Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Oktober 2013
Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada Oktober 2013 tumbuh 13,0% (yoy) melambat dibanding pertumbuhan September 2013 (14,6%, yoy), sejalan dengan perlambatan laju pertumbuhan aktivitas ekonomi domestik. Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari penurunan Uang Kuasi berupa simpanan pihak ketiga di perbankan yang tercatat tumbuh 13,4% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan periode sebelumnya (16,0%, yoy). Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut terutama disebabkan oleh pertumbuhan Tagihan Perbankan kepada Perusahaan dan Perseorangan dalam bentuk pinjaman yang diberikan yang melambat dari 20,5% (yoy) pada September menjadi 19,2% (yoy) pada Oktober 2013. Perlambatan laju pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan kebijakan kontraksi moneter melalui peningkatan BI Rate sejak Juni 2013, yang kemudian direspon perbankan melalui peningkatan suku bunga Simpanan dan Kredit. Peningkatan suku bunga simpanan tersebut belum mampu menahan perlambatan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai dampak melemahnya output ekonomi.
Tabel 1. Uang Beredar (dalam triliun Rp) 2013
Uraian
Sep Uang Beredar Luas (M2) Uang Beredar Sempit (M1) Uang Kartal di luar Bank Umum dan BPR Simpanan Giro Rupiah Uang Kuasi Simpanan Berjangka Rupiah Valas Tabungan Rupiah Valas Simpanan Giro Valuta Asing Surat Berharga Selain Saham
3,584.0 867.7 360.1 507.6 2,691.9 1,381.8 1,149.0 232.8 1,069.4 988.9 80.5 240.8 24.4
KOMPONEN UANG BEREDAR % (yoy)
%
Oct *
mtm
3,576.3 856.1 363.8 492.4 2,697.2 1,387.1 1,168.1 219.0 1,069.2 988.1 81.1 240.9 23.0
(0.2) (1.3) 1.0 (3.0) 0.2 0.4 1.7 (5.9) (0.0) (0.1) 0.8 0.0 (5.9)
Sep
14.6 9.1 10.6 8.0 16.0 13.9 11.3 29.1 14.0 12.7 31.9 41.5 112.9
Okt
13.0 10.5 11.6 9.7 13.4 11.0 10.0 16.6 12.5 11.3 29.2 35.0 115.8
Keterangan: Sejak periode data Januari 2012 dilakukan perluasan cakupan BPR melalui penambahan BPR Syariah * Data BPR menggunakan data periode Sep 2013
Tabel 2. Penghimpunan Dana (dalam triliun Rp) DPK Rupiah Giro Tabungan Simpanan Berjangka Valas Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total Giro Tabungan Simpanan Berjangka
Kurs Rp/USD
2013 Sep Okt* 2.853,8 2.850,1 547,1 530,0 1.053,3 1.047,3 1.253,4 1.272,8 591,1 577,2 255,4 254,9 82,0 82,6 253,7 239,7 3.445,0 3.427,3 802,6 784,9 1.135,3 1.129,9 1.507,1 1.512,5
11.613,0
11.234,0
% mtm (0,1) (3,1) (0,6) 1,5 (2,4) (0,2) 0,7 (5,5) (0,5) (2,2) (0,5) 0,4
yoy 10,6 11,0 11,6 9,7 26,4 37,4 29,2 15,7 13,0 18,4 12,7 10,6
Uang Beredar dalam arti luas (M2) merupakan kewajiban perbankan kepada sektor swasta. Komponennya terdiri dari Uang Kartal, Dana Pihak Ketiga dan Surat Berharga selain Saham. M2 pada Oktober 2013 tercatat sebesar Rp3.576,3 triliun, atau tumbuh 13,0% (yoy), melambat dari pertumbuhan September 2013 sebesar 14,6% (yoy). Berdasarkan komponennya, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan Uang Kuasi1 yang melemah dari 16,0% (yoy) pada September 2013 menjadi 13,4% (yoy) pada Oktober 2013 (Tabel 1).
Melemahnya penghimpunan dana masyarakat oleh sektor perbankan tersebut tidak mencukupi kebutuhan transaksi masyarakat sehingga posisi simpanan masyarakat di perbankan pada Oktober 2013 turun 0,5% (mtm), menjadi sebesar Rp3.427,3 T. Jenis simpanan yang mengalami penurunan terutama dalam bentuk Giro dan Tabungan yang masingmasing turun 2,2% (mtm) dan 0,5% (mtm) (Tabel 2).
