PROGRAM SIARAN MUSIK KOES PLUS DI RADIO DAN KESENJANGAN KEPUASAN PENDENGAR (Studi Kesenjangan Kepuasaan Mendengarkan Siaran Musik Koes Plus Radio Mentari FM Dan RRI PRO 2 FM di Kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS))
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh: DYAH KUMALASARI D 1207517
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini media radio maupun televisi menghadirkan beragam program acara untuk memikat perhatian khalayak. Program acara yang dihadirkan bervariasi, ada yang bersifat informasi maupun hiburan. Beberapa tahun yang lalu, program acara mandarin banyak hadir di media televisi maupun radio. Sajian program acara mandarin yang ditayangkan media massa mendapat respon baik dari audiens. Misalnya saja tayangan film Meteor Garden yang cukup menyita perhatian khalayak dan akhirnya menyusul dengan film-film mandarin yang lain. Tidak hanya dalam bentuk sajian film, lagu-lagu mandarin juga cukup diminati audiens terbukti radioradio menyajikan acara khusus yang memutarkan lagu-lagu mandarin. Melalui program acara yang ditayangkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan audiens sehingga mereka menjadi penggemar setia program acara tersebut dan setia pada media massa yang menghadirkan program tersebut. Saat ini sudah berbeda lagi, sindrom program acara mandarin telah memudar dan program acara hiburan dengan memutarkan lagu-lagu dan video klip terbaru serta menampilkan live music menjadi salah satu pilihan di stasiun televisi maupun radio. Program acara hiburan dengan segmentasi remaja disuguhkan dengan variasi dari masing-masing stasiun radio maupun televisi untuk menghibur dan memikat audiens. Media radio menarik perhatian pendengar dengan sajian program musik, dimana musik merupakan ujung tombak siaran. Program acara lagu-lagu
2
pilihan pendengar khususnya untuk anak muda, hampir ada dalam jadwal program acara stasiun-stasiun radio, karena memang acara musik banyak digemari pendengar. Bukan hanya anak muda yang membutuhkan hiburan, namun orang dewasa juga membutuhkan hiburan yang sama dengan anak muda. Program acara yang memutarkan lagu-lagu pilihan pendengar juga menjadi pilihan pendengar dewasa. Bukan lagu-lagu yang populer saat ini yang menjadi kegemaran mereka, namun lagu-lagu yang populer pada saat mereka muda atau untuk saat ini bisa dikatakan lagu kenangan. Selain itu tidak berbeda dengan anak muda jaman sekarang yang mempunyai penyanyi atau grup musik favorit. Orang-orang dewasa pun juga mempunyai grup musik favorit. Salah satu grup musik Indonesia yang terkenal pada dasawarsa 1970-an dan mempunyai banyak penggemar serta dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia, adalah grup musik Koes Plus. Nama grup musik Koes Plus ini memang sudah tidak asing ditelinga khalayak pecinta musik. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dan lantunkan menjadi lagu yang masih tersimpan baik dimemori setiap pencintanya. Hasil karya Koes Plus selalu dinikmati oleh orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai penggemar grup musik Koes Plus. Fans grup musik Koes plus yang cukup banyak menjadi salah satu faktor pertimbangan hadirnya sejumlah program siaran musik Koes Plus di beberapa radio di kota Solo. Diantaranya adalah “Mentari Plus” disiarkan Radio Mentari FM, Radio Swara Slenk FM dengan program “Koes Plus Nyess”, RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”, Radio Sonora Solo / Ria Fm dengan program “Koes Plus Holic”, dan masih banyak lagi. Program siaran musik Koes Plus
3
dibuat variatif sehingga dapat memanjakan pendengarnya, dan dari sini muncullah persaingan antar radio yang mempunyai program siaran musik Koes Plus. Salah satunya adalah persaingan antar Radio Mentari FM yang mengudarakan “Mentari Plus” dengan siaran musik Koes Plus milik RRI PRO 2 FM yaitu “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita).” Sebagai salah satu radio swasta di kota Solo, Radio Mentari FM memikat pecinta musik Koes Plus untuk dijadikan pendengar setianya dengan menghadirkan program Koes Plus. Program siaran musik “Mentari Plus” disiarkan setiap satu minggu sekali pada hari Sabtu, dari pukul 21.00 – 24.00 WIB. Acara ini memutarkan lagu-lagu Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes yang merupakan lagu-lagu yang diciptakan dan dimainkan anggota Koes Plus. Program siaran musik Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang juga didampingi seorang narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah grup musik Koes Plus. Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lainnya melalui telepon dan line sms yang disediakan Radio Mentari FM. Program Mentari Plus termasuk program siaran musik unggulan kedua di Radio Mentari FM karena mampu menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah kota Solo dan sekitarnya, dari pra survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran lebih dari 40 SMS dan 10 penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa program acara ini menjadi program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes Plus. Program acara pemutaran lagu-lagu Koes Plus juga menjadi salah satu program siaran musik RRI PRO 2 FM yang merupakan radio milik pemerintah. K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) PRO 2 FM mengudara pada jam
4
21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu oleh seorang penyiar serta menghadirkan lebih dari 1 narasumber. Dalam program acara K3 pendengar juga dapat request lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus serta dapat bertegur sapa dengan pendengar lainnya melalui line phone dan sms. K3 PRO 2 FM juga memberikan informasi seputar Koes Bersaudara dan Koes Plus dari sejarahnya, album-albumnya atau informasi terbaru tentang grup musik Koes Plus. Dari pra survey yang penulis lakukan pada komunitas pecinta Koes Plus Surakarta, mereka antusias mendengarkan program siaran musik Koes plus di radioradio di wilayah kota Surakarta ini termasuk program “Mentari Plus” di Radio Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Lagu-lagu yang dihadirkan kedua program tersebut terdapat perbedaan, Mentari Plus menghadirkan lagu-lagu dari Koes Bersaudara, Koes Plus, Murry’s group dan No Koes, sedangkan K3 hanya memutarkan lagu-lagu yang dibawakan oleh Koes Bersaudara dan Koes Plus mulai tahun 1962 sampai tahun1987. Ditambah lagi dengan waktu siar Mentari Plus dan K3 yang berbeda, memungkinkan para pecinta Koes Plus untuk dapat menikmati kedua program siaran musik Koes Plus tersebut. Berdasarkan pra survey itulah yang menjadi alasan penulis memilih siaran musik “Mentari Plus” di Radio Mentari FM dan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” RRI PRO 2 FM sebagai media untuk penelitian ini. Dengan adanya kedua progam musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM dapat memberikan pilihan, program mana yang lebih disukai pendengar. Radio Mentari FM dan Radio PRO 2 FM merupakan alternatif pilihan bagi pendengar guna memenuhi kebutuhan mereka. Keputusan memilih media massa
5
mana yang akan dikonsumsi oleh khalayak tentunya dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan, pengalaman, sikap, tingkat perhatian serta kepercayaan yang dimiliki masing-masing individu. Tetapi dasar untuk pemilihan media itu berbeda-beda karena ketidaksamaan latar belakang dan psikologis pada masing-masing individu. Pengguna media sendiri yang mengetahui media mana yang dianggap dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pemuasan kebutuhannya. Semua itu tergantung pada kebutuhan yang mereka ingin dapatkan sehingga berusaha mencari media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
B. Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM ? 2. Apakah terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden?
6
C. Tujuan penelitian Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained: GO) di kalangan anggota Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM. 2. Untuk mengetahui kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden.
D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1.
Memberikan informasi mengenai media mana yang lebih mampu memberikan kepuasan kepada pendengarnya, Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus atau RRI PRO 2 FM dengan program K3.
2.
Mengevaluasi program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan PRO 2 FM agar lebih dapat diterima oleh khalayak pendengar.
E. Kerangka Pemikiran dan Teori Dalam suatu penelitian, kerangka teori dapat membantu dalam menentukan arah penelitian. Oleh karena itu pada bagian ini akan dipaparkan tentang teori-teori
7
yang sekiranya dapat mendukung penjelasan selanjutnya mengenai penelitian ini.
1. Komunikasi Massa
Dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” menggunakan komunikasi massa melalui media elektronik yaitu radio. Khalayak pendengar memanfaatkan radio untuk menerima pesan yang berupa lagu-lagu serta informasi-informasi yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini adalah penyiar.
Radio merupakan salah satu media massa elektronik. Menurut situs Wikipedia, radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).1 Program siaran musik Koes Plus merupakan bentuk kegiatan komunikasi, yakni komunikasi massa yang memanfaatkan media radio. Menurut Charles R. Wright:
Komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang ditujukan ke arah khalayak yang luas, heterogen dan anonim; pesan-pesannya disampaikan secara umum, seringkali menjangkau khalayak luas secara serempak, dan bersifat selintas; komunikatornya cenderung sebagai, atau beroperasi di dalam suatu organisasi yang kompleks sehingga melibatkan pembiayaan yang besar.2 Menurut
Bittner, “Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people.”3 Bittner mendefinisikan 1
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, Remadja Karya, Bandung, 1995, Hal. 6 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 188 2
8
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Sedangkan ahli komunikasi Gerbner menulis, “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies.” 4
Dari beberapa definisi komunikasi massa, Jalaluddin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.5
Komunikasi massa merupakan bagian dari komunikasi yang merupakan hal penting dalam kehidupan ini. Manusia membutuhkan komunikasi dalam beriteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.6
Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa Inggris “communication” yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah Latin “communis” yang dalam bahasa Indonesia berarti “sama” dan menurut Sir Gerald Barry “communicare” yang berarti bercakap-cakap. Jika kita berkomunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau makna. Informasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain harus sama-sama dimengerti. Percakapan berlangsung apabila hal yang
4
Ibid Ibid, Hal. 189 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal.28 5
9
dipercakapkan dan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu samasama dimengerti.7 Cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi, menurut Harold Laswell ialah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect.”
Menurut rumus Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek-efek tertentu.8 Penerapan paradigma Laswell dalam penelitian ini membawa penjelasan tentang unsur komunikasi yang terdapat dalam program siaran musik Koes Plus, seperti di bawah ini: -
Komunikator : Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
-
Pesan
: Program siaran musik Koes Plus
-
Media
: Radio
-
Komunikan
: Koes Plus Fans Surakarta (KPFS)
-
Efek
: Kepuasan Khalayak terhadap siaran musik Koes Plus
2. Program Siaran Musik Koes Plus di Radio
Lagu-lagu Koes Plus merupakan produk budaya massa. Dalam penciptaan produk ini melibatkan produsen dan konsumen. Grup musik Koes Plus berperan sebagai produsen yang menciptakan lagu-lagu kemudian dinyanyikannya. Sedangkan 7 8
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, Hal.1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op.Cit. Hal. 10
10
masyarakat berperan sebagai konsumen yang menikmati lagu-lagu Koes Plus dan mendapatkan kepuasan dari mendengarkan lagu-lagu tersebut. Berdasarkan situs wikipedia, dari tahun 1969-1987 Koes Plus mempunyai 78 album dengan lebih dari 750 lagu. Budaya massa tidak dapat dilepaskan dari pola hiburan masyarakat. Hiburan massa berkaitan dengan pola rekreasi masyarakat yang mencakup tiga aspek, pertama media rekreasi yaitu fasilitas yang memungkinkan masyarakat mendapat produk budaya massa (mass culture) yang memiliki fungsi pemuasan (satisfaction); kedua produsen media rekreasi, yaitu individu atau institusi yang menciptakan, atau sebagai fasilitator, atau melakukan pendistribusian produk budaya; dan ketiga konsumen yang menggunakan produk kebudayaan dengan tujuan psikologis atau sosial. Secara sederhana produk budaya massa berfungsi untuk menghibur, dan didukung oleh sistem massal dalam pendistribusiannya.9 Kegiatan pendistribusian produk budaya massa yang dalam hal ini berupa lagu-lagu Koes Plus menggunakan album-album yang dikeluarkan grup musik Koes Plus baik dalam bentuk piringan hitam maupun kaset, ini dilakukan saat grup musik Koes Plus berjaya sekitar tahun 1970-an. Namun saat ini, melihat penggemar grup musik tersebut masih sangat mencintai Koes Plus, peluang ini dimanfaatkan pengelola-pengelola media elektronik khususnya radio untuk memberikan kepuasan terhadap penggemar Koes Plus dengan menyajikan program siaran musik Koes Plus di radio. Program siaran musik Koes Plus di radio menghibur penggemar-penggemar grup musik Koes Plus dengan memutarkan lagu-lagu Koes Plus yang melibatkan penggemarnya sebagai audiens. Menikmati lagu-lagu Koes Plus sudah menjadi budaya penggemar grup musik tersebut. Penggemarnya sudah jatuh hati dengan grup
9
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Komunikasi dan Budaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, Hal. 57
11
musik Koes Plus ini. Begitu besar cinta penggemar Koes Plus sehingga mereka berusaha untuk terus mendengarkan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh grup musik kesayangannya. Keberadaan media rekreasi dapat dilihat dari fungsinya dalam masyarakat. Dari fungsi ini, setiap individu memiliki pola rekreasi yang khas, bertolak dari motifasinya. Tiga aspek penting dalam penggunaan produk budaya, yaitu harapan akan keterlibatan secara umum, selera individual dan pengalaman imajinatif sebagai tujuan kesenangan atau satisfaksi. Perbedaan motifasi ini menjadi dasar dalam proses penggunaan produk budaya.10 Radio berperan sebagai media rekreasi yang berusaha memenuhi kebutuhan pendengar melalui program acaranya. “Kini radio mengkonsentrasikan perhatian mereka pada khalayak yang lebih terbatas. Radio berusaha melayani kelompokkelompok khusus. Sekaligus, radio juga berfungsi sebagai penghibur di kala beristirahat, bekerja di kantor, atau berkendaraan mobil menuju kantor.”11 Radio berusaha untuk mengetahui selera pendengar sehingga pendengar mendapatkan kepuasan dan kesenangan melalui acara yang tersaji. Lagu-lagu Koes Plus yang merupakan produk budaya massa bisa dinikmati pendengar melalui media radio.
Berdasarkan pra survey yang penulis lakukan pada khalayak pendengar program siaran musik Koes Plus, mereka tidak hanya sekedar mendengarkan program siaran Koes Plus saja. Dengan mendengarkan lagu-lagu Koes Plus dapat memunculkan imajinasi mereka untuk kembali ke masa-masa dimana mereka mempunyai kenangan terhadap lagu-lagu tersebut, bisa dikatakan dapat bernostalgia. Lagu-lagu yang juga sesuai dengan selera pendengar dan sekaligus dapat memunculkan cerita-cerita lama pendengar yang tergambar dalam syair-syair lagu 10 11
Ibid, Hal. 60-61 Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional Books, Jakarta, 1997. Hal. 510.
12
Koes plus. Dengan harapan dapat memberikan kepuasan pada diri mereka sebagai pendengar sekaligus konsumen produk budaya massa.
Program siaran musik Koes Plus di radio merupakan program yang memutarkan lagu-lagu serta menyampaikan informasi-informasi grup musik Koes Plus. Agar siaran program musik Koes Plus dapat berjalan efektif, faktor-faktor yang mempengaruhinya, yakni:
a. Daya langsung: untuk mencapai sasarannya, yaitu pendengar, isi program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Melalui seorang penyiar yang juga dibantu oleh operator, pesan yang dibaca atau disampaikan penyiar langsung dapat diterima (didengar) oleh pendengar dimanapun berada melalui pesawat radio. b. Daya tembus: dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah. Bagaimanapun tempat yang dituju, dengan radio siaran dapat dicapai. Sehingga dimanapun komunikan berada dapat menerima pesan yang disampaikan komunikator kapanpun juga. c. Daya tarik: radio mempunyai daya tarik dikarenakan memiliki sifat yang serba hidup berkat 3 unsur yaitu kata-kata, efek suara dan musik.12 Salah satu daya tarik radio adalah musik. Unsur musik disini merupakan hal penting karena “tulang punggung siaran radio adalah musik”13. Stasiun radio dapat lebih mudah memikat pendengar dengan musik, karena salah satu sifat radio yang auditif sehingga musik dapat memanjakan pendengar. Pendengar semakin menyukai radio tertentu karena musik-musik yang diputarkan, sehingga semakin banyak pendengar yang setia dengan radio tersebut karena mereka merasa kebutuhan akan musik dapat terpenuhi dan mendapat kepuasan.
12 13
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori & Praktek, Op. Cit. Hal.74-77 Ibid, Hal.78
13
Dalam penelitian ini program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)” mengandalkan lagu-lagu milik Koes Plus untuk memikat pendengar. Melalui program ini, kedua radio tersebut berusaha untuk mendapatkan perhatian dan atensi pendengar dengan menciptakan keunikankeunikan atau variasi di masing-masing program acaranya. Program Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM mengudara setiap Sabtu pukul 21.00 – 24.00 WIB. Mentari Plus merupakan program acara hiburan yang memutarkan lagu-lagu permintaan pendengar koleksi Koes Bersaudara, Koes Plus, No Koes dan Murry’s Group. Acara ini dipandu oleh seorang penyiar dan seorang narasumber yang mengetahui seluk-beluk perjalanan Koes Plus.14 RRI PRO 2 FM menyiarkan program siaran musik K3 pada pukul 21.15 – 24.00 WIB. Program ini memutarkan lagu Koes Bersaudara dan lagu Koes Plus tahun 1962-1987 request-an pendengar serta menyajikan informasi-informasi seputar Koes Plus. Dipandu oleh seorang penyiar dan juga menghadirkan lebih dari satu narasumber, program K3 ini mengudara setiap hari Selasa.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi memang dibutuhkan dalam setiap kegiatan. Pendengarpendengar dalam sajian acara tertentu, dalam hal ini pendengar sajian program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM secara tidak langsung
14
Blocking acara Radio Mentari FM, 2009.
