SISTEM SIMPANAN QURBAN DI BMT MUHAJIRIN DAN ARISAN QURBAN DI MASJID MIFTAKHUL JANNAH BANJARAN SALATIGA
TUGAS AKHIR
Oleh Pambudi Hariyadi (20108014)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
SISTEM SIMPANAN QURBAN DI BMT MUHAJIRIN DAN ARISAN QURBAN DI MASJID MIFTAKHUL JANNAH BANJARAN SALATIGA
TUGAS AKHIR
Oleh Pambudi Hariyadi (20108014)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
MOTTO
Tentang Sebuah Kehidupan Dimana setiap kehidupan bila, dengan munculnya kekuatan besar dalam hidupmu, haruslah diiringi dengan tanggung jawab yang besar pula. Karena Tuhan tidak merencanakan apa yang belum diciptakan, akan tetapi Tuhan merencanakan apa yang sudah diciptakan. Kita hanya bisa menentukan takdir kita sendiri, tapi kita tidak bisa merubah takdir kita.
PERSEMBAHAN
Dengan
selesainya
penulisan
Tugas
Akhir
(TA)
ini
penulis
persembahkan sebagai rasa bhakti dan terima kasih buat Bapak-Ibu, Kakak -kakak tercinta dan handai tolan yang telah membantu baik dari segi moril maupun materiel. Semoga doa dan harapannya mendapatkan Ridho dari Allah SAW. Amin.
KATA PENGANTAR
Assalamu’ala ikum Wr.Wb. Alhamdulillahi rob lil al amin, yang atas ridhoNya Insyaallah penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir (TA) Program DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga dengan judul SISTEM SIMPANAN QURBAN DI BMT MUHAJIRIN DAN ARISAN HEWAN QURBAN DI MASJID MIFTAKHUL
JANNAH
BANJARAN SALATIGA. Dalam penyelesaian penulisan rangkuman analisa data Tugas Akhir (TA) ini tidak lepas dari bantuan dukungan, arahan dan bimbingan dari semua pihak yang terkait baik dari para Dosen Pembimbing, Pengurus BMT Muhajirin dan Pengurus Taqmir Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga serta dari berbagai pihak yang belum penulis sebutkan. Penulis berharap semoga penulisan hasil analisa data Tugas Akhir (TA) ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan minat dan niat untuk melaksanakan Ibadah Qurban bagi pembaca yang budiman. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir (TA) ini masih banyak kekurangan dari dukungan ilmiah, untuk itu mohon dipermaklumkan dan mohon dukungan
bimbingan
serta
arahan
pembelajaran
lebih
lanjut
dan
berkesinambungan. Sebagai penghargaan atas bantuan bimbingan dan arahanya perkenankanlah kiranya penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.
Bapak Abdul Aziz NP., MM
selaku Dosen Perbankan Syari’ah dan Ketua
Program Studi DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga. 2.
Ibu Hikmah Endraswati, M.si selaku Dosen DIII Perbankan Syari’ah dan Dosen Pembimbing STAIN Salatiga yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir (TA) ini.
3.
Bapak Sulistyono selaku ketua Pengurus Arisan Hewan Qurban Masjid Miftakhul Jannah Banjaran yang sudah memberikan ijin dan informasi tentang Ariasan Hewan Qurban.
4.
Bapak Giyanto selaku Humas Masjid Miftakhul Jannah yang sudah membantu dalam melengkapi informasi tentang Arisan Hewan Qurban.
5.
Bapak Sularman AMd selaku Manager BMT Muhajirin yang sudah memberikan ijin untuk Praktek dan magang.
6.
Mas Wiyono selaku Pemasaran BMT Muhajirin yang sudah memberikan pengarahan dan masukan juga dorongan semangat untuk penyelesaian penulisan Tugas Akhir (TA).
7.
Teman-teman seangkatan Program DIII Perbankan Syari’ah yang saling mendukung dan memberikan semangat.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
MOTTO ..........................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
3
D. Metode Penelitian ................................................................................
4
E. Sistematika Penulisan ...........................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka .....................................................................................
8
B. Kerangka Teoritis ................................................................................
9
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum ………………………………………………….
27
B. Data-data Deskriptif ...........................................................................
48
BAB IV ANALISA DATA A. Simpanan Qurban BMT Muhajirin ………………………………..
58
B. Arisan Qurban Masjid Miftakhul Jannah Banjaran.
62
BAB IV PENUTUP
.....................
A. Kesimpulan B. Saran
.................................................................................... 67
............................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69 LAMPIRAN ……………………………………………………………. … 70
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berqurban menjadi sebuah perlengkap ibadah yang waktunya setelah ibadah Ramadhan. Ini menjadi penting karena di Al-Qur’an maupun di Hadist sudah menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan yang ada. Untuk itu berqurban menjadi penting karena menjadi salah satu bentuk rasa syukur atas apa yang telah diberikan kepada kita oleh Allah SWT. Jadi berqurban bertujuan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT juga bertujuan untuk melatih kita agar saling mengerti atau memberi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan dari kita. Bertujuan juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu banyak lembaga keuangan, lembaga keagamaan, organisasi keagamaan, elemen masyarakat, yayasan atau masjid menawarkan jasa untuk penyaluran qurban bagi masyarakat muslim yang berniat melakukan ibadah qurban. Jadi masyarakat muslim yang berniat beribadah qurban tidak kesulitan menyalurkan dana atau hewan yang akan diqurbankan. Maka dari itu seperti lembaga keuangan yang berbentuk yayasan atau koperasi Syari’ah didirikan salah satunya untuk menampung atau mengelola dana masyarakat muslim yang hendak beribadah qurban dan Masjid disekitar tempat tinggal kita juga sebagai tempat penyaluran dan pengelola dana atau hewan qurban tersebut, baik dari koperasi Syari’ah atau Masjid dalam
pengelolaannya bisa berbentuk tabungan atau simpanan qurban dengan sistem dan tata cara yang sama pada umumnya. Namun dimungkinan dengan menggunakan metode Arisan. Di lembaga koperasi Syari’ah atau yang lebih dikenal dengan sebutan BMT ( Baitul Mall Wat-Tamwil ) ini menawarkan sebuah produk simpanan qurban. Yang bertujuan unutuk penyaluran dana dari masyarakat muslim yang hendak melakukan ibadah qurban. Namun dalam pengembangannya produk simpanan qurban ini belum begitu diminati oleh masyarakat muslim. Sehingga masyarakat muslim yang menabung atau menyimpan dana untuk berqurban masih sedikit dikarenakan produk ini masih tergolong produk baru. Sehingga banyak masyarakat muslim yang belum mengetahui, hal ini disebabkan oleh masih kurangnya sosialisasi ke masyarakat muslim. Untuk memahami tentang realita kehidupan masyarakat muslim yang yang berbeda – beda tingkat sosial ekonominya, maka para pengurus masjid membentuk organisasi atau kepanitiaan untuk pengelola dan penyaluran dana masyarakat muslim dilingkungannya yang berniat untuk berqurban. Dengan menawarkan suatu sistem, tata cara dan metode yaitu Arisan Hewan Qurban. Masyarakat muslim yang menjadi peserta Arisan Hewan Qurban ini juga masih sedikit. dikarenakan masih kurangnya sosialisari dari pihak pengelola. Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : SISTEM SIMPANAN QURBAN DI BMT MUHAJIRIN DAN ARISAN QURBAN DI MASJID MIFTAKHUL JANNAH BANJARAN SALATIGA
B. Rumusan Masalah Dalam hal ini, penulis memperoleh pokok masalah yang bersumber dari pengamatan langsung di BMT Muhajirin dan di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. Dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur simpanan qurban yang ada di BMT Muhajirin dan arisan qurban di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga ? 2. Bagaimana upaya peningkatan produk simpanan qurban di BMT Muhajirin dan arisan qurban di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan, maka perlu ditentukan tujuan dari penelitian ini secara tegas, sehingga menghasilkan penelitian yang tidak menyimpang. Adapun tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui prosedur simpanan qurban yang ada di BMT Muhajirin dan di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga.
b.
Untuk mengetahui upaya peningkatan simpanan qurban yang ada di BMT Muhajirin dan di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga.
2. Manfaat Penulisan Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Bagi Penulis
Diharapkan hasil penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sistem simpanan qurban. b.
Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sistem simpanan qurban.
c.
Bagi BMT Diharapkan
dapat
menjadi
bahan
masukan
dalam
rangka
meningkatkan pendapatan. d.
Bagi Pembaca Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang simpanan qurban yang dilaksakankan oleh BMT atau pun Masjid-Masjid lainnya.
D. Metode Penelitian 1. Objek penelitian Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil objek penelitian di BMT Muhajirin dan di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. 2. Tipe Penelitian Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan tipe penelitian kuantitatif yaitu untuk menggambarkan sistem simpanan qurban dengan metode tabungan bulanan atau dengan metode arisan yang dilaksanakan
oleh BMT Muhajirin Salatiga dan oleh Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. Dalam penelitian ini penulis mengambil studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara insentif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat. 3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data a.
