,59
Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjo (Yt/Yo)-Yjo 265.580,93 1,05774513 280916,9353 15.336,01 9.385,19 1,05774513 9927,139015 541,95 6.625.956,77 1,05774513 7008573,504 382.616,73 921.166,85 1,05774513 974359,7493 53.192,90 46.959,53 1,05774513 49671,21415 2.711,68 1.343.203,99 1,05774513 1420767,479 77.563,49 866.322,37 1,05774513 916348,2677 50.025,90
271.550,42 136.559,32 9.972.846,94
290.027,59 150.336,11 10.518.939,33
1,06040132 1,06040132 9,54
1,05774513 1,05774513 9,52
287952,4237 144807,6831 10.575.220,06
306775,2708 159017,2882 11.126.356,85
16.402,00 8.248,36 602.373,12
16.747,68 8.681,18 607.420,64
(P + D )j Kota Cilegon Tahun 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
Yjt
Yt Yo Yjo 9.440.708,14 58.106.948,22 54.880.406,51 8.886.737,29 9.972.846,94 61.341.658,65 58.106.948,22 9.440.708,14 10.518.993,33 65.046.775,78 61.341.658,65 9.972.846,94 11.047.320,64 68.802.910,29 65.046.775,78 10.518.993,33
(P+D)j 31499,71038 6591,373702 -56226,72552 -79093,32513
132
Lampiran VIII
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) KABUPATEN SERANG 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 1.144.135,54
Yit 5.061.650,42
Yio 4.930.266,80
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 1.116.683,65 -2305,919523
4.716,59
59.286,02
56.557,59
4.515,21 -16,44106381
3.949.139,20 28.975.547,08 27.749.175,75
3.815.508,79 -34995,52079
327.433,58 529.745,59
2.567.049,93 1.580.487,69
2.416.794,00 1.443.158,80
313.602,46 -5666,044126 499.477,25 -17261,18781
882.279,56 10.699.437,65
9.830.054,85
824.801,85 -15468,83534
257.767,55
4.540.508,58
242.872,35 -4914,714662
293.571,59 1.744.477,29 1.557.896,64 584.581,52 2.508.156,40 2.355.993,50 7.973.370,72 58.106.948,23 54.880.406,51
266.223,18 -4535,665422 553.337,30 -4493,31843 7.637.022,04 -89.657,65
Yijt 1.177.990,71
Yit 5.030.011,59
Yio 5.061.650,42
Yijo 1.144.135,54
Yijt-(Yit/Yio) Yijo 41006,81163
4.997,29
61.508,86
59.286,02
4.716,59
103,8585639
4.107.499,68 30.548.566,62 28.975.547,08
3.949.139,20
-56029,7129
327.433,58 529.745,59
6626,375173 5820,309124
4.910.855,75
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan &
326.897,27 563.027,93
2.510.895,12 1.662.420,23
2.567.049,93 1.580.487,69
940.355,99 11.478.134,19 10.699.437,65 282.443,49 5.417.133,59 4.910.855,75
882.279,56 -6135,172811 257.767,55 -1898,246879
133
Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
316.203,61 1.888.037,80 1.744.477,29 638.263,66 2.744.950,65 2.508.156,40 8.357.679,63 61.341.658,65 58.106.948,23
293.571,59 -1527,24388 584.581,52 -1508,015842 7.973.370,72 -13.541,04
2006-2007 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 997.216,36
Yit 5.242.350,48
Yio 5.030.011,59
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 1.177.990,71 -230502,5137
4.777,80
69.292,77
61.508,86
4.997,29 -851,8941057
4.111.333,11 31.496.751,75 30.548.566,62 279.916,03 134.183,78
2.629.581,32 1.880.273,94
4.107.499,68
-123657,662
2.510.895,12 1.662.420,23
326.897,27 -62433,17762 563.027,93 -502626,772
420.015,84 12.800.800,86 11.478.134,19
940.355,99 -628700,7516
159.037,72
5.417.133,59
282.443,49 -142354,9479
118.145,71 2.138.061,77 1.888.037,80 163.079,15 3.009.092,96 2.744.950,65 6.387.705,50 65.046.775,78 61.341.658,65
