ANALISIS DAN PERANCANGAN WEBSITE PADA MTS WALISONGO SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PEMBELAJARAN
NASKAH PUBLIKASI
disusun oleh
Indra Puji Hartanto 08.11.1999
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2013
ANALYSIS AND DESIGN WEBSITE IN MTS WALISONGO AS AMEDIUM OF INFORMATION AND E-LEARNING ANALISIS DAN PERANCANGAN WEBSITE PADA MTs WALISONGO SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PEMBELAJARAN Indra Puji Hartanto Rum Muhamad Andri Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT In the era of modernization of technology, as one of cardiac information society has been endemic among the general public. Environmental changes are so dynamic is one factor that requires all parties to be able to adapt and move quickly with these conditions. Nation Indonesia will face open competition is the competition that requires intelligence and ability to compete. This provides a positive impact on the advancement of education, as evidenced by the many media information and facilities - facilities that many emerging on the Internet to improve the quality of learning. The web based application is based on the PHP programming language and MySQL as database. In manufacturing, the application is tailored to the needs of the school in general. Of course at first conducted a needs assessment for a school to provide information to do with the web-based. School web application can be used as a tool for service providers and users of information for teachers, staff and employees, and students of a school wherever and whenever they are. Users get all the accurate information because the information provided is always updated. This app would be better if it has a higher data security and additional modules MTs Walisongo located in Batang as one of the educational institutions would require an appropriate learning method for students, currently included in the category of potential schools, which are still relatively many shortcomings / kelemahaan teknologinnya in progress, use of the school website is an appropriate means in progress technology, but the use of the CMS wordpress mistaken for very less, because its use incline to meet the needs instantly. Along MTs Walisongo has yet to have a website as a reference supporting teaching and learning
Keywords: mts, mts Walisongo, Web E-Learning, Web Means the information
1. Latar Belakang Masalah MTs Walisongo terletak di Kabupaten Batang sebagai salah satu lembaga pendidikan tentu membutuhkan sebuah metode pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya, saat ini termasuk dalam kategori sekolah potensial, yaitu masih relatif
banyak
kekurangan/kelemahaan
dalam
kemajuan
teknologinnya,
penggunaaan website sekolah merupakan sarana yang tepat dalam kemajuan teknologi, namun penggunakan CMS wordpress dikira sangat kurang, karena dalam penggunaanya condong kepada pemenuhan kebutuhan secara instant. Serta
MTs walisongo sampai saat ini belum mempunyai website sebagai
penunjang acuan belajar mengajar.
1.1 Rumusan Masalah Bagaimana
merancang
sebuah
website
E-learning,
yang
mampu
menghasilkan metode pembelajaran yang efektif, efisien, dan modern,?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian sarana informasi Secara umum sarana dan prasarana
1
adalah alat penunjang keberhasilan
suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam
rangka
kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana
1
Wijaya kusumah. Pengertian Media Pembelajaran : Http://media-grafika, di akses 27 – 09 – 2012 07:26
adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai berikut : a) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. b) Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa. c) Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin. d) Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku. e) Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin. f) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. g) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya.
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara 2
atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
2.2 Pengertian Pembelajaran online (e-learning)
2
SYAMIRLAODE, Pengertian Sarana Dan Prasarana. http://media-grafika.com/ diakses 07:30 27-09-12
untuk memotivasi para pebelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong terjadinya interaksi, memberikan umpan balik, memfasilitasi belajar kontekstual, dan mendorong selama proses belajar. Berkaitan dengan hal ini, penulis artikel ini kemudian mendeskripsikan prinsip-prinsip teori belajaran dan 3
implementasinya pada Desain Strategi Pembelajaran Online. Ada 3 teori belajar yang penulis kemukakan pada artikel tersebut, yaitu: 1) Behaviorime; 2) Kognitivisme; dan 3) Kontruktivisme. Strategi behaviorisme dapat digunakan untuk mengajar “apa”(fakta), strategi kognitivisme dapat digunakan untuk mengajar “bagaimana” (proses dan prinsip-prinsip) Strategi konstruktivisme dapat digunakan untuk mengajar “mengapa” (tingkat berfikir yang lebih tinggi yang dapat mengangkat makna personal dan keadaan dan belajar kontekstual). Selengkapnya sevagai berikut: 1. Behaviorisme dan Online Learning Behaviorisme memandang fikiran sebagai „kotak hitam” dalam merespon rangsangan yang dapat diobsevasi secara kuantitatif, sepenuhnya mengabaikan proses berfikir yang terjadi dalam otak. Kelompok ini memandang tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur sebagai indicator belajar. Implementasi prinsip ini dalam mendesain strategi Online Learning adalah sebagai berikut: a. Siswa harus diberitahu secara eksplisit outcome belajar sehingga mereka dapat mensetting harapan-harapan mereka dan menentukan apakah dirinya telah mencapai outcome dari pembelajaran online atau tidak. b. Pebelajar harus diuji apakah mereka telah mencapai outcome pembelajaran atau tidak. Ujian online atau bentuk lainnya dari ujian dan penilaian harus diintegrasikan kedalam urutan belajar untuk mencek tingkat pencapaian pebelajar dan untuk memberi umpan balik yang tepat. c. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatkan belajar. 3
