ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH LAILA YENI NIM: 201 13 058
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH D III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 201
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
"Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore hari, ambillah persiapan saat engkau sehat, untuk menghadapi masa sakitmu dan saat hidupmu untuk sesudah kematianmu" (HR. Bukhari)
“Sesuatu yang kecil akan tampak besar bagi orang-orang yang bercita-cita kecil. Dan sesuatu yang besar akan tampak kecil bagi oarang-orang yang bercita-cita besar” (Abu Thayyib)
“Kesungguhan akan mendekatkan sesuatu yang jauh dan membukakan pintu yang terkunci ” (Imam Syafi’i)
vi
PERSEMBAHAN
“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku kepada Allah SWT dan tanda Bakti Kepada Kedua Orang Tuaku” Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada: Pertama Kedua orang tuaku tercintaIbundaku “Darma yanti” dan Ayahandaku “Suyitno” yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak henti-hentinya mendo’akan anak-anaknya supaya menjadi orang yang sholeh, dan sholehah bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Amiin Yaa Rabbal ’alamiiin. Ke-dua Kyai Nasir As’ari, Ibu Nyai Siti AMinah, KH Mahdi, ustadz Faishol, Ustadz Ahmad Zainal, Ustadz Marjan, Ustadz Abdullah dan para Asatid pondok pesantren putri Masyithoh yang saya nantikan tetes ilmunya, fatwa-fatwanya, do’anya yang Bermanfaat untuk saya. Ke-tiga Adik ku Ulvi dan Ami yang selalu memberi do’a, semangat dan Keluarga Besarku tercinta yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan do’anya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ke-empat Yang terakhir Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan D3 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga khususnya angkatan 2013.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada Khatamul Anbiya’ wal Mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal ‘Alamiin. Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril maupun materil. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
viii
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi. M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3.
Bapak Drs. H Alfred L., M.Si selaku Ketua Jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
4.
Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebijakan.
5.
Bapak Taufikur Rahman, S.E.,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberi motivasi belajar bagi penulis.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga khususnya kepada dosen-dosen di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.
7.
BMT Tumang cabang Salatiga yang telah berkenan menjadi obyek penelitian untuk penulisan tugas akhir ini. Khususnya kepada manejer cabang BMT Tumang cabang Salatiga Bapak Ni‟am Al Mumtaz dan staff karyawan BMT Tumang cabang Salatiga yaitu Bapak Dwi Isnaini, Mbak Umi, Mbak Lia Mbak Tyas, Mbak Asih dan Mas Samsul yang bersedia meberikan informasi, data-data dan arahan-arahannya sehingga mempermudah penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8.
Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
ix
9.
Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Ibundaku tercinta beliau ibu Darma Yanti dan ayahandaku beliau bapak Suyitno yang penulis mulyakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya serta tidak henti-hentinya selalu mendo‟akan setiap hari untuk anak-anaknya. Khususnya kepada kedua adikku tersayang Ulvi dan Ami, semoga bisa menjadi anak yang sholehah dunia akhirat, berbakti kepada kedua orang tua, dan bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua yang selalu mendoakannya.
10. Pengasuh Pon-Pes Putri Masyithoh Tingkir Lor Kyai Nasir As‟ari, Ibu Nyai Siti Aminah, beserta para Asatidz pondok pesantren putri Masyithoh yang saya nantikan barakah tetes ilmunya. 11. Sahabat-sahabat penulis yang menemani belajar di IAIN Salatiga. Terima kasih kepada sahabat spesial hidup yang mengajarkan arti kehidupan, mbak Muji Sudarti, mbak Mila, mbak Nurlela, mbak Setiana Fatimah, mbak Novi Karuniawati. Semoga kami semua dapat menjadi orang yang sukses dunia akhirat. 12. Kepada keluarga besarku tercinta yang telah memberikan dorongan, motivasi dan do‟a untuk menyelesaikan D3 Perbankan Syariah ini.
x
13. Semua teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota Salatiga yang sejuk dan indah ini. 14. Kepada semua teman-teman santri mbak pondok putri Masyithoh Tingkir Lor yang telah memberikan dorongan, semangat, do‟a, dan mengajarkan makna kehidupan bersosial kepada penulis. 15. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa’ syukran katsiraan. semoga tugas akhir ini bermanfaat. Amiin Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.
Salatiga, 5 September 2016 Penulis
Laila Yeni NIM: 201 13 058
xi
ABSTRAK
Yeni, Laila. 2015. Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Di BMT Tumang Cabang Salatiga. Tugas Akhir Program DIII. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Hikmah Endraswati, M.Si
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, adapun data yang diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer berupa sumber data yang langsung diberikan kepada pihak BMT Tumang cabang salatiga, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, brosur, buku pedoman operasional BMT, internet dan buku perpustakaan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
dalam
perkembangan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup baik dan mengalami peningkatan setiap bulannya. Perkembangan
pembiayaan
2.337.550.000
rupiah.
murabahah
Penentuan
pada
margin
tahun
2016
keuntungan
sebesar
pembiayaan
murabahah di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT dengan nasabah sesuai dengan standarisasi margin keuntungan murabahah BMT Tumang berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi yaitu sebesar 1,5% s/d 1,7%.
Kata Kunci: pembiayaan murabahah, margin keuntungan, BMT Tumang
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................
2
PENGESAHAN ................................................................................................. 3 PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... 4 PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .............................................................
5
MOTTO .............................................................................................................. 6 PERSEMBAHAN ............................................................................................... 7 KATA PENGANTAR ........................................................................................ 8 ABSTRAK ........................................................................................................ 12 DAFTAR ISI .................................................................................................... 13 DAFTAR TABEL ..........................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 18 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 20 C. Tujuan dan Kegunaan .............................................................................. 21 D. Metode Penelitian ..................................................................................... 22 E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 26 B. Kerangka Teoritik ...................................................................................... 28
xiii
1. Pengertian Pembiayaan ......................................................................... 28 2. Jenis-Jenis Pembiayaan ......................................................................... 29 3. Unsur-Unsur Pembiayaan ..................................................................... 32 4. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ................................................ 34 5. Aspek-Aspek Pembiayaan .................................................................... 37 6. Pembiayaan Murabahah ........................................................................ 40 7. Syarat-Syarat Murabahah...................................................................... 44 8. Ketentuan Jual Beli Murabahah ............................................................ 46 9. Aplikasi Murabahah .............................................................................. 47 10. Aspek Teknis ......................................................................................... 48 11. Skema Pembiayaan Murabahah ............................................................. 50 12. Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah .............................. 50 III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah BMT Tumang ............................................................................... 54 B. Visi dan Misi ............................................................................................. 55 C. Identitas Umum ........................................................................................ 57 D. Struktur Organisasi ................................................................................... 59 E. Job Discription ......................................................................................... 60 F. Produk-Produk BMT Tumang .................................................................. 62 BAB IV ANALISIS A. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah ...................................... 67 B. Penetapan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Salatiga ........................................................................................ 71
xiv
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 75 B. Saran ......................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang Salatiga ................................................................................................................ 20 Tabel 4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Cabang Salatiga ................................................................................................................ 67
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah ....................................................... 50 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Salatiga....................... 59
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq dan sedekah (ZIS). Baituttamwiil adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana mayarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan (Ilmi, 2002: 66). Menurut Kusmiyati (2007) Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro yaitu Baitul Maal wal Tamwil (BMT) semakin menunjukkan
ekstensinya.
