ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh :
Aditya Nugraha Putra NIM : 109084000070
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Aditya Nugraha Putra
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Pusat, 16 Oktober 1991 3. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118, Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat
6. Telepon
: 08998276783/085717227852/02191897054
7. Email
:
[email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL 1. TK Aulia Bekasi, 1995-1997 2. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi, 1997-2003 3. SMPN 26 Bekasi, 2003-2006 4. SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, 2006-2009 C. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. 2006-2007
Kursus Bahasa Inggris di LPIA, Bekasi
2. 2006-2009
Latihan Tae Kwon Do, Bekasi
3. 2008-2009
Kusus BKB Nurul Fikri, Bekasi
4. 2011-2012
Kursus Bahasa Arab di Lughatuna Language Center, Bekasi
vi
D. LATAR BELAKANG KELUARGA 1.
Ayah
: Sencoko
2.
Ibu
: Paryati
3.
Alamat
: Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118, Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat
4.
Telepon
: 08567699825
5.
Anak ke
: 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara
vii
ABSTRACT The study was backed by the excellent potential of the phenomenon by the classification as well as the County/city in the Yogyakarta special region province have not been identified and utilized optimally for the development of construction. This study aims to find out and analyse sectors base/top which has a competitive advantage and specialization in each kabupaten/kota, as well as determine priority regions and sectors of the typology of the base for the development of the construction of Regency/city. The Data used in this study is secondary data in the period 20062010. Data sourced from BPS Province BPS regency/town in Province of DIY, and also Bappeda Province of DIY. The Analysis Model used the analysis of LQ, Shift-Share, Typology Klassen and growth Ratio Model (MRP). The results of this research concluded that the district/city has the potential of each according to its condition. Agricultural Sector, mining and quarrying Sector, manufacture sevtor, and services sector still represent dominant bases sector because its 3 regency have bases / pre-eminent in this sector; While other sectors varied. The electricity, gas and clean water, and transportation and communication sector only owned by Yogyakarta Town as well as the city of the most numerous having sector basis same as district sleman ( 5 sector base ). The city of Yogyakarta which are classified into fast forward and fastgrowing. Then the Sleman Regency which are classified into fast-growing areas. Three other regencies terklasifikasi into the relative left behind. from the results of the analysis of LQ, Shift-Share, Klassen thypology and sectoral growth Typology can be determined regency/city priority development sectors flagship owned. Yogyakarta city and Regency of gunung Kidul have first priority to the development of all sectors of the area of the base.
Keywords: GDP, Location Analysis and Shift Share Quetiont. Priority Development
viii
ABSTRAK Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektorsektor basis/unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di masing-masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten/kota. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun waktu tahun 2006-2010. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota. Serta Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa-jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi DIY karena 3 Kabupatennya mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki Kota Yogyakarta sekaligus sebagai Kota yang paling banyak memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Sleman (5 Sektor basis). Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Kemudian Kabupaten Sleman yang masuk dalam Tipologi daerah berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan sektor-sektor unggulan yang dimiliki. Kota Yogyakarta dan Kabupaten gunung Kidul mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua sektor basis yang dimilikinya.
Kata kunci : PDRB, Analisis Location Quetiont dan Shift Pembangungan
ix
Share, Prioritas
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu’alaihi Wassalam sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah Ta’ala dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada: 1. Ayahanda Sencoko dan Ibunda Paryati atas doa dan kasih sayang yang tidak terbatas kepada peneliti hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat ini tidak dapat peeneliti berikan untuk mereka. Semoga Allah Ta’ala selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi. 3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih bapak atas jasa dan support serta selama ini sangat baik kepada saya, mudah ditemui, mudah.
x
4. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada Bapak Lukman, Bapak Darmajaya, dan Ibu Utami Baroroh penguji ujian komprehensif yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal dan juga nilainya. 7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Siska dan Bapak Ajis yang telah membantu penulis dalam hal – hal akademik sehingga dapat dilancarkan segala urusan penulis saat ini 8. Bonita dan Chandra sebagai adikki paling teramat banyak bantuannya sampai – sampai tidak
dapat
disebutkan apa
saja
yang
sudah diberikannya
olehnya,terima kasih. 9. Keluarga besar IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) seluruh angkatan, khususnya angkatan 2009 : kelas B yaitu Gery, Raihan, Udin, Aziz dan semua teman dari kelas B yang lain. Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Jazákumullah Khoiron. Bekasi, Mei 2013
Aditya Nugraha Putra
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… I HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….... II HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………. III DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… VI ABSTRACT ………………………….…………………………………… VIII ABSTRAKSI ………………………….………………………………….. IX KATA PENGANTAR ………………………….………………… ……... X DAFTAR ISI ………………………….………………………………….. XII DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. XVII DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. XIX DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... XX BAB I :
BAB II :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……………………………...
1
B. Perumusan Masalah ........................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …...................................
11
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ...
13
1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah ………............
13
a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) …
13
b. Teori Lokasi ……………………………………..
14
c. Teori Tempat Sentral ……………………………
16
d. Teori Kausasi Kumulatif ………………………...
16
e. Model Daya Tarik (Attraction) ………………….
17
2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah …………...
17
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ………………
18
a. Teori Adam Smith ………………………………
18
b. Teori Whilt Whitman Rostow …………………..
19
xii
BAB III :
c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional …...
19
d. Teori Thomas Robert Malthus …………………..
20
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ………...
21
5. Analisis Shift-Share ………………………………...
22
6. Tipologi Ekonomi Regional ………………………..
23
B. Penelitian Sebelumnya ....................................................
24
C. Kerangka Berpikir ...........................................................
29
METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................
31
B. Metode Penentuan Sampel …………………………….
32
C. Metode Pengumpulan Data .............................................
32
1. Field Research ...........................................................
32
2. Library Research .......................................................
33
D. Metode Analisis ..............................................................
33
1. Analisis Location Quotient (LQ) ...............................
33
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ..............
35
3. Analisis Overlay.........................................................
37
4. Analisis Shift-Share (S-S) .........................................
40
5. Penentuan Tipologi Daerah........................................
44
6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta .....
46
E. Operasional Variabel Penelitian .....................................
47
1. Potensi Ekonomi ........................................................
47
xiii
BAB IV :
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...............
47
3. Pertumbuhan Ekonomi ..............................................
48
4. Pendapatan Perkapita .................................................
48
5. Sektor-Sektor Ekonomi .............................................
48
6. Kegiatan Ekonomi......................................................
49
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian …………………...
50
1. Pembentukkan Provinsi DIY .....................................
50
2. Letak Geografis .........................................................
50
3. Demografi ..................................................................
52
4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY ........................
53
B. Pembahasan …………………………………………….
57
1. Sektor-Sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota 57 a. Sektor Pertanian ....................................................
57
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian ..................
59
c. Sektor Industri Pengolahan ...................................
60
d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ......................
61
e. Sektor Bangunan ...................................................
62
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .............
63
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................
64
h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
65
i. Sektor Jasa-Jasa ....................................................
66
2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ………..
68
xiv
a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo ................
70
b. Analisis MRP Kabupaten Bantul ..........................
71
c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul .............
72
d. Analisis MRP Kabupaten Sleman ........................
74
e. Analisis MRP Kota Yogyakarta ...........................
75
3. Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Komparatif dan Spesialisasi ..........................................................
78
4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY ...................................................................................
83
5. Prioritas Wilayah Untuk Pengembangan Pembangunan
86
a. Prioritas Sektor Pertanian .....................................
86
b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian …
87
c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan ....................
88
d. Prioritas Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ........
88
e. Prioritas Sektor Bangunan ....................................
88
f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
89
g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ..
90
h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ……………….................................... i. Prioritas Sektor Jasa …………………………… BAB V :
90 91
KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ....................................................................
95
B. Saran ...............................................................................
97
xv
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
99
LAMPIRAN ………………………………………………………………
101
xvi
DAFTAR TABEL No
Keterangan
Halaman
1.1
Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se Jawa Tahun 2010
4
Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se Jawa Tahun 2004 dan 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000
5
PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000
7
2.1
Tipologi Daerah
24
2.2
Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010
26
4.1
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010
51
4.2
Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi DIY Tahun 2008-2010
52
Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase)
54
Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2010 (persentase)
55
PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010
56
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun 2005-2010
58
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010
60
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri Pengolahan Tahun 2005-2010
61
Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Tahun 2005-2010
62
4.10 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun 2005-2010
63
4.11 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor
64
1.2
1.3
4.3 4.4 4.5
4.6 4.7 4.8 4.9
xvii
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2005-2010 4.12 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010
65
4.13 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010
65
4.14 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor JasaJasa Tahun 2005-2010
67
4.15 Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010
68
4.16 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2010
71
4.17 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010
72
4.18 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005-2010
74
4.19 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2005-2010
75
4.20 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kota Yogyakarta Tahun 2005-2010
76
4.21
Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
82
Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode 2005-2010
86
4.23 Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010
87
4.24 Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
87
4.25 Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
88
4.26 Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010
89
4.22
xviii
4.27 Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
90
4.28 Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
91
4.29 Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010
91
4.30 Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi DIY Tahun 2005-2010
92
xix
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
30
3.1
Klasifikasi Tipologin Klassen
45
4.1
Peta Pulau Jawa
51
4.2
Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010
85
xx
DAFTAR LAMPIRAN No
Keterangan
Halaman
I
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
101
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
102
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
103
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
104
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
105
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)
106
VII
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo
107
VIII
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul
110
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung Kidul
113
X
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman
116
XI
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta
119
XII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo
122
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul
125
II
III
IV
V
VI
IX
XIII
xxi
XIV
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul
128
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman
131
XVI
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta
134
XVII
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY
137
XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo
140
XV
XIX
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul
144
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul
148
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman
152
Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta
156
XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %)
160
XX
XXI
XXII
xxii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim pada umumnya terfokus pada pembangunan ekonomi dengan memprioritaskana upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas dan standar hidup yang diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota. Indonesia
yang
masyarakatnya
mayoritas
Muslim melaksanakan
pembangunan tidak terlepas dari pandangan tersebut. Pembangunan nasional harus memperhatikan kondisi masyarakat (mayoritas Muslim). Namun demikian tetap harus memperhatikan minoritas yang sama-sama mempunyai hak dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional juga harus memperhatikan kondisi daerah-daerah diseluruh Indonesia karena pembangunan daerah tidak bisa disamaratakan dengan alasan perbedaan karakteristik, budaya, keadaan sosial dan sebagainya. Maka dari itu, keberhasilan pembangunan nasional bisa terlihat dari pembangunan daerahdaerah yang ada. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan
1
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2002:108). Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan
pada
kekhasan
daerah
yang
bersangkutan
(endogenous
development) dengan menggunakan potensi sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Todaro mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya dari sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya pembangunan tersebut. Sudah dua belas tahun Indonesia menghadapi perubahan kondisi pembangunan secara keseluruhan. Pemerintahan dan pembangunan diseluruh Indonesia sudah memasuki otonomi daerah yang memiliki hakikat bahwa pengelolaan pembangunan diserahkan oleh pemerintah pusat pemerintah daerah.
kepada
Perubahan sistem pemerintahan dan pengelolaan
pembangunan daerah serta terjadinya globalisasi kegiaatan ekonomi tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan yang cukup drastis dalam pengelolaan
2
pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah yang selama ini cenderung seragam mulai berubah dan bervariasi. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi daerah tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dialami oleh daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:229). Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja (job creation). Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu tidak akan sama dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi. Kaum klasik berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan daerah yang miskin SDA (Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam pembangunan
yang
selanjutnya
harus
terus
dikembangkan.
Selain
mengandalkan SDA yang ada dibutuhkan juga sinergi dengan faktor-faktor lain sepeti SDM yang mengelola SDA, teknologi sebagai alat “tools” untuk mengelola SDA. Sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan berkualitas, yang akhirnya berdampak pada pendapatan daerah tersebut. Seketika tejadi multiplier effect dalam kegiatan perekonomian dan perputaran uang akan terjadi. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, merupakan provinsi terkecil kedua di pulau Jawa setelah DKI
3
Jakarta bila ditinjau dari segi luas wilayah. DIY mempunyai luas wilayah sebesar 3185,80 km2 sedangkan provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 664,01 km2, provinsi yang paling besar luas wilayahnya di pulau jawa yaitu Jawa Timur dengan luas wilayah 47.799,75 km2, kemudian provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 35.377,76 km2 dan provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 32800,69 km2 serta provinsi Banten yang memiliki luas wilayah sebesar 9.662,92 km2. Namun demikian dengan luas wilayah yang relatif kecil DIY memiliki jumlah penduduk yang tidak banyak yaitu sebesar 3.457.491 jiwa berbeda jauh dengan propinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah yang kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa, seperti yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut: Tabel.1.1. Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se-Jawa Tahun 2010 Luas Wilayah Jumlah Penduduk 2 (km ) (jiwa) 1 DKI Jakarta 664,01 9.607.787 2 Jawa Barat 35.377,76 43.053.732 3 Banten 9.662,92 10.632.166 4 Jawa Tengah 32.800,69 32.382.657 5 DIY 3185,80 3.457.491 6 Jawa Timur 47.799,75 37.476.757 Sumber data: BPS-Statistik Indonesia 2011 Provinsi DIY mempunyai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) No
Wilayah
yang paling rendah yakni hanya sebesar Rp. 5009 milyar pada tahun 2004 dan tahun 2008 sebesar Rp. 19.212,5 milyar atau berada diurutan paling bawah setelah Provinsi Banten dengan PDRB-nya sebesar Rp. 68.802,9 milyar tahun 2008 dan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 168.034,5 milyar pada tahun 2008. Laju pertumbuhan ekononomi DIY sebesar 5,03%, jauh dari laju 4
pertumbuhan provinsi lainnya di pulau jawa seperti Jawa Barat dengan 6,21% dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,23%. Hal inilah yang harus dilakukan Pemda DIY untuk meningkatkan pertumbuhan agar tidak tertinggal jauh dari provinsi lainnya seperti ditunjukkan dalam tabel.1.2.
Tabel.1.2. Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan ekonomi Propinsi se Jawa tahun 2004 dan 2008 atas dasar harga konstan 2000 PDRB Thn 2004 No Wilayah (miliar Rp) 1 DKI Jakarta 31.832,2 2 Jawa Barat 5.957,0 3 Banten 6.011,8 4 Jawa Tengah 4.172,7 5 DIY 5.009,0 6 Jawa Timur 6.639,7 Sumber: BPS-Statistik Indonesia 2011
PDRB Thn 2008 (miliar Rp)
PDRB/kap Thn 2008 (ribu Rp)
353.723,4 291.205,8 68.802,9 168.034,5 19.212,5 305.538,7
37.782,5 7.005,5 6.814,3 5.220,7 5.662,4 8.264,0
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,23 6,21 5,77 5,61 5,03 6,16
Sebuah hasil studi tentang anatomi makro ekonomi regional di provinsi DIY menunjukkan bahwa pertumbuhan Propinsi DIY masih di bawah pertumbuhan nasional yakni berkisar antara 3,70% sampai 5,02% (Ma’ruf, 2009). Bencana alam terjadi di salah satu kabupaten di DIY yaitu Kabupaten Bantul pada tahun 2006 dan berkelanjutan hingga tahun 2010 di Kabupaten Sleman. Seiring dengan terjadinya bencana alam di daerah tersebut jelas mempengaruhi DIY secara keseluruhan. Ini memiliki dampak yang besar terhadap kegiatan ekonomi di daerah karena bencana alam dapat menimbulkan dampak langsung berupa kematian, kerugian materiil, rusaknya sektor-sektor 5
ekonomi seperti yang terjadi di Kabupaten bantul 2006 yang lalu. Hal ini jelas memperparah kondisi ekonomi daerah meskipun saat ini DIY berada dalam taraf pemulihan dari adanya bencana alam yang sering melanda. Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah kabupaten/kota dituntut untuk mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu indikatornya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan hasil murni yang didapatkan oleh suatu daerah. Semakin besar PAD, maka menunjukkan kemandirian daerah tersebut. Untuk meningkatkan PAD nya yang nanti akan berpengaruh terhadap PDRB, maka pemerintah daerah harus terus menggali potensi ekonomi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan warisan alam untuk pariwisata yang ada di Provinsi DIY dan selalu mensyukuri pemberian dari Allah Ta’ala sehingga nikmat tersebut akan ditambah oleh Allah Ta’ala. Di Provinsi DIY terdapat empat kabupaten dan satu kota dimana tentunya setiap kabupaten dan kota masing-masing mempunyai potensi ekonomi yang khas sesuai keadaan daerahnya masing-masing sehingga akan mempunyai PDRB, tingkat pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbedabeda pula seperti yang terlihat dalam Tabel.1.3. berikut ini.
6
Tabel.1.3. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000
PDRB No Kabupaten/Kota tahun 2005 (Juta Rp)
Perse ntase (%)
1 2 3 4 5
Kulonprogo 1.465.477 9,05 Bantul 3.080.313 19,02 Gunungkidul 2.613.269 16,14 Sleman 4.837.435 29,88 Yogyakarta 4.194.945 25,91 DIY 16.191.439 100 Sumber Data: BPS-DIY Dalam Angka 2010
PDRB Tahun 2009
Perse ntase (%)
1.728.304 3.779.948 3.197.365 6.099.557 5.244.851 20.050.025
8,62 18,85 15,95 30,42 26,16 100
Laju pertumb uhan ekonomi rata-rata (%) 4,31 3,98 4,11 4,74 4,56 4,41
Tabel di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2005-2009 terdapat kabupaten yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi rata-rata terendah dalam kurun waktu lima tahun dibandingkan kabupaten lainnya berada di bawah 4% yaitu Kabupaten bantul sebesar 3,98%. Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah DIY terutama Pemda Kabupaten Bantul. Meskipun diketahui bahwa untuk kabupaten Bantul kemunduran ekonominya lebih dipengaruhi oleh adanya bencana alam yang melanda pada tahun 2006 sehingga pertumbuhan ekonomi pada saat itu hanya sebesar 2,02 %. Gempa yang melanda Kabupaten Bantul membuat
lumpuh
sektor-sektor
ekonomi
yang
ada.
Perhatian
dan
pengembangan pembangunannya perlu direncanakan kembali sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut dan antisipasi bencana harus disiapkan.
7
Selain bencana alam yang menjadi salah satu masalah di Provinsi DIY, ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan potensi ekonomi itu sendiri. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi. Masalah selanjutnya, dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum diketahui sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Sehingga pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada nagka-angka kuantitatif saja. Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti penting adalah dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensidaya saing kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting, dikarenakan potensi yang belum diketahui keunggulannya sulit dikembangkan. Namun jika sudah diketahui sektor mana saja yang memiliki potensi masing-masing, maka pemerintah bisa mengambil sikap dan kebijakan terhadap sektor-sektor tersebut dengan lebih tepat. Masalah yang melanda Provinsi DIY berhubungan dengan potensi ekonomi yaitu belum diketahui daerah masing-masing kabupaten.kota yang digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan. Dengan adanya
8
otonommi daerah, semua kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri membangun daerahnya.
Tapi
Provinsi
memiliki
peran
sebagai
kordinasi
antar
kabupaten/kota sehingga Provinsi harus mengetahui daerah mana yang bisa dijaidkan contoh untuk memacu pengembangan pembangunan. Masalah terakhir yang penting yaitu belum adanya prioritas sektor basis dalam pengembangan pembangunan. Sembilan sektor yang dimiliki oleh kabuaten/kota memiliki program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang dialokasikan, kemudian RPJMD dan “urgensi” program tersebut. Untuk itu prioritas penentuan sektor basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah dengan kebijakanya dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektorsektor basis. Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di kabupaten/kota yang lain cukup baik, namun masing-masing kabupaten/kota harus lebih meningkatkan PDRB nya. Agar hasil pendapatan daerah berkah untuk rakyat setempat, perlu dihindari kegiatan ekonomi atau sektor-sektor yang haram, bertentangan dengan syariat Islam serta merugikan orang banyak. Pemda harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. Karena masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga kabupaten/kota di DIY menemukan dan mengetahui sektorsektor yang unggul di daerahnya. Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang meyebar dari Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda
9
diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan oleh Pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama, untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus-menerus harus dilakukan agar pembangunan di daearah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut tidak dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak merugikan daerah tersebut. Dari uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten dan kota yang berada dalam wilayah DIY sebagai pedoman dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)”. B. Perumusan Masalah Provinsi DIY termasuk daerah yang perekonomiannya paling rendah dibandingkan dengan lima provinsi lainnya yang setara di Jawa yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten, yang tercermin dari tingkat Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB)nya (lihat Tabel 1.2.). Demikian pula dengan volume ekspornya. Hal ini disebabkan belum optimalnya pemgembangan potensi daerah. Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dikaji adalah:
10
1. Sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY; 2. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 3. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 4. Daerah mana yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan.; 5. Bagaimana penentuan prioritas sektor
basis
untuk pengembangan
pembangunan di DIY ditiap kabupaten/kota. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di wilayah DIY dengan cara: 1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY; 2. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY; 3. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY
11
4. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. 5. Menentukan priorotas sektor basis guna pengembangan pembangunan di DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota Khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi dan pedoman bagi pengambil kebijakan serta peneliti lainnya yang berminat dibidang ini: 1. Memudahkan pemerintah provinsi DIY membuat perencanaan kebijakan pembangunan ekonomi daerah baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang berdasarkan potensi ekonomi dan tipologi yang dimiliki tiap kabupaten/kota. 2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan oleh pemerintah DIY tentang kinerja masing-masing sektor. 3. Menambah referensi tentang pertumbuhan ekonomi di suatu daerah untuk dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan studi-studi selanjutnya.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil 1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116). Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor berorientasi
basis ekspor
merupakan keluar
sektor
batas
yang
wilayah
melakukan aktifitas perekonomian
yang
bersangkutan. Sektor basis memiliki peran penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian regional. Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.
13
Strategi pembangunan daerah yang muncul berdasarkan teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang
mempunyai
pasar
secara
nasional
maupun
internasional.
implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut. Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional (Emilia, 2006:24). LQ menggunakan rasio total nilai PDRB disuatu daerah (kabupaten/kota) dibandingkan dengan rasio PDRB pada sektor yang sama di wilayah referensi (provinsi/nasional). b. Teori Lokasi Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Buku ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1929 oleh C.J.Friedrich dengan judul Alfred Weber’s Theory of Location of Industries (Tarigan, 2005:96). Teori yang dipelopori oleh Weber ini khusus untuk kegiatan industri pengolahan.
Sehingga teori ini
sangat
terkait
dengan
pengembangan kawasan industri. Untuk lebih mendalami digunakan
14
pendekatan Least cost analysis dalam penerapannya. Teori ini mengemukakan mengenai perusahaan yang meminimumkan biaya dengan cara pemilihan lokasi yang strategis dan mendekati pasar. Strategis dalam arti mudah dalam mendapatkan bahan baku dan mudah dalam distribusi barang atau jasa. Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok yaitu lokasi pasar dan sumber bahan baku, sebahagian bahan baku adalah localized materials, tidak terjadi perubahan teknologi serta ongkos transportasi tetap. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari suatu perusahaan industri umumnya terletak dimana permintaan terkonsentrasi atau sumber bahan baku. Bila suatu perusahaan industri memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebut, maka ongkos angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat diminimumkan dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi perusahaan pada suatu lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin (Emilia, 2006:16). Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat), kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya serta sanitasi (Arsyad, 2002:116).
