ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN FROZEN YOGHURT (STUDI KASUS GERAI FROZEN YOGHURT SOUR SALLY MALL SENAYAN CITY)
Oleh ERIKA PUTRINANDA H24061539
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN Erika Putrinanda. H24061539. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus: Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City). Di bawah Bimbingan Ma’mun Sarma. Saat ini, kesadaran akan healthy lifestyle dan modernisasi yang ada di masyarakat perkotaan menjadikan terbukanya peluang dalam memasarkan produk frozen yoghurt. Sejak pertengahan 2008, bermunculan berbagai macam gerai frozen yoghurt di pusat perbelanjaan di Jakarta. Gerai-gerai tersebut menawarkan produk yang sama yaitu frozen yoghurt dengan berbagai varian rasa. Dalam dua tahun ini beredar setidaknya 75 merek frozen yoghurt di Indonesia, salah satunya adalah Sour Sally. Oleh karena itu, penting bagi Sour Sally untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian frozen yoghurt dan sikap konsumen yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (2) mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally, (4) mengetahui sikap konsumen terhadap frozen yoghurt Sour Sally.Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling dengan jumlah responden sebanyak 110 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS 15.00 for Windows dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas konsumen Sour Sally adalah wanita (78%), belum menikah (79%) dengan usia antara 19-24 tahun (38%), berstatus pelajar/mahasiswa (61%) dengan pendidikan akhir S1 (37%) dengan pendapatan rata-rata perbulan kurang lebih sama dengan Rp 1.000.000 (48%). Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Sour Sally melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terdapat enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian frozen yoghurt, yaitu: komposisi dan tampilan produk (komposisi, jenis topping, ketersediaan, ukuran penyajian, kebersihan, promosi, kemasan) dengan eigenvalue 6.578, pengaruh lingkungan (kelas sosial, gaya hidup, lingkungan, motivasi) dengan eigenvalue 3.342, perbedaan individu (jenis kelamin, usia, harga, merek) dengan eigenvalue 1.925, Jenis dan sumber (kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat, teman, kehalalan) dengan eigenvalue 1.925, karakteristik produk (tekstur, rasa, aroma, warna) dengan eigenvalue 1.367, dan pendapatan dengan eigenvalue 1.137. Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan konsumen dalam pembelian frozen yoghurt adalah kebersihan, rasa, dan kehalalan sedangkan atribut yang dipercaya konsumen melekat pada frozen yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar 16.237 dapat dikatakan produk frozen yoghurt Sour Sally termasuk dalam kategori baik pada interval skor -60 sampai dengan +60.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN FROZEN YOGHURT (STUDI KASUS GERAI FROZEN YOGHURT SOUR SALLY MALL SENAYAN CITY)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ERIKA PUTRINANDA H24061539
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus : Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City).
Nama
: Erika Putrinanda
NIM
: H24061539
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec) NIP : 19581122 198503 1 002 Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1988 sebagai putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Taufik Manan dan Didis Susanti. Jenjang pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDI Al-Azhar 6 Jakapermai, dilanjutkan pada SMPI Al- Azhar Jakapermai, dan SMA Labschool Jakarta. Pada tahun 2006, penulis lulus dari SMA Labschool Jakarta dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai mayor dan mengambil Minor Ilmu Konsumen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan dan organisasi mahasiswa. Penulis pernah berpartisipasi sebagai panitia pada acara Masa Perkenalan Departemen dan Fakultas (MPD/MPF), panitia 3rd Banking Goes To Campus, panitia 2nd ESPRESSO, panitia seminar PT. MSIG Insurance Indonesia – Dept. Manajemen, dan staff finance pada Center of Management (COM@).
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus: Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City)”. Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas mengenai proses pengambilan keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally melalui lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan pasca pembelian. Skripsi ini juga menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally dan menganalisis sikap konsumen terhadap frozen yoghurt Sour Sally. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Juli 2010
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan, do’a, motivasi, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran, nasihat, dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi.
2.
Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen penguji atas waktu dan saran yang diberikan sehingga penulisan skripsi menjadi lebih baik.
3.
Kedua orang tua penulis Taufik Manan dan Didis Susanti, kedua jagoan di rumah Ravi Hutomo Putra dan Rifqy Aditya Putra atas do’a, nasihat, semangat, dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan program sarjana ini.
4.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB.
5.
Seluruh staff pengajar dan karyawan Depertemen Manajemen, FEM IPB.
6.
Bapak Fabian Prasetya dan seluruh pihak Sour Sally yang telah mengizinkan dan membantu melaksanakan penelitian.
7.
Andri Ahmad Nahrowi yang telah menemani penulis dalam suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini serta do’a, semangat, dukungan, serta keceriaan yang diberikan.
8.
Laskar Sahabat (Erni, Tania, Jojo, Epal, Ojan) yang telah memberikan semangat, masukan, motivasi, do’a, pelajaran hidup, dan keceriaan selama ini.
9.
Teman-teman satu bimbingan (Esa, Ephal, Ferry, Dewi, Gama, Dian, Feby, Habib, Astry) yang telah banyak membantu serta semangat dan do’a yang diberikan.
vii
10. Teman-teman yang memberikan warna selama perkuliahan maupun penyusanan skripsi (Rauf, Kitul, Fifi, Tiara, Eyi, Putay, Ayam, Putay, Puma, Apip, Ateg, Ilham, Didit, Ka Tono, Stevia, Nene, Isti, Helga, Sofi, Cici, Delon, Emma, Gilang, Au, Vita, Jali, Ajid, Ikbal, Wiwid, Mojo). 11. Pasukan Yellow House (Icut, Winta, Rati, Tiara) atas persaudaraan, warna, dukungan, semangat, cerita-cerita, kelucuan, dan kecerian selama empat tahun kita bersama. 12. Teman-teman Man 43 yang telah banyak memberikan kenangan dan kebersamaan selama masa perkuliahan. 13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Bogor, Juli 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii I.
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang .................................................................................. Perumusan Masalah .......................................................................... Tujuan Penelitian .............................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................ Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
1 4 5 5 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6 2.1. Yogurt ............................................................................................... 2.1.1. Pengertian Yoghurt ................................................................ 2.1.2. Manfaat Yoghurt .................................................................... 2.1.3. Frozen Yoghurt ...................................................................... 2.2. Konsumen ......................................................................................... 2.2.1. Perilaku Konsumen ................................................................ 2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 2.2.3. Proses Keputusan Pembelian ................................................. 2.3. Sikap ................................................................................................. 2.3.1. Konsep dan Definisi Sikap ...................................................... 2.3.2. Karakteristik Sikap .................................................................. 2.3.3. Fungsi Sikap ........................................................................... 2.3.4. Atribut Produk ........................................................................ 2.3.5. Faktor Pengukuran ................................................................. 2.3.6. Model Tiga Komponen .......................................................... 2.4. Uji Validitas ...................................................................................... 2.5. Uji Reliabilitas .................................................................................. 2.6. Analisis Faktor .................................................................................. 2.7. Model Sikap Multiatribut Fishbein ................................................... 2.8. Analisis Deskriptif ............................................................................ 2.9. Penelitian Pendahuluan .....................................................................
ix
6 6 7 9 9 10 11 14 23 23 24 26 27 27 29 30 30 31 33 35 36
III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 39 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 3.2. Desain Penelitian .............................................................................. 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 3.2.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 3.2.3. Metode Penarikan Sampel ...................................................... 3.2.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 3.3.1. Penentuan Atribut Dugaan ..................................................... 3.3.2. Analisis Deskriptif ................................................................. 3.3.3. Analisis Faktor ....................................................................... 3.3.4. Analisis Sikap Fishbein ..........................................................
39 41 41 41 41 42 43 43 44 44 45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 46 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 4.1.2. Menu-menu Sour Sally Frozen Yoghurt ................................ 4.2 Karakteristik Konsumen ................................................................... 4.2.1. Usia ........................................................................................ 4.2.2. Jenis Kelamin ......................................................................... 4.2.3. Status Pernikahan ................................................................... 4.2.4. Pendidikan Terakhir ............................................................... 4.2.5. Pekerjaan ................................................................................ 4.2.6. Pendapatan ............................................................................. 4.3 Proses Pengambilan Keputusan ........................................................ 4.3.1. Pengenalan Kebutuhan ........................................................... 4.3.2. Pencarian Informasi ............................................................... 4.3.3. Evaluasi Alternatif ................................................................. 4.3.4. Keputusan Pembelian ............................................................. 4.3.5. Pasca Pembelian ..................................................................... 4.4 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally ............................................................... 4.5 Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Frozen Yoghurt ......... 4.5.1. Analisis Tingkat Kepentingan (ei) ......................................... 4.5.2. Analisis Tingkat Kepercayaan (bi) ......................................... 4.5.3. Analisis Sikap Konsumen ...................................................... 4.6 Implikasi Manajerial .........................................................................
46 46 47 48 48 49 49 50 50 51 51 52 54 57 58 60 64 72 72 74 76 78
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 81 1. Kesimpulan ....................................................................................... 81 2. Saran ................................................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83 LAMPIRAN .................................................................................................. 85
x
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Perkembangan jumlah yoghurt di Amerika Serikat tahun 2005-2009 ....................................................................................... 2. Merek-merek frozen yoghurt di Indonesia ............................................... 3. Ringkasan tahap keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally .......... 4. Variabel dan nilai MSA ........................................................................... 5. Nilai communalities setiap variabel ......................................................... 6. Nilai communalities setiap variabel dengan 6 faktor ............................... 7. Ringkasan hasil analisis faktor ................................................................. 8. Peringkat tingkat kepentingan (ei) atribut konsumen Sour Sally ............. 9. Peringkat tingkat kepercayaan (bi) atribut konsumen Sour Sally ............. 10. Skor sikap (Ao) konsumen terhadap produk frozen yoghurt Sour Sally .................................................................................................
xi
2 3 63 65 66 69 71 74 75 77
DAFTAR GAMBAR
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Halaman Model perilaku pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya .......................................................................... Lima langkah pengambilan keputusan .................................................... Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian .... Proses pencarian internal ........................................................................ Komponen dasar proses evaluasi alternative .......................................... Hubungan antara komponen dalam model sikap fishbein ...................... Kerangka pemikiran ............................................................................... Karakteristik konsumen berdasarkan usia .............................................. Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin ............................... Karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan ......................... Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir ..................... Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan ..................................... Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan .... Motivasi utama konsumen membeli Sour Sally ..................................... Manfaat yang dicari konsumen terhadap frozen yoghurt Sour Sally ...... Tingkat kepentingan mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally ............ Frozen yoghurt Sour Sally sebagai alternatif pengganti susu ................ Sumber informasi konsumen terhadap frozen yoghurt Sour Sally ......... Media yang mempengaruhi dalam proses pembelian ............................. Fokus utama dalam promosi frozen yoghurt Sour Sally ......................... Pengaruh iklan ........................................................................................ Pertimbangan awal konsumen ................................................................ Ciri-ciri frozen yoghurt berkualitas ........................................................ Cara memutuskan pembelian frozen yoghurt Sour Sally ....................... Frekuensi pembelian ............................................................................... Rasa favorit dalam pembelian frozen yoghurt Sour Sally ...................... Alasan pemilihan rasa frozen yoghurt Sour Sally .................................. Tingkat kepuasan produk ........................................................................ Respon kenaikan harga ........................................................................... Tindakan jika frozen yoghurt Sour Sally tidak tersedia .........................
xii
12 15 17 18 21 36 40 49 49 50 50 51 51 52 53 53 54 55 55 56 56 57 57 58 59 59 60 61 61 62
DAFTAR LAMPIRAN
No 1. 2. 3. 4.
Halaman Kuesioner penelitian ................................................................................ Perhitungan hasil uji validitas dan reliabilitas .......................................... Hasil perhitungan analisis faktor untuk tujuh faktor ................................ Hasil perhitungan analisis faktor untuk enam faktor ...............................
xiii
86 91 94 109
11
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Frozen yoghurt pertama kali diperkenalkan pada masyarakat Amerika Serikat sekitar tahun 1970. Saat pertama kali diperkenalkan, masyarakat Amerika tidak begitu menyukai rasa masam pada
frozen yoghurt. Pada
sekitar tahun 1980, perusahaan yoghurt seperti The Country’s Best Yogurt (TCBY) dan I Can’t Believe It’s Yogurt menambahkan rasa dan gula pada produknya. Hal ini menjadikan masyarakat Amerika menyukai produk frozen yoghurt dan menjadikan penjualan frozen yoghurt meningkat lebih dari 200% per tahun dari pertengahan tahun 1980 sampai awal tahun 1990 1 . Pada tahun 1986, penjualan frozen yoghurt di Amerika mencapai 25 juta dollar dan menjadikannya 10%
dari total pasar makanan penutup 2 . Namun,
keberhasilan frozen yoghurt dalam pasar makanan penutup di Amerika Serikat menurun sejak pertengahan tahun 1990 yang disebabkan oleh kemunculan es krim rendah lemak. Frozen yoghurt adalah penutup hidangan manis yang dibuat dari yoghurt atau produk dairy lainnya seperti susu. Teksturnya lebih halus daripada es krim. dan lebih rendah lemak karena menggunakan susu bukan menggunakan krim. Frozen yoghurt sendiri di sajikan dengan berbagai topping mulai dari buah-buahan, sereal, sampai biskuit. Frozen yoghurt menjadi trend kembali pada pasar makanan penutup beku di Amerika pada awal tahun 2005. Berdasarkan data yang dimiliki International Dairy Foods Association, sebanyak 65 juta galon frozen yoghurt diproduksi di Amerika Serikat walaupun tidak sebanyak pada tahun 1990 yang mencapai 117,6 juta galon1. Nama-nama perusahaan frozen yoghurt seperti Red Mango, Pinkberry, Yogen Fruz, Yogurtland, Kiwiberri, Yogurberry, dan Roseberry terus melakukan ekspansi bisnis mereka di Amerika Serikat. Red Mango 1
Steinhauer, J. 2007. Heated Competition, Steaming Neighbors, This Is Frozen Yoghurt. New York Times. http://www.nytimes.com/2007/02/21/dining/21pink.html?_r=2. [11 Juli 2010].
2
Wikipedia. 2010. Frozen Yoghurt. http://en.wikipedia.org/wiki/Frozen_yogurt. [11 Juli 2010].
2
mulai dikenal di Amerika pada tahun 2004 dan sampai saat ini sudah memiliki lebih dari 150 outlets. Setahun kemudian Pinkberry pun masuk dalam bisnis frozen yoghurt di Amerika dengan produk yang hampir sama dengan yang dimiliki Red Mango. Pada Tabel 1 terlihat adanya peningkatan jumlah frozen yoghurt di Amerika Serikat dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Jumlah frozen yoghurt yang ada di Amerika Serikat meningkat menjadi 79 buah pada Oktober 2009. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa trend mengkonsumsi produk frozen yoghurt di Amerika Serikat mulai kembali meningkat sejak tahun 2005. Hal ini juga dibuktikan dengan munculnya berbagai merek frozen yoghurt di Amerika Serikat. Tabel 1. Perkembangan jumlah yoghurt di Amerika Serikat tahun 20052009 Jenis Yoghurt Refrigerated yoghurt Yoghurt drinks Frozen yoghurt Soy yoghurt Total
2005 133 54 31 0 218
2006 182 64 30 0 276
2007 211 50 30 1 292
2008 2009* 171 105 30 2 26 79 10 0 237 186
Total 802 200 196 11 1209
Jumlah yoghurt di Amerika Serikat (buah), 2005-2009 *1 Januari – 7 Oktober 2010 Sumber: www. specialtyfood.com Yoghurt bukan bahan pangan asing bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jakarta tetapi yoghurt beku atau frozen yoghurt mulai masuk dan mendapatkan perhatian di Indonesia sejak tahun 2008. Kecenderungan yang dimiliki konsumen Indonesia yaitu mengikuti trend yang berasal dari luar negeri menjadikan frozen yoghurt sebagai makanan selingan yang digemari oleh masyarakat luas dalam waktu singkat. Merekmerek frozen yoghurt yang ada di Indonesia, tidak hanya yang berasal dari luar negeri (franchise) tetapi juga merek lokal. Selama dua tahun terakhir, setidaknya terdapat 75 merek frozen yoghurt yang ada di Indonesia 3 . Adapun beberapa merek frozen yoghurt yang ada di Indonesia, antara lain: Sour Sally, Red Mango, Pinkberry, Tutti Fruti, Heavenly Blush, Yogen Fruz, Yogurt 3 The New Kontan Weekend. 2010. Mencicipi Laba Bisnis Yoghurt Beku. http://weekend.kontan.co.id/index.php/peluang_usaha/post/6610/mencicipi-laba-bisnisyoghurt-beku. [28 Januari 2010].
3
Addict, Icy Blue, Smooch, dan Yogulicious. Menurut Bambang N. Rahmadi, pengamat warabala, prospek bisnis frozen yoghurt di Indonesia masih sangat bagus. Hal ini dikarenakan potensi pasar masyarakat Indonesia masih sangat besar dan pendapatan per kapita konsumen diharapkan semakin besar. Tabel 2. Merek-merek frozen yoghurt di Indonesia No. Merek 1 Sour Sally 2 Red Mango 3 Heavenly Blush 4 Tutti Fruti 5 Yogen Fruz 6 Yogurt Addict 7 Icy Blue 8 Smooch 9 Yogulicious 10 J.cool 11 Coolberry 12 Yogh Berry 13 Maggie 14 Pinkberry Sumber : berbagai sumber Tabel 2 menunjukkan beberapa merek-merek frozen yoghurt yang ada di Indonesia dan tersebar pada kota-kota besar di Indonesia. Para pelaku bisnis menyadari bahwa trend mengkonsumsi frozen yoghurt, kesadaran masyarakat Indonesia akan manfaat dari bahan pangan bergizi, dan gaya hidup sehat yang semakin meningkat memberikan peluang pasar untuk produk-produk kesehatan. Perubahan selera masyarakat, faktor trend, dan kesadaran akan healthy lifestyle menjadikan peluang untuk memasarkan produk-produk yoghurt semakin besar.
Tetapi, para pemain dalam bisnis
frozen yoghurt di Indonesia harus mewaspadai bahwa produk yang mereka tawarkan relatif sejenis dengan para pesaingnya sehingga kekuatan posisi tawar konsumen pun cenderung tinggi. Konsumen pun selalu mencari produk yang memiliki harga rendah tetapi memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi. PT. Berjaya Sally Ceria yang mengusung merek dagang frozen yoghurt Sour Sally adalah salah satu pioneer dan merek lokal pada bisnis frozen
4
yoghurt di Indonesia. PT.Berjaya Sally Ceria dalam dua tahun terakhir sudah memiliki 36 outlets yang tersebar pada beberapa kota besar di Indonesia. Ketatnya persaingan pada bisnis frozen yoghurt di Indonesia menjadikan Sour Sally harus mengetahui bagaimana perilaku konsumen Indonesia dalam melakukan pembelian produk frozen yoghurt. Perilaku konsumen tentunya sangat terkait dengan sikap konsumen, kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, cara memutuskan pembelian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sour Sally sebagai merek yang relatif baru perlu mewaspadai munculnya trend-trend baru di masyarakat yang dapat menyebabkan berkurangnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi produk frozen yoghurt. Diperlukan suatu penelitian yang dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai karakteristik konsumen Sour Sally, cara memutuskan pembelian frozen yoghurt, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan keputusan pembelian frozen yoghurt, dan evaluasi secara menyeluruh terhadap produk dari Sour Sally. Hal ini dibutuhkan oleh Sour Sally untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan untuk mencapai kepuasan yang diharapkan konsumen serta untuk merumuskan strategi-strategi yang dibutuhkan dan sesuai dengan target pasar perusahaan untuk menghadapi persaingan dalam bisnis frozen yoghurt di Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar berlakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik konsumen frozen yoghurt merek Sour Sally? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt merek Sour Sally? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian frozen yoghurt Sour Sally? 4.Bagaimana sikap konsumen terhadap frozen yoghurt merek Sour Sally?
5
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen frozen yoghurt merek Sour Sally. 2. Mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally. 3. Menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
konsumen
dalam
keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally. 4.Mengetahui sikap konsumen terhadap frozen yoghurt merek Sour Sally. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Produsen, dimana sikap konsumen dapat membantu perusahaan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat menjadikan Sour Sally sebagai pemimpin pasar 2. Peneliti dan masyarakat luas, sebagai salah satu sumber informasi mengenai karakteristik konsumen, faktor dominan dan sikap konsumen terhadap produk frozen yoghurt Sour Sally. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Produk frozen yoghurt yang dibahas dalam penelitian ini adalah frozen yoghurt yang di jual pada gerai Sour Sally di Senayan City dengan konsumen frozen yoghurt Sour Sally sebagai populasi. Penelitian dilakukan di gerai Sour Sally.
6
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Yoghurt 2.1.1. Pengertian Yoghurt Yoghurt menurut Sumudhita (1986) adalah susu yang diasamkan melalui proses fermentasi dengan menggunakan biakan starter,
yakni
pupukan
murni
Lactobacillus
bulgariens
dan
Streptococcus thermophilus. Starter dapat dibuat sendiri maupun dibeli pada perusahaan-perusahaan pembuatanya. Yoghurt yang dibuat di pasaran ada yang masih asli dan ada pula yang sudah ditambahkan dengan cokelat, strawberry, vanili, ataupun jeruk. Yoghurt adalah susu yang ditambah bakteri lactic dan difermentasikan sehingga rasanya agak asam. Dijual dengan rasa tawar atau
buah-buahan
(Departemen
Pertanian,
2002).
Yoghurt
didefinisikan sebagai bahan pangan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophilus) yang memiliki flavor khas, tekstur semi padat dan halus, kompak dengan rasa asam yang segar (Sudarmaji, 1998). Yoghurt pertama kali ditemukan oleh warga Turki. Awalnya para pengembala domba menyimpan susu hasil perahannya pada kantung yang terbuat dari kulit domba.
