ABSTRAK Nama
: Haiza Roni
Nim
: 104051001785
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
RESPONS PENDENGAR (YANG IKUT INTERAKTIF) TERHADAP PROGRAM SIARAN SOS (SOUND OF SPIRIT) DI RADIO MUSTANG Radio merupakan media komunikasi masa yang dinilai cukup efektif dalam penyampaian pesan.radio sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi. Radio yang kita kenal kini memiliki fungsi sebagai salah satu wadah untuk menyiarkan ajaran agama.Di Indonesia banyak sekali radio baik milik pemerintah maupun swasta yang menyiarkan program keagamaan Radio Mustang 88FM adalah radio milik swasta yang menyuguhkan berbagai jenis siaran informasi yang bersifat umum maupun informasi tentang keagamaan. Salah satu program keagamaan yang ada di radio Mustang 88 FM adalah SOS (Sound of Spirit). SOS merupakan salah satu Siaran keagamaan yang ada di Radio Mustang 88 FM dengan jangkauan JABODETABEK Maka yang menjadi perumusan masalah adalah: Bagaimana Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88FM, Bagaimana Format Siaran SOS, bagaimana Respons Pendengar (Interaktif) terhadap Program SOS di Radio Mustang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara menyebarkan angket, angket ini disebarkan melalui telepon atau email oleh peneliti kepada pendengar yang pernah interaktif dalam acara tersebut dan juga wawancara. Sebagai data untuk analisis respons pendengar Penelitian ini menggunakan teori yang dipolulerkan oleh Bovee dan Thill yaitu model komunikasi AIDA, antara lain A (attention)-menciptakan perhatian, I (interst)-menimbulkan ketertarikan,D(desire)-meningkatkan atau mempromosikan hasrat atau keinginan, A (action)- merangsang tindakan atau bereaksi untuk merespons informasi yang disampaikan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya keterkaitan antara siaran SOS dengan siaran yang lain di radio Mustang 88 FM. Program siaran tersebut bersifat positif baik dari segi acara maunpun teknis, dan juga keberaaan program tersebut di Radio Mustang sangat berpengaruh terhadap program siaran yang ada. Adapun format siaran SOS adalah dialog interaktif yang menghadirkan seorang nara sumber. Mayoritas responden adalah remaja putri dan merespons acara tersebut dengan sangat baik.
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratanmemperoleh gelar SI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,01 Juni 2008
Penulis
KATA PENGANTAR Puji serta syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu terlimpah kepada panutan umat Nabi Muhammad SAW, yang selalu memberi syafaat kepada umatnya. Penulis merasa senang dan bangga engan seleainya skripsi ini tetapi kesenangan dan kebanggaan ini tidak akan tercapai tanpa adanya proses dukungan yang
melibatkan
banyak
kalangan,
untuk
itulah
penulis
merasa
perlumenghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama penulis sampaikan kepada: 1. Drs. Murodi, M.A sebagai dekan fakultas dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta besrta para pembantu dekannya. 2. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku ketua jurusan Komuikasi dan penyiaran Islam 3. Drs. Sunandar, seaku dosen pembimbing yang rela dan tulus serta ikhlas meluangkan waktunya didalam pembuatan skripsi ini 4. Kedua belahan jiwa yaitu orang tua tercinta bapak (H. Ali), dan ibunda (Hj. Aminah), penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, karena merekalah yang membesarkan dan mendidik penulis, serta selalu mendoakan penulis tiada henti agar skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih untuk cinta dan pengorbanannya.. 5. Saudar-saudari ku yang juga mendo’akan penulis ka Tuti, Ka Anis, ka Mila, Umar al-ghiefari dan Usman al-faritsi, my inspired Arya Dzaky
Baihaqi, Syahrul Azhim, Azriel Thorieq, dan Fauzan Azhima you are My Boy, yang selalu menghibur Penulis dan menjadikan inspirasi yang terbesar. 6. Seluruh dosen fakultas dakwah dan komunikasi, yang telah membina dan mendidik serta mentransfer ilmunya, semoga ilmu yang diberikannya bisa menjadi berkah dan bermanfaat bagi penulis untuk meraih cita-cita yang akan dating. 7. Para pengelola perpustakaan Utama dan perpustakaan fakultas, terima kasih atas semua 8. Pt. Radio Mustang 88 FM, bapak H. yudhie Buster, bapak Asmo Budhi Joyo, Ust. Abi. Terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 9. Teman-teman KPI B angkatan 2004 ga da lo ga rame, terima kasih atas segala dukungannya kepada penulis.
Jakarta, Juni, 2008 Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini telah menawarkan sumber informasi dan komunikasi yang amat luas. Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung dengan pesatnya sehingga para ahli menyebutnya dengan revolusi. Revolusi informasi dan komunikasi ini telah melahirkan peradaban baru, sehingga
mempermudah
meningkatkan
mobilitas
manusia sosial.
untuk
saling
Disamping
itu,
berhubungan kemajuan
serta
teknologi
komunikasi dan informasipun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.1 Dalam pekembangan zaman, media merupakan wadah bagi setiap orang untuk berintraksi dengan orang lain dalam jumlah yang banyak (massa), walaupun dibandingkan media cetak dan televisi. Radio dianggap sebagai “anak kecil“ namun menjelang dan sesudah reformasi. Radio menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.2 Diantara sekian banyak media massa yang ada, media radio sampai saat ini dianggap cukup efektif dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kelebihan pada radio seperti yang dikatakan oleh Moeryanti Ginting Munthe, yaitu : 3
1
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa sebuah Analisis Media, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996)Cet, ke-1, h.82. 2 Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LKIS, 2004) Cet, ke-1, h. 28. 3 Muryanti Ginting Munthe, Media komunikasi Radio, (Jakarta: Sinar Harapan) cet, ke-1, h. 14.
1. Dapat menyapai pendengar yang jauh tempat tinggalnya dan sulit dicapai oleh komunikasi fisik. 2. Pesan / berita dapat mencapai pendengarnya dengan cepat dan hampir pada saat yang bersamaan itu pula dapat dicerna. 3. Merupakan medium yang mudah dibawa – bawa. 4. Dapat mencapai khalayak yang bisa tulis maupun tidak. 5. Dapat memberikan hiburan yang sekaligus pendidikan dan informasi. Dalam radio siaran, pendistribusian waktu atau “programming“ dianggap sebagai hal yang penting, salah satunya jenis siaran keagamaan. Siaran keagamaan ini merupakan bentuk dari pendidikan agama .4 Di Indonesia terutama di Jakarta banyak kita jumpai radio-radio yang menyiarkan program acara keagamaan, banyak radio milik pemerintah maupun swasta. Salah satunya Radio MUSTANG 88 FM Jakarta milik swasta yang menyuguhkan berbagai macam siaran informasi baik yang berupa hiburan, informasi yang bersipat umum maupun keagamaan. Radio MUSTANG yang beralamatkan di jalan MH. Thamrin No.25 Jakarta, mengudara setiap hari dengan frekuensi 88 FM. Berdasarkan pengamatan peneliti, radio ini merupakan radio swasta yang menyiarkan program keagamaan yang cukup menarik yang diberi nama SOS (Sound Of Spirit). Program ini disiarkan setiap hari dari pukul 05.00 – 06.00 WIB. Program SOS ini merupakan siaran keagamaan yang segmentasinya adalah remaja, siaran ini menggunakan metode inter-active dengan pendengar, yaitu melalui SMS. Pendengar bisa langsung menceritakan problem/masalah yang 4
Answir dan M. Basiruddinm Usman, Media pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002) cet, ke-1,h.118.
tengah dihadapi oleh remaja yang nantinya akan dijadikan topik dan akan dipecahkan masalahnya (dicari solusinya) berdasarkan al-Qur’an dan Hadist yang akan dijawab oleh Ustad Agi sebagai nara sumber tetap di radio ini. Berdasarkan hal diatas, kiranya perlu diadakan penelitian secara khusus untuk mengetahui bagaimana format acara SOS & respon pendengar terhadapan siaran SOS tersebut , oleh karena itu penulis mengambil judul “ Respon Pendengar “interaktif” Radio Mustang 88 FM terhadap program siaran keagamaan SOS (Sound of Spirit)”.
B. Pembatasan & Permusan Masalah 1. Batasan Masalah Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami, penulisan skipsi ini, dan untuk membatasi masalah yang akan diteliti maka perlu diberikan pembatasan masalah terlebih dahulu. Radio MUSTANG 88 FM Jakarta merupakan radio milik swasta yang menyuguhkan berbagai jenis siaran informasi yang bersifat umum maupun informasi tentang keagamaan yang dikemas dalam suatu program acara, maka penelitian ini dibatasi pada progarm SOS selama periode November 2007 s/d Januari 2008,dengan jumlah siaran 66 kali terhitung dari 1 November 2007 samapi 31 Januari 2008.Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah pendengar (yang Interaktif ) di radio Mustang 88 FM yang diambil berdasarkan data base yang ada di radio Mustang 88 FM Jakarta dengan jumlah 79 orang akan tetapi yang benar mengisi angket dengan sempurna hanya berjumlah 68 orang, maka disini terjdai bias sampel yaitu 11 orang.
2. Perumusan Masalah Program SOS yang disiarakan radio mustang 88 FM yang memiliki jangkauan di JABODETABEK,
perlu mendapat Respon dari Pendengar
Siaran SOS, oleh sebab itu, Rumusan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Keberadaan Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM? 2. Bagaimana Format Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM?. 3. Bagaimana Respon Pendengar terhadap Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui Program Siaran SOS di MUSTANG 88 FM Jakarta. b. Mengetahui Format dan Materi Program Siaran SOS di Mustang 88 FM. c. Mengetahui Respon Pendengar Program Siaran SOS di Mustang 88 FM. 2.
