KENDALA DAN KESESUAIAN SISTEM ARISAN LELANG SEPEDA MOTOR DENGAN SYARIAT ISLAM DI BMT “ANDA” SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh Nur Hikmatur Rohmah NIM 201 080 38 JURSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah T ugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir saudari : Nama
: Nur Hikmatur Rohmah
NIM
: 20108038
Judul
: Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem Arisan
Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT
“ANDA” Salatiga. Demikian diajukan ke sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Salatiga, September 2011 Pembimbing
(Desi Trisnawati, MM.) NIP. 19751207 199903 2 002
PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR KENDALA DAN KESESUAIAN SYARI’AT ISLAM ATAS SISTEM ARISAN SEPEDA MOTOR DENGAN METODE LELANG DI BMT “ANDA” SALATIGA
DISUSUN OLEH NUR HIKMATUR ROHMAH NIM : 20108038
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar A. Md. E.Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah) Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Drs. Miftahuddin, M. Ag.
Sekertaris Penguji
: Ari Setiawan, MM.
Penguji I
: Mochlasin M. Ag.
Penguji II
: Moh. Khusen M. Ag., MA.
Penguji III
: Desi Trisnawati, SE., MM.
Salatiga,
September 2011
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
MOTTO “Dan Allah tidak menciptakan Jin dan Manusia, kecuali hanya untuk beribadah kepada-Nya” “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok” “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
ABSTRAK
Rohmah, Nur Hikmatur. 2011. Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Desi Trisnawati, SE. MM. Kata Kunci: kendala dan kesesuaian syari’at Islam. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tentang sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaiman sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang tertutup di BMT “ANDA” Salatiga?, (2) Apa kendala yang dialami dalam mengelola produk ini dan bagaimana strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam menangatasi kendala yang ada?, dan (3) Apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT “ANDA” sudah sesuai dengan syari’at Islam?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian diskriptif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem arisan yang dilakukan oleh pihak BMT “ANDA” hanya mengalami sedikit kendala, sehingga dalam menanganinya mudah. Dan sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan sudah sesuai dengan syari’at islam. Karena sudah memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli, serta tidak mengandung unsur riba, ghoror dan maisir.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Maksud dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan dan
mendapat gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII Perbanka
Syari’ah STAIN Salatiga. Atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, serta motivasi yang tak ternilai harganya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Abdul Aziz NP., MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syari’ah 3. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga 4. Ibu Desi Trisnawati, MM. selaku dosen pembimbing pada penulisan Tugas Akhir. 5. Bapak Supardi, SE. beserta karyawan/karyawati BMT “ANDA” Salatiga. 6. Keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi pembaca.
Salatiga, 18 Agustus 2011 Penulis
Nur Hikmatur Rohmah NIM: 20108038
DAFTAR ISI Halaman Judul .....................................................................................
i
Halaman Persetujuan Pembimbing .......................................................
ii
Halaman Pengesahan Tugas Akhir .......................................................
iii
Halaman Motto ....................................................................................
iv
Abstrak ...............................................................................................
v
Kata Pengantar ....................................................................................
vi
Daftar Isi..............................................................................................
vii
Daftar Gambar .....................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah................................................
1
B. Rumusan Masalah.........................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................
4
D. Metode Penelitian .........................................................
6
E. Sistematika Penulisan ...................................................
7
LANDASAN TEORI..........................................................
9
A. Telaah Pustaka ..............................................................
9
B. Tinjauan Pustaka ..........................................................
20
LAPORAN OBJEK.............................................................
21
A. Gambaran Umum .........................................................
21
B. Data Deskriptif BMT “ANDA” Salatiga .......................
41
ANALISIS ..........................................................................
49
BAB II
BAB III
BAB IV
A. Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT ”ANDA” .........................................................
49
B. Kendala yang Dialami BMT “ANDA” Ketika Mengelola Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang dan Strategi BMT dalam Mengatasi Kendala ...
55
C. Kesesuaian Sistem Arisan dengan Metode Lelang di
BAB V
BMT “ANDA” dengan Syari’at Islam ..........................
56
PENUTUP ..........................................................................
59
A. Kesimpulan ..................................................................
59
B. Saran ............................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pengurus
.........................................
26
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pengelola ............................................
26
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pasca krisis moneter tahun 1997, hingga saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi ekonomi yang sulit stabil. Bencana alam di berbagai propinsi semakin menambah beban berat pemerintah dalam pembangunan. Sedangkan dipihak masyarakat kecil, keterpurukan juga terus mengancam. Naiknya beberapa komponen harga yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti naiknya harga BBM, listrik serta naiknya harga-harga sembako yang kesemuanya mengakibatkan makin terpuruknya kondisi ekonomi nasional (Muhammad, 2002 : 84). Bagi masyarakat kelas bawah, kondisi ini semakin menambah kesulitan dalam berusaha dan beraktivitas dilini ekonomi. Diantara kesulitan yang mereka hadapi adalah kekurangan permodalan untuk membeli bahan dan alat produksi, atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena terus melambungnya harga. Para pedagang kecil dan pengusaha kecil sangat membutuhkan pihak lain dalam penyediaan pinjaman lunak untuk menambah modal usaha mereka. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui lembaga keuangan bukan bank yang dapat diterima masyarakat dan dikelola secara profesional yang dapat menjangkau hingga ke masyarakat bawah. Berkenaan dengan hal itu muncullah Koperasi Simpan
Pinjam, Lembaga Keuangan Mikro, asuransi dan yang sudah mulai berkembang saat ini adalah lembaga keuangan dengan sistem syariah yang mengelola bisnis dan harta yang dinamakan dengan Baitul Maal wat- Tamwil (BMT). Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat (Heri Sudarsono, 2007 : 130). Keunggulan Baitul Mall wat-Tamwil (BMT) terletak pada sistem yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil (profit sharing) dan berbagi risiko (risk sharing). Bagi hasil (profit sharing) adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pemabagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan nasabah penerima dana. Sedangkan berbagi risiko (risk sharing) adalah jika terjadi risiko, maka semua yang bersangkutan akan ikut menanggungnya. Suatu lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank yang pada dasarnya mempunyai peranan sebagai perantara (financial intermediarles) harus dilakukan secara efektif dan efisien. Sebagai lembaga
yang berhak untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dituntut untuk menawarkan berbagai macam produk yang dapat menarik minat masyarakat sesuai kebutuhan dan peluang pasar. Dalam lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT “ANDA” Salatiga menawarkan berbagai macam produk baik simpanan maupun pembiayaan dengan tujuan membantu penabung atau unit surplus melakukan investasi yang menguntungkan dan para peminjam dalam hal ini para pengusaha kecil dan menengah untuk memperoleh dana tambahan. Produk yang ditawarkan senantiasa harus sesuai dengan peluang dan kebutuhan pasar atau sesuai dengan permintaan nasabah (customer). Kegiatan ekonomi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan, yang dulu tidak ada sekarang ada atau sebaliknya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia melakukan inovasi, antara lain dalam melakukan kegiatan arisan. Arisan dimodifikasi sedemikian rupa dengan berbagai barang yang digunakan sebagai arisan. Arisan merupakan kegiatan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang berfungsi sebagai ajang silaturrahim. Bagi sebagian orang, metode untuk memiliki suatu barang melalui sistem arisan menjadi salah satu alternatif tambahan lain dengan lebih menawarkan sistem yang mudah dan terjangkau. Demikian juga dengan BMT “ANDA”, atas alasan tersebut dan minat masyarakat yang cukup besar maka BMT “ANDA” terdorong untuk mengeluarkan produk “Arisan Sepeda Motor”. Dengan sistem ini, secara tidak langsung BMT membantu masyarakat
atau anggota koperasi dalam memenuhi kebutuhan tambahan yang berfungsi sebagai barang pembantu dalam mendapatkan penghasilan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis menentukan Tugas Akhir dengan judul “Kendala dan Kesesuaian Syari’at Islam Atas Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Salatiga.
B. Rumusan Masalah Dalam hal ini penulis memperoleh pokok masalah yang bersumber dari pengamatan langsung di BMT “ANDA” Salatiga. Ada beberapa pokok masalah yang penulis ungkapkan dalam Tugas Akhir ini, antara lain : 1. Bagaiman sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang tertutup di BMT “ANDA” Salatiga ? 2. Apa kendala yang dialami dalam mengelola produk ini dan bagaimana strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam menangatasi kendala yang ada ? 3. Apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT “ANDA” sudah sesuai dengan syari’at Islam ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan, maka perlu ditentukan tujuan dari penelitian ini secara tegas.
Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” Salatiga. b. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh BMT dalam mengelola produk arisan sepeda motor dengan metode lelang. c. Untuk mengetahui strategi BMT dalam mengatasi kendala- kendala yang ada. d. Untuk mengetahui apakah sistem arisan dengan metode lelang yang dijalankan BMT sudah sesuai dengan syari’at Islam. 2. Manfaat Penulisan Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi Penulis. Diharapkan hasil penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem arisan dengan metode lelang. Dan dapat mengetahui penerapan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam praktik. b. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang. c. Bagi Perusahaan. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan nasabah.
d. Bagi Pembaca. Semoga dapat menjadi bahan tambahan pengetahuan tentang arisan sepeda motor dengan metode lelang yang dilakukan oleh BMT.