316.203,61 -239931,2576 638.263,66 -536603,6242 8.357.679,63 -2.467.662,60
5.780.569,93
2007-2008 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran
Yijt 1.034.884,47 5.106,08 4.201.162,82 277.859,32 148.232,82
Yit 5.408.861,73 79.151,1 32.225.075,2 2.805.792,5 2.010.388,56
Yio 5.242.350,48
Yijo 997.216,36
Yijt-(Yit/Yio) Yijo 5993,817475
69.292,77
4.777,80 -351,4622679
31.496.751,75
4.111.333,11 -5239,786008
2.629.581,32 1.880.273,94
279.916,03 -20814,19568 134.183,78 4763,546449
477.319,49 14.202.996,50 12.800.800,86
420.015,84
11295,24896
134
Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
182.873,05
6.200.675,31
5.780.569,93
127.928,28 2.489.875,78 2.138.061,77 184.622,50 3.380.093,59 3.009.092,96 6.639.988,83 68.802.910,29 65.046.775,78
159.037,72
12277,19601
118.145,71 -9658,082549 163.079,15 1436,803544 6.387.705,50 -296,91
135
Lampiran IX KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) KOTA CILEGON 2004-2005 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt 259.384,95
Yit 5.061.650,42
Yio 4.930.266,80
8.250,18 59.286,02 56.557,59 5.953.481,42 28.975.547,08 27.749.175,75 944.739,33 40.314,71
7.738,06 5.604.390,05
138,8234178 101406,0571
2.567.049,93 1.580.487,69
2.416.794,00 1.443.158,80
896.597,82 -7601,403662 37.779,48 -1059,810305
1.071.950,42 10.699.437,65
9.830.054,85
975.510,17
4.540.508,58
753.608,14 -32133,32548
254.325,35 1.744.477,29 1.557.896,64 125.318,82 2.508.156,40 2.355.993,50 9.440.708,14 58.106.948,23 54.880.406,51
239.923,40 -14332,34647 116.265,72 1544,026174 8.886.737,29 55.794,06
782.942,96
4.910.855,75
2005-2006 Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 254.924,45 -2332,82345
Yijt 262.294,79
Yit 5.030.011,59
Yio 5.061.650,42
8.798,34 61.508,86 59.286,02 6.315.848,60 30.548.566,62 28.975.547,08
10164,86538
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 259.384,95 4531,176058 8.250,18 5.953.481,42
238,8319306 39165,59976
2.567.049,93 1.580.487,69
944.739,33 40.314,71
1480,781002 808,3339503
1.197.149,40 11.478.134,19 10.699.437,65
1.071.950,42
47183,28325
925.553,72 43.212,96
811.879,39
2.510.895,12 1.662.420,23
5.417.133,59
4.910.855,75
782.942,96 -51779,98498
271.550,42 1.888.037,80 1.744.477,29 136.559,32 2.744.950,65 2.508.156,40 9.972.846,94 61.341.658,65 58.106.948,23
254.325,35 -3704,452649 125.318,82 -590,8100382 9.440.708,14 37.332,76
136
2006-2007 Sektor Yijt 265.580,93
Yit 5.242.350,48
Yio 5.030.011,59
Pertanian Pertambangan & Penggalian 9.385,19 69.292,77 61.508,86 Industri Pengolahan 6.625.956,77 31.496.751,75 30.548.566,62 Listrik, Gas & Air Bersih 921.166,85 2.629.581,32 2.510.895,12 Bangunan 46.959,53 1.880.273,94 1.662.420,23 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.343.203,99 12.800.800,86 11.478.134,19 Pengangkutan & Komunikasi 866.322,37 5.780.569,93 5.417.133,59 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 290.027,59 2.138.061,77 1.888.037,80 Jasa-jasa 150.336,11 3.009.092,96 2.744.950,65 JUMLAH 10.518.939,33 65.046.775,78 61.341.658,65
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 262.294,79 -7786,475553 8.798,34 -526,5747442 6.315.848,60
114072,991
925.553,72 -48136,38907 43.212,96 -1916,320457
