ANALISIS DAN PERANCANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN "METODE AL-BASITH" DENGAN LIMA LANGKAH
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Endri Karwandi 11.21.0638
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
ii
ANALYSIS AND DESIGN MULTIMEDIA LEARNING OF READING AL-QUR’AN “AL-BASITH METHODE” WITH FIVE STEPS ANALISIS DAN PERANCANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN "METODE AL-BASITH" DENGAN LIMA LANGKAH Endri Karwandi Dhani Ariatmanto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Development of Information Technology until now growing rapidly along with the discovery and development studies in the field of Information and Communication so as to create the tools that support the development of information technology, ranging from communication systems through direct communication tool as well as two-way (interactive) And this time, every aspect of life has been able to grow rapidly, alongside these developments also with the development of society from a traditional society to a modern society, then automatically the development of society moving towards globalization demands. The main cause is most felt in the change is the aspect of Information Technology, the simplest example of this is when the people who are traditionally first in the achievement of the long-distance information that takes so long, because it was still using the messaging is still simple ie letters, faxes later evolved into the phone and is now at a more modern mobile phones have emerged in a variety of types and advanced features that dominate it. Advancement of science and technology in which there is development of communication technology, has been providing easiness and welfare of human life as well as a means for human perfection as a servant of God and His caliph. Because God has given pleasure to man that grace is the grace complementary religion and enjoyment of science technology. Science and technology are the two figures that can not be separated from one another. Keywords: Information Technology, Interactive, Flash
iii
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Di Indonesia kita telah bertahun-tahun mempelajari dan membaca Al-Qur’an,
tidak kenal golongan, pangkat atau status sosial terutama para orangtua yang sangat mengharapkan anak-anak mereka mampu membaca Al Qur’an sejak mereka kecil. Sehingga tetapi tidak jarang pula dari mereka yang mengeluh karena merasakan hal yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk belajar atau juga mengajarkan membaca Al Qur’an. Mengenai hal ini Allah Ta’ala telah berfirman : Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?(QS : Al Qomar : 40) Dari ayat tersebut diatas munculah metode baru yang disebut dengan Metode Al-Basith yang memegang prinsip sangat mudah, praktis, dan sederhana sesuai dengan makna Kata Al –Basith yang berarti sederhana. Dengan hanya lima langkah dan dalam lima kali pertemuan, seorang yang ingin belajar dari Nol dapat langsung membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar. Pada Langkah I mengenalkan tentang Huruf-huruf Hijaiyyah, pada Langkah II mengenalkan Huruf-huruf Hijaiyyah ketika bersambung, pada Langkah III ditargetkan telah dapat membaca Al-Qur’an akan tetapi belum dengan panjang pendek yang benar, Langkah IV sudah dapat membaca Al Qur’an dengan benar di Langkah V sudah dapat dipastikan mampu membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar.
2.
Landasan Teori
2.1
Tinjauan Pustaka Analisis Dan Perancangan Multimedia Pembelajaran Membaca Al-Qur'an
"Metode Al-Basith" dengan Lima Langkah ini didasari dengan buku yang berjudul “Super Canggih Belajar Baca Al Qur’an dari NOL dengan Metode Al Basith”, diterbitkan tahun 2012 oleh Penerbit Buku Mutiara Media. Buku tersebut ditulis oleh Megah Tinambun, S.Pd.I yang merupakan Staf Pengajar membaca Al Qur’an Majlis Ummahat DEPLU Bintaro Jakarta. Buku “Super Canggih Belajar Baca Al Qur’an dari NOL dengan Metode Al Basith” adalah sebuat buku yang menyajikan metode membaca Al Qur’an secara sederhana sesuai dengan makna kata Al Basith yang berarti sederhana. Metode Al-Basith yang memegang prinsip sangat mudah, praktis, dan sederhana. Dengan hanya lima langkah dan dalam lima kali pertemuan, seorang yang ingin belajar dari Nol dapat langsung membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar. Pada Langkah I mengenalkan tentang Huruf-huruf Hijaiyyah, pada Langkah II mengenalkan Huruf-huruf Hijaiyyah ketika bersambung atau terpisah, pada Langkah III ditargetkan sudah dapat membaca AlQur’an akan tetapi belum dengan panjang pendek yang benar, pada Langkah IV sudah
1
dapat membaca Al Qur’an dengan benar, di Langkah V sudah dapat dipastikan mampu membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar.
2.2
Dasar Teori a.
