SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Oleh : LIDIA PURNAMASARI NIM: 20109003
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah Pada Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah
Oleh : LIDIA PURNAMASARI NIM: 20109003
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir Saudara : Nama
: Lidia Purnamasari
NIM
: 20109003
Jurusan
: Syari’ah
Program Studi : Perbankan Syari’ah Judul
: Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25 Juli 2012 Pembimbing
Dr. Faqih Nabhan, SE., M.M NIP. 19741230 200212 1 002
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini saya: Nama : Lidia Purnamasari NIM : 20109003 Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya buat untuk memenuhui persyaratan kelulusan pada jurusan DIII Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, dengan judul: SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN PADA BMT ANDA SALATIGA Adalah hasil karya sendiri bukan karya orang lain. Apabila dikemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak STAIN. Tetapi menjadi tanggungjawab sendiri. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Salatiga, 25 Juli 201 Hormat saya,
Lidia Purnamasari NIM: 20109003
MOTTO
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi) Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Khalifah „Ali) Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. (Ibnu Mas‟ud) “Mohon pertolonganlah kamu sekalian dengan sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada: 1. Ibuku tercinta yang selalu mendo‟akan dan memberi semangat 2. Adik-adikku (Dimas dan Hendi) 3. IBu Edi dan Bapak Edi yang telah memberi dukungan 4. IBu Sumarmi/ari, mbak Tanti dan mbak Budi yang selalu memberi dukungan dan semangat 5. Sahabat dan teman-temanku yang memberi semangat 6. Dosen dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini 7. Seluruh pengurus dan karyawan BMT ANDA Salatiga yang besar hati bersedia memberi informasi dan pengetahuan 8. Almamaterku
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya, tak lupa sholawat serta salam dihaturkan kepada nabi muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Sistem Pengendalian Intern Penggajian di BMT ANDA Salatiga. Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII Perbankan Syariah di STAIN Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Abdul Azis NP, M.M selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah 3. Bapak Drs. Mubassirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga 4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, SE. M.M selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah memberikan bimbingan secara sabar serta memberikan izin dan pengarahan demi terselesaikannya Tugas Akhir ini. 5. Pimpinan serta seluruh karyawan BMT ANDA Salatiga 6. Keluarga, teman-teman, serta sahabat yang telah mendukung Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu saran dan kritik pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, 25 Juli 2012
Lidia Purnamasari
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tentang Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga. BMT ANDA merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun pembiayaan. Sistem pengendalian intern harus dimiliki oleh BMT ANDA dalam sistem penggajiannya yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga dan bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga. Metode pengumpulan data menggunakan interview, dokumentasi, observasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa BMT ANDA Salatiga telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masingmasing bagian dalam penggajian karyawan. Prosedur sistem penggajian yang ada di BMT ANDA Salatiga sederhana dan dikatakan baik, serta mudah dipahami. Sistem pengendalian intern penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga menunjukkan bahwa pengendalian internnya baik. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam pelaksanaan fungsi setiap unit organisasi. Saran yang dapat diberikan adalah untuk pencatatan transaksi berupa bukti kas keluar, distribusi biaya dan catatan biaya gaji dalam jurnal umum seharusnya ada bagian khusus yang menangani transaksi tersebut. Sistem pengendalian intern BMT ANDA Salatiga baik, tetapi masih ada beberapa pegawai yang merangkap beberapa bagian, dan sebaiknya diperbaiki lagi supaya lebih efisien dalam melakukan fungsi-fungsi dan tanggungjawab dari tiap-tiap bagian. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Penggajian, BMT ANDA Salatiga.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ........................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv PERNYATAAN KEAHSLIAN .............................................................................. v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 6 D. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 6 E. Metode Penelitian .................................................................................. 8 F. Penegasan Istilah .................................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem ................................................................................ 12 B. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ............................................... 13 C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ..................................................... 14 D. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern ........................................... 15 E. Prinsip-Prinsip Sistem Pengendalian Intern ........................................ 16 F. Sistem Akuntansi Penggajian .............................................................. 17 G. Prosedur Penggajian ............................................................................ 20 H. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian ....................... 32 I. Konsep Gaji / Upah dalam Islam .......................................................... 33
BAB III
LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum ................................................................................ 39 B. Data Deskriptif .................................................................................... 56
BAB IV
ANALISIS A. Analisis terhadap Fungsi-Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian Karyawan di BMT ANDA Salatiga ................................ 67 B. Analisis terhadap Jaringan Prosedur Sistem Penggajian Karyawan BMT ANDA Salatiga ......................................................................... 71
C. Analisis terhadap Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan BMT ANDA Salatiga..................................... 77
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 80 B. Saran .................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82 DAFTAR WAWANCARA .................................................................................. 84 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR A. Gambar 1.1 Prosedur Pencatatan Waktu Hadir……………………..27 B. Gambar 1.2 Prosedur Pembuatan Daftar Gaji ..................................28 C. Gambar 1.3 Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar..........................29 D. Gambar 1.4 Prosedur Pembayaran Gaji.............................................30 E. Gambar 1.5 Prosedur Distribusi Biaya...............................................31 F. Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Pengurus BMT ANDA Salatiga...............................................................................................40 G. Gambar 3.2 Prosedur Penggajian Karyawan BMT ANDA Salatiga...............................................................................................63 H. Gambar 4.1 Prosedur Pencatatan Waktu Hadit BMT ANDA Salatiga...............................................................................................73 I. Gambar 4.2 Prosedur Administrasi BMT ANDA Salatiga................74 J. Gambar 4.3 Prosedur Penggajian BMT ANDA Salatiga...................75 K. Gambar 4.4 Prosedur Pembayaran Gaji BMT ANDA Salatiga.........76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah. Meskipun misi keutamaannya cukup tinggi, namun realitas di lapangannya mengalami banyak hambatan, baik dari sisi prosedur, plafon pembiayaan maupun lingkungan bisnisnya. Dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga keuangan syari’ah alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan “ditakdirkan” untuk menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga yang tidak terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis yang istiqomah. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Mekanisme keuangan dalam Islam harus terbebas dari praktik bunga. Jika model bunga telah dikenal luas oleh masyarakat, maka sistem bagi hasil mungkin masih dianggap hal baru, sehingga sangat sedikit orang yang memahaminya.
Bagi hasil biasa dikenal juga dengan istilah profit sharing. Menurut kamus ekonomi, profit sharing berarti pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dan lain-lain. Dalam mekanisme keuangan syariah, model bagi hasil ini berhubungan dengan usaha pengumpulan dana (funding) maupun pelemparan dana/ pembiayaan (financing). Terutama yang berkaitan dengan produk penyertaan atau kerja sama usaha. Di dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal dan mudhorib. Shohibul maal merupakan pemilik dana yang mempercayakan dananya pada lembaga keuangan syariah (Bank dan BMT) untuk dikelola sesuai dengan perjanjian. Sedangkan mudhorib merupakan kelompok orang atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan modal usaha atau investasi. Dalam sistem ini, BMT akan memerankan fungsi ganda. Pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudhorib dan karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal. Namun pada financing, BMT akan berperan selaku shohibul maal dan karenanya ia harus menginvestasikan dananya pada usaha-usaha yang halal dan menguntungkan. Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan
atau pengakuan yang terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan. BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama semua komponen masyarakat dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang lebih adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekalipun. Peran BMT dalam menumbuhkembangkan usaha mikro dan kecil di lingkungannya merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pembangunan nasional. Bank yang diharapkan mampu menjadi perantara keuangan ternyata hanya mampu bermain pada level menengah atas. Sementara lembaga keuangan non formal yang notabenenya mampu menjangkau pengusaha mikro, tidak mampu meningkatkan kapitalisasi usaha kecil. Maka BMT diharapkan tidak terjebak pada dua kutub sistem ekonomi yang berlawanan tersebut (Muhammad Ridwan, 2004: 73). BMT tidak digerakkan dengan motif laba semata, tetapi juga motif sosial. Karena beroperasi dengan pola syariah, sudah tentu mekanisme kontrolnya tidak saja dari aspek ekonomi saja atau control dari luar tetapi agama atau aqidah menjadi faktor pengontrol dari dalam yang lebih dominan. Dalam upaya menjalankan perannya, BMT sangat memerlukan sumber daya manusia yang baik, sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai
tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja suatu perusahaan, sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan dalam melaksanakan operasional perusahaan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju jika memiliki karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan usaha yang terus menerus untuk mencari, memilih, dan melatih para karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu karyawan berhak mendapatkan gaji sesuai dengan kualitasnya. Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu sendiri. Karyawan akan merasa puas apabila besar gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun.
Gaji merupakan salah satu bidang yang banyak memiliki resiko terjadinya kecurangan. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan. Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk melakukan pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. BMT ANDA merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun pembiayaan. Perkembangan BMT ANDA sangat pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan pengawasan yang baik. Sistem pengendalian intern harus dimiliki oleh BMT ANDA dalam sistem penggajiannya yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Suatu keharusan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern untuk mencegah terjadinya manipulasi, penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan adanya penerapan sistem pengendalian intern yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan pentingnya sistem pengendalian intern dalam setiap kegiatan perusahaan, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga.” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga? 2. Bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga?