14
merupakan kelompok penggemar grup musik Koes Plus. Dalam suatu kelompok pastinya mereka membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi. Michael Burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.15 Menurut Deddy Mulyana, komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.16 Kepuasan yang diperoleh melalui musik dapat membentuk suatu kelompokkelompok penggemar grup musik. Kelompok penggemar grup musik tersebut antusias untuk mendengarkan lagu-lagu, aksi panggung serta informasi seputar grup musik kesayangannya, dan akhirnya mereka membentuk suatu kelompok untuk orang-orang yang mempunyai kesamaan misalnya sama-sama mencintai grup musik tertentu. Sebagai contoh penggemar grup musik Slank menamakan diri mereka sebagai Slankers, fans grup musik Ungu menamakan diri sebagai Cliquers, d’Masive dengan Masiver, dll. Kalau tadi penulis menyebutkan penggemar grup musik yang saat ini memang banyak dikagumi remaja, namun grup musik Koes Plus yang merajai industri musik di Indonesia pada tahun 1970-an juga mempunyai penggemar yang 15 16
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2005 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, Hal. 74
15
cukup banyak dan tersebar di beberapa kota seperti Surakarta, Jakarta, Yogyakarta, dll. Penggemar grup musik Koes Plus ini bisa dikatakan penggemar berat karena mereka masih sangat antusias untuk menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan grup musik kesayangannya dari dulu sampai sekarang, sehingga terbentuklah kelompokkelompok penggemar dan pecinta Koes Plus. Di kota Surakarta ini, pecinta grup musik Koes Plus menamakan diri mereka sebagai Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Kelompok penggemar grup musik Koes Plus mempunyai kesamaan yaitu mencintai grup musik Koes Plus. Mereka sama-sama berusaha untuk mencari kepuasan dengan mendengarkan siaran radio program Mentari Plus dan K3. Dari pra survey yang penulis lakukan mengetahui bahwa anggota KPFS ini juga sering berkomunikasi untuk berbagi informasi serta pengetahuan seputar lagu-lagu dan informasi-informasi Koes Plus. Komunikasi yang mereka lakukan tidak terlepas jauh dari bahasan mengenai Koes Plus. Berdasar tipologi formasi audiens menurut Denis McQuail, pecinta grup musik Koes plus merupakan tipe audiens yang merupakan kelompok penggemar atau budaya cita rasa. Kelompok penggemar budaya cita rasa terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya, tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategorisasi sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensi seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiens pasti bubar atau membarui diri. Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti dengan klub penggemar) atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok sosial.17
17
Denis McQuail, Op.Cit. Hal. 207
16
Siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM merupakan program siaran musik yang melibatkan pendengar untuk berinteraksi langsung dengan penyiar dan narasumber di studio siaran menggunakan line-phone maupun sms. Keaktifan audiens dalam menggunakan media massa berdasar pada kebutuhan mereka terhadap media. Kebutuhan muncul karena adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya. Motivasi dapat diartikan sebagai “usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan dari perbuatannya.”18
Motivasi yang ada pada diri seseorang muncul karena adanya berbagai kebutuhan. Berbagai kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan media. Kebutuhan individual (indiviual’s needs) dikategorikan sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Berdasar pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita. 2. Affective needs (kebutuhan afektif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. 4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif): kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. 5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan): kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.19
18
Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1995, Hal. 666 19 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Op. Cit. Hal. 294
17
Pemilihan media massa yang dikonsumsi ditentukan oleh motif-motif yang dimiliki khalayak. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Denis McQuail membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam 4 kelompok, yaitu: 1. Motif Informasi - Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia - Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan - Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum - Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas pribadi - Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi - Menemukan model perilaku - Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Motif Integrasi dan interaksi sosial - Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial - Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki - Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial - Menemukan teman selain dari manusia - Membantu menjalankan peran social - Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat 4. Motif Hiburan - Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan - Bersantai - Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetika - Mengisi waktu - Penyaluran emosi - Membangkitkan gairah seks.20 Individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motifmotif yang dicarikan pemuasannya. Dari motif-motif tersebut muncul harapanharapan yang dapat terpenuhi dengan memanfaatkan media, kemudian tumbuh pola penggunaan media untuk merealisasikan motif-motif yang ada. Seseorang mendengarkan program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 20
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 72
18
2 FM dengan harapan dapat memperoleh hiburan, maka apabila program siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dapat memenuhi kebutuhan akan hiburan, maka orang tersebut akan memanfaatkan Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM untuk mendapatkan hiburan dan menjadi pendengar setia program acara dan radio tersebut. Menurut penjelasan tersebut, radio digunakan khalayak sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Apabila keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi, maka akan timbul suatu kepuasan. Asumsi bahwa khalayak aktif mencari kepuasan kebutuhan individualnya melalui media massa melahirkan pendekatan baru dalam penelitian komunikasi yaitu pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesanpesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan yang disebut Uses and Gratifications.
4. Uses And Gratifications
Efek media massa pada khalayak merupakan salah satu bidang kajian ilmu komunikasi yang selalu menarik untuk dibicarakan. Namun bukanlah soal mudah untuk mengkuantitatifkan pikiran dan aktifitas manusia atau untuk mengetahui secara tepat bagaimana media mempengaruhi khalayak mereka.21 Ditengah-tengah studi dampak, kecaman-kecaman kritis dan partisipasi masyarakat dalam televisi dan media massa lain, selama dasawarsa 70-an muncul sebuah aliran baru dan penting dari teori komunikasi yang amat mempengaruhi agenda riset internasional. Penyimpangan dari tradisi riset efek media ini –yang terutama berfokus pada dampak negatif mediakemudian dikenal dengan perspektif “kegunaan dan kepuasan” (Uses and Gratifications). Menurut teori ini, khalayak ramai bukanlah dianggap 21
James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1998, Hal. 103
19
sebagai penerima atau korban pasif media massa. Para pendukung perspektif ini secara blak-blakan menyatakan bahwa orang secara aktif menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikkan. Jadi, perspektif baru ini menjadi suatu imbangan yang penting dan realistis dengan menekankan bagaimana khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka sendiri. Bukannya menanyakan apa yang media lakukan terhadap orang-orang (what do people do to people), para peneliti “kegunaan dan kepuasan” justru membalikkan pertanyaan itu menjadi apa yang orang lakukan dengan media (what do people do to media)? (Katz, 1977)22 Adanya harapan dan kebutuhan yang didorong oleh motif-motif, serta banyaknya media membuat audiens menjadi aktif dan selektif dalam menggunakan media massa. Berdasar kenyataan tersebut dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” ini menggunakan pendekatan Uses and Gratifications. The Uses and Gratifications theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members' motivations and associated behaviors. A basic assumption of Uses And Gratifications theory is that users are actively involved in media usage and interact highly with the communication media.23 Teori Uses and Gratifications berasal dari perspektif fungsionalis pada komunikasi media massa. Pertama kali dikembangkan dalam penelitian tentang efektivitas media radio di tahun 1940-an. Asumsi dasar teori Uses and Gratifications adalah khalayak secara aktif terlibat dalam penggunaan media dan sangat berinteraksi dengan media komunikasi.
22
Ibid, Hal. 107 Xueming Luo. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A Structural Equation Modeling Study, Journal of Interactive Advertising, 2002, Vol 2 No 2, pp. 34‐41 23
20
Model Uses and Gratifications digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.24 Pendekatan Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, intinya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Konsep dasar pendekatan Uses and Gratifications diringkas oleh pendirinya (Katz, Blumler, dan Gurevitch). Dalam model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media massa (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak dikehendaki.25 Asumsi-asumsi dasar teori Uses and Gratifications yang dirumuskan Katz, Blumler, dan Gurevitch adalah: 1. Khalayak dianggap aktif; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk 24
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung , 2001, Hal. 65. 25 Ibid
21
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.26 Dalam penelitian ini penulis menggunakan Uses and Gratifications versi Palmgreen. Model ini melihat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan akan diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media tersebut (Gratifications Obtained: GO). Some researchers argue that such an approach is too simplistic to accurately account for audiences’ gratification sought (GS) or gratification obtained (GO) from the media (Littlejohn, 1996). In response to this criticism of ‘Uses and Gratification’ approach, Expectancy-value theory is invoked, in this study, to extend and add detail to the basic tenets of ‘uses and gratifications’ idea (Littlejohn, 1996). Expectancy-value theory links individual’s needs or expectations to their individual goal satisfaction (Palmgreen, 1984; Vroom, 1995).27 Pendekatan Uses and Gratifications terlalu sederhana untuk secara akurat mengetahui kepuasan yang diharapkan (GS) atau kepuasan yang diperoleh khalayak (GO) dari media. Sebagai respon kritik terhadap pendekatan Uses and Gratifications, Expectancy-value theory digunakan untuk memperluas dan menambahkan detail pada dasar prinsip-prinsip Uses and Gratifications. Expectancy value theory menghubungan kebutuhan individu atau harapan untuk kepuasan tujuan individual mereka. 26
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Op. Cit. Hal. 205 Mondi, M., Woods, P., & Rafi, A. (2008). A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242. 27
22
Acknowledging the lack of theoretical coherence in early uses and gratifications work, Palmgreen created a theory based on his own work, that of Karl Rosengren, and others. The theory is based on expectancy-value theory.28 Model GS dan GO Palmgreen didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory) individu yang memiliki harapan-harapan dari evaluasi yang mereka lakukan. Konsumsi media massa dipengaruhi oleh hasil dari kepuasan. Sedangkan kepuasan itu sendiri dipengaruhi oleh kepercayaan (believe) dan penilaian (evaluations). Jadi sikap seseorang terhadap media bergantung pada kepercayaan sekaligus penilaian terhadap media. The value-expectancy theory of media use is an interesting approach to finding out what content will be sought in order to obtain a gratification. It is based on a social psychological theory by Fishbein and Ajzen that depicts behavior and behavioral intentions and/or attitudes as a function of two factors: expectancy and evaluation. Expectancy is the belief or perception that an object possesses a certain attribute or that a behavior will have a certain consequence. Evaluation is the negative or positive value attached to the expected attribute or consequence.29 Kombinasi antara kepercayaan penilaian terhadap semua segmen media bisa jadi bersifat positif dan negatif. Seseorang akan memiliki orientasi positif terhadap media tertentu apabila media tersebut dapat memenuhi kebutuhanya. Namun sebaliknya orientasi menjadi negatif apabila seseorang tidak percaya dan menilai jelek suatu media. Kepercayaan dan penilaian demikian menentukan perilaku penggunaan media oleh seseorang. Dan dari pola penggunaan media akan tumbuh semacam kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing anggota khalayak , 28
Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, Belmont California, 1999, Pages 350 29 Sven Windahl and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson, Using Communication Theory, Sage Publications London-Thousand Oaks-new Delhi, 1992, Hal. 160
23
yang semuanya itu pada akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap kepercayaan seseorang terhadap media. Penggambaran dari teori Expectancy-value model of gratifications sought and gratifications obtained dapat dilihat dari skema berikut: 30
Belief Gratifications Sought
Media Consumption
Perceived Gratifications Obtained
Evaluations Kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap suatu hal menimbulkan harapan-harapan,
harapan-harapan
inilah
yang mendorong khalayak
untuk
menggunakan media dengan tujuan mendapatkan kepuasan. Dari penggunaan media tersebut akan diperoleh hasil apakah media mampu memenuhi kebutuhan khalayak atau tidak. Kepuasan yang diperoleh juga akan memperngaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap media. Dalam kepuasan yang diharapkan (GS) audiens tidak membedakan bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi dengan harapan-harapan audiens yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai jenis dan bentuk media massa. Sedangkan GO merupakan suatu kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan media. Tingkat GO bersifat sangat khusus dan berbeda pada masing-masing media. Dengan perbedaan GO (Gratifications Obtained) yang diterima audiens setelah menggunakan beberapa media massa, sehingga dapat mengetahui kesenjangan kepuasan, dengan membandingkan kepuasan-kepuasan nyata yang 30
Stephen W. Littlejohn, Op. Cit. Pages 351.
24
diperoleh (Gratifications Obtained: GO) dari masing-masing media dengan kepuasan yang diharapkan audiens (Gratifications Sought: GS). Dengan model kesenjangan kepuasan ini juga dapat diketahui media mana yang menjadi pilihan audiens untuk memenuhi kebutuhannya. W. Daniels Handoyo Sunyoto menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi audiens dalam memilih media yang disukainya: 1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka hati terhadap program yang disukainya. 2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk memberikan suatu penafsiran pada program radio dan TV yang menyetujui pendapat mereka sendiri. 3. Boomerang effect artinya hasil dari pada program itu bertentangan dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh program itu.31 Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi khalayak akan memilih program yang disukainya serta akan menyukai media yang dapat memenuhi keinginan mereka. Apabila program siaran musik “Mentari Plus” dari Radio Mentari FM lebih memuaskan kebutuhan kalangan Koes Plus Mania Surakarta sebagai audiens, maka mereka akan memilih Radio Mentari FM dan menganggap paling baik dari pada radio lainnya. Dan sebaliknya, bila audiens lebih puas dengan sajian program siaran musik “K3” RRI PRO 2 FM, sehingga pilihan mereka jatuh pada RRI PRO 2 FM sebagai radio yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan model Uses and Gratifications yang mengacu pada konsep penelitian Palmgreen yang didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory), bertitik tolak pada 31
W. Daniels Handoyo Sunyoto, Seluk Beluk Programa Radio, Mandar Maju, Bandung, 1989, Hal. 205
25
kesenjangan kepuasan yang diperoleh terhadap siaran musik Koes Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM di kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Kerangka pemikiran yang dipakai penulis, sebagai berikut: Gratifications Sought
Gratifications Obtained
Media Consumptions Dalam penelitian ini, variabel Gratifications Sought diindikasikan akan mendorong khalayak responden dalam menggunakan media. Selanjutnya pola penggunaan
media
akan
mempengaruhi
kepuasan
nyata
yang
diperoleh
(Gratifications Obtained) responden setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3.
F. Hipotesis Beberapa hipotesis dalam penelitian ini, antara lain: 1. Terdapat kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought : GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratifications Obtained : GO) di kalangan Koes Plus Fans Surakarta dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM. 2. Terdapat kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus di Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden.
26
G. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional 1. Definisi Konsepsional Konsep dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” antara lain: a. Media Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki ciriciri khusus, yaitu mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian khalayak
secara
serempa
(simultaneous)
dan
serentak
(instantaneous).32 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat (sarana) untuk menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, televisi.33 Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media radio. Audiens mengunakan media radio untuk mendengarkan program siaran musik Koes Plus yang disiarkan Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM. b. Kepuasan Kepuasan adalah perasaan yang dirasakan secara maksimal oleh seseorang karena terpenuhinya segala kebutuhan yang dirasakan perlu. Kepuasan dalam bahasa Inggris disebut satisfaction yang berarti suatu keadaan kesenangan dan kesejahteraan disebabkan karena orang
32
Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, Hal. 2 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007. 33
27
telah mencapai satu tujuan atau sasaran.34 Kepuasan disini adalah kepuasan pendengar mencukupi kebutuhan-kebutuhannya setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul ini karena adanya motif-motif tertentu yang melatar belakanginya. c.
Kesenjangan Kesenjangan mempunyai kata dasar senjang yaitu keadaan yang tidak simetris atau tidak sama bagian dengan yang kiri dengan yang di kanan, berlawanan sekali, berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenjangan adalah perihal
(yang
bersifat
berciri)
senjang,
ketidak
seimbangan,
ketidaksimetrisan.35 Dalam penelitian ini kesenjangan yang dimaksud adalah kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan audiens sebelum mendengarkan program siaran musik di radio dengan kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan program siaran musik tersebut, serta kesenjangan antara program siaran musik K3 RRI PRO 2 FM dengan Mentari Plus Radio Mentari FM dalam kemampuan memberikan kepuasan terhadap responden.
34
James P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono, Rajawali Pers, Jakarta, 1989, Hal. 443 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, Hal.915
28
d. Program Program adalah acara.36 Acara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program siaran musik Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM setiap Sabtu pukul 21.00-24.00 WIB, dan program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM setiap Selasa pukul 21.15-24.00 WIB. e. Musik Musik adalah susunan nada yang indah yang dimainkan dengan alat-alat musik yang enak didengar karena berirama harmonis.37 f. Pendengar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendengar adalah orang yang mendengarkan (pidato, musik, dsb)38 g. Fans Menurut Eko Endarmoko dalam Tesaurus Bahasa Indonesia, fans adalah peminat, pemuja, pengagum, penggemar.39 Penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan” ini melibatkan fans grup musik Koes Plus yang mempunyai wadah bernama KPFS (Koes Plus Fans Surakarta).
36
Eko Endarmoko. Tesaurus Bahasa Indonesia.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, Hal . 488 JS.Badudu, Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, Hal.923 38 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, Hal.196 39 Eko Endarmoko, Op.Cit, Hal. 178 37
29
2. Definisi Operasional Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, konsep harus dioperasionalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel, berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai.40 Menurut Sumadi Surya Brata dalam bukunya Metodologi Penelitian, definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat dan hal-hal yang didefinisikan dan diamati.41 Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 2.1 Gratification Sought Gratification Sought atau kepuasan yang diharapkan merupakan variabel dari konsep kepuasan. Gratification Sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.42 Gratification
Sought
dioperasionalkan
dengan
mengajukan
beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari mendengarkan siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM
dengan “K3”. Kepuasan yang diharapkan berkaitan
dengan jenis-jenis kebutuhan yang menjadi motif seseorang dalam menggunakan media massa. Kategori motif pengkonsumsian media menurut Denis McQuail, dioperasionalisasikan dalam 12 item pertanyaan sebagai berikut:
40
Masri Singarimbun, Op.Cit, Hal 41-42 Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1983, Hal. 83. 42 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group, Surabaya, 2006, Hal.206 41
30
1. Motif Informasi a) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus. b) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. 2. Motif Identitas Pribadi c) Mendengarkan
siaran
musik
Koes
Plus
karena
ingin
meningkatkan rasa percaya diri. d) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengingat kenangan-kenangan di masa lampau (bernostalgia). 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial e) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mendapatkan bahan perbincangan mengenai Koes Plus dengan orang lain. f) Mendengarkan
siaran
musik
Koes
Plus
karena
ingin
bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara. g) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik koes Plus. 4. Motif Hiburan h) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh suasana santai.