Metode Pengumpulan Data 1) Interview (wawancara) Yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan karyawan, Pimpinan BMT Muhajirin dan Takmir Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga yang berwenang memberi keterangan yang diperlukan. 2) Dokumentasi Dalam metode pengumpulan data ini penulis melihat dokumendokumen yang diperoleh dari BMT Muhajirin dan dari Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. Sebagai pelengkap penulis mempelajari dan menggunakan literature-literatur yang ada. 3) Observasi Yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilapangan yaitu di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran tentang pelaksanaan penyembelihan hewan qurban oleh panitia arisan qurban dan dibantu oleh panitia Idul Adha.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran secara sederhana dan menyeluruh, maka penulis membuat sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah pembahasan. Sistematika penulisan akan disajikan saling berkaitan antara bab satu dengan bab lainnya. Sedangkan gambaran umumnya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan dan mamfaat penulis,metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoristik BAB III LAPORAN OBJEK Pada bab laporan objek berisi tentang sejarah berdirinya BMT Muhajirin dan Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga,lokasi,struktur organisasi,tugas dan wewenang pengurus dan pengelola,visi dan misi BMT Muhajirin dan Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga,bidang usaha dan permodalan. BAB IV ANALISA DATA Pada bab analsa data berisi tentang prosedur simpanan qurban dengan metode tabungan pada BMT Muhajirin dan metode arisan qurban pada Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga dan cara peningkatan yang dilakukan. BAB V PENUTUP Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Menurut Rizal (2009), dalam penelitiannya dengan judul “Hikmah Berqurban” menyatakan bahwa Hikmah dari Kurban: menambah cintanya kepada Allah SWT, akan menambah keimanannya kepada Allah SWT, dengan berkurban, berarti seseorang telah bersyukur kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang telah dilimpahkan pada dirinya, dengan berkurban, berarti seseorang telah berbakti kepada orang lain, dimana tolong menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan toleransi memang dianjurkan oleh agama Islam. Menurut Ariansyah (2010), dalam penelitian dengan judul “Simpanan Qurban Anggota BMT Bina Insan Cita Jakarta” menyimpulkan bahwa BMT Bima Insani Cita Jakarta mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar, dengan berbagai kemudahan dalam proses pelayanan. Dengan memberikan jaminan terhadap nasabah, bahwa hewan qurban yang akan diqurbankan benar-benar dalam kondisi sesuai dengan syarat dan ketentuan qurban.
B. Kerangka Teoritik 1. Definisi a. Definisi simpanan
Menurut ketentuan UU 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU 7 tahun 1992 tentang Perbankan dengan rumusan : simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal1 butir 5). b. Definisi arisan Menurut
W.J.S.
Poerwandarminta
(1976:37),
arisan
adalah
pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. c. Definisi qurban Menurut Asy Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin menyatakan bahwa qurban dilihat dari segi bahasa adalah suatu yang dikorbankan karena Allah SWT. Dan dari sudut syara’ qurban bermaksud menyembelih binatang yang tertentu pada masa-masa tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Qurban telah disyari’atkan pada tahun kedua hijriahsama seperti ibadah zakat dan sembahyang Hari Raya. 2. Simpanan Qurban a. Definisi Simpanan Qurban Menurut
Abdul Mu’thi Al Maidani Simpanan Qurban adalah
simpanan yang digunakan untuk membeli hewan qurban, yang hanya
dapat diambil pada saat akan berqurban, dengan prinsip Wadi’ah. Juga dijelaskan bahwa simpanan qurban ialah tabungan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah Al- Mutlaqah yang merupakan simpanan terprogram yang diperuntukan untuk kebutuhan pembelian hewan qurban. Menyembelih hewan qurban setiap tahun merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu. b. Dasar Hukum a. Dasar tuntunan Qurban Hukum Qurban Hukum Qurban terbagi 2, yaitu: 1.
Sunah Muakad (Sunah Kipayah)
yakni
sunah
yang
dikukuhkan dan hanya cukup satu kali. Dasar berqurban hanya karena mampu. 2.
Wajib yakni keharusan berqurban karena atas dasar adanya Nadzar, baik nadzar hakikat atau nadzar hukum. Seperti mengucapkan: “Saya akan berqurban apabila saya sehat:, atau “Saya nadzarkan kambing ini hanya untuk qurban.” 1.
Firman Allah: Artinya: Maka Solatlah karena Tuhanmu dan berqurbanlah (QS. Al Kautsar : 2)
Artinya : Dan Kami jadikan sembelihan untuk seluruh umat supaya bisa berdzikir kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada mereka daripada hewan-hewan ternak Dasar Hadits:
Khabar Turmudzi dari Aisyah RA : “ Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, bersabda: tidak ada amalan yang dikerjakan oleh ibnu Adam pada hari Idul Qurban yang lebih dicintai Allah SWT. Selain dari pada mengalirkan darah (qurban). Sungguh yakin, hewan qurban pasti datang menjemput tuannya pada hari kiamat dengan tanduk dan sepatunya. Dan sesungguhnya darah sembelihan qurban yakni akan tiba disisi Allah sebelum menetes ke bumi, oleh karena itu relakan jiwamu dengan qurbanmu. 2.
Dasar Qaol Ulama Dalam kitab Syarqowi disebutkan:
“Besarkan, agungkan qurbanmu maka sesungguhnya qurban itu sebagai kendaraan bagimu atas jembatan menuju Syurga (Syiroth). c. Sistem Simpanan Qurban Sistem yang digunakan tidak beda jauh dengan sistem simpanan qurban pada BMT yang lain. Dimana setiap nasabah diberi pendapat atau kesepakatan untuk masalah bagi hasilnya. Dan dalam pensetorannya tidak ditentukan besarnya akan tetapi dibatasi minimal yang disetorkan. d. Unsur-Unsur Qurban 1.
Hukumnya tidak mengandung riba
2.
Kebersamaan atau muamalah
3.
Meringankan beban nasabah yang berniat menjalankan ibadah qurban
4.
Tidak kesulitan dalam penyediaan hewan qurban beserta syarat-syaratnya
3. Arisan Qurban a. Definisi Arisan Qurban adalah termasuk ritual ibadah mahdhah, yaitu terkait dengan tata caradan aturan yang berlaku, peraturan itu bersifat sacral dan tidak boleh diubah-ubah lagi. Khusus masalah patungan atau arisan atau biasa disebut dengan istilah musyarakah ada ketentuan resmi dimana dibolehkan untuk menyembelih sapi, kerbau atau unta bersama-sama sebanyak 7 orang dan tidak boleh lebih dari itu. Hal ini didasarkan pada Hadist Rasulullah SAW : Dari Jabir ra. Berkata “ Kami menyembelih qurban bersama Rasulullah SAW di Hudaibiyah, seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang” (hr Muslim, Abu Daud dan Tirmizy). Jadi kalau pun ada urunan atau patungan atau arisan, maka harus ditetapkan hanya tujuh orang dan tidak boleh lebih dari itu.
b.
Hukum Arisan Hukum Arisan Secara Umum. Arisan secara umum termasuk muamalat yang belum pernah disinggung dalam Al Qur’an dan as Sunnah secara langsung, maka hukumnya dikembalikan kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan.
Para
ulama
menyebutkan
hal
tersebut
dengan
mengemukakan kaedah fikih yang artinya : “Pada dasarnya hukum transaksi dan muamalah itu adalah halal dan boleh”. Dan Allah SWT juga berfirman : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. “(Qs Al Maidah: 2). Meskipun hukum arisan boleh, tapi ada beberapa bentuk arisan yang diharamkan, karena mengandung riba, penipuan dan merugikan pihak lain. Dari penjelasan tentang hukum qurban dan arisan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa simpanan kurban di BMT Muhajirin dan arisan
qurban di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran termasuk yang dibolehkan dalam ajaran islam. Karena sistem simpanan dan arisan qurban ini tidak merugikan anggota atau pesertanya, serta tidak mengandung unsur yang dapat mengharamkannya seperti, ghoror, maitsir dan riba. c.
Sistem arisan Qurban Sistem yang digunakan tidak beda jauh dengan sistem arisan pada umumnya. Dimana setiap nasabah diberi pendapat atau kesepakatan untuk mensetujuinya. Akan tetapi dalam pensetorannya ditentukan besarnya dan dibatasi minimal yang disetorkan. Sistem arisan ini masih bersifat tradisional.
d. Syarat-syarat hewan Qurban 1. Hewan yang dijadikan untuk qurban hendaklah hewan jantan yang sehat, bagus, bersih, tidak ada cacat seperti buta, pincang, sangat krus, tidak terpotong telinganya sebelah atau ekornya terpotong dan sebagainya. e.
Menurut Ahmad Rizal (2009) Mekanisme Simpanan Qurban terdiri dari : 1. Prosedur atau syarat arisan qurban: a) Peserta mendaftarkan diri menjadi anggota b) Mengisi data diri anggota atau peserta arisan c) Menyetorkan uang arisan
2. Ketentuan Penyertaan Simpanan Qurban: a) Beragama islam. b) Periode tabungan dimulai sejak setoran bulan pertama sampai hari raya Idul Adha setelahnya atau hari Raya Idul adha yang telah ditentukan. c) Peserta dapat mengambil atau menarik tabungan Qurban dibulan dzulhijah, selambat - lambatnya 6 (enam) hari sebelum hari raya Qurban (4 Dzulhijah). d) Satu per tiga daging Qurban yang menjadi hak peserta dapat diminta peserta atau dialokasikan/disalurkan sesuai dengan persetujuan peserta. e) Panitia berwenang untuk mendistribusikan hewan Qurban. f)
Dalam hal pendistribusian hewan Qurban, panitia dapat bekerjasama dengan organisasi lain.
g) Peserta yang meninggal dunia pada masa kepesertaan, maka tabungan qurban menjadi hak ahli waris. h) Peserta yang berhenti dari kepesertaan sebelum masa tabungan berakhir, maka tabungan dapat diambil pada akhir periode. 3. Konsep Kerja Peserta yang berminat mengikuti tabungan qurban menentukan jenis binatang qurban yang diniatkan untuk diqurbankan pada hari raya idul adha yang ditentukan oleh calon peserta. Besaran tabungan yang disetorkan setiap bulan bersifat
tetap dan besarannya ditentukan pada saat mendaftar mengikuti program. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir sebagaimana sudah disiapkan BMT. Harga yang tercantum dalam formulir pendaftaran merupakan harga perkiraan untuk tahun qurban saat mendaftar, karenanya pada akhir periode tabungan atau pada hari raya idul adha yang telah di tentukan ada kemungkinan tabungan tersebut kurang atau bahkan lebih untuk pelaksanaan ibadah qurban. Pada saat pendaftaran terdapat 2 (dua) jenis hewan qurban yaitu kambing dan sapi yang dapat dipilih sebagai rencana hewan qurban. 4. Unsur-Unsur Qurban: a) Hukumnya tidak mengandung riba b) Kebersamaan atau muamalah c) Meringankan beban nasabah yang berniat menjalankan ibadah qurban d) Tidak kesulitan dalam penyediaan hewan qurban beserta syarat-syaratnya f. Teori Pemasaran Menurut Kottler (2001), konsep dasar dalam analisa aspek pasar terdiri dari 4P, yaitu: 1.
