ANALISIS MARKET RESEARCH UNS 1. Kegiatan selama liburan Dari 22 responden yang ada, sebanyak 8 orang menjawab jalan-jalan merupakan kegiatan yang dilakukan selama liburan berlangsung. 7 orang melakukan aktivitas organisasi/komunitas, angka ini menunjukkan cukup tingginya kemauan untuk melakukan hal-hal yang produktif ketika liburan.
•
Bantu orang tua: 3
•
Jalan-jalan: 8
•
Dirumah aja: 2
•
Organisasi/Komunitas: 7
“Biasanya kalau liburan masih sering rapat – rapat di kampus, latihan dance gitu aja sih, ga sepenuhnya libur gitu.” (MM, P, Aktif, 2015)
•
Kerja: 1 “Nyari uang, kerja, nambah2 uang saku. Dari job foto wedding, endorse, job design. Biasanya nyari job gitu, tapi sekarang udah ada kenalan yang percaya jadi sering ngasih job. Jobnya dari perorangan sih belum sampe perusahaan” (RS, L, Sosial, 2015)
•
Lainnya: 1 “Mengisi waktu melakukan kegiatan dengan belajar hal-hal baru kaya belajar bahasa, memperdalam skill seperti kegiatan memasak dan kegiatan lainnya “ (B, L, Sosial, 2013)
2. Menghabiskan liburan dengan exchange Sebanyak 12 dari 22 responden menyatakan bahwa menghabiskan waktu liburan dengan exchange bagus dan seru. Namun ternyata ada 7 orang yang masih ragu karena sudah langsung ditanya “kalau exchange AIESEC pas liburan gimana?”, nah ini sudah membuat responden merasa “terpojok” harus
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS menjawab dengan keadaan mereka sekarang sehingga jawaban yang muncul rata-rata soal belum siapnya kemampuan finansial maupun tidak adanya waktu. •
Bagus, seru: 12
•
Tidak menarik: 2
“Jujur aja gua kurang minat, setelah gua tau prosedur buat exchange termasuk biayanya. Biaya buat exchange yang kita bayar ke Aiesec sama persiapannya. (LA, P, Sosial, 2015)
•
Netral: 1 “exchange ya, exchange tuh aku udh denger dari SMA sih. Kalo misalnya tertarik ngga, aku sendri belom kebaynag itu ngapain aja, berapa lama, administrasi, disana mau ngapain. Aku masiha wam abnget. Mungkin kau kurang cari tau” (DM, L, Aktif, 2013)
•
Ragu: 7 “Kalo saya pribadi pengen aja, tapi yang sulit buat saya meninggalkan organisasi yang saya ikuti saat ini” (RH, L, Aktif, 2015)
“Kalo menurutku ikut gitu pas liburan… pas-pas aja. Cuma kalo orangnya emang niat buat gitu, buat belajar ga papa, tapi kalo buat liburan—buat have fun—mending ga usah, mending liburan sendiri ke tempat lain.” (EA, P, Pasif, 2015)
“Gue sih pengen, Cuma masalahnya waktu liburan Cuma dapet 1x persemester nah gue pengen ngabisin waktu itu bareng keluarga. Kalo exchange kan otomatis momen buat keluarganya ilang”
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS (SH, P, Aktif, 2013) 3. Program exchange yang diketahui Sebanyak 12 orang sudah dapat menyebutkan program/penyelenggara exchange, berarti hal ini menjukkan sudah banyak informasi mengenai program exchange yang ada melalui berbagai sumber.