31
i) Mendengarkan siaran musik Koes Plus untuk menyalurkan emosi. j) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin memperoleh hiburan dan kesenangan. k) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian. l) Mendengarkan siaran musik Koes Plus karena ingin mengisi waktu luang. Pada masing-masing item pertanyaan mengenai kebutuhan diberikan tiga alternatif jawaban dengan 3 skala yang dapat dipilih responden yang menyatakan kuatnya keinginan responden memuaskan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. Ketiga skala tersebut adalah sangat penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; penting (skor 2), bila responden merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus. 2.2 Media Consumption (Pola Penggunaan Media) Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah radio. Pola penggunaan media dioperasionalkan sebagai perilaku responden dalam menggunakan media radio, yaitu Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM. Menurut Rosengren dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, “penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam
32
berbagai media, jenis, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antar individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.”43 Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi, yaitu pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada jawaban positif yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang (skor 2), bila jawaban responden berbanding lurus yang ditandai dengan jawaban kadang-kadang; pola penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban responden mengarah pada jawaban negatif yang ditandai dengan jawaban tidak pernah. Indikator yang digunakan dalam mengukur pola peggunaan media adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Perhatian a) Preactivity (sebelum terpaan media) Menunjukkan mempengaruhi.
aktifitas
responden sebelum
Digambarkan
dengan
terpaan
aktifitas
media
pencarian
informasi program Mentari Plus dan K3, apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkannya atau tidak.
43
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 66
33
b)
Duractivity (saat terpaan media) Menunjukkan aktifitas responden saat menggunakan media. Digambarkan oleh perilaku responden saat menikmati program Mentari Plus dan K3, pemahaman terhadap siaran tersebut dan apakah mengikuti program Mentari Plus dan K3 sampai selesai atau tidak.
c)
Postactivity (setelah terpaan media) Menunjukkan aktifitas responden setelah terpaan media, apakah responden memperbincangkan atau mendiskusikannya setelah mendengarkan program Mentari Plus dan K3 diradio.
2. Frekuensi Frekuensi dalam penelitian ini yaitu tingkat keseringan responden mendengarkan program siaran musik Koes Plus. Dalam penelitian ini adalah berapa kali responden mendengarkan Mentari Plus dan K3 dalam rentang waktu 2 bulan? a) Frekuensi mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM: Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan Sedang : jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan Rendah : jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan 2 kali dalam 2 bulan
34
b) Frekuensi mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM: Tinggi : jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan Sedang: jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan Rendah: jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan 2 kali dalam 2 bulan 3. Curahan Waktu Dalam penelitian ini curahan waktu adalah waktu rata-rata yang digunakan responden untuk mendengarkan program siaran Mentari Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya. a) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM: Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit b) Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM: Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit Selanjutnya dalam penelitian ini juga akan dilihat tanggapan responden terhadap program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3” pada masing-
35
masing medium yang dioperasionalkan dengan beberapa pertanyaan yang meliputi: suka – tidak suka, lengkap – tidak lengkap, tepat – tidaknya waktu penyiaran dan efektivitas penyampaian pesan. 2.3 Gratification Obtained (GO) Gratification Obtained (GO) merupakan bentuk operasional dari konsep kepuasan. “Gratification Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.”44 GO merupakan evaluasi kemampuan media dalam memuaskan responden setelah mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita)”. GO diukur dengan mengajukan kembali pertayaan-pertanyaan yang dioperasionalkan dalam gratification sought (GS) tetapi lebih dikhususkan lagi dengan menunjuk pada bentuk program acaranya dan media yang menyiarkan, yaitu Radio Mentari FM mengudarakan program Mentari Plus dan K3 disiarkan RRI PRO 2 FM. Hal ini untuk mengetahui besar nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM). Kemampuan kedua media tersebut dalam memberikan kepuasan untuk memenuhi kebutuhan responden diukur dengan tiga skala yaitu sangat puas (skor 3), puas (skor 2) dan tidak puas (skor 1) terhadap sajian program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari
44
Rahmat Kriyantono, Loc.Cit.
36
Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3”. 2.4 Kesenjangan Kepuasan Merupakan kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) khalayak pendengar setelah mendengarkan program siaran musik Koes Plus “Mentari Plus” di Radio Mentari FM dan “K3” di RRI PRO 2 FM. Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan kepuasan diantara kedua program tersebut yang dibuktikan dengan analisa discrepancy, sehingga dapat dilihat bentuk acara mana yang lebih mampu memuaskan kebutuhan responden.
H. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk: a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku c. Membuat perbandingan atau evaluasi d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan waktu yang akan datang.45 Metode kuantitatif adalah metode dimana data dikonversi menjadi angka dan ditujukan untuk analisis statistik.46 Tipe ini dipilih karena penulis ingin memperoleh gambaran tentang bagaimana kepuasan yang diharapkan 45
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Op. Cit. Hal. 25 Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6, Salemba Humanika, Jakarta, 2008, Hal. 77 46
37
dan diperoleh responden, pola penggunaan media, serta seberapa besar kesenjangan kepuasan yang terjadi. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode survey, yaitu data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan kuisioner. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Masri Singarimbun bahwa “dalam penelitian yang menggunakan metode survey, data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner”.47 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih THR Sriwedari Solo sebagai lokasi penelitian dengan responden pecinta grup musik Koes Plus yang menjadi anggota Koes Plus Fans Surakarta (KPFS). Alasan memilih THR Sriwedari Solo karena THR Sriwedari merupakan salah satu tempat berkumpulnya anggota KPFS. Peneliti berasumsi bahwa anggota KPFS yang merupakan pecinta Koes Plus antusias mengikuti segala hal-hal yang berbau Koes Plus termasuk mendengarkan program-program Koes Plus yang diudarakan oleh beberapa radio di kota Solo, termasuk juga mendengarkan program Mentari Plus dan K3 pada bulan Februari-Maret 2010. 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah individu-individu atau obyek secara keseluruhan yang akan menjadi sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan,
47
Kartini Kartono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, CV.Mandar Maju, Bandung. 1980. Hal.8
38
tempat dan sebagainya.48 Populasi dalam penelitian ini adalah kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS) yang berdasarkan draft keanggotaan berjumlah 100 orang. Mengingat faktor biaya, tenaga dan waktu, maka dalam penelitian ini populasi tidak diambil menjadi obyek penelitian, namun hanya sebagian dari keseluruhan populasi. Dalam pemilihan sampel penelitian, menggunakan simple random sampling yaitu “proses pemilihan sampel dimana setiap unit analisis dalam populasi dijamin mempunyai peluang dan kebebasan yang sama untuk terambil kedalam sampel. Dalam hal ini ada asumsi bahwa populasi mempunyai keadaan yang homogen (setiap unit diduga mempunyai karakter yang sama)“.49 Menurut Ida Bagoes dan Kasto, beberapa penelitian menyatakan bahwa besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10% dan ada pula peneliti lain menyatakan bahwa besarnya sampel minimum 5% dari jumlah satuansatuan elementer dari populasi.50 Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan rumus Yamane dengan mengambil presisi 10% yaitu: N n = Nd2 + 1 Dimana: n = sampel
d = presisi yang diinginkan
N = populasi 48
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, Hal. 72. Endang S. Sari, Audience Research , Andi Offset Yogyakarta, Hal. 12-13. 50 Masri Singarimbun, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1987, Hal.155 49
39
Jadi: 100 n =
100 =
100 (10%)2 + 1
100 (0.01) + 1
n = 50 orang Jadi dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 50 anggota Koes Plus Fans Surakarta (KPFS) yang dijadikan sampel penelitian. Pemilihan sampel yang berjumlah 50 orang dari suatu populasi sebanyak 100 orang, dilakukan dengan cara undian sehingga setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk dapat dipilih. Nomor subyek ditulis pada kertas kecil-kecil, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas digulung. Dengan tanpa prasangka, di ambil 50 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambi itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data meliputi: a. Observasi
: Mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan
langsung di lokasi penelitian. b. Kuisioner
: Mengumpulkan data dengan menyebar daftar
pertanyaan yang harus diisi responden. c. Kepustakaan : Mengumpulkan data melalui buku-buku referensi dan literature yang relevan.
40
6. Jenis Data a. Data primer
: Data yang diperoleh dari jawaban kuisioner yang
disebarkan pada responden. b. Data sekunder : data yang diperoleh dai hasil observasi, studi kepustakaan, data-data administrasi dan literature-literature yang mendukung untuk melengkapi data primer. 7. Analisa Data Data yang berhasil dikumpulkan dari kuisioner yang telah diisi jawaban oleh responden diteliti kembali, proses ini dinamakan proses editing. Setelah proses editing data tersebut disederhanakan ke dalam bentuk kode. “Koding adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam skor numerik atau karakter simbol-simbol tertentu.”51 Penyederhanaan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan coding sheet. Untuk menguji kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (GO) responden pada masing-masing item kebutuhan dalam mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM
dengan “K3”
menggunakan uji analisa Discrepancy. Penghitungan data statistiknya menggunakan rumus discrepancy, sebagai berikut:
51
Rosadi Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hal. 166
41
S n.i.j i≠j D = S S n.i.j i j dimana: D = Kesenjangan (discrepancy) n = Jumlah sampel i = Kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) j = Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dimana i≠j 52 Rumus discrepancy yang digunakan tersebut dioperasionalkan dengan perhitungan cross tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item dalam GS disilangkan dengan item-item dalam GO. Dari hasil perhitungan tersebut akan dapat diketahui persentase kesenjangan kepuasan dari responden berdasar item-item yang sudah ditentukan dalam mendengarkan program siaran musik Koes Plus Radio Mentari FM dengan “Mentari Plus” dan RRI PRO 2 FM dengan “K3 (Koes Plus mu, Koes Plus ku, Koes Plus kita)”. Semakin kecil persentase kesenjangan yang diperoleh, berarti media tersebut semakin memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan responden. Begitu pula sebaliknya, semakin besar persentase kesenjangan berarti media tersebut semakin tidak mampu untuk memuaskan responden.
52
Palmgreen, et.al., Uses and Gratifications Exposure to Public Television a Descrepancy Approuch, in Communication Research, Volume 6, No.2, Beverly Hills, Sage Publication, 1979, Pg. 159, dalam skripsi Santi Wirastuti, “Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications)”, FISIP, UNS, 2002, Hal.36
42
Untuk memperkuat kesimpulan dari suatu tabel yang menghubungkan dua variabel atau lebih dilakukan penghitungan uji signifikansi menggunakan rumus Chi Kuadarat dengan tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa peneliti mempunyai 5% kesempatan untuk membuat keputusan yang salah mengenai penolakan Ho (menerima Ha). “Tes signifikansi dengan x2 bermaksud menguji apakah frekuensi yang diobservasi fo berbeda dengan signifikan dari frekuensi yang diharapkan fh.”53 Berikut adalah rumus Chi Kuadarat: Dimana: (fo – fh)2 x2 = S
x2 = Chi Kuadarat fo = Frekuensi yang diperoleh
fh
fh = Frekuensi yang diharapkan
Untuk rumus Chi Kuadrat, derajat kebebasan/ degree of freedom (df) dihitung dengan rumus: df = ( k-1 )( b-1 ) Dimana : k = jumlah kolom b = Jumlah baris
53
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2000, Hal.347
43
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Radio Mentari FM a. Profil Dan Sejarah Berdirinya Radio Mentari FM Setelah Muktamar Muhammadiyah ke 44 di Jakarta, salah satu rekomendasinya adalah bagaimana Muhammadiyah mempunyai media dakwah yang efektif dan efisien yang berupa radio, maka majelis tabligh dan dakwah khusus pimpinan daerah Muhammadiyah Surakarta merespon rekomendasi tersebut dengan merencanakan mendirikan radio Muhammadiyah. Rencana pendirian radio ini terus bergulir dan pada awal tahun 2002 rencana tersebut dimatangkan dan mulai direalisasikan. Ketua Pimipinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta yang saat itu dijabat oleh Drs. H. Subari dan Ketua Majlis Tabligh dan Dakwah Khusus dijabat oleh Drs. H. Soekirjono serta para pemimpin PDM Kota Surakarta terus melakukan koordinasi dan akhirnya disepakati untuk mendirikan sebuah media dakwah elektronika berupa radio. Tempat yang pertama kali dipakai sebagai studio adalah salah satu ruangan yang disetting khusus di Balai Muhammadiyah Jl. Teuku Umar No.5 Surakarta. Format siaran pada saat itu adalah Radio Dakwah dengan nama radio Gema Mentari mengudara pada frekuensi 89.3 FM dan Drs. H. Teguh ditunjuk sebagai Direktur. Kemudian seiring dengan perjalanan waktu serta profesionalisasi format siaran, oleh pengelola Radio Gema Mentari, studio Radio dipindahkan dari balai Muhammadiyah
44
ke gedung dewan pimpinan daerah (DPD) Partai Amanat Nasioanl (PAN) di Jl. Slamet Riyadi kompleks SPK Muhammadiiyah Kerten Surakarta. Pada saat itu, pemancar Radio Gema Mentari berkekuatan 500 watt dengan didukung oleh 4 penyiar. Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surakarta mengadakan analisa dan evaluasi perjalanan Radio Gema Mentari berjalan stagnan dan format siaran belum bisa maksimal. Oleh karena itu, pada awal 2004 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta menggulirkan persoalan Radio Gema Mentari ke Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) dan Drs. H. Abdul Rozaq Rais, MM. Menyambut baik lontaran PDM dan melanjutkannya kepada jajaran Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Akhirnya, Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta membentuk Panitia Alih Kelola yang mempunyai tugas mengurus perijinan Radio serta memindahkan lokasi studio Radio Gema Mentari ke kompleks Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Panitia Alih Kelola yang diketuai oleh DR. Dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS, mengusulkan bahwa pengelolaan Radio tidak bisa setengah-setengah, harus serius dan profesional. Panitia Alih Kelola pada saat itu mengusulkan pembangunan studio yang reprensentatif serta didukung oleh peralatan elektronik dan audio sesuai dengan standard Radio FM. Usulan tersebut disambut baik oleh pengurus MKKM PDM Kota Surakarta dan Direksi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sehingga dibangunlah studio di salah satu gedung di bagian belakang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah menghadap ke jalan Yosodipuro. Untuk mendukung kekuatan
45
siaran, didatangkan alat pemancar yang mempunyai daya maksimal sampai 6000 watt. Pada akhir September 2004, semua peralatan dan gedung studio siap untuk siaran. Panitia Alih Kelola manawarkan beberapa alternatif format siaran ke PDM Kota Surakarta. Pada akhirnya disepakati, nama Radio Gema Mentari berubah menjadi Mentari FM, dengan positioning Radio Kesehatan Solo dengan tanpa meninggalkan ciri utamanya yakni sebagai radio Dakwah. Segala sesuatunya telah siap, maka pada hari Jumat tanggal 18 November 2004, Mentari FM resmi mengudara dengan siaran percobaan perdana berkekuatan daya 1000 watt pada frekuensi 98.00 MHz ( sesuai ijin sementara dari Dinas Perhubungan Jawa Tengah). Program acara pada saat itu masih sangat sederhana, yakni longplay lagu-lagu Indonesia dan Mancanegara. Setelah mengudara selama 1 bulan, pada bulan Desember 2004 program acara mulai dimantapkan dan disesuaikan dengan format siaran informasi kesehatan dan dakwah Islam. Akhirnya, setelah dievaluasi berjalan dengan baik, pada hari Senin tanggal 9 Januari 2005, Radio Mentari FM sebagai Radio Kesehatan Solo (satu-satunya di Indonesia) diresmikan penggunaan studio dan siarannya oleh Prof. DR. H. M Amien Rais, MA). b. Filosofi Radio Mentari FM Visi
: Menjadikan Radio Mentari FM sebagai media syiar, Islam, dan Kesehatan dambaan umat masyarakat sehat, sejahtera, dan Islami.
Misi
: Memberikan informasi dan komunikasi berbasis Islam dan kesehatan dan profesional.
Tujuan : Terbentuknya umat yang sehat, sejahtera, dan Islami.
46
Motto : Syiar – Sehat – Santun c. Data Media Nama Perusahaan
: PT. Radio Gema Mentari
Pemilik
: Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta
Pengelola
: Majelis Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat PDM Kota Surakarta
No. Ijin Operasional
: 482.2/1167/2004
Call Station
: Mentari FM
Positioning
: Radio Kesehatan Solo
Panggilan Pendengar
: Sahabat Sehat
Frekuensi
: 98.00 MHz
Lokasi Studio
: Jl. Yosodipuro 67 Surakarta
No. Telephone & Faksimile
: (0271) 739077
Bank
: Bank Syariah Mandiri Kantor Kas RS. PKU Muhammadiyah Surakarta a/n: DR. dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS. Q.Q Radio, No. Rek. 0127010253
Direktur Eksekutif
: Prof. DR. dr. H. Suradi, Sp.P(K) MARS MARS
PJ. Produksi & Redaksi
: Itong Widjanto, S. Psi
PJ. Administrasi & Keuangan
: Dra. Liestyawati
d. Daerah Jangkauan Utara
: Kabupaten Sragen - Purwodadi
Barat
: Kabupaten Salatiga - Temanggung
47
Selatan
: Kabupaten Wonogiri -Yogyakarta
Timur
: Kabupaten Karanganyar – Ngawi
e. Konsep Siaran Waktu Siar
: Jam 05.00 –24.00 WIB
Penggolongan Dan Prosentase Mata Acara Program mata acara yang disiarkan oleh Mentari FM sangat beragam antara lain adalah berita, penerangan/informasi kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, agama, olah raga, hiburan/musik, dan acara penunjang lain seperti layanan masyarakat. Pembagian prosentase tiap jenis mata acara dibagi sebagai berikut: a) Berita
: 5%
b) Penerangan / Informasi Kesehatan
: 30 %
c) Pendidikan dan Kebudayaan
: 10 %
d) Agama
: 20 %
e) Olah raga
: 5%
f) Hiburan dan Musik
: 25 %
g) Acara Penunjang/Layanan Masyarakat
: 5%
TOTAL
: 100%
f. Khalayak Sasaran a) Dibawah 15 tahun
: 5%
b) 15 s/d 19 tahun
: 10%
c) 20 s/d 24 tahun
: 10%
d) 25 s/d 29 tahun
: 25%
e) 30 s/d 34 tahun
: 25%
48
f)
35 s/d 39 tahun
: 10%
g) 40 s/d 50 tahun
: 10%
h) Diatas 50 tahun
: 5%
g. Deskripsi Program Siaran Musik Mentari Plus Program Mentari Plus adalah sebuah program acara hiburan dengan menyajikan informasi tentang perjalanan Koes Plus dan pemutaran lagu-lagu permintaan pendengar koleksi Koes Plus.54 Mentari Plus mengudara setiap hari Sabtu pukul 21.00 – 24.00 WIB. Tidak hanya memutarkan lagu-lagu Koes Plus, program Mentari Plus juga memutarkan koleksi lagu Koes Bersaudara, Murry’s group dan No Koes. Program siaran musik Mentari Plus dipandu oleh seorang penyiar yang didampingi seorang narasumber yang mengerti dan memahami lagu-lagu dan sejarah grup musik Koes Plus. Narasumber disini membantu penyiar untuk menyampaikan informasi-informasi seputar Koes Plus. Saat mengudara penyiar dan narasumber selalu mengajak pendengar untuk bergabung melalui line phone ataupun sms. Pendengar dapat request lagu dan menyapa pendengar lain. Program Mentari Plus terbagi menjadi beberapa segmen. Disetiap segmennya, penyiar menerima 3 penelpon dan membaca sms kemudian memutarkan 3 lagu yang di-request oleh pendengar. Suatu waktu narasumber memberikan informasi seputar lagu-lagu Koes Plus yang diputar, baik itu sejarah mengenai lagu tersebut ataupun latar belakang Koes Plus membuat lagu tersebut.
