ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz
HENDRA PURWANA I34063092
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
ABSTRACT Radio has a strategic role in conveying messages of development. One of these messages is agriculture. One form of agricultural extension through the medium of radio is rural broadcasts. Radio Republik Indonesia or commonly known as radio RRI is one that has a rural broadcasting program called "Desa Kita". The program "Desa Kita" is broadcast every Tuesday and Thursday at 16:30 to 17:30 through Programa 1 RRI Bogor FM 93.75 MHz. The goal of this research is to analyze the listener satisfaction of program "Desa Kita" RRI Bogor. Research method that used is survey approach using questionnaire as main data collecting tool. Respondents in this study as many as 34 people which coming from Bogor and its surroundings. Study results showed that the listeners of program “Desa Kita” RRI Bogor is satisfied with the contents of its program. “Desa Kita” program is able to satisfy their listeners through four aspects that is motives of surveillance, motives of personal identity, motives of personal relationship, and motives of diversion. Keywords:gratification discrepancy, satisfaction, gratification obtained, gratification sought
RINGKASAN
HENDRA PURWANA. ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia Bogor FM 93,75 MHz (Di bawah bimbingan PUDJI MULJONO)
Radio mempunyai peran yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Pesan-pesan pembangunan tersebut di antaranya dalam bidang pertanian. Salah satu bentuk produk penyuluhan dan komunikasi pertanian melalui media radio adalah siaran pedesaan. Radio Republik Indonesia atau yang umum dikenal dengan sebutan RRI merupakan salah satu radio yang memiliki program siaran pedesaan yang disebut “Desa Kita”. Program siaran “Desa Kita” ini disiarkan setiap hari Selasa dan Kamis pukul 16.30 – 17.30 melalui Programa 1 RRI Bogor FM 93,75 Mhz. Untuk melihat perkembangan dan respon masyarakat, khususnya pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor ini maka perlu dilakukan pengkajian dalam hal kesenjangan kepuasan. Penelitian ini dilakukan pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor yang beralamat di Jln. Pangrango No. 34, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan : (1) mengkaji karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz; (2) menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz dengan penggunaan media radio; (3) menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz dengan kesenjangan kepuasan pendengar; (4) menganalisis hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz; dan (5) menganalisis kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Data pendukung lainnya didapatkan langsung dari kantor RRI Bogor. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pendengar yang melakukan interaktif saat acara program siaran “Desa Kita” RRI Bogor berlangsung baik melalui telepon atau pesan singkat (SMS). Responden terdiri atas 34 orang yang diambil dari daftar pendengar yang didapatkan dari mesin operator komunikasi di RRI Bogor. Pengujian hubungan secara statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17 for Windows dengan uji Chi-Square. Hasil pengujian tersebut di antaranya yaitu jenis kelamin pada karakteristik pendengar memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Frekuensi pada penggunaan media radio tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. Jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan penggunaan media radio. Pekerjaan pada karakteristik pendengar memiliki hubungan dengan penggunaan media radio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor secara umum mampu memuaskan pendengarnya. Bahkan pendengar sudah sangat puas dengan materi-materi dan bahan yang disiarkan pada program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Data menunjukkan secara umum dari keempat komponen motif yang diteliti, pendengar sangat puas. Keempat motif tersebut di antaranya adalah motif informasi, motif identitas pribadi, motif hubungan personal, dan motif hiburan. Komponen motif yang diraih dengan tingkat kepuasan tertinggi adalah motif informasi.
ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz
HENDRA PURWANA I34063092
Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiswa
: Hendra Purwana
NIM
: I34063092
Judul Proposal Skripsi
: Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si NIP 19621010 198903 1 005
Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP 19550630 198103 1 003 Tanggal Lulus : ___________________
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS
KESENJANGAN
KEPUASAN
(GRATIFICATION
DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz” BELUM PERNAH DIAJUKAN
PADA
PERGURUAN
TINGGI
ATAU
LEMBAGA
LAIN
MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2011
Hendra Purwana NIM I34063092
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 21 Januari 1987. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah SD Negeri Ardimulyo 02, SLTP YPJ Kuala Kencana, dan SMA Assalaam, Surakarta. Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis aktif sebagai staf Divisi Fotografi dan Sinematografi - Himasiera (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) masa kepengurusan 2009 – 2010, Koordinator KLIP (Komunitas Layar IPB) masa kepengurusan 2010 – 2011. Pengalaman kerja penulis adalah sebagai asisten praktikum Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan pada tahun ajaran 2010 – 2011.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) : Kasus Pendengar Program Siaran “Desa Kita” Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93,75 MHz”. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tertulis terhadap konsep mengenai kajian kesenjangan kepuasan, khususnya dalam media radio. Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengkaji motif-motif pendengar serta mengetahui kesenjangan kepuasan pendengar pada program siaran “Desa Kita” pada radio RRI Bogor. Tujuan lainnya ialah mengkaji hubungan di antara beberapa variabel seperti karakteristik pendengar, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan. Peneliti menyadari bahwa karya ini belumlah sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, Agustus 2011
Hendra Purwana NIM I34063092
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai
pihak.
Pihak-pihak
tersebut
telah
membantu
penulis
dengan
menyumbangkan pemikiran, memberikan masukan, dan mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS sebagai dosen penguji utama atas kesediaannya untuk menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini. 3. Iman K. Nawireja, SP, MSi sebagai dosen penguji wakil Departemen SKPM atas kesediaannya menguji dan memberikan saran yang berguna bagi skripsi ini. 4. Bapak, Ibu, adik Devita, adik Nana dan seluruh keluarga besar Fatra Hersetijono. yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi, dan semangat bagi penulis selama berkuliah di IPB. Terima kasih atas doa yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan hidup penulis. 5. Nadia Miranda, terima kasih atas motivasi yang tidak henti-hentinya. 6. Pihak Radio RRI Bogor: Pak Maryanto, Pak Basarudin, Pak John Karta, Pak Andes, Bu Rani, Pak Budi dan seluruh jajaran pengurus studio Pro I. Terima kasih atas izin, dukungan data, dan masukan-masukan bagi skripsi penulis. Selamat bekerja demi kualitas siaran yang lebih baik. 7. Sahabat-sahabat terbaikku: Isma, Adis, Jeje, Rajib, Haidar, Wira, Gian, Lemphus, Faris, Bochad, Zaki, Aji, Helmi, Bio, Kiki, Chae, Mabu, Anies, Aul yang saling memberikan semangat dan dukungan dalam masa penyelesaian skripsi ini. Para pelanggan setia Hendora Cell: Dimit, Dinda, Yos, Kidut, Tita, Bu Neni Dokis, Hirma, Monic, Ira, Pia, Karin, Laras, Aci, Dewi dll yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Mohon utangnya segera dilunasi ^_^
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN …………………………………….………..…..
Halaman xvi xviii xix
PENDAHULUAN................................................................. Latar Belakang ...................................................................... Masalah Penelitian ................................................................ Tujuan Penelitian .................................................................. Kegunaan Penelitian ..............................................................
1 1 3 3 4
PENDEKATAN TEORETIS ............................................. Tinjauan Pustaka ................................................................... 2.1.1 Radio Sebagai Media Massa …….........................… 2.1.2 Model Uses and Gratification ………….....……..... 2.1.3 Gratification Sought dan Gratification Obtained….. 2.1.4 Motif Penggunaan Media…………………….…….. 2.1.5 Audience (Khalayak Pendengar) ………………...… Penelitian Terdahulu yang Relevan ………….……………. Kerangka Pemikiran .............................................................. Hipotesis Penelitian ............................................................... Definisi Operasional ..............................................................
5 5 5 6 9 10 12 14 23 24 25
METODE PENELITIAN ................................................... Lokasi dan Waktu ................................................................. Teknik Pengumpulan Data .................................................... Validitas dan Reliabilitas Instrumen ……..………………... 3.3.1 Validitas Instrumen………………........…………… 3.3.2 Reliabilitas Instrumen…………….......................…. 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................
27 27 27 28 28 29 29
BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II 2.1
2.2 2.3 2.4 2.5 BAB III 3.1 3.2 3.3
BAB IV 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7
GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR …………………………..... Sejarah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ……. Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor Logo Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ……..... Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor ………………………………………………………. Profil Programa I LPP RRI Bogor ……………………… Profil Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor Hasil Pengamatan di Lapangan Pada Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor ……………………………….
32 32 34 35 36 38 39 40
xii
BAB V
DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) ………………………………………..… 5.1 Karakteristik Pendengar ………………………...........……. 5.1.1 Jenis Kelamin ………….…………………….…….. 5.1.2 Usia ……………………...…………..…………….. 5.1.3 Tingkat Pendidikan ……………………….……….. 5.1.4 Pekerjaan …………………………….…………….. 5.2 Penggunaan Media Radio ……………………………..…... 5.2.1 Frekuensi ………………………….……………….. 5.2.2 Durasi ……..…………………….…………………. 5.3 Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) ............ HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) ….............................................................. 6.1 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Kesenjangan Kepuasan ……………………………….…… 6.1.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesenjangan Kepuasan ………………....….……… 6.1.2 Hubungan antara Usia dengan Kesenjangan Kepuasan …………………………….…….………. 6.1.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kesenjangan Kepuasan …………………….……… 6.1.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Kesenjangan Kepuasan …………………………..………………. 6.2 Hubungan antara Penggunaan Media Radio dengan Kesenjangan Kepuasan ……………………………….…… 6.2.1 Hubungan antara Frekuensi dengan Kesenjangan Kepuasan …….……………………………….……. 6.2.2 Hubungan antara Durasi dengan Kesenjangan Kepuasan …….……………………………….……. 6.3 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Penggunaan Media Radio …………………………………. 6.3.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi .. 6.3.2 Hubungan antara Usia dengan Frekuensi …...…….. 6.3.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Frekuensi …………………………………………... 6.3.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Frekuensi …….
42 42 42 43 43 44 45 45 46 47
BAB VI
48 48 49 50 52 53 54 54 56 57 57 59 60 61
xiii
BAB VII
7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPRANCY) PENDENGAR PROGRAM SIARAN “DESA KITA” PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR FM 93,75 MHz ...................................................................................... Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Informasi (Surveillance) …………………………………… Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) ……………………… Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Hubungan Personal (Personal Relationship) ................…… Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Hiburan (Diversion) ……………………………………….. Ikhtisar ………………....…………………………………..
63 64 65 66 68 69
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan ………………………..………………………. 8.2 Saran ………………………..………………………………
70 70 71
DAFTAR PUSTAKA ………………………….……………………….. LAMPIRAN ……………………………………………….…………….
72 74
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Tabel 1
Struktur Jabatan LPP RRI Bogor …………………………..
37
Tabel 2
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Jenis Kelamin ..
42
Tabel 3
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Usia …………..
43
Tabel 4
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Tingkat Pendidikan ………………………………………………….
44
Tabel 5
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Pekerjaan ….....
44
Tabel 6
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Frekuensi Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor …..
45
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Durasi Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor …..
46
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Kesenjangan Kepuasan Pendengar Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor ……………………………………………………….
47
Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar dan Kesenjangan Kepuasan ………………………………..
49
Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Kesenjangan Kepuasan ………………………………..
49
Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Kesenjangan Kepuasan …..……………………...…………
51
Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Kesenjangan Kepuasan …………………...
52
Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan Kesenjangan Kepuasan ……………..……………….……..
53
Hasil Pengujian Chi Square antara Penggunaan Media Radio dan Kesenjangan Kepuasan …………………………
54
Jumlah dan Persentase Responden menurut Frekuensi dan Kesenjangan Kepuasan ……………………..……………...
55
Jumlah dan Persentase Responden menurut Durasi dan Kesenjangan Kepuasan …………………………………….
56
Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar dan Penggunaan Media Radio.……………………………...
57
Tabel 7 Tabel 8
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17
xvii
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 25
Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Frekuensi ………………………………………………
57
Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Frekuensi ..…………………………………………….........
59
Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Frekuensi ………………………………….
61
Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan Frekuensi …………………………………………………...
62
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Informasi (Surveillance) ………………………………………………
64
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) …………………………………
66
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hubungan Personal (Personal Relationship) …………………………..
67
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hiburan (Diversion) …………………………………………………
68
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Gambar 1
Model Uses and Gratifications …...................................
8
Gambar 2
Model Expectancy-Values ..............................................
10
Gambar 3
Kerangka Pemikiran .......................................................
24
Gambar 4
Logo LPP Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor ……
35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Lampiran 1
Kuesioner ......................................................................
75
Lampiran 2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……………….............
80
Lampiran 3
Pengolahan Data SPSS 17 ……………………………
81
Lampiran 4
Data Pendengar Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor …………………………………………………
85
Lampiran 5
Leaflet Profil LPP RRI Bogor ………………………..
87
Lampiran 6
Struktur Organisasi LPP RRI Bogor …………………
89
Lampiran 7
Peta Jangkauan Siaran RRI Bogor ...............................
90
Lampiran 8
Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor Tahun 2011
91
Lampiran 9
Pola Acara Programa 2 LPP RRI Bogor Tahun 2011
92
Lampiran 10
Naskah dan Materi Siaran “Desa Kita” ………………
93
Lampiran 11
Leaflet Layanan dan Informasi LPP RRI Bogor ……..