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Memberikan motivasi kepada praktisi dakwah untuk lebih memanfaatkan media radio sebagai media untuk berdakwah.
Manfaat Praktis Memberikan kontribusi kepada pimpinan radio Mustang 88 FM dalam peningkatan kualitas siaran SOS. D. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field reseach), dengan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan data hasil penelitian dalam bentuk angka. 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah Pendengar Radio Mustang 88 Fm, dan Objeknya adalah Respons Pendengar siaran SOS di Radio Mustang 88 FM. 2. Populasi dan Sampel Populasi
adalah keseluruhan subjek peneltian populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah pendengar ( yang interaktif ) Mustang 88 FM periode November 2007-Januari 2008 dengan jumlah 79 orang pendengar yang interaktif pada program SOS yang diambil dari data base radio Mustang 88 FM. kemudian yang mengisi angket secara keseluruhan berjumlah 68 orang disini terlihat ada bias sample dengan jumlah 11 orang. Untuk keperluan penelitian ini diambil populasi dengan berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto: “Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil 10-150/0 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana . 5 5
Suharsimi Arikonto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) cet, ke-1, h.107.
Sample adalah sejumlah data yang dipilih sebagai data yang akan diteliti dan diambil dari sejumlah populasi. Berdasarkan pengertian tersebut dalam penelitian ini peneliti mengambil sample 68 orang (semua populasi) karena subjeknya kurang dari 100 orang, maka diambil semuanya. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat serta sistematis gejala-gejala yang diselidiki.6 Observasi dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan langsung ke radio Mustang 88 FM Jakarta untuk melihat proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Peneliti mencatat melalui buku-buku yang ada di radio Mustang. b. Angket Angket yaitu susunan daftar pertanyaan yang diberikan atau dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.7 Yang diberikan kepada pendengar radio Mustang 88 FM dengan cara menghubungi responden melelui telepon dan e-mail. c. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil tatap muka antara si penanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
6
Drs. Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet ke-4,
7
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet, ke-3,
h.70. h. 60.
Intervie guide (panduan wawancara). 8Wawancara ini ditujukan kepada ketua/kepala eksekutif program radio Mustang 88 FM bapak Asmo Budi Joyo (mas BABA) dan Ustadz Abi yaitu sebagai nara sumber tetap dalam acara SOS di radio Mustang 88 FM. d. Dokumentasi Yaitu pengumpuluan data yang berkaitan dengan penelitian, baik secara tertulis yang telah didokumentasikan oleh institusi maupun yangn telah dipublikasikan dengan tujuan mendapatkan informasi yang akurat, berupa buku, surat kabar, buku-buku arsip radio Mustang 88 FM, dan lain sebagainya. E. Teknik Analisis Data Data-data yang peneliti peroleh dari hasil angket akan dianalisis yang kemudian akan peneliti kritisi. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah statistik deskriftif dengan statistik prosentase sebagsi berikut : P=f/N x 100 % P= besar prosentase F= frekunsi N= Jumlah Responden9
F. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 8
M. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indo, 2004), cet, ke-1 h.234. Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 1997) cet, ke-8, h.40. 9
menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang dilakukan. Terdapat satu skripsi karya Heru Romdhon Fitriyadi tahun 2007 dengan judul Respons Pendengar Aktif Terhadap Kajian Mutiara Hikamah di Radio Dakta 107 FM Bekasi, dan juga satu skripsi dengan judul Respons Warga Depok Terhadap Program Tazkia Kalbu di Radio Music City 107,5 FM karya Ana Sabhana Azmi tahun 2008. Pada skripsi Heru Romdon Fitriyadi terdapat kesamaan subjek dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu Pendengar yang pernah ikut serta Interaktif, akan tetapi berbeda Subjeknya pada penelitian yang dilakukan Heru yaitu Pendengar Radio Dakta 107 FM Bekasi, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan subjeknya yaitu Pendengar Radio Mustang 88 FM. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Sabhana Azmi adalah subjek dan juga objeknya. Objek dari penelitian ini adalah Program Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM dan subjeknya adalah Pendenar yang pernah ikut Interaktif dalam siaran SOS di Radio Mustang 88 FM, sedangkan penelitian yang dilakukan Ana Sabhana Azmi subjeknya adalah warga Depok dan Objeknya adalah Siaran Tazkia Kalbu di Radio Music City 107,5 FM. G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah, maka peneliti membagi permasalahannya ke dalam lima BAB yaitu:
BAB I berisi pendahuluan yang mencantumkan Latar Belakang Masalah, Pembatasan, Perumusan Maslah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode penelitian dan Sistematika Penulisan BAB II berisi landasan teoritis, yang membahas tentang Pengertian Respons, pengertian format radio siaran, Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah, Pengertian Radio, Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia, Radio sebagai Media Dakwah. BAB III berisi gambaran Umum Radio Mustang 88 FM Jakarta yang membahas tentang Sejarah Singkat Berdirinya Radio Mustang 88 FM, Visi dan Misi, struktur Organisasi dan Tugas Serta Tanggung jawab tiap Jabatan, Program SOS (Sound Of Spirit). BAB IV berisi Analisis Data mengenai respons Pendengar Radio Mustang 88 FM terhadap program siaran SOS, yang membahas tentang : keberadaan siaran SOS di radio Mustang, Format siaran SOS, Respons Pendengar Terhadap Program Siaran SOS. BAB V berisi Penutup, Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Respons Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa respons tanggapan. Reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Tanggapan adalah bayangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah diamati dan dikenali. Reaksi merupakan segala bentuk aktivitas individu yang dibangkitkan oleh suatu stimulus. Jawaban adalah suatu yang muncul karena adanya suatu pertanyaan.10 Sedangkan dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa respons adalah reaksi psikologis metabolis terhadap tibanya suatu rangsangan yang ada yang bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung ada pula yang bersifat terkendali.11 Menurut Poerwadinata Respons dapat diartikan sebagai tanggapan, reaksi dan jawaban.12 Respons akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Menurut Ahmad Soebandi mengatakan respons dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya “respons yang 10
Petter Salim, et al, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Pers, 1991), h.1263. 11 save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), cet ke-1, h,964. 12 Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1997), cet ke-3, h.43.
disampaikan oleh objek dakwah kepada subjek dakwah atau dari komunikan kepada komunikator, akan meminimalisir kesalah penafsiran dalam sebuah proses dakwah dan komunikasi.”13 Dalam pembahasan teori-teori respon tidak lepas dari proses pembahasan teori komunikasi, karena respons merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan
terhadap
orang-orang
yang
terlibat
proses
komunikasi.komunikasi menampakan jalinan sistem yang utuh dan signifikan, sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.14 Pada penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi dengan model AIDA yang dipopulerkan oleh Bovee dan Thill yang mengatakan bahwa A (attention)-menciptakan perhatian, I (interest) D (desire)-meningkatkan atau mempromosikan hasrat atau keinginan; A (action)-merangsang tindakan atau bereaksi untuk merespons informasi yang disampaikan. Satu kekhususan versi dari perencanaan AIDA, yang memiliki empat tahapan yaitu: 1. Perhatian, Dalam tahapan perhatian, penyiar meyakinkan pendengar dengan benar pada awal bahwa penyiar memiliki sesuatu yang berguna atau menarik untuk dikatakan. 2. Tindakan, Pada tahap tindakan, penyiar menyarankan tindakan yang Anda ingin pendengar mengambilnya. 3. Hasrat atau Keinginan, sebuah keingin tahuan pendengar terhadap apa yang disampaikan oleh penyiar melalui hasrat ingin bertanya. 13
Ahmad subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang 1982), Cet.2, h.50. Onong Ucjhana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teory dan Praktik, (Bandung: PT. Roesda Karya,1999), cet ke-12, h.18. 14
4. Tindakan, pada tahap tindakan, penyiar menyarankan tindakan yang ingin pendengar mengambilnya. Seluruh pesan persuasive diakhiri dengan sebuah sesi yang mendorong tindakan spesifik. Pada kenyataannya, bagian ini menawarkan sebuah kesempatan baik untuk pengingat terakhir dari keuntungan utama yang akan disadari oleh pendengar dari tindakan yang diambil sesuai yang Anda inginkan. 15 Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan. Sejalan dengan pengertian tadi Abu Ahnadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut: “tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang wakt pengamatan. Jadi jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa tersebut sebagai “tanggapan”.16 Sementara Agus mengemukakan bahwa yang disebut tanggapan adalah “pengamatan yang tingggal kesadaran kita yang mengamati”.17 1. Macam-macam Respons Macam-macam respons yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan berasarkan indera yang digunakan, menurut Abu Ahmadi respons atau tanggapan terbagi menjadi lima macam, yaitu “menurut Indera yang digunakan, tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengaran dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan
15 Harley Prayudha, Radio, Penyiar it’s not Just a Talk, (Malang: Bayu Media Production, 2006), cet, ke-1, h. 8-9. 16 Abu Ahmadi,Psikologi Belajar, (Jakarta: Renaka Cipta, 1992), Cet.1, h. 6. 17 Agus Sujanto,Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru,1997), Cet.1, h. 6.
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan”.18 Agus sujanto mengemukakan tanggapan sebagai berikut: a. Tanggapan menurut indera yang mengamati, Yaitu: 1) Tanggapan Audit adalah tanggapan terhadap apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, ktukan dan lain-lain. 2) Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat 3) Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya. b. Tanggapan menurut Terjadinya 1) Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, artinya tanggapan terhadap kejadian yang telah lalu 2) Tanggapan fantasi adalah tangapan masa kini, artinya tanggapan terhadap sesuatu yang sedang terjadi. 3) Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa dating atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi. c. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu: 1) Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada disekitarnya 2) Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicaranya.19
2. Faktor-faktor terbentuknya respons
18 19
Ibid, h. 31. ibid, h.31-32.