Price (Harga) a. Definisi
Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Sedangkan dari segi perbankan, harga
adalah
sejumlah
uang
yang
dibebankan
kepada
nasabah/bank untuk mendapatkan balas jasa suatu produk perbankan. b. Penetapan Harga Menurut Kottler dan Susanto (2001:635), menyatakan bahwa penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan mendapatkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluan distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Menentukan
harga
produk
tidak
semudah
yang
dibayangkan. Pertanyaan utamanya adalah, Bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar? Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual. Setiap
produk memiliki berbagai komponen biayanya sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak display penjualan. Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan. Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran. Menggunakan metode ini memiliki kelemahan sendiri. Produk akan mengalami krisis keunikan (uniqueness) dimana keunikan yang memiliki daya pembeda produk dari saingannya luput diperhitungkan. Keunikan justru mampu membantu produk agar memiliki harga premium di pasar. c. Memilih Tujuan Penetapan Harga Menurut Kottler dan Susanto (2001:637), menyatakan bahwa Pertama-tama perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapainya dari produk tersebut. Jika perusahaan memilih pasar sasaran posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan otomatis sejalan dengannya. Misalnya, jika perusahaan kendaraan-rekreasi ingin memproduksi truk berkemah mewah untuk pelanggan yang kerja, ini menyiratkan harga yang tinggi. Jadi strategi penetapan harga sebagaian besar ditentukan oleh keputusan sebelumnya dalam penempatan pasar.
Pada saat yang sama, perusahaan mungkin mengejar tujuan lainnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah menetapkan harga. Tiap artenatif harga memiliki pengaruh yang berbeda atas tujuan-tujuan seperti laba, penjualan, dan pangsa pasar. d. Mendapatkan Harga Yang Memaksimalkan Laba Menurut Kottler dan Susanto (2001:639), menyatakan bahwa Ekonom telah menciptakan model sederhana untuk
penetapan harga yang akan memaksimalkan laba sekarang maksimum. Model ini mengansumsikan bahwa perusahaan mengetahui
fungsi
permintaan
dan
biaya
untuk
produk
bersangkutan. Fungsi permintaan menjelaskan perkiraan kualitas (Q) yang akan dibeli tiap periode untuk berbagai tingkat harga (P), misalkan dengan menggunakan analisis permintaan statistik, perusahaan
menentukan
persamaan
permintaannya
sebagai
berikut: Q = 1000 – 4P Persamaan ini menyatakan hukum permintaan, semakin sedikit yang akan dibeli tiap periodenya dengan semakin tingginya harga. e. Penurunan Harga Menurut Kottler dan Susanto (2001:669), menyatakan bahwa Beberapa kondisi mungkin menyebabkan perusahaan
melakukan penurunan harga. Salah satunya adalah adanya kelebihan kapasitas. Dalam hal ini perusahaan memerlukan usaha tambahan dan tidak dapat memperolehnya melalui peningkatan usaha penjualan, perbaikan produk, atau cara lainnya. Ia mungkin akan meninggalkan penetapan harga “ikuti pimpinan” dan beralih ke penetapan harga “agresif” untuk mendorong penjualannya. Tetapi dengan melakukan penurunan harga, perusahaan telah memicu timbulnya perang harga, karena pesaing akan berusaha mempertahankan pangsa pasarnya. Kondisi lainnya adalah penurunan pangsa pasar. 2.
Product (Produk) a. Definisi Menurut Kottler dan Susanto (2001:560), Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai prospek pasar yang akan
dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh target pasar. b. Klasifikasi Produk Menurut Kottler dan Susanto (2001:564), produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut ketahanan atau keberwujudannya. 1. Barang Habis Pakai : Barang habis pakai adalah barang
yang
dikomsumsi
berwujud dalam
yang
satu
atau
biasanya beberapa
habis kali
penggunaan. 2. Barang Tahan Lama : Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tidak habis setelah banyak dipakai. 3. Jasa : Jasa adalah aktivitas, mamfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. c. Hierarki Produk Menurut Kottler dan Susanto (2001:562), tiap produk berhubungan dengan produk lainnya. Hierarki produk menetang mulai dari kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kita dapat mengindentifikasi tujuh tingkat hierarki produk. 1. Keluarga Kebutuhan : kebutuhan utama yang mendasari kelompok produk.
2. Keluarga Produk : Semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan utama dengan efektifitas yang memadai. 3. Kelas Produk : sekelompok produk dalam keluarga produk
yang
diakui
mempunyai
kesamaan
fungsional. 4. Lini Produk : sekelompok produk dalam kelas produk yang saling berhubungan erat. 5. Jenis Produk : Produk-produk yang berada dalam lini produk yang memeliki salah satu bentuk dari produk tersebut. 6. Merek : Nama yang dihubungkan dengan satu atau lebih produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengindentifikasi sumber atau karakter produk tersebut. 7. Unit Produk : Suatu unit dalam merek lini produk yang berbeda dalam hal ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. 3.
Place (Tempat) a.
Definisi Menurut Kottler dan Susanto (2001), Place adalah berbagai kegiatan
perusahaan
untuk
membuat
produk
yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya ritel atau restoran,
masalah
Ungkapan “Lokasi,
penempatan Lokasi,
berarti
sangat
penting.
Lokasi” sebaiknya sangat
diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan. b.
Stategi Geografis Menurut Kottler dan Susanto (2001:451), menyatakan bahwa
perusahaan
harus
memutuskan
apakah
akan
meluncurkan produk barunya di satu lingkungan, daerah, beberapa daerah, pasar nasional, atau pasar internasional. Beberapa perusahaan memiliki keyakinan, modal, dan kemampuan untuk meluncurkan produk barunya ke distribusi nasional atau global. 4.
Promotion (Promosi) a.
Definisi Menurut Kottler dan Susanto (2001), Promosi adalah
berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Promosi ini sendiri meliputi berbagai langkah pengenalan produk, baik melalui media, maupun pengenalan secara langsung.
Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan
tergerak
untuk
membelinya.
Salah
satu
cara
berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benarbenar cocok dengan karakter target pasar dari produk. Mungkin tidak diperlukan untuk memasang iklan di segala media/tempat karena belum tentu berpengaruh kepada peningkatan penjualan. Selain itu pemasangan iklan juga berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya mendapat perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan dalam operasional usaha. Tentukan juga tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek atau dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur hasil dari setiap kegiatan promosi yang dilakukan, apakah sesuai dengan harapan atau masih perlu perbaikan untuk kegiatan promosiberikutnya. b.
Tujuan promosi Penjualan Menurut
Kottler
dan
Susanto
(2001:865),
Penjual
menggunakan promosi tipe insetif untuk menarik pencoba baru, untuk menghargai pelanggan setia, dan untuk menaikan tingkat pembelian kembali dari pemakai sesekali.
Penjual sering menganggap promosi penjualan dirancang untuk memecahkan kesetian merek, dan iklan dirancang untuk membangunkesetian merek. Oleh karena itu, masalah yang penting bagi manager pemasaran adalah bagaimana membagi anggaran antara promosi penjualan dan pengiklanan. c.
Keputusan Utama Dalam Promosi Menurut
Kottler
dan
Susanto
(2001:867),
dalam
menggunakan promosi, penjual harus menetapkan tujuan, memilih kiat, mengembangkan program,menguji program itu lebih dulu, menerapkan dan mengontrolnya, dan mengevaluasi hasinya. Menetapkan tujuan promosi dihasilkan dari tujuan promosi yang lebih luas, yang diturunkan dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar yang dikembangkan untuk produk tersebut. Menetapkan promosi banyak kiat promosi yang tersedia untuk
mencapai
tujuan
ini.
Perencana
promosi
harus
memperhiyungkan jenis pasar, tujuan promosi, kondisi kompetitif, dan efektivitas biaya dari tiap kiat. d.
Kiat-kiat Utama Promosi Menurut Kottler dan Susanto (2001:869), kiat utama
promosi suatu yang ingin diberikan kepad pelanggang atau konsumen baru. Dibawah ini beberapa kiat-kiat dal promosi. 1. Kupon
Kupon adalah sertifikat yang member hak pada pemegangnya untuk mendapat pengurangan pada pembelian produk tertentu. Kupon dapat dikirim, disertakan atau dilampirkan pada produk lain, atau diselipkan dalam iklan majalah dan surat kabar. 2. Tawaran Pengembalian Kas Tawaran pengembalian kas memberi pengurangan harga setelah pembelian. 3. Paket Harga Paket harga adalah tawaran bagi konsumen untuk menghemat harga biasa suatu produk, yang tertera pada label atau kemasan. Paket harga dapat berbentuk paket pengurangan harga. 4. Premi Premi adalah barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insetif untuk membeli produk tertentu. 5. Hadiah Hadiah
adalah
tawaran
kesempatan
unyuk
memenagkan uang kas perjalanan, atau barang dagang sebagai hasilmembeli sesuatu. 6. Hadiah Langsung
Hadiah langsung adalah nilai dalam kas atau bentuk lain yang proporsional dengan langganan seorang penjual atau sekelompok penjual.