15
c. Teori Tempat Sentral Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaaan. Misalnya perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan. Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002:117). d. Teori Kausasi Kumulatif Kondisi
daerah-daerah
sekitar
kota
yang
semakin
buruk
menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderng memperpanjang kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Maka dari itu kita mengenal ada yang disebut daerah maju dan daerah terbelakang. Daerah maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya. Inilah yang disebut sebagai backwash effect (Mrydal, 1957 dalam Arsyad, 2002). Menurut model ini, ketimpangan pembangunan regional hanya akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya
16
diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan (Sjafrizal, 2008:98). e. Model Daya Tarik (Attraction) Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melaui pemberian subsidi dan insentif (Arsyad, 2002:118) 2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Tujuan perencanaan pembangunan ekonomi yang utama adalah untuk memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. Selanjutnya untuk mencapai stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses jika mampu memenuhi
kebutuhan
dunia
usaha
seperti
lahan,
keuangan,
dan
infrastruktur. Selain sukses, pembangunan ekonomi akan berkah apabila aktifitas di dalamnya terhindar serta terbebas dari praktek-praktek ribawi. Tujuan berikutnya, untuk mengembangkan sektor basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan fluktuasi ekonomi sektoral yang akan mempengaruhi keempatan kerja masyarakat. Secara garis besar, strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan
menjadi
empat
yaitu:
(1)
Strategi
Pengembangan
Fisik/Lokalitas, (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha, (3) Strategi
17
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4) Strategi Pengembangan Masyarakat. (Evi dan Hastarini, 2008:167) 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah a. Teori Adam Smith Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa bercocok tanam, masa berdagang, dan tahap masa industri. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting. Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya
18
harus tunduk pada funsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi (Kuncoro, 1997 dalam Akrom, 2010) b. Toeri Whilt Whitman Rostow Menurut Rostow dalam bukunya The Stage of Economics Growth (1965) proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap yaitu: pertama, masyarakat tradisional dimana pada tahapan ini masyarakat menggunakan metode produksi yang masih primitif dengan kebiasaan turun-temurun. Kedua, tahapan prasyarat tinggal landas dimana terjadi transformasi
diseluruh sektor
kehidupan seperti
transformasi dari sektor pertanian menuju sektor perkotaan. Ketiga, tahapan tinggal landas dimana terjadi berbagai perubahan yang drastis baik berbentuk revolusi politik, terciptanya berbagai inovasi dan munculnya pasar-pasar baru. Keempat, tahap menuju kedewasaan dimana industri sudah berkembang dengan pesat, penggunaaan teknologi secara efektif disemua sektor produksi, keahlian tenaga kerja meningkat dan terjadi perubahan-perubahan sosial. Kelima, tahap konsumsi tinggi dimana segala sesuatu berorientasi pada masalah konsumsi bukan produksi (Zakaria, 2009:113-116). c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Berbeda dengan Keynes yang melihat perekonomian dalam jangka pendek, teori ini melihat dari sisi jangka panjang yang didasarkan beberapa asumsi: 1) Perekonomian bersifat tertutup 19
2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan 3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap 4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan timgkat pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut : g = k= n,
Keterangan : g = Growth (tingkat pertumbuhan output k = Capital (tingkat pertumbuhan modal) n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal output). (Tarigan, 2007:49). d. Teori Thomas Robert Malthus Malthus
menitikberatkan
perhatian
pada
perkembangan
kesejahteraan suatu negara, yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan suatu negara sebagian tergantung pada jumlah output yang dihasilkan oleh tenaga kerja dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut (Jhingan, 1993 dalam Akrom, 2010). 20
4. Produk Domestik regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011:2) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu: a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori/stok, dan ekspor neto.
21
c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Namun pada pendekatan pendapatan ada satu komponen balas jasa yang bertentangan dengan kaidah Islam, yaitu adanya balas jasa dari modal yang dipinjamkan berupa bunga. jika landasannya investasi hendaknya balas jasa berupa bagi hasil bukan bunga karena dalam investasi belum diketahui keuntungan maupun kerugian di masa mendatang. 5. Analisis Shift-Share Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan kinerja
atau
produktivitas
kerja
perekonomian
daerah
dengan
membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu (Arsyad, 2002:139-140): a. Pertumbuhan
ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis
perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.
22
b. Pereseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang yang lebih besar untuk dijadikan acuan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian yang dijadikan acuan. c. Peregeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk menentukan seberapa besar daya saing industri daerah dengan perekonomian yang dijadikan acuan. 6. Tipologi Ekonomi Regional Menurut Leo Klassen (1965) analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan eonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah (Emilia, 2006:55). Kemudian daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu: a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh b. Daerah maju tapi tertekan c. Daerah berkembang cepat d. Daerah relatif tertinggal Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
23
Tabel.2.1. Tipologi Daerah PDRB perkapita (y) Laju Pertumbuhan (r) ri > r ri < r
yi > y
yi < y
Daerah maju dan Tumbuh Cepat Daerah maju tapi tertekan
Daerah berkembang cepat Daerah relatif tertinggal
Sumber: Mudrajat Kuncoro dalam Nudiatulhuda (2007) Keterangan: r = Rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota y = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota ri = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang diamati yi = PDRB per kapita kabupaten/kota yang diamati B. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai sektor basis telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Analisis yang digunakan sebagian besar adalah analisis shift-share dan LQ. Selain menggunakan analisis tersebut, ada pula yang menggunakan analisis klassen tipologi atau analisis LQ digabungkan dengan klassen tipologi dan Logistic Regression. Wali I Mondal (2009) hasil analisis mengenai potensi pembangunan industrial di Malaysia. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan pendekatan shift-share menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor
24
perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia. AguS Tri Basuki (2009) hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Yapen, Provinsi Papua Tahun 2004-2008. Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling menguntungkan adalah keuangan,, persewaan, dan jasa perusahaan jasa, serta sektor konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Secara lengkap penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut:
25
Tabel.2.2. Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010 No
Peneliti
Alat Analisis - Shift Share
1
Wali I. Mondal (2009)
2
Agus Tri Basuki (2009) - Klasifikasi Pertumbuhan - LQ - MRP (Rps, Rpr) - Overlay - Shift-Share - Klassen Tipology - overlay
3
Fafurida (2009)
- LQ - Shift Share - Analisis Indeks
Judul dan Hasil Penelitian Judul: An Anlysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A shift-Share Approach Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia. Judul: Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008 Hasil Penelitian: Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling mneguntungkan adalah layanan, keuangan, perusahaan jasa, dan konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Judul: Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kulonprogo Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan 26
Sentralitas
4
Kartika Hendra Titisari (2009)
- Perbandingan PDRB - Tipologi Klassen - LQ - MRP
dalam pengembangna sektor pertanian terutama makanan pertanian . hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk produksi padi dipusatkan di Kecamatan Temno, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan Kecamatan Samigaluh. Sedangkan untuk penggilingna beras dikembangkan di Kecamatan Wates, dan Kecamatan Pengasig. Untuk komoditas jagung pengembangan industri pengolahannya bisa dikembangkan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih dan pusat produksi bisa dilakukan di Kecamatan Temonb, Lendah, Kokap, Kalibawang, dan Samigaluh. Untuk komoditas tanaman singkong pusat produksi di Kecamatan Temon, Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Sedangkan industri pengolahannya bisa dilakukan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih. Pusat produksi Ubi jalar di Kecamatan Panjatan, Pengasih dan Girimulyo. Sedangkan untuk industri pengolahan di Kecamatan Wates. Untuk komoditas Kacang Pusat produksi di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh. Sedangkan industri pengolahannnya di Kecamatan Wates, dan Pengasih. Pusat produksi kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan, dan Kalibawang. Sedangkan industri pengolahannya di Kecamatan Sentolo, dan Pengasih. Kecamatan Temon, Sentolo, dan Pengasih adalah pusat produksi tanaman kacang hijau sedangkan industri pengolahnanya di Kecamatan Wates. Judul: Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen Hasil Penelitian: Analisis Potensi internal (pertumbuhan dan kontribusi) yang menempati psosisi prima dan berkembang di Boyolali ialah sektor listrik, gas dan air bersih, lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Sedangkan di Karanganyar sektor yang menduduki posisi berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan perhubungan, sewa bangunan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa. Untuk Sragen yang menduduki posisi prima dan berkembang adalah sektor industri dan sektor jasa-jasa. 27
Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita di Karanganyar di atas pendapatan per kapita rata-trata di Jawa Tengah. Sedangkan Boyolali dan Sragen berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita Jawa Tengah. 5
Ahmad Mar’ruf (2009) - LQ (DLQ) - Shift-Share - ICOR
6
Janaranjana Heralth, Tesfa G. Gebremedhin dan Blessing M. Maumble (2010)
- Shift-Share Dinamis
Judul: Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasu Provinsi DIY. Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitianj ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan, deskripsi struktur ekonomi daerah dan menganalisis sektor perekonomian ynag potensial serta mengetahui tingkat investasi dan stabilitas perekonomian di DIY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dinamika pertumbuhan ekonomi DIY sejalan dengan pertumbuhan nasional. Kemudian sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran. Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Judul: A Dynamic Shift Share Analysis of economic Growth in West Virginia. Hasil Penelitian: pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi menjadi tulang punggung perekonomian Virginia Barat. Tiga sektor menunjukkan kinerja yang menurun dalam periode 38-tahun. Layanan ,keuangan asuransi dan real estat adalah sektor yang paling kuat berkontribusi 91 persen dari pertumbuhan pekerjaan sejak 1970 hingga 2007. Terlepas dari dua sektor, sektor grosir dan ritel dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor ini potensi dan pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di WVirginia Barat
28
C. Kerangka Berpikir Suatu daerah memiliki potensi ekonomi masing-masing. Namun tidak semua potensi ekonomi yang ada yang teridentifikasi dengan benar. Provinsi DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota memiliki potensi ekonomi terhadap sektor-sektornya. Namun belum teridintifikasi dengan benar. Seperti sektor basis dengan keungguylan kompetitif, komparatif dan spesialisasi belum diketahui. Ini menjadi masalah dalam pengembangan pembangunan di daerah tersebut.
Begitu
juga
dengan daerah acuan
sebagai
pengembangan
pembangunan yang belum terlihat. Merujuk kepada Teori yang ada seperti teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, maka untuk mengidentifikasi daerah yang bisa dijadikan acuan pembangunan bisa digunakan alat analisis Tipologi Klassen. Sedangkan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan wlayah dapat digunakan alat analisis LQ. Lalu Pengembangan potensi ekonomi daerah dapat menggunakan Alat analisis MRP dan Overlay. Setelah semua alat analisis digunakan, maka akan didapatkan suatu hasil. Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan pengambilan kebijakan. Dengan kebijakan tersebut akan ada implikasinya berupa prioritas pembangunan daerah. Dengan demikian terlihat dari penelitian ini akan memiliki peran dalam penentuan prioritas pembangunan daerah khususnya di Provinsi DIY.
Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema sebagai berikut:
29
Gambar.2.1. Bagan Kerangka Pemikiran Potensi Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Belum Teridentifikasinya Sektor-Sektor Basis yang Potensial Baik Kompetitif, Komparatif maupun Spesialisasi
Belum teridentifikasi daerah yang menjadi acuan pembangunan dan prioritas sektor basis
Teori Pembangunan & Pertumbuhan EkonomiWilayah
Tipologi Klassen
Sektor Potensial Dalam Pengembangan Wilayah
Analisis LQ
Pengembangan potensi Ekonomi Daerah
Analisis MRP & Overlay
Analisis ShiftShare
Kesimpulan dan Pengambilan Kebijakan
Implikasi Kebijakan Berupa Prioritas Pembangunan Daerah
30
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah di provinsi DIY yaitu seluruh kabupaten dan kota. Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini meliputi tahun 2005-2010 dengan menggunakan data series (time series). Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua (data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost facto, dimana menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa memberi perlakuan maupun treatment khusus pada variabel yang diteliti. Di dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto adalah: “Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”. Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel dalam penelitian.
31
B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, dikutip dalam Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Provinsi di Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) “sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbanganpertimbangan tertentu dari peneliti. Sugiyono (2005:78) mengungkapkan: “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah Provinsi DIY. C. Metode Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
sangat
penting
untuk
mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu metode penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dikehendaki. Metode yang peneliti gunakan yaitu: 1. Field Research Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang menyediakan data-data sekunder yang diperlukan sebagai bahan referensi seperti Badan Pusat Statistik.
32
2. Library research Landasan dan teori yang kuat dibutuhkan dalam pemecahan masalah, sehingga penulis melakukan penelitian keputusan dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel ilmiah, data-data dari internet, dant lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Dengan metode field research dan library research didapatkan berbagai informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini yang dipublikasikan oleh berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain: 1. Badan Pusat Statistik (BPS) (DIY Dalam Angka 2005-2009). 2. Badan Pusat Statistik (BPS) (Kabupaten Dalam Angka Se-DIY). 3. Buku Statitik Tahunan Indonesia serta berbagai jurnal ilmiah lainnya. D. Metode Analisis 1. Analisis Location Quotient (LQ) Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.(Emilia, 2006:24). Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang
33
lebih luas (regional atau nasional). Secara matematis rumus LQ sebagai berikut:
Keterangan: Xij = Nilai Tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota) Xj = Total nilai tambah sektor i di daerah j Yi = Nilai tambah sektor i di daerah p (propinsi/Nasional) Y = Total nilai tambah sektor di p (Propinsi/Nasional) Xij/Xj = Prosentasi employment regional dalam sektor i Yi/Y = Prosentasi empolyment nasional dalam sektor i Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan. Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu (Choliq, 2007:56): a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor). b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi komoditas tersebut belum 34
mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi. 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten/kota maupun provinsi DIY berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam Agus, 2009). Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP: a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi). Berikut formula dari RPs:
Keterangan: 35
Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah Eij
= PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian
Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi Ein
= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun penelitian Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi (provinsi/nasional). Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota) lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah referensi (provinsi/nasional). b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan antara laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi (Provinsi). Berikut formula dari RPr:
Keterangan: Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi
36
Ein
= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun penelitian
En = Perubahan PDRB nasional/provinsi En
= Total PDRB nasional/Provinsi pada awal tahun penelitian Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (provinsi/nasional). Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi (provinsi/nasional)lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah tersebut (provinsi/nasional). 3. Analisis Overlay Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi postif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang dari satu diberi notasi negatif (-).
37
Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria tersebut yaitu: a. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi di kabupaten/kota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi sektoral di kabupaten/kota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. b. Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang berarti kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi DIY. c. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupaten/kota dan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun 38
komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. d. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupaten/kota lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY. e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. f. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan (-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota 39
lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY. Namun sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total wilayah DIY. h. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan (+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota lebih rendah dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi pertumbuhan sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total di DIY. Namun kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan DIY. Adapun dalam penelitian ini akan diidentifikasi dengan menggunakan 3 kriteria saja. Dengan pertimbangan 3 kriteria tersebut menjawab permasalahan dari masalah yang ada. Kriteria yang digunakan yaitu kriteria (+++), (-++), dan (---). Sehingga dalam interpretasi hasil akan terlihat sektor mana yang memiliki keunggulan kmompetitif dan komparatif. 4. Analisis Shift-Share (S-S) Analisis shift-share merupakan teknik teknik dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional) (Arsyad, 2002).
40
Analisis ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel daerah selama waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh pertumbuhan nasional (N), bauran industru (M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan dari wilayah yang lebih besar disebut pangsa (share), pengaruh bauran industri disebut proporsional shift dan pengaruh keunggulan kompetitif disebut differential shift atau regional share (Soepono, 1993 dalam Agus, 2009). Menurut Prasetyo Soepomo yang dikutip dalam Akrom (2010) bentuk umum persamaan dari Analisis Shift-Share dan komponenya adalah sebagai berikut: Dij = Nij + Mij + Cij Keterangan: i
= Sektor-sektor ekonomi yang diteliti (9 Sektor)
j
= Variabel wilayah yang diteliti (kabupaten/kota)
n
= Variabel wilayah provinsi/nasional (Provinsi)
Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota Dalam penelitian ini variabel daerah yang digunakan adalah PDRB yang dinotasikan sebagai (E). Persamaan (1) di atas dapat dicari dengan formulasi berikut:
41
Keterangan: Eij = PDRB sektot i di kabupaten/kota E*ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis rij
= Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota
rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi rn
= Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi (rn) dapat didefinisikan
sebagai berikut:
Keterangan: Ein = PDRB sektor i di Provinsi E*in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis En = Total PDRB semua sektor di Provinsi E*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis Sehingga persamaan (1) tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut: Dij = Eij (rn) + Eij (rin – rn) + Eij (rij – rin)
42
Penelitian ini akan melihat keunggulan kompetitif dan spesialisasi suatu daerah, maka dari analisis shift share tersebut dimodifikasi dengan rumus
Shift-Share
Nudiatulhuda,
Estaban
2007).
Marquillas
(Sopono,
Komponen differentional
shift
19933
dalam
yaitu
berupa
keunggulan kompetitif dapat disempurnakan dengan Shift-Share Estaban Marquillas sebagai berikut: Cij = Eij (rij – rn) Disempurnakan menjadi: C’ij = E’ij (rij – rn) Keterangan: C’ij
= Persaingan atau ketidak \unggulan kompetitif disektor i pada perekonomiansuatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.
E’ij
= Eij yang diharapkan Rumus untuk mencari E’ij adalah sebagai berikut: E’ij = Ej (Ein / En) Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan
dari suatu variabel wilayah (Aij) dapat dirumuskan sebagai berikut: Aij = (Eij – E’ij) (rij – rin) Keterangan: Aij
= pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya tingkat spesialisasi sektor i di kabupaten/kota dikalikan dengan keunggulan kompetitif.
43
(Eij – E’ij)
= Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata (Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (E’ij)
(rij – rin)
= Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju pertumbuhan sektor di provinsi.
Maka pengaruh alokasi ini disubstitusikan dalam analisis S-S tradisional menjadi S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas (E-M) menjadi berikut: Dij = Eij (rn) + Eij (rin- rn) + E’ij (rij – rin) + (Eij – E’ij) (rij – rin) Berdasarkan analisis ini maka akan diketahui sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi dimasing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi DIY. 5. Penentuan Tipologi Daerah Tipologi wilayah (tipologi klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Kemudian terbagilah kedalam 4 klasfikasi atau empat kuadran (Emilia dan Amilia, 2006) yaitu:
44
a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-rata provini/nasional (dalam hal ini provinsi DIY). b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata provinsi. c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding ratarata provinsi. d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata provinsi. Berikut ini gambaran atau skema dari Tipologi Klassen Gambar.3.1. Klasifikasi Tipologi Klassen
Kuadrann III Yi < Y dan Ri > R Daerah Berkembang Cepat
Kuadran I Yi > Y dan Ri > R Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh
Kuadrann IV Yi
Kuadrann II Yi > Y dan Ri < R Daerah Maju tapi Tertekan
45
Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan PDRB kabupaten/kota selama beberapa periode da[at digunakan rumus rata-rata deometrik (Geometric Mean) sebagai berikut:
Atau Keterangan: G = antilog (log G) = Rata-rata geometrik G Xi = data ke-i N = banyak data Sedangkan untuk menghitung rata-rata
pendapatan
perkapita
kabupaten/kota dan Provinsi DIY digunakan rumus rata-rata hitung sebagai berikut:
Keterangan: = Rata-rata pendapatan perkapita N = Jumlah tahun pengamatan Xi = Pendapatan perkapita tiap tahun Dengan analisis ini dapat ditentukan tipologi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY yang dapat digunakan sebagai acuan pendukung untuk menentukan prioritas dalam pengembangan daerah. 6. Penentuan
Prioritas
Sektor
Basis
untuk
Pembangunan
Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta Dari hasil analisis LQ, Shift-Share untuk keunggulan kompetitif dan spesialisasi serta tipologi daerah yang semua komponen diberi skor sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat ditentukan
wilayah
yang
doprioritaskan
dalam
pengembangan
46
pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten/kota di Provinsi DIY. Interval kelas mengikuti Tipologi Daerah, sedangkan rangenya (Purbayu dan Ashari, 2003 dalam Nudiatulhuda, 2007) adalah:
D. Operasional Variabel Penelitian 1. Potensi Ekonomi Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara lkeseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko dalam Nudiatulhuda, 2007) 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah (BPS, 2010). PDRB
merupakan
salah
satu
indikator
untuk
mengetahui
perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.
47
3. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan PDRB rata-rata sejak tahun 2005-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus: a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan (E*ij - Eij)/ Eij b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan (E*j - Ej )/ Ej.
Di mana : E = Output I = Lapangan usaha (sektor) J = Kabupaten/Kota *adalah tahun terakhir 4. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro. Semakin tinggi PDRB yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dapat dikatakan baik. Dengan pendapatan perkapita tersebut dapat dilihat gambaran pendapatan yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. 5. Sektor-Sektor Ekonomi Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten/Kota di Provinsi DIY terdapat 9 sembilan sektor ekonomi yang diteliti, maka yang dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:
48
a. Pertanian b. Peertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan d. Listrik, Gas, dan Air e. Bangunan f. Perdagangan, Hotel dan Restoran g. Pengangkutan dan Komunikasi h. Keuangna, Sewa dan Jasa Perusahaan i. Jasa-Jasa 6. Kegiatan Ekonomi Dalam kajian ekonomi regional ada istilah yang disebut dengan kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi yaitu kegiatan ekonomi basis dan kegiatan ekonomi non basis.