Semenjak manusia lahir, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh. Manusia dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan akibat pengaruh dari dirinya, untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya, terus memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya, Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya dalam menggali lingkungan sekitar serta aspek eksternal (yang mempengaruhi dari luar diri manusia) seperti dikatakan Bimo Walgito ”alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.20 Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor penyebabnya. Hal itu perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik., pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapatkan respons individu, sebab individu melakukan terahadap stimulus yang ada penyesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu, yaitu: a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam individu. Manusia itu terdiri dari du unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yangmengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah unsur saja maka akan
20
Bimo Walgito, Psilogi Belajar, h.185.
melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya anara satu orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau psikologis meliputi keberadaan, perasan akal, fantasi, pandangan jiwa, mental pikiran, motivasi dan sebagainya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungannya. Faktor in insensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya, pengantar psikologi umum menyatakan bahwa “faktor fisik berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengabaikan alat indera”.21 B. Pengertian Format Penyiaran Radio Secara etimologis format siaran diterjemahkan sebagai pola, susunan atau bentuk.22 Format juga dapat dipahami sebagai bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah atau norma tertentu dan lazim diperhunakan oleh umum, dimana pengertian umum disini adalah badan penyiaran.23 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa format adalah bentuk atau ukuran,24 dan siaran adalah memberikan sesuatu dalam bentuk berita menjadi format siaran adalah memberikan suatu berita dalam bentuk siaran.
21
Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta,1997), Cet-1, h.6. John M. Ehols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996)cet ke-23, h.254 23 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994), h.224 24 Daryanto S.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), h.456. 22
Pada umumnya format penyiaran radio terbagi menjadi tiga dimensi pengertian format, antara lain.25 1. Format Program
: Program siaran berdasarkan isi materinya.
2. Format Produksi
: Program Siaran Berdasarkan Teknik Penyajiannya.
3. Format Siaran
: Bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran tercermin dari program siaran.
Ketika kata format dan penyiaran disandingkan maka dapat diartikan sebagai pola, bentuk atau segi penyiaran yang didasari atas kaidah tertentu atau norma tertentu dan lazim digunakan oleh umumnya, yaitu dalam bidang penyiaran. Dengan kata lain format penyiaran adalah pola atau bentuk penyampaian dan penyebaran pesan secara serempak, luas yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak banyak yang tidak tertentu dengan standar penyiaran yang berlaku umum, mematuhi undang-undang yang berlaku.26 Penyiaran dapat terjadi karena tersedianya alat-alat untuk siaran. Sementara itu tujuan penyiaran klasik adalah “untuk membuat acara siaran”, dan akhirnya mengarah pada tujuan akhir penyiaran, yakni “menghibur, mendidik, dan mewartakan”. Patut diperntanyakan sebelumnya kepada siapa penyiaran itu ditujukan. Pada tahapan ini pengelola stasiun radio menyadari bahwa dia mengerjakan sesuatu yang mempunyai dampak khusus pada masyarakat.27
25
Andrew Boyd, “Journalism of Radio and TV News”, (New York Press, 3rd Ed, 1999),
h.19. 26
Dodi, Modul Penyiaran Kantor Berita Radio 68H, (Jakarta: Pystaka Amani), h. 2. Howard Gough, “Planing, Producing The Radio Programme”, IIBD, Asia-Pasific Institute for Broadcasting Development, Kuala Lumpur-Malaysia, 1999, h.1 27
C. Pengertian Dakwah Dakwah ditinjau dari segi bahasa berarti: panggilan, ajakan, atau seruan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar. Sedangkan bentuk kata kerja/ fi’liyah adalah da’a-yad’u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.28 Menurut H. Zaini Muchtarom, dakwah adalah mengajak atau menyeru umat manusia baik perorangan atau kelompok kepada agama islam sebagi pedoman hidup yang diridhoi oleh Allah dalam bentuk Amar ma’ruf nahi munkar dan amal sholeh secara lisan maupun perbuatan guna mencapai kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat.29 Sedangkan H.M Mansur Amin Mendefinisikan Dakwah sebagai berikut: dakwah adalah suatu aktifitas yang mempunyai tujuan tertentu yang unsurunsurnya adalah: materi dakwah, tujuannya, tata caranya, pelaksanaannya dan sasaran atau objeknya. Dari kelima unsur diatas maka dakwah dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang mendorong manusia untuk memeluk agama islam agar mereka mendapatkan kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.30 Dari beberapa pengertian dakwah diatas maka istilah dakwah dapat disimpulkan yaitu sebagai proses penyelenggaraan suatu usaha/aktivitas yang dilakukan dengan sabar dan sengaja. Usaha yang dilakukan secara sadar itu yaitu berusaha mengajak orang untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau 28
Abd. Rosyad Shaleh, Manajeman Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet
ke-1, h. 12. 29
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press,1996), Cet. Ke-1, h. 8. 30 H.M. Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997), h.5.
memeluk agama islam, amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat, (ishlah) dan nahi munkar. Proses penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi Allah SWT.
D. Tujuan Dakwah Agar usaha dakwah itu dapat diukur keberhasilan dan kegagalannya maka dakwah harus ada tujuan. Tujuan dakwah merupakan faktor yang sangat penting dalam berdakwah. Oleh karena itu disini akan dijelaskan tujuan dakwah. Syekh Ali Mahfudz menjelaskan bahwa tujuan dakwah itu ada 5, yaitu: 1) Menyiarkan tuntunan islam, memberikan akidah dan meluruskan amal perbuatan manusia, terutama bui pekertinya. 2) Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada keadaan yang baik. 3) Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaummuslimin. 4) Menolak faham atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka kerja. 5) Menolak subhat, bid’ah dan kurafat atau kepercayaan yang tidak bersumber dari agama dengan mendalami ilmu ushuluddin.
E. Pengertian Radio Radio secara etimologi ialah pengiriman suara atau bunyi melalui udara.31 Menurut Ton Kerrtapati, pada dasarnya radio ialah medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk 31
DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia((Jakarta: Balai Pustaka 1997), cet ke-9, h. 808.
cerita, namun di dalam bercerita itu diikuti faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek suara, musik dan dialog.32 Radio merupakan salah satu alat komunikasi, bagian dari pada media masa (elektronik). Secara umum Radio dapat diartikan “suatu alat penghubung untuk menyebarkan, menyiarkan dan menyalurkan buah pikiran dan pendapat seseorang, sesuatu pemerintah, dan atau sesuatu pemerintah kepada masyarakat banyak untuk di ketahui sebagai bahan pertimbangan guna diikuti atau tidak diikuti.33 Sebagai salah satu media elektronik radio memiliki karakteristik antara lain : 1) Auditif Ini adalah karakter utama radio. Auditif-disebut juga auditori artinya suara (bersifat audio). Apapun yang ingin disampaikan lewat radio, mesti dalam bentuk suara, selain itu tidak bisa. 2) Theatre of Mind Radio itu menciptakan gambar dalam imajinasi/khalayak pendengar. Jika seorang penyiar ingin menggambarkan kondisi serbuah ruangan, maka ia harus menyebutkan secara detil, rinci, apa yang ada diruangan itu, termasuk luas dan warnanya. 3) Transmisi Transmisi artinya proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancar (transmisi), lalu diterima oleh pesawat radio, sesuai dengan gelombang atau frekuensi dari masing-masing radio
32 33
ke-1, h. 7.
Ton Kertapatti, Dasar-dasar Publisistik, (akarta: Soeroengan, 1996), jilid 3, h. 83. DEPDIKBUD RI, Perkembangan Media Komunikasi di Daerah, (Jakarta: 1999), Cet
4) Ekonomis Radio bersifat ekonomis. Dalam 1 minggu radio dapat mencapai 9 dari 10 pendengar yng berusia 12 tahun keatas mendengarkan radio hampir 31/2 jam sehari. 5) Bersifat pertisipasif Rasa persahabatan dan kesetiaan pada sebuah stasiun radio tertentu membuat para pendengar mengembangkan sebuah rasa keterlibatan, radio membutuhkan imajinasi berupa cerita-cerita, komersial yang tidak terbatas pada tempat dan waktu.34
F. Sejarah perkembangan Radio di Indonesia Radio merupakan media komunikasi yang tidak kurang penting dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.radio merupakan media komunikasi yang relatif baru bila dibandingkan dengan media komunikasi lainnya seperti film, bahasa non-linguistk, bahasa tulisan dan media surat kabar. Namun demikian peranan dan pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan masytarakat. Melalui radio dapat disiarkan segala bentuk dan sifat siarann. Jangkauan siaran radio dapat mencapai sasarannya dalam jarak jauh tanpa mengenal adanya batas ruang dan letak geografis dari suatu tempat. Peranan radio sebagai alat komunikasi dapat dipergunakan oleh manusia dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan aman maupun situasi perang. Perkembangan radio sebagai alat komunikasi di Indonesia dapat dikelompokan dalam beberapa fase yaitu: 1) Zaman penjajahan belanda Perkembangan radio siaran di Indonesia pada zaman penjajahan kolonial Belanda telah berlangsung lama. Kehadirannya dimulai dengan berdirinya “Bataviase Radio Vereneging (BRV) pada tanggal 16 juni 1925, lima than
34
1, h.22-25.
Asep Syamsyul M. romli, Jadi Penyiar itu Asyik lho, (Bandung: Nuansa 2007), cet.
setalah berdirinya radio di Amerika Serikat dan tiga tahun setelah munculnya radio Inggris dan Unisoviet. Setelah itu muncullah beberapa badan radio siaran lainnya seperti: “Nederlandsch Indisch Omroep Mij (NIROM)” di Jakarta, Bandung, dan Medan. Sementara itu di Surakarta berdiri ”Solosche Radio Vereniging”, “Mataramse Vereniging Voor Omroep(MAVRO)”. Kehadiran radio-radio tersebut lebih menguntungkan pemerintah kolonial Belanda.