1 Komponen Uang Kuasi terdiri dari simpanan berjangka (rupiah dan valas), tabungan (rupiah dan valas) dan simpanan giro valas.
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
1
Grafik 1 . Perkembangan Perkembangan pertumbuhan Uang Beredar, Dana, Dana , Kredit dan PDB (%;yoy) % 28
PDB (RHS)
Uang Beredar (M2)
Dana
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UANG BEREDAR % 6,6
Kredit
26
6,4
24
6,2
22
6,0
20
5,8
18
5,6
16
2011
2012
Jul
Sep
Mei
Jan
Mar
Nov
Jul
Sep
Mei
Jan
Mar
Nov
Jul
Sep
5,0
Mei
5,2
10
Jan
5,4
12
Mar
14
2013
Tabel 3. FaktorFaktor -faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar ( dalam triliun Rp R p) 2013
Uraian
Sep Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar Aktiva Luar Negeri Bersih Aktiva Dalam Negeri Bersih Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat Tagihan kepada Pemerintah Pusat Kewajiban kepada Pemerintah Pusat Tagihan Kepada Sektor Lainnya o/w: Tagihan kepada Sektor Swasta Pinjaman yang Diberikan Tagihan Lainnya Lainnya bersih
% (yoy)
%
Oct *
mtm
Sep
Okt
3,584.0
3,576.3
(0.2)
14.6
13.0
972.1 2,611.9 342.4 570.8 228.3 3,382.4
955.9 2,620.4 337.1 572.7 235.5 3,387.1
(1.7) 0.3 (1.5) 0.3 3.2 0.1
(0.4) 21.3 14.6 5.4 (5.9) 22.8
(3.5) 20.5 18.0 5.5 (8.5) 21.5
2,974.2 2,845.8 128.4 35.3
2,982.8 2,854.6 128.2 35.8
0.3 0.3 (0.2) 1.5
20.5 20.8 15.3 56.6
19.2 19.6 11.6 54.9
Tabel 4. Pinjaman yang disalurkan Bank (dalam triliun Rp) 2013
Jenis Valuta Rupiah Valas Jenis Penggunaan KI KMK KK Total
Kurs Rp/USD
% mtm
yoy
Share (%)
Sep
Okt
2.675,9 512,6
2.699,4 493,3
0,9 (3,8)
21,5 25,4
84,6 15,4
748,7 1.522,7 917,2 3.188,4
752,0 1.516,7 923,9 3.192,5
0,5 (0,4) 0,7 0,1
32,5 20,7 16,8 22,1
23,6 47,5 28,9 100,0
11.613
11.234
Pertumbuhan Pertumbuhan penciptaan kredit baru akan mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan Uang Beredar (M2) yang pada Oktober 2013, walau masih tumbuh 19,6% (yoy) tapi melambat dibanding pertumbuhan September 2013 (20,8%, yoy) (Tabel 3). Perlambatan laju pertumbuhan kredit yang merupakan kelompok utama tagihan kepada sektor Perusahaan dan Perseorangan hanya tumbuh 19,2% (yoy), melambat dibandingkan posisi September 2013 yang tumbuh 20,5% (yoy). Perlambatan aktivitas sektor riil yang tercermin dari melambatnya penciptaan nilai tambah atau PDB, telah mempengaruhi permintaan kredit terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) yang memiliki pangsa 47,5% terhadap total kredit. Penyaluran KMK tersebut menurun 0,4% dari bulan sebelumnya. Penurunan KMK tersebut sejalan dengan penurunan simpanan masyarakat dalam bentuk Giro (Tabel 4). Perlambatan laju pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit produktif yang diterima oleh sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Kedua sektor tersebut menguasai pangsa 54,2% terhadap total kredit. Posisi kredit pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan sektor Industri Pengolahan pada Oktober 2013, masing-masing sebesar Rp694,5 T dan Rp535,8 T. Kredit yang disalurkan kepada kedua sektor tersebut masing-masing tumbuh 33,9% (yoy) dan 27,3% (yoy), melambat dibanding September 2013 yang tumbuh, masing-masing 35,4% (yoy) dan 29,3% (yoy) (Grafik 2). Kredit Modal Kerja yang disalurkan pada industri pengolahan bahkan mengalami penurunan sebesar 1,0% dari bulan sebelumnya. Penurunan tersebut mengindikasikan melemahnya kinerja sektor industri pengolahan terkait melemahnya permintaan masyarakat. Sementara itu, sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat, kredit pada sektor properti, yang