49
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pembentukan Provinsi DIY Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara legal formal berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950, mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah anggota DPRD serta macam kewenangan. Kemudian direvisi dengan UU No. 19 Tahun 1950 yang berisi penambahan wewenang. Status DIY menjadi provinsi di Indonesia baru pada tahun 1965. Dasar filosofi pembangunan DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. 2. Letak Geografis Propinsi DIY dengan luas wilayah 3185,80 km2, terletak diantara 7033’ Lintang Utara dan 8012’ Lintang Selatan serta 110000’ dan 110050’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya: Sebelah Barat Laut
: Kabupaten Magelang
Sebelah Tenggara
: Kabupaten Wonogiri
Sebelah Selatan
: Samudra Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Purworejo
Secara administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78 kecamatan serta 438 Desa/Kelurahan definitif (BPS, DIY 2010). Luas wilayah sampai tahun 2011 adalah 3185,80 km2 atau sekitar 0,17% dari luas
50
wilayah Indonesia serta 0,24 persen dari luas wilayah Pulau Jawa dan menempati urutan empat. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 1.485,36 km2 atau 46,63% dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY, sedangkan yang paling kecil adalah Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,50 km2 atau sekitar 1,02% dari luas wilayah Provinsi. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.1 berikut: Tabel.4.1. Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010
No
Kabupaten/Kota
1 Kab. Kulon Progo 2 Kab. Bantul 3 Kab. Gunung kidul 4 Kab. Sleman 5 Kota Yogyakarta Sumber : Profil DIY 2011
2
Luas Wilayah (Km ) 586,27 506,85 1.485,36 574,82 32,50
Persentase terhadap luas provinsi 18,40 15,91 46,63 18,04 1,02
Selanjutnya Gambar 4.1 berikut memperlihatkan Peta Letak Propinsi DIY di pulau Jawa dan Wilayah Republik Indonesia sebagai berikut : Gambar.4.1. Peta Pulau Jawa
51
3. Demografi Penduduk Provinsi DIY pada tahun 2008 sebanyak 3.468.502 jiwa menurun pada tahun 2010 menjadi 3.457.491 jiwa dengan perincian 1.709.038 jiwa laki-laki (49,43%) dan 1.748.453 jiwa penduduk perempuan (50,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1085 jiwa/km2. Penduduk DIY belum menyebar secara merata di seluruh wilayah. Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.093.110 jiwa atau sekitar 31,62% dari total penduduk DIY dan yang mempunyai penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dengan 388.627 jiwa atau sekitar 11,24% dari total penduduk DIY. Namun jika dilihat dari kepadatan penduduk,
maka
Kota
Yogyakarta
merupakan
wilayah
terpadat
dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebesar 11958 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu sebesar 455 jiwa/Km2. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 4.2 berikut ini: Tabel.4.2. Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi DIY Tahun 2008-2010 Indikator
2008 Jumlah Penduduk 3.468.502 Laki-laki (jiwa) 1.740.841 Perempuan (Jiwa) 1.727.661 Kepadatan Penduduk 1.089 Laju Pertumbuhan 0,99 (%) Sumber: BPS Propinsi DIY
Tahun 2009 3.501.869 1.711.363 1.790.506 1.099
2010 3.457.491 1.709.038 1.748.453 1.085
0,96
1,02
52
4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY Proses pemulihan ekonomi dari keadaan bencana alam yang melanda Indonesia khususnya DIY mengalami percepatan di Tahun 2010. Meskipun dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (2006-2010) ternyata belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Provinsi DIY tahun 20062010 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.3, ternyata sektor jasa-jasa masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB DIY, yaitu pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 20,05% dan ditahun 2010 sebesar 20,07%. Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan peranan sebesar 19,03% ditahun 2006 dan 19,74% pada tahun 2010. Kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB berasal dari sektor penggalian hanya sebesar 0,74% pada tahun 2006 dan 0,67% pada tahun 2010. Selanjutnya dapat terlihat dalam Tabel 4.3 berikut ini:
53
Tabel.4.3. Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase) Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009* Pertanian 15,55 15,01 15,73 15,38 Penggalian 0,74 0,79 0,74 0,71 Industri Pengolahan 13,86 13,60 13,29 13,35 Listrik dan Air Bersih 1,28 1,29 1,28 1,35 Bangunan 9,75 10,54 10,70 10,70 Perdagangan, Hotel dan 19,03 19,22 19,22 19,72 Restoran 7. Pengangkutan dan 10,37 10,08 9,82 9,20 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, 9,37 9,69 9,77 9,88 Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 20,05 19,79 19,46 19,71 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber Data: BPS Propinsi DIY, Pendapatan Regional DIY Tahun 2010 1. 2. 3. 4. 5. 6.
2010 14,56 0,67 14,02 1,33 10,59 19,74 9,03 9,98 20,07 100,00
Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun 2011 sebesar 5,16%, lebih tinggi dari yang dicapai tahun 2007 yaitu sekitar 5,03%. Dari sisi produksi beberapa sektor mengalami percepatan, seperti sektor penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Namun beberapa sektor mengalami penurun. Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dalam laju pertumbuhan atas dasar harga konstan tahun 2000 Provinsi DIY tahun 2007-2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut:
54
Tabel.4.4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2011 (persentase) Lapangan Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Sumber : BPS Propinsi DIY
2007 0,80 9,69 1,89 8,45 9,66 5,06 6,45 6,49 3,61 4,31
2008 5,72 -0,02 1,37 5,53 6,09 5,26 7,12 5,82 4,94 5,03
2009 3,37 0,30 1,88 6,10 4,64 5,43 5,96 6,11 4,49 4,43
2010 2011 -0,27 -2.12 0,88 11,96 7,00 6,79 4,00 4,26 6,06 7,23 5,33 5,19 5,73 8,00 6,35 7,95 6,44 6,47 4,88 5,16
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertanian yang tidak menunjukkan pertumbuhan bahkan minus. Penurunan cukup drastis terjkadi antara tahun 2009-2011 sebesar 3,37% menjadi -0,27% pada tahun 2010 dan -2,27% di tahun 2011. Pertumbuhan paling tinggi tahun 2010 berasal dari sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa sebesar 6,44% dibandingkan dengan sektorsektor lainnya, sedangkan tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 11,96% diatas sektor pengangkiutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan dan pendapatan perkapita di DIY tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota, karena masing-masing daerah mempunyai keunggulan dan kelemahan yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
55
Secara rinci PDRB, Laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita perkabupaten untuk tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dapat terlihat dalam Tabel 4.5 berikut ini: Tabel.4.5. PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010
No
Kabupaten/Kota
PDRB (Juta Rp)
1 2 3 4 5
Kab. Kulon Progo 1.781.227 Kab. Bantul 3.967.928. Kab. Gunung Kidul 3.330.080 Kab. Sleman 6.373.200 Kota Yogyakarta 5.505.942 DIY 21.044.042 Sumber Data: BPS, DIY Dalam Angka Tahun 2010
PDRB Perkapita(Rp) 4.580.532 4.353.170 4.930.660 5.830.337 14.167.677 6.086.507
Laju Pertumbuhan PDRB (%) 3,06 4,97 4,15 4,49 4,98 4,88
Pada Tabel 4.5, terlihat bahwa kabupaten yang mempunyai PDRB total terbesar adalah Kabupaten Sleman dengan nilai PDRB total sebesar Rp 6.373.200 juta sedangkan PDRB perkapita tertinggi terdapat di Kota Yogyakarta dengan nilai sebesar Rp 14.167.677. Hal ini cukup beralasan karena Kota Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi dengan tingkat aktivitas perekonomian yang tinggi. Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten yang memiliki laju pertumbuhan terbesar adalah Kota Yogyakarta sebesar 4,98% diatas laju pertumbuhan provinsi yang hanya sebesar 4,88% sedangkan kabupaten yang memiliki laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Kulon Progo yakni sebesar 3,06% dibawah rata-rata laju pertumbuhan total Provinsi DIY.
56
B. Pembahasan Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa sejak tahun 2005 sampai tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang berarti. Sektor basis ditiap kabupaten/kota cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami perubahan dari sektor bukan basis ke sektor basis demikian sebaliknya. Hal ini menandakan bahwa pembangunan di kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi DIY mulai tahun 2005 sampai 2010 tidak banyak mengalami perubahan. Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masingmasing sektor selama 6 tahun sejak tahun 2005-2010. 1. Sektor-sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota a. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor basis ditiga kabupaten dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY sejak awal tahun sampai akhir tahun analisis. Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005 bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2010, hal ini tentu saja diakibatkan karena Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi DIY yang setiap tahun melakukan pembangunan-pembangunan sehingga lahanlahan pertanian berubah alih. Lengkapnya dapat terlihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut:
57
Tabel.4.6. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota 2005
2006
Tahun 2007 2008
2009
2010
1
Kab. Kulon 1,462 1,433 1,468 1,491 1,512 1,521 Progo 2 Kab. Bantul 1.299 1.309 1.334 1.326 1.340 1.363 3 Kab. Gunung 2.087 2.105 2.129 2.133 2.192 2.206 Kidul 4 Kab. Sleman 0.929 0.924 0.912 0.922 0.907 0.911 5 Kota 0.026 0.025 0.022 0.020 0.018 0.018 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) Pada Tabel 4.6 menggambarkan bahwa hasil analisis LQ pada sektor pertanian tahun 2005-2010, Kabupaten yang mempunyai sektor basis pertanian adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Khusus untuk Kabupaten Sleman hasil perhitungan menunjukkan pada tahun 2005-2010 berada pada LQ < 1, padahal luas lahan pertanian yang dimilikinya sangat luas, hal ini dapat dimaklumi karena kabupaten Sleman berada di kawasan rawan bencana terutama gunung merapi, dan puncaknya pada Oktober tahun 2010 terjadi erupsi merapi sehingga terjadi gagal panen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor yang diunggulkan untuk wilayah DIY karena tiga dari lima kabupaten yang ada, sektor pertanian merupakan sektor basis dan selama perioda analisis sektor tersebut mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB. Dengan kata lain sektor pertanian mempunyai kemampuan terhadap peningkatan perekonomian baik di 58
kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Sejalan dengan hal tersebut kebijakan
operasional
pertanian
yang
tertuang
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DIY tahun 2009-2013 selalu diarahkan pada penerapan sistem agribisnis terpadu dengan memanfaaatkan secara optimal sumberdaya pertanian yang ada dalam satu kawasan ekosistem. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan bisa mengembangkan pertanian yang tangguh dengan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja. b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian, terdapat tiga kabupaten yang menunjukkan sebagai sektor basis utnuk daerahnya, yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Untuk Kabupaten Giunung Kidul terlihat jelas sekali indeks yang begitu besar, maka ini merupakan hal yang perlu terus dikembangkan. Kabupaten Gunung Kidul memiliki berbagai macam jenis barang tambang yang masuk dalam golongan C. Potensi barang tambang di Kabupaten Gunung Kidul meliputi Kaolin, Pasir, Andesit, Zeolit, Batu Gamping, Blok, Tras dan Kalsedon. Masing-masing dari macam barang tambang tersebut menyumbang
produksi
dalam
pembentukan
PDRB
di
sektor
pertambangan. Sehingga sangat berpotensi untuk diekspor ke daerah lain. Sedangkan Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005 stabil sampai tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun
59
berikutnya. Gambaran lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel.4.7. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
Tahun 2007 2008
2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 1,229 1,643 1,473 1,423 1,550 1,069 Progo 2 Kab. Bantul 1.401 1.432 1.342 1.375 1.369 1.384 3 Kab. Gunung 2.829 2.793 2.508 2.508 2.530 2.640 Kidul 4 Kab. Sleman 0.511 0.495 0.786 0.723 0.685 0.786 5 Kota 0.008 0.008 0.008 0.007 0.007 0.007 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1
c. Sektor Industri Pengolahan Hasil analisis LQ pada sektor industri seperti terlihat dalam Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten yang memiliki sektor basis di sektor industri selama periode analisis. Industri Pengolahan di Kabupaten Bantul hampir merata keseluruh wilayah Bantul. Uniknya di Kabupaten Bantul banyak pengrajin dalam memproduksi suatu prosuk yang turun-temurun mewarisi ilmu dan usahanya. Sehingga umumnya dalam suatu desa membentuk suatu sentra produksi (Bappeda, 2007). Bagi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 sampai tahun 2009 sektor ini mengalami kenaikan secara konsisten walaupun di tahun 2010 mengalami penurunan sedikit. Hal ini bisa dilihat dari nilai LQ yang terus naik setiap tahun. Jelasnya terlihat dalam tabel sebagai berikut:
60
Tabel.4.8. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri Pengolahan Tahun 2005-2010 No 1 2 3
Kabupaten/Kota
2005 1.107 1.368
2006 1.129 1.217
Tahun 2007 2008 1.146 1.152 1.222 1.235
2009 1.161 1.242
2010 1.149 1.230
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.805 0.819 0.818 0.823 0.820 0.833 Kidul 4 Kab. Sleman 1.149 1.163 1.161 1.162 1.162 1.123 5 Kota Yogyakarta 0.809 0.818 0.817 0.811 0.805 0.814 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kota Yogyakarta selama periode analisis menunjukkan nilai LQ > 1 yang berarti sektor Listrik dan Air Bersih menjadi sektor basis bagi Kota Yogyakarta. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya secara konsisten selama periode analisis bukan sebagai sektor basis. Kabupaten Sleman empat tahun pertama belum menjadikan sektor ini sebagai sektor basis namun di tahun 2010 sektor ini sudah menjadi sektor basis. Dengan indeks Kabupaten Sleman yang terus meningkat maka di harapkan tahuntahun berikutnya sektor ini konsisten menjadi sektor basis. Untuk sementara ini dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY hanya terdapat satu kota yang memiliki sektor basis pada sektor ini selama tahun analisis. Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ untuk sektor listrik dan air bersih selengkapnya:
61
Tabel.4.9. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Listrik dan Air Bersih Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
2005
2006
Tahun 2007 2008
2009
2010
1
Kab. Kulon 0.654 0.691 0.668 0.683 0.688 0.709 Progo 2 Kab. Bantul 0.990 0.943 0.937 0.962 0.985 0.997 3 Kab. Gunung 0.524 0.544 0.560 0.572 0.600 0.622 Kidul 4 Kab. Sleman 0.965 0.982 0.997 0.993 0.994 1.005 5 Kota 1.512 1.524 1.483 1.432 1.385 1.361 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
e. Sektor Bangunan Untuk sektor bangunan dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang mempunyai sektor basis di sektor bangunan selama periode analisis. Untuk Kabupaten Bantul
Sebagai
konsekwensi
dari
konsentrasi
dukungan
pada
pembangunan dan rehabilitasi sektor perumahan dan infrastruktur pasca gempa tektonik di Kabupaten Bantul maka pertumbuhan positif perekonomian Bantul terjadi terutama karena pertumbuhan yang luar biasa pada sektor kontruksi dengan permintaan besar pada bahan-bahan bangunan. Begitu Juga dengan Kabupaten Sleman sendiri sektor bangunan menjadi sektor basis berkaitan dengan kebiajakan pemerintah Kabupaten Sleman yang terfokus pada program padat karya infrastruktur dalam penanganan bencana gempa. Untuk itu anggaran sebesar 3 milyar rupiah pada tahun 2010 disiapkan untuk hal tersebut (RKPD 2012).
62
Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta belum menjadikan sektor bangunan sebagai sektor basis. Tabel 4.10 memperlihatkan hasil analisis LQ untuk sektor bangunan sebagai berikut: Tabel.4.10. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
Tahun 2007 2008
2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 0.541 0.528 0.518 0.516 0.518 0.531 Progo 2 Kab. Bantul 1.035 1.284 1.266 1.263 1.199 1.181 3 Kab. Gunung 0.933 0.847 0.844 0.852 0.854 0.866 Kidul 4 Kab. Sleman 1.192 1.159 1.143 1.150 1.170 1.181 5 Kota 0.849 0.879 0.863 0.860 0.823 0.799 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Di DIY aktifitas perdagangan sangat berfluktuasi, hal ini terjadi mengingat komoditi ekspor provinsi DIY masih didominasi oleh bahan mentah dan setengah jadi, sehingga menciptakan nilai ekspor yang relatif rendah. Hasil analisis LQ untuk perdagangan, hotel dan restoran hanya dua Kabupaten yang menunjukkan sektor tersebut mempunya LQ > 1 atau sebagai sektor basis selama periode analisis yaitu Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul walaupun sampai 2010 belum sebagai sektor basis namun indeksnya terus bertahan dikisaran 0.9 dari tahun ke tahun. Melihat perkembangannya diharapkan sektor ini akan
63
menjadi sektor basis pada tahun yang akan datang dan harus lebih ditingkatkan. Selanjutnya lihat Tabel 4.11 yang menunjukkan hasil perhitungan LQ untuk sektor tersebut. Tabel.4.11. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
Tahun 2007 2008
2005 2006 2009 2010 Kab. Kulon 1 0.805 0.808 0.818 0.824 0.819 0.828 Progo 2 Kab. Bantul 0.930 0.929 0.932 0.945 0.952 0.955 Kab. Gunung 3 0.691 0.688 0.712 0.710 0.705 0.716 Kidul 4 Kab. Sleman 1.045 1.042 1.058 1.064 1.075 1.082 Kota 5 1.237 1.231 1.213 1.215 1.224 1.215 Yogyakarta Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Hasil analisis LQ pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi seperti terlihat dalam Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY hanya terdapat satu daerah yang konsisten memiliki sektor basis di sektor ini yaitu Kota Yogyakarta. Kabupaten Kulon Progo mempunyai nilai LQ > 1 untuk sektor ini tahun 2005-2007, namun indeksnya terus menurun dan di tahun 2008 berubah menjadi sektor non basis karena memiliki nilai LQ < 1. Jelasnya terlihat dalam Tabel 4.12 sebagai berikut:
64
Tabel.4.12. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
1 2 3
2005 1.024 0.695
2006 1.030 0.662
Tahun 2007 2008 1.005 0.986 0.664 0.658
2009 0.978 0.669
2010 0.967 0.677
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.679 0.684 0.686 0.668 0.649 0.659 Kidul 4 Kab. Sleman 0.558 0.564 0.565 0.556 0.558 0.565 5 Kota Yogyakarta 1.870 1.877 1.859 1.876 1.896 1.865 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
h. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Hasil analisis LQ untuk sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan untuk kabupaten/kota lengkapnya terlihat sebagai berikut: Tabel.4.13. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 No 1 2 3
Kabupaten/Kota 2005 0.633 0.661
2006 0.656 0.646
Tahun 2007 2008 0.668 0.654 0.634 0.630
2009 0.672 0.644
2010 0.681 0.660
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.458 0.475 0.484 0.495 0.480 0.499 Kidul 4 Kab. Sleman 1.073 1.120 1.102 1.097 1.091 1.092 5 Kota Yogyakarta 1.490 1.464 1.473 1.486 1.471 1.455 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa ada dua kabupaten/kota yang mempunyai nilai LQ > 1, masing-masing Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Indeks LQ Kota Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini menunjukkan perubahan struktural dalam perekonomian di DIY lebih
65
bergeser dari sektor agraris (sektor primer) menuju sektor jasa-jasa (tersier). Jika kita bandingkan sektor-sektor sebelumnya di Kota Yogyakarta, maka akan terlihat pergeseran tersebut mulai dari agraris dan sekarang menuju ke sektor jasa-jasa (tersier). Hali ini cukup dimaklumi bagi sebuah ibu kota. Sedangkan kabupaten lainnya menunjukkan angka yang fluktuasi dimana pada setiap tahun indeks LQ berubah dan sulit diprediksi. i. Sektor Jasa-Jasa Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel 4.15 menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta yang memiliki sektor basis di sektor ini. Kota Yogyakarta memiliki sektor basis yang paling besar. Sektor ini didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum, sehingga besarnya peranan sektor jasa-jasa juga menunjukkan peran dan kinerja pemerintahan yang semakin besar. Sektor jasa oleh pemerintah daerah melebihi dari PDRB yang disumbang oleh pihak swasta. Untuk Jelasnya indeks LQ terlihat dalam tabel sebagai berikut:
66
Tabel.4.14. Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-Jasa Tahun 2005-2010 No 1 2 3
Kabupaten/Kota 2005 1.055 0.770
2006 1.047 0.783
Tahun 2007 2008 1.043 1.034 0.783 0.779
2009 1.014 0.787
2010 1.047 0.785
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 0.803 0.794 0.797 0.788 0.773 0.785 Kidul 4 Kab. Sleman 1.044 1.031 1.030 1.027 1.026 1.022 5 Kota Yogyakarta 1.266 1.271 1.262 1.242 1.223 1.211 Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun 2005-2010 (diolah)
Dari sembilan sektor yang ada dan empat Kabupaten serta 1 Kota terdapat beberapa daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis konsisten sepanjang tahun analisis meskipun ada pula yang hanya memiliki 2 sektor basis saja. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor. Sedangkan kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit adalah kabupaten Gunung Kidul yang hanya memiliki 2 sektor basis konsisten sepanjang tahun analisis yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan. Urutan terbanyak lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul yang memiliki masing-masing 4 sektor basis. Di Provinsi DIY terdapat beberapa sektor basis diantaranya, sektor pertanian yang dimiliki oleh 3 kabupaten, Sektor Pertambangan menjadi sektor basis bagi 3 Kabupaten, Sektor industri pengolahan menjadi sektor basis bagi 3 Kabupaten/Kota dan sektor jasa-jasa yang dimilki oleh 3 kabupaten/kota. Adapun satu-satunya sektor basis yang hanya dimiliki Kota Yogyakarta
67
(kabupaten lain tidak memilikinya) yaitu sektor Listrik, Gas &air bersih serta sektor pengangkutan&komunikasi. Tentu ini dikarenakan sebagai ibukota provinsi, Kota Yogyakarta berkewajiban memaksimalkan keperluan Listrik, Gas&Air serta pengangkutan dan komunikasi untuk mobilitas masyarakat. Secara rinci kompilasi analisis LQ untuk 5 kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis konsisten sepanjang tahun analsis terlihat dalam Tabel 4.16 berikut: Tabel.4.15. Hasil Kompilasi Analisi LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Sektor No
Kabupaten/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah Sektor Basis 4 4
Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung 3 2 Kidul 4 Kab. Sleman 5 5 Kota Yogyakarta 5 Jumlah Kabupaten/Kota 3 3 3 1 2 2 1 2 3 20 Sumber: Hasil analisis LQ per sektor Keterangan : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, persewaan, Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) 1 2
Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY. MRP ini serupa dengan LQ, perbedaanya terletak pada cara menghitung. Analisis LQ menggunakan distribusi PDRB, sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan. Untuk mengidentifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi
68
kontribusi maupun sisi pertumbuhannya, maka MRP dan LQ digabung yang disebut overlay (Yusuf dalam Nudiatulhuda, 2007). Melalui overlay antara rasio pertumbuhan wiayah referensi (RPr), rasio pertumbuhan studi (RPs) dan Location Quotient (LQ) dapat dilihat identifikasi kegiatan-kegiatan unggulan. Koefisien dari ketiga komponen ini harus disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau negatif (-). Notasi positif berarti koefisien komponen tersebut bernilai lebih dari satu dan negatif berarti koefisien komponen kurang dari satu. RPr bernotasi positif artinya pertumbuhan sektor i lebih tinggi dibanding pertumbuhan total di wilayah referensi. RPs bernotasi positif berarti pertumbuhan sektor i di wilayah studi lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor yang sama di wilayah referensi. Sedangkan LQ bernotasi positif berarti kontribusi sektor i terhadap PDRB di wilayah studi lebih tinggi dibanding kontribusi sektor yang sama terhadap PDRB di wilayah referensi. Identifikasi unggulan dari hasil overlay dalam penelitian iini dibedakan dalam tiga kriteria. Pertama, notasi overlay ketiga komponen bertanda positif (+++), artinya kegiatan tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, pertumbuhan sektoral kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY dan kontribusi sektoral kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Secara keseluruhan menyatakan bahwa sektor ekonomi tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif di kabupaten/kota lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY, dan di DIY sendiri sektor mempunyai prospek yang
69
bagus ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. Kedua, jika ketiganya bernotasi negatif (---) memiliki pengertian yang sebaliknya dari pengertian pertama. Ketiga, jika hasil overlay bertanda positif pada RPs dan LQ, itu menunjukkan bahwa kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan yang sama di tingkat provinsi DIY, dilihat dari sisi pertumbuhan dan kontribusinya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut menunjukkan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi DIY. a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo Menurut analisis MRP di Kabupaten Kulon Progo setelah dilakukan overlay tidak satu pun sektor ekonomi bernotasi positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Kulon Progo tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya sektor-sektor yang ada di Kabupaten Kulon Progo tidak mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di tingkat DIY. Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa kegiatan sektorl di Kabupaten Kulon Progo yang memenuhi criteria kedua adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Artinya kegiatan sektor tersebut di Kabupaten Kulon Progo lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat
70
DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun ontribusinya. Dengan kata lain, sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten Kulon Progo di DIY. Selanjutnya lihat Tabel 4.17 sebagai berikut: Tabel.4.16. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2010 No
Lapangan Usaha
RPr
RPs
Pertanian 0,611 2,435 Pertambangan&Penggalian 0,667 35,542 Industri Pengolahan 0,553 1,781 Listrik, gas & air minum 1,041 -6,140 Konstruksi 1,866 0,912 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1,034 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0,738 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 0,629 perusahaan Jasa-jasa 9 1,049 0,834 Sumber: PDRB Kabupaten Kulon Progo dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 4 5 6 7
LQ
Overlay
1,481 1,398 1,141 0,682 0,525 0,817 0,998
-++ -++ -++ +-+-+++--
0,661
---
1,040
+-+
b. Analisis MRP Kabupaten Bantul Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Bantul setelah di overlay ditemukan satu sektor ekonomi yang masuk kriteria pertama dengan ketiga komponen bernilai positif. Sektor tersebut adalah sektor konstruksi. Hal ini berarti sektor konstruksi mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, kemudian pertumbuhan sektoral Kabupaten Bantul lebih tinggi dari pertumbuhan sektoral Provinsi DIY, serta kontribusi sektor ini di Kabupaten Bantul lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Artinya, sektor konstruksi di Kabupaten Bantul
71
mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan sektor konstruksi di DIY Kemudian tidak ditemukan adanya sektor yang memiliki potensi yang rendah di Kabupaten ini. Kegiatan spesialisasi juga tidak ditemukan di Kabupaten ini. Sektor lain notasinya bervariasi seperti terlihat pada table 4.17 berikut: Tabel.4.17. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2005-2010 No
Lapangan Usaha
RPr
Pertanian 0,611 Pertambangan&Penggalian 0,667 Industri Pengolahan 0,553 Listrik, gas & air minum 1,041 Konstruksi 1,866 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 perusahaan Jasa-jasa 9 1,049 Sumber: PDRB Kabupaten Bantul dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 4 5 6 7
RPs
LQ
Overlay
0.227 (20.539) (2.211) 8.859 1.061 1.021 0.843
1.329 1.384 1.252 0.969 1.205 0.941 0.671
--+ --+ --+ +++++ +++--
1.481
0.646
-+-
1.029
0.781
++-
c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa selama periode tahun 2006-2010 di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat satupun sektor ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya, sektor-sektor 72
tersebut tidak mempunyai daya saing kompetitif maupun kompartaif terhadap DIY. Walaupun tidak ada yang masuk dalam daya saing kompetitif dan komperatif, Kabupaten Gunung Kidul masih ditopang dengan kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Karena sektor-sektor tersebut di Kabupaten Gunung Kidul lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun konribusinya. Hasil overlay yang masuk kriteria ketiga adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di DIY, dan kontribusi sektoral di Kabupaten Guinung Kidul lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun komperatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada DIY. Seperti ditunjukkan pada table 4.18 berikut.