Program-program
siarannya
selalu
berorientasi
kepada
kepentingan atau misi pemerintah kolonial Belanda, baik yang menyangkut politik maupun sosial budaya. Belanda menggunakan media komunikasi radio itu untuk memperoleh informasi mengenai situasi daerah jajahan, sehingga lewat radio dapat mengontrol dan memantapkan kekuasaan di Indonesia. 2) Zaman penduduk Jepang Proses kedatangan Jepang ke Indonesia tidak bisa terlepas dari peranan media massa radio. Melalui radio, Jepang menyiarkan berita-berita dari Tokyo kepada seluruh pemimpin-pemimpin dan rakyat Indonesia agar berkerjasama dengannya dalam menghadapi tentara sekutu yang menjajah negara-negara Asia termasuk Indonesia. Propaganda Jepang yang ingin membebaskan negara Asia dari belenggu penjajah Barat itu diterima oleh sebagian pemimpin rakyat Indonesia. Berkat bantuan media massa radio sebagai alat propaganda yang sangat ampuh, maka pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang berhasil mengusir Belanda bersama rakyat Indonesia dari tanah air. Semenjak itu maka
semua wilayah bekas jajahan Hindia Belanda resmi dikuasai oleh pemerintahan militer Jepang. Segala sesuatu harus dilakukan sesuai dengan kehendak dan perintah tentara Jepang untuk mendukung peperangan. Radio swasta yang selama ini berstatus swasta di ambil alih oleh pemerintahan Jepang. Semua sarana komunikasi yang telah ada ditutup dan dimatikan. Pemancar Radio dikuasai seluruhnya oleh Jepang dan radio-radio rakyat disegel. 3) Zaman kemerdekaan Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 setelah Amerika serikat menjatuhkan bom atom dikota Hirosima dan Nagasaki. Walaupun Jepang telah berusaha untuk menjaga secara keras agar rakyat Indonesia tidak mendengar berita luar negeri kecuali hanya berita yang disiarkan oleh radio Hoko Kioku saja, namun beberapa orang pemuda Indonesia berhasil mendengar dan mengetahi
berita tentang
kekalahan Jepang. Para pejuang kita kemudian mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan dan gerakan, karena saat itu
merupakan
waktu
atau
peluang
yang
paling
baik
untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah adanya kesepakatan antara para pemimpin negara, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bungkarno. Berhubung semua satsiun Radio pada tanggal 15 Agustus dijaga ketat oleh tentara Jepang., maka teks proklamasi tersebut tidak dapat disiarkan secara langsung pada saat dibacakan oleh kedua proklamator yaitu Sukarno dan Hatta. Barulah pada malam harinya tanggal
17 Agustus 1945, sekitar pukul 19.00 WIB dapat diudarakan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 4) Zaman Orde baru Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan satu-satunya radio siaran yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah Indonesia sampai akhir tahun 1966. dalam masa peralihan dari pemerintah orde lama ke orde baru merupakan kesempatan bagi radio amatir untuk mengadakan radio siaran. Radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang digunakan oleh seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Sifatnya aalah komunikasi dua arah atau timbal balik dalam bentuk percakapan. Perkembangan radio amatir dan radio siaran mengalami kemajuan yang begitu pesat. Perkembangannya terus meningkat sampai dengan tahun 1980, yang jumlah stasiun radio non RRI mencapai 948 buah, yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 138 stasiun radio pemerintah daerah. Badan Radio siaran non pemerintah kini telah bergabung dalam suatu wadah yang bernama Persatuan Radio Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI). Organisasi ini berdiri pada tanggal 17 Desember 1974, yang berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia.
G. Radio sebagai Media Dakwah Keberadaan radio sangat penting dalam menyampaikan materi dakwah dalam bentuk pidato, ceramah, dialog interaktif. Pesawat radio dapat
menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan luas. Oleh karena itu, pesawat radio merupakan media yang efektif dalm menyampaikan dakwah untuk semua kalangan.35 Salah satu penyampaian dakwah adalah .melalui media masa elektronik yaitu radio siaran. Dakwah melalui radio siaran adalah sebuah urutan metode dari salah satu dari tiga kategori dakwah yaitu dakwah bil-lisan, penyampaian materi-materi dakwah melalui radio siaran di era globalisasi merupakan tuntunan bagi kedua institusi, stasiun radio siaran dan islam dalam melengkapi program acaranya demi penyesuaian tujuan adil. Radio siaran menyiarkan program-program keagamaan meski dalam waktu yang terbatas dan bukan dalam waktu tayang utama (prime time).36 Menurut Asmuni Syukir radio sebagai media dakwah memiliki keutamaan diantaranya yaitu: 1) Program radio disiapkan oleh ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar-benar berbobot/bermutu. 2) Radio merupakan bagian budaya masyarakat. 3) Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki alat itu. 4) Mudah dijangaku oleh masyarakat. Artinya pendengar cukup dirumah. 5) Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan akurat. 6) Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.
35 M. Bakri Ghazali, Dakwah komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakrta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1, h.37. 36 A. Muis, Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam, (Bandung: Rosda, 2001) Cet. Ke-1, h. 161-162.
Kelemahan dan keterbatasan media radio sebagai media dakwah antara lain: 1) Siaran hanya didengar sekali (tidak dapat diulang), kecuali memang dari pusat pemancarannya. 2) Terikat oleh pusat pemancarannya dan waktu siaran, artinya siaran radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (objek dakwah). 3) Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.37
37
176-177.
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO MUSTANG
A. Sejarah Singkat Berdirinya Radio Mustang 88 FM Jakarta Radio Mustang berdiri pada tanggal 17 Januari 1981, awal didirikan dengan frekuensi 1350 (AM) di Bogor. Lalu pada tahun 1984 pindah lokasi di daerah Cinere-Depok dengan frekuensi yang berbeda yaitu 720 (AM), tahun 1985 frekuensinya berbeda lagi menjadi 738 (AM), kemudian pada tahun 1988-2001 masih berlokasi ditempat yang sama kembali berpindah frekuensi menjadi 100.55 (FM), pada tanggal 1 Agustus 2004 dari Cinere-Depok pindah ke Jl.M. H. Thamrin no.28 tepatnya di Wisma Nusantara lt.25 sampai saat ini. Pada saat ini stasiun radio Mustang Jakarta terus berkembang sehingga menjadi salah satu radio swasta yang cukup terkenal, radio Mustang mengudara setiap hari dari pukul 05.00-02.00 WIB melalui frekuensi 88 FM, dengan format sebagai berikut: 1. Format Redaksi a. Materi kata singkat dan padat (to the point) berdurasi maksimal 30 detik b. Informasi yang diangkat meliputi Informasi film, musik, olah raga, teknologi, dan ilmu pengetahuan. c. Insert/tips/skrip rekam berisi informasi yang mendidik dan bersifat tidak kadaluarsa. d. Penulisan skrip, spot promo singkat, padat dan menarik serta mudah dimengerti, diutamakan versi dialog.
e. Penulisan adlibs promo singkat dan padat serta berdurasi maksimal 30 detik. 2. Format Musik a. Musik yang dimainkan Contemporary Hit Radio (CHR), top 40, Indie, Indonesia dan New Entry, kecuali pada special program yang tidak mengharuskan pemutaran musik-musik tersebut. b. Di acara reguler musik CHR dan Recurent lebih dominant. c. Setiap hari Sabtu dimainkan musik-musik yang bertema cinta yang melankolis dengan batasan usia tahun 1993- sekarang. 3. Fomrat Quiz a. Kemasan kuis dibuat eksklusif. b. Dilengkapi opening tune dan closing tune. c. Tidak mengumpulkan penelepon, tapi penelepon langsung diberitahu jawabannya benar/salah (kecuali jika permintaan sponsor berbeda, ketentuan ini dapat dimusyawarahkan). d. Sarana yang dipergunakan untuk peserta kuis tidak hanya line telepon, namun juga fax,e-mail dan sms, tergantung dari mekanisme kuis. e. Pertanyaan kuis bersifat ilmu pengetahuan atau Product Knowledge. f. Saat memainkan kuis diputar musik sebagai back sound (interaksi penyiar dan peserta kuis diatas backsound). g. Jika
ada
waktu
tersisa
sponsor/product knowledge. 4. Format Request a. Mixing lagu tanpa jeda.
dipergunakan
untuk
membaca
adlibs
b. Penyiar bicara diatas backsound mixing antara lagu 1 ke lagu selanjutnya. c. Request lagu melalui telepon, fax, e-mail dan sms. d. Penelpon yang request tidak di on air, hanya disapa oleh penyiar dan diputar lagunya. e. Terbagi menjadi 2 bentuk request yaitu: request yang terkonsep (request yang bersifat eksklusif yang dilengkapi opening dan closing tune) dan request yang tidak terkonsep (digelar disepanjang acara reguler dimana penyiar akan menyapa dan memutarkan lagu pilihan boys and girls secara random). 5. Format Program a. Pendekatan program lebih kepada mahasiswa dan professional muda (usia 20-25 tahun) tanpa melupakan remaja (siswa SMU). b. Isi Program dengan prosentase sebagai berikut: Hiburan
: 75%
Edukasi
: 5%
Olah raga
: 10%
Teknologi
: 5%
Ilmu pengetahun
: 5%
c. Setiap hari besar atau bersejarah yang dianggap numental digelar program special edition.
B. Visi dan Misi Radio Mustang Visi Menjadi radio nomor 1 di Jakarta dan sekitarnya yang mengedepankan pendidikan dan juga sebagai media yang menyajikan hiburan. Misi Radio mustang turut ikut serta dan bertanggung jawab untuk mebangun generasi muda ynag baik bagi negara Indonesia.