Setelah disimpan dalam
beberapa waktu, susu terfermentasi oleh bakteri sehingga menjadi asam, teksturnya mengental namun tidak basi 4 . Hasil temuan inilah yang berkembang menjadi yoghurt seperti yang kita kenal sekarang. Secara
sederhana
fermentasi
didefinisikan
sebagai
proses
menghasilkan produk dengan memanfaatkan jasa mikroorganisme (sering disebut juga dengan mikroba). Selama proses fermentasi, bakteri Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophilus akan 4 Warta Warga. 2010. Yoghurt. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/yoghurt-2. [11 Februari 2010]
7
menghasilkan asam folat dan vitamin B kompleks. Berbagai penelitian mengungkapkan kedua vitamin itu berguna untuk mencegah munculnya penyakit jantung koroner. Menurut Metchnikoff, dengan mengkonsumsi yoghurt maka akan meningkatkan jumlah bakteri baik di dalam sistem pencernaan khususnya usus halus. Pada tahun 1908, E. Metchnikoff membuat hipotesis yang menyatakan ada hubungan erat antara umur panjang masyarakat pegunungan di Bulgaria dengan kebiasaan mereka mengkonsumsi
susu fermentasi. Berkat penelitian itu, peneliti ini
mendapatkan hadiah nobel dan sejak saat itu susu fermentasi terus dikembangkan dan diteliti. 2.1.2. Manfaat Yoghurt Menurut The Wellness Encyclopedia (1991) menyebutkan bahwa setiap 227 gram yoghurt mengandung 275-400 mg kalsium, angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sumber kalsium yang lain. Kandungan gizi yang lain adalah vitamin B-kompleks untuk kesehatan reproduksi, protein untuk pertumbuhan, mineral dan vitamin lain untuk menjaga dan memelihara kesehatan sel tubuh 5 . Menurut Siagian (2009), yoghurt memiliki banyak manfaat bagi manusia, antara lain: 1. Membantu penderita Lactose Intolerence Penderita Lactose Intolerence tidak dapat mencerna laktosa yang terkandung didalam susu sehingga apabila penderita meminum susu akan mengakibatkan terserang diare. Kekurangan enzim pencerna laktosa mengakibatkan setiap kali meminum susu, butiran laktosanya akan tertinggal dipermukaan lubang usus halus dan menyerap air dari sekitarnya yang kemudian memunculkan diare. Dalam yoghurt, laktosa susu sudah dipecah oleh bakteri “baik” Lactobacillus bulgaricus melalui proses fermentasi sehingga memudahkan penyerapan oleh tubuh. Hal inilah yang menyebabkan 5
Mutiara, Dian Aditya. 2009. Yoghurt Mencegah Penuaan Dini. http://www.wartakota.co.id/read/news/8830. [11 Februari 2010]
8
yoghurt sangat disarankan sebagai pengganti susu bagi orang/anak yang tidak mampu mencerna laktosa dengan baik. 2. Degradasi Kolesterol Penelitian pada beberapa orang yang mengkonsumsi yoghurt secara teratur dalam jumlah dan waktu tertentu ternyata menunjukkan jumlah kolesterol dalam serum darahnya menurun. Mekanisme penurunan kolesterol ini terjadi karena bakteri asam laktat yang ada pada yoghurt dapat mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol. Coprostanol ini merupakan zat yang tidak dapat diserap oleh usus sehingga akan keluar bersama kotoran manusia. 3. Menghambat pathogen Flora usus pengkonsumsi yoghurt terbukti sulit untuk ditumbuhi kuman-kuman patogen atau kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan terhambatnya pertumbuhan sekaligus matinya mikroba patogen dalam lambung dan usus halus dapat menghindari munculnya berbagai penyakit akibat infeksi atau intoksikasi mikroba. 4. Menetralisir Antibiotik Mengkonsumsi antibiotik memang berfungsi mematikan kuman, tetapi zat ini tidak dapat membedakan kuman mana yang berbahaya dan yang tidak berbahaya. Dalam usus manusia terdapat kuman yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan flora usus yang dapat dimusnahkan apabila seseorang mengkonsumsi antibiotik. Yoghurt berguna sebagai penetralisir efek samping antibiotik tersebut. 5. Antikanker saluran pencernaan Bakteri-bakteri yang berperan dalam yoghurt dapat mengubah zatzat pemicu kanker yang ada didalam saluran pencernaan sehingga mampu menghambat terjadinya kanker. 6. Menjegah jantung koroner Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus yang terdapat dalam yoghurt akan menghasilkan asam folat dan vitamin B
9
kompleks. Kedua vitamin ini dapat mencegah munculnya penyakit jantung koroner. 2.1.3. Frozen Yoghurt Saat ini di pasaran dijumpai berbagai jenis yoghurt. Pertama, yoghurt pasteurisasi atau yoghurt yang setelah masa inkubasi selesai dipasteurisasi untuk mematikan bakteri dan memperpanjang usia simpannya. Yoghurt pasteurisasi tidak lagi memberikan sumbangan bakteri baik bagi tubuh kecuali sebagai minuman saja. Kedua, yoghurt beku (frozen yoghurt), yakni yoghurt yang disimpan pada suhu beku. Ketiga, dietetik yoghurt yaitu yoghurt rendah kalori dan rendah laktosa ataupun yang ditambah protein dan vitamin. Yoghurt sendiri memiliki perbedaan dengan minuman lactobacillus yang ada dipasaran dalam hal pembuatannya yang hanya menggunakan satu bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus 6 . Frozen yoghurt adalah penutup hidangan manis yang dibuat dari yoghurt atau produk dairy lainnya seperti susu. Teksturnya lebih halus daripada es krim dan lebih rendah lemak karena menggunakan susu bukan menggunakan krim. Frozen yoghurt pertama kali diperkenalkan ke publik Amerika pada tahun 1970an sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan es krim, akan tetapi banyak konsumen yang tidak terlalu suka dikarenakan rasanya yang terlalu asam dan teksturnya yang terlalu cair. 2.2. Konsumen Konsumen menurut Sumarwan (2003) istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen individu membeli barang dan jasa yang akan digunakan oleh anggota keluarga lain. Konsumen individu juga mungkin 4
Milis-nakita. 2006. Beda Yoghurt dan Minuman Lactobacillus. http://www.mailarchive.com/
[email protected]/msg03096.html. [14 Maret 2010]
10
membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu pemakainya disebut pemakai akhir atau konsumen akhir. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah perguruan tinggi, rumah sakit). Semua jenis organisasi ini harus membeli produk, peralatan, dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya (Sumarwan, 2003). 2.2.1. Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari,
membeli,
menggunakan,
mengevaluasi,
dan
menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Engel, et al (1994) mengartikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik yang mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, dan menghabiskan barang dan jasa (Loudon dan Della-Bitta dalam Sumarwan, 2003). Menurut Deaton dan Muellbawer dalam Sumarwan (2003) perilaku konsumen adalah perilaku yang berkaitan dengan preference dan possibilities. Perilaku konsumen pada hakikatnya memahami “why do consumers do what they do”. Dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2003). Shiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana
seorang
individu
membuat
keputusan
untuk
11
mengalokasikan sumberdaya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan tentunya di pengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang nantinya akan membentuk perilaku proses keputusan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan antara lain: lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis. 2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Dalam memutuskan akan membeli dan mengkonsumsi suatu barang dan jasa pastinya konsumen akan mempertimbangkan beberapa faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembelian yang akan diambilnya. Menurut Engel, et al (1994), terdapat determinan yang mendasari variasi di dalam proses keputusan. Determinan ini digolongkan ke dalam tiga kategori: (1) pengaruh lingkungan; (2) perbedaan dan pengaruh individual; dan (3) proses psikologis. Determinan yang mendasari variasi-variasi yang terjadi dalam proses keputusan dapat dilihat pada Gambar 1. Adapun penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh konsumen sebagai berikut : 1. Pengaruh Lingkungan; konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh: a. Budaya, seperti digunakan di dalam studi perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu dalam berkomunikasi, melakukan penafsiran, dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Dalam perspektif yang berbeda semua bentuk pemasaran merupakan saluran tempat makna budaya ditransfer ke barang konsumen. b. Kelas Sosial, mengacu pada pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Masyarakat dibedakan oleh perbedaan status sosioekonomi yang berjajar dari rendah ke tinggi. Status
12
sosial ini kerap menciptakan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda. c. Pengaruh Pribadi, sebagai konsumen perilaku kita kerap dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita. Kita mungkin merespons terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. d. Keluarga, adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Keluarga adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu. e. Situasi, perilaku individu dapat berubah ketika situasi berubah. Situasi konsumen dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama yaitu situasi komunikasi (latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non-pribadi), situasi pembelian (latar dimana konsumen memperoleh barang dan jasa) serta situasi pemakaian (latar dimana konsumsi terjadi). Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh Pribadi Keluarga Situasi Perbedaan Individu Sumber Daya Konsumen Motivasi & Keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, Gaya Hidup, Demografi
Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif
Proses Psikologi Pengolahan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/Perilaku
Pembelian Hasil
Gambar 1. Model perilaku pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Engel, et al, 1994)
13
2. Perbedaan
Individu:
mengacu
pada
faktor
internal
yang
menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dibagi menjadi lima cara penting, yaitu: a. Sumber
Daya
Konsumen,
setiap
orang
membawa
tiga
sumberdaya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan, antara lain: waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Umumnya terdapat keterbatasan yang
jelas
pada
ketersediaan
masing-masing,
sehingga
memerlukan semacam alokasi yang cermat. b. Motivasi dan Keterlibatan, keterlibatan adalah faktor yang penting di dalam mengerti motivasi. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. c. Pengetahuan, dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang di simpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen
mencakupi
susunan
luas
informasi,
seperti
ketersediaan dan karakteristik produk dan jasa, dimana dan kapan untuk membeli, bagaimana menggunakan produk. d. Sikap, mengacu pada pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif
yang dipertimbangkan
setelah konsumen
menyelesaikan pencarian akan informasi dan evaluasi yang luas terhadap
berbagai
kemungkinan.
Engel,
et
al
(1994)
mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespons dengan cara mengutungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. e. Kepribadian, Gaya Hidup, dan Demografi. Ketiga variable ini berguna dalam mendefinisikan berbagai karakter objektif dan subjektif dari konsumen di dalam pangsa pasar target. Kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Keputusan pembelian seorang
14
konsumen bervariasi antar individu karena karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing konsumen. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Demografi adalah pendeskripsian pangsa konsumen dalam istilah seperti usia, pekerjaan, dan pendapatan. Usia merupakan orang yang akan membeli barang atau jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pola konsumsinya. Pendapatan akan mempengaruhi pilihan produk seseorang. 3. Proses Psikologi a. Pemrosesan informasi: mengacu pada proses yang dengannya suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan di dalam ingatan dan
belakangan
diambil
kembali.
Pengolahan
informasi
menyampaikan cara-cara dimana informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan digunakan. b. Pembelajaran: mengacu pada proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, atau perilaku. Kebanyakan perilaku konsumen adalah hasil dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, proses belajar harus dimengerti bila pemasaran diharapkan untuk membujuk. c. Perubahan Sikap dan Perilaku: sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan atas beberapa objek dan tindakan. Perubahan dalam sikap dan perilaku adalah sasaran pemasaran yang lazim. 2.2.3. Proses Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) keputusan pembelian adalah pemikiran suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Secara umum konsumen mungkin akan melakukan lima langkah keputusan. Lima langkah pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 2.
15
Shiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen: (a) pemecahan masalah yang diperluas (extensive problem solving), (b) pemecahan masalah terbatas (limited problem solving), dan (c) pemecahan masalah rutin (routinized response behavior). Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil
Gambar 2. Lima langkah pengambilan keputusan (Engel, et al, 1994) Pada pemecahan masalah diperluas, konsumen tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi (Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan, 2003). Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan (Sumarwan, 2003). Menurut Engel, et al (1995), konsumen akan melakukan proses evaluasi yang cermat, menggunakan banyak kriteria evaluasi, strategi kompensasi dimana kelemahan pada atribut tertentu dapat diimbangi dengan yang lain, dan keyakinan, sikap, maupun niat dipegang kuat. Pada tipe keputusan pemecahan permasalahan yang terbatas, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Pada tipe ini konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan dan tahap pengambilan keputusannya pun tidak seperti pada pemecahan masalah
16
yang diperluas. Hal ini disebabkan konsumen memiliki waktu dan sumberdaya yang terbatas (Sumarwan, 2003). Pada pemecahan masalah rutin konsumen telah memiliki pengalaman tentang produk yang dibelinya. Konsumen pun memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Pada tipe ini konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit dan biasanya pengambilan keputusan hanya melewati dua tahapan: pengenalan kebutuhan dan pembelian (Sumarwan, 2003). 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan
kebutuhan
muncul
ketika
konsumen
menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi (Sumarwan, 2003). Pengenalan kebutuhan adalah keadaan dimana konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan (Engel, et al, 1994). Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan (Engel, et al, 1995). Kehadiran pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Ini akan bergantung pada beberapa faktor. Pertama, kebutuhan yang dikenali harus cukup penting. Kedua, konsumen harus percaya bahwa solusi bagi kebutuhan tersebut ada dalam batas kemampuannya (Engel, et al, 1995). Proses pengenalan kebutuhan yang berpusat pada tingkat ketidaksesuaian dapat dilihat pada Gambar 3. 2. Pencarian Informasi Menurut Sumarwan (2003) pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam
17
ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi di luar (pencarian eksternal).
Keadaan yang Diinginkan
Keadaan Aktual
Di Bawah Ambang
Di Atas Ambang
Tingkat Ketidaksesuaian
Tidak Ada Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan Kebutuhan
Gambar 3. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian (Engel, et al, 1995) Pencarian, tahap kedua dari proses pengambilan keputusan, dapat didefinisikan sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan (Engel, et al, 1995). Pencarian informasi ini dapat bersifat internal atau eksternal. Pencarian internal melibatkan pemerolehan
kembali
pengetahuan
dari
ingatan,
sementara
pencarian ekternal terdiri atas pengumpulan informasi dari pasar. Langkah pertama yang dilakukan konsumen dalam mencari informasi internal adalah mengingat kembali semua informasi yang ada dalam ingatan (memori)nya. Informasi yang dicari meliputi berbagi produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalahnya atau memenuhi kebutuhannya. Langkah kedua, konsumen akan berfokus pada produk dan merek yang sangat dikenalnya (Sumarwan, 2003). Konsumen akan membagi produk yang dikenalnya tersebut ke
dalam
tiga
ketegori.
Pertama
adalah
kelompok
yang
dipertimbangkan (consideration set), yaitu kumpulan produk atau merek yang akan dipertimbangkan lebih lanjut. Kedua adalah
18
kelompok yang tidak berbeda (inert set), yaitu kumpulan produk atau merek yang dipandang tidak berbeda satu sama lain. Ketiga adalah kelompok yang ditolak, yaitu kelompok produk atau merek yang tidak bisa diterima. Menurut Sumarwan (2003), pencarian eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan konsumen. Informasi yang dicari melalui pencarian eksternal biasanya meliputi: alternatif merek yang tersedia, kriteria evaluasi untuk membandingkan merek, dan tingkat kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Proses pencarian internal digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 4. Pengenalan Kebutuhan
Determinan dari Pencarian Internal Pengetahuan yang sudah ada Kemampuan memperoleh kembali informasi
Pencarian Internal
Pencarian Internal Berhasil?
Ya
Tidak
Lanjutkan dengan Keputusan
Jalankan Pencarian Eksternal
Gambar 4. Proses pencarian internal (Engel, et al, 1995) Ketika
pencarian
internal terbukti
tidak
mencukupi,
konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Pencarian eksternal yang digerakkan oleh keputusan pembelian yang akan datang dikenal sebagai pencarian prapembelian. Menurut Sumarwan (2003), pencarian eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi pada lingkungan konsumen. Pada tahap ini, perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari oleh konsumen. Sumber-sumber informasi terdiri dari empat kelompok (Kotler, 2005) yaitu:
19
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, kemasan dan pedagang perantara c. Sumber umum: media massa dan organisasi rating konsumen d. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Engel, et al, 1995). Dalam Sumarwan (2003), evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai
pilihan
yang
dapat
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya. Konsep dasar yang dapat membantu untuk memahami proses evaluasi alternatif, yaitu konsumen berusaha memuaskan suatu
kebutuhan,
konsumen
mencari
manfaat,
konsumen
memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan (Kotler, 2005). Menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangakan tersebut. Proses evaluasi alternatif dan proses pembentukkan kepercayaan dan sikap adalah proses yang saling terkait erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Jika konsumen berada dalam kondisi keterlibatan tinggi terhadap produk (high-involvement decision making), maka proses evaluasi alternatif akan memiliki tahap
berikut:
pembentukkan
kepercayaan,
kemudian
pembentukkan sikap, dan keinginan berperilaku (behavioral
20
intentions) sehingga proses evaluasi alternatif dapat dijelaskan oleh model multiatribut sikap (Sumarwan, 2003). Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari produk dan jasa yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai alternatif pilihan (Sumarwan, 2003). Engel, et al (1995) menyebutkan tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi, yaitu, harga, merek, dan negara asal atau pembuat produk. Kriteria evaluasi tertentu yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan, dan pengetahuan (Engel, et al, 1995). Komponen dasar dari proses evaluasi alternatif digambarkan dalam Gambar 5. 4. Pembelian Tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir di dalam model perilaku konsumen (Engel, et al, 1995). Sekarang konsumen harus mengambil tiga keputusan: (1) kapan membeli; (2) di mana membeli;
(3)
bagaimana
membayar.
Jika
konsumen
telah
memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang akan dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya (Sumarwan, 2003). Menurut Engel, et al (1995), pembelian merupakan fungsi dari dua determinan: (1) niat dan (2) pengaruh lingkungan atau perbedaan individu. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori, antara lain: (a) produk dan merek dan (b) kelas produk. Niat pembelian kategori produk dan merek umumnya dirujuk sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya.
21 Menentukan alternatif pilihan
Menentukan kriteria evaluasi Menilai kinerja alternatif
Menerapan kaidah keputusan
Gambar 5. Komponen dasar proses evaluasi alternatif (Engel, et al, 1995) Menurut Engel, et al dalam Sumarwan (2003), pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: a) Pembelian yang Terencana Sepenuhnya, yaitu jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Pembelian jenis ini biasanya merupakan hasil dari proses keputusan yang diperluas atau keterlibatan yang tinggi. b) Pembelian yang Separu Terencana, yaitu jika konsumen sudah mengetahui ingin membeli suatu produk sebelum masuk ke toko atau swalayan, namun ia belum mengatahui merek apa yang akan dibelinya sampai konsumen mendapatkan informasi yang lengkap dari pramuniaga atau display swalayan. c) Pembelian yang Tidak Terencana, yaitu jika konsumen memiliki keinginan membeli ketika berada pada toko atau mal yang dikunjunginya. Konsumen tersebut belum memilki rencana untuk membeli suatu produk sebelumnya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Keputusan pembelian seperti ini juga sering disebut sebagai pembelian impuls (impuls purchasing). Kotler (2005) mengatakan terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah sikap dan pendirian orang lain, sampai dimana pendirian orang lain dapat mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang. Faktor kedua, yang dapat mempengaruhi maksud
22
pembelian dan keputusan pembelian adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Misalnya adanya kebutuhan yang tidak dapat ditundatunda lagi pemenuhannya sehingga proses pembelian menjadi berubah, hal ini biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari. 5. Evaluasi Hasil Pembelian Tugas pemasaran tidak berhenti begitu penjualan terjadi, karena pembeli akan mengevaluasi alternatif sesudah pembeliannya seperti halnya sebelum pembeliaan (Engel, et al, 1995). Menurut Sumarwan (2003), dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan
proses
evaluasi
terhadap
konsumsi
yang
telah
dilakukannya. Inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pasca pembelian atau pasca konsumsi. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya. Kepuasan didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Ketidakpuasan didefinisikan sebagai hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif (Engel, et al, 1995). Menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003), kepuasan adalah keseluruhan sikap dan perilaku konsumen terhadap barang dan jasa yang diperoleh dan mereka gunakan. Ini adalah penilaian terhadap evaluasi pasca pembelian sebagai hasil dari seleksi pembelian spesifik dan pengalaman dari menggunakan atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Kepuasan yang timbul dalam hati konsumen menurut Kotler (2005) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Menurut Rangkuti (1997), kepuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan
23
konsumen dipengaruhi oleh kualitas produk, harga, dan faktorfaktor yang bersifat pribadi. Kepuasan konsumen menurut Umar (2000) dapat dibagi menjadi dua jenis kepuasan yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional adalah kepuasan
yang
dimanfaatkan
diperoleh
sedangkan
dari
fungsi
kepuasaan
suatu
produk
psikologikal
yang
merupakan
kepuasaan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk tersebut. 2.3. Sikap 2.3.1. Konsep dan Definisi Sikap Menurut Sumarwan (2003), sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003) menyebutkan bahwa istilah pembentukkan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut, dan manfaatnya (Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2003). Maka berdasarkan konsumen
pengertian sangat
tersebut
terkait
dapat
dengan
dikatakan
pembahasan
pengetahuan sikap
karena
pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. Menurut Peter dan Olson dalam Sumarwan (2003), sikap adalah konsep penting dalam literatur psikologi lebih dari satu abad, lebih dari 100 definisi dan 500 pengukuran sikap telah dikemukakan oleh para ahli. Dari semua definisi tersebut, definisi sikap memiliki kesamaan yang umum yaitu evaluasi dari seseorang. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan sikap sebagai ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah
24
seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Engel, et al dalam Sumarwan (2003), mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan tidak sukai. Loudon dan Della Bitta dalam Sumarwan (2003) mendefinisikan sikap sebagai penyelenggaraan secara menyeluruh dari motivasi, emosional, persepsi, dan proses kognitif dengan respek pada beberapa aspek dari individu. Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap memiliki tiga unsur (1) kognitif (pengetahuan), (2) afektif (emosi,perasaan), (3) konatif (tindakan). Berdasarkan dari definisi-definisi sikap yang ada maka dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan, 2003). Engel, et al (1994) menyatakan bahwa sifat yang terpenting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut. Beberapa sikap mungkin dipegang dengan keyakinan kuat, sementara yang lain mungkin ada dengan tingkat kepercayaan yang minimum. 2.3.2. Karakteristik Sikap a) Sikap Memiliki Objek Menurut Sumarwan (2003), dalam konteks pemasaran sikap konsumen harus terkait dengan objek. Objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsumsi dan pemasaran seperti: produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. Untuk mengetahui sikap konsumen, maka kita harus mendefinisikan secara jelas sikap konsumen terhadap apa. b) Konsistensi Sikap Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Oleh karena, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku (Sumarwan,
25
2003). Dapat dikatakan bahwa perilaku dari seorang konsumen adalah gambaran sikapnya. Namun, faktor situasi seringkali menjadi penyebab adanya inkonsisten antara sikap dan perilaku konsumen. Seperti daya beli, yang juga termasuk faktor yang menjadi penyebab inkonsistensi antara sikap dan perilaku (Sumarwan, 2003). c) Sikap Positif, Negatif, dan Netral Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap (Sumarwan, 2003). Dimensi positif diartikan konsumen menyukai produk tertentu, dimensi negatif diartikan konsumen tidak menyukai produk tertentu, atau bahkan seorang konsumen
tidak memiliki sikap
(netral). d) Intensitas Sikap Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intesitas sikapnya (Sumarwan, 2003). e) Resistensi Sikap Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat (Sumarwan, 2003). f) Persistensi Sikap Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu (Sumarwan, 2003). g) Keyakinan Sikap Keyakinan sikap adalah keyakinan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya (Sumarwan, 2003).
26
h) Sikap dan Situasi Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek (Sumarwan, 2003). 2.3.3. Fungsi Sikap Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003), mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu (a) fungsi utilitarian, (b) fungsi mempertahankan ego, (c) fungsi ekspresi nilai, (d) fungsi pengetahuan. Keempat fungsi tersebut dapat digunakan para pemasar sabagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk, jasa, atau merek. a) Fungsi Utilitarian Sikap
berfungsi
mengarahkan
perilaku
untuk
mendapatkan
penguatan positif (positive reinforcement) atau menghindari resiko (punishment),
karena
conditioning.