1.197.149,40
8102,760532
811.879,39 -26,13528409
271.550,42 -17482,97553 136.559,32 635,900113 9.972.846,94 46.936,78
2007-2008 Sektor Yijt 267.383,93
Yit 5.408.861,73
Yio 5.242.350,48
Yijt-(Yit/Yio) Yijo Yijo 265.580,93 -6632,569655
Pertanian Pertambangan & 79.151,1 Penggalian 10.184,89 69.292,77 9.385,19 Industri 32.225.075,2 Pengolahan 6.848.341,04 31.496.751,75 6.625.956,77 Listrik, Gas & 2.805.792,5 Air Bersih 911.970,08 2.629.581,32 921.166,85 Bangunan 49.281,84 2.010.388,56 1.880.273,94 46.959,53 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.546.959,42 14.202.996,50 12.800.800,86 1.343.203,99 Pengangkutan & Komunikasi 926.106 6.200.675,31 5.780.569,93 866.322,37 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 319.141,64 2.489.875,78 2.138.061,77 290.027,59 Jasa-jasa 167.951,50 3.380.093,59 3.009.092,96 150.336,11 JUMLAH 11.047.320,64 68.802.910,29 65.046.775,78 10.518.939,33
-535,53743 69167,21027 -70925,18904 -927,2810683
56621,29371 -3176,716966
-18609,43998 -920,0265734 24.062,64
137
Lampiran X KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT (Pj) KABUPATEN SERANG 2004-2005 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yit
5.061.650,42
Yio
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
4.930.266,80 58.106.948,23
54.880.406,51 1.116.683,65
-35894,51731
59.286,02 56.557,59 58.106.948,23 28.975.547,08 27.749.175,75 58.106.948,23 2.567.049,93 2.416.794,00 58.106.948,23 1.580.487,69 1.443.158,80 58.106.948,23
54.880.406,52 4.515,21 54.880.406,53 3.815.508,79 54.880.406,54 313.602,46 54.880.406,55 499.477,25
-47,63821972 -55696,35463 1059,774991 18164,14467
10.699.437,65
9.830.054,85 58.106.948,23
54.880.406,56
824.801,85
24454,60249
4.910.855,75
4.540.508,58 58.106.948,23
54.880.406,57
242.872,35
5530,906829
1.744.477,29 1.557.896,64 58.106.948,23 54.880.406,58 266.223,18 2.508.156,40 2.355.993,50 58.106.948,23 54.880.406,59 553.337,30 58.106.948,23 54.880.406,51 522.962.534,07 493.923.658,95 7.637.022,04
16232,2202 3205,603075 -22.991,66
2005-2006 Sektor
Yit
Yio
Yt
Pertanian 5.030.011,59 5.061.650,42 61.341.658,65 Pertambangan & Penggalian 61.508,86 59.286,02 61.341.658,65 Industri Pengolahan 30.548.566,62 28.975.547,08 61.341.658,65 Listrik, Gas & Air Bersih 2.510.895,12 2.567.049,93 61.341.658,65 Bangunan 1.662.420,23 1.580.487,69 61.341.658,65 Perdagangan, Hotel & Restoran 11.478.134,19 10.699.437,65 61.341.658,65 Pengangkutan & Komunikasi 5.417.133,59 4.910.855,75 61.341.658,65 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.888.037,80 1.744.477,29 61.341.658,65 Jasa-jasa 2.744.950,65 2.508.156,40 61.341.658,65 JUMLAH 61.341.658,65 58.106.948,23 552.074.927,85
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
58.106.948,23
1.144.135,54
-70843,63141
58.106.948,23 58.106.948,23
4.716,59 3.949.139,20
-85,72273714 -5451,359781
58.106.948,23 58.106.948,23
327.433,58 529.745,59
-25390,32998 -2027,963558
58.106.948,23
882.279,56
15096,66952
58.106.948,23
257.767,55
12224,72601
58.106.948,23 58.106.948,23 522.962.534,07
293.571,59 584.581,52 7.973.370,72
7816,655808 22647,54275 -46.013,41
138
2006-2007 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
5.242.350,48
5.030.011,59