73
Tabel.4.18. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005-2010 No
Lapangan Usaha
RPr
RPs
Pertanian 0,611 1.423 Pertambangan&Penggalian 0,667 7.754 Industri Pengolahan 0,553 1.423 Listrik, gas & air minum 1,041 (3.331) Konstruksi 1,866 0.860 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.065 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0.851 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 0.722 perusahaan 9 Jasa-jasa 1,049 0.799 Sumber: PDRB Kabupaten Gunung Kidul dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 4 5 6 7
LQ
Overlay
2.142 2.635 0.820 0.570 0.866 0.704 0.671
-++ -++ -++-+-+++--
0.482
---
0.790
+--
d. Analisis MRP Kabupaten Sleman Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Sleman setelah di overlay ditemukan dua sektor yang ketiga komponennya bernotasi positif. Sektor-sektor tersebut yaitu sektor konstruksi, serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Dengan demikian sektor tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif di Kabupaten Sleman yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Sektor industri pengolahan menjadi keunggulan spesialisasi di Kabupaten Sleman. Artinya, kegiatan sektor industry pengolahan lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat DIY, baik sisi pertumbuhannya maupun kontribusinya. Selain itu terdapat satu sektor yang ketiga komponennya memiliki notasi negatif yaitu sektor pertanian. Jelas sektor pertanian kurang 74
memiliki daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Secara rinci hasil MRP dapat dilihat pada table 4.19 berikut. Tabel.4.19. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2005-2010 No
Lapangan Usaha
RPr
RPs
Pertanian 0,611 0.753 Pertambangan&Penggalian 0,667 75.267 Industri Pengolahan 0,553 1.463 Listrik, gas & air minum 1,041 (1.939) Konstruksi 1,866 1.063 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.183 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.088 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 0.388 perusahaan 9 Jasa-jasa 1,049 0.951 Sumber: PDRB Kabupaten Sleman dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 4 5 6 7
LQ
Overlay
0.917 0.664 1.153 0.989 1.166 1.061 0.561
---+-++ +-+++ +++ ++-
1.096
--+
1.030
+-+
e. Analisis MRP Kota Yogyakarta Hasil perhitungan MRP di Kota Yogyakarta setelah di overlay terdapat satu sektor ekonomi yang masuk kategori pertama. Sektor tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berarti jelas bahwa sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di tingkat DIY. Sebagai sebuah Kota, sektor pertanian terbukti tidak memilki daya saing sebagaimana yang dimiliki oleh sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan notasi negatif dari ketiga 75
komponen yang ada pada sektor pertanian. Namun demikian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih berkontribusi dengan kegiatan spesialisasinya. Perhatikan Tabel 4.20 berikut: Tabel.4.20. Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kota Yogyakarta Tahun 2005-2010 No
Lapangan Usaha
RPr
RPs
Pertanian 0,611 (3.477) Pertambangan&Penggalian 0,667 72.628 Industri Pengolahan 0,553 1.266 Listrik, gas & air minum 1,041 (0.633) Konstruksi 1,866 0.728 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 0.946 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.010 Keuangan, persewaan & jasa 8 0,964 1.145 perusahaan 9 Jasa-jasa 1,049 0.837 Sumber: PDRB Kota Yogyakarta dan PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah) 1 2 3 4 5 6 7
LQ
Overlay
0.022 0.008 0.812 1.450 0.845 1.222 1.874
---+-++-+ +-+-+ +++
1.473
-++
1.246
+-+
Dari analisis MRP di atas secara keseluruhan terlihat bahwa beberapa kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki sektor ekonomi yang masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi postif untuk ketiga komponenya (+++), artinya bahwa kabupaten/kota tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral di tingkat
provinsi tinggi,
diikuti
pertumbuhan sektoral
kabupaten/kota lebih tinggi dari Provinsi DIY, dan kontribusi sektoral kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Dengan kata lain, sektor-sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif di kabupaten/kota yang lebih unggul dibandingkan kegiatan
76
yang sama pada tingkat Provonsi DIY serta di Provinsi DIY sendiri sektor tersebut mempunyai prospek yang bagus. Kabupaten/kota yang memiliki sektor bertanda positif terbanyak untuk ketiga komponennya adalah Kabupaten Sleman yang meliputi; sektor konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran Hal ini dilatarbelakangi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sehingga membutuhkan pembangunan fisik berkelanjutan, kemudian adanya usahausaha di Sleman yang berkontribusi terhadap sektor perdagangan. Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki satu sektor yang bertanda positif untuk ketiga komponenya yaitu sektor konstruksi di Kabupaten Bantul kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta. Begitu juga terdapat beberapa kabupaten yang memiliki kegiatan spesialisasi
terhadap
sektor-sektormya.
Seperti
Kabupaten
Bantul
memegang tiga kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian, sektor pertambangna dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Di ikuti oleh Kabupaten Gunung Kidul yang juga berspesialisasi pada sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian, namun tidak pada sektor industry pengolahan. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta masing-masing hanya berspesialisasi pada sektor industri pengolahan untuk Kabupaten Sleman serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan untuk Kota Yogyakarta. Kemudian terlihat juga bahwa terdapat dua kabupaten yang memiliki sektor ekonomi yang bertanda negatif untuk ketiga komponennya (---) pada
77
sektor yang sama yaitu sektor pertanian. Kabupaten tersebut yaitu Sleman, dan Kota Yogyakarta. Selain itu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada Kabupaten Sleman mengalami hal yang sama (---), namun tidak pada sektor pertaniannya. 3. Hasil analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Analisis
shift-share
merupakan
tehnik
yang
menggambarkan
performance (kinerja) sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan adanya shift (pergesaran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari kemajuan nasional (Bendavid-Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo, 1993:44 dalam Nudiatulhuda, 2007:44). Selanjutnya Lincolyn Arsyad (1997:290) dan Latif Adam (1994), mengemukakan bahwa analisis shiftshare merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan sruktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut. Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan kompetitif dan spesialisasi menurut sektor setiap kabupaten/kota di Provinsi
78
DIY, terlihat bahwa setiap kabupaten/kota memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan spesialisasi. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita kabupaten/kota di Provinsi DIY bervariasi dan tentunya ditopang oleh sektor spesialis dan sektor kompetitif. Daerah kabupaten/kota di DIY yang mempunyai kompetitif ditandai dengan K-K positif. Untuk sektor pertanian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai keunggulan kompetitif masing-masing di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi, yaitu Kulo Progo, Bantu dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten/kota bernilai K-K negative artinya tidak memiliki keunggulan kompetitif. Kemudian diketahui juga bahwa dari lima kabupaten/kota hanya Kabupaten Sleman yang memiliki keunggulan kompetitif di sektor pertambangan dan penggalian. Keunggulan kompetitif di sektor industry pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta.. Selain itu, keunggulan kompetitif di sektor listrik, gas, dan air bersih dijumpai di Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Sleman. Keunggulan kompetitif di sektor bangunan hanya dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Di sektor perdagangan, hotel dan restoran keunggulan kompetitif dimiliki oleh seluruh kabupaten, kecuali Kota Yogyakarta. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mempunyai keunggulan
kompetitif
di
sektor
pengangkutan
dan
komunikasi.
Kabupaten/kota yang keunggulan kompetitifnya di sektor keuangan,
79
persewaan dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Sleman. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki keunggulan kompetitif pada sektor jasa-jasa hanya Kabupaten Bantul. Selain itu, kita bisa melihat keunggulan spesialisasi yang dimiliki masing-masing daerah. Spesialisasi dapat dilihat dengan nilai S-S positif. Untuk sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi untuk dua sektor tersewbut, masing masing terdapat di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten bernilai S-S negative artinya tidak memiliki spesialisasi. Spesialisasi di sektor industri pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Spesialisasi di sektor listrik, gas, dan air bersih hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta. Selanjutnya, spesialisasi di sektor bangunan dijumpai di Kabupaten Bantul dan Sleman. Kemudian Kabupaten Sleman dan Kota Yohyakarta berspesialisasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta bertumpu pada sektor pengangkutan dan komunikasi. Kabupaten yang spesialisasinya di sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan kabupaten/kota yang berspesialisasi pada sektor jasa-jasa adalah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Dari keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang dimiliki masingmasing kabupaten/kota, ada yang dimiliki keduanya sekaligus. Artinya
80
sektor tersebut memiliki kenggulan kompetitif sekaligus spesialisasi di daerah tersebut. Namun tidak semua seperti itu, hanya beberapa sektor tertentu dan daerah tertentu. Terlihat bahwa di sektor pertanian di tiga kabupaten yang ada yaitu Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul mereka mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor pertanian. Kemudian Kabupaten Bantul memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor bangunan. Kabupaten Sleman memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Kota Yogyakarta sendiri memiliki keunggulan kompetitif dan spesialkisasi di sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis ini akan sama jika dibandingkan dengan hasil analisis overlay. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:
81
Tabel.4.21. Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kabupaten/Kota 1. 2. 3. 4. 5.
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta
Kabupaten/Kota 1. 2. 3. 4. 5.
Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta
Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S S S S S S S S S 5358.0 30505.4 (4651.2) (69926.5) (60444.2) 477.2 (51075.6) 10154.7 139602.1 9602.5 122573.0 (1133.2) 68741.8 (43893.6) (118143.6) (116248.9) (128384.6) 206906.7 34660.7 (74244.8) (11701.8) (37123.8) (180747.6) (99362.5) (144032.4) (104042.1) 616594.3 (84032.0) (14249.6) 121917.5 (663.6) 82998.3 29323.3 65793.0 (251940.2) 50245.1 (867302.6) (34388.0) (124114.9) 20132.3 (64643.6) 220350.4 214286.9 203528.8 432150.7
1 K 0.003 0.007 0.008 (0.002) (0.070)
2 K (0.008) (0.006) (0.018) 0.128 (0.002)
3 K 0.003 (0.023) 0.003 (0.003) 0.003
4 K 0.012 (0.000) 0.033 0.010 (0.021)
Sektor 5 K (0.010) 0.033 (0.020) (0.001) (0.011)
6 K 0.001 0.003 0.004 0.009 (0.003)
7 K (0.017) (0.008) (0.010) 0.004 0.001
8 K 0.010 (0.002) 0.014 0.005 (0.004)
9 K (0.006) 0.001 (0.009) (0.003) (0.008)
Sumber: Data diolah Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambangan&penggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas &air bersih, 5= bangunan, 6= perdagangan, hotel&restoran, 7= pengangkutan&komunikasi, 8= keuangan, persewaan&jasa perusahaan, 9= jasa-jasa S= Spesialisasi
K=Kompetitif 82
4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu: a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income) adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata provinsi. b. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growrth) yaitu daerah yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang pertumbuhannya
tidak
akan
begitu
cepat
walaupun
potensi
pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi. c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat
83
pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata provinsi. d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) adalah daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima kabupaten/kota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh
yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan
Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema berikut :
84
4, 49
Pertumbuhan
Gambar.4.2. Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Klasifikasi III Daerah Berkembang Cepat Kab. Sleman (4.70 ; 5.389.195)
Klasifikasi IV Daerah Relatif Tertinggal Kab. Kulon Progo (4.07;4.230.784) Kab. Bantul (4.13;4.041.477) Kab. Gunung Kidul (4.13;4.459.596)
Klasifikasi I Daerah Cepat maju dan Cepat Tumbuh Kota Yogyakarta (4.62 ; 12.699.691)
Klasifikasi II Daerah Maju Tetapi Tertekan
Rp 5.557.744 Pendapatan Per Kapita Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga Kabupaten/Kota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..
85
Tabel.4.22. Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode 2005-2010 No
Kabupaten/Kota
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Perkapita Rata-Rata (%) (%) 1 Kab. Kulon Progo 4.07 Rp 4.230.784 2 Kab. Bantul 4.13 Rp 4.041.477 3 Kab. Gunung Kidul 4.12 Rp 4.459.596 4 Kab. Sleman 4.70 Rp 5.389.195 5 Kota Yogyakarta 4.63 Rp 12.699.691 DIY 4.49 Rp 5.557.744 Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka 2010 BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2010 (diolah)
Tipologi Daerah
4 4 4 2 1
5. Prioritas Wilayah untuk Pengembangan Pembangunan Penentuan Prioritas wilayah untuk pembangunan selain dilihat dari sektor basis yang tercermin pada analisis LQ, keunggulan kompetitif dan tipologi daerah juga diperlukan pertumbuhan persektor. Analisis tersebut selanjutnya dibuat Ranking nilai dengan range untuk masing-masing kategori sehingga dapat ditentukan kabupaten/kota yang potensial untuk dikembangkan dengan sektor basisnya sebagai berikut: a. Prioritas Sektor Pertanian Tabel 4.23 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan dari tiga Kabupaten yang mempunyai LQ > 1 untuk sektor pertanian, prioritas pertama kabupaten yang dapat dikembangkan adalah Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan prioritas keempat meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten bantul.
86
Tabel.4.23. Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 20052010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 17 4 16 4 11 1
PRIO N R N R N R N R R 1,481 4 3.18 4 139602.1 4 0.003 1 Kulon Progo 4 4 1.329 4 3.40 3 206906.7 4 0.007 1 Bantul 4 4 2.142 1 3.62 1 616594.3 1 -0.018 4 Gunung Kidul 4 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian Tabel 4.18 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor pertambangan dan penggalian. Dari tiga kabupaten yang memiliki LQ > 1 untuk sektor ini diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul masuk prioritas pertama sedangkan Kabupaten Kulon Progo masuk prioritas keempat. Tabel.4.24. Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 15 4 14 1 14 1
PRIO N R N R N R N R R Kulon Progo 1,398 4 2.04 1 5358.0 4 -0.008 2 4 4 Bantul 1.384 4 1.96 1 9602.5 4 -0.006 1 4 1 Gunung Kidul 2.635 1 0.52 4 34660.7 1 -0.018 4 4 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS=Pertumbuhan Sektoral
87
c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan Terdapat tiga Kabupaten/Kota yang mempunyai sektor basis atau mempunyai LQ > 1 disektor Industri Pengolahan seperti terlihat dalam Tabel 4.19 berikut: Tabel.4.25. Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 14 4 14 4 11 1
PRIO N R N R N R N R R Kulon Progo 1,141 4 3.27 1 30505.4 4 0.003 1 4 4 1.252 1 0.78 4 122573.0 1 -0.023 4 Bantul 4 4 1.153 4 2.53 3 121917.5 1 -0.003 2 Sleman 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral Tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang termasuk dalam prioritas pertama adalah Kabupaten Sleman.
Sedangkan
Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul termasuk prioritas keempat. d. Prioritas Listrik dan Air Bersih Lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki sektor basis di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta. e. Prioritas Sektor Bangunan Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor bangunan hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten
88
Sleman. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kabupaten Bantul dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.21 sebagai berikut: Tabel.4.26. Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 11 1 14 4
PRIO N R N R N R N R R 1.205 1 10.68 1 68741.8 4 0.033 1 Bantul 4 1 1.166 4 8.14 4 82998.3 1 -0.001 4 Sleman 1 4 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.22 sebagai berikut:
89
Tabel.4.27. Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 14 4 11 1
PRIO N R N R N R N R R 1.061 4 5.72 1 82998.3 4 0.009 1 Sleman 4 4 1.222 1 4.72 4 220350.4 1 -0.003 4 Yogyakarta 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral Tabel 4.22 terdapat dua Kabupaten termasuk dalam prioritas pertama yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul sedangkan prioritas kedua adalah Kabupaten Sleman dan prioritas keempat yaitu Kota Yogakarta. g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki LQ > 1 atau yang mempunyai sektor basis di sektor pengangkutan dan komunikasi hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta. h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya Kabupaten
Sleman
dan
Kota
Yogyakarta.
Sehingga
prioritas
pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.24 sebagai berikut:.
90
Tabel.4.28. Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 14 4 11 1
PRIO N R N R N R N R R 1.096 4 5.22 1 50245.1 4 0.005 1 Sleman 4 4 1.473 1 4.76 4 214286.9 1 -0.004 4 Yogyakarta 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral i. Prioritas Sektor Jasa-Jasa Tabel 4.25 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk sektor jasa-jasa. Dari tiga kabupaten/kota yang memiliki LQ > 1 untuk sektor ini yang masuk prioritas satu untuk pengembangan wilayah adalah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo menjadi prioritas keempat. Tabel.4.29. Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, ShiftShare, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010
Kabupaten/Kota
LQ
PS
S
K
T
Total Skor N R 17 4 12 1 11 1
PRIO
N R N R N R N R R 1.040 4.02 10154.7 4 -0.006 Kulon Progo 4 2 3 4 4 1.030 4 4.18 1 29323.3 4 -0.003 1 Sleman 2 1 1.246 1 3.66 4 203528.8 1 -0.008 4 Yogyakarta 1 1 Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah) Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral
91
Secara
keseluruhan
hasil
analisis
unutk
penentuan
prioritas
pengembangan wilayah bagi daerah yang mempunyai sektor basis di Provinsi DIY terlihat dalam Tabel 4.26 berikut: Tabel.4.30. Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 Sektor Ekonomi/Prioritas ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kab. Kulon Progo 4 4 4 4 2 Kab. Bantul 4 1 4 1 3 Kab. Gunung Kidul 1 1 4 Kab. Sleman - 1 4 4 4 1 5 Kota Yogyakarta - 1 1 1 1 1 Sumber: Hasil Analisis LQ, Shift-Share, Pertumbuhan Persektor (diolah) No
Kabupaten/Kota
Keterangan : 1= Sektor Pertanian 2= Sektor Pertambangan, Penggalian 3= Industri Pengolahan 4= Listrik dan Air Bersih 5= Bangunan 6= Perdagangan, Hotel, Restoran 7= Pengangkutan, Komunikasi 8= Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9= Jasa-jasa - = Tidak masuk prioritas Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan serentak pada semua sektor perekonomian kecuali pada sektor-sektor yang mempunyai
potensi
berkembangnya
cukup
besar,
Tabel
4.26
memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan wilayah sektor basis di Provinsi DIY tidak sama untuk tiap kabupaten/kota, meskipun terlihat terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk pada prioritas pertama yang perlu dikembangkan, masing-masing yaitu Kota Yogyakarta untuk semua sektor basisnya (5 sektor) meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa serta
92
Kabupaten Gunung Kidul (2 Sektor) meliputi Sektor Pertanian serta Sektor Pertambangan dan oenggalian. Bagi Kota Yogyakarta hal ini dimungkinkan karena Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi DIY yang secara tidak langsung menjadi mascot untuk Provinsi DIY. Kabupaten lainnya yang mempunyai prioritas pertama lebih dari satu adalah Kabupaten Bantul (2 dari 4 sektor), Kabupaten Sleman (2 dari 5 sektor) tapi adapula kabupaten yang tidak mempunyai prioritas pertama yakni Kabupaten Kulon Progo. Dalam RKPD 2012 sebagaimana diketahui, prioritas pembangunan yang dimiliki oleh Provinsi DIY pada tahun 2010 adalah meliputi: 1) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Sumberdaya Manusia melalui Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Dasar, Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja. 2) Peningkatan Daya saing Daerah Berbasis Keunggulan Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan dan Peningkatan Kreativitas Masyarakat, Dukungan Fasilitasi dan Pengembangan Pasar. 3) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan melanjutkan Reformasi Birokrasi melalui Internalisasi Nilai-nilai Budaya Yogya dan Peningkatan Profesionalisme. 4) Peningkatan Pelayanan Publik
melalui
Penataan
Kawasan dan
Peningkatan Sarana Prasarana Ekonomi dan Fisik. Sejalan dengan RKPD 2012 bahwa Pemerintah Provinsi DIY akan meningkatkan daya saing daerah berbasis keunggulan ekonomi lokal, maka
93
dengan teridentifikasinya sektor-sektor unggulan disetiap kabupaten/kota akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam mencapai program tersebut. Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dikemudian hari.
94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian,
sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasajasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota. Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat di dua kabupaten/kota. Untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki oleh satu kabupaten/kota. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki sektor basis terbanyak dengan lima sektor basis. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul memiliki sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor. 2. Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa terdapat beberapa kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komperatif terhadap sektor ekonominya. Sektor tersebut adalah sektor bangunan di Kabupaten Bantul, kemudian sektor bangunan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Sleman begitu juga untuk sektor perdagangan, hotel dan resetoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.
95
3. Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki keunggulan/daya saing kompetitif maupun spesialisasi. Sektor tersebut antara lain: a. Sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di 3 kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul dan Sleman; b. Sektor Bangunan mempunyaikeunggulan kompetitif dan Spesialisasi di Kabupaten Bantul; c. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman; d. Sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaaan mempunyai
keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman; e. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kota Yogyakarta. Tidak semua sektor basis di kabupaten/kota mempunyai spesialisasi. Demikian sebaliknya tidak semua yang masuk kriteria spesialisasi belum tentu sebagai sektor basis. 4. Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedangkan Kabupaten Sleman masuk dalam Tipologi Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten lainnya yaitu Kulo Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah Relatif Tertinggal. 5. Menentukan Prioritas Pengembangan Wilayah berdasarkan analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral maka dapat ditentukan
96
kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan masing-masing sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah Kabupaten Gunung Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta; Sektor bangunan di Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta; Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. B. Saran 1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masingmasing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara proporsional. 2. Perlu mengenal secara baik daerah yang mempunyai potensi ekonomi spesialis dan potensi ekonomi rendah agar bijak dalam menentukan skala prioritas pembangunan, sehingga dapat merubah posisi kabupaten/kota masuk ke dalam tipologi daerah yang lebih baik atau meminimalisir keberadaan kabupaten pada tipologi daerah relatif tertinggal. 3. Perlu melakukan revitalisasi semua sektor dimulai sektor yang memiliki nilai LQ > 1 kemudian LQ < 1 serta memacu peningkatan produktifitas dan profesionalisme dalam mengelola sektor-sektor potensial agar mempunyai
97
keunggulan kompetitif dan komperatif untuk meningkatkan pedapatan daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi. 4. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi DIY diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperhatikan sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan serta prioritas pembangunan masingmasing sektor di kabupaten/kota.