C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga? 2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada BMT ANDA Salatiga? Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai sistem pengendalian intern penggajian. 2. Bagi pihak STAIN Salatiga a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya. b. Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya wacana tentang sistem pengendalian intern penggajian. 3. Bagi BMT ANDA Salatiga Sebagai wacana pada BMT ANDA Salatiga.
D. Penelitian Terdahulu Penelitian Siti Malikatin (2005) “Sistem Pengendalian Intern Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Salatiga” menyimpulkan bahwa secara umum sistem pengendalian intern terhadap barang jaminan di Perum Pegadaian Cabang Salatiga Utara kurang memadai untuk tujuan sistem pengendalian intern yang baik. Penelitian Ika Haripratiwi (2006) “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT AL IKHLAS Yogyakarta” menyimpulkan sistem pengendalian intern di BMT AL IKHLAS Yogyakarta sudah baik dan dikategorikan memadai. Sudah ada pemisah tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi. Penelitian Suparjono (2011) “Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan pada BMT Mandiri Sejahtera Kecamatan Ungaran Timur” menyimpulkan dokomen yang digunakan kartu daftar absensi, daftar gaji, dan lain sebagainya. Catatan akuntansi adalah buku kas umum dan kartu penghasilan karyawaan. Laporan yang dihasilkan daftar gaji, bukti pegawai dan pembayaran gaji. Jaringan prosedurnya adalah prosedur pencatatan waktu hadir, pembuat daftar gaji,dan pembayaran gaji. Sistem pengendalian intern pada BMT Mandiri Sejahtera Kecamatan Ungaran Timur dinilai masih kurang baik. Ada beberapa pegawai yang merangkap beberapa bagian.
Berdasarkan paparan beberapa tulisan ilmiah di atas, maka penelitian penulis yang berjudul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga” belum pernah dibuat dan ada perbedaan tulisan penulis dengan karya ilmiah yang lain yaitu dalam hal tempat, waktu dan pelaksanaan. Perbedaan tempat/lokasi penelitian tentunya membuat adanya perbedaan mengenai hasil-hasil analisis sistem pengendalian intern penggajian masingmasing BMT memiliki aset yang berbeda-beda, sistem, kebijakan, serta prosedur yang berbeda satu sama lain. E. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini bertempat di BMT ANDA Salatiga. 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deksriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terperinci keadan serta kondisi dari suatu objek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. 3. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder : Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dengan objek yang diteliti.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen tertentu. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Riset perpustakaan Mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan. b. Wawancara Penulis mendapatkan materi dengan cara tanya jawab langsung dengan responden/pimpinan BMT dan karyawan BMT. c. Dokumentasi Yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dari catatan-catatan yang dimiliki oleh BMT ANDA Salatiga, berupa dokumen, catatan, prosedur dan sistem pengendalian intern
dalam sistem akuntansi
penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga. d. Observasi/pengamatan Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti yakni BMT ANDA Salatiga.
F. Penegasan Istilah Istilah sistem pengendalian intern /internal dulu dikenal dengan internal check, yaitu pengendalian yang terbangun dalam suatu sistem akuntansi. Pengendalian itu muncul karena beberapa faktor yang ada dalam suatu sistem, yaitu fungsi yang terpisah (antara kewenangan memberi persetujuan/otorisasi, pencatatan dan pengelolaan), prosedur yang memadai serta dokumen yang layak (Reni Suryani Rosa, 2010). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dituangkan dalam norma pemeriksaan akuntan, bahwa sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta metode dan ketentuan yang dikoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan. Mengenai luasnya pengertian sistem pengendalian intern diakui pula oleh IAI dalam buku norma pemeriksaan akuntansi, yaitu : “Suatu sistem pengendalian intern
lebih luas daripada yang secara
langsung menyangkut fungsi-fungsi akuntansi dan bagian keuangan.” Dari uraian sebelumnya mengenai perkembangan istilah dan pengertian sistem pengendalian intern
maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern adalah cara-cara, tindakan-tindakan dan alat-alat yang digunakan secara terpadu dalam suatu perusahaan sehingga memungkinkan
manajemen memperoleh informasi, perlindungan serta pengendalian untuk keberhasilan operasi perusahaan.
G. Sistematika Penulisan Dalam laporan ini penulis menyajikan sistematika penulisan laporan penelitian sebagai berikut : BAB I
Berupa pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.
BAB II
Berupa landasan teori yang berisi pengertian sistem, tujuan, unsurunsur, prinsip-prinsip sistem pengendalian intern, serta berisi sistem akuntansi penggajian, prosedur penggajian, dan sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian.
BAB III
Laporan objek, menjelaskan gambaran umum beserta data perusahaan yang menjadi studi pengamatan, meliputi sejarah berdirinya, struktur organisasi, permodalan, dan data deskriptif.
BAB IV
Adalah analisis data yang merupakan isi pokok dari laporan praktik dan merupakan hasil perbandingan kualitatif antara teori di Bab dua dengan praktik di BMT ANDA Salatiga.
BAB V
Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Thomas Sumarsan, 2010: 2). Kriteria dari sistem adalah : 1. Sistem harus dirancang untuk mencapai tujuan. 2. Elemen dari sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. Contoh: sistem penjualan harus mencapai target penjualan perusahaan. 3. Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam pencapaian organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi atau departemen pada khususnya. 4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem. 5. Tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan divisi atau tujuan departemen. Menurut James A. Hall menyebutkan bahwa sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistemsubsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (James A. Hall, 2001: 5).
Sedangkan Mulyadi mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5). Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan. B. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen (Mulyadi, 1997: 165). Pengertian pengawasan intern pada mulanya sebagaimana laporan “Committee on Auditing Procedure” yang dipublikasikan tahun 1949 dengan judul Internal Control Elements of Coordinate System and its Importance to Management and the Independent Public Accountant, berbunyi sebagai berikut: “Pengawasan intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinir yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisien, dan mengajak untuk mentaati kebijaksanaan perusahaan.”
(Sofyan Syafri Harahap, 1995: 48).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang meliputi struktur organisasi dan metode serta prosedur yang terkoordinir untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan. C. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan pengawasan intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998: 172). Sedangkan Hall menyebutkan tujuan utama dari pengendalian intern adalah : 1. Untuk menjaga aktiva perusahaan 2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi 3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan 4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen (Hall, 2001: 15).
D. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem
wewenang
dan
prosedur
pencatatan
yang
memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya (Mulyadi, 2001: 16). Unsur-unsur di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. 2. Sistem
wewenang
dan
prosedur
pencatatan
yang
memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya. E. Prinsip-Prinsip Sistem Pengendalian Intern Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi (Bambang Hartadi, 1999:130) :
1. Pemisahan fungsi Tujuan
utama
pemisahan
fungsi
untuk
menghindari
dan
pengawasan segera atas kesalahan atau ketidaberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas. 2. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang. 3. Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberikan dasar penetapan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi. 4. Prosedur dan pencatatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu. 5. Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencapaian transaksi.
6. Pemeriksaan intern secara bebas Menyangkut perbandingan antara catatan aset dengan aset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data. F. Sistem Akuntansi Penggajian 1. Pengertian sistem, prosedur, dan sistem akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain (Thomas Sumarsa, 2010: 2). Sedangkan Mulyadi mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5). Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar:
a. Menulis b. Menggandakan c. Menghitung d. Memberi kode e. Mendaftar f. Memilih(mensortasi) g. Memindah h. Membandingkan. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen
guna
memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 3). 2. Dokumen dan catatan yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian adalah (Mulyadi, 2001: 374) : a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah b. Kartu jam hadir c. Kartu jam kerja
d. Daftar gaji dan daftar upah e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah f. Surat pernyataan gaji dan surat pernyataan upah g. Amplop gaji dan upah h. Bukti kas keluar. Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji antara lain (Mulyadi, 2001 : 382) : a. Jurnal umum Dalam pencatatan gaji, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja dalam tiap departemen dalam perusahaan. b. Kartu harga pokok produk Digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tertentu. c. Kartu biaya Digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi tiap departemen dalam perusahaan.
d. Kartu penghasilan karyawan Digunakan
untuk
mencatat
penghasilan
dan
berbagai
potongannya yang diterima oleh setiap karyawan. 3. Pengertian gaji Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Gaji pada dasarnya diterima oleh karyawan selain buruh (pelaksana) dan dibayarkan setiap bulan. Para manajer, pegawai administrasi dan pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap (AL Haryono Jusup, 1999: 239).
G. Prosedur Penggajian 1. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian (Mulyadi, 2001:382-385) a. Fungsi kepegawaian Bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.
b. Fungsi pencatat waktu Bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Pencatatan waktu hadir bisa menggunakan
daftar
hadir
biasa,
yang
karyawannya
harus
menandatanganinya setiap hadir dan pulang atau dapat menggunakan kartu hadir (berupa clock card) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan
mesin
pencatat
waktu.