105
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan. Masyarakat dengan mudah mengetahui kejadian yang ada di mana-mana dengan cepat, bahkan di belahan bumi yang lain. Wujud dari perkembangan teknologi tersebut adalah di bidang media massa. Media massa telah menjadi sumber informasi bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media massa tersebut di antaranya terdiri atas media cetak dan media elektronik. Media cetak misalnya majalah, surat kabar, tabloid dan koran. Sementara itu media elektronik terdiri atas televisi, internet, radio dan sebagainya. Beberapa media yang disebutkan di atas tentunya memiliki kelebihan masingmasing. Kelebihan radio adalah mampu menjangkau publik setiap waktu di wilayah jangkauannya. Radio pun mampu melibatkan siapa saja yang menjadi pendengarnya. Kelebihan yang lain adalah pesawat radio lebih banyak dimiliki oleh masyarakat kelas bawah dibandingkan televisi. Keunggulan yang lain jika dibandingkan dengan televisi adalah radio bisa dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain seperti menulis, mencuci dan memasak. Suatu hal yang tidak mungkin dapat dilakukan pada televisi. Hal ini berarti bahwa makin banyak pendengar yang dapat dijangkau sementara mereka masih tetap dapat bekerja atau beraktivitas sesuai tanggung jawabnya masing-masing. Radio dapat membuatnya berimajinasi sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Sifat
auditif
pada
radio
memberikan
stimulus
bagi
pendengarnya
untuk
mengembangkan imajinasi mereka. Menurut Schulberg dalam bukunya Radio Advertising, Albert Einstein mengatakan bahwa radio adalah arena fantasi yang tercipta dari kata-kata dan gambaran yang selalu dibayangkan. Sementara televisi
2
memadukan unsur audio dan visual, tidak pernah memberikan kebebasan untuk berimajinasi dari setiap deskripsi yang diberikan (Vivian 2008). Radio mempunyai peran yang strategis dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan. Pesan-pesan pembangunan tersebut di antaranya dalam bidang pertanian. Selama ini cenderung terdapat kesenjangan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, khususnya di pedesaan. Oleh karena itu radio diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif media untuk mengisi kesenjangan tersebut. Salah satu bentuk produk penyuluhan dan komunikasi pertanian melalui media radio adalah siaran pedesaan. Strategi penyebaran dan pengenalan suatu produk pertanian, adopsi inovasi teknologi pertanian serta penyuluhan dan komunikasi pertanian dalam bentuk siaran pedesaan telah menjadi satu kesatuan proses. Radio Republik Indonesia atau yang umum dikenal dengan sebutan RRI merupakan salah satu Lembaga Penyiaran Publik yang dimiliki pemerintah. RRI memiliki program siaran pedesaan tersebut. Selaku Lembaga Penyiaran Publik, RRI diharapkan dapat menjadi corong penyampai kebijakan dari pemerintah kepada masyarakat. Format siaran pedesaan melalui radio ini sangat efektif ketika teknologi komunikasi masih terbatas. Namun ketika perkembangan teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seperti saat ini di mana telepon genggam dan internet menjadi media komunikasi utama, maka format siaran pedesaan melalui radio menjadi kehilangan daya tariknya. Belum lagi ditambah kehadiran televisi-televisi dan radio-radio swasta yang perkembangan acaranya lebih beragam. Dahulu sempat ada kekhawatiran akan munculnya media-media baru tersebut akan mematikan media yang ada lebih dulu. Misalnya dengan munculnya televisi dikhawatirkan akan mematikan media radio. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata hal tersebut tidak terbukti. Masing-masing media tersebut memiliki fungsi dan khalayak tersendiri. Selama ini penelitian mengenai media massa khususnya radio sudah sangat banyak. Namun, kajian pada Radio Republik Indonesia (RRI) cenderung masih sedikit. Khususnya kajian mengenai siaran pedesaan yang mengangkat mengenai
3
kajian kesenjangan kepuasan pendengar. Hal ini penting dilakukan untuk melihat bagaimana respon pendengar terhadap program siaran pedesaan “Desa Kita” RRI Bogor tersebut. Selain itu, kajian kesenjangan kepuasan secara tidak langsung juga dapat mencerminkan kualitas siaran sebuah radio tersebut.
1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab di atas, maka rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz? 2. Sejauhmana hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan penggunaan media radio? 3. Sejauhmana hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar? 4. Sejauhmana hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz? 5. Bagaimana kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengkaji karakteristik, penggunaan media radio, dan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz.
4
2. Menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan penggunaan media radio. 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar. 4. Menganalisis hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz. 5. Menganalisis kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93,75 MHz.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, penelitian ini menambah literatur dalam bidang kajian komunikasi massa, khususnya dalam penelitian kajian kepuasan pada media radio. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi para pengambil kebijakan dalam meningkatkan perbaikan kualitas program siaran RRI Bogor, khususnya siaran pedesaan. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan serta kepedulian pada keberadaan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti Radio Republik Indonesia.
BAB II PENDEKATAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka Berikut akan diuraikan beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan kajian kepuasan pada media radio. Beberapa di antaranya adalah radio sebagai media massa, model uses and gratification, kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained), motif penggunaan media dan konsep audience (khalayak pendengar).
2.1.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Maka dari itu radio juga memiliki ciri-ciri media massa. Ciri khas radio adalah tidak menuntut pendengarnya untuk memiliki kemampuan membaca dan melihat, namun hanya diperlukan kemampuan mendengar. Beberapa ciri khas atau kelebihan radio antara lain (Effendy 2002): a. Radio siaran bersifat langsung. Untuk mencapai sasaran pendengarnya, dapat dilakukan tanpa mengalami proses yang rumit. Radio tidak memerlukan waktu yang lama untuk penyebarannya. Selain itu, penyampaian pesan lewat radio lebih efektif, efisien dan langsung dapat disampaikan. b. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada masalah dengan jarak dan waktu. Sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang penyiar, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio juga tidak ada masalah dengan jarak ruang. Radio mampu mencapai seberapa jauh sasaran yang dituju. c. Radio siaran memiliki daya tarik. Radio memiliki daya tarik pada kata-kata lisan (spoken words), musik (music), serta efek suara (sound effect) yang menjadikan suatu acara yang disajikan radio
6
menjadi hidup. Bila media lain membutuhkan waktu khusus untuk bisa dinikmati, mendengarkan radio dapat dinikmati sambil melakukan hal-hal lainnya. Radio merupakan media yang sangat fleksibel di mana pendengar radio tidak harus berada di depan pesawat radionya. Sementara itu Alwi Dahlan seorang pakar komunikasi Indonesia yang dikutip Kasali (2007) menyebutkan bahwa kebudayaan radio telah mengakar pada masyarakat luas. Masyarakat bawah pun telah terbiasa ditemani radio pada setiap kesempatan, seperti waktu bertani dan menangkap ikan. Potensi masyarakat pendengar radio dewasa ini lebih besar lagi karena sekarang siaran atau stasiun radio berpangkal pada lokasi setempat. Dengan demikian, radio dapat mengacu pada keadaan sosial budaya dan perkembangan masyarakat yang bersangkutan.
2.1.2 Model Uses and Gratifications Herbert Blumler dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumler dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Model uses and gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada
7
akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono 2008). Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang (what media do to people), tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media (what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala (stubborn) karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai (Rakhmat 2002). Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz, Blumler dan Gurevitch (Morissan 2010) adalah: 1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
8
Untuk lebih jelasnya teori uses and gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini (Rakhmat 2002).
Anteseden Variabel individual Variabel lingkungan
Motif
Penggunaan media
Kognitif Diversi Personal identity
Hubungan Macam isi Hubungan dengan isi
Efek Kepuasan Pengetahuan Dependensi
Gambar 1 Model Uses and Gratifications
Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut. 1. Variabel anteseden terbagi atas dua dimensi yaitu: a. Individual. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan. Dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. 2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu: a. Kognitif. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas. b. Diversi. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity. Dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni: a. Hubungan. Dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan b. Jenis isi media. Dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan.
9
c. Jumlah waktu. Dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. 4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu: a. Kepuasan. Dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. b. Pengetahuan. Dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu. c. Dependensi media. Dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan
responden
pada
media
dan
isi
media
untuk
kebutuhannya.
2.1.3 Gratification Sought dan Gratification Obtained Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification sought dan gratification obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan) (Kriyantono 2008). Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen dikutip Kriyantono 2008). Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui kesenjangan kepuasan
10
(gratifications discrepancy) dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu (Kriyantono 2008).
Beliefs Gratifications Sought
Media Consumption
Evaluations
Perceived Gratifications Obtained
Gambar 2 Model Expectancy-Values
Dalam hal menyangkut gratification sought dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan audience yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Sedangkan gratification obtained adalah preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu dengan yang lainnya. Levy dan Windahl dikutip Kardiman (1993) dalam studinya menyatakan bahwa gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara aktivitas dengan motif penggunaan media. Terutama yang menonjol adalah motif news watching berkorelasi dengan tingkat aktivitas khalayak. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity.
2.1.4 Motif Penggunaan Media Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin dan Tankard 2005):
11
1. Informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu meliputi: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Mencari tambahan pengetahuan. e. Belajar, pendidikan diri sendiri. 2. Identitas pribadi (personal identity) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya meliputi: a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan dan meniru perilaku yang berkaitan dengan tindakan atau mode tertentu. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media untuk memuaskan egonya dengan menambah peranan yang memuaskan konsep dirinya. d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Hubungan personal (personal relationship) yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan, meliputi: a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan empati sosial. b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan pembicaraan dan interaksi sosial. d. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat.
12
4. Pengalihan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi, meliputi: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologi individu membutuhkan penyelesaian. b. Bersantai. c. Mengisi waktu luang. d. Penyaluran emosi. Selanjutnya, motif-motif ini akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula.
2.1.5 Audience (Khalayak Pendengar) Dalam komunikasi massa pihak penerima pesan dinamakan audience. Cangara (2003) menjelaskan bahwa khalayak sasaran biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dalam proses komunikasi. Khalayak pada bidang komunikasi dapat berupa individu, kelompok dan masyarakat. Pada radio siaran, khalayak sasaran adalah individu yang berada dalam jangkauan gelombang radio komunitas dan mendengarkan siaran radio komunitas (Hakim 2010). Lebih lanjut Morrisan (2008) mengatakan bahwa tujuan utama para pendengar adalah untuk menyaksikan atau mendengarkan isi program yang dapat memuaskan kebutuhan mereka pada waktu tertentu. Pendengar adalah orang-orang yang menginginkan diri mereka terekspos oleh informasi atau hiburan yang ditawarkan media penyiaran. Dalam hal ini pendengar melakukan suatu proses yang disebut selection exposure, artinya pendengar secara aktif memilih mau atau tidak mengekspos dirinya terhadap informasi tersebut. Konsep mengenai audience menurut McQuail (1987) dikutip Sisca (2009) adalah sebagai berikut:
13
a. Audience sebagai kumpulan. Fokusnya pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim. b. Audience sebagai massa. Pandangan tentang audience ini menekankan ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran dan anonimitas lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan (eksistensi) yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ini memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin. c. Audience sebagai publik atau kelompok sosial. Unsur penting dalam versi audience ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak bergantung pada media.
Masduki (2004) mengklasifikasikan empat jenis pendengar radio menurut skala partisipasi yaitu: 1. Pendengar spontan Merupakan
pendengar
yang
bersifat
kebetulan,
tidak
berencana
mendengarkan siaran radio atau acara tertentu dan perhatiannya mudah beralih ke aktivitas lain. 2. Pendengar pasif Merupakan pendengar yang suka mendengarkan radio siaran untuk mengisi waktu luang, menghibur diri dan menjadikan radio sebagai teman biasa. 3. Pendengar selektif Merupakan pendengar yang mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu dan menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya.
14
4. Pendengar aktif Merupakan pendengar yang secara regular tak terbatas mendengarkan siaran radio dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan kajian siaran pedesaan dan kepuasan pada media, baik media elektronik dan nonelektronik. Penelitian-penelitian tersebut disarikan dari skripsi, tesis, maupun laporan penelitian yang lain. Penelitian yang pertama adalah penelitian mengenai Hubungan Karakteristik, Persepsi, dan Terpaan Media Komunitas dengan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas: Kasus Radio Komunitas Suara Kencana di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh Andi Fuad Hakim pada tahun 2010. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai: (1) radio komunitas Suara Kencana, (2) hubungan antara karakteristik dan persepsi dengan terpaan media radio komunitas Suara Kencana, dan (3) hubungan antara karakteristik, persepsi, dan terpaan media komunitas dengan kepuasan terhadap penyelenggaraannya. Penelitian tersebut menggunakan metode survey. Unit analisisnya adalah individu di RW 06 Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Responden terdiri atas 30 orang yang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel secara insidental. Hasil penelitian Hakim (2010) tersebut menunjukkan radio komunitas Suara Kencana termasuk dalam tipologi community based (radio berbasis komunitas) yaitu radio yang didirikan oleh komunitas yang menempati wilayah geografis tertentu. Radio komunitas Suara Kencana membatasi siarannya hanya dalam lingkup Kelurahan Kencana. Pendengar radio komunitas Suara Kencana didominasi oleh pendengar golongan umur 16-26 tahun dan termasuk pada golongan pendengar selektif dan pendengar aktif.