65.046.775,78
61.341.658,65
1.177.990,71
-21424,02968
69.292,77
61.508,86
65.046.775,78
61.341.658,65
4.997,29
330,5611952
31.496.751,75
30.548.566,62
65.046.775,78
61.341.658,65
4.107.499,68
-120607,309
2.629.581,32 1.880.273,94
2.510.895,12 1.662.420,23
65.046.775,78 65.046.775,78
61.341.658,65 61.341.658,65
326.897,27 563.027,93
-4293,088867 39774,99202
12.800.800,86
11.478.134,19
65.046.775,78
61.341.658,65
940.355,99
51561,85888
5.780.569,93
5.417.133,59
65.046.775,78
61.341.658,65
282.443,49
1889,218416
1.888.037,80 65.046.775,78 2.744.950,65 65.046.775,78 61.341.658,65 585.420.982,02
61.341.658,65 61.341.658,65 552.074.927,85
316.203,61 638.263,66 8.357.679,63
22774,24226 22867,14691 -7.126,41
2.138.061,77 3.009.092,96 65.046.775,78
2007-2008 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yit
5.408.861,73
Yio
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
5.242.350,48
68.802.910,29
65.046.775,78
997.216,36
-25910,09561
69.292,77
68.802.910,29
65.046.775,78
4.777,80
403,8475868
31.496.751,75
68.802.910,29
65.046.775,78
4.111.333,11
-142339,968
2.010.388,56
2.629.581,32 1.880.273,94
68.802.910,29 68.802.910,29
65.046.775,78 65.046.775,78
279.916,03 134.183,78
2593,698194 1537,033759
14.202.996,50
12.800.800,86
68.802.910,29
65.046.775,78
420.015,84
21754,53184
6.200.675,31
5.780.569,93
68.802.910,29
65.046.775,78
159.037,72
2374,480208
2.138.061,77 68.802.910,29 3.009.092,96 68.802.910,29 65.046.775,78 619.226.192,61
65.046.775,78 65.046.775,78 585.420.982,02
118.145,71 163.079,15 6.387.705,50
12618,31319 10689,51977 -116.278,64
79.151,1 32.225.075,2 2.805.792,5
2.489.875,78 3.380.093,59 68.802.910,29
139
Lampiran XI KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT KOMPONEN PROPORTIONAL SHIFT (Pj) Kota Cilegon 2004-2005 Sektor
Yit
Yio
Pertanian 5.061.650,42 4.930.266,80 Pertambangan & Penggalian 59.286,02 56.557,59 Industri Pengolahan 28.975.547,08 27.749.175,75 Listrik, Gas & Air Bersih 2.567.049,93 2.416.794,00 Bangunan 1.580.487,69 1.443.158,80 Perdagangan, Hotel & Restoran 10.699.437,65 9.830.054,85 Pengangkutan & Komunikasi 4.910.855,75 4.540.508,58 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.744.477,29 1.557.896,64 Jasa-jasa 2.508.156,40 2.355.993,50 JUMLAH 58.106.948,23 54.880.406,51
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)Kab. Serang (Yt/Yo) x Yijo Per Sektor (Pj)
58.106.948,22
54.880.406,51
254.924,45 -8194,254506
58.106.948,22
54.880.406,52
58.106.948,22
54.880.406,53 5.604.390,05 -81809,29701
58.106.948,22 58.106.948,22
54.880.406,54 54.880.406,55
896.597,82 37.779,48
3029,925205 1373,9003
58.106.948,22
54.880.406,56
975.510,17
28922,96323
58.106.948,22
54.880.406,57
753.608,14
17161,84012
58.106.948,22 54.880.406,58 239.923,40 58.106.948,22 54.880.406,59 116.265,72 522.962.533,98 493.923.658,95 8.886.737,29
14628,66408 673,5525714 -24.294,35
7.738,06
-81,6412517
140
2005-2006 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
5.030.011,59
5.061.650,42
61.341.658,65
58.106.948,22
259.384,95
-16060,83476
61.508,86 30.548.566,62
59.286,02 28.975.547,08
61.341.658,65 61.341.658,65
58.106.948,22 58.106.948,22
8.250,18 5.953.481,42
-149,9447734 -8218,138637
2.510.895,12 1.662.420,23