Kegiatan
BMT
adalah
melakukan
penghimpunan (prinsip wadiah dan mudharabah) dan penyaluran dana (prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah) kepada masyarakat. Produk penyaluran dana atau pembiayaan dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yakni pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dan pembiyaan dengan akad pelengkap (Karim, 2004:87).
1
2
Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-bank dan lembaga–lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan perdagangan para nasabahnya. Murabahah merupakan satu bentuk perjanjian jual beli yang harus tunduk pada kaidah dan hukum umum jual beli yang berlaku dalam muamalah islamiyah (Muhammad, 2005 : 22). Menurut Nuryadin (2007) penetapan margin keuntungan juga dapat dilakukan dengan cara Rasulullah Saw ketika berdagang, cara ini dapat dipakai sebagai salah satu metode bank syariah dalam menentukan harga jual dan margin keuntungan murabahah. Menurut
Rahmawaty
(2007)
cara
Rasulullah
Saw
dalam
menentukan harga penjualan dan margin keuntungan adalah dengan menjelaskan harga belinya, berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk setiap komoditas dan berapa keuntungan wajar yang diinginkan. Cara penetapan harga jual tersebut berdasarkan cost plus mark up. Cost plus mark up adalah biaya tambahan keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan syariah Produk pembiayaan murabahah pada BMT Tumang cabang Salatiga memiliki perkembangan yang cukup meningkat dan mengalami peningkatan setiap bulannya pada tahun 2016. Hal ini dapat dilihat bahwa posisi perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga sebagai berikut:
3
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan Januari 17 87.000.000 Februari 24 235.200.000 Maret 37 314.800.000 April 44 344.000.000 Mei 48 393.250.000 Juni 51 435.200.000 Juli 57 528.100.000 Jumlah 281 2.337.550.000 Sumber Data: BMT Tumang Cabang Salatiga
Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa perkembangan pembiayaan murabahah pada BMT Tumang Salatiga pada tahun 2016 sebesar 2.337.550.000 rupiah dan mengalami kenaikan setiap bulannya. Berdasarkan tabel tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan merumuskan beberapa pokok masalah yang akan menjadi pembahasan dalam Tugas Akhir ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah: 1.
Bagaimana Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga?
2.
Bagaimana Penentuan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga?
4
C. Tujuan Dan Kegunaan 1.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Untuk
Mengetahui
Tingkat
Perkembangan
Pembiayaan
Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga. b.
Untuk Mengetahui Penentuan Margin pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Cabang Salatiga.
2.
Kegunaan Kegunaan penulisan ini adalah: a.
Memberikan
pengetahuan
penentuan
dan
perkembangan
pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang salatiga. b.
Bagi IAIN, dapat dijadikan sebagai bacaan ilmiah di perpustakaan.
c.
Bagi
masyarakat,
dapat
dijadikan
sebagai
tambahan
pengetahuan mengenai pembiayaan yang berprinsip akad murabahah. d.
Guna memenuhi tugas akhir pada program studi DIII perbankan syariah IAIN Salatiga.
e.
Bagi BMT, dapat dijadikan bahan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan margin pembiayaan pada masyarakat banyak.
5
D. Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif kualitatif menurut Bungin (2013:280) adalah menganalisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu. 1.
Sumber Data Adapun sumber data menurut Brata (2002 : 42) terbagi menjadi dua jenis yang dapat digunakan penulis yaitu: a. Data Primer Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh langsung dari lapangan (obyek data) atau data yang berisikan tentang variabel produk BMT Tumang cabang Salatiga yang ada untuk digunakan analisis. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, menggunakan data primer berupa informasi mengenai pembiayaan murabahah yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang
6
berkenaan dengan penelitian ini. Data sekunder dapat diperoleh dari studi kepustakaan berupa data dan dokumentasi. Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder berupa data-data yang diperoleh dari buku-buku dan studi pustaka yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah. 3.
Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Observasi Adapun istilah observasi menurut Gunawan (2013:143) yaitu diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tertentu. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung kegiatan kinerja di BMT Tumang Salatiga dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan pembiayaan murabahah. b. Wawancara Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara
diwawancarai
Bungin
dengan
responden
(2013:133).
Dalam
atau hal
orang ini
yang penulis
mengajukan pertanyaan seputar sejarah berdirinya BTM Tumang, produk-produk, analisis penentuan margin dan perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga. Adapun yang
7
menjadi responden dalam penelitian ini adalah Manajer dan Karyawan di BMT Tumang cabang Salatiga. c. Dokumentasi Menurut Bungin (2013:153) dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini digunakan penulis untuk melihat secara langsung bukti-bukti data yang ada yaitu tentang sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, serta perkembangan BMT Tumang. E. Sistematika Penulisan Agar laporan ini memperoleh gambaran yang secara berurutan, maka penulis menyajikan sistematika penulisan, yaitu uraian mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematika. BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, berisi tentang penelitian terdahulu, pengertian pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, unsur-unsur pembiayaan, prinsip-prinsip
pemberian
pembiayaan,
aspek-aspek
pembiayaan,
pembiayaan murabahah, ketentuan-ketentuan pembiayaan murabahah, syarat-syarat pembiayaan murabahah, aplikasi pembiayaan murabahah, aspek teknis, skema pembiayaan murabahah, perhitungan margin pembiayaan murabahah.
8
BAB III LAPORAN OBJEK, berisi tentang penyajian tentang gambaran umum BMT, mengenai sejarah berdirinya BMT Tumang, visi dan misi, Struktur organisasi, Job Discription, produk-produk BMT. BAB IV ANALISIS, merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: tingkat perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga, dan perhitungan margin pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga. BAB V PENUTUP, merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan, dan saran terhadap praktik ekonomi BMT.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Qiyamah (2015) tentang “Analisis Metode Perhitungan Margin Murabahah Pada Produk Piutang Murabahah studi kasus pada BMT Al-Fath IKMI”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perhitungan margin murabahah yang digunakan oleh BMT Al-Fath IKMI adalah metode proporsional yang disebutkan dalam fatwa DSN No.84. hanya perhitungan sederhana, yaitu harga pokok dikalikan dengan presentase margin kemudian dibagi dengan jumlah bulan/lamanya jangka waktu angsuran. Margin Pertimbangan yang berpengaruh dalam menentukan besaran margin keuntungan adalah hal-hal yang juga termasuk dalam ketetapan ALCO syariah, yaitu: DCMR, ICMR, ECRI, Acquiring cost dan overhead cost. Asti (2015) dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “Analisis Margin Keuntungan Pembiayaan Manfaat Di BMT Taruna Sejahtera Tengaran Kab. Semarang”. Penelitian ini menemukan bahwa dalam perkembangan penyaluran dana atau pembiayaan manfaat pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup baik, dan perkembangan yang tinggi terdapat pada bulan Desembar 2014 yaitu sebesar Rp. 26.117.500,- dengan growth sebesar 0.399.885,-. Penentuan margin keuntungan pembiayaan manfaat BMT Taruna Sejahtera dengan melihat harga pasar saat ini, artinya dalam
9
10
menentukan standarisasi margin keuntungan melihat margin yang berlaku di pasar yang masih berlaku. Citra (2014) meneliti tentang “Analisis Margin Keuntungan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk”. Penelitian ini menemukan perkembangan penyaluran pembiayaan murabahah yang mengalami peningkatan walaupun ada sedikit penurunan pada setiap awal dan akhir tahun, tetapi untuk triwulan kedua mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Karena besarnya margin keuntungan murabahah telah disesuaikan dengan suku bunga pinjaman
bank
konvensional,
dan
pengaruh
margin
keuntungan
murabahah terhadap pembiayaan sebesar 53,5% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi sebesar 46,5%. Eva (2014) dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Persepsi Harga Atau Margin Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Anggota Dalam Membeli Produk Pembiayaan Murabahah Di Jasa Keuangan Syariah studi kasus pada BMT Amal Mulia”. Penelitian ini menemukan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota sebesar 19,4% yang berarti bahwa persepsi harga mampu mempengaruhi minat anggota sebasar 19,4%, semakin tinggi nilai persepsi harga maka semakin tinggi pula minat anggota terhadap pembelian produk murabahah.