15
Hasil penelitian lainnya menyebutkan jenis kelamin dan usia pendengar tidak berhubungan nyata dengan terpaan media dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas. Faktor yang berhubungan sangat nyata dengan terpaan media komunitas antara lain kepemilikan media, persepsi responden terhadap program siaran radio komunitas Suara Kencana, dan kepuasan terhadap penyelenggaraan radio komunitas Suara Kencana. Pada kajian kepuasan beberapa teori yang digunakan di antaranya tentang definisi kepuasan yakni merupakan suatu perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi terhadap pelaksanaan dengan harapannya (Kotler 2005 dikutip Hakim 2010). Jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Dalam konteks siaran radio, kepuasan dan ketidakpuasan dapat diartikan sebagai bentuk penilaian pendengar terhadap isi siaran radio terkait harapan-harapan dari khalayak dalam mendengarkan siaran radio dengan pelaksanaan siaran radio. Ketika motif pendengar dapat terpenuhi maka akan tercipta kepuasan terhadap isi siaran radio. Namun ketika motif mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan yang akan tercipta. Penelitian Hakim (2010) tersebut melihat tingkat kepuasan pendengar dengan melakukan pengukuran terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan pada khalayak terhadap informasi, pendidikan, dan hiburan. Kemudian dilakukan pengujian hubungan pada tingkat kepuasan terhadap karakteristik pendengar, terpaan media komunitas dan persepsi pendengar. Penelitian kedua yang relevan dengan kajian kepuasan adalah penelitian yang dilakukan oleh Asmar (2009) berjudul Motivasi, Pola, dan Kepuasan Menonton Televisi Lokal Serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi motivasi, pola, dan kepuasan menonton televisi lokal. Penelitian tersebut menggunakan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berupa pernyataan-pernyataan tentang motivasi dan kepuasan
16
responden yang diukur menggunakan skala. Skor-skor tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan total skor untuk masing-masing motivasi dan kepuasan. Hasil penelitian Asmar (2009) dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki motivasi yang tinggi baik itu pada motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan. Motivasi paling tinggi yang dimiliki responden adalah motivasi hiburan. Responden yang memiliki motivasi tinggi di setiap jenis motivasi merasa terpuaskan dengan acara yang mereka tonton di televisi lokal. Artinya semakin tinggi motivasi, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh responden dalam menonton televisi lokal. Hal ini dipengaruhi dari program acara yang ditayangkan oleh pihak Riau Televisi. Program acara yang bertemakan budaya lokal, informasi daerah, nilai-nilai lokal banyak menarik minat responden untuk menonton televisi lokal di tengah beragamnya acara yang ditawarkan televisi nasional. Program acara yang bernuansa daerah menjadi daya tarik dan nilai tambah tersendiri dari responden. Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian kepuasan di media adalah penelitian Nababan (2010) mengenai Acara Talkshow Dokter Pintar di Radio Suara Medan FM Terhadap Kepuasan Khalayak. Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variasi pada variabel-variabel lain. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan total sampling maka seluruh populasi digunakan sebagai responden. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa acara talkshow Dokter Pintar mempengaruhi kepuasan khalayak pendengar radio Suara Medan. Variabel kepuasan khalayak tersebut di antaranya terdapat komponen mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, mendapatkan informasi tentang permasalahan kesehatan dan dapat memahami permasalahan kesehatan. Penelitian berikutnya yang pernah dilakukan Sisca (2009) mengenai Motif dan Kepuasan Pendengar Radio Bahtera Yudha dalam Mendengarkan Program Siaran “Pelangi”. Penelitian tersebut menggunakan teknik analisis deskriptif dengan metode survei. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa motif yang mendasari pendengar
17
mendengarkan program siaran Pelangi adalah motif diversi (motif akan pelepasan dari ketegangan dan kebutuhan akan hiburan). Kepuasan yang diterima responden adalah kepuasan informasi. Sedangkan pada kesenjangan kepuasan yang terjadi antara gratification sought dan gratification obtained disimpulkan bahwa program siaran Pelangi radio Bahtera Yudha memuaskan responden. Penelitian yang lain adalah mengenai Kepuasan Pembaca Terhadap Rubrik DBL Pada Harian Jawa Pos yang dilakukan oleh Kanti Wahyuning Tias pada tahun 2010. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kesenjangan antara kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dari motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial dan hiburan pada pembaca di wilayah Surabaya ketika membaca rubrik DBL pada harian Jawa Pos. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan uses and gratification di mana khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Ada empat motif menggunakan media massa yang digunakan McQuail yaitu motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial dan motif hiburan. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan analisis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan ini bertujuan menggambarkan kepuasan terhadap penggunaan media Harian Jawa Pos. Kepuasan tersebut kemudian diukur dengan melihat kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) setelah membaca Harian Jawa Pos. Hasil penelitian Tias (2010) tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada dua motif yaitu pada motif informasi dan motif hiburan, rubrik DBL pada harian Jawa Pos sudah dapat memuaskan pembacanya dengan berita yang disajikan. Sedangkan untuk dua motif yang lainnya, yaitu motif identitas pribadi dan motif integrasi dan interaksi sosial, rubrik DBL pada harian Jawa Pos belum dapat memuaskan pembacanya. Ini semua dapat dilihat dari perbedaan mean sebelum membaca (gratification sought) dengan sesudah membaca (gratification obtained) rubrik DBL pada harian Jawa Pos. Penelitian berikutnya yang mengkaji mengenai kepuasan adalah Susila (2009) dengan judul Kepuasan Pendengar Terhadap Program Siaran M Radio 98,8 FM
18
Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan di M Radio 98,8 FM Surabaya karena melihat perkembangan radio tersebut yang sangat baik. M Radio 98,8 FM Surabaya merupakan stasiun radio baru di Surabaya yang didirikan pada tahun 2007 dan satusatunya yang mempunyai format musik Indonesia pop, tanpa penyiar dan berhasil masuk dalam Top 10 Radio di Surabaya dalam waktu satu tahun. Untuk itu penelitian Susila (2009) tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dengan rating yang tinggi tersebut M Radio 98,8 FM Surabaya telah memuaskan pendengarnya di kota Surabaya. Penelitian tersebut menggunakan metode survei. Pengukuran kepuasan dilakuan dengan membandingkan nilai mean antara gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif pendengar pada hubungan personal terpuaskan. Sementara motif pendengar pada pengawasan, identitas pribadi, dan pengalihan tidak terpuaskan pada program siaran M Radio 98,8 FM Surabaya. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Hutapea (2010) dengan judul Perbandingan Gratification Sought dan Gratification Obtained Pendengar Terhadap Program Stasiun Radio (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors Medan di Kalangan Mahasiswa FISIP USU). Penelitian tersebut bertujuan membandingkan kepuasan yang dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) pendengar radio Kiss FM dan Prambors FM Medan dengan menggunakan perspektif uses and gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya. Hasil penelitian Hutapea (2010) tersebut menyatakan gratification sought Kiss FM sejumlah 3,09 dan gratification obtained yang diperoleh 3,01. Jika GS>GO maka terjadi kesenjangan kepuasan, yang berarti pendengar tidak mendapatkan kepuasan dari stasiun radio Kiss FM. Pada gratification sought Prambors FM sejumlah 2,96 dan gratification obtained yang diperoleh 3,01. Jika GS
19
Penelitan lainnya adalah Kepuasan Pemirsa Surabaya dalam Menonton Tayangan “Termehek-mehek” di Trans TV. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2009) tersebut melakukan kajian kesenjangan kepuasan dengan cara melihat gratification sought dan gratification obtained. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada kesenjangan kepuasan meskipun kesenjangan itu hanya sedikit sehingga dapat disebut tidak signifikan yaitu lebih besar jumlah rata-rata kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dengan kepuasan yang dicari (gratification sought). Lebih lanjut hasil penelitian Yunita (2009) tersebut jika dilihat dari deskripsi perbandingan antara kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh didapatkan bahwa kategori hiburan lebih mendominasi atau lebih banyak. Penelitian berikutnya mengkaji mengenai Perilaku Anggota Kelompencapir terhadap Siaran Pedesaan Bidang Pertanian oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Regional Malang (Kasus di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu). Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Nurdiansya
(2007)
tersebut
bertujuan
mendeskripsikan proses komunikasi pada siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio sampai dengan pemirsa (masyarakat pedesaan), menganalisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian melalui media radio. Metode penelitian Nurdiansya (2007) tersebut dalam pengumpulan data yakni melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan penggunaan skala Likert. Hasil penelitian diketahui bahwa RRI Regional Malang mempunyai potensi kredibilitas yang tinggi dalam membentuk komitmen untuk menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio dengan optimal. Hal tersebut merupakan modal awal yang dapat dijadikan potensi peran RRI Regional Malang sebagai lembaga legal dalam menyelenggarakan siaran pedesaan melalui media radio terhadap perilaku masyarakat pedesaan. Lebih lanjut Nurdiansya (2007) menjelaskan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai suatu media yang menyebarkan informasi dan komunikasi, radio dalam hal ini RRI Malang memegang
20
peranan yang penting dalam kaitannya dengan penyebaran informasi-informasi baru ke petani. Proses produksi yang terjadi dalam rangka program siaran pedesaan ini sudah berjalan dengan baik tetapi perlu diberikan perbaikan-perbaikan yang mengarah pada sempurnanya program acara. Sehingga para pendengar bisa mendapatkan informasi dalam bidang pertanian dengan lebih baik. Informasi yang mereka dapat bisa dipergunakan untuk meningkatkan produksi pertanian yang berujung pada bertambahnya tingkat kesejahteraan mereka. Oleh karena itu paket acara siaran pedesaan ini harus berlangsung secara berkesinambungan demi tercapainya tujuan bersama. Analisis perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian oleh RRI Regional Malang menunjukkan bahwa perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan dilihat melalui tiga indikator yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan memiliki hasil yang rata-rata sudah baik. Penelitian berikutnya yang relevan dengan kajian siaran pedesaan adalah Respon Peternak Domba Terhadap Siaran Pedesaan RRI Programa I Cabang Pratama Bogor, Jawa Barat (Kasus Kelompok Tani “Mina Lestari” di Desa Cinagara, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian Haribowo (2004) tersebut bertujuan melihat karakteristik individu peternak di Desa Cinagara, mengetahui daya tarik siaran pedesaan dan mengetahui respon peternak terhadap siaran pedesaan. Hasil penelitian Haribowo (2004) menyatakan daya tarik siaran pedesaan terhadap peternak domba di desa Cinagara dari segi penggunaan bahasa, cara penyajiannya dan penempatan waktu dianggap sudah sesuai sedangkan untuk kesesuaian materi ada sebagian yang sesuai, tapi ada juga yang ragu-ragu tergantung kebutuhan informasi tersebut. Hasil penelitian lainnya adalah mengenai respon peternak terhadap siaran pedesaan yang terbagi atas tiga bagian yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa perhatian cenderung berkategori rendah dengan intensitas mendengarkan siaran pedesaan 1-4 kali per bulan. Kemampuan peternak dalam memahami dan mengerti materi siaran pedesaan yang diartikan pengertian sangat baik hasilnya. Tahap terakhir dari tingkatan peternak untuk dapat merespon siaran pedesaan secara keseluruhan dengan baik adalah penerimaan, ditunjukkan dengan kategori sedang.
21
Penelitian berikutnya adalah Indriani (1984) mengenai Mekanisme Kerjasama dalam Pengadaan Bahan Siaran Pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk melihat dan menganalisis mekanisme kerjasama diantara RRI sebagai pihak penyelenggara siaran, instansi/dinas dan lembaga, PPL dan tokoh masyarakat sebagai pihak pendukung serta kelompok pendengar sebagai sasaran dalam pengadaan bahan siaran pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus siaran pedesaan di RRI Stasiun Regional II Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden dan penggunaan data sekunder. Data diolah secara tabulasi dan dianalisis secara kualitatif. Parameter yang diukur adalah (1) keikutsertaan instansi/dinas dan lembaga, RRI, PPL dan tokoh masyarakat dalam pengadaan bahan siaran, (2) keikutsertaan kelompok pendengar dalam pengadaan bahan siaran pedesaan dan (3) kesesuaian materi siaran pedesaan dengan kebutuhan kelompok pendengar. Hasil penelitian Indriani (1984) menunjukkan bahwa secara keseluruhan kerjasama yang terjadi selama ini antara pihak penyelenggara, pihak pendukung, dan sasaran siaran pedesaan sudah berjalan dengan baik. Akibat dari hal tersebut adalah materi siaran yang dihasilkan juga dapat memenuhi kebutuhan pasaran. Hal ini dapat dilihat dari materi siaran yang telah disiarkan oleh RRI Stasiun Regional II Bogor sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kelompok pendengar yang ada di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor. Penelitan berikutnya mengenai Aktivitas Khalayak dan Kepuasan yang Diperolehnya Melalui Media TVRI dan RCTI atas Siaran Berita Dalam Negeri. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agustinus Kardiman pada tahun 1993. Penelitian ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak. Penelitian Kardiman (1993) tersebut menggunakan metode survei. Daftar pertanyaan dikirimkan kepada 350 khalayak sasaran penelitian, yakni pemirsa televisi
22
yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah menggunakan software SPSS PC+. Hasil penelitian Kardiman (1993) menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya. Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv) dengan variabel kepusan yang diperolehnya (gratification obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan). Kajian yang relevan berikutnya adalah mengenai Efektivitas Siaran Acara „Siaran Pedesaan‟ di RRI Bandung Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pertanian Kelompok Tani Sayur Mayur Dataran Tinggi (Sadati) Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Nugroho (2010) tersebut tipe penelitiannya
adalah
kuantitatif
dengan
metode
penelitian
survei.
Teknik
pengumpulan datannya melalui penyebaran angket, wawancara, studi kepustakaan dan internet searching. Populasi penelitian berjumlah 60 orang anggota kelompok tani sadati. Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara intensitas acara, kredibilitas komunikator, dan isi pesan siaran pedesaan di RRI Bandung terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pertanian kelompok tani sayur mayor dataran tinggi Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
23
2.3 Kerangka Pemikiran Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor merupakan salah satu Lembaga Penyiaran Publik di kota Bogor. Layaknya media penyiaran publik, RRI Bogor mempunyai peranan dalam penyebarluasan informasi di tingkat lokal yaitu di wilayah jangkauan siarannya yaitu Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Keberadaan pendengar menjadi kian penting di mana pendengar memiliki kontribusi aktif dalam merespon programprogram siaran tersebut, di antaranya adalah siaran pedesaan “Desa Kita”. Pada kerangka pemikiran di bawah ini variabel karakteristik pendengar terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Pada variabel penggunaan media radio terdiri atas frekuensi dan durasi. Pada variabel gratification sought memuat komponen yang sama pada gratification obtained yakni motif-motif surveillance (informasi), personal identity (identitas pribadi), personal relationship (hubungan pribadi) dan diversion (hiburan). Komponen pada variabel tersebut seperti telah dijelaskan pada subbab sebelumnya yakni motif informasi (surveillance) terkait dengan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu, komponen motif identitas personal (personal identity) terkait dengan penguatan nilai atau penambah keyakinan dan pemahaman diri, komponen motif hubungan pribadi (personal relationship) terkait dengan manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan
perkawanan
dan
terakhir
komponen
motif
pengalihan/hiburan
(diversion) yakni terkait dengan pelarian dari rutinitas dan masalah serta pelepasan emosi. Dapat diliihat pada kerangka pemikiran berikut diduga bahwa karakteristik pendengar berhubungan dengan penggunaan media radio, karakteristik pendengar diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan, dan penggunaan media radio diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan. Adapun kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) didapatkan dari penghitungan selisih nilai mean komponen variabel gratification sought dan gratification obtained. Hasil dari gratification sought dan gratification obtained diperbandingkan dan kemudian
24
didapat hasilnya mengenai kepuasan pendengar. Teknik operasionalisasinya dijelaskan lebih lanjut pada subbab pengolahan dan analisis data. Penelitian ini mencoba menganalisis kesenjangan kepuasan pendengar pada program siaran “Desa Kita” yang disiarkan Programa I Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor.
Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) Karakteristik Pendengar Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Pekerjaan
Surveillance (Informasi) Personal Identity (Identitas Pribadi) Personal Relationship (Hubungan Personal) Diversion (Hiburan)
Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) Penggunaan Media Radio Frekuensi Durasi
Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) Surveillance (Informasi) Personal Identity (Identitas Pribadi) Personal Relationship (Hubungan Personal) Diversion (Hiburan)
Keterangan: : berhubungan : menghasilkan Gambar 3 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik pendengar dengan penggunaan media radio. 2. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik pendengar dengan kesenjangan kepuasan pendengar.
25
3. Diduga terdapat hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan pendengar.
2.5 Definisi Operasional Berikut diuraikan rumusan batasan dan operasionalisasi dari masing-masing variabel yang akan digunakan untuk memudahkan dalam menguji hipotesis penelitian. Variabel-variabel yang akan dioperasionalisasikan tersebut adalah: 1. Jenis kelamin adalah pengkategorian responden berdasarkan faktor biologis yang tercatat dalam tanda pengenal. Jenis kelamin dikategorikan menjadi dua yaitu: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia adalah satuan umur responden dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan. Usia dikategorikan menjadi tiga yaitu : a. Muda (≤ 27 tahun) b. Setengah baya (28 – 42 tahun) c. Dewasa (≥ 43 tahun) 3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir dari responden pada saat penelitian dilakukan. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga yaitu: a. Dasar (SD, MI, SLTP dan MTS atau sederajat) b. Menengah (SMA, MA dan SMK atau sederajat) c. Tinggi (Diploma 3, Diploma 4, Strata 1, dan Strata 2 atau sederajat) 4. Pekerjaan adalah penggolongan status kegiatan yang dilakukan responden dalam mendapatkan uang. Pekerjaan dikategorikan menjadi dua yaitu : a. Bekerja (pegawai negeri (PNS), pegawai swasta, wirausaha) b. Tidak bekerja (mahasiswa dan ibu rumah tangga)
26
5. Frekuensi adalah tingkat keseringan responden dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor FM 93,75 MHz selama seminggu terakhir. a. Sering (2 kali dalam seminggu) b. Jarang (1 kali dalam seminggu) 6. Durasi adalah rata-rata total waktu yang dipakai untuk mendengarkan program siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor FM 93,75 MHz selama seminggu terakhir. a. Tinggi (40 – 60 menit per siaran per minggu) b. Rendah (≤ 39 menit per siaran per minggu) 7. Kesenjangan kepuasan adalah hasil perhitungan atas selisih masing-masing kategori motif kepuasan yang dicari (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) oleh seluruh pendengar yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil kesenjangan kepuasan dikategorikan menjadi tiga yaitu: a. Sangat Puas (nilai mean GS < GO) b. Puas (nilai mean GS = GO) c. Tidak Puas (nilai mean GS > GO)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran (coverage area) RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur. Karena keterbatasan biaya maka hanya responden yang bertempat tinggal di Kabupaten dan Kota Bogor saja yang menjadi responden penelitian ini. Data mengenai lokasi pendengar didapatkan dari pesan singkat (SMS) atau telepon interaktif ke RRI Bogor pada saat program siaran “Desa Kita” berlangsung. Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan April dan Mei tahun 2011.
3.2 Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data secara dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Jumlah pertanyaan dibatasi maksimum dua puluh pertanyaan setiap bagian untuk meminimalisir kejenuhan responden dalam menjawab pertanyaan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang tersebar di Kota Bogor. Data responden tersebut mengacu dari daftar pendengar yang melakukan interaktif ketika program siaran pedesaan “Desa Kita” sedang berlangsung, baik melalui telepon maupun pesang singkat (SMS). Peneliti kemudian menghubungi satu per satu responden untuk meminta kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data-data mengenai profil RRI Bogor, profil pendengar RRI Bogor serta data-data lainnya terkait siaran pedesaan “Desa Kita” Programa I RRI Bogor. Data tersebut didapatkan langsung dari kantor RRI Bogor di Jalan Pangrango No.34, Bogor.
28
3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan pengisian kuesioner. Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden penelitian kemudian diuji terlebih dahulu agar kuesioner tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur serta konsisten. Oleh karena itulah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Pemilihan responden tersebut didasarkan pada karakteristik responden uji yang sama dengan sampel asli penelitian.
3.3.1 Validitas Instrumen Validitas dalam penelitian ini didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaanpertanyaan pada kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori yang ada dan pendapat dari ahli. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Hal ini dilakukan agar data yang didapat valid. Priyatno (2008) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi. Adapun rumus yang digunakan dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut:
Keterangan: = nilai koefisien validitas = jumlah responden = skor pertanyaan pertama = skor total
29
Setelah dilakukan uji validitas pada kuesioner kepada 34 responden maka diperoleh hasil validitas instrumen. Dari 40 pernyataan yang diajukan terdapat 4 pernyataan yang tidak valid oleh karena itu 4 pernyataan tersebut diganti.
3.3.2 Reliabilitas Instrumen Uji reabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu (Priyatno 2008). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua, di mana pada teknik ini setiap butir pernyataan-pernyataan yang valid dibagi menjadi belahan genap dan ganjil. Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus pada persamaan berikut:
Keterangan: = angka koefisien reliabilitas keseluruhan item = angka korelasi belahan pertama dan kedua
Setelah dilakukan uji kuesioner pada 34 responden, maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,812 untuk pernyataan kepuasan yang diinginkan (gratification sought) dan nilai sebesar 0,881 untuk pernyataan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained).
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 17 for Windows. Penggunaan program SPSS adalah untuk mempermudah pengolahan data yang ada. Data dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Data yang diperoleh bersifat
30
nominal dan ordinal, sehingga untuk menganalisis hubungan antar data tersebut digunakan analisis Chi-Square. Data kuantitatif diuji dengan menggunakan uji statistik nonparametrik melalui uji Chi-Square untuk melihat hubungan yang nyata antara variabel-variabel dengan skala nominal. Hasil uji Chi-Square
kemudian digunakan untuk melihat keeratan
hubungan antara variabel-variabel dengan koefisien kontingensi (C). Makin besar C berarti hubungan antar dua variabel semakin erat. C berkisar antara 0 - 1. Rumus Chi-Square (Rakhmat 2002) yang digunakan dapat dilihat pada persamaan berikut:
Di mana: = Chi kuadrat observasi = frekuensi observasi = frekuensi harapan
Untuk menghitung tingkat kesenjangan kepuasan maka dilakukan dengan membandingkan skor yang diperoleh gratification sought (GS) dengan gratification obtained (GO), di mana: a. Jika mean (rata-rata) skor GS lebih besar dari mean skor GO (GS > GO), maka terjadi selisih mean negatif, karena kepuasan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kepuasan yang diinginkan. Dengan demikian, RRI Bogor tidak memuaskan pendengarnya. b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS = GO), maka tidak terjadi selisih mean karena jumlah kepuasan yang diinginkan semuanya terpenuhi.
Dengan
demikian,
RRI
Bogor
telah
dapat
memuaskan
pendengarnya. c. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka terjadi selisih mean positif karena kepuasan yang diperoleh lebih banyak
31
dibandingkan dengan kepuasan yang diinginkan. Dengan demikian, RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas.
BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR
4.1 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara. RRI berdiri pada tanggal 11 September 1945. Siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang bersifat independen, netral dan tidak komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestari budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. RRI sampai saat ini memiliki 62 stasiun penyiaran yang tersebar di seluruh Indonesia ditambah 1 stasiun penyiaran Siaran Luar Negeri yang dikenal dengan Voice of Indonesia serta 114 stasiun produksi yang terletak di perbatasan Indonesia. LPP RRI Bogor berawal dari Radio Daerah Bogor (RDB) yang dikelola oleh AURI LANUD Atang Sanjaya Bogor. Radio Daerah Bogor resmi menjadi Radio Republik Indonesia Bogor pada tanggal 25 Juli 1968. Pada tanggal tersebut, Walikota Bogor menyerahkan Radio Daerah Bogor (RDB) kepada Direktorat Radio. Sejak saat inilah RDB menjadi RRI Bogor yang diresmikan oleh Dirjen RTF atas nama Menteri Penerangan RI pada tanggal 4 Agustus 1968. Walikota Bogor dengan SK No. 2360/6/1968 tertanggal 13 Mei 1968 menyerahkan penguasaan atas seluruh gedung di Jalan Pangrango No. 30 Bogor kepada Direktorat RRI Deppen Jakarta untuk dipergunakan RRI Studio Bogor. Sejak tahun 1968 hingga saat ini LPP RRI Bogor terus berkembang dengan penambahan daya pancar yang meliputi Wilayah II Bogor (Bogor, Sukabumi dan Cianjur). LPP RRI Bogor mengudara dari Jalan Pangrango No. 34 Bogor selama 19 jam sehari melalui Programa 1 dan Programa 2 dengan segmentasi yang berbeda. Sebagai media pelayanan siaran informasi, pelestari budaya, pendidikan, hiburan yang sehat dan kontrol sosial, RRI Bogor berusaha membidik pangsa pasar pendengar
33
untuk semua kalangan tanpa membedakan status dan strata sosial masyarakat. Dalam format siarannya, RRI Bogor menampilkan kemasan serba ada di mana semua jenis dan warna musik yang diperkuat dengan berbagai berita aktual dapat didengar oleh pendengar. RRI Bogor mengoperasikan 3 unit pemancar, 2 buah pemancar MW berkekuatan masing-masing 5 KW (FM) dan 10 KW (AM) di studio Jalan Pangrango 34 Bogor dan 1 buah pemancar MW berkekuatan 5 KW yang ditempatkan di komplek pemancar Sukmajaya, Depok. Piranti siaran yang dimiliki menunjang operasional siaran menggunakan sistem dan program komputerisasi terbaru dan terpadu dengan system link serta mampu memproduksi spot iklan dan produk promo lainnya. Di samping siaran di dalam studio, RRI Bogor juga melaksanakan kegiatan siaran di luar studio/outside broadcast dengan menggunakan perangkat mobil OB Van yang dilengkapi dengan peralatan siar luar. Pro 1 dengan format siaran informasi, pendidikan, budaya dan hiburan mengudara melalui frekuensi FM 93,75 MHz & AM 1242 KHz, selalu berusaha untuk menjadi media yang mampu menjawab kebutuhan publik. Menawarkan kombinasi musik, informasi kesehatan, bisnis, politik, sosial, budaya dan religi yang proporsional. Dengan cara ini RRI Bogor hadir dengan konsep baru memiliki diferensiasi dengan radio lain yang telah ada di kota Bogor. Pro 2 dengan format siaran hiburan dan informasi mengudara melalui frekuensi FM 106,8 MHz. Dengan tagline “Express Your Self”, Pro 2 FM menyajikan informasi gaya hidup (fashion, sport dan hobby) dan lagu-lagu karya musik anak terkini dan mancanegara dengan gaya khas anak muda sesuai dengan target pendengarnya. Musik yang disajikan merupakan musik hits yang up beat dan easy listening. Musik yang diperdengarkan oleh Pro 2 adalah musik-musik berkualitas baik dari pop, R&B, hip hop, dance, metal, hingga jazz. Musik-musik tersebut merupakan contemporary hits sampai kepada musik-musik yang unik. Komposisi musik Pro 2 adalah 60% internasional dan 40% lokal.
34
4.2 Visi dan Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor Visi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) adalah menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional. Pada visi tersebut kemudian dikembangkan budaya organisasi yang dilandasi motto: “Sekali di Udara Tetap di Udara, Unggul dan Sejahtera”. Misi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor: 1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme profesional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian. 2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap suprastruktur politik guna mendorong terciptanya penyelenggaraan negara yang baik. 3. Menjadikan program siaran pendidikan sebagai perdaya masyarakat dan mendorong proses demokratisasi yang bertumpu pada hak masyarakat untuk mengemukakan pendapat dengan tetap berpegang pada kaidah hukum dan prinsip masyarakat madani yang berkeadaban. 4. Menjadikan program siaran kebudayaan sebagai perekat sosial dan keberagaman budaya Indonesia guna memajukan kebudayaan nasional dengan menumbuhkembangkan unsur budaya lokal di tengah arus budaya global. 5. Menjadikan program siaran hiburan, wahana hiburan yang sehat bagi keluarga Indonesia dan mampu mendorong kreativitas masyarakat. 6. Menyelenggarakan siaran-siaran yang melayani kebutuhan kelompok minoritas dalam masyarakat.
35
7. Menyelenggarakan program siaran yang mendorong pemahaman persepsi tentang gender sesuai nilai budaya bangsa. 8. Memanfaatkan dan tanggap terhadap perkembangan teknologi media penyiaran yang efektif, efisien serta mengoperasionalkannya secara profesional guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia serta menjamin kenyamanan dan kemudahan masyarakat mendengarkan siaran RRI. 9. Menyelenggarakan siaran internasional bagi masyarakat Indonesia di luar negeri dan memberikan informasi tentang Indonesia ke dunia internasional. 10. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan kegiatan penyiaran sesuai kebutuhan masyarakat secara profesional guna menambah pendapatan lembaga untuk menunjang pelaksanaan operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
4.3 Logo Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor
Gambar 4 Logo LPP Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor
36
4.4 Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Bogor Dengan kemajuan teknologi, meskipun sudah muncul televisi dan radio-radio swasta, RRI Bogor tetap mempunyai arti penting sebagai media penyiaran, karena lewat RRI maka pesan-pesan pembangunan dan program pemerintah dapat disebarluaskan sampai ke pelosok-pelosok dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di wilayah eks karesidenan Bogor dan sekitarnya. Pada waktu RRI berdiri kepala stasiun yang pertama adalah Nurdin Mahmud. Kemudian berturut-turut: 1. (1968 – 1972) Idham Djunaidi, BA 2. (1972 – 1975) Djoedjoe Dajuhari 3. (1975)
Drs. H. Suwardi Hasan
4. (1975 – 1976) Drs. Suryanta Saleh 5. (1976 – 1980) Drs. Atun Budiono 6. (1980 – 1984) Riyatno Urup Santhosa, BA 7. (1984 – 1986) Drs. H. Syamsul Muin Harahap 8. (1986 – 1989) Drs. Fachruddin Soekarno 9. (1989 – 1992) H. Adjuzar Tjang Abbas 10. (1993 – 1998) Hj. Titiek Sudartiek, SH.MM 11. (1998 – 2000) H.O. Djarkasih, Bc.Ak 12. (2000 – 2003) Drs. Moch. Saleh, MBA 13. (2003 – 2005) Koryani, BA 14. (2005 – 2007) H. Achmad Muslich, M.Si 15. (2007 – 2010) Dra. Dwi Hernuningsih, M.Si 16. (2010 – sekarang) Drs. Nurhanuddin, MM
37
Struktur organisasi LPP RRI Bogor dapat dilihat di bawah berikut ini. Tabel 1 Struktur Jabatan LPP RRI Bogor No.