54
Blocking acara Radio Mentari FM
49
Program Mentari Plus termasuk program siaran musik unggulan kedua di Radio Mentari FM karena mampu menjaring banyak atensi dari pendengar wilayah kota Solo dan sekitarnya, dari survey yang penulis lakukan dalam setiap kali siaran lebih dari 40 SMS dan 10 penelpon yang beratensi. Hal ini menandakan bahwa program acara ini menjadi program favorit pendengar yang merupakan pecinta Koes Plus. B. RRI PRO 2 FM a. Sejarah Radio Republik Indonesia Surakarta Pada zaman penjajahan Belanda, sejarah perkembangan radio di Surakarta tidak terlepas dari Pergerakan Bangsa Indonesia pada umumnya. Tiap langkah yang berlandaskan pada perjuangan bangsa Indonesia merupakan segi yang terkait. Demikian pula pejuang-pejuang radio, merupakan mata rantai yang menjadi salah satu penggerak dalam menanam kesadaran nasional yang membawa kemungkinan hidup langgeng sebagai pembawa obor perjuangan. Siaran-siaran radio yang berkumandang di Indonesia membuka pemikiran baru bagi bangsa Indonesia, sebab secara tidak langsung segala pemeliharaan seni budaya Indonesia merupakan penanam kesadaran bangsa. Melalui pemancar PK2MN yang diusahakan oleh perkumpulan “Javaanse Kunstkring Mardi Raras Mangkunegaran” asuhan Sri Paduka Mangkunegoro VII almarhum, seorang bangsawan anggota “Budi Utomo” yang terkenal sebagai penggemar seni siaran-siaran gamelan Jawa, ketoprak dan siaran-siaran lain dapat dipancarkan kepada penggemarnya. Pemancar tadi mengirimkan siaran-siaran gamelan Jawa dari perkumpulan Javaanse Kunstkring tersebut dan Siaran Ketoprak
50
dan Wayang Orang dari Taman Balekambang Manahan (dulu Partinituin). Atas inisiatif Ir. Arsito Mangunkusumo, lalu diadakan rapat tanggal 1 April 1933 dengan anggota dan tokoh terkemukan kota Solo untuk mendirikan perkumpulan yang mengusahakan penyiaran radio di Solo, hasilnya lahirlah “Solose Radio Vereniging” (SRV)”. Melalui propaganda Sdr. Sutarto Hardjowahono didirikan pula konsulkonsul yang menjelma menjadi perkumpulan penyiaran radio itu sendiri. Pada tanggal 8 April 1934 berdiri “Kring Betawi” yang dipimpin oleh Sdr. Gunari Wiriodinoyo, yang menjelma menjadi V.O.R.L. (Vereniging Oorterse Radio Luisteraars) dan akhirnya berdiri sendiri. Disusul lahirnya V.O.R.S di Surabaya dibawah pimpinan Sdr. Djadi, dan menjelma menjadi CIRVO (Chineesse en Inheemse Radioluisteraars Vereniging Oost Java). Di Madiun berdiri E.M.R.O (Eerste Madiunse Radio Omroep) dipimpin Sdr. Partalegawa tetapi perkumpulan ini tidak langgeng. Pada tahun 1936 di Semarang muncul Konsul dan S.R.V yang bernama Radio Semarang dipimpin Sdr. Sujudi. Pada tahun 1934 di Solo berdiri laggi S.R.I (Siaran Radio Indonesia) dibawah asuhan Pangeran Surjohamidjojo, Mulyadi Djojomartono dkk. S.R.V pernah mencapai jumlah anggota 4000 orang sehingga dapat mendirikan gedung studio sendiri yang megah atas bantuan Sri Paduka Mangkunegoro VII. Konggres tanggal 15 Januari 1935 di Solo, memutuskan bahwa SRV harus mempunyai gedung yang megah dan untuk keperluan tersebut direncanakan biayan FI. 7000,- (tujuh ribu golden). Pada waktu itu dana yang didapat dari para dermawan baru FI. 2000,-. Sri Paduka Mangkunegoro VII sendiri telah menghadiahkan sebidang tanah yang luasnya 5000 meter persegi yang letaknya di jalan markoni
51
(tepatnya di lokasi RRI Surakarta sekarang). Proyek studio inidiselenggarakan oleh Ir. FCL Van Olden pada tanggal 15 September 1935 dengan ditandai peletakan batu pertama dan pada tanggal 29 September 1936. Tanggal 8 Maret 1942, H.Funabiki komandan pasukan Jepang di Solo dating ke studio dan bertemu Sdr.Maladi salah seorang anggota pengurus program komisi SRV, Sdr. Oetojo dan Sdr. Soegoto. Ketiga orang tadi mendapat perintah dari Sdr. Funabiki supaya segera menghidupkan kembali pemancar SRV, sehingga dalam beberapa hari saja pemancar sudah dapat digunakan dan pimpinan dijabat Sdr. Maladi. Setelah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, maka para pemimpin radio menghimpun tenaga-tenaga untuk melancarkan jalannya revolusi. Hingga akhirnya lahir RRI pada tanggal 11 September 1945 yang berdiri dengan delapan anggota studio, yakni di Jakarta, bandung, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, Malang, Surabaya dan Semarang. Untuk Surakarta, menempatkan pemancarnya di tawangmangu. Berdasarkan keputusan Menteri Penerangan moh.Natsir tanggal 1 April 1946 RRI ditetapkan sebagai Jawatan Pemerintah. Adanya reformasi pada tahun 1998 membuahkan perubahan tatanan termasuk dalam bidang jaringan informasi radio. Dilikuidasinya Departemen Penerangan oleh presiden Gus Dur tahun 1999, RRI beralih dari radio pemerintah menjadi radio public dengan satus Perjan (PP No.37/VI/2000). b. Visi dan Misi Visi
: Menjadikan Radio Republik Indonesia sebagai lembaga penyiaran public yang independen, netral, mandiri dan profesional.
52
Misi ·
: Memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan kepada semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
·
Mendukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan negaranegara sahabat khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
·
Ikut
mencerdaskan kehidupan
bangsa dan
mendorong terwujudnya
masyarakat informasi. ·
Meningkatkan kesadaran masyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis dan berkeadilan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia
·
Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa
·
Melaksanakan kontrol sosial
·
Mengembangkan jati diri dan budaya bangsa.
Motto
: Sekali di udara tetap di udara
c. Data Media Nama Badan Hukum
: Radio Republik Indonesia Surakarta
Call Station PRO 2
: Radio Republik Indonesia PRO 2
Alamat
: Jl. Abdurrahman Saleh No.51 Surakarta
Kodya / Provinsi
: Kodya Surakarta / Provinsi Jawa Tengah
No. Telephone & Faksimile : (0271) 639230, 642208 & (0271) 668200 Email
: rri_ska@rri_online.com
NPWP
: 0.004.172.3.526
Frekuensi PRO 2
: FM 97.00 MHz
53
d. Daerah Jangkauan RRI PRO 2 FM Memilik 1 pemancar yaitu FM 97 MHz. Jangkauan utamanya adalah kota Surakarta, namun juga dapat menjangkau kabupaten Sukoharjo, Klaten, Sragen, Karanganyar, Wonogiri. e. Format Station PRO 2 FM 97 MHz Format station
: Informasi dan Musik
Usia Pendengar
: 12 – 45 tahun
f. Deskripsi Program Siaran Musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) Program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita) merupakan program siaran musik yang khusus memutarkan lagu-lagu milik Koes Bersaudara dan Koes Plus tahun 1962-1987 sehingga berbeda dengan lagu yang diputar dalam program Mentari Plus di Radio Mentari FM. Menurut penggagas pertama program K3 RRI PRO 2 FM yaitu Bpk. Oni, Murry’s group dan No Koes sudah jauh sekali ikatannya dengan Koes Plus, meskipun Murry’s group merupakan grup yang dimotori oleh Murry, dan No Koes adalah grup musik yang dipimpin oleh No Koes, tetap saja program K3 tidak memutarkan lagu-lagu dari Murry’s group dan No Koes. K3 PRO 2 FM mengudara pukul 21.15 – 24.00 WIB di hari Selasa. Dipandu oleh seorang penyiar serta menghadirkan narasumber yang jumlahnya lebih dari 1 orang. Setiap mengudara, penyiar dan narasumber mempunyai tema tertentu misalnya tahun baru, namun pendengar masih dibebaskan me-request lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus meskipun tidak sesuai tema siaran pada saat itu. Dalam
54
program K3 pendengar
dapat request lagu, berkirim salam dengan pendengar
lainnya melalui line phone dan sms serta bertanya tentang grup musik Koes Plus langsung pada narasumber. Program K3 dibagi menjadi beberapa segmen. Segmen pertama penyiar dan narasumber membuka program K3 dan memutarkan 2 lagu sebagai pembuka. Di setiap segmennya, penyiar menerima 5 penelpon kemudian memutarkan 5 lagu yang di-request oleh pendengar. Bila belum ada yang bergabung di line phone, penyiar membaca sms dari pendengar. Berdasarkan pengamatan penulis, program K3 lebih mengutamakan pendengar yang bergabung di line phone karena sms dari pendengar dibaca bila belum ada yang bergabung di line phone. Tidak hanya penyiar yang berinteraksi langsung dengan pendengar, narasumber program K3 juga bisa langsung menyapa
pendengar
dan
menjawab
pertanyaan-petanyaan
pendengar
serta
menyampaikan informasi-nformasi mengenai Koes Plus.
C. Deskripsi Koes Plus Fans Surakarta (KPFS) a. Sejarah KPFS KPFS merupakan singkatan dari Koes Plus Fans Surakarta yang berdiri pada tanggal 11 Maret 2004. Diresmikan oleh Yon Koeswoyo dan Murry saat mengadakan konser Koes Plus di THR Sriwedari Solo pada 22 April 2004. KPFS ini diprakarsai Edi Kuncoro, Sunu Pribadi, Heri dan Moch. Rahardjo. Alasan berdirinya KPFS, menurut Edi Kuncoro dan Sunu Pribadi saat diwawancarai oleh penulis, pendirian KPFS diperlukan karena pada waktu itu penggemar Koes Plus di Surakarta semakin banyak, yang diketahui dari pengunjung acara Koes Plus di THR dan
55
banyaknya siaran radio yang menyiarkan lagu-lagu Koes Plus. Di luar Solo sendiri sudah banyak komunitas-komunitas Koes Plus yang telah berdiri, seperti FKPK (Fans Koes Plus Kudus), FKPS Semarang, dll. Maka di Solo perlu dibentuk suatu wadah untuk penggemar Koes Plus serta untuk menunjukkan eksistensi Fans Koes Plus di kota Solo ini. Pada awalnya anggota KPFS berkisar puluhan orang dan sampai tahun 2006 jumlah tersebut meningkat mencapai 200 orang yang terdaftar dalam kesekretariatan KPFS yang beralamat di Rumah Bapak Heri Jl. Prenjak V Rt 7 RW 10 Solo 57144. Pada saat itu untuk menjadi anggota, pecinta Koes Plus harus mendaftarkan diri kepada pengurus dengan mengisi formulir pendaftaran, fotokopi KTP, pas foto 3x4 2 lembar dan biaya administrasi Rp. 10.000,- (sebagai simpanan pokok, pembutan kartu anggota dan sebagai uang konsumsi untuk pertemuan anggota. Sampai tahun 2009 jumlah anggota KPFS yang aktif mengikuti kegiatankegiatan yang diadakan KPFS menurun. Berdasarkan wawancara dengan Edi Kuncoro dan Sunu Pribadi, jumlah anggota KPFS yang aktif sampai tahun 2009 berkisar 100 orang yang dibuktikan dari pantauan dan daftar hadir disetiap pertemuan-pertemuan yang diadakan KPFS. Agar KPFS tetap berdiri, pengurus KPFS berusaha semaksimal mungkin untuk tetap mengembangkan KPFS dan akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2009, KPFS melalukan reorganisasi dengan menyusun pengurus baru dan mulai rutin mengadakan kegiatan-kegiatan. b. Visi Misi Visi
: Pelestarian lagu-lagu Koes Plus
56
Misi
: Mendirikan pusat informasi Koes Plus (museum) yang sampai saat ini belum terlaksana karena personil Koes Plus masih ada yang hidup.
c. Kegiatan KPFS Kegiatan KPFS adalah melestarikan lagu-lagu Koes Plus yang bekerjasama dengan komunitas Koes Plus pusat di Jakarata (Jiwa Nusantara), yaitu berupa pendokumentasian album-album Koes Bersaudara dan Koes Plus dari album awal (1962) sampai tahun 2008. Pendokumentasian lagu-lagu tersebut dari bentuk piringan hitam, kaset, dan CD. Tidak mudah mencari album-album Koes Plus yang asli karena sudah tidak diproduksi lagi, namun dengan menjadi anggota KPFS akan mudah untuk mendapatkan album-album Koes Plus. Kegiatan rutin: 1. Menentukan jadwal panggung Band pelestari Koes Plus setiap Senin dan Kamis di THR Sriwedari dan di Televisi lokal Solo 2. Menjadi narasumber acara Koes Plus di radio 3. Mengkoordinasi band-band pelestari Koes Plus 4. Mengadakan kerjasama dengan radio-radio dan televisi di kota Solo yang menyiarkan lagu-lagu Koes Plus. 5. Mengadakan kerjasama dengan komunitas-komunitas Koes Plus di daerah lain. 6. Mengkoordinasi dancer Koes Plus yang berjumlah 4 kelompok (Dancer PLus, Dancer 88, Solo Dancer, Dancer Combo yang keanggotaannya remaja putri) untuk tampil di THR Sriwedari dan televisi mengiringi band pelestari Koes Plus yang tampil.
57
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Identitas Responden Responden dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio Dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” adalah kalangan Koes Plus Fans Surakarta (KPFS) sebanyak 50 orang. Berikut adalah data identitas responden yang diperoleh dari hasil jawaban di kuisioner: Tabel III.1 Karakteristik Responden Menurut Umur Umur
F
%
21 – 30 Tahun
7
14
31 – 40 Tahun
10
20
41 – 50 Tahun
23
46
51 – 60 Tahun
9
18
61 – 70 Tahun
1
2
Jumlah
50
100
Sumber: Jawaban kuisioner no.2
Berdasarkan tabel III.1 dapat diketahui bahwa yang paling banyak mendengarkan program Mentari Plus dan K3 berumur 41 – 50 tahun yang berjumlah 23 orang dengan persentase 46%. Sedangkan yang paling sedikit adalah umur 61 - 70 tahun yaitu 1 orang. Untuk umur 31 - 40 tahun sebanyak 10 orang atau 20%. 51 – 60 tahun sebanyak 9 orang, dan yang termuda umur 21 – 30 tahun berjumlah 7 orang dengan persentase 14%.
58
Tabel III.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
F
%
Laki-laki
47
94
Perempuan
3
6
Jumlah
50
100
Sumber: Jawaban kuisioner no.2
Berdasarkan tabel diatas, responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 47 orang dengan persentase 94%. Sedangkan untuk responden yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 3 orang atau 6%. Selanjutnya, data tabel
berikutnya adalah data yang diperoleh
berdasarkan hasil jawaban kuesioner untuk masing-masing variabel.
B. Variabel Gratifications Sought (Kepuasan yang Diharapkan) Gratifications Sought (GS) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kepentingan dari kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki responden untuk dicarikan pemuasannya melalui program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Jenis-jenis kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi, identitas
59
pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta kebutuhan untuk mendapatkan hiburan. Pada variabel GS terdapat 12 pertanyaan dan pada masing-masing item pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan tiga skor berbeda yang dapat dipilih responden untuk menyatakan seberapa kuat keinginan memuaskan kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Ketiga skala tersebut adalah sangat penting (skor 3), bila responden sangat mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus di radio; penting (skor 2), bila responden merasa cukup mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus; serta tidak penting (skor 1), bila responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Koes Plus di radio. Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 12 x 3 = 36 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai batas bawah). Dengan tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya harapan responden untuk memuaskan kebutuhannya mendengarkan program siaran musik Koes Plus, maka diperoleh range (jarak interval): Batas atas – batas bawah i= Jumlah kelas 36 - 12 i= 3
60
i=8 Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden adalah sebagai berikut: v Tinggi (29 – 36), artinya responden mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3 v Sedang (21 – 28), artinya responden kurang begitu mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3 v Rendah (12 – 20), artinya responden tidak mengharapkan pemuasan kebutuhan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3 Jenis-jenis kebutuhan yang dinggap sangat penting, penting dan tidak penting oleh responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel III.3 Tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) responden dari media radio No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Motif Mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Ingin meningkatkan rasa percaya diri Ingin mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Sangat Penting F %
F
%
Tidak Penting F %
25
50
25
50
-
-
24
48
26
52
-
-
8
16
29
58
13
26
22
44
25
50
3
6
11
22
29
58
10
20
9
18
39
78
2
4
16
32
32
64
2
4
Penting
61
8. 9. 10. 11.