BAB III LAPORAN OBJEK
Pada bab ini penulis akan menggambarkan secara umum tentang obyek penelitian sebagai langkah awal untuk mendapatkan informasi secara mendetail. A. Gambara n Umum 1. BMT Muhajirin Koperasi berbasis Syari’ah atau yang dikenal dengan sebutan BMT Syari’ah ini, terletak disekitar wilayah jalan Suropati Pasar Sapi Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Salatiga. Yang mempunyai wilayah kerja disekitar tempat BMT dan dipasar Sapi Salatiga juga didaerah Getasan dan sekitarnya. Produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Muhajirin kepada anggota atau nasabah yang paling utama yaitu simpan-pinjam dengan sistem kesepakatan bagi hasil dan produk-produk tambahan
seperti
simpanan
Haji,
simpanan
Qurban,
Simpanan
Pendidikan, dan jasa pembayaran rekening listrik. a. Sejarah Berdirinya BMT Muhajirin Perekonomian dimana pun adanya membutuhkan lembaga keuangan sebagai basis dalam operasinya. Perbankan merupakan suatu institusi atau lembaga keuangan yang mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dengan demikian dunia perbankan dapat menjembatani
antara pihak yang kelebihan dana (debitur) dengan pihak yang membutuhkan dana (kreditur). Dalam menjalankan fungsinya ini, perbankan
mempunyai
prinsip
hati-hati
dimana
harus
dapat
memperkirakan pemasukan dan pengeluaran kas sehingga tidak terjadi penumpukan kas (iddle cash) maupu kekurangan kas (devisit). Pada saat akan menyalurkan dana kepada masyarakat perbankan harus menggunakan perhitungan yang matang, artinya bank hanya bersedia menyalurkan pembiayaan bila pembiayaan tersebut benar-benar terjamin keamanannya dan menguntungkan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika bank mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang ketat pada setiap nasabah calon pengguna dana bank. Begitu ketatnya penilaian yang ditetapkan bank sehingga hanya usaha-usaha yang sudah matang yang dapat memperoleh fasilitas kredit bank. Sebagai akibatnya banyak kalangan ekonomi lemah tidak dapat memanfaatkan fasilitas kredit dari bank karena memang para pedagang kecil mempunyai banyak kelemahan terhadap faktor-faktor yang dinilai oleh bank, baik faktor manajemen, permodalan, administrasi, pemasaran maupun jaminan. Pada sisi lain di sektor keuangan mikro, sebenarnya ada kegiatan individu dari masyarakat yang sudah memperhatikan hal tersebut sehingga kelompok individu tersebut memberikan permodalan yang dibutuhkan masyarakat ekonomi lemah, individu tersebut sering dikenal di masyarakat umum sebagai rentenir.
Akan tetapi keberadaan rentenir itu sendiri tidak membawa kemaslahatan bagi masyarakat banyak, karena justru ada beberapa permasalahan yang signifikan dalam bentuk kegiatan rentenir itu, diantaranya adalah bentuk permodalan yang dilakukan dari rentenir tersebut. Para rentinir biasanya meminjamkan uang mereka kepada para peminjam dengan beberapa ketentuan yang mengikat diantaranya penentuan bunga yang tinggi dan interest return dengan jangka waktu sangat pendek. Sehingga praktek ini secara tidak langsung tidak memberikan solusi akan permasalahan ekonomi rakyat kecil, akan tetapi menambah masalah perekonomian mereka yang sudah kompleks. Oleh karena itu dibutuhkan instansi keuangan mikro baru yang mempunyai kompetensi baik dalam profesionalitas dan material yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal itu, dan tidak menjerat mereka dalam lingkaran hutang yang berkepanjangan, sehingga mampu mendorong ekonomi rakyat kecil sebagai hasil akhirnya. Kondisi semacam ini dimanfaatkan oleh para rentenir untuk menjerat mereka, dengan prosedur yang sederhana dan syarat yang mudah, para rentenir meminjamkan modal kerja pada pedagang kecil. Begitulah keadaan yang dialami oleh kalangan ekonomi lemah pada umumnya di Indonesia termasuk di kota Salatiga. Sebagai contoh di Pasar Blauran, Pasar Raya I, Pasar Raya II, Pasar shoping dan Pasar sapi tradisional hampir 70% adalah pedagang ekonomi lemah, dan
hampir 80% terjerat hutang kepada rentenir. Sebagai akibat langsung dari kondisi tersebut adalah kalangan ekonomi lemah semakain sulit untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Menyadari kesulitan yang dialami kalangan ekonomi lemah yang sebagian besar adalah umat Islam, maka para ekonom dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berupaya memberdayakan ekonomi ummat dengan mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Namun demikian keberadaan BMI maupun BPRS tersebut, meskipun telah menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai denagn syariah Islam, namun sebagaimana perbankan konvensinal tetap belum mampu menjangkau kalangan ekonomi lemah dikarenakan biaya operasi yang terlalu tinggi. Dari latar belakang diatas maka lahirlah Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yaitu Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) sebagai bentuk alternatif yang dikhususkan untuk menjangkau ekonomi lemah yang beroprasi dengan sistem bagi hasil sesuai syariat islam. Perkembangan BMT ternyata disambut baik oleh masyarakat terutama oleh para pengusaha/pedagang kecil, yang mendorong munculnya BMT di daerah-daerah. Tahun 1991/1992 dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan BMT bersamaan dengan munculnya BMI dan BPRS. Dalam konteks lembaga keuangan lahirnya BMT tidak terlepas dari keterkaitan untuk menciptakan rural banking system
(bank untuk masyarakat pedesaan). Tahun 1995 tepatnya bulan Desember kembali muncul gebrakan yang mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya BMT, yaitu adanya gerakan nasional BMT atau lebih dikenal dengan gerakan 5.000 BMT. Melihat perkembangan yang baik pada tahun 1998 didirikan Koperasi Serba usaha (KSU) Muhajirin Salatiga oleh para tokoh masyarakat, ulama’ dan aghniya’ di sekitar wilayah Suropati Pasar Sapi Salatiga yang akhirnya menjembatani berdirinya BMT Muhajirin Salatiga. Legalitas BMT Muhajirin Salatiga didasari dengan keluarnya Surat Keputusan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan Nomor : 518/023/BH/VI/2003, tanggal 09 Juni 2003. Pada
saat
berdiri
BMT
Muhajirin
Salatiga
memiliki
kepengurusan organisasi yang terdiri dari Pengawas, Sekertaris, Bendahara, Manajer, Petugas Operasional, dan Teller dengan jumlah karyawan 3 orang. BMT “Muhajirin” Salatiga mempunyai tujuan: 1. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya. 2. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah. 3. Mengembangkan
sikap
hemat
dan
mendorong
penyimpanan. 4. Menumbuhkan usaha- usaha produktif anggota.
kegiatan
5. Memperkuat posisi tawar menawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi antar anggota. Melihat tujuan tersebut tidak mengherankan bila BMT Muhajirin yang telah berumur lebih dari 8 tahun dan mampu meraih anggota sebanyak 43 orang dan calon anggota 300 orang. b. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan kerja sama dari orang-orang yang mempunyai tujuan
yang
sama bagi suatu perusahaan agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, lancar dan efisien , menguntungkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya maka sangatl diperlukan struktur organisasi yang jelas dan tegas yang menunjukkan garis kewenangan dan tanggung jawab terhadap masingmasing bagian. Demikian pula halnya dengan BMT Muhajirin Salatiga. Struktur organisasi dianggap penting dalam rangka menjalankan usaha untuk mencapai tujuan. Baitul Mal Wat-Tamwil Muhanjirin Salatiga dalam pembuatan struktur organisasinya menggunakan bentuk lini atau garis. Adapun kebaikan struktur organisasi bentuk garis antara lain: 1. Sederhana dan mudah dimengerti oleh bawahan. 2. Kewenangan dan tanggung jawab masing-masing jabatan jelas. 3. Masing-masing karyawan bawahan bertanggung jawab hanya pada atasannya.
4. Memajukan disiplin dan pengawasan yang teratur terhadap segolongan orang. 5. Bila ada keputusan-keputusan dapat cepat dijalankan. Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi bentuk garis antara lain: 1. Beban atasan sangat berat 2. Membatasi inisiatif bawahan 3. Memerlukan pengawasan dengan skill yang bermacam-macam karena harus mengawasi semua bagian 3.1 Bagan struktur organisasi Pengurus BMT “Muhajirin” salatiga
Pengawas
Ketua
Sekertaris
Bendahara
Pemasaran
Pembiayaan
Dari penjelasan di atas maka bentuk struktur organisasi yang digunakan BMT “Muhajirin” Salatiga adalah bentuk lini garis. Berikut adalah nama - nama yang menjadi pengurus di BMT “Muhajirin” Salatiga :
1. Pengawas
: SUKARMAN,S.PD PARJONO,S.PT SHOLEH BASIR,AMD
2. Ketua
: NONO ROHANA Sag
3. Sekertaris
: AMIN SOLIKHAH,Sag
4. Bendahara
: GATOT HARDONO
5. Pemasaran
: WIYONO
6. Pembiayaan
: ANTON
c. Tugas dan Wewenang Pengurus dan pengelola BMT Muhajirin Salatiga Struktur Organisasi dapat menunjukkan tugas dan wewenang yang berbedabeda pada setiap bagian. Tugas dan wewenang masing-masing pengelola BMT Muhajirin Salatiga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengawas Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi kinerja pengurus. 2. Ketua Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kerja para bawahan, pengurus dan anggota lainnya.
3. Sekertaris Sekertaris mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan semua berkas transaksi, surat-surat serta arsip penting lainnya.