98
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. “Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua)”. Yogyakarta: BPFE. 2002 Basuki, Agus Tri. “Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008” dalam Unisia Vol XXXII No. 71, 2009. h. 5-19 BPS. “DIY Dalam Angka”. BPS Jakarta, 2011 BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2007-2011”. BPS Jakarta, 2011 Emilia dan Imelia. “Modul Ekonomi Regional” Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. 2006 Evi dan Hastarini. “Analisis Sektor dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal” dalam Media Ekonomi dan Manajemen Vol XVIII No. 2, 2009.h. 165-177 Fafurida. “Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Kabupaten Kulonprogo” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 144155 Hasani, Akrom. “Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan ShiftShare di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008” Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. 2010 Heralth, Janaranjana et al. “A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in West Virginia” dalam Research Paper 2010-12 Kuncoro, M. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga. 2003 Ma’ruf, Ahmad. “Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasus Provinsi DIY” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h 114-125 Mangun, Nudiatulhuda. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Tengah” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2007 Mondal, Wali I. “An Analysis of The Industrial Developmemt Potential of Malaysia: A Shift-Share Approach” dalam Journal of Business & Economic Research Vol. VII No. 5, 2009. h. 41-46
99
Sabana, Choliq. “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu Kawasan Andalan di Jawa Timur” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 2007 Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat. 2009 Sjafrizal. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Padang: Baduose Media. 2008 Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi)”. Jakarta: Bumi Aksara. 2007 Tarigan, Robinson. “Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi)”. Jakarta: Bumi Aksara. 2005 Titisari, Kartika Hendra. “Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 167-182 Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”. Jakarta: Gaung Persada Press. 2009
100
Lampiran I Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** Pertanian
3.185.771
3.306.928
3.333.382
3.523.943
3.642.696
3.632.681
122.332
126.137
138.358
138.328
138.748
139.967
2.463.230
2.481.167
2.528.020
2.562.549
2.610.760
2.793.580
153.115
152.862
165.772
174.933
185.599
193.027
Bangunan
1.395.079
1.580.312
1.732.945
1.838.429
1.923.720
2.040.306
Perdagangan, hotel dan restoran
3.444.828
3.569.622
3.750.365
3.947.662
4.162.116
4.383.851
Pengangkutan dan komunikasi
1.673.352
1.761.672
1.875.307
2.008.919
2.128.594
2.250.664
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
1.623.210
1.591.885
1.695.163
1.793.789
1.903.411
2.024.368
Jasa-jasa
2.849.959
2.965.164
3.072.200
3.223.929
3.368.614
3.585.598
16.910.876 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011
17.535.749
18.291.512
19.212.481
20.064.258
21.044.042
Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih
PDRB
101
Lampiran II Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009
2010
Pertanian
403.695
412.026
424.719
454.656
474.560
467.714
Pertambangan dan penggalian
13.030
18.016
17.689
17.027
18.527
12.664
Industri pengolahan
236.286
243.686
251.351
255.420
261.033
271.689
Listrik, gas dan air bersih
8.682
9.184
9.611
10.333
11.007
11.586
Bangunan
65.463
72.612
77.911
82.096
85.790
91.657
Perdagangan, hotel dan restoran
240.301
250.662
266.357
281.420
293.574
307.245
Pengangkutan dan komunikasi
148.459
157.776
163.555
171.336
179.405
184.299
89.084
90.821
98.325
101.551
110.230
116.678
260.477
270.064
278.112
288.531
294.178
317.694
1.587.630
1.662.370
1.728.304
1.781.226
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDRB
1.465.477 1.524.847 Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
102
Lampiran III Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009*
2010**
Pertanian
791.592
814.742
838.545
880.148
919.417
933.259
Pertambangan dan penggalian
32.784
34.000
35.023
35.829
35.783
36.525
Industri pengolahan
644.544
568.064
582.328
596.187
610.781
647.939
Listrik, gas dan air bersih
29.001
27.127
29.294
31.675
34.448
36.289
Bangunan
276.078
381.915
413.693
437.151
434.409
454.479
Perdagangan, hotel dan restoran
612.904
624.196
659.401
702.353
746.833
789.789
Pengangkutan dan komunikasi
222.436
219.535
234.814
248.779
268.145
287.236
205.177
193.399
202.511
212.888
230.768
252.015
419.656
436.668
453.340
473.049
499.364
530.397
3.448.949
3.618.059
3.779.948
3.967.928
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDRB
3.234.172 3.299.646 Sumber : Bantul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
103
Lampiran IV Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* Pertanian
2010**
1.071.975
1.123.404
1.141.121
1.201.241
1.272.290
1.268.080
Pertambangan dan penggalian
55.802
56.860
55.808
55.442
55.939
58.472
Industri pengolahan
319.590
327.918
332.600
337.144
341.216
368.423
Listrik, gas dan air bersih
12.933
13.421
14.922
16.003
17.760
18.999
Bangunan
209.900
216.175
235.067
250.400
261.856
279.518
Perdagangan, hotel dan restoran
384.014
396.165
429.268
447.901
467.680
496.688
Pengangkutan dan komunikasi
183.272
194.580
206.779
214.371
220.126
234.644
119.825
121.954
131.857
141.824
145.597
159.910
369.079
380.105
393.866
405.972
414.901
445.345
3.070.298
3.197.365
3.330.079
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDRB
2.726.390 2.830.582 2.941.288 Sumber : Gunung Kidul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
104
Lampiran V Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009*
2010**
Pertanian
888.677
924.603
923.422
987.480
1.004.808
1.001.698
Pertambangan dan penggalian
18.766
18.899
32.998
30.372
28.901
33.304
Industri pengolahan
850.554
873.294
890.912
904.474
921.892
950.029
Listrik, gas dan air bersih
44.405
45.439
50.203
52.789
56.066
58.768
Bangunan
499.734
554.572
601.267
642.538
684.367
729.456
Perdagangan, hotel dan restoran
1.081.275
1.126.189
1.204.716
1.276.918
1.359.722
1.436.205
Pengangkutan dan komunikasi
280.552
300.628
321.854
339.243
361.363
384.891
523.061
539.620
567.159
598.190
631.510
669.291
893.541
925.816
961.049
1.006.243
1.050.928
1.109.558
5.553.580
5.838.247
6.099.557
6.373.200
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDRB
5.080.565 5.309.060 Sumber : Sleman Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
105
Lampiran VI Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* Pertanian
2010**
21.835
21.351
19.209
18.140
17.359
17.455
242
270
279
258
265
272
Industri pengolahan
518.069
529.450
539.154
543.050
549.574
594.845
Listrik, gas dan air bersih
60.224
60.741
64.197
65.488
67.212
68.725
Bangunan
308.065
362.187
390.323
412.972
413.965
426.740
Perdagangan, hotel dan restoran
1.108.098
1.146.083
1.188.152
1.253.026
1.332.070
1.393.111
Pengangkutan dan komunikasi
813.669
862.341
910.568
984.783
1.055.067
1.097.987
629.162
607.748
651.968
696.816
731.975
770.658
938.485
982.333
1.012.551
1.046.615
1.077.364
1.135.751
4.776.401
5.021.148
5.244.851
5.505.544
Pertambangan dan penggalian
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa PDRB
4.397.849 4.572.504 Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)
106
Lampiran VII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl. Progo Sektor DIY DIY Progo 403695 1465477 3185771 16910876 13030 1465477 122332 16910876 236286 1465477 2463230 16910876 8682 1465477 153115 16910876 65463 1465477 1395079 16910876 240301 1465477 3444828 16910876 148459 1465477 1673352 16910876 89084 1465477 1623210 16910876 260477 1465477 2849959 16910876 Tahun 2006 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl. Progo Sektor DIY Progo DIY 412026 3306928 1524847 17535749 18016 126137 1524847 17535749 243686 2481167 1524847 17535749 9184 152862 1524847 17535749 72612 1580312 1524847 17535749 250662 3569622 1524847 17535749 157776 1761672 1524847 17535749 90821 1591885 1524847 17535749 270064 2965164 1524847 17535749 Tahun 2007 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Kl. Kl.Progo Sektor DIY Progo DIY 424719 3333382 1587630 18291512 17689 138358 1587630 18291512 251351 2528020 1587630 18291512 9611 165772 1587630 18291512 77911 1732945 1587630 18291512 266357 3750365 1587630 18291512 163555 1875307 1587630 18291512 98325 1695163 1587630 18291512 278112 3072200 1587630 18291512
LQ
1.46 1.23 1.11 0.65 0.54 0.80 1.02 0.63 1.05 LQ
1.43 1.64 1.13 0.69 0.53 0.81 1.03 0.66 1.05 LQ
1.47 1.47 1.15 0.67 0.52 0.82 1.00 0.67 1.04
107
Tahun 2008 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336 101551 288531 Tahun 2009 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405 110230 294178 Tahun 2010 PDRB 9 Sektor Kl. Progo 467714 12664 271689 11586 91657 307245 184299 116678 317694
Total PDRB Kl. Progo 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 Total PDRB Kl. Progo 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 Tot PDRB Kl. Progo 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226 1781226
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3523943 19212481 138328 19212481 2562549 19212481 174933 19212481 1838429 19212481 3947662 19212481 2008919 19212481 1793789 19212481 3223929 19212481
LQ
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3642696 20064258 138748 20064258 2610760 20064258 185599 20064258 1923720 20064258 4162116 20064258 2128594 20064258 1903411 20064258 3368614 20064258
LQ
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3632681 21044042 139967 21044042 2793580 21044042 193027 21044042 2040306 21044042 4383851 21044042 2250664 21044042 2024368 21044042 3585598 21044042
LQ
1.49 1.42 1.15 0.68 0.52 0.82 0.99 0.65 1.03
1.51 1.55 1.16 0.69 0.52 0.82 0.98 0.67 1.01
1.52 1.07 1.15 0.71 0.53 0.83 0.97 0.68 1.05
108
Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Kulon Progo Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ Pertanian 1.46 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52 1.48 Pertambangan, Penggalian 1.23 1.64 1.47 1.42 1.55 1.07 1.40 Industri Pengolahan 1.11 1.13 1.15 1.15 1.16 1.15 1.14 Listrik, Gas, Air Bersih 0.65 0.69 0.67 0.68 0.69 0.71 0.68 Bangunan 0.54 0.53 0.52 0.52 0.52 0.53 0.53 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.80 0.81 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82 Pengangkutan, komunikasi 1.02 1.03 1.00 0.99 0.98 0.97 1.00 Keuangan,Persewaan,Jasa 0.63 0.66 0.67 0.65 0.67 0.68 0.66 Perusahaan Jasa-jasa lain 1.05 1.05 1.04 1.03 1.01 1.05 1.04
109
Lampiran VIII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul Tahun 2005 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY DIY Bantul 791592 3185771 3234172 16910876 32784 122332 3234172 16910876 644544 2463230 3234172 16910876 29001 153115 3234172 16910876 276078 1395079 3234172 16910876 612904 3444828 3234172 16910876 222436 1673352 3234172 16910876 205177 1623210 3234172 16910876 419656 2849959 3234172 16910876 Tahun 2006 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY Bantul DIY 814742 3306928 3299646 17535749 34000 126137 3299646 17535749 568064 2481167 3299646 17535749 27127 152862 3299646 17535749 381915 1580312 3299646 17535749 624196 3569622 3299646 17535749 219535 1761672 3299646 17535749 193399 1591885 3299646 17535749 436668 2965164 3299646 17535749 Tahun 2007 PDRB 9 Total PDRB PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Sektor DIY Bantul DIY 838545 3333382 3448949 18291512 35023 138358 3448949 18291512 582328 2528020 3448949 18291512 29294 165772 3448949 18291512 413693 1732945 3448949 18291512 659401 3750365 3448949 18291512 234814 1875307 3448949 18291512 202511 1695163 3448949 18291512 453340 3072200 3448949 18291512
LQ
1.30 1.40 1.37 0.99 1.03 0.93 0.70 0.66 0.77 LQ
1.31 1.43 1.22 0.94 1.28 0.93 0.66 0.65 0.78 LQ
1.33 1.34 1.22 0.94 1.27 0.93 0.66 0.63 0.78
110
Tahun 2008 PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Bantul 880148 3618059 35829 3618059 596187 3618059 31675 3618059 437151 3618059 702353 3618059 248779 3618059 212888 3618059 473049 3618059 Tahun 2009 PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Bantul 919417 3779948 35783 3779948 610781 3779948 34448 3779948 434409 3779948 746833 3779948 268145 3779948 230768 3779948 499364 3779948 Tahun 2010 PDRB 9 Total PDRB Sektor Bantul Bantul 933259 3967928 36525 3967928 647939 3967928 36289 3967928 454479 3967928 789789 3967928 287236 3967928 252015 3967928 530397 3967928
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3523943 19212481 138328 19212481 2562549 19212481 174933 19212481 1838429 19212481 3947662 19212481 2008919 19212481 1793789 19212481 3223929 19212481
LQ
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3642696 20064258 138748 20064258 2610760 20064258 185599 20064258 1923720 20064258 4162116 20064258 2128594 20064258 1903411 20064258 3368614 20064258
LQ
PDRB 9 Total PDRB Sektor DIY DIY 3632681 21044042 139967 21044042 2793580 21044042 193027 21044042 2040306 21044042 4383851 21044042 2250664 21044042 2024368 21044042 3585598 21044042
LQ
1.33 1.38 1.24 0.96 1.26 0.94 0.66 0.63 0.78
1.34 1.37 1.24 0.99 1.20 0.95 0.67 0.64 0.79
1.36 1.38 1.23 1.00 1.18 0.96 0.68 0.66 0.78
111
Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Bantul Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ Pertanian 1.30 1.31 1.33 1.33 1.34 1.36 1.33 Pertambangan, Penggalian 1.40 1.43 1.34 1.38 1.37 1.38 1.38 Industri Pengolahan 1.37 1.22 1.22 1.24 1.24 1.23 1.25 Listrik, Gas, Air Bersih 0.99 0.94 0.94 0.96 0.99 1.00 0.97 Bangunan 1.03 1.28 1.27 1.26 1.20 1.18 1.20 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.93 0.93 0.93 0.94 0.95 0.96 0.94 Pengangkutan, komunikasi 0.70 0.66 0.66 0.66 0.67 0.68 0.67 Keuangan,Persewaan,Jasa 0.66 0.65 0.63 0.63 0.64 0.66 0.65 Perusahaan Jasa-jasa lain 0.77 0.78 0.78 0.78 0.79 0.78 0.78
112
Lampiran IX Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1071975 3185771 2726390 16910876 55802 122332 2726390 16910876 319590 2463230 2726390 16910876 12933 153115 2726390 16910876 209900 1395079 2726390 16910876 384014 3444828 2726390 16910876 183272 1673352 2726390 16910876 119825 1623210 2726390 16910876 369079 2849959 2726390 16910876 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1123404 3306928 2830582 17535749 56860 126137 2830582 17535749 327918 2481167 2830582 17535749 13421 152862 2830582 17535749 216175 1580312 2830582 17535749 396165 3569622 2830582 17535749 194580 1761672 2830582 17535749 121954 1591885 2830582 17535749 380105 2965164 2830582 17535749 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1141121 3333382 2941288 18291512 55808 138358 2941288 18291512 332600 2528020 2941288 18291512 14922 165772 2941288 18291512 235067 1732945 2941288 18291512 429268 3750365 2941288 18291512 206779 1875307 2941288 18291512 131857 1695163 2941288 18291512 393866 3072200 2941288 18291512
LQ 2.09 2.83 0.80 0.52 0.93 0.69 0.68 0.46 0.80
LQ 2.10 2.79 0.82 0.54 0.85 0.69 0.68 0.47 0.79
LQ 2.13 2.51 0.82 0.56 0.84 0.71 0.69 0.48 0.80
113
Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1201241 3523943 3070298 19212481 55442 138328 3070298 19212481 337144 2562549 3070298 19212481 16003 174933 3070298 19212481 250400 1838429 3070298 19212481 447901 3947662 3070298 19212481 214371 2008919 3070298 19212481 141824 1793789 3070298 19212481 405972 3223929 3070298 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1272290 3642696 3197365 20064258 55939 138748 3197365 20064258 341216 2610760 3197365 20064258 17760 185599 3197365 20064258 261856 1923720 3197365 20064258 467680 4162116 3197365 20064258 220126 2128594 3197365 20064258 145597 1903411 3197365 20064258 414901 3368614 3197365 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Gunung Gunung Ni Sektor i Total PDRB Kidul Kidul DIY DIY 1268080 3632681 3330079 21044042 58472 139967 3330079 21044042 368423 2793580 3330079 21044042 18999 193027 3330079 21044042 279518 2040306 3330079 21044042 496688 4383851 3330079 21044042 234644 2250664 3330079 21044042 159910 2024368 3330079 21044042 445345 3585598 3330079 21044042
LQ 2.13 2.51 0.82 0.57 0.85 0.71 0.67 0.49 0.79
LQ 2.19 2.53 0.82 0.60 0.85 0.71 0.65 0.48 0.77
LQ 2.21 2.64 0.83 0.62 0.87 0.72 0.66 0.50 0.78
114
Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Gunung Kidul Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ Pertanian 2.09 2.10 2.13 2.13 2.19 2.21 2.14 Pertambangan, Penggalian 2.83 2.79 2.51 2.51 2.53 2.64 2.63 Industri Pengolahan 0.80 0.82 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82 Listrik, Gas, Air Bersih 0.52 0.54 0.56 0.57 0.60 0.62 0.57 Bangunan 0.93 0.85 0.84 0.85 0.85 0.87 0.87 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.69 0.69 0.71 0.71 0.71 0.72 0.70 Pengangkutan, komunikasi 0.68 0.68 0.69 0.67 0.65 0.66 0.67 Keuangan,Persewaan,Jasa 0.46 0.47 0.48 0.49 0.48 0.50 0.48 Perusahaan Jasa-jasa lain 0.80 0.79 0.80 0.79 0.77 0.78 0.79
115
Lampiran X Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 888677 3185771 5080565 16910876 18766 122332 5080565 16910876 850554 2463230 5080565 16910876 44405 153115 5080565 16910876 499734 1395079 5080565 16910876 1081275 3444828 5080565 16910876 280552 1673352 5080565 16910876 523061 1623210 5080565 16910876 893541 2849959 5080565 16910876 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 924603 3306928 5309060 17535749 18899 126137 5309060 17535749 873294 2481167 5309060 17535749 45439 152862 5309060 17535749 554572 1580312 5309060 17535749 1126189 3569622 5309060 17535749 300628 1761672 5309060 17535749 539620 1591885 5309060 17535749 925816 2965164 5309060 17535749 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 923422 3333382 5553580 18291512 32998 138358 5553580 18291512 890912 2528020 5553580 18291512 50203 165772 5553580 18291512 601267 1732945 5553580 18291512 1204716 3750365 5553580 18291512 321854 1875307 5553580 18291512 567159 1695163 5553580 18291512 961049 3072200 5553580 18291512
LQ 0.93 0.51 1.15 0.97 1.19 1.04 0.56 1.07 1.04
LQ 0.92 0.49 1.16 0.98 1.16 1.04 0.56 1.12 1.03
LQ 0.91 0.79 1.16 1.00 1.14 1.06 0.57 1.10 1.03
116
Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 987480 3523943 5838247 19212481 30372 138328 5838247 19212481 904474 2562549 5838247 19212481 52789 174933 5838247 19212481 642538 1838429 5838247 19212481 1276918 3947662 5838247 19212481 339243 2008919 5838247 19212481 598190 1793789 5838247 19212481 1006243 3223929 5838247 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 1004808 3642696 6099557 20064258 28901 138748 6099557 20064258 921892 2610760 6099557 20064258 56066 185599 6099557 20064258 684367 1923720 6099557 20064258 1359722 4162116 6099557 20064258 361363 2128594 6099557 20064258 631510 1903411 6099557 20064258 1050928 3368614 6099557 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Sleman Sleman DIY DIY 1001698 3632681 6373200 21044042 33304 139967 6373200 21044042 950029 2793580 6373200 21044042 58768 193027 6373200 21044042 729456 2040306 6373200 21044042 1436205 4383851 6373200 21044042 384891 2250664 6373200 21044042 669291 2024368 6373200 21044042 1109558 3585598 6373200 21044042
LQ 0.92 0.72 1.16 0.99 1.15 1.06 0.56 1.10 1.03
LQ 0.91 0.69 1.16 0.99 1.17 1.07 0.56 1.09 1.03
LQ 0.91 0.79 1.12 1.01 1.18 1.08 0.56 1.09 1.02
117
Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Sleman Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ Pertanian 0.93 0.92 0.91 0.92 0.91 0.91 0.92 Pertambangan, Penggalian 0.51 0.49 0.79 0.72 0.69 0.79 0.66 Industri Pengolahan 1.15 1.16 1.16 1.16 1.16 1.12 1.15 Listrik, Gas, Air Bersih 0.97 0.98 1.00 0.99 0.99 1.01 0.99 Bangunan 1.19 1.16 1.14 1.15 1.17 1.18 1.17 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.04 1.04 1.06 1.06 1.07 1.08 1.06 Pengangkutan, komunikasi 0.56 0.56 0.57 0.56 0.56 0.56 0.56 Keuangan,Persewaan,Jasa 1.07 1.12 1.10 1.10 1.09 1.09 1.10 Perusahaan Jasa-jasa lain 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.02 1.03
118
Lampiran XI Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta Tahun 2005 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 21835 3185771 0.03 4397849 16910876 242 122332 0.01 4397849 16910876 518069 2463230 0.81 4397849 16910876 60224 153115 1.51 4397849 16910876 308065 1395079 0.85 4397849 16910876 1108098 3444828 1.24 4397849 16910876 813669 1673352 1.87 4397849 16910876 629162 1623210 1.49 4397849 16910876 938485 2849959 1.27 4397849 16910876 Tahun 2006 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 21351 3306928 0.02 4572504 17535749 270 126137 0.01 4572504 17535749 529450 2481167 0.82 4572504 17535749 60741 152862 1.52 4572504 17535749 362187 1580312 0.88 4572504 17535749 1146083 3569622 1.23 4572504 17535749 862341 1761672 1.88 4572504 17535749 607748 1591885 1.46 4572504 17535749 982333 2965164 1.27 4572504 17535749 Tahun 2007 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY LQ 19209 3333382 0.02 4776401 18291512 279 138358 0.01 4776401 18291512 539154 2528020 0.82 4776401 18291512 64197 165772 1.48 4776401 18291512 390323 1732945 0.86 4776401 18291512 1188152 3750365 1.21 4776401 18291512 910568 1875307 1.86 4776401 18291512 651968 1695163 1.47 4776401 18291512 1012551 3072200 1.26 4776401 18291512