Manfaat
itu
sikap
produk
berperan bagi
sebagai
operant
konsumenlah
yang
menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut. b) Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego-Defensive Function) Sikap berfungsi melindungi seseorang (citra diri-self image) dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar. c) Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function) Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen. Sebagai contoh butik diasosiasikan sebagai tempat penjualan pakaian yang baik dan berkualitas, maka orang-orang yang membeli pakaian di butik dapat diasosiasikan sebagai kelas menengah keatas.
27
d) Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function) Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Keingintahuan
terhadap
banyak
hal
merupakan
kebutuhan
konsumen. Seringkali konsumen perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai produk sebelum ia menyukai dan membeli produk tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang untuk menyukai produk tersebut. Karena itu, sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap produk tersebut. 2.3.4. Atribut Produk Karakteristik dari objek sikap adalah atribut. Atribut produk dianggap sebagai unsur produk yang penting bagi konsumen dan dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Menurut Umar (2003), Atribut adalah sebuah fitur produk dimana konsumen membentuk kepercayaan. Bagaimana atribut produk dan faktor-faktor lainnya mempengaruhi pembentukan serta perubahan kepercayaan, sikap, dan perilaku mungkin merupakan serangkaian ide perilaku konsumen yang terpenting bagi manajer pemasaran. Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut (Sumarwan 2003). Atribut dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Menurut Engel, et al (1994), di dalam mengukur kriteria evaluasi terdapat dua sasaran pengukuran yang penting yaitu mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing. Atribut produk yang nantinya paling sering disebutkan oleh
konsumen
akan
menduduki
peringkat
tertinggi
dan
dipertimbangkan sebagai yang paling penting. 2.3.5. Faktor Pengukuran Jika kita ingin mengukur sikap konsumen terhadap suatu produk maka kita harus memfokuskannya pada keseluruhan evaluasi yang dilakukan
konsumen
terhadap
suatu
objek.
Walaupun
setiap
pengukuran sikap itu akan berbeda dalam susunan dan skala responnya
28
tetapi fokus dari pengukurannya tetap sama. Sejauh mana suatu pengukuran sesuai atau cocok dengan suatu perilaku, yang pada gilirannya menentukan daya ramal pengukuran tersebut akan bergantung kepada berapa baik pengukuran tersebut menangkap empat elemen perilaku yang mungkin yaitu: tindakan, target, waktu, dan konteks (Engel, et al, 1994). a) Tindakan Elemen ini mengacu pada perilaku spesifik (misalnya: pembelian, pemakaian,
peminjaman).
Penting
sekali
pengukuran
sikap
menggambarkan elemen tindakan secara akurat, karena kelalaian melakukan hal ini dapat merusak keakuratan prediksi mereka. Secara umum, pengukuran sikap terhadap suatu objek (pengukuran yang
menghilangkan
elemen
tindakan)
akan
lebih
rendah
kemampuannya dibandingkan pengukuran sikap terhadap perilaku (pengukuran
yang
menyertakan
elemen
tindakan)
dalam
meramalkan perilaku. b) Target Elemen target dapat menjadi sangat umum ataupun sangat spesifk (membeli produk merek tertentu). Tingkat kespesifikan target bergantung kepada perilaku minat. c) Waktu Elemen ini berfokus pada kerangka waktu dimana perilaku diharapkan terjadi. Terjadinya inkonsistensi antara sikap dan perilaku dapat disebabkan karena kelalaian dalam menetapkan faktor pengaturan waktu. d) Konteks Elemen ini mengacu pada latar dimana perilaku diharapkan terjadi. Apabila kita akan meramalkan pembelian suatu produk yang menekankan tempat penjualan maka pengukuran sikap harus menggabungkan elemen konteks ini.
29
2.3.6. Model Tiga Komponen Peter dan Olson dalam Sumarwan (2003) mengemukakan model analisis konsumen (a framework for consumer analysis) yang disebut sebagai tiga unsur analisis konsumen. Ketiga unsur tersebut antara lain: consumer effect dan cognition, consumer behavior, dan consumer environment. Model ini mengungkapkan bagaimana hubungan masingmasing ketiga unsur tersebut. Peter dan Olson dalam Sumarwan (2003) mengemukakan bahwa afektif dan konatif dari konsumen adalah respons mental konsumen terhadap lingkungan. Afektif adalah perasaan konsumen terhadap suatu objek (liking dan preference) sedangkan kognitif adalah pikiran konsumen yaitu meliputi kepercayaan mereka terhadap suatu produk. Kognitif juga meliputi pengetahuan yang dimiliki konsumen mengenai suatu produk yang disimpannya di dalam memori. Beberapa unsur dari afektif dan konatif yang dibahas oleh Peter dan Olson dalam Sumarwan (2003) adalah pengetahuan dan keterlibatan konsumen terhadap produk, perhatian, dan pemahaman konsumen, serta sikap (attitude) dan intensi (intention). Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan, 2003), sikap terdiri dari tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objeksikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan pengalaman ini nantinya akan membentuk kepercayaan (belief). Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek dapat dikatakan konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen (intention). Solomon dalam Sumarwan (2003) menyebutkan tricomponent model sebagai Model Sikap ABC. A menyatakan sikap (affect), B menyatakan perilaku (behavior), dan C menyatakan kepercayaan
30
(cognitive). Model ABC menganggap bahwa afek, kognitif, dan perilaku berhubungan saru satu sama lain. 2.4. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2000). Setelah kuesioner tersebut tersusun maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner.
Pengujian
validitas
terhadap
kuesioner
dilakukan
untuk
mengetahui sampai sejauh mana suatu alat pegukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat ukur yang validitas atau tingkat keabsahannya tinggi secara otomatis biasanya dapat diandalkan (reliable). Namun sebaliknya, suatu pengukuran yang andal belum tentu memilki keabsahan yang tinggi (Rangkuti, 1997). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan yang ada saling berhubungan antara konsep dengan kenyataan empiris. Uji validitas dilakukan pada 30 orang responden. Setelah kuesioner tersusun dan teruji validitasnya dalam prakteknya belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Beberapa hal yang dapat mengurangi validitas data seperti cara mewawancarai dan keadaan responden sewaktu wawancara dilakukan adalah hal-hal yang perlu diperhatikan (Umar, 2000). 2.5. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2000). Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukuran tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. Pada penelitian sosial, kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran cukup besar karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya kesalahan pengukuran harus diperhitungkan. Instrumen yang baik
31
tidak akan bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Umar, 2000). 2.6. Analisis Faktor Metode analisis faktor merupakan salah satu jenis analisis multivariat. Analisis faktor menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor bagi variabel dependen, sebagaimana dijumpai dalam metode dependence (Simamora, 2003). Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel ataupun antar responden. Analisis faktor juga digunakan untuk menemukan pola atau struktur yang mendasari sejumlah variabel. Menurut Santoso (2003), kegunaan dari analisis faktor antara lain: (1) data summarization, yakni mengidentifikasikan adanya hubungan antara peubah dengan melakukan uji korelasi, (2) data reduction, yakni melakukan proses pembuatan suatu kelompok peubah baru yang dinamakan faktor yang menggantikan faktor dari sejumlah peubah tertentu. Pada analisis faktor data yang dibutuhkan adalah data metrik. Penelitian ini menggunakan analisis faktor dengan metode principal component analysis. Metode ini menggunakan total varians dalam analisisnya. Dalam analisis faktor, total varians terdiri dari tiga elemen varians. Pertama, common variance, yaitu varians suatu variabel yang juga dimiliki variabel-variabel lain. Kedua, specific variance, yaitu varians yang dimiliki hanya oleh sebuah variabel. Ketiga, error, yaitu varians yang disebabkan oleh kesalahan pengukuran, kesalahan alat ukur ataupun kesalahan pemilihan sampel (Simamora, 2003). Menurut Suliyanto (2005), jumlah sampel minimal yang digunakan untuk analisis faktor adalah empat sampai lima kali jumlah variabel. Namun, bukan berarti bahwa jika dalam penelitian menggunakan analisis faktor yang jumlah sampelnya sudah empat sampai lima kali jumlah variabel, jumlah sampel telah mewakili populasi. Jumlah sampel yang mewakili populasi akan tetap tergantung kepada jumlah dan tingkat variasi dari populasi yang diteliti. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
32
Hal ini bertujuan agar data kualitatif dapat dikuantifikasikan sehingga datadata tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Penilaian terhadap variabel-variabel dilakukan responden dengan memilih alternatif jawaban yang terdiri dari lima tingkat kepentingan dari sangat penting, penting, biasa, tidak penting, dan sangat tidak penting. Santoso (2003) mengemukakan proses dasar analisis faktor adalah: 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett Test of Sphericity dan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). 3. Melakukan proses inti analisis faktor yaitu factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji sebelumnya. 4. Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi: a. Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o dengan proses rotasi, terdiri dari metode Quartimax, Varimax, dan Equimax. b. Oblique Rotation, yaitu memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90o, yang terdiri dari metode Oblimin, Promax, dan Orthoblique. 5. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, dengan memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut. Pemberian nama harus mewakili karakteristik dari variabel-variabel asal. Menurut Suliyanto (2005), penentuan jumlah faktor dalam analisis faktor dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain: a) Penentuan berdasarkan apriori, jumlah faktor telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. b) Penentuan berdasarkan eigenvalue, jumlah faktor yang terbentuk ditentukan oleh nilai eigenvalue. Jika suatu variabel memiliki nilai eigenvalue lebih dari sama dengan satu maka dianggap sebagai suatu faktor sedangkan jika suatu variabel hanya memiliki eigenvalue kurang dari satu, tidak dimasukkan dalam model.
33
c) Penentuan berdasarkan scree plot yang pada dasarnya merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara faktor dengan eigenvalue. Sumbu Y menunjukkan eigenvalue sedangkan pada sumbu menunjukkan jumlah faktor. Jumlah faktor yang terbentuk dapat dilihat dari slope yang tajam antara faktor satu dengan faktor berikutnya. d) Penentuan berdasarkan persentase varian, dimana nilai persentase varian menunjukkan jumlah variasi yang berhubungan pada suatu faktor yang dinyatakan dalam persentase. Untuk dapat menentukan jumlah faktor yang terbentuk maka nilai persentase variannya harus ≥ 0,5 sedangkan jika menggunakan kumulatif persentase varian maka nilainya harus ≥ 60%. 2.7. Model Sikap Multiartibut Fishbein Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang dipasarkannya dan kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut (Sumarwan, 2003). Model Multiatribut Fishbein merupakan pengukuran sikap yang paling popular digunakan untuk meneliti konsumen. Menurut Bowen dalam Umar (2000), Model Sikap Fishbein ini berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seorang terhadap objek tertentu. Model Multiatribut Sikap Fishbein ini terdiri dari tiga model: the attitude-toward-object-model, the attitude-towars-behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi (Sumarwan 2003). Model the attitude-toward-object-model digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut (Sumarwan, 2003). Model Sikap Multiatribut
Fishbein ini menggambarkan bahwa sikap konsumen
34
terhadap suatu produk/merek ditentukan oleh dua hal, yaitu: (1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi), dan (2) evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei). Model sikap Fishbein secara singkat menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang ada di objek tersebut. Model ini di formulasikan sebagai berikut: n Ao = ∑ bi ei i=1
Keterangan : Ao = Sikap terhadap suatu objek bi = Kekuatan kepercayaan objek memiliki atribut i ei = Evaluasi terhadap atribut i n = Jumlah atribut yang dimiliki objek Menurut Sumarwan (2003), Model Sikap Multiatribut Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu: a. Atribut (Salient Belief) Atribut adalah karekteristik dari objek sikap (Ao). Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object belief. Untuk itu para peneliti sikap harus mengidentifikasi berbagai atribut yang akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap. b. Kepercayaan (Belief) Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Komponen bi menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek atau produk yang dievaluasinya. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai objectattribute lingkages, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atribut yang relevan. c. Evaluasi Atribut Evaluasi adalah evaluasi baik buruknya suatu atribut (evaluation of the goodness or badness of attribute I) atau importance weigh yang menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan
35
mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi. Setiap atribut itu akan memiliki kepentingan yang berbeda bagi konsumen. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model pada Gambar 6 digunakan agar diperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model Fishbein ini memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subjektif. a) Komponen Sikap Komponen ini bersifat internal individu, berkaitan langsung dengan objek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memilki peranan penting dalam pengukuran perilaku karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan tanpa dipengaruhi faktor eksternal. b) Komponen Norma Subjektif Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi untuk menyetujui atribut tersebut. Hubungan antara komponen dalam model sikap fishbein ditunjukkan pada Gambar 6. 2.8. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk data konsumen yang berkaitan dengan karakteristik konsumen. Menurut Nazir (1999) menyatakan bahwa analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
36 Keyakinan akan atribut yang menonjol
Sikap
Evaluasi atribut
Maksud Perilaku Perilaku
Keyakinan Normatif Norma Subjektif Motivasi
Faktor lain
Gambar 6. Hubungan antara komponen dalam model sikap fishbein (Umar , 2000) 2.9. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai sikap konsumen dan kinerja atribut teh hijau siap minum oleh Ayuningtyas (2009). Hasil penelitian menunjukkan pada analisis sikap merek teh hijau siap minum yang memperoleh total sikap yang paling baik adalah merek Nu Green Tea yaitu sebesar 19,02 kemudian diikuti dengan merek Frestea Green sebesar 32.97, Zeatea sebesar 48,48 dan Joy Tea Green sebesar 54,88. Nilai sikap yang paling kecil adalah nilai sikap yang diperoleh Nu Green Tea, artinya Nu Green Tea merupakan produk teh hijau siap minum yang paling mendekati harapan konsumen. Pada analisis kinerja atribut, tidak ada atribut Nu Green Tea yang berada pada kuadaran I. Pada kuadaran II terdapat atribut kejelasan kadaluarsa, kesegaran, kejelasan izin Depkes, kemudahan mendapatkan, ketersediaan kondisi dingin, dan rasa manis. Pada kuadaran III terdapat atribut harga, manfaat antioksidan, komposisi dan kemasan sedangkan pada kuadaran IV terdapat atribut aroma, iklan, promosi, dan merek. Pada penelitian lainnya mengenai keputusan pembelian dan sikap konsumen terhadap MER Furniture Center dilakukan oleh Parmana (2006). Hasil analisis keputusan pembelian dan sikap konsumen menunjukkan karakteristik konsumen produk mebel MER Furniture Center sebagian besar adalah laki-laki, memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, dan sudah menikah. Selain itu jumlah anggota keluarga berkisar antara tiga sampai
37
enam orang dan memiliki pendapatan berkisar antara satu sampai tiga juta rupiah. Berdasarkan analisis faktor, didapatkan faktor utama yang dipertimbangkan dalam keputusan pembeliaan produk mebel MER Furniture Center terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor keunggulan pelayanan, keunggulan fasilitas, dan keunggulan desain produk. Hasil analisis multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap atribut yang terdapat pada MER Furniture Center adalah netral. Berdasarkan hal tersebut maka strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah mempertahankan desain produk, mempertahankan harga, meningkatkan promosi, dan mempertahankan lokasi penjualan. Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap atribut sepatu wanita Donatello dilakukan oleh Nababan (2005). Berdasarkan skor penilaian pada komponen evaluasi dan kepercayaan, diketahui tingkat kepentingan atribut sepatu wanita memiliki urutan yaitu kenyamanan dipakai, daya tahan produk, kesesuaian harga dengan kualitas, model produk, kemasan, reputasi merek, dan
kemudahan
memperoleh.
Berdasarkan
hasil
analisa
dengan
menggunakan rumus multitribut Fishbein diketahui bahwa sikap konsumen pada umumnya adalah baik terhadap atribut sepatu wanita Donatello. Sedangkan untuk tingkat kepuasan konsumen, diketahui secara umum responden mengatakan puas terhadap sepatu wanita Donatello. Namun, berdasarkan Importance-Performance Analysis, diketahui bahwa tidak semua atribut telah memenuhi kepuasan konsumen. Atribut yang telah memenuhi tingkat kepuasan konsumen antara lain kemudahan memperoleh, reputassi merek, model produk, dan kemasan. Hubungan antara sikap dan kepuasan berdasarkan
koefisiensi
korelasi
dengan
rumus
Spearman-Brown
menunjukkan bahwa semakin baik sikap konsumen terhadap atribut wanita yang ada, maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja dari atribut tersebut. Penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus: Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City) ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu:
38
1. Produk yang diteliti adalah frozen yoghurt pada gerai Sour Sally Mall Senayan City. 2. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk proses keputusan pembelian,
analisis
faktor
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keputusan pembelian, dan analisis Fishbein untuk mengetahui sikap konsumen. 3. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 26 variabel untuk analisis faktor terdiri dari: harga, rasa, warna, tekstur, aroma, kemasan, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek,ketersedian, pendapatan, usia, jenis kelamin, pengetahuan, motivasi, teman/sahabat, kelas sosial, keluarga, gaya hidup, kesehatan, promosi,
dan lingkungan. Variabel untuk analisis sikap
Fishbein terdiri dari: harga, rasa, warna, tektur, aroma, kemasan, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek, promosi, dan ketersedian.
39
III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia menjadikan frozen yoghurt sebagai salah satu kudapan selingan yang digemari masyarakat luas. Peluang pasar yang menjanjikan pada industri frozen yoghurt dan kecenderungan konsumen Indonesia yang sangat terpengaruh dengan trend di luar negeri menjadikan semakin banyaknya usaha frozen yoghurt yang bermunculan di Indonesia khususnya di Jakarta. Baik gerai-gerai frozen yoghurt yang merupakan franchise merek luar negeri maupun gerai frozen yoghurt lokal sama-sama bersaing untuk mendapatkan konsumen. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang dapat memberikan informasi mengenai
karakteristik
konsumen, cara memutuskan pembelian frozen yoghurt, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian frozen yoghurt, dan evaluasi sikap konsumen terhadap produk secara keseluruhan agar terpenuhinya kebutuhan konsumen dan tercapainya kepuasan konsumen. Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally dan proses keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally digunakan analisis deskriptif sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian frozen yoghurt digunakan analisis multivariat yaitu analisis faktor. Keseluruhan sikap konsumen terhadap produk frozen yoghurt Sour Sally didapatkan melalui analisia multiatribut fishbein yang berfokus pada hal-hal yang dipentingkan dan kepercayaan konsumen terhadap produk frozen yoghurt Sour Sally. Hasil yang didapatkan melalui studi perilaku konsumen diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan menetapkan strategi-strategi yang sesuai dengan karakteristik konsumen yang mereka miliki. Adapun bagan kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
40 Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat meningkat dan faktor trend menjadikan frozen yoghurt menjadi sangat populer dua tahun belakangan ini
Banyaknya produsen frozen yoghurt dan persaingan yang ketat menjadikan pengetahuan mengenai konsumen diperlukan untuk mencapai kepuasan konsumen
Konsumen
Karakteristik Konsumen Proses Keputusan Pembelian
Identifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Sikap Konsumen terhadap AtributAtribut Produk
Uji Validitas dan Uji Reabilitas
Analisis Model Sikap Fishbein
Analisis Faktor Analisis Deskriptif
Kepercayaan Faktor Dominan dalam keputusan pembelian Evaluasi
Kinerja atributatribut produk
Rekomendasi bagi perusahaan
Gambar 7. Kerangka pemikiran
41
3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan di daerah Jakarta yang memiliki outlet frozen yoghurt Sour Sally. Penelitian dilaksanakan di Mall Senayan City. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) di mana pada lokasi tersebut terdapat konsumen frozen
yoghurt dari berbagai kalangan dan
letaknya yang strategis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010. 3.2.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer maupun data sekunder. a. Data primer adalah data yang diperoleh dari obervasi, pengamatan langsung, wawancara langsung, maupun penyebaran kuesioner kepada responden. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kelengkapan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Wawancara dilakukan kepada konsumen Sour Sally yang melakukan pembelian frozen yoghurt Sour Sally Mall Senayan City. Pertanyaanpertanyaan yang diberikan pada kuesioner adalah pertanyaan yang bersifat
tertutup
dimana
alternatif-alternatif
jawaban
telah
disediakan. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan diperoleh melalui studi pustaka, internet, perusahaan, BPS, dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. 3.2.3. Metode Penarikan Sampel Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel Non-Probability Sampling dengan teknik Convinience Sampling (pengambilan sampel secara kebetulan). Pada metode ini semua elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama
42
untuk dipilih menjadi anggota sampel dan sampel diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu: …………………..……………………………….… (1) Keterangan: N = Jumlah populasi frozen yoghurt Sour Sally n = Ukuran sampel e = Persen kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi sebesar 10%). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah rata-rata jumlah kunjungan konsumen Sour Sally di Mall Senayan City per bulan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally. Berdasarkan data kunjungan konsumen, diperoleh rata-rata jumlah kunjungan per bulan sebesar 7200 orang. Berdasarkan rumus Slovin diperoleh sampel sebanyak 110 responden dengan perhitungan sebagai berikut: N n=
7200 =
1 + N(e)2
1 + 7200 (0,1)2
= 98,630 ≈ 110
3.2.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini uji validitas dilakukan pada 30 orang responden dengan menggunakan metode korelasi product moment person sebagai berikut: ∑ ∑
∑
∑
∑ ∑
∑
……………………..………...… (2)
Keterangan : rxy = Korelasi antara X dan Y n
= Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor Total
43
Adapun atribut-atribut yang diuji validitasnya dalam penelitian ini sebanyak 26 atribut, antara lain: harga, rasa, warna, tekstur, aroma, kemasan, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek,ketersedian, pendapatan, usia, jenis kelamin, pengetahuan, motivasi, teman/sahabat, kelas sosial, keluarga, gaya hidup, kesehatan, promosi, dan lingkungan. Atribut-atribut pada penelitian ini dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung ≥ r-tabel yaitu sebesar 0,361. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi atau keandalan kuesioner dalam mengukur gejala yang sama. Pada penelitian ini, uji relibilitas kuesioner dilakukan pada 30 orang responden dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha (α) dengan perhitungan sebagai berikut: ∑
1 Keterangan : r11 k
…………………………………………. (3) = Reabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan
t
2
∑
= Varians total = Jumlah varians butir
Jumlah varians butir dan varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus varians : ∑
∑
…………………………………………...……... (4) Keterangan : n = Jumlah sampel X = Nilai skor yang dipilih Hasil
uji
reliabilitas
atribut-atribut
pada
penelitian
ini
dinyatakan reliabel kerena nilai Alpha Cronbach untuk analisis faktor dan analisis multiatribut Fishbein lebih besar dari 0,6. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1. Penentuan Atribut Dugaan Atribut yang diolah merupakan faktor-faktor pertimbangan yang diduga mempengaruhi pada proses pengambilan keputusan dan sikap
44
konsumen frozen yoghurt. Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari 26 variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Variabelvariabel tersebut terdiri dari: harga, rasa, warna, tekstur, aroma, kemasan, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek,ketersedian, pendapatan, usia, jenis kelamin, pengetahuan, motivasi, teman/sahabat, kelas sosial, keluarga, gaya hidup, kesehatan, promosi, dan lingkungan. Pada pengukuran sikap konsumen, atribut (salient belief) yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: harga, rasa, warna, tektur, aroma, kemasan, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek, promosi, dan ketersedian. 3.3.2. Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini, data karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally (usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan, dan pendapatan) serta proses keputusan pembelian yang mencakup pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian,
dan evaluasi hasil yang dilakukan
konsumen frozen yoghurt Sour Sally sksn dianalisis secara deskriptif. Analisis
deskriptif
dipilih
karena
dinilai
mampu
untuk
menggambarkan karakteristik konsumen suatu produk dan bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen frozen yoghurt Sour Sally. Pengolahan analisis karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian frozen yoghurt pada penelitian menggunakan alat bantu perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Hasil analisis tersebut akan menampilkan mayoritas karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally dan hal-hal utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam proses keputusan pembelian frozen yoghurt. 3.3.3. Analisis Faktor Analisis faktor dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian frozen yoghurt. Dalam penelitian ini, terdapat 26 atribut yang akan dianalisis menggunakan analisis faktor. Atribut-atribut
45
dugaan yang digunakan telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori yang ada. Pengolahan data analisis faktor pada penelitian ini menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 15.00 for Windows dimana
hasil
dari
analisis
faktor
ini
akan
menunjukkan
pengelompokkan 26 variabel yang diteliti menjadi beberapa faktor. Selain itu, hasil dari analisis faktor juga akan menunjukkan faktor apa yang paling dominan dalam proses keputusan pembelian frozen yoghurt yang dilakukan oleh konsumen frozen yoghurt Sour Sally. 3.3.4. Analisis Sikap Fishbein Hasil dari penelitian dengan menggunakan analisis model sikap Fishbein akan menghasilkan suatu sikap dan penilaian positif maupun negatif terhadap produk frozen yoghurt. Pada penelitian ini jumlah variabel evaluasi (ei) maupun variabel kepercayaan (bi) berjumlah 15 variabel. Skala yang digunakan adalah skala likert yang berjajar dari sangat penting (+2), penting (+1), biasa saja (0), tidak penting (-1), dan sangat tidak penting (-2). Penilaian dengan analisis Fishbein ini diambil dari perhitungan nilai rata-rata setiap variabel untuk seluruh responden yang akan dimasukkan ke dalam rumus analisis sikap multiatribut Fishbein yang hasilnya berupa nilai Fishbein untuk produk frozen yoghurt Sour Sally. Nilai sikap Fishbein yang diperoleh akan diinterpretasikan berdasarkan rentang skala penilaian yang dapat diperoleh dari skor sikap (Ao) maksimum sampai dengan skor sikap (Ao) minimum. Skor sikap (Ao) maksimum diperoleh dari mengkalikan skor maksimum tingkat evaluasi dan tingkat kepercayaan sedangkan skor sikap (Ao) minimum diperoleh dari mengkalikan skor minimum tingkat evaluasi dan tingkat kepercayaan.