4. Bendahara Bendahara mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : Menerima, memeriksa, dan mengatur sirkulasi uang yang masuk dan keluar, mencatat dan menyimpannya. 5. Pemasaran Pengurus Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Mencari peluang-peluang dana murah dari masyarakat. b) Mengenalkan produk BMT. c) Mencari nasabah tabungan. d) Melakukan penarikan tabungan dari pasar. e) Mencari calon nasabah baru. f) Mencari peluang usaha nasabah yang memiliki prospek bagus untuk ditawari pembiayaan. g) Melakukan survei dan analisa pembiayaan calon debitur. h) Mengenalkan produk pembiayaan. i) Mencari nasabah pembiayaan. j) Melakukan penagihan angsuran ke nasabah pembiayaan. k) Melaporkan kondisi pembiayaan di lapangan.
3.2 Bagan struktur organisasi pengelola BMT “Muhajirin” Salatiga
Manager
Bagian Pemasaran
Pemasaran
Administrasi
Teller
1. Manajer Manajer mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Menjabarkan kebijakan umum di bidang administrasi dan pemasaran yang telah digariskan oleh Ketua. b) Memimpin dan mengarahkan pengelola teknis operasional pemasaran sesuai dengan kebijakan umum yang telah digariskan oleh Ketua. c) Membuat laporan secara periodik kepada Ketua yang berhubungan dengan posisi tabungan, posisi pembiayaan dan posisi konfirmasi. d) Mengatur tata laksana penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan Ketua dengan mengutamakan pendekatan ukhuwah Islamiyah demi kemaslahatan bersama. e) Menerima berkas laporan dari Teller. Kemudian memberikan tanda tangan jika sudah benar.
f) Membuat laporan keuangan (neraca saldo, laporan laba/rugi, inventaris, laporan arus kas dan perubahan modal). g) Memvalidasi berkas pembiayaan. h) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya harian BMT Muhajirin Salatiga. i) Menyusun kriteria pembiayaan tidak lancar, macet dan pembiayaan tak tertagih. j) Menyediakan, merawat dan menyimpan inventaris kantor. k) Bertanggung jawab atas kinerja bawahannya. 2. Teller Teller mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Memberikan pelayanan kepada anggota dalam hal transaksi uang tunai seperti
penyetoran
simpanan,
angsuran
pembiayaan,
penarikan
simpanan, pembiayaan, ZIS dan lain-lain. b) Menerima, menyusun dan menghitung secara hati-hati setiap setoran tunai dari anggota dan calon anggota. c) Melakukan pencatatan, pendataan dan pelayanan informasi kepada anggota dan calon anggota. d) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh manajer. e) Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta memasukkan data ke arsip. f) Membuat mutasi harian atau laporan kas harian.
g) Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir laporan harian kas dengan saldo akhir tunai yang ada di BMT Muhajirin Salatiga. h) Bertanggung jawab atas peralatan dan perlengkapan kerja teller. 3. Pemasaran Pengelola Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : l) Mencari peluang-peluang dana murah dari masyarakat. m)Mengenalkan produk BMT. n) Mencari nasabah tabungan. o) Melakukan penarikan tabungan dari pasar. p) Mencari calon nasabah baru. q) Mencari peluang usaha nasabah yang memiliki prospek bagus untuk ditawari pembiayaan. r) Melakukan survei dan analisa pembiayaan calon debitur. s) Mengenalkan produk pembiayaan. t) Mencari nasabah pembiayaan. u) Melakukan penagihan angsuran ke nasabah pembiayaan. v) Melaporkan kondisi pembiayaan di lapangan. d. Visi dan Misi BMT Muhajirin Salatiga Secara umum program kerja BMT Muhajirin Salatiga tetap konsisten dan berkesinambungan
dalam
upaya
menjadikan
BMT
Muhajirin
yang
didalamnya ada unit simpan pinjam Syari’ah sebagai lembaga keuangan koperasi yang sehat dan menjadi kepercayaan serta mendapat dukungan
partisipasi penuh dari segenap anggota dan calon anggota secara bertahap dapat mewujudkan visi dan misinya yaitu: a. VISI BMT Muhajirin Salatiga 1. Mengusahakan pemupukan modal anggota dengan sistem Syari’ah dan Usaha lain yang sesuai dengan Misi Koperasi. 2. Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sitem pelayanan yang cepat, layak dan tepat waktu. 3. Mengusahakan program pendidikan secara insentif dan teratur bagi anggota untuk menambah pengetahuan ketrampilan kewirausahaan para anggota. 4. Melakukan program pembinaan keagamaan bagi anggota. 5. Usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi koperasi dan Syari’ah Islam. b. MISI BMT Muhajirin Salatiga 1. Tercapainya kebutuhan modal anggota yang akan menjalankan usaha dengan sistem Syari’ah. 2. Meningkatkan pelayanan kepada para anggota dan calon anggota dan mengusahakan program pembinaan dibidang usaha dan keagamaan secara intensif dan teratur serta berkesinambungan. 3. Meningkatkan kesejahteraan anggota, calon anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan kerja pada umumnya. 4. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menyimpan.
5. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota. 6. Memperkuat posisi tawar, sikap amanah, dan jaringan komunikasi para anggota. 2. Masjid Miftakhul Jannah Masjid ini terbentuk atau berdiri pada tahun 2007 yang dulunya adalah Mushola, akan tetapi baik nama dan alamatnya masing sama. Sekarang Masjid terletak di jalan Hasanudin Rt 05 Rw 07 Banjaran kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Salatiga.Masjid Miftakhul Jannah tidak mempunyai layanan jasa keuangan yang bertujuan mendapatkan keuntungan dari usahanya,
hanya melaksanakan suatu kegiatan rutin
seperti penyaluran zakat, infaq dan sadhakoh. Juga penyaluran hewan qurban melalui metode arisan. Wilayah kegiatannya juga tidak jauh dari lingkungan sekitar Masjid. a. Sejarah Berdirinya Masjid Miftakhul Jannah Sekitar tahun 1970an menurut sesepuh muslim dukuh Salatiga, dengan berkembangnya kesadaran
Banjaran
masyarakat
untuk
menjalankan ibadah sesuai agama Islam maka atas inisiatif dan keihklasan salah satu warga muslim, maka yang bersangkutan menghibahkan sebagian tanah untuk didirikan Mushola yang berdinding kayu. Dengan berkembangnya jaman dan semakin meningkatnya penganut Islam terutama dengan adanya penduduk muslim pendatang baru yang banyak memberikan dorongan dan motivasi, maka secara gotong-royong masyarakat muslim banjaran
melaksanakan renovasi Mushola tersebut yang tadinya dari papan kayu menjadi bangunan batu bata di era tahun 1980an dan memberikan nama Mushola Miftakhul Jannah. pada tahun 2007 dengan mendapatkan infaq dari masyarakat muslim lewat salah satu BAZIS dan bantuan dana pembangunan tempat ibadah dari Pemerintah Kota Salatiga, maka Mushola dibongkar dan didirikanlah Masjid dengan nama yang sama hingga sampai sekarang, sekaligus dibentuk suatu kepengurusannya (Taqmir). Setelah terbentuknya suatu kepengurusan maka dilaksanakan kegiatankegiatan pembelajaran dan pengkajian ajaran Islam yaitu TPA/TPQ dan Madrasah Dinniyah yang bertujuan untuk menciptakan generasi umat Islam kedepan. Juga terbentuk pula suatu kepanitiaan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Dimana Remaja Masjid (REMAS) sangat berperan. Kegiatan keagamaan lainnya yang secara rutin setiap hari kamis malam sejak masih berupa Mushola sampai sekarang adalah Pengajian Yasinan dimana jumlah jama’ahnya sebanyak 150 orang MuslimMuslimah yang sekaligus sebagian merupakan peserta Arisan Hewan Qurban.
b. Struktur Organisasi 3.3 Bagan Struktur Organisasi Pengurus Masjid Miftakhul Jannah Ketua Ta’mir
Seketaris
Bendahara
Seksi Pembangunan
Seksi PHBI
Berikut adalah nama-nama yang menjadi Pengurus/Taqmir Masjid Miftakhul Jannah : 1. Ketua Taqmir
: Mulyanto
2. Seketaris
: Muh. Sholikin
3. Bendahara
: Sarno
4. Seksi Pembangunan : Bambang 5. Seksi PHBI
: Darnadi
3.4 Bagan Stuktur Organisasi Panitia Arisan Hewan Qurban
Ketua
Seketaris
Bendahara
Pembelian hewan Qurban
Penyerahan Hewan Qurban
Peserta Arisan
Berikut adalah nama-nama yang menjadi Panitia Arisan Hewan Qurban Masjid Miftakhul Jannah: 1. Ketua
: Bagus Sulistiyono
2. Seketaris
: Giyanto
3. Bendahara
: Endro
4. Pembelian Hewan
: Suramin, Maryoto, Hardi
5. Penyerahan Hewan
: Sudir, H. Wiryawan, Hadi Sunarno
6. Peserta Arisan
: Terlampir
c. Tugas dan Wewenang Pengurus/Ta’mir Masjid 1.
Ketua Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kegiatan para pengurus dibawahnya dan pelaksana dalam bidangnya masing-masing.
2.
Sekertaris Sekertaris mempunyai tugas mencatat, membuat rencana kegiatan dan mengarsipkan semua berkas administrasi, surat-surat serta arsip penting lainnya.
3.
Bendahara Bendahara mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : Menerima, memeriksa, dan menyimpan uang hasil Zakat, Infaq, dan Sadhaqoh yang masuk dan mencatat sirkulasi pengeluaran pembiayaan pengelolaan kegiatan Masjid dan melaporkan kegiatannya setiap bulan dalam rapat Majelis Taqmir Masjid.
4.
Seksi Pembangunan Seksi
pembangunan
mempunyai
tugas
mengawasi,
memeriksa dan merawat bangunan Masjid. Merencanakan renovasi bila diperlukan untuk pengembangan Masjid yang
disesuaikan
dengan
pendanaan
yang
ada.
