PERANCANGAN DAN PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN MULTIMEDIA LANJUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK WHITEBOARD ANIMATION VIDEO
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Rohmat Dipo Darmawan 11.11.5604
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN MULTIMEDIA LANJUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK WHITEBOARD ANIMATION VIDEO Rohmat Dipo Darmawan, Dhani Ariatmanto Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected],
[email protected]
tulisan, atau informasi tertulis lainnya dan menambahkan unsur suara untuk menghiasinya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan atau informasi tersebut menjadi lebih menarik dan lebih mudah dicerna.
Abstract - Whiteboard animation (animated whiteboard) is where an artist sketching images and text on the blackboard, or perhaps paper or canvas, to describe a particular script or story. Video whiteboard animation is also used to convey ideas, concepts or even can also used to convey an illustration of the material presented by the teacher in learning process. Hopefully activities with the help of visual, written or the information becomes more interesting and easier to digest. The problem in this research is how to make a video using the Advanced Multimedia learning techniques whiteboard animation video simultaneously determine the responses of male and female students to use a whiteboard animation video as a medium of learning. Data collection techniques used in the completion of this study with interviews, discussions, and questionnaire / checklist. Test results to all respondents stated that the video is worth learning is used as a medium of learning in STMIK AMIKOM Yogyakarta and have met the indicators of success with the percentage of 82.38% in the first video or in the excellent category and the percentage of 84.09% in the second video or in the excellent category. This instructional media should be developed further for deeper subject matter. Further research needs to be conducted to determine the effectiveness of video media learning on learning outcomes of male and female students.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk menangkap adanya peluang dengan cara melakukan penelitian, dengan judul Perancangan dan Pembuatan Video Pembelajaran Multimedia Lanjut dengan Menggunakan Teknik Whiteboard Animation Video. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang dapat diangkat adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana cara membuat video pembelajaran Multimedia Lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation video? 2. Bagaimana tanggapan mahasiswa dan mahasiswi terhadap penggunaan video animasi whiteboard sebagai media pembelajaran? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.
Keywords - Whiteboard animation, video, media learning
1. Hanya membahas tentang pembuatan video pembelajaran Multimedia Lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation video.
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
2. Informasi yang disajikan dalam video pembelajaran hanya mencangkup tentang materi multimedia yang diberikan oleh dosen pengampu Multimedia Lanjut.
Pada prakteknya sekarang ini penggunaan video animasi whiteboard sebagai media pembelajaran sudah banyak ditemui di beberapa situs-situs berbagi video seperti Youtube dan Vimeo. Video animasi whiteboard tidak hanya digunakan untuk mendemonstrasikan produk tetapi dapat juga digunakan untuk menyampaikan ide, konsep atau bahkan dapat juga digunakan untuk menyampaikan ilustrasi dari materi yang disampaikan oleh pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
3. Materi Multimedia Lanjut yang disampaikan dalam video pembelajaran ini meliputi bab tentang apa itu multimedia, lalu lintas multimedia, produk multimedia, elemen multimedia, dan penjelasan dari setiap elemenelemen multimedia.
Video ilustrasi merupakan video yang memvisualkan suatu tulisan, lukisan, foto, bahkan gagasan ataupun ide untuk menerangkan dan memperjelas suatu cerita,
5. Mengetahui tanggapan dari responder tentang video yang dibuat oleh penulis, dari segi tampilan dan materi yang disampaikan dalam video tersebut.
4. Video dibuat dengan menggunakan software Adobe Premiere CS 6, Adobe Photoshop CS 6, dan VideoScribe Desktop.
1
atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan sebagainya [1].
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni diharapkan dapat membuat video pembelajaran Multimedia Lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation video, kemudian menerapkan video pembelajaran tersebut sebagai alat untuk membantu anak didik dalam mempelajari mata kuliah Multimedia Lanjut.
2.2 Pengertian Whiteboard Animation Video Whiteboard animation video dikenal dengan banyak nama lain, seperti 'sketch videos', 'doodle videos', 'video scribing' atau 'explainer videos', meskipun begitu, orang lebih nyaman menyebutnya whiteboard animation (animasi papan tulis).
1.5 Metode Penelitian
Whiteboard animation (animasi papan tulis) adalah di mana seorang seniman membuat sketsa gambar dan teks di atas papan tulis, atau mungkin kertas atau kanvas, untuk menggambarkan sebuah skrip tertentu atau narasi.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua metode, yaitu dengan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari metode tersebut.
Sang seniman kemudian merekam sendiri pekerjaannya dari awal hingga akhir dan rekaman kemudian diedit dan dipercepat sehingga gambar dan teks dapat bertepatan dengan apa yang dikatakan dalam narasi yang telah ditentukan.