•
Tahu (bisa menyebutkan nama program/penyelenggara exchange): 12
“Dulu di Sma pernah tau program exchange YES & AFS. YES itu exchange ke Jepang, sedangkan AFS itu ke Eropa & Amerika.” (MW, P, Aktif, 2015)
“apa ya.. eee.. exchange yang saya denger… ya saya Cuma tau dari aiesec doing sih. Tapi kemarin, Cuma gatau itu exchange apa di universitas sebelah sih ada. Tapi nggak tau detailnya. Tapi AIESEC sih yang informasinya lebih banyak masuk ke saya.” (A, L, Pasif, 2014)
•
Sekedar tahu sekilas: 5 “Gua dulu pernah denger sih kayak sepupu gua dulu pernah exchange ke jepang cuman gua ga tau sih programnya tuh gimana-gimana cuman gua ga tau sih programnya tuh gimana gimana, tapi gua kepo sih kayak pingin ikut gitu” (MA, L, Sosial, 2014)
•
Tidak Tahu: 5
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS
4. Sumber informasi tentang program exchange
Sumber informasi paling banyak adalah sebanyak 7 orang menjawab mengetahui dari teman lalu sebnyak 5 orang mengetahui dari sosial media. Dapat kita lihat disini bahwa ternyata teman merupakan salah satu influencer terbesar yang dapat menjadi sumber informasi (dengan bercerita, tanpa harus promosi secara terang-terangan). Namun untuk sosial media, ada pula yang menjawab, ketika di LINE ia hanya sekedar scroll2 timeline saja dan tidak tertarik untuk mengetahui isi dari program tersebut.
•
Pihak kampus / sekolah: 4
•
Sosial media / internet: 5
•
Dari teman: 7
•
Tidak tahu: 2
•
Tidak ditanyakan: 4
5. Partisipasi dalam kegiatan exchange Dari 22 Responden hanya 2 orang yang pernah mencoba untuk exchange walaupun pada seleksinya gagal, dan mereka tetap tertarik untuk ikut program exchange. 20 responden lainnya belum pernah sama sekali.
•
Sudah pernah ikut seleksi: 2
•
Belum: 20
6. Hambatan untuk ikut exchange
Sebanyak 11 orang menganggap hambatan merupakan hambatan utama (pertama disebutkan) adalah biaya, lalu ada 3 orang hambatannya adalah izin orang tua. 3 orang memilih hambatannya ada pada bahasa, 3 orang memiliki hambatan dengan waktu karena ada kesibukan/prioritas lain, 1 orang memiliki
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS hambatan dengan jadwal akademik, dan 1 orang lainnya memberikan alasan lainnya. Namun memang ada responden yang menjawab lebih dari satu alasan seperti bahasa + biaya, namun yang dirasa lebih memberatkan yaitu dari segi biaya.
•
Biaya: 11 “hambatan hanya karena biaya aja sih, karena semua di cover sendiri, jadi aku pikir itu mahal…” (MM, P, Aktif, 2015)
“Biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya orang tua mengijinkan saya untuk ikut program seperti itu. Namun, biaya kuliah per semesterku sudah mahal. Salah satu kakak kelasku pernah mengikuti exchange dan dapat sponsor. Tapi sebagian besar tetap biaya sendiri.” (MW, P, Aktif, 2015)
•
Orang tua: 3 “Hambatannya... mungkin kalau aku sih yan pertama izin dari orang tua terus yang kedua mungkin lebih ke keterbatasan bahasa gitu” (KB, L, Pasif, 2015)
•
Bahasa: 3 “Kalo ada rasa sih ada (pengen exchange), cuma aku tu kayak terkendala bahasa.” (EA, P, Pasif, 2015)
•
Waktu: 3 “Waktu (hambatannya). Apabila exchange disaat liburan itu menyita waktu untuk bersama keluarga” (LM, L, Aktif, 2015)
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS “Mau aja sih sebenernya mba, tapi masalah terbesar ya sama organisasi kempo sekarang ini aja sih mba hee” (RH, L, Aktif, 2015)
“Yang pertama yang gue gatau harus kemana. Kedua, pertimbangan waktu. Kalo gue ikut exchange otomatis waktu gue main sama keluarga abis. Terus abis itu bahasa, itu menurut gue yang bikin ga pede karena gue merasa gak bisa” (SH, P, Aktif, 2013)
•
Akademik: 1 “…Sama sekarang saya udah smt akhir jadi ya kayaknya mau focus skripsi aja” (AB, L, Aktif, 2013)
•
Diri Sendiri: 1 “kemauan diri sendiri mungkin, soalnya aku menganggap exchange tuh perlu, menarik dan exchange tuh keren tapi balik lagi ke prioritas. Banyak hal ayng menurutku perlu kubenahi dna itu belum selesai, exchange tuh aku lakuin kalau udah aku selesain tanggung jawab” (DM, L, Aktif, 2014)
7. Pendapat tentang sponsorship class Dari 22 responden 6 orang setuju, dan hanya 1 orang ragu dan 1 tidak setuju atau merasa tidak perlu dengan adanya sponsorship class. Karena banyak dari responden yang tidak ditanyakan pendapatnya sehingga kita dapat menganalisis terlalu jauh apakah sponsorship class ini layak dijalankan atau tidak.