Review Artikel “Foundations of Educational Theory for Online Learning” Karya Mohamed Ally dari Athabasca University dalam Terry Anderson & Fathi Elloumi (Eds.). 2004. Theory and Practice of Online Learning. Canada. Athabasca University)
Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai penerapan. d. Pebelajar harus diberi umpan balik sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana melakukan tindakan koreksi jika diperlukan. 2. Kognitivisme dan Online Learning Kognitivisme membagi tipe-tipe pebelajar, yaitu: 1) Pebelajar tipe pengalaman-konkret lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan temantemannya, dan bukan dengan orang-orang dalam otoritas itu; 2) Pebelajar tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan teliti sebelum melakukan tindakan; 3) Pebelajar tipe konsepsualisasi abstrak lebih suka bekerja dengan sesuatu dan symbol-simbol dari pada dengan manusia. Mereka suka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis. 4) Pebelajar tipe eksperimentasi aktif lebih suka belajar dengan melakukan paktek proyek dan melalui kelompok diskusi. Mereka menyukai metode belajar aktif dan berinteraksi dengan teman untuk memperoleh umpan balik dan informasi. Implikasi terhadap Desain Strategi Online Learning adalah sebagai berikut: a. Materi pembelajaran online harus memasukan aktivitas gaya belajar yang berbeda, sehingga siswa dapat memilih aktivitas yang tepat berdasarkan kecenderungan gaya berlajarnya. b. Sebagai tambahan aktivitas, dukungan secukupnya harus diberikan kepada siswa dengan perbedaan gaya belajar. Siswa dengan perbedaan gaya belajar memiliki perbedaan pilihan terhadap dukungan, sebagai contoh, assimilator lebih suka kehadiran instruktur yang tinggi. Sementara akomodator lebih suka kehadiran instruktur yang rendah. c. Informasi harus disajikan dalam cara yang berbeda untuk mengakomodasi berbedaan individu dalam proses dan memfasilitasi transfer ke long-term
memory. d. Pebelajar harus dimotivasi untuk belajar, tanpa memperdulikan sebagaimana efektif materi, jika pebelajar tidak dimotivasi mereka tidak akan belajar. e. Pada saat belajar online pebelajar harus diberi kesempatan untuk merefleksi apa yang mereka pelajari. Bekerja sama dengan pebelajar lain, dan mengecek kemajuan mereka. f. Strategi online yang memfasilitasi transfer belajar harus digunakan untuk mendorong penerapan yang berbeda dan dalam situasi kehidupan nyata. Simulasi situasi nyata, menggunakan kasus kehidupan nyata, harus menjadi bagian dari pelajaran. g. Psikologi kognitif menyarankan bahwa pebelajar menerima dan memproses informasi untuk ditransfer ke long term memory untuk disimpan. 3. Konstruktivisme dan Online Learning Penekanan pokok pada konstruktivis adalah situasi belajar, yang memandang
belajar
sebagai
yang
kontekstual.
Aktivitas
belajar
yang
memungkinkan pebelajar mengkontekstualisai informasi harus digunakan dalam Online Learning. Jika informasi harus diterapkan dalam banyak konteks, maka strategi belajar yang mengangkat belajar multi-kontekstual harus digunakan untuk meyakinkan bahwa pebelajar pasti dapat menerapkan informasi tersebut secara luas. Belajar adalah bergerak menjauh dari pembelajaran satu-cara ke konstruksi dan penemuan pengetahuan. Implementasi pada online learning adalah sebagai berikut: a. Belajar harus menjadi suatu proses aktif. Menjaga pebelajar tetap aktif melakukan aktivitas yang bermakna menghasilkan proses tingkat tinggi, yang memfasilitasi penciptaan makna personal. b. pebelajar mengkonstruksi pengenetahuan sendiri bukan hanya menerima apa yang diberi oleh instruktur. Konstruksi pengetahuan difasilitasi oleh pembelajaran online interaktif yang bagus, karena siswa harus mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan pebelajar lain dan dengan instruktu, dan karena agenda
belajar dikontrol oleh pebelajar sendiri. c. Bekerja dengan pebelajar lain memberi pebelajar pengalaman kehidupan nyata melalui kerja kelompok, dan memungkinkan mereka menggunakan keterampilan meta-kognitif mereka. d. Pebelajar harus diberi control proses belajar. Harus ada bentuk bimbingan penemuan dimana pebelajar dibiarkan untuk menentukan keputusan terhadap tujuan belajar, tetapi dengan bimbingan dari instruktur. e. Pebelajar harus diberi waktu dan kesempatan untuk refleksi. Pada saat belajar online siswa perlu merefleksi dan menginternalisasi informasi. f. Belajar harus dibuat bermakna bagi siswa. Materi belajar harus memasukan contoh-contoh yang berhubungan dengan pebelajar sehingga mereka dapat menerima informasi yang diberikan. g. Belajar harus interaktif dan mengangkat belajar tingkat yang lebih tinggi dan kehadiran sosial, dan membantu mengembangkan makna personal. Pebelajar menerima materi pelajaran melalui teknologi, memproses informasi, dan kemudian mempersonalisasi dan mengkontekstualisasi informasi tersebut. Pada akhir artikel, penulis mengusulkan suatu model, yang didasarkan pada teori pendidikan, yang menunjukan komponen-komponen belajar yang penting yang harus digunakan ketika mendesain materi online. Baik penempatan informasi pada Web maupun link ke sumber-sumber digital lainnya Online Learning.
