ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WIRELESS HOTSPOT MANAJEMEN SISTEM MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ahmad Iwan Fadli 13.11.6951
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WIRELESS HOTSPOT MANAJEMEN SISTEM MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
yang dipersiapkan dan disusun oleh Ahmad Iwan Fadli 13.11.6951
Dosen Pembimbing
Barka Satya, M.Kom NIK. 190302126
Tanggal, 20 Desember 2016 Ketua Program Studi S1 – Teknik Informatika
Sudarmawan, MT NIK. 190302035
ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI WIRELESS HOTSPOT MANAJEMEN SISTEM MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK PADA SMA NEGERI 1 PRAMBANAN Ahmad Iwan Fadli1), Barka Satya2) 1,2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
Abstract In the modern era with internet easy access now is not separated from the development of media technology with internet access, SMA Negeri 1 Prambanan as one high country that is in Yogyakrta facilities Hotspot, but based on the findings that have been found in the field that the hotspot at the school did not have a login security access and bandwidth management, the necessary research to identify network problems on the system hotspot there is. The solution was done to address the problem itself by designing a system hotspot management can manage user and then manage the bandwidth according to user access rights that have been determined, the method used is the method of developing the network with a model Prepare, Plan, Design, Implementation, Operate, Optimize (PPDIOO) network lifecycle The desired result of this research is the hotspot system to work optimally, capable increase peforma network's security and to the hotspot network SMA Negeri 1 Prambanan.
permasalahan yang terjadi jika siswa guru dan staf melakukan akses internet secara bersamaan merasa kesulitan (lambat) dalam mengakses internet, karena traffic data yang tinggi dan tidak terkendali. Teknologi jaringan yang di terapkan di SMA Negeri 1 Prambanan belum terstruktur dan keamanan belum maksimal maka dari itu diperlukan teknologi jaringan yang lebih baik untuk meningkatkan performa jaringan internet agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan tidak terganggu.
Keywords: internet, wlan, sistem manajement hotspot. bandwidth, network lifecycle.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ditemukan beberapa rumusan masalah diantaranya :
1.
System yang akan dibangun adalah, mengubah sebuah Router mikrotik menjadi radius database server didalamnya terdapat service user hotspot, konfigurasi dan limitasi bandwidth. Dengan menerapkan system manajemen hotspot Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keamanan dan peforma jaringan hotspot yang mampu memanajemen titik-titik hotspot menjadi satu titik terpusat pada server hotspot, dengan memisahkan server manajemen user dari router, kinerja router sebagai routing menjadi lebih maksimal dan mengurangi beban kerja pada router. 1.2 Rumusan Masalah
Pendahuluan
1.
1.1 Latar Belakang
2.
Jaringan nirkabel adalah jaringan komputer tanpa kabel yang memungkinkan dapat saling terhubung satu sama lain. Perkembangan jaringan nirkabel sangat pesat dalam dunia teknologi. Jaringan nirkabel harus dikelola dengan baik, dijaga kerahasiaanya, integritas dan keamannya agar kerahasiaan akses data tidak dapat diakses seseorang yang tidak berkepentingan.
3. 4.
SMA Negeri 1 Prambanan memiliki fasilitas penyedia layanan internet bagi siswa guru dan staf sekolah, teknologi internet yang di gunakan adalah Local Area Network (LAN) dan Wireless Local Area Network (WLAN), jaringan LAN sendiri digunakan pada ruangan laboratorium komputer, dan ruang tata usaha, sedangkan untuk ruang kelas perpustakaan dan lingkungan sekitar sekolah menggunakan jaringan WLAN. Dalam kegiatan belajar dan mengajar siswa dituntut untuk mengakses internet guna untuk mencari materi pelajaran,
1
Bagaimana cara memanajemen acces point dalam jumlah yang bayak. Bagaimana cara agar kinerja router menjadi lebih optimal dalam memanajemen hotspot user. Bagaimana cara meningkatkan keamanan dan performa system hotspot. Bagaimana cara memanajemen penggunaan bandwidth sesuai kebutuhan end user.