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
2
Grafik 2. Pinjaman Kepada Sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan 2013 (t ( triliun Rp) 3.000,0 Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Total Kredit
2.500,0 2.000,0 1.500,0 1.000,0 500,0 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Tabel 5. Kredit Properti (dalam triliun Rp) 2013 Sep Kredit Properti KPR dan KPA
466,5 275,4 274,5 262,5 11,9 121,4 69,7
of which Bank Umum - KPR - KPA Konstruksi Real estate
(%) mtm yoy
Okt* 467,6 276,9 276,0 264,1 11,9 117,4 73,2
0,2 0,6 0,6 0,6 0,0 (3,2) 5,0
29,4 30,7 30,7 30,8 29,8 21,3 39,3
Grafik 3. KPR dan KPA Berdasarkan Kelompok Bank (dalam triliun Rp) 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
2013 Persero
Swasta Nasional
Asing & Campuran
BPD
BPR
Grafik Grafik 4. Posisi Aktiva Luar Negeri Bersih (dalam triliun Rp)
pangsanya terhadap total kredit perbankan sebesar 14,6%, juga mengalami perlambatan. Kredit properti pada Oktober 2013 mencapai Rp 467,6 T, tumbuh 29,4% (yoy) sedikit melambat jika dibanding pertumbuhan September 2013 sebesar 30,6% (yoy). Kredit pada sektor konstruksi bahkan turun 3,2% dari bulan sebelumnya (Tabel 5). Sejalan dengan implementasi penyempurnaan ketentuan Bank Indonesia terkait Loan To Value (LTV) atau Financing To Value (FTV)2 untuk kredit pemilikan properti dan kredit konsumsi beragun properti pada akhir September 2013, penyaluran kredit properti dalam bentuk KPR dan KPA tumbuh melambat dari 31,8% (yoy) pada September 2013 menjadi 30,7% (yoy) pada Oktober 2013 (Tabel 5). Pembiayaan KPR dan KPA tersebut terutama diberikan oleh kelompok bank Persero Rp138,8 T (pangsa mencapai 50,1%), dengan pertumbuhan 41,4% (yoy) melambat dibandingkan periode September 2013 yang tumbuh 43,4% (yoy) (Grafik 3). Disamping perlambatan penyaluran kredit, perlambatan laju pertumbuhan Uang Beredar juga dipengaruhi oleh Aktiva Luar Negeri Bersih yang turun 1,7% (mtm) atau tumbuh negatif 3,5% (yoy). Penurunan Aktiva Luar Negeri Bersih tersebut tidak terlepas dari menurunnya simpanan dana masyarakat dalam valas terutama berupa Simpanan Berjangka valas yang turun 5,9% (mtm) (Grafik 4). Kebijakan kontraksi moneter yang diterapkan oleh BI melalui peningkatan BI Rate mulai direspon oleh perbankan melalui peningkatan suku bunga Simpanan Berjangka dan kredit. Pada Oktober 2013, suku bunga Simpanan Berjangka 1, 3 dan 6 bulan rata-rata masing mencapai 7,1%, 7,0% dan 6,8%, meningkat dibanding September 2013 (tercatat sebesar 6,7%, 6,6% dan 6,4%) (Grafik 5). Peningkatan suku bunga dana belum mampu menahan laju perlambatan penghimpunan dana masyarakat akibat melemahnya output ekonomi.
2
Rasio LTV/FTV adalah angka rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan berupa Properti pada saat pemberian kredit/pembiayaan. Adapun ruang lingkup properti meliputi rumah tapak, rumah susun (apartemen, flat, kondominium dan griya tawang), rumah kantor dan rumah toko.