Nama
Jabatan
1.
Drs. Nurhanuddin, MM
Kepala LPP RRI Bogor
SUBBAGIAN TATA USAHA 2.
Supriyadi, SH.MSi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3.
H.Muslich Hidayat, BA
Kepala Urusan Sumber Daya Manusia
4.
Sulasmi
Kepala Urusan Keuangan
5.
Timbul Sarono
Kepala Urusan Umum
SEKSI SIARAN 6.
Maryanto
Kepala Seksi Siaran
7.
Ubadiah
Kepala Sub Seksi Perencanaan Dan Evaluasi Programa
8.
Rinto Mari Dewanto
Kepala Sub Seksi Programa 1
9.
Cecep Hadipriyatna, AMa
Kepala Sub Seksi Programa 2
SEKSI PEMBERITAAN 10.
Hj. Dra. SN Sulistyowati, MM
Kepala Seksi Pemberitaan
11.
Yuni Purwanti
Kepala Sub Seksi Berita Ulasan Dan Dokumentasi
12.
Ratna Suratmi
Kepala Sub Seksi Liputan Berita Dan Olah Raga
13.
Muh. Nurdin, SPT
Kepala Sub Seksi Pengembangan Berita
SEKSI SUMBER DAYA TEKNOLOGI 14.
Toni Rinadi, BA
Kepala Seksi Sumber Daya Teknologi
15.
Basarudin
Kepala Sub Seksi Teknik Studio Dan Multimedia
16.
Endang Supena, SPT
Kepala Sub Seksi Teknik Transmisi
17.
H. Soenarno
Kepala Sub Seksi Sarana Prasarana Penyiaran
SEKSI LAYANAN DAN USAHA 18.
Mulyadi, S.Sos
Kepala Seksi Layanan Dan Usaha
19.
Asti Madyaningsih, SE
Kepala Sub Seksi Layanan Publik
20.
Yuliana Marta Doky, S.Sos
Kepala Sub Seksi Pengembangan Usaha
21.
Asih Supeni, SE
Kepala Sub Seksi Pencitraan
Sumber : Data RRI Bogor 2011
38
4.5 Profil Programa I LPP RRI Bogor Berikut adalah profil Programa I Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor. Format stasiun
: Hiburan, Informasi dan Pendidikan, dan Kebudayaan
Frekuensi
: FM 93,75 MHz dan AM 1242 KHz
Output Power
: FM 5 KW dan AM 10 KW
Sasaran Khalayak
: 5 tahun ke atas -
Pendengar Utama 30 – 49 tahun = 50%
-
Pendengar Kesatu 50 tahun ke atas = 25%
-
Pendengar Kedua 5 – 29 tahun = 25%
Pendidikan
: TK ke atas
Jenis Kelamin
: - Perempuan 50% - Laki-laki 50%
Status Sosial
: Menengah ke bawah
SES
: B, C, D
Sasaran Wilayah
: Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur
Station Call
: Programa I RRI Bogor FM 93,75 MHz dan AM 1242 KHz
Sapaan Pendengar
: Saudara Pendengar, Pendengar Pro I
Pronomia
: ANDA
Pola Programa
: Block System
Klasifikasi Siaran
: Berita/Informasi
Jenis Musik
: 25%
Pendidikan
: 15%
Kebudayaan
: 10%
Hiburan
: 35%
Iklan/Yanmas
: 15%
: Era 1970 – 1979
: 30%
Era 1980 – 2000
: 40%
39
Era 2001 – sekarang : 30% Waktu Siar
: Buka Siaran : 05.00 WIB Tutup Siaran : 24.00 WIB
Pola Programa
: Clock Format/Kapsul System
4.6 Profil Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor Siaran pedesaan ditujukan kepada seluruh warga pendengar khususnya bagi warga pedesaan yang memiliki masalah dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan sosial ekonomi. Siaran pedesaan bersifat informatif dan solutif. Berusaha mengangkat permasalahan aktual yang sedang terjadi di masyarakat. Siaran pedesaan merupakan icon siaran RRI yang telah mengudara sejak tahun 1969 hingga kini masih mengudara. Ketika rezim orde baru meluncurkan program swasembada pangan, tak dapat dipungkiri peran siaran pedesaan sangat signifikan. Siaran pedesaan mampu menjadi agen pembangunan di daerah pedesaan terutama di bidang pertanian, sehingga swasembada pangan dapat tercapai. Khusus di RRI Bogor, program siaran pedesaan bernama “Desa Kita”. Disiarkan setiap hari Selasa dan Kamis pada pukul 16.30 – 17.30. Program siaran “Desa Kita” ini termasuk dalam format on air pendidikan. Persentase pembagian format on air pada Programa 1 tersebut adalah sebagai berikut: hiburan (35%), berita dan informasi (25%), pendidikan (15%), kebudayaan (10%), iklan dan pelayanan masyarakat (15%). Program siaran “Desa Kita” mengetengahkan berbagai topik seputar pertanian, kesehatan, peternakan, perkebunan, kehutanan dan lainnya yang berkaitan dengan masalah perekonomian, sosial budaya, HAM dan pertahanan keamanan dengan atau tanpa nara sumber. Format siarannya adalah magazine/feature/uraian dengan siaran langsung (live) atau rekaman. Program siaran “Desa Kita” juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membuat bahan siaran. Seperti kerja sama dengan BP4K (Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) Kabupaten Bogor, Sekolah Tinggi Penyuluhan,
40
Institut Pertanian Bogor, serta kelompok-kelompok tani yang sukses di bidangnya. Bahan siaran tersebut dapat berupa materi tertulis atau kerja sama dalam pengisian acara yang disiarkan baik secara langsung maupun rekaman.
4.7 Hasil Pengamatan di Lapangan Pada Program Siaran “Desa Kita” Programa I RRI Bogor Berikut beberapa hal di lapangan yang penulis temukan saat penelitian berlangsung. Hal-hal tersebut di atas paling tidak dapat dikategorikan dalam beberapa permasalahan yang antara satu dan lainnya saling berkaitan, yakni (1) ketidakjelasan penanggung jawab program siaran “Desa Kita”, (2) jadwal siaran tidak sesuai dengan materi, (3) tidak adanya siaran ketika nara sumber berhalangan hadir, dan (4) petugas harian tidak tertib dalam administrasi siaran. Beberapa hal tersebut akan dijelaskan secara rinci berikut ini. Pertama, ketidakjelasan penanggung jawab program siaran “Desa Kita”. Pada saat penelitian ini dilakukan terjadi perubahan penanggung jawab program siaran “Desa Kita” di RRI Bogor. Hal tersebut dikarenakan penanggung jawab sebelumnya telah habis masa kerjanya atau pensiun. Untuk menggantikan posisi ini, pihak RRI Bogor tampaknya kesulitan mendelegasikan tugas ini kepada petugas/penyiar yang lain. Hal tersebut dimungkinkan karena petugas yang lain telah memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang lain pula. Sehingga agak keberatan ketika diberikan tanggung jawab lagi. Kedua, jadwal siaran tidak sesuai dengan materi. Penanggung jawab program siaran telah merancang materi dan nara sumber sesuai dengan jadwal yang berlaku. Namun, terkadang hal tersebut diubah oleh penyiar/operator yang sedang bertugas. Bahkan ironisnya jika tidak ada siaran “Desa Kita” maka secara mendadak penyiar/operator yang bertugas menggantinya dengan acara hiburan. Ketiga, tidak adanya siaran ketika nara sumber berhalangan hadir. Hal ini kerap juga terjadi semenjak penanggung jawab program siaran “Desa Kita” pensiun dari tugasnya. Koordinasi dengan nara sumber tidak ada yang melakukan, baik dalam hal
41
mengingatkan untuk hadir ke studio memberikan siaran maupun untuk penyesuaian jadwal. Hal ini juga kerap dikeluhkan oleh para responden. Mereka sudah menunggu akan adanya siaran, namun ternyata siarannya urung karena nara sumber tidak hadir ke studio. Untungnya operator/penyiar yang kreatif terkadang mereka memutarkan kembali rekaman dari siaran-siaran sebelumnya. Ketika hal ini berlangsung, maka tidak ada interaktif antara radio dan pendengarnya. Terakhir, petugas harian tidak tertib dalam administrasi siaran. Petugas harian yang bertugas, seyogyanya melengkapi administrasi siaran dengan baik. Hal ini menyangkut dokumentasi siaran siaran seperti menyalakan alat perekam digital untuk merekam siaran yang sedang berlangsung atau mengisi borang harian yang di dalamnya terdapat beberapa data mengenai nara sumber, ringkasan materi siaran, nama petugas, dan nama dan no telepon pendengar yang melakukan interaktif.
BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)
5.1 Karakteristik Pendengar Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor. Karakteristik pendengar tersebut terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Sebaran data dan deskripsi mengenai karakteristik pendengar diuraikan di bawah ini.
5.1.1 Jenis Kelamin Responden pada penelitian ini terdiri atas laki-laki dan perempuan yang berjumlah 34 orang. Sebaran data mengenai jenis kelamin responden berdasarkan pembedaan secara biologis yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Laki – laki
21
61,8
Perempuan
13
38,2
Total
34
100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dalam penelitian ini sebanyak 21 orang, sedangkan responden perempuan berjumlah 13 orang. Jumlah
43
responden laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang ini dikarenakan jumlah perempuan yang terbilang cukup sedikit pada populasi.
5.1.2 Usia Pendengar program siaran “Desa Kita” dikategorikan dalam 3 kategori yaitu muda, setengah baya dan dewasa. Usia muda adalah responden golongan usia ≤ 27 tahun, usia setengah baya adalah responden golongan usia 28 – 42 tahun, dan usia dewasa adalah responden dengan usia ≥ 43 tahun. Sebaran data mengenai usia responden dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Usia Usia
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Muda
9
26,5
Setengah Baya
9
26,5
Dewasa
16
47,1
Total
34
100
Terlihat dari Tabel 3 di atas bahwa jumlah responden paling banyak adalah yang masuk dalam kategori usia dewasa yakni sebanyak 47,1%. Hal ini sesuai dengan segmentasi pendengar program siaran “Desa Kita” bahwa ditujukan kepada pendengar dengan kategori usia utama yakni umur 30 – 49 tahun.
5.1.3 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi 3 yaitu dasar, menengah, tinggi. Tingkat pendidikan dasar adalah SD, MI, SMP dan MTS atau sederajat; tingkat pendidikan menengah adalah SMA, SMK dan MA atau sederajat, dan tingkat pendidikan tinggi adalah Diploma 3, Diploma 4, Sarjana Strata 1 dan Strata 2 atau
44
sederajat. Sebaran data mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Dasar
0
0
Menengah
14
41,2
Tinggi
20
58,8
Total
34
100
Pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa pendengar dengan kategori tingkat pendidikan tinggi menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini yakni sebanyak 58,8%.
5.1.4 Pekerjaan Pekerjaan dikategorikan dalam 2 kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja. Responden yang bekerja adalah yang berprofesi baik sebagai pegawai negeri (PNS), pegawai swasta, wirausaha. Sedangkan responden yang tidak bekerja adalah mahasiswa dan ibu rumah tangga. Sebaran data mengenai pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5 Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Pekerjaan Pekerjaan
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Bekerja
29
85,3
Tidak Bekerja
5
14,7
Total
34
100
45
Tampak pada Tabel 5 di atas bahwa sebagian besar responden (85,3%) adalah bekerja. Sementara itu 5 orang responden atau sekitar 14,7% tidak bekerja.
5.2 Penggunaan Media Radio Penggunaan media radio merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor. Penggunaan media radio tersebut terdiri atas frekuensi dan durasi. Sebaran data dan deskripsi mengenai frekuensi penggunaan media radio diuraikan di bawah ini.
5.2.1 Frekuensi Frekuensi adalah tingkat keseringan responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor selama seminggu terakhir. Frekuensi dikategorikan menjadi dua yaitu sering dan jarang. Sering adalah ketika responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” 2 kali dalam seminggu terakhir. Sedangkan jarang adalah ketika responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” 1 kali dalam seminggu terakhir. Sebaran data mengenai frekuensi penggunaan media radio oleh responden dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Frekuensi Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor Frekuensi
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Jarang
19
55,9
Sering
15
44,1
Total
34
100
46
Hampir 56% responden rata-rata mendengarkan radio dalam kategori jarang. Sementara itu responden dengan kategori sering hanya 44,1 % atau sebanyak 15 orang. Hal ini tergantung waktu luang yang dimiliki oleh responden dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita”.
5.2.2 Durasi Durasi adalah rata-rata total waktu yang dipakai untuk mendengarkan program siaran “Desa Kita” radio RRI Bogor FM 93,75 MHz selama seminggu terakhir. Durasi dibagi dua yaitu tinggi dan rendah. Pendengar dengan durasi tinggi yakni mendengarkan program siaran “Desa Kita” selama 45 – 60 menit per siaran per minggu. Sementara itu pendengar dengan durasi rendah mendengarkan program siaran “Desa Kita” selama ≤ 44 menit per siaran per minggu. Sebaran data mengenai durasi penggunaan media radio oleh responden dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Durasi Mendengarkan Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor Durasi
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Rendah
0
0
Tinggi
34
100
Total
34
100
Secara keseluruhan durasi mendengarkan program siaran “Desa Kita” pada responden tergolong tinggi. Tidak ada responden yang durasi mendengarkan program siaran “Desa Kita” tergolong dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan mereka tetap mendengarkan meskipun mengerjakan pekerjaan yang lain. Sehingga secara keseluruhan mereka dapat mengikuti program siaran “Desa Kita” sejak awal hingga berakhir.