2.567.049,93 1.580.487,69
61.341.658,65 61.341.658,65
58.106.948,22 58.106.948,22
944.739,33 40.314,71
-73258,34873 -154,3321326
11.478.134,19
10.699.437,65
61.341.658,65
58.106.948,22
1.071.950,42
18342,12396
5.417.133,59
4.910.855,75
61.341.658,65
58.106.948,22
782.942,96
37131,37332
1.744.477,29 61.341.658,65 2.508.156,40 61.341.658,65 58.106.948,23 552.074.927,85
58.106.948,22 58.106.948,22 522.962.533,98
254.325,35 125.318,82 9.440.708,14
6771,682882 4855,034282 -30.741,38
1.888.037,80 2.744.950,65 61.341.658,65
2006-2007 Sektor
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Yit
Yio
Yt
Yo
Yijo (Yit/Yio)-(Yt/Yo) Kab. Serang x Yijo Per Sektor (Pj)
5.242.350,48
5.030.011,59
65.046.775,78
61.341.658,65
262.294,79
-4770,335892
69.292,77
61.508,86
65.046.775,78
61.341.658,65
8.798,34
581,9933977
31.496.751,75
30.548.566,62
65.046.775,78
61.341.658,65
6.315.848,60
-185450,4109
2.629.581,32 1.880.273,94
2.510.895,12 1.662.420,23
65.046.775,78 65.046.775,78
61.341.658,65 61.341.658,65
925.553,72 43.212,96
-12155,147 3052,770648
12.800.800,86
11.478.134,19
65.046.775,78
61.341.658,65
1.197.149,40
65642,42593
5.780.569,93
5.417.133,59
65.046.775,78
61.341.658,65
811.879,39
5430,528758
1.888.037,80 65.046.775,78 2.744.950,65 65.046.775,78 61.341.658,65 585.420.982,02
61.341.658,65 61.341.658,65 552.074.927,85
271.550,42 136.559,32 9.972.846,94
19558,14182 4892,526753 -103.217,51
2.138.061,77 3.009.092,96 65.046.775,78
141
2007-2008 Sektor
Yit
Yio
Yt
Yo
Pertanian 5.408.861,73
65.046.775,78
265.580,93 6900,435618
68.802.910,29
65.046.775,78
9.385,19 793,2911242
68.802.910,29
65.046.775,78
6.625.956,77 -229399,674
68.802.910,29 68.802.910,29
65.046.775,78 65.046.775,78
921.166,85 8535,519724 46.959,53 537,9069134
68.802.910,29
65.046.775,78
1.343.203,99 69570,64755
68.802.910,29
65.046.775,78
866.322,37 12934,44927
5.242.350,48 68.802.910,29
Pertambangan & 79.151,1 Penggalian 69.292,77 Industri 32.225.075,2 Pengolahan 31.496.751,75 Listrik, Gas & 2.805.792,5 Air Bersih 2.629.581,32 Bangunan 2.010.388,56 1.880.273,94 Perdagangan, Hotel & Restoran 14.202.996,50 12.800.800,86 Pengangkutan & Komunikasi 6.200.675,31 5.780.569,93 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.489.875,78 2.138.061,77 Jasa-jasa 3.380.093,59 3.009.092,96 JUMLAH 68.802.910,29 65.046.775,78
Yijo (Yit/Yio)Kab. Serang (Yt/Yo) x Yijo Per Sektor (Pj)
68.802.910,29 65.046.775,78 290.027,59 30975,80915 68.802.910,29 65.046.775,78 150.336,11 9854,238389 619.226.192,61 585.420.982,02 10.518.939,33 -103.098,25
142
Lampiran XII RATA RATA KOMPONEN SHIFT SHARE KABUPATEN SERANG Rata-Rata Gj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
27.451,89
33.855,17
-180.774,35
37.668,11
-20.449,80
201,38
280,7
-219,45
328,24
147,72
133.630,41
158.360,48
3.833,43
89.829,71
96.413,51
13.831,12 30.268,34
-536,31 33.282,34
-46.981,24 -428.844,15
-2.056,71 14.049,04
-8.935,79 -87.811,11
57.477,71
58.076,43
-520.340,15
57.303,65
-86.870,59
14.895,20
24.675,94
-123.405,77
23.835,33
-14.999,83
22.632,02 -198.057,90 53.682,14 -475.184,51 384.308,91 -1.969.974,09
9.782,57 21.543,35 252.283,29
-34.573,73 -92.178,70 -249.258,30
27.348,41 31.244,22 336.348,68
Rata-Rata Nj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