Pencatatan
waktu
ini
diselenggarakan untuk menentukan gaji karyawan. Fungsi pencatat waktu berada di tangan bagian pencatat waktu, di bawah departemen personalia. c. Fungsi pembuat daftar gaji Bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji kepada karyawan. d. Fungsi akuntansi Bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan (misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun).
e. Fungsi keuangan Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. 2. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian(Mulyadi, 2001:385) a. Prosedur pencatatan waktu hadir Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pencatat waktu adalah sebagai berikut : 1) Bagian pencatat waktu mengawasi setiap karyawan yang memasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu pada waktu masuk dan pulang. 2) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan kartu jam hadir. 3) Menyerahkan daftar hadir karyawan dan kartu hadir karyawan ke bagian gaji dan upah. b. Prosedur pembuatan daftar gaji Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian gaji dan upah adalah sebagai berikut : 1) Bagian gaji dan upah menerima daftar hadir dan kartu jam hadir kemudian diarsipkan berdasarkan tanggal.
2) Membuat daftar gaji rangkap 2 berdasarkan dokumen daftar gaji dan kartu jam hadir. 3) Membuat rekap daftar gaji rangkap 2 dan surat pernyataan gaji. 4) Mencatat penghasilan karyawan pada kartu penghasilan karyawan berdasarkan daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan surat pernyataan gaji. 5) Menyerahkan daftar gaji rangkap 2, rekap gaji rangkap 2, surat pernyataan gaji, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian utang. 6) Bagian gaji dan upah menerima bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji , lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan dari bagian kasa. 7) Mengarsipkan lembar ke-3 dan lembar ke-2 berdasarkan tanggal serta kartu penghasilan karyawan berdasarkan abjad. c. Prosedur pembuatan bukti kas keluar Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan uraian kegiatan sebagai berikut: 1) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan dari bagian gaji dan upah. 2) Membuat bukti kas keluar rangkap 3.
3) Mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar lembar ke-1 4) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 ke bagian jurnal. 5) Menyerahkan lembar ke-2 dan rekap dalam daftar gaji lembar ke-1 ke bagian jurnal. 6) Bagian utang menerima lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 dari bagian kasa. Mencatat nomor cek pada register bukti kas keluar. 7) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian jurnal. d. Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian kasa dengan uraian kegiatan sebagai berikut: 1) Bagian kasa menerima bukti kas keluar lembar ke- dan ke-3, daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji lembar ke-2, surat pernyataan gaji dan kartu penghasilan karyawan dari bagian utang. 2) Mengisi cek dan memintakan tanda tangan atas kepada kepala bagian keuangan. 3) Menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji.
4) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda tangan atas kartu penghasilan karyawan. 5) Membubuhkan cap lunas pada bukti dan dokumen pendukungnya. 6) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian utang. 7) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji lelmbar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian gaji dan upah. 8) Surat pernyataan gaji dimasukkan ke dalam amplop gaji bersama dengan memasukkan uang gaji. e. Prosedur distribusi biaya gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian jurnal dan bagian kartu biaya dengan uraian kegiatan sebagai berikut: 1) Bagian jurnal menerima dokumen bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 dari bagian utang. 2) Bagian jurnal membuat bukti memorial. 3) Bagian jurnal membuat jurnal umum berdasarkan dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1 dan bukti kas keluar lembar ke-2 Jurnal untuk mencatat biaya gaji dibuat dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-2, dicatat oleh bagian utang pada kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut: Gaji dan upah Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar
Rp
xxx
Rp
xxx
Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp
xxx
Biaya Administrasi dan Umum
Rp
xxx
Biaya Pemasaran
Rp
xxx
Gaji dan Upah
Rp xxx
Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar telah dicap “lunas” oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut: Bukti Kas yang Akan Dibayar Kas
Rp Rp
xxx xxx
4) Bagian kartu biaya menerima dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 dari bagian jurnal.
5) Bagian kartu biaya mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam kartu biaya berdasarkan dokumen bukti memorial yang dilampiri rekap daftar gaji lembar ke-1 6) Bagian kartu biaya mengarsipkan dokumen dari bagian jurnal berdasarkan nomor urut. 7) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2. 8) Mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek berdasarkan bukti kas keluar lembar ke-1 yang telah dicap lunas oleh bagian kasa. 9) Mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 menurut nomor urut. Selesai.
H. Sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian (Mulyadi, 2001:386) 1. Aspek organisasi a. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan. b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi 2. Aspek sistem otorisasi a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direksi. b. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direksi. c. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian. d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu. e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian.
g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi. 3. Aspek prosedur pencatatan a. Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan. b. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi. 4. Aspek praktik yang sehat a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu. c. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi pembuat bukti kas keluar sebelum dilakukan pembayaran. d. Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan. e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
i. Konsep Gaji / Upah dalam Islam Ijarah (upah) menurut bahasa adalah al-itsabah (memberi upah), sedangkan menurut istilah fiqih adalah pemberian hak pemanfaatan dengan syarat ada imbalan (Fathul Bari IV: 439). Gaji atau upah menurut islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia (Adil dan Layak) dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat (imbalan yang lebih baik). Dari pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral 2. Upah dalam islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala 3. Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan (justice) 4. Upah diberikan berdasarkan prinsip kelayakan (kecukupan) Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang yang bertaqwa. Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa. Hal ini ditegaskan dalam firman allah:
ب ِللت َّ ْق َوا ُ اِ ْع ِد لُ ْوا ُه َو ا َ ْق َر “Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa”. (QS. Al-Maidah : 8) Dimensi upah di dunia dicirikan oleh dua hal, yaitu adil dan layak. Adil bermakna bahwa upah yang diberikan harus jelas, transparan, dan proporsional. Layak bermakna bahwa upah yang diberikan harus mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta tidak jauh berada di bawah pasaran. Untuk menerapkan upah dalam dua dimensi dunia, maka konsep moral merupakan hal yang sangat penting agar pahala dapat diperoleh sebagai dimensi akhirat dari upah tersebut. Jika moral diabaikan maka dimensi akhirat tidak tercapai. Konsep moral diperlukan untuk menerapkan upah dimensi dunia agar upah dimensi akhirat dapat tercapai. Prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad (transaksi) dan komitmen melakukannya. Aqad dalam perburuhan adalah aqad yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha. Artinya, sebelum pekerja dipekerjakan, harus jelas dahulu bagaimana upah yang akan diterima oleh pekerja. Upah tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayaran upah. Khusus untuk pembayaran upah, Rosulullah bersabda:
ِ صلَى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم اُ ْعطُْوا االَّ ِج ْي َر اَ ْج ُرهُ قَ ْب َل َ ََع ْن َع ْب ِد هللا بَ ِن عُ َم َر ق َ قاَ َل َر ُس ْو ُل هللا: ال ُاَ ْ َِ َ َع َرقُه
“Dari Abdillah bin Umar, Rosulullah saw. Bersabda: Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya”. ( HR. Ibnu Majah dan Imam Thabrani ) Sebelum seseorang bekerja, hendaknya terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerja, agar ada kejelasan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun syarat sahnya perjanjian kerja antara lain: 1. Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah atau halal menurut ketentuan syara’, berguna bagi perorangan atau masyarakat. 2. Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jelas, dengan adanya pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus dilakukan. 3. Upah sebagai imbalan pekerjaan harus diketahui dengan jelas, termasuk jumlahnya, wujudnya, dan juga waktu pembayarannya.
