ANALISIS DATA SERANGAN OPT KOPI TAHUN 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Ardiyanti Purwaningsih, SP dan Endang Hidayanti, SP
Gambaran Umum Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya, karena berperan penting dalam menyediakan lapangan kerja, sebagai sumber devisa negara dan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Yusdiali, 2008). Pada tahun 2010 luas areal kebun kopi mencapai 1.210.365 Ha dengan produksi 686,92 ton (Ditjenbun, 2013). Salah satu hambatan dalam pelaksanaan budidaya tanaman perkebunan adalah dengan
adanya
gangguan
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan
(OPT)
yang
mengakibatkan rendahnya kwalitas dan produksi yang dihasilkan dan berimplikasi pada rendahnya pendapatan petani, diperkirakan rata – rata 30 % pengurangan hasil dan produk potensial suatu komoditi disebabkan oleh adanya serangan OPT (Kusmiati, 2012). OPT utama pada tanaman kopi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya adalah Hypothenemus hampeii, Hemileia vastatrix, Xylosandrus morigerus, Coccus viridis, dan Cercospora coffeicola. Salah satu kegiatan yang mempunyai arti penting dalam mengendalikan OPT adalah tindakan pengamatan. Pengamatan ini berupa pengumpulan informasi tentang populasi, tingkat serangan, keadaan tanaman, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan OPT. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diambil keputusan tentang tindakan pengendalian OPT yang diperlukan. Mengingat arti penting data dalam PHT maka data serangan OPT dituntut aktual, faktual dan deskriptif. Data kemudian dianalisis secara statistik untuk kebijakan perlindungan tanaman. Pada tahun 2014, pengamatan OPT kopi dilakukan di wilayah kerja BBPPTP Surabaya dan dilakukan setiap Triwulan selama 1 tahun. 1.
Analisis Data Serangan OPT Kopi
Berikut adalah hasil analisis data serangan OPT kopi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya pada tahun 2014 : a.
Tingkat Serangan OPT Tingkat serangan OPT adalah persentase luas areal yang terserang OPT.
Secara keseluruhan, rata-rata tingkat serangan OPT kopi pada tahun ini sebesar 0,74% dan H. hampeii menjadi OPT yang paling tinggi tingkat serangannya dengan
persentase luas serangan mencapai 2,28% diikuti H. vastatrix, X. morigerus, C. viridis dan C. coffeicola dengan persentase luas serangan berturut-turut sebesar 0,90% ; 0,36% ; 0,28% dan 0,20%. Berikut adalah rata-rata tingkat serangan OPT kopi pada masing-masing provinsi yang ada di wilayah kerja BBPPTP Surabaya selama tahun 2014. Tabel 1. Tingkat Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014 No.
Provinsi
Tingkat Serangan (%) H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
OPT Lain
1
Banten
0.04
0.00
0.00
0.00
0.00
0.07
2
Jawa Barat
2.76
4.45
0.00
0.86
0.95
1.03
3
Jawa Tengah
1.73
0.29
0.24
0.29
0.88
0.05
4
DIY
3.73
0.17
0.00
0.00
0.09
0.33
5
Jawa Timur
0.54
0.07
0.15
0.07
0.16
0.27
6
Bali
2.29
0.16
0.00
0.02
0.00
1.35
7
NTB
10.91
5.35
1.54
0.00
0.00
0.00
8
NTT
2.47
0.03
0.79
0.11
0.00
0.02
Total
2.28
0.90
0.36
0.20
0.28
0.40
Gambar 1. Peta Tingkat Serangan H. hampeii pada Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 1, dapat dilihat bahwa H. hampeii menyerang pertanaman kopi di seluruh provinsi yang ada di wilayah kerja BBPPTP Surabaya dengan tingkat serangan rendah hingga tinggi. Tingkat serangan rendah dijumpai di wilayah Provinsi Banten dan Jawa Timur. Tingkat serangan sedang terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Bali dan NTT. Sementara wilayah Provinsi NTB serangan H. hampeii tergolong tinggi dengan persentase tingkat serangan 10,91 %.
Gambar 2. Peta Tingkat Serangan H. vastatrix pada Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 2, terlihat bahwa H. vastatrix ditemukan menyerang pertanaman kopi yang ada di 7 provinsi dari 8 provinsi wilayah kerja BBPPTP Surabaya dengan tingkat serangan rendah hingga tinggi. Tingkat serangan rendah terjadi di Provinsi Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan NTT. Tingkat serangan sedang terjadi di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan tingkat serangan tinggi terjadi di Provinsi NTB dengan persentase tingkat serangan 5,35 %.
Gambar 3. Peta Tingkat Serangan X. morigerus pada Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
X. morigerus ditemukan menyerang pertanaman kopi yang ada di 4 provinsi dari 8 provinsi wilayah kerja BBPPTP Surabaya dengan tingkat serangan rendah dan sedang. Tingkat serangan rendah terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan
NTT. Tingkat serangan sedang terjadi di Provinsi NTB dengan persentase tingkat serangan 1,54 % (gambar 3).