65.652,33
63.691,99
71.152,19
57.584,39
64.520,22
265,46
262,56
301,84
275,90
276,44
224.322,29
219.841,55
248.098,40
237.409,46
232.417,93
18.437,39 29.365,38
18.227,64 29.489,99
19.745,03 34.007,63
16.163,79 7.748,46
18.143,46 25.152,87
48.491,94
49.114,93
56.798,74
24.253,87
44.664,87
14.279,01
14.349,46
17.059,96
9.183,65
13.718,02
15.651,86 32.531,94 448.997,59
16.342,61 32.542,61 443.863,36
19.099,12 38.551,97 504.814,88
6.822,34 9.417,03 368.858,89
14.478,98 28.260,89 441.633,68
143
Rata-Rata Pj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
-35894,51731 -70843,63141 -21424,02968 -25910,09561
-38518,0685
-47,63821972 -85,72273714
330,5611952
403,8475868
150,2619563
-55696,35463 -5451,359781
-120607,309
-142339,968
-81023,74786
1059,774991 -25390,32998 -4293,088867 18164,14467 -2027,963558 39774,99202
2593,698194 1537,033759
-6507,486415 14362,05172
24454,60249
15096,66952
51561,85888
21754,53184
28216,91568
5530,906829
12224,72601
1889,218416
2374,480208
5504,832865
16232,2202 3205,603075 -22.991,26
7816,655808 22647,54275 -46.013,41
22774,24226 22867,14691 -7.126,41
12618,31319 10689,51977 -116.278,64
14860,35786 14852,45313 -48.102,43
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
-2305,919523
41006,81163 -230502,5137
5993,817475
-46451,95103
-16,44106381
103,8585639 -851,8941057 -351,4622679
-278,9847184
-34995,52079
-56029,7129
-123657,662 -5239,786008
-54980,67043
-5666,044126 -17261,18781
6626,375173 -62433,17762 -20814,19568 5820,309124 -502626,772 4763,546449
-20571,76056 -127326,0261
Rata-Rata Dj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
-15468,83534 -6135,172811 -628700,7516
11295,24896
-159752,3777
-4914,714662 -1898,246879 -142354,9479
12277,19601
-34222,67837
-4535,665422 -1527,24388 -239931,2576 -9658,082549 -4493,31843 -1508,015842 -536603,6242 1436,803544 -89.657,65 -13.541,04 -2.467.662,60 -296,91
-63913,06235 -135292,0387 -642.789,55
144
Lampiran XIII RATA RATA KOMPONEN SHIFT SHARE KOTA CILEGON Rata-Rata Gj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
4.460,50
2.909,84
3.286,14
1.803,00
3.114,87
512,12
548,16
586,85
799,7
611,71
349.091,37
362.367,18
310.108,17
222.384,27
310.987,75
48.141,51 2.535,23
-19.185,61 2.898,25
-4.386,87 3.746,57
-9.196,77 2.322,31
3.843,07 2.875,59
96.440,25
125.198,98
146.054,59
203.755,43
142.862,31
29.334,82
28.936,43
54.442,98
59.783,93
43.124,54
14.401,95 9.053,10 553.970,85
17.225,07 11.240,50 532.138,80
18.477,17 13.776,79 546.092,39
29.114,05 17.615,39 528.381,31
19.804,56 12.921,45 540.145,84
Rata-Rata Nj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata
14.987,58
14.439,50
15.842,95
15.336,01
15.151,51
454,94
459,27
531,43
541,95
496,90
329.494,61
331.419,72
381.485,59
382.616,73
356.254,16
52.712,99 2.221,14
52.591,96 2.244,25
55.904,67 2.610,12
53.192,90 2.711,68
53.600,63 2.446,80
57.352,42
59.673,57
72.309,40
77.563,49
66.724,72
44.306,31
43.585,04
49.038,59
50.025,90
46.738,96
14.105,63 6.835,52 522.471,14
14.157,84 6.976,28 525.547,42
16.402,00 8.248,36 602.373,12
16.747,68 8.681,18 607.417,52
15.353,29 7.685,33 564.452,30
145
Rata-Rata Pj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
2005-2006
2006-2007
2007-2008