Menjaga
kebersihan, ketertiban dilingkungan Masjid. 5.
Seksi PHBI Seksi PHBI mempunyai tugas mempersiapkan rencana kegiatan peringatan hari besar Islam beserta pelaksanaanya. Membentuk Kepanitiaan-kepanitiaan Peringatan Hari Besar Islam. Merencanakan besaran biaya penyelenggaraannya. Melaporkan hasil kegiatannya kepada Majelis Taqmir Masjid.
Panitia Arisan Hewan Qurban 1. Ketua Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh terhadap kegiatan para pengurus dibawahnya dengan sistem pengawasan
melekat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
dibidangnya masing-masing. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatanya kepada peserta arisan. 2. Sekertaris Sekertaris mempunyai tugas mencatat, membukukan namanama peserta arisan dan nama-nama pemenang arisan, mengarsipkan semua berkas administrasi, surat-surat serta arsip penting lainnya.
3. Bendahara Bendahara mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : Menerima,
memeriksa,
dan
menyimpan
uang
hasil
simpanan arisan hewan qurban yang dikumpulkan oleh pelaksanayang
ditunjuk.
Menyerahkan
uang
untuk
pembelian hewan qurban yang besarnya sesuai hasil kopyokan peserta arisan dan harga hewan qurban kepada seksi pembelian hewan qurban. Mencatat nota/kwitansi pembelian hewan qurban dalam buku besar keuangan peserta arisan. Mencatat dan Menyimpan sisa uang pembelian hewan qurban dari seksi pembelian bila dimungkinkan ada. Melaporkan hasil pemenang arisan dan pembelian hewan qurban kepada ketua panitia dan peserta arisan. 4. Pembelian Hewan Qurban Seksi pembelian mempunyai tugas dan wewenang memilih, memeriksa, merawat hewan qurban yang dibelinya sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh hukum Islam. Menjaga kebersihan, kesehatan hewan qurban sebelum diserahkan kepada seksi penyerahan hewan qurban. Mengembalikan uang sisa pembelian hewan qurban kepada bendahara panitia arisan bila dimungkinkan ada.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatannya kepada Ketua Panitia Arisan. 5. Seksi Penyerahan Hewan Qurban Seksi
penyerahan
mempersiapkan,
hewan
qurban
memeriksa
hewan
mempunyai qurban
tugas beserta
kelengkapannya, mencatat jumlah hewan qurban yang akan diserahkan kepada panitia sesuai dengan pemenang arisan. Memberikan label nama yang mendapat arisan dan dikalungkan dileher hewan qurban. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatannya kepada Ketua Panitia Arisan. d. Visi dan Miasi Masjid Miftakhul Jannah Untuk visi dan misi dari Masjid Miftakhul Jannah untuk saat ini belum ada visi dan misi yang tertulis atau yang dilampirkan. Begitu juga dengan arisan qurbannya juga belum tertulis atau dilampirkan untuk visi dan misinya.
B. Data –Data Deskriptif 1. BMT Muhajirin a. Produk BMT atau Bidang Usaha BMT Sampai saat ini BMT Muhajirin Salatiga telah mengeluarkan berbagai macam layanan produk, antara lain : 1. Simpanan Jenis-jenis simpanan di BMT Muhanjirin Salatiga meliputi :
a. SISUKA (Simpanan Suka Rela)/ Simpanan Mudharabah Yaitu simpanan dari shahibul maal yang akan digunakan oleh BMT yang akan diperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan dimanfaatkan bagi pengambangan kualitas hidup masyarakat Islam. b. SI BERKAH (Simpanan Berkala Mudharabah) Adalah simpanan anggota yang sifatnya sama dengan simpanan mudharabah namun dalam pengambilannya dilakukan secara berkala sesuai produk yang diambil. Simpanan ini mendapat porsi bagi hasil yang lebih tinggi dari simpanan mudharabah biasa. Setoran dapat dilakukan setiap saat, dan penarikan disesuaikan dengan jenis Simpanan masing-masing dengan jangka waktu disepakati bersama. Setoran minimal Rp. 25.000,- setiap bulannya. Nisbah bagi Hasil 40% dan diberikan setiap bulan langsung menambah saldo simpanan. Setoran dan penarikan dapat langsung di kantor layanan BMT Muhajirin atau juga bisa dilayani di rumah atau pun di tempat usaha. Simpanan Berkala Mudharabah terdiri dari 1) Si Qurban (Simpanan Qurban)
Adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota untuk persiapan pembelian hewan qurban. Simpanan ini hanya dapat diambil pada bulan Dzulhijah setiap tahunnya. 2) Si Pendi (Simpanan Pendidikan) Adalah
simpanan
anggota
untuk
persiapan
biaya
pendidikan. Simpanan ini hanya dapat diambil pada tahun ajaran atau awal pelajaran baru (awal semester atau awal catur wulan) setiap tahunnya. 3) Si Fitri (Simpanan Idul Fitri) Adalah simpanan anggota untuk persiapan menyambut Idul Fitri. Simpanan ini hanya dapat diambil pada saat menjelang akan datangnya bulan Syawal. 2. Pembiayaan Pembiayaan adalah penyaluran dana kepada masyarakat berupa pinjaman uang. Pinjaman ini dapat digunakan untuk menambah modal usaha. Jenis-jenis pembiayaan di BMT Muhajirin Salatiga antara lain : a) Pembiayaan Musyarakah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada seorang anggota atau lebih berupa modal yang diberikan kepada anggota dari modal keseluruhan. Pihak BMT dapat dilibatkan dalam pengelolaannya. Pembagian keuntungan yang proporsional dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, bila
terjadi kerugian semua pihak turut menanggung kerugian sebanding dengan penyertaan masing-masing. b) Pembiayaan Murabahah Adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang-barang yang akan dijadikan modal kerja. Pembiayaan ini diberikan dalam jangka waktu yang pendek. Keuntungan bagi BMT adalah dari kenaikan tanpa harga atau mark-up barang yang dijual kepda nasabah. Pinjaman pokok dikembalikan pada jatuh tempo yang disepakati. c) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil Yaitu pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pembiayaan ini mempunyai cara seperti murabahah, yang berbeda adalah pembayaran baik pokok maupun kenaikan harga angsuran rutin sesuai kesepakatan dan dalam jangka waktu yang disepakati pula. d) Pembiayaan BBM Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagai modal usaha. Dalam pembayarannya berupa
angsuran.
Lama
pinjaman
sesuai
dengan
kesepakatan. Nasabah diwajibkan membayar bagi hasil sesuai
kesepakatan
keuntungan.
jika
usahanya
mendapatkan
e) Pembiayaan Qordhul Hasan Adalah pembiayaan kebajikan yang diberikan oleh BMT kepada
anggotanya
yang
kurang
mampu.
Dalam
pembiayaan ini nasabah tidak ditekankan pada besarnya keuntungan yang diberikan, tapi lebih pada aspek sosial. Dimana
nasabah
hanya
diwajibkan
mengembalikan
pokoknya saja pada saat telah jatuh tempo atau bisa diangsur. Namun jika ternyata nasabah tersebut usahanya maju dan sebagai tanda terima kasih memberikan keuntungan,
maka
BMT
diperkenankan
menerima
keuntungan ini dan selanjutnya digunakan lagi untuk pembiayaan sosial. 3. Produk Tambahan Produk tamabahan yang ada di BMT “Muhajirin” Salatiga antara lain berupa : a) Zakat, Infak, dan Shadaqoh (ZIS) ZIS diperoleh BMT dari nasabah yang memberikan uangnya di kotak yang telah disediakan oleh BMT. Penyaluran zakat yang dikelola BMT diberikan untuk 8 ashnaf, yaitu : 1. Fakir 2. Miskin 3. Ibnu Sabil 4. Orang yang berjihat fi sabilillah
5. Orang yang mempunyai hutang 6. Orang yang memerdekakan budak 7. Pengurus zakat 8. Mu’allaf b) PPOB (Payment Point On Line Bank) Yaitu pelayanan BMT dalam hal pembayaran : a.
Rekening Listrik.
b.
Rekening Telepon.
Untuk wilayah Salatiga dan sekitarnya. Setiap rekening disisihkan Rp. 20,- untuk dana infaq. b. Permodalan Modal BMT Muhajirin Salatiga berasal dari simpanan anggotanya. Karena BMT bukan bank, maka tidak dapat dan tidak boleh mengumpulkan simpanan dari masyarakat selain anggotanya. Simpanan yang merupakan modal BMT Muhajirin tersebut adalah sebagai berikut : 1. Simpanan Pokok Khusus Yaitu uang yang dibayar oleh anggota pendiri. Sedangkan jumlah minimalnya sesuai dengan kesanggupan anggota masing-masing. Simpanan ini dapat dibayar tunai atau cicilan, sesuai dengan kesepakatan rapat anggota. Simpanan pokok khusus boleh dialihkan ke anggota lain. Namun tidak boleh diambil.
2. Simpanan Pokok Yaitu uang yang dibayarkan setiap anggota BMT yang jumlahnya ditentukan dalam Anggaran Dasar. Simpanan pokok dapat dibayar tunai atau diangsur beberapa kali, sesuai dengan anggaran dasar. Simpanan pokok ini merupakan “Tanda Keanggotaan BMT”, oleh karena itu simpanan pokok tidak boleh diambil kecuali setelah anggota yang bersangkutan memutuskan keluar dari keanggotaan BMT. Jumlah simpanan ini ditetapkan tidak terlalu tinggi, sehingga masyarakat banyak yang ikut serta sebagai anggota BMT. Namun tidak pula terlalu rendah, sehingga nilainya dapat memiliki arti bagi modal BMT.