46
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Berjaya Sally Ceria adalah perusahaan yang bergerang dibidang food and baverage dan mengusung merek dagang frozen Sour Sally. Sour Sally merupakan U.S premium non-fat frozen yoghurt yang berasal dari Indonesia tetapi bahan bakunya masih berasal dari Amerika. PT Berjaya Sally Ceria didirikan oleh Donny Pramono yang melihat adanya peluang untuk memperkenalkan produk frozen yoghurt di Indonesia. Gagasan bisnis ini mucul dari kegemaran pemiliki sekaligus direktur PT Berjaya Sally Ceria ini terhadap frozen yoghurt. Kantor pusat PT Berjaya Sally Ceria berlokasi di daerah Artha Gading, Jakarta Utara. Toko Sour Sally pertama berlokasi di lantai dasar Mall Senayan City dan mulai beroperasi sejak 15 Mei 2008 dan sampai saat ini sudah memiliki lebih dari 20 outlets yang tersebar di pusat-pusat perbelanjaan daerah Jakarta, Tangerang, Serpong, Bandung Surabaya, Bali. Pada pertengahan tahun 2010, rencananya PT Berjaya Sally Ceria akan melakukan ekspansi pasar dengan negara tujuan Singapore dan Malaysia. Jam operasional Sour Sally mulai pukul 10.00-22.30 setiap harinya. Sour Sally berasal dari kata sour yang menggambarkan rasa asam dari yoghurt dan Sally yang menggambarkan gadis manis yang lincah. Pemilihan merek Sour Sally sendiri terkait dengan segmentasi yang dipilih yaitu segmen wanita muda yang dinamis sehingga diciptakan ikon wanita bernama Sally. Segmen wanita muda yang dijadikan target pasar PT Berjaya Sally Ceria adalah mereka yang menyukai berkumpul bersama sahabat, sadar akan trend, high-tech, segi keuangan yang memadai, mudah dipengaruhi/terbawa oleh kelompok, dan best influencer. Positioning produk yang diambil oleh PT Berjaya Sally Ceria adalah a premium enjoyable healthy lifestyle of
47
frozen yoghurt. Selain menciptakan ikon yang sesuai dengan segmen pasar meraka. PT Berjaya Sally Ceria juga sangat mendetail dalam hal dekorasi
setiap
boutique/toko
mereka.
Boutique
Sour
Sally
digambarkan sebagai kamar dari karakter Sally yang didominasi oleh warna hijau dan pink untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan ceria. Strategi ini digunakan agar image dari Sour Sally sendiri melekat di masyarakat dan untuk mencegah produk me too. Strategi diferensisasi yang dilakukan PT Berjaya Sally Ceria berfokus pada karakter, cerita, dan memperkuat brand equity yang mereka miliki. 4.1.2. Menu-menu Sour Sally Frozen Yoghurt Produk utama yang dijual oleh Sour Sally adalah frozen yoghurt. Varian rasa frozen yoghurt yang dijual Sour Sally antara lain, plain/original, greentea, pinklicious, melon mint, dan yang terbaru sally candy. Setiap rasa dapat dibeli dalam ukuran small, medium, dan large sedangkan untuk penambahan topping konsumen harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 8.000/topping. Harga-harga untuk berbagai menu yang ditawarkan sebagai berikut: a) Original / Plain: Small Rp 23.000 dengan 1 topping + free 1 topping Medium Rp 33.000 dengan 2 topping + free 1 topping Large Rp 45.000. dengan 3 topping + free 1 topping b) Green Tea, Pinklicious, dan Melon Mint: Small Rp 25.000 dengan 1 topping + free 1 topping Medium Rp 35.000 dengan 2 topping + free 1 topping Large Rp 48.000 dengan 3 topping + free 1 topping c) Sally Candy: Small Rp 28.000 dengan 1 topping + free 1 topping Medium Rp 38.000 dengan 2 topping + free 1 topping Large Rp 50.000 dengan 3 topping + free 1 topping Menu-menu di atas tetap menawarkan yoghurt dengan berbagai rasa hanya dalam bentuk dan ukuran yang berbeda.Selain menu-menu di atas, Sour Sally juga menu variatif lainnya seperti Shaved Ice,
48
Smoothies, waffle, dan kue. Adapun rincian harga dan varian rasa dari menu-menu di atas adalag sebagai berikut: a) Smoothies: Longan, strawberry, mangga, dan pisang Rp 29.0000 Green Tea dan mix smothies (campuran dua jenis buah) Rp 38.000 b) Shaved Ice: Plain
Rp 43.000 (single)
Rp 55.000 (double)
Pinklicious
Rp 48.000 (single)
Rp 60.000 (double)
Green Tea
Rp 48.000 (single)
Rp 60.000 (double)
Melon Mint
Rp 48.000 (single)
Rp 60.000 (double)
Twist Green Tea Rp 53.000 (single) Rp 65.000 (double) Sally Candy
Rp 53.000 (single)
Rp 65.000 (double)
c) Kue / cake: Cheerz bite dan chocolate bite Rp 35.000 d) Waffle Rp 65.000 4.2. Karakteristik Konsumen Penelitian ini menggunakan karakteristik konsumen yang dilihat dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan rata-rata perbulan. 4.2.1. Usia Karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally berdasarkan usia adalah mayoritas berumur antara 13 sampai 24 tahun (71%) sedangkan minoritas berumur ≤ 12 tahun (2%). Dapat dikatakan bahwa usia 13 sampai 24 tahun adalah usia yang sangat tertarik dengan halhal yang baru dan mengikuti perkembangan lingkungan disekitarnya. Karakteristik usia responden frozen yoghurt Sour Sally berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada Gambar 8.
49
Usia > ≤12thn n 37‐42 thn>42 thn 6% 2% 6% 31‐36 thn 9% 13‐1 18 thn 2 25‐30 thn 3 33% 6% 19‐‐24 thn 38%
Gambar 8. 8 Karakteriistik konsum men berdasaarkan usia 4.2.2.. Jenis Kelamin Karrakteristik konsumen k frozen f yoghhurt Sour Sally berdasarkan jenis kelam min adalah mayoritas berjenis keelamin perem mpuan sebaanyak 78% dan selebihnya berjenis keelamin laki--laki sebanyyak 22%. Hal H ini menjelaskkan bahwa perempuan n lebih bannyak mengkkonsumsi frozen f yoghurt dibandingkkan laki-laaki. Karaktteristik koonsumen frozen f yoghurt Sour S Sallyy berdasark kan jenis kelamin k diitunjukkan pada Gambar 9.
Jeniss Kelamin Laki‐laki 22% Perem mpuan 78 8%
Gambar 9. 9 Karakteriistik konsum men berdasaarkan jenis kkelamin 4.2.3.. Status Peernikahan Karrakteristik konsumen k frozen f yoghhurt Sour Sally berdasarkan status pernnikahan, terrnyata mayo oritas konsuumen belum m menikah (79%) ( dan selebiihnya berstaatus telah menikah m (21% %). Karakteeristik konsu umen berdasarkaan status peernikahan diitunjukkan pada p Gambbar 10.
50
Status Pernikah han Sdh Menikkah 21% Blm Me enikah 79% %
Gambar 10. 1 Karakterristik konsu umen berdassarkan statuus pernikaha an 4.2.4.. Pendidikaan Terakhiir Karrakteristik konsumen k frozen f yoghhurt Sour Sally berdasarkan pendidikaan terakhir yang ditem mpuh adalaah mayoritaas berpendidikan SMA dann S1 (72%)) sedangkaan minoritas berpendiddikan SD (2%). Karakterisstik konsum men yang didapatkann berdasarrkan pendidikan terakhir diitunjukkan pada p Gamb bar 11.
Pen ndidikan S2/S3 SD SMP 2% 9% 5% S1 37%
SMA % 35% DIP PLOMA 12%
Gambar 11. 1 Karakterristik konsu umen berdassarkan penddidikan tera akhir 4.2.5.. Pekerjaan n Karrakteristik konsumen k frozen f yoghhurt Sour Sally berdasarkan pekerjaan
adalah
mayoritas
konsumeen
Sour
Sally
adalah a
pelajar/maahasiswa (61%) diiku uti oleh konsumen k yyang berprrofesi sebagai kaaryawan sw wasta sebany yak 19%. Paada penelitiian ini konsu umen frozen yooghurt Sourr Sally yan ng berprofeesi sebagai pegawai negeri n memiliki persentase 0% atau tidak ada sama sekaali. Karakteeristik konsumenn yang didaapatkan berrdasarkan pekerjaan p dditunjukkan pada Gambar 12.
51
Pekerjaan Lainnya 17%
Kar. Swaasta 19%
Pengu usaha 3% %
Pelajar/maahasiswa 61% %
Gambar 12. 1 Karakterristik konsu umen berdassarkan pekeerjaan 4.2.6.. Pendapattan Karrakteristik konsumen k frozen f yoghhurt Sour Sally berdasarkan pendapataan rata-rata per bulan adalah a mayyoritas mem miliki pendaapatan ≤ Rp 1.00000.000 (48%) ( dan minoritas memiliki pendapatan n Rp 3.100.0000 sampai Rpp 5.000.000 0 (5%). Kaarakteristik konsumen yang didapatkann berdasarkkan pendapaatan ditunjukkkan pada G Gambar 13.
Pen ndapatan n > 5 jjuta 22 2%
3,1 juta ‐ 5 juta 5%
1 juta‐ 3 jjuta 25%
≤ I Juta 8% 48
Gambar 13. 1 Karakteeristik konssumen berddasarkan pendapatan ratarata per bulan 4.3. Prosees Pengamb bilan Kepu utusan Pembeliann terjadi apabila seseorrang merasaakan membbutuhkan seesuatu untukk memenuhhi kebutuhaannya. Dalaam proses tersebut teerdapat lang gkahlangkkah yang um mumnya dilaakukan seseeorang jika ingin memuutuskan mem mbeli sesuaatu. Proses keputusan k p pembelian itu i meliputii lima tahapp, antara lain: (a) pengeenalan kebuutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluaasi alternatif, (d) keputtusan pembbelian, dann (e) pascaa pembeliaan. Data m mengenai proses p pengaambilan kepputusan dipperoleh dari konsumen yang melakkukan pemb belian frozenn yoghurt Sour S Sally Mall M Senayaan City.
52
4.3.1.. Pengenalaan Kebutuhan Kebbutuhan terhhadap sesuaatu muncul ketika terjaadinya gap antara a keadaan yang y diingginkan dan keadaan sekarang. s G Gap inilah yang menyebabbkan ketegaangan dan mendorong m seseorang berbuat seesuatu untuk meenguranginyya. Kebutuh han yang ada tidak secara oto omatis menimbullkan tindakkan. Faktorr-faktor seeperti tingkkat kepentingan, motivasi, manfaat, daan tujuan seeseorang akkan mempenngaruhi tind dakan T pertaama dalam proses penggambilan keputusan prroduk tersebut. Tahap frozen yooghurt Sour Sally daapat kita iddentifikasi dengan melihat motivasi utama peembelian, manfaat, tingkat keepentingan, dan y. Motivasi utama konnsumen mem mbeli pengetahuuan produk Sour Sally frozen yogghurt Sour Sally S dapat dilihat padaa Gambar 14.
Motivasi Utaama Lainnya (lezat, pe engganti es krim, k kesegaran) 27% Gayya Hidup 8%
Kesehatan 24%
Pengaruh K Keluarga/Tmn 11%
Sekedar ba Mencob 29%
Harga Terjan ngkau 1% %
Gambar 14. 1 Motivasii utama kon nsumen mem mbeli Sour SSally Berrdasarkan hasil h penelittian, motivaasi utama kkonsumen dalam d membeli produk froozen yoghurrt Sour Sallly adalah keinginan untuk u mencoba frozen f yogghurt (29%)). Untuk motivasi m keddua yang baanyak dimiliki konsumen k a adalah rasa yang enak//lainnya sebbanyak 27% % dan kesehatann sebanyak 24%. Seebagian keccil konsum men Sour Sally menetapkaan harga yang y terjan ngkau (1% %) sebagai motivasi utama u pembeliann mereka. Dapat kita lihat bahw wa keinginntahuan terh hadap produk froozen yoghuurt Sour Sallly yang mendominasi konsumen untuk u melakukann pembeliann.
53
Manfaat
Lainnya (pencuci mulut, rasa yang lezat) 5%
Menu u Diet 18 8%
Kudapan K S Selingan 56%
Me emperoleh ke esehatan 21%
Gambar 15. 1 Manfaaat yang dica ari konsumeen terhadapp frozen yo oghurt Sour Saally Hassil
penelittian
meng genai
manffaat
yang
dicari
dalam d
mengkonssumsi frozenn yoghurt Sour S Sally ditunjukkan d pada Gamb bar 15 Sebanyak 56% konsuumen berpeendapat bahhwa produkk frozen yo oghurt Sour Sallly dikonsum msi sebagai kudapan selingan. M Manfaat lainnya yang dicaari oleh koonsumen adalah mem mperoleh keesehatan (2 21%), sebagai menu m diet (18%), daan minoritaas konsum men berpen ndapat lainnya (55%). Dapat dikatakan frozen f yoghhurt Sour S Sally dikonssumsi konsumenn yang mem mbutuhkan kudapan k seliingan yang sehat.
Tingkat Kepentin ngan Tid dak Penting 4%
Sangat Penting 3% Penting 15%
Biasa Saja % 78%
Diagram 16. Tingkatt kepentinga an mengkonnsumsi frozzen yoghurtt Sour Sally Padda Gambarr 16 terlihat bahwa sebanyak 78% konsumen berpendappat bahwa mengkonsu umsi frozenn yoghurt S Sour Sally tidak terlalu
p penting/bias sa
saja,
15%
berrpendapat
penting
untuk u
mengkonssumsi frozenn yoghurt Sour S Sally, 4% konsum men berpen ndapat tidak pennting, dan hanya 3% konsumenn yang berppendapat sangat s penting unntuk mengkkonsumsi fro ozen yoghurrt Sour Sallly.
54
A Alternati if Penggaanti Susu u Lainnya (mungkin, tergantung je enis yoghurt) 4%
Tidak Tah hu 18%
Bisa 2% 62
Tid dak Bisa 16%
Gambar 17. 1 Frozen yoghurt y Sou ur Sally sebaagai alternaatif penggan nti susu Berrdasarkan hasil h penelitian yang diitunjukkan ppada Gamb bar 17 dapat kitaa lihat bahw wa sebanyak k 62% konssumen frozzen yoghurt Sour Sally berppendapat bahwa b frozeen yoghurt dapat dikoonsumsi seebagai alternatif pengganti susu. Han nya 4% ressponden yaang berpen ndapat bahwa haal ini terganntung oleh jenis frozenn yoghurt Sour Sally yang dikonsum msi (lainnya)). 4.3.2.. Pencarian n Informassi Lanngkah beriikutnya daalam proses pengambbilan kepu utusan adalah peencarian innformasi. Pencarian P i informasi m mulai dilak kukan ketika sesseorang merrasa bahwaa kebutuhannnya dapat ddipenuhi deengan cara mem mbeli atau mengkonsum m msi produkk tertentu. P Proses penccarian informasi dapat dilaakukan seccara internaal maupun eksternal. Pada b calon pembeli akkan memanfaatkan berrbagai umumnyaa sebagian besar sumber
informasi
eksternal.
Pada
langkah
ini,
konsu umen
mengharaapkan akan mendapatkan pengetahhuan tentanng produk secara s lengkap sehingga s d dapat menghasilkan keeputusan yyang tepat pula. Tahap penncarian infoormasi produ uk frozen yooghurt Sourr Sally dapaat kita identifikassi dengan melihat su umber inforrmasi produuk, media yang paling meempengaruhhi, fokus utaama dalam promosi, p dann pengaruh iklan terhadap tindakan t pem mbelian. Gaambar 18 menunjukkan m n hasil peneelitian sumber innformasi prroduk yang digunakann konsumenn frozen yo oghurt Sour Sallyy.
55
Sumber Inform masi Iklan (maajalah, spanduk,radio, dll) 26% %
Lainnya (p promosi, tesster, mall) 7%
Ke eluarga 19%
Teman n 48%
Gambar 18. Sumberr informasii konsumenn terhadap frozen yo oghurt Sour Sally S Maayoritas konnsumen memperoleh informasi tentang frozen m f yoghurt Sour S Sally melalui m tem man atau saahabat mereeka (48%), yang kedua meelalui iklan (26%), meelalui keluaarga atau kkerabat sebaanyak 19%, dan sebagian kecil k dari konsumen Sour Sally (7%) mengeetahui melalui sumber lainnnya sepertti tester ataaupun dataang langsun ng ke outlet Souur Sally.
Me edia yan ng Memp pengaruh hi Lainnyaa (brosur, span nduk, billboard) 25 5%
TV 3%
Majalaah 54% Intern net 16% % Radio 2%
Gambar 19. 1 Media yaang mempengaruhi dallam proses ppembelian Gam mbar 19 meenunjukkan n hasil penellitian menggenai media yang paling meempengaruhhi konsumen n untuk meembeli frozen yoghurt Sour Sally. Dappat dilihat bahwa med dia yang paaling memppengaruhi dalam d pembeliann frozen yooghurt Sou ur Sally
addalah majaalah/media cetak
(54%). Seelain majallah, media lainnya seperti brosuur, spanduk k, dan billboard juga meempengaruh hi keputusan pembeelian konsu umen sebanyak 25%,
R Radio (2% %) adalah media yanng paling kecil
pengaruhnnya dalam pembelian n produk frozen fr yoghhurt Sour Sally. S Dapat dikkatakan maajalah adalaah media yang y palinng efektif dalam d pencarian informasi mengenai m frrozen yoghuurt Sour Sallly.
56
Berrdasarkan Gambar G 20 0 dapat diilihat bahw wa fokus utama u konsumenn dalam proomosi yang g dilakukan frozen yogghurt Sour Sally adalah rassa dan variaasi (76%). Rasa R dan varriasi mendoominasi perh hatian konsumenn dalam peencarian infformasi yanng dilakukaan dalam proses p keputusann pembeliann yang merreka lakukaan. Kemasaan (1%), uk kuran (1%), dann inovasi/laainnya (1% %) adalah hal-hal yanng paling tidak diperhatikkan oleh konsumen k ketika prroses penccarian informasi berlangsunng.
F Fokus Ut tama Pro omosi Ukuran me berat/Volum 1%
Topping 8%
Kemasan 1%
Lainnya (inovasi) 1% Harga 13%
Rasa daan Variasi 76%
Gambar 20. 2 Fokus uttama dalam m promosi frrozen yoghuurt Sour Sallly Berrdasarkan hasil h penelitian yang diitunjukkan ppada Gamb bar 21 menunjukkkan 69% koonsumen mengatakan m b bahwa denggan adanya iklan yang mem mberikan innformasi mengenai m prroduk frozeen yoghurt Sour Sally, mem mpengaruhi keputusan n mereka daalam mengkkonsumsi frozen f yoghurt. Hanya H 31% % konsumen n yang berppendapat baahwa keberaadaan iklan tidakk mempenggaruhi merek ka dalam prroses pembeelian.
Pengaruh Iklaan Tidak 31% Ya 69%
Gambar 21. 2 Pengaruuh iklan
57
4.3.3.. Evaluasi Alternatif A Prooses evaluaasi alternatif terjadi ketika koonsumen sudah s memiliki cukup bannyak inform masi mengennai suatu pproduk. Evaaluasi alternatif dimulai dengan peembentukann dan peerubahan dalam d kepercayaaan mengennai produk dan atributtnya yang kkemudian diikuti d dengan peeralihan dalaam sikap terhadap tinddakan pembeelian. Konsu umen akan mennetapkan kriteria k evaluasi yanng akan digunakan untuk u membanddingkan produk yang ada. a Gambaar 22 menuunjukkan krriteria yang pertaama kali koonsumen peertimbangkan dalam ppembelian frozen f yoghurt.
Pertiimbangaan Awal K Konsume en Ukuran berat/volum me 1%
Topping % 11%
Lainnyya 0% Harga 20%
Kemasan 2% Rasa dan variasi 66%
Gambar 22. 2 Pertimbaangan awall konsumen Terrlihat pada Gambar 22 2 sebanyaak 66% koonsumen frozen f yoghurt Sour S Sallyy menyatak kan bahwa rasa dan variasi adalah a petimbanggan awal dalam memb beli frozen yoghurt Soour Sally. Harga H menjadi pertimbanga p an kedua teertinggi settelah rasa ddan variasi yaitu sebanyak 20% sedaangkan han nya 1% koonsumen yaang menyaatakan bahwa keemasan froozen yoghu urt merupakkan pertimbbangan perrtama dalam prooses keputussan pembeliian.