Ingin memperoleh suasana santai Ingin menyalurkan emosi Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Untuk mengisi waktu luang
12. Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19
20 6 25
40 12 50
30 24 25
60 48 50
20 -
40 -
22
44
27
54
1
2
13
26
35
70
2
4
Berdasarkan rincian pada tabel III.3 diatas, penjelasan dari masingmasing indikator variabel GS adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus
Tabel III.4 Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus Kategori
F
%
Sangat Penting
25
50
Penting
25
50
-
-
50
100
Tidak Penting Jumlah Sumber: Tabel III.3
Dari tabel III.4 diketahui bahwa kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dianggap sebagai kebutuhan yang sangat penting untuk dicarikan kepuasannya, terbukti item kebutuhan ini memiliki persentase 50%. Hal ini wajar karena responden sebagai anggota KPFS ingin mengetahui lebih banyak lagu yang dipopulerkan Koes Plus. 2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus
62
Tabel III.5 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Kategori
F
%
Sangat Penting
24
48
Penting
26
52
-
-
50
100
Tidak Penting Jumlah Sumber: Tabel III.3
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden merasa kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus dianggap penting dengan bukti 26 orang dari 50 responden atau sekitar 52% menjawab penting, sedangkan 24 respoden menjawab sangat penting. Responden yang merupakan Fans grup musik Koes Plus berharap untuk mengetahui informasi tentang grup musik kesayangannya sehingga dapat menambah wawasan mereka dan menjadi fans yang mengetahui seluk beluk Koes Plus. 3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri Tabel III.6 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri Kategori
F
%
Sangat Penting
8
16
Penting
29
58
Tidak Penting
13
26
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
63
Berdasar tabel diatas, 29 responden dengan besar persentase 58% menganggap kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus dirasa penting untuk dipenuhi. Rasa percaya diri yang dimilik responden sebagai salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi diri. Dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio, responden berharap dapat menambah wawasan tentang grup musik kesayangannya yaitu Koes Plus sehingga saat berbincang dengan orang lain, responden lebih banyak mengetahui informasi sehingga kepercayaan dirinya meningkat
4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Tabel III.7 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Kategori
F
%
Sangat Penting
22
44
Penting
25
50
Tidak Penting
3
6
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Responden yang berjumlah 25 orang menyatakan penting dan 22 orang responden menyatakan sangat penting terhadap item kebutuhan untuk mengingat
64
kenangan-kenangan di masa lampau untuk dipenuhi kepuasannya. Dalam item kebutuhan ini responden berharap dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio dapat menjadi cara untuk bernostalgia dan kembali kemasamasa terdahulu yang mempunyai kenangan-kenangan dibalik lagu-lagu Koes Plus. 5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Tabel III.8 Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Kategori
F
%
Sangat Penting
11
22
Penting
29
58
Tidak Penting
10
20
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
29 responden (58%) dari 50 responden menyatakan penting untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Lagu-lagu, informasi ataupun penyajian program siaran musik Koes Plus di radio dapat menjadi bahan perbincangan dengan sesama teman pecinta Koes Plus dan sesama anggota KPFS. 6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara Tabel III.9 Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara
65
Kategori
F
%
Sangat Penting
9
18
Penting
39
78
Tidak Penting
2
4
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Kebutuhan untuk bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara merupakan item kebutuhan yang dianggap penting oleh responden untuk dipenuhi. 78% merupakan persentase dimana responden menjawab penting atau 39 orang dari 50 responden. Bersilaturrahmi melalui udara adalah hal yang sering dilakukan pendengar radio yang bergabung melalui line phone atau sms untuk menyapa sesama pendengar. 7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus Tabel III.10 Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus Kategori
F
%
Sangat Penting
16
32
Penting
32
64
Tidak Penting
2
4
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Responden dalam penelitian ini yang merupakan anggota KPFS adalah orang-orang yang mengagumi Koes Plus. Melalui program siaran musik Koes
66
Plus, memperoleh teman sesama pecinta Koes Plus merupakan hal yang penting terbukti 32 responden menjawab penting. Dengan mempunyai teman sesama pecinta Koes Plus responden berharap dapat menambah wawasannya seputar Koes Plus dan menambah koleksi lagu-lagu Koes Plus. 8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai Tabel III.11 Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai Kategori
F
%
Sangat Penting
20
40
Penting
30
60
-
-
50
100
Tidak Penting Jumlah Sumber: Tabel III.3
Harapan memperoleh suasana santai dinilai responden penting untuk dipenuhi dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Sebanyak 30 orang dengan persentase 60% menjawab penting dan 20 orang dengan persentase 40% menjawab sangat penting. Tidak ada seorang responden pun yang menganggap bahwa kebutuhan untuk memperoleh suasana santai tidak penting untuk dipenuhi.
67
9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi Tabel III.12 Kebutuhan untuk menyalurkan emosi Kategori
F
%
Sangat Penting
6
12
Penting
24
48
Tidak Penting
20
40
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Kebutuhan untuk menyalurkan emosi merupakan suatu kebutuhan yang diharapkan responden
dapat terpenuhi dengan mendengarkan lagu-lagu pada
program siaran musik Koes Plus diradio. 24 responden menyatakan penting agar kebutuhan emosinya dapat tersalurkan dengan mendengar lagu-lagu Koes Plus. Namun dengan persentase 40% atau 20 responden menyatakan bahwa kebutuhan menyalurkan emosi tidak penting untuk dicarikan pemuasannya. 10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan Tabel III.13 Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan Kategori
F
%
Sangat Penting
25
50
Penting
25
50
-
-
Tidak Penting
68
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Bagi pecinta grup musik Koes Plus, hiburan yang menyenangkan salah satunya adalah mendengarkan lagu-lagu Koes Plus. 25 Responden (50%) menjawab sangat penting dan 25 responden dengan persentase 50% menjawab penting untuk memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan kesenangan melalui program siaran musik Koes Plus di radio. 11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Tabel III.14 Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Kategori
F
%
Sangat Penting
22
44
Penting
27
54
Tidak Penting
1
2
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Responden dalam penelitian ini mempunyai kesibukan pekerjaan masing-masing. Oleh karena itu untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian, mereka membutuhkan hiburan. 22 responden menjawab sangat penting dan 27 responden menjawab penting untuk dicarikan pemuasaan kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian melalui program siaran musik Koes Plus di radio.
69
12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang Tabel III.15 Kebutuhan untuk mengisi waktu luang Kategori
F
%
Sangat Penting
13
26
Penting
35
70
Tidak Penting
2
4
Jumlah
50
100
Sumber: Tabel III.3
Item kebutuhan untuk mengisi waktu luang merupakan jenis kebutuhan yang memiliki persentase 70% atau sekitar 35 responden menyatakan penting untuk dicarikan pemuasannya. Melalui program siaran musik Koes Plus di radio responden berharap agar kebutuhan untuk mengisi waktu luang dapat terpenuhi. Berdasarkan uraian dari masing-masing indikator pada variabel Gratification Sought diatas, dari 12 indikator yang ada ternyata semua item kebutuhan berada dalam skala penting untuk dicarikan pemuasannya. Sedangkan 50% dari jumlah responden pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan berada pada skala sangat penting. Berikut ini disajikan pula tabel yang menggambarkan seberapa besar tingkat kepuasan yang diharapkan responden dari program siaran musik Koes Plus di radio.
70
Tabel III.16 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diharapkan (GS) Responden F % Kategori 18 36 Tinggi (29 – 36) 31 62 Sedang (21 -28) 1 2 Rendah (12 – 20) 50 100 Total Sumber: diolah dari jawaban kuisioner II.8 – II.19
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah terbesar tingkat kepuasan yang diharapkan responden berada pada kategori sedang, artinya sebagian besar responden (62%) mengharapkan pemuasan kebutuhannya melalui program siaran musik Koes Plus di radio.
C. Deskripsi Variabel Media Consumptions Penggunaan media merupakan cara responden untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkannya.
Dalam penelitian ini media yang digunakan
adalah media Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus serta RRI PRO 2 FM dengan program siaran musik K3 (Koes Plus Mu, Koes Plus Ku, Koes Plus Kita). Pola penggunaan media dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut: 1) Tingkat perhatian a. Pre activity (Sebelum terpaan media)
71
Gambaran
aktifitas
responden
sebelum
memutuskan
untuk
mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 berupa pencarian informasi acara tersebut dan apakah responden sengaja meluangkan waktu untuk mendengarkannya atau tidak dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel III.17 Aktifitas Responden Memperoleh Informasi Tentang Program Mentari Plus dan K3 Aktifitas Responden Memperoleh informasi dari Teman Mendengarkan iklan program (RE) siaran musik Koes Plus Tidak sengaja mendengarkan saat program siaran musik Koes Plus mengudara Jumlah Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.20 dan III.21
Mentari Plus F %
K3 F
%
20 18
40 36
24 14
48 28
12
24
12
24
50
100
50
100
Berdasarkan tabel III.17 diketahui bahwa pada tahap pre activity responden mendapatkan informasi tentang program Mentari Plus dan K3 dari teman. Mentari Plus sebesar 40% dan 48% untuk K3. Dari hasil jawaban dimana responden banyak yang memperoleh informasi program Mentari Plus dan K3 dari teman, karena responden merupakan anggota KPFS dan berusaha untuk saling berbagi informasi mengenai program siaran musik Koes Plus di radio, termasuk pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Sedangkan responden yang mendapatkan informasi dengan mendengarkan iklan program (RE) Mentari Plus lebih banyak dari K3 yaitu sebesar 36%. Untuk program K3 sendiri hanya memperoleh 28%. b. Duractivity (Saat terpaan media)
72
Aktifitas responden saat terpaan media yaitu saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3 diukur dari cara responden mengikuti program siaran musik Koes Plus tersebut disertai aktifitas lain atau tidak. Lebih jelasnya tertera pada tabel berikut. Tabel III.18 Aktifitas Responden saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3 Aktifitas Responden Selalu disertai aktifitas lain Kadang-kadang disertai aktifitas lain Tidak pernah disertai aktifitas lain Jumlah
Mentari Plus F %
K3 F
%
8 28 14
16 56 28
9 27 14
18 54 28
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 dan III.23 Dari tabel III.18 dapat dilihat bahwa saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3 yang sedang mengudara 56% responden Mentari Plus dan 54% responden K3 menjawab dalam mendengarkan program siaran musik Koes Plus diradio kadang-kadang disertai aktifitas lain. “Hal tersebut merupakan keuntungan media radio yang memiliki sifat santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, tidur-tiduran, bekerja bahkan sambil mengemudikan mobil.”55 Responden yang menjawab tidak pernah disertai aktifitas lain saat mendengarkan Mentari Plus dan K3 sebesar 28%. Responden yang merupakan Fans Koes Plus tidak mau ketinggalan informasi serta lagu-lagu Koes Plus sehingga mereka antusias untuk menyimak dari awal hingga akhir program. Tingkat perhatian responden saat mendengarkan program Mentari Plus dan K3 juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka bergabung melalui line phone
55
Onong Uchjana, Radio Siaran Teori & Praktek, Mandar maju, Bandung, 1990, Hal. 19
73
atau sms untuk request lagu dan bersilaturrahmi dalam program siaran musik Koes Plus. Datanya akan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel III.19 Aktifitas Responden Bergabung Melalui Line Phone Atau SMS Dalam Program Mentari Plus dan K3 Aktifitas Responden Selalu bergabung Kadang-kadang bergabung Tidak pernah bergabung Jumlah
Mentari Plus F %
K3 F
%
12 21 17
24 42 34
16 24 10
32 48 20
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.24 dan III.25 24% responden menyatakan selalu bergabung melalui line phone atau sms di program Mentari Plus, sedangkan yang selalu bergabung dalam program K3 sebesar 32%. Responden yang menyatakan kadang-kadang bergabung dalam program Mentari Plus sebanyak 21 orang dan K3 sebanyak 24 responden. Berdasar tabel diatas, jumlah responden K3 lebih banyak yang bergabung baik itu selalu maupun kadang-kadang pada saat program siaran musik Koes Plus mengudara. Sehingga responden yang mendengarkan program K3 merupakan responden yang aktif. Kecanggihan teknologi saat ini memudahkan responden untuk bergabung dalam program Mentari Plus dan K3 misalnya melalui sms. Saat program siaran musik Mentari Plus dan K3 mengudara, tingkat perhatian responden juga dapat terlihat dari aktifitas responden mendengarkan program teersebut sampai selesai atau tidak. Keterangannya terdapat dalam tabel berikut ini: Tabel III.20 Aktifitas Responden Mendengarkan Program Mentari Plus Dan K3 Sampai Selesai Mentari Plus K3 Aktifitas Responden
74
Selalu sampai selesai Kadang-kadang sampai selesai Tidak pernah sampai selesai Jumlah
F
%
F
%
23 24 3
46 48 6
28 20 2
56 40 4
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.26 dan III.27 Dalam tabel III.20 dijelaskan bahwa 46% responden mendengarkan siaran program Mentari Plus sampai selesai, sedangkan
responden yang
mendengarkan siaran program K3 sampai selesai sebesar 56%. Hal tersebut dapat diterima dimana responden yang merupakan fans grup musik Koes Plus menginginkan berlama-lama untuk mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan grup musik favoritnya. c. Post activity (Setelah terpaan media) Aktifitas responden pada tahap post activity atau setelah terpaan media terhadap program siaran musik Mentari Plus yang diudarakan radio Mentari FM dan program K3 di RRI PRO 2 FM, dapat dicermati pada tabel III.21:
Tabel III.21 Aktifitas Responden Memperbincangkan Lagu-Lagu Serta Informasi Setelah mendengarkan siaran Program Mentari Plus dan K3 Aktifitas Responden Selalu memperbincangkannya Kadang-kadang memperbincangkannya Tidak pernah memperbincangkannya Jumlah
Mentari Plus F %
K3 F
%
7 24 19
14 48 38
9 29 12
18 58 24
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.28 dan III.29
75
Distribusi frekuensi pada tabel diatas menunjukkan tingkat perhatian responden pada tahap post activity terhadap kedua program siaran musik Koes Plus termasuk baik. Karena 48% responden Mentari Plus dan 58% responden K3 menyatakan kadang-kadang memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah mendengarkan siaran kedua program tersebut. Namun responden yang menjawab tidak pernah memperbincangkan lagu-lagu dan informasi setelah mendengarkan siaran program Mentari Plus lebih banyak dari pada program K3 yaitu sebesar 38%, sedangkan untuk K3 sebesar 24%. Persentase responden yang tidak pernah memperbincangkan
setelah
mendengarkan
siaran
kedua
media
tersebut
kemungkinan dikarenakan informasi yang disampaikan penyiar dan narasumber kurang lengkap dan lagu-lagu yang diputar hanya itu-itu saja sehingga responden tidak tertarik untuk memperbincangkannya. Setelah membahas tingkat perhatian yang diberikan responden sebelum, sesaat dan setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3, terlihat bahwa pada tahap pre activity sebagian besar responden kedua program siaran musik tersebut sama-sama memperoleh informasi tentang program Mentari Plus dan K3 dari teman. Saat program Mentari Plus dan K3 mengudara 14 responden (28%) menjawab bahwa mereka tidak pernah melakukan aktifitas lain. Berarti kedua program siaran musik Mentari Plus dan K3 memang telah menarik perhatian responden sebagai penggemar grup musik Koes Plus. 2) Frekuensi Yaitu seberapa sering responden mendengarkan program Mentari Plus dan K3 dalam kurun waktu 2 bulan.