1.3 Batasan Masalah
1.5.3 Metode Perancangan
Agar pembahasan pada objek penelitian tidak meluas, maka dibuatlah batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
Metode perancangan yang akan dilakukan adalah merancang topologi untuk menempatkan system manajemen hostpot, dan mengkonfigurasi router yang didalamnya terdapat beberapa service manajemen user.
1. 2. 3.
Objek penelitian pada SMA Negeri 1 Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian difokuskan pada jaringan hotspot Penelitian menggunakan dua bauh Router Mikrotik RB450G, dan access point TP-link TLWA701ND.
1.5.4 Metode Pengujian Pada tahap Pengujian, melakukan sebuah ujicoba, apakah system manajemen hostspot berjalan dengan yang diharapkan sesuai dengan rancangan yang diterapkan.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
2.
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keamanan dan peforma jaringan hotspot yang mampu memanajemen titik-titik hotspot menjadi satu titik, dengan memisahkan server manajemen user dari router, kinerja router sebagai routing menjadi lebih maksimal dan mengurangi beban kerja pada router hotspot. Maka akan di buat sebuah server radius yang memiliki service : 1. 2. 3. 4.
2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangya terdiri dari dua unit komputer atau lebih node yang saling berhubungan satu sama lain.[1]
DHCP Server User hotspot Autentikasi user hotspot Manajement bandwidth
2.2 Standar Jaringan Nirkabel Standar ini diciptakan oleh kelompok yang mewakili bayak organisasi yang berbeda. Termasuk organsasi akademik. Bisnis, militer dan pemerintah. Karena standar yang terpasang permanen oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dapat berdampak pada pengembangan teknologi tersebut.[2]
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1.
Metode Pustaka
Berikut daftar standar yang diterapkan saat ini:
Metode pengumpulan data dan referensi melalui berbagai media keputusan, buku, jurnal penelitian, artikel, dan informasi dari internet yang berkaitan dengan judul penelitian. 2.
1.
Wawancara 2.
IEEE 802.11b Mengurai kecepatan transfer data yang sedikit lebih cepat dan lingkup yang lebih terbatas tentang teknologi transmisi. Standar ini juga dipromosikan secara luas dengan nama Wi-FiTM oleh Wi-Fi Alliance. Standar ini telah disahkan oleh IEEE pada 1999 sebagai pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli.
Metode Observasi Penelitian ini terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi yang belum didapat saat wawancara dengan staf IT ataupun kepada yang bersangkutan di SMA Negeri 1 Prambanan.
4.
IEEE Standar jaringan nirkabel asli yang menetapkan kecepatan transfer data yang paling lambat pada RF dan teknologi transmisi yang light-based. Standar ini disahkan oleh IEEE pada 1997.
Penelitian memberikan beberapa pertanyaan langsung kepada staf IT guru dan siswa di SMA Negeri 1 Prambanan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 3.
Landasan Teori
3.
Dokumentasi
IEEE 802.11.a Mengurangi kecepatan transfer data yang sedikit lebih cepat dibandingkan IEEE 802.11b, menggunakan frekuensi 3 GHz UNIL. Standar ini disahkan oleh IEEE pada 1999 sebagai pengembangan dari standar 802.11 yang asli. IEEE 802.11g draft terbaru didasarkan pada standar 802 yang mengurangi daftar biaya pengiriman barangbarang pemindahan data yang sama cepatnya seperti IEEE 802.11b yang diperlukan untuk peningkatan yang lebih mudah.
Tahapan ini membuat dokumentasi untuk skripsi dimulai dari studi pustaka, metode penelitian, implementasi sampai kesimpulan dan saran. 1.5.2 Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan menggunakan metode pengembangan jaringan dengan model Prepare, Plan, Design, Implementation, Operate, Optimize (PPDIOO) network lifecycle
2
pengguna yang melakukan access jaringan melalui gerbang hotspot. Pengguna hotspot sebelum melakukan access jaringan perlu melakukan authentication melalui web browser baik dengan protocol http maupun https (secure http). Hotspot gateway memerlukan tambahan memory dan cpu proses jika digunakan untuk menghitung dan mengamati traffic lokal yang sedang berjalan.