Ciri Frozen Y Yoghurt B Berkualittas Lainnya ((topping, nilai gizi) Komposisi Hargga 2% 13% 13% %
Ra asa 51 1%
Merk terkenal 10% Kemasan 11%
Gambar 23. 2 Ciri-cirii frozen yogh hurt berkuaalitas
58
Gam mbar 23 menunjukkan m n hasil pennelitian meengenai cirri-ciri frozen yogghurt yangg berkualitaas. Mayoritas konsum men Sour Sally berpendapaat bahwa frrozen yoghu urt yang beerkualitas ddapat dilihatt dari rasa (51%)). Komposiisi (13%) dan d harga (13%) mennjadi tolak ukur kedua bagii konsumen dalam men nilai kualitass frozen yogghurt. Hany ya 2% konsumen yang berpeendapat topp ping, jumlahh pengunjunng, dan nilaai gizi (lainnya) seebagai tolakk ukur penillaian kualitaas frozen yooghurt. 4.3.4.. Keputusaan Pembeliaan m proses keeputusan peembelian adalah Tahhap berikuttnya dalam pembeliann/proses peembelian. Setelah S konnsumen meemiliki berrbagai alternatif mengenai produk yang dibutuuhkannya m maka kepu utusan pembeliann dapat dilakukan. d Pada prosses keputuusan pembelian, konsumenn mengambbil keputussan mengennai cara peembelian frozen f yoghurt, frekuensi pembelian, p rasa yang paling serring dibeli, dan alasannyaa. Pengambiilan keputu usan pembeelian untuk cara pemb belian frozen yogghurt Sour Sally S ditunjukkan padaa Gambar 244.
Cara M Memutu uskan Pem mbelian Terencaana 11% Mendad dak 42%
nnya Lain (prom mosi) 3% %
Tergantung uasi Situ 44 4%
Gambar 24. 2 Cara meemutuskan pembelian p fr frozen yoghuurt Sour Sally Terrlihat pada Gambar 24 2 bahwa sebanyak 44% konsu umen melakukann pembeliann frozen yog ghurt Sour Sally terganntung situassi saat itu artinyaa konsumenn sudah ingin membeli frozen f yoghhurt tetapi belum b mengetahuui merk appa yang akan di beli. Sebanyak 42% konsumen frozen yooghurt Sourr Sally meelakukan peembelian seecara mend dadak artinya niiat membeli muncul ketika k melihhat outlet S Sour Sally, 11% konsumenn melakukaan pembeliaan secara terencana ssebelumnyaa dan hanya 3% % konsumenn memilih cara lainnyya seperti jiika ada pro omosi saja.
59
Frekuen nsi Pemb belian >= 4 kalii 13%
1 kali 33%
3 kali 21% 2 kali 33%
Gambar 25. 2 Frekuenssi Pembelia an Gam mbar 25 menunjukkan m n frekuensii pembeliann produk frozen f yoghurt Sour S Sally dalam d sebu ulan. Sebannyak 33% kkonsumen frozen f yoghurt Sour Sally melakukan m pembelian p satu kali dalam sebulan n hasil yang sam ma juga berrlaku pada frekuensi pembelian dua kali dalam d sebulan. Untuk U frekuuensi pembelian tiga kali k dalam sebulan terrdapat 21% konssumen dan 13% 1 untuk pembelian p ≥ empat kalli dalam seb bulan.
Rasaa Favoritte
Pinkliciouss 23%
Melon 12%
Plain 46%
Grreentea 19%
Gambar 26. 2 Rasa favvorit dalam pembelian p f frozen yoghhurt Sour Sa ally Setiiap orang memiliki m kep putusan dann kebiasaan tersendiri dalam d proses keeputusan pembelian p yang y mereeka lakukann. Faktor-ffaktor seperti sikkap, pendirrian, dan situasi akann mempenggaruhi kepu utusan pembeliann seseorang. Demikian juga setiap konsemen memiliki piilihan dan alasann tersendirii dalam meemilih rasa frozen f yogghurt Sour Sally. S Gambar 25 2 menunjuukkan hasil penelitian mengenai rrasa yang paling p sering di konsumsi k olleh konsum men Sour Sallly. Berrdasarkan hasil peneelitian yangg dilakukaan kepada 110 konsumenn Sour Sallly, sebany yak 46% konsumen k memilih frozen f yoghurt raasa original//plain sebag gai rasa yanng paling serring merekaa beli. Untuk rassa pinklicioous/strawberry dipilih konsumen sebanyak 23%,
60
greentea sebanyak s 1 19%, dan hanya h 12% yang mem milih rasa melon m mint. Souur Sally memiliki em mpat varian rasa untukk produk frozen f yoghurt mereka m dan rasa yang paling baruu diperkenaalkan adalah h rasa melon minnt.
A Alasan Pe emilihan n Rasa Best Selling B 6%
Lainnyya (kesehattan, netral, waarna menariik) 8% Raasa Enak 86%
Gambar 27. 2 Alasan pemilihan p ra asa frozen yoghurt y Souur Sally Sebbanyak 86% % konsumen n memilih varian rasaa frozen yo oghurt berdasarkaan cita rasaa dari frozeen yoghurt itu sendirii, 8% konsu umen memiliki alasan laiin seperti kesehatan,, kesegarann, netral, tidak menganduung pewarnna sebagai dasar d dalam m memilih rasa, dan hanya h 6% konsuumen yang memilih best b sellingg sebagai alasan pemb belian mereka. Dapat D kita lihat bahw wa variabel rasa masihh lebih dom minan dibandinggkan variabel lainnya dalam kepuutusan pem mbelian. Gaambar 27. menuunjukkan haasil penelittian mengeenai alasan pemilihan n rasa dalam pem mbelian frozzen yoghurtt Sour Sallyy. 4.3.5.. Pasca Pem mbelian Evaaluasi alternnatif tidak hanya h terjaddi sebelum ppembelian tetapi akan tetapp berlaku seetelah terjad di proses pem mbelian. Peemakaian prroduk memberikkan informaasi baru men ngenai prodduk yang akkan dibandin ngkan dengan
kepercayaaan
dan
siikap
yangg
ada.
K Konsumen
akan
mengevaluuasi hasil yang y dipero oleh apakahh seusai atau tidak deengan harapan mereka. m Keppuasan atau u ketidakpuaasan adalahh hasil dari tahap pasca pem mbelian inni. Gambarr 28 menuunjukkan tiingkat kepu uasan konsumenn Sour Sallyy terhadap produk p frozeen yoghurt S Sour Sally.
61
Tin ngkat Ke epuasan P Produk Tidak 5%
Ya 95%
Gambar 28. 2 Tingkat kepuasan k produk Berrdasarkan hasil peneelitian yangg dilakukaan kepada 110 konsumenn Sour Sally, sebanyaak 95% koonsumen m menyatakan puas dengan produk p frozzen yoghurrt Sour Saally dan hhanya 5% yang menyatakaan tidak puas. p Dapaat dikatakaan bahwa sebagian besar konsumenn merasa puas setelah proses pembeliann yang mereka m lakukan. Kepuasan K y yang dirasaakan oleh konsumen k ddiharapkan akan membentuuk sikap positif p terhaadap frozenn yoghurt Sour Sally y dan memberikkan dorongaan untuk meelakukan pembelian berrkelanjutan.
Jika H Harga Naaik Membe eli merk lain yyg lbh murrah 16 6%
Lainnya ( (frekuensi lebih h jarang, tergantung situasi) 17% Tettap mem mbeli 60 0%
Tid dak membeli 7%
Gambar 29. 2 Respon kenaikan k ha arga Gam mbar 29 menunjukan m n data menngenai tindaakan yang akan diambil jiika harga frozen f yogh hurt Sour Sally S menggalami kenaaikan. Berdasarkkan hasil peenelitian, maayoritas konnsumen meengatakan bahwa b tetap akann membeli frozen f yogh hurt Sour Sally S (60%)). Tetapi, hal h ini berlaku jikka kenaikann harga terssebut tidak terlalu t signifikan dari harga sebelumnyya. Sebanyyak 17% konsumen berpendappat akan tetap melakukann pembeliann tetapi den ngan intesittas yg lebihh jarang darripada
62
sebelumnyya/lainnya, 16 % kon nsumen akaan mencarii frozen yo oghurt dengan harga h yang lebih murrah, dan hanya h 7% konsumen yang menyatakaan tidak akan membelii frozen yogghurt Sour Sally jika teerjadi kenaikan harga. h Berrdasarkan hasil h penelitian yang diitunjukkan ppada Gamb bar 30 mayoritas konsumenn (55%) akaan membelii frozen yogghurt merek k lain jika tidak tersedia ouutlet frozen n yoghurt Sour S Sally dditempat mereka m berada. Konsumen K yang tidak k akan meelakukan peembelian frozen f yoghurt seelain Sour Sally S sebesaar 25% dan sisanya akaan mencari outlet o Sour Sallyy di tempat lain (20%).
Jika Sour Sally Tidakk Tersediaa Mencari tem mpat lain 20% Me embeli merek lain 55%
Tidakk membeli 25%
Gambar 30. 3 Tindakann jika frozen n yoghurt Sour S Sally tiidak tersedia Darri hasil di atas a terlihat bahwa wallaupun tidakk terdapat frozen f yoghurt Sour S Sally, mayoritas konsumeen Sour Sally tetap akan membeli produk froozen yoghu urt dengan merek lainn. Data dii atas memperlihhatkan merrek tidak teerlalu berpeengaruh meenurut konsumen dalam pem mbelian froozen yoghu urt Sour Saally. Tabel 3 menunju ukkan ringkasan proses pengambilan keputusan pembeliann frozen yo oghurt Sour Sallyy.
63
Tabel 3. Ringkasan tahap keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally
Jawaban Utama
I. Pengenalan Kebutuhan 1. Motivasi utama dalam pembelian frozen yoghurt Sour Sally? 2. Manfaat utama yang dicari dalam mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally?
Sekedar mencoba Sebagai kudapan selingan
3. Tingkat kepentingan mengkonsumsi frozen yoghurt?
Biasa saja
4. Frozen Yoghurt sebagai alternatif pengganti susu?
Bisa
II. Pencarian Informasi 1. Darimana mengetahui frozen yoghurt Sour sally pertama kali? 2. Media yang paling mempengaruhi dalam mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally 3. Fokus promosi pertama kali terhadap iklan frozen yogurt Sour Sally? 4. Apakah iklan mempengaruhi dalam mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally?
Teman Iklan pada majalah Rasa dan variasi Ya, mempengaruhi
III. Evaluasi Alternatif 1. Pertimbangan pertama kali sebelum membeli frozen yoghurt Sour Sally? 2. Menurut Anda, produk frozen yoghurt yang bermutu dilihat dari?
Rasa dan variasi Rasa
IV. Keputusan Pembelian 1. Cara memutuskan pembelian frozen yoghurt Sour Sally? 2. Frekuensi membeli frozen yoghurt Sour Sally dalam sebulan?
Tergantung situasi 1-2 kali
3. Rasa yang paling sering dikonsumsi?
Plain/original
4. Alasan pemilihan rasa?
Rasa yang enak V. Pasca Pembelian
1. Apakah Anda merasa puas dengan produk frozen yoghurt Sour Sally? Ya, puas 2. Tindakan jika harga frozen yoghurt Sour Sally mengalami kenaikan? Tetap membeli Membeli merek 3. Jika frozen yoghurt Sour Sally tidak tersedia? lain
64
4.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally Analisis faktor merupakan salah satu bentuk analisis multivariat yang menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan. Tujuan dari analisis faktor adalah menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi faktor-faktor yang lebih kecil tetapi tetap mencerminkan variabel awalnya. Analisis faktor tergolong metode interdependence dimana semua variabel atau atribut berstatus sama. Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan dianalisis sebanyak 26 atribut termasuk di dalamnya terdapat atribut-atribut produk frozen yoghurt. Variabel yang akan dianalisis antara lain pendapatan, usia, jenis kelamin, pengetahuan, motivasi, teman, keluarga, kesehatan, gaya hidup, kelas sosial, lingkungan, rasa, warna, tekstur, aroma, kemasan, harga, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan, merek, promosi, dan ketersediaan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menilai apakah analisis faktor layak dilakukan atau tidak. Kesimpulan bahwa analisis faktor layak dilakukan didapatkan dengan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of adequacy dan Berlett Test of Spericity. Hasil dari uji KMO-MSA yang didapatkan dalam penilitian ini adalah sebesar 0,762 dan Berlett Test dengan angka chi-squared sebesar 1208,928 dengan signifikansi 0,000 (Lampiran 3). KMO merupakan indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan. Apabila nilai KMO ≥ 0,5 maka analisis faktor dapat dilakukan. Kegunaan Berlett Test pada analisis faktor adalah untuk menguji apakah matriks korelasi merupakan matriks identitas atau tidak. Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa analisis faktor layak dilakukan dan matriks korelasi yang terbentuk bukan merupakan matriks identitas. Tabel 4 Menunjukkan ringkasan nilai MSA yang dimiliki setiap variabel yang diteliti. Dapat dilihat bahwa nilai MSA yang dimiliki masingmasing variabel dalam penelitian ini lebih besar dari 0,5 sehingga semua variabel dapat digunakan dalam analisis faktor. Nilai MSA memiliki
65
pengertian yang sama dengan nilai KMO, hanya saja bersifat parsial. Jika variabel memiliki nilai MSA lebih kecil daripada 0,5 maka variabel harus dikeluarkan dan dilakukan pengolahan ulang tanpa memasukkan variabel tersebut. Hasil perhitungan MSA ditunjukkan pada Tabel anti-image matrices (Lampiran 3) pada output anti-image correlation. Tabel 4. Variabel dan nilai MSA No Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Ketersediaan Pengetahuan Aroma Rasa Promosi Kesehatan Kemasan Jenis Topping Komposisi Merek Gaya Hidup Manfaat Harga Kebersihan Ukuran Penyajian Warna Jenis Kelamin Motivasi Teman/Sahabat Usia Kehalalan Tekstur Keluarga Lingkungan Kelas Sosial Pendapatan
Nilai MSA 0,895 0,878 0,842 0,836 0,832 0,815 0,814 0,810 0,806 0,795 0,778 0,769 0,763 0,755 0,748 0,746 0,745 0,735 0,705 0,703 0,700 0,672 0,665 0,664 0,657 0,588
Langkah selanjutnya dalam analisis faktor adalah melakukan ekstraksi terhadap variabel-variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor yang lebih sedikit dari variabel yang ada. Metode yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah principal component analysis (PCA) dimana dalam proses ini akan menghasilkan nilai communalities. Principal component
66
analysis menggunakan total varians dalam analisisnya dan menghasilkan faktor yang memiliki specific variance dan error variance yang paling kecil. Pada tabel communalities (Lampiran 3), nilai extraction yang terbentuk menunjukkan besarnya persentase varian suatu variabel yang dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk. Untuk variabel pendapatan misalnya, nilai extraction yang terbentuk adalah 0,704 artinya 70,4% varian dari variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor yang akan terbentuk. Semakin besar nilai communalities menunjukkan semakin kuat hubungan dengan faktor yang nantinya akan terbentuk. Tabel 5 menunjukkan nilai communalities setiap variabel diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Tabel 5. Nilai communalities setiap variabel No Variabel 1 Tekstur 2 Kelas Sosial 3 Teman/Sahabat 4 Komposisi 5 Manfaat 6 Pendapatan 7 Keluarga 8 Jenis Topping 9 Merek 10 Jenis Kelamin 11 Ukuran Penyajian 12 Gaya Hidup 13 Kesehatan 14 Warna 15 Usia 16 Kehalalan 17 Pengetahuan 18 Harga 19 Aroma 20 Lingkungan 21 Rasa 22 Promosi 23 Kemasan 24 Kebersihan 25 Ketersediaan 26 Motivasi
Communalities 0.761 0.760 0.728 0.718 0.714 0.704 0.704 0.698 0.681 0.680 0.680 0.668 0.667 0.658 0.655 0.644 0.638 0.638 0.628 0.615 0.613 0.579 0.560 0.530 0.530 0.529
67
Tabel selanjutnya yang muncul setelah metode ekstraksi PCA adalah tabel Total Variance Explained yang digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk dan setiap faktor harus memiliki nilai eigenvalue ≥ 1. Tabel Total Variance Explained (Lampiran 3) menunjukkan bahwa 26 variabel yang ada dapat direduksi menjadi tujuh faktor dengan nilai eigenvalue : faktor pertama (6,578), faktor kedua (3,342), faktor ketiga (1,925), faktor keempat (1,594), faktor kelima (1,367), faktor keenam (1,137), dan faktor ketujuh (1,036). Faktor-faktor yang terbentuk ini memiliki nilai total percentage of variance sebesar 65,305% yang berarti 65,305% dari seluruh variabel dapat dijelaskan oleh tujuh faktor yang terbentuk. Nilai eigenvalue setiap faktor yang terbentuk selanjutnya akan dideskripsikan melalui scree plot. Grafik scree plot (Lampiran 3) akan menunjukkan tujuh faktor yang terbentuk dimana sumbu vertikalnya dimasukkan nilai eigenvalue sedangkan sumbu horizontalnya akan mewakili seluruh faktor. Pada titik-titik yang terbentuk akan ditarik garis yang akan mewakili eigenvalue setiap faktor. Tabel Component Matrix akan digunakan untuk mendistribusikan variabel-variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor-faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading (nilai korelasi). Hasil yang terdapat dalam tabel component matrix akan menunjukkan korelasi terbesar suatu variabel terhadap salah satu faktor yang terbentuk. Namun, tidak jarang suatu variabel memiliki nilai factor loading yang hampir sama di dua faktor yang berbeda. Oleh karena itu, hasil yang sudah di dapat akan di rotasi untuk memperjelas factor loading suatu varibel terhadapat salah satu faktor yang terbentuk. Tabel Rotate Component Matrix (Lampiran 3) menunjukkan distribusi variabel-variabel yang telah diektsrak ke dalam faktor-faktor yang terbentuk berdasarkan factor loading tetapi setelah dilakukan rotasi. Nilai factor loading yang dihasilkan mungkin mengalami perubahan setelah mengalami rotasi tetapi pengelompokkan variabel-variabel tersebut tetap melihat nilai factor loading yang terbesar dari suatu variabel terhadap faktor yang
68
terbentuk. Component Plot in Rotated Space menunjukkan letak keseluruhan 26 variabel pada faktor-faktor yang terbentuk. Pada analisis faktor terdapat beberapa pendekatan dalam menentukan jumlah faktor yang akan terbentuk. Pendekatan yang umumnya digunakan adalah penentuan berdasarkan eigenvalue seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setiap variabel akan dillihat nilai factor loading terbesarnya untuk menentukan korelasi variabel tersebut terhadap faktor yang terbentuk. Variabel yang mempunyai factor loading ≤ 0,4 dianggap memiliki korelasi yang tidak cukup kuat terhadap faktor yang terbentuk. Pada penelitian ini, penentuan jumlah faktor selain menggunakan pendekatan berdasarkan eigenvalue ≥ 1 juga menggunakan pendekatan apriori dimana variabel di ekstraksi berdasarkan number of factors yang ditentukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang paling baik dalam pengolahan analisis faktor. Pada hasil analisis faktor berdasarkan nilai eigenvalue ≥ 1, variabel motivasi memiliki nilai factor loading terbesarnya hanya sebesar 0,359 dan dianggap tidak cukup kuat untuk berkorelasi terhadap faktor yang terbentuk. Oleh karena itu, dilakukan metode ekstraksi berdasarkan number of factors dimana jumlah faktor ditentukan oleh peneliti. Hasil ekstraksi variabel yang paling baik didapatkan dengan membentuk enam faktor (Lampiran 4). Penentuan jumlah faktor oleh peneliti berdasarkan hasil yang didapatkan dari proses ekstraksi sebelumnya dengan menggunakan pendekatan nilai eigenvalue ≥ 1. Tabel 6 menunjukkan nilai communalities setiap variabel diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Pada Tabel Rotated Component Matrix dengan enam faktor, terlihat bahwa nilai factor loading terbesar setiap variabel sudah mencapai ≥ 0,4 dan dan dikatakan memiliki korelasi yang cukup kuat dengan faktor yang membentuknya. Component Plot in Rotated Space menampilkan gambar letak keseluruhan 26 variabel pada faktor terbentuk (Lampiran 4).
69
Tabel 6. Nilai Communalities setiap variabel dengan enam faktor No Variabel Communalities 1 Kelas Sosial 0.758 2 Teman/Sahabat 0.714 3 Keluarga 0.703 4 Pendapatan 0.702 5 Jenis Topping 0.688 6 Ukuran Penyajian 0.672 7 Kesehatan 0.667 8 Jenis Kelamin 0.667 9 Kemasan 0.559 10 Warna 0.558 11 Tekstur 0.652 12 Usia 0.652 13 Pengetahuan 0.631 14 Gaya Hidup 0.631 15 Aroma 0.628 16 Merek 0.621 17 Lingkungan 0.614 18 Komposisi 0.613 19 Rasa 0.555 20 Promosi 0.543 21 Harga 0.532 22 Manfaat 0.527 23 Ketersediaan 0.526 24 Kebersihan 0.512 25 Motivasi 0.492 26 Kehalalan 0.426 Penamaan terhadap faktor-faktor yang terbentuk dalam analisis faktor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu nama faktor yang mewakili namanama variabel yang membentuk faktor tersebut dan nama faktor berdasarakan variabel yang memiliki nilai factor loading tertinggi. Pada penelitian ini, pemberian nama faktor-faktor yang terbentuk akan menggunakan pendekatan berdasarkan variabel-variabel yang memiliki nilai factor loading tertinggi. Tabel 7 menunjukkan nama-nama faktor yang terbentuk, nilai eigenvalue, persentase varian, variabel penciri, dan nilai factor loading masing-masing variabel.
70
Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor komposisi dan tampilan produk di mana variabel penciri yang memiliki factor loading tertinggi adalah komposisi frozen yoghurt. Variabel lainnya yang memiliki nilai factor loading cukup tinggi adalah jenis topping. Variabel-variabel seperti komposisi, jenis topping, ukuran penyajian maupun kebersihan adalah merupakan variabel yang menggambarkan manfaat maupun tampilan dari produk frozen yoghurt. Kemasan yang menarik, berbagai jenis pilihan topping maupun promosi yang ada tentunya akan mempengaruhi pilihan ketika akan membeli produk frozen yoghurt. Konsumen cenderung akan membeli frozen yoghurt yang memiliki pilihan topping yang variatif maupun banyaknya promosi seperti potongan harga atau undian berhadiah Faktor kedua yang terbentuk terdiri dari variabel penciri seperti kelas sosial, gaya hidup, lingkungan, dan motivasi. Faktor ini dinamakan faktor pengaruh lingkungan. Lingkungan ataupun gaya hidup yang sedang berkembang secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir maupun keputusan pembelian konsumen. Kelas sosial dan gaya hidup memiliki terkaitan yang kuat. Kelas sosial yang mengacu pada pengelompokkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi dalam pasar dan seseorang yang berada dalam kelas sosial yang sama memiliki respon terhadap produk yang relatif sama. Dapat dikatakan kelas sosial maupun gaya hidup secara tidak langsung memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengkonsumsi frozen yoghurt. Faktor ketiga dinamakan sebagai faktor perbedaan individu. Faktor ini terdiri dari variabel penciri jenis kelamin, usia, merek, dan harga. Perilaku pengambilan keputusan konsumen muda akan berbeda dengan perilaku pengambilan keputusan konsumen yang sudah dewasa atau keputusan pembelian konsumen laki-laki dengan kosumen perempuan juga akan berbeda. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian frozen yoghurt. Konsumen perempuan muda tentunya akan lebih sering mengkonsumsi frozen yoghurt sebagai kudapan selingan maupun menu diet dibandingkan konsumen laki-laki.