D. Metode Penelitian 1. Objek penelitian Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil objek penelitian di BMT “ANDA” Salatiga dan kantor cabang BMT “ANDA” yang berada di Karanggede. 2. Tipe Penelitian Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan tipe penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang, kendala yang dialami serta strategi yang dilakukan BMT “ANDA” dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dan menilai apakah sistem ini sudah sesuai dengan syari’at islam. 3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data a. Jenis Data Adapun jenis data yang diperlukan terdiri dari : 1) Data primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informasi yang pertama yaitu individu atau perseorangan seperti yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti. Data ini
berupa catatan hasil wawancara dengan karyawan yang mengetahui tentang arisan sepeda motor. 2) Data sekunder Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang dieroleh baik dari dokumen maupun observasi langsung ke lapangan. Antara lain berupa informasi tentang sejarah, tujuan, visi dan misi, serta struktur organisasi dari BMT “ANDA” Salatiga. b. Metode Pengumpulan Data 1) Interview ( wawancara ) Yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan nasabah, karyawan dan pimpinan perusahaan yang berwenang memberi keterangan yang diperlukan. 2) Dokumentasi. Dalam metode pengumpulan data ini penulis melihat dokumendokumen yang diperoleh dari BMT “ANDA” Salatiga. Sebagai pelengkap penulis mempelajari dan menggunakan literatur-literatur yang ada.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran secara sederhana dan menyeluruh, maka penulis membuat sistematika penulisan. Sistematika penulisan disajikan saling berkaitan antara bab satu dengan bab lainnya.
Sedangkan gambarn umumnya adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, bab ini berisi tentang telaah pustaka, tinjauan pustaka dan tinjauan pustaka. Bab III Laporan Objek, laporan objek pengamatan menjelaskan gambaran umum beserta data diskriptif perusahaan yang menjadi studi pengamatan, sehingga meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi berikut job diskripsinya, bidang usaha, dan permodalan. Bab IV Analisis, pada bab ini disajikan data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitiannya. Hal ini untuk menjawab rumusan masalah, atau menunjukkan tentang bagaimana sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA”, kendala yang dialami dalam menjalankan sistem ini, strategi dalam mengatasi kendala yang ada, dan kesesuaian arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” dengan syari’at Islam. Bab V Penutup, pada bab ini berisi penggambaran tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah melakuan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Arisan yang sudah kita kenal selama ini, sekarang sudah mengalami modifikasi dan inovasi yang berkembang dengan cepat. Inovasi yang signifikan terdapat pada sistem atau tata caranya dan adanya prinsip kehati-hatian atau keamanan terhadap data nasabah. Arisan yang dikembangkan oleh BMT “ANDA” yaitu arisan sepeda motor dengan metode lelang saat ini cukup banyak digemari oleh kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka lebih memilih arisan sepeda motor di BMT “ANDA” karena lebih mudah dan lebih murah dari pada dengan kredit motor di dealer. A. Telaah Pustaka 1. Penjelasan Istilah a. Sistem Sistem dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sekelompok unsur atau unit yang saling berkaitan dan berfungsi untuk mencapai suatu tujuan dan unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas ( Purwadarminta, 2006 : 1134 ). Definisi sistem secara umum dapat dirinci sebagai berikut : 1) Setiap sistem terdiri dari sub sistem. 2) Setiap sub sistem terdiri dari unsur-unsur. 3) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang saling bersangkutan.
4) Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. 5) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. b. Metode Kata metode berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. c. Arisan Arisan adalah suatu bentuk kerja sama antar sekelompok orang yang kemudian menyerahkan sejumlah uang tertentu kemudian diundi untuk memutuskan siapa yang berhak mendapatkan uang atau barang. Dan pada waktu berikutnya , mekanisme itu diulang lagi hingga semua anggota memperolehnya dan yang telah memperoleh pada kesempatan sebelumnya tetap harus menyetorkan sejumlah uang dan dia tidak boleh melakukan penarikan uang atau barang lagi (Bashith, 2008 : 132). d. Lelang Lelang adalah menjual atau penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran atas-mengatasi) dan dipimpin oleh pejabat lelang (Purwadarminta, 2006 : 682). Kegiatan pelelangan untuk memperoleh pemenang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Lelang Sistem Terbuka Lelang sistem terbuka adalah pelelangan yang dipimpin oleh pejabat lelang dimana setiap peserta lelang dapat secara langsung melakukan penawaran harga terhadap barang yang dilelangkan. Pemenang adalah peserta lelang dengan penawaran harga yang paling tinggi. 2) Lelang Tertutup Lelang sistem tertutup adalah pelelangan yang dipimpin oleh pejabat lelang dimana setiap peserta lelang melakuan penawaran harga secara tidak langsung terhadap barang yang dilelangkan. Setiap peserta lelang menulis jumlah harga kemudian dimasukkan dalam amplop tertutup dan dikumpulkan didepan peserta lelang. Peserta yang menuliskan harga penawaran lelang tertinggi merupakan pemenang lelang. Sistem lelang tertutup inilah yang digunakan oleh BMT “ANDA” Salatiga dalam sistem arisan sepeda motor. 2. Aturan Dasar Arisan Demi kelancaran dalam menjalankan sistem arisan dengan metode lelang, maka panitia arisan membuat ketentuan-ketentuan arisan sebagai berikut: a. Panitia penyelenggara disebut pihak pertama yang menyelenggarakan arisan. Peserta arisan disebut pihak kedua.
b. Dari setiap periode arisan dalam satu kelompok jumlah orang dan jumlah angsuran sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT “ANDA”. c. Motor yang dimaksud dalam arisan tidak tertentu merknya, bisa menyesuaikan dengan keinginan dari pemenang lelang arisan, namun ada ketentuan standar motor yang dipakai. d. Dalam penentuan siapa yang putus/menang lelang tiap bulannya diadakan sistem lelang tertutup. Bagi pelelang tertinggi pada saat arisan berhak mendapatkan motor, dan selisih uang tertinggi dan minimal lelang menjadi milik bersama seluruh anggota sebagai saldo peserta. Jika saldo peserta sudah menjadi angka yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT ANDA maka bulan tersebut dilelang 2 (dua) motor. e. Besarnya minimal lelang arisan telah ditentukan oleh BMT ANDA. Besarnya minimal lelang dapat berubah setiap saat, berdasarkan perubahan standar harga pasaran motor yang menjadi standar motor arisan. f. Bagi pemenang lelang wajib menyetor sebesar uang lelang maksimal 1 (satu) bulan terhitung dari tanggal lelang arisan. Jika setelah 1 (satu) bulan belum dapat menyiapkan uang lelang maka dianggap mengundurkan diri, akibatnya harus dibebani denda sebesar 8% dari lelang yang dimenangkan, kemudian dapat digantikan peserta lelang no. 2.
g. Peserta arisan yang tidak mampu lagi melanjutkan setoran arisan bulanan karena halangan tetap maupun sementara, diwajibkan menanggung biaya administrasi yang timbul dan membuat surat pernyataan pengunduran diri. Uang yang sudah masuk dikembalikan 50% apabila tidak ada pengganti. h. Apabila pemenang lelang tidak menghendaki motor dan akan diambil dalam bentuk dana tunai maka pemenang lelang harus menyerahkan surat berharga seperti BPKB atau sertifikat tanah dan bangunan dengan nilai minimal 30% lebih tinggi dari sisa angsuran yang tertanggung sebagai jaminan untuk tetap setor setiap bulannya sampai dengan selesainya arisan. Dan peserta pemenang juga harus mengganti komisi dealer sebesar ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT “ANDA”. i. Apabila peserta arisan meninggal dunia, maka perjanjian ini mengikat ahli waris dari peserta arisan, sehingga ahli waris ikut bertanggung jawab melanjutkan setoran sampai dengan selesainya periode arisan. j. Apabila terjadi keterlambatan setoran 1 (satu) bulan maka peserta arisan yang bersangkutan dikenakan denda sebesar Rp 5.000 per setoran per bulan. Denda semakin bertambah bila kekurangan belum dilunasi. k. Bagi
pemenang arisan
yang diambil motor,
apabila
terjadi
keterlambatan setoran sampai dua kali maka berdasar kesepakatan bersama peserta arisan yang lain, motor dapat ditarik penyelenggara arisan. Untuk menjamin terlaksananya hal tersebut maka setiap
pemenang lelang harus menanda tangani surat pernyataan sanggup diambil motor dan menandatangani surat kuasa mengambil motor. l. Bagi pemenang arisan yang diambil dana tunai, apabila terjadi keterlambatan setoran sampai dua kali maka berdasar atas kesepakatan bersama peserta arisan yang lain, barang jaminan dapat dijual oleh penyelenggara arisan dengan sepengetahuan peserta yang lain. Dan hasil penjualan diambil sebesar kewajiban ditambah denda serta administrasi sisanya dikembalikan kepada pemilik barang jaminan. Untuk menjamin terlaksananya hal tersebut maka setiap pemenang lelang harus menandatangani surat pernyataan sanggup dijual barang jaminannya dan menandatangani surat kuasa menjual barang jaminan. m. Apabila terjadi kecelakaan atau kehilangan motor, itu adalah tanggung jawab dari peserta itu sendiri, karena antara peserta dan panitia telah bersepakat untuk tidak menggunakan jasa asuransi. Dan peserta tetap berkewajiban membayar setorannya setiap bulan sampai selesainya arisan tersebut. n. Apabila tidak ada peserta yang mau mengikuti lelang maka dilakukan pengundian nomor peserta arisan yang belum pernah menang lelang, kemudian diambil satu sebagai yang berhak mendapat sepeda motor dengan wajib membayar minimal lelang yang telah ditentukan. o. Apabila pemenang lelang telah memenangkan lelang maka ia berkewajiban menyiapkan seluruh syarat-syarat pengambilan STNK dan BPKB atas nama pemenang lelang sudah jadi, BPKB ditahan oleh
penyelenggara sebagai jaminan untuk pemenuhan setoran per bulan, BPKB baru bisa diambil secara bersama-sama oleh peserta arisan pada akhir apabila peserta arisan sudah mendapatkan motor semua. p. Peserta
arisan
menyewakan,
dengan
alasan
apapun
memindahtangankan,
tidak
boleh
mengalihkan
menjual,
hak
atau
menjaminkan motornya pada pihak lain selain penyelenggara arisan, selama arisan belum selesai. q. Kewajiban penyelenggara arisan adalah mengkoordinir seluruh peserta arisan agar arisan motor dapat diadakan setiap bulannya, dengan mengumpulkan setoran seluruh peserta arisan agar arisan tetap terselenggara. r. Penyelenggara arisan berkewajiban menyimpan Surat Berharga Barang Jaminan/Agunan sampai dengan selesainya arisan, tidak boleh mengalihkan, menggadaikan, dan mengganti apabila menghilangkan. s. Apabila sampai selesainya arisan ada peserta yang belum mendapatkan motor
maka
peserta
arisan
berhak
untuk menuntut
kepada
penyelenggara arisan. t. Penyelenggara berkewajiban membuat pembukuan atas uang kas dan melaporkan kepada seluruh peserta arisan setiap bulannya ketika pelelangan akan dilakukan. u. Penyelenggara arisan berkewajiban menyediakan tempat, sarana arisan dan mengatur tata cara pelelangan sehingga tata cara pelelangan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.