•
Setuju: 6
•
Tidak Setuju: 1
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS •
Ragu: 1 “Untuk sekarang mungkin gak, karena buat itu butuh effort yang besar. Kalo udah pengen banget pasti dilakuin aja, untuk sekarang gua gak dulu. Mungkin suatu saat nanti. Realitanya meski dibantu orang2 itu sukanya yang instan, males nyari sponsor. Gua juga gak begitu percaya meski udah dibantu, gak yakin bakal langsung dapet sponsor, semangat juga bias nurun” (LA, P, Sosial, 2015)
•
Tidak ditanyakan: 14
8. Pendapat tentang booklet for parents
Dari 22 responden hanya 1 orang setuju, dan hanya 1 orang ragu dan 1 tidak setuju atau merasa tidak perlu dengan adanya booklet for parents. Karena banyak dari responden yang tidak ditanyakan pendapatnya sehingga kita dapat menganalisis terlalu jauh apakah booklet ini layak dijalankan atau tidak. Namun ketidaksetujuan itupun muncul karena merasa lebih nyaman berbicara 4 mata dengan tuanya.
•
Setuju: 1
•
Tidak Setuju: 1
•
Ragu: 1
•
Tidak ditanyakan: 17
9. Willingness to pay Dilihat dari data dibawah ini, ternyata willingness to pay responden tergolong SEDANG karena sebanyak 1 orang responden masih berada di kisaran 0 – 1.000.000 rupiah. Namun disini dapat dilihat cukup merata secara kemampuan finansial, ada pula responden yang bilang bahwa masalah mereka ada di hambatan biaya namun tidak menjawab WTP mereka karena dijawab secara
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS umum/tergantung kebutuhan/hal itu hal sensistif dll. Dari 12 responden yang tidak menjawab nominal, hanya 2 responden saja yang menyatakan bahwa orang tua tidak mempermasalahkan biaya dan akan rela mengeluarkan biaya untuk exchange.
Tidak ditanyakan/dijawab
= 12 orang
0 – 1.000.000
= 1 orang
1.000.001 – 5.000.000
= 3 orang
5.000.001 – 10.000.000
= 3 orang
> 10.000.000
= 1 orang
10. Pengetahuan tentang AIESEC Global Citizen
Dari 22 responden hanya 1 orang saja yang tahu tentang branding global citizen dan 14 lainnya hanya sekedar tahu “oh AIESEC ada exchangenya”. Hal ini menunjukkan masih rendahnya brand awareness dari global citizen maupun AIESEC secara keseluruhan. Namun ketika melakukan promosi, hati-hati dengan hanya menyebut Global Citizen saja di khawatirkan akan adanya missed understanding bahwa program ini adalah program diluar AIESEC. •
Tahu: 1 “Tau sih dikit2 dari temen gua, soalnya gua ada temen yang di aiesec bagian exchange gitu2 kan. Beberapa orang juga kurang aware kalo di Aiesec ada global citizen sama global leader. Gua secara gak sengaja tau infonya itu kaya dari instagram, media online gitu2.” (LA, P, Sosial, 2015)
•
Cuma tau kalo AIESEC punya exchange (ga tau branding global citizen): 14
•
Tidak Tahu sama sekali: 7
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS
11. Pendapat tentang promosi Global Citizen
“Sering2 bikin event atau seminar buat umum kaya BEM gitu mungkin. Banyakin broadcast kegiatan apapun di AIESEC, atau artikel2 gitu. Eksistensi AIESEC di UNS masih kurang banget” (LA, P, Sosial, 2015)
“Kan misalnya kayak dia tuh eksklusif gitu mbak, jadi kurang berbaur ke yang lainnya. Sama kurang itu aja sih, kurang sosialisi. Jadi aku liatnya Cuma dari media sosial Cuma untuk bentuknya aku belum pernah lihat. Mungkin bisa ditingkatin. Misal kayak ada event apa masuk ke situ” (KA, L, Aktif, 2014)
“kalo promosi global citizen yang gua ketahui kayak dari fakultas ke fakultas kampus ke kampus doing kan biasanya di share di grub angkatan kalo enggak di grub uns jabodetabek tuh, jadinya kurang gencer gitu kayak ga ada yang tau kan, jadi kayak global citizen tuh promosinya cuman kayak gitu gitu doang kan.” (TA, P, Sosial, 2014)