3. Simpanan Sukarela Yaitu simpanan yang didapat dari anggota yang menabung di BMT Muhajirin Salatiga. Kemudian simpanan ini digunakan oleh BMT agar diperoleh keuntungan ganda karena simpanan dikelola dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam dan dimanfaatkan bagi pengambangan kualitas hidup masyarakat Islam.
4. Simpanan Berkala Yaitu simpanan anggota yang dikelola oleh BMT dengan harapan BMT dapat memutar uang tersebut kepada calon debitur. Nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan mengharap pembagian keuntungan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan pada awal penyimpanan dana. Setoran minimal Rp. 1.000.000,-. 5. Pinjaman Pihak Ketiga Yaitu pinjaman yang didapat BMT dari instansi lain untuk menambah modal BMT. Kemudian pihak ke tiga akan mendapatkan bagi hasil dari BMT atas usaha yang dilakukan BMT untuk memperoleh pendapatan. 6. Donasi Dana ini diperoleh dari para shahibul maal (donator). Dana ini digunakan untuk mengembangkan usaha BMT. 7. ZIS Dana ZIS diperoleh dari anggota yang dengan ikhlas menyumbangkan uangnya kepada BMT, yang kemudian nanti uangnya akan dipergunakan untuk membantu orangorang yang membutuhkan. c. Wilayah Kerja BMT Muhajirin terletak di daerah yang cukup startegis, dimana tempat tersebut merupakan pusat perekonomian masyarakat
sekitarnya yaitu dekat dengan Pasar Sapi Salatiga, di Komplek Masjid Muhajirin Dukuh Suropati Togaten Mangunsari Salatiga. Namun karena BMT Muhajirin Salatiga terletak diperkampungan, maka masih kurang dikenal oleh masyarakat luas dimana diharapkan dapat memberikan brand image yang positif sebagai lembaga yang bernafaskan islam. Wilayah kerja BMT Muhajirin adalah Masyarakat muslim sekitar BMT, Pasar Sapi
Salatiga dan
Pasar
Getasan
Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang, TK Islam Getasan Kabupaten Semarang, TK Islam Samirono Kabupaten Semarang. 4. Masjid Miftakhul Jannah a. Kegiatan Rutin Masjid Miftakhul Jannah Untuk saat ini Masjid Miftakhul Jannah Banjaran melakukan kegiatan rutin pada setiap ada acara au ifenifen Hari Besar Islam seperti : 1. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam. 2. Kegiatan Pengajian yang dilakukan tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin malam, rabu sore, dan kamis malam. 3. Kegiatan Shodaqoh yaitu sering dilakukan pada hari Jum’at pada kegiatan Jum’atan dan dilakukan pada kegiatan Hari Besar Islam lainnya.
4. Kegiatan Infaq yaitu disediakan kotak amal yang ditempelkan didinding Masjid bagi siapa saja yang ingin berniat infaq. 5. Kegiatan Zakat yaitu seringnya dilakukan pada saat menjelang
Hari
Raya
Idul
Fitri
yang
dalam
penerimaannya dilakukan dua pekan sebelum Hari Raya Idul Fitri atau setelah dua pecan disaat bulan Ramadhan. Yang dikelola oleh panitia Zakat yang dibentuk oleh gabungan Taqmir Masjid, PHBI, Panitia Ramadhan, dan REMAS (Remaja Islam Masjid) 6. Kegiatan Arisan Hewan Qurban yaitu dilakukan pada saat menjelang Hari Idul Qurban, akan tetapi panitia Qurban yang dibentuk dari gabungan Taqmir Masjid dan masyarakat muslim disekitar Masjid melakukan pertemuan setiap bulannya untuk pembahasan atau pun untuk
proses pembayaran atau penyimpanan
dana qurban. 7. REMAS (Remaja Islam Masjid) yaitu dilakukan setiap satu bulan sekali untuk membahas rencana kegiatan yang sudah terprogram selama satu tahun. Dan
melakukan
kajian-kajian
atau
pengajian-
pengajian. Juga ikut serta dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh Masjid. b. Wilayah kerja Untuk wilayah kerja Masjid Miftakhul Jannah Banjaran adalah disekitar Masjid yaitu masyarakat muslim yang berda didukuh Banjaran dan sekitarnya. c. Permodalan Untuk permodalan Masjid Miftakhul Jannah tidak ada modal, karena ini merupakan jenis kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Masjid Miftakhul Jannah setiap tahunnya.
BAB IV ANALISA DATA
A. Simpanan Qurban BMT Muhajirin Salatiga Simpanan Qurban yang dilaksanakan BMT Muhajirin Salatiga tidak berbeda dengan jenis simpanan qurban yang ada di BMT-BMT yang lainnya, dimana setiap simpanan qurban tidak dibatasi besarnya uang yang harus disetorkan. Syarat Pengajuan Produk Simpanan Qurban di BMT Muhajirin Salatiga a. Mengisi formulir b. Foto copy kartu identitas (KTP/SIM) c. Melakukan setoran awal menurut peraturan yang ditentukan oleh pihak BMT d. Tanda tangan persetujuan yang isinya kesepakatan antara pihak BMT dan Nasabah
1. Prosedur Simpanan Qurban di BMT Muhajirin Salatiga a. Bagan 3.5 Proses Simpanan Qurban di BMT Muhajirin Salatiga Pihak BMT Muhajirin
Nasabah
Transaksi atau Kesepakatan
Teller BMT Muhajirin
Proses Persyaratan
Proses Pennyetoran uang dari nasabah ke BMT Proses Pengambilan Uang Simpanan Qurban atau Penyerahan Hewan Qurban
Dari kerangka tersebut dapat dijelaskan bahwa : a)
Nasabah mendatangi kantor BMT Muhajirin dan melakukan proses transaksi atau kesepakatan dengan mengisi fomulir pendaftaran yang sudah disediakan oleh pihak BMT Muhajirin.
b)
Nasabah menyerahkan segala persyaratan sesuai ketentuan pihak BMT Muhajirin seperti menyerahkan foto copy kartu identitas (KTP/SIM)
c)
Nasabah menyerahkan setoran awal kepada pihak BMT Muhajirin dan menerima bukti setoran awal dan buku simpanan dari teller.
d)
Nasabah menandatangani formulir persetujuan atau kesepakatan yang disediakan oleh pihak BMT Muhajirin.
e)
Nasabah berhak untuk mengambil hasil simpanan qurban dalam bentuk uang atau hewan sesuai dengan kesepakan awal pada akhir jangka waktu yang sudah ditetapkan.
2. Strategi Meningkatkan Produk Simpanan Qurban BMT Muhajirin: a) Dari Segi Product (Produk) Lebih mendekatkan atau mengenalkan produk simpanan qurban kepada nasabah, baik nasabah lama maupun nasabah baru. Juga bisa menggunakan metode yang ditawarkan kepada nasabah, misal seperti jenis pembagian dalam dua atau tiga kelompok, dimana setiap kelompok berbeda dalam setoran atau jumlah simpanan yang disetorkan kepada BMT Muhajirin. Contoh kelompok pertama : setiap bulan setorannya Rp 25.000,Kelompok kedua : setiap bulannya Rp 50.000,Kelompok ketiga : setiap bulannya Rp 75.000,b) Dari Segi Promotion (Promosi) 1) Membuat brosur (iklan) mengenai produk simpanan qurban. 2) Memberikan hadiah secara langsung seperti perlengkapan ibadah, supaya menarik minat nasabah.
c) Dari Segi Place (Tempat) Bekerjasama dengan paguyuban pedagang pasar, lembaga-lembaga dakwah atau pengajian, pengurus masjid, dan pengurus yayasan keagamaan. d) Dari Segi Price (Harga) Merujuk pada brosur KJKS BMT Muhajirin mengenai ketentuan simpanan qurban, maka penetapan harga hewan qurban pada BMT Muhajirin, harga yang tercantum dalam formulir pendaftaran merupakan harga perkiraan untuk tahun qurban saat mendaftar, karenanya pada akhir periode tabungan atau pada hari Raya Idul Adha yang telah di tentukan ada kemungkinan tabungan tersebut kurang atau bahkan lebih untuk pelaksanaan ibadah qurban. Harga hewan qurban biasanya ditetapkan akhir menjelang hari Raya Idul Adha dimana BMT Muhajirin menyediakan hewan tersebut dengan syarat-syarat yang ditentukan dan mengantar hewan qurban tersebut kepada nasabah atau ketempat dimana hewan
qurban
tersebut akan disembelih. Akan tetapi BMT Muhajirin meminta ongkos sebagai pengganti ongkos antar hewan qurban dengan kesepakatan yang dilakukan pada saat awal pendaftaran. Contoh : Harga hewan qurban Rp 700.000,Ongkos antar hewan qurban Rp 50.000,B. Arisan Qurban Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Arisan Qurban yang dilaksanakan di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran ini tidak berbeda dengan arisan pada umumnya dengan metode kopyokan.
Dengan metode ini peserta arisan qurban belum tentu mendapat jatah giliran berqurban pada setiap tahunnya. Syarat menjadi anggota peserta Arisan Qurban di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga : a. Mengisi formulir b. Foto copy kartu identitas (KTP/SIM) c. Melakukan setoran awal menurut peraturan yang ditentukan oleh pihak Panitia Arisan Qurban d. Tanda tangan persetujuan yang isinya kesepakatan antara pihak Panitia Arisan Qurban dan peserta e. Peserta menyerahkan surat pernunjukan ahli waris
1.Prosedur Arisan Qurban di Masjid Mitakhul Jannah Banjaran Salatiga a. Bagan 3.6 Proses Arisan Qurban Di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga
Panitia Arisan
Peserta Arisan
Peserta pemenang arisan
Dana Peserta Arisan
Pemotongan hewan qurban
Pembelian hewan qurban
Penyerahan hewan kurban ke Panitia qurban
Dari kerangka tersebut dapat dijelaskan bahwa : 1) Setiap peserta adalah perorangan yang ikut dalam arisan qurban dimana dilaksanakan oleh panitia arisan Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga.