1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari hasil penelitian untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan. Metode data primer yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.
Pada intinya, animasi papan tulis lebih tepat digambarkan sebagai 'time-lapse' atau 'stop-motion' video, karena, meskipun disebut whiteboard animation (animasi papan tulis) penggunaan animasi dalam video tersebut jarang ditampilkan.
a. Observasi, dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. b. Wawancara, dengan cara melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek penelitian
2.3 Fungsi Whiteboard Animation Video Whiteboard animation (animasi papan tulis) itu memiliki kegunaan hampir tak terbatas, berikut adalah beberapa cara di mana orang menggunakan whiteboard animation (animasi papan tulis) dalam pekerjaan ataupun kegiatan sehari-hari : 1. Whiteboard animation (animasi papan tulis) dimanfaatkan untuk menarik perhatian pengunjung website atau blog. 2. Untuk mempromosikan penawaran afiliasi. 3. Mempromosikan produk atau jasa secara online maupun offline. 4. Menggunakan whiteboard animation (animasi papan tulis) untuk mengajar.
c. Diskusi, dengan mengadakan kegiatan wawancara dan bertukar pikiran mengenai permasalahan dan kondisi yang ada dengan dosen terkait. d. Kuesioner, dengan membuat daftar pertanyaan (angket) yang diajukan kepada responden. Angket atau kuisioner ini digunakan untuk mengetahui ketertarikan pengguna produk (user) pada produk pembelajaran yang telah diujicobakan dan berisi pernyataan-pernyataan mengenai bentuk, tampilan, kedalaman materi, keterbacaan teks, ketepatan urutan penyajian yang berhubungan dengan produk pembelajaran yang dihasilkan. Dalam angket digunakan 4 pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Jawaban “SS” memiliki bobot 4, “S” memiliki bobot 3, “TS” memiliki bobot 2, sedangkan “STS” memiliki bobot 1.
2.4 Perangkat Lunak yang Digunakan Software yang digunakan yaitu Adobe Illustrator CS6 dan Adobe Photoshop CS6 untuk membuat objek grafis yang akan dianimasikan. VideoScribe Desktop digunakan untuk menganimasikan objek yang telah dibuat. Proses penggabungan, editing, dan rendering menggunakan Adobe Premiere Pro CS6.
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan dari pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperi buku, media internet, serta majalah yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
3. Metode Penelitian 3.1 Alat Penelitian
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa komputer desktop pada umumnya. Komputer yang digunakan dengan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:
Menurut Atwi Suparman (2001) pengertian media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang
Berikut adalah hardware yang dibutuhkan dalam penelitian ini: 1.
2
Prosesor AMD Athlon(tm) II X2 245 ~ 2,9GHz
2.
Memori V-Gen DDR3 Single-Channel 2048 Mbytes 3. Motherboard Amd Biostar A780L3C 4. Hardisk Seagate Barracuda ST3320613AS 320 GB 5. Keyboard Genius KB 110 USB 6. Mouse Optik Genius NetScroll 120 USB 7. Speaker Genius S110 8. Monitor LCD LG 17 Inch L1752s Berikut adalah software yang dibutuhkan dalam penelitian ini: 1. Microsoft Windows 7 Ultimate 32 bit 2. Adobe Photoshop CS6 3. Adobe Premiere Pro CS6 4. Adobe Audition CS6 5. Sparkol VideoScribe Desktop
naskah terbentuk, selanjutnya melalui pesan simbolik secara visual dipakai untuk pembuatan storyboard. Masing-masing scene yang ada dibuat untuk menampilkan pesan secara baik. 4.1.2 Konsep Tahap pertama membuat konsep dan ide yang dikembangkan untuk menjadi sebuah alur video pembelajaran. konsep yang dibuat akan disusun dan menjadi sebuah video pembelajaran multimedia lanjut yang utuh dan mudah dipahami. Konsep yang diusung penulis dalam pembuatan video pembelajaran multimedia adalah dengan mengilustrasikan dalam bentuk animasi whiteboard setiap materi yang dipaparkan oleh penulis dalam video pembelajaran, sehingga konten video akan lebih menarik.
3.2 Bahan Penelitian
4.1.3 Tokoh
Bahan penelitian yang akan digunakan oleh penulis mencakup hasil observasi, wawancara, diskusi, dan kuesioner yang telah dilakukan. Bahan-bahan penelitian itu antara lain: 1. Hasil pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran mata kuliah multimedia lanjut di STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2. Hasil yang didapat dari sesi wawancara dan diskusi dengan para ahli media dan dosen yang bersangkutan dengan mata kuliah multimedia lanjut. 3. Data yang didapat dari memberikan pernyataan berupa kuesioner kepada responden terpilih.