MASUKAN MENARIK: “ya yang penting publikasi, bikin acara yang menarik buat remaja sekarang. Yang menunjukkan dan ada role modelnya. Misalnya psikologi, Amma pernah exchange nih, ntar kamu sharing2 ke temen2 tentang exchange, tantangannya gitu. bisa jadi, atau grup discussion. Karena apa ya, aku gatau di kampus ini banyak ngga yang kaya gituan, berkumpul bersama membicarakan hal itu. Tanya ke diri kamus sendiri kenapa dulu kamu pengen exchange dan jadikana lasan itu buat ngajakin orang2. sharing2 kaya gini mungkin, cerita kamu exchange gimana. dari situ aku tau, jadi at least meskipun bukan hari ini aku bakal ikut kepikiran ikut exchange”
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS “tau (AIESEC UNS ngadain seminar exchange sama info booth), udah keren kok tapi mungkin kerjasama nya mungkin karena tidak dipungkiri di suatu kampus ada sistemnya. Ngga tau selama ini AIESEC udh berkoordinasi sama himpunan, bem, dekanat? (AIESEC UNS BELUM bekerjasama sama himpunan, bem, dekanat)” “nah mungkin dengan bantuan mereka karena sasarannya mahasiswa, kalian ntar bisa mengkonsep gimana caranya bantuin. Kalo sendiri2 kayak sembunyi2 kan. Apalagi dr. Sari (dosen) sangat mendukung exchange kan.” (DM, L, Aktif, 2013) 12. Media yang paling menarik untuk promosi program exchange Media sosial dan non-media sosial hampir seimbang pendapatnya dari para responden. Namun harus lebih diperhatikan dari masing-masing keadaan fakultas / kampusnya, misalnya soal perizinan class visit dan booth sampai dengan menjalin kerjasama dengan organisasi internal fakultas atau jurusan tersebut. •
Sosial media: 11 “Kalau menurutku di era sekarang ini kan media sosial pasti yang paling efektif, selain itu,buat orang-orang yang ga update bisa dengan cara sosialisasi ke kelas atau angkatan dari pihak AIESECnya sendiri." (LN, P, Pasif, 2015)
“Mungkin kaya dibeberin gitu kegiatan exchange apa aja sama orang yang pernah jadi partisipan, video teaser yang ngena gitu karena yg pernah gua liat itu kurang banget, poster kurang menurut gua, media social sih gua lebih prefernya.” (LA, P, Sosial, 2015) “Mungkin itu bisa membantu. Cuma kalo lo ngadain class visit atau open booth berati narik orang kan ? kenapa ga lo mainin aja di sosial mendia, dimana orang ga perlu dateng tapi bisa tau semua infonya. Menurut gue daripada class visit dan openbooth berati bisa lebih langsung tau”
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS (SH, P, Aktif, 2013)
•
Non-Sosial media: 8 “Di fakultasku, info-info seperti itu masih jarang didapat. Jadi semua tergantung pada masing-masing individu untuk mencari info ke kakak kelas. Menurutku, kujungan ke kelas-kelas atau menyebarkan pamphlet/poster di tempat yang sering dikunjungi di fakultasku. Selain itu, bisa juga mengadakan booth tentang exchange tersebut.” (MW, P, Aktif, 2015)
“Kalo sekarang sih agak susah ya, jadi mungkin kita lebih melakukan pendekatan buat target pasar terlebih dahulu sih, kenalin program kita dengan baik dulu, baru on point nantinya. Kontak langsung sih bukan sosial media” (RH, L, Aktif, 2015)
“Sosialisasi di kelas-kelas sama buka booth gitu. Kalo misalnya nempel poster ga efektif sih. Paling ga pernah dibaca. (EA, P, Pasif, 2015)
“seharusnya kayak misalnya dia buat stand sendiri missal di depan kampus apa di belakang kampus, setiap hari berturut turut itu dari jam soree lah misalnya dari jam siang hari deh dari jam 12 keatas ampe jam 5 sore tuh jadinya tuh kita kan ga tentu ada di kampus setiap hari mungkin pas kita ada di kampus pihak global citizen jadinya boothnya udah ga ada kan, dan seharusnya itu udah standby gitu terus.” (TA, P, Sosial, 2014)
•
Keduanya:
•
Tidak dijawab / Tidak tahu: 1
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS •
Tidak ditanyakan: 1
13. Pendapat tentang info booth 7 responden setuju info booth masih efektif untuk melakukan promosi. Namun dengan catatan booth tersebut dibuat semenarik mungkin di waktu dan tata letak yang pas, dengan dekorasi yang menarik. jawaban “tergantung” sebanyak 4 orang, ini disebabkan bahwa berdasarkan pengalaman mereka melihat bahwa banyak stand booth yang kurang menarik sehingga mereka tidak berniat untuk berkunjung.