2) Untuk keamanan dana peserta arisan, maka dana tersebut dikelola oleh bendahara panitia arisan kurban Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. Peserta arisan dapat menyetorkan uang arisan setiap bulan langsung di bendahara Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga atau kepada panitia ketika arisan diadakan dan atau kepada petugas yang ditunjuk dengan sistem penagihan langsung uang iuran arisan kepada peserta. Dana yang terkumpul disalurkan oleh panitia untuk pembiayaan. Dari hasil pembiayaan tersebut, panitia tidak memperoleh sama sekali pendapatan berupa bagi hasil pembiayaan, panitia hanya memprogram atau mengelola saja. Setelah waktu yang ditetapkan untuk melakukan arisan, keseluruhan dana arisan dari peserta dikembalikan seluruhnya kepada panitia. 3) Untuk mengatur sistem, prosedur dan aturan-aturan lain mengenai arisan agar berjalan tertib,rapi dan transparan maka panitia menunujuk beberapa petugas yang khusus mengurus administrasi dan segala kebutuhan untuk Arisan Hewan Qurban. 4) Peserta arisan yang baru maupun lama mengikuti arisan dengan sistem tertutup. Peserta baru yang dimaksudkan adalah peserta yang menggantikan peserta lama yang mengundurkan diri, meninggal dunia atau peserta yang mendaftarkan diri secara baru. Sedangkan peserta lama adalah peserta arisan yang telah menjadi peserta sejak awal dan telah mengikuti arisan.
5) Dari hasil arisan tersebut akan diperoleh pemenang arisan dengan jumlah menurut harga dari hewan kurban tersebut,untuk cacatan tahun kemarin pemenang arisan sebanyak 7 pemenang. Karakteristik a) Berdasarkan prinsip Syari’ah b) Disimpan dalam jangka waktu sekitar 10 bulan c) Ditarik disaat menjelang Idul Adha atau Idul Qurban d) Minimal setoran awal Rp 100.000,- (menurut ketentuan yang sudah ditetapkan) e) Minimal setoran selanjutnya Rp 100.000,- (menurut ketentuan yang sudah ditetapkan) f)
Saldo minimal Rp 10.000,- (menurut ketentuan yang sudah ditetapkan)
g) Tidak dikenai biaya administrasi setiap bulannya 2.Strategi Meningkatkan Arisan Qurban Masjid Mitakhul Jannah Banjaran Salatiga yaitu: a) Dari Segi Product (Produk) Produk dari Masjid Mitakhul Jannah Banjaran Salatiga yaitu Arisan Qurban b) Dari Segi Promotion (Promosi) 1) Mengenalkan arisan qurban kepada masyarakat muslim pada saat
acara-acara keagamaan, seperti:
pengajian umum, rapat taqmir masjid.
pengajian
yasinan,
2) Membuat pengumuman mengenai kegiatan qurban yang ditulis atau tempelkan di papan pengumuman Masjid. c)
Dari Segi Place (Tempat) Bekerjasama dengan masyarakat sekitar masjid yang berlokasi di dukuh Banjaran Mangunsari Salatiga dan yayasan keagamaan.
d)
Dari Segi Price (Harga) Pihak pengelola masjid menetapkan harga hewan qurban dengan kesepakatan peserta arisan sesuai dengan harga yang ada di pasar pada saat akan dilaksanakan Idhul Adha dan ongkos pengadaan dan pemeliharaan hewan qurban diambil dari iuran peserta arisan. Contoh : harga hewan qurban kambing Rp 700.000,Harga hewan qurban sapi Rp 7.000.000,Ongkos pengadaan dan perawatan Rp 75.000,-
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan analisa diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Sistem dan prosedur a) Sistem dan prosedur simpanan qurban BMT Muhajirin Salatiga tidak beda jauh dengan sistem simpanan qurban pada BMT yang lain. Dimana setiap nasabah diberi pendapat atau kesepakatan untuk masalah bagi hasilnya. Dan dalam pensetorannya tidak ditentukan besarnya akan tetapi dibatasi minimal yang disetorkan. b) Sedangkan sistem arisan qurban yang digunakan Masjid Miftakhul Jannah Banjaran yaitu sama dengan sistem arisan pada umumnya. Hanya saja disini yang didapat tidak berupa uang melainkan hewan qurban. Dan kegiatan ini dikenalkan kepada masyarakat muslim pada saat acara-acara keagamaan, seperti: pengajian yasinan, pengajian umum, rapat taqmir masjid.
2.
Upaya peningkatan produk d. BMT Muhajirin Salatiga Pada BMT Muhajirin Salatiga upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produk simpanan qurban yaitu melalui teori pemasaran pada umumnya yaitu 4P, yaitu: Price (Harga), Product (Produk), Place (Tempat), Promotion (Promosi). e. Masjid Miftakhul Jannah
Sedangkan upaya peningkatan kegiatan arisan qurban yang dilakukan Masjid Miftakhul Jannah yaitu melalui pengenalan kepada masyarakat muslim pada saat acara-acara keagamaan, seperti: pengajian yasinan, pengajian umum, rapat taqmir masjid.
B. SARAN 1.
Diharapkan
BMT Muhajirin Salatiga lebih meningkatkan strategi
pemasaran produknya dilembaga-lembaga Pengajian Yasinan yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid yang ada di sekitar wilayah kerja BMT dalam penawaran Simpanan dan Arisan Hewan Qurban. 2.
Diharapkan Pengurus Arisan Hewan Qurban menyimpan dana Arisan Hewan Qurban di salah satu BMT terdekat mendapatkan bagi hasil dari dana yang disimpan.
demi keamanan dan
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Muhammad. 2007. Konsep Pemasaran 4P dalam Memulai Bisnis. http:// amirmuhammad.blogspot.com/2007/04/konsep-pemasaran-4P-dalammemulai-bisnis.html. Diakses tanggal 15 september 2011 pukul 11.00 WIB. Ariansyah. 20010. Simpanan Qurban. http://ariansyah.blogspot.com/2009/makalahsimpanan-qurban.html. Diakses tanggal 14 september 2011 pukul 12.30 WIB. Rizal,
ahmad
(2009).
Hikmah
Berqurban.
http://rizalahmad.blogspot.com/2010/hikmah-berqurban.html.
Diakses
tanggal 14 september 2011 pukul 12.30 WIB. Kotler
dan
Amstrong
(2001:439).
Definisi
Pengertian
Harga.http://organisasi.org/definisi-pengertian-harga-tujuan-metodependekatan-penetapan-harga-manajemen-pemasaran.html. Diakses tanggal 17 saptember 2011 pukul 14.00 WIB. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketingmix.html. Diakses tanggal 17 September 2011 pukul 14.15 WIB. Kotler(2001:439)
Pegertian
Harga.http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengertian-harga-price.html. Diakses tanggal 17 september 2011 pukul 14.30 WIB. Brosur KJKS BMT “Muhajirin” Salatiga (2011) Rangkuman Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga (2011) Data KJKS BMT “Muhajirin” Salatiga (2010) Data Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga (2010)
Lampiran Daftar peserta Arisan Hewan Qurban Suramin
Banjaran
Ilmansyah
Banjaran
H.Wiryawan
Banjaran
Tadianto
Banjaran
Slamet Riyadi
Banjaran
Ngadiyono
Banjaran
Sulistyono
Banjaran
Samsul Arifin
Banjaran
Paimin
Banjaran
Endro
Banjaran
Titin
Banjaran
1
Banjaran
Kuswanto
Banjaran
Wagimin
Banjaran
Jumianto
Banjaran
Jaswadi
Banjaran
Maryam
Banjaran
Mulyani
Banjaran
Tuminah
Banjaran
Kristiyono
Banjaran
Slamet SP
Banjaran
Sriyatmi
Banjaran
Anna
Banjaran
Wiwik
Banjaran
Yahya
Banjaran
Maryoto
Banjaran
Muslimin
Banjaran
Samsul B
Banjaran
Nur
Banjaran
19
2
20
3
21
4
22
5
23
6
24
7
25
8
26
9
27
10
28
11
29
Budi Rahayu
Banjaran
12
30
Nartin
Banjaran
13
31
Arif Riyadi
Banjaran
14
32
Paidi
Banjaran
15
33
Rokayah
Banjaran
16
34
Edi M
Banjaran
17
35
Giyanto 18
Sugeng
Banjaran 36
Daftar peserta Arisan Hewan Qurban Dewangga
Banjaran
Wawan
Banjaran
Dewi
Banjaran
Budiarto
Banjaran
Budiarto
Banjaran
Siti A
Banjaran
Hj. Sumarjo
Banjaran
Mulyanto
Banjaran
Dasimin
Banjaran
Juriyanto
Banjaran
Purwoko
Banjaran
Ahmad
Banjaran
Rasinem
Banjaran
Raharja
Banjaran
Hardi
Banjaran
Hadi
Banjaran
37
Banjaran
Giyasnto
Banjaran
Sutrisno
Banjaran
Tumino
Banjaran
Wibowo
Banjaran
Narti
Banjaran
Suwarno
Banjaran
Sriyanto
Banjaran
Jayati
Banjaran
Mustofa
Banjaran
Jiman
Banjaran
Nurcahyo
Banjaran
Kasirun
Banjaran
Marlan
Banjaran
Sugeng
Banjaran
Sri W
Banjaran
Ngatinah
Banjaran
Nur M
Banjaran
55
38
56
39
57
40
58
41
59
42
60
43
61
44
62
45
63
46
64
47
65
48
66
49
67
50
68
51
69
52
70
Sukamti
Banjaran
53
71
Poniyem 54
Siswanto
Banjaran 72