Sesungguhnya seseorang pekerja hanya berhak atas upahnya jika ia telah menunaikan pekerjaanya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan, karena umat islam terikat dengan syarat-syarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak semestinya, maka sepatutnya hal itu
diperhitungkan atasnya (dipotong upahnya) karena setiap hak dibarengi dengan kewajiban. Selama ia mendapatkan upah
secara penuh, maka
kewajibannya juga harus dipenuhi. Sepatutnya hal ini dijelaskan secara detail dalam “peraturan kerja” yang menjelaskan masing-masing hak dan kewajiban kedua belah pihak. Upah atau gaji merupakan hak karyawan selama karyawan tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Bekerja yang baik merupakan kewajiban karyawan atas hak upah yang diperolehnya, demikian juga memberi upah merupakan kewajiban perusahaan atas hak hasil kerja karyawan yang diperolehnya. Tentang waktu pembayaran upah, hendaknya memperhatikan hadits-hadits yang telah disebutkan sebelumnya. Keterlambatan pembayaran upah dikategorikan sebagai perbuatan zalim dan orang yang tidak membayar upah para pekerjanya termasuk orang yang dimusuhi Nabi saw. pada hari kiamat. Dalam hal ini islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai tenaga seorang karyawan. Pekerjaan seseorang akan dibalas menurut berat pekerjaannya. Allah Swt berfirman:
سعَى َ ان اِالَّ َما َ ْل ْن ِ ْ ْس ِل َ َوا َ ْن لَّي ِ س “Bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. (QS. An-Najm: 39) Jika
adil
berbicara
tentang
kejelasan,
transparansi
serta
proporsionalitas ditinjau dari berat pekerjaanya, maka layak berhubungan dengan besaran yang diterima. Ditinjau dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rosulullah Saw. bersabda: “Mereka (para budak dan pelayanmu) adalah saudaramu, Allah menempatkan mereka di bawah asuhanmu; sehingga barang siapa mempunyai saudara dibawah asuhannya, maka harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri); dan tidak membebankan pada mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan tugas seperti itu, maka hendaklah membantu mereka (mengerjakannya)”. (HR. Muslim) Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Mustawrid bin Syadad Rosulullah Saw. bersabda: “Aku mendengar Nabi Muhammad saw. bersabda: Siapa yang menjadi pekerja bagi kita, hendaknya ia mencarikan istri untuknya; seorang pembantu bila tidak memilikinya, hendaknya ia mencarikannya untuk pembantunya. Bila ia tidak mempunyai tempat tinggal, hendaknya ia mencarikan tempat tinggal. Abu Bakar mengatakan:
Diberitakan kepadaku bahwa Nabi Muhammmad Saw. bersabda: Siapa yang mengambil sikap selain itu, maka ia adalah seorang yang keterlaluan atau pencuri”. (HR Abu Daud) Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa kelayakan upah yang diterima oleh pekerja dilihat dari 3 aspek yaitu: pangan, sandang, papan. Islam juga tidak membenarkan seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Allah SWT berfirman:
َ ْ س ِد ِ ْ اا ا َ ْ يَا َا ُه ْ َوالَ َ ْع َ ْوا ِ ْ ْاالَ ْ ِ ُم ُ ُ ْ َ ََوال َ َّس ْوا الل “Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah kamu merajalela dimuka bumi membuat kerusakan”. (QS, Asy-Syu’ara: 183)
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya BMT ANDA Salatiga Pada tanggal 12 Juli 1998 didirikan Koperasi Serba Usaha (KSU) ANDA oleh para tokoh masyarakat, ulama dan aghniya’ di Salatiga yang akhirnya menjembatani berdirinya BMT ANDA Salatiga. Legalitas BMT ANDA Salatiga didasari dengan keluarnya Surat Keputusan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor: 004/BH/KWK.11.32/C/X/1998, tertanggal 16 Oktober 1998 Nomor B. 12/Kop 10/1998. Dan untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret 2003 mengajukan perubahan anggaran dasar ke tingkat provinsi sehingga keluar SK Perubahan pada tanggal 21 April 2003 No: 07/BH/PAD/KDK.II/VI/2003. Pada saat berdiri BMT ANDA Salatiga memiliki kepengurusan organisasi yang terdiri dari Penasehat, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Dewan Syariah, Dewan Ekonomi, Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 25 orang. BMT ANDA Salatiga mempunyai tujuan :
a. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya. b. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah. c. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan. d. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. e. Serta memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi antar anggota.
Nama-nama Pengurus BMT ANDA Salatiga: Ketua
: Budi Santoso, SE, MM
Sekretaris
: Supardi, SE
Bendahara
: M. Fatur Rahman, SE, MM
Pengawas
: KH. Abdul Majid H. Ulin Nuha
Manajer
: Widodo, A.Md
Manajer Akuntansi
: Madiyono, A.Md
Kepala Cabang
: Widodo, A.Md Haryanto Agung Wisara Siku, SE
Pemasaran/Marketing
: Muhammad Yasid Arif Hidayat Heru Fernanto Rudianto Thoif Nawawi Siti Nurjanah Wiwik Dwi Narsih, S.Si
Iwan Wahyudi Nur Salim Pembiayaan
: Ita Setyorini, SE
Teller
: Erni Afrianti, A.Md Mutmainah, A.Md Ika Dewi Lestari
CS :
Dewi Woro Puasari Nurul Siti Rahmah, A.Mk Ani Nur’aini
Security/OB
: Agung Setyanto
2. Tugas dan Wewenang Pengurus Tugas dan wewenang pengelola BMT ANDA Salatiga: a. Ketua Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kerja para bawahan, pengurus dan anggota lainnya. b. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan semua berkas transaksi, surat-surat serta arsip penting lainnya.
c. Bendahara Bendahara mempunyai tugas menerima, memeriksa, dan mengatur sirkulasi uang yang masuk dan keluar, mencatat dan menyimpannya. d. Pengawas Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi dan memberikan masukan berupa nasehat kepada pengurus dan membantu ketua dalam menjalankan kegiatan operasional. e. Manajer Menejer mempunyai tugas melaksanakan kebijakan umum, menyusun dan mengusulkan rencana anggaran, rencana kerja. Menandatangani
permohonan
keanggotaan
dan
memberikan
persetujuan / menolak keanggotaan anggota, melaporkan secara rutin perkenbangan BMT kepada pengrus. Mewakili pengurus dalam hubungannya dengan pihak luar jika pengurus berhalangan, memberi validasi pada berkas pembiayaan, menandatangani semua akad pembiayaan. f. Manajer akuntansi Tugas manajer akuntansi meminta laporan dari teller tentang transaksi yang masuk pada hari tersebut, memasukan transaksi yang masuk ke lembar kerja, melaporkan mutasi dan neraca kepada general
manajer tiap hari. Membuat planning keuangan sesuai dengan pengajuan dari kepala cabang dan arahan dari general manajer. Melaksanakan pembayaran pinjaman pihak ketiga sesuai perjanjian yang telah dibuat. Membuat laporan pajak, membayar pajak, dan mengarsipkaannya, membuat laporan bulanan, membuat buku besar, buku pembantu, membayar beban operasi sesuai dengan RAB BMT. g. Pemasaran Mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan survey ketika ada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, mencari nasabah baru, mengenalkan produk BMT dan lain-lain. h. Pembiayaan Bagian pembiayaan bertugas memberikan formulir pengajuan pembiayaan kepada anggota. Memberi formulir dan kelengkapan administrasi pengajuan pembiayaan. Menganalisa kegiatan usaha yang diajukan dengan melihat kekuatan dan kelemahan. Memberikan penjelasan dan pengarahan kepada anggota, menyeleksi dan memeriksa kelengkapan administrasi, menentukan layak dan tidaknya survei, menyerahkan
berkas
pengajuan
pembiayaan
kepada
bagian
administrasi i. Teller Memberikan pelayanan kepada anggota, dalam hal transaksi uang tunai seperti penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan
simpanan, pembiayaan, ZIS, dan lain-lain. Melakukan pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada anggota dan calon anggota. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh Direktur, Manajer Pemasaran atau Manajer Operasional. Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta memasukkan data ke arsip atau komputer, membuat mutasi harian atau laporan kas harian. j. CS Customer Service bertugas member informasi produk-produk BMT kepada anggota. Melayani pembukaan rekening baru, melayani pendaftaran pembiayaan, surat menyurat, administrasi pembiayaan dan tabungan, administrasi operasional kantor meliputi absen dan surat tagihan. k. OB Tugas OB adalah membersihkan dan merapikan meja, kursi, computer dan kelengkapan lainnya. Membersihkan karpet, lantai. Menyediakan
minuman
untuk
karyawan,
mengirim/mengambil
dokumen antar devisi, melayani permintaan fotokopyan/facsimile, membeli/menyiapkan makanan siang, membereskan piring, gelas. Membuang sampah yang ada di ruangan kerja, mencuci piring dan gelas.
3. Visi dan Misi a. Visi Menjadi lembaga keuangan syari’ah yang maju, profesional, dan mensejahterakan anggota. b. Misi 1) Menjalankan operasional koperasi yang sesuai standart koperasi yang sehat 2) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan 3) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syari’ah 4) Memberikan pembiayaan kepada anggota untuk tujuan produktif 5) Mengusahakan program pendidikan dan pembinaan agama secara intensif kepada anggota. 6) Meningkatkan kesejahteraan anggota dan kemajuan lingkungan kerja. 7) Menciptakan sumber pembiayaan anggota dengan prinsip syari’ah. 8) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. 9) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.