71
Tabel 7. Ringkasan hasil analisis faktor Varian Faktor Eigenvalue (%) Komposisi dan Tampilan Produk 6.578 25.300
Variabel
Factor Loading
Komposisi Jenis Topping Ketersediaan Ukuran Penyajian Kebersihan Promosi Kemasan
0.723 0.683 0.647 0.586 0.560 0.501 0.500
Pengaruh Lingkungan
3.342
12.854
Kelas Sosial Gaya Hidup Lingkungan Motivasi
0.826 0.777 0.724 0.455
Perbedaan Individu
1.925
7.406
Jenis Kelamin Usia Merek Harga
0.762 0.706 0.480 0.479
Jenis dan Sumber Informasi
1.925
7.406
Kesehatan Keluarga Pengetahuan Manfaat Teman/sahabat Kehalalan
0.750 0.658 0.637 0.609 0.567 0.484
Karakteristik Produk
1.367
5.256
Pendapatan
1.137
4.371
Tekstur Rasa Aroma Warna Pendapatan
0.765 0.663 0.657 0.613 0.832
Faktor keempat yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian frozen yoghurt adalah faktor jenis dan sumber informasi. Variabel-variabel pembentuknya antara lain kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat, teman/sahabat, dan kehalalan. Kesehatan dan pengetahuan tentang produk maupun manfaat yang terkandung dalam frozen yoghurt tentunya akan mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi produk frozen yoghurt. Pengetahuan mengenai frozen yoghurt didapatkan konsumen selain dari media promosi dapat juga didapatkan dari orang-orang terdekat. Keluarga
72
maupun teman/sahabat secara tidak langsung akan memberikan informasi yang terkait dengan produk frozen yogurt. Faktor kelima yang terbentuk dinamakan faktor karakteristik produk. Variabel-variabel yang membentuk faktor karakteristik produk antara lain tekstur, rasa, aroma, dan warna. Kelima atribut ini menggambarkan karakteristik inti dari suatu produk frozen yoghurt. Cita rasa, warna, tekstur, dan aroma dari produk frozen yoghurt tentunya akan menjadi keunggulan tersendiri dan menjadi pembeda antara satu merek dengan merek yang lain. Ciri khas dan keunggulan tersebut akan mendorong konsumen untuk membeli produk frozen yoghurt. Faktor keenam dinamakan faktor pendapatan dimana variabel yang membentuknya hanya variabel pendapatan. Berdasarkan analisis faktor, menurut konsumen frozen yoghurt Sour Sally pendapatan yang mereka terima juga mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian produk frozen yoghurt. 4.5. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Frozen Yoghurt 4.5.1. Analisis Tingkat Kepentingan (ei) Sikap seseorang yang terbentuk terhadap suatu produk akan mempengaruhi tindakan atau perilaku orang tersebut. Metode analisis sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sikap multiatribut fishbein. Analisis sikap multiatribut fishbein memiliki fokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek/produk tertentu. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari 110 konsumen frozen yoghurt Sour Sally terhadap atribut-atribut produk frozen yoghurt Sour Sally. Berdasarkan data-data yang ada, akan diketahui hasil penilaian atribut dalam bentuk skor evaluasi (ei) dan skor kepercayaan (bi) dan pada akhirnya akan diketahui sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk frozen yoghurt Sour Sally. Atribut-atribut yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 15 atribut yaitu rasa, warna, tekstur, aroma, kemasan, harga, ukuran penyajian, jenis topping, komposisi, manfaat, kebersihan, kehalalan,
73
merek, promosi, dan ketersediaan. Evaluasi tingkat kepentingan diukur dengan menggunakan skala Likert dengan rentang -2=sangat tidak penting, -1=tidak penting, 0=cukup penting, +1=penting, dan +2=sangat
penting.
Hasil
evaluasi
tingkat
kepentingan
akan
menunjukkan atribut-atribut mana saja yang dinilai penting oleh konsumen dalam pembelian frozen yoghurt. Semakin tinggi skor evaluasi suatu atribut maka semakin penting juga atribut tersebut dimata konsumen. Tabel 8 menunjukkan hasil evaluasi tingkat kepentingan (ei) terhadap atribut produk frozen yoghurt. Data yang diperoleh pada Tabel 8 menunjukkan bahwa berdasarkan evaluasi tingkat kepentingan konsumen Sour Sally atribut kebersihan memiliki skor evaluasi (ei) tertinggi yaitu 1,755. Hal ini berarti kebersihan adalah hal yang paling penting bagi konsumen ketika membeli produk frozen yoghurt. Atribut lainnya yang dianggap penting oleh konsumen adalah rasa dengan skor evaluasi sebesar 1,673 dan kehalalan dengan skor 1,455. Konsumen beranggapan bahwa kebersihan, rasa frozen yoghurt, dan kehalalan adalah hal-hal yang utama bagi mereka ketika akan membeli produk frozen yoghurt. Rasa dinilai penting karena daya tarik utama pada produk-produk makanan adalah rasa dari produk itu sendiri sedangkan kehalalan dinilai penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim sehingga atribut ini sangatlah dipentingkan. Atribut lain yang juga dinilai penting oleh konsumen dalam pembelian produk frozen yoghurt adalah jenis topping yang tersedia (1,364) dan harga (1,200). Jenis topping yang tersedia juga dianggap penting dan menjadi daya tarik dalam proses pembelian frozen yoghurt. Semakin banyak jenis topping yang ditawarkan dan semakin berkualitas topping tersebut akan semakin menarik konsumen untuk membeli frozen yoghurt. Atribut harga menempati urutan kepentingan kelima menurut konsumen frozen yoghurt ketika akan melakukan pembelian. Atribut yang dinilai paling tidak dipentingkan oleh konsumen adalah merek dengan skor 0.409. Dapat dikatakan dalam
74
proses
pembelian
frozen
yoghurt,
konsumen
tidak
terlalu
mementingkan merek tetapi lebih melihat dari segi kebersihan, rasa, dan kehalalan frozen yoghurt itu sendiri. Tabel 8. Peringkat tingkat kepentingan (ei) atribut konsumen Sour Sally No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Atribut Kebersihan Rasa Kehalalan Jenis Topping Harga Komposisi Aroma Ukuran Penyajian Manfaat Ketersediaan Tekstur Kemasan Promosi Warna Merek
Frekuensi pada setiap nilai skala -2 -1 0 +1 +2 0 0 4 19 87 1 0 7 18 84 4 3 10 15 78 0 0 13 44 53 2 3 19 33 53 1 1 23 39 46 0 2 24 39 45 1 2 23 45 39 1 3 27 37 42 0 4 26 46 34 1 4 30 45 30 2 5 29 40 34 3 8 33 39 27 5 14 33 34 24 3 18 38 33 18
Skor Evaluasi (ei) 1.755 1.673 1.455 1.364 1.200 1.164 1.155 1.082 1.055 1.000 0.900 0.900 0.718 0.527 0.409
4.5.2. Analisis Tingkat Kepercayaan (bi) Model analisis sikap multiatribut fishbein memperlihatkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk (Ao) tergantung pada komponen kepercayaan bahwa suatu produk/objek memiliki atribut tertentu (bi) dan tingkat kepentingan atribut-atribut tersebut menurut konsumen (ei). Hasil yang didapatkan pada skor kepercayaan akan menunjukkan seberapa besar konsumen mempercayai bahwa suatu atribut melekat pada produk/objek tertentu. Skor tingkat kepercayaan setiap atribut didapatkan dari rataan perkalian antara frekuensi dan skala likert. Pada Tabel 9 menunjukkan perolehan skor hasil tingkat kepercayaaan konsumen terhadap atribut-atribut yang melekat pada produk frozen yoghurt Sour Sally. Pada Tabel 9 dapat kita lihat bahwa atribut yang paling dipercaya konsumen melekat pada produk frozen yoghurt Sour Sally
75
adalah atribut rasa dengan nilai 1.355. Pada hasil evaluasi tingkat kepentingan (ei) yang telah dijelaskan sebelumnya, atribut rasa menempati urutan kedua dengan skor 1.673. dapat dilihat bahwa pada kenyataannya konsumen menganggap bahwa rasa produk frozen yoghurt Sour Sally lebih baik jika dibandingkan dari yang diharapkan konsumen. Atribut kebersihan menempati urutan kedua pada tingkat kepercayaan (bi) dengan skor sebesar 1.318 berbeda dengan hasil yang diperoleh pada evaluasi tingkat kepentingan (ei) dimana atribut kebersihan menduduki urutan pertama. Atribut kehalalan menempati urutan ketiga dengan skor 1.273 sama dengan hasil yang didapat pada evaluasi tingkat kepentingan sebelumnya. Demikian juga dengan atribut jenis topping yang mendapatkan urutan keempat pada tingkat kepercayaan (1.145) dan pada tingkat evaluasi kepentingan. Hal ini menunjukkan apa yang dievaluasi konsumen terhadap atribut kehalalan dan jennis topping sama dengan apa yang dirasakan konsumen. Tabel 9. Peringkat tingkat kepercayaan (bi) atribut konsumen Sour Sally
No.
Atribut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Rasa Kebersihan Kehalalan Jenis Topping Manfaat Komposisi Kemasan Tekstur Warna Aroma Merek Promosi Ketersediaan Harga Ukuran Penyajian
Frekuensi pada setiap nilai skala -2 -1 0 +1 +2 0 0 12 47 51 0 0 15 45 50 2 1 15 39 53 0 1 18 55 36 0 2 31 44 33 0 2 29 52 27 1 3 30 45 31 0 3 28 57 22 1 3 26 59 21 0 4 30 53 23 1 8 29 41 31 2 2 39 41 26 1 4 34 49 22 3 10 41 32 24 0 11 39 47 13
Skor Kepercayaan (bi)
1.355 1.318 1.273 1.145 0.982 0.945 0.927 0.891 0.873 0.864 0.845 0.791 0.791 0.582 0.564
76
Atribut-atribut yang mendapatkan penilaian rendah menurut konsumen frozen yoghurt Sour Sally adalah atribut harga (0.582) dan atribut ukuran penyajian (0.564). Konsumen beranggapaan bahwa harga dan ukuran penyajian frozen yoghurt Sour Sally tidak sesuai dengan harapan mereka. Hal ini dapat dikarenakan harga yang diberikan tidak sesuai dengan ukuran penyajian yang didapatkan. 4.5.3. Analisis Sikap Konsumen Analisis sikap konsumen digunakan untuk mengetahui sikap konsumen yang terbentuk terhadap suatu produk atau objek. Untuk mengukur sikap konsumen tersebut maka kita harus mengetahui terlebih dahulu atribut-atribut apa saja yang dinilai penting oleh konsumen dan seberapa besar keyakinan konsumen bahwa atributatribut itu melekat pada suatu produk. Sikap konsumen (Ao) akan kita dapatkan dengan mengalikan skor tingkat evaluasi kepentingan (ei) dan skor kepercayaan (bi) untuk setiap atribut. Nilai sikap secara keseluruhan akan didapat dengan menjumlahkan nilai sikap seluruh atribut. Hasil perhitungan analisis sikap multiatribut fishbein ditunjukkan pada Tabel 10. Total nilai sikap yang didapatkan setelah menjumlahkan nilai sikap setiap atribut adalah 16.237. Nilai keseluruhan sikap yang didapat akan digunakan untuk mengetahui skala penilaian sikap konsumen terhadap atribut produk frozen yoghurt Sour Sally. Kategori sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk frozen yoghurt Sour Sally dapat diketahui dengan menetapkan skala interval terlebih dahulu.
Langkah
pertama
perhitungan
skala
interval
adalah
menghitung skor maksimum dan minimum sikap yang dapat di peroleh. Skor maksimum diperoleh dari (skor evaluasi maksimum x skor
kepercayaan
maksimum x
jumlah
atribut),
maka
skor
maksimumnya adalah 60 (2x2xx15) dan skor minimumnya adalah -60 (-2x-2x15). Kategori sikap konsumen akan dibagi menjadi lima kelas. Adapun perhitungan skala interval sebagai berikut :
77
Skala Interval : 60- (-60)
= 24
-60
-
5 -36
= sangat tidak baik
-35
-
-11
= tidak baik
-10
-
14
= biasa saja
15
-
39
= baik
40
-
60
= sangat baik
Tabel 10. Skor sikap (Ao) konsumen terhadap produk frozen yoghurt Sour Sally No
Atribut
Skor Evaluasi Kepentingan (ei)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kebersihan Rasa Kehalalan Jenis Topping Harga Komposisi Aroma Ukuran Penyajian Manfaat Ketersediaan Tekstur Kemasan Promosi Warna Merek
1.755 1.673 1.455 1.364 1.200 1.164 1.155 1.082 1.055 1.000 0.900 0.900 0.718 0.527 0.409
∑ ei x bi
Skor Sikap (Ao) bi 1.318 1.355 1.273 1.145 0.582 0.945 0.864 0.564 0.982 0.791 0.891 0.927 0.791 0.873 0.845
Ao (eixbi) 2.313 2.267 1.852 1.562 0.698 1.100 0.998 0.610 1.036 0.791 0.802 0.834 0.568 0.460 0.346
16.237
Berdasarkan skala penilaian di atas, maka dapat dilihat bahwa kategori skor sikap konsumen terhadap atribut produk frozen yoghurt Sour Sally yang memiliki skor sebesar 16.237 termasuk dalam kategori baik. Dapat dikatakan produk frozen yoghurt Sour Sally dinilai baik dan disukai oleh konsumennya dengan keunggulan atribut kebersihan dan rasa nyang dimilki oleh produk Sour Sally.
78
4.6. Implikasi Manajerial Pemasaran bersasar memiliki tiga langkah utama yaitu : segmentasi pasar, pembidikan/targetting pasar, dan positioning pasar (STP). PT. Berjaya Sally Ceria sendiri sudah memiliki STP yang jelas. Segmentasi dari produk frozen yoghurt Sour Sally adalah wanita muda yang dinamis dengan target pasar wanita muda yang mengikuti trend, high-tech, memiliki sisi financial yang baik, menyukai berkumpul bersama teman-teman terdekatnya, dan the best influencer. Adapun positioning produk yang diinginkan perusahaan sebagai premium frozen yoghurt yang menyenangkan dan menyehatkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, dapat dilihat karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally sesuai dengan segmentasi dan target pasar yang dipilih perusahaan. Mayoritas konsumen Sour Sally adalah wanita berumur 13-24 tahun dan masih berstatus pelajar/mahasiswa. Lain halnya dengan positioning produk yang diambil perusahaan. Posisi produk adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen. Adapun atributatribut yang dipentingkan pada frozen yoghurt Sour Sally adalah kualitas premium, enjoyable (menyenangkan), dan gaya hidup sehat. Jika dilihat pada hasil deskriptif proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen mendefinisikan frozen yoghurt Sour Sally sebagai kudapan selingan dengan rasa yang enak. Terlihat bahwa atribut gaya hidup sehat belum dominan pada pikiran konsumen karena fokus utama konsumen pada produk frozen yoghurt Sour Sally adalah rasa. Walaupun demikian, bukan berarti perusahaan tidak berhasil memposisikan produk mereka karena kesehatan juga mendapatkan persentase yang cukup besar pada setiap jawaban konsumen tetapi belum menjadi yang utama. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian perusahaan karena dikhawatirkan konsumen hanya mengikuti trend sesaat tanpa mengetahui manfaat yang terkandung dalam frozen yoghurt. Apabila terdapat trend baru dapat menyebabkan beralihnya minat konsumen dari trend sebelumnya. Hasil penelitian ini juga dapat dikaitkan dengan bauran pemasaran yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi. Definisi produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan,
79
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan pemakainya. Dari atribut-atribut produk frozen yoghurt yang diukur, menurut konsumen atribut yang paling lemah adalah ukuran penyajian. Harga produk juga dianggap tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Penetapan harga produk dipengaruhi beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti strategi bauran pemasaran, tujuan pemasaran, biaya dan pertimbangan organisasi dijadikan dasar dalam penetapan harga. Penetapan harga produk frozen yoghurt Sour Sally juga terkait dengan target pasar yang dibidiknya yaitu dengan kelas premium. Perusahaan harus memperhatikan hal tersebut agar konsumen tidak merasa harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal ataupun membuat konsumen merasa mendapatkan kualitas produk yang sepadan dengan uang yang mereka keluarkan. Atribut ketersediaan juga dinilai konsumen kurang memuaskan. Hal ini dapat saja disebabkan bahwa produk frozen yoghurt Sour Sally sendiri baru berusia dua tahun sehingga jumlah outlet masih belum begitu banyak. Frozen yoghurt termasuk produk sehari-hari dimana konsumen secara teratur, cepat, dan dengan perbandingan dengan produk lain yang minimal serta usaha untuk mendapatkan produk tersebut juga minimal. Oleh karena itu, Sour Sally harus dapat melakukan distribusi secara luas di berbagai lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen. Pihak perusahaan sudah melakukan hal yang tepat dengan terus membuka outlet-oulet baru Sour Sally yang tentunya akan berdampak pada promosi dari frozen yoghurt Sour Sally sendiri. Semakin banyaknya outlet-outlet Sour Sally tersedia maka konsumen yang ada pun semakin kesadaran akan keberdaaan frozen yoghurt Sour Sally. Pemilihan pusat perbelanjaan/mall sebagai outlet baru Sour Sally juga dihubungkan dengan target pasar perusahaan sehingga semua outlet Sour Sally berada pada mal-mall besar disetiap kotanya. Pada bagian promosi terlihat bahwa sumber informasi mengenai produk Sour Sally mayoritas didapatkan dari lingkungan terdekat konsumen. Metode promosi word of mouth akan berhasil apabila Sour Sally dapat memuaskan keinginan konsumen-konsumennya. Kepuasan yang dirasakan oleh seorang konsumen akan membuat konsumen Sour Sally membagi
80
informasi dengan kerabat terdekatnya. Semakin banyak konsumen Sour Sally yang merasa puas maka akan semakin baik citra yang dimiliki Sour Sally di mata konsumennya.
Hal inilah yang harus tetap dimaksimalkan oleh
perusahaan. Media promosi yang menjadi sumber utama konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai produk Sour Sally adalah majalah, billboard/spanduk, dan internet. Ketiga media ini harus selalu dimanfaatkan Sour Sally dalam mengkomunikasikan produk-produk Sour Sally karena akses terhadap media tersebut paling banyak digunakan konsumen frozen yoghurt Sour Sally.
81
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Konsumen frozen yoghurt Sour Sally mayoritas adalah wanita lajang, usia berkisar antara 13-24 tahun dengan pendidikan akhir SMA dan S1. Mayoritas konsumen Sour Sally adalah pelajar dan mahasiswa dengan pendapatan rata-rata per bulan kurang dari Rp 1.000.000. b. Proses keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally pada tahap pengenalan kebutuhan motivasi konsumen membeli karena keinginannya untuk mencoba dan rasa dari frozen yoghurt Sour Sally yang lezat. Manfaat yang dicari konsumen adalah sebagai kudapan selingan dan konsumen menilai bahwa frozen yoghurt dapat dijadikan alternatif pengganti susu. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama konsumen adalah dari teman dan majalah sebagai media yang paling berperan dalam pencarian informasi. Fokus utama konsumen dalam pencarian informasi adalah atribut rasa dan varian. Pada tahap evaluasi alternatif, atribut rasa dan varian dijadikan pertimbangan awal dan kriteria utama dalam menilai kualitas frozen yoghurt. Pada tahap pembelian, konsumen melakukan pembelian berdasarkan situasi, frekuensi pembelian satu sampai dua kali per bulan dan plain sebagai rasa yang paling disukai. Pada tahap pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa puas sehingga bila harga frozen yoghurt Sour Sally naik mereka tetap akan membeli. Konsumen akan membeli merek lain jika Sour Sally tidak tersedia. c. Keputusan pembelian produk frozen yoghurt Sour Sally dipengaruhi oleh enam faktor utama. Faktor pertama adalah komposisi dan tampilan produk (5.578). Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan (3.342). Faktor ketiga adalah perbedaan individu (1.925). Faktor keempat adalah jenis dan sumber informasi (1.925). Faktor kelima adalah karakteristik produk (1.367). Faktor terakhir adalah pendapatan (1.137) dengan pendapatan sebagai variabel penciri.
82
d. Pada analisis sikap konsumen, atribut kebersihan, rasa, dan kehalalan dianggap konsumen sebagai pertimbangan yang paling penting dalam proses keputusan pembelian produk frozen yoghurt sedangkan atribut yang paling tidak dipentingkan menurut konsumen adalah merek. Hal ini menunjukkan kosumen tidak terlalu memperhatikan merek dalam pembelian frozen yoghurt. Hasil pengukuran kepercayaan menunjukkan konsumen sangat percaya bawa frozen yoghurt Sour Sally memiliki atribut rasa, kebersihan, dan kehalalan. Atribut harga dan ukuran penyajian dinilai konsumen masih kurang memuaskan, hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor kepercayaan yang rendah. Berdasarkan skor fishbein yang diperoleh dapat dikatakan frozen yoghurt Sour Sally disukai dan dinilai baik oleh konsumen. 2. Saran a. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa atribut kehalalan merupakan sesuatu yang dipentingkan oleh konsumen Sour Sally dalam membeli frozen yoghurt, maka sebaiknya PT Berjaya Sally Ceria sangat memperhatikan aspek ini dengan mendapatkan sertifikasi halal dari lembaga yang mengeluarkannya. b. Dalam setiap promosi yang dilakukan oleh PT Berjaya Sally Ceria, perusahaan harus lebih giat lagi mengedukasi konsumen mengenai manfaat yang terkandung dalam frozen yoghurt Sour Sally. Hal ini dilakukan agar motivasi konsumen dalam mengkonsumsi frozen yoghurt Sour Sally tidak hanya sebagai makanan selingan maupun karena rasanya yang lezat tetapi lebih kepada kesehatan. c. Sebagai brand yang relatif baru, sebaiknya Sour Sally tetap menjaga konsistennya
dalam
bekerjasama
dengan
memperkuat penetrasi pasar yang dilakukan.
brand-brand
lain
untuk
83
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek =05¬ab=4. [21 Februari 2010]. BPPHP, Departemen Pertanian.2002. Yoghurt Buah-buahan. http://agribisnis.deptan.go.id/web/teknopro/Leaflet%20Teknopro%20No.%2 027.htm. [11 Februari 2010] Engel, J.F, R.D. Blackwell, dan P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen (Jilid I). Bina Rupa Aksara. Jakarta. ___________. 1995. Perilaku Konsumen (Jilid II). Bina Rupa Aksara. Jakarta. F.D. Nababan, Naika. 2005. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Sepatu Wanita Donatello (Studi Kasus Donatello Jl. Raya Pajajaran No.11, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor. Kotler, P, dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-dasar Pemasaran (Jilid I). Edisi 9. Indeks. Jakarta. Kotler, P, dan Gary Armstrong. 2005. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Erlangga. Jakarta. Milis-nakita. 2006. Beda Yoghurt dan Minuman Lactobacillus. http://www.mailarchive.com/
[email protected]/msg03096.html. [14 Maret 2010]
Mutiara, Dian Aditya. 2009. Yoghurt Mencegah Penuaan http://www.wartakota.co.id/read/news/8830. [11 Februari 2010].