Sejarah Multimedia
Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synhesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia dimulai pada akhir tahun 1980-an dengan diperkenalkan Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection(AVC). Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada 1994, diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran b.
1
Definisi Multimedia
Multimedia adalah kombinasi dari teks, foto, seni grafis, suara, animasi dan 2
elemen-elemen video yang dimanipulasi secara digital . Definisi yang lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan oleh Hofstetter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan
teks,
grafik,
audio,
gambar
bergerak(video
animasi)
dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi. c.
Unsur-unsur Multimedia 1. Teks Teks merupakan bentuk multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan yang juga berfungsi sebagai pelengkap dari gambar. Sekalipun sebuah gambar mungkin menggambarkan ribuan kata-kata tetapi apabila gambar tersebut tidak lengkap dengan teks atau beberapa kata, maka pesan tersebut akan sulit diterima dan pengenalan gambar tersebut kurang menarik. 2. Gambar Gambar atau grafik merupakan bagian yang penting dalam multimedia, sebab sebuah gambar dapat menggambarkan hiburan maupun kata-kata, alasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau publikasi multimedia adalah karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibanding dengan teks.
1 2
M.Suyanto “Multimedia Alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing” Tahun 2003 Hal. 21 Tay Vaughan “Multimedia : Making It Work, Edisi 6” Tahun 2006 Hal. 3
2
3. Audio Audio dalam sistem komunikasi bercirikan suara, sinyal elektrik digunakan untuk membawa unsur bunyi. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menerangkan sistem – sistem yang berkaitan dengan proses perekaman dan transmisi yaitu sistem pengambilan / penangkapan suara, sambungan 3
transmisi pembawa bunyi, amplifier dan lainnya . 4. Video Video menyediakan sumber daya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia. Ada banyak multimedia creation tool yang memungkinkan anda melakukan timing munculnya objek – objek yang mengsinkronkan dengan musik. Contoh video seperti : live video feds, video tape, video disc, dan digital video. 5. Animasi Animasi artinya menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat metamorfosa dari bentuk 4
semula ke bentuk selanjutnya dalam durasi tertentu . d.
Struktur Multimedia Pembuatan aplikasi multimedia tidak lepas dari penyusunan struktur aplikasi multimedia, karena struktur aplikasi tersebut merupakan titik terpenting untuk membuat hasil aplikasi yang sempurna. Struktur ini berguna untuk memvisualkan seluruh struktur relasional dari aplikasi yang sedang dibangun serta menjelaskan organisasi file dari macromedia sebagai software utama, grafik dan sumber daya yang lain, sehingga tidak hanya memudahkan untuk melakukan revisi pada tiap komponen dalam aplikasi multimedia yang dibutuhkan. Menurut M. Suyanto pada bukunya yang berjudul “ Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran “ (2004,103) menyebutkan ada lima macam struktur
struktur desain untuk membuat aplikasi multimedia,
diantaranya adalah : 1. Struktur Linear 2. Struktur Menu 3. Struktur Hierarki 4. Struktur Jaringan 5. Struktur Kombinasi e.
Metode Pengembangan Multimedia
3
http://ariefimam2.wordpress.com/2012/11/11/unsur-unsur-multimedia/ diakses 20-32013 Jam 10.11 4 P4TK TK dan PLB “Aplikasi Multimedia dalam Desain Pembelajaran”, 2011, Hal. 13
3
Menurut Iwan Binanto (2009) yang mengulas dari pendapat Sutopo (2003) bahwa metodologi pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahapan, yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution. 1. Concept Tahap concept (konsep) adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audience). Selain itu menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dan lain-lain). 2. Design Design (perancangan) adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material atau bahan untuk program. 3. Material Collecting Material Collecting adalah tahap dimana pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dilakukan. Tahap ini dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly. Pada beberap kasus, tahap Material Collecting dan tahap assembly akan dikerjakan secara linear tidak paralel. 4. Assembly Tahap assembly (pembuatan) adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design. 5. Testing Dilakukan
setelah
selesai
tahap
pembuatan
assembly
dengan
menjalankan aplikasi atau program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut juga sebagai tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. 6. Distribution Tahapan dimana aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut.