2.3 Mikrotik Mikrotik adalah sebuah merek dari perangkat jaringan, pada awalnya mikrotik hanyalah sebuah perangkat lunak atau software yang install dalam komputer yang digunakan untuk mengontrol jaringan tetapi dalam perkembanganya saat ini menjadi sebuah device atau perangkat jaringan yang sangat terjangkau harganya serta banyak digunakan pada level perusahaan jasa internet (ISP) . 5.
2.3.1 Fitur Mikrotik yang Digunakan
Paket ini memuat fitur e-mail client, ping, netwatch, traceroute, bandwidth tester, traffic monitoring,mrtg dan utility lain yang sering diperlukan untuk mengetahui kondisi router maupun jaringan. Fitur netwatch merupakan salah satu fitur yang memungkinkan Mikrotik menjadi lebih pintar dan dapat memilih konfigurasi berdasaran script (urutan perintah) sesuai kondisi jaringan (netwatch). Paket advanced tools ini terdapat pada semua level lisensi.
Di dalam mikrotik, terdapat fitur-fitur yang dapat digunakan untuk menjalankan kinerja dari mikrotik itu sendiri.bebarapa fitur yang digunakan dalam penelitia kali ini dapat terlihat seperti penjelasan dibawah ini: 1.
Firewall Firewall berfungsi menjaga keamanan jaringan dari ancaman pihak lain yang tidak berwenang. Merubah, merusak, atau meyebarkan data-data penting perusahaan merupakan contoh ancaman yang harus dicegah. Firewall beroperasi menggunakan aturan tertentu, aturan inilah yang menetukan kondisi ekpresi yang memberitahu router tentang apa yang menentukan router terhadap paket IP address yang melewatinya. Setiap aturan disusun atas kondisi dan aksi yang akan dilakukan. Ketika paket IP lewat. Firewall akan mencocokanya dengan kondisi yang telah dibuat kemudian menentukan aksi apa yang akan dilakukan router sesuai dengan kondisi tersebut.
2.
2.4 Radius Radius (Remote Authentication Dial In User Service) merupakan protokol jaringan yang menjalankan service management Authentication, Authorization, dan Accounting (AAA) secara terpusat untuk user yang terkoneksi dan hendak menggunakan resource dalam jaringan. Mikrotik memiliki fitur radius server yang disebut User Manager. User Manager akan memudahkan ketika kita yang ingin membuat layanan jaringan yang didistribusaikan secara luas, Dengan menggunakan User Manager ini kita cukup membuat satu account user di router utama, dan account user tersebut bisa digunakan atau diakses dari router DHCP/Wireless. [3]
NAT Network Address Translation (NAT) adalah suatu fungsi firewall yang sebenarnya bertugas melakukan perubahan ip address pengirim dari sebuah paket data. NAT ini umumnya dijalankan pada router-router yang menjadi batas antara jaringan lokal dan jaringan internet. Secara teknis NAT ini akan mengubah paket data yang berasal dari komputer user seolah-olah berasal dari router.
3.
Radius server memiliki beberapa servis yang akan di gunakan dalam penelitian ini diantaranya ; 1.
Otentikasi Otentikasi adalah verifikasi apakah seseorang itu adalah orang yang berhak. Biasanya melibatkan username dan password, tapi dapat menyertakan metode lain yang menunjukan identitas, seperti kartu pintar, sidik jari, dll. Otorisasi adalah pencarian apakah orang yang sudah diidentifikasi (diotentikasi), diijinkan untuk memanipulasi sumber daya tertentu. Ini biasanya ditentukan dengan mencari apakah orang itu merupakan bagian dari aturan khusus yang memiliki akses ke sumber daya.
DHCP Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protocol jaringan yang memungkinkan sebuah perangkat jaringan membagi konfigurasi IP address kepada komputer-komputer user yang membutuhkan. Konfigurasi IP Address ini meliputi IP Address itu sendiri, subnetmask, default gateway dan DNS server yang dibutuhkan untuk mengakses internet. Perangkat yang akan membagi konfigurasi IP Address disebut DHCP Server. Sedangkan komputer yang menerima konfigurasi dari server dinamakan DHCP Client.