47
5.3 Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) Pada bagian ini dideskripsikan perolehan data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kepada pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor 93,75 FM. Hasil tersebut berupa penilaian dari masing-masing komponen pernyataan baik pada kepuasan yang dicari (gratification sought) maupun kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Hasil tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam kategori tidak puas, puas, dan sangat puas. Sebaran data mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Jumlah dan Persentase Pendengar menurut Kesenjangan Kepuasan Pendengar Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor
Kesenjangan Kepuasan
Pendengar Jumlah (orang)
Persentase (%)
Tidak Puas
2
5,9
Puas
0
0
Sangat Puas
32
94,1
Total
34
100
Dapat dilihat pada Tabel 8 di atas secara keseluruhan (94,1%) responden sangat puas dengan materi-materi yang disiarkan oleh program siaran “Desa Kita”. Hanya 2 orang atau 5,9% yang tidak terpuaskan dari program siaran “Desa Kita”.
BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)
Faktor yang diduga berhubungan dengan kesenjangan kepuasan pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” di RRI Bogor adalah karakteristik pendengar dan penggunaan media radio. Sehubungan dengan hal tersebut maka karakteristik pendengar juga diduga berhubungan dengan penggunaan media radio. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kesenjangan kepuasan pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” di RRI Bogor akan dijelaskan pada uraian berikut.
6.1 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Kesenjangan Kepuasan Variabel-variabel yang berhubungan dengan kesenjangan kepuasan adalah karakteristik pendengar dan penggunaan media radio. Karakteristik pendengar meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Hipotesis penelitian ini menduga adanya hubungan nyata antara variabel karakteristik pendengar dengan kesenjangan kepuasan. Hasil analisis data antara variabel karakteristik pendengar dan kesenjangan kepuasan menunjukkan bahwa hipotesis tersebut tidak terbukti sepenuhnya. Artinya, tidak keseluruhan variabel dapat menunjukkan adanya hubungan. Karakteristik pendengar seperti usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan kesenjangan kepuasan, hanya jenis kelamin yang menunjukkan hubungan. Hasil pengujian hubungan antara karakteristik pendengar dengan kesenjangan kepuasan disajikan secara ringkas pada Tabel 9.
49
Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar dan Kesenjangan Kepuasan
Tabel 9
Karakteristik Pendengar
Kesenjangan Kepuasan (p-value)
Jenis Kelamin
0,064
Usia
0,389
Tingkat Pendidikan
0,794
Pekerjaan
0,146
Hubungan antara masing-masing karakteristik pendengar dengan kesenjangan kepuasan berdasarkan Tabel 9 dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
6.1.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kesenjangan Kepuasan Jenis kelamin dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah jenis kelamin yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan antara jenis kelamin dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan
Jenis Kelamin
Tidak Puas
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Perempuan
2
5,9
0
0
11
32,4
13
38,2
Laki-laki
0
0
0
0
21
61,8
21
61,8
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 3,433 dan nilai signifikansi = 0,064
50
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui terdapat 2 (5,9 %) orang responden perempuan tidak puas dengan program siaran “Desa Kita”. Tidak ada responden lakilaki yang tidak puas. Sementara itu responden laki-laki yang sangat puas sebanyak 21 orang dan responden perempuan sebanyak 11 orang. Secara keseluruhan baik responden laki-laki dan perempuan merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita”. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,064. Dengan alpha 10 % dan nilai p-value tersebut kurang dari alpha. Hal ini maka tolak H0 yang artinya antara jenis kelamin dan kesenjangan kepuasan ada hubungan. Hal ini dapat dikatakan bahwa jenis kelamin menentukan kesenjangan kepuasan pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
6.1.2 Hubungan antara Usia dengan Kesenjangan Kepuasan Usia dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu muda, setengah baya, dan dewasa. Hubungan antara usia dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah golongan usia yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap penyelenggaraan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan usia dengan kesenjangan kepuasan disajikan pada Tabel 11 berikut ini.
51
Tabel 11
Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan Tidak Puas
Usia
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Muda
1
2,9
0
0
8
23,5
9
26,5
Setengah Baya
1
2,9
0
0
8
23,5
9
26,5
Dewasa
0
0
0
0
16
47
16
47
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 1,889 dan nilai signifikansi = 0,389
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui pada responden dengan golongan usia muda dan setengah baya terdapat masing-masing 1 (2,9 %) responden tidak puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Pada responden dengan golongan usia muda dan setengah baya masing-masing sebanyak 8 (23,5 %) responden sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Pada responden dengan golongan usia dewasa tidak terdapat responden yang tidak puas dan sebanyak 16 (47 %) responden merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,389. Dengan alpha 10 % dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 yang artinya antara usia dan tingkat kesenjangan kepuasan tidak ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa usia tidak menentukan kesenjangan kepuasan. Tidak adanya hubungan signifikan antara usia dan tingkat kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” juga terlihat dalam Tabel 11 di mana tidak ada perbedaan mencolok pada semua golongan usia baik muda, setengah baya dan dewasa. Ketiga golongan umur ini dominan merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita”.
52
6.1.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kesenjangan Kepuasan Tingkat pendidikan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu dasar, menengah, dan tinggi. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah tingkat pendidikan yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan tingkat pendidikan dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12
Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan
Tingkat Pendidikan
Tidak Puas
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Dasar
0
0
0
0
0
0
0
0
Menengah
1
2,9
0
0
13
38,2
14
41,2
Tinggi
1
2,9
0
0
19
55,9
20
58,8
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 0,068 dan nilai signifikansi = 0,794
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui responden dengan tingkat pendidikan sedang dan tinggi masing-masing sebanyak 1 (2,9 %) responden merasa tidak puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Sementara itu terdapat 13 responden dengan tingkat pendidikan sedang sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Terdapat 19 responden dengan tingkat pendidikan tinggi merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
53
Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,794. Dengan alpha 10 % dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 yang artinya antara tingkat pendidikan dan kesenjangan kepuasan tidak ada hubungan. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan tidak menentukan kesenjangan kepuasan.
6.1.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Kesenjangan Kepuasan Pekerjaan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja. Hubungan antara pekerjaan dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah pekerjaan yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan pekerjaan dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13
Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan
Pekerjaan
Tidak Puas
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Tidak Bekerja
1
2,9
0
0
4
11,8
5
14,7
Bekerja
1
2,9
0
0
28
82,4
29
85,3
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 2,110 dan nilai signifikansi = 0,146
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui responden yang tidak puas pada golongan status pekerjaan tidak bekerja dan bekerja masing-masing sebanyak 1 (2,9 %) responden. Sementara itu responden dengan status pekerjaan tidak bekerja terdapat 4
54
(11,8 %) responden yang sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Pada responden dengan status pekerjaan bekerja terdapat lebih banyak yakni 28 responden merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai 0,146. Dengan alpha 10% dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 artinya antara pekerjaan dengan kesenjangan kepuasan tidak ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pekerjaan tidak menentukan kesenjangan kepuasan.
6.2 Hubungan antara Penggunaan Media Radio dengan Kesenjangan Kepuasan Variabel-variabel yang berhubungan dengan kesenjangan kepuasan yang lain adalah penggunaan media radio. Penggunaan media radio meliputi frekuensi dan durasi mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Hipotesis penelitian ini menduga adanya hubungan nyata antara variabel penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan. Hasil pengujian hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan disajikan secara ringkas pada Tabel 14.
Tabel 14
Hasil Pengujian Chi Square antara Penggunaan Media Radio dan Kesenjangan Kepuasan
Penggunaan Media Radio
Kesenjangan Kepuasan (p-value)
Frekuensi
0,863
Durasi
-*
*Perhitungan statistik tidak dapat dilakukan karena variabel Durasi bernilai konstan
Hubungan antara penggunaan media radio dengan kesenjangan kepuasan berdasarkan Tabel 14 dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
6.2.1 Hubungan antara Frekuensi dengan Kesenjangan Kepuasan Frekuensi dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua kategori yaitu jarang dan sering. Hubungan antara frekuensi dengan kesenjangan kepuasan program siaran
55
“Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah frekuensi yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan frekuensi dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15
Jumlah dan Persentase Responden menurut Frekuensi dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan
Frekuensi
Tidak Puas
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jarang
1
2,9
0
0
18
52,9
19
55,9
Sering
1
2,9
0
0
14
41,2
15
44,1
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 0,030 dan nilai signifikansi = 0,863
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui responden dengan kategori frekuensi mendengarkan jarang dan sering terdapat masing-masing 1 responden tidak puas terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Sementara itu responden dengan kategori frekuensi mendengarkan jarang yang merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor sebanyak 18 (52,9 %) responden. Pada kategori frekuensi sering terdapat 14 (41,2 %) responden sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Hal tersebut sangat terlihat program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dapat memuaskan pendengarnya meskipun hanya 1 kali mendengarkan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai 0,863. Dengan alpha 10 % dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 artinya antara frekuensi dengan kesenjangan kepuasan tidak
56
ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa frekuensi tidak menentukan kesenjangan kepuasan.
6.2.2 Hubungan antara Durasi dengan Kesenjangan Kepuasan Durasi dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Hubungan antara durasi dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah durasi yang berbeda diikuti dengan kesenjangan kepuasan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan durasi dengan kesenjangan kepuasan program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 16 berikut ini.
Tabel 16
Jumlah dan Persentase Responden menurut Durasi dan Kesenjangan Kepuasan Kesenjangan Kepuasan
Durasi
Tidak Puas
Puas
Total
Sangat Puas
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Rendah
0
0
0
0
0
0
0
0
Tinggi
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Total
2
5,9
0
0
32
94,1
34
100
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui responden dengan kategori durasi mendengarkan tinggi terdapat 2 (5,9 %) responden tidak puas terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Sementara itu responden dengan kategori durasi mendengarkan tinggi yang merasa sangat puas dengan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor sebanyak 32 (94,1 %) responden.
57
6.3 Hubungan antara Karakteristik Pendengar dengan Penggunaan Media Radio Variabel yang berhubungan dengan penggunaan media radio adalah karakteristik pendengar. Karakteristik pendengar meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Hipotesis penelitian ini menduga adanya hubungan nyata antara variabel karakteristik pendengar dengan penggunaan media radio. Hasil analisis data antara variabel karakteristik pendengar dan penggunaan media radio menunjukkan bahwa hipotesis tersebut tidak terbukti sepenuhnya. Artinya, tidak keseluruhan variabel dapat menunjukkan adanya hubungan. Karakteristik pendengar seperti jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan penggunaan media radio, hanya usia dan pekerjaan yang menunjukkan hubungan. Hasil pengujian hubungan antara karakteristik pendengar dengan penggunaan media radio disajikan secara ringkas pada Tabel 17. Tabel 17
Hasil Pengujian Chi Square antara Karakteristik Pendengar dan Penggunaan Media Radio
Karakteristik Pendengar
Penggunaan Media Radio (p-value)
Jenis Kelamin
0,851
Usia
0,048
Tingkat Pendidikan
0,201
Pekerjaan
0,031
Hubungan antara masing-masing karakteristik pendengar dengan penggunaan media radio berdasarkan Tabel 17 dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
6.3.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi Jenis kelamin dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah jenis kelamin yang berbeda diikuti dengan
58
frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 18 berikut ini.
Tabel 18
Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Frekuensi Frekuensi Jarang
Jenis Kelamin
Total
Sering
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Perempuan
7
20,6
6
17,6
13
38,2
Laki - laki
12
35,3
9
26,5
21
61,8
Total
19
55,9
15
44,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 0,035 dan nilai signifikansi = 0,851
Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui responden laki-laki yang frekuensi mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang terdapat 12 (35,3 %) orang. Responden laki-laki yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori sering yakni sebanyak 9 (26,5 %) orang. Sementara itu responden perempuan yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori jarang ada sebanyak 7 (20,6 %) orang. Pada responden perempuan yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori sering ada sebanyak 6 (17,6 %) orang. Hasil tersebut terlihat laki-laki lebih mendominasi dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita”. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,851. Dengan alpha 10% dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 yang artinya antara jenis kelamin dan frekuensi tidak ada hubungan. Hal ini dapat dikatakan bahwa jenis kelamin tidak menentukan frekuensi pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
59
6.3.2 Hubungan antara Usia dengan Frekuensi Usia dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu muda, setengah baya, dan tua. Hubungan antara usia dengan frekuensi mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah usia yang berbeda diikuti dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan antara usia dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19
Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Frekuensi Frekuensi Jarang
Usia
Total
Sering
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Muda
8
23,5
1
2,9
9
26,5
Setengah Baya
3
8,8
6
17,6
9
26,5
Dewasa
8
23,5
8
23,5
16
47
Total
19
55,9
15
44,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 6,058 dan nilai signifikansi = 0,048
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui pada responden golongan usia muda dan dewasa terdapat 8 (23,5 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori jarang pada seminggu terakhir. Pada responden golongan usia setengah baya terdapat 3 (8,8 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori jarang. Pada responden golongan usia setengah baya juga terdapat 6 (17,6 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori sering. Pada responden golongan usia dewasa terdapat 8 (23,5 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori sering dan jarang selama seminggu terakhir. Dari beberapa hal tersebut di atas, pendengar
60
dengan golongan usia dewasa mendominasi dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,048. Dengan alpha 10% dan nilai p-value kurang dari alpha. Hal ini maka tolak H0 yang artinya antara usia dengan frekuensi ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa usia dapat menentukan frekuensi pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor. Hubungan dalam uji tersebut dapat dijelaskan juga melalui Tabel 19 di mana distribusi pendengar yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” baik pada kategori frekuensi jarang dan sering keduanya tersebar merata. Tidak berkumpul pada satu golongan usia tertentu.