3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Tinjauan Umum Metode Al-Basith yang memegang prinsip sangat mudah, praktis, dan sederhana
sesuai dengan makna Kata Al –Basith yang berarti sederhana. Dengan hanya lima langkah dan dalam lima kali pertemuan, seorang yang ingin belajar dari Nol dapat langsung membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar. Pada Langkah I mengenalkan
4
tentang Huruf-huruf Hijaiyyah, pada Langkah II mengenalkan Huruf-huruf Hijaiyyah ketika bersambung atau terpisah, pada Langkah III ditargetkan sudah dapat membaca AlQur’an akan tetapi belum dengan panjang pendek yang benar, pada Langkah IV sudah dapat membaca Al Qur’an dengan benar, di Langkah V sudah dapat dipastikan mampu membaca Al-Qur’an dengan Tajwid yang benar.
3.2
Analisis a.
Identifikasi Masalah
Dalam proses penerapannya Metode Al Basith ini masih mengalami beberapa kendala yang menjadi kelemahan dalam Metode Al Basith, terutama dalam desain penyajian materi yang kurang sistematis sehingga justru sulit dipahami oleh pembaca atau pengguna metode Al Basith ini, untuk itu maka penulis perlu melakukan perubahan sistem belajar dengan buku ke model pembelajaran multimedia. Sehingga perlu rancangan sebuah Multimedia Pembelajaran. b.
Analisis Kebutuhan 1. Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras untuk membuat Multimedia Pembelajaran membaca Al-Qur’an metode Al Basith dengan model lima langkah adalah sebagai berikut : a. Intel(R) Core(TM)i3 CPU M370 @2.40GHz (2CPUs) 2.4GHz. b. Memori 2048 MB RAM. c.
HD 762 MB.
Intel(R) HD Graphics (Core i3) 1366 x 768 (32 bit) (60Hz). 2. Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah program yang digunakan untuk pembuatan Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini adalah Sistem Operasi Windows 7, Adobe Flash CS3, Adobe Photoshop CS3, Adobe SoundBooth CS3, CorelDraw12. Perangkat yang dibutuhkan pada saat implementasi yaitu sistem operasi windows dan flash player. 3. Kebutuhan Pengguna Dengan menerapkan Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini mampu membantu anak-anak islam untuk belajar membaca Al Qur’an. Untuk mendapatkan kemudahannya ada hal yang harus dipenuhi oleh pengguna Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith
ini
yaitu
:
Pengguna
harus
memiliki
pengetahuan
dalam
mengoperasikan perangkat keras seperti komputer, notebook, proyektor dan lain sebagainya. c.
Analisis Kelayakan Sistem
5
1. Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi ini digunakan untuk mengetahui apakah teknologi ini nantinya
dapat
diterapkan
dalam
sistem.
Multimedia
Pembelajaran
membaca Al Qur’an Metode Al-basith dirancang dan digunakan melalui komputer atau notebook dengan memanfaatkan teknologi yang ada didalamnya sehingga, Multimedia pembelajaran ini mampu membantu anakanak islam untuk belajar membaca Al Qur’an dengan cepat dan mudah, atau membantu pengajar untuk melaksanakan pengajaran. Pengguna personal komputer atau notebook pada era saat ini sudah mengalami peningkatan yang signifikan sehingga, dari segi teknologi Multimedia pembelajaran membaca Al Qur’an Metode Al-basith ini layak untuk digunakan. 2. Kelayakan Hukum Dari konten yang ada di perancangan Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an Metode Al-Basith ini tidak melanggar hukum karena ini dari konten tidak memberi dampak yang negatif karena tidak mengandung SARA dan tidak membahayakan bagi pengguna. 3. Kelayakan Operasional Dari segi operasional Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini layak diimplementasikan, karena saat ini masyarakat sudah mampu
mengoperasikan
Komputer
dengan
baik
dan
Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith
Multimedia ini mudah
dioperasikan.
4. 4.1
Implementasi dan Pembahasan Implementasi a.
Pengujian
Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembuatan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari perangkat lunak. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun memiliki kualitas. b.
Distribusi
Tahapan ini dimana sebuah aplikasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Multimedia
Pembelajaran
membaca
Al
Qur’an
metode
Al
Basith
direkomendasikan kedalam beberapa bentuk pendistribusian, dapat berupa file didalam harddisk, CD Interaktif berbentuk file exe dan HTML untuk dapat dijalankan pada aplikasi
browser. Dalam
6
pengembangannya Multimedia
Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini baru sampai pada tahap distribusi dalam bentuk file exe, yaitu mengumpulkan file menjadi satu aplikasi. Untuk membuat Installer tersebut penulis menggunakan Software SWFKit Pro 3. 4.2
Pembahasan a.