11
Penelitian sebelumnya fokus pada metode perhitungan margin keuntungan murabahah dan peningkatan pendapatan pada BMT yang diteliti. Sedangkan penelitian ini penulis menekankan pada perkembangan pembiayaan murabahah dan penentuan margin keuntungan pembiayaan murabahah. Penelitian mengenai pembiayaan murabahah dan penetapan margin keuntungan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Margin Pembiayaan Murabahah Pada BMT Tumang Cabang Salatiga.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pembiayaan a. Pengertian pembiayaan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Asiyah, 2015:2). b. Fungsi pembiayaan Menurut Asiyah (2015:8) ada beberapa fungsi dalam pembiayaan pada bank syariah sebagai berikut: 1) Meningkatkan daya guna uang
12
2) Meningkatkan daya guna barang 3) Meningkatkan peredaran uang 4) Meningkatkan kegairahan berusaha 5) Stabilitas ekonomi 6) Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
2. Jenis-Jenis Pembiayaan Menurut Asiyah (2012:23) ada beberapa jenis pembiayaan sebagai berikut: a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah Konsep modal kerja mencakup tiga hal, yaitu: 1) Modal Kerja (working capital assets) adalah modal kerja adalah modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar. 2) Modal Kerja Brutto (gross working capital) adalah modal Kerja Brutto (gross working capital) merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (curret assets). Pengertian modal kerja bruto didasarkan pada jumlah atau kuantitas dana yang tertanam pada unsur-unsur aktiva lancar. 3) Modal kerja netto (net working capital) adalah modal kerja netto (net working capital) merupakan kelebihan aktiva lancar atas
13
hutang lancar, yang digunakan untuk kepentingan pembayaran hutang lancar dan tidak dipergunakan untuk keperluan lain. b. Pembiayaan Investasi Syariah Menurut Asiyah (2012) investasi adalah penanaman dana dengan memperoleh imbalan/manfaat/keuntungan dikemudian hari, mencakup hal-hal antara lain: 1) Imbalan
yang diharapkan dari investasi adalah berupa
keuntungan dalam bentuk financial atau uang (financial benefit). 2) Badan
usaha
umumnya
bertujuan
untuk
memperoleh
keuntungan berupa uang, sedangkan badan sosial dan badanbadan pemerintah lainnya lebih bertujuan untuk memberikan manfaat sosial (social benefit) dibandingkan dengan keuntungan finansialnya. 3) Badan-badan usaha yang mendapatkan pembiayaan investasi dari bank harus mampu memperoleh keuntungan financial (finansial benefit) agar dapat hidup dan berkembang serta memenuhi kewajibannya kepada bank.
14
c. Pembiayaan Konsumtif Syariah Asiyah (2012) pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima bagian: 1) Pembiayaan konsumen akad murabahah 2) Pembiayaan konsumen akad Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) 3) Pembiayaan konsumen akad Ijarah 4) Pembiayaan konsumen akad Istishna 5) Pembiayaan konsumen akad Qardh + Ijarah d. Pembiayaan Sindikasi Menurut Asiyah
(2012) pembiayaan sindikasi
adalah
pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Sindikasi mempunyai tiga bentuk yakni: a. Lead syndication, yakni sekelompok bank yang secara bersamasama membiayai suatu proyek dan dipimpin oleh satu bank yang bertindak sebagai leader. Modal yang dimiliki oleh masingmasing bank dilebur menjadi satu kesatuan, sehingga keuntungan dan kerugian menjadi hak dan tanggungan bersama, sesuai proporsi modal masing-masing.
15
b. Club Deal, yakni sekelompok bank yang secara bersama-sama membiayai satu proyek, tapi antara bank yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan kerja sama bisnis dalam arti penyatuan modal. Masing-masing bank membiayai suatu bidang yang berbeda dalam proyek tersebut. Dengan demikian masingmasing bank akan bank akan memperoleh keuntungan sesuai dengan bidang yang dibiayai. Hubungan masing-masing antar peserta sindikasi hanya sebatas hubungan koordinatif. c. Sub Cyndication, yakni bentuk sindikasi yang terjadi antara suatu bank dengan salah satu bank peserta sindikasi lain dan kerjasama bisnis yang dilakukan keduanya tidak berhubungan secara langsung dengan peserta sindikasi lainnya.
3. Unsur-Unsur Pembiayaan Menurut (Kasmir,2013:87) ada unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan Suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.
16
2. Kesepakatan Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masingmasing. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang disengaja nasabah atau yang tidak sengaja. 5. Balas jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berprinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
17
4. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit/ Pembiayaan Menurut Asiyah (2015:80) prinsip pemberian pembiayaan merupakan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan
bank
syariah
pada
saat
melakukan
pembiayaan,
diantaranya: 1. Character
artinya
sifat
atau
karakter
nasabah
pengambil
pembiayaan. Hal ini yang perlu ditekankan pada nasabah adalah bagaimana sifat amanah, kejujuran, kepercayaan seorang nasabah. Kegunaan penilaian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (williness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 2. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usahanya guna
memperoleh
laba
sehingga
dapat
mengembalikan
pinjaman/pembiayaan dari laba yang dihasilkan. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya. 3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. Kemampuan capital pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk penyediaan self financial, yang sebaiknya lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan yang diminta. Bentuk self financial tidak harus berupa uang tunai, melainkan bisa juga berupa tanah, bangunan dan
18
mesin-mesin. Besar kecilnya capital bisa dilihat dari neraca perusahaan yaitu komponen owner equity, laba ditahan dan lain-lain. Untuk perorangan dapat dilihat daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya. 4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. Penilaian terhadap collateral meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya. 5. Condition
of
economy
artinya
keadaan
meliputi
kebijakan
pemerintah, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian. Menurut Kasmir (2013:96-97) penilaian kelayakan nasabah berdasarkan 7P adalah sebagai berikut: 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
19
3. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
20
7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
5. Aspek-Aspek Pembiayaan Menurut Asiyah (2013:98-99) penilaian dengan seluruh aspek. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembiayaan antara lain: 1. Aspek yuridis Didalam aspek yuridis diberikan batasan untuk memudahkan pelaksanaan analisis yaitu: melalui penelitian terhadap legalitas pendirian perusahaan (badan uasaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan dan legalitas barang jaminan. 2. Aspek pemasaran Menurut Kasmir (2013) aspek yang dinilai adalah
permintaan
terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. Hal ini perlu diteliti dalam aspek ini adalah: a. Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang akan datang
21
c. Peta kekuatan pesaing yang ada d. Prospek produk secara keseluruhan 3. Aspek keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan. Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria kelayakan investasi. Menurut Kasmir (2013) aspek keuangan mencakup antara lain: a.