Gambar 4. Peta Tingkat Serangan C. coffeicola pada Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 4, dapat dilihat bahwa C. coffeicola ditemukan menyerang pertanaman kopi yang ada di 5 provinsi dari 8 provinsi wilayah kerja BBPPTP Surabaya dengan tingkat serangan rendah. Kelima provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan NTT.
Gambar 5. Peta Tingkat Serangan C. viridis pada Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 5, terlihat bahwa C. viridis ditemukan menyerang pertanaman kopi yang ada di 4 provinsi dari 8 provinsi wilayah kerja BBPPTP Surabaya dengan tingkat
serangan rendah. Ketiga provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. b.
Fluktuasi Serangan OPT Fluktuasi serangan OPT adalah naik turunnya luas serangan OPT dalam satu
tahun pelaporan. Berikut adalah grafik fluktuasi serangan OPT kopi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya selama tahun 2014.
Luas Serangan (ha)
8.000,00
Fluktuasi Luas Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya selama tahun 2014
6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 H. hampeii H. vastatrik X. morigerus C. coffeicola
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
C. viridis
OPT Lainnya
Triwulan IV
Gambar 6. Grafik Fluktuasi Luas Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 6, secara umum menunjukkan bahwa ada tren penurunan pada Triwulan IV. Puncak serangan terjadi pada Triwulan II dan III. Puncak serangan H. hampeii terjadi pada Triwulan II dimana tanaman kopi sudah mulai muncul buah. c.
Tingkat Pertumbuhan Serangan OPT Tingkat pertumbuhan serangan OPT adalah persentase kenaikan maupun
penurunan luas serangan OPT tahun ini jika dibandingkan dengan luas serangan pada tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, rata-rata tingkat pertumbuhan serangan OPT kopi pada tahun ini mencapai 12,28%. H. hampeii merupakan OPT penting kopi yang paling tinggi tingkat pertumbuhan serangannya dengan angka pertumbuhan mencapai 47,49% diikuti H. vastatrix dan C. viridis dengan angka pertumbuhan berturut-turut sebesar 22,25% dan 0,09%. Sedangkan dua OPT penting yang lain yakni C. coffeicola dan X. morigerus mengalami penurunan serangan dengan angka penurunan serangan berturut-turut sebesar 4,12% dan 3,48%. Berikut adalah pertumbuhan serangan OPT kelapa di masing-masing provinsi yang ada di wilayah kerja BBPPTP Surabaya pada tahun 2014.
Tabel 2. Tingkat Pertumbuhan Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014 No.
Provinsi
Pertumbuhan Serangan (%) H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
OPT lain
-32.14
0.00
0.00
0.00
0.00
33.33
1
Banten
2
Jawa Barat
-7.60
0.96
0.00
-29.33
-19.53
43.22
3
Jawa Tengah
62.25
-21.07
19.65
6.25
35.83
640.44
4
DIY
804.17
-15.29
0.00
0.00
-28.00
-26.68
5
Jawa Timur
7.42
-23.85
-6.32
8.33
-12.44
-31.44
6
Bali
209.92
0.00
0.00
0.00
0.00
60.65
7
NTB
151.14
171.44
507.81
0.00
0.00
-100.00
8
NTT
15.59
-62.74
-27.04
0.00
0.00
-88.16
Total
47.49
22.25
-3.48
-4.12
0.09
11.46
Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa pertumbuhan serangan OPT kopi secara umum mempunyai kecenderungan meningkat, terutama serangan H. hampeii dan H. vastatrix. Peningkatan serangan H. hampeii yang paling tinggi adalah di Provinsi DIY sebesar 804,17%. Sedangkan untuk serangan H. vastatrix peningkatan serangan paling besar terjadi di Provinsi NTB sebesar 171,44%. Tingkat Pertumbuhan Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya tahun 2014 60,00 47,49 40,00 22,25 20,00
11,46 0,09
0,00 -3,48 -20,00
-4,12
H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
OPT Lainnya
Gambar 7. Grafik Tingkat Pertumbuhan Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
Dari gambar 7, terlihat bahwa pertumbuhan serangan H. hampeii tahun 2014 di wilayah kerja BBPPTP Surabaya paling tinggi yaitu 47,49% dan serangan H. vastatrix sebesar 22,25%. Sedangkan penurunan serangan OPT terjadi pada X. morigerus, C. coffeicola dan C. viridis.
d.
Tingkat Pengendalian OPT Tingkat pengendalian OPT merupakan rasio antara luas areal terserang yang
dikendalikan (luas pengendalian) dengan total luas areal terserang. Berikut adalah tingkat pengendalian OPT penting kopi di wilayah kerja BBPPTP Surabaya pada tahun 2014. Tabel 3. Tingkat Pengendalian OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014 Persentase Luas Pengendalian (%) No.