4.
Advanced-tools
2.
Asosiasi Setelah suatu klient nirkabel terotentikasi, klient selanjutnya akan berasosiasi dengan titik akses kondisi terasosiasi adalah keadaan di mana suatu klien diizinkan untuk mengirim data melalui sebuah titik akses. Jika kartu PC berasosiasi dengan sebuah titk-akses.
Hotspot Paket hotspot digunakan untuk melakukan authentication, authorization dan accounting
3
2.5 Manajemen Bandwidth
2.
Misi
Manajemen Bandwith, adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk manajemen dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalulintas jaringan. sedangkan QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data. Manajemen Bandwidth adalah pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan QoS (Quality Of Services). Manajemen Bandwidth adalah proses mengukur dan mengontrol komunikasi (lalu lintas, paket) pada link jaringan, untuk menghindari mengisi link untuk kapasitas atau overfilling link, yang akan mengakibatkan kemacetan jaringan dan kinerja yang buruk. Maksud dari manajemen bandwidth ini adalah bagaimana kita menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router Mikrotik. Manajemen bandwith memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioitas sesuai dengan permintaan pelanggan.[4]
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi sehingga ketuntasan belajar peserta didik tercapai. 3.3 Struktur Organisasi
Gambar 1 Struktur Organisasi 3.4 Analisis Kelemahan Sistem Analisis kelemahan sistem dilakukan dengan mengacu pada keuntungan yang diberikan sebagai solusi atas permasalahan jaringan di SMA Negeri 1 Prambanan.
3. Analisis dan Perancangan
1.
Fasilitas wifi yang ada di SMA Negeri 1 Prambanan, saat ini sangat tidak aman, ini dikarenakan setiap user yang terhubung pada wifi langsung dapat mengakses internet tanpa melalui otentikasi, sehingga bisa dimanfaatkan oleh seorang yang tidak memiliki izin akses untuk terkoneksi ke jaringan, jadi perlu adanya sistem manajemen hotspot untuk mengatasi masalah tersebut.
2.
Performa jaringan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya media transmisi yang digunakan, jumlah pengguna, aplikasi yang dijalankan, dan seberapa besar bandwidth yang ada. Performa jaringan di SMA Negeri 1 Prambanan yang sering menurun drastis jika dalam satu waktu yang sama bayak user menggunakan akses internet yang terhubung ke wifi.
3.1 Profil Lembaga Pendirian SMA Negeri 1 Prambanan didirikan atas dasar cita-cita yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan maka disetiap daerah didirikan sebuah Sekolah Umum Tingkat Atas termasuk wilayah Prambanan, dengan berdirinya SMA Negeri 1 Prambanan maka semakin lengkap lembaga pendidikan di wilayah kecamatan Prambanan disamping SMK dan SMA Swasta. Hal ini diharapkan semakin mampu mendongkrak kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya di wilayah Prambanan. SMA Negeri 1 Prambanan secara geografis terletak di jalan Prambanan Piyungan, sekitar 4 KM kearah selatan dari Candi Prambanan, tepatnya SMA Negeri 1 Prambanan beralamatkan di dusun Madubaru, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. SMA Negeri 1 Prambanan juga dikenal masyarakat Prambanan seperti nama Dusun yang berdampingan dengan lokasi SMA Negeri 1 Prambanan yaitu Dusun Gumuk, maka juga biasa disebut SMA Gumuk.
3.5 Analisis Kebutuhan Sistem 1. Administrator Sistem a. Sistem mengharuskan admin untuk login ketika masuk ke halaman administrator user manajemen hotspot. b. Admin dapat membuat, melihat, mengubah, dan menghapus data user hotspot. c. Admin dapat membuat profil user yang berisi limitasi bandwidth. d. Admin dapat mengetahui siapa saja yang sedang terhubung ke jaringan hotspot.
3.2 Visi dan Misi Lembaga 1.
Visi
Visi dari SMA Negeri 1 Prambanan adalah “Unggul dalam mutu, berwawasan Global, berkepribadian, dan takwa”.