Tokoh atau karakter yang diangkat dalam video pembelajaran ini adalah salah satu dosen pengajar multimedia lanjut di STMIK AMIKOM Yogyakarta, beliau adalah bapak Dhani Ariatmanto, M.Kom. Penulis sengaja memilih beliau sebagai karakter dalam video pembelajaran ini dikarenakan beliau merupakan dosen yang terkait dengan video pembelajaran yang penulis buat, sehingga diharapkan target penonton video pembelajaran atau mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta tidak asing lagi dengan karakter dalam video pembelajaran ini. 4.1.4 Naskah
4. Pembahasan 4.1 Alur Pembuatan
Tahap selanjutnya membuat naskah yang merupakan penjelasan tertulis mengenai apa yang diceritakan dalam video pembelajaran. Menurut Daryanto (2010) naskah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan storyboard. Bedanya ialah bahwa urutan penyajian visualisasi maupun audionya sudah pasti dan penuturannya sudah bersifat lebih rinci. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah yaitu : a) Pergunakan gaya bahasa percakapan sehari-hari bukan gaya bahasa sastra. b) Kalimat harus jelas, singkat dan informatif. c) Pergunakan perbendaharaan kata yang sesuai dengan latar belakang audiens. Setelah naskah dan storyboard dibuat maka keduanya digunakan sebagai panduan dalam pembuatan video pembelajaran multimedia lanjut [2].
Dalam pembuatan video pembelajaran terdapat mekanisme secara umum, dapat diuraikan seperti pada gambar 1.1
4.1.5 Storyboard Storyboard merupakan gambaran detail dari cerita. Storyboard berfungsi sebagai gambaran untuk dijadikan acuan saat melakukan pembuatan video pembelajaran. Dalam pembuatan storyboard, penulis menggunakan lay out dari Celtx.
Gambar 1. 1Alur proses pembuatan video pembelajaran 4.1.1 Pra Produksi
4.1.6 Produksi
Pra Produksi disebut juga masa persiapan sebelum membuat video pembelajaran. Disini masa pemilihan dan pembuatan naskah yang akan dibuat video. Setelah
Setelah segalanya sudah siap, pembuatan video pembelajaran sudah bisa dilakukan. Pembuatan video pembelajaran dibantu dengan menggunakan software
3
VideoScribe Desktop dengan dukungan resource atau bahan video dari clip art dan diperlukan storyboard sebagai pegangan pada saat pembuatan alur video.
Kemudian setiap potongan dipadukan dengan hasil rekaman audio atau voiceover. Proses penggabungan antara video dengan voiceover dilakukan berdasarkan acuan pada alur storyboard dan naskah video. b. Transisi gambar Dalam beberapa potongan video, penulis menggunakan efek dip to black dan dip to white sebagai transisi antar potongan video satu dengan video yang lainnya. c. Pemberian efek suara Diperluhkan pemberian efek suara dan musik latar (background music) agar video pembelajaran tidak terkesan kaku dan penonton tidak cepat bosan jika hanya mendengarkan suara dari voiceover. Dalam video kali ini, penulis memberikan musik latar dengan judul Venice Beach dan Shoo Fly.
4.1.7 Animate Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian setiap objek yang dibuat. Pada tahapan ini mencangkup proses drawing, morph, dan move in. Proses drawing merupakan proses menggambar objek dalam video whiteboard dengan menggunakan spidol atau pensil sehingga kemunculan objek terlihat alami. Berbeda dengan drawing, proses morph atau morphing merupakan proses perubahan dari satu objek ke bentuk objek lainnya, sehingga kemunculan objek selanjutnya merupakan hasil dari perubahan wujud objek sebelumnya. Selanjutnya proses move in merupakan proses menampilkan objek dengan menggunakan tangan, sehingga tidak perlu digambar.
4.1.11
Setelah proses produksi digabungkan dengan voiceover dan diberikan beberapa efek suara pada bagian paska produksi, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan proses rendering pada video. Rendering ini berguna untuk menghasilkan video klip secara utuh.
4.1.8 Record Audio Pada tahapan record audio merupakan proses rekaman suara dari voiceover yang nantinya akan digunakan sebagai pengisi suara dari karakter Dhani. Proses rekaman suara dilakukan di studio rekaman sehingga dapat memperoleh kualitas suara yang baik dan mengurangi noise yang menggangu. Dari proses rekaman ini dihasilkan 2 buah file audio yang nantinya akan diproses lagi pada tahap paska produksi bersama video animasi whiteboard yang telah dibuat.