6.3.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Frekuensi Tingkat pendidikan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu dasar, menengah, dan tinggi. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan frekuensi mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah tingkat pendidikan yang berbeda diikuti dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 20 berikut ini.
61
Tabel 20
Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Frekuensi Frekuensi
Tingkat Pendidikan
Jarang
Total
Sering
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Dasar
0
0
0
0
0
0
Menengah
6
17,6
8
23,5
14
41,2
Tinggi
13
38,2
7
20,6
20
58,8
Total
19
55,9
15
44,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 1,638 dan nilai signifikansi = 0,201
Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui pada tingkat pendidikan menengah sebanyak 6 (17,6 %) orang responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang. Pada tingkat pendidikan menengah juga terdapat 8 (23,5 %) orang responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori sering. Pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13 (38,2 %) responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang. Pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 7 (20,6 %) orang responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori sering. Berdasarkan hasil uji Chi-Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai p-value 0,201. Dengan alpha 10 % dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H0 yang artinya antara tingkat pendidikan dan frekuensi tidak ada hubungan. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan tidak menentukan frekuensi pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
6.3.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Frekuensi Pekerjaan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Hubungan antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan
62
program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah pekerjaan yang berbeda diikuti dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor yang berbeda juga. Hubungan antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 21 berikut ini.
Tabel 21
Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan Frekuensi Frekuensi Jarang
Pekerjaan
Total
Sering
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Tidak Bekerja
5
14,7
0
0
5
14,7
Bekerja
14
41,2
15
44,1
29
85,3
Total
19
55,9
15
44,1
34
100
Ket: Chi-Square hitung = 1,638 dan nilai signifikansi = 0,031
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui responden yang tidak bekerja sebanyak 5 (14,7 %) orang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori jarang. Pada responden yang bekerja terdapat 14 (41,2 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang. Sementara itu pada responden yang bekerja terdapat 15 (44,1 %) orang yang mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori sering. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows didapatkan nilai 0,031. Dengan alpha 10% dan nilai p-value tersebut kurang dari alpha. Hal ini maka tolak H0 artinya antara pekerjaan dengan frekuensi ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pekerjaan menentukan frekuensi pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
BAB VII ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPRANCY) PENDENGAR PROGRAM SIARAN “DESA KITA” PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR FM 93,75 MHz
Analisis kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) dilakukan dengan melakukan penghitungan pada seluruh motif yang terhimpun dalam komponenkomponen motif yang terdiri atas motif motif informasi (surveillance), motif identitas pribadi (personal identity), motif hubungan personal (personal relationship), dan motif hiburan (diversion). Untuk menghitung kesenjangan kepuasan dilakukan dengan membandingkan skor yang diperoleh dari kepuasan yang dicari/gratification sought (GS) dengan kepuasan yang didapat/gratification obtained (GO), di mana: a. Jika mean (rata-rata) skor GS lebih besar dari mean skor GO (GS > GO), maka terjadi selisih mean negatif, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, program siaran “Desa Kita” RRI Bogor tidak memuaskan pendengarnya. b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS = GO), maka tidak terjadi selisih mean karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi. Dengan demikian, program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya. c. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka terjadi selisih mean positif karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. Adapun penjelasan masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut ini.
64
7.1 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Informasi (Surveillance) Motif-motif informasi di antaranya adalah motif mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian, motif mendapatkan informasi mengenai harga komoditas pertanian, motif mendapatkan pengetahuan mengenai trend pertanian di Indonesia, motif ingin mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman, dan motif mendapatkan pengetahuan mengenai strategi memasarkan hasil-hasil pertanian. Berikut ini disajikan perbandingan dan selisih nilai-nilai mean pada masing-masing komponen motif informasi. Tabel 22
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Informasi (Surveillance)
No.
Motif
1.
Mean GS
GO
GD
Ingin mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian.
2,85
3,53
0,68
2.
Ingin mendapatkan komoditas pertanian.
harga
3,32
3,41
0,09
3.
Ingin mendapatkan pengetahuan mengenai trend pertanian di Indonesia.
2,88
3,97
1,09
4.
Ingin mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman.
3,18
3,12 - 0,06
5.
Ingin mendapatkan pengetahuan mengenai strategi memasarkan hasil-hasil pertanian.
2,79
4,12
1,32
Motif Informasi
3,01
3,63
0,62
informasi
mengenai
Keterangan: GS (Gratification Sought/Kepuasan yang Dicari), GO (Gratification Obtained/Kepuasan yang Diperoleh), GD (Gratification Discrepancy/Kesenjangan Kepuasan)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai mean GO pada motif informasi lebih besar dibandingkan nilai mean GS, di mana selisih mean yang dihasilkan adalah sebesar 0,62. Hal tersebut berarti bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat
65
puas. Hasil perhitungan pada tiap-tiap komponen juga mencerminkan hal yang sama. Secara keseluruhan komponen pernyataan pada motif tersebut telah terpuaskan. Hanya satu komponen yang tidak terpuaskan yakni motif ingin mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman dengan selisih skor sebesar -0,06. Hal tersebut dikarenakan program siaran “Desa Kita” saat mengulas acara tersebut kurang detail. Motif dengan selisih skor tertinggi adalah motif ingin mendapatkan pengetahuan mengenai trend pertanian di Indonesia. Hal ini terlihat bahwa program siaran “Desa Kita” sudah mengulas dan membahas mengenai trend pertanian di Indonesia dengan sangat baik. Hasilnya responden sangat puas pada motif tersebut.
7.2 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) Motif-motif identitas pribadi di antaranya adalah ingin dihargai orang lain, ingin menemukan cara-cara baru dalam budidaya tanaman, agar mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, ingin menerapkan hidup sehari-hari, dan ingin meniru perilaku dari nara sumber. Berikut ini disajikan perbandingan dan selisih nilai-nilai mean pada masing-masing komponen motif identitas pribadi.
66
Tabel 23
No.
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) Motif
Mean GS
GO
GD
1.
Ingin dihargai orang lain.
3,12
3,65
0,53
2.
Ingin menemukan cara-cara baru dalam budidaya tanaman.
3,21
3,50
0,29
3.
Agar mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
2,94
3,59
0,65
4.
Ingin menerapkan hidup sehat sehari-hari.
2,88
2,79 - 0,09
5.
Ingin meniru perilaku dari nara sumber.
2,94
3,82
0,88
3,02
3,47
0,45
Motif Identitas Pribadi
Keterangan: GS (Gratification Sought/Kepuasan yang Dicari), GO (Gratification Obtained/Kepuasan yang Diperoleh), GD (Gratification Discrepancy/Kesenjangan Kepuasan)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai mean GO pada motif identitas pribadi lebih besar dibandingkan nilai mean GS, di mana selisih mean yang dihasilkan adalah sebesar 0,45. Hal tersebut berarti bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. Hasil perhitungan pada tiap-tiap komponen juga mencerminkan hal yang sama. Secara keseluruhan komponen pernyataan pada motif tersebut telah terpuaskan. Hanya satu komponen yang tidak terpuaskan yakni motif ingin menerapkan hidup sehat sehari-hari dengan selisih skor sebesar -0,09. Hal tersebut dikarenakan responden belum bisa menerapkan tips-tips ataupun masukan dari narasumber. Sehingga hasilnya responden tidak puas pada motif tersebut.
7.3 Analisis Kesenjangan Kepuasan Pada Komponen Motif Hubungan Personal (Personal Relationship) Motif-motif hubungan personal di antaranya adalah ingin mengetahui keadaan petani di tempat lain, agar dapat berempati dengan keadaan petani di tempat lain,
67
supaya mudah menghubungi petani atau kelompok tani yang lain, ingin menemukan bahan pembicaraan dengan orang lain, dan ingin meningkatkan rasa kebanggan terhadap hasil-hasil pertanian lokal. Berikut ini disajikan perbandingan dan selisih nilai-nilai mean pada masing-masing komponen motif identitas pribadi.
Tabel 24
No.
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hubungan Personal (Personal Relationship) Motif
Mean GS
GO
GD
1.
Ingin mengetahui keadaan petani di tempat lain.
3,00
3,94
0,94
2.
Agar dapat berempati dengan keadaan petani di tempat lain.
3,06
3,74
0,68
3.
Supaya mudah menghubungi petani atau kelompok tani yang lain.
3,00
3,35
0,35
4.
Ingin menemukan bahan pembicaraan dengan orang lain.
2,94
3,38
0,44
Ingin meningkatkan rasa kebanggan terhadap hasilhasil pertanian lokal.
3,06
2,88 - 0,18
Motif Hubungan Personal
3,01
3,46
5.
0,45
Keterangan: GS (Gratification Sought/Kepuasan yang Dicari), GO (Gratification Obtained/Kepuasan yang Diperoleh), GD (Gratification Discrepancy/Kesenjangan Kepuasan)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai mean GO pada motif hubungan personal lebih besar dibandingkan nilai mean GS, di mana selisih mean yang dihasilkan adalah sebesar 0,45. Hal tersebut berarti bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. Hasil perhitungan pada tiap-tiap komponen juga mencerminkan hal yang sama. Secara keseluruhan komponen pernyataan pada motif tersebut telah terpuaskan. Hanya satu komponen yang tidak terpuaskan yakni motif ingin meningkatkan rasa kebanggaan terhadap hasil-hasil pertanian lokal dengan
68
selisih skor sebesar -0,18. Hal tersebut dikarenakan program siaran “Desa Kita” kurang banyak mengulas mengenai hasil-hasil pertanian lokal. Sehingga perlu ditambah materi dan bahan-bahan siaran terkait dengan keunggulan hasil pertanian lokal. 7.4 Analisis
Kesenjangan
Kepuasan
Pada
Komponen
Motif
Hiburan
(Diversion) Motif-motif hiburan di antaranya adalah ingin mengisi waktu luang, supaya mendapatkan teman saat beraktivitas yang lain, ingin bersantai-santai, ingin melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dihadapi, ingin menyalurkan emosi seperti kegembiraan atau kesedihan. Berikut ini disajikan perbandingan dan selisih nilai-nilai mean pada masing-masing komponen motif hiburan. Tabel 25
Perbandingan Mean Motif-motif Kepuasan yang Dicari (Gratification Sought) dan Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) pada Komponen Motif Hiburan (Diversion)
No.
Motif
Mean GS
GO
GD
1.
Ingin mengisi waktu luang.
2,79
3,24
0,44
2.
Supaya mendapatkan teman saat beraktivitas yang lain.
3,03
3,71
0,68
3.
Ingin bersantai-santai.
3,06
3,26
0,21
4.
Ingin melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dihadapi.
2,88
3,03
0,15
5.
Ingin menyalurkan emosi seperti kegembiraan atau kesedihan.
3,09
3,50
0,41
Motif Hiburan
2,97
3,35
0,38
Keterangan: GS (Gratification Sought/Kepuasan yang Dicari), GO (Gratification Obtained/Kepuasan yang Diperoleh), GD (Gratification Discrepancy/Kesenjangan Kepuasan)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai mean GO pada motif hiburan lebih besar dibandingkan nilai mean GS, di mana selisih mean yang dihasilkan adalah
69
sebesar 0,38. Hal tersebut berarti bahwa program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. Hasil perhitungan pada tiap-tiap komponen juga mencerminkan hal yang sama. Secara keseluruhan komponen pernyataan pada motif tersebut telah terpuaskan. Tidak ada satu pun komponen yang tidak terpuaskan. Secara umum pada motif hiburan ini program siaran “Desa Kita” RRI Bogor mampu memuaskan pendengarnya. Mengacu rujukan siaran pada Programa I RRI Bogor, alokasi format siaran terbesar adalah untuk hiburan. Maka dengan hasil seperti ini dapat dikatakan program siaran “Desa Kita” mampu memenuhi hal tersebut.
7.5 Ikhtisar Pada komponen-komponen motif informasi, motif identitas pribadi, motif hubungan personal, dan motif hiburan pendengar program siaran “Desa Kita” RRI Bogor secara keseluruhan terpuaskan. Hasil kepuasan tertinggi didapatkan pada komponen motif informasi diikuti motif identitas pribadi, motif hubungan personal, serta motif hiburan. Pada komponen motif informasi, seluruhnya telah terpuaskan kecuali motif ingin mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman. Pada komponen motif identitas pribadi seluruhnya telah terpuaskan kecuali motif ingin menerapkan hidup sehat sehari-hari. Pada komponen motif hubungan personal seluruhnya telah terpuaskan kecuali motif ingin meningkatkan rasa kebanggan terhadap hasil-hasil pertanian lokal. Pada komponen motif hiburan seluruhnya telah terpuaskan.
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Jenis kelamin pada karakteristik pendengar memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. 2. Usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. 3. Frekuensi pada penggunaan media radio tidak memiliki hubungan dengan kesenjangan kepuasan. 4. Jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan pada karakteristik pendengar tidak memiliki hubungan dengan penggunaan media radio. 5. Pekerjaan
pada
karakteristik
pendengar
memiliki
hubungan
dengan
penggunaan media radio. 6. Pada komponen motif informasi (surveillance) program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. 7. Pada komponen motif identitas pribadi (personal identity) program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. 8. Pada komponen motif hubungan personal (personal relationship) program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas. 9. Pada komponen motif hiburan (diversion) program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas.