Pembahasan Listing Program
Dalam pembuatan Multimedia pembelajaran ini dibutuhkan script untuk menganimasikan dan membuatnya lebih interaktif. Berikut adalah script yang digunakan. 1.
Membuat Halaman Penuh Untuk membuat halaman Aplikasi secara penuh atau disebut dengan Full Screen maka digunakan action script sebagai berikut : fscommand("fullscreen","true"); berikut ini adalah gambar Menu Utama yang ditampilkan secara fullscreen.
Gambar Menu Utama 2.
Loading External Movie dan Image Dalam pembuatan aplikasi Multimedia Pembelajaran pada Flash maka Loading External Movie sangat perlu, karena akan lebih memudahkan bagi programmer dalam melakukan proses implementasi rancangan. Loading External Movie memiliki keuanggulan, yaitu ketika ingin mengganti gambar atau movie tidak harus membuka file .fla, tetapi hanya dengan mengganti gambar atau Movie yang lama dengan gambar atau movie yang baru (dengan nama file sama). Konsep load gambar atau movie eksternal dalam flash adalah membuat movie clip kosong yang akan me-load gambar atau movie external menggunnakan function loadMovie dalam action script.
5
Berikut ini beberapa contoh penerapan pada Aplikasi yang dibuat : btnMateri1.onRelease = function(){ loadMovieNum("Materi Langkah I.swf", 0);
5
Sunyoto Andi, Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application, Andi, Yogyakarta, 2010, Hal 73
7
};
Penjelasan action script Function di atas akan dijalankan ketika tombol btnMateri1 diklik. Setelah itu, me-load file “ Materi Langkah I.swf”.
Gambar Materi Langkah 1 hasil Load External Movie Di bawah ini satu contoh action script yang digunakan dalam proses pembuatan, berfungsi me-load movie tanpa harus melakukan klik seperti pada contoh di atas. loadMovie("Tambahan/Jam Digital.swf",_root.mc_jam); File “Jam Digital.swf” di-load dan dimasukan dalam movie clip mc_jam, seperti hasil pada gambar di bawah ini.
Gambar Tampilan Jam Digital hasil Load External Movie 3.
Pembuatan Kuis Pilihan Ganda
6
Kuis pilihan ganda adalah salah satu metode pertanyaan dalam sebuah tes ujian materi tertentu, yang berupa pertanyaan dan disertai gambar lalu peserta tes disuguhkan beberapa pilihan jawaban yang dianggap paling benar. Dalam konsep penerapan kuis pilihan ganda pada flash peserta tes tidak dapat melanjutkan ke soal berikutnya kecuali dapat menjawab pilihan dengan benar.
6
Tutorial Flash: Membuat Kuis Pilhan Ganda_mmursyidpw, 2010.
8
Berikut contoh kuis pilihan ganda yang diterapkan pada latihan Langkah 1 Multimedia Pembelajaran Al Qur’an metode Al Basith beserta action script yang digunakan : stop(); score = 0; startbutton.onPress = function() { nextFrame(); };
Action Script dipakai pada frame pertama pada kuis pilihan ganda. Untuk memulai menjawab kuis maka harus meng-klik tombol mulai sehingga masuk kebagian soal, konsep yang digunakan adalah konsep Next Frame.
Gambar Gambar Latihan Langkah 1 Untuk penggunaan action script dalam kuis pilihan ganda adalah sebagai berikut : stop(); onEnterFrame = function ()
{
skor = +score; }; button_a.onPress = function() { nextFrame(); }; button_b.onPress = function() { score += 20; nextFrame();
9
}; button_c.onPress = function() { nextFrame(); }; button_d.onPress = function() { nextFrame(); };
Pada action script di atas konsep yang diterapkan adalah konsep nextFrame, sehingga setelah memilih salah satu tombol pilihan maka dapat melanjut ke soal berikutnya, namun pada salah satu pilihan akan mendapatkan nilai atau score ketika pilihan benar. Di bawah ini adalah contoh penerapan pada Latihan Langkah 1.
Gambar Gambar Latihan Langkah 1 (bagian soal) 4.
Action Script Exit Action script untuk menuju menu keluar program
Gambar Tombol Exit Untuk menggunakan fungsi tombol exit maka digunakan action script seperti di bawah ini : on(release){ fscommand ("quit"); } b.
Pembahasan Antar Muka
Pembahasan antar muka ini sebagian besar merupakan tujuan dibuatnya sistem Aplikasi Multimedia Pembelajaran Membaca Al Qur’an metode Al Basith.