4. Produk-Produk dan Wilayah Kerja a. Produk-produk 1) Simpanan Jenis-jenis simpanan di BMT ANDA Salatiga meliputi : a) SISUKA (Simpanan Suka Rela)/Simpanan Mudharabah Yakni simpanan dari shahibul maal yang akan digunakan oleh BMT agar memperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan
dimanfaatkan
bagi
pengembangan
kualitas
hidup
masyarakat Islam. b) SI BERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah) Adalah simpanan anggota yang sifatnya sama dengan simpanan
mudharabah,
namun
dalam
pengambilannya
dilakukan secara berkala sesuai produk yang diambil. Simpanan ini mendapat porsi bagi hasil yang lebih tinggi dari simpanan mudharabah biasa. Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan dengan jenis simpanan masing-masing dengan jangka waktu disepakati bersama. Setoran minimal Rp 25.000,00 setiap bulannya. Nisbah bagi hasil 40% dan diberikan
setiap bulan langsung menambah saldo simpanan. Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT ANDA Salatiga atau juga bisa dilayani di rumah atau pun di tempat usaha. Simpanan Berkala Mudharabah terdiri dari : (1) Si Qurban (Simpanan Qurban) Adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota untuk persiapan pembelian hewan kurban. Simpanan ini dapat diambil pada bulan Dzulhijah setiap tahunnya. (2) Si Munik (Simpanan Mudharabah Nikah) /Si Wali (Simpanan Walimah) Adalah
simpanan
anggota
untuk
persiapan
pelaksanaan
pernikahan. Simpanan ini dapat diambil pada saat nasabah akan melaksanakan pernikahan atau menikahkan orang lain yang menjadi tanggungannya. (3) Si Pendi (Simpanan Pendidikan) Adalah simpanan anggota untuk persiapan biaya pendidikan. Simpanan ini dapat diambil pada tahun ajaran atau awal pelajaran baru (awal semester atau awal catur wulan) setiap tahunnya.
(4) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri) Adalah simpanan anggota untuk persiapan menyambut Idul Fitri. Simpanan ini dapat diambil pada saat menjelang akan datangnya bulan Syawal. c) TAMARA (Simpanan Masa Depan Sejahtera) Simpanan ini ditujukan untuk masa yang akan datang, agar hidup lebih terjamin di masa tua nanti. Setoran dan penarikan dapat langsung dilakukan di kantor atau dilayani di rumah dan di tempat usaha. Setoran minimal Rp 10.000,00 saldo minimal Rp 10.000,00 Nisbah bagi hasilnya 35% dan diberikan setiap bulan sehingga langsung menambah saldo simpanan. d) SI HAJI (Simpanan Haji/Umroh) Simpanan ini diperuntukkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah haji/umroh. Dengan setoran minimal Rp 100.000,00 setiap bulan. Nisbah bagi hasil 40%. Pendaftaran calon jamaah haji dilaksanakan jika simpanan mencukupi untuk pemesanan kursi calon haji tahun yang bersangkutan. Jika kekurangan dan bisa ditalangi oleh BMT dengan cara mengajukan permohonan terlebih dahulu.
e) Simpanan Berjangka Adalah simpanan anggota yang dikelola oleh BMT dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada calon debitur. Nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan pada awal penyimpanan dana. Simpanan ini sangat tepat untuk merencanakan usaha, setoran dan penarikan dapatlangsung dilakukan di kantor, rumah, ataupun di tempat usaha. Setoran minimal Rp 1.000.000,00. Jangka waktu untuk simpanan ini adalah 3 bulan dengan Nisbah bagi hasil 40%, 4 bulan 42,5%, 6 bulan 45%, dan 12 bulan 50%. Bagi hasil diberikan setiap bulannya. Jika jangka waktu habis, maka dapat diperpanjang secara otomatis. f) Simpanan Dirham Barokah Simpanan ini sistemnya seperti simpanan berjangka. Peserta simpanan dirham minimal 80 orang, setoran Rp. 200.000,- per bulan selama 24 bulan. Simpanan hanya dapat diambil satu bulan setelah akhir periode / setoran terakhir. Disediakan Doorprize untuk seluruh peserta, Grand prize 1 buah sepeda motor diakhir periode.
g) Simpanan Pensiun Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan, dengan tujuan mensejahterakan karyawan setelah pensiun. Setoran minimal Rp 25.000,00 per bulan. Dengan pengambilan minimal 5 tahun. Nisbah bagi hasil untuk simpanan ini adalah 60%, dan diberikan setiap bulan sehingga menambah saldo. h) Simpanan Umroh Simpanan ini diperuntukkan bagi umat islam yang akan menjalankan ibadah umroh. Persyaratan dengan menyerahkan fotokopy KTP, menyerahkan materai Rp. 6000,- dan mengisi aplikasi pendaftaran, peserta simpanan umroh 1 paket 30 orang,setoran Rp. 700.000,- pertahun selama 24 bulan, setiap anggota berhak mengikuti manasik yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, setiap anggota berhak mendapatkan kesempatan undian grandprize 1 buah sepeda motor. 2) Pembiayaan Pembiayaan adalah penyaluran dana kepada masyarakat berupa pinjaman uang. Pinjaman ini dapat digunakan untuk menambah modal usaha. Jenis-jenis pembiayaan di BMT ANDA Salatiga antara lain:
a) Pembiayaan Musyarakah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada seorang anggota atau lebih berupa modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Pihak BMT dapat dilibatkan dalam pengelolaannya. Pembagian keuntungan yang proporsional dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, bila terjadi kerugian, semua pihak turun menanggung kerugian sebanding dengan penyertaan masing-masing. b) Pembiayaan Murabahah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian baranng-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini menggunakan akad jual beli pinjaman pokok dikembalikan pada jatuh tempo yang disepakati. c) Pembiayaan Bai’Bitsaman Ajil Yaitu pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pembiayaan ini mempunyai cara seperti murabahah, yang berbeda adalah pembayaran, baik pokok maupun kenaikan harga angsuran rutin, sesuai kesepakatan dan dalam jangka waktu yang disepakati pula.
d) Pembiayaan BBM Yaitu pembiayaan yang dananya berasal dari pemerintah. BMT
hanya
sebagai
lembaga
penyalur,
tetapi
BMT
mendapatkan bagi hasil dari pembiayaan BBM ini, yaitu sebesar 16%. Pembiayaan ini diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagai modal usaha. Dalam pembayarannya berupa angsuran.
Lama
pinjaman
sesuai
kesepakatan.
Nasabah
diwajibkan membayar bagi hasil sesuai kesepakatan jika usahanya mendapatkan keuntungan. e) Pembiayaan Qordhul Hasan Adalah pembayaran kebajikan yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya yang kurang mampu. Dalam pembiayaan ini nasabah tidak ditekankan pada besarnya keuntungan yang diberikan, tapi lebih pada aspek sosial. Dimana nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokoknya saja pada saat telah jatuh tempo atau bisa diangsur. Namun jika ternyata nasabah tersebut usahanya maju dan sebagai tanda terima kasih memberikan keuntungan, maka BMT diperkenankan menerima keuntungan ini dan selanjutnya digunakan lagi untuk pembiayaan sosial. f) Ijarah (Sewa) Adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara angsurannya
pada pembiayaan ijarah ini bisa menggunakan cara murabahah ataupun bai’bitsaman ajil. 3) Produk Tambahan Produk tambahan yang ada di BMT ANDA antara lain berupa: a) Arisan Sepeda Motor Arisan sepeda motor adalah produk untuk melayani nasabah yang menginginkan sepeda motor dengan cara cepat dan mudah. Pada produk ini terdiri dari 2 (dua) paket. Paket I terdiri dari 70 orang dan paket 2 terdiri dari 80 orang. Besar setoran untuk paket 1 adalah Rp 125.000,00 sedangkan untuk paket 2 sebesar Rp 100.000,00. Lama arisan maksimal 70 putaran untuk paket 1 dan 80 putaran untuk paket 2. b) Zakat, Infak dan Shadaqoh (ZIS) ZIS diperoleh BMT dari nasabah yang memberikan uang kepada BMT secara sukarela. Penyaluran ZIS yang dikelola BMT diberikan untuk 8 asnaf, yaitu: fakir, miskin, ibnu sabil, mu’allaf, orang yang berjihat fi sabilillah, orang yang mempunyai hutang, orang yang memerdekakan budak, dan pengurus zakat.
c) PPOB (Payment Point On Line Bank) Yaitu pelayanan BMT dalam hal pembayaran: a) Rekening listrik b) Rekening telepon Untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Setiap rekening disisihkan Rp 20,00 untuk dana infaq.
b. Wilayah kerja BMT ANDA dahulu terletak di daerah yang sangat strategis, dimana tempat tersebut merupakan pusat perekonomian masyarakat Salatiga pada umumnya, yaitu di blok buah No. 6 Pertokoan Makutarama. Namun saat ini BMT ANDA Salatiga terletak kurang strategis karena daerahnya jauh dari pusat perekonomian dan jalan raya. Saat ini BMT ANDA terletak di Jl. Merak Klaseman Sidomukti Salatiga untuk kantor pusat dan telah memiliki kantor cabang di daerah pasar Karanggede, pasar Ngablak, dan pasar Ampel. Dengan posisi yang berada di tempat-tempat strategis ini diharapkan BMT ANDAdapat memberikan brand image yang positif sebagai lembaga yang bernafaskan Islam.