Dini.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalis Indonesia.Jakarta. Nabila, Amanda Katrafinka. 2009. Frozen Yoghurt. http://katrafinka.blogspot.com/2009/09/frozen-yogurt. [20 November 2009]. Parmana. 2006. Analisis Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Terhadap MER Furniture Center. Skripsi pada Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Purcell, Denise. 2009. Yoghurt: The Current Culture. http://www.specialtyfood.com/news-trends/featured-articles/markettrends/yogurt-current-culture/. [11 Juli 2010] Rahayu, K., dan S. Sudarmaji. 1998. Mikrobiologi Pangan,Fermentasi Pangan dari Protein Hewani. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
84
Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Santoso, Singgih.2001. Marketing Data Analysis dengan Microsoft Excel. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta Siagian, Carmen M. 2009. Aneka Khasiat dan Manfaat Yoghurt. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/1928783-anekakhasiat-manfaat-yoghurt-yogurt. [11 Februari 2010] Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Steinhauer, J. 2007. Heated Competition, Steaming Neighbors, This Is Frozen Yoghurt. New York Times. http://www.nytimes.com/2007/02/21/dining/21pink.html?_r=2. [11 Juli 2010].. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia. Bogor. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sumudhita, Mekir. 1986. Air Susu dan Penanganannya. Program Studi Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Tamime, AY, dan Robinson. 1999. Yoghurt:Science and Technology 2nd Edition. Cambridge England. CRC Press Woodhand Publishing Limited. The New Kontan Weekend. 2010. Mencicipi Laba Bisnis Yoghurt Beku. http://weekend.kontan.co.id/index.php/peluang_usaha/post/6610/mencicipilaba-bisnis-yoghurt-beku. [28 Januari 2010] Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama dan Jakarta Research Business Center (JRBC). Jakarta ____________. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia. Jakarta. Warta Warga. 2010. Yoghurt. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/yoghurt-2. [11 Februari 2010] Wikipedia. 2010. Frozen Yoghurt. http://en.wikipedia.org/wiki/Frozen_yogurt. [11 Juli 2010].
86 Lampiran 1. Kuesioner Peenelitian No.R Responden : ……. ELITIAN KUESIIONER PENE Selamat pagi//siang/sore , sebelumnya s saaya ucapkan terimakasih atas a partisipasii Saudara dallam m membantu men ngisi kuisionerr ini dengan baaik dan benar. Kuesioner ini digunakan sebbagai bahan unttuk p penyusunan skripsi s mengeenai : ANAL LISIS PERIL LAKU KONS SUMEN DALAM PROSES K KEPUTUSAN N PEMBELIA AN FROZEN N YOGHURT ( Studi Kasu us: Gerai Sou ur Sally di Mall M S Senayan City y). Informasi yang y didapatkkan dalam hannya digunakann untuk penelitian dan dijam min k kerahasiannya . N Nama : Erika Putrrinanda J Jurusan / Fak. : Manajem men / Fakultas Ekonomi E dan Manajemen M U Universitas : Institut Peertanian Bogorr Petunjuk : Isilaah / berilah tannda silang (X) pada jawabann yang Anda piilih dan pada tempat P t yang telah d disediakan. B Bagian I
IDENT TITAS RESP PONDEN U / Jenis Kelamin Usia K
: ……….. Tahun / (L/P)
Status Perniikahan P Pendidikan Terakhir T P Pekerjaan
: a. a Sudah Mennikah b. Belum m Menikah : a. a SD b. SM MP c. SMA A d. Diplom ma e. S1 f. S2/S3 : a. a Pegawai Negeri b. Karyawan K Sw wasta c. Peengusaha d Pelajar d. e. Lainnya, L sebuutkan ……………….. P Pendapatan raata-rata per bulan: a ≤ Rp 1.00 a. 00.000 c. Rp 3.0000.001 – Rp 5.0000.000 b Rp 1.000.0 b. 001 – Rp 3.0000.000 d. > Rp 5.000.000 B Bagian II. Peendahuluan ; Pengenala an Kebutuhaan 1. Apa motiv vasi/alasan utaama Anda meengkonsumsi frozen yogurrt Sour Sally? a. Keseh hatan man d. Pengaruhh keluarga/tem b. Seked dar mencoba e. Gaya G hidup c. Hargaa terjangkau f. Lainnya, sebutkan …… ……………… …………… 2 Manfaat apa 2. a yang Andda cari dalam m mengkonsuumsi frozen yogurt y Sour Sally? S (jawabban boleh lebih h dari satu) a. Sebag gai kudapan seelingan c. Menu M Diet b. Memp peroleh kesehhatan d. Lainnya, sebutkan ………………… …………… 3 Menurut Anda 3. A seberapaa penting menngkonsumsi frozen f yoghurrt Sour Sally?? a. Sangaat Penting c. Biasa saja b. Pentin ng d. Tidak peenting
87 Lanjutan Lampiran 1. 4. Menurut Anda frozen yoghurt Sour Sally dapat dijadikan alternatif pengganti susu? a. Bisa c. Tidak tahu b. Tidak bisa d. Lainnya, sebutkan ………………………. ; Pencarian Informasi 5. Darimana Anda mengetahui tentang frozen yogurt Sour Sally pertama kali: a. Teman c. Iklan (Majalah, spanduk, radio, dll) b. Keluarga d. Lain-lain, sebutkan ………………………. 6. Media yang paling mempengaruhi Anda dalam mengkonsumsi frozen yogurt Sour Sally? a. Televisi d. Internet b. Majalah e. Lainnya, sebutkan ……………… c. Radio 7. Jika pertama kali melihat atau mendengar promosi mengenai frozen yogurt Sour Sally, maka yang menjadi fokus perhatian Anda adalah : a. Harga d. Ukuran berat/volume b. Rasa dan variasi e. Promo c. Kemasan f. Lainnya, sebutkan 8. Bagaimana iklan mempengaruhi Anda dalam mengkonsumsi frozen yogurt Sour Sally? a. Membuat Saya sangat tertarik untuk mencoba/membeli b. Tidak berpengaruh ; Evaluasi Alternatif 9. Apa yang Anda pertimbangkan pertama kali sebelum membeli frozen yogurt Sour Sally? a. Harga d. Ukuran berat/volume b. Rasa dan variasi e. Topping c. Kemasan f. Lainnya, sebutkan …………………………….. 10. Menurut Anda, produk frozen yogurt yang bermutu dapat dilihat dari: (jawaban boleh lebih dari satu) a. Harga d. Rasa b. Merk terkenal e. Komposisi pada label c. Kemasan f. Lainnya, sebutkan ……………………. ; Keputusan Pembelian 11. Bagaimana cara Anda memutuskan pembelian frozen yogurt Sour Sally? a. Tergantung situasi b. Mendadak (niat membeli baru ada ketika melihat gerai frozen yogurt) c. Terencana (sudah direncanakan sejak ingin mengunjungi pusat perbelanjaan) d. Lainnya, sebutkan ……………………………………………………………… 12. Berapa kali Anda membeli frozen yogurt Sour Sally dalam sebulan: a. 1 kali c. 3 kali b. 2 kali d. ≥ 4 kali 13. Frozen yogurt rasa apa yang paling sering Anda beli? a. Plain b. Greentea c. Pinklacious d. Melon
88 Lanjutan Lampiran 1. 14. Alasan Anda memilih jenis rasa tersebut: a. Rasa yang enak b. Best Selling
c. Lainnya, sebutkan ………………
; Pasca Pembelian 15. Apakah Anda merasa puas dengan produk frozen yoghurt Sour Sally? a. Ya b. Tidak 16. Jika harga frozen yogurt Sour Sally naik, maka Anda: a. Akan tetap membeli c. Membeli merek lain yang lebih murah b. Tidak membeli d. Lainnya, sebutkan ………………….. 17. Jika frozen yogurt Sour Sally tidak tersedia, apa yang Anda lakukan? a. Mencari ketempat lain b. Tidak membeli c. Membeli merek lain. Bagian III. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian Menurut Anda, sejauh mana faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi Anda dalam membeli frozen yoghurt Sour Sally? (Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda). No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anda dalam membeli frozen yoghurt Sour Sally Pendapatan Usia Jenis Kelamin Pengetahuan Motivasi Teman / Sahabat Keluarga Kesehatan Gaya Hidup Kelas sosial Lingkungan
Alternatif Jawaban 5
4
3
2
1
Petunjuk: 5= Sangat penting 4= Penting 3= Cukup penting 2= Tidak penting 1= Sangat tidak penting
89 Lanjutan Lampiran 1. Pengukuran Sikap a) Unsur evaluasi (ei): Seberapa pentingkah atribut-atribut dibawah ini mendorong Anda untuk membeli frozen yoghurt Sour Sally? Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda. Atributatribut Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga Ukuran Penyajian Jenis Topping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
+2
Evaluasi (ei) +1 0 -1
-2
Petunjuk: *Evaluasi (ei):
5= Sangat Penting 4= Penting 3= Cukup Penting 2= Tidak Penting 1= Sangat Tidak Penting
90 Lanjutan Lampiran 1. b) Unsur Kepercayaan (bi). Seberapa baikkah atribut-atribut di bawah ini menurut Anda, setelah membeli frozen yoghurt Sour Sally? Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda.
Atributatribut
Kepercayaan (bi) +2 +1 0 -1 -2
Kepercayaan (bi): 5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup baik 2= Tidak baik 1= Sangat tidak baik
Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga Ukuran Penyajian Jenis Topping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
“ Terima Kasih Atas Kerjasamanya”
91
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Faktor dan Evaluasi Kepercayaan Atribut
r-hitung
r-tabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0.369 0.579 0.656 0.717 0.564 0.632 0.606 0.632 0.675 0.706 0.712 0.620 0.422 0.374 0.684 0.603 0.461 0.471 0.713 0.747 0.526 0.524 0.584 0.629 0.553 0.630
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
92
Lanjutan Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut
r-hitung
r-tabel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.816 0.596 0.693 0.658 0.644 0.646 0.650 0.811 0.742 0.626 0.687 0.758 0.535 0.727 0.739
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Evaluasi Kepentingan
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
30
% 100.0
0
.0
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .844
N of Items 15
93
Lanjutan Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
30
% 100.0
0
.0
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .918
N of Items 15
Hasil Uji Reliabilitas Faktor
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
30
% 100.0
0
.0
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .843
N of Items 11
94
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Analisis Faktor untuk Tujuh Faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.762
Approx. Chi-Square
1208.928
df
325
Sig.
.000
Anti‐image Matrices Pendapatan Anti‐image Covariance
Pendapatan Usia JenisKelamin Pengetahuan Motivasi TmnShabat Keluarga Kesehatan GayaHidup KlsSosial Lingkungan Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga UkrnPenyajian JnsTopping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
Usia
0.786 ‐0.042 ‐0.004 0.076 ‐0.089 ‐0.017 ‐0.015 ‐0.064 ‐0.040 0.091 ‐0.029 ‐0.030 0.027 ‐0.071 0.076 0.008 0.001 ‐0.124 ‐0.037 0.037 ‐0.007 ‐0.023 0.033 0.023 0.025 0.030
‐0.042 0.356 ‐0.215 ‐0.012 0.027 ‐0.035 0.045 ‐0.044 0.052 ‐0.074 ‐0.020 0.041 ‐0.092 0.099 ‐0.011 0.007 ‐0.041 0.077 ‐0.084 ‐0.042 0.008 0.014 ‐0.015 0.018 ‐0.072 0.081
JenisKelamin
Pengetahuan
‐0.004 ‐0.215 0.387 ‐0.049 ‐0.115 ‐0.001 ‐0.002 0.009 ‐0.002 ‐0.004 0.066 ‐0.016 0.039 ‐0.059 0.011 ‐0.055 ‐0.028 ‐0.056 0.045 0.052 ‐0.032 0.071 0.038 ‐0.084 0.031 ‐0.029
0.076 ‐0.012 ‐0.049 0.488 ‐0.110 ‐0.056 ‐0.028 ‐0.100 0.051 ‐0.014 ‐0.026 0.021 ‐0.065 0.017 0.025 ‐0.007 0.008 ‐0.051 0.106 ‐0.038 ‐0.018 ‐0.057 ‐0.013 ‐0.063 0.012 ‐0.002
Motivasi ‐0.089 0.027 ‐0.115 ‐0.110 0.576 0.050 ‐0.069 0.049 ‐0.068 ‐0.008 ‐0.099 ‐0.006 0.047 ‐0.122 ‐0.025 0.088 ‐0.034 0.073 0.008 ‐0.008 0.046 ‐0.043 ‐0.056 0.073 ‐0.043 ‐0.024
95
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Correlation
a
0.588 Pendapatan Usia ‐0.080 JenisKelamin ‐0.007 Pengetahuan 0.122 Motivasi ‐0.133 TmnShabat ‐0.039 Keluarga ‐0.030 Kesehatan ‐0.103 GayaHidup ‐0.066 KlsSosial 0.180 Lingkungan ‐0.055 Rasa ‐0.045 Warna 0.043 Tekstur ‐0.122 Aroma 0.122 Kemasan 0.014 Harga 0.002 UkrnPenyajian ‐0.214 JnsTopping ‐0.064 Komposisi 0.067 Manfaat ‐0.012 Kebersihan ‐0.032 Kehalalan 0.047 Merek 0.041 Promosi 0.040 Ketersediaan 0.047 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
‐0.080 a 0.703 ‐0.580 ‐0.028 0.061 ‐0.120 0.139 ‐0.105 0.128 ‐0.216 ‐0.057 0.093 ‐0.218 0.250 ‐0.027 0.016 ‐0.096 0.197 ‐0.213 ‐0.116 0.018 0.028 ‐0.032 0.046 ‐0.173 0.186
‐0.007 ‐0.580 a 0.745 ‐0.113 ‐0.244 ‐0.003 ‐0.005 0.021 ‐0.005 ‐0.012 0.178 ‐0.036 0.090 ‐0.145 0.025 ‐0.127 ‐0.064 ‐0.139 0.110 0.135 ‐0.071 0.140 0.078 ‐0.210 0.071 ‐0.064
0.122 ‐0.028 ‐0.113 a 0.878 ‐0.208 ‐0.165 ‐0.075 ‐0.204 0.107 ‐0.034 ‐0.062 0.041 ‐0.131 0.036 0.052 ‐0.014 0.016 ‐0.111 0.231 ‐0.088 ‐0.035 ‐0.100 ‐0.025 ‐0.142 0.024 ‐0.005
‐0.133 0.061 ‐0.244 ‐0.208 a 0.735 0.136 ‐0.167 0.092 ‐0.131 ‐0.018 ‐0.218 ‐0.010 0.088 ‐0.245 ‐0.048 0.166 ‐0.063 0.147 0.017 ‐0.017 0.084 ‐0.070 ‐0.095 0.150 ‐0.081 ‐0.043
96
Lampiran 3. Lanjutan Anti‐image Matrices Anti‐image Covariance
Pendapatan Usia JenisKelamin Pengetahuan Motivasi TmnShabat Keluarga Kesehatan GayaHidup KlsSosial Lingkungan Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga UkrnPenyajian JnsTopping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
TmnShabat
Keluarga
‐0.017 ‐0.035 ‐0.001 ‐0.056 0.050 0.237 ‐0.170 ‐0.016 ‐0.098 0.088 ‐0.116 0.026 0.009 ‐0.089 0.031 0.084 0.059 ‐0.025 ‐0.046 0.000 0.050 ‐0.023 ‐0.046 ‐0.058 ‐0.036 ‐0.004
‐0.015 0.045 ‐0.002 ‐0.028 ‐0.069 ‐0.170 0.294 ‐0.070 0.024 ‐0.071 0.084 ‐0.073 ‐0.066 0.098 ‐0.043 ‐0.074 ‐0.033 0.016 ‐0.014 0.031 ‐0.109 0.044 0.066 0.061 0.071 0.007
Kesehatan ‐0.064 ‐0.044 0.009 ‐0.100 0.049 ‐0.016 ‐0.070 0.490 ‐0.066 0.027 ‐0.041 ‐0.026 0.114 0.019 ‐0.056 ‐0.032 0.006 0.072 0.028 0.006 ‐0.087 ‐0.036 ‐0.109 0.080 ‐0.066 ‐0.052
GayaHidup ‐0.040 0.052 ‐0.002 0.051 ‐0.068 ‐0.098 0.024 ‐0.066 0.466 ‐0.153 0.020 0.028 0.034 0.014 0.000 0.071 ‐0.038 ‐0.011 ‐0.005 0.035 0.009 ‐0.019 0.032 ‐0.087 ‐0.023 ‐0.012
KlsSosial 0.091 ‐0.074 ‐0.004 ‐0.014 ‐0.008 0.088 ‐0.071 0.027 ‐0.153 0.329 ‐0.188 0.015 0.001 ‐0.058 0.012 0.042 0.111 ‐0.005 ‐0.064 ‐0.019 0.030 0.038 ‐0.023 ‐0.053 0.007 0.011
97
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Correlation Pendapatan ‐0.039 Usia ‐0.120 JenisKelamin ‐0.003 Pengetahuan ‐0.165 Motivasi 0.136 a 0.704 TmnShabat Keluarga ‐0.643 Kesehatan ‐0.046 GayaHidup ‐0.294 KlsSosial 0.315 Lingkungan ‐0.400 Rasa 0.073 Warna 0.027 Tekstur ‐0.278 Aroma 0.091 Kemasan 0.250 Harga 0.170 UkrnPenyajian ‐0.078 JnsTopping ‐0.143 Komposisi 0.001 Manfaat 0.142 Kebersihan ‐0.057 Kehalalan ‐0.121 Merek ‐0.187 Promosi ‐0.105 Ketersediaan ‐0.011 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
‐0.030 0.139 ‐0.005 ‐0.075 ‐0.167 ‐0.643 a 0.665 ‐0.185 0.065 ‐0.228 0.258 ‐0.184 ‐0.172 0.274 ‐0.113 ‐0.197 ‐0.085 0.045 ‐0.040 0.092 ‐0.278 0.099 0.157 0.177 0.187 0.018
‐0.103 ‐0.105 0.021 ‐0.204 0.092 ‐0.046 ‐0.185 a 0.815 ‐0.139 0.068 ‐0.097 ‐0.051 0.229 0.042 ‐0.114 ‐0.066 0.011 0.157 0.062 0.015 ‐0.171 ‐0.063 ‐0.201 0.179 ‐0.136 ‐0.101
‐0.066 0.128 ‐0.005 0.107 ‐0.131 ‐0.294 0.065 ‐0.139 a 0.778 ‐0.392 0.048 0.055 0.071 0.030 ‐0.001 0.150 ‐0.077 ‐0.025 ‐0.011 0.083 0.019 ‐0.034 0.061 ‐0.200 ‐0.047 ‐0.023
0.180 ‐0.216 ‐0.012 ‐0.034 ‐0.018 0.315 ‐0.228 0.068 ‐0.392 a 0.657 ‐0.547 0.036 0.002 ‐0.152 0.030 0.104 0.270 ‐0.014 ‐0.170 ‐0.054 0.072 0.082 ‐0.051 ‐0.144 0.018 0.027
98
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Matrices Anti‐image Covariance
Lingkungan
Pendapatan ‐0.029 Usia ‐0.020 JenisKelamin 0.066 Pengetahuan ‐0.026 Motivasi ‐0.099 TmnShabat ‐0.116 Keluarga 0.084 Kesehatan ‐0.041 GayaHidup 0.020 KlsSosial ‐0.188 Lingkungan 0.357 Rasa ‐0.028 Warna 0.004 Tekstur 0.078 Aroma ‐0.003 Kemasan ‐0.103 Harga ‐0.106 UkrnPenyajian 0.054 JnsTopping 0.034 Komposisi 0.006 Manfaat ‐0.023 Kebersihan 0.033 Kehalalan 0.063 Merek 0.041 Promosi 0.007 Ketersediaan 0.007 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Rasa ‐0.030 0.041 ‐0.016 0.021 ‐0.006 0.026 ‐0.073 ‐0.026 0.028 0.015 ‐0.028 0.542 0.019 ‐0.141 ‐0.068 0.060 ‐0.096 0.035 ‐0.093 ‐0.006 0.050 0.014 ‐0.150 ‐0.035 ‐0.048 0.021
Warna 0.027 ‐0.092 0.039 ‐0.065 0.047 0.009 ‐0.066 0.114 0.034 0.001 0.004 0.019 0.503 ‐0.140 ‐0.114 ‐0.008 ‐0.106 0.017 0.034 0.053 0.014 0.071 ‐0.138 0.044 ‐0.109 ‐0.022
Tekstur ‐0.071 0.099 ‐0.059 0.017 ‐0.122 ‐0.089 0.098 0.019 0.014 ‐0.058 0.078 ‐0.141 ‐0.140 0.434 ‐0.101 ‐0.072 0.032 0.015 ‐0.002 ‐0.103 ‐0.027 0.057 0.087 0.042 0.012 0.030
Aroma 0.076 ‐0.011 0.011 0.025 ‐0.025 0.031 ‐0.043 ‐0.056 0.000 0.012 ‐0.003 ‐0.068 ‐0.114 ‐0.101 0.495 ‐0.064 0.026 ‐0.060 ‐0.081 0.056 ‐0.026 ‐0.120 0.089 ‐0.072 0.057 ‐0.051
99