C. Struktur Ogranisasi 1.
Station Manager
: Asmo Budijoyo
2.
Marketing
: Nunis/ndari
3.
Programme Director
: Bagus Lazuardi
4.
Team Programme
: Bayu, Bagus, Andri, Jati,
5.
Trainner
: Yudhie Buster
6.
Anggota Trainner
: Andrie Gutz
7.
Music Director
: Yudhie Buster
8.
Staff Music Director
: Gilang
9.
Traffic
: Arfina
10.
Operator
: Jati
11.
Koordinator Redaksi
: Bayu
12.
Staff Redaksi
: Miranti, Hannie
13.
Koordinator Penyiar
: Andrie Gutz
14.
Penyiar
: Rico ceper, Bedu, J.fellianto, Fiks, Dea, Pramana, Tara, Syuli, David, Arief, Nadira, Imam, Heston, Yuni, Danar, Utina, Vari, Ww, Binta.
15.
Font Oficce
: wulan
16.
Teknisi
: Ardi
17.
IT
: Herman
D. Tugas dan Tanggung Jawa tiap Jabatan 1. Program Director Tugas a. Memastikan program on air dan off air berjalan dengan baik b. Membuat proposal program baik itu yang diminta klien ataupun keperluan program. c. Bekerjasama dengan music director merancang format musik, time clock siaran,
mencari, menyeleksi dan menyusun lagu menjadi sebuah list
(harian, mingguan untuk bahan acuan penyiar memutarkan lagu). d. Bekerjasama dengan koordinator penyiar untuk mengarahkan format program, format siaran, format kata, format mixing kepada penyiar, dan membuat jadwal siaran. e. Bekerjasama dengan traffic dalam penjadwalan log iklan dan pengaturan penempatan produk iklan. f. Bekerjasama dengan koordinator redaksi dalam membuat format kata, baik untuk naskah on air maupun off air untuk merancang sebuah program, proposal, juga untuk surat-menyurat (intern dan ekstern).
g. Bekerjasama dengan koordinator produksi dalam mengarahkan pembuatan paket sponsor/special program. h. Bekerjasama dengan koordinator off air merenanakan dan membuat program off air. i.
Bekerjasama dengan Humas/public relation untuk merencanakan dan membuat kerjasama promosi.
j.
Bekerjasama dengan team program untuk merencanakan dan membuat program (on air dan off air), membuat format Mustang 88 FM, mengevaluasi format dan program secara reguler 3 bulan sekali (bila diperlukan).
k. Membuat rencana kerja per tahun dengan para timer. Tanggung Jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada ststion manager atas semua jalannya. b. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada Station manager. 2.
Music Director Tugas
a. Bekerjasama dengan program director merancang format musik Mustang dan time clock siaran. b. Mencari dan Memilih Lagu yang berkualitas yang sesuai dengan format musik Mustang 88 FM. c. Menambah Materi lagu pada Library Musatng 88 FM. d. Mencari, menyeleksi, dan menyusun list lagu (harian/mingguan) untuk siaran. e. Menyusun Chart/tangga lagu (Asing atau Indonesia)
f. Mendata/ memberi label semua lagu/musik yang ada di Mustang 88 FM., baik berupa CD, kaset, pita reel, DAT, MP3 dan lain-lain. g. Menjaga keutuhan CD, kaset dan lain-lain yang berhubungan dengan Library Mustang 88 FM. Tanggung jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada station manager. b. Bertanggung jawa langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada program director. 3. Redaksi Tugas a. Bekerasama dengan program director untuk membuat format kata, baik untuk naskah on air, off air maupun untuk merancang sebuah program, proposal juga untuk surat menyurat (intern dan ekstern.) b. Membuat script/naskah siaran yang disesuaikan dengan format kata dan format siaran Mustang 88 FM. c. Membuat naskah program sponsor atau program reguler. d. Membuat redaksional untuk iklan (Spot dan Adlibs iklan/promo) dan smash/bridge. e. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan wawancara atau interview dengan klien, tokoh atau bintang tamu yang akan diwawancarai. f. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan liputan langsung atas kejadian atau event program .
g. Mengikuti/mewakili program untuk undangan press conferernce, seminar atau event, baik yang berhubungan dengan klien atau untuk dijadikan sumber berita. Tanggung Jawab a. Bertangung jawab penuh kepada ststion manager. b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada program director. c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali)kepada program director. 4. Produksi Tugas a. Membuat spot iklan, spot promo, adlibs recorder, insert dan lain-lain yang berkaitan dengan kelancaran program siaran baik yang disponsori maupun program harian/mingguan Mustang 88 FM. b. Bekerjasama dengan program director, redaksi, produser dan pihak terkait lainnya dalam pembuatan paket special program, baik yang disponsori maupun program harian/mingguan Mustang 88 FM. c. Merencanakan, menyiapkan dan membuat opening & closing Program atau kuis. d. Menyediakan Bukti Siar (Bila diperlukan). e. Menyimpan Bukti Siar dengan baik. f. Membuat Smash atau Bridge siaran secara berkala dalam waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan program. g. Menyiapkan keperluan serta perlengkapan yang diperlukan untuk kebutuhan interview di studio, bekerjasama dengan teknisi.
h. Membuat kreatif-kreatif baru dalam pembuatan semua jenis produksi sesuai dengan Format Siaran Mustang 88 FM. i.
Menjaga serta merawat peralatan di Studio Produksi. Tangung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada station manager. b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan seharihari)kepada Program Director. c. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali) kepada program director. d. Memberikan laporan berkala (sebulan sekali)kepada program director. 5. Humas/publik relation Tugas a. Mengetahui semua tentang Mustang 88 FM (selalu berkomunikasi dengan Program Director. b. Menjadi juru bicara Mustang baik untuk ekstern maupun intern. c. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam hal kerjasama Full Barter ataupun Semi Barter promosi baik itu dengan media cetak ataupun elektronik, hotel, cafe, tempat gaul, tempat wisata, kampus, sekolah-sokolah, dll. d. Bekerjasama
dengan
Program
Director
dan
Marketing
dalam
merencanakan dan membuat kontrak kerjasama promosi ataupun penawaran kerjasama. e. Bersama-sama dengan Team Program, merancang dan menyiapkan materi untuk Promotion Tools (Company profile baik itu dalam bentuk cetak
ataupun audio, sticker, leaflet, banner, spanduk, umbul-umbul, stereofon, neon sign, billboard, tv com, dll). f. Menjadi duta/wakil dari Mustang 88 FM untuk urusan ekstern ke media, Instansi/institusi ataupun masyarakat umum. g. Menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai image station yang positif, baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas pada umumnya. h. Menjaga citra baik station, baik ekstern (pendengar, klien, label record company) ataupun intern (sesama rekan kerja di Mustang 88 FM). i.
Mengkoordinir kegiatan/aktifitas (hang out, olah raga, jalan-jalan, dll) karyawan Mustang 88 FM.
j.
Menerima, menjadwal dan mengkoordinir pelajar/mahasiswa yang melakukan PKL/ Kunjungan/ Observasi. Tangung jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager. b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program Director. 6. Administrasi/sekretaris Tugas a. Mencatat dan mendata hal-hal yang berkaitan dengan program On air, Off air, Daftar Tamu, Keperluan Umum, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan radio.
b. Membuat laporan internal dan external dalam hal-hal yang berhubungan dengan program seperti: Laporan Bulanan, Memo Intern (Inter Office Memorandum), surat menyurat, izin, absensi, kontrak kerja part-timer atas arahan Station Manager, dan lain-lain. c. Mendata surat-surat yang masuk atau keluar dari bagian program dengan diketahui oleh Station Manager. d. Mengikuti pertemuan-pertemuan program dan membuat notulen e. Membuat dan mengajukan anggaran bagian program yang sudah disetujui oleh Station Manager. f. Menangani serta mendata administrasi program siaran. Tanggung jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager. b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Program Director. c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program director. 7. Data Entry Tugas a. Mendata semua identitas pendengar MUSTANG FM dari mulai nama lengkap,
alamat
rumah
ataupun
kantor,
nomor
telephone
rumah/handphone atau kantor, E-mail, pekerjaan, usia, jenis kelamin dan status pernikahan. b. Mengelompokan semua
data
pendengar
berdasarkan,
usia,
jenis
kelamin,tempat tinggal / domisili, waktu mendengarkan, acara yang didengarkan.
c. Membuat tabel dan prosentase dari semua kelompok data pendengar secara berkala sesuai kebutuhan program. d. Bertanggung jawab terhadap semua data atau berkas pendengar (sms,fax, e-mail) yang masuk ke MUSTANG FM baik itu Program Sponsor ataupun Program Reguler. Tanggung jawab a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager. b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari) kepada Program Director. c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Program Director. d. Memberikan Laporan Berkala (tiga bulan sekali) kepada Marketing.
E. Program Radio Mustang 1. Program Harian a. SOS (Sound of Spirit) b. SPADA (Setiap Pagi Bercanda) c. TLC (Tender With Love) d. Rhytem Request e. Tripplellicous 2. Program Mingguan a. Indoque b. Jamaican sound c. Dunia kita d. ID CARD (Imam David Cari Duit)
e. Geat Reel f. Rock&Rhytem g. Mustang gettho h. Down with DJ i. Rhytem of love j. The 40 show k. Musik anak negri l. GULALI (Lagu Gue Cendili)
F. Program SOS (Sound Of Spirit) Program SOS merupakan program acara harian yang ada di radio Mustang 88 FM, bentuk dari acara tersebut adalah Talk show acara yang berdurasi 1 jam ini disiarkan setiap hari Senin-Jum’at pukul 05.00-06.00 yang dibawakan secara langsung oleh Pramana Jati dan Ustadz Abi sebagai nara sumber tetap. Acara ini membahas tentang masalah yang tengah dihadapi oleh anak muda/remaja yang akan di bahas melalui sudu pandang ajaran agama islam secara universal. Pada acara ini pendengar bisa menceritakan masalahnya (berineraktif) melalui faxs, e-mail, sms dan telepon.