10
Tampilan antar muka dari perancangan sistem Multimedia Pembelajaran Membaca Al Qur’an Qur’an metode Al Basith adalah sebagai berikut: 1.
Halaman Intro Halaman Intro atau disebut juga halaman opening adalah halaman yang ditampilkan pertama kali dalam sebuah aplikasi multimedia. Biasanya halaman intro berisikan informasi singkat terkait dengan aplikasi yang sedang dijalankan oleh pengguna, namun pengguna dapat men-skip halaman intro apabila sudah dianggap cukup dan tidak memerlukan informasi dari halaman intro. Berikut
di
bawah
ini
adalah
gambar
halaman
intro
Multimedia
Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Bastih.
Gambar Halaman Intro 2.
Halaman Menu Utama Menu utama merupakan tampilan utama Multimedia Pembelajaran apabila proses intro atau opening berhasil dilewati. Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini memiliki lima tombol utama pada halaman menu utama. Hal sesuai dengan konsep metode Al Basith yang memiliki lima langkah pembelajaran. Berikut gambar halaman menu utama Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith.
Gambar Menu Utama 3.
Langkah I
11
Gambar Langkah I bagian Materi 1
Gambar Langkah I bagian Materi 2 4.
Langkah II
Gambar Langkah II bagian Contoh
Gambar Latihan Langkah II 5. Langkah III
12
Gambar Langkah III bagian Materi 1
6. Langkah IV
Gambar Langkah IV bagian Materi 1 7. Langkah V
Gambar Langkah V bagian Materi 1 5.
Penutup
5.1
Kesimpulan Dari penjelasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya sampai pada akhirnya
Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith dapat disimpulkan bahwa : 1.
Multimedia
Pembelajaran
membaca
Al
Qur’an
metode
Al
Basith
menyajikan materi-materi berdasarkan Metode Al Basith sepenuhnya. 2.
Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini dibuat sebagai perubahan model pembelajaran metode Al Basith yang selama ini menggunakan Buku kepada Multimedia Pembelajar Interaktif.
13
3.
Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini juga dirancang untuk mengganti peran pengajar atau guru untuk dapat tidak langsung
mengajar,
namun
dapat
diwakili
dengan
Multimedia
Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini. 5.2
Saran Dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan islam, khususnya
pendidikan anak-anak pada lembaga pendidikan seperti TK, RA, TPA dan lain-lain, maka diharapkan para pendidik atau pengajar dapat memberikan solusi tepat dengan merubah model pembelajaran membaca Al Qur’an dengan lebih menarik dan menyenangkan untuk peserta didik. Berikutnya setelah selesai proses pembuatan Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini yang harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut : 1.
Aplikasi Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith dirancang dengan konsep yang sederhana, tetapi jika kebutuhan hardware dan software yang disarankan tidak terpenuhi, maka aplikasi Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini tidak akan berjalan dengan baik.
2.
Karena keterbatasan kemampuan Penulis dalam desain gambar, maka sebagian dari gambar-gambar yang digunakan adalah
dari gambar-
gambar yang sudah ada dari Internet dan sumber lain. 3.
Harapannya semoga Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Semoga dalam pengembangan Multimedia Pembelajaran membaca Al Qur’an metode Al Basith
ini selanjutnya dapat ditambahkan fitur-fitur lainnya agar aplikasi ini menjadi
semakin menarik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta Hanif, 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi, Andi Offset. Yogyakarta. Fachrudin Imam. 2004, “Tajwid sederhana dan Praktis” Bochum. Fath Khouliy. 1408 H “Qowaaidu At Tartiil”, Wizaarotul ‘Aalam, Jeddah. http://ariefimam2.wordpress.com/2012/11/11/unsur-unsur-multimedia/ diakses 20-3-2013 Jam 10.11. P4TK TK dan PLB. 2011 Aplikasi Multimedia dalam Desain Pembelajaran, Yogyakarta. Suyanto Muhamma.. 2003 Multimedia Alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing, Yogyakarta. Sunyoto Andi. 2010, Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application, Andi Offset, Yogyakarta. Sya’roni Muhammad. 2008, MGMP Pendidikan Agama Islam, “Hukum Bacaan Mad dan Waqaf”. Tay Vaughan. 2006 “Multimedia : Making It Work, Edisi 6”. Tinambun Megah. 2012, Super Canggih Belajar Baca Al Qur’an dari Nol dengan Metode Al-Basith, Yogyakarta. Tutorial Flash. 2010, Membuat Kuis Pilihan Ganda_mmursyidpw.
15