119
Tahun 2008 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY 18140 3523943 5021148 19212481 258 138328 5021148 19212481 543050 2562549 5021148 19212481 65488 174933 5021148 19212481 412972 1838429 5021148 19212481 1253026 3947662 5021148 19212481 984783 2008919 5021148 19212481 696816 1793789 5021148 19212481 1046615 3223929 5021148 19212481 Tahun 2009 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY 17359 3642696 5244851 20064258 265 138748 5244851 20064258 549574 2610760 5244851 20064258 67212 185599 5244851 20064258 413965 1923720 5244851 20064258 1332070 4162116 5244851 20064258 1055067 2128594 5244851 20064258 731975 1903411 5244851 20064258 1077364 3368614 5244851 20064258 Tahun 2010 Li sektor i L Tot PDRB Ni Sektor i Total PDRB Yogya Yogya DIY DIY 17455 3632681 5505544 21044042 272 139967 5505544 21044042 594845 2793580 5505544 21044042 68725 193027 5505544 21044042 426740 2040306 5505544 21044042 1393111 4383851 5505544 21044042 1097987 2250664 5505544 21044042 770658 2024368 5505544 21044042 1135751 3585598 5505544 21044042
LQ 0.02 0.01 0.81 1.43 0.86 1.21 1.88 1.49 1.24
LQ 0.02 0.01 0.81 1.39 0.82 1.22 1.90 1.47 1.22
LQ 0.02 0.01 0.81 1.36 0.80 1.21 1.86 1.46 1.21
120
Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kota Yogya Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ Pertanian 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 Pertambangan, Penggalian 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Industri Pengolahan 0.81 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81 0.81 Listrik, Gas, Air Bersih 1.51 1.52 1.48 1.43 1.39 1.36 1.45 Bangunan 0.85 0.88 0.86 0.86 0.82 0.80 0.85 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.24 1.23 1.21 1.21 1.22 1.21 1.22 Pengangkutan, komunikasi 1.87 1.88 1.86 1.88 1.90 1.86 1.87 Keuangan,Persewaan,Jasa 1.49 1.46 1.47 1.49 1.47 1.46 1.47 Perusahaan Jasa-jasa lain 1.27 1.27 1.26 1.24 1.22 1.21 1.25
121
Lampiran XII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo 2005-2006 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 412026 403695 8331 0.02064 3306928 3185771 121157 0.03803 0.543 Pertambangan, Penggalian 18016 13030 4986 0.38266 126137 122332 3805 0.03110 12.302 Industri Pengolahan 243686 236286 7400 0.03132 2481167 2463230 17937 0.00728 4.301 Listrik, Gas, Air Bersih 9184 8682 502 0.05782 152862 153115 -253 -0.00165 -34.993 Bangunan 72612 65463 7149 0.10921 1580312 1395079 185233 0.13278 0.822 Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 240301 10361 0.04312 3569622 3444828 124794 0.03623 1.190 Pengangkutan, komunikasi 157776 148459 9317 0.06276 1761672 1673352 88320 0.05278 1.189 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 90821 89084 1737 0.01950 1591885 1623210 -31325 -0.01930 -1.010 Jasa-jasa lain 270064 260477 9587 0.03681 2965164 2849959 115205 0.04042 0.911 2006 – 2007 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 424719 412026 12693 0.030806 3333382 3306928 26454 0.008 3.850996 Pertambangan, Penggalian 17689 18016 -327 -0.01815 138358 126137 12221 0.096887 -0.18734 Industri Pengolahan 251351 243686 7665 0.031454 2528020 2481167 46853 0.018883 1.665713 Listrik, Gas, Air Bersih 9611 9184 427 0.046494 165772 152862 12910 0.084455 0.550515 Bangunan 77911 72612 5299 0.072977 1732945 1580312 152633 0.096584 0.755579 Perdagangan, Hotel, Restoran 266357 250662 15695 0.062614 3750365 3569622 180743 0.050634 1.236612 Pengangkutan, komunikasi 163555 157776 5779 0.036628 1875307 1761672 113635 0.064504 0.567838 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 98325 90821 7504 0.082624 1695163 1591885 103278 0.064878 1.273534 Jasa-jasa lain 278112 270064 8048 0.0298 3072200 2965164 107036 0.036098 0.825544
122
2007 – 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain Jumlah 2008 – 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336
Eij 424719 17689 251351 9611 77911 266357 163555
101551 98325 288531 278112 1662370 1587630 Eijt 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405
Eij 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336
110230 294178
101551 288531
∆eij 29937 -662 4069 722 4185 15063 7781
∆eij/Eij 0.070487 -0.03742 0.016189 0.075122 0.053715 0.056552 0.047574
Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 190561 0.057167 1.232985 -30 -0.00022 172.5988 34529 0.013659 1.185233 9161 0.055263 1.359368 105484 0.06087 0.88246 197297 0.052607 1.07498 133612 0.071248 0.667726
3226 0.03281 1793789 1695163 98626 10419 0.037463 3223929 3072200 151729 19212481 18291512 920969 74740
0.058181 0.563924 0.049388 0.758555
∆eij/Eij 0.043778 0.088095 0.021976 0.065228 0.044996 0.043188 0.047095
Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
Ein RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 3523943 118753 0.033699 1.299097 138328 420 0.003036 29.01442 2562549 48211 0.018814 1.168063 174933 10666 0.060972 1.069803 1838429 85291 0.046393 0.969881 3947662 214454 0.054324 0.795005 2008919 119675 0.059572 0.790551
8679 0.085464 5647 0.019572
1903411 3368614
1793789 109622 3223929 144685
∆eij 19904 1500 5613 674 3694 12154 8069
0.061112 1.398489 0.044878 0.436101
123
2009 – 2010 ∆eij/Eij Eint Ein Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 467714 474560 -6846 -0.01443 3632681 3642696 -10015 -0.00275 Pertambangan, Penggalian 12664 18527 -5863 -0.31646 139967 138748 1219 0.008786 Industri Pengolahan 271689 261033 10656 0.040822 2793580 2610760 182820 0.070026 Listrik, Gas, Air Bersih 11586 11007 579 0.052603 193027 185599 7428 0.040022 Bangunan 91657 85790 5867 0.068388 2040306 1923720 116586 0.060604 Perdagangan, Hotel, Restoran 307245 293574 13671 0.046567 4383851 4162116 221735 0.053275 Pengangkutan, komunikasi 184299 179405 4894 0.027279 2250664 2128594 122070 0.057348 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 116678 110230 6448 0.058496 2024368 1903411 120957 0.063547 Jasa-jasa lain 317694 294178 23516 0.079938 3585598 3368614 216984 0.064413 21044042 20064258 979784 Jumlah 1781226 1728304 52922 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.54263751 3.85099583 1.23298459 1.299097 5.247081 Pertambangan, Penggalian 12.3024972 -0.1873377 172.598783 29.01442 -36.0195 Industri Pengolahan 4.30079643 1.66571299 1.18523257 1.168063 0.582964 Listrik, Gas, Air Bersih -34.992998 0.55051518 1.3593676 1.069803 1.314357 Bangunan 0.8224885 0.75557907 0.88245968 0.969881 1.128431 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.19019996 1.2366123 1.07498008 0.795005 0.874103 Pengangkutan, komunikasi 1.18904369 0.56783831 0.66772633 0.790551 0.475678 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.0103777 1.27353363 0.56392384 1.398489 0.920506 Jasa-jasa lain 0.91050143 0.8255438 0.75855522 0.436101 1.241014
RPs 5.247081 -36.0195 0.582964 1.314357 1.128431 0.874103 0.475678 0.920506 1.241014
Rata-rata 2.435 35.542 1.781 (6.140) 0.912 1.034 0.738 0.629 0.834
124
Lampiran XIII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 – 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt 814742 34000 568064 27127 381915 624196 219535
Eij 791592 32784 644544 29001 276078 612904 222436
∆eij 23150 1216 -76480 -1874 105837 11292 -2901
∆eij/Eij 0.029245 0.037091 -0.11866 -0.06462 0.383359 0.018424 -0.01304
Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672
Ein 3185771 122332 2463230 153115 1395079 3444828 1673352
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 121157 0.038031 0.768981 3805 0.031104 1.192496 17937 0.007282 -16.2949 -253 -0.00165 39.10694 185233 0.132776 2.887262 124794 0.036226 0.508572 88320 0.05278 -0.2471
193399 436668
205177 419656
-11778 -0.0574 17012 0.040538
1591885 2965164
1623210 2849959
-31325 115205
Eijt 838545 35023 582328 29294 413693 659401 234814
Eij 814742 34000 568064 27127 381915 624196 219535
∆eij 23803 1023 14264 2167 31778 35205 15279
∆eij/Eij 0.029215 0.030088 0.02511 0.079884 0.083207 0.056401 0.069597
Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
Ein 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 26454 0.008 3.65212 12221 0.096887 0.310551 46853 0.018883 1.329728 12910 0.084455 0.945868 152633 0.096584 0.861498 180743 0.050634 1.113895 113635 0.064504 1.078957
202511 453340
193399 436668
9112 0.047115 16672 0.03818
1695163 3072200
1591885 2965164
103278 107036
-0.0193 2.974586 0.040423 1.002834
0.064878 0.726212 0.036098 1.057682
125
2007 – 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 – 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779
Eij 838545 35023 582328 29294 413693 659401 234814
∆eij 41603 806 13859 2381 23458 42952 13965
∆eij/Eij 0.049613 0.023013 0.023799 0.081279 0.056704 0.065138 0.059473
Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 190561 0.057167 0.867859 -30 -0.00022 -106.136 34529 0.013659 1.742452 9161 0.055263 1.470784 105484 0.06087 0.93156 197297 0.052607 1.238189 133612 0.071248 0.834726
212888 473049
202511 453340
10377 0.051242 19709 0.043475
1793789 3223929
1695163 3072200
98626 151729
Eijt 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145
Eij 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779
∆eij 39269 -46 14594 2773 -2742 44480 19366
∆eij/Eij 0.044616 -0.00128 0.024479 0.087545 -0.00627 0.06333 0.077844
Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 118753 0.033699 1.323971 420 0.003036 -0.42285 48211 0.018814 1.301122 10666 0.060972 1.435831 85291 0.046393 -0.1352 214454 0.054324 1.165776 119675 0.059572 1.306728
230768 499364
212888 473049
17880 0.083988 26315 0.055628
1903411 3368614
1793789 3223929
109622 144685
0.058181 0.880731 0.049388 0.880281
0.061112 1.374327 0.044878 1.239536
126
2009 – 2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt 933259 36525 647939 36289 454479 789789 287236
Eij 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145
∆eij 13842 742 37158 1841 20070 42956 19091
∆eij/Eij 0.015055 0.020736 0.060837 0.053443 0.046201 0.057518 0.071197
Eint 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851 2250664
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
252015 230768 21247 0.092071 2024368 1903411 530397 499364 31033 0.062145 3585598 3368614 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 Pertanian 0.7689811 3.65211952 0.867859332 1.323970842 Pertambangan, Penggalian 1.1924963 0.31055067 -106.136489 -0.42284768 Industri Pengolahan -16.294854 1.32972751 1.742451612 1.301121576 Listrik, Gas, Air Bersih 39.10694 0.9458678 1.470784391 1.435831281 Bangunan 2.8872618 0.86149794 0.931560357 -0.13520091 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.5085718 1.11389463 1.238188725 1.165776098 Pengangkutan, komunikasi -0.2470989 1.0789569 0.83472585 1.306728008 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 2.9745858 0.7262119 0.88073092 1.374326649 Jasa-jasa lain 1.0028344 1.05768217 0.880281224 1.239536175
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein -10015 -0.00275 -5.47594 1219 0.008786 2.360207 182820 0.070026 0.86878 7428 0.040022 1.335345 116586 0.060604 0.762332 221735 0.053275 1.079643 122070 0.057348 1.241489 120957 216984
0.063547 1.448851 0.064413 0.964784
2009-2010 -5.47593508 2.360207483 0.868780486 1.335345087 0.762331765 1.079643225 1.241488964 1.448850582 0.964783949
Rata-rata 0.227 (20.539) (2.211) 8.859 1.061 1.021 0.843 1.481 1.029
127
Lampiran XIV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul 2005-2006 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 1123404 1071975 51429 0.04798 3306928 3185771 121157 0.038031 1.262 Pertambangan, Penggalian 56860 55802 1058 0.01896 126137 122332 3805 0.031104 0.610 Industri Pengolahan 327918 319590 8328 0.02606 2481167 2463230 17937 0.007282 3.579 Listrik, Gas, Air Bersih 13421 12933 488 0.03773 152862 153115 -253 -0.00165 -22.836 Bangunan 216175 209900 6275 0.02990 1580312 1395079 185233 0.132776 0.225 Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 384014 12151 0.03164 3569622 3444828 124794 0.036226 0.873 Pengangkutan, komunikasi 194580 183272 11308 0.06170 1761672 1673352 88320 0.05278 1.169 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 121954 119825 2129 0.01777 1591885 1623210 -31325 -0.0193 -0.921 Jasa-jasa lain 380105 369079 11026 0.02987 2965164 2849959 115205 0.040423 0.739 2006 – 2007 ∆eij/Eij Eint Ein Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein RPs Pertanian 1141121 1123404 17717 0.015771 3333382 3306928 26454 0.008 1.971458 Pertambangan, Penggalian 55808 56860 -1052 -0.0185 138358 126137 12221 0.096887 -0.19096 Industri Pengolahan 332600 327918 4682 0.014278 2528020 2481167 46853 0.018883 0.75611 Listrik, Gas, Air Bersih 14922 13421 1501 0.11184 165772 152862 12910 0.084455 1.324247 Bangunan 235067 216175 18892 0.087392 1732945 1580312 152633 0.096584 0.90483 Perdagangan, Hotel, Restoran 429268 396165 33103 0.083559 3750365 3569622 180743 0.050634 1.650259 Pengangkutan, komunikasi 206779 194580 12199 0.062694 1875307 1761672 113635 0.064504 0.971939 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 131857 121954 9903 0.081203 1695163 1591885 103278 0.064878 1.251626 Jasa-jasa lain 393866 380105 13761 0.036203 3072200 2965164 107036 0.036098 1.002918
128
2007 – 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 – 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt Eij 1201241 1141121 55442 55808 337144 332600 16003 14922 250400 235067 447901 429268 214371 206779 141824 405972
131857 393866
Eijt Eij 1272290 1201241 55939 55442 341216 337144 17760 16003 261856 250400 467680 447901 220126 214371 145597 414901
141824 405972
∆eij 60120 -366 4544 1081 15333 18633 7592
∆eij/Eij Eint Ein 0.052685 3523943 3333382 -0.00656 138328 138358 0.013662 2562549 2528020 0.072443 174933 165772 0.065228 1838429 1732945 0.043406 3947662 3750365 0.036716 2008919 1875307
9967 0.075589 12106 0.030736 ∆eij 71049 497 4072 1757 11456 19779 5755
1793789 3223929
∆Ein ∆Ein/Ein RPs 190561 0.057167 0.921591 -30 -0.00022 30.24598 34529 0.013659 1.000259 9161 0.055263 1.310892 105484 0.06087 1.071602 197297 0.052607 0.825101 133612 0.071248 0.51532
1695163 98626 3072200 151729
0.058181 1.299216 0.049388 0.622348
∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs 0.059146 3642696 3523943 118753 0.033699 1.755141 0.008964 138748 138328 420 0.003036 2.952421 0.012078 2610760 2562549 48211 0.018814 0.641975 0.109792 185599 174933 10666 0.060972 1.800697 0.045751 1923720 1838429 85291 0.046393 0.986149 0.044159 4162116 3947662 214454 0.054324 0.812883 0.026846 2128594 2008919 119675 0.059572 0.450649
3773 0.026603 8929 0.021994
1903411 3368614
1793789 109622 3223929 144685
0.061112 0.435322 0.044878 0.490082
129
2009 – 2010 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 1268080 1272290 -4210 -0.00331 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.204 Pertambangan, Penggalian 58472 55939 2533 0.045281 139967 138748 1219 0.008786 5.154 Industri Pengolahan 368423 341216 27207 0.079735 2793580 2610760 182820 0.070026 1.139 Listrik, Gas, Air Bersih 18999 17760 1239 0.069764 193027 185599 7428 0.040022 1.743 Bangunan 279518 261856 17662 0.067449 2040306 1923720 116586 0.060604 1.113 Perdagangan, Hotel, Restoran 496688 467680 29008 0.062025 4383851 4162116 221735 0.053275 1.164 Pengangkutan, komunikasi 234644 220126 14518 0.065953 2250664 2128594 122070 0.057348 1.150 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 159910 145597 14313 0.098306 2024368 1903411 120957 0.063547 1.547 Jasa-jasa lain 445345 414901 30444 0.073377 3585598 3368614 216984 0.064413 1.139 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.2615064 1.9714584 0.9215912 1.755141 1.203561 1.423 Pertambangan, Penggalian 0.6095668 -0.190961 30.245979 2.952421 5.153989 7.754 Industri Pengolahan 3.5785138 0.7561096 1.0002593 0.641975 1.138661 1.423 Listrik, Gas, Air Bersih -22.835881 1.3242473 1.3108921 1.800697 1.743139 (3.331) Bangunan 0.2251551 0.9048297 1.0716024 0.986149 1.112943 0.860 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.8734515 1.6502586 0.8251014 0.812883 1.164257 1.065 Pengangkutan, komunikasi 1.1690092 0.9719389 0.5153196 0.450649 1.150057 0.851 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.9206867 1.2516261 1.2992159 0.435322 1.546963 0.722 Jasa-jasa lain 0.7390366 1.0029176 0.6223477 0.490082 1.13915 0.799
130
Lampiran XV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 – 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
∆eij 35926 133 22740 1034 54838 44914 20076
∆eij/Eij 0.0404 0.0071 0.0267 0.0233 0.1097 0.0415 0.0716
Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672
Ein ∆Ein ∆Ein/Ein 3185771 121157 0.038031 122332 3805 0.031104 2463230 17937 0.007282 153115 -253 -0.00165 1395079 185233 0.132776 3444828 124794 0.036226 1673352 88320 0.05278
523061 893541
16559 32275
0.0317 0.0361
1591885 2965164
1623210 -31325 2849959 115205
Eijt Eij 923422 924603 32998 18899 890912 873294 50203 45439 601267 554572 1204716 1126189 321854 300628
∆eij -1181 14099 17618 4764 46695 78527 21226
∆eij/Eij -0.00128 0.746018 0.020174 0.104844 0.0842 0.069728 0.070606
Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
Ein RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 3306928 26454 0.008 -0.15967 126137 12221 0.096887 7.699903 2481167 46853 0.018883 1.068353 152862 12910 0.084455 1.241413 1580312 152633 0.096584 0.87178 3569622 180743 0.050634 1.377109 1761672 113635 0.064504 1.09459
27539 0.051034 35233 0.038056
1695163 3072200
1591885 103278 2965164 107036
Eijt Eij 924603 888677 18899 18766 873294 850554 45439 44405 554572 499734 1126189 1081275 300628 280552 539620 925816
567159 961049
539620 925816
-0.0193 0.040423
RPs 1.0630 0.2279 3.6715 -14.0924 0.8265 1.1466 1.3558 -1.6405 0.8936
0.064878 0.786618 0.036098 1.05425
131
2007 – 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 – 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt Eij 987480 923422 30372 32998 904474 890912 52789 50203 642538 601267 1276918 1204716 339243 321854
∆eij 64058 -2626 13562 2586 41271 72202 17389
∆eij/Eij 0.06937 -0.07958 0.015223 0.051511 0.06864 0.059933 0.054028
Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
598190 1006243
31031 0.054713 45194 0.047026
1793789 3223929
1695163 98626 3072200 151729
567159 961049
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 190561 0.057167 1.213457 -30 -0.00022 367.0203 34529 0.013659 1.114514 9161 0.055263 0.93211 105484 0.06087 1.127654 197297 0.052607 1.139246 133612 0.071248 0.758303 0.058181 0.940396 0.049388 0.952174
Eijt Eij 1004808 987480 28901 30372 921892 904474 56066 52789 684367 642538 1359722 1276918 361363 339243
∆eij 17328 -1471 17418 3277 41829 82804 22120
∆eij/Eij 0.017548 -0.04843 0.019258 0.062077 0.0651 0.064847 0.065204
Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
Ein RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 3523943 118753 0.033699 0.52072 138328 420 0.003036 -15.9514 2562549 48211 0.018814 1.023595 174933 10666 0.060972 1.01813 1838429 85291 0.046393 1.403209 3947662 214454 0.054324 1.193697 2008919 119675 0.059572 1.094544
631510 598190 1050928 1006243
33320 0.055701 44685 0.044408
1903411 3368614
1793789 109622 3223929 144685
0.061112 0.911464 0.044878 0.989512
132
2009 – 2010 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 1001698 1004808 -3110 -0.0031 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.1258 Pertambangan, Penggalian 33304 28901 4403 0.1523 139967 138748 1219 0.008786 17.3404 Industri Pengolahan 950029 921892 28137 0.0305 2793580 2610760 182820 0.070026 0.4359 Listrik, Gas, Air Bersih 58768 56066 2702 0.0482 193027 185599 7428 0.040022 1.2042 Bangunan 729456 684367 45089 0.0659 2040306 1923720 116586 0.060604 1.0871 Perdagangan, Hotel, Restoran 1436205 1359722 76483 0.0562 4383851 4162116 221735 0.053275 1.0558 Pengangkutan, komunikasi 384891 361363 23528 0.0651 2250664 2128594 122070 0.057348 1.1353 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 669291 631510 37781 0.0598 2024368 1903411 120957 0.063547 0.9414 Jasa-jasa lain 1109558 1050928 58630 0.0558 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8661 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.0629944 -0.159672 1.2134565 0.52072 1.125769 0.753 Pertambangan, Penggalian 0.2278586 7.699903 367.02033 -15.95145 17.34039 75.267 Industri Pengolahan 3.6715016 1.068353 1.1145138 1.023595 0.435854 1.463 Listrik, Gas, Air Bersih -14.09243 1.241413 0.93211 1.01813 1.204175 (1.939) Bangunan 0.8264625 0.87178 1.1276539 1.403209 1.087119 1.063 Perdagangan, Hotel, Restoran 1.1466197 1.377109 1.1392462 1.193697 1.055832 1.183 Pengangkutan, komunikasi 1.3557889 1.09459 0.7583027 1.094544 1.135338 1.088 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.6404591 0.786618 0.9403965 0.911464 0.941445 0.388 Jasa-jasa lain 0.8935504 1.05425 0.9521736 0.989512 0.866105 0.951
133
Lampiran XVI Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006 – 2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
∆eij -484 28 11381 517 54122 37985 48672
∆eij/Eij -0.0222 0.1157 0.0220 0.0086 0.1757 0.0343 0.0598
Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672
Ein ∆Ein ∆Ein/Ein 3185771 121157 0.038031 122332 3805 0.031104 2463230 17937 0.007282 153115 -253 -0.00165 1395079 185233 0.132776 3444828 124794 0.036226 1673352 88320 0.05278
629162 938485
-21414 43848
-0.0340 0.0467
1591885 2965164
1623210 -31325 2849959 115205
Eijt Eij 19209 21351 279 270 539154 529450 64197 60741 390323 362187 1188152 1146083 910568 862341
∆eij -2142 9 9704 3456 28136 42069 48227
∆eij/Eij -0.10032 0.033333 0.018328 0.056897 0.077684 0.036707 0.055926
Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
Ein RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 3306928 26454 0.008 -12.5411 126137 12221 0.096887 0.344044 2481167 46853 0.018883 0.970609 152862 12910 0.084455 0.673698 1580312 152633 0.096584 0.804311 3569622 180743 0.050634 0.724948 1761672 113635 0.064504 0.86701
651968 1012551
44220 0.07276 30218 0.030761
1695163 3072200
1591885 103278 2965164 107036
Eijt Eij 21351 21835 270 242 529450 518069 60741 60224 362187 308065 1146083 1108098 862341 813669 607748 982333
607748 982333
-0.0193 0.040423
RPs -0.5829 3.7199 3.0168 -5.1954 1.3232 0.9463 1.1333 1.7637 1.1558
0.064878 1.121499 0.036098 0.852169
134
2007 – 2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008 – 2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eijt Eij 18140 19209 258 279 543050 539154 65488 64197 412972 390323 1253026 1188152 984783 910568
∆eij -1069 -21 3896 1291 22649 64874 74215
∆eij/Eij -0.05565 -0.07527 0.007226 0.02011 0.058026 0.054601 0.081504
Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
696816 651968 1046615 1012551
44848 0.068789 34064 0.033642
1793789 3223929
1695163 98626 3072200 151729
Eijt Eij 17359 18140 265 258 549574 543050 67212 65488 413965 412972 1332070 1253026 1055067 984783
∆eij -781 7 6524 1724 993 79044 70284
∆eij/Eij -0.04305 0.027132 0.012014 0.026325 0.002405 0.063082 0.07137
Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
Ein RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 3523943 118753 0.033699 -1.27761 138328 420 0.003036 8.935917 2562549 48211 0.018814 0.638558 174933 10666 0.060972 0.431763 1838429 85291 0.046393 0.051829 3947662 214454 0.054324 1.16122 2008919 119675 0.059572 1.19805
731975 696816 1077364 1046615
35159 0.050457 30749 0.029379
1903411 3368614
1793789 109622 3223929 144685
RPs ∆Ein ∆Ein/Ein 190561 0.057167 -0.97347 -30 -0.00022 347.1348 34529 0.013659 0.529057 9161 0.055263 0.363898 105484 0.06087 0.953286 197297 0.052607 1.037891 133612 0.071248 1.143948 0.058181 1.182325 0.049388 0.681176
0.061112 0.825642 0.044878 0.654645
135
2009 – 2010 ∆eij/Eij Eint Ein RPs Eijt Eij ∆eij ∆Ein ∆Ein/Ein Lapangan Usaha Pertanian 17455 17359 96 0.0055 3632681 3642696 -10015 -0.00275 -2.0115 Pertambangan, Penggalian 272 265 7 0.0264 139967 138748 1219 0.008786 3.0066 Industri Pengolahan 594845 549574 45271 0.0824 2793580 2610760 182820 0.070026 1.1764 Listrik, Gas, Air Bersih 68725 67212 1513 0.0225 193027 185599 7428 0.040022 0.5625 Bangunan 426740 413965 12775 0.0309 2040306 1923720 116586 0.060604 0.5092 Perdagangan, Hotel, Restoran 1393111 1332070 61041 0.0458 4383851 4162116 221735 0.053275 0.8602 Pengangkutan, komunikasi 1097987 1055067 42920 0.0407 2250664 2128594 122070 0.057348 0.7094 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 770658 731975 38683 0.0528 2024368 1903411 120957 0.063547 0.8316 Jasa-jasa lain 1135751 1077364 58387 0.0542 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8414 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian -0.582852 -12.54107 -0.9734732 -1.277609 -2.01149 (3.477) Pertambangan, Penggalian 3.7198727 0.3440444 347.134767 8.9359173 3.006597 72.628 Industri Pengolahan 3.0168101 0.9706093 0.52905719 0.6385577 1.176352 1.266 Listrik, Gas, Air Bersih -5.19539 0.6736977 0.36389811 0.4317633 0.562465 (0.633) Bangunan 1.3231586 0.8043108 0.9532857 0.0518289 0.509205 0.728 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.9462541 0.724948 1.03789096 1.1612203 0.860151 0.946 Pengangkutan, komunikasi 1.1333386 0.8670101 1.14394783 1.1980499 0.709355 1.010 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 1.7636766 1.1214995 1.18232492 0.8256425 0.831621 1.145 Jasa-jasa lain 1.1558188 0.8521692 0.68117645 0.6546452 0.841351 0.837
136
Lampiran XVII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY 2005-2006 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2006-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eint 3306928 126137 2481167 152862 1580312 3569622 1761672
Ein ∆Ein 3185771 121157 122332 3805 2463230 17937 153115 -253 1395079 185233 3444828 124794 1673352 88320
1591885 2965164
1623210 -31325 2849959 115205
Eint 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
Ein ∆Ein 3306928 26454 126137 12221 2481167 46853 152862 12910 1580312 152633 3569622 180743 1761672 113635
1695163 3072200
1591885 103278 2965164 107036
∆Ein/Ein 0.038 0.031 0.007 -0.002 0.133 0.036 0.053
Ent 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749
En 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876 16910876
∆en ∆en/En 624873 0.037 624873 0.037 624873 0.037 624873 0.037 624873 0.037 624873 0.037 624873 0.037
RPr 1.029 0.842 0.197 -0.045 3.593 0.980 1.428
-0.019 17535749 0.040 17535749
16910876 16910876
624873 624873
0.037 0.037
-0.522 1.094
Ent 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
En 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749 17535749
∆en ∆en/En 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431 755763 0.0431
RPr 0.1856 2.2480 0.4381 1.9596 2.2410 1.1748 1.4967
0.0649 18291512 0.0361 18291512
17535749 17535749
755763 755763
∆Ein/Ein 0.0080 0.0969 0.0189 0.0845 0.0966 0.0506 0.0645
0.0431 1.5053 0.0431 0.8376
137
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
∆Ein 190561 -30 34529 9161 105484 197297 133612
Eint 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
1793789 3223929
1695163 98626 3072200 151729
Eint 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
Ein ∆Ein 3523943 118753 138328 420 2562549 48211 174933 10666 1838429 85291 3947662 214454 2008919 119675
1903411 3368614
1793789 109622 3223929 144685
∆Ein/Ein 0.0572 -0.0002 0.0137 0.0553 0.0609 0.0526 0.0712
Ent 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
∆en ∆en/En 920969 0.0503 920969 0.0503 920969 0.0503 920969 0.0503 920969 0.0503 920969 0.0503 920969 0.0503
0.0582 19212481 0.0494 19212481
18291512 18291512
920969 920969
0.0503 0.0503
1.156 0.981
Ent 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
∆en ∆en/En 851777 0.0443 851777 0.0443 851777 0.0443 851777 0.0443 851777 0.0443 851777 0.0443 851777 0.0443
RPr 0.7601 0.0685 0.4244 1.3753 1.0464 1.2253 1.3437
0.0611 20064258 0.0449 20064258
19212481 19212481
851777 851777
∆Ein/Ein 0.0337 0.0030 0.0188 0.0610 0.0464 0.0543 0.0596
RPr 1.135 -0.004 0.271 1.098 1.209 1.045 1.415
0.0443 1.3784 0.0443 1.0123
138
2009-2010 Eint Ein Ent En RPr ∆Ein ∆Ein/Ein ∆en ∆en/En Lapangan Usaha Pertanian 3632681 3642696 -10015 -0.003 21044042 20064258 979784 0.0488 -0.056 Pertambangan, Penggalian 139967 138748 1219 0.009 21044042 20064258 979784 0.0488 0.180 Industri Pengolahan 2793580 2610760 182820 0.070 21044042 20064258 979784 0.0488 1.434 Listrik, Gas, Air Bersih 193027 185599 7428 0.040 21044042 20064258 979784 0.0488 0.820 Bangunan 2040306 1923720 116586 0.061 21044042 20064258 979784 0.0488 1.241 Perdagangan, Hotel, Restoran 4383851 4162116 221735 0.053 21044042 20064258 979784 0.0488 1.091 Pengangkutan, komunikasi 2250664 2128594 122070 0.057 21044042 20064258 979784 0.0488 1.174 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 2024368 1903411 120957 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.301 Jasa-jasa lain 3585598 3368614 216984 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.319 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPs) Provinsi DIY Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 1.0292202 0.18561168 1.13541213 0.760104 -0.0563 0.611 Pertambangan, Penggalian 0.84176125 2.24803434 -0.00430647 0.068485 0.179916 0.667 Industri Pengolahan 0.1970694 0.43814726 0.27127395 0.424357 1.434001 0.553 Listrik, Gas, Air Bersih -0.0447175 1.95959083 1.09758029 1.375268 0.819576 1.041 Bangunan 3.59330353 2.24101259 1.20894461 1.046439 1.241073 1.866 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.98039369 1.17483791 1.04484421 1.225326 1.09097 1.103 Pengangkutan, komunikasi 1.42838769 1.49666898 1.41506922 1.343688 1.174381 1.372 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.5222648 1.50534077 1.15553884 1.378427 1.301341 0.964 Jasa-jasa lain 1.09397415 0.83756756 0.98089767 1.012268 1.319074 1.049
139
Lampiran XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 403695 1465477 3185771 16910876 276075.2 127619.8 412026 0.020637 3306928 0.038031 Pertambangan, Penggalian 13030 1465477 122332 16910876 10601.15 2428.85 18016 0.382655 126137 0.031104 Industri Pengolahan 236286 1465477 2463230 16910876 213460.7 22825.33 243686 0.031318 2481167 0.007282 Listrik, Gas, Air Bersih 8682 1465477 153115 16910876 13268.77 -4586.77 9184 0.057821 152862 -0.00165 Bangunan 65463 1465477 1395079 16910876 120895.9 -55432.9 72612 0.109207 1580312 0.132776 Perdagangan, Hotel, Restoran 240301 1465477 3444828 16910876 298524.8 -58223.8 250662 0.043117 3569622 0.036226 Pengangkutan, komunikasi 148459 1465477 1673352 16910876 145010.8 3448.247 157776 0.062758 1761672 0.05278 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 89084 1465477 1623210 16910876 140665.5 -51581.5 90821 0.019498 1591885 -0.0193 Jasa-jasa lain 260477 1465477 2849959 16910876 246974.2 13502.84 270064 0.036806 2965164 0.040423 2006-2007 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 412026 1524847 3306928 17535749 287558.8 124467.2 424719 0.030806 3333382 0.008 Pertambangan, Penggalian 18016 1524847 126137 17535749 10968.43 7047.571 17689 -0.01815 138358 0.096887 Industri Pengolahan 243686 1524847 2481167 17535749 215753.5 27932.45 251351 0.031454 2528020 0.018883 Listrik, Gas, Air Bersih 9184 1524847 152862 17535749 13292.34 -4108.34 9611 0.046494 165772 0.084455 Bangunan 72612 1524847 1580312 17535749 137418.4 -64806.4 77911 0.072977 1732945 0.096584 Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 1524847 3569622 17535749 310401.8 -59739.8 266357 0.062614 3750365 0.050634 Pengangkutan, komunikasi 157776 1524847 1761672 17535749 153188.8 4587.205 163555 0.036628 1875307 0.064504 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 90821 1524847 1591885 17535749 138424.7 -47603.7 98325 0.082624 1695163 0.064878 Jasa-jasa lain 270064 1524847 2965164 17535749 257840.2 12223.78 278112 0.0298 3072200 0.036098
140
rij-rin -0.01739 0.351552 0.024036 0.059473 -0.02357 0.00689 0.009978 0.038797 -0.00362 rij-rin 0.022807 -0.11504 0.012571 -0.03796 -0.02361 0.011981 -0.02788 0.017746 -0.0063
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 424719 17689 251351 9611 77911 266357 163555
Ej 1587630 1587630 1587630 1587630 1587630 1587630 1587630
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 289324.2 135394.8 454656 0.070487 3523943 0.057167 0.013319 12008.92 5680.08 17027 -0.03742 138328 -0.00022 -0.03721 219422 31928.99 255420 0.016189 2562549 0.013659 0.00253 14388.35 -4777.35 10333 0.075122 174933 0.055263 0.01986 150412.7 -72501.7 82096 0.053715 1838429 0.06087 -0.00715 325516.7 -59159.7 281420 0.056552 3947662 0.052607 0.003945 162769.1 785.8614 171336 0.047574 2008919 0.071248 -0.02367
98325 1587630 1695163 18291512 147133.4 -48808.4 101551 0.03281 1793789 0.058181 278112 1587630 3072200 18291512 266654.7 11457.34 288531 0.037463 3223929 0.049388
-0.02537 -0.01192
Eij 454656 17027 255420 10333 82096 281420 171336
rij-rin 0.010079 0.085059 0.003162 0.004256 -0.0014 -0.01114 -0.01248
Ej 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370 1662370
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin 304911 149745 474560 0.043778 3642696 0.033699 11968.9 5058.097 18527 0.088095 138748 0.003036 221725.9 33694.1 261033 0.021976 2610760 0.018814 15136.17 -4803.17 11007 0.065228 185599 0.060972 159071 -76975 85790 0.044996 1923720 0.046393 341573.5 -60153.5 293574 0.043188 4162116 0.054324 173822.8 -2486.77 179405 0.047095 2128594 0.059572
101551 1662370 1793789 19212481 155208.5 -53657.5 110230 0.085464 1903411 0.061112 0.024352 288531 1662370 3223929 19212481 278952.1 9578.852 294178 0.019572 3368614 0.044878 -0.02531
141
2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 474560 18527 261033 11007 85790 293574 179405
Ej 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304 1728304
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
En 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 313776.2 160783.8 467714 -0.01443 3632681 -0.00275 -0.01168 11951.54 6575.463 12664 -0.31646 139967 0.008786 -0.32524 224886.8 36146.19 271689 0.040822 2793580 0.070026 -0.0292 15987.21 -4980.21 11586 0.052603 193027 0.040022 0.012581 165706.3 -79916.3 91657 0.068388 2040306 0.060604 0.007783 358518.2 -64944.2 307245 0.046567 4383851 0.053275 -0.00671 183353.8 -3948.78 184299 0.027279 2250664 0.057348 -0.03007
110230 1728304 1903411 20064258 163956.9 -53726.9 116678 0.058496 2024368 0.063547 -0.00505 294178 1728304 3368614 20064258 290167.2 4010.826 317694 0.079938 3585598 0.064413 0.015525 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata 2005 2006 2007 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 127619.8 124467.2 135394.8 149745.0 160783.8 139602.1 Pertambangan, Penggalian 2428.9 7047.6 5680.1 5058.1 6575.5 5358.0 Industri Pengolahan 22825.3 27932.5 31929.0 33694.1 36146.2 30505.4 Listrik, Gas, Air Bersih -4586.8 -4108.3 -4777.3 -4803.2 -4980.2 -4651.2 Bangunan -55432.9 -64806.4 -72501.7 -76975.0 -79916.3 -69926.5) Perdagangan, Hotel, Restoran -58223.8 -59739.8 -59159.7 -60153.5 -64944.2 -60444.2 Pengangkutan, komunikasi 3448.2 4587.2 785.9 -2486.8 -3948.8 477.2 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -51581.5 -47603.7 -48808.4 -53657.5 -53726.9 -51075.6 Jasa-jasa lain 13502.8 12223.8 11457.3 9578.9 4010.8 10154.7
142
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian -0.017394 0.022807 0.013319 0.010079 -0.011677 Pertambangan, Penggalian 0.351552 -0.115037 -0.037208 0.085059 -0.325243 Industri Pengolahan 0.024036 0.012571 0.002530 0.003162 -0.029203 Listrik, Gas, Air Bersih 0.059473 -0.037961 0.019860 0.004256 0.012581 Bangunan -0.023569 -0.023607 -0.007155 -0.001397 0.007783 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.006890 0.011981 0.003945 -0.011136 -0.006707 Pengangkutan, komunikasi 0.009978 -0.027876 -0.023674 -0.012477 -0.030069 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 0.038797 0.017746 -0.025371 0.024352 -0.005052 Jasa-jasa lain -0.003618 -0.006297 -0.011924 -0.025307 0.015525
Rata-rata 0.003 (0.008) 0.003 0.012 (0.010) 0.001 (0.017) 0.010 (0.006)
143
Lampiran XIX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 791592 3234172 3185771 16910876 609272.5 182319.5 814742 0.029245 3306928 0.038031 Pertambangan, Penggalian 32784 3234172 122332 16910876 23395.76 9388.244 34000 0.037091 126137 0.031104 Industri Pengolahan 644544 3234172 2463230 16910876 471087.9 173456.1 568064 -0.11866 2481167 0.007282 Listrik, Gas, Air Bersih 29001 3234172 153115 16910876 29282.94 -281.945 27127 -0.06462 152862 -0.00165 Bangunan 276078 3234172 1395079 16910876 266806.1 9271.867 381915 0.383359 1580312 0.132776 Perdagangan, Hotel, Restoran 612904 3234172 3444828 16910876 658816.6 -45912.6 624196 0.018424 3569622 0.036226 Pengangkutan, komunikasi 222436 3234172 1673352 16910876 320025.3 -97589.3 219535 -0.01304 1761672 0.05278 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 205177 3234172 1623210 16910876 310435.7 -105259 193399 -0.0574 1591885 -0.0193 Jasa-jasa lain 419656 3234172 2849959 16910876 545049.1 -125393 436668 0.040538 2965164 0.040423 2006-2007 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 814742 3299646 3306928 17535749 622254.1 192487.9 838545 0.029215 3333382 0.008 Pertambangan, Penggalian 34000 3299646 126137 17535749 23734.8 10265.2 35023 0.030088 138358 0.096887 Industri Pengolahan 568064 3299646 2481167 17535749 466873.3 101190.7 582328 0.02511 2528020 0.018883 Listrik, Gas, Air Bersih 27127 3299646 152862 17535749 28763.56 -1636.56 29294 0.079884 165772 0.084455 Bangunan 381915 3299646 1580312 17535749 297362.3 84552.73 413693 0.083207 1732945 0.096584 Perdagangan, Hotel, Restoran 624196 3299646 3569622 17535749 671684.4 -47488.4 659401 0.056401 3750365 0.050634 Pengangkutan, komunikasi 219535 3299646 1761672 17535749 331488.2 -111953 234814 0.069597 1875307 0.064504 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 193399 3299646 1591885 17535749 299539.9 -106141 202511 0.047115 1695163 0.064878 Jasa-jasa lain 436668 3299646 2965164 17535749 557945.5 -121277 453340 0.03818 3072200 0.036098
144
rij-rin -0.00879 0.005987 -0.12594 -0.06297 0.250583 -0.0178 -0.06582 -0.03811 0.000115 rij-rin 0.021216 -0.0668 0.006226 -0.00457 -0.01338 0.005767 0.005093 -0.01776 0.002082
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 838545 35023 582328 29294 413693 659401 234814
Ej 3448949 3448949 3448949 3448949 3448949 3448949 3448949
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
E'ij 628524.6 26088.04 476669.8 31257.08 326754.8 707148.6 353597.8
202511 3448949 1695163 18291512 319630.8 453340 3448949 3072200 18291512 579277.5 Eij 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779
Ej 3618059 3618059 3618059 3618059 3618059 3618059 3618059
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
E'ij 663622.4 26049.67 482574.5 32943.06 346209.6 743416.4 378315.9
212888 3618059 1793789 19212481 337803 473049 3618059 3223929 19212481 607124.4
Eij-E'ij 210020.4 8934.961 105658.2 -1963.08 86938.22 -47747.6 -118784
E*ij 880148 35829 596187 31675 437151 702353 248779
rij 0.049613 0.023013 0.023799 0.081279 0.056704 0.065138 0.059473
E*in 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
rin rij-rin 0.057167 -0.00755 -0.00022 0.02323 0.013659 0.010141 0.055263 0.026017 0.06087 -0.00417 0.052607 0.01253 0.071248 -0.01178
-117120 212888 0.051242 1793789 0.058181 -125937 473049 0.043475 3223929 0.049388 Eij-E'ij 216525.6 9779.326 113612.5 -1268.06 90941.44 -41063.4 -129537
E*ij 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145
rij 0.044616 -0.00128 0.024479 0.087545 -0.00627 0.06333 0.077844
E*in 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
rin 0.033699 0.003036 0.018814 0.060972 0.046393 0.054324 0.059572
-0.00694 -0.00591 rij-rin 0.010917 -0.00432 0.005665 0.026573 -0.05267 0.009006 0.018272
-124915 230768 0.083988 1903411 0.061112 0.022876 -134075 499364 0.055628 3368614 0.044878 0.01075
145
2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 919417 35783 610781 34448 434409 746833 268145
Ej 3779848 3779848 3779848 3779848 3779848 3779848 3779848
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
En 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 686237 233180 933259 0.015055 3632681 -0.00275 0.017805 26138.34 9644.662 36525 0.020736 139967 0.008786 0.01195 491833.6 118947.4 647939 0.060837 2793580 0.070026 -0.00919 34964.46 -516.463 36289 0.053443 193027 0.040022 0.013421 362404.1 72004.91 454479 0.046201 2040306 0.060604 -0.0144 784089.1 -37256.1 789789 0.057518 4383851 0.053275 0.004243 400999.7 -132855 287236 0.071197 2250664 0.057348 0.013849
230768 3779848 1903411 20064258 358578.1 -127810 252015 0.092071 2024368 0.063547 0.028523 499364 3779848 3368614 20064258 634603.5 -135240 530397 0.062145 3585598 0.064413 -0.00227 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Bantul 2005 2006 2007 Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 182319.5 192487.9 210020.4 216525.6 233180.0 182319.5 Pertambangan, Penggalian 9388.2 10265.2 8935.0 9779.3 9644.7 9388.2 Industri Pengolahan 173456.1 101190.7 105658.2 113612.5 118947.4 173456.1 Listrik, Gas, Air Bersih -281.9 -1636.6 -1963.1 -1268.1 -516.5 -281.9 Bangunan 9271.9 84552.7 86938.2 90941.4 72004.9 9271.9 Perdagangan, Hotel, Restoran -45912.6 -47488.4 -47747.6 -41063.4 -37256.1 -45912.6 Pengangkutan, komunikasi -97589.3 -111953.2 -118783.8 -129536.9 -132854.7 -97589.3 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -105258.7 -106140.9 -117119.8 -124915.0 -127810.1 -105258.7 Jasa-jasa lain -125393.1 -121277.5 -125937.5 -134075.4 -135239.5 -125393.1
146
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Bantul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian -0.00879 0.02122 -0.00755 0.01092 0.01780 Pertambangan, Penggalian 0.00599 -0.06680 0.02323 -0.00432 0.01195 Industri Pengolahan -0.12594 0.00623 0.01014 0.00567 -0.00919 Listrik, Gas, Air Bersih -0.06297 -0.00457 0.02602 0.02657 0.01342 Bangunan 0.25058 -0.01338 -0.00417 -0.05267 -0.01440 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.01780 0.00577 0.01253 0.00901 0.00424 Pengangkutan, komunikasi -0.06582 0.00509 -0.01178 0.01827 0.01385 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.03811 -0.01776 -0.00694 0.02288 0.02852 Jasa-jasa lain 0.00011 0.00208 -0.00591 0.01075 -0.00227