Rasio-rasio keuangan
b.
Payback period
c.
Net Present Value (NPV)
d.
Profitability Indek (PI)
e.
Internal Rate Of Return (IRR)
f.
Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/Operasi Kasmir (2015) berpendapat aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
22
5. Aspek Manajemen Menurut
Kasmir
(2013)
untuk
menilai
struktur
organisasi
perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya. 6. Aspek Sosial Ekonomi Menurut Kasmir (2013) aspek sosial ekonomi menganalisis dampak terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti: a) Meningkatkan ekspor barang b) Mengurangi pengangguran atau lainnya c) Meningkatkan pendapatan masyarakat d) Terjadinya sarana dan prasarana e) Membuka isolasi daerah tertentu 7. Aspek Amdal Karim (2013) mengatakan menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan sekitar.
23
6. Pembiayaan Murabahah a. Definisi Jual bali murabahah menurut Fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up
atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik
murabahah adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli mengenai
harga
pembelian
produk
dan
pernyataan
jumlah
keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005:13). Murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas (Arifin, 2009:26). b. Jenis-jenis Murabahah Menurut Wiroso (2005) Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Murabahah tanpa pesanan Murabahah tanpa pesanan maksudnya, ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang
24
daganganya dan tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli (Wiroso, 2005:37). 2. Murabahah berdasarkan pesanan Murabahah berdasarkan pesanan maksudnya, bank syariah baru akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan (Wiroso, 2005:37-38). Menurut Wiroso (2005:45) Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Murabahah pesanan bersifat mengikat Apabila nasabah sudah melakukan pemesanan barang maka nasabah harus membeli barang tersebut dengan aturan sebagai berikut: Menurut Wiroso (2002:38) murabahah berdasarkan pesanan dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pesanan mengikat adalah apa bila sudah pesan harus mengikuti dan dengan aturan sebagai berikut a. Jika bank menerima permintaan dari pesanan (nasabah), bank harus membeli asset yang akhir atau ditutup dengan akad penjualan yang sah antara dia dan penjual asset. Pembeli ini dianggap merupakan pelaksanaan janji yang mengikat secara hukum antara nasabah sebagai pemesan dari bank.
25
b. Bank menawarkan asset kepada pemesan, yang harus diterima berdasarkan janji yang mengikat diantara kedua belah pihak yang secara hukum, dan oleh karena itu harus sesuai dengan ketetapan yang berlaku dalam akad perjanjian. c. Dalam bentuk penjualan seperti ini, diperbolehkan untuk membayar urbun ketika menandatangani akad aslinya, tetapi sebelum bank membeli asset. Urbun di dalam fiqih Islam adalah jumlah uang yang dibayarkan dimuka kepada penjual. Jika bank memutuskan untuk melakukan transaksi dan menerima asset maka urbun akan diperlakukan sebagai bagian dari harga yang dibayarkan dimuka, jika tidak maka urbun akan ditahan oleh penjual. 2. Murabahah pesanan bersifat tidak mengikat Apabila nasabah telah melakukan pemesanan barang maka nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut. Aturan yang digunakan sebagai berikut: a. Salah satu pihak (nasabah) meminta pihak lain (bank) untuk membeli sebuah asset dan meminjamkan bahwa apabila dia membeli asset tersebut, maka pemesan akan membelinya dari dia dengan harganya (sudah termasuk
26
mark up keuntungan). Permintaan ini dianggap sebagai kemauan untuk membeli, bukan penawaran. b. Jika bank menerima pesanan ini, dia akan membeli asset untuk dirinya sendiri berdasarkan akad penjualan yang sah antara dia dan penjual asset tersebut. c. Pembeli harus menawarkan lagi kepada pemesan menurut syarat perjanjian pertama, tentunya setelah kepemilikan asset nya secara sah dimiliki bank. Hal ini dianggap sebagai penawaran dari bank. d. Ketika asset ditawarkan kepada pemesan, dia harus mempunyai pilihan untuk mengakhiri suatu akad penjualan atau menolak membelinya, dengan kata lain pemesan tidak wajib memenuhi janjinya. Jika dia memilih melakukan suatu akad, maka itu akan dianggap sebagai suatu penerimaan tawaran tersebut. Kemudian suatu akad penjualan yang sah harus dibuat antara pemesan dan bank. e. Apabila terjadi bahwa pemesan menolak membeli asset tersebut, maka asset-asset tersebut tetap akan menjadi milik bank yang berhak untuk menjualnya melalui caracara diperbolehkan (Wiroso, 2005:43-44).
27
7. Syarat-Syarat Murabahah Menurut Wiroso (2005:17-18) dalam murabahah dibutuhkan syarat, antara lain: a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian) Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah), karena semua transaksi ini berdasarkan pada harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu. b. Mengetahui besarnya keuntungan Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli. c. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung. Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis
28
keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem murabahah. d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan. e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟ Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
29
8. Ketentuan Jual Beli Murabahah Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Fatwa Dewan Syariah Nasional yang terkait dengan transaksi murabahah antara lain adalah :
1.
Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang murabahah,
2.
Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang Uang Muka Dalam Murabahah,
3.
Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang Diskon Dalam Murabahah,
4.
Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran, dan,
5.
Nomor 23/DSN-MUI/III/ 2000 tanggal 28 Maret 2002 tentang Potongan Pelunasan Dalam Murabahah.
Dalam Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000
tentang
murabahah,
sebagai
murabahah adalah sebagai berikut:
landasan
syariah
transaksi
30
a.
Al-quran 1) “… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …”(QS Al-Baqarah [2]:275) 2) “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” (QS Al-Maidah [5]:1). 3) “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan…” (Al-Baqarah [2]:280).
b.
Al-Hadits 1) Hadits nabi dari Abu Said AL-Khudri , dari Abu Said ALKhudri bahwa Rasulullah Saw bersabda, „sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” ( HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban). 2) Hadits nabi riwayat Ibnu Majah, nabi Saw bersabda, “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual” (HR Ibnu Majah dari Shuhaib). 3) Hadits Nabi riwayat Abdal-raziq dari Zaid bin Aslam, Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya. 4) Ijma‟ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara murabahah (DSN, 2000:22-24).
c.
Kaidah Fikih Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
9. Aplikasi Murabahah
Transaksi murabahah masih mendominasi transaksi penyaluran dana bank syariah, beberapa transaksi yang terjadi dalam praktik di antaranya:
31
a. Pengadaan barang, transaksi ini dilakukan oleh bank syariah dengan prinsip jual beli murabahah, seperti misalnya kebutuhan sepeda motor untuk pegawai, kebutuhan barang investasi untuk pabrik dan sejenisnya. b.