BAB IV RESPONS PENDENGAR (INTERAKTIF) TERHADAP PROGRAM SIARAN SOS (SOUND OF SPIRIT) DI RADIO MUSTANG
A. Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM 1. Gambaran Umum Siaran SOS Kemajuan dibidang penyiaran di Indonesia menyebabkan terbukanya kesempatan menampilkan berbagai program siaran yang menyangkut budaya masyarakat. Masyarakat Indonesia yang religius, dulu masih menikmati acara keagamaan melalui mimbar. Setelah datangnya radio budaya masyarakat tentu dimanfaatkan bagi siaran bernuansakan keagamaan. Selama ini masyarakat memandang radio hanya sebagai media yang menyiarkan hiburan semata. Setelah radio menyiarkan program keagamaan secara terus-menerus dan berkualitas maka persepsi negatif terhadap radio dapat dikurangi. Apalagi bila menjelang bulan ramadhan semua stasiun radio berlomba-lomba untuk menyiarkan acara keagamaan. Mustang mempunyai program-program siaran dakwah Islam yang sangat menarik dan beragam. Program-program dakwah Islam tersebut dapat didengarkan setiap hari Senin-Jum’at dan juga Minggu. SOS (Sound of Spirit) adalah program dakwah harian yang dimiliki oleh radio Mustang 88 Fm yang disiarkan setiap hari Senin-Jum’at pada pukul 05.00-06.00 WIB program SOS ini mulai disiarkan pada tahun 20001. SOS dikategorikan
kedalam
acara
harian
dimaksudkan
untuk
menyapa
pendengarnya dengan siraman rohani, karena jumlah penduduk Indonesia
yang mayoritas Islam, dengan tujuan utama yaitu menyiarkan nilai-nilai keIslaman dan membentuk muda-mudi yang berakhlak baik. Selain SOS di radio Mustang juga ada siaran keagamaan yang diberi nama Get Reel yang masuk dalam kategori program mingguan disiarkan setiap hari minggu pukul 05.00-06.00 2. Keberadaan Siaran SOS di Radio Mustang 88FM Radio disinyalir oleh banyak kalangan sebagai media yang hanya menyiarkan acara-acara hiburan dan tidak mendidik. Radio juga dikatakan sebagai produk budaya massa (mass Culture). Pembicaraan tentang media massa (dalam hal penyiaran ) erat kaitannya dengan masyarakat massa. Jallauddin Rahmat mengartikan masyarakat masa sebagai suatu yang ditandai oleh beberapa hal yaitu: pembagian kerja yang membuat orang tereliminasi, dari yang lainnya, serta ikatan keluarga dan komunitas yang semakin melemah, otoritas kelompok terpelajar dari pemmpin moral memudar bersamaan dengan hancurnya keyakinan beragama, masyarakat yang didominasi oleh kecemasan mengejar status (status seeking society) dan pencaharian pemimpin-pemimpin keyakinan baru.38 Keberadaan Siaran SOS di radio Mustang 88 Fm sangat berpengaruh sekali terhadap program-program yang ada di radio Mustang 88FM. Siaran SOS membuktikan bahwa tidak semua program yang ada di radio Mustang 88FM mengedepankan acara hiburan. SOS membuktikan bahwa siaran keagamaan tidak hanya di adakan pada saat bulan Ramadhan saja.
38
Jallaudin Rahmat, Dedi Jallaludin Malik E.t, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1997), Cet. Ke-1, h.54.
Harapan siaran keagamaan menjadi kontribusi bagi masyarakat merupakan target yang ingin dicapai, untuk itulah setiap program siaran dakwah dibutuhkan manajerial yang handal, manajemen penyiaran agama islam melalui media radio yang berangkat dari keinginan yang dicapai, adapun kontribusi program siaran SOS terhadap pendengarnya antara lain: a. Menambahkan wawasan islam kepada Masyarakat khususnya remaja Salah satu kontribusi penting yang dihasilkan dari progrsm acara SOS adalah tercapainya wawasan yang lebih luas bagi masyarakat tentang pemahaman agama islam. Karena siaran dakwah di radio merupakansalah sau alternatif program dakwah yang disiarkan bagi pendengarnya, agar dalam setiap langkah kehidupan para pendengar siaran radio selalu dibina dan dibimbing oleh ajaran Islam.hal ini juga menjai alas an pokok disiarkanya program SOS. b. Menjadi generasi Islam yang berakhalkul karimah Realita yang terjadi saat ini bahwa radio merupakan media massa yang dapat masuk ke semua kalangan khususnya remaja yang menjadi target siaran SOS. “program SOS banyak berpengaruh terhadap generasi muda yang akan datang, melalui pesan agama mereka dibina unutk terus menerus megamalkan ajaran Islam, agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi kehidupannya, sehingga menjadi generasi Islam yang berakhlakul karimah yang mampu menjawab tantangan kehidupan di era Globalisasi.”39
39
Pramana Jati, coordinator Keagamaan di Radio Mustang 88 FM, wawancara pribadi, Jakarta 6 Mei 2008.
Untuk itulah setiap siaran keagamaan
dibutuhkan manajerrial yang
handal.. c. Mewujudkan masyarakat yang Islami berdasarkan al-quran dan alhadits. Selain menjadikan generasi Islam yang berakhlakul karimah, siaran SOS diharapkan mampu meberikan kontribusi bagi terwujudnya kehidupan yang tercermin menurut prinsip-prinsip Al-quran dan al-hadis. Program SOS yang disiarkan Mustang ini juga akan menjadi motivasi bagi perbaikan moral bangsa melalui cerminan al-quran dan hadis serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sangat jelas sekali tuntunan dalam Al-quran dan hadis adalah “untuk mencciptakan sebuah kreasi karya seni yang berkualitas tinggi dan mengandung unsur dakwah, karena dalam produksi acara terjadi proses kreatifita dan seni. Namun Alqur’an dan hadis memberikan batasan yang jelas dan tidak merugikan, bahkan dapat menjadikan produk yang berkualias tinggi karena mengangkat nilai-nilai luhur dalam hasil karyanya”.40
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Siaran SOS Mustang 88 FM a. Faktor Pendukung 1) Alat-alat Produksi Sarana produksi menjadi penunjang terwujudnya hasil produksi yang baik ada dua unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi yang sangat menunjang baik atau tidaknya siaran yaitu: Mixer, dan 40
ke-2, h.85.
Mafrin Amir, Etika kKomunikasi dalam Pandangan islam, (Jakarta: Logos,1999) cet
peralatan rekaaman suara.
Faktor pendukung yang ada dalam program
siaran SOS yaitu didukung oleh alat-alat yang canggih yang menjadi solusi untuk kemudahan bagi proses produksi terhadap program siaran. Diketahui bersama, pesatnya alat-alat komunikasi dalam proses siaran yang kini makin cangggih menghasilkan sebuah siaran yang berkualitas tinggi dan bermutu. Adanya alat-alat ini menjadikan proses produksi SOS menjadi lebih efektif, efisien dan Fleksibel. 2) Pengisi Acara Pengisi acara adalah orang yang terlibat secara langsung dalam proses siaran yang termasuk pengisi acara adalah: pembawa acara, narasumber (Ustadz). b. Faktor penghambat 1) Faktor Penghambat Teknis dalam Siaran SOS a) Pendanaan Sedikitnya dana yang diperoleh atau keterbatasan sponsor yang bersedia untuk mendukung program tayangan ini. Hal ini berdampak pada terbatasnya siaran dakwah dalam melahirkan ide-ide baru yang inovatif untuk menampilkan siaran yang lebih bernutu dan berkualitas. Sebab kita ketahui bahwa untuk melahirkan karya-karya yang bermutu dan berkualitas membutuhkan dana yang cukup besar. b) Peralatan Faktor pendukung peralatan bisa jadi penghambat produksi, seperti audio yang kurang keras atau terlalu keras, kerusakan alat lainya yang jadi penghambat suatu proses siaran SOS.
2) Faktor Penghambat non Teknis Pengisi acara Masalah keterlambatan pengisi acara atau ustadz, hal ini sangat merepotkan team produksi karena ini merupakan siaran langsung dan apabila nara sumber tidak dapat hadir maka penyiar akan interaksi langsung melalui telepon dan hasilnya kurang bagus juga suaranya tidak jelas.
B. Format Siaran SOS Siaran SOS merupakna salah satu siaran keagamaan di radio Mustang Jakarta dengan frekuensi 88 FM dan disiarkan setiap hari Senin-Jum,at pada pukul 05.00-06.00 dengan metode dialog interaktif. Acara ini dipandu oleh seorang penyiar yang akan membuka dan menutup acara tersebut. Penyiar akan mnenemani penceramah dan memberikan kesempatan kepada pendengar untuk ikut aktif dalam program tersebut. Pendengar dapat intraktif melalui : telepon, sms,dan e-mail. Siaran SOS ini disajikan secara live (langsung) dengan pendengar yang berada di mana saja, dan pendengar bias merespons langsung kepada penceramahnya apabila ada yang belum jelas kepada materi yang disampaikan oleh si penceramah. Atau pendengar juga bisa menanyakan masalah lain yang tengah dihadapi oleh pendengar dan penceramah akan memberikan masukan berdasarkan ajaran agama Islam. Siaran SOS dibuka dengan salam dan menyapa pendengar yang dilakukan oleh announcer atau penyiar, setelah itu penyiar memberikan kesempatan kepada nara sumber untuk menyampaikan materi kemudian memutar sebuah
lagu, dan commercial break (iklan). Pada tahap berikutnya yaitu sesi Tanya jawab, disini penyiar memberikan kesempatan kepada pendengar yang ingin bertanya dan akan dijawab oleh nara sumber, kemudian penyiar kembali memutar lagu. Selanjutnya sesi Tanya jawab selesai maka nara sumber menyimpulkan materi atau masalah yang disampaikan pada hari ini. Dan acara ini ditutup oleh salam yang diucapkan si penyiar. Apabila penceramah tidak dapat hadir dalam acara tersebut maka penyiar akan berhubungan secara langsung kepada si penceramh melalui telepon.