3. Analisis Sistem Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
4
3.1 Identifikasi Masalah Dalam tahap pengidentifikasian masalah, penulis menggunakan analisis SWOT(Strengths, Weaknes, Opportunities and threats) sebagai dasar untuk 4
Hanif Al Fatta.2007, Analisis &Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern, hal 44
memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih jelas. Dari hasil analisis ini nantinya di rancang sisem yang baru
3.2 Analisis SWOT Dalam analisis SWOT ada 4 pokok analisis a) Analisis Strengths b) Analisis Weekness c) Analisis Opportunity d) Analisis Treats
3.3 Analisis Pengguna Analisis pengguna merupakan menganalisis pengguna sistem dari admin sampai user, dalam sistem ini ada 4 pengguna a) Administrator b) Guru/Pengajar c) Siswa d) Pengunjung/ Pengguna Umum 4. Implementasi Sistem Tahap implementasi (system implementation) sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk pembuatan database, pembuatan program, dan pembuatan layout halaman aplikasi. Adapun tahap implementasi sistem terdiri dari 4 langkah: 1. Instalasi 2. Pelatihan personal 3. Pengujian sistem 4. Pemeliharaan sistem A) Instalasi Instalasi disini dimaksudkan dengan mengupload sistem ke Internet adapun caranya sebagai berikut 1. Akses alamat control panel (cPanel) dan melakukan validasi login untuk dapat masuk ke halaman utama cPanel.
2. Membuat database di cPanel dan melakukan import database website MTs Walisongo dari komputer lokal. 3. Upload file sistem website MTs Walisongo ke web hosting dari komputer lokal. 4. Konfigurasi file koneksi sistem website MTs Walisongo dengan database. 5. Proses upload website e-learning MTs Walisongo telah selesai.
B) Pelatihan Personal Pelatihan personal ada beberapa macam yaitu: a) Pelatihan procedural b) Pelatihan Tutorial c) Pelatihan Langsung C) Pengujian Sistem Pengujian sistem ini menggunakan 2 maca cara pengujian yaitu denagn cara: 1) White Box Testing 2) Black Box Testing D) Pemeliharaan Sistem Pada dasarnya, pemeliharan sistem meliputi pemeliharaan web seperti update, insert, delete dokumen dan gambar. Tidak ada penambahan modul program pada tahapan pemeliharaan sistem ini. Berdasarkan testing dan pembahasan sistem terlihat bahwa secara garis besar fitur-fitur yang ada di dalam website MTs Walisongo Tulis sudah berjalan dengan baik dan benar, berarti sistem sudah mampu memenuhi kebutuhan fungsional yang ada.
5. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan analisis berdasarkan media informasi dan promosi berbasis web yang telah dibuat pada website E-learning MTs Walisongo, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.
Sistem informasi website E-learning MTs Walisongo Tulis merupakan salah satu sarana yang tepat sebagai sarana informasi dan pembelajaran pada MTs walisongo Tulis.
2.
Dengan adanya website E-learning pada MTs walisongo bisa membatu proses belajar dan mengajar untuk meningkatkan mutu sekolah dan pecitraan di kalangan dunia pendidikan
3.
Website E-learning dapat membantu untuk mencapai menjadikan sekolah berstandar nasional dimana salah satu syarat menjadi sekolah berstandar nasional sudah melakukan sistem belajar komputeris
4.
Adanya fasilitas e-learning mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi atau quis kepada siswa
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta Hanif, 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, Yogyakarta: Andi Offset. Andi
Sunyoto,
2007,
AJAX
Membangun
Web
dengan
Teknologi
ASYNCRONOUSE JavaScript dan XML. Dwi Wahyudi, 2003, Membangun Situs Menggunakan PHP Website, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Iskandar, 2009, Panduan Lengkap Internet. Yogyakarta : Andi Offset Jogiyanto H.M, 1989, Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto H.M, 1999, Analisis dan Desain Sistem, Yogyakarta: Andi Offset. Kusrini, 2007, Strategi Perancangan dan Pengolahan Basis Data, Yogyakarta: Andi Offset. Madcom, 2008, Panduan Lengkap Adobe Photoshop CS3 Professional, Yogyakarta: Andi Offset. Madcom, 2011, Mahir Dalam Tujuh Hari Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL, Yogyakarta: Andi Offset. Melwin Syafrizal, 2005, Pengantar Jaringan Komputer, Yogyakarta: Andi Offset. Rahmat Hidayat, 2010, Cara Praktis Membangun Website Gratis, Jakarta: PT Elek Media Komputindo.