Persediaan modal kerja (modal kerja barang), penyediaan barang persediaan untuk modal kerja dapat dilakukan dengan prinsip jual beli murabahah, namun transaksi ini hanya sekali putus, bukan sekali akad dengan pembelian berulang-ulang. Penyediaan modal kerja berupa uang tidak tepat mempergunakan prinsip jual beli murabahah ini. Transaksi modal kerja ini baik penyediaan modal kerja barang maupun modal kerja uang lebih tepat mempergunakan prinsip murabahah atau musyarakah.
c. Renovasi rumah (pengadaan material renovasi rumah), dalam renovasi rumah yang diperjualbelikan adalah bata merah, genteng, kayu, paku, cat dan bahan bangunan lainnya dan pembelian bangunan ini pun hanya sekali putus, tidak satu akad dilakukan berulang-ulang. Dalam renovasi rumah lebih tepat mempergunakan prinsip istishna, karena dalam istishna bank dapat menyediakan bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya.
10. Aspek teknis
Menurut Muhamad (2000:25) dengan prinsip murabahah, bank syariah akan membeli barang /jasa, lalu menjualnya kepada
32
nasabahnya
dengan
mengambil
margin
keuntungan.
Bank
memberikan waktu tangguh bayar kepada nasabahnya selama 30 hari, 60 hari, 90 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.
1.
Bank menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian barang dimaksud atas nama bank, dan bank membayar harga barang. Pembayaran harga beli hanya sah bila dilengkapi invoice, draft/bill, confirmed delivery order atau dokumen-dokumen sejenis. Bank harus memastikan bahwa:
a.
Draft/bill tidak boleh kadaluwarsa (biasanya tidak lebih dari 14 hari setelah tanggal tertulis).
b.
2.
Pembiayaan ganda (double financing) harus dihindari.
Bank syariah selanjutnya menjual barang ke nasabahnya dengan harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian ditambah margin keuntungan, dan menerbitkan suatu murabahah note bernilai nominal sebesar harga jual untuk dilunasi dengan tangguh tempo 30 hari,60 hari atau jangka waktu lain yang disepakati bersama.
3.
Pada saat murabahah note jatuh tempo, nasabah membayar bank dengan menerbit rekening korannya di bank yang bersangkutan, atau kliring cek/draft.
33
11. Skema Pembiayaan Murabahah
1. Negosiasi & persyaratan 5. Terima Barang 2. Akad Jual Beli BANK
NASABAH 6. Bayar
3. Beli Barang
SUPLIER
4. Kirim
PENJUAL Sumber: Antonio (2001: 107)
Gambar 2.1 Mekanisme Pembiayaan Murabahah
12. Margin Keuntungan Pada Pembiayaan Murabahah
1. Definisi
Margin keuntungan/mark up merupakan persentase tertentu yang ditetapkan pertahun: jadi
jika perhitungan margin
keuntungan secara harian, jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari dan jika perhitungan margin keuntungan secara bulanan setahun ditetapkan 12 bulan. Pada umumnya, nasabah pembiayaan melakukan pembiayaan secara angsuran. Tagihan yang timbul
34
dalam transaksi murabahah, disebut sebagai piutang. Besaran piutang tersebut tergantung pada plafond pembiayaan yakni jumlah pembiayaan (harga beli ditambah harga pokok) yang tercantum didalam perjanjian pembiayaan (Karim, 2004:254).
Margin merupakan keuntungan bank dari akad murabahah yang dinyatakan dalam bentuk presentase tertentu yang ditetapkan oleh bank syariah. Margin keuntungan merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah dari harga jual objek murabahah yang ditawarkan bank syariah kepada nasabah ( Hosen, 2009:104).
2. Perhitungan Margin Keuntungan (Karim, 2004:255) a.
Metode Margin Keuntungan Menurun (sliding) Margin keuntungan menurun adalah perhitungan margin
keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan penurunannya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok, jumlah setiap bulan semakin menurun. 1) Contoh perhitungan margin keuntungan menurun Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00 Jangka waktu pembiayaan 1 tahun tingkat margin keuntungan setahun. MRJ = 16%, maka jadwal angsuran pembiayaan adalah sebagai berikut:
35
# angsuran harga pokok per bulan, APPB = (PLFN/12) = Rp. 8,333,333.33# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp.100.000 b. Metode rata-rata Margin keuntungan rata-rata adalah perhitungan margin keuntungan menurun yang perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan. 1) Contoh perhitungan margin keuntungan rata-rata Nasabah dengan plafon, PLFN = 100.000.000,00 jngka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun. Tingkat
margin
keuntungan
= ((JWK + 1) /
(2*PLFN*(MRJ/12) c. Metode Flat Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baik debitnya menurun sebagai akibat adanya angsuran harga pokok. 1) Contoh perhitungan margin keuntungan flat Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00 jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun. Tingkat margin keuntungan setahun, MRJ = 116% K = angsuran ke 1,2,3….dan seterusnya. Maka jadwal angsuran adalah sebagai berikut:
36
# pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00 #APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK #APMB
(k)
=
margin
keuntungan
(k)=
(PLFN/JWK*(MRJ/12) d. Metode Annuitas Margin keuntungan adalah perhitungan margin keuntungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengambilan pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun. 1) Contoh perhitungan margin keuntungan annuitas Nasabah dengan plafon, PLFN = Rp. 100.000.000,00 jangka waktu pembiayaan dalam bulan JWK = 12, atau 1 tahun. Margin keuntungan setahun, MRJ = 116%
K =
angsuran ke 1,2,3….dan seterusnya. Maka jadwal angsuran adalah sebagai berikut: # pencairan 05-03-2000 sejumlah Rp. 100.000.000,00 #APPB (k) = harga pokok (k) = PLFN/JWK #APMB
(k)
=
(PLFN/JWK*(MRJ/12)
margin
keuntungan
(k)=
BAB III OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali. Apabila melihat perputaran uang yang sebagian besar ada di kota serta sulitnya pengusaha mikro dan kecil di pedesaan dalam mengakses permodalan dari perbankan. Perbankan
dalam
hal
ini
dinilai
lemah dalam
komitmennya
menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan masyarakat. Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang dalam menjalankan ekonominya berkutat dengan rentenir atau istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga setempat, maka pada bulan Februari 1997 bertempat di rumah dinas Bapak Suryanto SH. di Jakarta, munculah gagasan untuk pendirian BMT di Desa Tumang. Setelah dilakukan pemilihan calon pengelola pada tanggal 1 Oktober
37
38
1998, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal 7.050.000 rupiah di desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Kemudian, pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi dengan nomor 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT TUMANG”. Dengan mengusung visi; “menjadi lembaga keuangan yang mandiri dan konsisten terhadap ketentuan syariah, memberi manfaat dan mampu mengangkat status sosial ekonomi masyarakat menuju kesejahteraan yang diridhoi Allah Taala,” BMT TUMANG terus bekerja keras melayani masyarakat. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani umat, BMT TUMANG telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir September 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp 9 Milyar. Dengan slogan; “membangun kemandirian menuju kesejahteraan” BMT TUMANG ingin terus mengembangkan jaringan dan menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.
B. Visi dan Misi Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT di masa depan maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT sebagai gambaran cita–cita, serta harapan yang ingin diwujudkan.