v. Dimana dipandang perlu adanya perubahan ketentuan diluar perjanjian ini maka kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan musyawarah, yang dibahas bersama-sama seluruh peserta arisan, serta dicatat didalam buku notulen atas kesepakatan semua peserta arisan minimal setengah dari peserta arisan dan satu kelompok. w. Kedua belah pihak sepakat memilih kedudukan hukum yang tetap dikantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Salatiga. x. Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun juga dan dibuat rangkap dua dihadapan notaris untuk dilegalisir. 3. Landasan Hukum a. Hukum Arisan Arisan secara umum termasuk muamalat yang tidak pernah disinggung dalam Al Qur’an dan as Sunnah secara langsung, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan.
Para
ulama
menyebutkan
hal
tersebut
dengan
mengemukakan kaedah fikih yang berbunyi:
ُاَﻷﺻْﻞُ ﻓِﻲ اﻟْﻌُﻘُﻮْدِوَاﻟْﻤُﻌَﺎ ﻣَﻼَ تِ اَﻟْﺤِﻞﱡ وَاﻟْﺠَﻮَاز “Pada dasarnya hukum transaksi dan muamalah itu adalah halal dan boleh”.
Dan Allah SWT juga berfirman :
ِوَﺗَﻌَﺎ وَﻧُﻮا ﻋَﻠَﻰ اﻟْﺒِﺮﱢوَاﻟﺘﱠﻘْﻮَىٰ ۖ وَﻻَ ﺗَﻌَﺎوَﻧُﻮا ﻋَﻠﻰ ا ِ ﺛْﻢِ وَ ْﻟﻌُﺪْوٰن “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran“ (Qs Al Maidah: 2). Meskipun hukum arisan boleh, tapi ada beberapa bentuk arisan yang diharamkan, karena mengandung riba, penipuan dan merugikan pihak lain (http://hukum-arisan-dalam-islam.html). b. Hukum Lelang Di dalam literatur fikih, lelang dikenal dengan istilah muzayadah. Muzayadah sendiri berasal dari kata ziyadah yang artinya bertambah. Muzayadah berarti saling menambahi. Maksudnya, orangorang saling menambahi harga tawar atas suatu barang. Dan sebagaimana kita tahu, dalam prakteknya sebuah penjualan lelang, penjual menawarkan barang kepada beberapa calon pembeli. Kemudian para calon pembeli itu saling mengajukan harga yang bervariasi. Sehingga terjadilah semacam saling tawar menawar. Kemudian pembeli yang berani mengajukan harga tertinggi akan menjadi pemenang lelang. Lalu terjadi akad dan pembeli tersebut mengambil barang dari penjual. Ada pendapat ulama yang membolehkan hukum lelang, tapi ada juga yang memakruhkannya. Hal itu karena memang ada beberapa
sumber hukum yang berbeda. Berikut hadits yang membolehkan dan yang memakruhkannya. 1) Yang Membolehkan Yang membolehkan lelang ini adalah jumhur (mayoritas ulama). Dasarnya adalah apa yang dilakukan langsung oleh Rasulullah SAW di masa beliau hidup. Ternyata beliau juga melakukan transaksi lelang dalam kehidupannya. Hadits yang membolehkannya yaitu : “Dari Anas bin Malik ra bahwa ada seorang lelaki Anshar yang datang menemui Nabi saw dan dia meminta sesuatu kepada Nabi saw. Nabi saw bertanya kepadanya,”Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu menjawab,”Ada. Dua potong kain, yang satu dikenakan dan yang lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi saw berkata,”Kalau begitu, bawalah kedua barang itu kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya. Nabi saw bertanya, ”Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang sahabat beliau menjawab,”Saya mau membelinya dengan harga satu dirham.” Nabi saw bertanya lagi,”Ada yang mau membelinya dengan harga lebih mahal?” Nabi saw menawarkannya hingga dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat beliau berkata,”Aku mau membelinya dengan harga dua dirham.” Maka Nabi saw memberikan dua barang itu kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut…”(HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa`i, dan atTirmidzi). Hadits ini menjadi dasar hukum dibolehkannya lelang dalam syari’at Islam. Lantaran Nabi SAW sendiri mempraktekkannya, maka tidak ada alasan untuk mengharamkannya.
2) Yang Memakruhkannya Namun ternyata ada juga ulama yang memakruhkan transaksi lelang. Seperti Ibnu Sirin, Al-Hasan Al-Basri, Al-Auza`i, Ishaq bin Rahawaih, memakruhkannya, bila yang dilelang itu bukan rampasan perang atau harta warisan. Maksudnya, kalau harta rampasan perang atau warisan itu hukumnya boleh. Sedangkan selain keduanya, hukumnya tidak boleh atau makruh. Dasarnya adalah hadits berikut ini: “Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAw melarang seseorang di antara kalian membeli sesuatu yang sedang dibeli oleh saudaranya hingga dia meninggalkannya, kecuali rampasan perang dan waris”. Sayangnya, banyak yang mengkritik bahwa hadits di atas kurang kuat. Untuk itu, menurut jumhur ulama, kesimpulannya masalah lelang ini dibolehkan, asalkan memang benar-benar seperti yang terjadi di masa Rasulullah SAW. Artinya, lelang ini tidak bercampur dengan penipuan, atau bercampur dengan trik-trik yang memang dilarang (http://berita-55-hukum-lelang.html). Dari penjelasan tentang hukum arisan dan lelang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA” termasuk yang dibolehkan dalam ajaran islam. Karena sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang ini tidak merugikan pesertanya, serta tidak mengandung unsur yang dapat mengharamkannya seperti, ghoror, maisir dan riba.
B. Tinjauan Pustaka Arisan adalah pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Sedangkan lelang adalah menjual atau penjualan dihadapan orang banyak (dengan tawaran atasmengatasi) dan dipimpin oleh pejabat lelang Penelitian terdahulu didapat dari hasil penelitian yang disusun sebagai panduan untuk memecahkan masalah dan merumuskan masalah. Menurut Efie Dwi Handayani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT Amal Mulia Suruh”, diperoleh bahwa sistem arisan dengan metode lelang di BMT Amal Mulia Suruh sudah berjalan dengan professional dan baik, namun untuk beberapa prosedur masih bergantung pada satu bagian, yaitu bagian operasional. Semua hal yang bisa menjadikan arisan berjalan adalah hanya bagian operasional. Persamaan antara penelitian Efie Dwi Handayani dengan Tugas Akhir ini sama-sama membahas tentang sistem arisan dengan metode lelang. Tetapi penelitian Efie lebih membahas tentang sifat arisan, kelebihan dan kekurangan sistem arisan sepeda motor, sedangkan Tugas Akhir ini membahas tentang kendala yang dihadapi dan penanggulangan kendala, serta kesesuaian sistem arisan dengan syari’at Islam.