5. Permodalan Modal BMT ANDA Salatiga berasal dari simpanan anggotanya. Karena BMT bukan bank, maka tidak dapat dan tidak boleh mengumpulkan simpanan dari masyarakat selain anggotanya. Simpanan yang merupakan modal BMT ANDA tersebut adalah sebagai berikut: a. Simpanan Pokok Khusus Yaitu uang yang dibayar oleh anggota pendiri. Sedangkan jumlah minimalnya sesuai dengan kesanggupan anggota masing-masing. Simpanan ini dapat dibayar tunai atau cicilan, sesuai dengan kesepakatan rapat anggota. Simpanan pokok khusus boleh dialihkan ke anggota lain. Namun tidak boleh diambil. b. Simpanan Pokok Yaitu uang yang dibayarkan setiap anggota BMT yang jumlahnya ditentukan dalam Anggaran Dasar. Simpanan pokok ini merupakan “tanda keanggotaan BMT”, oleh karena itu simpanan pokok tidak boleh diambil kecuali setelah anggota yang bersangkutan memutuskan keluar dari keanggotaan BMT. Jumlah simpanan ini ditetapkan tidak terlalu tinggi, sehingga masyarakat banyak yang ikut serta sebagai anggota BMT. Namun tidak pula terlalu rendah, sehingga nilainya dapat memiliki arti bagi modal BMT.
c. Simpanan Sukarela Yaitu simpanan yang didapatkan dari anggota yang menabung di BMT ANDA Salatiga. Kemudian simpanan ini digunakan oleh BMT agar diperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syari’at Islam dan dimanfaatkan bagi pengembangan kualitas hidup masyarakat Islam. d. Simpanan Berkala Yaitu simpanan anggota yang dikelola oleh BMT dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada calon debitur. Nasabah yang mnyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan pada awal penyimpanan dana. Setoran minimal Rp 1.000.000,00. e. Pinjaman Pihak Ketiga Yaitu pinjaman yang didapat BMT dari instansi lain untuk menambah modal BMT. Kemudian pihak ketiga akan mendapatkan bagi hasil dari BMT atas usaha yang dilakukan BMT untuk memperoleh pendapatan. f. Donasi Dana ini diperoleh dari para shahibul maal (donator). Dana ini digunakan untuk mengembangkan usaha BMT.
g. ZIS Dana
ZIS
diperoleh
dari
nasabah
yang
dengan
ikhlas
menyumbangkan uangnya kepada BMT, yang kemudian nanti uangnya akan dipergunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. B. Data Deskriptif BMT ANDA Salatiga sebagai lembaga keuangan syari’ah untuk menegakkan prinsip-prinsip, ditunjukkan dengan : 1. Adanya aqad perjanjian kerja/kontrak kerja. Penandatanganan aqad kontrak kerja setelah masa training 3 bulan,
kemudian kontrak 1 tahun
dan telah memenuhi syarat-syarat, ini ada SK yang di dalamnya memuat hak-hak dan kewajiban bagi karyawan. 2. BMT ANDA juga mempunyai kebijakan lain jika didapati karyawan yang terlambat atau pulang awal maka konsekuensinya adalah dilakukan pemotongan gaji. 3. Standar gaji pokok BMT ANDA Salatiga seusai dengan (UMR), dari gaji pokok akan ditambah tunjangan, bonus-bonus dan akan dikurangi potongan-potongan gaji. Gaji pokok diberikan setelah masa training selesai. 4. Pembayaran gaji karyawan ditentukan setiap tanggal 5 karyawan memperoleh hak gaji.
5. Persepsi BMT ANDA terhadap karyawannya, berdasarkan kinerja karyawan yang
sesuai dengan kompetensi dibidangnya, rajin dan
memiliki etos kerja yang tinggi, beriman dan taat beribadah. Penggajian karyawan BMT ANDA standar gaji pokok sesuai dengan UMR yang diberikan setelah masa training selesai. Pembayaran gaji ditentukan setiap tanggal 5 karyawan memperoleh hak gajinya. BMT ANDA juga
memberikan
tunjangan-tunjangan,
bonus-bonus,
kemudian
akan
dikurangi potongan-potongan gaji jika didapati karyawan yang terlambat atau pulang awal. Ketentuan besarnya tunjangan yang diberikan pada karyawan diperhitungkan berdasarkan masa kerja dan level jabatan karyawan yang bersangkutan. Tunjangan dan bonus yang diberikan oleh BMT ANDA adalah sebagai berikut: Bagi karyawan lapangan (marketing) a) Tunjangan (1) Tunjangan keluarga (2) Tunjangan jabatan (3) THR
b) Bonus (1) Premi khusus (2) Simpanan berjangka (3) Dana mengendap (4) Arisan sepeda motor (5) Dirham (6) Umroh c) Potongan (1) Terlambat/pulang awal (2) Jamsostek (3) Saham (4) Pajak (5) Tidak masuk di luar cuti (6) Pinjaman bagi karyawan yang bersangkutan (7) Cashbon
Bagi karyawan yang di dalam kantor d) Tunjangan (1) Tunjangan keluarga (2) Tunjangan jabatan (3) THR e) Bonus (1) Ketepatan laporan f) Potongan (1) Terlambat/pulang awal (2) Tidak masuk di luar cuti (3) Jamsostek (4) Saham (5) Pajak (6) Pinjaman bagi karyawan yang bersangkutan (7) Cashbon
Dokumen dan catatan yang digunakan dalam prosedur penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga terdiri dari : SK (Surat Keputusan), pengangkatan karyawan (training, kontrak, tetap), masa kerja karyawan, jabatan karyawan dan level, presensi karyawan, gaji karyawan.
1. Prosedur Sistem Penggajian Karyawan pada BMT ANDA Salatiga a. Fungsi yang terkait dalam sistem penggajian pada BMT ANDA Salatiga: 1) Fungsi kepegawaian Fungsi ini bertanggungjawab mencari karyawan baru. BMT ANDA merekrut karyawan baru menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan dan kesepakatan kerja bagi calon karyawan BMT ANDA. 2) Fungsi pencatatan waktu Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan BMT ANDA baik dikantor pusat maupun kantor cabang. Pencatatan waktu hadir di BMT ANDA menggunakan daftar hadir biasa, karyawan mengisi daftar hadir yang ditangani oleh bagian pencatat waktu dibawah pengawasan administrasi personalia, yang berisi catatan hari, tanggal,
waktu
datang,
waktu
pulang
dan
menit
kerja.
Penyelenggaraan waktu hadir ini untuk menentukan gaji karyawan. Bagian administrasi bertanggungjawab membuat rekap catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang, sehubungan dengan pembayaran gaji meliputi catatan karyawan masuk, karyawan ijin, cuti dan sebagainya. Fungsi ini berada dikantor pusat. 3) Fungsi pembuatan dartar gaji Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi waktu pembayaran
beban setiap karyawan selama jangka
gaji, berdasarkan
laporan daftar hadir dari
manajer masing-masing kantor cabang. Data yang dipakai sebagai dasar
untuk pembuatan daftar gaji karyawan adalah surat
keputusan kerja mengenai pengangkatan karyawan, daftar hadir karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan. 4) Fungsi akuntansi Fungsi
akuntansi
bertanggungjawab
untuk
mencatat
kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji. Fungsi akuntansi di BMT ANDA ini meliputi bukti kas keluar, mencatat distribusi biaya, mencatat biaya gaji dalam jurnal umum, transaksi ini dipegang oleh bagian teller.
5) Fungsi keuangan Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji. Kemudian bagian keuangan mentrenfer gaji karyawan ke rekening masing-masing karyawan, karyawan menerima slip gaji. b. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga: 1) Prosedur pencatan waktu hadir Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan daftar hadir biasa yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu ditangani oleh bagian pencatat waktu, dengan uraian kegiatannya sebagai berikut: a) Bagian pencatan waktu mengawasi setiap karyawan yang mengisi daftar hadir yang dicatat dengan menggunakan daftar hadir biasa pada waktu masuk dan pulang. b) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan catatan yang ada pada catatan daftar hadir karyawan. c) Menyerahkan daftar hadir karyawan masing-masing kantor cabang kebagian administrasi kantor pusat.
2) Prosedur administrasi Prosedur ini dilakukan oleh bagian operasional kantor pusat dengan uraian kegiatan sebagai berikut : a) Menerima daftar hadir karyawan kantor cabang b) Membuat rekap daftar hadir berdasarkan catatan daftar hadir karyawan dari masing-masing kantor cabang c) Menyerahkan rekap daftar hadir ke bagian penggajian 3) Prosedur penggajian Prosedur ini dilakukan oleh bagian penggajian kantor pusat dengan uraian kegiatan sebagai berikut : a) Menerima rekap daftar presensi karyawan dari bagian administrasi b) Membuat daftar gaji berdasarkan dokumen SK pengangkatan karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan. c) Membuat rekap daftar gaji untuk masing-masing kantor cabang dan kantor pusat d) Laporan rekap daftar gaji diajukan ke pengurus untuk di acc / disetujui
4) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan dengan uraian kegiatan sebagai berikut : a) Menerima hasil rekap dartar gaji dari manajer penggajian b) Menerima bukti kas keluar c) Mengeluarkan gaji karyawan d) Mentranfer gaji ke rekening tabungan masing-masing karyawan. e) Slip gaji diserahkan ke karyawan sebagai bukti bahwa gaji telah masuk ke rekening masing-masing karyawan.