39
1. Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Syariah Yang Mandiri, Modern dan Sejahtera. Dari Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk membangun ekonomi masyarakat (umat) yang berbasis syariah, dalam rangka mewujudkan kemandirian melalui tata kelola yang baik, tangguh, modern menuju kesejahteraan anggota yang diridhoi Allah SWT. 2. Misi BMT Tumang antara lain: a. Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern, amanah, dan sejahtera. Misi tersebut terdapat penjelasan sebagai berikut: 1) BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga keuangan syariah yang mandiri, secara terus menerus meningkatkan jati diri, mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki, serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. 2) Modern dari segi pelayanan, daya dukung operasional, dan sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan terkemuka. 3) Dalam melaksanakan jasa layanan lebih mengutamakan normanorma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga keberadaannya dapat memberikan nilai tambah, serta dapat meningkatkan kesejahteraan bagi anggota serta masyarakat luas. b. Mengembangkan SDM yang tangguh, profesional dan berdaya saing tinggi. Dapat diuraikan dari misi tersebut bahwa: BMT berupaya
40
mengembangkan SDM yang profesional, kompeten, memiliki integritas tinggi, berdaya saing sehingga mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. c. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung operasional BMT. Maksud dari misi tersebut adalah untuk mendukung layanan keuangan syariah yang modern, BMT berupaya meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang modern sesuai perkembangan zaman.
C. Identitas Umum a.
Nama Lembaga
: Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Tumang
b.
Tanggal Pendirian
:
30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi Kab. Boyolali
c.
Alamat Kantor Pusat : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 5736 Telp. (0276) 323 454 Faks. (0276) 323 336
d.
Alamat Kantor Cabang : 1. Kantor Pusat dan Cabang Cepogo : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362 2. Kantor Cabang Boyolali Boyolali Telp. (0276) 323034
:
Jl.
Pandanaran
No.
299
41
3. Kantor Cabang Ampel
:
Jl.
Raya
Ampel
No.8
Ampel, Boyolali Telp. (0276) 330626 4. Kantor Cabang Tumang
: Jl. Melati, Tumang, Cepogo,
Boyolali, Telp. 0276-323335 5. Kantor Cabang Andong
: Jl. Raya Kacangan, Andong,
Boyolali Telp. (0271) 7893025 6. Kantor Cabang Kartasura
: Jl. Ahmad Yani, Kartasura,
Sukoharjo Telp. (0271) 784 285 7. Kantor Cabang Salatiga
: Jl. Letjend. Sukowati No.09
Salatiga Telp. (0298) 312729 8. Kantor Cabang Delanggu
: Jl. Raya Solo-Jogja (depan
pasar Delanggu) Delanggu, Klaten (0272) 554358 9. Kantor Cabang Selo 18 Selo, Boyolali Telp. (0276) 3295240
: Jl. Boyolali-Magelang Km.
42
D. Struktur Organisasi Di BMT Tumang cabang Salatiga mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: Manajer cabang Salatiga
: Niam al Mumtaz
Marketing Finance
: Dwi Isnaini : Muhammad Fauzan
Marketing Funding
: Tyas Ayu Ningrum :Samsul Arifin
Kasir
: Futmalia Suci Sabella
Manejer Cabang
Marketing Finance
Marketing Finance
Marketing
Marketing
Marketing
Marketing
Funding
Funding
Funding
Funding
Teller/kasir Sumber: diolah oleh penyusun Tabel 3.1 Struktur Organisasi
43
E. Job Discription Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai berkut: 1. Manajer a.
Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat cabang mendukung kelancaran oprasional BMT.
b.
Menempatkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik pembayaran maupun pendanaan.
c.
Memastikan realisasi target operasional cabang secara menetapkan upaya-upaya pencapaian.
d.
Melakukan review terhadap ketajaman dan ke dalam analisis pembiayaan guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan pemohon pembiayaan.
e.
Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya.
f.
Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.
g.
Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan kewajiban masalah.
h.
Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan di bidang pemasaran dan operasi sampai dengan batas wewenangnya.
44
2. Marketing finance a.
Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya- upaya pencapaian.
b.
Memastikan semua pembiayaaan mendapatkan tanda tangan pejabat yang berwenang.
c.
Melaksanakan strategi pemasaran guna mencapai sasaran yang telah di tetapkan.
d.
Bersama-sama komite pembiayaan lainnya memutuskan pembiayaan sesuatu dengan batas wewenang.
e.
Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan persyaratan.
f.
Memonitoring ketertiban nasabah dalam pembayaran angsuran.
g.
Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban nasabah yang telah jauh tempo atau menunggak.
3. Marketing funding a.
Memonitoring realisasi target operasional cabang serta menetapkan upaya-upaya pencapaian.
b.
Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar angsuran.
c.
Melakukan survey ke tempat calon nasabah.
d.
Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan mendatang pada akhir pekan berjalan.
45
e.
Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manejemen dan bimbingan pengelolaan keuangan.
f.
Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada manajer cabang apabila tidak mampu mengatasinya
4. Kasir/Teller a.
Membuka dan menutup brankas.
b.
Menghitung seluruh uang yang ada di dalam brankas.
c.
Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan tepat.
d.
Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.
e.
Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran.
F. Produk-Produk BMT Tumang Produk KJKS BMT Tumang 1. Produk Pendanaan a. Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah Simpanan kaidah
mudharabah al muthlaqah adalah simpanan berdasarkan
syariah
mudharabah
al-muthlaqah,
di
mana
nasabah
memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat
46
memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu. b. Simpanan Mudharabah Berjangka Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan berdasarkan kaidah syari‟ah mudharabah al-muthlaqah, di mana nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam
bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal. c. Simpanan Mudharabah Masa Depan Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang dengan prinsip
akad
mudharabah
al-muthlaqah,
yaitu
perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang. Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-.
47
2. Produk Pembiayaan a. Investasi Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah. 1) Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan
oleh
pihak
pengelola
dana
(mudharib),
seperti
penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana. 2) Musyarakah Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya dalam suatu usaha, di mana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.
48
b. Pembiayaan Jual-Beli Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam islam, antara lain adalah murabahah, salam dan istishna’. 1) Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati oleh ke dua belah pihak (Penjual dan Pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara lump sum ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil. 2) Salam (Salaf) Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran barang/delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
49
3) Istishna’ Istishna’ adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad ujrah (upah). c. Pembiayaan Jasa-Sewa 1) Ijarah Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah aset
sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian sewa (ijarah)
adalah sewa atas manfaat dari sebuah aset, sedangkan sewa-beli (ijarah wa iqtina) atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan. 2) Qardh Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Literatur
fiqh,
qardh dikatagorikan
sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi
komersial.
Lembaga
memberikan fasilitas yang disebut
Keuangan
Syariah
dapat
Al-Qardhul Hassan, yaitu
penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk mendapatkannya, tetapi Lembaga Keuangan pemberi qardh tidak diperkenankan
untuk
meminta
imbalan
apapun.