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Correlation Pendapatan ‐0.055 Usia ‐0.057 JenisKelamin 0.178 Pengetahuan ‐0.062 Motivasi ‐0.218 TmnShabat ‐0.400 Keluarga 0.258 Kesehatan ‐0.097 GayaHidup 0.048 KlsSosial ‐0.547 a 0.664 Lingkungan Rasa ‐0.064 Warna 0.009 Tekstur 0.199 Aroma ‐0.006 Kemasan ‐0.249 Harga ‐0.248 UkrnPenyajian 0.138 JnsTopping 0.087 Komposisi 0.016 Manfaat ‐0.054 Kebersihan 0.068 Kehalalan 0.136 Merek 0.106 Promosi 0.017 Ketersediaan 0.015 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
‐0.045 0.093 ‐0.036 0.041 ‐0.010 0.073 ‐0.184 ‐0.051 0.055 0.036 ‐0.064 a 0.836 0.036 ‐0.290 ‐0.132 0.118 ‐0.183 0.073 ‐0.191 ‐0.012 0.093 0.024 ‐0.262 ‐0.075 ‐0.094 0.039
0.043 ‐0.218 0.090 ‐0.131 0.088 0.027 ‐0.172 0.229 0.071 0.002 0.009 0.036 a 0.746 ‐0.301 ‐0.228 ‐0.017 ‐0.208 0.037 0.073 0.121 0.026 0.124 ‐0.251 0.098 ‐0.221 ‐0.042
‐0.122 0.250 ‐0.145 0.036 ‐0.245 ‐0.278 0.274 0.042 0.030 ‐0.152 0.199 ‐0.290 ‐0.301 a 0.672 ‐0.217 ‐0.156 0.068 0.036 ‐0.004 ‐0.254 ‐0.056 0.107 0.170 0.100 0.026 0.062
0.122 ‐0.027 0.025 0.052 ‐0.048 0.091 ‐0.113 ‐0.114 ‐0.001 0.030 ‐0.006 ‐0.132 ‐0.228 ‐0.217 a 0.842 ‐0.131 0.052 ‐0.130 ‐0.175 0.129 ‐0.051 ‐0.210 0.163 ‐0.159 0.116 ‐0.099
100
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Matrices Anti‐image Covariance
Pendapatan Usia JenisKelamin Pengetahuan Motivasi TmnShabat Keluarga Kesehatan GayaHidup KlsSosial Lingkungan Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga UkrnPenyajian JnsTopping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
Kemasan 0.008 0.007 ‐0.055 ‐0.007 0.088 0.084 ‐0.074 ‐0.032 0.071 0.042 ‐0.103 0.060 ‐0.008 ‐0.072 ‐0.064 0.483 0.012 ‐0.059 ‐0.028 ‐0.021 0.036 ‐0.020 ‐0.066 ‐0.117 ‐0.104 ‐0.012
Harga 0.001 ‐0.041 ‐0.028 0.008 ‐0.034 0.059 ‐0.033 0.006 ‐0.038 0.111 ‐0.106 ‐0.096 ‐0.106 0.032 0.026 0.012 0.513 ‐0.186 ‐0.008 ‐0.030 0.026 0.020 ‐0.026 ‐0.063 0.038 ‐0.017
UkrnPenyajian ‐0.124 0.077 ‐0.056 ‐0.051 0.073 ‐0.025 0.016 0.072 ‐0.011 ‐0.005 0.054 0.035 0.017 0.015 ‐0.060 ‐0.059 ‐0.186 0.426 ‐0.063 ‐0.084 0.038 ‐0.014 ‐0.045 0.098 ‐0.085 ‐0.032
JnsTopping ‐0.037 ‐0.084 0.045 0.106 0.008 ‐0.046 ‐0.014 0.028 ‐0.005 ‐0.064 0.034 ‐0.093 0.034 ‐0.002 ‐0.081 ‐0.028 ‐0.008 ‐0.063 0.433 ‐0.109 0.051 ‐0.126 0.056 ‐0.030 0.041 ‐0.051
Komposisi 0.037 ‐0.042 0.052 ‐0.038 ‐0.008 0.000 0.031 0.006 0.035 ‐0.019 0.006 ‐0.006 0.053 ‐0.103 0.056 ‐0.021 ‐0.030 ‐0.084 ‐0.109 0.378 ‐0.198 ‐0.033 ‐0.018 0.012 ‐0.011 ‐0.098
Manfaat ‐0.007 0.008 ‐0.032 ‐0.018 0.046 0.050 ‐0.109 ‐0.087 0.009 0.030 ‐0.023 0.050 0.014 ‐0.027 ‐0.026 0.036 0.026 0.038 0.051 ‐0.198 0.523 ‐0.062 ‐0.056 ‐0.017 ‐0.073 0.026
101
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Correlation
Pendapatan Usia JenisKelamin Pengetahuan Motivasi TmnShabat Keluarga Kesehatan GayaHidup KlsSosial Lingkungan Rasa Warna Tekstur Aroma Kemasan Harga UkrnPenyajian JnsTopping Komposisi Manfaat Kebersihan Kehalalan Merek Promosi Ketersediaan
0.014 0.016 ‐0.127 ‐0.014 0.166 0.250 ‐0.197 ‐0.066 0.150 0.104 ‐0.249 0.118 ‐0.017 ‐0.156 ‐0.131 a 0.814 0.025 ‐0.129 ‐0.060 ‐0.048 0.071 ‐0.035 ‐0.122 ‐0.262 ‐0.215 ‐0.024
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
0.002 ‐0.096 ‐0.064 0.016 ‐0.063 0.170 ‐0.085 0.011 ‐0.077 0.270 ‐0.248 ‐0.183 ‐0.208 0.068 0.052 0.025 a 0.763 ‐0.397 ‐0.017 ‐0.069 0.051 0.035 ‐0.047 ‐0.138 0.076 ‐0.032
‐0.214 0.197 ‐0.139 ‐0.111 0.147 ‐0.078 0.045 0.157 ‐0.025 ‐0.014 0.138 0.073 0.037 0.036 ‐0.130 ‐0.129 ‐0.397 a 0.748 ‐0.147 ‐0.210 0.080 ‐0.027 ‐0.088 0.235 ‐0.187 ‐0.067
‐0.064 ‐0.213 0.110 0.231 0.017 ‐0.143 ‐0.040 0.062 ‐0.011 ‐0.170 0.087 ‐0.191 0.073 ‐0.004 ‐0.175 ‐0.060 ‐0.017 ‐0.147 a 0.810 ‐0.270 0.108 ‐0.236 0.109 ‐0.071 0.090 ‐0.107
0.067 ‐0.116 0.135 ‐0.088 ‐0.017 0.001 0.092 0.015 0.083 ‐0.054 0.016 ‐0.012 0.121 ‐0.254 0.129 ‐0.048 ‐0.069 ‐0.210 ‐0.270 a 0.806 ‐0.446 ‐0.065 ‐0.038 0.031 ‐0.026 ‐0.218
‐0.012 0.018 ‐0.071 ‐0.035 0.084 0.142 ‐0.278 ‐0.171 0.019 0.072 ‐0.054 0.093 0.026 ‐0.056 ‐0.051 0.071 0.051 0.080 0.108 ‐0.446 a 0.769 ‐0.106 ‐0.100 ‐0.037 ‐0.145 0.048
102
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Matrices
Kebersihan
Anti‐image Covariance Pendapatan ‐0.023 Usia 0.014 JenisKelamin 0.071 Pengetahuan ‐0.057 Motivasi ‐0.043 TmnShabat ‐0.023 Keluarga 0.044 Kesehatan ‐0.036 GayaHidup ‐0.019 KlsSosial 0.038 Lingkungan 0.033 Rasa 0.014 Warna 0.071 Tekstur 0.057 Aroma ‐0.120 Kemasan ‐0.020 Harga 0.020 UkrnPenyajian ‐0.014 JnsTopping ‐0.126 Komposisi ‐0.033 Manfaat ‐0.062 Kebersihan 0.661 Kehalalan ‐0.102 Merek 0.021 Promosi ‐0.008 Ketersediaan 0.027 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Kehalalan 0.033 ‐0.015 0.038 ‐0.013 ‐0.056 ‐0.046 0.066 ‐0.109 0.032 ‐0.023 0.063 ‐0.150 ‐0.138 0.087 0.089 ‐0.066 ‐0.026 ‐0.045 0.056 ‐0.018 ‐0.056 ‐0.102 0.604 ‐0.118 0.103 ‐0.004
Merek 0.023 0.018 ‐0.084 ‐0.063 0.073 ‐0.058 0.061 0.080 ‐0.087 ‐0.053 0.041 ‐0.035 0.044 0.042 ‐0.072 ‐0.117 ‐0.063 0.098 ‐0.030 0.012 ‐0.017 0.021 ‐0.118 0.408 ‐0.077 ‐0.079
Promosi 0.025 ‐0.072 0.031 0.012 ‐0.043 ‐0.036 0.071 ‐0.066 ‐0.023 0.007 0.007 ‐0.048 ‐0.109 0.012 0.057 ‐0.104 0.038 ‐0.085 0.041 ‐0.011 ‐0.073 ‐0.008 0.103 ‐0.077 0.484 ‐0.131
Ketersediaan 0.030 0.081 ‐0.029 ‐0.002 ‐0.024 ‐0.004 0.007 ‐0.052 ‐0.012 0.011 0.007 0.021 ‐0.022 0.030 ‐0.051 ‐0.012 ‐0.017 ‐0.032 ‐0.051 ‐0.098 0.026 0.027 ‐0.004 ‐0.079 ‐0.131 0.535
103
Lanjutan Lampiran 3. Anti‐image Correlation Pendapatan ‐0.032 Usia 0.028 JenisKelamin 0.140 Pengetahuan ‐0.100 Motivasi ‐0.070 TmnShabat ‐0.057 Keluarga 0.099 Kesehatan ‐0.063 GayaHidup ‐0.034 KlsSosial 0.082 Lingkungan 0.068 Rasa 0.024 Warna 0.124 Tekstur 0.107 Aroma ‐0.210 Kemasan ‐0.035 Harga 0.035 UkrnPenyajian ‐0.027 JnsTopping ‐0.236 Komposisi ‐0.065 Manfaat ‐0.106 a 0.755 Kebersihan Kehalalan ‐0.162 Merek 0.041 Promosi ‐0.014 Ketersediaan 0.045 a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
0.047 ‐0.032 0.078 ‐0.025 ‐0.095 ‐0.121 0.157 ‐0.201 0.061 ‐0.051 0.136 ‐0.262 ‐0.251 0.170 0.163 ‐0.122 ‐0.047 ‐0.088 0.109 ‐0.038 ‐0.100 ‐0.162 a 0.700 ‐0.238 0.191 ‐0.007
0.041 0.046 ‐0.210 ‐0.142 0.150 ‐0.187 0.177 0.179 ‐0.200 ‐0.144 0.106 ‐0.075 0.098 0.100 ‐0.159 ‐0.262 ‐0.138 0.235 ‐0.071 0.031 ‐0.037 0.041 ‐0.238 a 0.795 ‐0.173 ‐0.170
0.040 ‐0.173 0.071 0.024 ‐0.081 ‐0.105 0.187 ‐0.136 ‐0.047 0.018 0.017 ‐0.094 ‐0.221 0.026 0.116 ‐0.215 0.076 ‐0.187 0.090 ‐0.026 ‐0.145 ‐0.014 0.191 ‐0.173 a 0.832 ‐0.257
0.047 0.186 ‐0.064 ‐0.005 ‐0.043 ‐0.011 0.018 ‐0.101 ‐0.023 0.027 0.015 0.039 ‐0.042 0.062 ‐0.099 ‐0.024 ‐0.032 ‐0.067 ‐0.107 ‐0.218 0.048 0.045 ‐0.007 ‐0.170 ‐0.257 a 0.895
104
Lanjutan Lampiran 3. Communalities Initial 1.000
Extraction .704
Usia
1.000
.655
JenisKelamin
1.000
.680
Pengetahuan
1.000
.638
Motivasi
1.000
.529
TmnShabat
1.000
.728
Keluarga
1.000
.704
Kesehatan
1.000
.667
GayaHidup
1.000
.668
KlsSosial
1.000
.760
Lingkungan
1.000
.615
Rasa
1.000
.613
Warna
1.000
.658
Tekstur
1.000
.761
Aroma
1.000
.628
Kemasan
1.000
.560
Harga
1.000
.638
UkrnPenyajian
1.000
.680
JnsTopping
1.000
.698
Komposisi
1.000
.718
Manfaat
1.000
.714
Kebersihan
1.000
.530
Kehalalan
1.000
.644
Merek
1.000
.681
Promosi
1.000
.579
Pendapatan
Ketersediaan
1.000 .530 Extraction Method: Principal Component Analysis.
105
Lanjutan Lampiran 3. Total Variance Explained
Component
1
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance % 6.578 25.300 25.300
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 6.578 25.300 25.300
Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 3.541 13.618 13.618
2
3.342
12.854
38.154
3.342
12.854
38.154
2.898
11.145
24.763
3
1.925
7.406
45.559
1.925
7.406
45.559
2.690
10.346
35.109
4
1.594
6.132
51.692
1.594
6.132
51.692
2.459
9.457
44.565
5
1.367
5.256
56.948
1.367
5.256
56.948
2.369
9.110
53.675
6
1.137
4.371
61.319
1.137
4.371
61.319
1.576
6.061
59.736
7
1.036
3.986
65.305
1.036
3.986
65.305
1.448
5.569
65.305
8
.897
3.450
68.755
9
.855
3.289
72.045
10
.790
3.040
75.084
11
.724
2.784
77.868
12
.684
2.629
80.497
13
.618
2.376
82.874
14
.561
2.159
85.033
15
.520
2.001
87.034
16
.484
1.863
88.897
17
.452
1.738
90.634
18
.423
1.625
92.260
19
.375
1.443
93.703
20
.329
1.267
94.970
21
.320
1.229
96.199
22
.251
.967
97.166
23
.239
.920
98.086
24
.210
.807
98.894
25
.178
.686
99.579
26
.109 .421 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
106
Lanjutan Lampiran 3.
Scree Plot
Eigenvalue
6
4
2
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Component Number
107
Lanjutan Lampiran 3. Component Matrix(a) Component 1 Pendapatan
.130
2 -.092
.331
.364
.263
.604
.046
Usia
.508
.322
-.471
-.063
.046
.248
-.053
JenisKelamin
.540
.172
-.507
.092
.188
.214
-.114
Pengetahuan
.594
.320
-.035
-.229
.345
-.051
-.084
Motivasi
.386
.401
.056
.386
.165
.057
-.192
TmnShabat
.631
.443
.326
.052
.100
-.015
.118
Keluarga
.537
.376
.410
.053
.281
-.153
.040
Kesehatan
.493
.338
.359
-.370
.206
.032
-.019
GayaHidup
.362
.574
.174
.119
-.341
.102
.193
KlsSosial
.360
.644
-.148
.109
-.423
-.041
-.036
Lingkungan
.392
.646
-.048
.036
-.176
.090
.030
Rasa
.561
-.200
.166
.330
.076
-.241
.242
Warna
.500
-.185
-.344
.220
.308
-.334
.019
Tekstur
.485
-.269
.061
.526
.012
-.255
-.329
Aroma
.587
-.276
.091
.229
-.133
-.357
-.011
Kemasan
.576
-.331
-.283
-.178
-.068
-.050
-.024
Harga
.478
-.364
-.203
.141
.212
.256
.326
UkrnPenyajian
.399
-.625
.042
.102
.022
.330
.090
JnsTopping
.562
-.253
.233
.201
-.450
.106
.097
Komposisi
.585
-.411
.176
-.145
-.177
.138
-.324
Manfaat
.495
-.093
.285
-.413
.147
-.018
-.432
Kebersihan
.269
-.291
.501
-.264
-.182
.024
.134
Kehalalan
.439
-.140
-.026
-.356
.252
-.152
.467
Merek
.633
.045
-.329
-.194
-.258
-.073
.247
Promosi
.622
-.159
-.258
-.200
-.108
.114
-.190
-.027
-.157
-.240
.037
-.061
Ketersediaan
.590 -.307 Extraction Method: Principal Component Analysis. a 7 components extracted.
3
4
5
6
7
108
Lanjutan Lampiran 3. Rotated Component Matrix(a) Component 1
2
3
4 .026
5 -.002
6 -.092
-.060
.692
.110
.107
.125
.762
.079
.105
.635
.095
.400
.165
-.055
.359
.303
.321
.298
-.234
.219
Pendapatan
.008
.000
.106
Usia
.171
.336
.134
JenisKelamin
.158
.176
Pengetahuan
.099
.159
-.117
Motivasi TmnShabat
7 .827 .018
.052
.523
.589
.236
.049
.144
.164
-.056
.320
.688
.317
-.019
.094
.123
Kesehatan
.158
.236
.748
-.084
.007
.137
.030
GayaHidup
.014
.796
.166
.010
-.026
.035
.075
KlsSosial
.037
.798
.060
.044
.235
-.119
-.214
Keluarga
Lingkungan
-.024
.695
.249
-.034
.258
-.021
-.034
Rasa
.174
.121
.135
.649
-.049
.308
.178
Warna
.079
-.135
.087
.600
.437
.259
-.087
Tekstur
.275
-.017
.042
.775
.112
-.245
.102
Aroma
.395
.098
.080
.658
-.039
.128
-.064
Kemasan
.566
-.060
.035
.211
.316
.280
-.108
Harga
.272
-.092
-.063
.239
.312
.470
.420
UkrnPenyajian
.544
-.232
-.111
.202
.046
.222
.475
JnsTopping
.596
.353
-.078
.335
-.178
.094
.242
Komposisi
.786
-.065
.206
.177
.017
-.085
.123
Manfaat
.510
-.141
.641
.021
.042
-.126
-.071
Kebersihan
.456
.006
.230
.003
-.464
.201
.113
Kehalalan
.163
-.068
.307
.081
.062
.711
-.052
Merek
.426
.376
.023
.118
.317
.450
-.204
Promosi
.609
.071
.132
.087
.407
.098
-.051
.672 .077 .075 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 9 iterations.
.175
.096
.164
-.009
Ketersediaan
109
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Analisis Faktor untuk Enam Faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
325
Sig.
.000
Initial 1.000
Extraction .702
Usia
1.000
.652
JenisKelamin
1.000
.667
Pengetahuan
1.000
.631
Motivasi
1.000
.492
TmnShabat
1.000
.714
Keluarga
1.000
.703
Kesehatan
1.000
.667
GayaHidup
1.000
.631
KlsSosial
1.000
.758
Lingkungan
1.000
.614
Rasa
1.000
.555
Warna
1.000
.658
Tekstur
1.000
.652
Aroma
1.000
.628
Kemasan
1.000
.559
Harga
1.000
.532
UkrnPenyajian
1.000
.672
JnsTopping
1.000
.688
Komposisi
1.000
.613
Manfaat
1.000
.527
Kebersihan
1.000
.512
Kehalalan
1.000
.426
Merek
1.000
.621
Promosi
1.000
.543
Ketersediaan
1208.928
df
Communalities
Pendapatan
.762
1.000 .526 Extraction Method: Principal Component Analysis.
110
Lanjutan Lampiran 4. Total Variance Explained
Component
1
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance % 6.578 25.300 25.300
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 6.578 25.300 25.300
Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance % 3.397 13.066 13.066
2
3.342
12.854
38.154
3.342
12.854
38.154
3.127
12.026
25.092
3
1.925
7.406
45.559
1.925
7.406
45.559
2.807
10.797
35.889
4
1.594
6.132
51.692
1.594
6.132
51.692
2.711
10.427
46.316
5
1.367
5.256
56.948
1.367
5.256
56.948
2.517
9.681
55.998
6
1.137
4.371
61.319
1.137
4.371
61.319
1.384
5.322
61.319
7
1.036
3.986
65.305
8
.897
3.450
68.755
9
.855
3.289
72.045
10
.790
3.040
75.084
11
.724
2.784
77.868
12
.684
2.629
80.497
13
.618
2.376
82.874
14
.561
2.159
85.033
15
.520
2.001
87.034
16
.484
1.863
88.897
17
.452
1.738
90.634
18
.423
1.625
92.260
19
.375
1.443
93.703
20
.329
1.267
94.970
21
.320
1.229
96.199
22
.251
.967
97.166
23
.239
.920
98.086
24
.210
.807
98.894
25
.178
.686
99.579
.109
.421
100.000
26
Extraction Method: Principal Component Analysis.
111
Lanjutan Lampiran 4. Component Matrix(a) Component Pendapatan
1 .130
2 -.092
Usia
.508
JenisKelamin
.540
Pengetahuan
3
4
5
6
.331
.364
.263
.604
.322
-.471
-.063
.046
.248
.172
-.507
.092
.188
.214
.594
.320
-.035
-.229
.345
-.051
Motivasi
.386
.401
.056
.386
.165
.057
TmnShabat
.631
.443
.326
.052
.100
-.015
Keluarga
.537
.376
.410
.053
.281
-.153
Kesehatan
.493
.338
.359
-.370
.206
.032
GayaHidup
.362
.574
.174
.119
-.341
.102
KlsSosial
.360
.644
-.148
.109
-.423
-.041
Lingkungan
.392
.646
-.048
.036
-.176
.090
Rasa
.561
-.200
.166
.330
.076
-.241
Warna
.500
-.185
-.344
.220
.308
-.334
Tekstur
.485
-.269
.061
.526
.012
-.255
Aroma
.587
-.276
.091
.229
-.133
-.357
Kemasan
.576
-.331
-.283
-.178
-.068
-.050
Harga
.478
-.364
-.203
.141
.212
.256
UkrnPenyajian
.399
-.625
.042
.102
.022
.330
JnsTopping
.562
-.253
.233
.201
-.450
.106
Komposisi
.585
-.411
.176
-.145
-.177
.138
Manfaat
.495
-.093
.285
-.413
.147
-.018
Kebersihan
.269
-.291
.501
-.264
-.182
.024
Kehalalan
.439
-.140
-.026
-.356
.252
-.152
Merek
.633
.045
-.329
-.194
-.258
-.073
Promosi
.622
-.159
-.258
-.200
-.108
.114
-.027
-.157
-.240
.037
Ketersediaan
.590 -.307 Extraction Method: Principal Component Analysis. a 6 components extracted.
112
Lanjutan Lampiran 4. Rotated Component Matrix(a) Component Pendapatan
1 .076
.013
3 -.009
.048
.040
.832
Usia
.058
.362
.706
.126
-.055
.016
JenisKelamin
.023
.218
.762
.090
.133
.110
Pengetahuan Motivasi TmnShabat
2
4
5
6
.000
.218
.406
.637
.110
-.026
-.179
.455
.186
.186
.319
.286
.084
.542
.065
.567
.248
.163
-.042
.367
-.036
.658
.330
.150
Kesehatan
.140
.275
.034
.750
-.070
.053
GayaHidup
.088
.777
-.020
.129
.006
.053
KlsSosial
.006
.826
.185
-.011
.029
-.201 -.018
Keluarga
Lingkungan
-.043
.724
.221
.194
-.037
Rasa
.250
.066
.054
.187
.663
.103
Warna
.003
-.133
.482
.134
.613
-.117
Tekstur
.207
.053
.069
-.038
.765
.125
Aroma
.404
.078
.043
.104
.657
-.118
Kemasan
.500
-.097
.455
.115
.218
-.178
Harga
.316
-.183
.479
.042
.265
.313
UkrnPenyajian
.586
-.299
.203
-.046
.215
.386
JnsTopping
.683
.288
-.047
-.062
.331
.151
Komposisi
.723
-.038
.102
.195
.172
.104
Manfaat
.389
-.047
.050
.609
.021
-.017
Kebersihan
.560
-.059
-.323
.296
.009
.046
Kehalalan
.228
-.179
.263
.484
.113
-.162
Merek
.422
.292
.480
.126
.126
-.307
Promosi
.501
.082
.496
.155
.088
-.081
.647 .044 .232 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 10 iterations.
.124
.176
-.075
Ketersediaan
113
Lanjutan Lampiran 4.
Component Plot in Rotated Space
Component 2
1.0
KlsSosial GayaHidup Lingkungan Motivasi TmnShabat 0.5 Keluarga Usia Merek Rasa Kesehatan JnsTopping Pengetahuan Aroma Ketersediaan Pendapatan Tekstur 0.0 Kebersihan Manfaat JenisKelaminKehalalan Komposisi Kemasan Warna Harga UkrnPenyajian -0.5
-1.0 -1.0
-0.5
0.0
0.5
Compone n
t1
1.0
1.0
0.5
0.0
o Comp
-0.5
-1.0
3 nent