BAB III LAPORAN OBJEK
Pada bab ini penulis akan menggambarkan secara umum tentang obyek penelitian sebagai langkah awal untuk mendapatkan informasi secara mendetail tentang perusahaan. A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perekonomian
dimanapun
adanya
membutuhkan
lembaga
keuangan sebagai basis dalam operasinya. Perbankan merupakan suatu institusi atau lembaga keuangan yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dengan demikian dunia perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kelebihan dana (debitur) dengan pihak yang membutuhkan dana (kreditur). Dalam menjalankan fungsinya ini, perbankan mempunyai prinsip kehatihatian dimana harus dapat memperkirakan pemasukan dan pengeluaran kas sehingga tidak terjadi penumpukan kas (iddle cash) maupun kekurangan kas (devisit). Oleh karena itu, jika kreditur ingin meminjam dana pada perbankan akan dilakukan penilaian terhadap usaha yang dilakukan dan asset yang dimiliki. Begitu ketatnya penilaian yang ditetapkan bank sehingga hanya usaha-usaha yang sudah matang yang dapat memperoleh fasilitas kredit
bank. Sebagai akibatnya banyak kalangan ekonomi lemah tidak dapat memanfaatkan fasilitas kredit dari bank karena memang para pedagang kecil mempunyai kelemahan terhadap faktor-faktor yang dinilai oleh bank, baik faktor manajemen, permodalan, administrasi, pemasaran maupun jaminan. Pada sisi lain di sektor keuangan mikro, sebenarnya ada kegiatan individu dari masyarakat yang sudah memperhatikan hal tersebut sehingga kelompok individu tersebut memberikan permodalan yang dibutuhkan masyarakat ekonomi lemah, individu tersebut sering dikenal di masyarakat umum sebagai rentenir. Akan tetapi keberadaan rentenir itu sendiri tidak membawa kemaslahatan bagi masyarakat banyak, karena justru ada beberapa permasalahan yang signifikan dalam bentuk kegiatan rentenir itu, diantaranya adalah bentuk permodalan yang dilakukan dari rentenir tersebut. Para rentinir biasanya meminjamkan uang mereka kepada para peminjam dengan beberapa ketentuan yang mengikat diantaranya penentuan bunga yang tinggi dan interest return dengan jangka waktu sangat pendek. Sehingga praktik ini secara tidak langsung tidak memberikan solusi akan permasalahan ekonomi rakyat kecil, akan tetapi menambah masalah perekonomian mereka yang sudah kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan instansi keuangan mikro baru yang mempunyai kompetensi baik dalam profesionalitas dan material yang bisa mengcover kebutuhan masyarakat akan hal itu, dan tidak menjerat mereka dalam
lingkaran hutang yang berkepanjangan, sehingga mampu mendorong ekonomi rakyat kecil sebagai hasil akhirnya. Begitulah keadaan yang dialami oleh kalangan ekonomi lemah pada umumnya di Indonesia termasuk di kota Salatiga. Sebagai contoh di Pasar Blauran, Pasar Raya I, Pasar Raya II, dan Pasar shoping hampir 70% adalah pedagang ekonomi lemah, dan hampir 80% terjerat hutang kepada rentenir. Sebagai akibat langsung dari kondisi tersebut adalah kalangan ekonomi lemah semakain sulit untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Dari latar belakang diatas maka lahirlah Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yaitu Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) sebagai bentuk alternatif yang dikhususkan untuk menjangkau ekonomi lemah yang beroprasi dengan sistem bagi hasil sesuai syariat islam. Perkembangan BMT ternyata disambut baik oleh masyarakat terutama
oleh
para
pengusaha/pedagang
kecil,
yang
mendorong
munculnya BMT di daeah-daerah. Tahun 1991/1992 dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan BMT bersamaan dengan munculnya BMI dan BPRS. Dalam konteks lembaga keuangan lahirnya BMT tidak terlepas dari keterkaitan untuk menciptakan rural banking system (bank untuk masyarakat pedesaan). Tahun 1995 tepatnya bulan Desember kembali muncul gebrakan yang mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya BMT, yaitu adanya gerakan nasional BMT atau lebih dikenal dengan gerakan 5.000 BMT.
Melihat perkembangan yang baik pada tanggal 12 Juli 1998 didirikan Koperasi Serba usaha (KSU) “ANDA” oleh para tokoh masyarakat, ulama’ dan aghniya’ di Salatiga yang akhirnya menjembatani berdirinya BMT “ANDA” Salatiga. Legalitas BMT “ANDA” Salatiga didasari dengan keluarnya surat keputusan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan
Usaha
Kecil
dengan
SK
Nomor
:
004/BH/KWK.
11.32/X/1998, tertanggal 16 Oktober 1998 Nomor B. 12/Kop 10/1998. Dan untuk memperluas wilayah gerak, maka pada tanggal 20 Maret 2003 mengajukan perubahan anggaran dasar ketingkat propinsi sehingga keluar SK
perubahan
tertanggal
21
April
2003
No
:
07/BH/PAD/KDK.II/VI/2003. Asset yang dimiliki oleh BMT “ANDA” sampai akhir juni sebesar 8,3 milyar dengan tiga kantor cabang di Ampel, Ngablak dan Karanggede dan satu kantor pusat di Salatiga. Pada saat berdiri BMT “ANDA” Salatiga memiliki kepengurusan organisasi yang terdiri dari Penasehat, Ketua, Sekertaris, Bendahara, Dewan Syariah, Dewan Ekonomi, Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 25 orang. BMT “ANDA” Salatiga mempunyai tujuan : 1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya. 2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah. 3. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan.
4. Menumbuhkan usaha- usaha produktif anggota. 5. Serta memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi antar anggota. Melihat tujuan tersebut tidaklah mengherankan jika BMT “ANDA” berumur lebih dari 10 tahun dan mampu meraih nasabah kurang lebih sebanyak 5200 orang. 4. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan kerja sama dari orang-orang yang mempunyai tujuan
yang
sama bagi suatu perusahaan agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, lancar dan efisien , menguntungkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya maka sangatlah diperlukan struktur organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan tanggung jawab terhadap masingmasing bagian. Demikian pula halnya dengan BMT “ANDA” Salatiga. Struktur organisasi dianggap penting dalam rangka menjalankan usaha untuk mencapai tujuan. Baitul Mal Wat-Tamwil “ANDA” Salatiga dalam pembuatan struktur organisasinya menggunakan bentuk lini atau garis.
Pengawas Ketua
Sekertaris
Bendahara
Dewan Syariah
Dewan Ekonomi Pengelola
Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi pengurus BMT “ANDA” Salatiga
Direktur
Manajer Pemasaran
Manajer Akuntansi
Pemasaran
Teller
Gambar 3.2 Bagan struktur organisasi pengelola BMT ANDA Salatiga Sumber : BMT “ANDA”
Berikut adalah nama-nama yang menjadi pengurus di BMT “ANDA” Salatiga: a. Pengawas
: KH. Abdul Majid H. Ulin Nuha
b. Ketua
: Budi Santosa, SE., MM.
c. Sekertaris
: Supardi, SE
d. Bendahara
: M. Fathurrahman, SE., MM.
e. Dewan Syariah
: KH. Hawari Drs. KH. Nuh Muslim
f. Dewan Ekonomi : M. Sholeh, A. Md. g. Direktur
: Budi Santoso, SE., MM.
h. Manajer Pemasaran: Ita Setyorini, A. Md. i. Manajer Akuntansi: Madyono, A. Md. j. Pemasaran
: Agung Setyanto Agung Wisoro Siku Muhammad Yazid
k. Teller
: Erni Afriyanti, A. Md.
5. Tugas dan Wewenang Pengurus Struktur Organisasi dapat menunjukkan tugas dan wewenang yang berbeda-beda pada setiap bagian. Tugas dan wewenang masing-masing pengelola BMT “ANDA” Salatiga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengawas Pengawas
mempunyai
tugas
untuk
mengawasi
dan
memberikan masukan berupa nasehat kepada pengurus dan membantu ketua dalam menjalankan kegiatan operasional. b. Ketua Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kerja para bawahan, pengurus dan anggota lainnya. c. Sekertaris Sekertaris mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan semua berkas transaksi, surat-surat serta arsip penting lainnya. d. Bendahara Bendahara mempunyai tugas menerima, memeriksa, dan mengatur sirkulasi uang yang masuk dan keluar, mencatat dan menyimpannya. e.
Dewan Syariah Dewan syaria’ah mempunyai tugas sebagai pembimbing dan memutuskan suatu perkara yang dihadapi BMT apakah sesuai dengan syari’at Islam. Selain itu juga bertugas apakah kinerja BMT melaggar syari’ah atau tidak.
f. Dewan Ekonomi Dewan ekonomi mempunyai tugas memberikan masukan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan agar BMT tidak mengalami illikuiditas dan dapat berkembang dengan baik dan juga
memberikan gambaran dan peluang untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang. g. Direktur Direktur bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan hidup, kemajuan dan pengembangan perusahaan serta menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara nyata. Disamping itu bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya. h. Manager Pemasaran Manager pemasaran bertugas untuk mencari peluang-peluang dana murah dari masyarakat, mengenalkan poduk, menganalisa dan memberikan pinjaman kepada nasabah pembiayaan, mencari calon nasabah baru, melakukan promosi baik tabungan maupun pembiayaan. i. Manager Operasional Manager operasional bertugas menerima berkas laporan dari teller, memeriksa dan memberikan tanda tangan jika sudah benar, bertanggung jawab terhadap pembuatan laporan keuangan (neraca saldo, neraca, laporan laba rugi, inventaris, laporan arus kas dan perubahan modal). Selain itu juga menjalankan fungsi personalia dan bertanggung jawab terhadap kinerja para bawahannya. j. Pemasaran Mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan survey ketika ada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, mencari nasabah baru, mengenalkan produk BMT, dan lain-lain.
k. Teller Memberikan pelayanan kepada anggota, dalam hal transaksi uang tunai seperti penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan simpanan, pembiayaan, ZIS, dan lain-lain. Melakukan pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada anggota dan calon anggota. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah diseutjui oleh Direktur, Manajer pemasaran atau Manajer Operasional. Menandatangani formulir-formulir serta slip- slip dari anggota serta memasukkan data ke arsip atau komputer, membuat mutasi harian atau laporan kas harian. 6. Visi dan Misi BMT “ANDA” Salatiga Secara umum program kerja BMT “ANDA” Salatiga tetap konsisten dan berkesinambungan dalam upaya menjadikan BMT “ANDA” yang didalamnya ada unit simpan pinjam syari’ah sebagai lembaga keuangan koperasi yang sehat dan menjadi kepercayaan serta mendapat dukungan partisipasi penuh dari segenap anggota dan calon anggota secara bertahap dapat mewujudkan visi dan misinya yaitu: a. VISI BMT “ANDA” Salatiga 1) Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem syari’ah dan usaha lain yang sesuai dengan misi koperasi. 2) Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sistem pelayanan yang cepat, layak dan tepat waktu.
3) Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi anggota untuk menambah pengetahuan ketrampilan kewirausahaan para anggota. 4) Melakukan program pembinaan keagamaan bagi anggota. 5) Usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi koperasi dan syari’at Islam. b. MISI BMT “ANDA” Salatiga 1) Tercapainya kebutuhan modal anggota yang akan menjalankan usaha dengan sistem syari’ah. 2) Meningkatkan pelayanan kepada para anggota dan calon anggota serta mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur serta melakukan program pembianaan keagamaan bagi anggota dan calon anggota. 3) Meningkatkan
kesejahteraan
anggota,
calon
anggota
pada
khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya. 4) Mengembangkan
sikap
hemat
dan
mendorong
kegiatan
menyimpan. 5) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. 6) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah, dan jaringan komunikasi para anggota.
7. Bidang Usaha dan Wilayah Kerja a. Bidang Usaha 1) Simpanan Jenis-jenis simpanan di BMT “ANDA” Salatiga meliputi : a) SISUKA (Simpanan Suka Rela)/ Simpanan Mudharabah Yakni simpanan dari shahibul maal yang akan digunakan oleh BMT agar memperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan dimanfaatkan bagi pengambangan kualitas hidup masyarakat Islam. b) SI BERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah) Adalah simpanan anggota yang sifatnya sama dengan simpanan
mudharabah
namun
dalam
pengambilannya
dilakukan secara berkala sesuai produk yang diambil. Simpanan ini mendapat porsi bagi hasil yang lebih tinggi dari simpanan mudharabah biasa. Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan dengan jenis Simpanan masing-masing dengan jangka waktu disepakati bersama. Setoran minimal Rp. 25.000,setiap bulannya. Nisbah bagi Hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung menambah saldo simpanan. Setoran dan penarikan dapat langsung ke kantor BMT “ANDA” atau juga bisa dilayani di rumah atau pun di tempat usaha.
Simpanan Berkala Mudharabah terdiri dari : a) Si Qurban (Simpanan Qurban) Adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota untuk persiapan pembelian hewan qurban. Simpanan ini dapat diambil pada bulan Dzulhijah setiap tahunnya. b) Si Munik (Simpanan Mudharabah Nikah)/ Si Wali (Simpanan Walimah) Adalah
simpanan
anggota
untuk
persiapan
pelaksanaan pernikahan. Simpanan ini dapat diambil pada saat
nasabah
akan
melaksanakan
pernikahan
atau
menikahkan orang lain yang menjadi tanggungannya. c) Si Pendi (Simpanan Pendidikan) Adalah simpanan anggota untuk persiapan biaya pendidikan. Simpanan ini dapat diambil pada tahun ajaran atau awal pelajaran baru (awal semester atau awal catur wulan) setiap tahunnya. d) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri) Adalah
simpanan
anggota
untuk
persiapan
menyambut Idul Fitri. Simpanan ini dapat diambil pada saat menjelang akan datangnya bulan Syawal. c) TAMARA (Simpanan Masa Depan Sejahtera) Simpanan ini ditujukan untuk masa yang akan datang, agar hidup lebih terjamin di masa tua nanti. Setoran dan
penarikan dapat langsung dilakukan di kantor atau dilayani di rumah dan di tempat usaha. Setoran minimal Rp. 10.000,-, saldo minimal Rp. 10.000,-, Nisbah Bagi Hasilnya 35% dan diberikan setiap bulan sehingga langsung menambah saldo simpanan. d) SI HAJI (Simpanan Haji/Umroh) Simpanan ini diperuntukkan bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah Haji/Umroh. Dengan setoran minimal Rp. 100.000,- setiap bulan. Nisbah Bagi Hasil 40%. Pendaftaran calon jammaah haji dilaksanakan jika simpanan mencukupi untuk pemesanan kursi calon haji tahun yang bersangkutan. Jika kekurangan dan bisa ditalangi oleh BMT dengan cara mengajukan permohonan terlebih dahulu. e) Simpanan Berjangka Adalah simpanan anggota yang dikelola oleh BMT dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada calon debitur. Nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap pembagian keuntungan sesuai
kesepakatan
yang
telah
ditetapkan
pada
awal
penyimpanan dana. Simpanan ini sangat tepat untuk merencanakan usaha. Setoran dan penarikan dapat langsung dilakukan di kantor,
rumah, ataupun ditempat usaha. Setoran minimal Rp. 1.000.000,-. Jangka waktu untuk simpanan ini adalah 3 Bulan dengan Nisbah bagi Hasil 40%, 4 Bulan 42,5%, 6 Bulan 45%, dan 12 Bulan 50%. Bagi hasil diberikan setiap bulannya. Jika jangka waktu habis, maka dapat diperpanjang secara otomatis. f) Simpanan Dirham Barokah Simpanan ini sistemnya seperti simpanan berjangka. Namun pembagian hasil keuntungan diberikan setelah akhir periode yaitu sebesar Rp. 200.000,-. Peserta Simpanan Dirham minimal 80 orang. Setoran per bulan sebesar Rp. 200.000,selama 24 bulan. Disediakan doorprize menarik untuk seluruh peserta dan grandprize satu buah sepeda motor diakhir periode. g) Simpanan Pensiun Diperuntukkan bagi perusahaan maupun perorangan, dengan tujuan mensejahterakan karyawan setelah pensiun. Setoran minimal Rp. 25.000,- per bulan. Dengan pengambilan minimal 5 tahun. Nisbah bagi hasil untuk simpanan ini adalah 60% dan diberikan setiap bulan sehingga menambah saldo. 2) Pembiayaan Pembiayaan adalah penyaluran dana kepada masyarakat berupa pinjaman uang. Pinjaman ini dapat digunakan untuk menambah modal usaha.
Jenis-jenis pembiayaan di BMT “ANDA” Salatiga antara lain : a) Pembiayaan Musyarakah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada seorang anggota atau lebih berupa modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Pihak BMT dapat dilibatkan dalam
pengelolaannya.
Pembagian
keuntungan
yang
proporsional dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, bila terjadi kerugian semua pihak turut menanggung kerugian sebanding dengan penyertaan masing-masing. b) Pembiayaan Murabahah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini menggunakan akad jual beli. Pinjaman pokok dikembalikan pada jatuh tempo yang disepakati. c) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil Yaitu pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pembiayaan ini mempunyai cara seperti murabahah, yang berbeda adalah pembayaran baik pokok maupun kenaikan harga angsuran rutin sesuai kesepakatan dan dalam jangka waktu yang disepakati pula. d) Pembiayaan BBM Yaitu
pembiayaan
yang
dananya
berasal
dari
pemerintah. BMT hanya sebagai lembaga penyalur, tetapi BMT
mendapatkan bagi hasil dari pembiayaan BBM ini, yaitu sebesar 16%. Pembiayaan ini diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagai modal usaha. Dalam pembayarannya berupa angsuran. Lama pinjaman sesuai dengan kesepakatan. Nasabah diwajibkan membayar bagi hasil sesuai kesepakatan
jika
usahanya mendapatkan keuntungan. e) Pembiayaan Qordhul Hasan Adalah pembiayaan kebajikan yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya yang kurang mampu. Dalam pembiayaan ini nasabah tidak ditekankan pada besarnya keuntungan yang diberikan, tapi lebih pada aspek sosial. Dimana nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokoknya saja pada saat telah jatuh tempo atau bisa diangsur. Namun jika ternyata nasabah tersebut usahanya maju dan sebagai tanda terima kasih memberikan keuntungan, maka BMT diperkenankan menerima keuntungan ini dan selanjutnya digunakan lagi untuk pembiayaan sosial. f) Ijarah (Sewa) Adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk menyewa suatu barang atau tempat usaha. Cara angsurannya pada pembiayaan ijarah ini bisa menggunakan cara murabahah ataupun bai’ bitsaman ajil.
3) Produk Tambahan Produk tamabahan yang ada di BMT “ANDA” antara lain berupa: a) Arisan Sepeda Motor. Arisan sepeda motor adalah produk untuk melayani nasabah yang menginginkan sepeda motor dengan cara cepat dan mudah. Pada produk ini terdiri dari dua paket, Paket 1 terdiri dari 70 orang dan paket 2 terdiri dari 80 orang. Besar setoran untuk paket 1 adalah Rp. 125.000,- sedangkan untuk paket 2 sebesar Rp. 100.000,-. Lama Arisan maksimal 70 putaran untuk paket 1 dan 80 putaran untuk paket 2. b) Zakat, Infak, dan Shadaqoh (ZIS) ZIS diperoleh BMT dari nasabah yang memberikan uang kepada BMT secara suka rela. Penyaluran ZIS yang dikelola BMT diberikan untuk 8 asnaf, yaitu fakir, miskin, ibnu sabil, mu’allaf, orang yang berjihad fi sabilillah, orang yang mempunyai hutang, orang yang memerdekakan budak, dan pengurus zakat. c) PPOB (Payment Point On Line Bank) Yaitu pelayanan BMT dalam hal pembayaran : i.
Rekening Listrik.
ii.