BAB IV ANALISIS
A. Tingkat Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga Tingkat
perkembangan
pembiayaan
murabahah
mengalami
peningkatan setiap bulannya. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan bertani. Perkembangan pembiayaan murabahah dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga Bulan ∑ Nasabah ∑ Pembiayaan Januari 17 87.000.000 Februari 24 235.200.000 Maret 37 314.800.000 April 44 344.000.000 Mei 48 393.250.000 Juni 51 435.200.000 Juli 57 528.100.000 Jumlah 281 2.337.550.000 Sumber Data: BMT Tumang Cabang Salatiga
Dilihat dari tabel grafik di atas maka tingkat perkembangan pembiayaan murabahah pada BMT Tumang Salatiga pada tahun 2016 mengalami perkembangan yang cukup meningkat sebesar 2.337.550.000 rupiah dan mengalami kenaikan setiap bulannya. Kenaikan tertinggi pada bulan Juli dengan jumlah nasabah sebanyak 57 dan jumlah pembiayaan sebesar 528.100.000. Karena pada bulan Juli tersebut bertepatan dengan hari raya Idul fitri, sehingga banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan
50
51
murabahah untuk modal usahanya, diantaranya pembiayaan untuk pembelian pakaian dan daging sapi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan murabahah. Penulis menanyakan kepada pihak BMT Tumang cabang Salatiga tentang perkembangan pembiayaan murabahah, apakah yang dilakukan oleh pihak BMT Tumang Salatiga apabila perkembangan pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang sangat baik dan perkembangan pembiayaan mengalami penurunan bahkan perkembangan pembiayaan mengalami konstan. Hasil wawancara kepada Bapak Niam al Mumtaz SE, selaku manajer BMT Tumang Salatiga beliau menjawab pertanyaan penulis sebagai berikut: 1.
Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan murabahah mengalami peningkatan. a.
Membangun etos kerja yang lebih tinggi bagi karyawan (marketing finance) dalam menjaga stabilitas pembiayaan murabahah yang sekarang sudah naik.
b.
Mempertahankan nasabah yang memiliki citra yang baik, artinya segala kewajiban (pembiayaan pokok atau pelunasan pokok tepat waktu, tidak terdapat tunggakan angsuran atau pembiayaan dikatakan lancar dan tidak bermasalah.
52
Sedangkan dalam buku pedoman operasional hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan murabahah mengalami peningkatan adalah: a.
Pihak BMT Tumang akan mempertahankan perkembangan (kenaikan) pembiayaan murabahah yang telah disalurkan.
b.
Akan lebih meningkatkan perkembangan (kenaikan) pembiayaan murabahah pada bulan-bulan selanjutnya hingga tahun-tahun selanjutnya.
2.
Hal-hal yang dilakukan BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan murabahah mengalami penurunan. Penurunan pembiayaan menurut Bapak Niam al Mumtaz selaku manajer BMT Tumang Salatiga adalah pembiayaan yang mengalami masalah, upaya yang dilakukan oleh pihak BMT adalah sebagai berikut: a.
Untuk internal BMT antara lain: 1) Pembenahan akhlaq dan perilaku semua karyawan yang ada di BMT 2) Memperketat filter calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan meliputi syarat, administrasi, akhlaq dan perilaku serta lingkungan para calon nasabah. 3) Meningkatkan
promosi
pembiayaan
seperti:
brosur,
presentasi, gebyar marketing. 4) Mengoptimalkan jaringan dan menambah varian pembiayaan.
53
b.
Untuk eksternal BMT adalah nasabah
yang bermasalah
pembiayaan murabahah upaya penanganannya sebagai berikut: 1) Penjadwalan ulang, nasabah diberi keringanan mengenai jangka waktu pembiayaan, misalnya nasabah memiliki jangka waktu angsuran 36 kali maka diperpanjang menjadi 48 kali. 2) Persyaratan ulang, dalam hal ini bantuan yang diberikan adalah memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. Nasabah yang bersikap jujur, terbuka, yang usahanya mengalami kesulitan keuangan dan diperkirakan masih dapat beroperasi dengan menguntungkan pembiayaannya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan persyaratan ulang. 3) Penataan ulang, dengan menambah jumlah pembiayaan dan atau dengan menambah modal, semua penyelamatan pembiayaan
harus
persetujuan
Direksi
atau
Komite
pembiayaan. 4) Pencairan jaminan, ini merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikat baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang pembiayaan. 3. Hal-hal yang dilakukan oleh BMT Tumang Salatiga ketika pembiayaan konstan dalam buku operasional adalah:
54
a.
Menyarankan kepada para karyawan (marketing finance) untuk menyusun strategi yang jauh lebih baik dari strategi yang sudah dilakukan sebelumnya.
b.
Memperluas pemasaran produk penyaluran dana (pembiayaan murabahah) di beberapa wilayah di Jawa tengah khususnya.
c.
Meningkatkan SDM yang kompeten dalam menganalisa pembiayaan.
B. Penetapan Margin Keuntungan Pembiayaan Murabahah BMT Tumang Salatiga Harga jual pada pembiayaan murabahah di BMT Tumang Salatiga dilakukan dengan metode menambahkan harga perolehan yang dipesan oleh nasabah dengan tingkat margin keuntungan yang telah diberikan oleh pihak BMT Tumang sesuai standarisasi yaitu 1,7% lalu ke dua belah pihak membuat kesepakatan bersama jika nasabah sudah menyetujui standarisasi margin yang sudah diberikan kepada pihak BMT. Penetapan margin tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan dari rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam menetapkan margin, BMT Tumang tidak menentukan ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman. Karena penetapan margin di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT Tumang dengan nasabah. Dan menyebutkan harga pokok dan harga jual, sehingga nasabah mengetahui besaran margin yang diperoleh oleh BMT. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Niam Al Mumtaz SE selaku manajer BMT
55
Tumang mengenai harga jual dan penetapan margin keuntungan murabahah pada tanggal 15 Agustus 2016. “Dalam Penetapan margin keuntungan di BMT Tumang tidak ada ketentuan-ketentuan tertentu sesuai besaran pinjaman karena penetapan margin di BMT Tumang berdasarkan kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah. Jadi, sebelum kami menetukan marginnya, kami melakukan negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan menawarkan standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang mana standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi. Kebanyakan dari nasabah menyetujui standarisasi margin tersebut”. Dan menyebutkan harga pokok dan harga jual (harga yang sudah ditambah dengan margin), jadi nasabah mengetahui besaran margin yang kami berikan”. Sedangkan
untuk
penetapan
plafon
pembiayaan
murabahah
berdasarkan taksiran jaminan. Nilai jaminan merupakan pengalihan hak dan kekuasaan atas sejumlah barang dengan nilai tertentu, yang diserahkan kepada pihak BMT guna menjamin pelunasan hutangnnya sesuai dengan kesepakatan awal. Nilai jaminan yang digunakan adalah nilai rata-rata yang harus dijaminkan oleh nasabah guna mendapatkan pembiayaan murabahah di BMT Tumang, nilai dalam bentuk persentase dari nilai taksasi agunan/jaminan, karena nilai jaminan pembiayaan murabahah akan mempengaruhi pada besar kecilnya permintaan pembiayaan murabahah. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku marketing finance BMT Tumang mengenai penetapan plafon pembiayaan murabahah pada tanggal 15 Agustus 2016. “Dalam menetapkan plafon pembiayaan murabahah di BMT Tumang berdasarkan penaksiran jaminan, yang biasanya digunakan BMT Tumang yaitu nilai taksasi agunan. Karena nilai taksasi agunan berpengaruh pada besar kecilnya pembiayaan. Seperti taksasi nilai agunan motor untuk plafon pembiayaannya sebesar 50-70%”. Dan untuk taksasi nilai agunan sertifikat sebesar 70%.