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
3
Grafik 5 . Perkembangan Perkembangan BI Rate dan Suku Bunga Simpanan Berjangka dan Kredit 7,50
BI Rate
1 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
13
Kredit
12,8 7,00
12,6 12,4
6,50
12,2 6,00
12 11,8
5,50
11,6 Oct
Sep
Jul
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
Feb
Dec
Oct
Nov
Sep
Jul
2012
Aug
Jun
Apr
May
Mar
Jan
11,4 Feb
5,00
Peningkatan suku bunga dana tersebut kemudian mulai diikuti juga dengan peningkatan rata-rata suku bunga kredit dari 12,2% menjadi 12,3% pada Oktober 2013. Menurunnya pertumbuhan kredit yang disalurkan, disaat suku bunga kredit yang sedikit meningkat (relatif sama), juga mengidentifikasikan bahwa perlambatan laju pertumbuhan kredit lebih banyak dipengaruhi oleh melemahnya permintaan sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
2013
Desember 2013 DIVISI STATISTIK MONETER DAN FISKAL DEPARTEMEN STATISTIK
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
4
Lampiran 1. Tabel Uang Beredar dan FaktorFaktor-faktor yang Mempengaruhinya ( Miliar Rp) Rp)
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
5
Lampiran 2. Tabel Dana Pihak Ketiga di Perbankan (Trilliun Rp) Rp) Rupiah Giro Tabungan Simpanan Berjangka Valas Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total Giro Tabungan Simpanan Berjangka
2012 Okt 2.576,3 477,4 938,8 1.160,0 456,6 185,6 63,9 207,2 3.032,9 663,0 1.002,7 1.367,1
Jan 2.680,5 497,5 1.001,3 1.181,6 470,5 207,4 69,6 193,5 3.151,0 704,9 1.070,9 1.375,1
Feb 2.691,6 498,5 994,0 1.199,1 472,7 213,8 70,3 188,6 3.164,2 712,2 1.064,3 1.387,7
Mar 2.721,2 512,1 985,4 1.223,7 472,9 200,4 71,3 201,1 3.194,1 712,5 1.056,7 1.424,8
Apr 2.770,7 542,8 995,6 1.232,3 469,0 200,6 71,7 196,7 3.239,7 743,4 1.067,2 1.429,1
2013 Mei 2.778,7 524,8 998,1 1.255,8 514,5 227,0 72,4 215,1 3.293,3 751,8 1.070,5 1.470,9
Jun 2.770,1 549,8 1.001,5 1.218,8 506,6 215,6 73,5 217,5 3.276,7 765,4 1.075,0 1.436,3
Jul 2.802,9 535,4 1.030,2 1.237,3 525,7 221,5 74,3 230,0 3.328,6 756,9 1.104,4 1.467,3
Aug 2.796,2 533,7 1.029,8 1.232,7 549,2 231,5 76,3 241,4 3.345,4 765,2 1.106,0 1.474,1
Sep 2.853,8 547,1 1.053,3 1.253,4 591,1 255,4 82,0 253,7 3.445,0 802,6 1.135,3 1.507,1
Okt* 2.850,1 530,0 1.047,3 1.272,8 577,2 254,9 82,6 239,7 3.427,3 784,9 1.129,9 1.512,5
Total Kelompok Bank Persero BPD BUSN Asing & Campuran BPR
3.032,9 1.019,2 314,2 1.390,3 266,4 42,9
2.103,9 1.129,3 322,1 322,1 284,5 45,8
1.916,5 1.129,3 322,1 134,7 284,5 45,8
1.848,9 1.129,3 322,1 67,1 284,5 45,8
1.902,1 1.129,3 322,1 120,3 284,5 45,8
3.293,3 1.129,3 322,1 1.511,5 284,5 45,8
3.276,7 1.128,1 323,5 1.499,2 280,4 45,6
3.328,6 1.153,2 315,7 1.527,5 286,4 45,8
3.345,4 1.147,3 312,2 1.554,2 286,0 45,8
3.445,0 1.170,2 338,2 1.588,6 300,5 47,5
3.427,3 1.177,4 326,6 1.582,5 293,3 47,5
DPK
Keterangan: * data BPR menggunakan periode September 2013