Rata-rata 0.007 (0.006) (0.023) (0.000) 0.033 0.003 (0.008) (0.002) 0.001
147
Lampiran XX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin Pertanian 1071975 2726390 3185771 16910876 513613.5 558361.5 1123404 0.047976 3306928 0.038031 Pertambangan, Penggalian 55802 2726390 122332 16910876 19722.5 36079.5 56860 0.01896 126137 0.031104 Industri Pengolahan 319590 2726390 2463230 16910876 397124.6 -77534.6 327918 0.026058 2481167 0.007282 Listrik, Gas, Air Bersih 12933 2726390 153115 16910876 24685.37 -11752.4 13421 0.037733 152862 -0.00165 Bangunan 209900 2726390 1395079 16910876 224916.2 -15016.2 216175 0.029895 1580312 0.132776 Perdagangan, Hotel, Restoran 384014 2726390 3444828 16910876 555379 -171365 396165 0.031642 3569622 0.036226 Pengangkutan, komunikasi 183272 2726390 1673352 16910876 269779.6 -86507.6 194580 0.061701 1761672 0.05278 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 119825 2726390 1623210 16910876 261695.7 -141871 121954 0.017768 1591885 -0.0193 Jasa-jasa lain 369079 2726390 2849959 16910876 459473.5 -90394.5 380105 0.029874 2965164 0.040423 2006-2007 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin Pertanian 1123404 2830582 3306928 17535749 533797 0.008 589607 1141121 0.015771 3333382 Pertambangan, Penggalian 56860 2830582 126137 17535749 20360.76 36499.24 55808 -0.0185 138358 0.096887 Industri Pengolahan 327918 2830582 2481167 17535749 400504.5 -72586.5 332600 0.014278 2528020 0.018883 Listrik, Gas, Air Bersih 13421 2830582 152862 17535749 24674.65 -11253.6 14922 0.11184 165772 0.084455 Bangunan 216175 2830582 1580312 17535749 255090.5 -38915.5 235067 0.087392 1732945 0.096584 Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 2830582 3569622 17535749 576200.5 -180036 429268 0.083559 3750365 0.050634 Pengangkutan, komunikasi 194580 2830582 1761672 17535749 284365.2 -89785.2 206779 0.062694 1875307 0.064504 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 121954 2830582 1591885 17535749 256958.6 -135005 131857 0.081203 1695163 0.064878 Jasa-jasa lain 380105 2830582 2965164 17535749 478630.2 -98525.2 393866 0.036203 3072200 0.036098
148
rij-rin 0.009945 -0.01214 0.018776 0.039385 -0.10288 -0.00458 0.00892 0.037066 -0.01055 rij-rin 0.007771 -0.11539 -0.00461 0.027384 -0.00919 0.032925 -0.00181 0.016325 0.000105
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 1141121 55808 332600 14922 235067 429268 206779
Ej 2941288 2941288 2941288 2941288 2941288 2941288 2941288
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 536010.2 605110.8 1201241 0.052685 3523943 0.057167 -0.00448 22248.06 33559.94 55442 -0.00656 138328 -0.00022 -0.00634 406507.4 -73907.4 337144 0.013662 2562549 0.013659 3.54E-06 26656.25 -11734.3 16003 0.072443 174933 0.055263 0.017181 278658.8 -43591.8 250400 0.065228 1838429 0.06087 0.004358 603061.3 -173793 447901 0.043406 3947662 0.052607 -0.0092 301550.7 -94771.7 214371 0.036716 2008919 0.071248 -0.03453
131857 2941288 1695163 18291512 272583.4 393866 2941288 3072200 18291512 494011.9 Eij 1201241 55442 337144 16003 250400 447901 214371
Ej 3070298 3070298 3070298 3070298 3070298 3070298 3070298
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
-140726 -100146
141824 0.075589 1793789 0.058181 0.017409 405972 0.030736 3223929 0.049388 -0.01865
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 563152.4 638088.6 1272290 0.059146 3642696 0.033699 0.025447 22105.85 33336.15 55939 0.008964 138748 0.003036 0.005928 409514.5 -72370.5 341216 0.012078 2610760 0.018814 -0.00674 27955.6 -11952.6 17760 0.109792 185599 0.060972 0.04882 293794.7 -43394.7 261856 0.045751 1923720 0.046393 -0.00064 630865.9 -182965 467680 0.044159 4162116 0.054324 -0.01016 321040.3 -106669 220126 0.026846 2128594 0.059572 -0.03273
141824 3070298 1793789 19212481 286660.9 405972 3070298 3223929 19212481 515207.9
-144837 -109236
145597 0.026603 1903411 0.061112 414901 0.021994 3368614 0.044878
149
-0.03451 -0.02288
2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 1272290 55939 341216 17760 261856 467680 220126
Ej 3197365 3197365 3197365 3197365 3197365 3197365 3197365
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
En 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258
E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin 580486.4 691803.6 1268080 -0.00331 3632681 -0.00275 -0.00056 22110.36 33828.64 58472 0.045281 139967 0.008786 0.036496 416040.9 -74824.9 368423 0.079735 2793580 0.070026 0.00971 29576.36 -11816.4 18999 0.069764 193027 0.040022 0.029742 306556.8 -44700.8 279518 0.067449 2040306 0.060604 0.006845 663259.2 -195579 496688 0.062025 4383851 0.053275 0.008751 339204.8 -119079 234644 0.065953 2250664 0.057348 0.008605
145597 3197365 1903411 20064258 303320.4 -157723 159910 0.098306 2024368 0.063547 0.034758 414901 3197365 3368614 20064258 536809.7 -121909 445345 0.073377 3585598 0.064413 0.008963 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Gunung Kidul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian 558361.5 589607.0 605110.8 638088.6 691803.6 616594.3 Pertambangan, Penggalian 36079.5 36499.2 33559.9 33336.2 33828.6 34660.7 Industri Pengolahan -77534.6 -72586.5 -73907.4 -72370.5 -74824.9 (74244.8) Listrik, Gas, Air Bersih -11752.4 -11253.6 -11734.3 -11952.6 -11816.4 (11701.8) Bangunan -15016.2 -38915.5 -43591.8 -43394.7 -44700.8 (37123.8) Perdagangan, Hotel, Restoran -171365.0 -180035.5 -173793.3 -182964.9 -195579.2 (180747.6) Pengangkutan, komunikasi -86507.6 -89785.2 -94771.7 -106669.3 -119078.8 (99362.5) Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -141870.7 -135004.6 -140726.4 -144836.9 -157723.4 (144032.4) Jasa-jasa lain -90394.5 -98525.2 -100145.9 -109235.9 -121908.7 (104042.1)
150
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Gunung Kidul Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.009945 0.007771 -0.004482 0.025447 -0.000560 Pertambangan, Penggalian -0.012144 -0.115388 -0.006341 0.005928 0.036496 Industri Pengolahan 0.018776 -0.004605 0.000004 -0.006736 0.009710 Listrik, Gas, Air Bersih 0.039385 0.027384 0.017181 0.048820 0.029742 Bangunan -0.102881 -0.009192 0.004358 -0.000643 0.006845 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.004584 0.032925 -0.009201 -0.010165 0.008751 Pengangkutan, komunikasi 0.008920 -0.001810 -0.034533 -0.032726 0.008605 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 0.037066 0.016325 0.017409 -0.034509 0.034758 Jasa-jasa lain -0.010549 0.000105 -0.018651 -0.022884 0.008963
Rata-rata 0.008 (0.018) 0.003 0.033 (0.020) 0.004 (0.010) 0.014 (0.009)
151
Lampiran XXI Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Pertanian 888677 5080565 3185771 16910876 957106.9 -68429.9 924603 0.040426 3306928 Pertambangan, Penggalian 18766 5080565 122332 16910876 36752.42 -17986.4 18899 0.007087 126137 Industri Pengolahan 850554 5080565 2463230 16910876 740032.6 110521.4 873294 0.026736 2481167 Listrik, Gas, Air Bersih 44405 5080565 153115 16910876 46000.62 -1595.62 45439 0.023286 152862 Bangunan 499734 5080565 1395079 16910876 419126.1 80607.9 554572 0.109734 1580312 Perdagangan, Hotel, Restoran 1081275 5080565 3444828 16910876 1034936 46339.11 1126189 0.041538 3569622 Pengangkutan, komunikasi 280552 5080565 1673352 16910876 502728.2 -222176 300628 0.071559 1761672 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 523061 5080565 1623210 16910876 487663.9 35397.09 539620 0.031658 1591885 Jasa-jasa lain 893541 5080565 2849959 16910876 856218.3 37322.67 925816 0.03612 2965164 2006-2007 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Pertanian 924603 5309060 3306928 17535749 1001194 -76590.6 923422 -0.00128 3333382 Pertambangan, Penggalian 18899 5309060 126137 17535749 38188.78 -19289.8 32998 0.746018 138358 Industri Pengolahan 873294 5309060 2481167 17535749 751189.2 122104.8 890912 0.020174 2528020 Listrik, Gas, Air Bersih 45439 5309060 152862 17535749 46279.95 -840.947 50203 0.104844 165772 Bangunan 554572 5309060 1580312 17535749 478449.6 76122.45 601267 0.0842 1732945 Perdagangan, Hotel, Restoran 1126189 5309060 3569622 17535749 1080726 45463.14 1204716 0.069728 3750365 Pengangkutan, komunikasi 300628 5309060 1761672 17535749 533357.4 -232729 321854 0.070606 1875307 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 539620 5309060 1591885 17535749 481953.4 57666.65 567159 0.051034 1695163 Jasa-jasa lain 925816 5309060 2965164 17535749 897722.3 28093.66 961049 0.038056 3072200
Rin 0.038031 0.031104 0.007282 -0.00165 0.132776 0.036226 0.05278
rij-rin 0.002396 -0.02402 0.019454 0.024938 -0.02304 0.005312 0.018779
-0.0193 0.050956 0.040423 -0.0043 rin 0.008 0.096887 0.018883 0.084455 0.096584 0.050634 0.064504
rij-rin -0.00928 0.649132 0.001291 0.020389 -0.01238 0.019094 0.006101
0.064878 -0.01384 0.036098 0.001958
152
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 923422 32998 890912 50203 601267 1204716 321854
Ej 5553580 5553580 5553580 5553580 5553580 5553580 5553580
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
E'ij Eij-E'ij E*ij rij 1012065 -88643.2 987480 0.06937 42007.58 -9009.58 30372 -0.07958 767545.1 123366.9 904474 0.015223 50330.89 -127.889 52789 0.051511 526148.3 75118.66 642538 0.06864 1138668 66048.4 1276918 0.059933 569371.6 -247518 339243 0.054028
E*in 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
rin rij-rin 0.057167 0.012203 -0.00022 -0.07936 0.013659 0.001564 0.055263 -0.00375 0.06087 0.00777 0.052607 0.007325 0.071248 -0.01722
567159 5553580 1695163 18291512 514677.2 52481.85 598190 0.054713 1793789 0.058181 961049 5553580 3072200 18291512 932766.4 28282.56 1006243 0.047026 3223929 0.049388 Eij 987480 30372 904474 52789 642538 1276918 339243
Ej 5838247 5838247 5838247 5838247 5838247 5838247 5838247
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
E'ij Eij-E'ij E*ij rij 1070848 -83368.1 1004808 0.017548 42034.81 -11662.8 28901 -0.04843 778701.8 125772.2 921892 0.019258 53158.26 56066 0.062077 -369.26 558657.8 83880.19 684367 0.0651 1199607 77311.05 1359722 0.064847 610465.9 -271223 361363 0.065204
E*in 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
-0.00347 -0.00236
rin 0.033699 0.003036 0.018814 0.060972 0.046393 0.054324 0.059572
rij-rin -0.01615 -0.05147 0.000444 0.001105 0.018706 0.010522 0.005632
598190 5838247 1793789 19212481 545092.7 53097.29 631510 0.055701 1903411 0.061112 1006243 5838247 3223929 19212481 979680.5 26562.46 1050928 0.044408 3368614 0.044878
-0.00541 -0.00047
153
2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 1004808 28901 921892 56066 684367 1359722 361363
Ej 6099557 6099557 6099557 6099557 6099557 6099557 6099557
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
En 20054258 20054258 20054258 20054258 20054258 20054258 20054258
E'ij Eij-E'ij E*ij rij 1107936 -103128 1001698 -0.0031 42200.58 -13299.6 33304 0.152348 794069.7 127822.3 950029 0.030521 56450.44 58768 0.048193 -384.44 585104.7 99262.34 729456 0.065884 1265919 93803.12 1436205 0.056249 647417.6 -286055 384891 0.065109
E*in 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851 2250664
rin -0.00275 0.008786 0.070026 0.040022 0.060604 0.053275 0.057348
rij-rin -0.00035 0.143562 -0.0395 0.008171 0.00528 0.002974 0.007761
631510 6099557 1903411 20054258 578927.6 52582.38 669291 0.059826 2024368 0.063547 1050928 6099557 3368614 20054258 1024573 26354.91 1109558 0.055789 3585598 0.064413 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Sleman Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian -68429.9 -76590.6 -88643.2 -83368.1 -103127.9 (84032.0) Pertambangan, Penggalian -17986.4 -19289.8 -9009.6 -11662.8 -13299.6 (14249.6) Industri Pengolahan 110521.4 122104.8 123366.9 125772.2 127822.3 121917.5 Listrik, Gas, Air Bersih -1595.6 -840.9 -127.9 -369.3 -384.4 (663.6) Bangunan 80607.9 76122.4 75118.7 83880.2 99262.3 82998.3 Perdagangan, Hotel, Restoran 46339.1 45463.1 66048.4 77311.0 93803.1 65793.0 Pengangkutan, komunikasi -222176.2 -232729.4 -247517.6 -271222.9 -286054.6 (251940.2) Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 35397.1 57666.6 52481.8 53097.3 52582.4 50245.1 Jasa-jasa lain 37322.7 28093.7 28282.6 26562.5 26354.9 29323.3
-0.00372 -0.00862
154
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Sleman Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Pertanian 0.002396 -0.009277 0.012203 -0.016151 -0.000346 Pertambangan, Penggalian -0.024017 0.649132 -0.079364 -0.051469 0.143562 Industri Pengolahan 0.019454 0.001291 0.001564 0.000444 -0.039505 Listrik, Gas, Air Bersih 0.024938 0.020389 -0.003752 0.001105 0.008171 Bangunan -0.023042 -0.012384 0.007770 0.018706 0.005280 Perdagangan, Hotel, Restoran 0.005312 0.019094 0.007325 0.010522 0.002974 Pengangkutan, komunikasi 0.018779 0.006101 -0.017220 0.005632 0.007761 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 0.050956 -0.013844 -0.003468 -0.005411 -0.003721 Jasa-jasa lain -0.004303 0.001958 -0.002362 -0.000471 -0.008625
Rata-rata (0.002) 0.128 (0.003) 0.010 (0.001) 0.009 0.004 0.005 (0.003)
155
Lampiran XXII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta 2005-2006 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Pertanian 21835 4397849 3185771 16910876 828492.8 -806658 21351 -0.02217 3306928 Pertambangan, Penggalian 242 4397849 122332 16910876 31813.71 -31571.7 270 0.115702 126137 Industri Pengolahan 518069 4397849 2463230 16910876 640588.6 -122520 529450 0.021968 2481167 Listrik, Gas, Air Bersih 60224 4397849 153115 16910876 39819.15 20404.85 60741 0.008585 152862 Bangunan 308065 4397849 1395079 16910876 362804.8 -54739.8 362187 0.175684 1580312 Perdagangan, Hotel, Restoran 1108098 4397849 3444828 16910876 895863.3 212234.7 1146083 0.034279 3569622 Pengangkutan, komunikasi 813669 4397849 1673352 16910876 435172.6 378496.4 862341 0.059818 1761672 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 629162 4397849 1623210 16910876 422132.6 207029.4 607748 -0.03404 1591885 Jasa-jasa lain 938485 4397849 2849959 16910876 741161.4 197323.6 982333 0.046722 2965164 2006-2007 Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Pertanian 21351 4572504 3306928 17535749 862292.3 -840941 19209 -0.10032 3333382 Pertambangan, Penggalian 270 4572504 126137 17535749 32890.64 -32620.6 279 0.033333 138358 Industri Pengolahan 529450 4572504 2481167 17535749 646972.4 -117522 539154 0.018328 2528020 Listrik, Gas, Air Bersih 60741 4572504 152862 17535749 39859.27 20881.73 64197 0.056897 165772 Bangunan 362187 4572504 1580312 17535749 412071.5 -49884.5 390323 0.077684 1732945 Perdagangan, Hotel, Restoran 1146083 4572504 3569622 17535749 930790.6 215292.4 1188152 0.036707 3750365 Pengangkutan, komunikasi 862341 4572504 1761672 17535749 459361.7 402979.3 910568 0.055926 1875307 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 607748 4572504 1591885 17535749 415089.2 192658.8 651968 0.07276 1695163 Jasa-jasa lain 982333 4572504 2965164 17535749 773176.2 209156.8 1012551 0.030761 3072200
Rin 0.038031 0.031104 0.007282 -0.00165 0.132776 0.036226 0.05278
rij-rin -0.0602 0.084599 0.014686 0.010237 0.042908 -0.00195 0.007038
-0.0193 -0.01474 0.040423 0.006299 rin 0.008 0.096887 0.018883 0.084455 0.096584 0.050634 0.064504
rij-rin -0.10832 -0.06355 -0.00055 -0.02756 -0.0189 -0.01393 -0.00858
0.064878 0.007883 0.036098 -0.00534
156
2007-2008 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain 2008-2009 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 19209 279 539154 64197 390323 1188152 910568
Ej 4776401 4776401 4776401 4776401 4776401 4776401 4776401
Ein 3333382 138358 2528020 165772 1732945 3750365 1875307
En 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512 18291512
E'ij Eij-E'ij E*ij rij 870434.8 -851226 18140 -0.05565 36128.96 258 -0.07527 -35850 660133.4 -120979 543050 0.007226 43287.48 20909.52 65488 0.02011 452518.1 -62195.1 412972 0.058026 979320.2 208831.8 1253026 0.054601 489692.6 420875.4 984783 0.081504
E*in 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
rin rij-rin 0.057167 -0.11282 -0.00022 -0.07505 0.013659 -0.00643 0.055263 -0.03515 0.06087 -0.00284 0.052607 0.001993 0.071248 0.010256
651968 4776401 1695163 18291512 442652.2 209315.8 696816 0.068789 1793789 0.058181 0.010608 1012551 4776401 3072200 18291512 802233.3 210317.7 1046615 0.033642 3223929 0.049388 -0.01575 Eij 18140 258 543050 65488 412972 1253026 984783
Ej 5021148 5021148 5021148 5021148 5021148 5021148 5021148
Ein 3523943 138328 2562549 174933 1838429 3947662 2008919
En 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481 19212481
E'ij Eij-E'ij E*ij 920976.3 -902836 17359 36151.78 -35893.8 265 669717.7 -126668 549574 45718.43 19769.57 67212 480470.2 -67498.2 413965 1031714 221311.5 1332070 525027.4 459755.6 1055067
rij -0.04305 0.027132 0.012014 0.026325 0.002405 0.063082 0.07137
E*in 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
rin rij-rin 0.033699 -0.07675 0.003036 0.024096 0.018814 -0.0068 0.060972 -0.03465 0.046393 -0.04399 0.054324 0.008758 0.059572 0.011798
696816 5021148 1793789 19212481 468803.6 228012.4 731975 0.050457 1903411 0.061112 1046615 5021148 3223929 19212481 842568.2 204046.8 1077364 0.029379 3368614 0.044878
157
-0.01066 -0.0155
2009-2010 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan, Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan, komunikasi Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan Jasa-jasa lain
Eij 17359 265 549574 67212 413965 1332070 1055067
Ej 5244851 5244851 5244851 5244851 5244851 5244851 5244851
Ein 3642696 138748 2610760 185599 1923720 4162116 2128594
En 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258 20064258
E'ij Eij-E'ij E*ij 952210.5 -934852 17455 36269.1 -36004.1 272 682459.7 -132886 594845 48516.08 18695.92 68725 502865.6 -88900.6 426740 1087988 244081.7 1393111 556420.2 498646.8 1097987
rij 0.00553 0.026415 0.082375 0.022511 0.03086 0.045824 0.04068
E*in 3632681 139967 2793580 193027 2040306 4383851 2250664
rin rij-rin -0.00275 0.00828 0.008786 0.017629 0.070026 0.012349 0.040022 -0.01751 0.060604 -0.02974 0.053275 -0.00745 0.057348 -0.01667
731975 5244851 1903411 20064258 497556.8 234418.2 770658 0.052847 2024368 0.063547 1077364 5244851 3368614 20064258 880564.8 196799.2 1135751 0.054194 3585598 0.064413 Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kota Yogyakarta Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata Pertanian -806657.8 -840941.3 -851225.8 -902836.3 -934851.5 (867302.6) Pertambangan, Penggalian -31571.7 -32620.6 -35850.0 -35893.8 -36004.1 (34388.0) Industri Pengolahan -122519.6 -117522.4 -120979.4 -126667.7 -132885.7 (124114.9) Listrik, Gas, Air Bersih 20404.9 20881.7 20909.5 19769.6 18695.9 20132.3 Bangunan -54739.8 -49884.5 -62195.1 -67498.2 -88900.6 (64643.6) Perdagangan, Hotel, Restoran 212234.7 215292.4 208831.8 221311.5 244081.7 220350.4 Pengangkutan, komunikasi 378496.4 402979.3 420875.4 459755.6 498646.8 432150.7 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 207029.4 192658.8 209315.8 228012.4 234418.2 214286.9 Jasa-jasa lain 197323.6 209156.8 210317.7 204046.8 196799.2 203528.8
158
-0.0107 -0.01022
Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kota Yogyakarta Lapangan Usaha 2005 – 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 Pertanian -0.0601969 -0.1083227 -0.1128185 -0.0767529 Pertambangan, Penggalian 0.0845986 -0.0635534 -0.0750520 0.0240955 Industri Pengolahan 0.0146862 -0.0005550 -0.0064324 -0.0068001 Listrik, Gas, Air Bersih 0.0102370 -0.0275579 -0.0351527 -0.0346465 Bangunan 0.0429077 -0.0189005 -0.0028435 -0.0439889 Perdagangan, Hotel, Restoran -0.0019470 -0.0139269 0.0019933 0.0087582 Pengangkutan, komunikasi 0.0070376 -0.0085784 0.0102560 0.0117982 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.0147376 0.0078826 0.0106078 -0.0106553 Jasa-jasa lain 0.0062987 -0.0053364 -0.0157460 -0.0154990
2009-2010 0.0082796 0.0176294 0.0123491 -0.0175109 -0.0297444 -0.0074504 -0.0166678
Rata-rata (0.070) (0.002) 0.003 (0.021) (0.011) (0.003) 0.001
-0.0107001 -0.0102191
(0.004) (0.008)
159
Lampiran XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %) Anti Log 2008 2009 2010 2005 2006 2007 Log X Lapangan Usaha X Kabupaten Kulon Progo 4.77 4.05 4.12 4.71 3.97 3.06 0.609734 4.07 Kabupaten Bantul 4.99 2.02 4.52 4.90 4.47 4.97 0.615908 4.13 Kabupaten Gunung Kidul 4.33 3.82 3.91 4.39 4.15 0.615748 4.13 4.20 Kabupaten Sleman 5.03 4.50 4.61 5.13 4.48 4.49 0.672021 4.70 Kota Yogyakarta 3.97 4.46 5.12 4.46 4.98 0.664651 4.83 4.62 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4.73 3.70 4.31 4.43 4.88 0.652178 4.49 5.02 Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pendapatan Per Kapita Rp) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Rata-Rata Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo 3920799 3984854 4130945 4307361 4460215 4580532 25384706 4230784 Kabupaten Bantul 3819928 3838007 3951293 4083309 4203156 4353170 24248863 4041477 Kabupaten Gunung Kidul 4000253 4192587 4355147 4545417 4733514 4930660 26757578 4459596 Kabupaten Sleman 5082668 5065935 5246993 5462344 5651752 5825477 32335169 5389195 Kota Yogyakarta 10104516 12288341 12709718 13231134 13687232 14177204 76198145 12699691 Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta 5024765 5272562 5444868 5662383 5855379 6086507 33346464 5557744
160
xx