Presensi kantor cabang dan pusat
Administrasi kantor pusat
Bagian penggajian kantor pusat
Bank
Karyawan
Gambar 3.2 Prosedur Penggajian Karyawan BMT ANDA Salatiga Sumber: BMT ANDA Salatiga
2. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian pada BMT ANDA Salatiga
Unsur-unsur pengendalian intern penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga meliputi : a) Aspek organisasi Struktur organisasi yang telah memisahkan tanggung jawab serta memberikan kewenangan terhadap masing-masing bagian terkait dengan proses pelaksanaan prosedur penggajian pada BMT ANDA Salatiga ditunjukan dengan : 1) Pemisahan fungsi pembuatan daftar gaji dari fungsi keuangan 2) Pemisahan fungsi pencatatan waktu hadir dari fungsi pembuatan daftar gaji Fungsi
pembuatan
daftar
gaji
dipegang
oleh
bagian
penggajian, fungsi keuangan dipegang oleh bagian keuangan, fungsi pencatatan waktu hadir yang menggunakan daftar hadir biasa dipegang oleh bagian pencatat waktu. b) Aspek otorisasi Sistem otorisasi yang ada pada BMT ANDA Salatiga adalah : 1) Setiap karyawan BMT ANDA yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai
karyawan BMT ANDA yang ditandatangani oleh yang berwenang yakni ketua pengurus BMT ANDA Salatiga 2) Pencatatan waktu hadir diotorisasi oleh administrasi 3) Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji harus didasarkan pada surat keputusan dari ketua pengurus 4) Perintah lembur diotorisasi oleh kepala bagian kepegawaian 5) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi 6) Daftar gaji tidak diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu c) Aspek prosedur pencatatan Prosedur pencatatan pada BMT ANDA Salatiga adalah : 1) Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan 2) Tarif gaji yang tercantum dalam kartu penghasilan diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi d) Aspek praktik yang sehat Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada BMT ANDA Salatiga adalah :
1) Pengisian daftar hadir diawasi oleh fungsi pencatatan waktu 2) Pembuatan daftar gaji diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya
oleh
fungsi
akuntansi
sebelum
dilakukan
pembayaran 3) Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan 4) Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji.
BAB IV ANALISIS
A. Analisis terhadap Fungsi-Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian Karyawan di BMT ANDA Salatiga Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penggajian karyawan BMT ANDA Salatiga antara lain fungsi kepegawaian, fungsi pencatatan waktu, fungsi pembuat daftar gaji, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa BMT ANDA telah memisahkan tugas dan tanggung jawab fungsional pada masing-masing bagian. Fungsi penggajian dipegang langsung oleh bagian penggajian. Struktur organisasi yang dimiliki BMT ANDA
sederhana, hal ini akan mempermudah manajer untuk
melakukan kontrol terhadap masing-masing fungsi yang berkaitan dengan penggajian. 1. Fungsi Kepegawaian Fungsi kepegawaian ini ditangani oleh manajer kepegawaian dalam mencari karyawan baru, menyeleksi karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan dan kesepakatan kerja bagi calon karyawan BMT ANDA Salatiga. Fungsi kepegawaian di BMT ANDA baik sudah sesuai dengan Mulyadi(2001:382) dan
fungsi kepegawaian menurut
sesuai dengan prinsip- prinsip pengendalian
intern terdapat pemisahan fungsi kepegawaian dengan fungsi pencatat waktu. 2. Fungsi Pencatatan Waktu Fungsi pencatatan waktu ditangani oleh bagian pencatat waktu. Pencatatan atas kehadiran semua karyawan di BMT ANDA Salatiga dilakukan dengan menggunakan daftar hadir biasa. Pencatatan ini meliputi hari, tanggal, waktu kedatangan, waktu kepulangan, menit kerja. Fungsi pencatatan waktu hadir ini terpisah dari fungsi pembuat daftar gaji. Fungsi pencatatan waktu hadir yang ada di BMT ANDA Salatiga dinilai baik walaupun masih menggunakan daftar hadir biasa, menggunakan daftar hadir biasa ini dikarenakan jumlah karyawan BMT ANDA Salatiga sedikit, meskipun begitu bagian penggajian tetap mudah dalam melakukan pemantauan kehadiran. Dengan demikian
mempermudah dalam
penentuan perhitungan gaji karyawan yang akan diberikan. Fungsi pencatatan waktu hadir merupakan kunci dari fungsi-fungsi selanjutnya, karena dari fungsi ini akan menentukan berapa gaji yang seharusnya diperoleh karyawan, dan dari pencatatan waktu hadir ini akan diketahui catatan atas karyawan yang tidak hadir yang nantinya akan mempengaruhi potongan gaji karyawan. Bagian administrasi personalia kantor pusat bertugas merekap daftar hadir, setelah daftar hadir karyawan yang tercatat telah diketahui, kemudian memubuat rekap daftar
hadir seluruh karyawan dari masing-masing
kantor cabang. Melakukan pencatatan karyawan masuk, karyawan ijin, karyawan cuti dan sebagainya, yang dicatat untuk tiap-tiap karyawan kantor cabang dan pusat. Fungsi pencatat waktu ini terpisah dengan fungsi pembutan daftar gaji. Fungsi pencatatan waktu di BMT ANDA Salatiga sudah sesuai dengan teori menurut Mulyadi(2001:385) dan sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern (Bambang Hartadi, 1999:130) terhadap pemisahan fungsi, prosedur dokumentasi dan tersiapkannya catatan-catatan yang teliti secara cepat sehingga dapat digunakan secara tepat waktu bagi pembuat daftar gaji dan pihak lain yang membutuhkan. 3. Fungsi Pembuatan Daftar Gaji Daftar gaji dibuat oleh bagian penggajian yang ditangani oleh manajer penggajian kantor pusat dan pelaksanaan penggajian atas dasar surat keputusan pengangkatan karyawan dan aturan-aturan penggajian, pencatatan masa kerja, jabatan karyawan. Daftar waktu hadir karyawan berdasarkan laporan dari manajer masing-masing kantor cabang, yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan daftar gaji. Daftar gaji berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Fungsi pembuatan daftar gaji karyawan di BMT ANDA sudah baik sesuai teori menurut Mulyadi(2001:384) dan sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern Bambang Hartadi(1999:130) terpisahnya fungsi pencatatan waktu dengan fungsi pembuatan daftar gaji, yang berwenang dalam pembuatan daftar gaji adalah bagian penggajian.
4. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji. Fungsi akuntansi di BMT ANDA ini meliputi
bukti kas keluar, mencatat
distribusi biaya, mencatat biaya gaji dalam jurnal umum yang dipegang oleh bagian teller. Fungsi akuntansi pada BMT ANDA belum sesuai dengan teori fungsi akuntansi menurut Mulyadi(2001:384).
Menurut
Mulyadi bagian bukti pengeluaran kas ditangani oleh bagian utang, pencatatan distribusi biaya ditangani oleh bagian kartu biaya, pencatatan biaya gaji dalam jurnal umum ditangani oleh bagian jurnal. 5. Fungsi Keuangan Fungsi
keuangan
ini
dipegang
oleh
bagian
keuangan,
bertanggungjawab untuk mengeluarkan gaji karyawan berdasarkan rekap daftar gaji. Mengisi cek guna pembayaran gaji, kemudian mentransfer gaji karyawan ke rekening masing-masing karyawan, karyawan menerima slip gaji. Fungsi keuangan pada BMT ANDA salatiga sudah sesuai dengan teori menurut Mulyadi(2001:384). Bagian fungsi keuangan terpisah dari fungsi pembuatan daftar gaji. Prinsip-prinsip yang ada pada fungsi keuangan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern menurut Bambang Hartadi(1999:130).