71
8.2 Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan pada skripsi ini antara lain adalah : 1. Bagi pengelola, dalam hal ini penanggung jawab program siaran “Desa Kita” RRI Bogor khususnya bagian penyiaran agar tetap mempertahankan kinerja yang telah dilakukan selama ini. Bahkan jika memungkinkan menambah materi siarannya. 2. Koordinasi kepada para nara sumber agar lebih ditingkatkan. Mengingat kecenderungan nara sumber tidak hadir jika tidak dihubungi atau dikonfirmasi ulang baik melalui telepon maupun e-mail. 3. Bagi civitas akademika, diperlukan penelitian lanjutan mengenai telaah kepuasan penggunaan media khususnya kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy). Hal ini untuk memperkaya kajian tersebut dan proses menemukan kembali metode-metode yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asmar MN. 2009. Motivasi, pola, dan kepuasan menonton televisi lokal serta faktorfaktor yang mempengaruhinya (kasus pemirsa Riau Televisi di RW 13, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau). [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 106 hal. Cangara H. 2003. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta [ID]: PT Raja Grafindo Persada. Effendy OU. 2002. Dinamika komunikasi. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya. Hakim AF. 2010. Hubungan karakteristik, persepsi, dan terpaan media komunitas dengan kepuasan pendengar radio komunitas (kasus radio komunitas Suara Kencana di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat). [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 93 hal. Haribowo A. 2004. Respon peternak domba terhadap siaran pedesaan RRI Programa I Cabang Pratama Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor [IPB]: Institut Pertanian Bogor. 66 hal. Hutapea DL. 2010. Perbandingan gratification sought dan gratification obtained pendengar terhadap program stasiun radio (studi komparatif tentang motif dan kepuasan pendengar terhadap program stasiun radio Kiss FM dan Prambors Medan di kalangan mahasiswa FISIP USU). [skripsi]. Medan [ID]: Universitas Sumatera Utara. 89 hal. Indriani CY. 1984. Mekanisme kerjasama dalam pengadaan bahan siaran pedesaan RRI Stasiun Regional II Bogor. [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 53 hal. Kardiman A. 1993. Aktivitas khalayak dan kepuasan yang diperolehnya melalui media TVRI dan RCTI atas siaran berita dalam negeri. [tesis]. Jakarta [ID]: Universitas Indonesia. 259 hal. Kasali R. 2007. Manajemen periklanan: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta [ID]: Pustaka Utama Grafiti. Kriyantono R. 2008. Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta [ID]: Kencana. Masduki. 2004. Menjadi broadcaster profesional. Yogyakarta [ID]: Pustaka Populer. Morissan MA. 2008. Manajemen media penyiaran: strategi mengelola radio & televisi. Jakarta [ID]: Prenada Media Group. Morissan MA. 2010. Teori komunikasi massa. Bogor [ID]: Ghalia Indonesia. Nababan E. 2010. Acara talkshow dokter pintar di Radio Suara Medan FM terhadap kepuasan khalayak. [skripsi]. Medan [ID]: Universitas Sumatera Utara. 115 hal.
73
Nurdiansya F. 2007. Perilaku anggota kelompencapir terhadap siaran pedesaan bidang pertanian oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Regional Malang. [skripsi]. Malang [ID]: Universitas Brawijaya. Nugroho TT. 2010. Efektivitas acara siaran pedesaan di RRI Bandung terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pertanian kelompok tani sayur mayur dataran tinggi Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. [skripsi]. Bandung [ID]: Universitas Komputer Indonesia. 142 hal. Priyatno D. 2008. Mandiri belajar SPSS untuk analisis data dan uji statistik. Yogyakarta [ID]: Mediakom. Rakhmat J. 2002. Metode penelitian komunikasi. Bandung [ID]: PT Remaja Rosdakarya. Severin WJ dan Tankard JW. 2005. Teori komunikasi: sejarah, metode, dan terapan di dalam media massa. Edisi Kelima. Jakarta [ID]: Prenada Media. 356 hal. Sisca MW. 2009. Motif dan kepuasan pendengar radio Bahtera Yudha dalam mendengarkan program siaran “Pelangi”. [skripsi]. Surabaya [ID]: Universitas Kristen Petra Surabaya. 157 hal. Susila SA. 2009. Kepuasan pendengar terhadap program siaran M Radio 98,8 FM Surabaya. [skripsi]. Surabaya [ID]: Universitas Kristen Petra Surabaya. 186 hal. Tias KW. 2010. Kepuasan pembaca terhadap rubrik DBL pada harian Jawa Pos (studi deskriptif tentang kepuasan pelajar SMA di Surabaya dalam membaca rubrik DBL). [skripsi]. Surabaya [ID]: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 130 hal. Vivian J. 2008. Teori komunikasi massa. Jakarta [ID]: Prenada Media Group. Yunita V. 2009. Kepuasan pemirsa Surabaya dalam menonton tayangan “Termehekmehek” di Trans TV. [skripsi]. Surabaya [ID]: Universitas Kristen Petra. 101 hal.
LAMPIRAN
75
Lampiran 1 Kuesioner
Peneliti bernama Hendra Purwana, adalah seorang mahasiswa jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saat ini peneliti sedang menyelesaikan skripsi dengan kajian komunikasi massa dengan judul “Analisis Tingkat Kesenjangan Kepuasan (Gratification Discrepancy) Pendengar Program Siaran “Desa Kita”Pada Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor FM 93.75 MHz” Identitas Responden Nama : __________________________________________________________________ Alamat : __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ No. Telp/HP : BAGIAN I: Karakteristik Pendengar 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia : 3. Pendidikan terakhir: 4. Pekerjaan : BAGIAN II: Penggunaan Media Radio Frekuensi 5. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mendengarkan program siaran “Desa Kita” di RRI Bogor 93.75 FM? ……… kali. Durasi 6. Berapa lama waktu yang biasanya Anda gunakan dalam sekali mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz seminggu terakhir? ………… menit/jam (coret yang tidak perlu)
76
BAGIAN III: Kepuasan yang Dicari/Diinginkan (Gratification Sought) Berikut adalah pertanyaan mengenai motif Anda dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz. Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang disampaikan, dengan pilihan jawaban berikut: SS : sangat setuju S : setuju N : netral TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju Pernyataan 1. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian. 2. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mendapatkan informasi mengenai harga komoditas pertanian. 3. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mendapatkan pengetahuan tentang trend pertanian di Indonesia. 4. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman. 5. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mendapatkan pengetahuan mengenai strategi memasarkan hasilhasil pertanian 6. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin dihargai orang lain 7. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin menemukan caracara baru dalam budidaya tanaman. 8. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin agar mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar 9. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin menerapkan hidup sehat sehari-hari. 10. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin meniru perilaku dari nara sumber. 11. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mengetahui
SS
S
N
TS STS
77
keadaan petani di tempat lain 12. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin dapat berempati dengan keadaan petani di tempat lain 13. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mudah menghubungi petani atau kelompok tani yang lain 14. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin menemukan bahan pembicaraan dengan orang lain 15. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin meningkatkan rasa kebanggaan terhadap hasil-hasil pertanian lokal. 16. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin mengisi waktu luang 17. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin ditemani saat beraktivitas yang lain. 18. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin bersantai-santai. 19. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dialami 20. Saya mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz karena ingin menyalurkan emosi
BAGIAN IV: Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained) Berikut adalah pertanyaan mengenai motif Anda dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz. Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang disampaikan, dengan pilihan jawaban berikut: SS : sangat setuju S : setuju N : netral TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju Pernyataan 1. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapatkan informasi mengenai bidang pertanian.
SS
S
N
TS STS
78
2. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapatkan informasi mengenai harga komoditas pertanian. 3. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapatkan pengetahuan mengenai bidang pertanian yang paling baru di Indonesia. 4. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapatkan pengetahuan mengenai teknik budidaya tanaman. 5. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapatkan pengetahuan mengenai strategi memasarkan hasilhasil pertanian 6. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dihargai orang lain 7. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya menemukan caracara baru dalam budidaya tanaman. 8. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 9. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat menerapkan hidup sehat sehari-hari. 10. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat meniru perilaku dari nara sumber. 11. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mengetahui keadaan petani di tempat lain 12. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat berempati dengan keadaan petani di tempat lain 13. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mengetahui no telepon kelompok tani lain yang ingin saya hubungi. 14. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya menemukan bahan pembicaraan dengan orang lain 15. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat meningkatkan rasa kebanggaan terhadap hasil-hasil pertanian lokal. 16. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita”
79
RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat beristirahat dan mengisi waktu kosong. 17. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya mendapat teman saat beraktivitas yang lain. 18. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya bisa bersantai-santai. 19. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dialami. 20. Setelah mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor FM 93.75 MHz saya dapat menyalurkan emosi seperti kegembiraan, kesenangan ataupun kesedihan.
80
Lampiran 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Penyusuna n proposal skripsi Kolokium Pengambil an data lapangan Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Sidang skripsi Perbaikan laporan penelitian
Maret 1
2
3
April 4
1
2
3
Mei 4
1
2
3
Juni 4
1
2
3
Juli 4
1
2
3
Agustus 4
1
2
3
4
81
Lampiran 3 Pengolahan Data SPSS 17
Frequency Table Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Perempuan
13
38.2
38.2
38.2
Laki-laki
21
61.8
61.8
100.0
Total
34
100.0
100.0
Usia Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Muda
9
26.5
26.5
26.5
Setengah Baya
9
26.5
26.5
52.9
Dewasa
16
47.1
47.1
100.0
Total
34
100.0
100.0
Tingkat Pendidikan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Menengah
14
41.2
41.2
41.2
Tinggi
20
58.8
58.8
100.0
Total
34
100.0
100.0
Pekerjaan Cumulative Frequency Valid
Tidak Bekerja
Percent
Valid Percent
Percent
5
14.7
14.7
14.7
Bekerja
29
85.3
85.3
100.0
Total
34
100.0
100.0
82
Frekuensi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Jarang
19
55.9
55.9
55.9
Sering
15
44.1
44.1
100.0
Total
34
100.0
100.0
Durasi Cumulative Frequency Valid
Tinggi
Percent
34
Valid Percent
100.0
Percent
100.0
100.0
Kesenjangan Kepuasan Cumulative Frequency Valid
Tidak Puas
Percent
Valid Percent
Percent
2
5.9
5.9
5.9
Sangat Puas
32
94.1
94.1
100.0
Total
34
100.0
100.0
83
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Jenis Kelamin *
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
34
100.0%
0
.0%
34
100.0%
34
100.0%
0
.0%
34
100.0%
34
100.0%
0
.0%
34
100.0%
34
100.0%
0
.0%
34
100.0%
Kesenjangan Kepuasan Usia * Kesenjangan Kepuasan Tingkat Pendidikan * Kesenjangan Kepuasan Pekerjaan * Kesenjangan Kepuasan
Jenis Kelamin * Kesenjangan Kepuasan Crosstab Kesenjangan Kepuasan Tidak Puas Jenis Kelamin
Perempuan
Count
Sangat Puas
Total
2
11
13
% within Jenis Kelamin
15.4%
84.6%
100.0%
% within Kesenjangan
100.0%
34.4%
38.2%
5.9%
32.4%
38.2%
0
21
21
% within Jenis Kelamin
.0%
100.0%
100.0%
% within Kesenjangan
.0%
65.6%
61.8%
.0%
61.8%
61.8%
2
32
34
5.9%
94.1%
100.0%
Kepuasan % of Total Laki-laki
Count
Kepuasan % of Total Total
Count % within Jenis Kelamin
84
% within Kesenjangan
100.0%
100.0%
100.0%
5.9%
94.1%
100.0%
Kepuasan % of Total Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
3.433a
1
.064
Continuity Correctionb
1.216
1
.270
Likelihood Ratio
4.050
1
.044
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
.139 3.332
1
.068
Association N of Valid Cases
34
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .76. b. Computed only for a 2x2 table
.139
85
Lampiran 4 Data Pendengar Interaktif Program Siaran “Desa Kita” RRI Bogor No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
No Telepon/HP +6282122081xxx +6285310535 xxx +622513040 xxx +628815369 xxx +6283871558 xxx +6281319740 xxx +6285719544 xxx +6285883356 xxx +6287870536 xxx +6285810427 xxx +6285694504 xxx +6287872221 xxx +6285810427 xxx +6285694563 xxx +6285814474 xxx +6288210160 xxx +6287872075 xxx +6285693946 xxx +6289638428 xxx +6289638428 xxx +6281511995 xxx +6287870003 xxx +62817400 xxx +628176051 xxx +6287870272 xxx +6285310535 xxx +6285811408 xxx +6281311509 xxx +6287770095 xxx +6285219397 xxx +6281399082 xxx +6281288322 xxx +6285883334 xxx +6287870403 xxx +6282113137 xxx +6285719611 xxx +6285287909 xxx +6285813396 xxx +6287872137 xxx +6287872302 xxx
Nama Ibu Niken Bu Lukman Lulu Mulyati Fadhil Ibu Sari
Lokasi
Cimanggu Warung Jambu
Joy Totoy Kang Colay Erwin Pirman Madi Yayu Bens Widy Suhada Endah Aa Jun Arif Pak Rekso Cece Amanda Yuce Sri Ibu Anny Rosita Bah Roni Endang Ujang Ibu Tien
Tenjolaya Kradenan Parakan Cibinong Parakan Parakan Sindangbarang Kedung Halang Depok Loji Bantar Jati
Heru Susi Ajat Kendor Tunggul Siregar Dewo E . Suhendar Yusuf S. Syahrudin Mama Ari
Dreded
Gunung Batu Depok Laladon Ciapus Cilebut Cisauk Cibereum Bogor
Cimanggu Cimanggu Ciluar Tegal Waru Jl A. Yani. Gang Karet 1 Bogor Tengah Paskap Sukaraja Cilendek
86
41 42 43 44 45 46 47 48 49
+6285883940 xxx +622514797 xxx 02519246 xxx +6282124852 xxx +6285219126 xxx +6287887846 xxx +6287872137 xxx 02519331 xxx +6285719511 xxx
Iip Iren Zulian Sari Rohman Woro Azizah Jefri-Warban Dani
Ciluer Pakuan Ciomas Jl. Lima Benua 4 Ciputat Ciomas Bambu Kuning Pasirlaja Pasar Minggu
87
Lampiran 5 Leaflet Profil LPP RRI Bogor
88
89
Lampiran 6 Struktur Organisasi LPP RRI Bogor
90
Lampiran 7 Peta Jangkauan Siaran RRI Bogor
91
Lampiran 8 Pola Acara Programa 1 LPP RRI Bogor Tahun 2011
92
Lampiran 9 Pola Acara Programa 2 LPP RRI Bogor Tahun 2011
93
Lampiran 10 Naskah dan Materi Siaran “Desa Kita”
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
Lampiran 11 Leaflet Layanan dan Informasi LPP RRI Bogor