56
Mekanisme pembiayaan
murabahah BMT Tumang Salatiga yaitu
pihak BMT sebagai penjual barang yang telah tersedia di BMT yang dibutuhkan nasabah, dan nasabah sebagai pembeli dengan cara pembayaran diangsur atau cicilan. Dalam transaksi pembelian barang-barang tertentu misalnya laptop, BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli sendiri laptop yang diperlukan dan membayarkan dana untuk pembelian laptopnya kepada supplier (penjual barang). Dalam contoh kasus ini, mekanisme yang diterapkan BMT Tumang adalah nasabah menandatangani akad wakalah terlebih dahulu, karena BMT mewakilkan kepada nasabah untuk membeli laptopnya sendiri. Setelah selesai akad wakalah maka akad murabahah bisa dilaksanakan untuk pembayaran laptop tersebut, baik secara tunai ataupun cicilan. Hal ini diungkapakan oleh Bapak Dwi Isnaini selaku marketing finance BMT Tumang mengenai mekanisme pembiayaan murabahah pada tanggal 18 Agustus 2016. “Pembiayaan murabahah di BMT Tumang ada beberapa pembiayaan yang menggunakan pembiayaan dengan cara akad wakalah terlebih dahulu, seperti pembiayaan pembelian laptop, kalau kami yang mencarikan laptop yang sesuai keinginan nasabah kan repot dan tidak ada waktu juga untuk mencarinya, maka dari itu nasabah menandatangani akad wakalah terlebih dahulu, karena BMT mewakilkan kepada nasabah untuk membeli laptopnya sendiri, dan untuk sebagai buktinya berupa kwitansi pembelian tersebut. Setelah selesai akad wakalah maka akad murabahah bisa dilaksanakan untuk pembayaran laptop tersebut, baik secara tunai ataupun cicilan.
57
Berikut adalah praktek penetapan margin murabahah di BMT Tumang Salatiga: Nama Nasabah
:-
Fasilitas Pembiayaan
: pembiayaan pemilikan laptop
Plafond Pembiayaan
:8.000.000
Jangka Waktu
:24 bulan
Margin
: 1,7%
Tanggal Cair
: 24 Juni 2013
Tanggal Jatuh Tempo
; 24 Juni 2013
Margin
:(harga beli-DP) × 1,7%
Harga Pokok
: (harga beli-DP)/Jangka Waktu
Harga beli laptop
: RP.8.000.000
DP
: RP. 2.000.000 –
Jumlah yang BMT biayai
: RP.6.000.000 (harga pokok)
Margin
:RP.6.000.000×1,7%=
RP.102.000/bulan Jumlah margin dalam 24 bulan = RP. 2. 448.000
Penentuan margin murbahah akan berpengaruh terhadap harga jual murabahah, oleh karena itu penetapan margin murabahah merupakan faktor yang sangat penting agar terciptanya harga jual yang adil bagi ke dua belah pihak (BMT dan nasabah). Harga jual yang mendorong kemaslahatan BMT tetapi tidak mandzalimi nasabah.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1.
Perkembangan pembiayaan murabahah di BMT Tumang cabang Salatiga pada tahun 2016 mengalami peningkatan setiap bulannya, jumlah
perkembangan
pembiayaan
murabahah
sebesar
RP.
2.337.550.000. Karena mayoritas masyarakat Salatiga dan sekitarnya mendapat penghasilan dari berdagang dan
bertani, sehingga
masyarakat memiliki tingkat yang tinggi terhadap pembiayaan murabahah 2.
Penetapan margin
keuntungan di BMT Tumang berdasarkan
kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah dengan melakukan negoisasi terlebih dahulu kepada nasabah dengan menawarkan standarisasi margin yaitu 1,7% dan minimal 1,5% yang mana standarisasi tersebut sudah ditentukan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Direksi. B. Saran Adapun saran penulis adalah sebagai berikut: 1.
Lebih
meningkatkan
lagi
tingkat
perkembangan
pembiayaan
murabahah, karena itu akan mempengaruhi tingkat perkembangan nasabah.
58
59
2.
Mempertahankan perkembangan pembiayaan yang telah diperoleh sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yang sedang dikelola.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. Syafi‟i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT Gema Insani Press. Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras. Asti, Andri. 2015. Analisis Margin Keuntungan Pembiayaan Manfaat Di BMT Taruna Sejahtera Tengaran Kab. Semarang. Tugas Akhir. D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Asrori. M. Ma‟ruf. 2000. Etika Belajar Bagi Penntut Ilmu: Terjemah Ta’limul Muta’alim. Surabaya: Al Miftah. Brata, Sumardi Surya. 2002. Meteodologi Penelitian. Jakarta: PT Grafindo Persada. Bungin, M. Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Formatformat Kuantitatif dan kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana. Citra, Dian Pranata. 2014. Analisis Margin Keuntungan (Profit Margin) Terhadap Penyaluran Pembiayaan Pada PT Bank Muamalat Indonesia. Tugas Akhir. D3 Politeknik Medan Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ilmi, Makhalul. 2002. Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh Dan Keuangan, Edisi Kedua. 2004. Jakarta: PT Raja Grafindo. Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kusmiyati, Asmi Nur Siwi. 2007. Risiko Akad Dalam Pembiayaan Murabahah Pada BMT Di Yogyakarta (Dari Teori Ke Terapan). Jurnal La Riba. Vol.1. No.1. Modul Standar Operasional Perusahaan (SOP) BMT Tumang Salatiga.
Muhamad.
2001. Cet II. Sistem Dan Syariah.Yogyakarta: UII Pers.
Prosedur
Operasional
Bank
Nawawi,
Imam. 2002. Hadits Arba’in An-Nawawiyah Terjemahannya.Surakarta: Media Insani Press.
Da
Nuryadin, Birusman. 2007. Harga Dalam Perspektif Islam. Jurnal Mazahib. Vol 4. No.1. Qiyamah, Suffah Nurul. 2015. Analisis Metode Perhitungan Margin Murabahah Pada Produk Piutang Murabahah Studi Kasus Pada BMT Al-Fath IKMI. Skripsi. SI Perbankan Syariah.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rahmawaty, Anita. 2007. Ekonomi Syariah. Tinjauan Krisis Produk Murabahah Dalam Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal La Riba. Vol.1. No.2. Roviana, Eva. 2015. Analisis Pengaruh Persepsi Harga Atau Margin Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Anggota Dalam Membeli Produk Pembiayaan Murabahah Di Jasa Keuangan Syariah studi kasus pada BMT Amal Mulia. Skripsi.SI Perbankan Syariah. STAIN Salatiga. Wiroso. 2005.Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Pers.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
:LailaYeni
Tempat, Tgl Lahir
:Jambi, 24 September 1994
Alamat
:Rt 03 Rw 01 Meranti Baru, Kec. Mandiangin Kab.Sarolangun, Jambi
Jenis Kelamin
:Perempuan
Riwayat Pendidikan 1. 2001-2007
: SD N 2 Mandiangin
2. 2007-2010
: MTS Darul Amanah
3. 2010-2013
: MA Darul Amanah
4. 2013-20016
: IAIN Salatiga
LAMPIRAN-LAMPIRAN