Lampiran 3. Pinjaman Perbankan Kepada Sektor Swasta Domestik (Trilliun Rp) Rp) 2012
2013
Okt
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
2.221,7 393,4
2.305,2 412,9
2.344,2 404,7
2.381,7 419,3
2.423,5 433,1
2.481,9 439,1
2.554,3 440,6
2.604,2 453,6
567,5 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 77,2 Pertambangan dan Penggalian 36,9 Industri Pengolahan 98,7 Listrik, Gas dan Air Bersih 44,5 Konstruksi 20,9 Perdagangan, Hotel dan Restoran 102,4 Pengangkutan dan Komunikasi 70,3 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 68,1 Jasa-jasa 48,4 KMK 1.256,3 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 64,0 Pertambangan dan Penggalian 55,1 Industri Pengolahan 322,1 Listrik, Gas dan Air Bersih 18,7 Konstruksi 76,9 Perdagangan, Hotel dan Restoran 416,2 Pengangkutan dan Komunikasi 45,2 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 152,1 Jasa-jasa 106,0 KK 791,2 Total 2.615,1 Kelompok Bank Persero 880,1 BPD 212,7 BSN 1.169,4 Asing & Camp. 304,0 BPR 48,9 Total 2.615,1
592,6 82,9 35,8 104,0 46,3 21,9 107,5 73,3 71,4 49,4 1.300,4 67,5 66,5 336,7 19,5 68,1 434,8 45,5 152,6 109,1 825,2 2.718,1
596,4 83,9 34,7 105,5 46,5 21,6 109,5 74,1 70,4 50,2 1.325,5 68,1 62,4 339,4 23,4 69,3 452,0 45,7 152,9 112,2 827,1 2.748,9
604,1 83,6 36,5 107,2 45,7 21,4 111,0 75,4 71,6 51,7 1.359,7 70,8 65,8 345,1 17,3 72,2 475,6 49,1 157,1 106,9 837,2 2.801,0
610,2 84,9 35,7 108,4 45,7 22,1 113,8 75,9 72,0 51,6 1.397,7 71,8 74,9 347,7 17,7 74,8 489,6 50,6 159,2 111,4 848,7 2.856,6
626,3 85,1 37,1 111,9 46,6 23,3 116,6 78,0 74,9 52,8 1.432,6 75,4 73,5 355,9 21,3 80,0 494,5 53,5 167,0 111,5 862,1 2.921,0
697,9 101,0 37,2 123,5 55,3 29,4 130,8 84,9 75,8 60,1 1.419,4 62,2 70,3 359,9 14,2 80,2 527,7 53,6 169,6 81,7 877,5 2.994,8
927,8 217,7 1.210,8 311,6 50,2 2.718,1
939,6 222,6 1.224,3 310,9 51,6 2.748,9
959,1 226,9 1.244,5 318,0 52,6 2.801,0
981,2 232,9 1.261,1 329,6 51,9 2.856,6
1.007,0 237,9 1.285,8 335,5 54,8 2.921,0
1.049,3 244,3 1.306,0 339,2 56,1 2.994,8
Agt
Sep
Okt
2.617,2 485,1
2.675,9 512,6
2.699,4 493,3
712,9 103,8 37,3 127,3 56,0 29,6 132,3 86,3 79,3 61,0 1.447,8 62,0 64,5 372,0 16,1 82,7 538,1 53,8 173,8 84,8 897,1 3.057,8
725,8 104,5 39,0 131,2 55,7 33,1 133,2 88,4 79,2 61,4 1.473,7 62,9 71,3 386,8 12,2 85,5 537,2 56,9 176,6 84,3 902,8 3.102,3
748,7 105,6 39,2 140,2 58,7 33,0 135,9 92,5 81,0 62,6 1.522,7 68,2 73,2 401,3 14,8 89,7 551,2 58,9 179,5 85,9 917,2 3.188,6
752,0 108,6 38,3 138,4 60,0 29,9 139,8 92,2 82,4 62,4 1.516,7 67,7 69,4 397,4 13,6 88,8 554,7 57,9 179,9 87,2 923,9 3.192,7
1.059,9 249,3 1.334,3 357,1 57,2 3.057,8
1.068,7 251,3 1.351,1 374,1 57,0 3.102,2
1.103,1 256,7 1.384,4 386,5 57,7 3.188,4
1.103,0 260,4 1.395,0 376,3 57,7 3.192,5
Jenis Valuta Rupiah Valas Jenis Penggunaan KI
Keterangan: * data BPR menggunakan periode September 2013
DSta |Divisi Statistik Moneter dan Fiskal
6