Rekening Telepon Untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Setiap rekening disisihkan Rp. 20,- untuk dana infaq.
b. Wilayah Kerja BMT ANDA dahulu terletak di daerah yang sangat startegis, dimana tempat tersebut merupakan pusat perekonomian masyarakat Salatiga pada umumnya, yaitu di Blok Buah No. 06 Pertokoan Makuta Rama. Namun saat ini BMT “ANDA”Salatiga terletak kuarang strategis, karena daerahnya jauh dari pusat perekonomian dan jalan raya. Saat ini BMT “ANDA” Salatiga terletak di Jl. Merak Klaseman Sidomukti Salatiga untuk kantor pusat dan telah memiliki kantor cabang di daerah Pasar Karang Gede, Pasar Ngablak, dan Pasar Ampel. Dengan posisi yang berada di tempat-tempat strategis ini diharapkan BMT ANDA dapat memberikan brand image yang positif sebagai lembaga yang bernafaskan islam. 8. Permodalan Modal BMT “ANDA” Salatiga berasal dari simpanan anggotanya. Karena BMT bukan bank, maka tidak dapat dan tidak boleh mengumpulkan simpanan dari masyarakat selain anggotanya. Simpanan yang merupakan modal BMT “ANDA” tersebut adalah sebagai berikut : a. Simpanan Pokok Khusus Yaitu uang yang dibayar oleh anggota pendiri. Sedangkan jumlah minimalnya sesuai dengan kesanggupan anggota masingmasing. Simpanan ini dapat dibayar tunai atau cicilan, sesuai dengan kesepakatan rapat anggota. Simpanan pokok khusus boleh dialihkan ke anggota lain. Namun tidak boleh diambil.
b. Simpanan Pokok Yaitu uang yang dibayarkan setiap anggota BMT yang jumlahnya ditentukan dalam Anggaran Dasar. Simpanan pokok ini merupakan “tanda keanggotaan BMT”, oleh karena itu simpanan pokok tidak boleh diambil kecuali setelah anggota yang bersangkutan memutuskan keluar dari keanggotaan BMT. Jumlah simpanan ini ditetapkan tidak terlalu tinggi, sehingga masyarakat banyak yang ikut serta sebagai anggota BMT. Namun tidak pula terlalu rendah, sehingga nilainya dapat memiliki arti bagi modal BMT. c. Simpanan Sukarela Yaitu simpanan yang didapat dari anggota yang menabung di BMT “ANDA” Salatiga. Kemudian simpanan ini digunakan oleh BMT agar diperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syari’at Islam dan dimanfaatkan bagi pengambangan kualitas hidup masyarakat Islam. d. Simpanan Berkala Yaitu simpanan anggota yang dikelola oleh BMT dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada calon debitur. Nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan pada awal penyimpanan dana. Setoran minimal Rp. 1.000.000,-.
e. Pinjaman Pihak Ketiga Yaitu pinjaman yang didapat BMT dari instansi lain untuk menambah modal BMT. Kemudian pihak ke tiga akan mendapatkan bagi hasil dari BMT atas usaha yang dilakukan BMT untuk memperoleh pendapatan. f. Donasi Dana ini diperoleh dari para shahibul maal (donatur). Dana ini digunakan untuk mengembangkan usaha BMT. g. ZIS Dana ZIS diperoleh dari nasabah yang dengan ikhlas menyumbangkan uangnya kepada BMT, yang kemudian nanti uangnya akan dipergunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. 9. Data Diskriptif BMT “ANDA” Salatiga Sistem
arisan sepeda motor di BMT “ANDA” Salatiga
menggunakan metode lelang tertutup untuk mendapatkan pemenangnya. Sistem ini bersifat seperti simapanan, yaitu dengan cara peserta melakukan iuran disetiap bulannya. Besar iuran disesuaikan dengan masing-masing kelompoknya. Sistem arisan sepeda motor ini dimulai sejak tahun 2008. Sistem ini hanya dilaksanakan di kantor cabang Karanggede dan kantor cabang Ampel karena di kantor pusat BMT “ANDA” Salatiga masih sedikit peminatnya. Jika nasabah yang menabung di BMT “ANDA” Salatiga
ingin mengikuti sistem arisan ini, maka akan diikutkan disalah satu kantor cabang tersebut. Sistem arisan menggunakan metode lelang meliputi : a. Fungsi/Bagian yang Terkait 1) Bagian Koordinator Ditunjuk oleh panitia arisan dan bertanggung jawab memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya serta menerima pendaftaran calon peserta arisan. Demi kelancaran arisan bagian koordinator mempunyai wewenang untuk menerima iuran arisan dan memintakan validasi dari bagian akuntansi. Pada waktu pelelangan bagian koordinator dapat mewakili peserta yang tidak dapat hadir untuk melakukan lelang. 2) Bagian Akuntansi Bagian ini dilakukan oleh seorang karyawan yang bertanggung jawab untuk membuat rekapitulasi dan validasi atas iuran seluruh peserta yang terkumpul, baik melalui peserta arisan itu sendiri ataupun melalui bagian koordinasi. Bagian ini dirangkap oleh karyawan akuntansi BMT “ANDA”, agar memudahkan prosedur akuntansi. Disetiap bulan bagian ini berkewajiban untuk membuat berita acara tentang pemenang lelang, laporan keuangan, dan lainlain yang akan diberikan kepada peserta arisan.
3) Bagian Operasional Bagian ini bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan arisan. Juga bertanggung jawab dalam segala hal mengenai penyelenggaraan lelang dan mengantar pembelian sepeda motor untuk pemenang lelang, untuk keamanan dan kalancaran arisan, baik dalam sistemnya maupun kekuatan hukum. b. Dokumen yang Digunakan 1) Rekapitulasi Keuangan Pembuatan rekap ini dilakukan oleh bagian akuntansi yang digunakan untuk mencatat pendapatan dan iuran peserta arisan setiap bulannya. 2) Formulir Pendaftaran Dokumen
ini
digunakan untuk merekam
informasi
mengenai data-data pribadi peserta yang berisi tentang identitas peserta arisan, identitas ahli waris serta
masing-masing berisi
tentang nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, serta no identitas diri (KTP). Dalam dokumen ini juga berisi pernyataan peserta bahwa identitas yang diberikan adalah benar, dan tidak ada kebohongan. Pencatatan informasi dalam dokumen ini dilakukan sendiri oleh peserta atau pun bagian koordinator.
3) Ketentuan Umum Dokumen ini berisi tentang peraturan yang mengatur jalannya arisan sepeda motor secara lelang. Maka dari itu peraturan yang ada harus dipenuhi. 4) Surat Pengantar Pembelian Sepeda Motor Surat pengantar pembelian sepeda motor berisi tentang identitas pemenang lelang yang berhak mendapatkan sepeda motor. Surat ini ditujukan kepada panitia arisan yang ada di BMT “ANDA” Salatiga agar membantu mengurus pembelian kendaraan, jika pemenangnya adalah peserta yang tinggal di Salatiga. 5) Buku Arisan Sepeda Motor Buku arisan adalah buku yang digunakan untuk tanda setoran yang dilakukan peserta arisan sepeda motor. Jika peserta akan membayar iuran arisan, maka peserta harus membawa buku tersebut dan mengisi slip penyetoran sebagai tanda bukti setoran. 6) Kupon Lelang Kupon lelang diberikan kepada setiap peserta arisan, kemudian diisi dengan nominal uang yang diinginkan untuk memenangkan pelelangan. 7) Surat Kuasa Surat ini berisi tentang identitas peserta pemenang lelang dan pernyataan bahwa jika peserta tidak menyetorkan uang arisan selama dua bulan (dua kali), maka panitia arisan berhak untuk
menyita barang jaminan yang dipakai. Seperti simpanan berjangka atau BPKB sepeda motor yang telah dimenangkan. 8) Surat Pernyataan Pengambilan Tunai Dokumen yang digunakan oleh panitia arisan yang memberikan keleluasaan pada pesertanya yang menjadi pemenang lelang untuk mengambil uang hasil arisan dalam bentuk uang tunai dengan menyerahkan barang jaminan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh panitia. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1) Kas Pemasukan Rekening ini digunakan untuk mencatat seluruh informasi penerimaan setoran iuran arisan setiap bulannya, baik melalui koordinator maupun dari peserta arisan sendiri yang menyetor langsung ke kantor BMT. 2) Buku Kas Buku kas digunakan untuk pencatatan seluruh pemasukan ataupun pengeluaran. Dalam hal ini mengenai pendapatan dan biaya-biaya operasional kegiatan arisan. Pendapatan diperoleh dari : a) Biaya pengelolaan (biaya administrasi) yang dibebankan pada setiap peserta arisan. b) Fee dari dealer.