4
2. User a. Sistem dapat mengautentikasi user. b. Dengan sistem user hanya dapat menggunakan resorce bandwidth sesuai dengan profil yang di tentukan tiap user.
4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Implementasi
Tahapan implementasi merupakan lanjutan dari tahapan desain dan merupakan penerapan dari identifikasi masalah yang terjadi. Tahapan implementasi bertujuan untuk menerapkan rancangan sistem manajemen hotspot menggunakan Router Mikrotik pada SMA Negeri 1 Prambanan
3.6 Perancangan Sistem 3.6.1 Rancangan Topologi Jaringan
4.2
Konfigurasi RB Hotspot Server
4.2.1 Setting IP Address RB Hotspot
Gambar 3 Tampilan setelah setting IP address 4.2.2 Setting DNS
Gambar 2 Rancangan topologi sistem hotspot
3.6.2 Rancangan IP Address Tabel 1 konfigurasi IP Address
Gambar 4 Setting DNS 4.3
Konfigurasi RB Radius Server
4.3.1 Setting IP Addres RB Radius 3.6.3 Rancangan Manajemen Bandwidth Tabel 2 Profil user hotspot
Gambar 5 Setting IP Address Radius
5
4.3.2 Install Paket Manajemen User
5.2 Saran Pada penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan dan masih diperlukan pengembangan lebih lanjut baik dari sisi penulisan laporan maupun dari sisi sistem. Maka diharapkan bahwa skripsi ini dapat dilanjutkan dengan penelitian lebih lanjut oleh pembaca. Untuk lebih menyempurnakan aplikasi ini penulis memberikan beberapa saran diantaranya :
Install paket manajemen user pada RB.Radius bertujuan agar RB.Radius dijadikan sebagai database Radius Server yang didalam nya berisi service manajemen user.
1. Penambahan Bandwidth dari layanan ISP. 2. Menggunakan Manageable Switch agar transfer data dari acces point ke router stabil. 3. Penelitian selanjutnya dapat menerapkan VLAN agar jaringan dapat dibagi menjadi beberapa workgrup agar traffict yang tidak diperlukan dapat dikurangi sehingan peforma jaringan SMA Negeri 1 prambanan lebih baik lagi.. Daftar Pustaka Gambar 6 Install Paket Manajemen User 4.6
[1] Syafrial, M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta:Penerbit Andi.
Hasil Konfigurasi Pengujian
[2] Tantoni A. Analisis, Perancangan dan Implementasi Jaringan Inter-VLAN dengan Hotspot Mikrotik untuk Meningkatkan Performa Jaringan pada SMA Negeri 1 Sewon Bantul, Yogyakarta. 2015.
Tabel 3 Hasil konfigurasi dan pengujian
5.
No.
Pengujian
Status
1
Konfigurasi IP Address
Sukses
2
Konfigurasi DNS Server
Sukses
3
Membuat Profil Bandwidth
4
Menambahkan User Hotspot
Sukses
5
Pengujian Jitter dan peket Loss
Sukses
6
Pengujian Login User Hotspot
Sukses
7
Pengujian Limitasi Bandwidth User
Sukses
dan
Limitasi
[3] Pangera, Ali A. 2008. Menjadi Administrator Jaringan Nirkabel. Yogyakarta:Penerbit Andi.
Sukses
[4] Nugroho, Ananto, D. 2013. Analisis Perancangan Cetralized Authentication Untuk User Menggunakan Mikrotik OS Di Jaringan RT/RW Net Hs.Nadi.Net Prambanan, Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Biodata Penulis
Kesimpulan dan Saran
Ahmad Iwan Fadli, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Barka Satya, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2005. memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, Lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
1. Dengan adanya server hotspot pada router dapat memanajemen titik-titik acces point dalam jumlah yang banyak menjadi satu titik pada Server Hotspot. 2. Pembuatan Server Database Radius yang terpisah dari Router Server Hotspot dapat meningkatkan kinerja router server hotspot dalam memanajemen user dan route address. 3. Service autentikasi user pada sistem manajemen hotspot dapat meningkatkan keamanan dan peforma sistem hotspot.
6