C. Tujuan siaran SOS Adapun tujuan disiarkannya program SOS dalam dialog interaktif di radio Mustang 88 FM Jakarta adalah : 1. Menyiarkan nilai-nilai keislaman kepada pendengar khususnya di wilayah Jakarta. 2. Membangun potensi akhlak yang islami khususnya bagi kawula muda 3. Diharapkan terciptanya masyarakat yang religius, tidak hanya mengaku islam tetapi mereka mengetahui nilai-nilai keislamannya.
D. Tinjauan pendengar Mustang 88 Fm 1. Profil responden Dalam penelitian ini, jenis kelamin dibagi menjadi dua bagian yaitu lakilaki dan perempuan. Data selengkapnya tentang jumlah responden dilihat dari jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Jenis Kelamin Responden No
Jenis Kelamin
F
Prosentase
1
Laki-laki
25
37%
2
Perempuan
43
63%
Jumlah
68
100%
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil sample 79 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari data diatas dikatakan bahwa responden hanya ada 68 orang berdasarkan angket yang terkumpul yang terdiri dari 25 laki-laki atau 37% dan 43 perempuan atau 63%. Maka dapat disimpulkan bahwa data responden yang valid dan syah hanya 68 orang dan 8 orang dikatakan gugur. Usia responden dalam mendengarkan siaran SOS ini cukup bervariasi. Oleh karena itu penulis membagi dalam 4 kelompok: usia 16-20 tahun, usia 21-25 tahun, usia 26-30 tahun dan 31-35 tahun keatas. Data mengenai usia responden dapat dillihat pada tabel 2 dibawah ini Tabel 2 Usia Responden No
Usia
F
Prosentase
1
16 – 20
10
15 %
2
21 – 25
29
43 %
3
26 – 30
24
35 %
4
31 -35
5
7%
Jumlah
68
100 %
Menurut data tabel diatas, ada Variasi yang signifikan yaitu responden yang berusia 16-20 tahun 15%, yang berusia 21-25 tahun 43%, ynag berusia 26-30 tahun 35% dan pada responden yang berusia 31 tahun keatas 7% Dari data diatas menunjukan bahwa mayoritas yang mendengarkan siaran SOS ialah yang berusia 21-25 tahun. Hal ini menunjukan bahwa usia 21-25 tahun adalah cepat dan mudah untuk mencerna dan memahami materi-materi yang disampaikan oleh penceramah, disamping itu juga mereka mendapatkan pelajaran dan wawasan diluar dari pendidikan formal dan hal ini juga sesuai dengan target siaran SOS yang diperuntukan bagi kawula muda. Namun demikian, responden yang lain juga mendengarkan dan ikut interaktif dalam siara tersebut, dengan alasan mereka masih membutuhkan wawasan yang luas. Mengenai tingkatan pendidikan terakhir responden, penulis membagi dalam 3 kategori yaitu: SMP. SMU, Perguruan tinggi/sederajat. Unutk data selengkapnya tentang tingkatan pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Pendidikan Terakhir Responden
No
Pendidikan terakhir
F
Prosentase
1
SMP
6
9%
2
SMU
14
21%
3
Perguruan Tinggi
48
70%
Jumlah
68
100%
Dari data diatas, ada variasi tingkat pendidikan responden yang signifikan yaitu responden yang tingkat pendidikanya SMP 9%, SMU 21%, perguruan tinggi 70%. Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa mayoritas responden yang mendengarkan siaran SOS adalah responden yang berpendidikan perguruan tinggi/sederajat. Hal ini disebabkan ketertarikan mereka untuk mendengarkan siaran SOS karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang keislaman
yang lebih luas, karena ilmu yang mereka dapatkan dalam
pendidikan Formal saja tidak cukup untuk itu mereka ikut serta interaktif dalam program siaran SOS dan juga sesuai dengan target pendengar rado Mustang 88 FM secara umum yaitu para mahasiswa/I dan eksekutif muda. Untuk pelajar SMU 21 % hal ini dikarenakan pelajar tingkat SMU masih terlalu muda dan juga kurang memahami bahasa yang digunakan oleh nara sumber, karena pendengar Mustang khususnya SOS di dominasi oleh para mahasiswa dan eksekutif muda. Dalam penelitian ini, status sipil responden dibagi kedalam dua bagian yaitu nikah dan belum menikah. Data selengkapnya tentang jumlah responden dilihat dari status sipil dalam penelitian ini dapat dilihat pada tablel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Status Sipil Responden
No
Status Sipil
F
Prosentase
1
Nikah
17
25%
2
Belum Menikah
51
75%
Jumlah
68
100%
Dari tabel diatas, menunjukan bahwa ternyata mayoritas responden yang mendengarkan siaran SOS adalah belum menikah. Hal ini dikarenakan mereka masih banyak waktu luangnya dan belum banyak memikirkan hal-hal yang menyangkut duniawi.
2. Analisis Respons Pendengar (interaktif) terhadap siaran SOS di Mustang 88 FM Jakarta. Dalam penelitian ini, yang menjadi sample adalah pendengar yang pernah ikut interaktif pada siaran SOS periode November 2007- Januari 2008. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sample penelitian sebanyak 68 orang, kemudian data dianalisis berdasarkan angket yang telah disebarkan dengan menggunakan table-tabel. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, diatas telah dijelaskan tentang profil responden, dan dibawah ini akan dijelaskan respons pendengar (yang ikut interaktif) terhadap siaran SOS Untuk mengetahui sejauh mana respons pendengar (interaktif) terhadap siaran SOS di radio Mustang 88 FM Jakarta, maka terlebih dahulu maka responden diberi pertanyaan mengenai, apakah mereka pernah mendengrkan siaran SOS yang disiarkan di radio Mustang 88 FM. Data mengenai siaran
SOS yang disiarkan di radio Mustang 88 FM Jakarta, dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Tabel 5 Pernah Mendengarkan Siaran SOS di Radio Mustang 88 FM No
Pernah mendengarkan SOS
F
Prosentase
1
Pernah
68
100%
2
Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
68
100%
Sebanyak 100% responden menjawab pernah mendengarkan siaran SOS diradio Mustang karena mereka pernah ikut serta interaktif dalam siaran SOS. Hal ini menunjukan bahwa siaran ini dibutuhkan oleh para remaja karena menambah wawasan dan pengetahuan tentang keislaman. Waktu untuk mendengarkan siaran SOS bermacam-macam. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kapan responden mendengarkan siaran SOS. Data mengenai kapan Responden mendengarkan siaran SOS dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6 Waktu Mendengarkan Siaran SOS No
Waktu Mendengarkan SOS
F
Prosentase
1
05.00 WIB
28
41%
2
05.30 WIB
40
59%
3
06.00 WIB
0
0%
Jumlah
68
100%
Sebanyak 41% responden menjawab 05.00WIB, dan 59% menjawab 05.30 WIB, dan 0% menjawab 06.00 WIB. Dari hasil data diatas, ternyata mayoritas mereka menjawab 05.30 WIB adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan siaran SOS karena pada saat itu merupakan waktu yang senggang setelah melaksanakan sholat subuh dan tidak terlalu pagi untuk mendengarkan siaran keagamaan, namun 41% responden yang menjawab 05.00 WIB. Hal ini dikarenakan mereka ingin mendengarkan siaran ini dari awal. Mengetahui berapa kali responden
mendengarkan siaran SOS,
jawabannya bervariasi, untuk lebih jelasnya mengenai berapa kali responden mendengarkan acara tersebut dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini.