Provinsi H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
OPT lain
1
Banten
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
Jawa Barat
4.03
2.27
0.00
0.00
2.14
0.00
3
Jawa Tengah
23.17
45.18
41.96
42.81
11.03
100.00
4
DIY
3.50
41.67
0.00
0.00
77.78
58.19
5
Jawa Timur
104.14
21.04
27.64
75.61
76.35
46.67
6
Bali
78.15
77.36
0.00
100.00
0.00
75.40
7
NTB
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
8
NTT
16.44
0.00
1.99
0.00
0.00
0.00
Total
25.01
5.85
7.99
17.33
15.82
45.75
Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa 25% luas serangan H. hampeii di wilayah BBPPTP Surabaya dikendalikan dengan berbagai teknik pengendalian, terutama dengan menggunakan agens hayati. Di Provinsi Jawa Timur pengendalian dilakukan tidak hanya pada areal kopi yang terserang, tetapi juga pada areal yang belum terserang (104.14%). Persentase luas pengendalian OPT kopi dapat dilihat pada gambar berikut : Tingkat (Rasio) Pengendalian OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya 45,75
Rasio Pengendalian (%)
50,00 40,00 30,00
25,01 17,33
20,00 5,85
10,00
15,82
7,99
0,00 H. hampeii
H. X. C. C. viridis vastatrik morigerus coffeicola
OPT Lainnya
Gambar 8. Grafik Tingkat Pengendalian OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2014
e.
Ramalan Luas Serangan OPT Ramalan luas serangan OPT adalah prediksi/prakiraan luas serangan OPT yang
akan terjadi pada periode yang akan datang yang merupakan hasil sebuah analisis terhadap data historis serangan OPT selama beberapa tahun terakhir. Analisis peramalan ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows. Berikut adalah prediksi/prakiraan luas serangan dan pertumbuhan serangan OPT kopi pada tahun 2015. Tabel 4. Prediksi Luas Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2015 No.
Provinsi
Prediksi Luas Serangan (%) H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
3.69
0.00
5.25
0.00
0.00
1
Banten
2
Jawa Barat
841.44
1,226.81
263.55
253.41
290.49
3
Jawa Tengah
388.82
111.99
89.28
66.95
319.37
4
DIY
5.84
4.00
0.00
0.00
2.38
5
Jawa Timur
309.22
43.35
46.24
49.33
87.50
6
Bali
835.21
65.92
0.00
3.78
0.00
7
NTB
1,718.37
784.97
276.66
0.00
0.59
8
NTT
1,070.82
3.49
414.00
9.16
0.00
Total
5,173.41
2,240.52
1,094.97
382.63
700.34
Tabel 5. Prediksi Tingkat Pertumbuhan Serangan OPT Kopi di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya Tahun 2015 No.
Provinsi
Prediksi Tingkat Pertumbuhan Serangan (%) H. hampeii
H. vastatrik
X. morigerus
C. coffeicola
C. viridis
55.37
0.00
5.00
0.00
0.00
1
Banten
2
Jawa Barat
-4.43
-13.52
-19.71
-7.10
-4.34
3
Jawa Tengah
-40.72
3.27
-1.45
-39.42
-4.52
4
DIY
-90.93
33.32
0.00
0.00
58.83
5
Jawa Timur
-4.46
6.17
-49.25
15.40
-6.53
6
Bali
-0.82
13.79
0.00
-54.85
0.00
7
NTB
24.68
16.03
42.24
0.00
0.00
8
NTT
-37.84
-82.31
-25.07
-87.50
0.00
Total
-11.86
-3.63
-13.23
-24.63
-4.49
Dari tabel 4 dan 5, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan OPT penting kopi mengalami penurunan serangan pada tahun 2015. Kendati demikian, pada beberapa provinsi, ada beberapa komoditi yang diprediksi mengalami peningkatan serangan meskipun tidak terlalu tajam. Sebagai contoh H. hampeii dan X. morigerus yang diprediksi mengalami peningkatan serangan di Provinsi Banten dan NTB, H. vastatrix
di Provinsi Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan NTB, C. coffeicola di Provinsi Jawa Timur, dan C. viridis di Provinsi DIY.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjenbun, 2013. Kopi Berkelanjutan. http://ditjenbun.deptan.go.id/pascapanen/berita-203-kopi-berkelanjutan-.html. Diakses tanggal 03 April 2015. Kusmiati S, 2012. Teknis Pengamatan OPT. http://pamlinhutbunkng.blogspot.com/2012/11/teknis-pengamatan-opt.html. Diakses tanggal 03 April 2015 Yusdiali W, 2008. Proses Penyangraian Biji Kopi Berkaitan Dengan Suhu dan Lama Waktu yang Digunakan Selama Penyangraian. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skripsi.pdf?seque nce=4. Diakses tanggal 03 April 2015
Penulis 2,
Penulis 1,
Endang Hidayanti, SP NIP. 19710920 200212 2 001
Ardiyanti Purwaningsih, SP NIP. 19791007 200604 2 001
Mengetahui, Koordinator Fungsional,
Kasie Yantekinfo,
Kabid. Proteksi BBPPTP Surabaya
Erna Zahro’in, SP NIP. 197604222006042 001
Warnoto NIP. 196002081983031003
Ir. Anita Lindiati NIP. 96208041989032001