76
Frekuensi mendengarkan program Mentari Plus dan K3: Tinggi
: jika responden mendengarkan 7– 8 kali dalam 2 bulan
Sedang
: jika responden mendengarkan 3– 6 kali dalam 2 bulan
Rendah
: jika responden mendengarkan kurang atau sama dengan 2 kali dalam 2 bulan Distribusi frekuensi responden dalam mendengarkan program Mentari
Plus dan K3 dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel III.22 Frekuensi Responden Mendengarkan Program Mentari Plus dan K3 Mentari Plus K3 Frekuensi responden mendengarkan program siaran musik Koes Plus F % F % Tinggi Sedang Rendah Jumlah
24 19 7
48 38 14
29 19 2
58 38 4
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.30 dan III.31 Dari tabel diatas dapat dilihat frekuensi mendengarkan program siaran musik Koes Plus yang berada pada skala sedang berjumlah 19 responden atau dengan persentase 38% untuk program Mentari Plus dan K3. Namun untuk responden yang mendengarkan program K3 pada skala tinggi yaitu dengan frekuensi 7-8 kali dalam 2 bulan lebih tinggi dengan besar persentase 58% dari pada responden yang mendengarkan program Mentari Plus dalam skala tinggi dengan persentase 48%. Hal ini berarti bahwa frekuensi responden mendengarkan program K3 lebih tinggi daripada program Mentari Plus. 3) Curahan waktu Yaitu waktu rata-rata yang digunakan responden untuk mendengarkan
77
program siaran Mentari Plus dan K3 dalam satuan menit setiap minggunya. ·
Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM: Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 121 – 180 menit Sedang: jika responden mencurahkan waktu 61 – 120 menit Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 60 menit
·
Curahan waktu mendengarkan program siaran musik K3 di RRI PRO 2 FM: Tinggi : jika responden mencurahkan waktu 111 - 165 menit Sedang: jika responden mencurahkan waktu 56 – 110 menit Rendah: jika responden mencurahkan waktu 1 – 55 menit Tabel III.23 Curahan Waktu Responden Untuk Mendengarkan Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Curahan waktu mendengarkan program siaran musik Koes Plus F % F % Tinggi Sedang Rendah Jumlah
19 25 6
38 50 12
25 19 6
50 38 12
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.32 dan III.33
Tinggi rendahnya tingkat penggunaan media di kalangan responden berdasarkan curahan waktu yang diberikan dalam mendengarkan program Mentari Plus dan K3 terlihat pada tabel diatas. Jumlah dan prosentase untuk responden yang mendengarkan program Mentari Plus dan K3 pada skala rendah sama-sama berjumlah 6 orang. Program Mentari Plus dalam skala sedang yaitu 61-120 menit lebih unggul dari pada program K3 karena responden yang mencurahkan waktu
78
untuk mendengarkan program Mentari Plus pada skala sedang sebesar 50% dan untuk K3 sebesar 38%. Berdasar tabel III.23 jumlah responden yang berada pada kategori tinggi dan sedang di kedua program siaran musik yaitu Mentari Plus dan K3 adalah 44 responden (88%), berarti curahan waktu yang diberikan responden pada kedua program tersebut adalah sama. 4) Penyajian program siaran musik Mentari Plus dan K3 Selanjutnya akan dilihat tanggapan responden terhadap kedua program siaran musik Koes Plus di radio yaitu Mentari Plus dan K3 pada masing-masing medium
yang
dioperasionalkan
dengan
beberapa
pertanyaan
meliputi
penyampaian penyiar (gaya siar), kelengkapan koleksi lagu dan tepat tidaknya waktu penyiaran. Berikut ini frekuensi tanggapan responden mengenai program siaran musik Mentari Plus dan K3:
Tabel III.24 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Gaya Siar Atau Penyampaian Penyiar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F % Sangat Suka Suka Tidak Suka Jumlah
12 37 1
24 74 2
11 39 -
22 78 -
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.34 dan III.35
79
Berdasarkan tabel diatas tanggapan responden mengenai gaya siar atau penyampaian penyiar dalam Program Mentari Plus dan K3 sama-sama disukai oleh pendengar. Terbukti perolehan persentase pada kategori suka dengan gaya siar penyiar program Mentari Plus sebesar 74% sedangkan program K3 sebesar 78%. Mungkin besarnya persentase responden yang sangat suka dan suka terhadap gaya siar atau penyampaian penyiar dalam kedua program tersebut dipengaruhi faktor kedekatan. Berdasarkan survey yang dilakukan penulis, pecinta Koes Plus yang tergabung dalam KPFS sebagian besar sudah kenal dan akrab dengan penyiar dan narasumber Mentari Plus dan K3, karena disaat kedua program tersebut mengudara ada pendengar yang sengaja berkunjung atau mendengarkan program siaran musik Koes Plus langsung datang ke Radio Mentari FM yang menyiarkan Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang menyiarkan K3. Namun pada program Mentari Plus terdapat 1 responden yang tidak suka dengan gaya siar penyiar Mentari Plus.
Tabel III.25 Kelengkapan Koleksi Lagu Dalam Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Kelengkapan Koleksi Lagu Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F % Sangat Lengkap Cukup Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
18 26 6
36 52 12
31 18 1
62 36 2
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.36 dan III.37
80
Berdasarkan tabel diatas, untuk tanggapan responden mengenai kelengkapan koleksi lagu yang diputarkan, responden lebih memilih program K3 dari pada Mentari Plus. Hal tersebut tampak pada besarnya persentase responden yang menyatakan koleksi lagu dalam program K3 sangat lengkap yaitu 62% dan Mentari Plus 36%. Sedangkan persentase responden yang menyatakan koleksi lagu dalam program Mentari Plus tidak lengkap sebesar 12% dan K3 2%. Tabel III.26 Ketepatan Waktu Siar Program Mentari Plus Dan K3 Mentari Plus K3 Ketepatan Waktu Siar Dalam Program Siaran Musik Koes Plus F % F % Sangat Tepat Kurang Tepat Tidak Tepat Jumlah
37 10 3
74 20 6
16 24 10
32 48 20
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.38 dan III.39 Tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar 74% responden menjawab sangat tepat untuk program Mentari Plus sedangkan 32% untuk program K3. 24 responden menyatakan program K3 kurang tepat waktu siarnya dan responden yang menjawab waktu siar program Mentari Plus kurang tepat sebanyak 10 orang. Untuk responden yang menyatakan kurang tepat waktu siar kedua program siaran musik Koes Plus tersebut mungkin dikarenakan waktu siar yang terlampau malam yaitu pukul 21.00-24.00 WIB untuk program Mentari Plus dan pukul 21.15-24.00 WIB untuk program K3. Namun 10 responden atau sebesar 20% menyatakan waktu siar program K3 tidak tepat dan untuk program Mentari Plus sebesar 6% responden yang menjawab waktu siarnya tidak tepat. Hal ini dikarenakan program K3 disiarkan pada hari Selasa sedangkan untuk program
81
Mentari Plus disiarkan hari Sabtu dan anggapan kebayakan orang Sabtu malam merupakan waktu yang tepat untuk bersantai. Jadi berdasarkan tabel diatas, tanggapan responden mengenai ketepatan waktu siar, responden menganggap waktu siar program Mentari Plus Radio Mentari FM lebih tepat dari pada program K3 RRI PRO 2 FM. Pada variabel Pola Penggunaan media radio ini dilihat berdasarkan tingkat perhatian, frekuensi, curahan waktu yang diberikan responden pada program siaran musik Koes Plus Mentari Plus di Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM dengan K3. Pola penggunaan media di bagi menjadi tiga kategorisasi, yaitu pola penggunaan tinggi (skor 3), bila responden mengarah pada jawaban positif yang ditandai dengan selalu; pola penggunaan sedang (skor 2), bila jawaban responden berbanding lurus yang ditandai dengan jawaban kadang-kadang; pola penggunaan rendah (skor 1), bila jawaban responden mengarah pada jawaban negatif yang ditandai dengan jawaban tidak pernah. Dari ketentuan skor tersebut, akan diperoleh nilai tertinggi 6 x 3 = 18 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah). Dengan tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya penggunaan media radio mentari FM dan RRI PRO 2 FM untuk mendengarkan program siaran musik Koes Plus, maka diperoleh range (jarak interval): Batas atas – batas bawah i= Jumlah kelas 18 - 6 i=
82
3 i=4 Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden adalah sebagai berikut: v Tinggi (15–18), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori tinggi, sehingga responden memanfaatkan media radio untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan. v Sedang (11–14), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori sedang. v Rendah (6–10), artinya pola penggunaan media radio untuk mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3 dalam kategori rendah. Tabel III.27 Kategorisasi Penggunaan Media Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM
Kategori Tinggi (skor 15-18) Sedang (skor 11-14) Rendah (skor 6-10) Jumlah
Mentari Plus F %
K3 F
%
12 25 13
24 50 26
16 31 3
32 62 6
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner III.22 - III.33 Berdasarkan tabel diatas pola penggunaan media Radio Mentari FM dan RRI PRO 2 FM oleh responden Koes Plus Fans Surakarta berada pada kategori sedang dengan persentase 50% untuk Mentari Plus Radio Mentari FM dan 62%
83
untuk RRI PRO 2 FM dengan K3-nya. Hal ini mengindikasikan bahwa pola penggunaan media pada penelitian ini dapat dikatakan tinggi, karena persentase pada kategori tinggi dan sedang jumlahnya lebih besar dari pada kategori sedang dan rendah. Dan berdasarkan jumlah kategori tinggi dan sedang, RRI PRO 2 FM dengan program K3 lebih unggul dari pada Radio Mentari FM dengan program Mentari Plus.
D. Deskripsi Variabel Gratifications Obtained (Kepuasan yang Diperoleh) Variabel Gratifications Obtained (GO) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah mendengarkan program siaran musik Koes Plus di radio. Gratifications Obtained diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada Gratifications Sought (GS) pada responden, tetapi lebih dikhususkan dengan menunjuk pada media radio dan program acaranya yaitu radio Mentari FM dengan program Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM dengan program K3. Hal ini untuk mengetahui besar nilai GO yang diperoleh untuk masing-masing program siaran musik Mentari Plus (Radio mentari FM) dan K3 (RRI PRO 2 FM). Pada varaibel GO terdapat 12 pertanyaan. Pada masing-masing item pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban dengan 3 skor yang berbeda yang dapat dipilh responden sesuai dengan kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan K3. Ketiga skala tersebut adalah sangat puas (skor 3) berarti responden merasa semua kebutuhannya dapat terpenuhi dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3; puas (skor 2)
84
artinya responden merasa pusa dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3, namun tidak semua kebutuhannya dapat terpenuhi; tidak puas (skor 1) berarti responden merasa bahwa program siaran Mentari Plus dan K3 tidak dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan ketentuan diatas, maka untuk masing-masing program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM akan diperoleh nilai tertinggi 12 x 3 = 36 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 12 x 1 = 12 (sebagai batas bawah). Dengan tiga kelas yang menyatakan tingkatan tingginya kepuasan yang diperoleh responden dengan mendengarkan program siaran musik Koes Plus, maka diperoleh range (jarak interval): Batas atas – batas bawah i= Jumlah kelas 36 - 12 i= 3 i=8 Kategori ketiga kelas tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden adalah sebagai berikut: v Tinggi (29 – 36), artinya responden merasa kebutuhannya terpuaskan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3
85
v Sedang (21 – 28), artinya responden merasa kebutuhannya cukup terpuaskan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3 v Rendah (12 – 20), artinya responden merasa kebutuhannya tidak terpuaskan melalui program siaran musik Mentari Plus dan K3 Berdasarkan kuisioner yang telah dijawab oleh responden, maka diperoleh data mengenai kepuasan yang diperoleh (GO) setelah mendengarkan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM. Data tersebut tersaji dalam tabel III.28. Tabel III.28 Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah Mendengarkan Program Siaran Musik Mentari Plus di Radio Mentari FM Dan Program Siaran Musik K3 RRI PRO 2 FM No
Item kebutuhan Ingin mengetahui lagu-lagu yang
40. diciptakan dan dipopulerkan oleh 41.
Koes Plus Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus
42. Ingin meningkatkan rasa percaya diri Ingin mengingat kenangan-kenangan
43. di masa lampau 44.
Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
45.
Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara
46.
Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Program siaran musik Koes Plus Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus K3
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
F
%
F
%
F
%
20
40
30
60
-
-
34
68
13
26
3
6
13
26
22
44
15
30
21
42
29
58
-
-
7
14
23
46
20
40
12
24
19
38
19
38
17
34
33
66
-
-
18
36
32
64
-
-
5
10
20
40
25
50
5
10
32
64
13
26
9
18
29
58
12
24
11
22
30
60
9
18
10
20
22
44
18
36
9
18
26
52
15
30
86
No
Item kebutuhan
47. Ingin memperoleh suasana santai
48. Ingin menyalurkan emosi
49.
50.
Ingin memperoleh hiburan dan kesenangan
Ingin mengurangi ketegangan setelah bekerja seharia
51. Untuk mengisi waktu luang
Program siaran musik Koes Plus
Sangat Puas
Tidak Puas
Puas
F
%
F
%
F
%
9
18
28
56
13
26
8
16
28
56
14
28
5
10
32
64
13
26
8
16
26
52
16
32
19
38
31
62
-
-
K3
17
34
31
62
2
4
Mentari Plus
9
18
28
56
13
26
K3
5
10
28
56
17
34
5
10
40
80
5
10
10
20
22
44
18
36
Mentari Plus K3 Mentari Plus K3 Mentari Plus
Mentari Plus K3
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40-IV.51 Berdasarkan rincian pada tabel III.28 diatas, penjelasan dari masing-masing indikator variabel GO adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus
Tabel III.29
Kebutuhan responden untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
20
40
34
68
Puas
30
60
13
26
-
-
3
6
Tidak Puas
87
Jumlah
50
100
50
100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.40) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 34 orang dari 50 responden menyatakan sangat puas terhadap program K3 yang dapat menambah pengetahuan mereka mengenai lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus. Responden yang merasa kebutuhannya untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus dapat terpenuhi sehingga mereka merasa puas yaitu sebanyak 30 orang untuk program Mentari Plus dan 13 orang untuk program K3. Dari tabel diatas juga dapat terlihat bahwa program Mentari Plus lebih memberikan kepuasan pada responden untuk menambah pengetahuan mereka seputar lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus daripada program K3. Terbukti dengan responden yang berada pada kategori sangat puas dan puas untuk program Mentari Plus sebanyak 50responden atau dengan persentase 100%, namun untuk program K3 yang berada pada kategori sangat puas dan puas sebanyak 47 responden (94%) sedangkan 3 responden menyatakan tidak puas. 2) Kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Tabel III.30 Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
88
Sangat Puas
13
26
21
42
Puas
22
44
29
58
Tidak Puas
15
30
-
-
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.41) 21 Responden menyatakan sangat puas terhadap siaran program K3 karena dapat mencukupi kebutuhan mereka untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Berdasar tabel diatas program Mentari Plus juga dapat memberikan kepuasan kepada responden namun 30% reponden menyatakan tidak puas dengan siaran program Mentari Plus karena 15 orang dari 50 responden tersebut merasa tidak dapat menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus dengan mendengarkan siaran program Mentari Plus. Berdasarkan tabel III.29 program K3 lebih dapat memberikan kepuasan responden untuk memenuhi kebutuhan mereka menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus dari pada program Mentari Plus. 3) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri Tabel III.31 Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
7
14
12
24
Puas
23
46
19
38
Tidak Puas
20
40
19
38
89
Jumlah
50
100
50
100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.42) Kebutuhan untuk meningkatkan rasa percaya diri merupakan kebutuhan yang diperoleh 23 responden untuk program Mentari Plus dan 19 responden untuk program K3 yang berada pada kategori puas. Namun 20 responden yang mendengarkan program Mentari Plus dan 19 responden yang mendengarkan program K3 merasa tidak puas karena kedua program tersebut tidak dapat meningkatkan rasa percaya diri responden. Berdasar tabel diatas dapat dilihat dari jumlah responden yang merasa tidak puas terhadap siaran program Mentari Plus dan K3, program K3 lebih dapat memuaskan kebutuhan responden untuk meningkatkan rasa percaya diri dari pada program K3. 4) Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Tabel III.32 Kebutuhan untuk mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
17
34
18
36
Puas
33
66
32
64
-
-
-
-
50
100
50
100
Tidak Puas Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.43) Dari tabel
diatas dapat kita lihat bahwa 17 responden setelah
mendengarkan siaran program Mentari Plus menyatakan sangat puas karena dapat mencukupi kebutuhan mereka mengingat kenangan-kenangan di masa lampau, sedangkan 18 responden juga menyatakan sangat puas setelah mendengarkan
90
program K3. Jadi pada kategori sangat puas, program K3 lebih unggul dari pada program Mentari Plus. Sedangkan 66% responden untuk program Mentari Plus dan 64% untuk program K3 menyatakan puas dengan sajian program siaran musik Koes Plus karena dapat mengantarkan mereka untuk mengingat kenangankenangan masa lampau. Dan pada kategori puas program Mentari Plus lebih unggul.
5) Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Tabel III.33 Kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
5
10
5
10
Puas
20
40
32
64
Tidak Puas
25
50
13
26
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.44) Pada kebutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain, 5 responden menyatakan sangat puas setelah mendengarkan program Mentari Plus dan K3. Namun bila dilihat dari jumlah responden yang tidak puas dengan sajian program siaran musik Koes Plus yang tertera pada tabel diatas, program K3 lebih unggul dari pada program Mentari Plus karena jumlah responden yang
91
sangat puas dan puas terhadap siaran program K3 lebih banyak dari pada jumlah responden pada kategori yang sama setelah mendengarkan program Mentari Plus. 6) Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain melalui udara Tabel III.34 Kebutuhan untuk bersilaturahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
9
18
11
22
Puas
29
58
30
60
Tidak Puas
12
24
9
18
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.45) Berdasarkan tabel III.33, 58% responden merasa puas setelah mendengarkan siaran program Mentari Plus dan 60% responden juga menyatakan puas setelah mendengarkan program K3. Hal tersebut karena responden merasa kebutuhannya untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara dapat terpenuhi. Meskipun lebih dari 50% responden merasa puas dengan sajian program Mentari Plus dan K3, namun 12 responden menyatakan tidak puas dengan siaran program Mentari Plus dan 9 responden juga menyatakan tidak puas dengan program K3 karena kedua program tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan responden untuk bersilaturrahmi dengn orang lain (sesama pendengar) melalui udara. Berdasarkan jumlah responden yang berada pada kategori sangat puas dan puas terhadap siaran program Mentari Plus dan K3,
92
program K3 dianggap responden lebih dapat memuaskan responden untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara. 7) Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
Tabel III.35 Kebutuhan untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
10
20
9
18
Puas
22
44
26
52
Tidak Puas
18
36
15
30
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.46) 20% Responden program Mentari Plus dan 18% responden program K3 merasakan sangat puas terhadap program siaran musik Koes Plus karena kedua program tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus. 44% responden setelah mendengarkan program Mentari Plus dan 52% responden setelah mendengarkan program K3 menyatakan puas dengan siaran kedua program tersebut. Namun 36% responden Mentari Plus dan 30% responden K3 menjawab tidak puas karena mereka menganggap program Mentari Plus dan K3 tidak dapat membantu mereka untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus. 8) Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai Tabel III.36
93
Kebutuhan untuk memperoleh suasana santai Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
9
18
8
16
Puas
28
56
28
56
Tidak Puas
13
26
14
28
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.47) Berdasar tabel III.35, masing-masing program Mentari Plus dan K3 sebanyak 28 orang dari 50 responden merasa bahwa kedua program siaran musik Koes Plus tersebut mampu memuaskan keinginan responden untuk memperoleh suasana santai. Dari tabel di atas juga nampak 14 responden menyatakan tidak puas dengan sajian program K3 untuk memperoleh suasana santai, sedangkan untuk program Mentari Plus yang menyatakan tidak puas sebanyak 13 responden.