-8194,254506 -16060,83476 -4770,335892 -6900,435618 -81,6412517 -149,9447734
Rata-Rata -8981,465193
581,9933977
793,2911242
285,9246242
-81809,29701 -8218,138637 -185450,4109
-229399,674
-126219,3801
3029,925205 -73258,34873 1373,9003 -154,3321326
-12155,147 3052,770648
8535,519724 537,9069134
-18462,0127 1202,561432
28922,96323
18342,12396
65642,42593
69570,64755
45619,54017
17161,84012
37131,37332
5430,528758
12934,44927
18164,54787
14628,66408 673,5525714 -24.294,35
6771,682882 4855,034282 -30.741,38
19558,14182 4892,526753 -103.217,51
30975,80915 9854,238389 -103.098,25
17983,57448 5068,837999 -65.337,87
2005-2006
2006-2007
2007-2008
Rata-Rata Dj Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
2004-2005
Rata-Rata
-2332,82345
4531,176058 -7786,475553 -6632,569655
-3055,17315
138,8234178
238,8319306 -526,5747442 -535,5401389
-171,1148837
101406,0571
39165,59976
-7601,403662 -1059,810305 10164,86538
69167,21027
80952,96453
1480,781002 -48136,38907 -70925,18904 808,3339503 -1916,320457 -927,2810683
-31295,55019 -773,76947
47183,28325
114072,991
8102,760532
56621,29371
30518,05072
-32133,32548 -51779,98498 -26,13528409 -3176,416966
-21778,96568
-14332,34647 -3704,452649 -17482,97553 -18609,43998 1544,026174 -590,8100382 635,900113 -920,0265734 55.794,06 37.332,76 46.936,78 24.062,04
-13532,30366 167,2724189 41031,41
146
Lampiran XIV CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Share (Nj) + Proporsional Shift (Pj) + Differential Shift (Dj. Maka, hal ini akan sama dengan nilai rata-ratanya, sehingga Nilai rata-rata Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai Rata-rata Pj + Nilai Rata-rata Dj KABUPATEN SERANG Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Gj
Nj
Pj
Dj
Nj+Pj+Dj
-20.449,80
64.520,22
-38518,0685 -46451,95103
-20.449,79
147,72
276,44
150,2619563 -278,9847184
147,72
96.413,51
232.417,93 -81023,74786 -54980,67043
96.413,51
-8.935,79 -87.811,11
18.143,46 -6507,486415 -20571,76056 25.152,87 14362,05172 -127326,0261
-8.935,78 -87.811,11
-86.870,59
44.664,87
28216,91568 -159752,3777
-86.870,59
-14.999,83
13.718,02
5504,832865 -34222,67837
-14.999,82
-34.573,73 -92.178,70 -249.258,30
14.478,98 28.260,89 441.633,68
14860,35786 -63913,06235 14852,45313 -135292,0387 -48.102,43 -642.789,55
-34.573,72 -92.178,70 -249.258,30
147
Lampiran XV CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Share (Nj) + Proporsional Shift (Pj) + Differential Shift (Dj. Maka, hal ini akan sama dengan nilai rata-ratanya, sehingga Nilai rata-rata Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai Rata-rata Pj + Nilai Rata-rata Dj
KOTA CILEGON Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH
Gj
Nj
3.114,87 611,71 310.987,75
Pj
15.151,51 -8981,465193 496,9
Dj
Nj+Pj+Dj
-3055,17315
3.114,87
285,9246242 -171,1148837
611,71
356.254,16 -126219,3801
80952,96453
310.987,74 3.843,07 2.875,59
3.843,07 2.875,59
53.600,63 2.446,80
-18462,0127 -31295,55019 1202,561432 -773,76947
142.862,31
66.724,72
45619,54017
30518,05072
142.862,31
43.124,54
46.738,96
18164,54787 -21778,96568
43.124,54
19.804,56 12.921,45 540.145,84
15.353,29 7.685,33 564.452,30
17983,57448 -13532,30366 5068,837999 167,2724189 -65.337,87 41031,41
19.804,56 12.921,44 540.145,84
148