Tablel 7 Berapa kali dalam seminggu mendengarkan siaran SOS Frekuensi dalam No
F
Prosentase
mendengarkan siaran SOS 1
2
48
71%
2
3
19
28%
3
Setiap hari
1
1%
68
100%
Jumlah
Sebanyak 71% responden menjawab 1 hari, 28% menjawab 2 kali dalm seminggu, dan 1% menjawab tiap hari. Berdasarkan data diata dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh responden menjawab 1 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan mereka tidak selalu mendengarkan siaran SOS. Disamping itu juga mereka banyak juga mereka mendengarkan SOS sesuai dengan kebutuhan dan keinginan untuk mendengarkan siaran SOS. Untuk mengetahui berapa kali responden pernah ikut interaktif dalam siaran SOS maka dapat dilihat dari tabel 8. Tabel 8 Berapa kali pernah ikut interaktif dalam siaran SOS No
Frekuensi Interaktif
F
Prosentase
1
1-2 kali
48
25%
2
2-3 kali
4
6%
3
Tidak tentu
47
69%
68
100%
Jumlah
69% responden menjawab tidak tentu untuk interaktif dalam siaran SOS dikarenakan mereka akan ikut serta interaktif apabila sesuai dengan kebutuhan mereka akan pengetahuan agama terutama agama Islam. Sebanyak 25% responden menjawab 2 kali ikut interaktif hal ini dikarenakan mereka terutama para remaja yang ingin bercertita tentang masalah yang tengah dihadapinya
dan dicari solusinya berdasarkan ajaran agama Islam. Dan 6% responden menjawab 2 kali.. Untuk mengetahui tentang pengemasan acara SOS dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Pengemasan siaran SOS Pengemasan Siaran No
F
Prosentase
SOS 1
Bagus
45
66%
2
Cukup bagus
23
34%
3
Tidak bagus
0
0%
Jumlah
68
100%
66% responden menjawab bagus, dan 34% responden menjawab cukup bagus.Kebanyakan dari responden menjawab bagus karena acara ini dikemas dengan sangat baik dari segi teknis maupun non teknis.. Metode penyampaian yang disenangi responden,dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini. Tabel 10 Metode penyampaian yang disenangi No
Metode Penyampaian
F
Prosentase
1
Ceramah Lepas
8
12%
2
Tanya jawab
58
85%
3
Baca kitab
2
3%
Jumlah
68
100%
Sebanyak 12% responden menjawab ceramah lepas, 85% responden menjawab Tanya jawab, dan 3% menjawab baca kitab. Dari tabel diatas, terlihat jelas bahwa dalam hal penyampaian metode yang disenangi oleh responden adalah Tanya jawab dibandingkan dengan ceramah lepas dan baca kitab. Hal ini dikarenakan ceramah lepas dan baca kitab tidak bisa mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang dimengerti terhadap materi yang disampaikan oleh penceramah. Untuk mengetahui materi apa yang pernah didengar oleh responden dapat dilihat pada tablel 11. Tabel 11 Materi yang pernah di dengar No
Materi yang pernah di dengar
F
Prosentase
1
Syariah
12
18%
2
Akhlak
49
72%
3
Muamalah
7
10%
68
100%
Jumlah
18% responden menjawab Syariah, 72% responden menjawab akhlak, dan 10% menjawab muamalah. Berdasarkan tabel diatas, jawaban yang diberikan responden dalam hal kecenderungannya terhadap materi yang pernah disiarkan ternyata mayoritas pernah mendengarkan akhlah yang disampaikan oleh sipenceramah. Hal ini
menunjukan bahwa sesuai dengan tujuan siaran SOS yakni menjadikan generasi muda yang islami dan berakhlak mulia. Respon pengisi acara terhadap pendengar yang ikut interakrif dalam siaran SOS dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Respons Pengisi Acara SOS terhadap Pendengar No
Respon pengisi acara
F
Prosenase
1
Baik
65
96%
2
Cukup
3
4%
3
Tidak baik
0
0%
68
100%
Jumlah
Sebanyak 96% menjaab baik, 4% menjawab cukup dan 0% menjawab tidak baik. Berdasarkan keterangan diatas bahwa 96% menjawab baik, karena pihak penyelenggara program tersebut tidak ingin mengecewakan pendengar, terutama yang ingin serta interaktif dalam siaran SOS. Untuk mengetahui bahasa yang digunakan oleh penceramahdapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13 Bahasa yang digunakan Pengisi Acara No
Bahasa yang digunakan
F
Prosentase
1
Mudah
60
88%
2
Kurang
8
12%
3
Sulit Jumlah
0
0%
68
100%
Sebanyak 88% responden menjawab baik, dan 12% responden menjawab cukup. Berdasarkan keterangan diatas mayoritas pendengar yang pernah ikut interaktif menjawab bahasa yang disampaikan oleh penceramah adalah baik hal itu dikarenakan bahasanya mudah dipahami. Apakah program siaran SOS sudah tepat di siarkan pada pukul 05.0006.00 WIB. Untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel 14 dibawah ini. Tabel 14 Apakah waktu siaran SOS yang digunakan Cukup Efektif No
Keefektifan waktu siaran
F
Prosentase
1
Terlalu singkat
17
25%
2
Cukup
39
57%
3
Terlalu lama
12
18%
68
100%
Jumlah
Sebanyak 17% responden menjawab terlalu singkat, 57% menjawab cukup, dan 18% responden menjawab terlalu lama. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jawaban yang diberikan responden dalam hal cukup efektifkah waktu yang digunakan dalam siaran SOS. Mayoritas responden menjawab cukup terhadap waktu yang digunakan nara sumber dalam siaran SOS. Hal ini karena mereka merasa cukup untuk
memahami materi yang disampaikan nara sumber, namun ada pula sebagian dari responden yang menjawab singkat. Hal ini karena responden merasa waktu yang diberikan kurang karena masih banyak hal yang belum begitu mereka pahami. Dalam
suatu siaran pasti adanya ketertarikan responden dalam
mendengarkan siarannya, untuk lebih rinci mengenai ketertarikan responden terhadap siaran SOS dapat dilihat pada table 15 dibawah ini Tabel 15 Menurut Anda Apakah yang Menarik dari Siaran SOS? Yang menarik dari No
F
Prosentase
43
63%
16
24%
9
13%
68
100%
SOS 1
Materinya praktis Narasumbernya
2 berkualitas Radionya cukup 3 terkenal Jumlah
Sebanyak 63% responden menjawab materinya praktis, 24% responden menjawab nara sumber yang berkualitas, dan 13% menjawab nama radio yang cukup terkenal terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dari tabel diatas, terlihat bahwa jawaban yang diberikan oleh responden dalam hal apa yang menarik dari siaran SOS ialah mayoritas responden menjawab materinya praktis. Hal ini dikarenakan materi yan disampaikan oleh
nara sumber sangat mudah dimengerti dan tidak terlalu memperdulikan siapa nara sumbernya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisa terhada hasil respon pendengar yang interaktif penulis menyimpulkan bahwa: 1. SOS merupakan salah satu program dakwah yang disiarkan oleh radio Mustang 88 FM, diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi terwuudnya kehidupan yang tercermin menurut prinsip-prinsip Al-qur’an dan hadits. SOS adalah siaran keagamaan yang diharapkan di masa depan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap nilai-nilai spiritual yang mungkin sudah tidak terpikir lagi di era globalisasi.Keberadaan siaran SOS di radio Mustang dapat membuktikan bahwa radio Mustang tidak hanya menyiarkan siaran hiburan saja akan tetapi ada siaran agama yang tidak hanya disiarkan pada bulan ramadhan saja melainkan setiap hari. 2. Format dari acara SOS tersebut adalah dialog interaktif , dimana si pendengar dapat bertanya langsung kepada nara sumber melalui faks, telepon, e-mail, dan SMS apabila ada yang belum jelas. 3. Responden memberikan tanggapan positif dari masing-masing pertanyaan yang penulis ajukan dengan menggunakan angket. Baik dari segi materi, metode, bahkan penceramahnya. Ini menunjukan bahwa program dakwah SOS di radio Mustang 88 FM merupakan siaran Dakwah yang sangat menarik bagi pendengar yang ikut interaktif pada acara tersebut. Responden yang sebagian besar adalah remaja, ini membuktikan
kesesuaian dengan apa yang diutarakan oleh koordinator program SOS dalam wawancranya, yang menyatakan bahwa sebenarnya sasaran utama pendengar siaran SOS adalah remaja karena remaja membutuhkan banyak pengetahuan agama, tetapi ini juga tidak menutup kemungkinan bagi pendengar SOS dimanapun berada untuk ikut mendengarkan siaran tersebut.
B. Saran-saran 1. Penulis berharap kepada coordinator keagamaan di radio Mustang agar siaransiaran dakwah di radio khususnya Mustnag dikemas dengan kemasan yang sangat menarik, sehingga para pendengar dapat menyukai siaran dakwah tersebut 2. Bagi nara sumberUntuk jangka panjang siaran SOS dapat disesuaikan dengan kebutuhan pendengar.
Karena bagaimanapun juga terdapat perbedaan
kebutuhan antara para pendengar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Islam. 4. Kepada pemerintah hendaknya memberi dukungan dan aturan main bagi pengelola radio, agar menciptakan iklim persaingan yang kondusif dan memacu kreatifitas insane radio dalam memproduksi acara-acara yang bermutu tinggi, terutama dalam acara keagamaan, yang diharapkan dapat memupuk moral bangsa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke-1. Amin, H.M., Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: Al-Amin Pres, 1997. Amir, Mafrin, Etika Komunikasi dalam Pandangan Islam, Jakarta: Logos, 1999, Cet. Ke-2. Answer dan M. Basiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002, Cet. Ke-1. Ari kunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. Ke-1. Boyd, Andrew, “Jurnalism of Radio and TV News”, New York Press, 3 rd Ed, 1999. Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-4. Daugun, Save D., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997, cet. Ke-1. Darianto S, S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998. DEPDIKBUD RI, 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1997, Cet. Ke-9 2. Perkembangan Media Komunikasi di Daerah, Jakarta: 1999, Cet. Ke-1 Dodi, Modul Penyiaran Kantor Berita Radio 68H, Jakarta: Pustaka Amani Ghazali, M. Bakri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, Cet. Ke-1 Ginting Munthe, Muryanti, Media Komunikasi Radio, Jakarta: Sinar Harapan, Cet ke-1. Gough, Howard, “Planing, Producing thr Radio Programe”, IIBD, Asia Pasific, Institute for Brodcasting Development, Kuala Lumpur, Malaysia, 1999. Kertapati, ton, Dasar-dasar Publisistik, Jakarta: Soerongan, 1996, jilid 3. Kusnadi, wawan, Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, cet. Ke-1. M. Echols, John dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1996, cet. Ke-23.
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, Yogakarta: LKIS, 2004, cet. Ke-1 Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manjemen Dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996, cet. Ke-1. Muis, A., Islam dan Arus Globalisasi dalam Komunikasi Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001, cet. Ke-1. Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Galia Indo, 2004, Cet ke-1. Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, Jakarta: UT, 1997, cet. Ke-3. Rahmat, jalaluddin, Dedi Jalaluddin Malik E.t., Hegemoni Budaya, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1997, cet. Ke-1. Sarjono, Annas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1997, cet. Ke-8. Syamsul, M. Romli, Asep, Jadi Penyiar itu Asyik Lho, Bandung, Nuansa 2007, Cet ke-1. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-ikhlas, 1983. Effendi Onong, Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999, Cet. Ke12. Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet. Ke-3. Walgito, Bimo, Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1997, cet. Ke-1.