4.2 Hasil Pengujian Uji coba terbatas atau uji kelompok kecil ini dilaksanakan pada tanggal 9 desember 2014. Pada tahap ini, jumlah responden yaitu 11 orang mahasiswa mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta dengan mata kuliah konsentrasi multimedia lanjut semester 4 tahun ajaran 2012/2013. Dalam uji kelompok kecil ini, kuisioner atau angket adalah tanggapan tentang isi video pembelajaran.
Tabel 1. 1 Hasil record audio
No.
Nama file
Ekstensi
Ukuran
1.
Voiceover Video 1
.mp3
12.9 Mb
2.
Voiceover Video 2
.mp3
39.2 Mb
4.2.1 Analisis Data Angket Setelah data diperoleh, kemudian data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Prosesentase Video Pembelajaran 1: Pengenalan Multimedia Setelah dilakukan rekapitulasi data uji kelompok kecil, jumlah skor yang dicapai oleh 11 mahasiswa pada video 1 adalah 145. Sedangkan jumlah skor maksimum didapatkan dengan cara sebagai berikut:
4.1.9 Paska Produksi Tahap ini merupakan bagian terakhir dari rangkaian proses pembuatan video pembelajaran multimedia lanjut. Tahap ini dilakukan setelah tahap produksi selesai dilakukan. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, hingga pemberian suara dan musik latar. 4.1.10
Rendering
Jumlah skor maksimum = Jumlah item * Jumlah responden * Jumlah skor maksimum untuk satu item Diketahui : Jumlah item =4 Jumlah responden = 11 Jumlah skor maksimum untuk satu item =4
Editing
Tahap editing adalah proses penyatuan materi untuk diedit dengan menggunakan software Adobe Premiere Pro sehingga menghasilkan video pembelajaran yang menarik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengeditan yaitu : a. Pemotongan gambar Proses pemotongan gambar dilakukan dengan menggunakan razor tool, dan selection tool.
Jumlah skor maksimum
4
= 4 x 11 x 4 = 176
Dengan demikian besar prosentase didapat dengan sebagai berikut:
digunakan juga dalam materi mata kuliah lainnya agar kemandirian mahasiswa dapat diterapkan. Daftar Pustaka [1] Atwi Suparman. M. 2001. Desain instruksional. Jalarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. [2] Daryanto. 2013. MEDIA PEMBELAJARAN Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : GAVA MEDIA. [3] Vaughan, Tay 2004. Multimedia : Making it Work, Sixth Edition. Yogyakarta : Andi. [4] Riduan. 2008. Dasar-dasar Statistik. Bandung : Alfabeta [5] Ali, Mohammad. 1998. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. [6] Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. [7] Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI. [8] Sudjana, Rivai. 1992. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers. [9] Suyanto, M. 2005. MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi.
Hasil prosesntase Video Pembelajaran 1: Pengenalan Multimedia Prosentase 82,38% termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Prosesentase Video Pembelajaran 2: Elemen-elemen Multimedia Setelah dilakukan rekapitulasi data uji kelompok kecil, jumlah skor yang dicapai oleh 11 mahasiswa pada video 2 adalah 148. Sedangkan besar prosentase didapat dengan cara sebagai berikut.
Hasil prosesntase Video Pembelajaran 2: Elemen-elemen Multimedia Prosentase 84,09% termasuk dalam kategori sangat baik 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan beberapa revisi, media video pembelajaran multimedia lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation videos mendapatkan respon yang “Baik” sebagai media pembelajaran. Media video pembelajaran multimedia lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation videos dikatakan layak untuk dijadikan media pembelajaran untuk mahasiswa dengan mata kuliah konsentrasi multimedia lanjut. Hal ini ditunjukkan oleh: 1. Kalimat yang digunakan bersifat interaktif dan mudah dipahami. 2. Pada uji kelompok kecil didapatkan prosentase 82,38% pada video pertama dan 84,09% pada video kedua. Hal ini menunjukkan bahwa video pembelajaran ini dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran multimedia lanjut.
Biodata Penulis Rohmat Dipo Darmawan, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2014.
5.2 Saran Adapun saran yang disampaikan peneliti antara lain yaitu : 1. Perlu dikembangkan lagi media video pembelajaran multimedia lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation videos untuk materi bahasan yang lebih dalam. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut guna mengetahui keefektivitasan media video pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dan mahasiswi. 3. Pengembangan media video pembelajaran multimedia lanjut dengan menggunakan teknik whiteboard animation videos sebaiknya 5