B. Analisis terhadap Jaringan Prosedur Sistem Penggajian Karyawan BMT ANDA Salatiga BMT ANDA Salatiga jaringan prosedur penggajiannya terdiri dari prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur administrasi, prosedur penggajian, prosedur pembayaran gaji. Prosedur yang ada pada BMT ANDA Salatiga adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir Pencatatan waktu hadir dilakukan dengan menggunakan daftar hadir biasa yang ditangani oleh bagian pencatat waktu dengan mengawasi setiap karyawan yang mengisi daftar hadir
pada waktu masuk dan pulang,
pencatatan waktu hadir menggunakan daftar hadir biasa karena karyawan BMT ANDA Salatiga sedikit. Walaupun menggunakan daftar hadir biasa, bagian administrasi personalia tetap mudah dalam mengawasi setiap karyawan yang mengisi daftar hadir dengan cara menandatangai daftar hadir ketika datang dan pulang. Prosedur ini terpisah dari prosedur penggajian. Prosedur pencatatan waktu di BMT ANDA sudah baik sesuai dengan tujuan sistem pengendalian intern menurut Jamea Hall(2001:15) dan sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern menurut Bambang Hartadi (1999:130). 2. Prosedur Administrasi Prosedur ini dilakukan oleh bagian operasional kantor pusat. Bagian operasional menerima daftar waktu hadir karyawan dari kantor-kantor
cabang dan pusat, kemudian merekap daftar hadir berdasarkan catatan daftar hadir karyawan dari masing-masing kantor cabang, menyerahkan rekap daftar hadir ke bagian penggajian. Prosedur ini terpisah dari prosedur pencatatan waktu. Prosedur administrasi di BMT ANDA belum sesuai
dengan
prosedur
sistem
akuntansi
penggajian
menurut
Mulyadi(2001:385). 3. Prosedur Pembuat Daftar Gaji / Penggajian Prosedur ini dilakukan oleh bagian penggajian kantor pusat. Bagian penggajian ini menerima rekap daftar hadir karyawan dari bagian operasional, membuat daftar gaji berdasarkan dokumen surat keputusan pengangkatan karyawan, masa kerja karyawan dan jabatan karyawan, mencatat biaya gaji, membuat rekap daftar gaji untuk masing-masing karyawan kantor cabang dan pusat. Laporan rekap daftar gaji diajukan ke pengurus untuk disetujui. Prosedur ini terpisah dari prosedur pembayaran gaji dan prosedur administrasi. Prosedur pembuat daftar gaji / penggajian pada BMT ANDA sudah sesuai dengan tujuan sistem pengendalian intern menurut James hall (2001:15), unsur sistem pengendalian intern menurut Milyadi (2001:16), dan sesuai dengan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern penggajian menurut Bambang Hartadi (1999:130). 4. Prosedur Pembayaran Gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan. Bagian keuangan menerima hasil rekap daftar gaji dari manajer penggajian, menerima bukti kas keluar, mengeluarkan gaji karyawan, mentransfer gaji ke rekening
tabungan masing-masing karyawan, kemudian menyerahkan slip gaji ke karyawan sebagai bukti bahwa gaji telah masuk ke rekening masingmasing karyawan. Prosedur pembayaran gaji di BMT ANDA sudah baik sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip pengendalian intern Mulyadi (2001:385) dan Bambang Hartadi (1999:130).
C. Analisis terhadap Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan BMT ANDA 1. Aspek Organisasi Struktur organisasi yang ada di BMT ANDA Salatiga sudah ada pemisahan tugas dan wewenang terhadap masing-masing bagian, sehingga penentuan proses tanggung jawab menjadi jelas. Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional pada BMT ANDA Salatiga yaitu dengan adanya pemisahan fungsi : a. Fungsi pencatatan waktu hadir dipegang oleh bagian pencatat waktu b. Fungsi pembuat daftar gaji dipegang oleh manajer penggajian c. Fungsi keuangan dipegang oleh bagian keuangan. Aspek organisasi pada BMT ANDA sudah baik sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian intern penggajian menurut Mulyadi (2001:16) sudah ada pemisahan tanggungjawab terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penggajian. 2. Aspek Sistem Otorisasi Setiap karyawan BMT ANDA yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan BMT ANDA yang ditangani langsung oleh yang berwenang yakni Ketua Pengurus BMT ANDA Salatiga.
Daftar hadir sebagai dasar bagi manajemen untuk menentukan besarnya gaji karyawan diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu. Hal ini di bawah pengawasan bagian administrasi. Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji harus didasarkan pada surat keputusan. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Daftar gaji diotorisasi oleh pengurus. Perintah lembur diatasi oleh fungsi kepegawaian. Aspek sistem otorisasi pada BMT ANDA baik, sudah ada beberapa yang sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian intern. Sudah ada kejelasan sistem wewenang dan otorisasi. 3. Aspek Prosedur Pencatatan Bagian accounting bertanggungjawab melakukan pengawasan pencatatan atas daftar hadir karyawan dan mencatat adanya biaya gaji karyawan serta pembuatan bukti kas keluar. Bagian administrasi membuat rekap daftar hadir karyawan selanjutnya dilaporkan ke manajer penggajian. Bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan. Catatan yang digunakan dalam penggajian
adalah daftar hadir, surat keputusan
pengangkatan karyawan, rekap daftar gaji. Perubahan
yang
ada
dalam
catatan
penghasilan
karyawan
direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan. Pencatatan-pencatatan yang terkait dengan pembayaran gaji dilakukan oleh accounting. Prosedur pencatatan di BMT ANDA Salatiga sudah baik, data-data akuntansi dapat
disiapkan dan dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu. Aspek prosedur pencatatan pada BMT ANDA sudah baik. Sudah sesuai dengan unsur-unsur dan prinsip-prinsip pengendalian intern. 4. Aspek Praktik yang Sehat Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggungjawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran. Praktik yang sehat dalam penggajian di BMT ANDA Salatiga ditunjukkan dengan fungsi pencatatan waktu dipegang oleh bagian administrasi, pembuatan daftar gaji diverifikasi perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran gaji, catatan penghasilan karyawan disimpan di fungsi pembuat daftar gaji dipegang oleh manajer penggajian. Unsur-unsur praktik yang sehat pada BMT ANDA dikatakan baik, sudah sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:16).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT ANDA Salatiga adalah sebagai berikut : 1. BMT ANDA Salatiga telah memisahkan tugas dan tanggung jawab fungsional pada masing-masing bagian dalam penggajian karyawan. Jaringan prosedur sistem penggajian karyawan BMT ANDA terdiri dari prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur administrasi, prosedur penggajian, prosedur pembayaran gaji. Manajemen pusat BMT ANDA menghandle
langsung
fungsi-fungsi
personalia.
Prosedur
sistem
penggajian yang ada di BMT ANDA Salatiga sederhana dan dikatakan baik, serta mudah dipahami. 2. Sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT ANDA Salatiga menunjukkan bahwa pengendalian internnya baik. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi setiap unit organisasi.
B. Saran Pencatatan transaksi berupa bukti kas keluar, distribusi biaya, catatan biaya gaji dalam jurnal umum seharusnya ada bagian khusus yang menangani transaksi tersebut. Sistem pengendalian intern di BMT ANDA Salatiga baik, tetapi masih ada beberapa pegawai yang merangkap beberapa bagian, dan sebaiknya diperbaiki lagi supaya lebih efisien dalam melakukan fungsi-fungsi dan tanggungjawab dari tiap-tiap bagian.
DAFTAR PUSTAKA A. Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi (Buku I). Jakarta: Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri. 1995. Auditing Perusahaan Kecil. Jakarta. Bumi Aksara. Jusup, Al Haryono. 1999. Dasar-dasar Akuntansi (Edisi V) Jilid 2. Yogyakarta: BP. STIE YKPN. Mulyadi dan Paradiredja, Kanaka. 1998. Auditing (Edisi V) Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2002. Auditing.Buku I. Jakarta: Salemba Empat . 1990. Pemeriksaan Akuntan (Edisi III). Yogyakarta: BP STIE YKPN. .1997. Sistem Akuntansi (Edisi III). Yogyakarta: BP STIE YYKPN Yogyakarta. . 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal wa Tamwil. Yogyakarta: UII Press. Sumarsan, Thomas. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta: PT. Indeks.
Haripratiwi, Ika, 2006. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta. Skripsi diterbitkan. Surakarta: Jurusan Ekonomi Syariah STAIN Surakarta. Malikatin, Siti, 2005. Sistem Pengendalian Intern Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syariah STAIN Salatiga.
Rohmah, Nur Hikmatur. 2011. Kendala dan Kesesuaian Sistem Arisan Lelang Sepeda Motor dengan Syariat Islam di BMT ANDA Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga. Sara Rachmawati, Heppy, 2011. Simpanan Dirham Barokah Pada KJKS BMT ANDA Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Syariah STAIN Salatiga. Suparjono, 2011. Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan pada BMT Mandiri Sejahtera
Kecamatan
Ungaran
Timur.
Skripsi
diterbitkan.
Semarang: Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang.
Apriono, Andri. 2009. Pengertian Upah Dalam Konsep Islam. Artikel diterbitkan, (online),
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/06/20/pengertian-
upah-dalam-konsep-islam, diakses 26 Agustus 2012. Media,
Fani.
2007.
Bab
Ijaroh
Upah.
Artikel
diterbitkan,
(online),
http://alislamu.com/muamalah/11-jual-beli/267-bab-ijarah-upah.html, diakses 14 Agustus 2012. Rosa, Reni Suryani. 2010. Internal Control Review. Artikel diterbitkan, (online), http://ranisuryanirosa.blogspot.com/2010/01/internal-control-review.html, diakses 1 Juli 2012. Trihastutie. 2010. Unsure dan Prinsip Sistem Pengendalian Intern. Artikel diterbitkan, (online), http://trihastutie.wordpress.com/2010/02/16/unsurdan-prinsip-sistem-pengendalian-intern, diakses 8 Juli 2012.
LAMPIRAN