Sedangkan biaya untuk operasional antara lain : a) Biaya untuk mengadakan pelelangan setiap bulannya. b) Biaya doorprize. c) Biaya operasinal kegiatan dan panitia arisan. d. Penerapan Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang 1) Peserta arisan baru a) Calon peserta arisan mendaftarkan diri kepada panitia arisan atau koordinator-koordinator yang telah ditunjuk dengan membawa foto copy kartu identitas diri (KTP/SIM/KK). Kemudian calon peserta mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan oleh panitia. Formulir pendaftaran tersebut berisi tentang data-data pribadi dan ahli warisnya yang akan meneruskan hak dan kewajibannya. Setelah itu calon peserta resmi menjadi peserta arisan. b) Koordinator mendistribusikan data-data peserta arisan kepada panitia arisan untuk diproses lebih lanjut. c) Berdasarkan data-data yang diperoleh, panitia arisan yaitu bagian akuntansi BMT “ANDA” membuat surat perjanjian yang berisi data peserta dan ahli waris dengan bermaterai agar mempunyai kekuatan hukum. d) Setelah semua peserta arisan telah memenuhi jumlah kuota yang ditetapkan, panitia arisan akan mengundang seluruh peserta untuk membuat kesepakatan aturan main dan teknis
arisan. Kemudian ditetapkan dan ditanda tangani di atas materai dan disaksikan oleh seluruh peserta dan pejabat-pejabat terkait. 2) Peserta arisan lama a) Setiap bulan peserta arisan mambayar iuran arisan sampai semua pesarta arisan mendapatkan sepeda motor. Iuran dapat disetorkan langsung ke kantor ataupun lewat panitia dan koordinator yang telah ditunjuk oleh panitia. b) Pada waktu tiba tanggal yang ditetapkan untuk pelelangan pada setiap bulannya, bagian operasional mempersiapkan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan lelang dan kemudian mengundang peserta arisan. c) Seluruh dana arisan dari peserta arisan diserahkan oleh bagian akuntansi kepada bagian operasional. d) Kemudian bagian operasional melakukan pelelangan dengan sistem tertutup, maksudnya pelelangan yang dipimpin oleh pejabat lelang dimana setiap peserta lelang melakuan penawaran harga secara tidak langsung terhadap barang yang dilelangkan. Setiap peserta lelang menulis jumlah harga kemudian dimasukkan dalam amplop tertutup dan dikumpulkan pada panitia arisan. Kemudian panitia membuka amplop tersebut didepan peserta lelang dan merangking hasil lelang
yang ditulis oleh peserta arisan. Peserta yang menuliskan harga penawaran lelang tertinggi merupakan pemenang lelang. e) Bagian operasional mempersiapkan surat-surat kelengkapan bagi pemenang lelang untuk melakukan pembelian di dealer yang telah terikat kontrak dengan panitia. Untuk menjaga halhal yang tidak diinginkan dan demi keamanan pemenang lelang bagian operasional mendampingi peserta dalam pembelian sepeda motor. f) Seluruh hadiah yang diberikan pihak dealer, sepenuhnya menjadi hak pemenang lelang.
BAB IV ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana sistem arisan sepeda motor dengan metode lelang di BMT “ANDA”, kendala apa saja yang dialami BMT dalam mengelola produk ini serta bagaiman strategi untuk mengatasi kendalakendala yang ada dan tentang kesesuaian sistem arisan di BMT “ANDA” dengan syari’at Islam. Dari berbagai produk BMT “ANDA” banyak anggota yang berminat untuk mendaftar menjadi peserta arisan, khususnya di cabang Karanggede. Ini semua tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi jual beli arisan motor dengan sistem lelang di BMT “ANDA”. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor keinginan untuk mendapatkan sepeda motor yang sesuai keinginan anggota dan faktor selanjutnya adalah karena rendahnya pendapatan. A. Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” 1. Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang Tertutup di BMT “ANDA”. a. Arisan Sepeda Motor dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan jumlah anggota masing-masing kelompok adalah 80 orang. Di BMT “ANDA” terdapat dua kelompok. Syarat menjadi peserta arisan : 1) Foto copy KTP atau kartu identitas lain. 2) Mengisi dan menyetujui isi surat pernyataan.
3) Tanda tangan bermaterai. 4) Mengangsur iuran arisan per bulan sebesar Rp. 100.000,-. Peserta dapat menyerahkan iuran arisan kepada pihak koordinator maupun pihak bidang akuntansi secara langsung di kantor. Jika terlambat dua bulan maka terkena denda Rp 5.000,- per bulannya. b. Lama arisan maksimal 80 putaran. Karena akumulasi kas anggota pada bulan tertentu dapat dilelang dua sepeda motor, maka lama arisan tidak mencapai 80 putaran. c. Panitia melakukan pembukuan atas uang kas dan kemudian melaporkan kepada seluruh peserta arisan setiap bulannya ketika pelelangan. d. Standar harga sepeda motor yang digunakan adalah Rp. 11.900.000,-. e. Biaya administrasi sebesar 8% dari harga standar sepeda motor, yaitu sebesar Rp 952.000,-. f. Panitia arisan menentukan batas minimal lelang untuk mempercepat waktu arisan. Arisan ditentukan dengan sistem lelang tertutup dengan batas minimal lelang (BML) Rp. 4.852.000,-. Perhitungan untuk menentukan batas minimal lelang sebagai berikut : BML = (Standar Harga motor – jumlah iuran peserta dalam satu bulan)+ Biaya Administrasi = (Rp 11.900.000 – (80 x Rp 100.000)) + Rp 952.000 = (Rp 11.900.000 – Rp 8.000.000) + Rp 952.000 = Rp 4.852.000
g. Untuk mendapatkan haknya, maka peserta arisan sebaiknya datang pada waktu pelelangan. Pelaksanaan lelang dilakukan dengan cara menggunakan kupon lelang yang diisi oleh peserta arisan dengan jumlah harga lelang yang bervariasi, kemudian dimasukkan ke dalam amplop. Pelelang tertinggi merupakan pemenang lelang. Acara pelelangan dilaksanakan tanggal 25 setiap bulannya. h. Pemenang lelang harus menyelesaikan administrasi paling lambat satu bulan dari tanggal lelang. Jika mengundurkan diri dari lelang dikenakan biaya administrasi sebesar 8% dari besar lelang. i. Bagi pemenang arisan secara lelang dapat mengambil sepeda motor ataupun dana tunai. Motor yang dimaksud dalam arisan tidak tertentu merknya, karena menyesuaikan keinginan peserta pemenang. Namun ada ketentuan standar motor yang dipakai. Di BMT “ANDA” menggunakan standar sepeda motor buatan Jepang. j. Bagi peserta yang memilih sepeda motor diatas harga standar sepeda motor yang telah ditentukan panitia, maka peserta wajib menanggung biaya kekurangannya. Dan jika sepeda motor yang dipilih ternyata harganya dibawah harga standar, maka jika ada kelebihan dana akan diberikan kepada peserta pemenang lelang. Contoh perhitungannya : 1) Contoh perhitungan selisih harga yang menjadi tanggung jawab peserta arisan pada waktu terjadi kekurangan standar uang arisan.
Jika harga motor “x” Rp 15.000.000,-, standar harga motor Rp 11.900.000,-, dan peserta melelang dengan harga Rp 5.000.000,-. Maka = Harga Motor “x” – Standar Harga Motor = Rp 15.000.000 – Rp 11.900.000 = Rp 3.100.000 Dari perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa peserta pemenang arisan wajib menyetor pada BMT sebesar Rp 3.100.000 + Rp 5.000.000 = Rp 8.100.000,-. 2) Contoh perhitungan selisih harga yang menjadi hak peserta arisan pada waktu terjadi kelebihan standar uang arisan. Jika harga motor “x” Rp 10.000.000,-, peserta melelang dengan harga Rp 5.000.000,-, dan standar harga motornya sebesar Rp 8.000.000,-. Maka = Standar Harga Motor – Harga motor “x” = Rp 11.900.000 – Rp 10.000.000 = Rp 1.900.000,Dari perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta pemenang arisan hanya akan membayar nominal lelang sebesar Rp 5.000.000 – Rp 1.900.000 = Rp 3.100.000,-. k. Bagi peserta pemenang yang mengambil dana tunai maka peserta harus mengganti komisi dealer sebesar ketentuan-ketentuan yang berlaku di BMT “ANDA”.
Contoh perhitungan jika diambil dana tunai : Standar uang arisan
Rp 11.900.000
Jumlah lelang
Rp 6.500.000 _ Rp 5.400.000
Fee dealer
Rp
250.000 _
Terima
Rp 5.150.000
Hasil lelang yang diambil dalam bentuk dana tunai yang kemudian dimasukkan ke rekening simpanan berjangka tidak dimintai jaminan. Namun jika tidak, maka peserta pemenang harus menyerahkan barang jaminan seperti sertifikat tanah atau surat berharga lainnya. l. BPKB akan diberikan bersama setelah semua peserta arisan mendapatkan kendaraan.
2. Keuntungan Jika Mengikuti Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” Keuntungan sistem arisan dengan metode lelang di BMT “ANDA” adalah sebagai berikut : a. Sistem arisan ini dapat saling menguntungkan sesama peserta arisan karena antara peserta satu dengan yang lainnya dapat saling membantu untuk mendapatkan sepeda motor. b. Peserta dapat menentukan sendiri kapan ingin mendapatkan sepeda motor.
c. Sistem ini ditangani secara professional dan berkekuatan hukum. Akad pejanjian antara peserta arisan dan panitia bertanda tangan diatas materai, dan harus ada tanda tangan ahli waris. d. Jangka waktu arisan bisa lebih cepat dari perkiraan. Karena jika saldo peserta sudah mencapai angka yang sesuai dengan ketentuanketentuan, maka dalam bulan tersebut dapat dilelang dua motor. e. Pemenang lelang terakhir bebas minimal lelang. f. Jika masih ada kas setelah putaran selesai, sisa kas akan dibagikan kepada seluruh peserta. g. Setoran ringan dan murah dibandingkan dengan kredit langsung di dealer. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: 1) Jika mengikuti arisan di BMT “ANDA” dengan harga lelang terrendah Uang arisan Rp 100.000 x 80 bulan Rp 8.000.000 Biaya Administrasi
Rp 952.000
Harga lelang dengan nilai minimal
Rp 4.855.000 +
Harga motor
Rp 13.807.000
2) Jika kredit di dealer dengan angsuran rendah Uang muka
Rp 3.000.000
Angsuran Rp 367.000 x 47 bulan
Rp 17.249.000
Harga sepeda motor
Rp 20.249.000
Maka selisih dari harga motornya adalah Rp 20.249.000 – Rp 13.807.000 = Rp 6.442.000,-.