•
Setuju / penting: 7
•
Tidak Setuju / tidak penting: 3
•
Tergantung: 4
“Sebenernya info booth tidak terlalu berpengaruh jika hanya sehari. Karena jadwal kuliah yang padat, info booth sehari itu kurang.” (MW, P, Aktif, 2015)
“Untuk hari2 biasa hari kuliah itu kurang efektif sih, mungkin bisa dipilih hari misalnya saat Osmaru yang pameran ukm-ukm di aula rektorat itu, menurutku itu waktu yang efektif. Kalau menurutku tetep diterusin aja booth sama presentasi tapi harus pilih waktu yang tepat biar efektif. Untuk pamfletnya mungkin bisa dibuat lebih menarik.” (RS, L, Sosial, 2015)
•
Netral: 2
•
Tidak ditanyakan: 5
14. Pendapat tentang class visit •
Setuju: 7
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS “Pasti itu lebih efektif. Teman-teman pasti bisa tanya informasi secara langsung. Karena jika hanya info booth, tidak banyak orang yang mengetahuinya.” (MW, P, Aktif, 2015)
“Presentasi aja sih di kelas, menurut gua efektif sih soalnya kan lagi rame2nya maru pas Osmaru” (LA, P, Sosial)
•
Tidak Setuju: 2 “efektif tapi ga efisien. Soalnya bakal spend tenaga yang banyak krn kelasnya banyak. Ga efisien kalo buat dating satu satu ke kelas.” (A, L, Pasif, 2014)
“gua yakin itu malah nggak efektif soalnya justru kayak misalanya lu anak fp itu kewajiban lo nyebarin exchange di fp kan itu kan elo ngomongin setiap kelas yang ada di sini jadinya ga efektif. (TA, P, Sosial, 2014)
•
Tergantung: 1
•
Netral: 1
•
Tidak ditanyakan: 6
MASUKAN MENARIK: “Iya. Atribut belum ada terus mungkin flyer-flyer. Terus itu, kasih, misalnya ada yang udah exchange gitu, orangnya diajak dikasih tau gimanagimananya, biar yang diajak pada mau ikut.” (EA, P, Pasif, 2015)
ANALISIS MARKET RESEARCH UNS
15. Ketertarikan mengikuti global citizen 9 responden dari 22 responden tertarik untuk mengikuti program global citizen namun hampir semua mengeluhkan masalah biaya. Ada 10 orang yang merasa ragu terutama terkait jadwal kegiatan maupun akademik mereka, dan ada 3 orang yang tidak ditanyakan.
•
Tertarik: 9 “Pengalamannya, culture yang beda banget, otomatis kita bisa mempelajari culture merak secara langsung ga Cuma baca baca doing. Nah itu kita jadi lebih tahu. Kan beda jadi langsung ke tempatnya” (A, L, Pasif, 2014)
•
Ragu: 10 “Tertarik tapi kalau buat join aku masih mikir-mikir karena masih sesuaiin sama schedule kedepan karna masih belum tau." (LN, P, Pasif, 2015)
“Nah itu aku juga semesternya udah semester empat, sebentar lagi semester lima ada magang, kkn, terus kayak kegiatan kampusnya udah penuh gitu loh jadi gak ada waktu lagi.” (KE, P, Aktif, 2014)
•
Tidak tertarik:
•
Tidak ditanyakan: 3