9) Kebutuhan untuk menyalurkan emosi Tabel III.37 Kebutuhan untuk menyalurkan emosi Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
5
10
8
16
Puas
32
64
26
52
Tidak Puas
13
26
16
32
94
Jumlah
50
100
50
100
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.48) Berdasar tabel diatas responden yang merasa puas dengan program Mentari Plus sebanyak 32 responden dan untuk program K3 sebanyak 26 responden. Untuk yang menyatakan tidak puas untuk sajian program Mentari Plus sebanyak 13 responden dan K3 sebanyak 16 responden. Berdasarkan jumlah responden yang sangat puas dan puas karena kebutuhan mereka untuk menyalurkan emosi melalui program siaran musik Koes Plus, program Mentari Plus lebih unggul dari pada program K3. 10) Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan Tabel III.38 Kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
19
38
17
14
Puas
31
62
31
62
-
-
2
4
50
100
50
100
Tidak Puas Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.49) 19 responden untuk program Mentari Plus dan 17 responden untuk program K3 merasa sangat puas dengan siaran program siaran musik Koes Plus sehingga mereka merasa kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan dapat terpenuhi. 31 responden menyatakan puas untuk program Mentari Plus dan
95
K3. Namun 2 responden menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hiburan dan kesenangan. 11) Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Tabel III.39 Kebutuhan untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
9
18
5
10
Puas
28
56
28
56
Tidak Puas
13
26
17
34
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.50) Dengan persentase sebesar 56% untuk program Mentari Plus dan program K3, responden merasakan puas dengan siaran kedua program tersebut karena dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian. Namun untuk program Mentari Plus 13 responden merasakan tidak puas dan 17 responden tidak puas dengan siaran program K3 karena dianggap tidak dapat mengurangi ketegangan mereka setelah bekerja seharian.
96
12) Kebutuhan untuk mengisi waktu luang Tabel III.40 Kebutuhan untuk mengisi waktu luang Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Sangat Puas
5
10
10
20
Puas
40
80
22
44
Tidak Puas
5
10
18
36
50
100
50
100
Jumlah
Sumber: Tabel III.28 (diolah dari jawaban kuisioner no. IV.51) Berdasarkan tabel diatas, jumlah responden yang merasakan sangat puas dan puas terhadap masing-masing siaran musik Koes Plus diradio yaitu 45 responden dengan persentase sebesar 90% untuk program Mentari Plus dan 32 responden dengan persentase 64% untuk program K3. 18 orang dari 50 responden menyatakan tidak puas dengan siaran program K3 karena mereka menganggap siaran K3 tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk menggisi waktu luang. Secara keseluruhan tingginya tingkat kepuasan nyata yang diperoleh (GO) responden setelah mendengarkan siaran program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM, adalah sebagai berikut: Tabel III.41 Kategorisasi Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh (GO) Responden Setelah Mendengarkan Program Mentari Plus Dan Program K3 Mentari Plus
K3
Kategori F
%
F
%
Tinggi (29-36)
10
20
11
22
Sedang (21-28)
29
58
30
60
97
Rendah (12-20) Jumlah
11
22
9
18
50
100
50
100
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner IV.40 – IV.51 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh responden setelah mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 paling banyak berada pada skala sedang. Artinya responden cukup terpuaskan kebutuhannya dengan mendengarkan siaran musik Koes Plus program Mentari Plus dan program K3. Ada item-item kebutuhan yang bisa memuaskan responden namun ada juga item-item kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi dengan mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3. Hal ini terjadi karena kedua media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagian besar responden menyatakan siaran program K3 lebih berkualitas secara isi siaran yang dapat menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus. Sedangkan responden merasa puas dengan sajian program Mentari Plus karena dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus. Bila dilihat dari tingkat kepuasan nyata yang diperoleh responden setelah mendengarkan program Mentari Plus dan program K3 sesuai tabel III.40, program K3 lebih dapat memuaskan responden. Hal ini terbukti karena responden yang merasa tidak puas setelah mendengarkan program K3 yang berada dalam kategori rendah dengan persentase 18% lebih sedikit dari pada responden yang tidak puas setelah mendengarkan program Mentari Plus dengan persentase 22%.
98
Meski responden kebutuhannya terpenuhi bukan berarti tidak terjadi kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan nyata yang diperoleh. Ada atau tidaknya kesenjangan ini akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. BAB IV ANALISIS DISCREPANCY
Kepuasan yang diperoleh responden tidak semuanya sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Ada responden yang merasa kebutuhannya benar-benar terpenuhi dan merasa puas dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3, namun ada juga yang merasa tidak puas dan tidak terpenuhi kebutuhnnya. Tabel IV.1 Gratifications Sought (GS), Media Consumptions (MC) dan Gratifications Obtained (GO) 50 responden terhadap program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM MC
Tingkat Kepuasan
GS
Tinggi
GO
Mentari Plus
K3
Mentari Plus
K3
18
12
16
10
11
Sedang
31
25
31
29
30
Rendah
1
13
3
11
9
Jumlah
50
50
50
50
50
Sumber: tabel III.16, tabel III.26 dan tabel III.40
Dari Tabel IV.1 tampak perbedaan antara kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained). Perbedaan GS dengan GO menunjukkan adanya kesenjangan kepuasan
99
yang dirasakan responden. Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan yaitu perbedaan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh dari penggunaan suatu media. Dalam penelitian ini, kesenjangan diukur dengan melihat jawabanjawaban yang diberikan oleh responden mengenai Gratifications Sought dan Gratifications Obtained. Perbedaan ini yang akan menunjukkan adanya kesenjangan kepuasan antara kedua program siaran musik Koes Plus. Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, untuk menghitung kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh dari mendengarkan siaran program Mentari Plus dan program K3, maka digunakan rumus discrepancy sebagai berikut: S n.i.j i≠j D = S S n.i.j i j Rumus
discrepancy
Dimana: D = Discrepancy / kesenjangan n = Jumlah sampel i = Kepuasan yang dicari (GS) j = Kepuasan yang diperoleh (GO) dimana i≠j yang
digunakan
dioperasionalkan
dengan
penghitungan cros tabulation atau tabulasi silang, dimana item-item pada Gratifications Sought (GS) disilangkan dengan item-item pada Gratifications Obtained (GO). Dengan begitu akan dapat diketahui persentase kesenjangan kepuasan. Penghitungan dengan rumus discrepancy akan ditampilkan dalam bentuk persentase dan persentase tingkat kepuasan maksimal berada pada 100%. Dengan demikan nilai kepuasan yang dapat dipenuhi oleh media pada responden dapat diketahui dengan melakukan pengurangan antara persentase kepuasan maksimal
100
(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan. Dengan jumlah kelas yang telah ditentukan untuk semua variabel sebanyak 3 kelas, maka akan diperoleh jarak (interval): Batas atas - batas bawah i= Jumlah kelas 100% - 0% = 3 = 33,3 dibulatkan menjadi 33 Kategorisasi tingkat kemampuan media memenuhi kebutuhan responden adalah sebagai berikut: v Rendah
: bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal
(100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 0% - 30%. Maka media yang diteliti tidak mampu memberikan kepuasan kepada responden sehingga terdapat kesenjangan kepuasan. v Sedang : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 34% - 66%. Maka media mampu memenuhi kebutuhan responden namun responden kurang merasa puas sehingga juga terdapat kesenjangan kepuasan. v Tinggi : bila hasil pengurangan antara persentase kepuasan maksimal (100%) dengan persentase kesenjangan kepuasan berkisar antara 67% - 100%. Sehingga dapat diartikan bahwa kepuasan yang diberikan oleh media adalah tinggi sehingga media mampu memenuhi kebutuhan responden.
101
Besar kecilnya persentase kesenjangan menunjukkan kemampuan media memberikan kepuasan kepada responden. Jika persentase kesenjangan semakin besar maka kemampuan media dalam memberikan kepuasan adalah rendah. Dan sebaliknya, jika persentase kesenjangan semakin kecil maka kemampuan media untuk memberikan kepuasan kepada respondennya semakin besar. Besarnya kesenjangan kepuasan yang dialami setelah responden mendengarkan program siaran musik Mentari Plus dan program K3 dapat dilihat pada tabel tabulasi silang GS dan GO di bawah ini: 1. Kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus Tabel IV.2 Tabulasi Silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
15
10
0
25
P
5
20
0
25
TP
0
0
0
0
Jumlah
20
30
0
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.8 dan IV.40
10 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0 D=
x 100% = 30% 50
102
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 30% = 70%
Tabel IV.3 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
19
5
1
25
P
15
8
2
25
TP
0
0
0
0
Jumlah
34
13
3
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.8 dan IV.40
5 + 1 + 15 + 2 + 0 + 0 D=
x 100% = 46% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 46% = 54% 2. Kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Tabel IV.4 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM)
103
GO SP
P
TP
Jumlah
SP
11
6
7
24
P
2
16
8
26
TP
0
0
0
0
Jumlah
13
22
15
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.9 dan IV.41
6+7+2+8+0+0 D=
x 100% = 46% 50
= 46%
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 46% = 54% Tabel IV.5 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM)
GO SP
P
TP
Jumlah
SP
13
11
0
24
P
8
18
0
26
TP
0
0
0
0
Jumlah
21
29
0
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.9 dan IV.41
104
11 + 0 + 8 + 0 + 0 + 0 D=
x 100% = 38% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 38% = 62% 3. Kebutuhan meningkatkan rasa percaya diri Tabel IV.6 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan rasa percaya diri pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
3
4
1
8
P
3
15
11
29
TP
1
4
8
13
Jumlah
7
23
20
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.10 dan IV.42
4 + 1 + 3 + 11 + 1 + 4 D=
x 100% = 48% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52%
105
Tabel IV.7 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan meningkatkan rasa percaya diri pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
1
4
3
8
P
9
12
8
29
TP
2
3
8
13
Jumlah
12
19
19
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no.II.10 dan IV.42
4+3+9+8+2+3 D=
x 100% = 58% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 58% = 42% 4. Kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau Tabel IV.8 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
9
13
0
22
P
8
17
0
25
TP
0
3
0
3
GS
106
Jumlah
17
33
0
50
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43
13 + 0 + 8 + 0 + 0 + 3 D=
x 100% = 48% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52% Tabel IV.9 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mengingat kenangan-kenangan di masa lampau pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
11
11
0
22
P
6
19
0
25
TP
1
2
0
3
Jumlah
18
32
0
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.11 dan IV.43
11 + 0 + 6 + 0 + 1 + 2 D=
x 100% = 40% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 40% = 60% 5. Kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain
107
Tabel IV.10 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
4
5
2
11
P
1
11
17
29
TP
0
4
6
10
Jumlah
5
20
25
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44
5 + 2 + 1 + 17 + 0 + 4 D=
x 100% = 58% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 58% = 42% Tabel IV.11 Tabulasi silang GS dan GO pada item kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
3
6
2
11
P
1
20
8
29
TP
1
6
3
10
Jumlah
5
32
13
50
GS
108
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.12 dan IV.44
6+2+1+8+1+6 D=
x 100% = 48% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52% 6. Kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara Tabel IV.12 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
3
6
0
9
P
6
22
11
39
TP
0
1
1
2
Jumlah
9
29
12
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45
6 + 0 + 6 + 11 + 0 + 1 D=
x 100% = 48% 50
109
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52% Tabel IV.13 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan untuk bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
1
5
3
9
P
10
23
6
39
TP
0
2
0
2
Jumlah
11
30
9
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.13 dan IV.45
5 + 3 + 10 + 6 + 0 + 2 D=
x 100% = 52% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan:
100% - 52% = 48% 7. Kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus
110
Tabel IV.14 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
8
7
1
16
P
2
14
16
32
TP
0
1
1
2
Jumlah
10
22
18
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46
7 + 1 + 2 + 16 + 0 + 1 D=
x 100% = 54% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 54% = 46%
Tabel IV.15 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
6
6
4
16
P
3
19
10
32
TP
0
1
1
2
Jumlah
9
26
15
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.14 dan IV.46
111
6 + 4 + 3 + 10 + 0 + 1 D=
x 100% = 48% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52%
8. Kebutuhan memperoleh suasana santai Tabel IV.16 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
7
6
7
20
P
2
22
6
30
TP
0
0
0
0
Jumlah
9
28
13
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47
6+7+2+6+0+0 D=
x 100% = 42% 50
112
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 42% = 58%
Tabel IV.17 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh suasana santai pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
8
6
6
20
P
0
22
8
30
TP
0
0
0
0
Jumlah
8
28
14
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.15 dan IV.47
6+6+0+8+0+0 D=
x 100% = 40% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 40% = 60% 9. Kebutuhan menyalurkan emosi Tabel IV.18 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada
113
program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
1
4
1
6
P
2
16
6
24
TP
2
12
6
20
Jumlah
5
32
13
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48
4 + 1 + 2 + 6 + 2 + 12 D=
x 100% = 54% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 54% = 46%
Tabel IV.19 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan menyalurkan emosi pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
0
2
4
6
P
4
16
4
24
TP
4
8
8
20
Jumlah
8
26
16
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.16 dan IV.48
114
2+4+4+4+4+8 D=
x 100% = 52% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 52% = 48%
10. Kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan Tabel IV.20 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
14
11
0
25
P
5
20
0
25
TP
0
0
0
0
Jumlah
19
31
0
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49
11 + 0 + 5 + 0 + 0 + 0 D=
x 100% = 32% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 32% = 68%
115
Tabel IV.21 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
11
13
1
25
P
6
18
1
25
TP
0
0
0
0
Jumlah
17
31
2
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.17 dan IV.49
13 + 1 + 6 + 1 + 0 + 0 D=
x 100% = 42% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 42% = 58% 11. Kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian Tabel IV.22 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
8
5
9
22
P
1
23
3
27
TP
0
0
1
1
Jumlah
9
28
13
50
GS
116
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50
5+9+1+3+0+0 D=
x 100% = 36% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 36% =64% Tabel IV.23 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
4
6
12
22
P
1
21
5
27
TP
0
1
0
1
Jumlah
5
28
17
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.18 dan IV.50
6 + 12 + 1 + 5 + 0 + 1 D=
x 100% = 50% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 50% = 50%
12. Kebutuhan mengisi waktu luang
117
Tabel IV.24 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program Mentari Plus (Radio Mentari FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
3
9
1
13
P
2
29
4
35
TP
0
2
0
2
Jumlah
5
40
5
50
GS
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51
9+1+2+4+0+2 D=
x 100% = 36% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 36% = 64% Tabel IV.25 Tabulasi silang antara GS dan GO pada item kebutuhan mengisi waktu luang pada program K3 (RRI PRO 2 FM) GO SP
P
TP
Jumlah
SP
3
4
6
13
P
7
17
11
35
TP
0
1
1
2
Jumlah
10
22
18
50
GS
118
Sumber: diolah dari jawaban kuisioner no. II.19 dan IV.51
4 + 6 + 7 + 11 + 0 + 1 D=
x 100% = 58% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 58% = 42% Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui perbedaan antara kepuasan yang diharapkan responden (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) dari masing-masing program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan program K3. Dan berikut adalah tabulasi silang antara GS dan GO pada program Mentari Plus dan K3: Tabel IV.26
Tabulasi silang antara GS dan GO pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM GO Tinggi Sedang Rendah Jumlah GS Tinggi
7
9
2
18
Sedang
3
19
9
31
Rendah
0
1
0
1
11
50
10 29 Jumlah Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27
Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program Mentari Plus:
119
9+2+3+9+0+1 D=
x 100% = 48% 50
Kemampuan program Mentari Plus memberikan kepuasan: 100% - 48% = 52% Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) responden setelah mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM yang dihitung sebagai kesenjangan kepuasan. Dari angka kesenjangan sebesar 48%, responden yang mendapat kepuasan lebih dari kepuasan yang mereka harapkan sebanyak 4 orang atau 8%, sedangkan yang memperoleh kepuasan lebih rendah dari kepuasan yang diharapkan sebesar 40% atau 20 orang. Responden yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan harapan mereka sebanyak 26 orang atau 52%. Dengan demikan program Mentari Plus berada dalam skala sedang (34% - 66%) dalam kemampuan memenuhi kebutuhan responden meskipun responden kurang merasa puas dengan siaran program Mentari Plus. Tabel IV.27 Kesenjangan antara GS dengan GO pada program K3 RRI PRO 2 FM GO Tinggi Sedang Rendah Jumlah GS Tinggi
3
11
4
18
Sedang
8
18
5
31
Rendah
0
1
0
1
9
50
11 30 Jumlah Sumber: diolah dari tabel III.3 dan III.27
120
Kesenjangan kepuasan antara GS dan GO pada program K3: 11 + 4 + 8 + 5 + 0 + 1 D=
x 100% = 58% 50
Kemampuan program K3 memberikan kepuasan: 100% - 58% = 42% Kesenjangan kepuasan terhadap program siaran musik K3 adalah 58%. Sebesar 18% atau 9 responden mendapatkan kepuasan lebih tinggi dari harapan mereka terhadap program K3, dan 20 responden dengan besar persentase 40% mendapat kepuasan lebih rendah dari harapan mereka mendengarkan program K3. Untuk responden yang mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan yang mereka harapakan sebesar 42% atau 21 responden. Jadi berdasarkan persentase kemampuan program K3 memberikan kepuasan kepada responden yaitu 42%, sehingga program siaran musik K3 berada dalam skala sedang yaitu 34% - 66%. Sama dengan program Mentari Plus, program K3 kurang dapat memberikan kepuasan kepada responden. Melalui
uji
kesenjangan
tersebut,
maka
akan
diperoleh
kesenjangan kepuasan yang terjadi. Selain itu dapat pula diketahui kepuasan yang diperoleh dari kedua program siaran musik Mentari Plus dan K3. Selengkapnya tersaji dalam tabel berikut ini:
121
Tabel IV.28 Kesenjangan Kepuasan Dan Kemampuan Media Memberikan Kepuasan Pada Responden Melalui Program Siaran Musik Mentari Plus Radio Mentari FM Dan K3 RRI PRO 2 FM Item Kebutuhan
Ingin mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Koes Plus Ingin menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus Ingin meningkatkan rasa percaya diri Mengingat kenangan di masa lampau Ingin mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain Ingin bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara Ingin memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus Ingin memperoleh suasana santai
D (%)
Mentari Plus Kemampuan Memberikan Kategori Kepuasan (%)
D (%)
K3 Kemampuan Memberikan Kepuasan (%)
Kategori
Program Yang Lebih Unggul
30
70
Tinggi
46
54
Sedang
Mentari Plus
46
54
Sedang
38
62
Sedang
K3
48
52
Sedang
58
42
Sedang
Mentari Plus
48
52
Sedang
40
60
Sedang
K3
58
42
Sedang
48
52
Sedang
K3
48
52
Sedang
52
48
Sedang
Mentari Plus
54
46
Sedang
48
52
Sedang
K3
42
58
Sedang
40
60
Sedang
K3
122
Menyalurkan 54 46 Sedang 52 48 emosi Ingin memperoleh 32 68 Tinggi 42 58 hiburan dan kesenangan Ingin mengurangi ketegangan 36 64 Sedang 50 50 setelah bekerja seharian Untuk mengisi 36 64 Sedang 58 42 waktu luang Sumber : Uji kesenjangan kepuasan (tabulasi silang) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 12 item
Sedang
K3
Sedang
Mentari Plus
Sedang
Mentari Plus
Sedang
Mentari Plus
kebutuhan
responden yang diajukan peneliti terhadap program siaran musik Koes Plus di radio, program Mentari Plus yang diudarakan Radio Mentari FM mampu memenuhi item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan dengan kategori tinggi. Dan 10 item kebutuhan yang lain seperti kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri, mengingat kenangan di massa lampau, kebutuhan mendapat bahan perbincangan dengan orang lain, bersilaturrahmi sesama pendengar melalui udara, memperoleh teman sesama pecinta Koes Plus, memperoleh suasana santai, kebutuhan menyalurkan emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian, dan kebutuhan mengisi waktu luang, merupakan item-item kebutuhan yang berada pada kategori sedang, dimana program Mentari Plus mampu memenuhi kebutuhan responden namun responden kurang puas. Berdasarkan tabel IV.28, semua item kebutuhan responden mampu dipenuhi program K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM meskipun responden kurang
123
merasa puas. Dari 12 item kebutuhan yang berada pada kategori sedang, pada item kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus, program K3 mampu memberikan kepuasan kepada responden sebesar 62% dimana persentase tersebut paling besar dibandingkan persentase kemampuan program K3 memenuhi item-item kebutuhan yang lain. Hal tersebut berarti, program K3 mempunyai kemampuan untuk menambah wawasan responden tentang Koes Plus dengan informasiinformasi yang disampaikan oleh narasumber. Dilihat berdasarkan kolom program yang lebih unggul pada tabel IV.28, kedua program siaran musik Koes Plus yaitu program Mentari Plus dan K3 masing-masing unggul dalam 6 item kebutuhan. Untuk program Mentari Plus lebih dapat memenuhi kebutuhan responden pada item kebutuhan mengetahui lagu-lagu yang dipopulerkan Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri, kebutuhan bersilaturrahmi dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara, memperoleh hiburan dan kesenangan, mengurangi ketegangan setelah bekerja seharian, dan item kebutuhan mengisi waktu luang. Sedangkan program K3 juga unggul dalam memenuhi 6 item kebutuhan responden dari pada program Mentari Plus, antara lain kebutuhan menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus, mengingat kenangan-kenangan di masa lampau, kebutuhan mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain, kebutuhan memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes Plus, memperoleh suasana santai, serta item kebutuhan menyalurkan emosi. Berikut adalah penghitungan uji signifikansi untuk kesenjangan kepuasan
124
yang dialami responden pada masing-masing program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM, serta kesenjangan keduanya dalam memberikan kepuasan kepada responden. Hasil pengujian dikatakan signifikan jika x2 hasil penghitungan lebih besar dari x2 tabel. a. x2 hitung > x2 tabel = hasil penghitungan signifikan b. x2 hitung < x2 tabel = hasil penghitungan tidak signifikan A. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program Mentari Plus di Radio Mentari FM Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah: Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought
(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus Ha
: Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)
dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik Mentari Plus Tingkat Kepuasan
GS
GO
Total
Tinggi
18
10
28
Sedang
31
29
60
Rendah
1
11
12
Total
50
50
100
Sumber: tabel IV.1 28 x 50 fh 1 =
60 x 50 = 14
fh 4 =
= 30
125
100
100
28 x 50
12 x 50
fh 2 =
= 14
fh 5 =
=6
100
100
60 x 50
12 x 50
fh 3 =
= 30
fh 6 =
=6
100
100
(18-14)2 x2 =
(10-14)2 +
14
(31-30)2 +
14
(29-30)2 +
30
(1-6)2 +
30
(11-6)2 +
6
6
x2 = 1.14 + 1.14 + 0.03 + 0.03 + 4.17 + 4.17 = 10.08 df = (2-1)(3-1) = 2 x2 tabel (5%) = 5.991 x2 hitung > x2 tabel 10.08 > 5.991 Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) pada program siaran Mentari Plus yang disiarkan Radio Mentari FM.