+
3) Jika mengikuti arisan di BMT “ANDA” dengan harga lelang tertinggi Uang arisan Rp 100.000 x 80 bulan Rp 8.000.000 Biaya Administrasi
Rp 952.000
Harga lelang dengan nilai minimal
Rp 8.005.000 +
Harga motor
Rp 16.957.000
4) Jika kredit di dealer dengan angsuran tinggi Uang muka
Rp 2.000.000
Angsuran Rp 402.000 x 47 bulan
Rp 18.894.000
Harga sepeda motor
Rp 20.894.000
+
Maka selisih harga motornya adalah Rp 20.894.000 – Rp 16.957.000 = Rp 3.937.000,-.
B. Kendala yang Dialami BMT dan Strategi BMT “ANDA” dalam Mengatasi Kendala yang Ada pada Produk Arisan Sepeda Motor 1. Kendala yang ada a. Untuk di BMT ANDA Salatiga kendalanya adalah mencari peserta arisan, dikarenakan di daerah ini kebanyakan sudah memiliki sepeda motor. b. Untuk diwilayah cabang kendalanya adalah ketika penarikan iuran arisan dan ketika ada orang yang mengundurkan diri.
2. Strategi yang dilakukan BMT untuk mengatasi kendala yang ada Untuk mengatasi kendala yang ada, maka BMT melakukan cara-cara sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi kepada anggota BMT maupun masyarakat luas, agar mereka tertarik dan kemudian ikut dalam sistem arisan sepeda motor ini. b. Agar pembayarannya tepat waktu, maka peserta harus ditegasi. c. Jika ada anggota yang keluar dari peserta arisan, maka panitia akan mengembalikan 50% dari uang yang telah disetor. Kemudian buku arisan peserta yang keluar tersebut akan dijual dengan harga setengah.
B. Kesesuaian Sistem Arisan dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” dengan Syari’at Islam Berdasarkan data yang diperoleh mengenai sistem arisan dengan metode lelang di BMT “ANDA”, sistem ini menggunakan akad jual beli (Bai’ al-Murabahah). Bai’ al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan sebagai tambahannya. Selain itu agar jual beli sah di mata Islam, maka harus memenuhi rukun dan syarat jual beli. 1. Rukun Jual Beli a. Ada penjual dan pembeli yang keduanya harus berakal sehat, atas kemauan sendiri dan dewasa/baligh.
Jika dalam arisan sepeda motor ini yang menjual adalah BMT “ANDA”, sedangkan peserta arisan adalah pembeli. b. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan dan barang penukar seperti uang, dinar, dirham, barang atau jasa. Dalam sistem arisan ini yang diperjual belikan adalah sepeda motor. Sedangkan barang penukarnya adalah uang. c. Ada ijab qabul yaitu ucapan transaksi antara penjual dan pembeli barang. Dalam hal ini ijab qabul dilakukan oleh panitia dan peserta arisan. Dengan menggunakan perjanjian tertulis. 2. Syarat jual beli a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. Jika dalam arisan di BMT “ANDA”, panitia memberitahukan harga sepeda motor kepada nasabah. b. Kontrak (ijab qabul) harus sah sesuai rukun yang ditetapkan. Serta tidak mengandung riba. Untuk rukun kontrak sudah terpenuhi dan kontrak juga tidak mengandung unsur riba, karena antara panitia dan peserta arisan sudah menyetujui aturan-aturan yang telah ditetapkan bersama atau bisa dikatakan sudah saling rela. c. Penjual
harus
diperjualbelikan.
menjelaskan
tentang
spesifikasi
barang
yang
Panitia arisan memberitahukan tentang standar motor yang boleh dibeli, sehingga peserta arisan mengetahui bagaimana kualitas barang yang akan dibelinya. d. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian. Dalam praktik yang dilakukan panitia arisan BMT “ANDA”, mereka memberitahukan bahwa pembelian sepeda motor di dealer dilakukan secara cash. Namun peserta arisan sebelumnya harus menyetorkan iuran kepada panitia, sehingga uang tersebut terkumpul dan cukup untuk dibelikan sepeda motor untuk peserta pemenang lelang. Dari uaraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa Sistem Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” dalam praktiknya sudah sesuai dengan syari’at islam karena dalam sistemnya sudah memenuhi rukun dan syarat hukum jual beli dalam Islam.
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan a.
Sistem dan Prosedur Arisan Sepeda Motor dengan Metode Lelang Tertutup di BMT “ANDA” a. Sistem arisan dengan metode lelang: 1) Sistem arisan di BMT “ANDA” dilakukan secara berkelompok. Jumlah anggota arisan sebanyak 80 orang per kelompok, dengan besar setoran Rp 100.000,-. 2) Kemudian setiap bulannya panitia dan peserta arisan berkumpul untuk melakukan lelang tertutup. Peserta arisan yang melelang dengan harga tertinggi adalah pemenang lelang, sehingga peserta tersebut yang akan mendapatkan sepeda motor. Minimal batas lelang adalah Rp 4.825.000,-. 3) Peserta pemenang harus membayar biaya administrasi sebesar Rp 952.000,-.
Pemenang lelang harus menyelesaikan administrasi
paling lambat satu bulan dari tanggal lelang, jika mengundurkan diri dari lelang dikenakan biaya administrasi sebesar 8% dari besar lelang. 4) Kemudian pembelian sepeda motor dilakukan di dealer dengan merk sepeda motor sesuai dengan keinginan peserta pemenang.
5) Panitia melaporkan saldo kas tiap bulan ketika acara lelang dilaksanakan. 6) BPKB akan diserahkan setelah semua peserta mendapatkan sepeda motor. b. Keuntungan sistem arisan dengan metode lelang a) Saling menguntungkan antar nasabah. b) Peserta dapat menentukan sendiri kapan ingin mendapatkan sepeda motor. c) Sistem ini ditangani secara professional dan berkekuatan hukum. d) Jangka waktu arisan bisa lebih cepat dari perkiraan. e) Pemenang lelang terakhir bebas minimal lelang. f) Setoran ringan dan murah dibandingkan dengan kredit langsung di dealer. g) Sisa kas peserta akan dibagikan kepada seluruh peserta. b. Kendala yang Dialami BMT “ANDA” Ketika Mengelola Sistem Arisan Sepeda motor dengan Metode Lelang dan Strategi BMT dalam Mengatasi Kendala yang Ada a. Untuk di BMT ANDA Salatiga kendalanya adalah mencari peserta arisan. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah melakukan sosialisasi kepada anggota BMT dan masyarakat luas, agar para anggota tertarik untuk mengikutinya.
b. Untuk diwilayah cabang kendalanya adalah ketika penarikan iuran arisan dan ketika ada orang yang mengundurkan diri. Strategi panitia arisan dalam mengatasi masalah ini dengan cara : a) Agar pembayarannya tepat waktu, maka peserta ditegasi. b) Untuk mengatasi anggota yang ingin keluar dari arisan ini, maka BMT membuat peraturan bahwa jika yang ingin mengundurkan diri maka uang yang telah disetor hanya akan dikembalikan 50%. c) Jika ada anggota yang sudah keluar dari peserta arisan, maka panitia akan menjual buku arisan tersebut dengan harga setengah sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. c. Kesesuaian Sistem Arisan dengan Metode Lelang di BMT “ANDA” dengan Syari’at Islam Sistem arisan dengan metode lelang di BMT “ANDA” sudah sesuai dengan syari’at Islam, karena telah memenuhi rukun jual beli yaitu berupa adanya penjual dan pembeli, adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan dan barang penukar berbentuk uang. Serta adanya ijab qabul yang berupa perjanjian secara tertulis. Kemudian sistem ini juga telah memenuhi syarat sah jual beli yaitu berupa penjual memberi tahu harga barang, akad yang memenuhi persyaratan dan tidak mengandung riba, penjelasan penjual tentang spesifikasi barang, dan bagaimana barang tersebut didapat.
2. Saran Setelah mengadakan penelitian dan mengamati keadaan serta situasi di Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) “ANDA”, maka penulis memberikan saran antara lain : a. Sebaiknya panitia dan peserta bersepakat untuk menggunakan jasa asuransi. Agar keamanan lebih terjamin. b. Dalam melakukan lelang, sebaiknya semua peserta hadir. Agar semua peserta dapat menjalin silaturrahim dengan baik. c. Berkenaan dengan sumber investasi hendaknya tidak berhutang pada Bank Konvensional. d. Perlu peningkatan sosialisasi BMT terhadap aktivitas ekonomi dengan cara meningkatkan peluang usaha baru terutama bagi masyarakat lemah. e. Memberikan penyuluhan kepada nasabah yang tidak tahu tentang ekonomi syari’ah. f. Perlu meningkatkan sarana teknologi, seperti mesin penghitung uang.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani. Bashith, Abdul, 2008, Islam dan Manajemen Koperasi, Yogyakarta : Sukses Offset. Cahyono, Bambang Tri, 1995, Analisis Bisnis Perbankan, Jakarta : Badan Penerbit IPWI. Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPPAMP YKPN. Purwadarminta, W.J.S, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Sabiq, Sayyid, 1987, Fikih Sunnah 12, Bandung : PT. Al Ma’arif. Sarwat, Ahmad, 2011, Hukum Lelang, (Online), (http://berita-55-hukumlelang.html, diakses 2 Juli 2011). Sudarsono, Heri, 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta : Ekonisia. Zain, Ahmad, 2010, Hukum Arisan dalam Islam, (online), (http://hukum-arisandalam-islam.html, diakses 2 Juli 2011).