126
B. Uji signifikansi kesenjangan kepuasan pada program K3 di RRI PRO 2 FM Hipotesis untuk uji signifikansi ini adalah: Ho
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought
(GS) dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3 Ha
: Ada perbedaan yang signifikan antara Gratifications Sought (GS)
dan Gratifications Obtained (GO) pada program musik K3 Tingkat Kepuasan
GS
GO
Total
Tinggi
18
11
29
Sedang
31
30
61
Rendah
1
9
10
Total
50
50
100
Sumber: tabel IV.1
29 x 50 fh 1 =
61 x 50 = 14.5
fh 4 =
= 30.5
100
100
29 x 50
10 x 50
fh 2 =
= 14.5 100
fh 5 =
=5 100
127
61 x 50 fh 3 =
10 x 50 = 30.5
fh 6 =
=5
100
100
(18-14.5)2 (11-14.5)2 (31-30.5)2 (30-30.5)2 x2 =
+ 14.5
+ 14.5
+ 30.5
(1-5)2 +
30.5
(9-5)2 +
5
5
x2 = 0.84 + 0.84 + 0.01 + 0.01 + 3.2 + 3.2 = 8.1 df = (2-1)(3-1) = 2 x2 tabel (5%) = 5.991 x2 hitung > x2 tabel 8.1 > 5.991 Dengan nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel, maka Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh responden (GO) pada program siaran K3 yang disiarkan RRI PRO 2 FM. C. Uji signifikansi kesenjangan kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 di RRI PRO 2 FM dalam memberikan kepuasan responden Hipotesis pada uji signifikansi ini adalah:
128
Ho
: Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara program Mentari
Plus dan program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden Ha
: Ada perbedaan yang signifikan antara program Mentari Plus dan
program K3 dalam kemampuan memberikan kepuasan responden Tingkat Kepuasan
Mentari Plus
K3
Total
Tinggi
10
11
21
Sedang
29
30
59
Rendah
11
9
20
Total
50
50
100
Sumber: tabel IV.1
21 x 50 fh 1 =
59 x 50 = 10.5
fh 4 =
= 29.5
100
100
21 x 50
20 x 50
fh 2 =
= 10.5
fh 5 =
= 10
100
100
59 x 50
20 x 50
fh 3 =
= 29.5
fh 6 =
100
(10-10.5)2 (11-10.5)2 (29-29.5)2 (30-29.5)2
= 10 100
(11-10)2
(9-10)2
129
x2 =
+ 10.5
+ 10.5
+ 29.5
+ 29.5
+ 10
10
x2 = 0.02 + 0.02 + 0.01 + 0.01 + 0.1 + 0.1 = 0.26 df = (2-1)(3-1) = 2 x2 tabel (5%) = 5.991 x2 hitung < x2 tabel 0.26 < 5.991 Dengan nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM dalam kemampuan memberikan kepuasan kepada responden. Berdasarkan pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian “Program Siaran Musik Koes Plus di Radio dan Kesenjangan Kepuasan Pendengar” yaitu Uses and Gratifications versi Palmgreen yang melihat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan akan diperoleh seseorang jika mereka menggunakan media massa (Gratifications Sought: GS) dengan kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah menggunakan media tersebut (Gratifications Obtained: GO), ternyata hasil analisis data yang diperoleh terdapat perbedaan antara GS dan GO. Kepuasan yang diperoleh (GO) pendengar program Mentari Plus dan K3 lebih rendah dari kepuasan yang diharapkan (GS). Pendengar yang mencari kepuasan dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3 ternyata tidak mendapatkan kepuasan sesuai dengan kepuasan
130
yang mereka harapakan (GS), sehingga dengan perbedaan antara GS dan GO terjadilah kesenjangan kepuasan. Kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program Mentari Plus sebesar 48% dan kesenjangan kepuasan yang terjadi pada program K3 sebesar 58%. Dari 12 item kebutuhan yang peneliti tanyakan pada responden untuk dicarikan pemuasannya, diperoleh berbagai tingkat kepuasan dari apa yang responden cari ketika mendengarkan program Mentari Plus dan K3. Ada item kebutuhan yang dapat memuaskan responden dan ada juga yang tidak dapat memuaskan responden. Melihat tabel IV.28 perbedaan kemampuan media memberikan kepuasan pada responden pada masing-masing item kebutuhan dapat terlihat jelas. Program Mentari Plus lebih unggul dari program K3 untuk memberikan kepuasan melalui 6 item kebutuhan, begitu pula dengan program K3 yang juga unggul dari pada program Mentari Plus dalam mencukupi 6 item kebutuhan responden yang dicarikan pemuasannya. Berdasarkan hasil analisis mengenai kemampuan media dalam memberikan kepuasan, program Mentari Plus lebih unggul dari program K3. Program Mentari Plus mampu memberikan kepuasan responden sebesar 52% sedangkan program K3 mampu memberikan kepuasan 42%. Pendekatan Uses and Gratifications versi Palmgreen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini didasarkan pada teori Nilai dan Harapan (expectancy-value theory). Responden yang merasa kebutuhan yang mereka harapkan dapat terpenuhi dengan mendengarkan program Mentari Plus dan K3 tentu akan memiliki orientasi positif terhadap Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang menyiarkan program K3. Namun sebaliknya orientasi menjadi
131
negatif apabila responden tidak percaya dan merasa kebutuhan yang mereka cari tidak dapat dipenuhi oleh media tersebut. Dengan adanya kesenjangan kepuasan berarti ada responden yang kurang merasa puas dengan sajian program Mentari Plus dan program K3. Responden yang tidak puas dengan program Mentari Plus dan K3 akan memiliki penilaian yang berbeda dengan responden yang kebutuhannya dapat terpenuhi melalui kedua program tersebut. Kepercayaan dan penilaian demikian menentukan perilaku penggunaan media oleh responden. Dan dari pola penggunaan media akan tumbuh kepuasan yang sifatnya relatif pada masing-masing responden (GO). Berdasarkan tabel IV.1 dapat dilihat responden yang mengunakan media dalam kategori tinggi untuk program Mentari Plus dan K3 adalah 12 responden dan 16 responden, kategori sedang 25 responden dan 31 responden, serta dalam kategori rendah 13 responden untuk program Mentari Plus dan 3 responden untuk program K3. Pola penggunaan media tersebut mempengaruhi kepuasan yang diperoleh responden. Responden yang penggunaan medianya tinggi juga mendapatkan kepuasan yang tinggi dan begitu juga sebaliknya, responden yang pola penggunaan medianya rendah, kepuasan yang diperoleh-pun juga rendah. Semua itu pada akhirnya akan memberikan umpan balik terhadap kepercayaan seseorang terhadap Radio Mentari FM yang menyiarkan program Mentari Plus dan RRI PRO 2 FM yang menyiarkan program K3.
132
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data , maka peneliti menyampaikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesenjangan (discrepancy) Pada analisa kesenjangan kepuasan diperoleh kenyataan bahwa responden mengalami kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) dengan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dalam mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka kesenjangan kepuasan pada tiap kebutuhan yang lebih dari 30%. Dari 12 item kebutuhan pada program Mentari Plus dan K3, hanya 2 item kebutuhan pada program Mentari Plus yang dapat dipenuhi dan mendapatkan kepuasan dalam skala tinggi yaitu item kebutuhan untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta item kebutuhan untuk memperoleh hiburan dan kesenangan dengan persentase pemenuhan kepuasan masing-masing sebesar 70% dan 68%. Dari penghitungan kesenjangan secara keseluruhan , program Mentari Plus di Radio Mentari Plus mempunyai kesenjangan sebesar 48% dengan kemampuan memberikan kepuasan kepada responden sebesar 52%. Sedangkan untuk program K3
133
RRI PRO 2 FM memiliki angka kesenjangan 58% dan kemampuan memberikan kepuasan sebesar 42%. 2. Media yang lebih memuaskan Kemampuan program Mentari Plus di Radio Mentari FM dan K3 RRI PRO 2 FM dalam memberikan kepuasan pada responden sebesar 52% dan 42%, sehingga kedua program tersebut berada pada skala sedang dengan kemampuan memberikan kepuasan antara 34% - 66%. Hal tersebut berarti kedua program siaran musik Mentari Plus dan K3 kurang mampu memenuhi kebutuhan responden sehingga responden merasa kurang puas dalam mendengarkan kedua program siaran musik tersebut. Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan dalam kemampuan program siaran musik Mentari Plus dan program K3 dalam memberikan kepuasan kepada responden, karena berada dalam kategori kemampuan memberikan kepuasan yang sama, yaitu sedang. Namun bila dilihat dari besarnya persentase dalam kemampuan memberikan kepuasan maka program Mentari Plus lebih unggul dari pada program K3. Secara menyeluruh dari penelitian ini diperoleh kenyataan bahwa responden merasa kebutuhan untuk menambah wawasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan grup musik Koes Plus, meningkatkan rasa percaya diri, mengingat kenangan-kenangan di masa lampau, mendapatkan bahan perbincangan dengan orang lain (sesama pendengar) melalui udara, untuk memperoleh teman sesama pecinta grup musik Koes plus, memperoleh suasana santai, menyalurkan
134
emosi, mengurangi ketegangan setelah bekerja, dan untuk mengisi waktu luang tidak terpuaskan dengan mendengarkan program siaran musik Mentari Plus di Radio Mentari FM dan program K3 RRI PRO 2 FM. Sedangkan responden merasa bahwa kebutuhan mereka untuk mengetahui lagu-lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Koes Plus serta kebutuhan memperoleh hiburan dan kesenangan dapat terpuaskan dengan mendengarkan program Mentari Plus di Radio Mentari FM.
B. Saran Berdasarkan asumsi dasar uses and gratifications yang menganggap bahwa khalayak aktif, peneliti menyadari perlu dilakukan penelitian-penelitian lanjutan di masa yang akan datang untuk selalu mengetahui kepuasan apa saja yang ingin diperoleh khalayak dari media-media informasi. Dalam hal ini peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi peneliti selanjutnya: 1. Dalam mencari kesenjangan antara GS dan GO seringkali variabel pola penggunaan media tidak diperhitungkan. Artinya media consumptions hanya sebatas
dideskripsikan
saja.
Dalam
penelitian
ini,
penulis
sudah
menghubungkan kesenjangan kepuasan yang dialami responden dengan pola penggunaan medianya, namun bersifat interpretatifnya saja. Penulis menyarankan agar pada penelitian selanjutnya, hubungan antara kesenjangan kepuasan (discrepancy) dan media consumptions dapat dijelaskan secara lebih detail dengan menggunakan metode tertentu, misalnya korelasional.
135
2. Populasi dalam penelitian ini hanya mengambil Komunitas Pecinta Koes Plus Surakarta. Ke depan penulis menyarankan agar karakteristik responden penelitian lebih dispesifikkan lagi, misalnya dari status sosial, ekonomi dan tempat tinggal (geografis). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepercayaan (believe) dan evaluasi responden terhadap media yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan, semoga bisa menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk mempelajari lebih dalam mengenai berbagai penelitian yang berhubungan dengan media massa. Akhirnya semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
136
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS., Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Chaplin, James P. 1989. Kamus Lengkap Psikologi, diterjemahkan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Endarmoko, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hadi, Sutrisno.1979. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Handoyo Sunyoto, W. Daniels.1989. Seluk Beluk Programa Radio. Bandung: Mandar Maju. Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. 1997. Komunikasi dan Budaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kartono, Kartini. 1980. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: CV.Mandar Maju. Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya: Prenada Media Group. Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication. Belmont California: Wadsworth Publishing Company. Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ruslan, Rosadi. 2004. Metode Penelitian: Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sari, Endang S. Audience Research. Yogyakarta: Andi Offset. Singarimbun, Masri. 1987. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES. Surya Brata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Badan Pembina dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
137
Uchjana Effendy, Onong. 1990. Radio Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju. Uchjana Effendy, Onong. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika. Windahl, Sven and Benno H.Signitzer with Jean T.Olson. 1992. Using Communication Theory. New Delhi: Sage Publications London-Thousand Oaks. Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Wright, Charles R. 1995. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Remadja Karya.
INTERNET: http://id.wikipedia.org/wiki/Radio (diakses 22 Juli 2009) http://id.wikipedia.org/wiki/Koes_Plus (diakses 20 Juli 2010) Luo, Xueming. 2002. Uses and Gratifications Theory and E-Consumer Behaviors: A Structural Equation Modeling Study. Journal of Interactive Advertising. Vol 2 No 2. (http://jiad.org/download?p=22) (diakses 15 Jul 2010) Mondi, Makingu, Woods, P., & Rafi, A. 2008. A ‘Uses and Gratification Expectancy Model’ to predict students’ ‘Perceived e-Learning Experience’. Educational Technology & Society, 11 (2), 242. (http://springerlink.com/index/LV708473) (diakses 22 Juni 2010)
UNPUBLISED: Blocking acara Radio Mentari FM. 2009. Wirastuti, Santi. 2002. Skripsi Musik Campursari Dan Kesenjangan Kepuasan (Studi tentang Kesenjangan Kepuasan Mendengarkan Siaran Musik Campursari di Radio POP FM Yogyakarta dan Radio GSM FM Muntilan di Kalangan Seniman Musik Campursari Tamba Ati Godean, Sleman dengan Pendekatan Uses and Gratifications). Surakarta: FISIP UNS.